Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS
EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg)
TESIS
diajukan untuk memenuhi syarat meraih gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan Bahasa Indonesia
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
oleh
Pusparani Oktaviani
1302399
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg)
oleh
Pusparani Oktaviani
S.Pd UPI Bandung, 2015
Sebuah Tesis diajukan untuk memenuhi syarat meraih gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan Bahasa Indonesia
© Pusparani Oktaviani 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
disetujui dan disahkan oleh:
pembimbing,
Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd
NIP 1961091011986031004
diketahui oleh:
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Sumiyadi, M.Hum.
Pusparani oktaviani, 2015
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Abstrak:
Penelitianinidilatarbelakangirendahnyakemampuansiswadalammenulisteksekspo sisidankemampuanberpikirkritis.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuibagaimanapr ofilpembelajaranmenuliseksposisidankemampuanberpikirkritissebelumdiberikanperla
kuan model discovery learningpadasiswakelas VII SMPN 1 Nagreg,
bagaimanakahpenerapan model Discovery
Learningterhadapkemampuanmenulistekseksposisidanberpikirkritispadasiswakelas
VII SMPN 1 Nagreg, apakahterdapatperbedaan yang
signifikanpembelajaranmenulistekseksposisidanberpikirkritis di
kelaseksperimendankelaskontrol.
Jenispenelitianiniadalaheksperimenkuasidengandesain
prates-pascatesdengankelompokeksperimendankontrol (nonequivalent control group
design).Populasidalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelas VII SMPN 1
Nagregdenganmenggunakanduakelassebagaisampeldarisepuluhkelas yang
tersedia.Kelaseksperimenmendapatperlakuan model discovery
learningdankelaskontrolmendapatperlakuanterlangsungataumetodeceramah. Data
utamadalampenelitianiniberupahasiltulisantekseksposisisiswapadatesawaldantesakhir, sedangkan data pendukungberupatemuandalam proses pembelajaran. Pengumpulan
data dilakukanmelaluitekniktesdanobservasi. Untukmelihatefektivitas model
discovery learning, dilakukanpengujianmenggunakanuji-t dengantarafsignifikan 0, 05 setelahujiprasyaratterpenuhi. Hasilpenelitiandianalisismenggunakanmicrosoft excel dan program SPSS versi 19.
Berdasarkanhasilpenelitian,
diketahuibahwaketerampilanmenulistekseksposisidanketerampilanberpikirkritissiswa
masihrendah.Model discovery learning diterapkanmelaluilangkah-langkah,
yaknistimulasi, identifikasimasalah, pengumpulan data, pengolahan data,
pembuktiandangeneralisasi.Hasilperhitunganstatistikmenunjukkanterdapatperbedaand
alamketerampilanmenulistekseksposisidanberpikirkritisdenganmenggunakan model
discovery
learningdanmetodeterlangsung.Hasilpenelitianmenunjukkanterdapatperbedaan yang signifikandalamketerampilanmenulistekseksposisidanberpikirkritis.Hasilpengujiandip
erolehbahwauntukhipotesispertama p-value menunjukkanangka 0.000 yang
artinyabahwa p-value <0.05 sehingga
H0ditolakdandapatdisimpulkanadaperbedaannilaimenuliseksposisipadakelaskontroldan kelaseksperimen.Hasilpengujiandiperolehbahwa p-value menunjukkanangka 0.000
yang artinyabahwa p-value <0.05 sehingga
H0ditolakdandapatdisimpulkanadaperbedaannilaiberpikirkritispadakelaskontroldankela
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu efektifmeningkatkanketerampilanmenulistekseksposisidanberpikirkritis.
MODEL DISCOVERY LEARNING TO IMPROVE SKILLS AND WRITE TEXT exposition CRITICAL THINKING
Abstract:
This research is motivated low ability students in writing the text exposition and critical thinking skills. This study aims to determine how the profile of learning to write exposition and critical thinking skills before being given treatment model of discovery learning in class VII SMPN 1 Nagreg, how the implementation model of Discovery Learning in the ability to write text exposition and critical thinking in class VII SMPN 1 Nagreg, whether there are significant differences of learning to write text exposition and critical thinking in the experimental class and control class. This research is a quasi experimental design with pre-test-post-test with the experimental and control groups (nonequivalent control group). The population in this study were all students of class VII SMPN 1 Nagreg using two classes as samples from ten classes available. Class experimental model of discovery learning treated and control treated class or lecture. The main data in this study is the result of a text written exposition of students at the beginning of the test and final test, while supporting data in the form of the findings in the learning process. Data collected through tests and observation techniques. To see the effectiveness of the model of discovery learning, testing performed using t-test with a significant level of 0, 05, after the test prerequisites are met. Results of the study were analyzed using Microsoft Excel and SPSS version 19.
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 5
C.Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D.Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Penulisan ... 7
BAB II IHWAL MENULIS TEKS EKSPOSISI, BERPIKIR KRITIS, DAN MODEL DISCOVERY LEARNING A.Keterampilan Menulis ... 9
1. Pengertian Menulis ... 9
2. Fungsi Menulis ... 11
3. Tujuan Menulis ... 11
4. Tahapan-tahapan Pembelajaran Menulis ... 13
B.Teks Eksposisi ... 17
1. Pengertian Teks Eksposisi ... 17
2. Ciri-ciri Teks Eksposisi ... 18
3. Organisasi Eksposisi ... 21
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
... 23
5. Strategi Penulisan Eksposisi ... 26
C. Berpikir Kritis ... 27
1. Pengertian Berpikir ... 27
2. Pengertian Berpikir Kritis ... 28
3. Keterampilan Berpikir Kritis ... 29
4. Keterampilan Berpikir dalam Pembelajaran ... 31
D. Hubungan Antara Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis ... 32
E. Model Discovery Learning ... 33
1. Pengertian Discovery Learning ... 33
2. Tahapan Discovery Learning ... 34
3. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning ... 34
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Discovery Learning ... 37
5. Kelebihan Model Discovery Learning ... 38
6. Kelemahan Penerapan Discovery Learning ... 39
F. Definisi Operasional ... 39
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 41
B. Lokasi Penelitian ... 41
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
D. Prosedur Penelitian ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 43
F. Analisis Data ... 58
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Data Lembar Observasi ... 60
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi di SMPN 1 Nagreg ... 62
1. Dokumen ... 62
2. Proses Belajar Mengajar ... 62
3. Kondisi Siswa ... 62
B. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis ... 63
1. Rencana Pembelajaran ... 65
2. Proses Pembelajaran ... 67
C. Deskripsi Kemampuan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis dengan Model Discovery Learning ... 71
1. Kemampuan Awal (Prates) Keterampilan Menulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen ... 71
2. Kemampuan Awal (Prates) Keterampilan Menulis Teks Eksposisi di Kelas Kontrol ... 84
3. Kemampuan Akhir (Pascates) KeterampilanMenulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen ... 93
4. Kemampuan Akhir (Pascates) Keterampilan Menulis Teks Eksposisi di Kelas Kontrol ………..100
D. Hasil Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Sebelum dan SesudahPerlakuan………...107
E. Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Sebelum dan Sesudah Perlakuan………...108
F. Hasil Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis………...110
G. Hasil Observasi Guru dan Siswa Selama PembelajaranMenggunakan Model Discovery Learning dalam Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis ………..117
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penggunaan Model Discovery Learning dalam Menulis Teks
Eksposisi………...132
2. Penggunaan Model Discovery Learning dalam Berpikir Kritis..…….. 132
3. Keterkaitan Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis………..………... 134
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………. 136
B. Implikasi ………...137
C. Rekomendasi ………...138
DAFTAR PUSTAKA………. 140
1
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Bahasa juga
dapat digunakan sebagai alat untuk berekspresi, berimajinasi, bahkan berinteraksi
satu sama lain. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling utama antar
manusia. Pembelajaran bahasa Indonesia ditujukan agar peserta didik dapat
terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan
berbahasa tersebut. Seperti yang dikemukakan Tarigan (2008, hlm.3)
keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan muncul
dengan sendirinya, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur.
Menulis memainkan peranan yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar mulai dari tingkat dasar sampai pada tingkat yang paling tinggi
sekalipun. Menulis dapat mencerminkan apa yang diketahui oleh pembelajar, apa
yang ingin mereka ketahui, apa yang mereka pelajari dan yang telah mereka
pelajari. Seperti halnya pendapat Emilia dalam Chaedar (1998, hlm 47) menulis
merupakan faktor kunci bagi pembelajar untuk dapat berhasil dalam belajar.
Selain itu, Emmitt dalam Chaedar juga menyebutkan bahwa menulis sangat
penting bagi perkembangan cara berpikir dan perkembangan konsep. Karena
menulis merupakan proses berpikir, maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
menulis bersifat sentral dalam proses belajar.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang diperlukan
dalam kehidupan. Dengan menguasai keterampilan menulis, diharapkan peserta
2
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan
kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan. Dikatakan
kompleks karena menulis merupakan kegiatan berpikir juga kegiatan menuangkan
ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis (Akhadiah, 1988, hlm 2002). Meskipun
begitu, keterampilan tersebut bukanlah semata-mata milik golongan yang berbakat
menulis saja. Dengan latihan yang sungguh-sungguh keterampilan itu dapat
dimiliki siapa saja. Keterampilan yang dimaksud di sini adalah keterampilan
menulis secara formal.
Lebih lanjut lagi, Tarigan (2008, hlm 22) menjelaskan bahwa pada
prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis dan dapat
memudahkan kita merasakan hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap
dan persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun
urutan bagi pengalaman. Proses pembelajaran selama ini juga belum mengarah
kepada berpikir peserta didik, khusunya meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Padahal ketika peserta didikmenerima sebuah informasi, peserta harus mampu
mengkritisi informasi itu.
Dalam pembelajaran menulis, peserta didik harus diarahkan untuk dapat
berpikir kritis agar pembelajaran menjadi efektif. Berpikir kritis memberdayakan
keterampilan dalam menentukan tujuan. Ennis, (dalam Fisher, 2009, hlm. 2)
menyatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu proses berpikir reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang diyakini untuk diperbuat. Hal ini dengan
artian berpikir krirtis merupakan arahan untuk dirujukan kepada
rumusan-rumusan yang memenuhi kriteria tertentu untuk diperbuat oleh manusia.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pengajaran bahasa
khususnya menulis dapat didesain sedemikian rupa untuk menanamkan kebiasaan
berpikir kritis. Bahasa akan ditilik sebagai alat kreasi dan komunikasi makna.
Bahasa senantiasa dipakai secara padat maksud dan sarat makna. Kurikulum dan
3
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbahasa khususnya berbahasa tulis akan mempunyai tujuan dan fungsi nyata.
Dengan demikian guru akan mengajak peserta didik untuk memilih kegiatan
belajar dan bahan ajar.
Menurut Alwasilah (1993, hlm. 6) menulis mempertajam daya nalar bukan
karena siswa dilatih mempercantik tulisannya, melainkan karena kiprah
internalisasi proses berpikir kritis. Sehubungan dengan pembelajaran yang belum
menghasilkan pembelajaran berpikir kritis, seyogianya pembelajaran diarahkan
oleh guru untuk menghasilkan peserta didik yang berpikir kritis.
Banyak cara yang bisa dilakukan seorang guru untuk mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Seperti yang dikemukakan
Kuswana (2011, hlm. 23) bahwa keterampilan berikir sejalan dengan wacana
meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan tujuan atau hasil belajar. Oleh karena itu, guru harus mencari model yang
tepat sehingga pembelajaran menulis itu dapat diminati oleh siswa.
Model yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis adalah model
Discovery Learningyaitu teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri (Kemendikbud, 2013).
Model Discovery merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi
metode yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan
sendiri, mencari sendiri dan relektif (Heriawan, 2012, hlm 100). Discovery juga
merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku
(Hanafiah, 2012, hlm 77).
Berdasarkan kenyataan tersebut, pemberlakuan Kurikulum 2013 juga
mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir kritis. Hal itu terlihat pada
4
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan
(Permendikbud No. 81A tahun 2013). Oleh sebab itu, pemberlakuan Kurikulum
2013 menghadirkan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Salah satu
bentuk teks adalah teks eksposisi. Dalam Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP
kelas VII, terdapat satu kompetensi dasar yaitu memahami teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan
maupun tulisan.
Berkaitan dengan teks ekposisi, penelitian-penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa selama ini menulis teks eksposisi tidaklah mudah bagi
peserta didik. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan menawarkan model
pembelajaran. Seperti halnya penelitian yang telah dilakukan oleh Nanang Maulana dengan judul tesis “Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis di SMAN 19 Bandung Tahun 2014”. Dari hasil penelitian itu, simpulan yang diperoleh bahwa peningkatan berpikir kritis dan menulis eksposisi
dengan menggunakan metode berbasis masalah lebih meningkat secara signifikan
daripada siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Sementara itu, Elis Nurfatia
Agung juga pernah meneliti kemampuan menulis karangan eksposisi dengan judul “Pembelajaran Menulis karangan Eksposisi Analisis Proses Berbasis Kecakapan Vokasional dengan Metode Kolaborasi (Eksperimen pada Siswa Kelas XI
Akuntasi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014). Penelitian
itu juga memberikan simpulan bahwa metode kolaborasi dalam pembelajaran
menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional efektif.
Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut persoalan
keterampilan menulis teks eksposisi dan kemampuan berpikir kritis siswa. Ini
dilakukan setelah mengetahui fenomena sulitnya menuliskan teks eksposisi yang
dialami oleh siswa kelas VII di SMPN 1 Nagreg. Berdasarkan pengamatan,
sebagian besar siswa kelas VII kurang mampu menghasilkan tulisan eksposisi
5
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan kenyataan itu, penelitian yang dilakasanakan berbeda dengan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini lebih
menekankan penerapan model discovery learning dalam kemampuan menulis teks
eksposisi dan berpikir kritis. Oleh karena itu, penelitian ini akan diarahkan dengan judul “Model Discovery Learning dalam Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan di
atas, ada beberapa masalah yang penting untuk diteliti. Masalah-masalah yang
dimaksud dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1) Pembelajaran menulis teks eksposisi merupakan salah satu materi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa diharapkan memiliki
kemampuan menulis teks eksposisi. Namun, kenyataannya siswa belum
seutuhnya terampil untuk menulis teks eksposisi.
2) Menulis teks eksposisi memuat unsur penyajian masalah dan penawaran
solusi. Oleh karena itu, menulis teks eksposisi harus benar-benar menerapkan
berpikir kritis. Namun, siswa belum semuanya mampu menuliskan teks
eksposisi yang berlandaskan berpikir kritis.
3) Kurangnya keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi yang
benar-benar kritis karena model pembelajaran yang digunakan kurang tepat saat
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, model discovery learning
menjadi salah satu model yang ditawarkan dalam pembelajaran menulis teks
eksposisi.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang fokus penelitian ini.
Penulis membatasi masalah penelitian yang diteliti. Aspek keterampilan berbahasa
yang diteliti adalah menulis karangan teks eksposisi dan kemampuan berpikir
kritis siswa. Selanjutnya model pembelajaran yang digunakan adalah model
6
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemilihan model ini untuk menstimulus peserta didik agar mendapatkan
temuan-temuan di dalam masalah itu. Lalu hasil akhirnya adalah peningkatan
kemampuan menulis teks eksposisi dan kemampuan berpikir kritis. Alur berpikir
dan menulis inilah yang diharapkan menjadi hal berbeda untuk membuat
pembelajaran menulis lebih menyenangkan.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut ini.
1) Bagaimana profil pembelajaran menulis eksposisi dan kemampuan berpikir
kritis sebelum diberikan perlakuan model discovery learning pada siswa
kelas VII SMPN 1 Nagreg?
2) Bagaimanakahpenerapan model Discovery Learningterhadap kemampuan
menulis teks eksposisi dan berpikir kritispada siswa kelas VII SMPN 1
Nagreg?
3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran menulis teks
eksposisi dan berpikir kritis di kelas eksperimen dan kelas kontrol?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini ialah mengetahui kefektifan model
discovery learning dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dan kemampuan
berpikir kritis. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) profil pembelajaran menulis eksposisi dan kemampuan berpikir kritis
sebelum diberikan perlakuan model discovery learning pada siswa kelas VII
SMPN 1 Nagreg
2) penerapan model Discovery Learningterhadap kemampuan menulis teks
eksposisi dan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg
3) perbedaan yang signifikan pembelajaran menulis teks eksposisi dan berpikir
7
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan diharapkan memberikan manfaat baik
secara teoretis maupun secara praktis.Secara teoretis hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber acuan atau sumber kepustakaan berkenaan dengan
proses pembelajaran menulis teks eksposisi dan berpikir kritis khususnya yang
berkaitan dengan model discovery learning dengan upaya meningkatkan
kemampuan menulis dan berpikir kritis peserta didik. Secara praktis penelitian ini
memberi manfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut.
1) Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai
pembelajaran menulis teks eksposisi, serta mampu menggunakan metode atau
teknik pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik minat siswa dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru
bahasa Indonesia untuk memilih model pengajaran yang sesuai agar mampu
menarik minat siswa serta dapat menjadi masukan bagi guru dalam menyusun
bahan pembelajaran yang lebih bervariasi.
3) Bagi lembaga, Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah. Sebagai bahan
masukan atau informasi awal mengenai kondisi nyata pengajaran
keterampilan menulis teks eksposisi di SMP. Melalui informasi ini,
diharapkan pengelola pendidikan dapat menggunakan atau memilih
model-model pembelajaran yang tepat sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang
maksimal.
4) Bagi peneliti lain, dapat memberikan sumbangan pemikiran kajian pada
penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan
dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi
belajar mengajar.
5) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi
8
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mempunyai permasalahan yang sama.
F. Struktur Organisasi Penulisan
Adapun struktur organisasi penulisan tesis ini terdiri atas lima bab yaitu
bab pendahuluan, bab kajian pustaka, bab metodologi penelitian, bab temuan dan
pembahasan, dan bab simpulan, impikasi, dan rekomendasi. Setiap bab memiliki
bagian masing-masing. Bab pertama memuat latar belakang masalah; berisi
alasan-alasan memilih judul dan dasar pemikiran permasalahan, identifikasi
masalah; berisi penetapan beberapa sumber penyebab masalah, rumusan masalah;
berisi pertanyaan permasalahan yang akan dijawab, tujuan; berisi penjelasan
mengenai nilai lebih yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan.
Bab kedua memuat penjelasan teori yang berkaitan dengan variabel.
Misalnya, ihwal menulis, ihwal teks eksposisi dan pengertian teks eksposisi, ihwal
berpikir kritis dan pengertian berpikir kritis, dan ihwal penjelasan tentang
discovery learning.
Bab ketiga meliputi penjelasan mengenai metodologi penelitian yang
membahas metode yang digunakan, desain, prosedur penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.
Bab keempat meliputi temuan dan pembahasan. Dalam bab ini, lebih rinci
dijelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Analisis hasil penelitian
yang dimaksud berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun
masalah dalam penelitian ini terdiri atas deskripsi kemampuan menulis teks
eksposisi siswa di SMPN 1 Nagreg khususnya kelas VII, perencanaan model
discovery learning dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa kelas
VII SMPN 1 Nagreg, penerapan model discovery learning dalam menulis teks
eksposisi dan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan
pemaparan hasil peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi
dengan model discovery learning di kelas eksperimen dari hasil pretes dan
postest. Selain itu, hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik langsung
9
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sementara bab lima berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi dari
penelitian ini. Dalam bab ini, lebih khusus diuraikan simpulan penelitian dari
seluruh proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini. Kemudian
di akhir simpulan penelitian ini, penulis juga memberi rekomendasi yang dapat
dipertimbangkan untuk pembelajaran yang berkaitan tentang menulis teks
41
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen
dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang proses
pembelajaran. Penelitian ini dibentuk ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dilakukan pada subjek
penelitian dengan menggunakan metode discovery learning dalam pembelajaran
menulis teks eksposisi dan berpikir kritis. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak
menggunakan metode discovery learning tetapi menggunakan metode inquiri.
Sekalipun berbeda, kedua kelompok ini sama-sama diberikan prates dan postes. Tes
ini berupa instrumen tes menulis teks eksposisi yang sama.
Penelitian yang berjudul model discovery learning untuk meningkatkan
keterampilan menulis teks eksposisi dan berpikir kritis ini terdiri atas tiga variabel,
yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah metode discovery learning, sedangkan terikatnya adalah keterampilan menulis
eksposisi dan berpikir kritis.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP),
tepatnya di SMP Negeri 1 Nagreg yang berlokasi di Jl Raya Nagreg KM 37
Kabupaten Bandung Jawa Barat. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang
pernah menerapkan Kurikulum 2013.
Pemilihan sekolah ini disesuaikan dengan materi atau sasaran penelitian
yang difokuskan pada sekolah yang pernah menerapkan Kurikulum 2013. Sekolah
42
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menengah Pertama 1 Nagreg ini sudah pernah menerapkan Kurikulum 2013 untuk
kelas 7 dan 8.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data tersebut
diperoleh (Arikunto, 1996, hlm. 114). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa
SMPN 1 Nagreg. Penentuan sumber data tersebut didasarkan pada asumsi bahwa
subjek yang menjadi sumber data memperoleh pembelajaran mengenai pelaksanaan
belajar mengajar di sekolah tersebut.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002). Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1996, hlm. 117). Pengambilan
sampel dilakukan secara random undian karena populasi diasumsikan bersifat
homogen. Apabila kelas VII SMPN 1 Nagreg merupakan populasi maka kelas VII A
dan VII B adalah sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini didesain dengan menggunakan kuasi eksperimen
dengan model desain “ nonequivalent control group design”. Desain ini hampir sama dengan pretest posttest control group, tetapi subjek yang diambil tidak secara
random, baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol.
Rancangan penelitian ini adalah:
E 1 X 2
K 3 4
(Sugiyono, 2013, hlm.116)
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
43
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 : uji akhir pada kelas eksperimen
3 : uji awal pada kelas kontrol
4 : uji akhir pada kelas kontrol
X : perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan
model discovery learning
Desain penelitian tersebut menggunakan dua kelas subjek penelitian, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang
mendapatkan perlakuan (penggunaan model discovery learning dalam pembelajaran
menulis teks eksposisi), sedangkan kelas kontrol adalah yang tidak mendapatkan
perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen, tetapi menggunakan metode yang
biasa digunakan guru.
Alasan menggunakan metode ini karena model discovery learning dapat
diujicobakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Sehingga penulis
menggunakan metode eksperimen yang akhirnya dapat memperoleh perbandingan
dari objek penelitian sebelum dan sesudahnya dan keberhasilan metode dalam
pembelajaran menulis tersebut ditentukan pada akhir penelitian. Langkah-langkah
yang penulis tempuh dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1) memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan sampel sebelum diberikan
perlakuan yaitu sampel diminta menulis sebuah teks eksposisi,
2) memberikan perlakuan pada sampel yaitu implementasi model discovery
learning ke dalam pembelajaran menulis teks eksposisi,
3) memberikan tes akhir sebagai langkah untuk mengetahui perkembangan
kemampuan yang dimiliki sampel sesudah diberi perlakuan. Perkembangan
tersebut dapat dilihat melalui perbandingan skor tes awal dan tes akhir.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kuantitatif berkenaan dengan validitas dan
44
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk pengumpulan data (Sugiyono, 2011, hlm. 205). Oleh karena itu
instrumen yang telah teruji validitas dan reabilitasnya, belum tentu dapat
menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak
digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Berkaitan dengan penelitian ini,
maka penulis merancang beberapa instrumen sebagai berikut:
1) Tes Kemampuan Menulis Eksposisi
Tes ini disusun dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa dalam menulis teks eksposisi. Tes kemampuan ini digunakan pada saat prates
dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Prates dilakukan untuk melihat
kemampuan siswa menulis eksposisi sebelum mereka diberikan perlakuan.
Sedangkan postes diberikan untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksposisi
setelah mereka diberi perlakuan berupa model discovery learning. Lembar Tes Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Sekolah : SMP Negeri 1 Nagreg
Indikator Pembelajaran: Siswa menyusun teks eksposisi Petunjuk penilaian karangan:
a. Kesesuaian isi teks eksposisi dengan masalah
b. Pemaparan gagasan dalam karangan
c. Pemilihan diksi
d. Penggunaan ejaan dan tanda baca
Petunjuk penilaian berpikir kritis
a. Definisi dan klarifikasi masalah
b. Menilai dan mengolah informasi berhubungan dengan
masalah
c. Memberikan solusi masalah dan memecahkannya
45
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pedoman Penilaian Menulis Teks Eksposisi
Instrumen ini merupakan instrument penilaian kemampuan menulis
teks eksposisi dan berpikir kritis. Aspek dalam pedoman penilaian
mengacu pada teori menulis teks eksposisi dan teori berpikir kritis.
Pedoman penilaian pada kemampuan menulis teks eksposisi
[image:25.612.128.510.351.670.2]dipaparkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Pedoman Penilaian Menulis Eksposisi
Aspek Penilaian Indikator Skor Ideal
Kesesuaian isi dengan
masalah menentukan
tema, menentukan judul,
Memahami definisi
Isi teks eksposisi harus
sesuai dengan tema,
pengembangan masalah
tuntas
20
Pemaparan gagasan
dalam karangan
Gagasan disampaikan
sesuai dengan tema,
gagasan disampaikan
dengan jelas
20
Memahami bagian-bagian
teks eksposisi/ tesis,
argumentasi dan
penegasan ulang
(organisasi karangan)
Gagasan terorganisasi
dengan sistematis, paparan
logis, koherensi informasi
dengan gagasan
20
46
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu eksposisi dengan tepat dan
sistematis
Memproduksi teks
eksposisi dengan
memperlihatkan
kepaduan paragraf, diksi
dan EYD.
Penguasaan struktur
kalimat, penggunaan
kalimat efektif,
penguasaan ejaan dan
tanda baca, menggunakan
penulisan huruf kapital
yang benar, memiliki
tulisan tangan yang jelas
dan terbaca.
20
(Nurgiantoro, 2010, hlm 440)
2) Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Penyusunan tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dalam
kegiatan menulis eksposisi secara bersamaan dengan tes menulis eksposisi. Tes ini
digunakan sama halnya dengan penggunaan tes menulis eksposisi yaitu pada saat
prates dan pascates. Dilakukan pada saat prates bertujuan untuk melihat kemampuan
berpikir kritis siswa sebelum mereka diberikan perlakuan. Sedangkan pascates untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menulis eksposisi setelah mereka
diberi perlakuan berupa model discovery learning di kelas eksperimen dan metode
[image:26.612.129.510.82.322.2]terlangsung di kelas kontrol.
Tabel 3.2
Rubrik penilaian Berpikir Kritis
Aspek penilaian Indikator Skor Ideal
Definisi dan klarifikasi
masalah
Masalah didefinisikan dan
47
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan benar dan tidak meluas
Masalah didefinisikan dan
diklarifikasi dengan cermat.
Tetapi masalah yang
didefinisikan meluas
Mengolah informasi dan
berhubungan dengan
masalah
Terdapat tiga informasi
yang dinilai, diolah dan
dikembangkan menjadi
argumen, dan argumentasi
yang dikembangkan sangat
sesuai dengan masalah
40
Terdapat dua informasi yang
dinilai, diolah dan
dikembangkan menjadi
sebuah argumen. Argumen
yang dikembangkan sesuai
dengan masalah
Memberikan solusi dan
memecahkan masalah
Solusi dan pemecahan
masalah sangat efektif, tepat
dan logis. Serta sangat
sesuai dengan
permasalahan. Serta solusi
yang ditawarkan juga sangat
menarik
30
Solusi dan pemecahan
masalah efektif, tepat dan
logis. Serta sesuai dengan
permasalahan.
48
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Lembar Observasi
Lembar observasi ini disusun dengan tujuan untuk mengamati aktivitas model
discovery learning dalam pembelajaran menulis eksposisi di kelas
eksperimen.Lembar observasi ini digunakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Tes ini dilakukan pada guru dan siswa selama proses pembelajaran
menulis eksposisi berlangsung di kelas eksperimen dalam tiga kali pertemuan.
[image:28.612.119.521.312.667.2]Adapun yang menjadi pengamat adalah peneliti dalam penelitian ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Discovery Learning
Aspek Aspek yang diamati
Aktivitas
guru dalma
pembelajaran
a. menarik perhatian siswa
b. menimbulkan motivasi
c. menentukan tujuan pembelajaran
d. memberikan acuan belajar yang akan dihasilkan
e. memandu siswa melaksanakan refleksi pembelajaran.
f. memandu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilakukan.
Aktivitas
Siswa dalam
Pembelajaran
Tahap penerapan model discovery learning
mendiskusikan tema tekseksposisi (stimulasi).
membaca contoh teks eksposisi, menemukan masalah
dan pemecahan masalahnya.
49
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang diberikan guru.
memilah bagian-bagian dari teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).
mengelompokkan siswa.
menemukan tiga isu/ topik yang dihadapi (identifikasi masalah).
mencari masalah dan pemecahan masalahnya dengan
mengumpulkan informasi (pengumpulan data).
melaporkan hasil penemuan dengan mengolah
informasi (pengolahan data).
siswa mengomunikasikan hasil penemuan kepada siswa
lain.
siswa memilih salah satu dari isu yang telah ditemukan pada pembelajaran sebelumnya.
mengembangkan gagasan yang sudah ditemukan
menjadi teks eksposisi.
siswa mengomunikasikan hasil tulisan masing-masing kepada siswa lain.
4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran, selain itu, RPP dijadikan sebagai tolak ukur penilaian
persiapan belajar mengajar di kelas yang akan dinilai oleh observer, sehingga secara
tidak langsung RPP merupakan sarana/alat penilaian kemampuan persiapan
pembelajaran.
50
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
51
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3 Memiliki perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun dalam mendebatkan
sudut pandang tertentu tentang suatu masalah yang terjadi pada
masyarakat.
3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.
4.1 Menyusun teks ekposisi baik secara lisan maupun tulisan
Indikator
1) Menentukan bagian-bagian teks eksposisi
Peserta didik mampu menentukan struktur teks eksposisi yaitu: Tesis (pembukaan), Argumentasi (Isi), Penegasan ulang
(Penutup).
2) Mengembangkan gagasan menjadi teks eksposisi
Peserta didik mengembangkan gagasan menjadi teks berdasarkan
hasil penemuan dari topik yang ditentukan.
C. Tujuan Pembelajaran
1) Peserta didik mampu menentukan bagian-bagian teks eksposisi dan
mengidentifikasi masalah yang disajiakn secara kritis.
2) Peserta didik mampu mengembangkan gagasan menjadi teks eksposisi
nerdasarkan hasil penemuan.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pokok
Pengertian teks eksposisi
Struktur teks eksposisi
2. Uraian Materi
52
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) Eksposisi adalah
uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan.
Eksposisi merupakan pemaparan salah satu bentuk tulisan atau retorika
yang berusaha untuk menerangkan suatu pokok pikiran yang dapat
memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca
uaraian tersebut (Keraf, 1982:3).
Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi,
menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis
berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca
(Alwasilah, 2007: 111). Eksposisi merupakan bentuk retorika yang
dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah popular dan
uraian-uraian ilmiah inilah yang tidak berusaha mempengaruhi pendapat
orang lain. Makalah-makalah ilmiah popular dalam harian, mingguan,
dan majalah bulanan biasanya disajikan dalam bentuk eksposisi. Setiap
[image:32.612.135.495.454.625.2]pembaca biasa saja menolak apa yang disampaikan penulis.
Gambar 3.1
Struktur Teks Eksposisi
Contoh teks eksposisi:
Remaja dan Pendidikan Karakter
Struktur teks eksposisi
Tesis ( Pembukaan)
Argumentasi (isi)
53
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke
masa awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran
usia 10 tahun sampai usia 21 tahun. Pada masa itu
remaja sedang mencari identitas dirinya. Oleh karena
itu, remaja harus mendapat pendidikan karakter agar
dapat mengarahkan minatnya pada kegiatan-kegiatan
positif. Pendidikan berkarakter yang dapat diberikan
pada remaja, antara lain, berperilaku jujur, kreatif,
percaya diri, santun, dan peduli.
TESIS (Pembukaan)
Remaja mengalami gejolak emosi karena perubahan
berat dan tinggi badan yang berpengaruh juga terhadap
perkembangan psikisnya. Pada masa gejolak itu
merupakan masa sulit sehingga remaja memerlukan
pengendalian diri yang kuat ketika berada di sekolah, di
rumah, di lingkungan masyarakat. Dalam keadaan
seperti ini, remaja membutuhkan orang dewasa untuk
mengarahkan dirinya. untuk itu, agar tidak
terjerumus pada hal-hal negatif, remaja harus
mempunyai pendidikan karakter.
Pendidikan karakter ini dapat membentuk remaja
menjadi berprestasi. Di dalam pendidikan berprestasi
mereka diajarkan nilai religius yang menguraikan
kebaikan agar remaja tumbuh sebagai manusia yang
peka terhadap lingkungan sosial. Di samping itu,
mereka diajarkan juga nilai toleransi dan nilai cinta
damai atau nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk
remaja mempunyai sifat pengasih, berbudi pekerti, dan
cinta damai. Dalam pendidikan karakter itu mereka
ARGUMENTASI
54
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diajarkan juga nilai suka bekerja keras, kreatif, mandiri,
dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang dapat
menjadikan remaja sebagai orang yang berprestasi.
Nilai positif dalam pendidikan karakter dapat
membentuk remaja yang unggul. Remaja yang memiliki
karakter kuat akan tumbuh sebagai remaja yang unggul
dan dibanggakan karena sehat secara fisik, stabil dalam
emosi, dan intelektualnya yang berkembang baik.
PENEGASAN
ULANG (Penutup)
E. Model Pembelajaran
Model pembelajaran Discovery Learning
F. Media, Alat, dan Sumber
1. Media Pembelajaran
Contoh tekseksposisi
2. AlatdanBahan
Tekseksposisi „RemajadanPendidikanKarakter‟
Powerpoint strukturtekseksposisi
3. Sumber
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia:
Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
55
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal (10 menit)
Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi peserta didik dan kelas.
Peserta didik diberikan rangsangan dengan menayangkan gambar yang
berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan kemudian peserta
didik ditugaskan untuk menjelaskan apa yang telah mereka lihat. (Stimulasi)
Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran.
Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (60 menit)
Peserta didik mendiskusikan tema tekseksposisi. (Identifikasi masalah)
Peseta didik membaca contoh teks eksposisi, menemukan masalah dan
pemecahan masalahnya.
56
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peserta didik memilah bagian-bagian dari teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).
Penutup (10 menit)
Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran tentang
tekseksposisi.
Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat
memahami tekseksposisi.
Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru
mengenaitekseksposisi.
Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut
pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.
Peserta didik menerima informasi tentang tujuan dan manfaat pembelajaran.
Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 5-6 orang. Untuk menarik perhatian mereka, guru menyediakan nama-nama
kelompok sesuai dengan tokoh yang mereka idolakan.
Kegiatan Inti (60 menit)
57
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peserta didik mencari masalah dan pemecahan masalahnya dengan
mengumpulkan informasi. ( Pengumpulan data)
Peserta didik melaporkan hasil penemuan dengan mengolah informasi.
( Pengolahan data)
Peserta didik mengomunikasikan hasil penemuan kepada siswa lain.
Penutup (10 menit)
Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran tentang
strukturtekseksposisi.
Guru memberikan umpan balik dengan menanyakan kendala-kendala yang
dialami siswa dalam strukturtekseksposisi.
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi kelas.
Peserta didik merespons pertanyaan dari guru tentang keterkaitan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
Peserta didik menerima informasi tentang tujuan dan manfaat pembelajaran.
58
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pesrta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 5-6 orang. Untuk menarik perhatian mereka, guru menyediakan nama-nama
kelompok sesuai dengan tokoh yang mereka idolakan
Kegiatan Inti (60 menit)
Peserta didik memilih salah satu dari isu yang telah ditemukan pada pembelajaran sebelumnya. (pembuktian)
Peserta didik mengembangkan gagasan yang sudah ditemukan menjadi teks eksposisi. (pengolahan data)
Pesrta didik mengomunikasikan hasil tulisan masing-masing kepada siswa lain. ( Generalisasi)
Penutup (10 menit)
Guru menyimpulkan materi pembelajaran. (Generalisasi)
Guru memberikan umpan balik dengan menanyakan kendala-kendala yang
dialami siswa dalam menyusun tekseksposisi.
Peserta didik diberi motivasi untuk lebih giat berlatih menulis.
F. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini berjumlah dua. Pertama,
analisis data statistik untuk memperoleh hasil dari tes menulis teks eksposisi dan
kemampuan berpikir kritis menggunakan program SPSS; kedua, analisis data
observasi yang digunakan peneliti untuk memperoleh gambaran ketika proses
pembelajaran berlangsung.
1. Analisis data Statistik untuk Instrumen Penelitian Berupa Tes
Kemampuan Menulis Teks Eksposisi dan Kemampuan Berpikir Kritis
59
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data kuantitatif diolah dengan menggunakan teknik statistik. Data yang
diolah, yaitu selisih antara skor prates dan pascates. Pengolahan data hasil tes
kemampuan siswa menulis teks eksposisi digunakan dengan bantuan program SPSS
versi 19 dan Microsoft excel 2007. Kegiatan yang pertama dilakukan adalah
melakukan analisis deskripsi pada data awal sebagai gambaran umum pencapaian
kemampuan menulis teks eksposisi siswa yang terdiri atas skor rata-rata. Kemudian
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis perbedaan peningkatan kemampuan
menulis teks eksposisi dengan uji kesamaan rata-rata.
Tujuan uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat perbandingan dua
keadaan yaitu keadaan nilai rata-rata prates siswa kelas eksperimen dengan siswa
kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata prates siswa kelas eksperimen dengan siswa
kelas kontrol, dan keadaan nilai rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Sebelum melakukan analisis data yang didapat, ada beberapa hal yang
dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Melakukan penyekoran atas hasil tulisan siswa dengan pedoman penyekoran
yang telah ditetapkan baik pada data prates dan pascates;
b. Membuat tabel skor prates dan pascates siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol;
c. Melakukan perhitungan rata-rata skor tes di setiap kelas;
d. Melakukan perbandingan hasil skor prates dan pascates untuk mendapatkan
angka peningkatan (gain) yang terjadi setelah pembelajaran berlangsung
pada kelas eksperimen dan kontrol yang kemudian dihitung dengan
menggunakan rumus gain.
Gain (G) =� � �� � − � �
���� −� � � � 100
60
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S Pascates : skor pascates
S prates : skor prates
S maks : skor maksimum
Hasil perhitungan gain didapat kemudian diiterpretasikan dengan
[image:40.612.167.524.241.367.2]menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Hake (1999).
Tabel 3.4
Kriteria N-Gain
N-Gain Interpretasi
g≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
e. Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi dengan taraf
signifikansi 5% (α = 0,05)
Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian dengan
menggunakan uji kesamaan rata-rata (uji-t), terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas data.
2. Analisis Data Lembar Observasi
Lembar Observasi terdiri atas dua bagian penelitian. Proses penilaian dibagi
menjadi lima rentang penilaian. Setiap rentang penilaian terdapat bobot. Hasil dari
penjumlahan bobot tersebut menghasilkan hasil akhir dari lembar observasi. Setelah
dilakukan perlakuan maka diperoleh data berupa hasil observasi. Hasil tersebut
menjadi data pendukung untuk menggambarkan keefektifan model discovery
61
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
136
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Bab 5 ini memuat simpulan dari seluruh hasil penelitian yang telah dibahas
pada bagian terdahulu dan memberikan saran kepada peneliti lain tentang model
discovery learning dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi dan
berpikir kritis. Data dan pembahasan penelitian ini menjadi dasar untuk
menggambarkan bab terakhir pada penelitian ini.
A. Simpulan
Mulai dari bagian awal sampai akhir, penelitian ini membahas kefektifan model
discovery learning dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi dan
berpikir kritis pada siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg. Selain itu, respon peserta didik
terhadap model tersebut juga menjadi tujuan penelitian ini.
Pada bab ini, kesimpulan yang dibuat sesuai dengan rumusan masalah
penelitian seperti yang diuraikan pada bab satu penelitian ini. Oleh sebab itu,
simpulan di bawah ini peneliti uraikan sesuai dengan rumusan masalah penelitian
tersebut.
1. Pembelajaran menulis teks eksposisi dan berpikir kritis pada siswa kelas VII
SMPN 1 Nagreg, menurut peneliti kurang optimal karena pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan guru selama ini lebih banyak menggunakan
metode ceramah dan tugas. Selain itu, ketika dilaksanakan prates,
masing-masing pesserta didik masih menanyakan mengenai teks eksposisi. Peserta
didik masih bingung untuk memulai menulis teks eksposisi sesuai dengan tema
yang telah ditentukan. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berpikir kritis
peserta didik selama ini masih bergantung oleh pembelajaran yang bersifat
teoretis.
137
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melalui perhitungan statistik terdapat perbedaan yang signifikan dalam
pembelajaran menulis teks eksposisi dengan model discovery learning pada
siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg, berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir,
tampak ada perbedaan antara kemampuan peserta didik menulis teks eksposisi
sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Rata-rata skor tes awal
di kelas eksperimen adalah 60,1 sedangkan rata-rata tes akhir di kelas
eksperimen adalah 71,8. Demikian juga di kelas kontrol, terjadi peningkatan
yang signifikan. Rata-rata skor tes awal eksposisi adalah 57,7 sedangkan
rata-rata tes akhir adalah 64,1. Penerapan model discovery learning terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg.
Rata-sata skor tes awal di kelas eksperimen adalah 59,77 sedangkan rata-rata tes
akhir di kelas eksperimen adalah 64,55. Demikian juga di kelas kontrol terjadi
peningkatan yang signifikan. Rata-rata skor tes awal eksposisi adalah 56,85
sedangkan rata-rata tes akhir adalah 60,8. Kesimpulannya bahwa peningkatan
kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh model discovery
learning lebih baik daripada kemampuan berpikir kritispeserta didik yang
memperoleh model terlangsung.
3. Terdapat peningkatan hasil belajar menulis teks eksposisi dan berpikir kritis
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model discovery
learning (eksperimen) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran metode
terlangsung (kontrol). Peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi dan
kemampuan berpikir kritis pada kelas yang mendapat perlakuan model
discovery learning lebih tinggi dari kelas yang hanya menggunakan metode
terlangsung.
B. Implikasi
Selama penelitian ini berlangsung, peneliti telah mencoba untuk mengerahkan
138
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan
perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu, peneliti mempunyai beberapa saran kepada pembaca,
guru-guru bahasa, dan peneliti yang lain yang merasa tertarik untuk lebih mendalami
pembelajaran menulis teks eksposisi.
Berdasarkan pada hasil penemuan penelitian, model discovery learning dapat
menjadi sebuah alternatif model bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
menulis teks eksposisi. Seperti yang telah diuraikan pada bab empat, siswa akan
secara aktif menganalisis guna memperoleh ilmu dengan cara berpikir kritis dan
berdiskusi untuk menemukan sebuah teori. Dengan demikian, siswa memiliki nalar,
perbandingan, dan proses evaluasi untuk mempertimbangkan materi menulis teks
eksposisi dengan baik. Di samping itu, para siswa memberikan respon yang positif
pada model discovery learning ini. Mereka yakin bahwa model ini bisa memotivasi
mereka dalam pembelajaran menulis selanjutnya.
C. Rekomendasi
Tahapan-tahapan pembelajaran model discovery learning yang merupakan
ketentuan harus dilakukan secara konsisten karena tahap pembelajaran yang
dilakukan merupakan urutan yang hierarki. Hal ini berarti kemampuan pada tahap
awal merupakan modal untuk kegiatan belajar selanjutnya. Metode ini menimbulkan
asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi peserta didik yang kurang
pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta
didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.Pengajaran discovery lebih cocok
untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
139
Pusparani oktaviani, 2015
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Alwasilah, A.C dan Senny S.A. (2005). Pokoknya menulis: cara baru menulis
dengan metode kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Alwasilah. A.C. (1994). Dari cicalengka sampai chicago; bunga rampai pendidikan
bahasa. Bandung: Angkasa
Alwasilah. A.C. (1994). Bunga rampai pendidikan bahasa. Bandung: Angkasa
Alwi, H, dkk. (2003). Tata bahasa baku bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dike, D. (2010). Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan model TASC
(Thinking Actively in a Social Context) pada Pembelajaran IPS. Jurnal
Penelitian. Hlm. 15-29