• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “Kesaksian Menjerat Miranda” Edisi 30 Januari-5 Februari 2012).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “Kesaksian Menjerat Miranda” Edisi 30 Januari-5 Februari 2012)."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

oleh :

LUTFI BAGUS SETIAWAN

NPM. 0843010194

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

2012

(2)

iii

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJ ALAH TEMPO (Studi Semiotika Pemaknaan Kar ikatur Pada Cover Majalah Tempo

“Kesaksian Menjer at Mir anda” Edisi 30 J anuar i-5 Febr uar i 2012)

Oleh :

LUTFI BAGUS SETIAWAN NPM. 0843010194

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 14 J uni 2012

PEMBIMBING Tim Penguji :

1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si J uwito, S.Sos, M.Si

N.P.T. 3.6704.95.0036.1 N.P.T. 3.6704.95.0036.1 2. Seker tar is

Dr s.Syaifuddin Zuhr i.MSi. N.P.T.3.7006.94.0035.1 3. Anggota

Drs. Kusnar to, M.si NIP. 195808011984021001

Mengetahui, DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Suparwati, MSi NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

ii

Disusun Oleh :

LUTFI BAGUS SETIAWAN NPM. 0843010194

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skr ipsi

Menyetujui,

PEMBIMBING

J uwito, S.Sos, M.Si N.P.T. 3.6704.95.0036.1

Mengetahui, DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Supar wati, Msi NIP 195507.1819.8302.2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

xii

ABSTRAK

LUTFI BAGUS SETIAWAN, PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJ ALAH

TEMPO (Studi Semiotika Terhadap Pemaknaan Karikatur “Kesaksian Menjerat

Miranda” Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 30 J anuari-5 Februari 2012)

Penelitian ini didasarkan pada fenomena bahwa adanya kasus suap cek pelawat

untuk pemenangan Miranda Swaray Goeltom pada pemilihan Gubernur Senior Bank

Indonesia pada tahun 2004 yang telah banyak menyeret nama politisi kondang. Kasus

ini mulai bergulir sejak tahun 2008.

Metode yang digunakan untuk mengetahui makna yang ada adalah dengan

menggunakan analisis semiotik yang termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif.

Disini menggunakan teori semiotik Charles Sanders Peirce, yang membagi tanda

menjadi tiga kategori yaitu : ikon, indeks dan simbol.

Hasil dari penelitian ini, menurut peneliti, adanya usaha dari Miranda untuk

melindungi kejahatan orang lain demi menutupi perannya dalam kasus cek pelawat.

Namun langkah yang diambil salah sehingga menimbulkan kecurigaan yang akhirnya

membuat posisi Miranda tersudut dalam kasus cek pelawat.

Kata kunci :

Karikatur, semiotik, majalah Tempo, kasus cek pelawat, Charles Sanders

Pierce.

ABSTRACT

This research based on the phenomena of that the bribery case traveler's checks

for winning the election of Miranda Swaray Goeltom Senior Governor of Bank

Indonesia in 2004 which has a lot to drag the name of famous politicians. This case

started rolling since 2008.

The method used to determine the meanings is to use a semiotic analysis

included descriptive qualitative research. Here using the theory of semiotics Charles

Sanders Peirce, who divides signs into three categories: icon, index and symbol.

The results of this research, according to researchers, the efforts of Miranda to protect

the crime of others to cover up his role in the case of traveler's checks. However, any

steps taken, giving rise to suspicion that led to the position of being cornered in the case

of Miranda's checks.

Keywords :

caricature, semiotic, Tempo Magazine, cases of travel’s checks , Charles

Sanders Pierce.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji sukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rahmat

dan hidayatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PEM AKNAAN KARIKATUR KESAKSIAN M ENJERAT M IRANDA PADA COVER

M AJALAH TEM PO

(St udi Semiot ik Terhadap Karikat ur “ Kesaksian M enjerat M iranda” Pada Cover M ajalah Tempo Edisi 30 Januari-5 Februari 2012 ).

Pada kesempatan ini juga peneliti ingin menyampaikan banyak terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1.

Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarta MP, selaku rektor UPN “Veteran” Jatim.

2.

Dra. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan FISIP UPN “Veteran” Jatim.

3.

Juwito S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN

“Veteran” Jatim.

4.

Drs. Syaifudin Zuhri, M.Si sebagai Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi

FISIP UPN “Veteran” Jatim.

5.

Juwito S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi Peneliti, Terima Kasih atas

segala waktu, masukan, dan bimbingan Bapak terkait penyusunan skripsi ini.

6.

Seluruh dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staf karyawan FISIP hingga

UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

7.

Kedua orang tua peneliti yang sangat berjasa bagi peneliti. Terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada bapak dan ibu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

v

8.

Irma Yulita teman terbaik dan sangat kusayang yang selama ini sangat membantu

dan memotivasi peneliti sebelum hingga selesainya skripsi ini.

9.

Teman-teman yang membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini: Reni, Tata, Lulut,

Ajeng, Akhmad dan teman-teman AK.UPN Radio dan juga media Ilmu Komunikasi

lainnya, Kinne, Xphose, UPN Tv, dan juga Himakom.

Tak lupa peneliti mengucapkan selamat jalan kepada Alm. Fachrizal Dwi Putra

yang telah meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 2012. Skripsi ini peneliti

dedikasikan bagi almarhum sebagai bentuk persahabatan.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa peneitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu kritik maupun saran selalu peneliti harapkan demi tercapainya hal terbaik

dari skripsi ini. Besar harapan peneliti, semoga penelitian ini dapat memberikan

manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 16 April 2012

Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

x

Gambar 2.2 Model Kategori Tanda Oleh Pierce...52

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir……….………54

Gambar 4.1 karikatur “Kesaksian Menjerat Miranda” dalam kategori tanda Pierce………..66

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar karikatur “KESAKSIAN MENJERAT MIRANDA” pada cover majalah Tempo………...82

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

vi

Halaman

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 14

2.1 Landasan Teori ... 14

2.1.1 Media Cetak ... 14

2.1.2 Majalah ... 14

2.1.3 Cover atau Sampul ... 16

2.1.4 Hukum ... 16

2.1.5 Politik ... 17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

vii

2.1.6 Pembicaraan Politik Sebagai Kegiatan Simbolik ... 18

2.1.7 Seni Dalam Politik ... 19

2.1.8 Konsep Makna ... 20

2.1.9 Pemaknaan Warna ... 23

2.1.10 Konsep Bayangan ... 28

2.1.11 Makna Busana Jas ... 29

2.1.12 Makna Rok Sepan ... 30

2.1.13 Makna Garis ... 30

2.1.14 Makna Sepatu High Heels ... 33

2.1.15 Makna Jejak Sepatu ... 35

2.1.16 Makna Uang Dollar ... 36

2.1.17 Makna Alat Kebersihan ... 37

2.1.18 Makna Lantai ... 38

2.1.19 Makna Dinding ... 39

2.1.20 Makna Jam Tangan ... 39

2.1.21 Makna Rambut ... 40

2.1.22 Karikatur ... 42

2.1.23 Karikatur dalam Media Massa... 43

2.1.24 Karikatur Sebagai Krtik Sosial ... 45

2.1.25 Komunikasi Non Verbal ... 46

2.1.26 Pendekatan Semiotika ... 47

2.1.27 Semiotika Charles S Pierce ... 50

2.2 Kerangka Berpikir ... 52

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

viii

3.3 Definisi Konseptual ... ...57

3.3.1 Ikon (Icon) ... ...57

3.3.2 Indeks (Index) ... ...58

3.3.3 Simbol (Symbol) ... ...58

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 59

3.5 Metode Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data...61

4.1.1 Pemaknaan Terhadap Karikatur “Kesaksian Menjerat Miranda”...61

4.1.2 Majalah Tempo...63

4.2 Penyajian Data...64

4.3 Analisis pemaknaan karikatur “Kesaksian Menjerat Miranda”...67

4.3.1 Ikon...68

4.3.2 Indeks... ...70

4.3.3 Simbol...72

4.4 Makna keseluruhan Pemaknaan Karikatur “Kesaksian Menjerat Miranda” dalam Model Triangle of Meaning Pierce...73

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan...77

5.2 Saran...78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN………...82

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

1

1.1 Latar Belaka ng Masalah

Kehadiran media massa terutama media cetak merupakan penanda awal

dari kehidupan modern sekarang ini. Pesan melalui media cetak diungkapkan

dengan huruf-huruf dan baru menimbulkan makna apabila khalayak berperan

secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media

cetak harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak.

Kelebihan media cetak adalah media ini dapat dikaji ulang, didokumentasiakan,

dan dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik

yang bernilai tinggi. (Effendy, 2000 : 313-314).

Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari komunikator kepada khalayak. beberapa pakar psikologi memandang

bahwa dalam komunikasi anta manusia, maka media yang paling dominan dalam

berkomunikasi adalah panca indra manusia seperti mata dan telinga. Pesan yang diterima panca indra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk

mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan

dalam tindakan. Pesan-pesan media dipenuhi oleh gambar-gambar simbolis yang

memang dirancang untuk mempengaruhi individu dan masyarakat. (Littlejohn,

2009 : 410)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

2

Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi

antar manusia media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca

indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima panca

indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan

menentukan sikapnya terhadap suatu hal sebelum dinyatakan dalam tindakan. Media cetak sebagai salah satu media massa memiliki fungsi utama yaitu

memberikan informasi kepada khalayak. Media cetak khususnya majalah

berbentuk seperti buku, memiliki kualitas yang baik dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga informasi yang terkandung didalamnya dapat

dibaca berulang kali yang mempunyai kualitas permanent sehingga bisa

disimpan dalam waktu yang lama.

Kehadiran media massa merupakan salah satu gejala yang menandai

kehidupan masyarakat modern dalam menyampaikan informasinya, media

mempunyai cara pengemasan yang variatif dan beragam yang disesuaikan

dengan segmentasi, konsumen, orientasi internal diri media itu sendiri dan

banyak faktor-faktor kepentingan yang lain. Media massa merupakan bidang

kajian yang kompleks, media massa bukan berarti hanya suatu variasi media

yang menyajikan informasi kepada khalayak, tetapi khalayak juga yang

menggunakan media massa dengan cara yang beragam. Beberapa orang yang

menggunakan media untuk mendapatkan informasi, ada juga yang menggunakan media untuk mendapatkan hiburan atau mengisi waktu. Media

cetak bisa dipakai untuk mentransmisikan warisan sosial dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Karena memiliki kemampuan membawa pesan yang

(15)

spesifik dengan penyajian yang mendalam. Majalah berbentuk seperti buku

yang mempunyai kualitas permanent sehingga bisa disimpan dalam waktu yang

lama.

Majalah yang ada saat ini, seiring dengan perkembangan jaman telah

mengalami banyak kemajuan. Jika pada mulanya kehadiran majalah dalam

bentuk cetak sederhana, dicetak diatas kertas dengan kualitas apa adanya. Maka

saat ini hadir dalam bentuk dan sajian yang lebih bagus dan menarik. Karena

dicetak dengan kualitas yang tinggi. Macam-macam majalah yang beredar saat ini saangat beaneka ragam seperti majalah anak-anak, remaja, dewasa, olahraga,

keluarga, politik, laki-laki dan perempuan. Semakin banyak jumlah majalah

yang beredar di masyarakat secara otomatis akan membuat pembaca menjadi

selektif dalam memilih majalah sesuai dengan kebutuhan mereka akan

informasi dan hiburan.

Majalah merupakan media yang terbit secara berkala, yang isinya

meliputi bermacam-macam artikel, cerita, gambar dan iklan (Djuroto, 2002:32).

Majalah mempunyai fungsi menyebarkan informasi yang ada disekitar

lingkungan masyarakat. Selain itu, memberikan hiburan baik dalam bentuk

tekstual atau visual seperti gambar kartun maupun karikatur. Dalam buku

Desain Komunikasi Visual, Kusmiati (1999:36), mengatakan bahwa Visualisasi

adalah cara atau sarana untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas

secara visual yang mampu menarik emosi pembaca, dapat menolong seseorang

untuk menganalisa, merencanakan dan memutuskan suatu problema dengan

mengkhayalkannya pada kejadian yang sebenarnya. Media verbal gambar

(16)

4

merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi

bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap

gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki

subjek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah

dikenal (Waluyanto, 2000:128).

Buku yang tesusun dari lembaran kertas berjilid dan berbentuk persegi

panjang itu umumnya kurang menarik, yang menarik yang sering mempesona

justru sampulnya atau biasa disebut cover. Walaupun orang sering mengatakan “ Jangan melihat atau menilai sebuah buku hanya dari sampulnya atau covernya

“,namun kekuatan sampul / cover sebagai daya tarik dari sebuah buku atau

majalah juga tidak dapat dipungkiri. Sampul merupakan bagian yang tidak dapt

dipisahkan dari sebuah buku dan memiliki peranan penting karena pada saat akan

membeli atau membaca buku, yang pertama kali diperhatikan adalah sampul dan

ilustrasi gambarnya. Karena melalui ilustrasi sampul, seorang penulis dapat

menuangkan ide dan kreatifitasnya dari karya sastra yang dihasilkan. Sehingga

sampul buku dibuat untuk membuat calon pembeli atau pembaca tertaik dalam hal

pemahaman pesan.

Cover / sampul juga perlu didesain secara indah dan artistik agar mampu

menarik perhatian khalayak untuk membaca atau membelinya. Pemilihan judul

(teks) harus singkat, mudah dibaca, mudah dimengerti dan secara langsung dapat

menginformasikan isi yang terkandung dalam buku atau majalah tersebut

(Pudjiastuti, 1999 : 29). pada sebuah cover / sampul, ilustrasi digunakan sebagai

gambaran pesan yang tidak terbaca, namun bisa mewakili cerita dalam bentuk

(17)

grafis yang memikat. Meskipun ilustrasi merupakan attention-getter (penarik

perhatian) yang palimg efektif, tetapi akan lebih efektif lagi bila ilustrasi tersebut

juga mampu menunjang pesan yang terkandung dari sebuah cerita. Dengan

ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah

mengingat gambar dari pada kata – kata.

Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial sering kali kita temui

didalam berbagai media cetak, didalam media ini karikatur menjadi cover berita

utama, pelengkap terhadap tajuk rencana, opini, serta artikel pilihan lainnya. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat dikatakan sebagai

penyejuk setelah para pembaca menikmati rubrik-rubrik atau artikel – artikel yang

lebih serius dengan sederet huruf yang cukup melelahkan mata dan pikiran.

Meskipun sebenarnya pesan -pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur

sama seriusnya dengan pesan – pesan yang disampaikan lewat artikel dan berita,

namun pesan – pesan dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang

menghibur. Seringkali gambar terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat

kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau

mempermalukan.

Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahsa simbol

atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan bentuk non verbal

dalam karikatur diarahkan kepada pengembangan interpretasi oleh pembaca

secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang diungkapkan melalui karikatur

tersebut. Dengan kata lain, meskipun dalam suatu karya karikatur terdapat ide dan

(18)

6

pandangan – pandangan seorang karikaturis, namun akan dapat berkembang

secara dinamis, sehingga dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam maknanya.

Memahami makna karikatur sama rumitnya dengan membongkar

makna sosial di balik tindakan manusia, atau menginterpretasikan maksud dari

karikatur sama dengan menafsirkan tindakan sosial. Menurut Heru Nugroho,

bahwa dibalik tindakan manusia ada makna yang harus ditangkap dan

dipahami, sebab manusia melakukan interaksi sosial melalui saling memahami

makna dari masing-masing tindakan (Indarto, 1999 : 1).

Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari unsur

kecerdasaan, ketajaman dan ketepatan berpikir secara kritis serta ekspresif melalui

seni lukis dalam menanggapi fenomena permasalahan yang muncul dalam

kehidupan masyarakat luas, yang secara keseluruhan dikemas secara huoris, tapi terkadang juga tidak terlalu homuris. Dengan demikian memahami karikatur juga

perlu memiliki referensi – referensi sosial agar mampu menangkap pesan yang

ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun metode pengungkapan

kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat bergantung pada isu besar yang

berkembang yang dijadikan headline.

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa cover / sampul yang berbentuk

karikatur merupakan salah satu wujud lambang ( simbol ) atau bahasa visual yang

keberadaanya dikelompokkan kedalam kategori non verbal dan dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ungkapan. Karikatur merupakan

(19)

ungkapan ide dan pesan dari karikaturis kepada publik yang dituju melalui simbol

yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.

Gagasan menampilkan tokoh atau simbol yang realistis diharapkan

membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah dimengerti

dibandingkan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar merupakan pesan

non verbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan tertentu pada

isi pesan. Gambar dalam karikatur sangat berpengaruh, karena gambar lebih

mudah diingat daripada kata-kata, paling cepat pemahamannya dan mudah dimengerti. Karena terkait dengan maksud pesan yang terkandung dalam isi dan

menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar mempunyai kekuatan berupa

fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau perwujudan gambar

menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan. Simbol atau tanda pada

sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat digali kandungan faktualnya.

Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula.

Dimana didalamnya terkandung makna, maksud dan arti yang harus diungkap.

Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud (signal).

Sobur (2003:163) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol adalah sesuatu

yang berdiri atau ada untuk sesuatu yang lain, kebanyakan di antaranya

tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk institusi, ide,

cara berpikir, harapan dan banyak hak lain.

Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar

memiliki makna yang dapat di gali. Dengan kata lain, bahasa simbolis

(20)

8

menciptakan situasi yang simbolis pula. Atau memiliki sesuatu yang mesti di

ungkap maksud dan artinya.

Kasus cek pelawat Pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia

yang melibatkan Miranda Swaray Goeltom dan sejumlah anggota DPR saat ini

masih dalam proses persidangan. Sebanyak 480 lembar cek senilai Rp. 24

miliar sebagian besar mengalir ke 41 anggota DPR periode 1999-2004 dari empat fraksi, antara lain : Golkar, PPP, TNI/Polri, PDIP, dan sisanya pihak lain.

Miranda Swaray Goeltom sendiri baru dijadikan tersangka oleh KPK pada

Januari 2012.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin

oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas Gubernur sebagai pemimpin,

dibantu oleh Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya

empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur Senior selama 5 tahun dan dapat diangkat

kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa

jabatan berikutnya.

Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan

diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur

diusulkan oleh Presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank

Indonesia. (vide Pasal 41 No. 3 tahun 2004 yang mengubah UU No. 3 tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak

dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti

(21)

melakukan tindak pidana, tidak dapat hadir dalam jangka waktu 3(tiga) bulan

berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan

pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan

tetap.

Sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi, Rapat Dewan

Gubernur diselenggarakan sekurang kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, serta sekurang-kurangnya

sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan

moneter atau menetapkan kebijakan lain yang bersifat prinsipal dan strategis.

Pengambilan keputusan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur, atas dasar

prinsip musyawarah demi mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai, Gubernur

menetapkan keputusan akhir.

(http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Dewan+Gubernur)

Dalam pembuatan sebuah buku, kedudukan cover / sampul cukup penting

untuk menarik perhatian khalayak. Gagasan menampilkan tokoh, yang realistis,

diharapkan membentuk suasana emosional, karena gambar lebih mudah

dimengerti dibanding dengan tulisan. Sebagai sarana komunikasi, gambar

merupakan pesan non verbal yang dapat menjelaskan dan memberikan penekanan

tertentu pada isi pesan. Dan peran gambar dalam sampul sangat besar

pengaruhnya karena lebih mudah diingat daripada kata – kata, dan paling cepat untuk pemahaman dan dimengerti maksudnya, karena terkait maksud pesan yang

terkandung dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal sebagian besar

(22)

10

dari khalayak sasaran. Gambar mempunyai kekuatan berupa fleksibilitasnya yang

tinggi untuk menghadirkan bentuk atau perwujudan gambar menurut kebutuhan

informasi visual yang diperlukan.

Simbol – simbol atau tanda – tanda pada sebuah ilustrasi baik itu verbal

maupun visual bukanlah tidak berarti apa – apa, di dalamnya ia mengemban

sebuah makna yang dapat digali kandungan faktualnya atau dengan kata lain

bahasa simbolis tersebut menciptakan situasi yang simbolis pula, artinya penuh

dengan tanda tanya atau hal – hal yang mesti diungkap maksud dan arti yang terkandung dalam simbolnya. Dalam bidan perancangan grafis, kemudian

berkembang menjadi desain komunikasi visual, banyak memanfaatkan daya

dukung gambar sebagai lambing visual, guna mengefektifkan pesan komunikasi

yang terdapat pada ilustrasi sampul. Upaya mendayagunakan lambang visual,

berangkat dari anggapan bahwa bahasa visual memiliki karakteristik bersifat khas

untuk menimbulkan kesan tertentu pada pengamatanya. (http :

//www.fsrd.itb.ac.id/thesis-disertasi/magister-desain-angkatan-2000)

Karena itulah dalam penelitian ini peneliti menaruh perhatian terhadap

pemaknaan karikatur sampul depan majalah “Tempo edisi 30 Januari–5 Februari

2012” dengan judul “Kesaksian Menjerat Miranda”. Karena pada sampul majalah

tersebut digambarkan seorang wanita menggunakan pakaian kantor dan

menggunakan jam tangan di tangan kirinya sedang memegang alat pembersih

lantai. Sosok gambar tersebut membersihkan lantai yang terdapat bekas jejak kaki

yang menggunakan sepatu fantovel dan sejumlah uang Dollar Amerika. Jejak kaki

tersebut mirip jejak kaki pelaku pencurian. Ujug alat pembersih lantai dan

(23)

background gambar berwarna kuning dengan mengambil fokus pada ujung

ruangan.

Hal ini berarti sebuah permasalahan karikatur tersebut mulai di fokuskan

pada sosok ekonom dengan ditunjukkan domisai warna kuning pada sampul

majalah dalam kasus cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Bank

Indonesia. Permasalahan ini juga semakin ditegaskan dengan judul karikatur yang

menggunakan warna merah untuk menegaskan pernasalahan kasus tersebut pada

sosok seorang ekonom. Dari permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengungkapkan makna-makna yang terkandung pada ilustrasi cover

majalah Tempo edisi 30 Januari–5 februari 2012 yang berjudul Kesaksian

Menjerat Miranda.

Tempo merupakan salah satu Majalah yang mempunyai rubrik khusus dalam menyajikan karikatur. Majalah yang terkenal dengan pesan-pesannya yang

kritis ini lebih banyak menyajikan topik-topik dalam bidang sosial politik dalam

setiap kali penerbitannya. Akibat kekritisannya tersebut Majalah Tempo juga

pernah di bredel pada tahun 1982 dan 1994 namun hal ini tidak membuat Tempo

terus tenggelam. Dengan semangatnya untuk memperjuangkan kebebasan Pers,

Tempo berhasil bangkit dan menerbirtkan kembali sirkulasinya pada tahun 1998

dan berhasil menjadi pemimpin untuk industri penerbitan Majalah di Indonesia

serta diterbitkan dengan skala nasional atau beredar diseluruh wilayah Indonesia.

(www.tempointeractive.com).

(24)

12

Melalui pendekatan teori semiotika diharapkan karikatur mampu

diklasifikasikan berdasarkan tanda-tanda visual dan kata-kata yang terkandung

didalamnya. Oleh karena itu, pembahasan ini menggunakan kajian kritis yang

bertujuan untuk mengungkap makna dan tanda-tanda atau simbol yang ada

(Sobur, 2006 : 132).

Dengan pendekatan teori semiotika diharapkan dapat diketahui studi

tentang tanda dan yang berhubungan dengannya, baik tanda verbal maupun tanda

visual untuk mendukung kesatuan penampilan karikatur serta mengetahui muatan isi pesan (verbal dan visual). Selain itu, juga menggunakan warna sebagai acuan

untuk meneliti karikatur karena warna memiliki makna yang bermacam-macam.

Dengan menggunakan metode semiotik dari Charles Sanders Pierce,

maka tanda-tanda pada gambar ilustrasi tersebut dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, yaitu ikon, indeks dan simbol. Dari interpretasi

tersebut, maka dapat diungkapkan muatan pesan yang terkandung dalam ilustrasi

cover depan majalah Tempo edisi 30 Januari-5 Februari 2012.

Peneliti memilih majalah Tempo karena merupakan salah satu majalah

mingguan yang pada umumnya meliput berita dan politik. Pada Majalah Tempo,

terdapat rubrik opini yang menyesuaikan isu-isu hangat tentang politik yang

masih banyak dibicarakan oleh masyarakat luas, salah satunya tentang

tokoh-tokoh politik nasional. Dengan adanya penyampaian pesan lewat karikatur akan

didapatkan presepsi yang berbeda-beda dari khalayak sasaran yang memaknainya.

(25)

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah makna karikatur pada cover majalah Tempo?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan

karikatur pada cover majalah “Tempo”.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis, memberikan makna pada tanda dan lambang

yang terdapat dalam objek untuk memperoleh hasil dari interpretasi data

mengenai pemaknaan ilustrasi sampul depan buku dengan menggunakan metode

semiotik Peirce.

2. Kegunaan praktis, untuk mengetahui penerapan tanda dalam studi

semiotik, sehingga dapat memberi masukan bagi para pembaca buku ini mengenai makna dari karikatur “Kesaksian Menjerat Miranda” pada sampul depan majalah

“Tempo”.

(26)

14

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Media Cetak

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua,

yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak

maupun media massa elektronik merupakan media massa yang banyak

digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial terutama di

masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio,

televisi, film dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan

perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi

jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti

dalam Permana, 2009 : 14).

Media cetak dalam hal ini adalah suatu bentuk media yang statis yang mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran

dengan sejumlah kata, gambaran atau foto dalam tata warna dan halaman

putih (Kasali, 1995 : 99).

2.1.2 Majalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Majalah adalah terbitan

berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, informasi yang

(27)

patut diketahui oleh konsumen pembaca, artikel, sastra, dan sebagainya

yang menurut kala terbitnya dibedakan atas majalah bulanan, majalah

tengah bulanan, majalah mingguan dan sebagainya.

Majalah lazimnya berjilid, sampul depannya dapat berupa ilustrasi

foto, gambar atau lukisan tetapi dapat pula berisi daftar isi atau artikel

utama serta kertas yang digunakan lebih mewah dari surat kabar. Majalah

sebagai salah satu bentuk dari media massa yang sangat perlu diperhatikan

keheterogenan pembaca yang merupakan ciri dari komunikasi massa. Majalah adalah terbitan berkala yang berita bacaannya ditujukan untuk

umum dan ditulis oleh beberapa orang dengan bahasa yang popular

sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.

Menurut Junaedhie ( 1991:54), dilihat dari isinya majalah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Majalah Umum

Majalah yang memuat karangan-karangan, pengetahuan umum,

komunikasi yang menghibur, gambar-gambar, olahraga, film dan

seni.

b. Majalah Khusus

Majalah yang hanya memuat karangan-karangan mengenai

bidang-bidang khusus seperti majalah keluarga, politik dan ekonomi.

(28)

16

2.1.3 Cover a tau Sampul

Cover atau sampul depan merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari sebuah majalah. Karena pada saat kita akan membeli atau membaca

dari sebuah majalah yang diperhatiikan pertama kali adalah sampul dan

ilistrasi gambarnya. Penulis dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya pada ilustrasi sampul. Sampul perlu didesain secara indah dan artistik agar

mampu menarik perhatian khalayak atau pembacanya.

Pemilihan judul atau teks harus singkat, mudah dibaca, mudah dimengerti dan langsung dapat menginformasikan isi yang terkandung di

dalamnya. Pada sebuah sampul, ilustrasi digunakan sebagai gambaran

pesan yang tidak terbaca, namun bisa mewakili cerita dalam bentuk grafis

yang memikat. Ilustrasi efektif digunakan untuk menarik perhatian, namun

akan lebih efektif bila ilustrasi tersebut mampu menunjang pesan yang

ingin disampaikan.

2.1.4 Hukum

Hukum adalah system yang terpenting dalam pelaksanaan atas

rangkaian kekuasaan kelembagaan. Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan

dalam bidang politik, ekonomi, dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan social antar masyarakat

terhadap kriminalisai dalam hukum pidana. Hukum pidana yang berupayakan

cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan

kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan

(29)

memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang

akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali

keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur

persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan

lingkungan peraturan atau tindakan militer. Filsuf Aristoteles ,menyatakan bahwa “Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan

dengan peraturan tirani yang merajalela.

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari system hukum Eropa, hukum agama dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut,

baik perdata mauoun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental,

khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang

merupakan wilayah jajahan denga sebutan Hindia Belanda (

Nederlansch-Indie). Hukum agama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari’at Islam lebih banyak terutama di

bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga

berlaku sistem hukum adat yang diserap dalam perundang-undangan atau

yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari

masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

(http://in.wikipedia.org/wiki.Hukum-Wikipedia/bahasaIndonesia,ensiklopedia bebas.htm) 2.1.5 Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan

dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan

(30)

18

antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal

dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan

secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Ada perbedaan yang besar antara sistem politik Indonesia dan

negara demokratis lainnya di dunia. Diantaranya adalah Majelis

Permusyawaratan Rakyat yang merupakan cirri khas dari kearifan lokal

Indonesia, Mahkamah Konstitusi yang juga berwenang mengadili sengketa

hasil pemilihan umum. Bentuk negara kesatun yang menerapkan prinsip-prinsip federalisme seperti adanya Dewan Perwakilan Daerah, dan sistem

multipartai berbatas dimana setiap partai yang mengikuti pemilihan umum

harus memenuhi ambang batas 2,5% untuk dapat menempatkan anggotanya di

Dewan Perwakilan Rakyat maupun di Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah/DPRD Kabupaten/Kota.

(http://in.wikipedia.org/wiki.politik-Wikipedia/bahasaIndonesia,ensiklopedia bebas.htm)

2.1.6 Pembicaraan Poltik Sebagai Kegiatan Simbolik

Banyak sekali jenis-jenis lambang dalam politik yang telah

berkembang. Ada yang menyangkut pembicaraan mereka yang

melambangkan saling pengertian yang patut dipatuhi orang, yakni hukum,

konstitusi, dan sebagainya. Namun sebagaian besar lambang tersebut

adalah pembicaraan pengaruh yakni, mimbar, slogan, pidato, editorial dan

lain sebagainya (Marliani, 2004 : 27).

Sebagai pengguna dan penafsir lambang, manusia terkadang

irasional dengan menganggap seolah-olah ada hubungan antara suatu

(31)

lambang dengan apa yang dilambangkannya sebagai contoh, warna dalam

konteks perpolitikan dapat dianggap sebagai lambang tertentu yang

dipersepsi sebagai sesuatu yang memiliki daya atau kekuatan tertentu

sehingga pihak-pihak yang berkepentingan merasa perlu melakukan

perang dengan mengadakan warna atau meniadakan warna tersebut. Akhirnya politik kita menjadi sekedar adu warna dan bukan menjadi adu

program politik hal ini sekali lagi membuktikan bahwa sebuah proses

simbolik itu manusiawi dan tidak terhindarkan (Mulyana, 1999 : 80).

2.1.7 Seni dalam Politik

Dalam pembicaraan mengenai kaitan antara seni dan politik, tidak

terlepas tentang peran karya seni tersebut dalam hal ini berupa karikatur

terhadap suatu kesadaran politik pada masyarakat, sebagaimana

kandungan arti dan makna yang terdapat di dalam karya seni itu.

Sebuah karya seni akan dapat menggugah kesadaran pada

masyarakat jika karya seni itu dapat memberikan pengertian tentang apa

yang disampaikan kepada masyarakat tersebut, dan dapat memberikan

pengertian tentang betapa pentingnya arti dari kekuasaan dalam hal ini

berupa demokratisasi politik.

Peran seni sebagai alat politik dapat dilihat melalui pendekatan

kultur dan sosialisasi politik. Sidney Verba, sebagaimana dikutip oleh

Lucian Pye dalam political culture mendeskripsikan kultur politik sebagai

suatu hal yang terjadi dalam sistem kepercayaan-kepercayaan empiris,

(32)

20

simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang membatasi keadaan dalam

mana tindakan politik terjadi. Dengan kata lain, konsep kultur politik

menekankan setiap individu mempunyai suatu jenis orientasi kepada dunia

politik, yang dapat ditunjukan melalui perilaku ataupun hanya sekedar

berpendapat atau bersikap. Sementara itu pendekatan sosialisai politik menekankan untuk membentuk sebuah kultur politik suatu bangsa, ia

mendorong penduduk atau sebagaian penduduk untuk memandang dan

mengalami kehidupan politik dengan sebuah cara yang baru (Brotoseno dalam Marliani, 2004 : 31).

Lewat beberapa analisa diatas, dapat kita jelaskan seni dalam hal

ini berupa karikatur “Kesaksian Menjerat Miranda” pada rubrik opini

majalah Tempo edisi 30 Januari-5 Februari 2012 dalam upaya

mensosialisasikan isyarat-isyarat dan informasi-informasi politik yang

memperkuat atau mengubah pola-pola politik, dimana pesan-pesan yang

disampaikan tersebut diterima dan di interpretasikan dalam lingkungan

sosialnya merupakan suatu bentuk seni yang berperan sebagai alat

sosialsasi politik.

2.1.8 Konsep Makna

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan

kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of

Meaning, (Ogden dan Ricards dalam Kurniawan, 2008 : 27) telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna.

(33)

Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur 2004 :

248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para

ahli filsafat dan para teoritis ilmu sosial selama 2000 tahun silam.

Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan

“ultarealitas”, para pemeikir besar telah sering mempergunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan

mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner.

“tetapi”, kata Jerold Katz dalam Kurniawan, 2008 : 47), “setiap usaha untuk memberikan jawaban yang langsung telah gagal. Beberapa seperti

misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya

memberikan jawaban salah”.

Menurut Devito, makna terletak pada kata-kata melainkan pada

manusia. “Kita” lanjut Devito,menggunakan kata-kata untuk mendekati

makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini secara

sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan.

Demikian pula makna yang didapat pendengar dari pesan-pesan akan

sangat berbeda dengan makna yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi

adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar

dan apa yang ada dalam benak kita.

Ada tiga hal yang dijelaskan para filusuf dan linguis sehubungan

dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal tersebut adalah (1)

menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan secara alamiah,

(34)

22

(3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur,

2004 : 258).

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep

makna. Model konsep makna (Johnson dalam Devito 1997 : 123-125)

sebagai berikut :

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata

melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuik

mendekati makna yang ingin kita komunikasikan, tetapi kata-kata itu tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna

yang kita maksudkan. Komunikasi adalah proses yang kita

gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang ada

dalam benak kita dan proses ini adalah proses yang bisa salah.

2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis, banyak dari kata-kata yang

kita gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari

kata-kata ini dan berubah dab ini khusus yang terjadi pada dimensi

emosional makna.

3. Makna menbutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi

mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal

bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.

4. Penyingkatan berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat

dengan gagasan bahwa acuan tersebut kita butuhkan bilamana

terjadi masalah komunikasi yang akibat penyingkatan berlebihan

(35)

tanpa mengaitkan acuan yang diamati. Bila kita berbicara tentang

cerita, persahabatan, kebahagian, kejahatan dan konsep-konsep lain

yang serupa tanpa mengaitkannnya dengan sesuatu yang spesifik,

kita tidak akan bisa berbagi makna dengan lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas.

Karena itu kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa

menimbulkan masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi.

6. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita

peroleh dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat

kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang

benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang

tetap tinggal dalam benak kita, karenanya pemaknaan yang

sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yang ingin kita capai

tetap tidak pernah tercapai (Sobur, 2003 : 285-289).

2.1.9 Pemaknaan War na

Para teoritis bahasa mengemukakan bahwa kebanyakan kata memiliki makna majemuk. Setiap kata dari kata-kata seperti : merah,

kuning, hitam, dan putih memiliki makna konotatif yang berlainan. Dalam

Roget’s Thesaurus, seperti dikutip Mulyana (2003 : 260-261), terdapat kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam, dalam beberapa kepercayaan

(36)

24

warna-warna seperti warna hitam dan abu-abu memiliki asosiasi yang kuat

dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang bersifat

buruk dan negatif, misal : daftar hitam, dunia hitam, dan kambing hitam.

Sedangkan terdapat sinonim untuk kata putih, dan semua bersifat

positif. Warna putih kebalikan dari warna hitam, putih mewakili sesuatu yang menyenangkan dan mencerminkan segala sesuatu yang yang bersifat

kebaikan, seperti : murni, bersih, dan suci. Jadi kata hitam umumnya

berkonotasi negative dan warna putih berkonotasi positf (sobur, 2001 : 25).

Warna mampu memberikan pemaknaan tentang sesuatu hal,

misalnya warna merah, berarti bisa api atau darah, dibeberapa kata merah

darah lebih tua dibandingkan dengan kata merah itu sendiri, namun di

beberapa bahasa kata merah digunakan pada saat bersamaan menjadi

merah darah. Karena unsur-unsur tersebut, merah dapat diartikan sebagai

hasrat yang kuat dalam hubungannya dengan ikatan, kebenaran dan

kejayaan, namun tak jarang pula warna merah diartikan sebagai suatu

kebencian dan dendam tergantung dari situasi.

Kuning bisa diartikan sebagai sebuah optimis, filosofi dalam

budaya barat. Sedangkan warna ungu menandakan nuansa spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasaran dan keangkuhan. Warna

oranye yang berarti energi, keseimbangan, kehangatan, menekankan pada

suatu produk yang tidak mahal, menurut budaya barat (Mulyana, 2003 :

376).

(37)

Warna menurut Hoed dan Benny Hoedoro 1992. dalam bukunya

“periklanan” memiliki beberapa makna dalam menunjang kegiatan

periklanan karena perpaduan dan kombinasi warna yang menarik akan

mempunyai nilai ketertarikan tersendiri dibenak khalayak, diantaranya :

1. Merah.

Merah merupakan warna power, energi, kehangatan, cinta,

nafsu, agresif, bahaya, kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif,

bersaing, warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat. Sering juga diapresiasikan untuk

menunjuk emosi atau debaran jantung.

2. Oranye.

Oranye merupakan warna energi, keseimbangan, kehangatan,

antusiasme, perluasan, pencapaian bisnis, karir, kesuksesan,

keadilan, penjualan, persahabatan, kesehatan pikiran dan

pengetahuan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu

yang tumbuh, tekanan sosial, modal kecil, murah, ketertarikan

dan independent.

3. Kuning.

Warna kuning ini bersifat menonjol, semangat untuk maju dan toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang,

dermawan, dan sukses. Kuning adalah warna yang berkesan

optimis, dan termasuk pada golongan warna yamg mudah

(38)

26

menarik perhatian. Warna ini dapat digunakan untuk

menaikkan metabolisme.

4. Merah Muda.

Merah muda berarti memiliki asosiasi yang kuat dengan citra,

keberanian dan kesenangan. Ikatan antara merah dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam kebudayaan di bumi.

5. Hijau.

Hijau melambangkan alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan, warna bumi, penyembuhan fisik, kesuksesan

materi, kelimpahan, kesuburan, keajaiban, tanaman dan pohon,

pertumbuhan, pencapaian personal, kebangkitan, jiwa muda,

stabilitas, daya tahan, kesegaran, lingkungan, keamanan,

rujukan, cinta, keseimbangan, ketenangan, harapan,

ketergantungan, dan persahabatan. Warna hijau melambangkan

elastisitas keinginan. Cenderung pasif, bertahan, mandiri,

posesif, susah menerima pemikiran orang lain. Pengaruh dari

warna ini adalah teguh dan kokoh, mempertahankan miliknya,

keras kepala, dan berpendirian tetap.

6. Biru.

Biru melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan,

teknologi, kebersihan, keteraturan, komunikasi, peruntungan

yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi, spiritual,

kelembutan, dinamis, air, laut, kreatifitas, cinta, kedamaian,

(39)

kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari

dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran,

pesan, ide, berbagi, idealisme, empati, dingin, konservatisme,

persahabatan dan harmoni serta kasih sayang, kalem,

ketenangan, menenangkan namunjuga dapat berarti dingin dan depresi. Sebagai dari akibat efek menenangkan, warna biru

dapat membuat orang lebih konsentrasi.

7. Abu-abu.

Abu-abu melambangkan intelek, masa depan, kesederhanaan,

kesedihan, keamanan, reabilitas, kepandaian, tenang, serius,

kesederhanaan, kedewasaan, konservatif, praktis, kesedihan,

bosan, professional, kualitas, diam dan tenang.

8. Putih.

Putih melambangkan positif, ketepatan, ketidak bersalahan,

steril, kematian, kedamaian, pencapaian ketinggian diri,

spiritualitas, kedewasaan, keperawanan atau kesucian,

kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan, cahaya, persatuan,

lugu, murni, ringan, netral dan fleksibel.

9. Hitam.

Hitam melambangkan power, seksualitas, kecanggihan,

kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan,

perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negative, mengikat,

(40)

28

formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam,

kemarahan, harga diri dan ketangguhan.

10. Ungu/Jingga.

Ungu/jingga melambangkan spiritual, misteri, kebangsawanan,

transformasi, kekasaran, keangkuhan, pengaruh, pandangan ketiga, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi,

upacara, kebijakan, pencerahan, arogan, intuisi, mimpi,

ketidaksadaran, telepati, empati, imajinasi, kepercayaan yang dalam, harga diri, indepedensi, kontemplasi dan meditasi,

ambisi, kemewahan, kekayaan, feminim, artistic, kuno dan

romantik.

11. Cokelat

Warna cokelat adalah warna yang kesannya paling dekat

dengan bumi sehingga membuat kita merasa dekat. Cokelat

bisa menjadi sumber energi yang konstan, serta membuat kita

merasa kuat. Warna ini mewakili rasa aman, komitmen dan

kepercayaan. Cokelat juga memberikan rasa nyaman dan

hangat.

2.1.10 Konsep Bayangan

Bayang-bayang terjadi apabila cahaya terhalang sesuatu, maka

terbentuklah bayang-bayang. Cahaya merambat dalam garis lurus. Bila

cahaya terhalang sesuatu maka akan timbulah bayangan. Jika sumber

(41)

cahayanya lemah, seperti matahari pada hari berawan, bayangan tidak

kentara. Ditempat teduh tidak ada bayang-bayang, karena tempat teduh

sudah merupakan bayangan sebuah benda yang menghalangi sinar

matahari. Apabila suatu benda bergerak mendekati cahaya, bayang-bayang

benda tersebut membesar karena benda tersebut menghalangi cahaya menjadi lebih besar, maka bayang-bayang yang timbul pun akan menjadi

makin besar. Dan apabila benda menjauhi cahaya, bayang-bayang benda

itupun menjadi kecil karena benda tersebut hanya menjadi penghalang yang semakin kecil.

2.1.11 Mak na Busana J as

Jas adalah baju resmi (potongan Eropa) berlengan panjang,

berkancing satu sampai tiga, dipakai di luar kemeja.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Dari bahan, warna, potongan, dan kapan dipakainya, pada dasarnya

ada empat macam jenis jas. Yaitu, jas sangat resmi, jas resmi, jas harian,

dan jas santai. Bahan, warna, dan potongan jas yang dipakai bergantung

dari waktu dan tingkat kepentingan peristiwa yang hendak diikuti orang.

(Hardjana, 2008 : 9).

Secara sosial jas pun punya peran sendiri, bukan sekedar benda

berbentuk dan berfungsi. Jas penah menjadi cap status sosial ketika

awalnya diciptakan di akhir abad 17, tapi pada dua abad berikutnya

(42)

30

berubah menjadi lebih aspiratif ketika orang mulai berpakaian dengan

maksud untuk memperlihatkan jati dirinya.

Sepanjang sejarahnya jas berkonotasi dengan perkembangan sosial

dan berasimilasi dengan kebudayaan Eropa sebelum merembas ke belahan

dunia mana saja sekarang ini. Dengan perjalanan yang tidak singkat jas pada akhirnya mengalami keterbatasan dan penyempitan peran. Ia kini

sangat terkait dengan dunia kaum pekerja dan tidak lagi dipakai sepanjang

hari.

http://www.matramagz.com/Main-Things/Style/Jas-Pakaian-Pria-Paling

Abadi.html

2.1.12 Mak na Rok Sepan

Rok merupakan gaun atau baju perempuan bagian bawah

(bawahan), sedangkan rok sepan adalah rok berukuran ketat (pas badan).

Umumnya rok sepan digunakan sebagai bagian dari busana wanita saat bekerja

khususnya yang bekerja di dalam kantor. Rok sepan biasanya dipadukan dengan

atasan berupa blus atau jas.

(http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

2.1.13 Mak na Gar is

Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi tipis

memanjang. Sedangkan Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan

(43)

titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan

sosoknya disebut dengan garis.

Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan

jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa

mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain-lain. Bagi senirupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya senirupa. Garis sering

pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan.

Pentingnya garis sebagai elemen senirupa, sudah terlihat sejak dahulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media

ekspresi senirupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk

obyek-obyek ritual mereka. Sebagai contoh adalah lukisan di dinding gua Lascaux

di Prancis, Leang-leang di Sulawesi, Altamira di Spanyol dan masih banyak

lainnya. Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis

sebagai media komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa Phoenicia

(abad 12 – 10 SM) yang berupa goresan-goresan.Disamping potensi garis sebagai

pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan

bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.

Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan

untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di

sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Sebagai contoh adalah bila

kita melihat garis berbentuk ‘S’, atau yang sering disebut ‘line of beauty’ maka

kita akan merasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Perasaan ini terjadi

(44)

32

karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk-bentuk yang dominan

dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut.

Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus

mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan

keanggunan, gerakan, pertumbuhan. Berikut kami saijkan beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya :

Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.

Ver tikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.

Diagional : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.

Lengkung S : Grace, keanggunan.

Zig-zag : Bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.

Bending up r ight : Sedih, lesu atau kedukaan.

Diminishing Per spective : Adanya jarak, kejauhan, kerinduan dan sebagainya.

Concentr ic Arcs : Perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb.

Pyr amide : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif.

Conflicting Diagonal : Peperangan, konflik, kebencian dan kebingungan.

Spiral : Kelahiran atau generative forces.

Rhytmic horizontals : Malas, ketenangan yang menyenangkan.

Upwar d Swirls : Semangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh.

Upwar d Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme.

Inver ted Per spective : Keluasan tak terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak

terhalang.

(45)

Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat.

Rounded Ar chs : Lengkung bulat mengesankan kekokohan.

Rhytmic Cur ves : Lemah gemulai, keriangan.

Gothic Ar chs : Kepercayaan dan religius.

Radiation Lines : Pemusatan, peletupan atau letusan.

Lebih jauh lagi, garis sesuai fungsinya yang khas, yang mampu membentuk symbol yang memiliki pengertian khusus, sangat menunjang

penggunaannya sebagai elemen symbol. Penggunaan garis sebegai elemen

symbol, pertama kali diperkenalkan oleh Otto Neurath (1882 – 1945) seorang

pengajar dan ilmuwan sosial, yang menamakan symbol tersebut sebagai Isotype.

Kemudian bahasa Isotype ini berkembang dan menjadi salah satu bahasa gambar

yang mampu mewakili berbagai bentuk komunikasi. Dalam perkembangan

selanjutnya bentuk-bentuk simbol ini banyak dipergunakan dalam perancangan

logo dalam upayanya agar mudah diingat dan mempunyai daya komunikasi yang

baik. (www.abangadek-adv.com/index.php)

2.1.14 Mak na Sepatu High Heels

Pada abad-abad yang lampau, hingga sebelum abad ke-19, pada umumnya

orang-orang berkelas rendah berjalan tanpa alas kaki. Sebaliknya, orang-orang

yang berkelas lebih tinggi membedakan dirinya dengan cara menggunakan alas

kaki.

(46)

34

Hal ini ditemukan dalam sejarah Mesir Kuno. Pada Zaman ini kaum

bangsawan menggunakan alas kaki dari potongan kulit. Inilah cikal bakal sepatu.

Adapun sepatu yang bersol karet seperti yang kita kenal sekarang ini baru

diproduksi untuk pertama kalinya pada 1800. Pada 1892 Goodyear membuat

sepatu karet yang kemudian diberi nama Keds, atau yang lebih akrab kita kenal

dengan sebutan “sepatu kets”.

Melompat lebih jauh dari sekadar alas kaki, sepatu untuk kebutuhan

olahraga dibuat pada 1917 ketika Converse memproduk sepatu basket pertama,

Converse All Star. Pada tahun yang sama, sepatu kets menjadi sepatu atletik pertama yang diproduksi secara besar-besaran.

Pada 1924, Adi Dassler mendirikan Adidas yang kemudian memproduksi

sepatu tenis pertama pada 1931. Tidak mau ketinggalan, sepatu sepak bola pun

lahir ketika perusahaan Puma berdiri pada 1948 yang memproduksi sepatu Puma

Atom. Sepatu ini digunakan oleh tim sepak bola Jerman Barat saat itu.

Sedangkan Nike yang terkenal itu menyusul nongol pada 1962. Pada 1985,

Nike menjadi ikon sepatu basket memanfaatkan popularitas sang legenda basket

Chicago Bulls, Michael Jordan.

Dalam sejarahnya, tren sepatu beringsut dari olahraga ke mode. Pada awal

1950-an, sepatu sneakers menjadi tren di kalangan anak muda yang biasanya

memadukan sepatu jenis ini dengan celana jeans. Pada tahun ini juga sepatu

ber-hak tinggi (high heels) yang populer dengan sebutan “stiletto” marak digunakan.

(47)

Pada 1970, sepatu ber-hak setinggi 2 sampai 5 inci diincar oleh para pengikut

mode. Tren sepatu kembali ke era sepatu bersol rata pada 1990 ketika ramai

model persegi dan berwarna. Namun, sepatu ber-hak segera kembali ke

kejayaannya.

Sepatu high heels dengan model wedge shoes (bertumit sebiji) menjadi tren di

kalangan wanita pada era 2006 – 2008. High heels terus menjadi incaran para

wanita yang ingin menonjolkan sisi kecantikan lewat alas kakinya.

(http://www.anneahira.com/sejarah-sepatu.htm)

2.1.15 Mak na J ejak Sepatu

Jejak merupakan bekas tapak kaki atau bekas langkah yang

menunjukkan adanya orang di tanah dan sebagainya. Sedangkan sepatu

merupakan lapik atau pembungkus kaki yg biasanya dibuat dr kulit (karet dsb), bagian

telapak dan tumitnya tebal dan keras. (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

Sepatu adalah suatu jenis alas kaki (footwear) yang biasanya terdiri

bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan lidah. Pengelompokkan sepatu biasanya dilakukan berdasarkan fungsi atau tipenya, seperti sepatu resmi (pesta), sepatu

santai (kasual), sepatu dansa, sepatu olahraga, sepatu kerja, ortopedik dan

minimalis.

Satuan untuk ukuran sepatu mengikuti beberapa standar dan

berbeda di bagian-bagian dunia. Pengukuran ukuran sepatu seseorang biasanya

dilakukan dengan menggunakan piranti Brannock.

(48)

36

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sepatu)

2.1.16 Mak na Uang Dollar

Uang merupakan alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan

hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas,

emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.

Sedangkan mata uang sendiri adalah satuan harga uang atau satuan uang suatu

negara. Biasanya mata uang tiap negara memiliki perbedaan dan mata uang

tersebut dijadikan transaksi barang, jasa dan sebagainya. Tetapi ada juga mata

uang yang dapat menjadi alat transaksi internasional seperti Dollar, Poundsterling

atau Euro. (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

Dolar AS adalah mata uang resmi Amerika Serikat. Dolar AS juga digunakan secara luas di dunia internasional sebagai kurs cadangan devisa di luar

AS. Penerbitan uang dolar AS dikontrol oleh sistem perbankan Federal Reserve.

Simbol yang paling umum digunakan untuk dolar AS adalah lambang dolar ($).

Kode ISO 4217 untuk dolar AS adalah USD; dolar AS juga dirujuk sebagai US$

oleh Dana Moneter Internasional.

AS adalah salah satu dari banyak negara yang menggunakan mata

uang bernama dolar. Beberapa negara lainnya menggunakan dolar AS sebagai

mata uang resmi mereka, dan banyak lainnya yang memperbolehkannya digunakan dalam kapasitas legal de facto. Lihat dolar. Kata buck umumnya

digunakan oleh orang Amerika untuk merujuk kepada satu dolar AS dalam

(49)

percakapan sehari-hari (informal).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Dolar_Amerika_Serikat)

2.1.17 Mak na Alat Keber sihan

Alat-alat kebersihan terdiri dari berbagai macam merek, bentuk,

dan ukuran. Setiap alat kebersihan tersebut pasti telah memiliki fungsi khusus dan

digunakan untuk membersihkan barang tertentu. Alat-alat tersebut telah

diklasifikasikan sesuai dengankegunaanya masing-masing. Misalnya saja alat

kebersihan yang digunakan untuk membersihkan lantai. Pasti sudah ada banyak

sekali alat kebersihan yang berfungsi untuk membersihkan lantai seperti sapu, pel,

vacuum cleaner, dll.

Sementara pel itu sendiri juga masih terbagi menjadi dua jenis yaitu pel kering dan pel basah. Setelah menggunakan pel basah masih diperlukan

kain peresapan untuk pel basah. Tentu ada banyak sekali peralatan kebersihan

yang selalu menemani anda untuk membersihkan rumah anda. Alat kebersihan

tidak hanya memiliki fungsi tunggal untuk membersihkan barang tertentu, tetapi

ada juga alat kebersihan yang memiliki fungsi ganda seperti vacuum cleaner yang

tidak hanya mampu untuk membersihkan debu-debu di lantai tetapi juga mampu

menyedot debu-debu yang ada di sofa dan perabotan yang lain. Peralatan

kebersihan juga masih dibagi untuk alat kebersihan yang digunakan untuk rumah tangga dan perusahaan. Alat kebersihan yang untuk rumah tangga biasanya

(50)

38

berukuran lebih kecil, sementara perusahaan memerlukan peralatan kebersihan

yang lebih besar karena digunakan untuk membersihkan area yang lebih besar.

(http://alatkebersihan.net/alat-alat-kebersihan-yang-paling-umum-digunakan-untuk-kebutuhan-rumah-dan-kantor)

2.1.18 Mak na Lantai

Lantai adalah bagian baw ah (alas, dasar) suatu ruangan at au bangunan

(terbuat dari papan, semen, ubin, dan sebagainya). Biasanya dalam sebuah gedung at au

kant or t erdapat t ingkat annya. (ht tp:/ / bahasa.kemdiknas.go.id/ kbbi/ index.php)

Penomoran lantai merupakan suatu pola yang digunakan untuk

memberi angka pada sebuah bangunan, yang beragam menurut tingkatan "lantai

satu" dan pada nama yang diberikan pada tingkat bawah tanah. Bilangan ruangan

biasanya dimulai dengan bilangan lantai dan biasanya angka pertama dari huruf

menggambarkan lantai. Pada bangunan besar ada 2 aturan yang umum:

1. Bilangan ganjil digunakan untuk satu sisi bangunan dan malah juga untuk yang lain.

2. Digit kedua pada bilangan ruangan menandakan blok atau sayap spesifik dari sebuah bangunan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tingkat_(bangunan))

(51)

2.1.19 Mak na Dinding

Dinding merupakan penutup sisi samping (penyekat) ruang, rumah,

bilik, dan sebagainya yang terbuat dari papan, anyaman bambu, tembok, dan

sebagainya. Dinding berfungsi untuk memisahkan antara ruangan yang satu

dengan ruangan yang lainnya. (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)

Dalam pengertian lain, dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi

suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam

bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang

di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan,

dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong

atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan

cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta

dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding

penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat

berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Dinding)

2.1.20 Mak na J am Tangan

Jam tangan adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan

tangan manusia. Jam tangan (arloji) elektrik pertama kali diperkenalkan pada

(52)

40

tahun 1957 di Lancaster, Pennsylvania, Amerika Serikat oleh Hamilton Watch

Company. Penelitian untuk menghasilkan arloji elektrik tersebut telah dimulai

sejak tahun 1946. Namun pada tahun 1969, Hamilton Electric Obsolete

menghentikan produksi arloji elektrik tersebut karena telah menemukan teknologi

yang lebih canggih sesuai dengan kemajuan zaman.

(ht

Gambar

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir
Gambar 4.1 Gambar karikatur “Kesaksian Menjerat Miranda”  dalam kategori tanda Pierce

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan sistem dapat memudahkan seseorang untuk menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat rumah atau bangunan. Data yang diolah akan berguna bila

[r]

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap waste dari alumunium foil dengan menggunakan diagram tulang ikan [2], memberikan

Dalam penelitian ini keahlian komite audit diukur menggunakan persentase jumlah komite audit dengan keahlian finansial atau akuntansi terhadap jumlah total komite audit

didihnya 78,4°C Untuk mendapatkan etanol harus dengan beberapa proses yakni pengurangan kadar lignin, dilanjutkan dengan proses hidrolisis asam sulfat yang mengubah pati

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi empati adalah kemampuan individu yang melibatkan komponen kognitif dan afektif untuk menempatkan diri dalam

Adapun judul laporan akhir ini adalah “ Pemodelan Karakteristik Motor Dc Shunt, Motor Dc Seri, Dan Motor Dc Kompon Menggunakan Matlab Simulink ” , yang dibuat