• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS

EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg)

TESIS

diajukan untuk memenuhi syarat meraih gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan Bahasa Indonesia

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

oleh

Pusparani Oktaviani

1302399

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg)

oleh

Pusparani Oktaviani

S.Pd UPI Bandung, 2015

Sebuah Tesis diajukan untuk memenuhi syarat meraih gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan Bahasa Indonesia

© Pusparani Oktaviani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

disetujui dan disahkan oleh:

pembimbing,

Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd

NIP 1961091011986031004

diketahui oleh:

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum.

(4)

Pusparani oktaviani, 2015

(5)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Abstrak:

Penelitianinidilatarbelakangirendahnyakemampuansiswadalammenulisteksekspo sisidankemampuanberpikirkritis.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuibagaimanapr ofilpembelajaranmenuliseksposisidankemampuanberpikirkritissebelumdiberikanperla

kuan model discovery learningpadasiswakelas VII SMPN 1 Nagreg,

bagaimanakahpenerapan model Discovery

Learningterhadapkemampuanmenulistekseksposisidanberpikirkritispadasiswakelas

VII SMPN 1 Nagreg, apakahterdapatperbedaan yang

signifikanpembelajaranmenulistekseksposisidanberpikirkritis di

kelaseksperimendankelaskontrol.

Jenispenelitianiniadalaheksperimenkuasidengandesain

prates-pascatesdengankelompokeksperimendankontrol (nonequivalent control group

design).Populasidalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelas VII SMPN 1

Nagregdenganmenggunakanduakelassebagaisampeldarisepuluhkelas yang

tersedia.Kelaseksperimenmendapatperlakuan model discovery

learningdankelaskontrolmendapatperlakuanterlangsungataumetodeceramah. Data

utamadalampenelitianiniberupahasiltulisantekseksposisisiswapadatesawaldantesakhir, sedangkan data pendukungberupatemuandalam proses pembelajaran. Pengumpulan

data dilakukanmelaluitekniktesdanobservasi. Untukmelihatefektivitas model

discovery learning, dilakukanpengujianmenggunakanuji-t dengantarafsignifikan 0, 05 setelahujiprasyaratterpenuhi. Hasilpenelitiandianalisismenggunakanmicrosoft excel dan program SPSS versi 19.

Berdasarkanhasilpenelitian,

diketahuibahwaketerampilanmenulistekseksposisidanketerampilanberpikirkritissiswa

masihrendah.Model discovery learning diterapkanmelaluilangkah-langkah,

yaknistimulasi, identifikasimasalah, pengumpulan data, pengolahan data,

pembuktiandangeneralisasi.Hasilperhitunganstatistikmenunjukkanterdapatperbedaand

alamketerampilanmenulistekseksposisidanberpikirkritisdenganmenggunakan model

discovery

learningdanmetodeterlangsung.Hasilpenelitianmenunjukkanterdapatperbedaan yang signifikandalamketerampilanmenulistekseksposisidanberpikirkritis.Hasilpengujiandip

erolehbahwauntukhipotesispertama p-value menunjukkanangka 0.000 yang

artinyabahwa p-value <0.05 sehingga

H0ditolakdandapatdisimpulkanadaperbedaannilaimenuliseksposisipadakelaskontroldan kelaseksperimen.Hasilpengujiandiperolehbahwa p-value menunjukkanangka 0.000

yang artinyabahwa p-value <0.05 sehingga

H0ditolakdandapatdisimpulkanadaperbedaannilaiberpikirkritispadakelaskontroldankela

(6)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu efektifmeningkatkanketerampilanmenulistekseksposisidanberpikirkritis.

MODEL DISCOVERY LEARNING TO IMPROVE SKILLS AND WRITE TEXT exposition CRITICAL THINKING

Abstract:

This research is motivated low ability students in writing the text exposition and critical thinking skills. This study aims to determine how the profile of learning to write exposition and critical thinking skills before being given treatment model of discovery learning in class VII SMPN 1 Nagreg, how the implementation model of Discovery Learning in the ability to write text exposition and critical thinking in class VII SMPN 1 Nagreg, whether there are significant differences of learning to write text exposition and critical thinking in the experimental class and control class. This research is a quasi experimental design with pre-test-post-test with the experimental and control groups (nonequivalent control group). The population in this study were all students of class VII SMPN 1 Nagreg using two classes as samples from ten classes available. Class experimental model of discovery learning treated and control treated class or lecture. The main data in this study is the result of a text written exposition of students at the beginning of the test and final test, while supporting data in the form of the findings in the learning process. Data collected through tests and observation techniques. To see the effectiveness of the model of discovery learning, testing performed using t-test with a significant level of 0, 05, after the test prerequisites are met. Results of the study were analyzed using Microsoft Excel and SPSS version 19.

(7)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penulisan ... 7

BAB II IHWAL MENULIS TEKS EKSPOSISI, BERPIKIR KRITIS, DAN MODEL DISCOVERY LEARNING A.Keterampilan Menulis ... 9

1. Pengertian Menulis ... 9

2. Fungsi Menulis ... 11

3. Tujuan Menulis ... 11

4. Tahapan-tahapan Pembelajaran Menulis ... 13

B.Teks Eksposisi ... 17

1. Pengertian Teks Eksposisi ... 17

2. Ciri-ciri Teks Eksposisi ... 18

3. Organisasi Eksposisi ... 21

(9)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

... 23

5. Strategi Penulisan Eksposisi ... 26

C. Berpikir Kritis ... 27

1. Pengertian Berpikir ... 27

2. Pengertian Berpikir Kritis ... 28

3. Keterampilan Berpikir Kritis ... 29

4. Keterampilan Berpikir dalam Pembelajaran ... 31

D. Hubungan Antara Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis ... 32

E. Model Discovery Learning ... 33

1. Pengertian Discovery Learning ... 33

2. Tahapan Discovery Learning ... 34

3. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning ... 34

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Discovery Learning ... 37

5. Kelebihan Model Discovery Learning ... 38

6. Kelemahan Penerapan Discovery Learning ... 39

F. Definisi Operasional ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 41

B. Lokasi Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

D. Prosedur Penelitian ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Analisis Data ... 58

(10)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Data Lembar Observasi ... 60

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi di SMPN 1 Nagreg ... 62

1. Dokumen ... 62

2. Proses Belajar Mengajar ... 62

3. Kondisi Siswa ... 62

B. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis ... 63

1. Rencana Pembelajaran ... 65

2. Proses Pembelajaran ... 67

C. Deskripsi Kemampuan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis dengan Model Discovery Learning ... 71

1. Kemampuan Awal (Prates) Keterampilan Menulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen ... 71

2. Kemampuan Awal (Prates) Keterampilan Menulis Teks Eksposisi di Kelas Kontrol ... 84

3. Kemampuan Akhir (Pascates) KeterampilanMenulis Teks Eksposisi di Kelas Eksperimen ... 93

4. Kemampuan Akhir (Pascates) Keterampilan Menulis Teks Eksposisi di Kelas Kontrol ………..100

D. Hasil Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Sebelum dan SesudahPerlakuan………...107

E. Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Sebelum dan Sesudah Perlakuan………...108

F. Hasil Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis………...110

G. Hasil Observasi Guru dan Siswa Selama PembelajaranMenggunakan Model Discovery Learning dalam Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis ………..117

(11)

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penggunaan Model Discovery Learning dalam Menulis Teks

Eksposisi………...132

2. Penggunaan Model Discovery Learning dalam Berpikir Kritis..…….. 132

3. Keterkaitan Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis………..………... 134

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………. 136

B. Implikasi ………...137

C. Rekomendasi ………...138

DAFTAR PUSTAKA………. 140

(12)

1

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Bahasa juga

dapat digunakan sebagai alat untuk berekspresi, berimajinasi, bahkan berinteraksi

satu sama lain. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling utama antar

manusia. Pembelajaran bahasa Indonesia ditujukan agar peserta didik dapat

terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik

yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan

berbahasa tersebut. Seperti yang dikemukakan Tarigan (2008, hlm.3)

keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi,

struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan muncul

dengan sendirinya, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan

teratur.

Menulis memainkan peranan yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar mulai dari tingkat dasar sampai pada tingkat yang paling tinggi

sekalipun. Menulis dapat mencerminkan apa yang diketahui oleh pembelajar, apa

yang ingin mereka ketahui, apa yang mereka pelajari dan yang telah mereka

pelajari. Seperti halnya pendapat Emilia dalam Chaedar (1998, hlm 47) menulis

merupakan faktor kunci bagi pembelajar untuk dapat berhasil dalam belajar.

Selain itu, Emmitt dalam Chaedar juga menyebutkan bahwa menulis sangat

penting bagi perkembangan cara berpikir dan perkembangan konsep. Karena

menulis merupakan proses berpikir, maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa

menulis bersifat sentral dalam proses belajar.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang diperlukan

dalam kehidupan. Dengan menguasai keterampilan menulis, diharapkan peserta

(13)

2

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan

kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan. Dikatakan

kompleks karena menulis merupakan kegiatan berpikir juga kegiatan menuangkan

ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis (Akhadiah, 1988, hlm 2002). Meskipun

begitu, keterampilan tersebut bukanlah semata-mata milik golongan yang berbakat

menulis saja. Dengan latihan yang sungguh-sungguh keterampilan itu dapat

dimiliki siapa saja. Keterampilan yang dimaksud di sini adalah keterampilan

menulis secara formal.

Lebih lanjut lagi, Tarigan (2008, hlm 22) menjelaskan bahwa pada

prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak

langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para

pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis dan dapat

memudahkan kita merasakan hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap

dan persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun

urutan bagi pengalaman. Proses pembelajaran selama ini juga belum mengarah

kepada berpikir peserta didik, khusunya meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Padahal ketika peserta didikmenerima sebuah informasi, peserta harus mampu

mengkritisi informasi itu.

Dalam pembelajaran menulis, peserta didik harus diarahkan untuk dapat

berpikir kritis agar pembelajaran menjadi efektif. Berpikir kritis memberdayakan

keterampilan dalam menentukan tujuan. Ennis, (dalam Fisher, 2009, hlm. 2)

menyatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu proses berpikir reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang diyakini untuk diperbuat. Hal ini dengan

artian berpikir krirtis merupakan arahan untuk dirujukan kepada

rumusan-rumusan yang memenuhi kriteria tertentu untuk diperbuat oleh manusia.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pengajaran bahasa

khususnya menulis dapat didesain sedemikian rupa untuk menanamkan kebiasaan

berpikir kritis. Bahasa akan ditilik sebagai alat kreasi dan komunikasi makna.

Bahasa senantiasa dipakai secara padat maksud dan sarat makna. Kurikulum dan

(14)

3

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbahasa khususnya berbahasa tulis akan mempunyai tujuan dan fungsi nyata.

Dengan demikian guru akan mengajak peserta didik untuk memilih kegiatan

belajar dan bahan ajar.

Menurut Alwasilah (1993, hlm. 6) menulis mempertajam daya nalar bukan

karena siswa dilatih mempercantik tulisannya, melainkan karena kiprah

internalisasi proses berpikir kritis. Sehubungan dengan pembelajaran yang belum

menghasilkan pembelajaran berpikir kritis, seyogianya pembelajaran diarahkan

oleh guru untuk menghasilkan peserta didik yang berpikir kritis.

Banyak cara yang bisa dilakukan seorang guru untuk mampu

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Seperti yang dikemukakan

Kuswana (2011, hlm. 23) bahwa keterampilan berikir sejalan dengan wacana

meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan tujuan atau hasil belajar. Oleh karena itu, guru harus mencari model yang

tepat sehingga pembelajaran menulis itu dapat diminati oleh siswa.

Model yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis adalah model

Discovery Learningyaitu teori belajar yang didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam

bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri (Kemendikbud, 2013).

Model Discovery merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi

metode yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan

sendiri, mencari sendiri dan relektif (Heriawan, 2012, hlm 100). Discovery juga

merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri

pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku

(Hanafiah, 2012, hlm 77).

Berdasarkan kenyataan tersebut, pemberlakuan Kurikulum 2013 juga

mengarahkan siswa pada kemampuan berpikir kritis. Hal itu terlihat pada

(15)

4

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan

(Permendikbud No. 81A tahun 2013). Oleh sebab itu, pemberlakuan Kurikulum

2013 menghadirkan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Salah satu

bentuk teks adalah teks eksposisi. Dalam Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP

kelas VII, terdapat satu kompetensi dasar yaitu memahami teks hasil observasi,

tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan

maupun tulisan.

Berkaitan dengan teks ekposisi, penelitian-penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa selama ini menulis teks eksposisi tidaklah mudah bagi

peserta didik. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan menawarkan model

pembelajaran. Seperti halnya penelitian yang telah dilakukan oleh Nanang Maulana dengan judul tesis “Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis di SMAN 19 Bandung Tahun 2014”. Dari hasil penelitian itu, simpulan yang diperoleh bahwa peningkatan berpikir kritis dan menulis eksposisi

dengan menggunakan metode berbasis masalah lebih meningkat secara signifikan

daripada siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Sementara itu, Elis Nurfatia

Agung juga pernah meneliti kemampuan menulis karangan eksposisi dengan judul “Pembelajaran Menulis karangan Eksposisi Analisis Proses Berbasis Kecakapan Vokasional dengan Metode Kolaborasi (Eksperimen pada Siswa Kelas XI

Akuntasi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi Tahun Ajaran 2013/2014). Penelitian

itu juga memberikan simpulan bahwa metode kolaborasi dalam pembelajaran

menulis karangan eksposisi analisis proses berbasis kecakapan vokasional efektif.

Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut persoalan

keterampilan menulis teks eksposisi dan kemampuan berpikir kritis siswa. Ini

dilakukan setelah mengetahui fenomena sulitnya menuliskan teks eksposisi yang

dialami oleh siswa kelas VII di SMPN 1 Nagreg. Berdasarkan pengamatan,

sebagian besar siswa kelas VII kurang mampu menghasilkan tulisan eksposisi

(16)

5

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kenyataan itu, penelitian yang dilakasanakan berbeda dengan

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini lebih

menekankan penerapan model discovery learning dalam kemampuan menulis teks

eksposisi dan berpikir kritis. Oleh karena itu, penelitian ini akan diarahkan dengan judul “Model Discovery Learning dalam Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dan Berpikir Kritis (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Nagreg)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan di

atas, ada beberapa masalah yang penting untuk diteliti. Masalah-masalah yang

dimaksud dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis teks eksposisi merupakan salah satu materi dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga siswa diharapkan memiliki

kemampuan menulis teks eksposisi. Namun, kenyataannya siswa belum

seutuhnya terampil untuk menulis teks eksposisi.

2) Menulis teks eksposisi memuat unsur penyajian masalah dan penawaran

solusi. Oleh karena itu, menulis teks eksposisi harus benar-benar menerapkan

berpikir kritis. Namun, siswa belum semuanya mampu menuliskan teks

eksposisi yang berlandaskan berpikir kritis.

3) Kurangnya keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi yang

benar-benar kritis karena model pembelajaran yang digunakan kurang tepat saat

pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, model discovery learning

menjadi salah satu model yang ditawarkan dalam pembelajaran menulis teks

eksposisi.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang fokus penelitian ini.

Penulis membatasi masalah penelitian yang diteliti. Aspek keterampilan berbahasa

yang diteliti adalah menulis karangan teks eksposisi dan kemampuan berpikir

kritis siswa. Selanjutnya model pembelajaran yang digunakan adalah model

(17)

6

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemilihan model ini untuk menstimulus peserta didik agar mendapatkan

temuan-temuan di dalam masalah itu. Lalu hasil akhirnya adalah peningkatan

kemampuan menulis teks eksposisi dan kemampuan berpikir kritis. Alur berpikir

dan menulis inilah yang diharapkan menjadi hal berbeda untuk membuat

pembelajaran menulis lebih menyenangkan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut ini.

1) Bagaimana profil pembelajaran menulis eksposisi dan kemampuan berpikir

kritis sebelum diberikan perlakuan model discovery learning pada siswa

kelas VII SMPN 1 Nagreg?

2) Bagaimanakahpenerapan model Discovery Learningterhadap kemampuan

menulis teks eksposisi dan berpikir kritispada siswa kelas VII SMPN 1

Nagreg?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pembelajaran menulis teks

eksposisi dan berpikir kritis di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini ialah mengetahui kefektifan model

discovery learning dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dan kemampuan

berpikir kritis. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1) profil pembelajaran menulis eksposisi dan kemampuan berpikir kritis

sebelum diberikan perlakuan model discovery learning pada siswa kelas VII

SMPN 1 Nagreg

2) penerapan model Discovery Learningterhadap kemampuan menulis teks

eksposisi dan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg

3) perbedaan yang signifikan pembelajaran menulis teks eksposisi dan berpikir

(18)

7

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan diharapkan memberikan manfaat baik

secara teoretis maupun secara praktis.Secara teoretis hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai sumber acuan atau sumber kepustakaan berkenaan dengan

proses pembelajaran menulis teks eksposisi dan berpikir kritis khususnya yang

berkaitan dengan model discovery learning dengan upaya meningkatkan

kemampuan menulis dan berpikir kritis peserta didik. Secara praktis penelitian ini

memberi manfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut.

1) Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai

pembelajaran menulis teks eksposisi, serta mampu menggunakan metode atau

teknik pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik minat siswa dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru

bahasa Indonesia untuk memilih model pengajaran yang sesuai agar mampu

menarik minat siswa serta dapat menjadi masukan bagi guru dalam menyusun

bahan pembelajaran yang lebih bervariasi.

3) Bagi lembaga, Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah. Sebagai bahan

masukan atau informasi awal mengenai kondisi nyata pengajaran

keterampilan menulis teks eksposisi di SMP. Melalui informasi ini,

diharapkan pengelola pendidikan dapat menggunakan atau memilih

model-model pembelajaran yang tepat sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang

maksimal.

4) Bagi peneliti lain, dapat memberikan sumbangan pemikiran kajian pada

penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan

dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi

belajar mengajar.

5) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi

(19)

8

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mempunyai permasalahan yang sama.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Adapun struktur organisasi penulisan tesis ini terdiri atas lima bab yaitu

bab pendahuluan, bab kajian pustaka, bab metodologi penelitian, bab temuan dan

pembahasan, dan bab simpulan, impikasi, dan rekomendasi. Setiap bab memiliki

bagian masing-masing. Bab pertama memuat latar belakang masalah; berisi

alasan-alasan memilih judul dan dasar pemikiran permasalahan, identifikasi

masalah; berisi penetapan beberapa sumber penyebab masalah, rumusan masalah;

berisi pertanyaan permasalahan yang akan dijawab, tujuan; berisi penjelasan

mengenai nilai lebih yang dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan.

Bab kedua memuat penjelasan teori yang berkaitan dengan variabel.

Misalnya, ihwal menulis, ihwal teks eksposisi dan pengertian teks eksposisi, ihwal

berpikir kritis dan pengertian berpikir kritis, dan ihwal penjelasan tentang

discovery learning.

Bab ketiga meliputi penjelasan mengenai metodologi penelitian yang

membahas metode yang digunakan, desain, prosedur penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

Bab keempat meliputi temuan dan pembahasan. Dalam bab ini, lebih rinci

dijelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Analisis hasil penelitian

yang dimaksud berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun

masalah dalam penelitian ini terdiri atas deskripsi kemampuan menulis teks

eksposisi siswa di SMPN 1 Nagreg khususnya kelas VII, perencanaan model

discovery learning dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa kelas

VII SMPN 1 Nagreg, penerapan model discovery learning dalam menulis teks

eksposisi dan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan

pemaparan hasil peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi

dengan model discovery learning di kelas eksperimen dari hasil pretes dan

postest. Selain itu, hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik langsung

(20)

9

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara bab lima berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi dari

penelitian ini. Dalam bab ini, lebih khusus diuraikan simpulan penelitian dari

seluruh proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini. Kemudian

di akhir simpulan penelitian ini, penulis juga memberi rekomendasi yang dapat

dipertimbangkan untuk pembelajaran yang berkaitan tentang menulis teks

(21)

41

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen

dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang proses

pembelajaran. Penelitian ini dibentuk ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dilakukan pada subjek

penelitian dengan menggunakan metode discovery learning dalam pembelajaran

menulis teks eksposisi dan berpikir kritis. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak

menggunakan metode discovery learning tetapi menggunakan metode inquiri.

Sekalipun berbeda, kedua kelompok ini sama-sama diberikan prates dan postes. Tes

ini berupa instrumen tes menulis teks eksposisi yang sama.

Penelitian yang berjudul model discovery learning untuk meningkatkan

keterampilan menulis teks eksposisi dan berpikir kritis ini terdiri atas tiga variabel,

yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah metode discovery learning, sedangkan terikatnya adalah keterampilan menulis

eksposisi dan berpikir kritis.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP),

tepatnya di SMP Negeri 1 Nagreg yang berlokasi di Jl Raya Nagreg KM 37

Kabupaten Bandung Jawa Barat. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang

pernah menerapkan Kurikulum 2013.

Pemilihan sekolah ini disesuaikan dengan materi atau sasaran penelitian

yang difokuskan pada sekolah yang pernah menerapkan Kurikulum 2013. Sekolah

(22)

42

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menengah Pertama 1 Nagreg ini sudah pernah menerapkan Kurikulum 2013 untuk

kelas 7 dan 8.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data tersebut

diperoleh (Arikunto, 1996, hlm. 114). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa

SMPN 1 Nagreg. Penentuan sumber data tersebut didasarkan pada asumsi bahwa

subjek yang menjadi sumber data memperoleh pembelajaran mengenai pelaksanaan

belajar mengajar di sekolah tersebut.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002). Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg. Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1996, hlm. 117). Pengambilan

sampel dilakukan secara random undian karena populasi diasumsikan bersifat

homogen. Apabila kelas VII SMPN 1 Nagreg merupakan populasi maka kelas VII A

dan VII B adalah sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini didesain dengan menggunakan kuasi eksperimen

dengan model desain “ nonequivalent control group design”. Desain ini hampir sama dengan pretest posttest control group, tetapi subjek yang diambil tidak secara

random, baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol.

Rancangan penelitian ini adalah:

E 1 X 2

K 3 4

(Sugiyono, 2013, hlm.116)

E : Kelas eksperimen

K : Kelas kontrol

(23)

43

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 : uji akhir pada kelas eksperimen

3 : uji awal pada kelas kontrol

4 : uji akhir pada kelas kontrol

X : perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan

model discovery learning

Desain penelitian tersebut menggunakan dua kelas subjek penelitian, yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang

mendapatkan perlakuan (penggunaan model discovery learning dalam pembelajaran

menulis teks eksposisi), sedangkan kelas kontrol adalah yang tidak mendapatkan

perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen, tetapi menggunakan metode yang

biasa digunakan guru.

Alasan menggunakan metode ini karena model discovery learning dapat

diujicobakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Sehingga penulis

menggunakan metode eksperimen yang akhirnya dapat memperoleh perbandingan

dari objek penelitian sebelum dan sesudahnya dan keberhasilan metode dalam

pembelajaran menulis tersebut ditentukan pada akhir penelitian. Langkah-langkah

yang penulis tempuh dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1) memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan sampel sebelum diberikan

perlakuan yaitu sampel diminta menulis sebuah teks eksposisi,

2) memberikan perlakuan pada sampel yaitu implementasi model discovery

learning ke dalam pembelajaran menulis teks eksposisi,

3) memberikan tes akhir sebagai langkah untuk mengetahui perkembangan

kemampuan yang dimiliki sampel sesudah diberi perlakuan. Perkembangan

tersebut dapat dilihat melalui perbandingan skor tes awal dan tes akhir.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kuantitatif berkenaan dengan validitas dan

(24)

44

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk pengumpulan data (Sugiyono, 2011, hlm. 205). Oleh karena itu

instrumen yang telah teruji validitas dan reabilitasnya, belum tentu dapat

menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak

digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Berkaitan dengan penelitian ini,

maka penulis merancang beberapa instrumen sebagai berikut:

1) Tes Kemampuan Menulis Eksposisi

Tes ini disusun dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

siswa dalam menulis teks eksposisi. Tes kemampuan ini digunakan pada saat prates

dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Prates dilakukan untuk melihat

kemampuan siswa menulis eksposisi sebelum mereka diberikan perlakuan.

Sedangkan postes diberikan untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksposisi

setelah mereka diberi perlakuan berupa model discovery learning. Lembar Tes Menulis Eksposisi dan Berpikir Kritis

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Sekolah : SMP Negeri 1 Nagreg

Indikator Pembelajaran: Siswa menyusun teks eksposisi Petunjuk penilaian karangan:

a. Kesesuaian isi teks eksposisi dengan masalah

b. Pemaparan gagasan dalam karangan

c. Pemilihan diksi

d. Penggunaan ejaan dan tanda baca

Petunjuk penilaian berpikir kritis

a. Definisi dan klarifikasi masalah

b. Menilai dan mengolah informasi berhubungan dengan

masalah

c. Memberikan solusi masalah dan memecahkannya

(25)

45

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pedoman Penilaian Menulis Teks Eksposisi

Instrumen ini merupakan instrument penilaian kemampuan menulis

teks eksposisi dan berpikir kritis. Aspek dalam pedoman penilaian

mengacu pada teori menulis teks eksposisi dan teori berpikir kritis.

Pedoman penilaian pada kemampuan menulis teks eksposisi

[image:25.612.128.510.351.670.2]

dipaparkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Menulis Eksposisi

Aspek Penilaian Indikator Skor Ideal

Kesesuaian isi dengan

masalah menentukan

tema, menentukan judul,

Memahami definisi

Isi teks eksposisi harus

sesuai dengan tema,

pengembangan masalah

tuntas

20

Pemaparan gagasan

dalam karangan

Gagasan disampaikan

sesuai dengan tema,

gagasan disampaikan

dengan jelas

20

Memahami bagian-bagian

teks eksposisi/ tesis,

argumentasi dan

penegasan ulang

(organisasi karangan)

Gagasan terorganisasi

dengan sistematis, paparan

logis, koherensi informasi

dengan gagasan

20

(26)

46

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu eksposisi dengan tepat dan

sistematis

Memproduksi teks

eksposisi dengan

memperlihatkan

kepaduan paragraf, diksi

dan EYD.

Penguasaan struktur

kalimat, penggunaan

kalimat efektif,

penguasaan ejaan dan

tanda baca, menggunakan

penulisan huruf kapital

yang benar, memiliki

tulisan tangan yang jelas

dan terbaca.

20

(Nurgiantoro, 2010, hlm 440)

2) Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Penyusunan tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dalam

kegiatan menulis eksposisi secara bersamaan dengan tes menulis eksposisi. Tes ini

digunakan sama halnya dengan penggunaan tes menulis eksposisi yaitu pada saat

prates dan pascates. Dilakukan pada saat prates bertujuan untuk melihat kemampuan

berpikir kritis siswa sebelum mereka diberikan perlakuan. Sedangkan pascates untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menulis eksposisi setelah mereka

diberi perlakuan berupa model discovery learning di kelas eksperimen dan metode

[image:26.612.129.510.82.322.2]

terlangsung di kelas kontrol.

Tabel 3.2

Rubrik penilaian Berpikir Kritis

Aspek penilaian Indikator Skor Ideal

Definisi dan klarifikasi

masalah

Masalah didefinisikan dan

(27)

47

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan benar dan tidak meluas

Masalah didefinisikan dan

diklarifikasi dengan cermat.

Tetapi masalah yang

didefinisikan meluas

Mengolah informasi dan

berhubungan dengan

masalah

Terdapat tiga informasi

yang dinilai, diolah dan

dikembangkan menjadi

argumen, dan argumentasi

yang dikembangkan sangat

sesuai dengan masalah

40

Terdapat dua informasi yang

dinilai, diolah dan

dikembangkan menjadi

sebuah argumen. Argumen

yang dikembangkan sesuai

dengan masalah

Memberikan solusi dan

memecahkan masalah

Solusi dan pemecahan

masalah sangat efektif, tepat

dan logis. Serta sangat

sesuai dengan

permasalahan. Serta solusi

yang ditawarkan juga sangat

menarik

30

Solusi dan pemecahan

masalah efektif, tepat dan

logis. Serta sesuai dengan

permasalahan.

(28)

48

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Lembar Observasi

Lembar observasi ini disusun dengan tujuan untuk mengamati aktivitas model

discovery learning dalam pembelajaran menulis eksposisi di kelas

eksperimen.Lembar observasi ini digunakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Tes ini dilakukan pada guru dan siswa selama proses pembelajaran

menulis eksposisi berlangsung di kelas eksperimen dalam tiga kali pertemuan.

[image:28.612.119.521.312.667.2]

Adapun yang menjadi pengamat adalah peneliti dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Discovery Learning

Aspek Aspek yang diamati

Aktivitas

guru dalma

pembelajaran

a. menarik perhatian siswa

b. menimbulkan motivasi

c. menentukan tujuan pembelajaran

d. memberikan acuan belajar yang akan dihasilkan

e. memandu siswa melaksanakan refleksi pembelajaran.

f. memandu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan.

Aktivitas

Siswa dalam

Pembelajaran

Tahap penerapan model discovery learning

 mendiskusikan tema tekseksposisi (stimulasi).

 membaca contoh teks eksposisi, menemukan masalah

dan pemecahan masalahnya.

(29)

49

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang diberikan guru.

 memilah bagian-bagian dari teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).

 mengelompokkan siswa.

 menemukan tiga isu/ topik yang dihadapi (identifikasi masalah).

 mencari masalah dan pemecahan masalahnya dengan

mengumpulkan informasi (pengumpulan data).

 melaporkan hasil penemuan dengan mengolah

informasi (pengolahan data).

 siswa mengomunikasikan hasil penemuan kepada siswa

lain.

 siswa memilih salah satu dari isu yang telah ditemukan pada pembelajaran sebelumnya.

 mengembangkan gagasan yang sudah ditemukan

menjadi teks eksposisi.

 siswa mengomunikasikan hasil tulisan masing-masing kepada siswa lain.

4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sebagai pedoman dalam

melaksanakan pembelajaran, selain itu, RPP dijadikan sebagai tolak ukur penilaian

persiapan belajar mengajar di kelas yang akan dinilai oleh observer, sehingga secara

tidak langsung RPP merupakan sarana/alat penilaian kemampuan persiapan

pembelajaran.

(30)

50

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : Teks Eksposisi

Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan

(31)

51

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3 Memiliki perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun dalam mendebatkan

sudut pandang tertentu tentang suatu masalah yang terjadi pada

masyarakat.

3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.

4.1 Menyusun teks ekposisi baik secara lisan maupun tulisan

Indikator

1) Menentukan bagian-bagian teks eksposisi

 Peserta didik mampu menentukan struktur teks eksposisi yaitu: Tesis (pembukaan), Argumentasi (Isi), Penegasan ulang

(Penutup).

2) Mengembangkan gagasan menjadi teks eksposisi

 Peserta didik mengembangkan gagasan menjadi teks berdasarkan

hasil penemuan dari topik yang ditentukan.

C. Tujuan Pembelajaran

1) Peserta didik mampu menentukan bagian-bagian teks eksposisi dan

mengidentifikasi masalah yang disajiakn secara kritis.

2) Peserta didik mampu mengembangkan gagasan menjadi teks eksposisi

nerdasarkan hasil penemuan.

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Pokok

 Pengertian teks eksposisi

 Struktur teks eksposisi

2. Uraian Materi

(32)

52

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) Eksposisi adalah

uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan.

Eksposisi merupakan pemaparan salah satu bentuk tulisan atau retorika

yang berusaha untuk menerangkan suatu pokok pikiran yang dapat

memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca

uaraian tersebut (Keraf, 1982:3).

Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi,

menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis

berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca

(Alwasilah, 2007: 111). Eksposisi merupakan bentuk retorika yang

dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah popular dan

uraian-uraian ilmiah inilah yang tidak berusaha mempengaruhi pendapat

orang lain. Makalah-makalah ilmiah popular dalam harian, mingguan,

dan majalah bulanan biasanya disajikan dalam bentuk eksposisi. Setiap

[image:32.612.135.495.454.625.2]

pembaca biasa saja menolak apa yang disampaikan penulis.

Gambar 3.1

Struktur Teks Eksposisi

Contoh teks eksposisi:

Remaja dan Pendidikan Karakter

Struktur teks eksposisi

Tesis ( Pembukaan)

Argumentasi (isi)

(33)

53

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke

masa awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran

usia 10 tahun sampai usia 21 tahun. Pada masa itu

remaja sedang mencari identitas dirinya. Oleh karena

itu, remaja harus mendapat pendidikan karakter agar

dapat mengarahkan minatnya pada kegiatan-kegiatan

positif. Pendidikan berkarakter yang dapat diberikan

pada remaja, antara lain, berperilaku jujur, kreatif,

percaya diri, santun, dan peduli.

TESIS (Pembukaan)

Remaja mengalami gejolak emosi karena perubahan

berat dan tinggi badan yang berpengaruh juga terhadap

perkembangan psikisnya. Pada masa gejolak itu

merupakan masa sulit sehingga remaja memerlukan

pengendalian diri yang kuat ketika berada di sekolah, di

rumah, di lingkungan masyarakat. Dalam keadaan

seperti ini, remaja membutuhkan orang dewasa untuk

mengarahkan dirinya. untuk itu, agar tidak

terjerumus pada hal-hal negatif, remaja harus

mempunyai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter ini dapat membentuk remaja

menjadi berprestasi. Di dalam pendidikan berprestasi

mereka diajarkan nilai religius yang menguraikan

kebaikan agar remaja tumbuh sebagai manusia yang

peka terhadap lingkungan sosial. Di samping itu,

mereka diajarkan juga nilai toleransi dan nilai cinta

damai atau nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk

remaja mempunyai sifat pengasih, berbudi pekerti, dan

cinta damai. Dalam pendidikan karakter itu mereka

ARGUMENTASI

(34)

54

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diajarkan juga nilai suka bekerja keras, kreatif, mandiri,

dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang dapat

menjadikan remaja sebagai orang yang berprestasi.

Nilai positif dalam pendidikan karakter dapat

membentuk remaja yang unggul. Remaja yang memiliki

karakter kuat akan tumbuh sebagai remaja yang unggul

dan dibanggakan karena sehat secara fisik, stabil dalam

emosi, dan intelektualnya yang berkembang baik.

PENEGASAN

ULANG (Penutup)

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran Discovery Learning

F. Media, Alat, dan Sumber

1. Media Pembelajaran

Contoh tekseksposisi

2. AlatdanBahan

Tekseksposisi „RemajadanPendidikanKarakter‟

Powerpoint strukturtekseksposisi

3. Sumber

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia:

Wahana Pengetahuan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa Indonesia

Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

(35)

55

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Awal (10 menit)

 Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi peserta didik dan kelas.

 Peserta didik diberikan rangsangan dengan menayangkan gambar yang

berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan kemudian peserta

didik ditugaskan untuk menjelaskan apa yang telah mereka lihat. (Stimulasi)

 Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran.

 Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti (60 menit)

 Peserta didik mendiskusikan tema tekseksposisi. (Identifikasi masalah)

 Peseta didik membaca contoh teks eksposisi, menemukan masalah dan

pemecahan masalahnya.

(36)

56

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Peserta didik memilah bagian-bagian dari teks (tesis, argumentasi dan penegasan ulang).

Penutup (10 menit)

 Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran tentang

tekseksposisi.

 Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat

memahami tekseksposisi.

 Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

 Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru

mengenaitekseksposisi.

 Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut

pembelajaran.

Pertemuan Kedua

Pendahuluan (10 menit)

 Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.

 Peserta didik menerima informasi tentang tujuan dan manfaat pembelajaran.

 Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.

 Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 5-6 orang. Untuk menarik perhatian mereka, guru menyediakan nama-nama

kelompok sesuai dengan tokoh yang mereka idolakan.

Kegiatan Inti (60 menit)

(37)

57

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Peserta didik mencari masalah dan pemecahan masalahnya dengan

mengumpulkan informasi. ( Pengumpulan data)

 Peserta didik melaporkan hasil penemuan dengan mengolah informasi.

( Pengolahan data)

 Peserta didik mengomunikasikan hasil penemuan kepada siswa lain.

Penutup (10 menit)

 Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran tentang

strukturtekseksposisi.

 Guru memberikan umpan balik dengan menanyakan kendala-kendala yang

dialami siswa dalam strukturtekseksposisi.

Pertemuan Ketiga

Pendahuluan (10 menit)

 Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan

kondisi kelas.

 Peserta didik merespons pertanyaan dari guru tentang keterkaitan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

 Peserta didik menerima informasi tentang tujuan dan manfaat pembelajaran.

(38)

58

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Pesrta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 5-6 orang. Untuk menarik perhatian mereka, guru menyediakan nama-nama

kelompok sesuai dengan tokoh yang mereka idolakan

Kegiatan Inti (60 menit)

 Peserta didik memilih salah satu dari isu yang telah ditemukan pada pembelajaran sebelumnya. (pembuktian)

 Peserta didik mengembangkan gagasan yang sudah ditemukan menjadi teks eksposisi. (pengolahan data)

 Pesrta didik mengomunikasikan hasil tulisan masing-masing kepada siswa lain. ( Generalisasi)

Penutup (10 menit)

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran. (Generalisasi)

 Guru memberikan umpan balik dengan menanyakan kendala-kendala yang

dialami siswa dalam menyusun tekseksposisi.

 Peserta didik diberi motivasi untuk lebih giat berlatih menulis.

F. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini berjumlah dua. Pertama,

analisis data statistik untuk memperoleh hasil dari tes menulis teks eksposisi dan

kemampuan berpikir kritis menggunakan program SPSS; kedua, analisis data

observasi yang digunakan peneliti untuk memperoleh gambaran ketika proses

pembelajaran berlangsung.

1. Analisis data Statistik untuk Instrumen Penelitian Berupa Tes

Kemampuan Menulis Teks Eksposisi dan Kemampuan Berpikir Kritis

(39)

59

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data kuantitatif diolah dengan menggunakan teknik statistik. Data yang

diolah, yaitu selisih antara skor prates dan pascates. Pengolahan data hasil tes

kemampuan siswa menulis teks eksposisi digunakan dengan bantuan program SPSS

versi 19 dan Microsoft excel 2007. Kegiatan yang pertama dilakukan adalah

melakukan analisis deskripsi pada data awal sebagai gambaran umum pencapaian

kemampuan menulis teks eksposisi siswa yang terdiri atas skor rata-rata. Kemudian

langkah selanjutnya adalah melakukan analisis perbedaan peningkatan kemampuan

menulis teks eksposisi dengan uji kesamaan rata-rata.

Tujuan uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat perbandingan dua

keadaan yaitu keadaan nilai rata-rata prates siswa kelas eksperimen dengan siswa

kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata prates siswa kelas eksperimen dengan siswa

kelas kontrol, dan keadaan nilai rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Sebelum melakukan analisis data yang didapat, ada beberapa hal yang

dilakukan antara lain sebagai berikut.

a. Melakukan penyekoran atas hasil tulisan siswa dengan pedoman penyekoran

yang telah ditetapkan baik pada data prates dan pascates;

b. Membuat tabel skor prates dan pascates siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol;

c. Melakukan perhitungan rata-rata skor tes di setiap kelas;

d. Melakukan perbandingan hasil skor prates dan pascates untuk mendapatkan

angka peningkatan (gain) yang terjadi setelah pembelajaran berlangsung

pada kelas eksperimen dan kontrol yang kemudian dihitung dengan

menggunakan rumus gain.

Gain (G) =� � �� � − � �

���� −� � � � 100

(40)

60

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S Pascates : skor pascates

S prates : skor prates

S maks : skor maksimum

Hasil perhitungan gain didapat kemudian diiterpretasikan dengan

[image:40.612.167.524.241.367.2]

menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Hake (1999).

Tabel 3.4

Kriteria N-Gain

N-Gain Interpretasi

g≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

e. Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi dengan taraf

signifikansi 5% (α = 0,05)

Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian dengan

menggunakan uji kesamaan rata-rata (uji-t), terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas dan uji homogenitas data.

2. Analisis Data Lembar Observasi

Lembar Observasi terdiri atas dua bagian penelitian. Proses penilaian dibagi

menjadi lima rentang penilaian. Setiap rentang penilaian terdapat bobot. Hasil dari

penjumlahan bobot tersebut menghasilkan hasil akhir dari lembar observasi. Setelah

dilakukan perlakuan maka diperoleh data berupa hasil observasi. Hasil tersebut

menjadi data pendukung untuk menggambarkan keefektifan model discovery

(41)

61

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

(42)

136

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Bab 5 ini memuat simpulan dari seluruh hasil penelitian yang telah dibahas

pada bagian terdahulu dan memberikan saran kepada peneliti lain tentang model

discovery learning dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi dan

berpikir kritis. Data dan pembahasan penelitian ini menjadi dasar untuk

menggambarkan bab terakhir pada penelitian ini.

A. Simpulan

Mulai dari bagian awal sampai akhir, penelitian ini membahas kefektifan model

discovery learning dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi dan

berpikir kritis pada siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg. Selain itu, respon peserta didik

terhadap model tersebut juga menjadi tujuan penelitian ini.

Pada bab ini, kesimpulan yang dibuat sesuai dengan rumusan masalah

penelitian seperti yang diuraikan pada bab satu penelitian ini. Oleh sebab itu,

simpulan di bawah ini peneliti uraikan sesuai dengan rumusan masalah penelitian

tersebut.

1. Pembelajaran menulis teks eksposisi dan berpikir kritis pada siswa kelas VII

SMPN 1 Nagreg, menurut peneliti kurang optimal karena pelaksanaan proses

pembelajaran yang dilakukan guru selama ini lebih banyak menggunakan

metode ceramah dan tugas. Selain itu, ketika dilaksanakan prates,

masing-masing pesserta didik masih menanyakan mengenai teks eksposisi. Peserta

didik masih bingung untuk memulai menulis teks eksposisi sesuai dengan tema

yang telah ditentukan. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berpikir kritis

peserta didik selama ini masih bergantung oleh pembelajaran yang bersifat

teoretis.

(43)

137

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Melalui perhitungan statistik terdapat perbedaan yang signifikan dalam

pembelajaran menulis teks eksposisi dengan model discovery learning pada

siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg, berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir,

tampak ada perbedaan antara kemampuan peserta didik menulis teks eksposisi

sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Rata-rata skor tes awal

di kelas eksperimen adalah 60,1 sedangkan rata-rata tes akhir di kelas

eksperimen adalah 71,8. Demikian juga di kelas kontrol, terjadi peningkatan

yang signifikan. Rata-rata skor tes awal eksposisi adalah 57,7 sedangkan

rata-rata tes akhir adalah 64,1. Penerapan model discovery learning terhadap

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMPN 1 Nagreg.

Rata-sata skor tes awal di kelas eksperimen adalah 59,77 sedangkan rata-rata tes

akhir di kelas eksperimen adalah 64,55. Demikian juga di kelas kontrol terjadi

peningkatan yang signifikan. Rata-rata skor tes awal eksposisi adalah 56,85

sedangkan rata-rata tes akhir adalah 60,8. Kesimpulannya bahwa peningkatan

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh model discovery

learning lebih baik daripada kemampuan berpikir kritispeserta didik yang

memperoleh model terlangsung.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar menulis teks eksposisi dan berpikir kritis

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model discovery

learning (eksperimen) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran metode

terlangsung (kontrol). Peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi dan

kemampuan berpikir kritis pada kelas yang mendapat perlakuan model

discovery learning lebih tinggi dari kelas yang hanya menggunakan metode

terlangsung.

B. Implikasi

Selama penelitian ini berlangsung, peneliti telah mencoba untuk mengerahkan

(44)

138

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan

perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu, peneliti mempunyai beberapa saran kepada pembaca,

guru-guru bahasa, dan peneliti yang lain yang merasa tertarik untuk lebih mendalami

pembelajaran menulis teks eksposisi.

Berdasarkan pada hasil penemuan penelitian, model discovery learning dapat

menjadi sebuah alternatif model bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran

menulis teks eksposisi. Seperti yang telah diuraikan pada bab empat, siswa akan

secara aktif menganalisis guna memperoleh ilmu dengan cara berpikir kritis dan

berdiskusi untuk menemukan sebuah teori. Dengan demikian, siswa memiliki nalar,

perbandingan, dan proses evaluasi untuk mempertimbangkan materi menulis teks

eksposisi dengan baik. Di samping itu, para siswa memberikan respon yang positif

pada model discovery learning ini. Mereka yakin bahwa model ini bisa memotivasi

mereka dalam pembelajaran menulis selanjutnya.

C. Rekomendasi

Tahapan-tahapan pembelajaran model discovery learning yang merupakan

ketentuan harus dilakukan secara konsisten karena tahap pembelajaran yang

dilakukan merupakan urutan yang hierarki. Hal ini berarti kemampuan pada tahap

awal merupakan modal untuk kegiatan belajar selanjutnya. Metode ini menimbulkan

asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi peserta didik yang kurang

pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan

hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya

akan menimbulkan frustasi. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta

didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka

menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.Pengajaran discovery lebih cocok

untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,

(45)

139

Pusparani oktaviani, 2015

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. (1988). Pembinaan kemampuan menulis bahasa indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Alwasilah, A.C dan Senny S.A. (2005). Pokoknya menulis: cara baru menulis

dengan metode kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah. A.C. (1994). Dari cicalengka sampai chicago; bunga rampai pendidikan

bahasa. Bandung: Angkasa

Alwasilah. A.C. (1994). Bunga rampai pendidikan bahasa. Bandung: Angkasa

Alwi, H, dkk. (2003). Tata bahasa baku bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dike, D. (2010). Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan model TASC

(Thinking Actively in a Social Context) pada Pembelajaran IPS. Jurnal

Penelitian. Hlm. 15-29

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Gambar 3.1 Struktur Teks Eksposisi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta pengadaan barang dan jasa yang keberatan atas hasil tersebut dapat mengajukan sanggahan kepada :. Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Empat

[r]

Reaksi obat yang tidak diharapkan ( Adverse drug reaction ) Kejadian cedera pada pasien selama proses terapi akibat penggunaan obat Reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD) ada yang

Sanggahan paling lambat tanggal 2 Nopember 2017 telah diterima oleh Kelompok Kerja 24.17 ULP paket pekerjaan tersebut diatas pada Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Magelang.. Jawaban

Bagi apoteker sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di fasilitas pelayanan kefarmasian milik pemerintah harus memiliki SIPA. Cukup jelas , sesuai dengan

[r]

Perilaku Keorganisasian ( Organisazation Behavior), Cetakan perama, Ghalia Indonesia, Jakarta. Umar,

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi