• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN: Penelitian Tindakan Kelas Pada peserta didik Kelas I di SDN Cipangeran Desa Saguling, Kec Saguling K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN: Penelitian Tindakan Kelas Pada peserta didik Kelas I di SDN Cipangeran Desa Saguling, Kec Saguling K"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada peserta didik Kelas I di SDN Cipangeran Desa Saguling, Kec Saguling Kab.Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program studi Pendidikan Guru sekolah Dasar

Oleh :

EULIS SOPIAH 1106810

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(2)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

Oleh

Eulis Sopiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan

© Eulis Sopiah

Universitas Pendidikan Indonesia 2014

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

(PenelitianTindakanKelasPadaPesertadidikKelasI diSDN Cipangeran DesaSaguling, KecSagulingKab.Bandung Barat TahunPelajaran 2013/2014)

Disetujuidan diSahkanOleh :

Pembimbing I

Dr.H. SufyaniPrabawanto.M.Ed NIP: 19600830198603 1 003

Pembimbing II

Dra.Hj. KurniasihM.Pd NIP: 19590623 198503 2 003

Diketahui Ketua Program studi Pendidikan Guru SekolahDasar

Drs. Nana Djumhana, M.Pd

(4)
(5)

PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN

EULIS SOPIAH 1106810 ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran matematika. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan nilai siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart ( Kasbolah, 1998 ) proses penelitian dilakukan dengan 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 1 tindakan. Subjek penelitian adalah kelas I SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat sebanyak 26 siswa. Instrumen penelitian berupa tes dan lembar penelitian. Hasil penemuan dengan menggunakan media pembelajaran pada siklus I diketahui nilai rata-rata adalah 69, pada siklus 2 nilai rata-rata 76 dan pada siklus 3 nilai rata-rata mencapai 80. Menurut data diatas perolehan nilai pada siklus 2 menunjukan kenaikan begitu juga dengan siklus 3 nilai rata-rata siswa meningkat. Sedangkan DSK pada siklus I adalah 65% pada siklus 2 mencapai kenaikan menjadi 88% dan pada siklus III mencapai 92%. Kesimpulannya penggunaan media manipulatif bisa meningkatkan nilai siswa dan sesuai dengan cara berfikir anak yaitu dari berpikir konkret ke berpikir abstrak selain itu penggunaan media manipulatif juga menghindarkan anak dari pembelajaran yang bersifat Verbalisme. Dengan demikian Media manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan di kelas I SDN Cipangeran.

(6)

Abstract : Using Manipulative Media To Improve Student’s Mathematic Studies Learning Outcome In Ithgrade Elementary School. The aim of the research is knowing the improvement of lower

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi

isi kurikulum di tingkat Sekolah Dasar (SD). Sehubungan dengan ini guru

harus bisa mengembangkan pembelajaran mata pelajaran matematika.

Adapun tujuan mata pelajaran matematika di SD agar peserta didik

memiliki kemampuan-kemampuan untuk dapat :Memahami konsep mate-

matika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, dalam kehidupan sehari-hari. (KTSP,2006:110)

Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dari pengenalan

masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem) agar siswa lebih

memahami tentang konsep matematika yang diajarkan. Untuk

meningkatkan hasil belajar serta keefektipan dalam memberikan

pembelajaran guru diharapkan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya. Pengunaan

media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar. Hal

ini akan dapat membantu pemahaman siswa pada pelajaran tersebut,

dengan kata lain penggunaan media dalam pembelajaran matematika

sangat diperlukan karena sesuai dengan tahap berfikir anak, dimana anak

pada usia SD masih berada pada tingkat operasional konkret, belum dapat

berpikir secara abstrak.

Pembelajaran matematika di kelas I SD Cipangeran masih bersifat

abstrak, guru lebih banyak menjelaskan. Aktifitas siswa selama

(8)

oleh guru, guru tidak mengunakan media pembelajaran, hal ini

menyebabkan siswa tidak tertarik untuk belajar dan pembelajaran

matematika menjadi Verbalistik sehingga sulit dipahami siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh penulis pada

pembelajaran matematika di kelas I SDN Cipangeran, pembelajaran

matematika di SD tersebut masih belum optimal, nilai rata-rata yang

diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika adalah 63.00. Dari 26

siswa hanya 46% atau sebanyak 12 siswa yang sudah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). KKM di kelas I SDN Cipangeran untuk

mata pelajaran matematika adalah 65.00.

Dari hasil observasi penulis mengidentifikasi beberapa masalah

yang ada di kelas I SDN Cipangeran yaitu sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika di kelas I SDN Cipangeran belum mencapai

KKM

2. Pembelajaran matematik yang diberikan oleh guru belum sesuai

dengan karakteristik anak yang masih berfikir konkret.

3. Pembelajaran matematika di kelas I SDN Cipangeran masih bersifat

verbal.

4. Tidak adanya media yang digunakan dalam proses pembelajaran

matematika.

Berdasarkan studi literature yang dilakukan oleh penulis

ditemukan media yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut

dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Media yang dimaksud adalah

Media Manipulatif . Media manipulatif menurut (Muhsetyo dkk, 2007

dalam Arifin, 2010) adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan

terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Media ini

merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan

dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan,

(9)

Beberapa keunggulan dari Media Manipulatif antara lain:

a. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan

b. Dapat mengatasi Verbalisme

c. Materi yang diberikan lebih cepat dipahami oleh siswa

d. Media pembelajaran manipulatif tersedia disekitar siswa.

Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka dalam penelitian

ini penulis melakukan penelitian kelas dengan judul : “Penggunaan Media

Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika materi penjumlahan dan pengurangan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dimuka maka masalah

penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa di kels I

SDN Cipangeran. Adapun permasalahan-permasalahan yang menjadi

fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan Media

Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN

Cipangeran?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media

manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN

Cipangeran?

3. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan

menggunakan media manipulatif ?

(10)

Secara umum penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan

Penggunaan Media Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan.

Secara khusus Penelitian bertujuan untuk mendapatkan deskripsi

tentang :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan Media

Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN

Cipangeran.

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media

manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN

Cipangeran.

3. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan

menggunakan media manipulatif .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini berguna untuk :

1. Siswa

Meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar siswa

2. Guru

Meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajaran

dalam rangka meningkatkan kualits pembelajaran

3. Bagi Sekolah Dasar

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan

kualitas sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.

(11)

1. Pengertian Media

Istilah Media berasal dari bahasa Latin yaitu Medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara atau Pengantar (Arsyad, 2003:3;

Sadiman,1986:6).Sementara itu menurut Miarso (2007:458) mende-

finisikan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan sibelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

2. Media Manipulatif

Media manipulatif adalah alat bantu berupa model alat-alat

kebersihan seperti sapu, pengki dan ember yang digunakan untuk

mengkonkretkan konsep bilangan 1 sampai 20 dalam penjumlahan

dan pengurangan. Penggunaan media manipulatif dalam

penjumlahan dilakukan dengan cara mengelompokan sedangkan

untuk pengurangan dilakukan dengan cara dipisahkan.

3. Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh siswa kelas I SD, salah satu materinya adalah

penjumlahan dan pengurangan yang dikembangkan dalam Tema

Kebersihan

4. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik atau pembelajaran tematik terpadu (PTP)

atau integrated thematic instruction (ITI) merupakan salah satu

model pembelajaran yang efektif (highly effective teaching model)

karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi

emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau

dilingkungan sekolah.

(12)

Jika siswa memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media

manipulatif pada materi penjumlahan dan pengurangan maka hasil

belajar siswa meningkat.

G. Metode Penelitian

Burhanuddin (2009:16) mengungkapkan Metode penelitian tindakan

(Action Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara-cara baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan atau di dunia kehidupan nyata seperti penelitian tentang pengembangan model pembelajaran Agama, IPA, IPS, olahraga, Bahasa, Matematika, atau mata pelajaran lainnya di SD ataupun di tingkat yang lebih tinggi.

Kasbolah dalam Burhanuddin (2009:17) mengungkapkan Metode

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yakni studi

sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktek-praktek

pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan.

Metode penelitian tindakan kelas dalam penelitian pendidikan,

bersifat perbaikan ke arah yang lebih baik. Perbaikan dimaksud

menyangkut hasil proses pembelajaran yang dibuktikan dengan nilai

perolehan siswa dengan penggunakan metode pembelajaran. Karena

bersifat perbaikan tentu saja pelaksanaannya tidak hanya satu kali

pertemuan saja melainkan diperlukan pertemuan yang berulang-ulang

(13)
(14)
(15)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

1. Pengertian PTK

Penelitian ini merupakan upaya dalam inovasi pembelajaran untuk

meningkatkan kinerja guru dan memperbaiki mutu pendidikan.Oleh

karena itu, metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah

metode penelitian tindakan kelas. Susilo (2007:16) menyatakan bahwa “PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan dalam proses pembelajaran”. Sedangkan menurut Hopkin dalam Iskandar (2006:2) memaparkan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas adalah studi sistematis dari upaya-upaya untuk meningkatkan praktek pendidikan oleh kelompok-kelompok partisipan dengan cara tindakan-tindakan praktis mereka sendiri dan dengan cara refleksi mereka sendiri terhadap pengaruh-pengaruh tindakan-tindakan tersebut.

Dengan melaksanakan PTK, penulis sebagai guru dapat

menemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya dan bukan kelas

orang lain, selain itu guru tidak meninggalkan tugas utamanya yaitu

melaksanakan pembelajaran di kelas, karena PTK merupakan suatu

penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang dihadapi oleh guru

dilapangan.

B. DesainPenelitian

Kemmis (Iskandar 2006:5) telah mengembangkan suatu model

sederhana hakikat siklus proses PTK yaitu setiap siklus mempunyai empat

(16)

Untuk lebih jelasnya empat tahapan dalam PTK, menurut Susilo

(2007:20-23) adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan mencakup Identifikasi masalah, Analisis penyebab adanya masalah, dan Pengembangan bentuk tindakan sebagai pemecahan masalah.

Untuk keperluan identifikasi masalah dalam PTK ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas.

b. Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan tanggung jawab, kewenangan dan tugas seorang guru.

c. Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru karena ada kemungkinan kalaumasalah tidak segera diatasi akan mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses pembelajaran yang mempunyai sifat berkesinambungan.

d. Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksana PTK. 2. Tindakan (acting)

Dalam menentukan bentuk tindakan yang dipilih perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah tindakan yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?

b. Apakah alternatif tindakan yang dipilih dipercayai dapat menjawab permasalah yang muncul?

c. Bagaimana cara melaksanakan tindakan dalam bentuk strategi langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas? d. Bagaimana cara menguji tindakan sehingga dapat dibuktikan telah

terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang diteliti?

(17)

3. Observasi (observing)

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam PTK dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari proses tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.

Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan diantaranya dengan cara:

a. Observasi atau pengamatan (non tes), bagaimana sikap siswa dalam proses pembelajaran, bagaimana sikap anak ketika berdiskusi, mengerjakan tugas,dll.

b. Dokumentasi (non tes), gambar atau foto proses pembelajaran. c. Nilai latihan (tes), penilaian hasil tugas yang dilakukan oleh guru.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data berkaitan dengan observasi ini adalah:

a) Jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam rangka implementasi tindakan perbaikan,

b) Indikator-indikator yang ditetapkan harus tergambar pada perilaku siswa dan guru secara terukur,

c) Kesesuaian prosedur pengambilan data,

d) Pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap bebrbagai masalah yang muncul di kelas. Pada kegiatan refleksi ini juga di amati aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara bermakna.

Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi hasil

penelitian tindakan pada siklus pertama, maka akan ditentukan oleh

peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan

(18)

maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan siklus

[image:18.595.156.472.243.722.2]

lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah terpecahkan.

Gambar di bawah ini memberikan penjelasan tentang alur pelaksanaan

penelitian tindakan.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Penyusunan

RencanaTindakan

Penyusunan RencanaTindakan

Penyusunan RencanaTindakan

SIKLUS I Refleksi I

Observasi

Refleksi II

Refleksi III

SIKLUS II

Observasi

(19)

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis danMc.Taggart

(diadaftasi dari Kasbolah, 1998:70)

Gambar 3.1

a. sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu harus

direncanakan secara seksama tindakan yang akan dilakukan;

b. setelah rencana disusun secara matang, barulah kemudian tindakan

itu dilakukan;

c. Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, guru mengamati

proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang akan

ditimbulkannya;

d. berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kemudian melakukan

refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa bila hasil refleksi

menunjukkan perlunya perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka

rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan

berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat

sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat

dipecahkan secara optimal.

C. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran

untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian dalam perencanaan

bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus dicapai

(20)

dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan yang disusun harus

dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.

Ada dua jenis perencanaan yang dapat disusun oleh peneliti, yakni

perencanaan awal dan perencanaan lanjutan. Perencanaan awal

diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari studi pendahuluan,

sedangkan perencanaan lanjutan di susun berdasarkan hasi refleksi

setelah peneliti mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru

berdasarkan perencanaan yang telah disusun.Pelaksanaan tindakan yang

dilakukan guru adalah perlakuan yang dilaksanakan yang diarahkan

sesuai dengan perencanaan. Tindakan adalah perlakuan yang

dilaksanakan oleh guru sesuai dengan fokus masalah. Tindakan inilah

yang menjadi inti dari PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru

untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan dalam program

pembelajaran apa adanya. Artinya, tindakan itu tidak direkayasa untuk

kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program

pembelajaran keseharian. Hal ini penting untuk dipahami, karena PTK

tidak berangkat dari keingin tahuan peneliti akan tetapi berangakat dari

kebutuhan guru untuk meningkat kan kinerjanya.

3. Observasi

Observasi memiliki fungsi untuk mengenali apakah yang dilakukan

oleh peneliti di dalam kelas telah mengarah kepada terjadinya perubahan

yang positif dalam proses pembelajarannya sesuai dengan yang

diharapkan. Pada pelaksanaannya tahap ini dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. “Observasi secara operasional merupakan semua

(21)

dari proses dan hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan

ataupun sampingannya.” Kasbolah (1998:91)

4. Refleksi

“Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan.”Sanjaya (2010:80). Refleksi dilakukan

dengan melakukan diskusi dengan observer yang biasanya dilakukan

oleh teman sejawat atau mitra dari LPTK. Dari hasil refleksi, guru dapat

mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat

dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SDN

Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat. Penulis

mengambil lokasi ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah

tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang

luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis dan

SDN Cipangeran merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang

diharapkan memiliki kemampuan yang sama dengan sekolah negeri yang

lain dalam upaya meningkatan hasil belajar siswa.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas satu yang berjumlah dua

puluh enam orang dengan rincian sepuluh orang laki-laki dan enam belas

orang perempuan. Tabel dibawah ini menggambarkan keadaan jumlah

siswa SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat

tahun ajaran 2013/2014.

Tabel 3.1

(22)

Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014

NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I* 10* 16* 26*)

2. II 14 10 24

3. III 15 13 28

4. IV 13 20 33

5. V 16 13 29

6. VI 13 20 33

Jumlah 81 92 173

SumberData :Dokumen SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014) ket. *)siswa kelas satu dijadikan subjek penelitian.

E. InstrumenPenelitian

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Tes hasil belajar, digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik

tentang penguasaan materi belajar yang telah disampaikan oleh guru. Tes

ini dilakukan sebelum menggunakan media manipulatif, selama proses

pembelajaran menggunakan media manipulatif dan setelah menggunakan

media manipulatif.

2. Lembar observasi, yakni pengamatan langsung selama proses

pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif sebagai model

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Melalui

observasi ini, peneliti mempunyai gambaran yang berkenaan dengan

aspek-aspek yang perlu dikembangkan dan kekurangan apa saja yang

(23)

F. TeknikPengumpulan Data

Data yang dikumpulkn dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data

kuantitatif. Sehubungan dengan itu teknik-teknik yang digunakan untuk

pengumpulkan data adalah :

1. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran

berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui

keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan

keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran.

2. Pemberian tes

Pemberian tes dilakukan satu kali setiap siklusnya

3. Dokumentasi

Dilakukan untuk menyimpan dan merekam semua data yang

diperoleh baik yang berbentuk suatu dokumen atau pun gambar untuk

memperjelas kegiatan yang dilakukan.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar

siswa, data mengenai aktivitas siswa, dan data mengenai kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif.

Selanjutnya setelah data yang diperoleh terkumpul kemudian mengolah dan

menganalisis semua data tersebut. Data yang terkumpul dalam penelitian ini

ada dua jenis maka untuk data kualitatif yaitu hasil observasi, teknik

pengolahan dan analisis datanya dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan

(24)

dan analisis datanya dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik

pengolahan dan analisis datanya adalah sebagai berikut:

1. Data kualitatif hasil observasi diamati melalui prosedur sebagi berikut :

a) Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan data atau penyederhanaan data

yang diambil melalui catatan hasil observasi baik yang ditulis oleh

observer maupun penulis

b) Klasifikasi data

Klasifikasi data yaitu pemilihan data yang diperoleh berdasarkan

jenisnya contohnya kegiatan siswa, kegiatan guru, kegiatan inti dan

sebagainya

c) Display data

Penyajian hasil data dimana semua data yang diperoleh lebih mudah

dipahami sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi

dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.

2. Analisis hasil belajar siswa

Data yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir

pembelajaran kemudian di analisis dengan menggunakan indikator Daya

Serap Klasikal (DSK). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

DSK =

100%

Purwoko (Agustini, 2010:55)

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase

banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sekurang-kurangnya

85% jumlah siswa. Jumlah siswa yang sudah mencapai mencapai KKM

sebelum penelitian adalah 46% dan jumlah siswa yang di bawah KKM

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan

ruang yang bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berfikir peserta didik

masih bersifat abstrak. Penggunaan media dalam proses pembelajaran

merupakan cara untuk mengkonkretkan konsep matematika yang sulit

dipahami oleh peserta didik. Berdasarkan pengalaman yang telah

dilakukan dalam penggunaan media manippulatif didapatkan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Semua aspek dalam perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

media manipulatif materi penjumlahan dan pengurangan dalam

pembelajaran tematik tentang kebersihan telah dilaksanakan dengan

baik. Hal ini berdasarkan kepada hasil pengamatan pada siklus I, II,

dan III mengalami peningkatan

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Hal ini terlihat pada

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatnya nilai

siswa pada tiap siklusnya.

3. Peningkatan nilai siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan

dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan di kelas I SD Negeri

Cipangeran Kecamatan saguling kabupaten Bandung Barat. Pada

siklus I meningkat sebanyak 17% atau siswa yang mencapai KKM

sebanyak 65 %, kenaikan pada siklus II sebanyak 15 % atau siswa

yang mencapai KKM sebanyak 80 %, kenaikan pada siklus III

sebanyak 4 % atau siswa yang mencapai KKM sejumlah 92 % dari

(26)

B. Saran

Meskipun penelitian ini jauh dari kesempurnaan namun berdasarkan

pengalaman penulis pada saat melakukan penelitian, ingin memberikan

sedikit saran untuk proses pembelajaran berikutnya saran yang diberikan

antara lain :

1. Untuk Kepala Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, hendaknya

memfasilitasi media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran

matematika di kelas I. Karena pelajaran matematika sangat sulit untuk

dipahami karena bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berpikir

siswa masih bersifat konkret.

2. Bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika jangan

tergantung pada media yang disediakan disekolah, dan jika akan

menggunakan media pembelajaran hendaknya dipelajari

langkah-langkahnya agar tidak kesulitan dalam proses pembelajaran. Media

pembelajaran akan lebih berhasil jika menggunakan metode

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R. H. (1994). Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk

Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A.(2003).Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Arsito.(1999). Kamus Bahasa Indonesia dengan ejaan Yang disempurnakan

Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional. Malang : Pengarang.

Depdikbud. (1992). Petunjuk Pengajaran Berhitung Kelas I, II, III SD. Jakarta : P2MSDK

Hudoyo, H. (1990). Mengajar belajar matematika. Jakarta: Depdikbud dan P2LPTK.

Kasbolah.K.,(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: IKIP Malang.

Miarso, Y. H. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Muhsetyo, dkk.2007. Pembelajaran Matematika sd.Jakarta: Universitas Terbuka

Peraturan Mendiknas No.22/23. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : BNSP.

Prasetyono, D. S., Dkk (2009). Kamus Pintar Matematika Untuk Sd. Yogyakarta: Tunas.

Ruseffendi,ET.(2006). Dasar-Dasar Matematika Modern Dan Computer Untuk

Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sadiman, S. Arif., Dkk.2007. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarata: Raja Grafindo Persada.

Samaldino, S.E,ET all.(1996). Instructional Tecnology and Media For learning.

Eight Rdition.New Jersey:Pearson Education Inc.

Sudjana, N,A. dan Rivai, A(2010).Media Pengajaran: Penggunaannya dan

Pembuatannya. Bandung : Sinar Baru.

(28)

Gambar

Gambar di bawah ini memberikan penjelasan tentang alur pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Metode yang digunakan adalah metode langsung yaitu bertemu langsung pembimbing rohani dan pasien stroke (face to face), karena dengan melakukan bimbingan

Namun demikian perlu diketahui bahwa paradigma kembali pada ajaran al-Qur’an dan al- Sunnah bukan semata-mata milik Hisbah PERSIS, dan juga tidak hanya dikemukakan

C Variasi Kue Berbahan Baku Ketela Mulai Digemari Di Jogja (edisi kemarin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel X 1 aspek pengetahuan, X 2 aspek keterampilan, X 3 aspek sikap dengan Y kesiapan Praktik Kerja Industri

Menentukan modus dari data yang disajikan dalam bentuk diagram, tabel, atau data acak. Modus dari data di atas

vonis yang berat terhadap pelaku kejahatan seksual tersebut sebagaimana yang. termaktub dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

Pada akhir tahun 2010 telah terimplementasikan sistem informasi manajemen terpadu yang mensinergikan sistem informasi akademik (SIKADU), kepegawaian

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Karakteristik Penderita