• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Nandang Agus Triana, 2015

ABSTRAK

Nandang Agus Triana (2015). Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK”. Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan asesmen (penilaian) kinerja yang dilakukan pendidik (guru) pada suatu penilaian kompetensi belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memvalidasi asesmen kinerja kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor antara kinerja di bengkel otomotif dan SMK. Metode yang digunakan adalah metode evaluasi. Metode ini adalah metode yang bertujuan sebagai penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan assessment. Pengambilan dan pengolahan data dalam metode ini difokuskan untuk memvalidasi asesmen kinerja kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor dengan kinerja yang dilakukan di bengkel otomotif dan SMK. Asesmen kinerja dilakukan pada siswa untuk mengetahui hasil dari asesmen kinerja tersebut, sehingga diketahui perubahan hasil dari asesmen kinerja awal dengan asesmen kinerja akhir setelah diberikannya treatment. Desain penelitian menggunakan desain one group pretest posttest dengan penilaian dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada penilaian awal (pretest) dan penilaian akhir (posttest). Penilaian posttest dilakukan setelah treatment diberikan. Berdasarkan hasil penelitian validasi terhadap asesmen kinerja terdapat beberapa indikator yang kurang sesuai antara instrumen dengan kinerja di bengkel otomotif dan SMK. Kurang sesuainya kinerja tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja belum berdasarkan Standard Operation Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Hasil dari asesmen kinerja pada siswa mengalami kenaikan rata-rata pada nilai posttest. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya treatment yang diberikan.

(2)

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

ABSTRACT

Nandang Agus Triana (2015). Comparison test performance assessment wheel, tire, chain motorcycle service competency between Automotif shop and Technique High School”. Machine Technique Education Departement Technology and Technique Education Faculty Education University of Indonesia.

This research was held based on performance assessment work problem that teacher did at certain competency assessment that doesn’t incompatible yet with certain standard. The goal of this research is to validate performance assessment wheel, tire, chain motorcycle service competency between Automotif shop and Technique High School . This research used evaluation method which is the method that aim for evaluate certain collected data by assessment activity. Data taken and processing focused for evaluate performance assessment wheel, tire, chain motorcycle service competency between Automotif shop and Technique High School. Performance assessment was given to students that aim for to know the result of it so that result-change of the first performance assessment and the last one can be known after give some treatment. The research design use one group pre-test post-test design which assessment has doing twice, the first one is pre-test and the last one is post-test. Post-test assessment was held after give some treatment. Based on validation research result to performance assessment can be found some incompatible indicator between instrument and performance in Automotif shop and Technique High School . That incompatible performance save to say that the performance doesn’t do based on standard of Operational Procedure yet. Result of student’s performance assessment happened to increase average toward post-test value. It because there’s treatment.

Keywords: Performance Assessment, Evaluation, Validation, Pretest, Posttest,

(3)

i

Nandang Agus Triana, 2015

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Penilaian dan Evaluasi ... 9

1. Konsep Penilaian (Asesmen) ... ... 9

2. Konsep Evaluasi ... 12

B. Penilaian (Asesmen) dan Evaluasi Dalam Penelitian ... 15

1. Model Evaluasi ... 16

2. Pendekatan Evaluasi ... 18

C. Validasi Instrumen ... 20

1. Pengertian Validasi ... 20

2. Jenis-jenis Validitas ... 22

D. Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ... 24

(4)

ii

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Kinerja ... 25

3. Karakteristik dan Kriteria Penilaian Kinerja ... 26

4. Prinsip dan Langkah-langkah Penilaian Kinerja ... 27

5. Bentuk Penskoran Penilaian Kinerja ... 28

E. Kompetensi Sercie Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor ... 29

1. Pengertian Kompetensi ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 61

1. Teknik Pengumpulan Data ... 61

2. Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67

1. Kinerja di Bengkel ... 67

2. Prosedur Kerja di SMK ... 73

3. Uji Keterbandingan antara Prosedur Service pada Buku Pedoman Reparasi dengan Kinerja Bengkel dan Prosedur di SMK ... 84

4. Uji Rater atau Judgement Ahli ... 93

5. Uji Reliabilitas Instrumen (Uji Antar Rater) ... 96

6. Uji Kebermaknaan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor pada Siswa SMK ... 101

(5)

iii

Nandang Agus Triana, 2015

1. Pembahasan Hasil Uji Keterbandingan ... 112

2. Pembahasan Hasil Uji Antar Rater (Inter Rater Reliability) ... 113

3. Pembahasan Hasil Uji Kebermaknaan ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 121

(6)

iv

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Roda Tipe Jari-Jari ... 32

2.2 Roda Tipe Komposit ... 32

2.3 Roda Tipe Besi Tuang ... 33

2.4 Roda Tipe Khusus ... 33

2.5 Ban Tipe Radial ... 34

2.6 Ukuran Ban Satuan Metric ... 35

2.7 Ukuran Ban Satuan Inchi ... 35

2.8 Batas TWI (Tread Wear Indicator) ... 36

2.9 Jenis Ban Tube Type atau Tubeless ... 36

2.10 Lot Number ... 37

2.11 Speed Symbol dan Load Index ... 37

2.12 Tanda Anak Panas pada Ban ... 38

2.13 Tanda Max Load ... 38

2.14 Kode Ban dan Cara Membacanya ... 38

2.15 Komponen-komponen pada Finar Drive ... 39

2.16 Alat Penopang Roda ... 40

2.17 Blok-V ... 40

2.18 Dial Tester Indicator ... 40

2.19 Pressure Gauge ... 41

2.20 Vernier Caliper ... 41

2.21 Outside Micrometre ... 41

2.22 Konstruksi Ban depan ... 41

2.23 Melepaskan Roda dari Sepeda Motor ... 42

(7)

v

Nandang Agus Triana, 2015

2.25 Melepaskan Panel Rem ... 42

2.26 Melepaskan Sil Debu ... 43

2.27 Melepaskan Bantalan Roda ... 43

2.28 Mengukur Keolengan Poros ... 43

2.29 Memeriksa Putaran Bantalan Roda ... 44

2.30 Memeriksa Keolengan Rim ... 44

2.31 Pemasangan Bantalan Roda ... 45

2.32 Pemasangan Sil Debu dan Collar Samping ... 45

2.33 Pemasangan Roda Depan ... 45

2.34 Pemasangan Poros ... 46

2.35 Melepaskan Lengan Stopper Panel Rem ... 46

2.36 Melepaskan Mur Poros ... 46

2.37 Melepaskan Mur Selongsong ... 47

2.38 Melepaskan Sproket ... 47

2.39 Melepaskan Rakitan Panel Rem ... 47

2.40 Melepaskan Karet Peredam ... 48

2.41 Melepaskan Bantalan Roda ... 48

2.42 Memeriksa Keolengan Poros Roda Belakang ... 48

2.43 Memeriksa Keolengan Roda Belakang ... 49

2.44 Memeriksa Bantalan Roda Belakang ... 49

2.45 Memeriksa Keausan Gigi Sproket ... 49

2.46 Memeriksa Diameter dalam Tromol ... 50

2.47 Memeriksa Diameter Pad Rem ... 50

2.48 Memasang Pad Rem pada Tromol ... 50

2.49 Memasang Bantalan Roda ... 51

2.50 Memasang Karet Peredam ... 51

2.51 Memasang Sproket ... 51

2.52 Memasang Penyetel Rantai ... 52

2.53 Memasang Roda Belakang ... 52

(8)

vi

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

2.55 Pemeriksaan Terhadap Ban ... 53

2.56 Memeriksa Jarak Main Bebas Rantai ... 53

2.57 Mengencangkan Mur Selongsong dan Mur Poros ... 54

2.58 Membuka Klip Penyambung Rantai ... 54

2.59 Membersihkan Rantai ... 54

4.1 Siswa Melepas Mur Poros ... 102

4.2 Siswa Melepas Poros Roda ... 102

4.3 Siswa Melepas Roda dari Sepeda Motor ... 102

4.4 Siswa Memeriksa Keolengan Poros Roda ... 103

4.5 Siswa Memeriksa Keolengan Rim Roda ... 103

4.6 Siswa Memeriksa Kondisi Bantalan Roda ... 103

4.7 Siswa Memeriksa Ketebalan Piringan Cakram ... 104

4.8 Siswa Memeriksa Ketebalan Pad Rem ... 104

4.9 Siswa Memeriksa Kondisi Karet Peredam ... 104

4.10 Siswa Memeriksa Kondisi Sproket ... 105

4.11 Siswa Memeriksa Kondisi Rantai ... 105

4.12 Siswa Memeriksa Kondisi Ban ... 105

4.13 Siswa Memasang Roda pada Sepeda Motor ... 106

4.14 Siswa Memasang Poros Roda ... 106

4.15 Siswa Memasang Mur Stopper dan Mur Penyetel Rem ... 106

4.16 Siswa Memasang Mur Poros Roda ... 107

4.17 Siswa Menyetel Jarak Main Bebas Rantai ... 107

4.18 Siswa Mengencangkan Mur Poros Roda ... 107

(9)

vii

Nandang Agus Triana, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Load Index dan Speed Symbol ... 37

3.1 One Group Pretest Posttest Design ... 58

4.1 Tabel Prosedur Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Honda Supra X Menurut Bengkel ... 68

4.2 Tabel Prosedur Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Honda Supra X di Bengkel ... 72

4.3 Tabel Prosedur Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Honda Supra X di SMK ... 73

4.4 Prosedur Service Roda, Ban, dan Rantai Menurut Buku Pedoman Reparasi Sepeda Motor Honda Supra X ... 79

4.5 Uji Keterbandingan Service Roda, Ban, dan Rantai antara Prosedur Service pada Buku Pedoman Reparasi Sepeda Motor Honda Supra X, Bengkel, dan SMK ... 86

4.6 Instrumen Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor ... 95

4.7 Tabel Penilaian Dua Orang Rater ... 97

4.8 Tabel Bentuk Proporsi Persetujuan Rater ... 99

4.9 Tabel Proporsi Persetujuan Rater ... 99

4.10 Nilai Pretest Siswa ... 109

(10)

viii

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Lampiran 1 RPP ... 122

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 125

Lampiran 3 Instrumen Penelitian ... 126

Lampiran 4 Lembar Kerja (Job Sheet) ... 131

Lampiran 5 Penilaian Kinerja Berdasarkan BSNP ... 136

Lampiran 6 Lembar Penilaian ... 142

Lampiran 7 Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 148

Lampiran 8 Validasi dengan Judgement Ahli ... 150

Lampiran 9 Keterangan Validasi ... 160

Lampiran 10 Penilaian Rater ... 162

Lampiran 11 Surat Penelitian ... 172

Lampiran 12 Surat Keterangan Hasil Penelitian ... 176

Lampiran 13 Surat Ijin Validasi ... 180

Lampiran 14 Surat Peminjaman Alat Workshop Otomotif ... 182

Lampiran 15 SK Pembimbing ... 183

Lampiran 16 Daftar Bimbingan ... 185

Lampiran 17 Lembar Pengesahan Seminar I ... 187

Lampiran 18 Surat Undangan Seminar I ... 188

Lampiran 19 Berita Acara Seminar I ... 189

(11)

ix

Nandang Agus Triana, 2015

(12)

1

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN No.20/2003) menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Maksud dari Undang-Undang tersebut jelas, bahwa Undang-Undang tersebut menekankan pada peningkatan dari kualitas sumber daya manusia. Kualitas dari sumber daya manusia tersebut yang nantinya akan menciptakan persaingan dengan negara-negara yang lain, karena dengan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas maka Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara yang lain yang terlebih dahulu telah menghasilkan sumber daya manusia yang baik.

Pendidikan merupakan sektor penting bagi terciptanya kualitas sumber daya manusia, karena dari pendidikan itulah manusia akan memiliki pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan prilaku yang baik. Pendidikan memiliki jenjang dan tahapan, dan salah satu jenjang atau tahapan pada pendidikan yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

(13)

2

Nandang Agus Triana, 2015

kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta belajar terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Hal serupa tercantum juga pada tujuan khusus pendidikan menengah dalam Dokumen I KTSP SMK yang menyatakan bahwa:

(f) menyiapkan siswa agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai bidang dan program keahlian yang diminati.

(g) membekali siswa agar mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

Berdasarkan isi yang tercantum dari kedua sumber di atas dapat diartikan bahwa, tujuan dari pendirian SMK adalah untuk menciptakan dan menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang siap memasuki dan menciptakan lapangan kerja baru. Lulusan SMK diharapkan mampu bersaing di dunia kerja dengan kompetensi atau keterampilan yang mereka dapatkan di SMK. Tercantum dalam Pasal I ayat (17) Undang-Undang SPN nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I ayat (1) PP No. 19 tahun 2005 yang menyatakan bahwa:

Lingkup dari Standar Nasional Pendidikan meliputi delapan standar yaitu: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, (8) standar penilaian.

Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan standar yang saling berhubungan dengan dunia pendidikan. SMK merupakan salah satu jenjang pendidikan yang harus memenuhi seluruh standar yang telah ditetapkan. Pemenuhan standar pendidikan tersebut sangat berpengaruh terhadap pembelajaran disetiap SMK, karena setiap standar memiliki fungsi masing-masing sesuai yang telah ditetapkan.

(14)

3

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

Salah satu standar pendidikan yang harus dipenuhi oleh SMK adalah standar tentang penilaian.

Standar penilaian merupakan salah satu standar nasional pendidikan yang harus dipenuhi oleh seluruh SMK. Standar penilaian tersebut berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Seperti tercantum dalam Pasal I ayat (17) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I ayat (1) PP No. 19 tahun 2005 yang menyatakan bahwa “Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian

hasil belajar peserta didik”.

Penjelasan selanjutnya dikembangkan aturan pelaksanaannya dalam PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 63 Ayat (1) yang menyatakan bahwa:

Penilaian pendidikan khususnya penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas tiga kelompok, yaitu: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Pasal tersebut menjelaskan tentang penilaian hasil belajar siswa pada suatu jenjang pendidikan yang salah satunya yaitu penilaian terhadap hasil belajar siswa yang dilakukan oleh pendidik. Dijelaskan dalam Pasal 64 Ayat (1) PP No. 19 Tahun 2005 yang menjelaskan bahwa:

Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, sebagai bahan penyusunan laporan hasil belajar, memperbaiki proses pembelajaran, sesuai dengan berbagai kajian teori yang telah dibahas, penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi.

(15)

4

Nandang Agus Triana, 2015

Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa harus diperoleh dari data yang sahih melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan. Tercantum pada prinsip penilaian menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP):

Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data sahih yang diperoleh melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi persyaratan dengan mendasarkan diri pada beberapa prinsip, diantaranya: mendidik, terbuka atau transparan, menyeluruh, terpadu, obyektif, sistematis, berkesinambungan, adil, dan pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik juga harus memenuhi beberapa standar yang telah ditetapkan. Tercantum dalam pedoman umum penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang menyatakan bahwa:

Standar penilaian oleh pendidik merupakan standar yang mencakup standar umum penilaian, standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan penilaian, standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian, serta standar pemanfaatan hasil penilaian.

Berdasarkan penjelasan yang tercantum pada pedoman BSNP tersebut dapat diartikan bahwa dalam pelaksanaan penilaian, pendidik harus memperhatikan setiap aspek yang harus dipenuhi dalam melakukan suatu penilaian. Aspek-aspek tersebut diantaranya tentang standar dari suatu penilaian maupun pelaksanaan dari penilaian itu sendiri. Penilaian yang dilakukan pendidik bisa menggunakan cara atau teknik yang berbeda sesuai yang telah ditetapkan oleh BSNP. Salah satu teknik penilaian yang bisa dilakukan yaitu teknik penilaian kinerja.

Teknik penilaian (asesmen) kinerja merupakan salah satu teknik penilaian yang bisa dilakukan oleh pendidik dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa. Tercantum dalam Pedoman umum BSNP yang menyatakan bahwa:

Penilaian kinerja adalah berbagai jenis penilaian yang dapat berbentuk penilaian keterampilan tertulis, penilaian identifikasi, penilaian simulasi, uji petik kerja, dan sebagainya. Melalui penilaian kinerja ini peserta didik mendemonstrasikan unjuk kerja sebagai perwujudan kompetensi yang telah dikuasainya.

(16)

5

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

penilaian tersebut sangat berpengaruh terhadap ketercapaian hasil belajar siswa. Ketercapaian hasil belajar siswa pada suatu kompetensi akan terlihat jelas dengan penggunaan standar penilaian yang telah ditetapkan.

Kompetensi service roda, ban, dan rantai merupakan salah satu kompetensi di Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) yang ada di SMK. Kompetensi tersebut lebih mengedepankan pada penguasaan keterampilan, sehingga dalam melakukan penilaiannya pendidik harus menggunakan standar penilaian yang telah ditetapkan. Penggunaan standar penilaian tersebut bertujuan agar keterampilan siswa dapat dinilai secara menyeluruh, sehingga ketercapaian kompetensi dari siswa dapat terlihat dengan jelas.

Kenyataan yang sebenarnya terjadi tidak semua pendidik melakukan penilaian terhadap ketercapaian suatu kompetensi berdasarkan standar penilaian yang telah ditetapkan. Berbagai alasan muncul dengan tidak menggunakannya standar penilaian yang telah ditetapkan pada proses penilaian suatu kompetensi. Berbagai kendala yang menjadi alasan pendidik tidak melakukan penilaian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, salah satunya ketersediaan peralatan praktik di sekolah yang kurang memadai.

Ketersedian peralatan praktik merupakan salah satu yang menjadi penghambat penilaian yang dilakukan. Kurangnya peralatan menyebabkan penilaian yang dilakukan oleh pendidik belum sesuai dengan standar penilaian yang telah ditetapkan. Salah satu kendala tersebut muncul dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada salah seorang pendidik (guru) mata pelajaran produktif Jurusan TSM di SMKN 1 Cikaum Kab.Subang. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 5 September 2014. Pertanyaan yang diajukan peneliti yaitu mengenai penilaian terhadap ketercapaian suatu kompetensi yang salah satunya penilaian kinerja untuk menilai keterampilan siswa.

Pendidik (guru) yang bernama Ade Nurman Sucipto, ST tersebut menjelaskan bahwa “ketersediaan peralatan praktik yang belum memadai merupakan salah satu kendala bagi kami (guru) dalam menerapkan standar penilaian yang telah ditetapkan pada suatu penilaian. Terutama pada penilaian

(17)

6

Nandang Agus Triana, 2015

Akibat dari realita yang terjadi menyebabkan siswa kurang memiliki keterampilan pada setiap kompetensi, salah satunya pada kompetensi service roda, ban, dan rantai. Kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh siswa menyebabkan tidak tercapainya suatu kompetensi, sehingga siswa kurang menguasai suatu kompetensi. Tidak tercapainya penguasaan suatu kompetensi oleh siswa tersebut didasari karena penilaian yang dilakukan pendidik (guru) belum sesuai dengan standar penilaian yang telah ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan yang terjadi. Permasalahan tersebut peneliti ambil, sehingga peneliti tertarik untuk mengambil

judul tantang “Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan untuk menemukan sumber-sumber utama dalam suatu permasalahan. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Belum adanya standar yang jelas pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor di SMK.

2. Penilaian yang dilakukan oleh guru belum sesuai dengan standar penilaian yang telah ditetapkan, salah satunya pada penilaian (asesmen) kinerja.

3. Siswa kurang memiliki keterampilan pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk membatasi masalah-masalah dalam suatu penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan yaitu pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

(18)

7

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

D. Perumusan Masalah

Penulis melihat perlunya merumuskan masalah penelitian agar dapat dicapai tujuan yang lebih terarah. Rumusan masalah dalam penelitian yang akan diteliti

dirumuskan sebagai berikut: “bagaimana uji keterbandingan asesmen kinerja pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor antara bengkel otomotif dan SMK?”.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan hasil uji keterbandingan asesmen kinerja kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor antara bengkel otomotif dan SMK.

2. Untuk mendeskripsikan hasil uji antar rater (Inter Rater Reliability) pada instrumen kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

3. Untuk mendeskripsikan hasil uji kebermaknaan pada asesmen kinerja kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya:

1. Bagi peserta didik, dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

2. Bagi guru, dapat melaksanakan asesmen kinerja pada setiap kompetensi sesuai dengan standar penilian yang telah ditetapkan salah satunya asesmen kinerja pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

3. Bagi kepala sekolah, dapat menerapkan standar penilaian pada setiap kompetensi sesuai dengan standar penilaian yang telah ditetapkan.salah satunya standar asesmen kinerja pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

(19)

8

Nandang Agus Triana, 2015 G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan urutan penyusunan materi dalam penulisan skripsi agar susunannya teratur. Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan maslaah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mencakup teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tentang metode penelitian dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DA SARAN

(20)

57

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan. Penentuan atau pemilihan metode sangat penting karena akan membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Menurut Sugiyono (2012:2) mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi, seperti yang dikemukakan oleh Kumano, Y (dalam Wulan, A.R, 2011:6) “evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan assessment”. Jenis metode evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu evaluasi internal dan evaluasi sumatif.

Metode evaluasi internal digunakan untuk mengevaluasi setiap indikator pada intrumen yang dilakukan oleh validator. Evaluasi internal menurut Tayibnaspis, F.Y (2008:8) “evaluasi internal dilakukan oleh evaluator dari dalam proyek atau program”. Metode evaluasi sumatif digunakan untuk penilaian terhadap kinerja siswa (performance assessment), dimana kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor telah dipelajari oleh siswa sebelumnya. Menurut Tayibnaspis, F.Y (2008:7) “evaluasi sumatif dilakukan diakhir program untuk memberikan informasi kepada konsumen yang potensial tentang manfaat atau kegunaan program”.

2. Desain Penelitian

(21)

58

Nandang Agus Triana, 2015

diambil”. Setiap penelitian harus direncanakan, sehingga diperlukan suatu desain penelitian. Jenis desain yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Uji Validitas Keterbandingan.

2. Uji Antar Rater (Inter Rater Reliability). 3. Uji Kebermaknaan.

Cara untuk melakukan uji kebermaknaan yaitu menggunakan desain One Group Pretest Posttest Design dengan bentuk penilaian pretest-posttest, berikut

desain penelitian yang digunakan:

Tabel 3.1

One-Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sumber: Sugiyono, 2012: 76)

Keterangan :

O1 = Nilai Pretest (sebelum diberi perlakuan).

O2 = Nilai Posttest (setelah diberi perlakuan).

X = Perlakuan (treatment).

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada penilaian (asesmen) kinerja dilakukan dua kali, yaitu penilaian pretest dan penilaian posttest. Penilaian pretest dilakukan sebagai penilaian awal terhadap siswa sebelum diberikan perlakuan atau treatment. Penilaian posttest dilakukan sebagai penilaian akhir terhadap siswa

setelah diberikan perlakuan atau treatment. Penilaian yang dilakukan terhadap siswa yaitu berupa penilaian kinerja (performance assessment) dari siswa pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

(22)

59

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Terdapat dua populasi pada penelitian yang akan dilakukan, yaitu:

a) Populasi pertama adalah seluruh siswa jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) di SMKN Cikaum Kabupaten Subang.

b) Populasi kedua adalah seluruh bengkel otomotif (bengkel sepeda motor) di Kabupaten Subang.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto, S (2013:174) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Pendapat serupa dikemukakan oleh Sugiyono (2012:81) yaitu “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Penjelasan dari kedua ahli tersebut tentang sampel dapat ditarik kesimpulannya bahwa sampel merupakan bagian terkecil dari suatu populasi.

Terdapat dua sampel yang diambil pada penelitian yang dilakukan, yaitu: a) Sampel pertama adalah siswa kelas XII jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM)

SMKN Cikaum Kabupaten Subang.

b) Sampel kedua adalah tiga bengkel otomotif (bengkel sepeda motor Honda) di Kabupaten Subang.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Sampling Purposive yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu supaya

memberikan data yang akurat. Seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2012:85): “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

C. Lokasi Penelitian

Terdapat empat lokasi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: a) SMK Negeri Cikaum Kabupaten Subang yang beralamat di Jl. Ampera No.1

(23)

60

Nandang Agus Triana, 2015

b) PD. Lima Motor yang beralamat di Jl. Letjend Suprapto No. 21 Kabupaten Subang. Telp. (0260) 414668/414669.

c) PT. Pasifik Motor Subang yang beralamat di Jl. Otista No. 81 Sukamelang Kabupaten Subang.

d) Tridjaya Motor yang beralamat di Jl. Raya Pagaden No. 6 Pagaden Kabupaten Subang.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini perlu diketahui definisi operasional dari setiap variabel untuk menghindari ketidakjelasan arti variabel-variabel yang akan diteliti. Definisi operasional dari variabel-variabel tersebut dinyatakan sebagai berikut: 1. Uji Keterbandingan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

perbandingan antara prosedur pada buku pedoman reparasi dengan kinerja di bengkel dan prosedur di SMK.

2. Asesmen Kinerja menurut Wulan, A.R (2010:1) merupakan “penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan”.

3. Sepeda Motor yang dimaksud pada variabel ini adalah salah satu moda transportasi roda dua.

4. Bengkel Otomotif yang dimaksud pada variabel ini adalah tempat perawatan dan perbaikan komponen-komponen kendaraan, dalam penelitian ini adalah kmponen-komponen kendaraan sepeda motor.

E. Instrument Penelitian

Menurut Sugiyono, (2012:102) mengemukakan bahwa “ Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Berdasarkan penjelasan tersebut, instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan keterampilan siswa yaitu pada kompetensi service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

(24)

61

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi saat melakukan prosedur kerja pada kompetensi service roda, ban, dan rantai dengan baik dan benar. Instrumen penilaian yang dibuat merujuk pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh BSNP. Penilaian pada setiap ndikator memiliki rentang atau skala poin tertentu yang bisa diberikan pada siswa. Kisi-kisi instrumen dan instrumen penelitian telah dilampirkan dan dapat dilihat dibagian lampiran 2 dan 3.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur pada penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Melakukan observasi ketiga bengkel otomotif untuk melakukan penelitian awal terhadap prosedur service roda, ban, dan rantai sepeda motor. Prosedur tersebut kemudian didokumentasikan baik dengan gambar (berupa photo) dan dengan mencatat setiap respon yang dilakukan atau yang dikerjakan oleh mekanik di bengkel tersebut selama melakukan observasi.

2. Melakukan validasi dengan menggunakan uji keterbandingan pada setiap indikator yang terdapat pada instrumen dengan kinerja yang dilakukan di bengkel dan prosedur di SMK. Validasi tersebut dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan setiap indikator yang terdapat pada instrumen dengan kinerja yang dilakukan di bengkel dan prosedur di SMK.

3. Hasil dari perbandingan tersebut kemudian dievaluasi kembali dengan melibatkan rater atau ahli sebagai evaluator. Ahli akan melakukan evaluasi dan penilaian pada setiap indikator instrumen untuk memberikan validasi terhadap instrumen.

4. Instrumen yang telah divalidasi dan dikatakan valid oleh ahli kemudian diuji coba ke siswa menggunakan uji kebermaknaan dengan format penilaian pretest dan posttest.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

(25)

62

Nandang Agus Triana, 2015

strategis dalam suatu penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2012:225) mengemukakan bahwa “Terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi”. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi yaitu dengan mengamati setiap aspek yang menjadi sasaran dalam penelitian. Pengamatan dilakukan pada saat observasi ke bengkel otomotif. Observasi tersebut bertujuan untuk mengamati setiap aspek pada prosedur kerja service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan kegiatan yang terdapat pada aspek yang akan diteliti. Pengambilan data kegiatan tersebut berupa foto kegiatan yag akan dijadikan sebagai bukti dokumentasi saat melakukan penelitian. Kegiatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu pada saat melakukan prosedur kerja service roda, ban, dan rantai sepeda motor.

2. Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan pendidikan, penyusunan statistik pendidikan, penyusunan program rutin dan pembangunan, peningkatan program pendidikan dan pembinaan sekolah.

(26)

63

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

a. Uji Validitas Keterbandingan

Uji validitas keterbandingan digunakan untuk melakukan validasi terhadap intrumen yang telah dibuat. Instrumen sebuah penelitian harus valid sehingga dapat menilai atau mengukur apa yang akan diukur. Validasi instrumen pada penelitian ini dilakukan oleh rater atau judgement dari ahli untuk mengevaluasi dan menilai kualitas dari instrumen yang telah dibuat.

Uji validitas instrumen dengan melibatkan rater atau judgement dari para ahli tersebut dilakukan karena yang akan diuji validitasnya adalah isi dari instrumen tersebut. Dikemukakan oleh Donald, dkk (dalam Sujarwadi, S, 2011:4):

”content validity is evidence based on test content involves the test’s content

and its relationship to the construct it is intended to measure. The Standards defines content-related evidence as The degree to which the sample of items, tasks, or questionson a test are representative of some defined universe or

domain of content”. Sujarwadi mengartikan bahwa:

“validitas isi adalah hubungan isi dengan item atau pertanyaan-pertanyaan di dalam tes yang representatif dari semua domain-domain isi pelajaran atau sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan”.

Menurut Guion (dalam Sujarwadi, S, 2011:5) “validitas isi hanya dapat ditentukan berdasarkan judgement para ahli”. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa, validitas isi merupakan jenis validitas dimana instrumen yang telah dibuat layak dan bisa digunakan untuk penelitian yaitu berdasarkan judgement dari para ahli. Judgement dari para ahli juga yang menentukan bahwa

instrumen yang telah dibuat sudah valid berdasarkan telaah dari kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.

b. Uji Rater atau Judgement Ahli

(27)

64

Nandang Agus Triana, 2015

Menurut Widhiarso, W (2006:1) menyatakan bahwa ada dua alasan melibatkan rater dalam suatu penelitian, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas alat ukur yang dikembangkan.

Melibatkan pakar dalam menilai butir-butir yang kita tulis akan memastikan bahwa butir yang kita buat relevan dengan apa yang kita ukur dan mewakili keseluruhan domain ukur. Misalnya, meminta praktisi dibidang marketing untuk mengevaluasi butir skala kepuasan konsumen akan memastikan bahwa butir-butir yang kita tulis mewakili indikator-indikator konsumen yang puas.

2. Jenis alat ukur yang dikembangkan.

Jika self report adalah instrumen yang diisi sendiri oleh responden, maka instrumen observasi menggunakan rater untuk memberikan penilaian. Melibatkan rater dalam pengembangan alat ukur membantu kita untuk mengevaluasi alat ukur yang kita kembangkan. Fungsi rater tergantung pada kebutuhan kita perlukan, seperti yang dikemukakan oleh Widhiarso, W (2006:1) yang menyatakan bahwa:

Fungsi rater tergantung kebutuhan kita, rater sebagai penilai instrumen yang kita kembangkan ataukah rater sebagai pemberi skor instrumen observasi”. Penilaian rater terhadap instrumen biasanya denamakan dengan judgement professional karena mereka memiliki kapabilitas dalam hal konstrak yang kita ukur. Rater yang bertugas memberikan skor tidak harus profesional dibidang itu, tetapi bisa juga individu yang terlatih untuk mengobservasi dalam bidang yang kita ukur.

Judgement ahli dilakukan yaitu untuk melakukan validasi terhadap

instrumen yang telah dibuat. Berdasarkan judgement ahli tersebut maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang telah dibuat dikatakan valid berdasarkan telaah dari kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya. Instrumen yang telah dikatakan valid tersebut sudah layak dan bisa digunakan.

c. Reliabilitas Instrumen (Uji Antar Rater)

(28)

65

Nandang Agus Triana, 2015

Uji Keterbandingan Asesmen Kinerja Kompetensi Service Roda, Ban, dan Rantai Sepeda Motor Antara Bengkel Otomotif dan SMK

melibatkan rater atau ahli yang dinamakan kesepakatan antar rater (inter-rater reliability).

Uji reliabilitas ini yaitu untuk melihat tingkat kesepakatan (agreement) antar ahli atau rater dalam menilai setiap indikator pada instrumen. Inter-Rater reliability (IRR) akan memberikan gambaran berupa skor tentang sejauhmana

tingkat kesepakatan yang diberikan ahli atau rater. Dikemukakan oleh Widhiarso, W (2006:2):

Jika pada kasus self-report reliabilitas ditunjukkan dengan konsistensi internal yang terlihat dari antara satu butir dan butir lainnya memiliki korelasi yang tinggi, maka dalam kasus reliabilitas antar rater yang diuji konsistensinya adalah raternya. Jadi posisi butir digantikan dengan posisi orang (rater).

Penelitian ini melibatkan dua orang ahli atau rater sebagai penilai, sehingga dalam penelitian ini menggunakan koefisien kesepakatan Cohen Kappa. Pemilihan ini berdasarkan pada penggunaannya yang dikemukakkan oleh Widhiarso, W (2006:2) yaitu, “Penggunaan koefisien kappa tepat digunakan ketika (a) Rater yang dipakai tidak banyak. Biasanya satu subjek dinilai oleh dua rater.(b) Skor hasil penilaiannya bersifat kategori. Biasanya juga hanya dua kategori yang dikode 0 atau 1”.

Mencari Koefisien Cohen Kappa digunakan rumus:

Widhiarso, W (2005: 15)

Keterangan:

K = Koefisien Cohen Kappa. Pa = Proporsi kesepakatan teramati. Pc = Proporsi kesepakatan harapan. 1 = Konstanta.

Fleiss, 1981 (dalam Widhiarso, W, 2005:15) mengkategorikan tingkat reliabilitas antar rater, antara lain:

(29)

66

Nandang Agus Triana, 2015

 Kappa 0,60 – 0,75 : Baik (good).

 Kappa > 0,75 : Sangat Baik (excellent).

d. Nilai Rata-rata (Mean) Pretest dan Posttest

Menghitung rata-rata digunakan untuk mencari nilai rata-rata pretest dan posttest dari siswa. Nilai rata-rata (mean) dapat dicari dengan menggunakan

rumus:

Keterangan: Hanifah, S (2013: 3)

Gambar

Gambar
Tabel 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul “Tekanan darah pada mahasiswa dengan latar belakang etnik yang berbeda”. Saya memahami bahwa dalam penelitian ini tidak ada unsur

Pelatihan merupakan proses keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu, oleh karena itu dalam pelatihan seharusnya diciptakan suatu lingkungan di mana para guru

Demikian juga alat seperti kompor yang terdapat nyala api untuk memanaskan lilin malam, kita wajib memakai pakaian kerja untuk melindingi tubuh dari cipratan lilin malam yang

terakomodirnya jenis Retribusi, obyek retribusi dan penyesuaian tarif pada Peraturan Daerah Kabupaten Merauke Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa umum, maka

Penelitian yang menghasilkan data deskriptif maksudnya adalah metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan semua data atau keadaan subjek atau objek penelitian

Suatu statemen logika TRUE dimana data akan dioleh dengan pendekatan/pembulatan pada sel kunci dan data kunci sehingga kebenaran tidak akurat, atau FALSE

Mata kuliah ini terdiri dari teori yang membahas tentang pengetahuan di bidang ilmu gizi yang meliputi pengertian dan istilah, zat-zat gizi, pencernaan dan

Kepala Puskesmas Gilingan juga memberikan kepercayaan serta ruang kepada seluruh pegawai untuk menyampaikan ide serta gagasan dalam proses pencapaian akreditasi