HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN
(Penelitian Tindakan Kelas Pada peserta didik Kelas I di SDN Cipangeran Desa Saguling, Kec Saguling Kab.Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program studi Pendidikan Guru sekolah Dasar
Oleh :
EULIS SOPIAH 1106810
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN
Oleh
Eulis Sopiah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan
© Eulis Sopiah
Universitas Pendidikan Indonesia 2014
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN
(PenelitianTindakanKelasPadaPesertadidikKelasI diSDN Cipangeran DesaSaguling, KecSagulingKab.Bandung Barat TahunPelajaran 2013/2014)
Disetujuidan diSahkanOleh :
Pembimbing I
Dr.H. SufyaniPrabawanto.M.Ed NIP: 19600830198603 1 003
Pembimbing II
Dra.Hj. KurniasihM.Pd NIP: 19590623 198503 2 003
Diketahui Ketua Program studi Pendidikan Guru SekolahDasar
Drs. Nana Djumhana, M.Pd
PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TENTANG KEBERSIHAN
EULIS SOPIAH 1106810 ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran matematika. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan nilai siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart ( Kasbolah, 1998 ) proses penelitian dilakukan dengan 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 1 tindakan. Subjek penelitian adalah kelas I SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat sebanyak 26 siswa. Instrumen penelitian berupa tes dan lembar penelitian. Hasil penemuan dengan menggunakan media pembelajaran pada siklus I diketahui nilai rata-rata adalah 69, pada siklus 2 nilai rata-rata 76 dan pada siklus 3 nilai rata-rata mencapai 80. Menurut data diatas perolehan nilai pada siklus 2 menunjukan kenaikan begitu juga dengan siklus 3 nilai rata-rata siswa meningkat. Sedangkan DSK pada siklus I adalah 65% pada siklus 2 mencapai kenaikan menjadi 88% dan pada siklus III mencapai 92%. Kesimpulannya penggunaan media manipulatif bisa meningkatkan nilai siswa dan sesuai dengan cara berfikir anak yaitu dari berpikir konkret ke berpikir abstrak selain itu penggunaan media manipulatif juga menghindarkan anak dari pembelajaran yang bersifat Verbalisme. Dengan demikian Media manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan di kelas I SDN Cipangeran.
Abstract : Using Manipulative Media To Improve Student’s Mathematic Studies Learning Outcome In Ithgrade Elementary School. The aim of the research is knowing the improvement of lower
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi
isi kurikulum di tingkat Sekolah Dasar (SD). Sehubungan dengan ini guru
harus bisa mengembangkan pembelajaran mata pelajaran matematika.
Adapun tujuan mata pelajaran matematika di SD agar peserta didik
memiliki kemampuan-kemampuan untuk dapat :Memahami konsep mate-
matika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, dalam kehidupan sehari-hari. (KTSP,2006:110)
Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dari pengenalan
masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem) agar siswa lebih
memahami tentang konsep matematika yang diajarkan. Untuk
meningkatkan hasil belajar serta keefektipan dalam memberikan
pembelajaran guru diharapkan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya. Pengunaan
media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar. Hal
ini akan dapat membantu pemahaman siswa pada pelajaran tersebut,
dengan kata lain penggunaan media dalam pembelajaran matematika
sangat diperlukan karena sesuai dengan tahap berfikir anak, dimana anak
pada usia SD masih berada pada tingkat operasional konkret, belum dapat
berpikir secara abstrak.
Pembelajaran matematika di kelas I SD Cipangeran masih bersifat
abstrak, guru lebih banyak menjelaskan. Aktifitas siswa selama
oleh guru, guru tidak mengunakan media pembelajaran, hal ini
menyebabkan siswa tidak tertarik untuk belajar dan pembelajaran
matematika menjadi Verbalistik sehingga sulit dipahami siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh penulis pada
pembelajaran matematika di kelas I SDN Cipangeran, pembelajaran
matematika di SD tersebut masih belum optimal, nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika adalah 63.00. Dari 26
siswa hanya 46% atau sebanyak 12 siswa yang sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). KKM di kelas I SDN Cipangeran untuk
mata pelajaran matematika adalah 65.00.
Dari hasil observasi penulis mengidentifikasi beberapa masalah
yang ada di kelas I SDN Cipangeran yaitu sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika di kelas I SDN Cipangeran belum mencapai
KKM
2. Pembelajaran matematik yang diberikan oleh guru belum sesuai
dengan karakteristik anak yang masih berfikir konkret.
3. Pembelajaran matematika di kelas I SDN Cipangeran masih bersifat
verbal.
4. Tidak adanya media yang digunakan dalam proses pembelajaran
matematika.
Berdasarkan studi literature yang dilakukan oleh penulis
ditemukan media yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut
dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Media yang dimaksud adalah
Media Manipulatif . Media manipulatif menurut (Muhsetyo dkk, 2007
dalam Arifin, 2010) adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan
terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Media ini
merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan
dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan,
Beberapa keunggulan dari Media Manipulatif antara lain:
a. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan
b. Dapat mengatasi Verbalisme
c. Materi yang diberikan lebih cepat dipahami oleh siswa
d. Media pembelajaran manipulatif tersedia disekitar siswa.
Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka dalam penelitian
ini penulis melakukan penelitian kelas dengan judul : “Penggunaan Media
Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi penjumlahan dan pengurangan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dimuka maka masalah
penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa di kels I
SDN Cipangeran. Adapun permasalahan-permasalahan yang menjadi
fokus penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan Media
Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN
Cipangeran?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media
manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN
Cipangeran?
3. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan
menggunakan media manipulatif ?
Secara umum penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan
Penggunaan Media Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan.
Secara khusus Penelitian bertujuan untuk mendapatkan deskripsi
tentang :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan Media
Manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN
Cipangeran.
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media
manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN
Cipangeran.
3. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan
menggunakan media manipulatif .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini berguna untuk :
1. Siswa
Meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar siswa
2. Guru
Meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan media pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kualits pembelajaran
3. Bagi Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan
kualitas sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.
1. Pengertian Media
Istilah Media berasal dari bahasa Latin yaitu Medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara atau Pengantar (Arsyad, 2003:3;
Sadiman,1986:6).Sementara itu menurut Miarso (2007:458) mende-
finisikan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan sibelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
2. Media Manipulatif
Media manipulatif adalah alat bantu berupa model alat-alat
kebersihan seperti sapu, pengki dan ember yang digunakan untuk
mengkonkretkan konsep bilangan 1 sampai 20 dalam penjumlahan
dan pengurangan. Penggunaan media manipulatif dalam
penjumlahan dilakukan dengan cara mengelompokan sedangkan
untuk pengurangan dilakukan dengan cara dipisahkan.
3. Matematika
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh siswa kelas I SD, salah satu materinya adalah
penjumlahan dan pengurangan yang dikembangkan dalam Tema
Kebersihan
4. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik atau pembelajaran tematik terpadu (PTP)
atau integrated thematic instruction (ITI) merupakan salah satu
model pembelajaran yang efektif (highly effective teaching model)
karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi
emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau
dilingkungan sekolah.
Jika siswa memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media
manipulatif pada materi penjumlahan dan pengurangan maka hasil
belajar siswa meningkat.
G. Metode Penelitian
Burhanuddin (2009:16) mengungkapkan Metode penelitian tindakan
(Action Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara-cara baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di lapangan atau di dunia kehidupan nyata seperti penelitian tentang pengembangan model pembelajaran Agama, IPA, IPS, olahraga, Bahasa, Matematika, atau mata pelajaran lainnya di SD ataupun di tingkat yang lebih tinggi.
Kasbolah dalam Burhanuddin (2009:17) mengungkapkan Metode
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yakni studi
sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktek-praktek
pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan.
Metode penelitian tindakan kelas dalam penelitian pendidikan,
bersifat perbaikan ke arah yang lebih baik. Perbaikan dimaksud
menyangkut hasil proses pembelajaran yang dibuktikan dengan nilai
perolehan siswa dengan penggunakan metode pembelajaran. Karena
bersifat perbaikan tentu saja pelaksanaannya tidak hanya satu kali
pertemuan saja melainkan diperlukan pertemuan yang berulang-ulang
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
1. Pengertian PTK
Penelitian ini merupakan upaya dalam inovasi pembelajaran untuk
meningkatkan kinerja guru dan memperbaiki mutu pendidikan.Oleh
karena itu, metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah
metode penelitian tindakan kelas. Susilo (2007:16) menyatakan bahwa “PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan dalam proses pembelajaran”. Sedangkan menurut Hopkin dalam Iskandar (2006:2) memaparkan bahwa:
Penelitian Tindakan Kelas adalah studi sistematis dari upaya-upaya untuk meningkatkan praktek pendidikan oleh kelompok-kelompok partisipan dengan cara tindakan-tindakan praktis mereka sendiri dan dengan cara refleksi mereka sendiri terhadap pengaruh-pengaruh tindakan-tindakan tersebut.
Dengan melaksanakan PTK, penulis sebagai guru dapat
menemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya dan bukan kelas
orang lain, selain itu guru tidak meninggalkan tugas utamanya yaitu
melaksanakan pembelajaran di kelas, karena PTK merupakan suatu
penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang dihadapi oleh guru
dilapangan.
B. DesainPenelitian
Kemmis (Iskandar 2006:5) telah mengembangkan suatu model
sederhana hakikat siklus proses PTK yaitu setiap siklus mempunyai empat
Untuk lebih jelasnya empat tahapan dalam PTK, menurut Susilo
(2007:20-23) adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Kegiatan perencanaan mencakup Identifikasi masalah, Analisis penyebab adanya masalah, dan Pengembangan bentuk tindakan sebagai pemecahan masalah.
Untuk keperluan identifikasi masalah dalam PTK ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Masalah harus benar-benar terjadi dan dirasakan oleh guru pada saat melaksanakan tugas.
b. Problematik, artinya masalah perlu dipecahkan berkaitan dengan tanggung jawab, kewenangan dan tugas seorang guru.
c. Memiliki manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah yang dilakukan akan memberikan manfaat yang jelas bagi siswa dan guru karena ada kemungkinan kalaumasalah tidak segera diatasi akan mengganggu penguasaan kompetensi berikutnya dalam proses pembelajaran yang mempunyai sifat berkesinambungan.
d. Dapat dipecahkan oleh guru selaku pelaksana PTK. 2. Tindakan (acting)
Dalam menentukan bentuk tindakan yang dipilih perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah tindakan yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?
b. Apakah alternatif tindakan yang dipilih dipercayai dapat menjawab permasalah yang muncul?
c. Bagaimana cara melaksanakan tindakan dalam bentuk strategi langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas? d. Bagaimana cara menguji tindakan sehingga dapat dibuktikan telah
terjadi perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang diteliti?
3. Observasi (observing)
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam PTK dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari proses tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.
Data yang dihimpun melalui pengamatan (observasi) ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Kegiatan pengambilan data dapat dilakukan diantaranya dengan cara:
a. Observasi atau pengamatan (non tes), bagaimana sikap siswa dalam proses pembelajaran, bagaimana sikap anak ketika berdiskusi, mengerjakan tugas,dll.
b. Dokumentasi (non tes), gambar atau foto proses pembelajaran. c. Nilai latihan (tes), penilaian hasil tugas yang dilakukan oleh guru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data berkaitan dengan observasi ini adalah:
a) Jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam rangka implementasi tindakan perbaikan,
b) Indikator-indikator yang ditetapkan harus tergambar pada perilaku siswa dan guru secara terukur,
c) Kesesuaian prosedur pengambilan data,
d) Pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap bebrbagai masalah yang muncul di kelas. Pada kegiatan refleksi ini juga di amati aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara bermakna.
Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi hasil
penelitian tindakan pada siklus pertama, maka akan ditentukan oleh
peneliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan
maka peneliti akan menentukan keputusan untuk melakukan siklus
[image:18.595.156.472.243.722.2]lanjutan atau berhenti karena masalahnya telah terpecahkan.
Gambar di bawah ini memberikan penjelasan tentang alur pelaksanaan
penelitian tindakan.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Penyusunan
RencanaTindakan
Penyusunan RencanaTindakan
Penyusunan RencanaTindakan
SIKLUS I Refleksi I
Observasi
Refleksi II
Refleksi III
SIKLUS II
Observasi
Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis danMc.Taggart
(diadaftasi dari Kasbolah, 1998:70)
Gambar 3.1
a. sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu harus
direncanakan secara seksama tindakan yang akan dilakukan;
b. setelah rencana disusun secara matang, barulah kemudian tindakan
itu dilakukan;
c. Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, guru mengamati
proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang akan
ditimbulkannya;
d. berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kemudian melakukan
refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa bila hasil refleksi
menunjukkan perlunya perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka
rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan
berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat
sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat
dipecahkan secara optimal.
C. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran
untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian dalam perencanaan
bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus dicapai
dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan yang disusun harus
dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.
Ada dua jenis perencanaan yang dapat disusun oleh peneliti, yakni
perencanaan awal dan perencanaan lanjutan. Perencanaan awal
diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari studi pendahuluan,
sedangkan perencanaan lanjutan di susun berdasarkan hasi refleksi
setelah peneliti mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru
berdasarkan perencanaan yang telah disusun.Pelaksanaan tindakan yang
dilakukan guru adalah perlakuan yang dilaksanakan yang diarahkan
sesuai dengan perencanaan. Tindakan adalah perlakuan yang
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan fokus masalah. Tindakan inilah
yang menjadi inti dari PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru
untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan dalam program
pembelajaran apa adanya. Artinya, tindakan itu tidak direkayasa untuk
kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program
pembelajaran keseharian. Hal ini penting untuk dipahami, karena PTK
tidak berangkat dari keingin tahuan peneliti akan tetapi berangakat dari
kebutuhan guru untuk meningkat kan kinerjanya.
3. Observasi
Observasi memiliki fungsi untuk mengenali apakah yang dilakukan
oleh peneliti di dalam kelas telah mengarah kepada terjadinya perubahan
yang positif dalam proses pembelajarannya sesuai dengan yang
diharapkan. Pada pelaksanaannya tahap ini dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. “Observasi secara operasional merupakan semua
dari proses dan hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan
ataupun sampingannya.” Kasbolah (1998:91)
4. Refleksi
“Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan.”Sanjaya (2010:80). Refleksi dilakukan
dengan melakukan diskusi dengan observer yang biasanya dilakukan
oleh teman sejawat atau mitra dari LPTK. Dari hasil refleksi, guru dapat
mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat
dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SDN
Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat. Penulis
mengambil lokasi ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah
tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang
luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis dan
SDN Cipangeran merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang
diharapkan memiliki kemampuan yang sama dengan sekolah negeri yang
lain dalam upaya meningkatan hasil belajar siswa.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas satu yang berjumlah dua
puluh enam orang dengan rincian sepuluh orang laki-laki dan enam belas
orang perempuan. Tabel dibawah ini menggambarkan keadaan jumlah
siswa SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat
tahun ajaran 2013/2014.
Tabel 3.1
Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014
NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. I* 10* 16* 26*)
2. II 14 10 24
3. III 15 13 28
4. IV 13 20 33
5. V 16 13 29
6. VI 13 20 33
Jumlah 81 92 173
SumberData :Dokumen SDN Cipangeran Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014) ket. *)siswa kelas satu dijadikan subjek penelitian.
E. InstrumenPenelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Tes hasil belajar, digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik
tentang penguasaan materi belajar yang telah disampaikan oleh guru. Tes
ini dilakukan sebelum menggunakan media manipulatif, selama proses
pembelajaran menggunakan media manipulatif dan setelah menggunakan
media manipulatif.
2. Lembar observasi, yakni pengamatan langsung selama proses
pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif sebagai model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Melalui
observasi ini, peneliti mempunyai gambaran yang berkenaan dengan
aspek-aspek yang perlu dikembangkan dan kekurangan apa saja yang
F. TeknikPengumpulan Data
Data yang dikumpulkn dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Sehubungan dengan itu teknik-teknik yang digunakan untuk
pengumpulkan data adalah :
1. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan
keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran.
2. Pemberian tes
Pemberian tes dilakukan satu kali setiap siklusnya
3. Dokumentasi
Dilakukan untuk menyimpan dan merekam semua data yang
diperoleh baik yang berbentuk suatu dokumen atau pun gambar untuk
memperjelas kegiatan yang dilakukan.
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar
siswa, data mengenai aktivitas siswa, dan data mengenai kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif.
Selanjutnya setelah data yang diperoleh terkumpul kemudian mengolah dan
menganalisis semua data tersebut. Data yang terkumpul dalam penelitian ini
ada dua jenis maka untuk data kualitatif yaitu hasil observasi, teknik
pengolahan dan analisis datanya dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan
dan analisis datanya dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik
pengolahan dan analisis datanya adalah sebagai berikut:
1. Data kualitatif hasil observasi diamati melalui prosedur sebagi berikut :
a) Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan data atau penyederhanaan data
yang diambil melalui catatan hasil observasi baik yang ditulis oleh
observer maupun penulis
b) Klasifikasi data
Klasifikasi data yaitu pemilihan data yang diperoleh berdasarkan
jenisnya contohnya kegiatan siswa, kegiatan guru, kegiatan inti dan
sebagainya
c) Display data
Penyajian hasil data dimana semua data yang diperoleh lebih mudah
dipahami sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi
dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.
2. Analisis hasil belajar siswa
Data yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir
pembelajaran kemudian di analisis dengan menggunakan indikator Daya
Serap Klasikal (DSK). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
DSK =
100%
Purwoko (Agustini, 2010:55)
Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase
banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sekurang-kurangnya
85% jumlah siswa. Jumlah siswa yang sudah mencapai mencapai KKM
sebelum penelitian adalah 46% dan jumlah siswa yang di bawah KKM
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan
ruang yang bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berfikir peserta didik
masih bersifat abstrak. Penggunaan media dalam proses pembelajaran
merupakan cara untuk mengkonkretkan konsep matematika yang sulit
dipahami oleh peserta didik. Berdasarkan pengalaman yang telah
dilakukan dalam penggunaan media manippulatif didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Semua aspek dalam perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
media manipulatif materi penjumlahan dan pengurangan dalam
pembelajaran tematik tentang kebersihan telah dilaksanakan dengan
baik. Hal ini berdasarkan kepada hasil pengamatan pada siklus I, II,
dan III mengalami peningkatan
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Hal ini terlihat pada
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatnya nilai
siswa pada tiap siklusnya.
3. Peningkatan nilai siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan
dalam pembelajaran tematik tentang kebersihan di kelas I SD Negeri
Cipangeran Kecamatan saguling kabupaten Bandung Barat. Pada
siklus I meningkat sebanyak 17% atau siswa yang mencapai KKM
sebanyak 65 %, kenaikan pada siklus II sebanyak 15 % atau siswa
yang mencapai KKM sebanyak 80 %, kenaikan pada siklus III
sebanyak 4 % atau siswa yang mencapai KKM sejumlah 92 % dari
B. Saran
Meskipun penelitian ini jauh dari kesempurnaan namun berdasarkan
pengalaman penulis pada saat melakukan penelitian, ingin memberikan
sedikit saran untuk proses pembelajaran berikutnya saran yang diberikan
antara lain :
1. Untuk Kepala Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, hendaknya
memfasilitasi media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran
matematika di kelas I. Karena pelajaran matematika sangat sulit untuk
dipahami karena bersifat abstrak, sedangkan kemampuan berpikir
siswa masih bersifat konkret.
2. Bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika jangan
tergantung pada media yang disediakan disekolah, dan jika akan
menggunakan media pembelajaran hendaknya dipelajari
langkah-langkahnya agar tidak kesulitan dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran akan lebih berhasil jika menggunakan metode
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. H. (1994). Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, A.(2003).Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Arsito.(1999). Kamus Bahasa Indonesia dengan ejaan Yang disempurnakan
Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional. Malang : Pengarang.
Depdikbud. (1992). Petunjuk Pengajaran Berhitung Kelas I, II, III SD. Jakarta : P2MSDK
Hudoyo, H. (1990). Mengajar belajar matematika. Jakarta: Depdikbud dan P2LPTK.
Kasbolah.K.,(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: IKIP Malang.
Miarso, Y. H. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Muhsetyo, dkk.2007. Pembelajaran Matematika sd.Jakarta: Universitas Terbuka
Peraturan Mendiknas No.22/23. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : BNSP.
Prasetyono, D. S., Dkk (2009). Kamus Pintar Matematika Untuk Sd. Yogyakarta: Tunas.
Ruseffendi,ET.(2006). Dasar-Dasar Matematika Modern Dan Computer Untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sadiman, S. Arif., Dkk.2007. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarata: Raja Grafindo Persada.
Samaldino, S.E,ET all.(1996). Instructional Tecnology and Media For learning.
Eight Rdition.New Jersey:Pearson Education Inc.
Sudjana, N,A. dan Rivai, A(2010).Media Pengajaran: Penggunaannya dan
Pembuatannya. Bandung : Sinar Baru.