SKRIPSI
Diajukan Oleh:
FIRMAN PUGUH SETYO RIO 0813010075/FE/ EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN" J AWA TIMUR
FIRMAN PUGUH SETYO RIO 0813010075 / FE / EA
Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J ur usan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur Pada tanggal 31 J anuar i 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama
Pr of. Dr. H. Soeparlan Pr anoto, MM.Ak
Ketua
Pr of. Dr. H. Soepar lan Pr anoto, MM.Ak
Sekr etaris
Dra. Ec. Hj. Siti Sundar i, M.Si.
Anggota
Dr. Hero Pr iono, M.Si.Ak
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur
bimbingan serta tuntunan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENGARUH PENGENDALIAN INTERN DAN KOMPUTERISASI
TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SEMEN
GRESIK (Persero) Tbk.
Sebagaimana diketahui skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil
penelitian mandiri untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan skripsi ini :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. H. R.A Suwaidi, MS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si.AK selaku Ketua Jurusan Akuntansi
ii skripsi.
6. Dosen, staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Bapak, ibu, kakak, adik dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan
dukungan material maupun spiritual serta do'a dan restunya yang telah
diberikan selama ini.
8. Pimpinan dan pegawai PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. atas segala
bantuan, baik penyediaan fasilitas maupun informasi yang diberikan
selama penelitian ini
9. Teman-temanku yang selama ini selalu bersama dalam suka, duka, sedih
dan bahagia.
10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan
skripsi ini sampai selesai.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu semua kritik dan saran yang berisfat membangun
guna penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan penulis. Akhirnya penulis
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Januari 2013
DAFTAR TABEL ………. vii
DAFTAR GAMBAR ………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………. ix
ABSTRAK ……….. x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2Perumusan Masalah……….. 5
1.3Tujuan Penelitian……….. 6
1.4Manfaat Penelitian……… 6
BAB II KAJ IAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL 2.1Penelitian Terdahulu………. 7
2.2Landasan Teori………. 9
2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern …………..……….… 9
2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern ………. 11
2.2.3 Sistem Pengendalian Intern ………. 13
2.2.4 Tujuan Sistem Pengendalian Intern ………. 14
2.2.5 Ciri-Ciri Sistem Pengendalian Intern yang Baik ………… 17
iv
2.3.4 Keunggulan Komputer……..……….... 22
2.3.5 Dampak Komputer Atas Sistem Informasi Akuntansi ….... 24
2.4Definisi Sistem Informasi Akuntansi ……….. 28
2.4.1 Definisi Sistem ………. 28
2.4.2 Definisi Informasi………. 32
2.4.3 Definisi Sistem Informasi………. 33
2.5 Definisi Sistem Informasi Akuntansi………. 34
2.6 Kerangka Pikir 2.6.1 Pengaruh Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Sistem Informasi Akuntansi………. ... 33
2.6.2 Pengaruh Komputerisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi ... 36
2.7 Hipotesis………..……….…. 38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Definisi Operasional dan pengukuran variabel………. 39
3.1.1 Definisi Operasional………. 39
3.1.2 Pengukuran Variabel……… 40
3.2Teknik Penentuan Sampel………. 41
3.3Teknik Pengumpulan Data……… 43
3.3.1 Jenis Data……….. 43
3.4.2 Uji Reliabilitas………. 45
3.4.3 Uji Normalitas………..… 45
3.5 Uji Asumsi Klasik……….. 46
3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis……….. 48
3.6.1. Teknik Analisis………. 48
3.6.2. Uji Hipotesis ……… 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ……… 51
4.1.1 Sejarah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk……… 51
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan………..……… 53
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian……… 59
4.3. Uji Kualitas Data ………. 63
4.3.1. Uji Validitas ………. 63
4.3.2. Uji Realiabilitas ………. 70
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ………. 71
4.4.1 Uji Asumsi Klasik………...71
4.4.2 Model Regresi Linear Berganda………. 74
4.4.3 Uji Kecocokan Model ………. 75
4.4.4 Nilai Koefesien Determinasi………. 76
vi
Dengan peneliti yang terdahulu ……… ... 80
4.7. Keterbatasan Penelitian ………. 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ……….. 82
5.2. Saran ……… 82
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.2 : Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Komputerisasi ... 61
Tabel 4.3 : Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Sistem Informasi Akuntansi ... 62
Tabel 4. 4 : Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Putaran 1 ... 63
Tabel 4. 5 : Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Putaran 2 ... 64
Tabel 4. 6 : Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Putaran 3 ... 65
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Putaran 4 ... 65
Tabel 4. 8 : Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern Putaran 5 ... 66
Tabel 4. 9 : Hasil Uji Validitas pada Variabel Komputerisasi Putaran 1 ... 66
Tabel 4.10: Hasil Uji Validitas pada Variabel Komputerisasi Putaran 2... 67
Tabel 4.11: Hasil Uji Validitas pada Variabel Komputerisasi Putaran 3 ... 68
Tabel 4.12: Hasil Uji Validitas pada Variabel Komputerisasi Putaran 4 ... 68
Tabel 4.13: Hasil Uji Validitas pada Variabel Sistem Informasi Akuntansi Putaran 1 ... 69
Tabel 4.14: Hasil Uji Validitas pada Variabel Sistem Informasi Akuntansi Putaran 2 ... 69
Tabel 4.15: Hasil Uji Validitas pada Variabel Sistem Informasi Akuntansi Putaran 3 ... 70
Tabel 4.16: Hasil Uji Reliabilitas ... 71
Tabel 4.17: Nilai VIF ... 72
Tabel 4.18: Hasil dari Uji Rank Spearman ... 72
Tabel 4.19: Hasil Uji Normalitas ... 73
Tabel 4.20: Model Regresi Linier Berganda ... 74
Tabel 4.21: Hasil Uji F ... 75
Tabel 4.22: Koefisien Determinasi ... 76
Tabel 4.23: Hasil Uji T ... 77
Lampiran 3.1 : Tabel Output Validitas Dan reliabilitas pada variabel pengendalian intern (X1) putaran ke-1
Lampiran 3.2 : Tabel Output Validitas Dan reliabilitas pada variabel pengendalian intern (X1) putaran ke-2
Lampiran 3.3 : Tabel Output Validitas Dan reliabilitas pada variabel pengendalian intern (X1) putaran ke-3
Lampiran 3.4 : Tabel Output Validitas Dan reliabilitas pada variabel pengendalian intern (X1) putaran ke-4
Lampiran 3.5 : Tabel Output Validitas Dan reliabilitas pada variabel pengendalian intern (X1) putaran ke-5
Lampiran 4.1 : Tabel Output Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Komputerisasi (X2) Putaran ke-1
Lampiran 4.2 : Tabel Output Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Komputerisasi (X2) Putaran ke-2
Lampiran 4.3 : Tabel Output Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Komputerisasi (X2) Putaran ke-3
Lampiran 4.4 : Tabel Output Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Komputerisasi (X2) Putaran ke-4
Lampiran 5.1 : Tabel Output Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Sistem Informasi Akuntansi (Y) Putaran ke-1
Lampiran 5.2 : Tabel Output Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Sistem Informasi Akuntansi (Y) Putaran ke-2
Lampiran 5.3 : Tabel Output Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Sistem Informasi Akuntansi (Y) Putaran ke-3
Lampiran 7 : Output Uji Normalitas
x
Firman Puguh Setyo Rio 083010075 / FE / AK
ABSTRAK
Sistem pengendalian intern yang ditetapkan dan dilaksanakan tidak pada tempatnya akan mengakibatkan terjadinya tumpang tindih tanggung jawab yang dapat menimbulkan dampak bagi terhambatnya produktifitas pada PT.Semen Gresik (Persero)Tbk. Pengendalian intern yang telah diterapkan selama ini masih kurang, hal ini dikarenakan masih adanya kesalahan dalam mengentri data. PTujuan dari penelitian ini adalah menguji dan membuktikan secara empiris bahwa pengendalian intern dan komputerisasi berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi di PT.Semen Gresik(Persero)Tbk.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.Responden penelitian adalah semua staff bagian manajer di PT.Semen Gresik (Persero)Tbk.yang berjumlah 36 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa pengendalian intern dan komputerisasi berpengaruh positif terhadap Sistem Informasi Akuntansi di PT.Semen Gresik (Persero)Tbk..
Firman Puguh Setyo Rio O813010075/ FE / AK
ABSTRACT
Internal control system established and implemented not in place be able to cause result in overlapping responsibilities that can have an impact for the inhibition of productivity. At PT.Semen Gresik (Persero) Tbk., internal control has been implemented for this is still less, mainly due to the persistence of errors in data entering. The purpose of this study was to test and demonstrate empirically that the internal control and computerization influence accounting information systems at PT.Semen Gresik (Persero) Tbk.
The data analysis used in this study is primary data which was obtained from the distribution of questionnaires. The respondens of research were all staff section of manager at PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. which amounts to 36 people. Data analysis techniques that is used in this research is multiple linear regression analysis.
Based on the data analysis result was obtained conclusion that intern control and computerization have positive influence on the accounting information system at PT. Semen Gresik (Persero) Tbk..
1 1.1Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dan keterbukaan informasi seperti sekarang ini,
indonesia mengalami banyak perubahan dan kemajuan yang sangat pesat
dalam segmen teknologi. Kondisi tersebut didorong oleh kemajuan teknologi,
terutama teknologi informasi yang mempunyai dampak dominan terhadap
dunia usaha, hal ini ditunjukkan dengan berdirinya organisasi bisnis yang
menggunakan teknologi terbaru dari personal computer (PC) yang online
sampai dengan mesin-mesin yang canggih.
Perkembangan pengetahuan dan teknologi yang sangat besar tersebut
dapat menimbulkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha, dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk mencapai tujuan khususnya,
perusahaan memerlukan penyediaan informasi yang cukup. Sistem informasi
akuntansi dalam suatu perusahaan mempunyai manfaat dan peranan yang
sangat penting dalam tercapainya tujuan perusahaan, oleh karena itu sistem
akuntansi tidak hanya mencatat transaksi keuangan yang telah terjadi saja,
tetapi mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan bisnis
perusahaan.
Mencapai keamanan dan pengendalian yang memadai atas sumber
daya informasi organisasi atau perusahaan harus menjadi prioritas pihak
bagaimanapun bisnis dijalankan atau sejauh apa pun teknologi informasi
digunakan, cara mencapai keamanan dan pengendalian atas informasi telah
berubah secara signifikan dalam tahun-tahun belakangan ini, oleh karena
sistem informasi berkembang, begitu pula dengan sistem pengendalian intern.
Bisnis bergeser dari sistem manual ke sistem komputer utama, pengendalian
baru harus dikembangkan untuk menurunkan atau mengendalikan resiko yang
dibawa oleh sistem informasi berdasarkan komputer yang memberikan
perkembangan teknologi yang cepat.
Sistem informasi akuntansi merupakan rangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaannya, pada
umumnya informasilah yang membuat perusahaan kompetitif dan dapat
bertahan oleh karena informasi merupakan sumber daya yang sangat berharga
Sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut “Struktur
pengendalian intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang
diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi
dapat dicapai” (Mulyadi, 2002:120), dalam proses untuk mengamankan hasil
penjualan suatu perusahaan sangat diperlukan prosedur pemeriksaan yang
dirancang untuk memverifikasi efektifitas sistem pengendalian intern,
efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan sangat diperlukan terutama
ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai frekuensi pelaksanaan
pengendalian dan karyawan yang melaksanakan prosedur pengendalian
tersebut.
Penelitian yang dilakukan Lindrawati (2001), bahwa sistem informasi
akuntansi komputerisasi sangatlah penting diterapkan oleh perusahaan untuk
mewakili sistem yang ada pada perusahaan saat ini. Sistem ini akan
memberikan banyak keuntungan dibandingkan kendala – kendala yang ada.
Menurut Widjajanto (2001:59), komputer adalah suatu alat pengolah
data yang dapat melaksanakan perhitungan secara substansial, termasuk
operasi hitung menghitung dan operasi logika tanpa campur tangan manusia,
dalam proses untuk mengamankan hasil penjualan suatu perusahaan sangat
diperlukan prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk memverifikasi
efektifitas sistem pengendalian intern, efektivifitas sistem pengendalian intern
perusahaan sangat diperlukan terutama ditujukan untuk mendapatkan
informasi mengenai : frekuensi pelaksanaan proses dari pengendalian yang
ditetapkan, mutu pelaksanaan prosedur pengendalian dan karyawan yang
melaksanakan prosedur, pengendalian tersebut agar keamanan dapat terjaga
melalui komputerisasi.
Sistem pengendalian intern yang ditetapkan dan dilaksanakan tidak
pada tempatnya akan mengakibatkan terjadinya tumpang tindih tanggung
jawab, seseorang yang tidak memiliki kewenangan akan suatu hal khususnya
mengenai penjualan dapat dengan mudah memutuskan suatu masalah tanpa
konfirmasi terlebih dahulu dengan yang berwenang. Tindakan tersebut
dengan adanya salah satu bentuk-bentuk pelanggaran-pelanggaran kecil
tersebut maka akan terjadi peluang terciptanya suatu bentuk kecurangan yang
lebih besar yang dapat menimbulkan dampak bagi terhambatnya produktivitas.
Komposisi kepemilikan saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. 73%
milik pemerintah dan 27% milik publik, perusahaan PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. termasuk salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
banyak mendapat sorotan publik berkenaan dengan penggunaan keuangan
negara, oleh karena itu pengembangan sistem informasi berbasis komputer
diperlukan untuk meningkatkan pengendalian intern PT. Semen Gresik
(Persero)Tbk. yang telah menerapkan sistem informasi akuntansi berbasis
komputer dalam melakukan operasi sehari-hari.
Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. pengendalian intern yang
telah diterapkan selama ini masih kurang dan tentunya akan berdampak
langsung terhadap Sitem Informasi Akuntansi. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1 : Kesalahan dalam sebulan
No Permasalahan Frekuensi terjadi
sebulan
1. Salah Input kode account 15
2. Salah input barang 5
3. Salah input keterangan transaksi 5
Sumber : Data dari bagian diklat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. tampak masih adanya beberapa kesalahan baik dalam
menyebabkan informasi tidak sesuai yang seharusnya, hal ini akan berakibat
pada tujuan dari pengendalian internal perusahaan tidak dapat tercapai karena
informasi yang diperoleh kurang akurat yang menyebabkan pihak manajemen
perusahaan tidak mengambil keputusan yang cepat untuk mengatasi
masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan tersebut.
Penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang baik
pada perusahaan, diharapkan tujuan dari pengendalian internal dapat tercapai,
adapun tujuan pengendalian internal tersebut untuk menyediakan informasi
yang dapat diandalkan, mengamankan harta, meningkatkan efisiensi operasi
dan mendorong ketaatan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Informasi yang diperoleh juga dapat membantu meningkatkan
kualitas dari informasi tersebut bagi pihak manajemen perusahaan, dan
perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, serta dapat mengambil
keputusan cepat dan tepat dari berbagai alternatif yang ada untuk mengatasi
masalah-masalah yang sedang terjadi dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang: “Pengaruh Pengendalian Intern dan
Komputerisasi Ter hadap Sistem Infor masi Akuntansi pada PT. SEMEN
GRESIK (PERSERO) Tbk.”
1.2Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan
pengendalian Intern dan komputerisasi berpengaruh terhadap sistem informasi
akuntansi pada PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk.?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menguji dan membuktikan secara empiris bahwa
Pengendalian Intern dan Komputerisasi berpengaruh terhadap Sistem
Informasi Akuntansi di PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk..
1.4 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap agar peneliti ini bermanfaat bagi beberapa pihak
antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai referensi penelitian lebih lanjut dan diharapkan penelitian ini
diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan dapat memecahkan
masalah yang ada dalam perusahaan dengan berpedoman pada yang
diterima di bangku sekolah
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai
alternatif dalam pertimbangan memecahkan masalah yang dihadapi untuk
perusahaan khususnya untuk mengetahui penerapan pengendalian intern.
3. Bagi Universitas
Sebagai referensi bagi Perguruan Tinggi UPN “Veteran” pada umumnya
dan Fakultas Ekonomi pada khususya serta penelitian lain dengan materi
7 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1.Agus Endro Suwarno (2004)
a. Judul :
Pengendalian Intern dalam Sistem Informasi Akuntansi Berbasis
Komputer.
b. Permasalahan pada penelitian ini adalah :
Bagaimana penerapan pengendalian intern dalam sistem informasi
akuntansi berbasis komputer?
c. Kesimpulan
1. Pengendalian akuntansi dalam sistem akuntansi berbasis komputer
melalui pengendalian umum, pengendalian keamanan,
pengendalian aplikasi, pengendalian akuntansi mencakup
pengendalian terhadap hardware,software,masukan, pemrosesan
dan keluaran.
2. Pengimplementasian pengendalian intern dalam suatu sistem yang
ada, maka kompleksitas suatu sistem komputer dapat mencegah
2.Aswar Pramadhan (2006)
a. Judul :
Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Jaringan Terhadap Peningkatan
Pengendalian Intern. Studi Kasus Pada PT. Fajar Mekar Indah
Surabaya.
b. Permasalahan pada penelitian ini adalah :
Apakah sistem informasi Akuntansi dan Efektifitas Local Area Network
berpengaruh terhadap pengendalian intern akuntansi pada PT. Fajar
Mekar Indah?
c. Hipotesis :
Diduga sistem informasi akuntansi dan efektifitas Local Area Network
berpengaruh terhadap pengendalian intern pada PT. Fajar Mekar Indah.
d. Kesimpulan :
1. Hipotesis yang menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi dan
efektifitas jaringan area local (LAN) berpengaruh terhadap
pengendalian intern pada PT. Fajar Mekar Indah, telah terbukti
kebenarannya.
2. Penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang
ditunjang dengan penerapan jaringan area local yang baik pada
perusahaan dapat membantu manajer mengetahui kesalahan dan
penyimpangan yang terjadi dengan segera sehingga tujuan dari
3.Lindrawati (2001)
a. Judul :
Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Elektronik Data Prosesing.
b. Permasalahan pada penelitian ini adalah ;
Apakah Sistem Informasi Akuntansi berbasis elektronik Data prosesing
berpengaruh terhadap penyediaan kebutuhan akan informasi akuntansi
dalam perusahaan?
c. Kesimpulan :
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang benar-benar dapat
mewakili sistem yang ada pada perusahaan akan memberikan banyak
keuntungan-keuntungan dibanding kendala-kendala yang ada,
diantaranya ialah kecepatan proses, keakuratan data dan laporan yang
tepat waktu.
2.2 Pengertian Pengendalian Intern
2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern
Umumnya dalam suatu perusahaan, pimpinan perusahaan dapat
melaksanakan pengelolaan kegiatan perusahaan sesuai dengan rencana
usahanya yang semakin berkembang dan besar, maka bukan tidak rencana
usahanya yang semakin berkembang dan besar, maka bukan tidak lebih besar
serta dapat mendukung program usahanya yang didasari dengan sistem kerja
yang lebih terpadu antara lini yang satu dengan lini yang lain saling berkaitan.
perusahaan dalam upaya mencapai sasaran telah ditetapkan bersama.
Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta
semua tindakan yang digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan harta,
mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan
efisiensi operasi dan memastikan pentaatan akuntansinya, memajukan
efisiensi operasi.
Menurut Mulyadi (1993:163), pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan dari definisi
pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep dasar, yaitu ;
1. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan
tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan yang
bersifat persuasif dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
2. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan
formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang
mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel lain.
3. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai
agar tidak ada keterbatasan yang melekat dalam sistem pengendalian intern
dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan.
4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling
2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern
Sebagaimana uraian diatas tentang pengertian pengendalian intern,
bahwa untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan tidak terlepas dari
keterpaduan pada lini-lini yang ada dari suatu perusahaan. Oleh sebab itu
pengendalian intern disini mempunyai peranan yang penting dalam mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Menurut Baridwan (1991:13).
Manajemen menerapkan pengandalian intern yang efektif dengan
menggunakan empat tujuan, sebagai berikut :
1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
2. Memeriksa ketelitian dan keandala data akuntansi.
3. Memajukan efisiensi dalam operasi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan kekayaan fisik suatu
perusahaan dapat dicuri, disalah gunakan, hancur karena kecelakaan atau
karena kebakaran kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan
pengendalian intern yang memadai. Begitu juga untuk kekayaan
perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik akan rawan oleh kecurangan
jika dokumen penting dan catatan akuntansi tidak dijaga.
2. Memeriksa keteliatian dan keandalan data akuntansi manajemen
memerlukan informasi keuangan yang diteliti dan andal untuk menjalankan
kegiatan usahanya. Banyak informasi akuntansi yang digunakan oleh
dirancang untuk jaminan proses pengolahan data akuntansi, akan
menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal, karena data
akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan, maka ketelitian
dan keandalan data akuntansi merefieksikan pertanggung jawaban
penggunaan kekayaan perusahaan.
3. Memajukan efesiensi dalam operasi pengendalian intern ditujukan untuk
mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan salam segala
kegiatan bisnis perusahaan, dan untuk mencegah penggunaan sumber daya
perusahaan yang tidak efisien.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen untuk mencapai tujuan
perusahaan, manajemen menetapan kebijakan dan prosedur, struktur
pengendalia intern ditujukan untuk kebijakan dan prosedur, struktur
pengendalian intern ditujukan oleh karyawan perusahaan
Menurut Mulyadi (1993:166), tujuan pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu ; pengendalian akuntansi dan pengendalian
administrasi.
1. Pengendalian Akuntansi
Mencakup rencana dan prosedur yang menyangkut pengamanan
harta perusahan serta keandalan dari catatan-catatan keuangan, pada
umumnya memiliki pengendalian sistem kewenangan persetujuan,
pemisahan tugas-tugas yang berhubungan dengan pembukuan dan
perlindungan atau pemeliharaan harta, pengamanan fisik dan harta dan
pemeriksaan intern.
2. Pengendalian Administrasi
Mencakup organisasi dan semua metode dan prosedur yang
terutama berhubungan dengan efisiensi operasi dan ketaatan pada
kebijaksanaan dan biasanaya hanya berhubungan secara tidak langsung
dengan catatan financial.
2.2.3 Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan merupakan factor
yang menentukan dan dapat dipercaya tidaknya akuntansi yang dihasilkan
oleh perusahaan. Menurut Mulyadi (2002:180) pengertian sistem
pengendalian intern adalah sebagai berikut “Struktur pengendalian intern
suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk
memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai”.
Dalam definisi ini terdapat tiga kata penting yaitu : kebijakan, prosedur, dan
tujuan organisasi
Kebijakan adalah pedoman yang dibuat oleh manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi. Prosedur adalah langkah – langkah tertentu yang
harus diamati dalam pelaksanaan suatu kebijakan. Tujuan adalah akhir suatu
kegiatan, hasil yang dicapai.
Penggunaan sistem pengendalian intern yang telah direncanakan
dengan baik akan menjadi alat bantu bagi manajemen guna mengawasi
kekayaan milik perusahaan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengambil
kebutusan berdasarkan pada data yang dapat dipercaya. Defnisi diatas
merupakan yang lebih luas dari pengertian istilah pengendalian intern. Dalam
definisi tersebut sistem pengendalian intern tidaklah dibatasi pada metode
yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan. Dalam sistem tersebut dapat
digolongkan pengendalian intern melalui sistem anggaran (budgetary
control), analisis statistik, program-program latihan untuk membantu pegawai
yang mengerti dan melaksanakan kewajibannnya.
2.2.4 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Alasan perusahaan perlu menyusun pengendalian intern adalah untuk
membantu agar organisasi tersebut lebih terarah dan efektif di dalam
mencapai tujuannya. Pengendalian intern itu merupakan sistem yang
terbentuk dari sekelompok unsur atau elemen dimana unsur ini saling
mempengaruhi dan berkaitan. Menurut Mulyadi (1993: 165-166)
manajemen merancang struktur pengendalian intern yang efektif dengan
tujuan pokok sebagai berikut :
1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat disalahgunakan, atau hancur
karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan
pengendalian yang memadai. Begitu juga untuk kekayaan perusahaan
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk
menjalankan kegiatan usahanya.
3. Mendorong efisiensi
Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah usaha yang perlu dalam
segala kegiatan bisnis perusahaan, dan untuk mencegah penggunaan
sumber daya perusahaan yang tidak efisien.
4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen
Untuk mencapai tujuan perusahaan menetepkan kebijaksanaan dan
prosedur. Menurut tujuannya, pengendalian intern di bagi menjadi dua
macam yaitu:
a. Pengendalian internal akuntansi
Pengendalian akuntansi, yang merupakan bagian dari struktur
pengendalian intern, meliputi kebijaksanaan dan mengecek
terutama untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b. Pengendalian internal administrasi
Dihasilkan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen
Tujuan pengendalian intern secara terinci menurut Arens dan
Loebbecke (Jusuf 1996 : 294) ialah untuk memberikan kepastian yang
1. Setiap transaksi yang dibuat adalah ah (validitas)Suatu sistem tidak dapat
memberikan transaksi – transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidak terjadi
dalam setia buku harian atau catatan perusahaan perkiraa lainnya
2. Setiap transaksi diotoriasi dengan tepat (otorisasi)
Bila suatu transaksi yang tidak diotorisasi terjadi, hal ini mengakibatkan
adanya transaksi yang curang dan juga mengakibatkan pemborosan atau
pengrusakan terhadap setiap aktiva perusahaan
3. Setiap transaksi yang terjadi dicatat (kelengkapan) setiap prosedur yang
dimiliki klien harus memberikan pengendalian untuk mencegah
kehilangan transaksi dari setiap catatan
4. Setiap transaksi dinilai dengan tepat (penilaian)
Suatu sistem yang memadai elalu disertai dengan prosedur untuk
menghindari setiap kesalahan perhitungan dan pencatatan setiap transaksi
pada seluruh langkah – langkah proses pencatatan
5. Setiap transaksi diklarifikasikan (digolongkan) dengan tepat (klasifikasi)
Klasifikasi perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien
ditetapkan di dalam setiap buku harian laporan keuangan hendak
disajikan dengan tepat. Klasifikasi ini juga mencakup seluruh kategori
seperti divisi dan hasil produk.
6. Setiap transaksi dicatat pada waktu yang tepat (ketepatan waktu)
Pencatatan setiap transaksi baik sebelum atau sesudah saat terjadinya
selalu menimbulkan adanya kelalaian untuk mencatatnya atau
pencatatan terjadi pada akhir periode laporan keuangan akan mengandung
kesalahan.
7. Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat di dalam setiap catatan
tambahan dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan ikhtisar)
2.2.5 Ciri – Cir i Sistem Pengendalian Intern yang Baik
Sistem pengendalian intern yang baik bagi perusahaan belum tentu
baik bagi perusahaan yang lain. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan
keahlian dan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Menurut Baridwan
(1991:14), sistem pengendalian yang baik adalah :
1. Suatu struktur yang memisahkan tanggung jawab secara tepat.
Suatu organisasi yang tepat bagi perusahaan belum tentu baik bagi
perusahaan yang lain. Perbedaan struktur organisasi diantara berbagai
perusahaan disebabkan berbagai hal, seperti jenis perusahaan, luas
perusahaan, banyaknya cabang dan lain sebagainya. Suatu dasar yang
berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah
pertimbangan bahwa organisasi itu harus mengadakan perubahan total.
Selain itu organisasi yang disusun harus mengadakan perubahan total.
Selain itu organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan garis –
garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk dapat memenuhi
syarat bagi adanya suatu pengawasan yang baik. Dengan adanya
pemisahan fungsi-fungsi dari struktur organisasi diharapkan dapat
2. Suatu sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik, yang
berguna untuk memberikan perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam suatu perusahaan
merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan
terhadap operasi dan transaksi – transaksi yang terjadi dan juga untuk
mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat
3. Praktek – praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap
bagian organisasi.
Untuk mendukung sistem pengendalian intern yang baik, perlu
dilaksanakan praktek yang sehat. Praktek yang sehat menurut Baridwan
(1981 :10) adalah cara kerja di mana setiap karyawan dalam perusahaan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur – prosedur yang telah
ditetapkan. Praktek yang sehat harus berlaku untuk prosedur yang ada,
sehingga pekerjaan yang dilakukan satu bagian akan langsung dicek
oleh yang lain. Selain cara-cara yang sehat pada umumnya ditempuh
oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat. Misalnya
tingkat pendidikan dan tingkat pengalaman. Pendidikan merupakan
suatu proses pengembangan, pengertian yang mencakup pengembangan
mental, ketrampilan seseorang yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah secara detail, oleh karena itu pendidikan mutlak
digunakan karena personal atau pegawai yang kurang terdidik dan
pekerjaan, menggunakan lebih banyak makalah dan lebih sering
melakukan kesalahan. Pegawai yang merupakan Sumber Daya Manusia
(SDM) pengelola perusahaan yang paling berperan penting dalam
menentukan berkembang atau tidaknya suatu perusahaan, sedangkan
pengalaman sering disebut sebagai guru yang baik, ini berarti dengan
pengalaman seseorang akan dapat memahami dan akan lebih mudah
mencapai tujuan yang diinginkannya. Seseorang yang berpengalaman
mempunyai wawasan yang lebih luas sehingga akan terbiasa melakukan
pekerjaan tertentu dan mudah menyesuaikan dri dengan lingkungan
kerja tanpa bimbingan intensif, oleh karena itu semakin banyak
pengalaman seseorang maka akan berakibat positif terhadap efektivitas
pelaksanaan sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawabnya.
Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu
sistem pegendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasi
yang tepat serta prosedur yang baik, akan tetapi apabila tingkat
kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat yang diminta, bisa
diprediksikan bahwa sistem pengendalian intern juga tidak akan berhasil
dengan baik. Untuk mendapatkan pegawai dengan tingkat kecapakan
a. Seleksi karyawan
Jika ada penerimaan pegawai baru hendaknya dilakukan seleksi dan
tes agar dapat ditentukan apakah calon pegawai yang bersangkutan
memenuhi criteria yang diinginkan
b. Pengembangan pendidikan dan pelatihan
Apabila pegawai sudah diterima dan bekerja dalam perusahaan, perlu
diadakan latihan dan pendidikan agar dapat meningkatkan kecakapan
pegawai sesuai dengan perkembangan tuntutan pekerjaannya.
Pegawai yang cukup cakap untuk suatu pekerjaan bukan berarti
pegawai yang tingkat pendidikannya tinggi, sehingga gajinya besar,
tetapi mungkin saja pegawai dengan tingkat pendidikan menengah
saja sudah cukup. Hal – hal seperti ini perlu dipertimbangkan agar
dapat diperoleh pegawai yang cukup cakap dan juga ekonomis.
2.3 Kemampuan Komputer Sebagai Alat Bantu Manusia
2.3.1 Definisi Komputer
Menurut Widjajanto (2001:59), komputer adalah suatu alat pengolah
data yang dapat melaksanakan perhitungan secara substansial, termasuk
operasi hitung menghitung, dan operasi logika tanpa campur tangan manusia,
sedangkan menurut Lindrawati (2001:29), komputer adalah perangkat keras
yang berfungsi mengubah input menjadi output yang berupa informasi dengan
memproses data, oleh karena itu komputer merupakan alat yang memegang
2.3.2 Komponen Pembentuk Sistem Komputer
Berikut adalah komponen pembentuk sebuah sistem komputer
(Scoot 1996:148-149)
1. Komponen elektronik (rangkaian elektronik) yang melaksanakan kegiatan
perhitungan dan pemerikasaan logis, menyimpan data di dalam memori
dan menyiapkan lintasan untuk pergerakan data diseluruh sistem komputer.
2. Komponen elektromekanis yang mempunyai bagian pergerakan mekanis
seperti piranti input dan output.
3. Bagian data yang berisi elemen data, seperti kata. Misalnya nama dan
alamat pekerja, jumlah upah per jam, dan jumlah kerja yang telah dijalani
4. File data, yang merupakan tempat penyimpanan item data. File payroll
(gaji), misalnya dapat berisi nama dan alamat pekerja, upah per jam,
jumlah jam kerja, yang masing-masing merupakan satu item data untuk
masing-masing pegawai.
5. Program, yang merupakan serangkaian instruksi yang ditulis oleh
orang(pemrogram) untuk memberitahu komputer tentang apa yang harus
dilaksanakan dan bagaimana “pemrosesan” (manipulasi perhitungan)
terhadap data dilaksanakan.
2.3.3 Komputer Sebagai Alat Bantu
Menurut Baridwan (1994:5-6), beberapa tahapan dalam proses
pengolahan data yang memperoleh manfaat yang besar dari penggunaan
1. Verifikasi
Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan angka-angka
yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya pengecekan kebenaran
kode yang digunakan, pengecekan kelayaan jumlah rupiah dari transaksi
dan lain-lainnya.
2. Sortir
Komputer memungkinkan untuk dilakukannya pensortiran data ke dalam
beberapa klasifikasi yang berbeda dengan cepat. Misalnya kumpulan faktur
penjualan dapat disortir ke dalam klasifikasi langganan, jenis produk,
daerah penjualan dan lain sebagainya.
3. Transmission
Komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat ke tempat
lainnya dengan cepat. Misalnya data dari suatu file dipindahkan ke file
lainnya.
4. Perhitungan
Dengan komputer, perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat.
Misalnya, menghitung saldo rekening sesudah adanya posting, menghitung
jumlah sekelompok (batch) transaksi dan sebagainya.
2.3.4 Keunggulan Komputer
Komputer mulai digunakan banyak perusahaan guna menjalankan
tugas pemrosesan data. komputer semakin banyak mengerjakan tugas
ketimbang bagi manusia. Di pihak lain, manusia tetap mengerjakan
tugas-tugas yang lebih sesuai bagi mereka ketimbang bagi komputer.
Berdasarkan hal di atas, Wilkinson (1993:149) mengemukakan
beberapa keunggulan komputer dibandingkan manusia dalam hal pemrosesan
data, adalah sebagai berikut :
a. Komputer mampu memproses data lebih efektif dari pada manusia.
b. Komputer tidak saja mampu melakukan juga dengan kecepatan kilat,
malainkan juga dengan sangat akurat dan ekspansif.
c. Komputer dapat memproses, tanpa istirahat, transaksi – transaksi atau
persoalan – persoalan komplek yang meliputi ratusan angka dan symbol –
symbol lain, manusia tidak dapat dengan mudah memproses data lebih
dari sembilan symbol (misalnya, angka) atau sekelompok symbol suatu
saat.
d. Dalam kondisi – kondisi tertentu, komputer mampu memproses transaksi
secara lebih mudah ketimbang manusia.
e. Komputer merupakan pemroses (prosesor) yang lebih dapat diandalkan
ketimbang manusia. Komputer tidak pernah merasa lelah, jemu,
emosional, atau “ngambek”. Komputer mampu bekerja tanpa kenal lelah
seharian.
f. Komputer dapat menyimpan data lebih padat (kompak) ketimbang
manusia.
g. Komputer dapat lebih efisien operasinya ketimbang manusia. Mereka
mampu melakukan berbagai operasi secara pararel, sehingga
meminimalkan beban puncak.
2.3.5 Dampak Komputer Atas Sistem Infor masi Akuntansi
Sistem informasi berdasarkan komputer mengolah dan
memindahkan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tetapi, hal ini cenderung
mempertinggi paparan resiko. Menurut Wilkinson (1993:202-204), semakin
tinggi paparan resiko ini disebabkan oleh beberapa masalah yang bersifat
intern:
a. Pemrosesan terpusat
Dalam sistem manual pemrosesan transaksi dibagi-bagi diantara karyawan
di beberapa departemen. Rancangan ini memungkinkan dilakukannya
pemeriksaan silang diantara mereka. Sebaliknya pemrosesan dengan
komputer, sebagian besar terjadi di fasilitas komputer yang serba lengkap.
Seringkali fasilitas ini juga memiliki basis data yang terpusat. Pemusatan
pemrosesan memperpendek arus data diantara unit-unit organisasi.
Akibatnya, lebih kecil kesempatan untuk mendeteksi tindak kejahatan,
seperti transaksi yang tidak sah atau pencurian asset.
b. Penyimpanan Data Bukan Pada Manusia
Data yang disimpan dalam sistem berdasarkan komputer diorientasikan
pada karakteristik media magnetic atau optikal. Karakteristik ini berbeda
dengan karakteristik media kertas yang lebih akrab bagi para pengguna
1. Data ini tidak terlihat dan tidak dimengerti oleh manusia. Memang,
data ini bisa dicetak atau ditayangkan, tetapi diperlukan operator
komputer atau sistem komputer untuk melakukannya.
2. Data seringkali mudah terhapus.
3. Data tersimpan secara sangat dipadatkan. Jadi, sangat banyak data
yang dapat dengan mudah dirusak, dihancurkan, atau diakses oleh
pengguna yang tidak berhak.
c. Rangkaian audit terfragmentasi
Porsi rangkaian audit (audit trail) mungkin sekali hilang dalam sistem
pemrosesan berdasarkan komputer. Jurnal mungkin diabaikan, karena
transaksi – transaksi dapat diposkan langsung ke buku besar, atau jurnal
dapat tetap ada tetapi jarang atau hanya bila diminta. Fragmentasi
rangkaian audit ini menghambat pendeteksian kesalahan atau kejadian tak
terduga.
d. Pertimbangan Manusia Ditinggalkan
Komputer melaksanakan perintah terprogram secara membuta, artinya, alat
ini tidak memiliki pertimbangan (judgement), jadi kecil sekali kesempatan
bagi manusia dalam sistem berdasarkan komputer untuk mengenali
kesalahan atau data yang meragukan.
e. Kompleksitas Bertambah
Ciri-ciri fisik dan logis dari sistem berdasarkan komputer relative lebih
rumit. Komputer sulit dipahami atau digunakan oleh kebanyakan orang,
yang besar dalam prosedur yang terintegrasi, seringkali melibatkan banyak
arsip.
Salah satu akibat dari kompleksitas ini bertambah besarnya kemungkinan
kesalahan, beberapa kesalahan mungkin terlekat dalam program komputer,
dan ini dapat mengakibatkan kerugian.
f. Kerentanan Data Tersimpan Dan peralatan Bertambah
Walaupun data tersimpan dan sistem berdsasarkan komputer
tampaknya relatif sulit diakses, sebenarnya mereka sangat mudah diakses
oleh penyerobot yang terampil. Orang – orang yang memahami sistem
komputer dan yang memiliki komputer pribadi atau termina dapat
melangkahi hambatan pengamanan yang kurang memadai dan mengintip
data rahasia.
Sistem informasi dan pengendalian yang diimplementasikan dalam
sebuah organisasi tentu saja harus sesuai dengan strateg organisasi,
(Romney and Steinbart 2003:226), untuk mengimplementasikan sebuah
sistem yang baru, dapat menghabiskan waktu lebih dari satu tahun.
Prinsip ini sama dengan implementasi teknologi dalam sistem
informasi akuntansi, namun sebelum sebuah organisasi menggunakan
teknologi, menjadi suatu kewajiban bagi organisasi untuk melakukan
feasibility study, apakah organisasi memang harus mengadopsi teknologi
ini atau tidak, jika organisasi tetap memutuskan untuk melakukannya,
maka organisasi juga memutuskan teknologi yang mana yang akan
Tiga tahapan yang harus dilakukan sebuah organisasi dalam
mengimplementasikan pengendalian atas sistem informasi akuntansi, yaitu:
1. Strategic planning and budgeting. Tahap ini lebih banyak mengarah
kedalam unsure strateg dari implementasi pengendalian yang
dilakukan oleh organisasi, dengan kata lain tahap ini merupakan peta
dari implementasi teknologi biometric. Peta strategi organisasi tersebut
dapat dilihat penjelasan mengenai rencana jangka panjang yang
dimiliki oleh organisasi dalam mengimplementasikan pengendalian
yang ada, untuk dapat menyusun strategi perencanaan ini, tentu saja
organisasi harus melakukan penelitian dan survey, baik internal
perusahaan maupun eksternal (benchmarking). Penelitian dan survei
yang dilakukan oleh organisasi akan diarahkan pada
hardware,software,sumber daya mausia dan infrastruktur yang
dibutuhkan. Rencana yang telah disusun ini harus dievaluasi secara
kesinambungan oleh organisasi, sehingga dapat diketahui hambatan –
hambatan yang ada, solusi dan kesempatan yang bisa dikembangkan
oleh organisasi. Jika pola ini dilakukan maka akan melahirkan
continuo improvement yang akan membawa hasil yang optimal bagi
organisasi.
2. Developing a system reliability plan.
Mengungkapkan seringkali permasalahan yang dihadapi organisasi
dalam implementasi sebuah sistem pengendalian adalah permasalahn
jika tahap strategic planning and budgeting lebih banyak menekankan
mengenai implementasi sistem pada tahap awal, maka tahap ini lebih
banyak berhubungan dengan tahap sesudah implementas, yakni
controlling yang dilakukan organisasi terhadap implementasi
pengendalian yang dilakukan oleh organisasi, hal berikutnya dari tahap
developing a system reliability plan adalah rencana pengembangan
dari implementasi yang dilakukan, termasuk didalamnya upgrade atau
update software sistem pengendalian. Seiring perjalnan waktu,
pengendalian yang diterapkan oleh organisasi dapat kehilangan tingkat
relevancy-nya dengan perkembangan tungkat ancaman maupun resiko
yang ada dalam lingkungan pengendalian.
3. Documentation
Berbicara mengenai implementasi sistem baru, baik sistem
pengendalian maupun sistem informasi akuntansi, maka tahapan yang
ada dalam implementasi itu sebenarnya tidak pernah terlepas dari
masalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan proses mengarsipkan
seluruh proses yang dilakukan ketika implementasi biometric security
pada organisasi pengarsipan yang dilakukan dalam bentuk manual.
2.4 Definisi Sistem Infor masi Akuntansi
2.4.1 Definisi Sistem
Menurut Widjajanto (2001:2), sistem adalah suatu yang memiliki
tiga tahapan yaitu input, proses dan output. Menurut James A. Hall (2001:5).
“sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen – komponen yang saling
berkaitan (interrelated) atau subsistem – subsistem yang bersatu untuk
mencapai tujuan yang sama (common purpose)”.
Kedua definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah sekelompok elemen yang erat hubungan antara satu dengan yang lain
yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Mulyadi (1993: 3), bahwa sistem akuntansi adalah organisasi,
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Baridwan (1991: 4), bahwa sistem akuntansi adalah formulir
-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan
untuk mengelola data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang
diperlukan manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak lain yang
berkepentingan seperti: pemegang saham, lereditur dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai hasil operasi.
Perbedaan sistem dan prosedur menurut Mulyadi (1993: 6) bahwa
sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah
urutan kegiatan klerikan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu
transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang. Dari definisi diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur,
sedangkan prosedur merupakan urutan klerikal. Menurut Mulyadi (1993 : 6),
kegiatan klerikal (clerical operatio) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar dengan cara :
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi kode
e. Mendaftar
f. Memilih (menyortasi)
g. Memindah
h. Membandingkan
Tujuan dari sistem tersebut adalah memenuhi tujuan utama dari sistem
dan prosedur, adapun syarat bagi sistem informasi akuntansi adalah cepat,
aman dan murah. Seperti yang dikemukakan oleh baridwan (1991:7), yaitu
(a). Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat, yaitu
bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang
diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenutupi kebutuhan dengan
kualitas yang baik (b). sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip
aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga
harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga harta milik perusahaan maka
pengawasan intern (c). Sistem akuntnasi yang disusun tersebut harus
memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan
sistem akuntansi itu harus ditekan sehingga relatif murah. Dari ketiga factor
tersebut diatas hendaknya dipertimbangkan secara bersama – sama pada
waktu penyusunan sistem akuntansi, supaya jangan sampai terjadi salah satu
dari ketiga tujuan tersebut diabaikan.
Menurut Sukrisno (1999:58), prosedur pengendalian adalah kebijakan
dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem
akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. (a).
Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan (b). Pemisahan tugas
yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan atau ketidak
beresan dalam pelaksanaan tugasnya sehari – hari. Oleh sebab itu, tanggung
jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi, dan
menyimpan aktiva perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda. (c).
Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk
membantu pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa, misalnya
dengan memantau penggunaan dokumen pengeiriman barang yang bernomor
urut tercetak. (d). Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva
perusahaan dan catatan, misalnya penetapan fasisilitas yang dilindungi dan
diotorisasi untuk akses ke program dan arisp data komputer. (e). Pengecekan
secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya atas
rekonsiliasi, pengawasan dengan menggunakan program komputer, penelahan
oleh manajemen atas laporam yang mengikhtisarkan rincian perkiraan (
misalnya: saldo piutang yang dirinci menurut umur piutang). Dengan
demikian setiap jenis perusahaan akan melaksanakan sistem dan prosedur
yang disesuaikan dengan keadaan dan kemapuan perusahaan.
2.4.2 Definisi Infor masi
Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data. Data adalah
representasi dari suatu fakta yang dimodelkan dalam bentuk gambar, kata, dan
atau angka. Sedangkan informasi merupakan rangkaian data yang mempunyai
sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau
surprise pada yang menerimanya Witarto (2004:8-9). Menurut Jogiyanto
(2005-25), data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan
kesatuan nyata. Informasi menunjukkan hasil dari pengolahan data yang
diorganisasikan dan berguna pada orang yang menerimanya.
Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan kumpulan dari data
yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi penerimanya, biasanya data ini
belum dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen, agar berguna bagi pemakainya, data harus di proses sehingga
Menurut Wilkinson (1993:121), sifat-sifat informasi yang penting
meliputi hal-hal berikut:
1. Relevansi
Hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran
perusahaan.
2. Kuantifiabilitas
Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (Dinyatakan dalam
bentuk numerik).
3. Akurasi
Keandalan dan kepresisian informasi.
4. Kepadatan
Sejauh mana informasi diringkaskan atau dipadatkan
5. Ketepatan waktu
Kekinian informasi.
6. Cakupan.
Rentang yang dicakup oleh informasi.
2.4.3 Definisi Sistem Infor masi
Informasi merupakan hasil akhir dari suatu sistem informasi yang
merupakan suatu kebutuhan utama bagi setiap perusahaan, baik pada saat
perusahaan tersebut mulai berdiri maupun sudah beroperasi. Informasi ini
mengarahkan, memperlancar kegiatan sehari-hari dan membantu pihak
keputusan dengan teknik ilmiah ialah tersedianya informasi yang dibutuhkan
sebagai alat pembantu dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi (Husein dan Wibowo, 2002 : 8).
2.5 Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jogiyanto (2000:54), sistem informasi akuntansi adalah
sistem akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas dengan
menekankan informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi
kepada pihak luar. Sedangkan menurut Widjajanto (2001:4), sistem informasi
akuntansi adalah susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk
komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi tenaga pelaksananya,
dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk
mentrasformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen.
2.6 Kerangka Pikir
2.6.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Sistem Informasi
Akuntansi (SIA)
Menurut Mulyadi (2002:180) sistem pengendalian intern adalah
yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai, struktur pengendalian
intern yang dibuat memberikan tingkat jaminan yang wajar atas pencapaian
tujuan tertentu organisasi. Pengendalian internal melaksanakan ketiga
fungsinya yaitu pengendalian pencegahan, pengendalian untuk pemeriksaan
dan pengendalian korektif, pengendalian ini mencakup prosedur yang
dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki
kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan dari penerapan sistem informasi
akuntansi yang ada di dalam perusahaan atau organisasi Romney dan
Steinbert (2004:230).
Sistem Informasi Akuntansi merupakan komponen atau sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk membantu manajemen
dalam mengolah data keuangan, dengan adanya sistem informasi yang baik
maka penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam perusahaan dapat
dikurangi dan dengan berkurangnya penyimpangan-penyimpangan tersebut
maka akan meningkatkan pengendalian intern perusahaan.
Menurut Jogiyanto (2000:54), sistem informasi akuntansi adalah
sistem akuntansi dengan pengembangan informasi dengan menekankan
informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada pihak
luar. Banyak perusahaan yang tidak menyadari bahwa keamanan data adalah
hal yang penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Informasi adalah
sumber daya strategis, dan perlindungan atas informasi harus merupakan
Potensi adanya kejadian atau kegiatan yang tidak diharapkan yang
dapat membahayakan sistem informasi akuntansi (SIA) maupun perusahaan
disebut sebagai ancaman, pentingnya pengendalian internal merupakan
rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk menjaga asset,
memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki
efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan
yang ditetapkan Romney dan Steinbart(2004:228).
Didalam suatu perusahaan kemungkinan besar bisa terjadi suatu
penyelewengan dan kecurangan karena perusahaan tidak dapat mengawasi
secara langsung baik harta maupun jalnnya suatu aktivitas perusahaan,
dalam kondisi yang demikian sistem pengendalian intern perlu diterapkan
dalam perusahaan. Walaupun sistem pengendalian intern perlu diterapkan
dalam keseluruhan kemungkinan terjadinya suatu kesalahan atau
penyelewengan setidak-tidaknya dapat menekan atau mengurangi terjadinya
kesalahan dan penyelewengan.
2.6.2 Pengaruh Komputerisasi Ter hadap Sistem Infor masi Akuntansi
Pada Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh
Fishbein dan Ajzen (1975), teori ini mengatakan bahwa seseorang akan
menggunakan komputer jika ia dapat melihat adanya manfaat (hasil) positif
dari penggunaan komputer tersebut. Hasil penerapan teknologi baru akan
mempengaruhi penggunaan teknologi informasi menjadi tujuan secara
individual atau perilaku.
Menurut Lindrawati (2001:29), komputer adalah perangkat keras
yang berfungsi mengubah input menjadi output yang berupa informasi
dengan memproses data, oleh karena itu komputer merupakan alat yang
memegang peranan penting di dalam sistem pengelolahan data. Komputer
mulai digunakan banyak perusahaan guna menjalankan tugas pemrosesan
data. di pihak lain, manusia tetap mengerjakan tugas-tugas yang lebih sesuai
bagi mereka ketimbang bagi komputer.
Sistem informasi berdasarkan komputer mengubah dan
memindahkan data dengan kecepatan yang sangat tinggi, tetapi hal ini
cenderung mempertinggi paparan resiko menurut Wilkinson
(1993:202-204), semakin tinggi paparan resiko ini disebabkan oleh beberapa masalah
yang bersifat inheren: Pemrosesan Terpusat, Penyimpanan Data Bukan Pada
Manusia sehingga proses data lebih cepat dimana :
1. Data ini tidak terlihat dan tidak dimengerti oleh manusia. Memang, data
ini bisa diceta atau ditayangka, tetapi diperlukan operator komputer atau
sistem komputer untuk melakukannya.
2. Data seringkali mudah terhapus.
3. Data tersimpan secara singkat dipadatkan. Jadi, sangat banyak data yang
dapat dengan mudah dirusak, dihancurkan, atau diakses oleh pengguna
Rangkaian Audit yang Terfragmentasi, pertimbangan manusia ditinggalkan
komputer melaksanakan perintah terprogram secara membuta, artinya, alat
ini tidak memiliki pertimbangan (judgement), jadi kecil sekali kesempatan
bagi manusia dalam sstem berdasarkan komputer untuk mengenali kesalahan
atau data yang meragukan. Oleh karena itu komputerisasi sangat dibutuhkan
di dalam pengendalian intern. Dari uraian diatas maka dapat disusun
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pikir
2.7 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah serta landasan teori
yang mendukung dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. Diduga bahwa pengendalian intern dan komputerisasi berpengaruh positif
terhadap Sistem Informasi Akuntansi (SIA) di PT. SEMEN GRESIK
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasioanal
1. Variabel Terikat (Y)
Sistem Informasi Akuntansi (Y) :
Merupakan rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan,
diproses menjadi informasi, dan dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaannya.
2. Variabel Bebas (X) terdiri dari :
a. Pengendalian Intern (X1)
Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan, (Mulyadi 1993:163).
b. Komputerisasi (X2)
Merupakan kerangka kerja pengolahan data untuk menghasilkan
3.1.2 Pengukur an Variabel
Pengukuran variabel menggunakan kuesioner yang diambil dari
staff PT. SEMEN GRESIK (Persero) Tbk. sedangkan skala pengukuran
yang digunakan adalah skala semantic differencial dengan skala interval
ini tersusun dalam suatu garis continue yang jawabannya sangat positif
dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif terletak dibagian
kiri atau sebaliknya. Dimulai dari angka 1 sampai dengan angka 7 yang
menunjukkan nilai tertinggi.
Terendah 1 2 3 4 5 6 7 tertinggi
Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel dalam penelitian ini
adalah :
1. Variabel Bebas (X1) adalah pengendalian intern dan pengukurannya
didasarkan pada indikator :
• Ketelitian, keandalan data akuntansi, efisiensi, dan praktik yang
sehat.
2. Variabel Bebas (X2) adalah Komputerisasi dan pengukuran didasarkan
pada indikator :
• Memproses data lebih efektif dari pada manual.
• Komputer tidak saja mampu melakukan juga dengan kecepatan
yang melebihi kecepatan manual, melainkan juga dengan sangat
• Komputer merupakan pemroses (prosesor) yang lebih dapat
diandalkan ketimbang manusia karena komputer tidak pernah
merasa lelah, jemu, emosional.
3. Variabel Terikat (Y) adalah sistem informasi akuntansi dan
pengukurannya didasarkan pada indikator :
• Relevansi , akurasi, ketepatan, dan cakupan suatu sistem informasi
akuntansi
3.2 Teknik Penentuan Sampel
a. Obyek
Obyek dalam penelitian ini adalah PT. SEMEN GRESIK (Persero) Tbk.
b. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer dari PT. SEMEN
GRESIK (Persero) Tbk, dengan jumlah populasi sebanyak 56 orang.
c. Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan dijadikan objek
penelitian adalah dengan menggunakan sampel random sampling, yaitu
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk semua
anggota populasi
Banyaknya anggota dalam sebuah sampel disebut sebagai ukuran
Ukuran sampel dalam penelitian ini dapat di peroleh dengan rumus :
sampel yang dapat diinginkan yaitu 10%
maka :
Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh
penelitian dan objek yang diteliti dengan cara mengadakan
pengamatan atau observasi dan wawancara dengan responden
langsung di lokasi penelitian
b. Data Sekunder
Berupa data yang sudah disusun oleh pihak perusahaan yang
memberikan gambaran umum keadaan perusahaan baik mengenai
struktur organisasi, lokasi perusahaan, laporan keuangan, dan jumlah
pegawai.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah dari PT. SEMEN GRESIK