PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung)
TESIS
diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh Nanang Maulana
NIM 1201485
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis” ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya tulis saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 2014 Yang membuat pernyataan
LEMBAR PENGESAHAN
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis
disetujui dan disahkan oleh pembimbing I,
Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd NIP 196109101986031004
pembimbing II
Dr. Nuny Sulistiany Idris. M.Pd NIP 196707151991032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Pernyataan ... i
Abstrak ... ii
Kata Pengantar ...
iii
Ucapan Terima Kasih ...
iv
Daftar Isi ...
vii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Lampiran ...
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6 D. Rumusan Masalah ...
6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Hipotesis ... 9 I. Definisi Operasional ... 9
BAB II PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
A. Keterampilan Menulis ... 11
1. Pengertian Menulis ... 11 2. Manfaat Menulis ... 13
3. Tahapan Menulis ... 15
4. Tujuan Menulis ... 17
5. Ragam Tulisan ... 19
6. Pengertian Eksposisi ... 20
7. Jenis Eksposisi ... 22
8. Langkah-langkah Menulis Eksposisi ... 23
B. Berpikir Kritis ... 25
1. Pengertian Berpikir Kritis ... 25
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengertian Berpikir Kritis ... 27
4. Keterampilan Berpikir Kritis ... 29
5. Ciri-ciri Berpikir Kritis ... 31
6. Hubungan Bahasa dan Berpikir Kritis ... 33
C. Metode Problem Based Learning ... 34
1. Pengertian Problem Based Learning ... 34
2. Ciri-ciri Problem Based Learning ... 35
3. Tahapan Problem Based Learning ... 37
4. Perbedaan Problem Based Learning
dengan Metode Lain ... 42
5. Manfaat Problem Based Learning ... 45
6. Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning ... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 48
B. Lokasi Penelitian ... 48
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 49
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian ... 51 G. Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 60
1. Deskripsi Pelaksanaan Metode
Problem Based Learning ... 61
a) Rencana Pembelajaran ... 63
b) Peoses Pembelajaran ... 68
1) Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1 ... 68
(a) Kegiatan Awal ... 68
(b) Kegiatan Inti ... 69
(c) Kegiatan Penutup ... 69
2) Pelaksanaan Proses Pembelajaran II ... 70
(a) Kegiatan Awal ... 70
(b) Kegiatan Inti ... 70
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Pelaksanaan Proses Pembelajaran III ... 71
(a) Kegiatan Awal ... 71
(b) Kegiatan Inti ... 71
(c) Kegiatan Penutup ... 72
2. Data Hasil Menulis Eksposisi dan Berpikir kritis ... 72
a) Kelas Eksperimen ... 72
b) Kelas Kontrol ... 94
3. Hasil Keterampilan Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis ... 115
a) Menulis Eksposisi ... 116
1) Kemampuan Awal ... 116
2) Kemampuan Akhir ... 118
3) Peningkatan N-Gain Keterampilan
Menulis Eksposisi ... 121
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Kemampuan Awal ... 124
2) Kemampuan Akhir ... 126
3) Peningkatan N-Gain Keterampilan
Berpikir Kritis ... 128
4. Hasil Observasi Guru dan Siswa Selama Pembelajaran
Menggunakan Metode Problem Based Learning ... 130
a) Observasi Aktivitas Guru ... 130
b) Observasi Aktivitas Siswa ... 143
B. Pembahasan ... 149
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 158 B. Saran ... 159
DAFTAR PUSTAKA ...
160
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan-tahapan Problem Based Learning ... 40
Tabel 2.2 Perbedaan Problem Based Learning dengan Metode Lain ... 44
Tabel 3.1 Kategori Validitas Butir Soal ... 54
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Klasifikasi Indek Kesukaran ... 56
Tabel 3.4 Indek Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen ... 56
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 57
Tabel 3.6 Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen ... 57
Tabel 3.7 Klasifikasi Gain (g) ... 58
Tabel 4.1 Rubrik Penilaian Eksposisi ………... 62
Tabel 4.2 Rubrik Penilaina Berpikir Kritis ... 63
Tabel 4.3 Langkah Pembelajaran Saintifik ... 64
Tabel 4.4 Uji Normalitas Skor Prates Kemampuan Menulis Eksposisi ... 116
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Prates Kemampuan Menulis Eksposisi ... 117
Tabel 4.6 Uji Beda Rata-rata Prates Kemampuan Menulis Eksposisi ... 118
Tabel 4.7 Uji Normalitas Skor Pascates Kemampuan Menulis Eksposisi ... 119
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pascates Kemampuan Menulis Eksposisi ... 120
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.10 Uji Normalitas Skor N-Gain Kemampuan Menulis Eksposisi .... 121
Tabel 4.11 Uji Homogenitas N-Gain Kemampuan Menulis Eksposisi ... 122
Tabel 4.12 Uji Beda Rata-rata N-Gain Kemampuan Menulis Eksposisi ... 123
Tabel 4.13 Uji Normalitas Skor Prates Kemampuan Berpikir Kritis ... 124
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Prates Kemampuan Berpikir Kritis ... 125
Tabel 4.15 Uji Beda Rata-rata Prates Kemampuan Berpikir Kritis ... 126
Tabel 4.16 Uji Normalitas Skor Pascates Kemampuan Berpikir Kritis ... 126
Tabel 4.17 Uji Homogenitas Pascates Kemampuan Berpikir Kritis ... 127
Tabel 4.18 Uji Beda Rata-rata Pacates Kemampuan Berpikir Kritis ... 128
Tabel 4.19 Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ... 128
Tabel 4.20 Uji Homogenitas N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ... 129
Tabel 4.21 Uji Beda Rata-rata N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis ... 130
Tabel 4.22 kegiatan pembelajaran menggunakan 5 langkah pembelajaran saintifik dan metode
problem based learning ...
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.23 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Selama Pembelajaran ... 138
Tabel 4.24 Observasi Aktivitas Guru Selama Pembelajaran ... 140
Tabel 4.25 Rubrik Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 143
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur problem based learning ……… 40
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Bahan Ajar
A.1 Silabus ... 164
A.2 RPP Kelas Eksperimen ... 169
A.3 RPP Kelas Kontrol ... 181
Lampiran B. Hasil Uji Coba Instrumen
B.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 194
B.2 Penghitungan Validitas ... 195
B.3 Penghitungan Reliabilitas ... 197 B.4 Penghitungan Daya pembeda ... 199
B.5 Tingkat Kesukaran ... 200
Lampiran C. Instrumen Penelitian
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.3 Rubrik Penilaian Berpikir Kritis ... 206
C.4 Rubrik Penilaian Guru ... 208
C.5 Rubrik Penilain Siswa... 209
Lampiran D. Data Hasil Tes
D.1 Data Prates, Pascates dan Gain Eksposisi ... 211
D.2 Data Prates, Pascates dan Gain Berpikir kritis ... 213
Lampiran E. Analisis Data
E.1 Hasil Analisis Data Prates Kemampuan Menulis Eksposisi ... 215
E.2 Hasil Analisis Data Pascates Kemampuan Menulis Eksposisi .... 224
E.3 Hasil Analisis Gain ... 232
E.4 Hasil Analisis Data Prates Berpikir Kritis ... 240
E.5 Hasil Analisis Data Pascates Berpikir Kritis ... 249
E.6 Hasil Analisis Gain ... 258
Lampiran F. Surat-surat
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F.2 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ... 268
F.3 Surat Pengantar Judgment ... 270
F.4 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 272
F.5 Surat Permohonan Melakukan Penelitian ... 274
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis
Nanang Maulana (1201485)
1
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Dengan adanya bahasa seseorang dapat mengekspresikan sikap dan perasaan, menyampaikan sesuatu yang berkecamuk dalam perasaan, tidak hanya dengan ekspresi dan gerak-gerik tubuh, tetapi juga dengan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif, yang dikemukakan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sehubungan dengan hal ini, Widjono (2007:14) mengatakan, bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurutnya pula bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam.
Sebuah komunikasi akan berjalan baik apabila masing-masing komunikan mempunyai keterampilan berbahasa yang baik pula. Hal ini mutlak kita penuhi, karena manusia sebagai mahluk sosial tidak akan pernah lepas dari interaksi antar sesama manusia dan yang menjadi alat dalam interaksi tersebut adalah melalui penggunaan bahasa.
Pernyataan di atas membuktikan betapa bahasa sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Pendidikan bahasa khususnya bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Tidak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Secara garis besar pengajaran bahasa dan sastra Indonesia bertujuan untuk membentuk siswa agar terampil berbahasa Indonesia.
2
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berupaya dengan menentukan norma-norma yang beragam dalam menuju pembakuan bahasa Indonesia yang baik melalui suatu lembaga pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia maupun melaui pendidikan nasional.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Berkaitan dengan itu, Tarigan (2008:1) mengatakan, bahwa keterampilan berbahasa mencangkup empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan bericara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam arti aspek satu tidak bisa dipisahkan dari aspek yang lainnya. Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek yang salah satunya keterampilan menulis.
Berdasarkan pernyataan di atas, Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang dengan begitu saja, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang kontinyu dan teratur. Di samping itu, kemampuan menulis perlu diasah secara terus menerus.
3
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Secara metodologis, guru umumnya kurang bervariasi dalam memilih metode yang digunakan.
Hal itu tidaklah berlebihan karena menulis merupakan sebuah kegiatan yang kompleks. Beberapa kendala yang dialami siswa dalam menulis pada umumnya yaitu kurang mampunya siswa mengunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan. Biasanya ditunjukan dengan pemilihan diksi yang kurang sesuai, kalimat yang kurang efektif, kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan bahkan pengembangan gagasan menjadi paragraf yang koheren. Terlebih dalam pembelajaran menulis eksposisi yang notabene adalah sebuah karangan yang kompleks yang menuntut penulis untuk menuangkan argumen terhadap masalah berdasarkan analisis sebelumnya. Analisis tersebut memerlukan pemikiran yang kritis agar menghasilkan sebuah argumen yang tepat dan logis. Uraian di atas merupakan salah satu alasan yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian dalam ranah menulis.
Alasan lain yang mendasari penelitian ini adalah bahwa pemikiran kritis pada siswa sangat rendah, hal ini dikarenakan kurangnya perhatian terhadap berpikir kritis siswa di sekolah, guru cenderung lebih mengutamakan atau fokus pada hasil tulisan siswa. Alwasilah dalam Mulyati (2010:4) mengatakan terdapat kekeliruan yang harus diluruskan mengenai pengajaran bahasa Indonesia. Kekeliruan tersebut, yakni pengajaran bahasa terlampau berkonsentrasi pada empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) yang tercerabut dari fungsi bahasa Indonesia sebagai alat berpikir. Menurutnya, pendidikan bahasa seyogyanya diminati sebagai upaya pembangunan literasi kritis yang meliputi sikap dan keterampilan kritis-analitis dalam memahami dan menginterpretasikan teks-teks ujaran maupun tulisan.
4
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahasa dengan mata pelajaran lain, sehingga wacana dalam pembelajaran bahasa menjadi kosong tidak terkait dengan dunia otentik. Pengajaran bahasa hanya menghasilkan pengetahuan bahasa yang segera mudah terlupakan, bukan literasi kritis yang adaptif bagi setiap lingkungan dan akomodatif bagi segala tantangan.
Kendala atau masalah menulis dan berpikir kritis yang dihadapai oleh siswa di atas bukan hanya terfokus pada kurangnya perhatian tetapi ada banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis siswa dan berpikir kritis adalah penerapan metode pembelajaran yang digunakan, karena tidak semua metode cocok digunakan dalam pembelajaran menulis, pemilihan metode pembelajaran sangat menentukan hasil pencapaian belajar siswa terhadap pemahaman materi yang disampaikan.
Haniati (2006:2) menyatakan bahwa faktor penyebab ketidakmampuan siswa dalam menulis di antaranya adalah guru lebih menekankan teori dan pengetahuan dari pada mengutamakan keterampilan berbahasa. Proses belajar mengajar pun lebih banyak dikuasai oleh guru, kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan serta. Senada dengan pendapat di atas, Darsifin (2008:4) juga mengatakan bahwa siswa tidak mampu menulis dengan baik dikarenakan metode yang diterapkan, guru tidak bisa menjadikan siswa terampil dalam menulis. Jika metode pembelajaran tidak menarik, tentu kegiatan menulis tidak akan berhasil.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulyati (2010) yang berjudul
Pengembangan Model Pembelajaran Literasi Berbasis Pemecahan Masalah
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis-Kreatif menyimpulkan bahwa
MPL-BPM terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis-kreatif dalam menulis.
5
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dituliskan tetapi juga dilihat dari kekoherensian dan kekohesifannya serta kekritisan dalam menuangkan ide atau gagasan.
Sekarang ini model pembelajaran yang banyak dianjurkan banyak pakar adalah metode yang mengusung masalah dalam kegiatan belajar. Salah satu metode yang menjadikan masalah sebagai bahan pembelajarannya adalah metode
problem based learning.
Metode problem based learning adalah metode pembelajaran berbasis masalah, metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, berpikir kritis yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir.
Menurut Arends (2008:41) metode problem based learning adalah sebuah metode yang menekankan guru untuk mempresentasikan ide-ide atau mendemontrasikan berbagai keterampilan, peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, memfasilitasi investigasi dan dialog. Hal terpenting adalah guru menyediakan pemecahan masalah atau kerangka pendukung yang meningkatkan inquiri (penyelidikan) dan pertumbuhan intelektualistas siswa. Metode ini menuntut siswa untuk memecahkan masalah nyata yang disuguhkan guru saat pembelajaran dengan mengemukakan solusi atau jalan keluar yang nyata pula. Harapannya siswa mampu memecahkan masalah nyata dengan pikiran yang kritis dalam kehidupannya kelak.
6
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penciptaan tulisan yang berkualitas dan pencarian solusi yang tepat dari masalah dalam belajar tentu memerlukan pemikiran yang kritis. Pemikiran yang kritis tersebut dapat dirangsang atau distimulus dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai sehingga timbul ide dan gagasan yang kritis yang dituangkan ke dalam tulisan. Berpikir kritis bukan hanya diperlukan atau digunakan dalam pembelajaran saja tetapi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Diharapkan dari penerapan metode ini siswa menjadi terbiasa berpikir kritis dalam kehidupan yang sebenarnya.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, diperlukan penelitian yang holistik dan mendalam untuk memberikan solusi yang tepat sehingga kemampuan menulis dan berpikir siswa dapat meningkat. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis
B. Identifikasi Masalah
Uraian di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran menulis khususnya menulis eksposisi masih menyisakan banyak permasalahan. Masalah tersebut ada kaitannya dengan metode pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran menulis di antanya (1) siswa belum mempunyai antusiasme dalam menulis (2) daya berpikir kritis siswa masih kurang (3) penggunaan metode dalam pembelajaran cenderung monoton atau konvensional (4) metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis eksposisi perlu diteliti agar hasil belajar siswa lebih optimal.
7
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penulis membatasi masalah penelitian untuk memperjelas batas-batas permasalahan penelitian. Dengan demikian, permasalahan penelitian lebih difokuskan pada hal-hal berikut.
1. Penggunaan metode problem based learning dalam penelitian ini hanya pada pembelajaran menulis eksposisi dan berpikir kritis.
2. Peningkatan yang diukur adalah peningkatan kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis.
3. Kemampuan berpikir kritis siswa terbatas pada kemampuan berpikir kritis dalam menuangkan ide atau gagasan dalam menulis eksposisi.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan menulis eksposisi di kelas eksperimen? 2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen? 3. Bagaimana kemampuan menulis eksposisi di kelas kontrol? 4. Bagaimana kemampuan berpikir kritis di kelas kontrol?
5. Bagaimana proses pelaksanaan problem based learning dalam pembelajaran menulis eksposisi?
6. Apakah terdapat perbedaan yang dignifikan kemampuan menulis eksposisi di kelas eksperimen dan di kelas kontrol?
7. Apakah terdapat perbedaan yang dignifikan kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen dan di kelas kontrol?
E. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tentu terdapat tujuan-tujuan yang harus dicapai. Secara khusus penelitian mengenai penerapan metode problem
based learning ini untuk mengetahui gambaran mengenai.
8
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kemampuan berpikir kritis siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.
3. Ada tidaknya perubahan yang signifikan kemampuan menulis eksposisi di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.
4. Ada tidaknya perubahan yang signifikan kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.
F. Manfaat Penelitian
Setelah terurai tujuan penelitian yang terarah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil penelitian menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis dan berpikir kritis melalui penggunaan metode problem based learning.
2. Diharapkan berguna sebagai bahan rujukan atau kontribusi untuk pengembangan tahap selanjutnya mengenai model pembelajaran.
3. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru sebagai rujukan untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran menulis eksposisi dan berpikir kritis siswa.
4. Diharapkan berguna bagi lembaga atau sekolah untuk mengembangkan kualitas pendidikan melalui penggunaan metode.
5. Meningkatkan kemampuan menulis dan berpikir kritis siswa khususnya kemampuan dalam menulis eksposisi dan berpikir kritis.
G. Anggapan Dasar
9
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Keterampilan menulis eksposisi harus ditingkatkan sebagai upaya pembentukan bekal dalam menulis khususnya juga untuk bekal siswa pada pendidikan selanjutnya.
2. Keterampilan berpikir kritis harus ditingkatkan serta dibiasakan dalam pembelajaran sehingga kemampuan berpikir siswa juga bisa diterapkan dalam kehidupannya dan untuk bekal siswa pada pendidikan selanjutnya. 3. Problem based learning adalah metode berbasis pemecahan masalah yang
menuntut siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada materi pembelajaran.
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan landasan atau patokan dalam melaksanakan sebuah penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirumuskan beberapa hipotesis statistika sebagai berikut.
1. : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan menulis eksposisi pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode
problem based learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan metode inquiri.
: Terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan menulis eksposisi dan pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode problem
based learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
inquiri.
2. : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan berpikir kritis pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode problem
based learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
inquiri.
: Terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan berpikir kritis pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode problem based
learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
10
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. : Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode problem based learning terhadap kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode problem based
learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
inquiri.
: terdapat pengaruh penggunan metode problem based learning terhadap kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis pada siswa yang mengukuti pembelajaran menggunakan metode problem based learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode inquiri.
I. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut.
1. Menulis eksposisi adalah sebuah kegiatan menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan dengan didarasi argumentasi yang kuat. Dalam penelitian ini, menulis eksposisi merupakan variabel terikat. Penilaian menulis eksposisi menggunakan deskriptor yang disusun berdasarkan ciri-ciri atau struktur teks eksposisi yaitu pernyataan pendapat (tesis) argumentasi penegasan ulang pendapat.
2. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan mendefinisikan dan mengklarifikasi masalah, mencari dan mengolah informasi yang didapatkan sesuai dengan masalah, memecahkan dan memberikan solusi terhadap permasalahan. Pada penelitian ini, kemampuan berpikir kritis adalah variabel terikat. Penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan berpikir kritis adalah berdasarkan teori mengenai ciri-ciri berpikir kritis.
3. Problem based learning adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan
11
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam penelitian ini,
48
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini merupakan urutan dari beberapa kegiatan yang ditempuh penulis sehubungan dengan penelitian yang dilakukan agar penelitian yang dilakukan memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal ini meliputi metode penelitian, lokasi penelitian, populasi, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran. Pada pelaksanaannya, penelitian ini dibentuk ke dalam dua kelompok, kelompok tersebut yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dilakukan pada subjek penelitian dengan menggunakan metode problem based learning dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dan berpikir kritis. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak menggunakan metode
problem based learning tetapi menggunakan metode inquiri. Sekalipun berbeda
namun kedua kelompok ini sama-sama diberikan tes awal atau prates dan tes akhir atau pascates. Tes ini berupa instrumen tes menulis teks eksposisi yang sama.
Penelitian yang berjudul penggunaan metode problem based learning untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis ini terdiri dari tiga variabel, yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode problem based learning, sedangkan variabel terikatnya dalah kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis.
B. Lokasi Penelitian
49
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah menengah atas negeri yang sudah melaksakan atau menerapkan kurikulum 2013.
Pemilihan sekolah ini disesuaikan dengan materi atau sasaran penelitian yang difokuskan pada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Dan Sekolah Menengah Atas Negeri 19 Bandung ini sudah menerapkan kurikulum baru yang diterapkan hanya pada kelas X saja.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan fokus atau materi penelitian yang ditujukan pada sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013. Sekolah Menengah Atas Negeri 19 Bandung merupakan salah satu sekolah dari 27 sekolah negeri di Bandung yang sudah menerapkan kurikulum 2013.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 19 Bandung, kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 5. Dari ke dua kelas tersebut yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas X MIA 5 sedangkan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas X MIA 1. Pemilihan kelas tersebut dilakukan secara random kelas.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini didesain dengan menggunakan penelitian kuasi eksperimen dengan model desain kontol prtes-pascates berpasangan (matching
pretest-posttest control group desain). Model desain dari kontol prtes-pascates
berpasangan adalah sebagai berikut:
Kelompok Prates Perlakuan pascates
Kelas eksperimen (KE) 01 X 02
Kelas kontrol (KK) 03 04
Keterangan
50
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 04 : Pascates kelas kontrol
X : Perlakuan metode problem based learning untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran inquiri.
Identifikasi masalah
Observasi awal
Studi kepustakaan
Penyususnan rancangan pembelajaran PBL
Penyususnan rancangan pembelajaran non PBL
Penyusunan, revisi, judgment, uji coba dan pengesahan
Penentuan subjek
Penentuan sampel
Kelas ekperimen Kelas kontrol
PBL Inquiri
Pascates Prates
51
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Peosedur Penelitian
Prosedur ini terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan tersebut antara lain yaitu. 1. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a) mengidentifikasi masalah yang muncul dalam kegiatan menulis khususnya menulis eksposisi dan berpikir kritis.
b) Melakukan observasi mengenai masalah yang muncul. Observasi dilakukan bukan hanya pada siswa tetapi kepada guru bahasa indonesia.
c) Mengumpulkan bahan bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis eksposisi dan berpikir kritis,
d) Membuat rancangan pembelajaran dan instrumen penelitian. 2. Tahap pelaksanaan
a) pelaksanaan tes
b) pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan metode
problem based learning dalam pembelajaran menulis eksposisi dan
52
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang disusun penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang sesuai atau relevan dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis yang telah ditentukan oleh penulis di bab sebelumnya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara tes subjektif (uraian) dan observasi. Kedua cara pengumpulan data ini dapat mengumpulkan atau memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan sebagai alat ukur dalam melaksanakan penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian dengan judul ”pengaruh
metode problem based learning terhadap kemampuan menulis eksposisi dan
berpikir kritis” ini adalah sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Menulis Eksposisi
Tes ini disusun dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menulis eksposisi. Tes kemampuan menulis ini digunakan pada saat prates dan pasca tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dilakukan pada saat prates bertujuan untuk melihat atau mengetahui kemampuan siswa menulis eksposisi sebelum mereka diberikan perlakuan. Sedangkan pasca tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis eksposisi setelah mereka diberi perlakuan berupa metode problem based learning dan metode lain.
2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Penyusunan tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dalam kegiatan menulis eksposisi secara bersamaan dengan tes menulis eksposisi. Tes ini digunakan sama halnya dengan penggunaan tes menulis eksposisi yaitu pada saat prates dan pasca tes.
53
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Lembar Observasi
Lembar observasi ini disusun dengan tujuan untuk mengamati aktivitas atau keterlaksanaan metode problem based learning dalam pembelajaran menulis eksposisi pada kelas eksperimen.
Lembar observasi ini digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes observasi ini dilakukan pada guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis eksposisi berlangsung di kelas eksperimen dalam tiga kali pertemuan. Adapun yang menjadi atau yang bertindak sebagai pengamat adalah peneliti dalam penelitian ini.
Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap. Tahap tersebut meliputi tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan, tahap judgment dan uji coba. Selain itu, penyusunan ini terlebih dahulu didiskusikan dengan teman-taman S2, pakar bahasa indonesia, serta guru bahasa kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Selanjutnya, instrumen ini diterapkan kepada siswa kelas X MIA 1 dan MIA 5 SMAN 19 Bandung dan hasilnya diolah dan dianalisis.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis ini merupakan penjabaran peneliti menganalisis data yang didapatkan dari hasil penelitian di lapangan. Data tersebut diperoleh melalui hasil tes dan hasil observasi kemudian dianalisis. Hal yang pertama dilakukan adalah mengukur validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes penelitian.
1. Uji Alat Tes Penelitian
Uji alat tes ini perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan. Uji coba ini dilakukan setelah penyusunan instrumen selesai. Hal ini dilakukan untuk dapat mengukur kualitas instrumen dan menghasilkan data yang akurat. Selanjutnya, instrument tersebut dilakukan penimbangan (judgment) oleh pembimbing dan dosen lainnya terlebih dahulu agar intrumen layak digunakan dalam pelaksanaan penelitan.
54
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suatu alat tes disebut valid apabila alat evaluasi tersebut mampu mengetahui apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan instrumen. Untuk menguji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson (Suherman, 2003: 120). Rumus tersebut adalah sebagai berikut.
√
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x = skor item
y = skor total N = jumlah siswa
Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.1
Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,80 < ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < ≤ 0,80 Tinggi (baik)
0,40 < ≤ 0,60 Cukup (sedang)
0,20 < ≤ 0,40 Rendah (kurang)
0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)
Dari hasil uji coba yang penulis lakukan diperoleh data validitas sebesar 0,99 dengan kategori sangat tinggi untuk eksposisi. Sedangkan untuk berpikir kritis sebesar 0,31 dengan kategori rendah. Pengolahan data validitasi ini menggunakan program microsoft office excel. Adapun uji validitas secara lengkap dapat di lihat pada lampiran B 2.
55
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai alat yang memberikan hasil yang tetap sama. Teknik yang digunakan untuk menentukan derajat reliabilitas instrumen tes bentuk soal uraian dengan rumus crombach’s alpha (Suherman, 2003:14) berikut.
=
Keterangan:
= koefisien reliabilitas tes = varian skor total
= jumlah varian skor setiap item
n
= banyaknya butir tesJumlah varian skor setiap item dan varian total, dapat dihitung dengan rumus berikut (Suherman, 2003: 154).
=
Keterangan:
= varian tiap soal
= jumlah kuadrat tiap soal
= jumlah tiap soal
n = siswa
Acuan untuk meinterpretasikan derajat reliabilitas instrumen tes yang digunakan adalah acuan yang dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003: 139). Acuan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Reliabilitas Kategori
56
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,20 < ≤ 0,40 Rendah
0,40 < ≤ 0,70 Sedang
0,70 < ≤ 0,90 Tinggi
0,90 ≤ ≤ 1,00 Sangat tinggi
Berdasarkan hasil uji coba instrumen dan hasil penghitungan data diperoleh reliabilitas sebesar 0,49 dengan kategori sedang. Adapun uji reliabilitas secara lengkap dapat di lihat pada lampiran B 3.
c) Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dilakukan untuk memngetahui tingkat kesukaran masing-masing soal yang diberikan, apakan soal termasuk pada kategori mudah, sedang atau sukar. Karena butir tes yang digunakan adalah tes uraian, maka rumus yang digunakan untu mengetahui indeks kesukaran tiap soal adalah sebagai berikut (Suherman, 2003: 170).
IK = Keterangan:
IK = indek kesukaran X = rata-rata skor SMI = skor maksimal ideal
Klasifikasi indek kesukaran butir soal menurut Suherman adalah seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Klasifikasi Indek Kesukaran Indek Kesukaran Kategori
IK = 0,00 Sangat sukar
0,00 < IK ≤ 0,030 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
57
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IK = 1,00 Sangat mudah
Bersarkan hasil uji coba menulis eksposisi dan berpikir kritis maka diperoleh indek kesukaran seperti pada tabel 3.4.
Pengolahan data indek kesukaran ini menggunakan bantuan program
microsoft office excel. Secara lengkap, perhitungan indek kesukaran tes menulis
eksposisi dan berpikir kritis berada pada lampiran B 5. Tabel 3.4
Indek Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Jenis Tes Indek Kesukaran Kategori
Menulis Eksposisi 0,66 Sedang
Berpikir Kritis 0,57 Sedang
d) Daya Pembeda
Daya pembeda dari suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan siswa yang tidak mengetahui jawaban soal tersebut. Dengan kata lain daya pembeda sebuah soal itu untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Untuk mengetahui daya pembeda soal uraian digunakan rumus berikut (Suherman, 2003:160)
DP =
Keterangan:
DP = daya pembeda
= rata-rata skor kelompok atas = rata-rata skor kellompok bawah SMI = skor maksimal ideal
Klasifikasi untuk daya pembeda tiap butir soal menurut Suherman (2003:161) adalah seperti pada tabel di bawah ini.
58
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Kategori
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
DP = 1,00 Sangat baik
Berdasarkan uji coba diperoleh daya pembeda butir soal untuk tes kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis seperti pada tabel 3.6 Pengolahan data daya pembeda ini menggunakan bantuan program microsoft
office excel. Secara lengkap, perhitungan daya pembeda menulis eksposisi dan
berpikir kritis berada pada lampiran B 4.
Tabel 3.6
Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen Jenis Tes Daya Pembeda Kategori
Menulis Eksposisi 0,455 Baik
Berpikir Kritis 0,54 Baik
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis
Peningkatan kompetensi yang sebelum dan sesudah pembelajaran menulis eksposisi dan berpikir kritis dihitung dengan rumus g faktor (N-gain). Ini dilakukan untuk mengetahui terdapat tidaknya perbedaan kemampuan siswa kelas kontrol dan eksperimen, perlu dilakukan uji perbandingan antara data prates dan data pascates. Untuk melihat peningkatan kemampuan menulis eksposisi dan berpikir kritis harus dihitung menggunakan rumus g faktor (N-gain) dengan bantuan microsoft office excel.
g =
59
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Klasifikasi Gain (g) Besarnya Gain (g) Kategori
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
a) Uji Normalitas
Uji normalistas dilakukan untuk mengetahui apakah data gain kemampuan menulis ekspoisis dan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang diolah. Uji normalitas dilakukan dengan memakai alat bantu SPSS for windows 20 dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov test.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian data gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan maksud untuk mengetahui apakah varian data gain homogen atau tidak. Uji homogenitas varian data gain ini menggunakan uji statistik livene’s test.
c) Uji Perbedaan Rerata (uji-t)
158
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Mengacu pada rumusan masalah penelitian, analisis data, pembahasan dan hasil penelitian tentang penggunaan metode problem based learnig sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Kemampuan rata-rata skor tes awal menulis eksposisi di kelas eksperimen adalah 46, 80 sedangkan rata-rata tes akhir adalah 72,93. Mencapai peningkatan rata-rata 26,13. Sedangkan untuk peningkatan N-Gain adalah sebesar 0,46 dengan kategori sedang.
2. Kemampuan rata-rata tes awal berpikir kritis di kelas eksperimen adalah 29,77 sedangkan rata-rata tes akhir adalah 72,77. Mencapai peningkatan rata-rata 43. Sedangkan untuk peningkatan N-Gain adalah sebesar 0,60 dengan kategori sedang.
3. Kemampuan rata-rata skor tes awal menulis eksposisi kelas kontrol adalah 38,37 sedangkan rata-rata tes akhir adalah 62,27. Mencapi peningkatan rata-rata sebesar 23,9, sedangkan untuk peningkatan N-Gain adalah sebesar 0,76 dengan kategori tinggi.
4. Kemampuan rata-rata tes awal berpikir kritis di kelas kontrol adalah 24,77 sedangkan rata-rata tes akhir adalah 46,47. Mencapai peningkatan rata-rata sebesar 21,7, sedangkan untuk peningkatan N-Gain adalah sebesar 0,28 dengan kategori rendah.
159
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Terdapat peningkatan hasil kemampuan berpikir kritis pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode problem based learning (eksperimen) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode inquiri (kontrol). Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh metode problem based learning lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh metode inquiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat diajukan beberapa saran di antaranya adalah.
1. Metode pembelajaran problem based learning merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas.
2. Metode pembelajaran problem based learning dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis eksposisi dan berpikir kritis karena metode ini mampu menstimulus berpikir kritis siswa karena siswa terlibat langsung dalam memecahkan masalah yang nyata dan menemukan solusi yang nyata pula.
3. Untuk peneliti selanjutnya metode problem based learning dapat dikembangkan untuk materi pelajaran yang lain, seperti menulis laporan, anekdot atau prosedur kompleks karena karakteristik metode problem
based learning yang lebih memberdayakan siswa untuk lebih berperan
aktif dalam pembelajaran, ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang learning
centered.
160
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
160
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S, dkk. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, C. (2007). Pokoknya menulis: cara baru menulis dengan metode
kolaborasi. Bandung: Kiblat.
Alwasilah, C. (2010). Filsafat bahasa dan pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Amir, T. (2009). Inovasi pendidikan melalui problem based learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arend, R.I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darsifin, I. (2008). Penggunaan model kooperatif skrif dalam pembelajaran
menulis narasi di kelas vii smp negeri 1 ciganlontang kab. bandung. Tesis.
Magister pada PPS Upi Bandung: tidak diterbitkan.
Darsono, M, dkk. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdiknas. (2013). Buku guru. Jakarta.
Diyas. S. D. (2012). Penerapan model problem based learning untuk
mengingkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran ipa kelas viii smp negeri 5 sleman. Skripsi Sarjana pada
Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam UNY: tidak diterbitkan. Fathurrohman, P. dan Sutikno, S. (2010). Strategi belajar mengajar; melalui
penanaman konsep umum dan konsep islami. Bandung: Rafika Aditama.
Fisher, A. (2007). Berpikir kritis; sebuah pengantar. Jakarta. Erlangga.
Fisher, R. (1992). Teaching children to think. Herts: Simon and Schuster Education.
Gunawan, A. W. (2003). Genius learning strategy petunjuk praktis untuk
menerapkan accelarated learning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Ghajali, A.S. (2013). Pembelajaran keterampilan berbahasa; dengan pendekatan
161
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Haniati, D. (2006). Pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik 5w+1h;
studi kuasi eksperiment terhadap siswa kelas x sma pasundan 2 kota cimahi. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hernowo. (2004). Quantum writing. Bandung. MLC.
Hidayati, P.P (2009). Menulis esai dan pembelajarannya. Bandung: Prisma Press. Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
http://id. wikipedia. org/wiki/Teks_eksposisi. Diakses 15 Maret 2014.
Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2008) Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jacobsen, dkk. (2009). Methods for teaching. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kuncoro, M. (2009). Mahir menulis; kiat jitu menulis artikel opini, kolom dan
resensi buku. Jakarta: Erlangga.
Majid, A. (2007). Perencanaan pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Marahimin, I. (2010). Menulis secara populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Maryam, S. dkk. (2008). Buku ajar berpikir kritis dalam proses keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Mulyati, Y. (2010). Pengembangan model pembelajaran literasi berbasis
pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis-kreatif. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nurjanah, N. (2012). Manfaat menulis. [online].
Tersedia: http://nunuynurjanah.wordpress.com/2012/02/02/manfaat-menulis/ [24 Maret 2014]
Nurmala, S. D. (2008). Keefektifan pembelajaran menulis karangan deskripsi
melalui pendekatan proses dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa kelas v sekolah dasar. Tesis Magister pada PPS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Nurudin. (2002). Dasar-dasar penulisan. Malang: UMM Press.
162
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pranoto, N. (2004). Creative writing. Jakarta: Primamedia Pustaka.
Pujiono, S. (2012). Prosiding bahasa dan sastra indonesia; pengembangan
bahasa dan kesusastraan melalui nilai-nilai kearifan lokal untuk
penguatan jati diri bangsa.[online].Tersedia:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Setyawan%20Pujiono,% 20M.Pd./Berpikir%20Kritis%20dalam%20Pembel%20Membaca%20dan %20Menulis%20%28Prisiding%20%20PIBSI%29.pdf [5 maret 2014]. Rahmat. (2010). Pengukuran ketrampilan berpikir kritis. (Online).
Riyanto, Y. (2009). Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ruland, J. P. (2003). Critical thinking standards. University of Central Florida. Faculty Centre.
Rusman. (2010). Model-model pembelajaran; mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung: Diponegoro.
Samsudin, A. (2012) “Peningkatan kemampuan menulis eksposisi berita dan menulis eksposisi ilustrasi siswa kelas v melalui model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis”. Jurnal Penelitian Pendidikan.(Vol. 13 No. 2 Oktober 2012).
Sanjaya, W. (2009). Stategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Semi. A. (2007). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Subana, M. dan Sudrajat. (2009). Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan r&d. Bandung: Alfabeta.
163
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukmadinata, N.S. (2005). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Sumadiria, H. (2007). Menulis artikel dan tajuk rencana. Bandung: Simbiosa Pratama Media.
Suparno dan Yunus. (2009). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suriasumantri, J. (2009). Filsafat ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suryosubroto, B. (1997). Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syamsuddin. (1997). Studi wacana bahasa indonesia.Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, H.G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tilaar, H. A. R. (2002). Pendidikan. kebudayaan, dan masyarakat madani
indonesia; strategi reformasi pendidikan nasional. Cet. III, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ulfairah, (2014). Wacana eksposisi. [online].
Tersedia: http://www.scribd. com/doc/97724309/Isi [29 Maret 2014] Warisman. (2011). “Keterkaitan bahasa dan logika dalam berpikir kritis”.
Jurnal Bahasa [online], Vol 5, nomor 1, Januari 2011.
Tersedia:
http://journal.trunojoyo.ac.id/prosodi/article/view/77/99 [5 Maret 2014]. Wena, M. (2011). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer; suatu tinjauan
konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiedarti, P. (2005). Menuju budaya menulis. Yogyakarta: Tiara Wacana. Wikipedia, Langkah-langkah menulis eksposisi.
[online].
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksposisi diakses [29 Maret 2014]. Wikipedia, Jenis eksposisi.
[online]
164
Nanang Maulana, 2014
Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi Dan Berpikir Kritis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Widjono. (2007). Bahasa indonesia mata kuliah pengembangan kepribadian di
perguruan tinggi. Jakarta: Grasindo
Zamroni dan Mahfudz. (2009). Panduan teknis pembelajaran yang