PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING)
PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
(SuatuKasusPada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenempuhUjianSidang SarjanaEkonomipada Program StudiAkuntansi
DisusunOleh: Rahmad Fauzan
0807161
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
(SuatuKasusPada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia)
Oleh RahmadFauzan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Rahmad Fauzan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba
(Suatu Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI)
Oleh:
Rahmad Fauzan 0807161
Pembimbing I : Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si.
Pembimbing II : ToniHeryana.,S.Pd.,MM
Perataan laba merupakan bentuk manajemen laba yang mencerminkan hasil ekonomi tidak sebagaimana keadaan sebenarnya, tetapi merupakan penampilan yang diinginkan manajemen. Perataan laba adalah suatu usaha yang dilakukan manajemen untuk menekan variasi dalam laba sejauh yang dimungkinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi. Penelitianinibertujuanuntukmengetahui tentang pengaruh kondisi ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba.Variabel-variabel yang diujiadalahukuran perusahaan, profitabilitas dan variabel financial leverage.Dalampenelitianini, penelitimenggunakan data sekunderuntuk variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage melalui laporan keuangan yang telah diaudit pada 19 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 4 tahun berturut-turut.
Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodestatistik deskriptifdan verifikatif. Teknik sampling yang digunakanadalahteknikpurposive sampling. Adapun analisis statistik dalam penelitian adalah regresi multipel untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel ukuran perusahaan(X1), profitabilitas (X2) dan Financial Leverage (X3) terhadap tindakan perataan laba (Y).
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata jumlah asset perbankandalamperiode 2008-2011 terusmeningkat, profitabilitas yang dilihatdarireturn on assets perusahaancenderungterusmengalamikenaikanhinggatahun 2011, financial leverage
yang diukurdengandebt equity
ratioperusahaancenderungmengalamipenurunanhinggatahun 2011.Hasil pengujian hioptesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan perataan laba, profitabilitas berpengaruh negative terhadap tindakan perataan laba, sedangkan financial leverage tidak memberikan pengaruh terhadap tindakan perataan laba.
ABSTRACT
The Influence of Firm Size, Profitability and Financial Leverage on Income Smoothing
(a casein banking corporations which are registered in the Indonesia Stock Exchange)
Rahmad Fauzan
0807161
Promotor : Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si.
Co Promotor : ToniHeryana.,S.Pd.,MM
Income smoothing is a form of earnings management that reflect the economic results, not as the setting, but it is a desirable apperrance management. Income smoothing is a management effort to suppress variations in the extent to which profits are made possible by accounting principles.This study aims to find out about the effect of firm size, profitability and financial leverage on the income smoothing. The variables tested are firm size, profitability and financial leverage. In this study, researchers used secondary data to the size of the company, profitability and financial leverage through the audited financial statements at 19 banking companies listed on the Stock Exchange for 4 consecutive years.
The method used in this study is a descriptive statistical methods and verification methods. The sampling technique used was purposive sampling technique. The statistical analysis in the study is multiple regression to determine whether there is influence of firm size (X1), profitability (X2), and financial leverage (X3) on the income smoothing (Y).
Based on the results of the study the average amount of bank assets in the period 2008-2011 continue to rise, the profitability of the views of the company’s return on assets are likely to continue to increase until 2011., financial leverage as measured by debt equity ratio of the company tends to decrease until 2011. Hypothesis test result indicate that firm size has a positive effect on the income smoothing, negative effect on the profitability of the income smoothing, while financial leverage does not give effect to the income smoothing.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
1.2Rumusan Masalah ... 11
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12
1.3.1 Maksud Penelitian ... 12
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12
1.4Kegunaan Penelitian... 12
1.4.1 Akademis ... 12
1.4.2 Praktis ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan) ... 14
2.1.2 Teori Akuntansi Positif ... 17
2.1.3 Informasi Asimetri ... 19
2.1.4 Manajemen Laba ... 20
2.1.5 Perataan Laba (Income Smoothing) ... 25
2.1.6 Ukuran Perusahaan... 30
2.1.6.1Pengertian Ukuran Perusahaan ... 30
2.1.6.2Indikator Ukuran Perusahaan ... 33
2.1.6.3Ukuran Perusahaan dan Perataan Laba ... 34
2.1.7 Profitabilitas ... 35
2.1.7.1Pengertian Profitabilitas ... 35
2.1.7.2Indikator Profitabilitas ... 38
2.1.7.3Profitabilitas dan Perataan Laba... 39
2.1.8 Financial Leverage ... 40
2.1.8.2Indikator Financial Leverage ... 43
2.1.8.3Financial Leverage dan Perataan Laba ... 44
2.2Kerangka Pemikiran ... 44
2.3Hipotesis ... 53
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Obyek Penelitian ... 55
3.2Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 56
3.2.1 Metode Penelitian... 56
3.2.2 Desain Penelitian ... 57
3.3Defenisi dan Operasionalisasi Variabel ... 58
3.3.1 Defenisi Variabel ... 58
3.3.2 Operasionalisasi Variabel... 62
3.4Jenis, sumber, dan Teknik Pengumpulan Data ... 64
3.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 64
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65
3.5Populasi, Sampel danTeknik Penarikan Sampel ... 66
3.5.1 Populasi ... 66
3.5.2 Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ... 66
3.6Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 70
3.6.1 Rancangan Analisis Data ... 70
3.6.2 Statistik Deskriptif ... 70
3.6.3 Analisi Statistik ... 72
3.6.3.1Uji Asumsi Klasik ... 72
3.6.3.2Analisis Regresi Berganda ... 76
3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis ... 78
3.6.4.1Uji F ... 79
3.6.4.2Uji T ... 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 82
4.1.1 Gambaran Ukuran Perusahaan ... 82
4.1.2 Gambaran Profitabilitas ... 84
4.1.3 Gambaran Financial Leverage ... 85
4.1.4 Perataan Laba ... 88
4.2Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Perataan Laba ... 89
4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 90
4.2.3 Estimasi Model Persamaan Regresi ... 95
4.2.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 98
4.2.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Perataan Laba ... 99
4.2.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Ratio Secara Parsial Terhadap 4.2.7 Perataan Laba ... 102
4.2.8 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 4.3Pembahasan ... 105
4.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 105
4.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 106
4.3.3 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 108
4.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 111
5.2Saran ... 112
DAFTAR PUSTAKA ... 113
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun
2000-2008 ... 5
Tabel 1.2 Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008 ... 6
Tabel 3.1 OperasionalisasiVariabel ... 62
Tabel 3.2 Jenis danSumber Data ... 64
Tabel 3.3 SeleksiSampel ... 68
Tabel 3.4 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ... 69
Tabel 3.5 Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test ... 75
Tabel 4.1 Gambaran Ukuran Perusahaan ... 82
Tabel 4.2 Perkembangan Return On Assets ... 85
Tabel 4.3 Perkembangan Debt Equity Ratio ... 87
Tabel 4.4 Indeks Eckel ... 88
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas ... 86
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedatisitas ... 92
Tabel 4.7 Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi ... 93
Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas Antara Variabel Ukuran Perusahaan Dengan Indeks Perataan Laba ... 94
Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Antara Variabel ROA Dengan Indeks Perataan Laba ... 94
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Antara Variabel DER Dengan Indeks Perataan Laba ... 95
Tabel 4.11 Hasil Regresi Linear Multipel ... 96
Tabel 4.12 Anova Untuk Uji Simultan (Uji F) ... 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 RekapitulasiPerhitunganIncome
SmoothingpadaIndustriPerbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008 .. 6
Gambar 2.1 KerangkaPemikiranPengaruhUkuran Perusahaan TerhadapTindakanPerataanLabaPada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia ... 52
Gambar 2.2 ParadigmaPenelitian ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.TabelTabulasi Data ... 118
Lampiran2.Output UjiLinearitas ... 119
Lampiran 3.Regression (Model AwalSebelum Outlier Dikeluarkan) ... 122
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat
memberikan informasi mengenai kondisi suatu perusahaan. Laporan keuangan
merekam peristiwa-peristiwa kejadian bisnis dalam bentuk unit moneter. Dengan
laporan keuangan, perusahaan mengkomunikasikan informasi-informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Secara garis besar pengguna laporan keuangan dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu pihak internal yang meliputi manajemen dan karyawan
perusahaan serta kelompok eksternal yang meliputi pemegang saham, kreditur,
pemasok, pemerintah, konsumen dan masyarakat umum lainnya.
Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih
rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara rill.
Akuntansi berbasis akrual memiliki keunggulan bahwa informasi laba perusahaan
dan pengukuran komponen berdasarkan akuntansi akrual secara umum
memberikan indikasi lebih baik tentang kinerja ekonomi perusahaan dari pada
informasi yang dihasilkan dari aspek penerimaan dan pengeluaran kas terkini.
Namun, akuntansi akrual juga memiliki kelemahan. Penggunaan dasar akrual
dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metoda
akuntansi selama tidak menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan yang
untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earning
management.
Apabila suatu kondisi dimana pihak manajemen ternyata tidak berhasil
mencapai target laba yang ditentukan maka manajemen akan memanfaatkan
fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan untuk memodifikasi laba yang dilaporkan. Manajemen termotivasi
untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau
keuntungan maksimal bagi perusahaan sehingga manajemen cenderung memilih
dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memberikan informasi laba lebih
baik. Adanya asimetri informasi memungkinkan manajemen untuk melakukan
manajemen laba.
Income smoothing (perataan laba) merupakan salah satu bentuk
manajemen laba. Perataan laba dapat didefenisikan sebagai sebuah praktik yang
digunakan manajemen baik secara artificial (melalui metode dan teknik-teknik
akuntansi) maupun riil (melalui transaksi ekonomi) yang bertujuan untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan hingga mencapai tren atau level yang
cenderung stabil dari suatu periode dengan periode sebelumnya (Sulistyanto,
2008:91). Topik perataan laba (income smoothing) terkait erat dengan konsep
manajemen laba (earnings management). Seperti halnya manajemen laba,
penjelasan konsep perataan laba juga menggunakan pendekatan teori akuntansi
positif (positive theory of accounting) dan teori keagenan. Teori ini menyatakan
menyatakan perataan laba merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja
pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga
saham perusahaan (Assih dkk., (2000) dalam Budiasih (2009:4).
Perataan laba dijadikan sebagai usaha manajemen perusahaan untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Usaha untuk mengurangi fluktuasi
laba adalah suatu bentuk manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak
terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Namun, perataan laba
juga tidak bisa dikatakan ilegal. Selama perataan laba dilakukan tanpa melanggar
ketentuan yang ada di dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, hal tersebut
tidak dapat dikatakan ilegal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa praktik
perataan laba tidak ilegal, hanya saja tidak beretika.
Income smoothing (perataan laba) mungkin telah menjadi fenomena umum
yang dilakukan di banyak negara padahal hal ini dapat menyebabkan laba yang
dilaporkan menyesatkan. Kenaikan minyak pada tahun 2007 yang mengakibatkan
krisis keuangan global pada tahun 2008 mempengaruhi laba yang diperoleh
perusahaan. Adanya krisis global ini membawa dampak pada hampir semua
aktivitas perekonomian. Laba perusahaan mengalami penurunan dan kenaikan
yang tajam. Akibat krisis global ini ada kemungkinan perusahaan melakukan
tindakan perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang tinggi sehingga
sesuai dengan target yang diinginkan. Fenomena ini menunjukkan bahwa
terjadinya skandal keuangan merupakan kegagalan laporan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan informasi para pengguna laporan.
Di luar negeri, praktik ini dilakukan misalnya oleh Guilford Mills, Inc
perusahaan) yang mengurangi utang dagang dan harga pokok penjualan dengan
jumlah yang sama sehingga menaikkan laba (AAER No. 1287, dalam Yulianto,
2009:14). Selain itu Wate Management, Inc. praktik akuntansi yang agresif
menyebabkan laba sebelum pajak membengkak sebesar $1.43 miliar dan beban
pajak kerendahan $178 juta antara tahun 1992 dan 1996. Dalam kasus Enron
terbukti sejumlah eksekutif Enron melakukan manipulasi pembukuan melalui
Arthur Anderson yang menyebabkan laba Enron terdongkrak US$ 1 miliyar.
World Com juga mengakui telah mengelembungkan keuntungan sebesar US$
3,85 miliyar antara periode Juni 2001 sampai dengan Maret 2002. Hal itu
dilakukan dengan memanipulasi pembukuan dimana angka tersebut pura-pura
dimasukkan dalam pos investasi yang seharusnya merupakan biaya operasional
normal. Akibatnya pos keuntungan seolah-olah sangat besar, sehingga harga
sahamnya juga meningkat. Merek Corp terbukti membukukan biaya pendapatan
fiktif senilai US$ 12,4 miliyar.
Di Indonesia, beberapa fenomena income smoothing terjadi misalnya,
adanya kasus pada PT.Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002) , diperoleh bukti bahwa terdapat
kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, berupa kesalahan dalam penilaian
barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan
tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp.32,7 miliar. Kasus yang sama juga pernah
terjadi pada PT. Indofarma Tbk tahun 2004. Ditemukan bukti bahwa nilai barang
pokok disajikan terlalu rendah dan laba bersih disajikan terlalu tinggi. Bila laba
dimanipulasi maka rasio keuangan dalam laporan keuangan juga akan
dimanipulasi. Pada akhirnya, bila pengguna laporan keuangan menggunakan
informasi yang telah dimanipulasi untuk tujuan pengambilan keputusannya, maka
keputusan tersebut secara tidak langsung telah termanipulasi.
Berikut hasil penelitian yang dilakukan Budhijono (2006) pada Industri
perbankan yang Terdaftar di BEJ Periode Tahun 2000 – 2004 dan Diatisti
Okkarisma Dewi (2010) pada Industri perbankan yang Terdaftar di BEJ Periode
Tahun 2004 – 2008. Hasil penelitiannya dapat dilihat dalam data berikut :
Tabel 1.1
Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000 – 2004
Tabel 1.2
Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004 – 2008
Sumber : Diatisti Okkarisma Dewi, 2010
Berdasarkan kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa industri perbankan
merupaka industri yang paling besar kecenderungan melakukan tindakan perataan
laba. Praktik perataan laba pada industri perbankan tersebut dapat terjadi karena
perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan
harus dapat tumbuh dan berkembang dalam rangka menjaga kelangsungan
hidupnya dan tentunya memenangkan persaingan. Industri perbankan seringkali
menjadi sorotan publik mengingat perannya sebagai lembaga penghimpun dan
penyalur dana, terutama sejak terjadinya krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997.
Menurut Agus (2004) dalam Dewi (2010:40) perusahaan-perusahaan perbankan
lebih banyak melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan-perusahaan non
perbankan . Hal ini disebabkan oleh: (1) perbankan adalah jenis perusahaan
beresiko tinggi. (2) bank merupakan lembaga kepercayaan masyarakat, (3) bank
merupakan perusahaan publik, (4) bank merupakan perusahaan yang high
Bleideman dalam Belkaoui (2000:34) menyatakan bahwa ada dua alasan
yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam melakukan perataan laba yang
dilaporkan. Alasan pertama Beildeman mengemukakan asumsi bahwa arus laba
yang stabil akan mampu mendukung tingkat dividen yang lebih tinggi dari pada
suatu arus laba yang lebih variatif. Hal ini akan memberikan efek menguntungkan
terhadap nilai perusahaan serta mengurangi resiko yang ada. Alasan selanjutnya
diungkapkan oleh Bleideman bahwanya perilaku perataan laba merupakan
indikasi atas kemampuan perusahaan dalam mengatasi siklus secara alami dalam
mengendalikan laba yang dilaporkan dan kemungkinan dapat mengurangi korelasi
antara expected return perusahaan dengan return portofolio pasar.
Praktik perataan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mendorong manajer untuk melakukan tindakan perataan laba. Banyak penelitian
empiris terdahulu telah menguji faktor-faktor tersebut dan temuan tersebut
menunjukkan kesimpulan yang belum disepakati, karena untuk beberapa faktor
masih disimpulkan berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan
laba.
Teori akuntansi positif memiliki tiga hipotesis yakni hipotesis ukuran,
hipotesis skema bonus, dan hipotesis utang. Hipotesis ukuran secara implisit
menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan pemicu manajemen melakukan
upaya rekayasa laba. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar
kecenderungan manajer untuk menetapkan prosedur akuntansi yang dapat
Pratamasari, 2006 dalam Irsyad 2008:14), sehingga ukuran perusahaan merupakan
salah faktor yang diyakini memiliki pengaruh dalam tindakan perataan laba.
Semakin besar aktiva perusahaan maka biaya yang dibebankan pemerintah
terhadap perusahaan semakin besar karena biaya tersebut dianggap sesuai dengan
kemampuan perusahaan. Oleh karena itu, untuk meminimalkan biaya tersebut,
maka perusahaan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba dengan
menunda laba saat ini ke periode yang akan datang (Budileksmana dan Andriani,
2005:21). Penelitian empiris di Indonesia menunjukkan perubahan dan
ketidakonsistenan pengaruh variabel ukuran peruahaan merupakan faktor yang
mempengaruhi perataan laba (Ilmainir,1993; Zuhroh,1996; Jin dan Machfoedz,
1998; Assih, 1998; Salno dan Baridwan, 2000; Jatiningrum, 2000; Nasser dan
Herlina,2003; Noor, 2004; Juniarti dan Carolina, 2006; Suwito dan Herawaty,
2005; Masodah, 2007) tidak menemukan signifikansi pengaruh ukuran
perusahaan terhadap praktik perataan laba. Hasil yang berlawanan ditunjukkan
oleh Narsa,dkk (2003) dan Budhijono (2006). Menurutnya, ukuran perusahaan
memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Hipotesis rencana bonus menyiratkan bahwa salah satu yang mendorong
manajemen melakukan rekayasa laba adalah skema bonus berbasis laba.
Profitabilitas yang menurun mendorong manajemen untuk melakukan tindakan
perataan laba, terlebih lagi jika perusahaan menetapkan kompensasi bonus yang
didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan. Studi di Indonesia menunjukkan
perubahan dan ketidakonsistenan pengaruh profitabilitas. Zuhroh (1996), Jin dan
(2004), Suwito dan Herawaty (2005) serta Juniarti dan Carolina (2006) tidak
menemukan signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap praktik perataan laba.
Hasil yang berlawanan ditunjukkan oleh Ashari, dkk (1994), Narsa, dkk (2003),
Gumanti dan Singgih (2006). Menurutnya, profitabilitas merupakan salah satu
faktor manajemen melakukan praktik perataan laba.
Dalam melakukan perjanjian utang, perusahaaan diharuskan untuk
memenuhi beberapa persyaratan yang diajukan oleh debitur agar dapat
mengajukan pinjaman. Beberapa persyaratan tersebut adalah persyaratan atas
kondisi tertentu mengenai keuangan perusahaan. Ditinjau dari hipotesis pejanjian
utang (debt covenant hypothesis) perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity
tinggi, manajer perusahaan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi
yang dapat melakukan perataan laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang
tinggi akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak
kreditor, bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian utang. Di samping itu
semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi
investor (Sartono, 2001 dalam Budiasih, 2009:7). Studi di Indonesia menunjukkan
perubahan dan ketidakonsistenan pengaruh financial leverage. Jin dan Mahfoedz
(1998), Zuhroh (1996), Yusuf dan Soraya (2004), menyimpulkan bahwa financial
leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil yang berlawanan
ditunjukkan Narsa, dkk (2003), Budhijono (2006), Gumanti dan Singgih (2006),
tidak menemukan pengaruh financial leverage terhadap praktik perataan laba.
Penulis melihat fenomena yang terjadi dalam hal perataan laba ini. Sebab,
manajemen suatu perusahaan dengan sengaja mengubah kandungan informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tentang perataan laba ini. Penulis ingin
mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi manajemen suatu perusahaan untuk
melakukan tindakan tidak etis ini.
Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kecenderungan praktik
perataan laba pada perusahaan yang listing pada Bursa Efek Indonesia juga telah
banyak dilakukan. Namun hasil penelitian tersebut masih ditemukan perbedaan
hasil meski dilakukan pada objek yang sama. Selain itu, pada umumnya penelitian
tersebut dilakukan pada perusahaan manufaktur, dan sedikit penelitian khusus
meneliti tentang industri perbankan. Oleh karena itu, penelitian ini kembali
menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial
leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan perbankan. Industri
perbankan merupakan jenis perusahaan beresiko tinggi serta merupakan industri
“kepercayaan” jika investor berkurang kepercayaannya karena laporan keuangan
yang bias karena tindakan manajemen laba atau tindakan perataan laba, maka
investor akan melakukan penarikan dana secara bersama-sama. Selain itu
perbankan merupakan perusahaan public dan high regulated.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian ini, maka penelitian
dilakukan untuk meneliti kembali faktor ukuran perusahaan, profitabilitas dan
financisl leverage yang didiuga berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Periode pengamatan akan dilakukan selama empat tahun yaitu periode 2008
akan lebih memperlihatkan validitas dalam mengidentifikasi kecenderungan
perusahaan dan melakukan praktik perataan laba.
Penelitian ini akan difokuskan pada ukuran perusahaan, profitabilitas dan
financial leverage sebagai faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba.
Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi untuk menguji apakah terjadi
penguatan konsistensi terhadap teori maupun penelitian yang selama ini atau
sebaliknya.
Fenomena beberapa kasus yang terjadi pada beberapa perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta masih tingginya tingkat perataan laba
berdasarkan hasil penelitian terdahulu menjadi hal menarik untuk diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial
Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaaan Perbankan (Studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti
dapat dirumuskan:
1. Bagaimana gambaran ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial
leverage serta perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011.
2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial
leverage terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan perbankan yang
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap
tindakan perataan laba yang terjadi di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui gambaran ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial
leverage serta perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011.
2. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial
leverage terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
penulis maupun pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :
1.4.1 Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan
teori keagenan mengenai faktor yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4.2 Praktis
1. Bagi pihak eksternal (penanam modal atau investor, kreditor dan pihak lain)
sebagai dasar pertimbangan dan masukan yang memberikan tambahan
informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Di samping itu, diharapkan
agar dapat menambah wawasan investor dalam mewaspadai kemungkinan
adanya tindakanperataan laba yang dilakukan perusahaan.
2. Bagi perusahaan, dapat memberikan informasi mengenai praktik manajemen
laba yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga dapat
menghindari dari tindakan kecurangan dalam menyampaikan informasi
keuangannya.
3. Membantu BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) sebagai pengawas
perdagangan saham di pasar modal dalam membuat peraturan ataupun
kebijakan yang diperlukan, khususnya yang berkaitan dengan full
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:29), objek penelitian adalah variabel
penelitian, yaitu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Objek yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan
log naturaltotal aktiva, profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA),
financial leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan tindakan
perataan laba (Income Smoothing) yang diukur dengan indeks Eckel. Sementara
itu, yang menjadi subjek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sumber data dari penelitian ini adalah data yang tersedia
pada pihak ketiga yang bukan merupakan objek penelitian itu sendiri seperti
dokumen - dokumen serta laporan keuangan yang diperoleh dari situs BEI.
Pemilihan perusahaan yang listing di BEI sebagai sumber data penelitian karena
perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan terbuka atau go public yang
telah menerapkan good corporate governance dan selalu merilis laporan
tahunannya sehingga dapat dengan mudah untuk mendapatkan data dari
perusahaan tersebut.
Berdasarkan objek dan subjek penelitian tersebut, maka akan diteliti
mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage
terhadap tindakan perataan labaperusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Sugiyono (2011:2)
mengemukakan bahwa; Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan variabel yang diteliti, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2011:29)
mendefinisikan bahwa: “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Dengan metode penelitian deskriptif dapat diperoleh deskripsi mengenai
ukuran perusahaan yang diukur dengan log natural total asset, profitabilitas yang
diukur dengan return on assets, financial leverage yang diukur dengan debt to
equity ratio, serta perataan labayang diukur dengan indeks eckel pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji
kebenaran dari suatu hipotesis guna memprediksi dan menjelaskan hubungan atau
pengaruh variabel yang satu dengan variabel lainnya.Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2009:8) bahwa “Penelitian verifikatif
melalui pengumpulan data di lapangan dimana pengujian hipotesis tersebut
menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”.
Dalam penelitian ini, metode penelitian verifikatif digunakan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas dan financial leverage terhadap perataan laba perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia.
Dengan metode ini penulis bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, yaitu mengenai ukuran
perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan perataan laba.
3.2.2 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Menurut Husein Umar (2008:4) menyatakan bahwa:
desain penelitian merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan, diukur, dan dianalisis. Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Lebih lanjut Husein Umar (2008:5) mengemukakan bahwa terdapat tiga
1. Riset Eksploratif
Riset eksploratif yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui
permasalahan yang belum diketahui (kelayakan riset).
2. Riset Deskriptif
Riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk
menggambarkan sesuatu (hubungan).
3. Riset Kausal
Riset kausal yaitu menguji hubungan “sebab akibat”.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa desain
penelitian yang digunakan adalah desain kausal, karena sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
financial leverageterhadap perataan laba.
3.3 Definisi dan Operasional Variabel 3.3.1 Definisi Variabel
Menurut Sugiono (2009: 38) variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, untuk kemudian ditarik suatu
kesimpulan.
Sesuai dengan judul penelitian ”Pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan peralataan laba (income
1. Variabel independen
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:39). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel independen adalah: ukuran perusahaan sebagai
variabel X1, profitabilitas sebagai variabel X2 dan financial leverage sebagai
variabel X3.
Ukuran perusahaan merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma
natural dari total aktiva (Budiasih: 2009 dalam Arya Hagaganta Amanza,
2012: 45).
Profitabilitas merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya jumlah
laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat
pengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas dihitung dengan menggunakan
return on assets yang dihasilkan dari hasil bagi laba bersih perusahaan
terhadap nilai buku total aset perusahaan(Aji dan Mita, 2010 dalam
Amanza,2012:43).
Financial leverage merupakan menunjukkan seberapa efisien perusahaan
memanfaatkan ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi utang jangka
panjang dan jangka pendek perusahaan sehingga tidak mengganggu operasi
perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang. Financial leverage
dihtung dengan menggunakan debt to equity ratioyang dihasilkan dari hasil
2. Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang jadi akibat karena adanya variabel independen
(variabel bebas). Penelitian ini menggunakan variabel perataan laba (Income
Smoothing) sebagai variabel dependen. Praktik perataan laba diukur dengan
menggunakan Indeks Eckel. Indeks Eckel akan membedakan antara
perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak
melakukan perataan laba.Indeks Eckel untuk perusahaan yang tidak
melakukan perataan laba > 1, sedangkan untuk perusahaan yang melakukan
perataan laba < 1 (Eckel,1981).
3.3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabelindependen pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan.
Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan pada log natural total assets.
Profitabilitas yang didasarkan pada return on assets.Financial leverage yang
didasarkan pada debt to equity ratio. Informasi-informasitersebut diperoleh dari
laporan tahunan perusahaan.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tindakan perataan laba
(income smoothing).Praktik perataan laba diukur dengan menggunakan Indeks
Eckel. Indeks Eckel akan membedakan antara perusahaan-perusahaan yang
melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba. Indeks
Eckel untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba > 1, sedangkan untuk
Operasionalisasi variabel dalam penelitian disajikan pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Alat Ukur Skala
3.4Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2011:137) menjelaskan bahwa “data sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen”.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini didapat dari laporan tahunan
perusahaan melaui www.idx.com, situs resmi perusahaan serta Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Secara lebih rinci jenis dan sumber data disajikan
dalam bentuk tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
Data Jenis Data Sumber
Ukuran Perusahaan
(Total Asset)
Sekunder Laporan Tahunan
Perusahaan Perbankan
Tahun 2008 sampai 2011
Profitabilitas
(Return on Assets)
Sekunder Laporan Tahunan
Perusahaan Perbankan
Tahun 2008 sampai 2011
Financial Leverage
(Debt to Equity Ratio)
Sekunder Laporan Tahunan
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan.Untuk memperoleh hasil
penelitian yang diharapkan dibutuhkan data dan informasi yang mendukung
penelitian.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data
sekunder, yaitu peneliti tidak mendapatkan data melalui pengambilan data di
lapangan melainkan mengambil data melalui sumber lain yang telah menyediakan
data (data sekunder).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
didapat dengan cara :
1. Observasi analisis catatan
Observasi analisis catatan (record analysis) dapat berupa pengumpulan
data baik dari catatan data sekarang atau catatan data historis.
2. Pengambilan basis data
Teknik pengambilan basis data dilakukan untuk mendapatkan data arsip
sekunder, yaitu dengan mengakses situs di Bursa Efek Indonesia
www.idx.co.id, maupun ICMD. Sesuai dengan jenis data dalam
penelitian ini yaitu data sekunder dari perusahaan keuangan yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu laporan tahunan
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.5.1 Popoulasi
Menurut Husein Umar (2008:137) “Populasi adalah kumpulan elemen
yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) Populasi adalah “Wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 35 perusahaan
perbankan yang listeddi Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2011.
3.5.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:131) “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari
populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel (Probably Sampling).
Perusahaan perbankan yang terdaftar BEI merupakan sampel dalam
penelitian ini, dengan alasan seluruh perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI
merupakan perusahaan terbuka yang memiliki hubungan agensi yang cukup
dengan menggunakan metode purposive judgement sampling yaitu sampel dipilih
atas dasar kesesuaian sampel dengan kriteria pemilihan sampel berikut:
1. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2007-2011
menggunakan mata uang rupiah.
2. Perusahaan tidak melakukan merger atau akuisisi atau delisting selama
periode pengamatan. Bila perusahaaan melakukan akuisisi dan merger
selama periode pengamatan akan mengakibatkan variabel-variabel
dalam penelitian mengalami perubahan yang tidak sebanding dengan
periode sebelumnya. Sedangkan bila dilikuidasi maka hasil penelitian
tidak akan berguna karena perusahaan tersebut di masa yang akan
datang tidak lagi beroperasi.
3. Perusahaan yang laporan keuangannya dari tahun 2007-2011 tidak
berturut-turut merugi. Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat
Tabel 3.3 Seleksi Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah Sampel Awal 35
Pelanggaran Kriteria I
Emiten yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun
2007-2011.
0
Pelanggaran Kriteria II
Emiten yang melakukan akuisisi dan merger dan akuisisi
selama tahun 2007 – 31 Desember 2011.
16
Pelanggaran Kriteria IV
Emiten yang berturut-turut merugi.
0
Jumlah Sampel Akhir 19
Oleh karena itu, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
19 Perusahaan. Berikut ini perusahaan-perusahaan perbankan yang menjadi
Tabel 3.4
Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
No Nama Bank
1 PT. Bank Bukopin Tbk.
2 PT. Bank Bumi Artha Tbk. 3 PT. ICB Bank Bumi Putra Tbk. 4 PT. Bank Capital Indonesia Tbk. 5 PT. Bank Central Asia Tbk. 6 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk 7 PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 8 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk. 9 PT. Bank QNB Kesawan Tbk. 10 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 11 PT. Bank Mayapada Tbk.
12 PT. Bank Mega Tbk.
13 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 14 PT. Bank Nusantara parahyangan Tbk. 15 PT. Bank of India Indonesia Tbk. (swadesi) 16 PT. Bank Pan Indonesia Tbk.
17 PT. Bank Permata Tbk.
18 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 19 PT. Bank Victoria International Tbk.
3.6 Rancangan Analisis Datadan Uji Hipotesis
3.6.1 Rancangan Analisis Data
Setelah data yang terkumpul diolah, maka selanjutnya data hasil pengolahan
tersebut harus dianalisis supaya data tersebut menjadi data yang akurat.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel maupun
grafik.
2. Analisis deskriptif terhadap ukuran perusahaan dengan menghitung nilai
total asset sebagai indikator penilaian.
3. Analisis deskriptif terhadap profitabilitas perusahaan dengan menghitung
nilai return on assets sebagai indikator penilaian.
4. Analisis deskriptif terhadap financial leverage dengan menghitung nilai
debt to equity ratio sebagai indikator penilaian.
5. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan financial leverage terhadap perataan laba.
3.6.2 Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif yang dilakukan adalah dengan memberikan gambaran
tentang kondisi keempat variabel penelitian, baik dalam grafik, tabel maupun
deskripsi.
Sugiyono (2011:147) berpendapat bahwa:
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi.
Berikut analisis deskriptif dari masing-masing variabel yang diteliti.
1. Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan
Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai equity, nilai
penjualan, atau nilai total aktiva (assets).totalasset dipilih karena lebihstabildan
representatif dalammenunjukkanukuranperusahaan dibandingkan
kapitaliasipasardanpenjualan yang sangatdipengaruhioleh demand and
supply.Analisis data deskriptif ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus
sebagi berikut.
2. Analisis Deskriptif Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba melalui semua kemampuan serta sumber daya yang ada.Profitabilitas
perusahaan dapat dilihat melalui rasio return on assets.Return on
assetsmerupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih sebelum dipotong
pajak.Analisis data deskriptif profitabilitas dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
3. Analisis Deskriptif Financial Leverage.
Financial Leverage mencerminkan seberapa banyak aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan dipakai untuk membiayai hutang.Financial Leverage dapat dilihat
melalui debt to equity ratio.Analisis datadeskriptiffinancial leverage dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
4. Analisis Deskriptif Perataan Laba.
Tindakan perataan laba dapat diukur dengan Indeks Eckel.Eckel menggunakan
Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penghasilan
bersih. Analisis data deskriptif tindakan perataan laba dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
3.6.3 Analisis Statistik
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian model regresi multipel dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji
asumsi klasik yang digunakan adalah: IS= DER=
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi yang
kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:
1 Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2 Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Apabila terdapat
multikolinieritas yang tinggi, maka akan menyebabkan kesulitan untuk
membedakan dan memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience
Inflation Factor).Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai
dalam uji ini adalah jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak
terjadi multikolinieritas (Situmorang, 2008:104).
2. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
dinamakan ada problem autokorelasi yang menyebabkan model yang
digunakan tidak layak dipakai.
Autokorelasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Inersia, dimana adanya momentum yang masuk ke dalam variabel-variabel
bebasnya secara terus menerus sehingga mempengaruhi nilai variabel
bebasnya.
b. Terjadinya penyimpangan spesifikasi akibat adanya variabel-variabel
independen lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.
c. Bentuk fungsi yang salah.
d. Adanya tenggang waktu.
Autokorelasi muncul karena muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya.Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji
Durbin-Watson (DW).
Adapun kriteria pengujianuji Durbin-Watson (DW)adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai DW dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif.
b. Jika nilai DW diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi.
c. Jika nilai DW diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 3.5
Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak
lagi efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila ada koefisien korelasi dari
masing-masing variabel bebas yang signifikan pada tingkat signifikansi
5%.Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya
dengan melihat scatter plot. Suatu model regresi yang baik didapatkan apabila
sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik,
seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya.
3.6.3.2Uji Linearitas
Menurut Santosa dan Ashari (2005:244), uji linearitas menyatakan bahwa
untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan
dependen harus linear. Asumsi ini akan menentukan jenis persamaan estimasi
yang digunakan, apakah persamaan logaritma, persamaan kubik, atau interse.
Tabel 3.6
Analisis Varians Untuk uji kelinearan Regresi
Keterangan:
dk : Derajat Kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
KT : Kuadrat Tengah
Rumus untuk mencari jumlah kuadrat-kuadrat karena regresi:
Sudjana (2005:328)
Keterangan :
JK(b│a) = Jumlah kuadarat-kuadrat karena regresi (a) b = Koefisien regresi b
n = Jumlah sampel
∑XiYi = Jumlah keseluruhan dari perkalian nilai variable X dan Y ∑Xi = Jumlah keseluruhan dari nilai variabel X
∑Yi = Jumlah keseluruhan dari nilai variabel Y
Rumus untuk mencari jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan eksperimen:
Sudjana (2005:328)
Keterangan:
JK(E) = Jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan eksperimen
Ni = Jumlah sampel
Rumus untuk mencari jumlah kuadrat-kuadrat untuk tuna cocok model linear:
Sudjana (2005:328)
Keterangan:
JK(TC) = Jumlah kuadrat-kuadrat untuk tuna cocok model linear
JKres = Jumlah kuadrat-kuadrat residu
JK(E) = Jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan eksperimen
3.6.3.3Analisis Regresi Multipel
Pada dasarnya regresi adalah sebuah alat statistik yang memberikan
penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau
lebih.Sugiyono (2011:260) menyebutkan bahwa analisis regresi dilakukan untuk
melakukan prediksi berapa nilai variabel dependent bila nilai variabel independent
dimanipulasi (dirubah-rubah).
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang terdiri dari tiga variabel
bebas dan satu variabel terikat, ukuran perusahaan yaitu sebagai X1, profitabilitas
sebagai X2, financial leverage sebagai X3 dan perataan laba (income smoothing)
sebagai Y. Karena variabel yang diteliti berjumlah lebih dari dua, maka jenis
regresi yang digunakan adalah regresi multipel. Dengan menggunakan analisis
profitabilitas (X2) dan financial leverage (X3) terhadap perataan laba (income
smoothing) (Y).
Bentuk umum persamaan regresi multipel adalah sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011:275)
Untuk mencari nilai a, b1, b2, b3 dapat menggunakan persamaan berikut:
(Sugiyono, 2011:278)
Dimana:
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien arah regresi dari total assets, return on assets dan debt
to equity ratio.
X1 = Ukuran Perusahaan (Total Assets)
X2 = Profitabilitas (Net Profit Margin)
X3 = Financial Leverage (Debt to Equity Ratio)
Y = Perataan Laba
n = Ukuran sampel atau jumlah sampel data
3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
∑Y = an + b1∑X1 + b2∑X2 + b3∑X3
∑X1Y= a∑X1 + b1∑X12 + b2∑X1X2 + b3∑X1X3
∑X2Y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22 + b3∑X2X3
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol
dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho)
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variabel independen (X) yaitu ukuran perusahaan (X1),
Profitabilitas (X2) dan financial leverage (X3) terhadap perataan laba sebagai
variabel dependen (Y).
3.6.4.1Uji F
Uji F atau uji serentak adalah uji global yang dimaksudkan untuk melihat
kemampuan menyeluruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen.Kesimpulan ini dapat dilihat dari nilai signifikansi F hitung. Bila
signifikansinya lebih tinggi daripada tingkat keyakinan (α=0,05) maka seluruh
variabel independen tidak punya pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependennya, begitupun sebaliknya. Bila signifikansinya lebih kecil daripada
tingkat keyakinan (α=0,05) maka seluruh variabel independen mempunyai
persamaan regresi yang terbentuk dapat dijadikan prediksi untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.
Rumus uji F adalah sebagai berikut.
F=
(Sudjana: 2005,355)
Jk (Reg) = b1∑X1Y+b2∑X2Y+b3∑X3Y
Jk (S) = ∑Y2
-Jk (Reg)
Dimana:
F = Statistik uji korelasi
k = Jumlah variabel independen
n = Banyaknya data
R2 = Koefisien determinasi
H0: Semua βi = 0 : Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan,profitabilitas dan financial leverageterhadap Perataan laba.
Ha: Tidak Semua βi ≠ 0 : Terdapat pengaruhukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverageterhadap Perataan laba.
Untuk mengetahui pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan
financial leverage terhadap perataan laba dilakukan uji t dengan rumus sebagai
berikut:
(Sudjana: 2005,325)
(dengan dk=n-2 dan taraf kesalahan 0,05)
Dimana:
b = koefisien regresi sampel
Sb = standard error sampel
Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima maka dapat
menggunakan pedoman sebagai berikut:
Untuk variabel ukuran perusahaan dan financial leverage:
- Jika t-hitung>- t-tabel, maka Ho ditolak dan Haditerima, yang berarti
semakin besar ukuran perusahaandan financial leverage
menurunkanindeks perataan laba.
- Jika t-hitung< t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti yang berarti
semakin besar ukuran perusahaandan financial leverage tidak
menurunkanindeks perataan laba.
- Jika t-hitung>t-tabel, maka Ho ditolak dan Haditerima, yang berarti
semakin besar profitabilitas menaikkanindeks perataan laba.
- Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti yang berarti
semakin besar profitabilitas menaikkanindeks perataan laba.
H0: β1≥ 0 :Ukuran perusahaantidakberpengaruh terhadap perataan laba.
Ha: β1<0 : Ukuran perusahaanberpengaruh positif terhadap perataan laba.
H0: β2≤ 0 :Profitabilitas tidakberpengaruh terhadap perataan laba.
Ha: β2> 0 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap perataan laba.
H0: β3≥ 0 :Financial leveragetidakberpengaruh terhadap perataan laba.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap perataan laba, maka
pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan sekaligus
memberikan saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
1. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan jumlah aset perbankan
rata-rata terus meningkat selama periode 2008-2011, profitabilitas yang dilihat
dari return on assets perusahaan cenderung terus mengalami kenaikan
hingga tahun 2011, Financial leverage yang dinilai dengan debt equity
ratio perusahaan cenderung mengalami penurunan hingga tahun 2011.
2. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung melakukan
perataan laba. Perusahaan dengan profitabilitas lebih besar cenderung
tidak melakukan perataan laba. Penggunaan hutang pada perusahaan tidak
mempengaruhi perusahaan melakukan perataan laba atau tidak. Secara
simultan ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage
5.2Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat dikemukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi para investor, dalam pengambilan keputusan investasi dapat
mempertimbangkan keseluruhan aspek fundamental maupun melihat dari
aspek tehnikal untuk menilai kinerja perusahaan, yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap hasil investasi yang diharapkan.
2. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian yang
serupa dapat melakukan penelitian lanjutan dengan mempergunakan
variabel lain seperti faktor rencana bonus, jenis industri, maupun
kebijakan deviden, good corporate governance serta penggunaan indeks
lain, seperti Indeks Michelson (1995) untuk mengklasifikasikan
perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan
perataan laba, serta menambah rentang waktu pengamatan serta jenis
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R.N dan Govindarajan, V. 2004. Management Control System, edisi 11, Mc Graw-Hill, New York.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, A. A., Kaplan, R. S., & Young, S. M. 2004. Management Accounting. (4th ed.) Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall
Belkaoui, Ahmad Riahi.2000. Teori Akuntansi; Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta.
_______”, 2007. Teori Akuntansi, Buku 2, Salemba Empat : Jakarta.
Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sebelas, PT. Salemba Empat, Jakarta.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok materi Metadologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Husein, Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
ICMD (Indonesian Capital Market Directory).
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Distribusi. Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. BPFE, Yogyakarta.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba Teori Dan Model Empiris. Jakarta : Grasindo.
Situmorang, Syafrizal Helmi, 2008. Analisis Data Penelitian, Medan: USU Press.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik (edisi ke-6). Bandung: Tarsito.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
_______”.2011. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto. S.K. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2 Buku 2.Jakarta : Salemba Empat.
Wolk, Harry I. and Michael G. Tearney. 1997. Accounting Theory. International Thomson Publishing.
SumberLain :
JurnaldanPenelitian :
Abiprayu, Kris Brantas. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Kualitas Audit, dan Dividend Payout Ratio terhadap Perataan Laba (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2006-2009). Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro
Aji, Dhamar Aji dan Aria Farah Mita. 2010 “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan struktur Kepemilikan Terhadap Praktek Perataan Laba : Studi Empiris Perusahaaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. SimposiumNasionalAkuntansi XIII Vol.I.
Amanza, Arya Hagaganta. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing)”, Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Basuki, Ismu. 2006. “Pengaruh Rasio-rasio Keuangan terhadap Return Saham. Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Universitas Sumatera Utara
Benardi, Meliana dan Sutrisno. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi. Simposium Nasional Akuntansi.
Budiasih, Igan. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan
laba”. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 4 No.1. Januari.
Budhijono, Fongnawati. 2006. “Evaluasi Perataan Laba pada Industri
Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”. Akuntabilitas, Vol.6, No.1: 70-79.
Budileksmana, Antariksa dan Eka Andriani, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek