• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) : Suatu Penelitian Eksperimen di Kelas X Kompetensi Dasar Rangkaian Elektronika Dasar di SMK Negeri 2 Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) : Suatu Penelitian Eksperimen di Kelas X Kompetensi Dasar Rangkaian Elektronika Dasar di SMK Negeri 2 Kota Bandung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ILMIAH

Suatu Penelitian Eksperimen di Kelas X Kompetensi Dasar Rangkaian Elektronika Dasar di SMK Negeri 2 Kota Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana

Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Sindy Nurmalasari E.0451.1001156

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

Oleh Sindy Nurmalasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Sindy Nurmalasari

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ILMIAH

Oleh

Sindy Nurmalasari E.0451.1001156

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Siscka Elvyanti, S.Pd., MT NIP. 19731122 200112 2 002

Pembimbing II

Wawan Purnama, S.Pd, M.Si NIP. 19671026 199403 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI

(4)
(5)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pada Kompetensi Dasar Rangkaian Elektronika Dasar di kelas X TKJ 2 SMK Negeri 2 Kota Bandung pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan adalah One

Group Pretest Posttest Design pada Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Menggunakan Pendekatan Ilmian. Penelitian ini dilatarbelakangi

oleh hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan penguasaan siswa dalam aspek kognitif pada meteri Hukum-hukum Elektronika dan Rangkaian Dasar Elektronika setelah diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning dengan menggunakan Pendekatan Ilmiah sebagai pendekatan yang

digunakan pada kurikulum 2013. Data tentang keaktifan siswa diperoleh dari lembar observasi aktifitas siswa pada aspek afektif dan aspek psikomotor. Sedangkan hasil belajar berdasarkan tes yang diperoleh dari data pretest dan posttest.

Hasil penelitian menunjukkan rata–rata hasil pretest siswa sebelum

menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning dengan menggunakan pendekatan ilmiah sebesar 59,06 dan rata–rata hasil posttest siswa setelah menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning dengan menggunakan pendekatan ilmiah sebesar 82,97. Peningkatan (n-gain) mencapai 0.58 atau dalam persentase sebesar 58% menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan

(n-gain) hasil belajar siswa termasuk berkategori sedang. Hasil nilai rata–rata afektif 85,28 berada dikategori baik dan hasil nilai rata–rata psikomotor 84,60 berada dikategori baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning dengan menggunakan pendekatan ilmiah dapat meningkatkan penguasaan siswa pada kompetensi dasar Rangkaian Elektronika Dasar baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor..

(6)

DAFTAR ISI

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 15

B. Desain Penelitian ………. 16

(7)

C. Data Aspek Kognitif ……… 32

D. Data Aspek Afektif ………. 37

E. Data Aspek Psikomotor……… 38

F. Analisis Data Hasil Penelitian ………. 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 45

A. Kesimpulan ………. 45

B. Saran ……… 45

DAFTAR PUSTAKA ……… 47

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Daftar Nilai Siswa ……….. 2

Tabel 3.1. Desain Penelitian ……… 17

Tabel 3.2. Tingkat Kesukaran dan Kriteria ………. 23

Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda ………. 24

Tabel 3.4. Kategori Perolehan Skor ……… 26

Tabel 3.5. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif ……….. 26

Tabel 3.6. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor ………... 27

Tabel 4.1. Validitas Butir Soal ……… 32

Tabel 4.2. Tingkat Kesukaran ………. 33

Tabel 4.3. Daya Pembeda ……… 33

Tabel 4.4. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain ………... 34

Tabel 4.5. Deskripsi data Pretest ………. 36

Tabel 4.6. Deskripsi data Posttest ……… 37

Tabel 4.7. Prestasi Belajar Siswa pada Aspek Afektif ……… 38

Tabel 4.8. Deskripsi Data Afektif ……… 39

Tabel 4.9. Prestasi Belajar Siswa pada Aspek Psikomotor ………. 40

Tabel 4.10. Deskripsi Data Psikomotor……… 40

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data ……… 41

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Alur Penelitian ……… 19 Gambar 3.2. Kurva Baku Normal Uji Normalitas ……….. 28

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam pembelajaran (Sudarwan, 2013). Dalam pendekatan ilmiah ini, guru

akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah dalam setiap langkah proses pembelajarannya. Proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah ini akan menyentuh tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah ini diharapkan akan mampu menghasilkan siswa produktif, kreatif, dan inovatif.

Pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Sandar Nasional Pendidikan Pasal 19, dinyatakan bahwa :

1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikkan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberi keteladanan.

3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

(11)

2

model-model pembelajaran yang diarahkan pada implementasi kurikulum yang berlaku. Sejauh ini sebagian guru masih mempertahankan model pembelajaran yang konvensional yang berpusat pada guru (teacher centered) dan siswa sebagai pembelajar yang pasif (I Wayan Sadia, 2008). Hal inilah yang terjadi pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Telekomunikasi dan Informatika kelas X di SMK Negeri 2 Bandung. Fenomena inilah yang mengakibatkan pencapaian hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Rangkaian Elektronika Dasar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Telekomunikasi dan Informatika kelas X TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) 2 tahun ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Siswa

No Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase

1 90-100 Sangat Baik - KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran tersebut kurang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian di SMK Negeri 2 Bandung. Adapun penelitian yang akan dikaji penulis adalah sebagai berikut :

“MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ILMIAH”.

(12)

3

B. Identifikasi Masalah

1. Aktifitas belajar peserta didik pada standar kompetensi rangkaian elektronika dasar masih kurang optimal.

2. Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan masih kurang sehingga berdampak pada hasil pembelajaran pada aspek kognitif.

3. Rendahnya keinginan dan keberanian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan berdampak pada hasil pembelajaran. 4. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, sehingga siswa atau

kondisi kelas tidak kondusif.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menggunakan pendekatan ilmiah sebagai pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 dapat mengatasi permasalahan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar rangkaian elektronika dasar.”

Berdasarkan rumusan masalah secara umum di atas, maka dibuat rumusan masalah secara khusus sebagai berikut :

1. Apakah penerapan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013 dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam aspek kognitif ?

2. Apakah penerapan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013 dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam aspek afektif?

(13)

4

D. Batasan Masalah

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 2 Kota Bandung. 2. Materi yang menjadi bahan pengajaran adalah Hukum-hukum Elektronika dan

Rangkaian Dasar Elektronika pada kompetensi dasar Rangkaian Elektronika Dasar.

3. Penelitian hanya fokus terhadap pengaruh model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah terhadap peningkatan penguasaan siswa. 4. Aspek yang diamati meliputi aspek kognitif mulai dari C1 sampai C4, afektif

dan psikomotor.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peningkatkan penguasaan siswa dalam aspek kognitif pada meteri hukum-hukum elektronika dan rangkaian dasar elektronika setelah diterapkan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013.

2. Untuk mengetahui peningkatkan penguasaan siswa dalam aspek afektif pada meteri hukum-hukum elektronika dan rangkaian dasar elektronika setelah diterapkan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013.

3. Untuk mengetahui peningkatkan penguasaan siswa dalam aspek psikomotor pada meteri hukum-hukum elektronika dan rangkaian dasar elektronika setelah diterapkan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013 .

F. Asumsi Dasar

(14)

5

agar penelitian dapat dilakukan dengan baik dan struktur maka anggapan dasar peneliti adalah sebagai berikut:

1. Setiap siswa mempunyai kemampuan untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal;

2. Setiap siswa mempunyai pengetahuan dasar tentang Hukum-hukum Elektronika Dasar dan Rangkaian Elektronika Dasar;

3. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat membantu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

G. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dalam proses pembelajaran.

2. Memberikan motivasi bagi guru untuk menerapkan pembelajaran yang variatif agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

3. Sebagai masukan kepada peneliti lebih lanjut sebagai bahan literatur bagi yang berminat dalam masalah yang bersangkutan.

H. Struktur Organisasi Skripsi

(15)

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai lokasi yang menjadi tempat penelitian ini dilakukan beserta populasi dan sampel penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang bertempat di Jalan Ciliwung No. 4 Bandung. Subjek populasinya adalah siswa kelas X pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program keahlian Teknik Komputer Jaringan.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program keahlian Teknik Komputer Jaringan.

b. Sampel

(16)

16

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono, 2012).

Teknik pengambilan sampel yaitu secara sampling purposive.

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari satu kelas yaitu kelas eksperimen dimana yang menjadi kelas eksperimen adalah Kelas X Teknik Komputer Jaringan yang berjumlah 36 siswa.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah One-Group

Pretest-Posttest Design. Cara penelitian ini yaitu melakukan satu kali pengukuran

sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Alur dari penelitian ini adalah kelas yang digunakan kelas penelitian (kelas eksperimen) diberi pretest kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan scientific, setelah itu diberi posttest. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen sebelum diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan

scientific.

X : Perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan

scientific.

Pretest Treatment Posttest

(17)

17

O2 : Tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan

scientific.

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen yang merupakan bagian dari metode kuantitatif. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2010).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini variabel penelitian terdiri dari:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning berbasis pendekatan scientific.

2. Variabel terikat (Y)

(18)

18

E. Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Adapun prosedur dan alur penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 3.1.

(19)

19

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Formatif

Tes formatif ini dibagi menjadi dua tahap yakni pretest dan posttest. Kedua test ini diberikan pada kelas eksperimen. Tes ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam aspek kognitif. Pretest diberikan untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberikannya perlakuan. Sedangkan posttest diberikan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan.

2. Lembar Observasi

a. Lembar observasi guru

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini diterapkan oleh guru.

b. Lembar observasi siswa

Lembar observasi ini terdiri dari dua macam yakni untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada aspek afektif dan untuk mengetahui penguasaan siswa pada aspek psikomotor.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa foto-foto kegiatan pada saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

G. Instrumen Penelitian

(20)

20

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012).

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Perhitungan uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment, yaitu :

Setelah diketahui koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikasi korelasi dengan

(Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana :

(21)

21

N : jumlah siswa

Kemudian jika t hitung > t tabel pada taraf signifikasi α=0,05 maka dapat disimpulkan item tersebut valid pada taraf yang ditentukan.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

[ ] [ ]

(Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan n : banyaknya butir pertanyaan S : standar deviasi dari tes

p : populasi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir q : populasi subyek yang menjawab salah (q= 1-p)

∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Harga standar deviasi (S) dihitung dengan menggunakan rumus :

(Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana :

(22)

22

S : standar deviasi

S2 : varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat karena standar deviasi kuadrat

Hasil yang diperoleh yaitu r11dibandingkan dengan nilai dari table r-product

moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 < rtabel maka

instrumen tersebut tidak reliabel.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana :

P : indeks kesukaran

B : banyak siswi yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik sehingga perlu direvisi, kriterianya adalah seperti Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tingkat Kesukaran dan Kriteria No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 mudah

2 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 sedang

(23)

23

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana :

D : indeks diskriminasi (daya pembeda) JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P : proporsi peserta yang menjawab benar

Untuk mengklasifikasikan daya pembeda dari setiap butir soal dapat digolongkan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda

No. Rentang Nilai D Klasifikasi

(24)

24

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data terkumpul, dengan cara mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab perumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2010).

1. Analisis Data Kognitif

a. Data Pretest, Postest dan Gain siswa

Data Pretest diperoleh sebelum perlakuan (treatment), dan data Postest yang didapat setelah diberikan perlakuan (treatment), serta melihat ada atau tidaknya peningkatan (gain).

b. Analisis Data

Pemberian skor terhadap jawaban yang diberikan siswa berdasarkan butir soal yang dijawab benar oleh siswa. Setelah penskoran tiap butir jawaban, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus sebagai berikut:

(25)

25

Menurut Hake (1999) skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan dari skor gain aktual dan skor gain maksimal. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimal yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Rumus indeks gain ternormalisasi menurut Meltzer (2008) yaitu:

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, seperti yang terlihat dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4.Kategori Perolehan Skor

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

2. Analisis Data Afektif

Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi,2012) Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif ditunjukan pada Tabel 3.5.

(26)

26

Katagori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100% Baik Bila 80% Nilai 89% Cukup Bila 70% Nilai 79% Kurang Bila 0% Nilai 69%

3. Analisis Data Psikomotor

Data hasil belajar psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi,2012) Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian psikomotor ditunjukan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor

Katagori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100% Baik Bila 80% Nilai 89% Cukup Bila 70% Nilai 79% Kurang Bila 0 % Nilai 69%

4. Uji Normalisasi Data

(27)

27

dilakukan dengan membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah : 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (Gambar 3.2).

Gambar 3.2 Kurva Baku Normal Uji Normalitas

Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk menguji normalitas dengan Chi Kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan = 6, hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada Kurva Normal Baku.

Nilai siswa =

(Sugiyono, 2010) b. Menentukan panjang kelas interval

Panjang Kelas =

(Sugiyono, 2010) c. Menghitung kedalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk

menghitung harga Chi Kuadrat.

d. Menghitung fh (Frekuensi yang diharapkan)

(28)

28

e. Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga ( f0 - fh )2 dan adalah merupakan harga Chi Kuadrat.

f. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, bila lebih besar dinyatakan tidak normal.

5. Uji Hipotesis

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Karena H1 berbunyi lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) dan H0 berbunyi lebih kecil (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.

Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:

t = √

(Sugiyono, 2010)

Keterangan :

t = nilai t yang di hitung

x = nilai rata-rata

µo = nilai yang di hipotesiskan

S

= simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

(29)

29

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Model Pembelajaran Contextual

Teaching And Learning (CTL) Dengan Pendekatan Ilmiah Kurikulum 2013”, dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam aspek kognitif dengan perolehan rata-rata peningkatan (n-gain) berada dalam kategori sedang;

2. Penggunaan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam aspek afektif dengan perolehan rata-rata hasil belajar afektif berada dalam kategori baik;

3. Penggunaan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam aspek psikomotor dengan perolehan rata-rata hasil belajar psikomotor siswa berada dalam kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka terdapat beberapa saran baik untuk siswa, guru maupun pihak – pihak yang terkait. Berikut adalah saran dari hasil penelitian ini:

1. Penggunaan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah mampu meningkatkan penguasaan siswa pada materi hukum-hukum elektronika dan rangkaian dasar elektronika pada kompetensi dasar rangkaian elektronika, sehingga peneliti merekomendasikan kepada guru yang bersangkutan untuk menerapkan model pembelajaran ini pada proses pembelajaran dikelas pada materi yang sama untuk tahun-tahun selanjutnya; 2. Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menemukan

(31)

46

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M. (2012). Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan. [Online].

Tersedia:http:// http://20211867.siap-sekolah.com/2012/05/18/pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan- menyenangkan-pakem/.html [11 Februari 2014].

Abrianti-Putri, O. (2013). Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dalam

Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas VII-D di SMP Negeri 19 Malang.

Skripsi Sarjana Strata Satu (S-1) pada Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.

Arief. (2013). Peningkatan Penguasaan Materi Mengoperasikan Multimeter Analog Dan

Digital Melalui Penggunaan Video Pembelajaran. Skripsi Strata Satu (S-1) Universitas

Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Choirul. (2013). Efektivitas Media Pembelajaran Menggunakan Model E-learning Berbasis

Moodle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Elektronika Di SMK Negeri 2 Kota Cimahi). Skripsi Strata Satu (S-1)

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Gagne, Briggs. (1979). Educational Research.An Introduction. 5th edition. Longman.

Hamid, Asmawi. (1992). Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid. [11 Februari 2014].

Hermawati, R. (2012). “Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Role Playing Pada Mata

Diklat Pelayanan Prima Kelas X Busana B di SMK Ma’arif 2 Sleman”. Jurnal Pendidikan. 1-4.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Depdikbud.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nilai Siswa
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tabel 3.2. Tingkat Kesukaran dan Kriteria
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meraih gelar sarjana S1, Dianing menulis skripsi dengan judul Gaya Hidup Posmodern Tokoh- Tokoh Dalam Novel Mata Matahari Karya Ana Maryam Sebuah Tinjauan

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik

dibandingkan dengan aspal yang tidak mengandung lilin. Kepekaan terhadap temperatur akan menjadi dasar perbedaan umur aspal untuk menjadi retak ataupun

Sedangkan untuk spesimen darah digunakan tabung 250 ml, masukkan 10 ml akuades (untuk analisa darah 20 ml), 2 ml spesimen (1 ml spesimen dapat dianalisa dengan mengumpulkan

Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan tekstil dengan cara mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian dijahit pada bagian atas kain sesuai

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki sistem basis data persediaan dan penjualan berbasis web diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013) tidak adanya pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham

Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk