• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAK BOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN : Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAK BOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN : Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda UPI."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh : MUNAWARDI

0801419

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI)

Oleh Munawardi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Munawardi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Munawardi

(3)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar Pengesahan

MUNAWARDI

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun

(Studi Deskritif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. H. R. Boyke Mulyana, M. Pd NIP. 196202311989031001

Pembimbing II,

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M. Pd NIP. 196812181994021001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAK BOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN (STUDI DESKRIPTIF PADA

SISWA PEMBINAAN SEPAK BOLA USIA MUDA UPI)

Munawardi* 2014

Penelitian ini dilatarbelakangi akan pentingnya penbinaan dan latihan kondisi fisik dalam olahraga, khususnya dalam cabang olahraga sepakbola. Latihan fisik bertujuan untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Adapun penelitian ini ditunjukkan pada kelompok usia 13-14 tahun, karena pada kelompok usia ini dapat dibilang usia kritis. Pada masa ini pemain sulit belajar teknik sepakbola baru. Proses pubertas yang dialami di usia ini membuat pemain menjadi kaku dan lambat. Untuk itu, tujuan program di usia ini salah satunya dapat difokuskan pada memelihara kemampuan koordinasi, kecepatan, dan mengasah kemampuan daya tahan dan kekuatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kebugaran jasmani atau kondisi fisk siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan subyeknya siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun sebanyak 22 siswa. Instumen yang digunakan berupa lembar observasi tes kondisi fisik cabang olahraga sepakbola, diantaranya; kemampuan anaerobik menggunakan tes lari 20 meter, shuttle run,

medicine ball push, vertical jump, push ups, squat jumps, sit ups, back lifts,sit and reach, dan untuk kemampuan aerobik menggunakan tes lari 15 menit.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa; kemampuan anaerobik tidak ada satu pun siswa dalam kategori sempurna dan (32%) kategori cukup, dan tiga belas siswa (59%) kategori kurang. Jadi nilai rata-rata kemampuan aerobik 3,0 (30%), sehingga masuk dalam kategori kurang, kemudian kemampuan kebugaran siswa diperoleh data; tidak ada satu pun siswa dalam kategori sempurna dan baik sekali, satu siswa (4%) kategori baik, tujuh siswa (32%) kategori cukup, dan empat belas siswa (64%) kategori kurang, sehingga nilai rata-rata kebugaran 3,7 (37%) termasuk dalam kategori kurang Jadi secara keseluruhan kondisi fisik siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun diperoleh rata-rata 3,1 (31%), sehingga secara keseluruhan kondisi fisik termasuk dalam kategori kurang.

(5)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

STUDENT PROFILE PHYSICAL CONDITION SOCCER COACHING YOUNG AGE 13-14 YEARS OF AGE GROUPS (DESCRIPTIVE STUDY

ON STUDENTS AGES YOUNG SOCCER COACHING UPI)

Munawardi * group 13-14 years, because this age group can be considered a critical age. At this time football players difficult to learn new techniques. Process experienced puberty at this age makes players become stiff and slow. To that end, the purpose of the program at this age one can be focused on maintaining the ability of coordination, speed, endurance and hone skills and strength. This study aims to get a clear picture of physical fitness or condition of Fisk students PSBUM UPI age group 13-14 years.

The method used is descriptive method, while the subject UPI PSBUM students 13-14 years age group were 22 students. Instrument used in the form of physical condition test observation sheet sport of football, including: the ability to use anaerobic test run 20 meters, shuttle run, medicine ball push, vertical jump, push-ups, squat jumps, sit-ups, back lifts, sit and reach, and to use the aerobic capacity test run 15 minutes.

(6)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1 (31%) , so that the overall physical condition are included in the category of less .

(7)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Karakteristik Pemain Sepakbola…….……… 12

C. Karakteristik Lapangan Permainan Sepakbola………... 23

D. Karakteristik Permainan Sepakbola………... 27

E. Karakteristik Gerakan Permainan Sepakbola………. F. Sepakbola di Indonesia……… G. Perkembangan Sekolah Sepakbola di Indonesia……… H. Sejarah Singkat PSBUM UPI……….……… I. Hakekat Kondisi Fisik……… J. Hubungan Kondisi Fisik dengan Cabang Olahraga Sepakbola………. BAB III PROSEDUR PENELITIAN……… 34

A. Metode Penelitian……….. 34

B. Populasi Sampel dan LokasiPenelitian……… 35

C. Definisi Operasional………... 37

(8)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian……….. 42

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian……….……... 64

G. Prosedur dan Pengolahan Data……….…. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 55

A. Pengolahan dan Analisis Data………... 55

B. Tingkat Kondisi Fisik Keseluruhan Siswa………. C. Disikusi Penemuan……….. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 65

A. Kesimpulan………... 65

B. Saran……….. 66

DAFTAR PUSTAKA………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….

50 62 66

(9)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1Tahapan Latihan Aerobik...……….... 3.1 Konversi Nilai dan Kriteria Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Kepada Nilai Tafsiran... 3.2 Kategori Skor Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Putra Dalam Cabang Olahraga Sepakbol... 3.3 Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Sepakbola ...……… 4.1 Konversi Nilai Tes Anaerobik ………... 4.2 Konversi Nilai Tes Aerobik ………... 4.3 Konversi Nilai Kondisi Fisik Setiap Siswa Dilihat dari Data Tes Kondisi Fisik Secara Keseluruhan ……….. 4.4 Data Kondisi Fisik Secara Keseluruhan ………...………. 4.5 Kendala dan Solusi Latihan Kondisi Fisik ……….

31

64

65 65 80 82

(10)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bentuk Lapangan Permainan Sepakbola dan Ukuranya………... 2.2 Salah Satu SSB Lokal yang Mengikuti Kompetisi Internasiona…….……….. 2.3 SSI Arsenal Salah Satu SSB Asing di Indonesia... 2.4 Pelepasan AC Milan Junior Camp Oleh Menpora Salah Satu Dukungan Pemerintah Terhadap SSB Asing... 2.5 Peregangan Dinamis dengan Menggerak-gerakan Tubuh Secara Ritmis... 2.6 Peregangan Statis Sendi Pinggul, Lutut, Pergelangan Kaki, dan Otot Paha.….. 2.7 Peregangan Pasif Pada Otot Tungkai... 2.8 Pereganag PNF Yang Melibatkan Kontraksi Isometrik dari Otot Yang Mengalami Spasme/Ketegangan Yang Diikuti Fase Relaksai Kemudian Diberikan Peregangan Secara Pasif dari Otot Yang Mengalami Ketegangan tersebut... 2.9 Bagan Tahap-tahap Periodesasi Latihan... 3.1 Langkah – Langkah Pengambilan Data... 3.11 Bentuk Tes Lari 15 Menit...

(11)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Hasil Tes Kelentukan (Flexometer Sit and Reach)... 4.2 Hasil Tes Power Lengan dan Bahu (Medicine Ball)... 4.8 Hasil Tes Kecepatan Lari 20 Meter... 4.9 Hasil Tes Kelincahan (Shuttle Run)... 4.10 Hasil Tes (Balke Test), Lari 15 Menit... 4.11 Konversi Nilai Tes Anaerobik ………... 4.12 Konversi Nilai Tes Aerobik ………... 4.13 Hasil Keseluruhan Tes Kebugaran Siswa ………..

(12)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 HASIL TES KONDISI FISIK SISWA PSBUM UPI... 1.1 Data Hasil Tes Kelentukan (Flexometer Sit an Reach)... 1.2 Data Kekuatan Otot Lengan dan Bahu (Medicine Ball)... 1.3 Data Kekuatan Otot Tungkai (Vertrical Jump 60”)... 1.10 Data (Balke Test), Lari 15 Menit... 2 PENILAIAN HASIL TES KONDISI FISIK SISWA PSBUM UPI

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Beberapa

tahun terakhir, Sekolah Sepak Bola (SSB) banyak berdiri di Indonesia. Mulai dari

SSB yang profesional hingga SSB yang hanya untuk memberikan pelatihan

kepada anak-anak sekolah dasar. Keberadaan SSB diharapkan mampu mencetak

para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

untuk mendapatkan calon pemain maupun pemain yang berkualitas. Untuk

menumbuhkan calon pemain dan pemain yang berkualitas ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut menurut Harsono (1988: 100) yaitu “...ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara

seksama oleh atlet, yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, (d) latihan mental.” Keempat faktor ini mutlak harus dimiliki oleh seorang

pesepakbola.

Dari faktor-faktor di atas sudah jelas bahwa latihan fisik sangat

diutamakan. Hal tersebut karena latihan fisik merupakan bagian paling terpenting

untuk semua cabang olahraga khususnya olahrga sepakbola. Latihan fisik

bertujuan untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan

ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Mengenai pentingnya aspek

kondisi fisik diterangkan oleh beberapa ahli,seperti yang di ungkapkan Harsono

(14)

2

Kondisi fisik atlet sangat berperan sangat penting dalam program latihanya. Program latihan fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditunjukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari system tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

Begitu pula dengan Satriya, Dikdik, dan Iman (2007: 57) berpendapat

sebagai berikut:

Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (pshysical fitnes). Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kian tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang kian tinggi pula kemampuan fisiknya.

Seseorang dikatakan dalam kondisi fisik yang baik apabila ia mempunyai

kesanggupan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan. Bagi seorang atlet, status atau derajat kondisi fisik yang baik mutlak

diperlukan, baik guna mengikuti program latihan maupun mengahadapi situasi

dalam pertandingan. Tanpa memiliki kondisi fisik yang baik seorang atlet yang

menekuni cabang olahraga tidak mungkin dapat mencapai prestasi yang baik pula.

Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting, karena

dengan kondisi fisik yang jelek atlet tidak akan mampu mengikuti latihan-latihan

dengan sempurna. Adapun yang perlu diperhatikan dalam kondisi fisik, atlet harus

memiliki beberapa komponen dasar diantaranya kelentukan, kekuatan, kecepatan,

daya tahan, dan koordinasi. Komponen-komponen ini perlu dikembangkan ke

tingkat kondisi fisik yang lebih lanjut yang disesuaikan dengan tuntutan cabang

(15)

3

Dalam konteks yang lebih spesifik lagi yaitu dalam olahraga sepakbola

yang gerakannya mempengaruhi bahkan menentukan penampilannya, sehingga

membutuhkan kondisi fisik yang baik. Pembinaan komponen-komponen fisik

pemain sepakbola membutuhkan waktu yang lama, sehingga penerapannya harus

tepat. Usia pemain sepakbola antara 13-14 tahun, merupakan usia kritis dan

cenderung kaku dan lambat. Untuk itu, tujuan program di usia ini difokuskan

pada: (1) Memelihara kemampuan koordinasi, kecepatan, dan mengasah

kemampuan daya tahan dan kekuatan, (2) Memberikan wawasan taktik unit

sepakbola, baik dalam bertahan maupun menyerang, dan (3) Mulai mengenalkan

posisi spesifik untuk tiap pemain.

Dalam situs http://www.docstoc.com dijelaskan bahwa ada beberapa

karakteristik sikap maupun sifat seseorang pada tingkatan umur atau usia dalam

pembagian kurikulum sekolah sepakbola, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Usia 6-10 Tahun

Pemain di kelompok ini termasuk usia bermain, siswa pertama kali

mengenal sepakbola secara formal. Untuk itu, tujuan program di usia ini

difokuskan pada: (1) Menanamkan kecintaan pada sepakbola, (2) Menanamkan

kemampuan gerak dasar atletik melalui latihan koordianasi intensif, dan (3)

Mengenalkan aturan dasar permainan sepakbola.

b. Usia 11-12 Tahun

Disebut sebagai kelompok usia belajar. Di masa ini pemain paling mudah

menyerap teknik-teknik sepakbola. Untuk itu, tujuan program di usia ini

(16)

4

kemahiran untuk menggunakannya pada situasi dan waktu yang tepat, (2)

Membesut kemampuan pemain dalam situasi 1 vs 1, baik bertahan maupun

menyerang, dan (3) Memberikan wawasan taktik kombinasi 1-2 pemain, (4)

Mengasah kemampuan koordinasi dan kecepatan.

c. Usia 13-14 Tahun

Disebut sebagai kelompok usia kritis. Di masa ini pemain sulit belajar

teknik sepakbola baru. Proses pubertas yang dialami di usia ini membuat pemain

menjadi kaku dan lambat. Untuk itu, tujuan program di usia ini difokuskan pada:

(1) Memelihara kemampuan koordinasi, kecepatan, dan mengasah kemampuan

daya tahan dan kekuatan, (2) Memberikan wawasan taktik unit sepakbola, baik

dalam bertahan maupun menyerang, dan (3) Mulai mengenalkan posisi spesifik

untuk tiap pemain.

Dalam pertandingan persahabatan siswa mengalami performa yang baik

dalam kondisi fisiknya, tetapi ketika bertanding/berkompetisi resmi yang

diselenggarakan oleh pengcab PSSI kelompok ini mengalami performa yang

kurang baik. Dalam hal ini, penulis akan meneliti tentang profil kondisi fisik

siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun. Hal tersebut didasari oleh

penampilannya yang cenderung fluktuatif.

Oleh karena itu, melalui penelitian ini program latihan kondisi fisik ditata,

dirancang, dan dilaksanakan secara baik dan sistematis sehingga dapat

meningkatkan kesegaran jasmani dan meningkatkan kemampuan kondisi fisik

yang baik ketika dibutuhkan pada saat pertandingan/kompetisi yang

(17)

5

kemampuan koordinasi dan kecepatan mengasah kemampuan daya tahan dan

kekuatan, memberikan wawasan taktik unit sepakbola, baik dalam bertahan

maupun menyerang, serta mulai mengenalkan posisi spesifik untuk tiap pemain.

Adapun mengenai program latihan fisik menurut Satriya, Dikdik, Iman

(2007: 61) mengungkapkan komponen-komponen fisik dasar, yaitu:

Latihan kecepatan dengan metode interval training dengan jarak 30-60 meter, kecepatan maksimal (speed) ialah kecepatan gerak maksimal maju untuk menyelesaikan jarak dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, latihan kekuatan dengan metode kekuatan isometrik yaitu kontraksi dimana otot tidak mengalami perubahan ukuran panjang otot, ini biasanya terjadi apabila otot melakukan tegangan atau kontraksi untuk melawan tahanan atau beban, latihan power dengan metode latihan plyometrik menggunakan loncat dengan rintangan berupa gawang kecil, latihan daya tahan aerob dengan metode Countinous Run, yaitu latihan lari pelan-pelan dengan membagi waktu permenit dalam durasi tertentu.

Semua komponen-komponen di atas merupakan komponen kondisi fisik

dalam cabang olahraga sepakbola kelompok usia 13-14 tahun faktor yang sangat

penting dalam pencapai prestasi yang tinggi, atlet yang memiliki kondisi fisik

yang bagus akan lebih siap dalam menghadapi proses latihan dan juga

pertandingan. Salah satu ciri atlet yang memiliki kondisi fisik yang bagus yaitu

ada respon yang cepat terhadap rangsangan dari luar, juga akan ada pemulihan

yang lebih cepat dari organisme tubuh.

Berdasarkan beberapa karakteristik sikap maupun sifat seseorang pada

tingkatan umur atau usia dalam pembagian kurikulum sekolah sepakbola di atas.

Penelitian ini dapat dikatakan sangat penting dan menarik. Pasalnya usia 13-14

tahun termasuk kelompok usia kritis. Dengan kata lain, penampilannya cenderung

(18)

6

membuat pemain cenderung kaku dan lambat, sehingga pada masa ini pemain

sulit belajar teknik sepakbola baru. Oleh sebab itu penelitian ini berjudul “Profil

Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda Kelompok Usia 13-14

Tahun (Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang akan diangkat oleh peneliti

di atas, ada beberapa rumusan masalah yang harus disesuaikan, pokok masalah

dalam penelitian ini adalah profil kondisi fisik siswa SSB yaitu sebagai berikut

ini.

1. Bagaimana profil kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-15 tahun?

2. Apakah kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-15 tahun telah

memenuhi syarat dan kententuan sesuai dengan buku tes pengukuran kondisi

fisik se Jawa Barat?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini terhadap tingkat kondis fisik siswa

PSBUM kelompok usia 13-14 tahun, yaitu sebagai berikut.

1. Ingin mengetahui kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun

sudah termasuk kategori atau belum.

2. Untuk mengaplikasikan langsung di lapang pada para siswa-siswa PSBUM

kelompok usia 13-14 tahun.

3. Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kondisi fisik siswa PSBUM

(19)

7

4. Untuk mengetahui kemampuan anarobik dan aerobik pada siswa PSBUM

kelompok usia 13-14 tahun.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu atau informasi,

khususnya bagi para pelatih SSB KU 13-14 tahun dan umumnya bagi para

pengamat atau peneliti olahraga. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna

sebagai berikut ini.

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ilmu pengetahuan bagi para siswa

dan pelatih, khususnya PSBUM kelompok usia 13-14 tahun terutama untuk

masukan pada saat memberikan materi latihan fisik.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

penulis khususnya, para pelatih, siswa, maupun bagi pembaca pada umunya

dalam menentukan dan menerapkan latihan yang efektif untuk meningkatkan

kemampuan kondisi fisik pada permainan sepakbola kelompok usia 13-14

tahun.

E.Batasan Penelitian

Pada penelitian ini penulis melakukan batasan masalah, agar tidak terlalu

luas dan akurat dalam pelaksaannya. Dalam hal ini, Nasution (1987:31)

mengungkapkan sebagai berikut “Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup

masalah agar penelitian lebih lanjut terarah, lagi pula dengan demikian

(20)

8

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian yang dimaksud adalah

sebagai berikut ini.

1. Fokus penelitian diarahkan pada tingkat kondisi fisik siswa PSBUM kelompok

usia13-14 tahun.

2. Kajian kondisi fisik dalam cabang olahraga sepakbola untuk kelompok usia

13-14 tahun hanya dilihat pada kemampuan siswa dalam tes anaerobik kecepatan

maksimal (lari 20 meter), kelincahan (shuttle run), power lengan dan bahu

(Medicine Ball Push), power tungkai (vertical jump), daya tahan otot bahu dan

lengan (push ups), daya tahan otot tungkai (squat jumps), daya tahan otot perut

(sit ups), daya tahan otot punggung (back lifts), kelentukan (flexometer/sit and

reach), sedangkan tes aerobik yaitu lari 15 menit (balke test) untuk .

3. Instrumen atau alat ukur yang digunakan adalah Tes dasar-dasar kondisi fisik

cabang olahraga sepakbola yang mengacu pada tes dan pengukuran kondisi

fisik sepakbola yang dirancang dalam buku Kumpulan Materi Pelatihan Pelatih

Fisik Sepakbola Se-Jawa Barat (2007)

4. Sampel penelitian adalah siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, adapun penjelasan istilah yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Profil menurut kamus besar bahasa indonesia, Surayin (2001:457) adalah (1)

pandangan dari samping (tt wajah oarang); raut muka; tampang; (2) sketsa

(21)

9

2. Siswa pembinaan usia muda menurut Deny Syamsudin (2011: 9) adalah usia

stabilisasi dan pengembangan lanjutan dari skill-skill dan pengertian.

3. Kondisi fisik dalam situs www.digilib.petra.ac.id menyampaikan tentang

kemampuan fisik, bahwa “kemampuan fisik merupakan kemampuan aktivitas

berdasarkan kekuatan stamina dan karakteristik fisik”.

4. Atlet kamus besar bahasa indonesia, Surayin (2001:25) adalah olahragawan,

terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan.

5. Prestasi menurut Barry berkait Sidik (2007: 49) adalah „hasil yang telah

dicapai‟, sehingga mendapatkan keberhasilan dengan keuletan kerjanya dengan

(22)

45 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada dasarnya setiap penelitian membutuhkan metode untuk meneliti,

sedangkan penggunaan metode disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian

tersebut. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan

penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian

dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur

atau mengumpulkan data penelitian. Jadi metode penelitian melingkupi prosedur

dan teknik penelitian.

Mengenai metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 2) mengemukakan

bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Berdasarkan macam metode dari penelitian tersebut, terdapat beberapa

metode dalam penelitian. Diantaranya dari penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif. Dimana M Iqbal Hasan (2002: 22), mengutarakan bahwa “metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori.

Metode ini menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah.”

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif,

karena pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel

penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini

(23)

46

data-data mengenai kondisi fisik siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI

Bandung yaitu meliputi tes: kecepatan maksimal (lari 20 meter), kelincahan

(shuttle run), power lengan dan bahu (Medicine Ball Push), power tungkai

(vertical jump), daya tahan otot bahu dan lengan (push ups), daya tahan otot

tungkai (squat jumps), daya tahan otot perut (sit ups), daya tahan otot punggung

(back lifts), kelentukan (flexometer), danlari 15 menit(balke test) untuk .

B. Populasi Sampel dan Lokasi Penelitian

Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan

gambaran sesuai dengan yang diharapkan diperlukan sumber data. Pada umumnya

sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Dalam

penelitian ini penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (1992: 107) dalam

bukunya menyatakan sebagai berikut.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Oleh karena itu sampel penulias mengambil teknik ssampling jenuh.

Dalam hal ini Sugiyono (2011: 68) mengungkapkan bahwa; “Sampling jebuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.” Jadi yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun sebanyak 22 yang memiliki prestasi

(24)

47

Dalam penelitian ini lokasi yang ditetapkan untuk penelitian bertempat di

lapangan sepakbola kampus UPI Padasuka Cicaheum Kota Bandung. Lokasi ini

diambil dikarenakan lapangan sepakbola tersebut merupakan tempat berlatihnya

PSBUM UPI Bandung sebagai tempat pembinaan anak-anak usia dini dari mulai

usia 7 tahun sampai dengan 18 tahun. Lokasi ini pun sebagai tempat labolatorium

lapangan bagi mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK)

UPI Bandung yang menggeluti cabang olahraga sepakbola khususnya Unit

Sepakbola UPI itu sendir, sehingga lokasi ini memudahkan penulis unutk

melakukan penelitian lebih maksimal.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada beberapa istilah kata yang dituangkan dan

dipergunakan oleh penulis oleh karena itu, agar hal ini tidak terjadi kesalahan

dalam penafsiran istilah-istilah kata. Adapun istilah kata dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Surayin (2001:457) pengertian dari

profil adalah “(1) pandangan dari samping (tt wajah orang); raut muka;

tampang; (2) sketsa biografis; (3) penampang (tanah, gunung, dsb). Dalam hal

ini menunjukan bahwa adanya sketsa atau pandangan yang menggambarkan

tingkat kondisi fisik siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI Bandung

pada kelompok usia 13-14 tahun.

2. Sepakbola dijelaskan oleh Sucipto, dkk (2000: 7) dalam buku sepakbolanya bahwa “Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

(25)

48

seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang

yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya”.

3. “Pengertian kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan jasmani

yang menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan melalui kesanggupan

pribadi (kemampuan & motivasi). Paulus (2004: 3).

4. Menurut Dick (1989) berkaitan dengan Satriya, Dikdik, Iman (2007:73)

menyatakan bahwa: kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau

bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan dari seluruh tubuh yang

dilaksanakan dalam waktu singkat..

5. Harsono (2001: 8) mengenai daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh

yang mampu untuk berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. Adapun

yang dimaksud latihan daya tahan adalah latihan di tingkat aerobik, artinya

suplai O2 masih cukup untuk meladeni intensitas latihan yang dilakukan”.

6. “Daya ledak (musculer power) adalah kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yagn

sependek-pendeknya.

7. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa kategori anak usia 13 – 14 tahun sudah

termasuk dalam kategori masa remaja. Menurut Salzman Syamsu (2008: 184)

mengemukakan bahwa “remaja merupakan masa perkembangan sikap

tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian

(independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap

(26)

49

D. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian

Adanya desain dan langkah-langkah yang telah dirancang oleh penulis

dalam penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi penulis dalam

melaksanakan penelitiannya, agar memperlancar proses penelitian dan

berjalannya proses penelitian sesuai dengan prosedur yang benar. Dalam rangka

melakukan penelitian agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, maka penulis

membentuk bagan sebagai berikut.

Gambar 3.1

(27)

50

E. Instrumen Penelitian

Agar penelitian lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut diperoleh

melalui suatu tes dan pengukuran. Berkaitan dengan penelitian ini, instrumen

penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Tes dasar-dasar kondisi fisik

cabang olahraga sepakbola yang mengacu pada tes dan pengukuran kondisi fisik

sepakbola yang dirancang dalam buku Kumpulan Materi Pelatihan Pelatih Fisik

Sepakbola Se-Jawa Barat (2007) yang terdiri dari beberapa item tes, diantaranya

adalah sebagai berikut.

1. Lari Cepat 20 meter

Tujuan: Untuk mengukur kecepatan lari

Alat/Fasilitas:

a. Lintasan lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 20 meter

b. Peluit

c. Stop watch

d. Bendera start dan tiang pancang

e. Alat tulis pencatat nilai

Pelaksanaan:

Sampel berdiri di belakang garis start dengan sikap start berdiri, pada

waktu diberi aba-aba “ya”, sampel lari ke depan secepat mungkin unutk

menempuh jarak 20 meter. Pada saat sampel menyentuh/melewati garis finish stop

watch dihentikan.

Kesempatan lari diulang bilamana:

(28)

51

b. Pelari terganggu oleh pelari lainnya

Penilaian:

Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak

20 meter. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.

Validitas : 0,95

Reliabilitas : 0,92

Gambar 3.2 Bentuk Lari 20 Meter

2. Tes Baring Duduk (Sit Ups)

Tujuan: Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut

Alat/fasilitas:

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih

b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil

d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berbaring terlentang di atas lantai/rumput. Kedua lutut ditekuk ±

(29)

52

saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah seorang teman sampel

membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki sampel

tidak terangkat. Pada aba-aba “ya”, sampel bergerak mengambil sikap duduk,

sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula.

Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat.

Penilaian:

Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar.

Validitas : 0,96

Reliabilitas : 0,94

Gambar 3.3

Bentuk Baring Duduk (Sit Up)

3. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

Tujuan: Mengukur daya ledak (power) otot tungkai

Alat/fasilitas:

(30)

53

b. Papan berwarna gelap berukuran 30x150 cm, berskala satuan ukuran

centimeter, yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai

dengan angka 0 (nol) pada papan skala ukuran 150 cm

c. Serbuk kapur dan alat penghapus

d. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berdiri tegak dekat dinding, bertumpu pada kedua kaki, papan

dinding berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang

berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada

papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus

berada di samping badan. Kemudian sampel mengambil sikap awalan dengan

membengkokan kedua lutut dan kemudian sampel meloncat setinggi mungkin

dengan mengayunkan tangan sambil menepuk papan yang berskala dengan tangan

yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan

berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan sampel tersebut.

Penilaian:

Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai

hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan

tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.

Validitas : 0,99

(31)

54

Gambar 3.4

Bentuk Loncat Tegak (Vertical Jump)

4. Push Ups

Tujuan: Mengukur daya tahan lokal lengan-lengan dan gelang bahu

Fasilitas/Alat:

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih dan bidang datar

b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil

d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat di

samping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan

terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu

turunkan badan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada

(32)

55

Penilaian:

Jumlah gerakkan push ups yang benar yang dapat dilakukan oleh sampel

tersebut.

Validitas : 0,87

Reliabilitas : 0,90

Gambar 3.5 Bentuk Push Ups

5. Squat Jumps

Tujuan: Mengukur komponen daya tahan otot tungkai

Fasilita/Alat:

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih dan bidang datar

b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil

(33)

56

Pelaksanaan:

Sampel berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki

menyentuh pantatnya, dan kaki yang lainnya berada di depan, sedangkan kedua

tangan saling berkait diletakan di belakag kepala, pandangan ke depan. Sampel

melompat ke atas sehingga kedua tungkai lurus, lalu mendarat dengan kedua kaki

menyilang ke depan dan belakang, sehingga pantat menyentuh tumit kaki yang

belakang.

Penilaian:

Jumlah gerakan squat jumps yang betul, yang dilakukan oleh sampel.

Validitas : 0,98

Reliabilitas : 0,95

Gambar 3.6 Bentuk Squat Jumps

6. Medicine Ball Push

Tujuan : Mengukur komponen power lengan dan bahu

Fasilitas/Alat:

a. Bola medicine seberat 6 pound (3kg)

b. Pita ukuran

(34)

57

d. Kursi

e. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel duduk tegak di kursi, sambil kedua tangan memegang bola

medicine, sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian kedua tangan

mendorong bola tersebut ke depan sejauh mungkin. Sebelum sampel mendorong

bola medicine, seutas tali dilingkarkan pada dada sampel dan ditarik ke belakang,

sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar sampel pada

waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan.

Penilaian:

Jarak tolakan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan, yang diukur mulai

dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicine tersebut jatuh. Jarak

diukur dengan cm.

Validitas : 0,77

Reliabilitas : 0,81

Gambar 3.7

(35)

58

7. Shuttle Run

Tujuan: Mengukur kelincahan

Fasilitas/Alat:

a. Lantai/lapangan berumput dan bidang datar

b. Stop watch

c. Cones/Pembatas

d. Formulir pencatat hasil

e. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berdiri di belakang garis start dengan salah satu kaki diletakan di

depan. Pada aba-aba “ya” diberikan, sampel dengan segera dan secepat mungkin

sampel lari ke depan menuju cones pembatas dan menyentuhnya dengan tangan.

Setelah itu kembali ke garis start dan menyentuh garis tersebut, kemudian

berputar lagi menuju cones pembatas selanjutnya, lalu berputar lagi menuju cones

pembatas sebelumnya dan menyentuhnya lalu berputar lagi dan lari lagi, demikian

seterusnya dilakukan dengan jarak 6x10 meter. Sampel diberikan kesempatan tes

tersebut sebanyak 2 (dua) kali percobaan.

Penilaian:

Waktu terbaik dari 2 (dua) kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.

Validitas : 0,99

(36)

59

Gambar 3.8 Bentuk Shuttle Run

8. Flexometer

Tujuan: Mengukur komponen kelentukan/flexibility

Fasilita/Alat:

a. Pita ukuran

b. Matras

c. Alat pengukur fleksi

d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel duduk tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua ibu jari kaki rata

dengan pinggir alat ukur. Sampel kemudian melakukan gerakan membungkukan

atau merenggutkan badan ke depan sambil meluruskan tangan yang disejajarkan

dengan kaki.

Penilaian:

Jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh sampel dari 2 (dua)

kali percobaan, yang diukur dalam cm.

Validitas : 0,95

(37)

60

Gambar 3.9

Bentuk Flexometer (Sit and Reach)

9. Back Lifts

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan otot punggung

Fasilitas/Alat :

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih

b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil

d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel tengkurap, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala,

kedua kaki diluruskan, seorang teman sampel membantu memegang erat-erat

kedua pergelangan kaki sampel dan menahan pada saat sampel bangun atau

(38)

61

Penilaian:

Jumlah back lifts yang dilakukan dengan benar oleh sampel.

Validitas : 0,85

Reliabilitas : 0,88

Gambar 3.10 Bentuk Back Lifts

10.Tes Lari 15 Menit (Balke Test)

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan cardio vasculer (daya tahan aerob)

Alat/Fasilitas :

a. Lintasan rata dan tidak licin, jarak yang diketahui ukuran jaraknya sehingga

mudah menentukan dari waktu 15 menit

b. Peluit

c. Stop watch

d. Bendera start dan tiang pancang

e. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berdiri di belakang garis strat, ketika mendengar aba-aba “siap”

(39)

62

aba-aba “ya” sampel mulai berlari selama 15 menit sampai mendengar bunyi

peluit bertanda waktu 15 menit berakhir dan sampel berhenti berlari.

Penilaian:

Jarak yang ditempuh oleh sampel tersebut selama 15 menit dicatat dalam

satuan meter, kemudian dimodfikasi menjadi skor sesuai dengan tabel yang

tersedia.

Validitas : 0,99

Reliabilitas : 0,81

Gambar 3.11 Bentuk Tes Lari 15 Menit

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Untuk menghindari adanya kemungkinan kesalahan selama proses

penelitian sehubungan dalam pengambilan data, maka di bawah ini tedapat

beberapa faktor yang mempengaruhi proses penelitian, oleh karena itu perlu

adanya variabel yang dikendalikan meliputi beberapa faktor yang tertera pada

(40)

63

1. Faktor Kemauan dan Kesungguhan Hati

Kemauan dan kesungguhan hati merupakan faktor yang berpengaruh

untuk terlaksananya penelitian ini,karena setiap anak tidak semuanya memiliki

kemauan dan kesungguhan yang sama untuk mengikuti penelitian ini. Oleh karena

itu, setiap anak yang mengikuti tes diupayakan agar bersungguh-sungguh

melaksanakannya dan didampingi serta diawasi oleh pelatih atau asisten pelatih

PSBUM UPI itu sendiri.

2. Faktor Waktu dan Cuaca

Dalam pelaksanaan tes ini harus bisa menetukan waktu yang tepat dan

cuaca yang konusif guna mendukung lancarnya proses penelitian. Adapun faktor

yang menghambat dalam waktu ialah ketika siswa masuk sekolah, maka

diambillah waktu ketika siswa libur sekolah seperti hari minggu. Sedangkan dari

faktor cuaca adalah sering terjadinya hujan yang bisa menghambat penelitian,

karena tes dilakukan di lapangan terbuka, dan apabila hal itu terjadi maka

penelitian dihentikan atau ditunda dan diganti dengan hari yang lain.

3. Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor atau kendala yang cukup

menghambat tester pada saat pelaksanaan tes. Seperti perlu adanya surat izin dan

administrasi peminjaman fasilitas dan alat-alat yang dibutuhkan untuk

penyelenggaraan tes tersebut, karena keterbatasan tester dalam memiliki alat-alat

(41)

64

4. Faktor Penilaian

Penilaian dalam pengambilan data merupakan faktor yang sangat penting,

karena faktor ini untuk mengetahui hasil akhir dari tes penelitian. Oleh karena itu

dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dari tenaga penilai, supaya terciptanya hasil

yang akurat. Maka dari itu tenaga atau petugas penilaian yang dipilih adalah yang

mengetahui persis cara pelaksanaan, peraturan, proses penilaian, dan pemakaian

alat, agar tes dapat berjalan dengan benar dan lancar.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan seminimal mungkin

terhindar dari kesalahan, maka penulis terlebih dahulu memberikan contoh dan

penjelasan singkat tentang tata cara pelaksanaan tes tersebut. Selain itu, perlu

ditekankan kepada seluruh siswa untuk melakukan tes dengan sungguh-sungguh,

agar hasil yang diperoleh merupakan gambaran yang sesungguhnya mengenai

tingkat kondisi fisik mereka.

Adapun kriteria penilaian dari setiap butir tes yang dilakukan adalah

dengan cara seperti berikut.

Tabel 3.1 (Konversi Nilai dan Kriteria

Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Kepada Nilai Tafsiran)

Nilai Tafsiran/Kategori Rentang Skor

10 A Sempurna (SM) 9,6 – 10

8 B Baik Sekali (BS) 8,0 – 9,5

6 C Baik (B) 6,0 – 7,9

4 D Cukup (C) 4,0 – 5,9

2 E Kurang (K) 2,0 – 3,9

(42)

65

Tabel 3.2 (Kategori Skor Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Putra Dalam Cabang Olahraga Sepakbola)

No. Butir Tes Kurang Cukup Baik Baik

Sekali

Sempurna

1 Flexometer 1 – 5 6 – 11 12 - 17 18 - 23 ≥ 24

2

Medicine Ball

Push

2,63-3,67 3,68-4,52 4,53-5,37 5,38-6,22 ≥ 6,23

3 Loncat Tegak 38-45 46-52 53-61 62-69 ≥ 70

4 Lari 20 M < 3,3 3,1-3,3 < 3,1 - -

5 Sit Ups 10-29 30-49 50-69 70-89 ≥ 90

6 Squat Jumps 2-24 25-45 46-66 67-87 ≥88

7 Push Ups 4-11 12-19 20-28 29-37 ≥ 38

8 Back Lifts 10-20 21-31 32-42 43-53 ≥ 54

9 Shuttle Run 17,7-17,2 17,1-16,7 16,6-16,1 16,0-15,6 ≤ 15,5

10 Lari 15 Menit ≤ 49 50-52 53-55 56-58 ≥ 59

(Nurhasan & Cholil, 2007: 7)

Tabel 3.3 (Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Sepakbola)

Cabang Olahraga Sepakbola Nama:

Tanggal Tempat Tanggal Lahir:

(43)

66

No. Komponen Teknik Pengukuran Hasil Kategori Konversi

1.

4. Flexibilitas Flexometer

... ... ...

5. Kelincahan Shuttle Run

... ... ...

6. VO2max Tes Lari 15 Menit

... ... ...

TOTAL KONVERSI NILAI

(Nurhasan & Cholil, 2007: 12)

G. Prosedur dan Pengolahan Data

Dalam penelitian seorang peneliti dapat memakai salah satu analisis

tersebut, pemilihan metode analisa data yang tepat menjadi salah satu faktor yang

penting dalam proses pengambilan kesimpulan. Patokan penilaian yang

(44)

hasil-67

hasil perhitungan dalam penilaian acuan norma pendekatan statistika yang

meliputi rata-rata dan simpangan baku. Langkah-langkah pengolahan data tersebut

ditempuh dengan prosedur sebagai berikut.

1. Mencari nilai rata-rata dari skor yang tidak dikelompokan. Menurut Nurhasan (2002:21) bahwa, “cara ini biasanya digunakan apabila kelompok itu jumlah

anggotanya relatif kecil (di bawah 30).” Pendekatan statistikanya

menggunakan rumus:

̅

Adapun makna atau arti dari tanda-tanda dalam rumus adalahs sebagai

berikut.

̅ : Nilai rata-rata

X : Nilai yangdicapai seseorng N : Jumlah siswa yang ikut tes ∑ : „Sigma‟ yang berarti jumlah

2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokan, menurut

Nurhasan (2002:37) menggunakan pendekatan statistika dengan rumus:

√∑ ̅

Arti unsur-unsur rumus pada halaman sebelumnya adalah sebagai berikut:

S : Simpangan baku

X1 : Nilai yang dicapai seseorang ̅ : Nilai rata-rata

(45)

68

3. Mencari norma penilaian dari setiap instrument tes dengan menggunakan

Penilaian acuan Norma (PAN).

Selanjutnya, karena data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa

angka–angka maka metode analisis data yang dipakai dalam pengolahan data

adalah metode analisis data statistik, hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi

(1988: 221) yang dikutip oleh Sudarmo (2007: 45), mengatakan bahwa “cara-cara

ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menganalisis data

penyelidikan yang berwujud angka-angka dalam teknik statistik”. Tehnik yang

dipakai untuk memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan

metode analisis deskriptif presentase. Pertimbangan digunakannya metode

analisis statistik sebagai berikut ini.

1. Dengan analisis statistik obyektif hasil penelitian lebih terjamin, karena

prosedurnya menggunakan data matematis yang logis.

2. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk yang sederhana,

sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan

analisis Deskriptif Presentase, yang tertera pada halaman 70.

F

DF = x 100% = % N

Dimana :

DF : Klasifikasinilai

(46)

93 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan, analisa data, dan pembahasan yang telah

dilakukan pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah dilakukan tentang tes kondisi kondisi fisik sepakbola Pembinaan Sepak

Bola Usia Muda UPI menyatakan bahwa profil kondisi fisik pada setiap

komponennya adalah sebagai berikut; kelntukan termasuk baik, power lengan dan

bahu cukup, power tungkai cukup, daya tahan otot punggung cukup, daya tahan

otot lengan dan bahu cukup, daya tahan otot perut cukup, daya tahan otot tungkai

cukup, kecepatan cukup, kelincahan cukup, dan untuk ( ) termasuk dalam

kategori kurang. Adapun profil kondisi fisik sepakbola siswa PSBUM UPI

kelompok usia 13-14 tahun secara keseluruhan termasuk dalam kategori kurang.

B.Saran

Adapun saran atau rekomendasi penulis setelah melakukan penelitian ini

yang dapat dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para siswa PSBUM UPI lebih diharapkan untuk bersungguh-sungguh

berlatih terus menerus tentang kebugaran jasmani atau kondisi fisik setiap

harinya, baik pada saat jam latihan maupun jam di luar latihan, karena kondisi

fisik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada saat

(47)

94

maka kita akan mengalami kelelahan yang berarti, perfoma olahraga menurun,

dan prestasi pun belum bisa dicapai secara maksimal atau lebih baik lagi.

2. Bagi para pelatih atau pembina sepakbola khususnya pelatih PSBUM UPI, agar

lebih maksimal kembali memberikan yang terbaik pada saat latihan kondisi

fisik, baik itu dari segi program-program latihan yang harus tersusun secara

sistematis dan memenuhi prinsip-prinsip latihan, maupun dari segi disiplin

latihan supaya siswa dapat lebih bersunggguh-sungguh kembali dalam berlatih

dan mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai dengan temuan penelitian ini,

dengan melihat kelebihan dan kelemahannya, serta kendala yang dihadapi, agar

solusi yang diambil dan dijalankan menjadi tepat sasaran.

3. Bagi para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang serupa, penulis

menganjurkan sebaiknya melaksnakan tes kondisi fisik sepakbola yang lebih

sepesifik, karakteristik cabang olahraganya masing-masing, agar mendapatkan

(48)

183

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia L. (2011). [online]. Tersedia http://lithaaprilia21.blogspot.com/2011/11/ senam-indonesia-jaya.html [Diunduh pada tanggal 29 Oktober 2012]

Departemen Pendidikan Nasional (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung

Lutan R, HC. MF. Siregar, Tahir D. (2004). Akar Sejarah dan Dimensi Keolahragaan Nasional. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga Direktorat Jendral Olahraga Departemen Pendidikan Nasional.

Mackenzie B. (2005). 101 Performance Evaluation Test. Electric Word plc.

Nasution. (1987). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Trasito.

No Name. [online]. Tersedia: http://blog-artikel.com/wp-content/uploads/2010/ 08/1-child-pose.jpg [Diunduh pada tanggal 1 Agustus 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://fisioterapis-banjarmasin.blogspot.com/2011/ 09/stretching-ala-fisioterapi.html [Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Atlet [Diunduh pada tanggal 2 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://istilahkata.com [Diunduh pada tanggal 12 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://mediasinartimur.com/wpcontent/uploads/ 2011/11/IMG_9453.jpg [Diunduh pada tanggal 13 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://widylark.blog.com/files/2012/03/080515 _ssi5.jpg [Diunduh pada tanggal 29 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://www.digilib.petra.ac.id [Diunduh pada tanggal 4 Desember 2012]

(49)

184

No Name. [online]. Tersedia: http://www.ilmufisioterapi.info/wp-content/uploads/ 2012/08/Traction-on-the-shoulder.jpg[Diunduh pada tanggal 27 November 2012]

No Name. [online]. Tersedia:http://i.okezone.com/content/2010/07/25/51/356351/ wwy3ZKlHdp.jpg [Diunduh pada tanggal 13 September 2012]

Nurhasan, Choli. (2007). Materi Pelatihan Pelatih Fisik Sepakbola Se-Jawa Barat. Bandung

Nurhasan, H. Hasanudin, Dudung (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

PKO FPOK. Bahan Ajar. Bandung.

Paulus. (2004). Latihan Fisik Olahraga “Konditionstraining”. Ketua Pusat Pendidikan dan Penataran Bidang Penelitian & Pengembangan KONI Pusat.

Satriya, Dikdik, Iman. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung.

Scheunemann, T. (2012). Kurikulum dan pedoman Dasar Sepakbola Indonesia. Jakarta.

Sucipto, dkk. (2000). Sepak Bola. Depdikbud. Direktorat jenderan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Suhendro, A, dkk. (2007). Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sulaeman, J. (2011). [Online]. http://ariesilmiah.blogspot.com/2011/10/ perkembangan-perilaku-anak-usia-12-15.html [Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2012]

Surayin (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Yrama Widya. Bandung

Syamsudin, Deny. (2011). Fondasi Team Building. Bandung.

Gambar

Tabel
Gambar
Langkah Gambar 3.1 – Langkah Pengambilan Data
Gambar 3.2 Bentuk Lari 20 Meter
+7

Referensi

Dokumen terkait

norma-norma kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  Memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan

*) Diisi prosentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sesuai dengan rentang nilai yang tercantum dalam format analisis ketercapaian standar ketuntasan belajar minimal

Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Kadar Glukosa Darah Sewaktu Penderita DM Tipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik yang Dirawat Inap Berdasarkan Derajat Ulkus Kaki Diabetik di Rumah

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS MANIS (Foeniculum vulgare Mill.) PADA

Membahas tentang teori mengenai energi matahari, sifat cahaya matahari, radiasi matahari, sifat-sifat pergerakan bumi terhadap matahari, karakteristik modul surya

[r]

Data berat badan, konsumsi makanan dan minuman dianalisis dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan post hoc tukey.. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang

modul surya dengan konektor pada multimeter, maka akan terlihat pembacaan nilai. tegangan rangkaian terbuka modul surya tersebut pada