• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Siswa Kelas XI Perhotelan SMK NEGERI 3 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Siswa Kelas XI Perhotelan SMK NEGERI 3 Cimahi."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP

KREATIFITAS BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Siswa Kelas XI Perhotelan SMK NEGERI 3 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Senna Mardani

0907022

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Implementasi Model Pembelajaran

Kooperatif Dalam Aktifitas Ritmik

Terhadap Kreativitas

Belajar Siswa

Oleh Senna Mardani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan OlahragadanKesehatan

© Senna Mardani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SENNA MARDANI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Study Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002

Mengetahui,

(4)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

(6)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP

KREATIVITAS BELAJAR SISWA

Senna Mardani

Jurusan Pendidikan Olahraga

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Pembimbing Kesatu Pembimbing Kedua

Dr. Bambang Abduljabar. M.Pd Helmy Firmansyah. S.Pd ABSTRAK

Lemahnya pemahaman strategi pengajaran guru dan bentuk tugas gerak yang menunjang belajar siswa dalam pembelajaran penjas khususnya aktivitas ritmik dapat mengakibatkan lemahnya kreativitas belajar siswa. Guru penjas perlu untuk menumbuhkan kembangkan cara berpikir dan bersikap kreatif siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya aktivtitas ritmik.Studi eksperimen semu pre-test post-test control group design telah dilakukan pada 26 sampel dari 107 populasi siswa di SMK Negeri 3 Cimahi. Instrumen pengumpul data menggunakan angket berupa skala kreativitas sebagai alternatif jawabannya. Data hasil analisis angket berupa skala kreativitas diperoleh hasil penghitungan t-hitungnya 8,46 dengan t-tabel 1,71 (dk = 24 dengan taraf signifikan α = 0,05). Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa, terdapat perbedaan kreativitas belajar siswa pada saat sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi. Serta terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kreativitas belajar siswa antara kelas yang diterapkan model pembelajaran kooperatif dan yang tidak pada siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi.

(7)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON THE RHYTHMIC ACTIVITY

CREATIVITY LEARNING STUDENTS

Senna Mardani

Jurusan Pendidikan Olahraga

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Pembimbing Kesatu Pembimbing Kedua

Dr. Bambang Abduljabar. M.Pd Helmy Firmansyah. S.Pd

ABSTRACT

Weak teachers 'understanding of teaching strategies and forms of motion tasks that support student learning, especially in learning penjas rhythmic activity can result in poor creativity of student learning. Physical education teachers need to develop ways to foster creative thinking and attitude of students in the learning process, especially rhythmic actitivity of physical education. Study of quasi-experimental pretest-posttest control group design was performed on 26 samples from a population of 107 students in SMK Negeri 3 Cimahi. Instruments for collecting data using questionnaires as an alternative form of creativity scale answer. Data analysis of the results obtained by the creativity scale questionnaire form t-counted tally of 8.46. With t het-table 1.71 (df = 24, with significance level α = 0.05). From the results of this study indicate that there are differences in students' learning creativity at the time before and after the implementation of cooperative learning in class XI student of SMK Negeri 3 Cimahi Hospitality. And there is a significant impact on student learning between classroom creativity applied cooperative learning model and is not in class XI student of SMK Negeri 3 Cimahi Hospitality.

(8)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

(9)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ..……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH ..………. iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ………. vi

DAFTAR GAMBAR……… vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...………. 1

B. Identifikasi Variabel………. 9

C. Rumusan Masalah ……… 11

D. Tujuan Penelitian ………. 11

E. Manfaat Penelitian ……… 12

F. Batasan Penelitian...………. 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Belajar Pembelajaran ………. 14

2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani .……… 17

3. Kreativitas ..………... 22

(10)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Aktivitas ritmik .…….……… 37

6. Hubungan Antara Kreativitas dan Model Pembelajaran Kooperatif…..……….……… 40

B. Kerangka Berpikir ……….……… 42

C. Hipotesis ………..……….………. 48

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 49

B. Populasi dan Sampel ..………. 50

C. Desain Penelitian …….………... 53

D. Instrumen Penelitian ……..………. 55

E. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen……….60

F. Teknik Analisis Data …..………. 63

G. Prosedur Penelitian …..………... 67

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data .……….. 69

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ……….. 70

C. Pembahasan Penelitian………..……….. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 79 B. Saran ………..……….. 81 DAFTAR PUSTAKA .……….. 83

(11)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Matrik Penelitian ………...……….. 45

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrument Kreativitas ……….……… 57

Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ………. 59

Tabel 3.3 Pengisian Skala Tes Kreativitas ……….. 60

Tabel 3.4 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen ..……… 62

Tabel 4.1 Hasil Nilai Pre-Test Kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol ……… 69

Tabel 4.2 Hasil Nilai Post-Test Kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol …..… 70

Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data……… 71

Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Variansi……… 71

(12)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 desain penelitian………….……… 53

(13)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Sebelum Vailiditas Dan Reliabilitas ………..….. Lampiran 2 Uji Validitas Dan Reliabilitas .………..………. Lampiran 3 Instrumen Sesudah Vailiditas Dan Reliabilitas .………..….. Lampiran 4 Panduan Metodik Pengajaran..……….. Lampiran 5 Agenda Penelitian....……….. Lampiran 6 Data Hasil Pretest, Posttest Dan Gain Kelas Eksperimen ………. Lampiran 7 Perhitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pretest, Posttest Dan Gain

Kelas Eksperimen ...………….……..………

Lampiran 8 Data Hasil Pretest, Posttest Dan Gain Kelas Kontrol ...………. Lampiran 9 Perhitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pretest, Posttest Dan Gain

Kelas Kontrol ..……….……..………

(14)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(15)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu bentuk tuntunan kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Dengan melalui pendidikan, akan bisa membantu menumbuh kembangkan manusia menjadi suatu pribadi yang memiliki moral dan watak yang baik sehingga menjadi manusia yang berkualitas dan berguna bagi bangsa dan negaranya. Pendidikan diarahkan sebagai usaha untuk mengembangkan potensi peserta didik agar mempunyai kemampuan, keterampilan, sikap yang baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang dimaksud adalah upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Hal diatas pun ditegaskan dalam Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 menurut (http://fadlolymasterteacher.wordpress.com)bahwa :

Harapan agar melalui pendidikan dapat mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang bertaqwa, berahlak mulia, cakap, kreatif, juga mandiri.

Dari hal diatas maka perlunya penggunaan pendidikan jasmani sebagai alat pencapaian tujuan tersebut, karena pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan bagian disiplin ilmu yang ada dalam kurikulum pendidikan sebagai alat mencapai tujuan tersebut. Pernyataan diatas sesuai dengan rumusan rujukan nasional (Mendikbud No. 413/U/1957)dalam Lutan (2001: 65)bahwa :

(16)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan jasmani tersebut merupakan suatu aktivitas kegiatan yang dilakukan melalui dan tentang aktifitas jasmani serta olahraga. Pendidikan melalui dan tentang aktifitas jasmani serta olahraga tersebut, tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, baik keterampilan gerak serta termasuk keterampilan sosial, dan pertumbuhan mental siswa itu sendiri. Jadi ketika beraktivitas tersebut tubuh tidak hanya meningkat kemampuan dalam fisiknya saja, tapi sikap dan kognisinya pun harus dikembangkan secara baik, baik itu kemampuan kognisi seperti cara berpikir dalam menghadapi aktifitas, dan baik dari segi sikapnya seperti berkomunikasi dan bekerjasama dengan teman. Menurut Abduljabar (2011:83) menekankan juga bahwa : “Pendidikan jasmani tidak hanya menyebabkan seseorang terdidik fisiknya, tetapi juga semua aspek yang terkait dengan kesejahteraan total manusia, seperti yang dimaksud dengan konsep “kebugaran jasmani sepanjang hayat”. Seperti diketahui dimensi hubungan tubuh dan pikiran menekankan pada tiga domain pendidikan, yaitu : psikomotor, afektif dan kognitif.”

Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa pendidikan jasmani sangat berkontribusi pada pencapaian tumbuh kembang siswa, baik pengembangan kemampuan berpikir, sosialnya, maupun keterampilan geraknya.

Pendidikan jasmani termasuk dalam kurikulum pendidikan, kegiatan pendidikan jasmani merupakan sebagai alat pencapai tujuan pendidikan yang artinya dengan kegiatan pendidikan dilaksanakan menggunakan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi pada kenyataan disekolah, bahwa makna penerapan pembelajaran pendidikan jasmani itu sendiri sangat berbeda jauh dengan pandangan makna asli dari proses pembelajaran pendidikan jasmani yang seharusnya disekolah, yaitu aspek pendidikan tadi.

Fakta sekarang, makna proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah lebih ditekankan pada pembelajaran pendidikan olahraga saja, bahwa pendidikan

(17)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

olahraga bermakna kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan olahraga sesuai cabang olahraga dan siswa ditekankan untuk terampil akan teknik suatu cabang olahraga. Seharusnya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah tidak hanya menekankan pada tujuan olahraganya saja, akan tetapi dengan aktivitas jasmani dan olahraga yang dilakukan tersebut bisa mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Jadi memanfaatkan kegiatan aktivitas jasmani olahraga seharusnya sebagai alat pendidikan dan sebagai tujuan juga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peran dan makna pendidikan jasmani disekolah sehingga berbeda dalam lapangan atau sekolah adalah dikarenakan kurang pahamnya konsep pokok pendidikan jasmani oleh banyak orang, dan itupun termasuk oleh guru yang mengajar. Hal itu berdampak pada pola mengajar guru yang selalu menitik beratkan pengajaran pada hasil keterampilan, sedangkan aspek lain seperti intelegensi hanya dipahami sebagai kemampuan menjawab soal pada ujian akhr sekolah saja. Hal itulah yang membuat makna dan konsep pembelajaran pendidikan jasmani disekolah jaman sekarang sangat sulit untuk ditafsirkan, sehingga pada penerapan dilapangan akan membuat binggung siswa dalam kearah mana mencapai tujuan pembelajarannya. Apakah akan hanya terampil dalam beraktivitas, atau dengan aktivitas dia menjadi terampil dalam belajar.

(18)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khususnya dalam ruang lingkup pendidikan jasmani, manajemen pendidikan jasmani merupakan suatu kombinasi keterampilan yg berhubungan dengan pengorganisasian dan pengendalian, serta penilaian dalam konteks suatu organisasi dalam aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam manajemen pendidikan jasmani didalamnya terdapat beberapa unsur-unsur dalam proses manajemennya, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan materi, pemilihan strategi pembelajaran, hingga sistem penilaian pembelajaran. Menurut Abduljabar (2011), bahwa : “Unsur manajemen program pengajaran pendidikan jasmani yaitu : (1) Perumusan Tujuan, (2) Perencanaan Pengajaran, (3) Pemilihan Materi, (4) Penentuan Sarana dan Prasarana (Peralatan), (5) Lama Sesi Pengajaran, (6) Pemilihan Metode dan Strategi Pengajaran, (7) Pengembangan Program Pengajaran, (8) Sistem Evaluasi, (9) Dokumentasi Rekor dan Penghargaan.”

Hal yang sering disoroti jaman sekarang dalam kendala pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani oleh seorang guru disekolah adalah dalam hal memilih metode dan strategi pengajaran. Sering kali guru hanya memilih metode dan strategi pengajaran yang selalu berpusat pada guru, sehingga kendala-kendala pendidikan jasmani yang telah dibahas diatas selalu muncul. Dengan memilih metode dan strategi pengajaran tersebut hanya menekankan siswa untuk terampil dalam bergerak, sehingga konsep “bergerak untuk belajar” tadi tidak akan muncul. Bila ingin tercapai tujuan pendidikan jasmani yang seutuhnya, maka perlu adanya pemikiran ulang dalam memilih metode dan strategi pengajaran.

(19)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan gerak, dan itu perlu tertanam baik pada tiap individu manusia.

Kemampuan kognisi tersebut dibagi menjadi berbagai beberapa macam, dan salah satu yang menjadi kemampuan kognisi adalah kreativitas. Dengan kreativitas, siswa akan melahirkan pemikiran atau gagasan baru tentang bagaimana menghadapi suatu hal yang sedang dihadapi khususnya dalam pendidikan jasmani. Kreativitas sendiri merupakan suatu kemampuan yang dimiliki suatu individu dalam menciptakan sesuatu hal yang baru, kemampuan tersebut bisa berupa pemikiran, ide, gagasan, saran maupun perbuatan. Pemikiran atau gagasan tadi menjadi penyempurna pemikiran atau gagasan terdahulu dalam memecahkan suatu.

Hal tentang kreativitas pun ditegaskan oleh pendapat Munandar (1999:33) kreativitas bisa diartikan sebagai : “kemampuan dalam menciptakan sesuatu penemuan baru, dalam mewujudkan pemberian gagasan baru untuk diterapkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, kreativitas juga dapat dikatakan sebagai kemampuan dalam melihat hubungan baru dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.”

Pengembangan dan peningkatan kreativitas pun bisa dilakukan pada setiap tingkatan umur, namun harus disesuaikan dengan tingkat kesulitan masalah yang berbeda. Dalam tingkatan kreativitas anak remaja, hal yang harus diperhatikan dalam cara pengembangannya yaitu membuat siswa itu menimbulkan rasa eksistensinya dalam kehidupan. Dengan rasa eksistensinya tersebut siswa menjadi bisa dalam mengembangkan keterampilan hidupnya, sehingga bisa berperilaku konstrukstif dalam lingkungannya dan berguna bagi kehidupannya dimasa yang akan datang.

(20)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strategi pengajaran, salah satunya model pembelajaran yang akan digunakan. Model pembelajaran merupakan suatu kerangka bentuk pembelajaran yang berupa strategi pengajaran yang tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran dalam membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Penjelasan berikut sejalan dengan pemikiran Winataputra (1994) dalam Juliantine (2011:8) bahwa :

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan fungsi sebagai pedoman pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Pada saat penulis melakukan penelitian awal di SMK Negeri 3 Cimahi yaitu pengamatan peneliti ketika melakukan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani, peneliti selaku sebagai salah satu guru praktikum disana yang memegang salah satu kelas X. Dalam pertemuan tersebut, peneliti melihat guru praktikum lain memberikan materi pembelajaran pendidikan jasmani yaitu aktivitas ritmik dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Setelah diamati ketika proses pembelajaran, siswa terlihat kurang termotivasi dan tidak ada kesempatan siswa untuk berkreasi dalam melakukan gerakan baik itu ketika mengingat materi maupun membuat gerakan, dan lebih parahnya adalah siswa menjadi tegang dan sulit untuk melakukan gerakan karena siswa terlihat terpaku dengan gerakan guru tersebut. Tidak dipungkiri juga proses pembelajaran menjadi terganggu karena kondisi tempat pembelajaran yang digunakan sangat sempit, terganggu oleh motor yang parkir ditempat pembelajaran pendidikan jasmani.

(21)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konvensional, karena dalam proses pembelajarannya ada keinginan pribadi guru tersebut untuk bermaksud membuat siswa selain menjadi bugar juga menjadi terampil dalam suatu cabang olahraga agar bisa dipersiapkan untuk perlombaan LKS (lomba keterampilan siswa) atau perlombaan kearah prestasi pada tiap tahunnya. Seringnya penggunaan model pembelajaran konvesional oleh guru disana pun disebabkan pula oleh masih kesulitannya untuk melakukan persiapan dan pengelolaan pembelajaran pada salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani yang materi pembelajarannya jarang diberikan pada siswa, contohnya pembelajaran aktivitas ritmik. Ketika pembelajarannya pun siswa jarang sekali diikutsertakan dalam memecahkan permasalahan pembelajaran tadi, sehingga dampaknya siswa menjadi terpaku dengan pembelajaran yang hanya terfokus oleh apa yang diperintahkan oleh guru, dan kemampuan kreatif siswa dalam menanggapi permasalahan pembelajarannya kurang bisa berkembang.

Ketika saat diluar proses pembelajaran pendidikan jasmani, peneliti pun dapat melihat bagaimana proses pembelajaran siswa selain pembelajaran pendidikan jasmani yaitu pada saat melakukan absensi kelas dan piket kebersihan ke tiap kelas termasuk kelas X. Dalam pelajaran lainnya, guru disekolah tersebut masih kebanyakan menggunakan metode dan strategi mengajar konvensional ketika memberikan materi pembelajaran.

(22)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bisa dikatakan guru pendidikan jasmani terlalu menekankan pembelajaran kearah pendidikan olahraga atau tujuan terampil dalam melakukan teknik cabang olahraga tanpa adanya keseimbangan dalam meningkatkan kemampuan sikap dan kognisinya.

Bila melihat pada tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang sebenarnya maka guru tersebut kurang sesuai dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran, bahwa pembelajaran tersebut seharusnya mencapai tujuan pendidikan jasmani yang menyeluruh yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Apabila guru disana terus menerus menekankan pembelajaran seperti itu maka produk akhir siswa nantinya kurang sesuai dengan hasil akhir pembelajaran siswa yang diharapkan, apalagi akhirnya pun akan kurang sesuai dengan tujuan sekolahnya tersebut sesuai dengan misi sekolah daerahnya yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, kreatif, inovatif, memiliki etos kerja, mampu mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Cimahi.

Dari problematika-problematika pembelajaran siswa disekolah tersebut, peneliti bisa menyimpulkan bahwa kurangnya penekananan dan pemfasilitasian dalam mengembangkan kemampuan kreativitas siswa disana oleh guru dalam kegiatan pembelajaran disekolah khususnya pada pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, kebanyakan kemampuan kognisi siswa hanya dipakai ketika saat ujian akhir saja, dan persepsi tersebut makin menetapkan dari tahun ketahun tentang makna pembelajaran pendidikan jasmani yang menekankan pembelajaran bertujuan untuk keterampilan berolahraga saja.

(23)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penjelasan diatas pun penulis akan mencoba memecahkan masalah pengembangan kreativitas dengan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sendiri merupakan suatu model yang dilandasi pembelajaran berteori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan yang membuat siswa diuntut menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks. Hal itu ditegaskan menurut Slavin (2005) dalam Rusman (2010:201)bahwa :

Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini memungkinkan adanya pertukaran ide dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.”

Pendidikan jasmani melalui pendekatan model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu mengkondisikan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan dan mengembangkan kreativitas siswa, sehingga akan menjamin terjadinya perbaikan tujuan pembelajaran kearah yang lebih baik.

Dari penjelasan diatas, model pembelajaran kooperatif memungkinkan untuk bisa dipakai dalam mengembangkan kreativitas siswa karena model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada aktivitas siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani secara bersama-sama. Maka dari itu peneliti mengangkat judul yaitu : “implementasi model pembelajaran kooperatif dalam aktivitas ritmik terhadap kreativitas belajar siswa”.

B. Identifikasi Variabel

(24)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Variabel bebas atau independen : model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (1984) dalam Solihatin (2009:4), mengatakan bahwa :

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 orang sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pendapat diatas ditegaskan oleh Roger dan David Johnson dalam Suprijono (2009:58), mengatakan bahwa :

Untuk mencapai hasil maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah : (a) Positive interdependence (saling ketergantungan positif) ; (b) Personal responsibility (Tanggung jawab perseorangan) ; (c) Face to face promotive interaction (interaksi promotif) ; (d) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota) ; (e) Group processing (pemrosesan kelompok).

2. Variable terikat atau dependen : kreativitas belajar.

Menurut Munandar (1999:33), bahwa : “Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan dalam menciptakan sesuatu penemuan baru, dalam mewujudkan pemberian gagasan baru untuk diterapkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, kreativitas juga dapat dikatakan sebagai kemampuan dalam melihat hubungan baru dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.”

(25)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreativitas muncul dalam proses 4 tahap sebagai berikut : (1) Tahap persiapan ; (2) Tahap inkubasi ; (3) Tahap pencerahan ; (4) Tahap pelaksanaan/pembuktian.

Merajuk 2 pendapat diatas, belajar kreatif sendiri menurut Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1997:34) berpendapat bahwa :

Belajar kreatif adalah menjadi peka atau sadar akan masalah, kekurangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidakharmonisan dan sebagainya.

Dalam melihat dan menilai kreativitas belajar siswa, maka peneliti harus mempunyai pedoman dalam pengamatannya. Pada penelitian ini peneliti akan berpedoman pada alak ukur penilaian kreativitas yang dikembangkan oleh Munandar (2009:68) yaitu :

Tes untuk mengukur kreativitas, sebagaimana telah dikemukakan meliputi aptitude traits atau ciri kognitif dari kerativitas dan non aptitude traits atau ciri afektif dari kreativitas.

Serta dengan rincian ciri-cirinya menurut Munandar (1999:88-93) bahwa : “Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi : 1) keterampilan berpikir lancer (kelancaran), 2) keterampilan berpikir luwes (fleksibel), 3) keterampilan berpikir orisinal (orisinalitas), 4) keterampilan memperinci (elaborasi), 4) keterampilan berpikir (evaluasi). Sedangkan cirri-ciri non aptitude yaitu : 1) rasa ingin tahu, 2) bersifat imajinatif, 3) merasa tertantang oleh kemajemukan, 4) sifat berani mengambil resiko, 5) sifat menghargai.”

(26)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan jasmani. Hal tersebut dilakukan untuk mengamati penggunaan variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif pada variabel terikat yaitu kreativitas belajar. Pembelajaran eksperimen tersebut dilakukan terhadap kelas eksperimen yang dibandingkan dengan kelas lain yang terkontrol yaitu kelas yang tidak diberi penerapan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran eksperimen tersebut dilakukan terhadap dua bentuk kelas pembelajaran. Pertama yaitu kelas ekperimen, kelas yang diberi penerapan pembelajaran dengan model kooperatif. Sedangkan yang kedua yaitu kelas kontrol, kelas yang hanya menggunakan model pembelajaran langsung atau konvensional yang bentuk pembelajarannya menekankan pada penguasaan keterampilan siswa dalam belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi variabel diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan diantara kreativitas belajar siswa sebelum dengan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen?

2. Apakah ada perbedaan kreativitas belajar siswa sebelum dengan sesudah pada kelompok kontrol?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan diantara gain skor kreativitas belajar siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kreativitas belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif pada kelas eksperimen. 2. Untuk mengetahui kreativitas belajar siswa sebelum dan sesudah pada

(27)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam aktivitas ritmik terhadap kreatifitas belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini secara teoritis dan praktisnya yaitu :

1. Secara Teoritis

a. Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran pendidikan jasmani disekolah

b. Dapat mengembangkan potensi siswa yang mereka miliki.

c. Dapat menjadi suatu bentuk cara dalam membangun masyarakat suatu bangsa yang maju dan berkembang.

2. Secara Praktis a. Bagi guru

1) Dapat membantu guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan pada proses pembelajaran pendidikan jasmani.

2) Dapat membantu meningkatkan kualitas kinerja guru sebagai pendidik yang profesional.

3) Dapat memperbaiki proses belajar mengajar disekolah. b. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.

2) Dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dan kreatif hingga bisa berprestasi lebih tinggi

(28)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi sekolah

1) Dapat memotivasi guru untuk meningkatkan profesionalitasnya

F. Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penelitian eksperimen.

2. Membahas tentang implementasi model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kreatifitas belajar.

3. Jenis model pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu STAD

(Student Team Achievement Divison).

4. Bentuk variabel bebasnya yaitu model pembelajaran kooperatif. 5. Bentuk variabel terikatnya yaitu kreatifitas belajar.

6. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 107 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu 26 orang.

(29)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam setiap melakukan suatu penelitian, perlulah adanya suatu metode penelitian sabagai suatu cara untuk memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan data hasil penelitian. Penggunaan metode dalam penelitian tesebut harus disesuaikan dengan masalah yang akan dibahas dan diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian yang diinginkan. Dalam penelitian ini, tujuan utamanya yaitu untuk mengembangkan kreativitas siswa sekolah menengah atas dengan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani yaitu aktivitas ritmik. Maka akhir penelitian yang ingin dicapai yaitu perkembangan kreativitas siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada pembelajaran aktivitas ritmik.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, maka metode penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen. Metode penelitian ini akan digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa sifat dari penelitian yang akan dilakukan bersifat ekperimental yaitu mencobakan sesuatu perlakuan atau treatment untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment tersebut. Menurut Sugiyono (2007:107) bahwa : “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

(30)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal atau masalah dengan mencoba menerapkan perlakuan atau treatment sehingga diperoleh hasil akan perlakuan tersebut.

Pada penelitian eksperimen ini terdapat ciri khas bentuk penelitiannya yaitu terdapat dua variabel yaitu variable bebas dan variable terikat. Hal tersebut ditegaskan oleh Sudjana (1989:24) bahwa : “Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua ketegori yakni variabel bebas dan varibel terikat. Variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk mengetahui intensitasnya terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas, oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas.” Jadi dalam metode penelitian eksperimen harus ada faktor yang dicobakan. Pada penelitian ini faktor yang akan dicobakan yaitu variabel terikat yang terdiri dari penerapan pembelajaran kooperatif dan variabel terikat adalah terhadap kreativitas belajar siswa. Dalam penelitian ini pun metode penelitian ekperimen mempunyai kedudukan yang penting dalam mengungkapkan penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap kreativitas belajar siswa.

Metode penelitian eksperimen yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan memberikan dua perlakuan atau treatment yang berbeda terhadap subjek penelitian berupa penggunaan model pembelajaran yang berbeda. Pada pelaksanaannya siswa akan dibagi ke dalam kedua kelompok, yang pertama yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dan yang kedua kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

(31)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel

Dalam menyusun dan menganalisis data penelitian ini diperlukan sumber data untuk bisa dijadikan sebagai objek penelitian yang akan diteliti sampai sejauh mana penelitian dilakukan. Pada umumnya sumber data dalam penelitian bisa berupa populasi dan sampel penelitian.

1. Populasi

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti haruslah terlebih dahulu perlu menentukan populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data untuk penelitiannya. Populasi menurut Sugiyono (2010:80) merupakan : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan ditarik kesimpulannya.”

Sedangkan menurut Sudjana (2004:74) bahwa : “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang dibatasi oleh suatu kriteria atau pembatasan tertentu, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi.”

Mengingat populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut Sudjana (2004:75) bahwa : “..pembatasan populasi dilakukan dengan membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi terjangkau (accessible population).

(32)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 107 orang.

2. Sampel

Setelah peneliti menentukan populasi yang akan dijadikan sebagai sumber data, maka peneliti langsung memilih sebagian pupolasi untuk dijadikan sampel penelitian. Sampel sendiri menurut Arikunto (2002:104) menjelaskan bahwa : “Sampel adalah sebagian dari populasi atau wakil dari populasi.”

Sedangkan menurut Sudjana (2004:85) menerangkan bahwa : “Sampel digunakan dalam penelitian ini untuk mempermudah pengambilan data dari populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.”

Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil harus dapat memiliki karakteristik yang sama dengan populasi, sehingga apa yang diteliti tersebut benar-benar mewakili populasi penelitian. Salah satu syarat dalam penarikan sampel adalah bahwa sampel itu bersifat representative, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Sifat karakteristik populasi harus tergambar dalam sampel. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini harus berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, metoda, dan instrument penelitian. Disamping itu perlu juga diperhatikan masalah waktu, tenaga, dan dana.

Lalu penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (2002:107) yang mengemukakan sebagai berikut : “Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih.”

(33)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampel sebanyak 26 orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampelnya yaitu menggunakan teknik sampel purposive. Menurut Sugiyono (2012:124), bahwa : “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”

Sampel pada penelitian ini diambil dengan kriteria pengambilannya yaitu :

1. Siswa yang menjadi sampel merupakan siswa yang belum pernah melakukan kegiatan pembelajaran aktivitas ritmik baik di intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

2. Jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan.

Siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif dan kontrol dengan model pembelajaran langsung.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bagian yang harus ada dalam penelitian. Untuk menentukan sebuah desain penelitian biasanya disesuaikan dengan jenis pendekatan atau metode penellitian yang digunakan. Menurut Nasution (2008:40) bahwa : “Desain penelitian merupakan rencana tentang pengumpulan data, menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan.”

(34)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persiapan sampai dengan penutup. Desain penelitian dapat dilihat dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(Pretest Posttest Control Group Design)

Kelompok Eksperimen = R O1 X O2 Kelompok Kontrol = R O3 O4

Keterangan :

Kelompok 1: kelompok eksperimen Kelompok 2: kelompok kontrol

O1 : tes awal kelas ekperimen O3 : tes awal kelas kontrol O2 : tes akhir kelas ekperimen O4 : tes akhir kelas kontrol X1 : perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control

group design, di mana dua kelompok diberi tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok kontrol yang menerapkan model pembelajaran langsung dan kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Dalam pelaksanaan penelitian ini juga, penulis membuat langkah-langkah penelitian pada Gambar 3.2 yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.2

(Langkah-langkah penelitian)

Studi literatur tentang masalah penelitian

Pembuatan instrumen penelitian

(35)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani perlu adanya alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, terutama kreativitas dalam belajar. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data, yang pada hakekatnya adalah alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Keberhasilan penelitian banyak ditemukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen penelitian. Menurut Arikunto

Proses uji coba atau validasi instrument penelitian

Analisis hasil uji coba dan validasi instrument penelitian

Pre-test

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Treatment dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif

pada kelas eksperimen

Treatment dengan

menerapkan model pembelajaran langsung

pada kelas kontrol

Post-test

Pembahasan penelitian

Penarikan kesimpulan

(36)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2002:136) menyatakan bahwa : “Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sitematis sehingga lebih mudah diolah.”

Bertolak dari tujuan dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan adalah angket berupa skala pengukuran kreativitas dengan menggunakan alternatif jawaban dari pernyataannya yaitu sangat sesuai, sesuai, netral, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.

Varibel yang diukur dalam penelitian ini adalah kreativitas, maka instrumen yang digunakan adalah tes kreativitas yang dikembangkan oleh peneliti sendiri, namun berpedoman pada Guilford (t.t.) yang menjelaskan bahwa : “Kreativitas berarti aptitude dan non aptitude.” Juga pada Winardi (1991) dalam Juliantine (2011:152) yang menjelaskan bahwa :

Ciri dari kreativitas adalah kemampuan untuk menghubungkan ide-ide dalam problem-problem yang dicapai dari banyak macam sumber; cenderung memiliki banyak alternative terhadap masalah atau subjek tertentu; memiliki fleksibilitas tinggi dalam pemikirannya.

Selain itu penulis juga mengacu pada penilaian kreativitas yang dikembangkan oleh Munandar (2004:68) yang menjelaskan bahwa : “Tes untuk mengkur kreativitas meliputi aptitude traits atau cirri kognitif dari kreativitas dan non aptitude traits atau ciri afektif darii kreativitas.”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas seseorang dapat terukur melalui aptitude dan non aptitudenya.

(37)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ganda terhadap kata dan istilah yang digunakan. 3) Ingat bahwa penulisan aitem harus sealu mengacu pada indicator keperilakuan, karena itu jangan menulis aitem yang langsung berkaitan denagn atribut yang diukur. 4) Selalu perhatikan indicator perilaku apa yang hendak diungkap sehingga stimulus dan pilahn jawaban tetap relevan dengan tujuan pengukuran. 5) Cobalah menguji pilihan-pilihan yang telah ditulis. 6) Perhatikan bahwa isi aitem tidak boleh mengandung

social desirability yang tinggi, yaitu aitem yang isinya sesuai dengan keinginan

sosial umumnya atau dianggap baik oleh norma sosial. 7) Untuk menghindari

strereotipe jawaban, sebagian dari aitem perlu dibuat dalam arah favorabel dan

sebagian lain dibuat dalam arah tidak favorabel.”

Setelah membuat butir pernyataan berdasarkan indikator dalam kisi-kisi selanjutnya penulis mengkonsultasikan instrumen tersebut kepada ahli psikometrik yaitu bapa Yusuf Hidayat S.Pd, M.Si. Berikut ini disusun mengenai

blue print kisi-kisi pengukuran kreativitas dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Blue Print

Kisi-Kisi Instrument Kreativitas Siswa SMA

Sub Variabel Dimensi Indikator / Deskripsi

Tingkah Laku

(38)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(39)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(40)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

resiko

F % : (N / jumlah indikator) x tiap indikator dalam dimensi

Contoh : Dimensi Fluiditas (Kelancaran) (100 : 50) x 4 = 8

Setelah ditetapkan indikator-indikator setiap sub komponen yang disesuaikan dengan variabel penelitian yang hendak diteliti dan telah dikonsultasikan dengan ahli psikometrik, maka dilakukan pembobotan skor dan pernyataan yang diajukan dibuat menjadi dua kategori yakni pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negative (non favorable). Dalam penskalaan respon, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif atau negatif dinilai subjek sangat sesuai, sesuai, netral, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

Untuk cara pemberian skor jawaban dari pernyataan tadi, maka bisa dilihat dari tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

(41)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Pengisian Skala Tes Kreativitas

No Pernyataan Alternatif jawaban

SS S N TS STS

1 Saya senang untuk bertanya, karena dengan bertanya membuat saya memahami suatu hal.

Keterangan :

SS : sangat sesuai S : sesuai N : netral TS : tidak sesuai STS : sangat tidak sesuai

Rancangan instrumen angket berupa skala pengukuran kreativitas yang sudah jadi tersebut kemudian di uji kadar validitas dan realibilitas instrumennya yang di uji cobakan kepada siswa kelas XI perhotelan SMK Negeri 3 cimahi, yaitu diluar sampel penelitian.

E. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh data yang menunjang validitas dan reliabilitas instrumen, maka uji coba instrumen dilakukan pada siswa-siswi yang dianggap homogen dengan sampel yang akan diteliti, yaitu siswa-siswi dari kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi (diluar sampel penelitian). Setelah data hasil uji coba terkumpul kemudian data diolah dan dianalisis secara statistik.

(42)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah peneliti membuat alat ukur atau instrumen yaitu angket berupa skala kreativitas sebanyak 50 soal pernyataan, maka perlulah adanya pengujian validitas butir soal dari instrumen yang telah dibuat tersebut. Menurut Suherman dan Sukjaya (1990:154) bahwa : “Untuk menentukan perhitungan validitas butir soal digunakan rumus korelasi produk moment

pearson”

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x = Skor siswa pada tiap butir soal y = Skor total tiap responden/ siswa n = Jumlah peserta tes

Sebuah butir soal dikatakan valid bila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.

(43)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan dengan SPSS 17, maka diperoleh item yang dinyatakan layak untuk digunakan sebanyak 33 item dari 50 item setelah dibandingkan dengan r-tabel sebesar 0,266 pada tiap itemnya.

2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukan instrumen penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dapat dikatakan sudah baik yaitu apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2007: 173) mendefinisikan reliabilitas alat ukur sebagai : “Ketetapan alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya, yang artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.”

Sedangkan cara menghitung koefisien reliabilitas instrument tes menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 194), bahwa : Perangkat tes berupa bentuk uraian dapat diketahui menggunakan rumus Alpha, sebagai berikut :

Keterangan :

= Reliabilitas tes secar keseluruhan N = Butir soal

= Jumlah varians tiap item

= Varians skor total

Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi yang dikemukanan oleh Riduan (2008 : 138) yang dijelaskan dalam tabel 3.4

Tabel 3.4

(44)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan 0,80 – 1,000 Sangat tinggi 0,60 – 0,799 Tingggi 0,40 – 1,000 Cukup 0,20 – 1,000 Rendah 0,00 – 1,000 Sangat rendah

Untuk memudahkan peneliti dalam menguji reliabilitas skala, maka peneliti menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu SPSS 17. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut reliabel, dan sejauh mana tingkat reliabilitasnya, setelah mendapat hasil dari nilai reliabilitas dari seluruh tiap butir soal, maka hasil tadi dibandingkan dengan nilai r-tabel pada taraf signifikan 5 % dan jumlah responden sebanyak 57. Lalu setelah itu bandingkan juga dengan tabel kriteria reliabilitas instrumen (tabel 3.5), sejauh mana tingkat reliabilitasnya.

Hasil perhitungan dengan SPSS 17, maka diperoleh kriteria reliabilitas instrumen sebesar 0,802 yang dikategorikan sangat tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang sudah yang terkumpul dari lapangan, maka perlulah cara-cara dalam mengolah data untuk dapat membuat kesimpulan. Penganalisisan data tersebut dilakukan untuk bertujuan menjawab pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu apakah dampak dari pengaruh implementasi model pembelajaran kooperatif dalam aktifitas ritmik terhadap kreativitas belajar siswa.

Langkah-langkah dalam menganalisis data penelitiannya yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung Rata-rata

(45)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

=

Ket :

= nilai rata-rata yang dicari

Σ Xi = Jumlah Skor

n = Jumlah sampel

2. Menghitung Simpangan Baku

Dalam mencari simpangan baku dari setiap kelompok data, peneliti menggunakan rumus :

S =

Ket :

S = simpangan baku yang dicari

Σ Xi = Jumlah Skor

= nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

3. Uji Normalitas Data

(46)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

b. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. c. Mencari luas Zi pada tabel Z.

d. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas daerah.

e. S(Zi), adalah urutan n dibagi jumlah n.

f. Hasil pengurangan F(Zi) – S (Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi). g. Mencari data atau nilai yang tertinggi, tanpa melihat ( - ) atau ( + ),

sebagai nilai Lo.

h. Membuat kriteria penerimaan dan penolakkan hipotesis:

1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak

berdistribusi normal.

2) Jika L0 ≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal.

i. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt.

j. Membuat kesimpulan.

4. Pengujian Uji Homogenitas Dua Variansi

Dalam pengujian homogen tidaknya data penelitian maka harus dilakukan

pengujian kesamaan varians dua kelompok sampel normal dengan varians σ12

dan σ22. Bentuk rumus uji dua pihaknya yaitu uji untuk pasangan hipotesis nol

H0 dan tandingannya H1:

H0 : σ12 = σ22

H1 : σ12 ≠ σ22

Dalam menghitung homogonitas, peneliti menggunakan rumus dan langkah-langkah sebagai berikut :

F=

(47)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Apabila maka kedua varian homogen. 2) Apabila maka kedua varian tidak homogen.

5. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara pretest dan posttest akibat pemberian perlakuan atau untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Uji hipotesis ini menggunakan t-test. Uji t-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut dipergunakan rumus t-test dan menggunakan taraf signifikan 0,05 % karena penelitiannya termasuk pendidikan sosial. Rumus t-test dan langkah-langkah uji hipotesisnya sebagai berikut :

a. Ketentuan pemilihan rumus t-test menurut Sugiyono (2010 : 272-273), sebagai berikut :

- Bila jumlah anggota sampel dan varians homogen ( ), maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool

varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = – 2

- Bila , varians homogen ( ), dapat digunakan rumus t-test pooled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan (dk) =

– 2

- Bila , varians tidak homogen ( ), dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = – 1 atau dk = – 1 . jadi dk bukan

– 2.

(48)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Rumus t-test :

- Separated varians

t =

- Polled varians

t =

Ket :

t = nilai yang dicari ( ) = rata-rata kelompok A = rata-rata kelompok B

= jumlah sampel kelompok A = jumlah sampel kelompok B = variansi kelompok A = variansi kelompok B

c. Menentukan batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis:

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 )

Untuk α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 ) = 24, maka diperoleh nilai t sebesar

1,71.

(49)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis yang diajukan diterima jika t-hitung < t-tabel.

G. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian di SMK Negeri 3 Cimahi dengan jumlah pertemuan sebanyak 12 Kali dalam 4 minggu. Dengan kata lain, penelitian dilaksanakan 3 kali dalam seminggu (selasa, kamis, dan jumat). Hal ini senada dengan yang dikemukakan Habblinck dalam Agustan (2011:23) bahwa :

Frekuensi latihan paling sedikit 3 hari dalam seminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan, dan olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan sesorang akan menurun setelah 40 jam tidak melakukan latihan.

Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini akan dijabarkan kedalam tiga tahap ketika penelitian dilakukan, dengan rincian tahapannya seperti berikut :

1. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap persiapan :

a. Pencarian pemahaman tentang kreativitas dan model pembelajaran kooperatif

b. Studi awal mengenai kondisi tempat penelitian , diantaranya : kondasi lokasi penelitian, siswa, sarana dan prasarana, alat-alat bantu pengajaran, dana alat untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran

c. Pembuatan instrumen untuk mengukur aspek yang akan diteliti dengan cara membuat soal-soal angket tentang kreativitas belajar siswa.

d. Menguji instrumen oleh ahli psikometrik dan divalidasi kepada sampel diluar penelitian

(50)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Membuat dan memberikan surat perizinan untuk melaksanakan penelitian disekolah yang akan diteliti

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap pelaksanaan : a. Memilih siswa yang akan menjadi sampel penelitian

b. Penentuan waktu penelitian yang akan dilakukan dengan menghubungi pembantu kepala sekolah bidang kurikulum dan guru pendidikan jasmani kelas XI perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi. c. Melakukan pre-test untuk mengukur kreativitas awal siswa.

d. Pelaksanaan PBM pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

e. Melakukan post-test untuk mengetahui kreativitas belajar siswa setelah dilakukannya treatment.

3. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap akhir :

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian, baik itu pre-test dan post-test.

b. Pembahasan analisis data penelitian.

(51)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penganalisisan data tentang implementasi model pembelajaran kooperatif terhadap kreativitas siswa tersebut yang dilakukan selama 12 pertemuan, diperolehlah beberapa kesimpulan yang peneliti dapatkan, yaitu sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif ternyata berpengaruh positif terhadap kreativitas siswa pada pembelajaran aktivitas ritmik dikelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi, dan hal tersebut dilihat dari indikator aspek kreativitas yang berkembangkan seperti pada aspek aptitude yaitu kelancaran dalam menyatakan ide atau gagasan dan dari aspek non-aptitude seperti imajinatif dalam mencari ide dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi dalam hal memecahkan permasalahn materi tersebut.

2. Penerapan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol pada pembelajaran aktivitas ritmik dikelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi terbukti bahwa terdapat perbedaan kreativitas siswa pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran, hal tersebut terlihat dari hasil rata-rata post test lebih tinggi dari pada rata-rata-rata-rata pre test nya.

(52)

Senna Mardani, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KREATIFITAS BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

varians) bahwa t-hitungnya lebih besar dari pada t-tabel, sehingga

terdapat pengaruh yang signifikan.

4. Dari hasil pengamatan dilapangan pun, dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif siswa menjadi terdorong untuk terlibat secara aktif dalam menyelesaikan suatu permasalahan pembelajaran hingga mencapai suatu pemecahan masalah atau kesimpulan walaupun waktu yang diberikan untuk menyelesaikan masalah tersebut terbilang singkat, serta siswa dituntut untuk spontan dalam melakukan suatu hal yang kreatif. Siswa menjadi tertuntut untuk dapat berimajinasi.

Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab dengan hasil belajar yang mereka peroleh secara individu dan kelompok, karena siswa lebih banyak melakukan diskusi, penyelidikan dan menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari didalam kelompoknya. Dengan Penerapan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran penjas khususnya aktivitas ritmik mampu mendorong terjadinya interaksi antar siswa untuk dapat belajar bekerja sama dalam kelompok yang heterogen, dengan rasa saling ketergantungan yang positif untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini dapat membangkitkan semangatnya untuk menghasilkan karya yang lebih baik baik secara individu maupun kelompok.

Secara pengamatan langsung dan kasat mata, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran aktivitas ritmik dapat memberikan suatu kesempatan dan pemberian peluang kepada siswa dalam mengembangkan kreativitasnya.

Gambar

Gambar 3.2 (Langkah-langkah penelitian)
Tabel 3.1  Blue Print
Tabel 3.3 Pengisian Skala Tes Kreativitas
Tabel 3.4 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Referensi

Dokumen terkait

kolam Pancing Anom Asri untuk pengembangan dimasa yang

Undang-undang Nomor 51 Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Ijin Yang Berhak atau Kuasanya Yang Sah.. Undang-undang Nomor 23 tentang Ketentuan-Ketentuan

“ Strategi Pengembangan Bisnis Buah Semangka Pada CV Salim Abadi, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung”.. Fakultas Ekonomi dan

Mikrokristal selulosa dalam bentuk granul banyak digunakan sebagai bahan pengisi, penghancur dalam pembuatan tablet terutama untuk tablet cetak langsung karena memiliki

Satu komputer yang lain digunakan untuk menghubungkan antara server master dan server slave , kedua server itu dihubungkan tujuannya agar bisa terjadi replikasi data

Pengujian program dengan melakukan 16 percobaan data citra, 9 percobaan data suara, dan 9 percobaan data teks menunjukkan bahwa program cukup baik digunakan

[r]

Dari 5 faktor, 3 faktor memiliki hubungan terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap, yaitu pengetahuan, pendidikan dan kondisi ekonomi, sementara usia dan jumlah