• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Yogyakarta terhadap soal yang memiliki perhitungan desimal tahun ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesalahan siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Yogyakarta terhadap soal yang memiliki perhitungan desimal tahun ajaran 2015/2016."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Stania Mirandai Putri. 2016. ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA TERHADAP SOAL YANG MEMILIKI PERHITUNGAN DESIMAL TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian dalam skripsi ini, bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam pokok bahasan bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan desimal dan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui dua tahap, tahap pertama dengan memberikan instrumen tes yang terdiri dari 13 butir soal dan tahap kedua dengan wawancara terhadap subyek yang terpilih. Jenis data yang dianalisis adalah data kualitatif berupa angka, kata atau kalimat hasil instrumen tes dan hasil wawancara. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan, yaitu dengan mengidentifikasi kesalahan yang muncul dan tampak dalam langkah-langkah penyelesaian pada jawaban tertulis siswa. Kesalahan tersebut kemudian digolongkan berdasarkan rumusan kategori kesalahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa antara lain : kesalahan data, kesalahan menginterpertasikan bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan definisi atau teorema, kesalahan teknis, penggunaan algoritma yang tidak sempurna, dan jawaban acak. (2) faktor penyebabnya adalah siswa kurang teliti dalam menuliskan langkah pengerjannya, siswa merasa malas dalam mengerjakan soal yang diberikan, siswa kurang dapat memahami maksud dari soal, siswa kurang memahami rumus-rumus dalam bahasan bangun ruang sisi datar, siswa kurang memahami penggunaan simbol aljabar, dan siswa kurang meahami perbedaan perpindahan satuan panjang dalam bentuk kuadrat.

(2)

ABSTRACT

Stania Mirandai Putri. 2016. ERROR ANALYSIS ON PROBLEMS WITH DECIMAL CALCULATION IN GRADE VIII C AT SMP N 2 YOGYAKARTA YEAR 2015/2016. Thesis. Yogyakarta : Study Programs Mathematics Education, Mathematics and Science Education Department, Teacher Training and Education Faculty. Sanata Dharma University.

The research is aimed to determine the types of error comitted by the students in solving the problems on flat side three-dimensional shapes containing decimal calculations and the factors causing these errors.

This study applied descriptive qualitative method. Data were collected through two stages; the first stage is by providing test instrument consisting of 13 math problems, the second stage is by interviewing some selected subjects. The types of data being analized were numbers, words or sentences taken from the reasults of the test instrument and interview. This study employed error analysis method, by identifying the emerged errors which appeared on steps of the students’ written answers.The errors are then classified based on categories of errors.

The results showed that (1) some errors committed by students are : misused data, misinterpreted language, logically invalid inference for drawing conclusions, distorted theorem or definition, technical error, defective algorithm, and random response. (2) the factor contributing these errors is that the students are less scrupulous in writing steps whe doing the problems, students felt relutant doing the given task, students didn’t understand the problem well, the students didn’t understand the formulas of flat side three-dimensional space containing decimal calculation well, the students do not understand the use of algebra symbols well, and students don’t understand well the difference of length displacement in the form of squares.

(3)

i ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2

YOGYAKARTA TERHADAP SOAL YANG MEMILIKI PERHITUNGAN DESIMAL TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Stania Mirandai Putri

NIM. 121414077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)
(5)
(6)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk :

Allah S.W.T yang selalu memberikan hidayah-Nya

Papa dan Mama tercinta

Keluarga kecilku tercinta yang selalu memberi semangat

Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku

(7)

v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis,

(8)

vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Stania Mirandai Putri

Nomor Induk Mahasiswa : 121414077

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

“ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA TERHADAP SOAL YANG MEMILIKI PERHITUNGAN DESIMAL TAHUN AJARAN 2015/2016”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Agustus 2016

Yang menyatakan

(9)

vii ABSTRAK

Stania Mirandai Putri. 2016. ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA TERHADAP SOAL YANG MEMILIKI PERHITUNGAN DESIMAL TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian dalam skripsi ini, bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam pokok bahasan bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan desimal dan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui dua tahap, tahap pertama dengan memberikan instrumen tes yang terdiri dari 13 butir soal dan tahap kedua dengan wawancara terhadap subyek yang terpilih. Jenis data yang dianalisis adalah data kualitatif berupa angka, kata atau kalimat hasil instrumen tes dan hasil wawancara. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan, yaitu dengan mengidentifikasi kesalahan yang muncul dan tampak dalam langkah-langkah penyelesaian pada jawaban tertulis siswa. Kesalahan tersebut kemudian digolongkan berdasarkan rumusan kategori kesalahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa antara lain : kesalahan data, kesalahan menginterpertasikan bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan definisi atau teorema, kesalahan teknis, penggunaan algoritma yang tidak sempurna, dan jawaban acak. (2) faktor penyebabnya adalah siswa kurang teliti dalam menuliskan langkah pengerjannya, siswa merasa malas dalam mengerjakan soal yang diberikan, siswa kurang dapat memahami maksud dari soal, siswa kurang memahami rumus-rumus dalam bahasan bangun ruang sisi datar, siswa kurang memahami penggunaan simbol aljabar, dan siswa kurang meahami perbedaan perpindahan satuan panjang dalam bentuk kuadrat.

(10)

viii ABSTRACT

Stania Mirandai Putri. 2016. ERROR ANALYSIS ON PROBLEMS WITH DECIMAL CALCULATION IN GRADE VIII C AT SMP N 2 YOGYAKARTA YEAR 2015/2016. Thesis. Yogyakarta : Study Programs Mathematics Education, Mathematics and Science Education Department, Teacher Training and Education Faculty. Sanata Dharma University.

The research is aimed to determine the types of error comitted by the students in solving the problems on flat side three-dimensional shapes containing decimal calculations and the factors causing these errors.

This study applied descriptive qualitative method. Data were collected through two stages; the first stage is by providing test instrument consisting of 13 math problems, the second stage is by interviewing some selected subjects. The types of data being analized were numbers, words or sentences taken from the reasults of the test instrument and interview. This study employed error analysis method, by identifying the emerged errors which appeared on steps of the students’ written answers.The errors are then classified based on categories of errors.

The results showed that (1) some errors committed by students are : misused data, misinterpreted language, logically invalid inference for drawing conclusions, distorted theorem or definition, technical error, defective algorithm, and random response. (2) the factor contributing these errors is that the students are less scrupulous in writing steps whe doing the problems, students felt relutant doing the given task, students didn’t understand the problem well, the students didn’t understand the formulas of flat side three-dimensional space containing decimal calculation well, the students do not understand the use of algebra symbols well, and students don’t understand well the difference of length displacement in the form of squares.

(11)

ix KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan matematika.

Selama pembuatan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan

membimbing penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing akademik

semester 1-9 yang telah memberikan bimbingan dan dukungannya.

4. Bapak Febi Sanjaya, M. Sc., selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya, tenaga, dan pikiran untuk

memberikan bimbingan kepada penulis. Terimakasih atas segala

motivasi, kritik dan saran selama penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen dan seluruh staff sekretariat Jurusan Pendidikan

Matematika dan IPA yang telah membantu dalam proses administrasi.

6. Bapak Widayat Umar, S. Pd., M. Pd., Si., selaku Kepala SMP Negeri 2

Yogyakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian.

7. Ibu Budi Handayani, S.Pd., selaku guru matematika kelas VIII SMP

Negeri 2 Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan

(12)

x 8. Papa Syafarudin, Mama Darti Astuti, Adek Garneta Resyafasty, Suami

tercinta Muhammad Nur Ikhsan, dan Anak tercinta Aryasuta Vito

Balapradhana, selaku keluarga penulis yang telah memberikan doa,

dukungan, motivasi, dan semangat.

9. Teman-teman Pendidikan Matematika 2012 yang telah memberikan

dukungan dan semangat.

10. Wida, Dina, Paulina, Dhimar, Lailla, Icha, Habibah, Lintang, Rina,

Arin, dan Wanda, sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat

dan waktunya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan

pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis,

(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Batasan Masalah ... 4

(14)

xii

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ... 8

KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Hal-Hal Teoritik dan Informasi-Informasi Mendasar Terkait dengan Masalah yang Diteliti ... 8

1. Analisis ... 8

2. Kesalahan ... 9

3. Faktor Penyebab Kesalahan ... 9

4. Klasifikasi Jenis Kesalahan ... 11

B. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III ... 23

METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis penelitian ... 23

B. Subjek dan Objek penelitian ... 24

C. Bentuk Data ... 24

D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 31

F. Rumusan Kategori Jenis Kesalahan ... 32

G. Prosedur pelaksanaan penelitian secara keseluruhan ... 33

BAB IV ... 35

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Analisis Data ... 35

1. Reduksi dan Analisis Data Hasil Pekerjaan Siswa ... 35

(15)

xiii

3. Sintesisasi ... 64

C. Analisis Data Hasil Wawancara ... 68

D. Pembahasan ... 83

BAB V ... 86

PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan Penelitian ... 87

C. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(16)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prisma Segitiga ... 16

Gambar 2.2 Balok ... 17

Gambar 2.3 Kubus ... 19

Gambar 2.4 Limas Segi Empat ... 21

Gambar 4.1 Kesalahan Data Oleh S18 ... 69

Gambar 4.2 Kesalahan Menginterpertasikan Bahasa Oleh S6 ... 70

Gambar 4.3 Kesalahan Menggunakan Logika untuk Menarik Kesimpulan Oleh S3 ... 72

Gambar 4.4 Kesalahan Definisi atau Teorema Oleh S13 ... 74

Gambar 4.5 Kesalahan Perhitungan Oleh S27 ... 75

Gambar 4.6 Kesalahan Memanipulasi Simbol Aljabar Oleh S5 ... 77

Gambar 4.7 Kesalahan Membuat Algoritma Oleh S6 ... 79

Gambar 4.8 Kesalahan Penggunaan Algoritma yang Tidak Sempurna Oleh S4 ... 81

(17)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Bangun Ruang Sisi Datar ... 27

Tabel 3.2 Instrumen Tes Bangun Ruang Sisi Datar ... 27

Tabel 4.1 Pengambilan Data ... 34

Tabel 4.2 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Mengejakan Soal Bangun Ruang Sisi Datar yang Memiliki Perhitungan Desimal ... 35

Tabel 4.3 Kategori Data Jawaban Siswa Menurut Jenis Kesalahannya dalam Mengerjakan Bangun Ruang Sisi Datar ... 58

Tabel 4.4 Kategori Jenis Kesalahan yang Dilakukan Tiap Siswa ... 60

Tabel 4.5 Persentase Banyaknya Kesalahan yang Dilakukan Siswa Berdasarkan Kategori Jenis Kesalahannya ... 65

(18)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal Tes Penelitian ... 92

Lampiran 2. Kunci Jawaban Soal Penelitian ... 98

Lampiran 3. Jawaban Siswa yang Memiliki Kesalahan Data (K1) ... 105

Lampiran 4. Jawaban Siswa yang Memiliki Kesalahan Menginterpertasikan Bahasa (K2) ... 106

Lampiran 5. Jawaban Siswa yang Memiliki Kesalahan Menggunakan Logika untuk Menarik Kesimpulan (K3) ... 107

Lampiran 6. Jawaban Siswa yang Memiliki Kesalahan Definisi atau Teorema (K4) .... 108

Lampiran 7. Jawaban Siswa yang Memiliki Kesalahan Teknis (K6) ... 109

Lampiran 8. Jawaban Siswa yang Memiliki Penggunaan Algoritma yang Tidak Sempurna (K7) ... 110

Lampiran 9. Jawaban Siswa yang Memiliki Jawaban Acak (K8)... 111

Lampiran 10. Lembar Presensi Siswa ... 112

Lampiran 11. Lembar Validitas Para Ahli ... 113

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap siswa diwajibkan memiliki penguasaan matematika pada tingkat

tertentu. Penguasaan kecakapan matematika diharapkan dapat dicapai dan

ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya, seperti: menunjukkan pemahaman

konsep matematika yang diberikan oleh guru, dapat menginterpertasikannya

dalam kehidupan sehari-hari, dan lain-lain.

Namun ironisnya, penguasaan matematika di Indonesia masih belum cukup

kuat. Berdasarkan survei kemampuan anak di usia 15 tahun 3 bulan dan 16 tahun

2 bulan dibidang matematika yang dilakukan sebuah organisasi dalam naungan

Organization Economic Cooperation and Development (OECD) yang bernama

Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 terhadap

65 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara dengan skor

375 (OECD, 2012).

Di dalam soal PISA terdapat beberapa materi yang dijadikan acuan untuk

mengukur tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika, yaitu geometri,

statistika, aljabar, dan bilangan. Hasil studi PISA tahun 2009 yaitu siswa yang

mampu menjawab soal dengan benar pada geometri sebesar 47,5%, statistik

sebesar 61,9%, aljabar sebesar 41,4%, dan bilangan sebesar 53,7%. Dari hasil

studi PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa tingkat kesulitan yang dihadapi oleh

(20)

2 yaitu hanya 41,4% siswa yang menjawab benar. Sangat kecil dibandingkan

dengan soal pada materi yang lain (Aini, 2014).

Para pendidik matematika pada umunya menyadari bahwa matematika

bukanlah termasuk bidang studi yang mudah bagi kebanyakan siswa. Para

pendidik matematika, baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah, pada

umumnya tahu bahwa banyak konsep, prinsip, dan keterampilan dalam

matematika sukar dikuasai oleh anak-anak (Suwarsono, 1982: 3)

Berdasarkan pengamatan saat melakukan observasi dan kegiatan mengajar

secara nyata di kelas VIII A, VIII B, dan VIII C SMP Negeri 2 Yogyakarta,

diketahui siswa sering mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal baik yang

memiliki perhitungan desimal maupun tidak. Ketika siswa dijelaskan tentang

materi yang diberikan kemudian siswa diberikan soal, siswa selalu dapat

menjawab soal tersebut dengan benar. Namun ketika siswa diberikan tes tentang

materi pembelajaran yang sudah diajarkan, siswa selalu merasa kesulitan. Siswa

juga jarang bertanya ketika mereka tidak paham dengan materi yang diajarkan,

sehingga katika siswa mengatakan paham guru akan melanjutkan materi

selanjutnya. Guru merasa sedikit kesulitan dengan keadaan siswa yang kurang

aktif untuk bertanya ketika kurang jelas dengan materi yang disampaikan. Salah

satu cara agar dapat membantu siswa secara tepat, perlu diidentifikasi terlebih

dahulu kesalahan yang dialami siswa, kemudian dianalisis dan dirumuskan

pemecahannya.

Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar, ketika siswa diberikan soal

(21)

3 sedangkan ketika siswa diberikan soal yang memiliki perhitungan desimal siswa

selalu mengeluh terlebih dahulu dikarenakan siswa berfikir bahwa perhitungan

desimal itu sulit. Dan persentase menjawab soal yang memiliki perhitungan

desimal lebih besar mengalami kesalahan dibandingkan dengan soal yang

memiliki perhitungan desimal. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui seberapa

besar persentase kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal yang

memiliki perhitungan desimal, serta apa saja jenis kesalahan yang sering siswa

lakukan, dan faktor penyebabnya.

Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru matematika di SMP Negeri 2

Yogyakarta, diperoleh bahwa siswa pasti beranggapan bahwa mereka akan salah

dalam menjawab soal, jika soal yang diberikan memiliki perhitungan desimal.

Padahal kelas VII siswa sudah mendapatkan materi tentang desimal, bahkan

ketika SD.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah ditemukan di atas, maka diperoleh

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal

yang memiliki perhitungan desimal.

2. Masih adanya rasa takut untuk bertanya kepada guru ketika siswa tidak

paham dengan suatu materi yang guru berikan.

3. Banyak siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tes

(22)

4 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal materi bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan desimal?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam

menyelesaikan soal-soal materi bangun ruang sisi datar yang memiliki

perhitungan desimal?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, penelitian ini memiliki

tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis kesalahan yang siswa lakukan dalam mengerjakan

soal-soal bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan desimal.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan

dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar yang memiliki

perhitungan desimal.

E. Batasan Masalah

Masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis-jenis

kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta dalam

menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan

desimal, serta apa saja yang menjadi faktor penyebab siswa melakukan kesalahan.

Dalam hal ini yang dibahas hanya kesalahan-kesalahan yang terlihat ketika siswa

(23)

5 untuk penyebab, hanya akan dibahas berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta.

F. Batasan Istilah

Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian :

a) Analisis

Analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan,

perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); penguraian suatu pokok atas berbagai

bagian dan penelaah bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan;

penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.

b) Kesalahan

Kesalahan adalah tindakan yang menyimpang dari aturan atau

norma-norma yang berlaku yang dilakukan secara sadar maupun tidak

sadar. Tindakan ini dapat mengakibatkan tujuan yang diinginkan tidak

tercapai secara maksimal. Dalam matematika kesalahan dapat diartikan

sebagai suatu pemahaman yang belum tersampaikan secara benar sehingga

masalah yang diberikan tidak dapat terselesaikan.

c) Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar adalah materi yang akan digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini. Dalam materi ini, bangun ruang sisi datar

hanya mencakup balok, kubus, prisma, dan limas, yang dimana setiap sisi

(24)

6 merupakan sebuah bangun yang berbentuk tiga dimensi sehingga dapat

dilihat dari berbagai arah. Jika sebuah bangun yang berbentuk dua dimensi

hanya dapat dilihat dari atas saja, sedangkan bangun tiga dimensi dapat

dilihat dari segala arah, oleh karena itu jika digambarkan dalam sebuah

kertas, bangun ruang tiga dimensi akan terlihat seperti memiliki sebuah

ruangan kosong ditengah-tengah bangun tersebut.

G. Manfaat Penelitian

a) Bagi siswa

Melalui penelitian ini, siswa dapat mengetahui letak kesalahan

yang mereka lakukan ketika menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi

datar yang memiliki perhitungan desimal, sehingga siswa dapat

memperbaiki kesalahan tersebut. Dan diharapkan siswa tidak mengulang

kesalahaan yang sama.

b) Bagi Guru

Melalui penelitian ini, guru dapat mengetahui dimana letak

kesalahan yang sering siswa alam ketika mengerjakan soal, terutama soal

yang memiliki perhitungan desimal. Dan guru diharapkan tidak

mengesampingkan soal-soal yang memiliki perhitungan desimal, agar

siswa bayak belajar dan tidak merasa asing dengan soal-soal yang

memiliki perhitungan desimal.

(25)

7 Melalui penelitian ini, peneliti mengetahui apa yang menyebabkan

siswa selama ini merasa kesulitan dengan soal-soal yang memiliki

perhitungan desiaml. Bahkan peneliti sering menjumpai siswa-siswa yang

kerap mengeluh ketika melihat soal-soal yang diberikan ada bilangan

desimalnya. Serta peneliti memiliki bekal untk membiasakan siswa

(26)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Hal-Hal Teoritik dan Informasi-Informasi Mendasar Terkait dengan

Masalah yang Diteliti

1. Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa (karangan, pembuatan, dsb) untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb);

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahnya bagian itu

sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat

dan pemahaman arti keseluruhan; penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya;

proses pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan

kebenarannya.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis kualitatif atau

yang sering disebut dengan validitas logis (logical validity) yaitu berupa

penelaahan yang dimaksudkan untuk menganalisis soal tujuan dari segi

teknis, isi, dan editorial. Analisis secara teknis dimaksudkan sebagai

penelaahan soal berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran dan format penulisan

(27)

9 2. Kesalahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesalahan secara umum berasal

dari kata salah yaitu tidak benar; tidak betul; keliru; menyimpang dari yang

seharusnya; tidak mengenai sasaran; kekeliruan. Kesalahan itu sendiri berarti

kekeliruan; kealpaan. Kesalahan juga dipandang sebagai hasil tindakan yang

tidak tepat, yang menyimpang dari aturan, norma atau suatu sistem yang

sudah ditentukan. Tindakan ini dapat mengakibatkan tujuan tidak tercapai

secara maksimal atau bahkan gagal. Dalam matematika kesalahan dapat

diartikan sebagai suatu pemahaman yang belum tersampaikan secara benar

sehingga masalah yang diberikan tidak dapat terselesaikan.

Kesalahan tepatnya dipakai untuk menyatakan dua pengertian yang

berbeda, yang pertama untuk menyatakan perbedaan antara suatu nilai yang

diukur dan nilai yang sebenarnya dan yang kedua, jika suatu bilangan

ditentukan atau dicantumkan maka kesalahan itu menyatakan taksiran

ketidaktentuan dalam suatu percobaan dan dinyatakan sebagai deviasi, deviasi

rata-rata, kesalahan yang mungkin, atau index ketelitian (Yardley, 1965)

3. Faktor Penyebab Kesalahan

Secara umum faktor penyebab kesalahan dalam belajar matematika

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Faktor Kognitif

Faktor-faktor kognitif adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

(28)

10 dalam pikirannya materi-materi matematika seperti soal-soal,

argumen-argumen, dan lain-lain (Suwarsono, 1982).

b. Faktor Nonkognitif

Menurut Burton (dalam Entang, 1984 : 13-14) dalam buku berjudul

Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, latar belakang

siswa kesulitan belajar yang membuatnya melakukan kesalahan adalah

faktor yang terdapat dalam diri siswa dan faktor yang terletak diluar diri

siswa.

1) Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain kelemahan

secara fisik (suatu pusat susunan syaraf yang tidak berkembang secara

sempurna, luka atau cacat, atau sakit), sehingga sering membawa

gangguan emosional, yang menghambat usaha-usaha belajar secara

optimal. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang

dibawa sejak lahir maupn karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh

individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidik, misalnya kurang

minat, kebimbangan, krang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang

semangat dan sebagainya, juga kurang menguasai keterampilan dan

kebiasaan fundamental dalam belajar. Kelemahan-kelemahan

emosional misalnya penyesuaian yang salah terhadap orang-orang,

situasi dan tuntutan tugas dan lingkungan. Kelemahan yang

disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara

lain : malas belajar atau sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

(29)

11 yang diperlukan, seperti ketidak mampuan membaca, berhitung,

kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang

sedang diikutinya secara sekuensial (meningkatkan dan beruntun).

2) Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain : kurikulum

yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai dengan

tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu;

ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran, penilaian,

pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar, dan

sebagainya); terlalu berat beban belajar siswa dan atau mengajar guru;

terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu

banyak terlibat dalam kegiatan extra-curricular.

4. Klasifikasi Jenis Kesalahan

Pada penelitian ini klasifikasi jenis kesalahan menggunakan jenis

kesalahan menurut Hadar (1987) dan Robert (1988). Klasifikasi kesalahan

menurut Hadar (1987) adalah sebagai berikut:

1) Kesalahan Data

Kesalahan ini meliputi kesalahan yang dapat dihubungkan dengan

ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh

siswa dan merangkum kesalahan-kesalahan sebagai berikut :

a. Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal.

(30)

12 c. Menguraikan syarat-syarat yang sebenarnya tidak dibutuhkan

dalam masalah.

d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya.

e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai.

f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain.

g. Salah menyalin soal.

2) Kesalahan menginterpertasikan bahasa.

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan sebagai berikut:

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke bentuk persamaan matematika

dengan arti yang berbeda.

b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang

artinya berbeda.

c. Salah mengartikan grafik.

3) Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan.

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan dalam menarik kesimpulan

di suatu informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya.

(31)

13 Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan,

teorema, atau definisi yang pokok dan khas.

5) Penyelesaian tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh siswa

benar tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian dari soal yang

dikerjakan.

6) Kesalahan teknis

Kategori ini meliputi kesalahan perhitungan ( misal ), kesalahan penggalian data dari tabel, kesalahan dalam memanipulasi

simbol aljabar dasar ( seperti menuliskan a-4, b-4 sebagai ganti dari

(a-4).(b-4) tetapi dilanjutkan seolah-olah tanda kurung berada di sana

memang diperlukan, ini merupakan kecerobohan dalam penggunaan

tanda kurung), dan kesalahan lainnya dalam membuatan algoritma

biasanya dikuasai dalam matematika Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah

Menengah Pertama (SMP) ( misal sebagai gantinya atau ).

Berbeda dengan klasifikasi kesalahan di atas, menurut Robert (1988)

terdapat 4 kategori kesalahan dalam studi kasus yang dilakukannya mengenai

(32)

14 a. Kesalahan operasi, sering terjadi pada siswa karena siswa berusaha

untuk menjawab dengan melakukan operasi yang biasanya tidak

dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

b. Kesalahan perhitungan, sering terjadi pada siswa mungkin karena

tergesa-gesa atau karena faktor kecerobohan yang lain.

c. Penggunaan algoritma yang tidak sempurna, di mana siswa sebenarnya

sudah menggunakan cara pengoperasian yang tepat dan melakukan cara

perhitungan yang benar tetapi kesalahannya terletak pada

langkah-langkah yang diambil.

d. Jawaban acak, di mana siswa sama sekali tidak memperhatikan cara

operasi yang dipakai, tidak melakukan perhitungan dengan benar, juga

tidak menggunakan algoritma tertentu dalam menyelesaikan masalah

tetapi hanya secara menjawab langsung, sehingga jawaban yang

diberikan tidak ada hubungannya dengan masalah yang ditanyakan.

5. Soal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, soal merupakan sesuatu yang

menuntut jawaban; hal yang harus dipecahkan; masalah; ada yang bertanya

dan yang harus menjawab.

Soal dalam matematika yang sering diberikan kepada siswa dapat berupa

(33)

15 6. Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar mencakup kubus, balok, prisma, dan limas, yang

di mana setiap sisi pada bangun ruang tersebut tidak memiliki lengkungan.

Bidang pembentuk bangun ruang tersebut disebut bidang sisi yang

selanjutnya disebut sisi. Perpotongan antara dua sisi bangun ruang disebut

rusuk. Rusuk pada bangun ruang sisi datar berbentuk lurus. Pertemuan tiga

rusuk atau lebih dari bangun ruang tersebut disebut pojok atau titik sudut.

Diagonal yang terdapat pada sisi suatu bangun ruang disebut diagonal sisi.

Bidang di dalam bangun ruang yang dibuat melalui dua buah rusuk yang

saling sejajar tetapi tidak terletak pada satu sisi disebut bidang diagonal. Ruas

garis yang menghubungkan dua titik sudut dari sisi yang berlainan disebut

diagonal ruang. Macam-macam bangun ruang sisi datar antara lain sebagai

berikut:

a) Prisma (Marsigit : 2009)

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar yang

saling kongruen dan beberapa bidang lain yang memotong kedua bidang

tersebut menurut garis-garis yang sejajar. Sifat-sifat prisma dan

macamnya :

 Prisma memiliki macam-macam bentuk seperti prisma segitiga,

prisma segiempat, prisma segilima, hingga prisma segi- ( segi

(34)

16

 Prisma memiliki sisi ( yang terdiri dari sisi tegak, sisi alas, dan sisi

tutup), titik sudut, rusuk, diagonal sisi, dan diagonal ruang ( kecuali

prisma segitiga, karena tidak meiliki sisi tegak yang sejajar).

 Banyak sisi dan diagonal sisi pada prisma segi- adalah .

 Banyak titik sudut pada prisma segi- adalah .

 Banyak rusuk prisma segi- adalah .

 Panjang kerangka prisma segi- = jumlah semua rusuk pada prisma

segi- .

 Luas prisma = Luas alas + 2 Luas tutup (dimana bidang EFG

merupakan tutup prisma segitiga).

 Volume prisma = Luas alas tinggi

Berikut ini akan diberikan salah satu contoh prisma beserta

bagian-bagiannya. Bagian-bagian prisma segitiga :

A

F

E D

C

(35)

17

 ABED, BCFE, CADF, ABC, DEF merupakansisi prisma segitiga dan

diagonal sisi prisma segitiga, dimana ABC adalah sisi alas prisma

segitiga dan DEF adalah tutup prisma segitiga (gambar 2.1) .

[image:35.595.84.513.162.714.2]

 A, B, C, E, F,dan G merupakan titik sudut prisma segitiga pada

gambar 2.1.

 AB, BC, AC, AD, DE, EF, BE, CF merupakan rusuk prisma segitiga

pada gambar 2.1.

 CF, AD, BE adalah tinggi prisma segitiga.

b) Balok (Marsigit : 2009)

Balok adalah sebuah prisma segiempat beraturan yang bidang alasnya

berbentuk persegi panjang. Sifat-sifat balok:

 Dibatasi oleh tiga pasang sisi yang kongruen

 Memiliki 8 titik sudut

 Memiliki 12 rusuk.

 AE, DH, BF, dan CG merupakan tinggi balok ( ) dengan satuan

panjang.

H G

F E

D C

B A

(36)

18

 AB, DC, EF, dan HG merupakan panjang balok ( ) dengan satuan

panjang.

 AD, BC, FG, dan EH merupakan lebar balok ( ) dengan satuan panjang.

 Panjang kerangka balok = .

 Memiliki 12 diagonal sisi/ diagonal bidang.

 Memiliki 4 diagonal ruang.

 Memiliki 6 bidang diagonal.

 Jumlah panjang rusuk = .

 ABCD merupakan alas balok

 Luas permukaan = .

 Panjang diagonal ruang √ .

 Volume = .

c) Kubus (Marsigit : 2009)

Kubus dapat dipandang sebagai suatu prisma segiempat beraturan yang

semua sisi tegak dan alasnya berbentuk persegi. Kubus diberi nama sesuai

dengan nama titik-titik sudut pada bidang alas dan bidang atas kubus

(37)

19

 Dibatasi 6 persegi yang kongruen, dimana ABCD, EFGH, ABFE,

BCGF, CDHG, DAEH adalah sisi kubus

 Memiliki 12 rusuk sama panjang.

 Memiliki 12 diagonal sisi/ diagonal bidang.

Salah satu contoh diagonal bidang pada kubus adalah garis BG, dimana

titik B dan titik G dihubungkan oleh satu garis lurus dan garis BG

tersebut berada pada bidang atau sisi kubus.

 Memiliki 4 diagonal ruang

Salah satu contoh diagonal ruang pada kubus adalah garis HB, dimana

titik H dan tititk B dihubungkan oleh sebuah garis, dan letak kedua titik

tersebut berada pada sisi yang saling berhadapan.

 Memiliki 6 bidang diagonal

Salah satu contoh bidang diagonal pada kubus adalah bidang BCHE,

dimana titik B dihubungkan dengan titik E dan Titik C dihubungkan

H G

F E

D C

[image:37.595.84.514.99.662.2]

A B

(38)

20 dengan titik H sehingga garis BC dihubungkan dengan garis HE dan

membentuk bidang diagonal BCHE.

 Jumlah panjang rusuk pada kubus adalah dimana merupakan panjang rusuk kubus dengan satuan panjang.

 ABCD adalah sisi alas kubus.

 Luas permukaan = .

 Volume = .

d) Limas (Marsigit : 2009)

Limas adalah sebuah bangun ruang yang alasnya berupa daerah segi

banyak dan sisi tegaknya berupa daerah segitiga. Sifat-sifat limas dan

macamnya :

 Limas memiliki macam-macam bentuk, seperti limas segitiga, limas

segiempat, limas segilima hingga limas segi- (segi banyak).

 Limas memiliki sisi ( yang terdiri dari sisi alas dan sisi tegak), titik

sudut, rusuk, tinggi, luas permukaan, dan volume.

 Banyak sisi pada limas segi- adalah .

 Banyak titik sudut pada limas segi- adalah .

 Banyak rusuk pada limas segi- adalah .

 Volume limas = .

(39)

21 Berikut ini akan dierikan salah satu contoh limas beserta

bagian-bagiannya. Bagian-bagian limas segiempat :

 Bidang ABT, BCT, CDT, DAT, ABCD merupakan sisi limas

segiempat, dimana ABCD sebagai bidang alas dan ABT, BCT, CDT,

DAT sebagai bidang sisi tegaknya (gambar 2.4).

 A, B, C, D, dan T merupakantitik sudut limas segiempat pada gambar

2.4.

 AB, BC, CD, DA, AT, BT, CT, DT merupakan rusuk limas segiempat

pada gambar 2.4.

 Salah satu tinggi sisi tegak limas segiempat adalah TE.

 OT merupakan tinggi limas segiempat.

B.Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang yang diangkat peneliti yaitu mengenai soal-soal

bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan desimal dalam materi bangun

ruang sisi datar, terkadang ada beberapa kesalahan yang masih dilakukan siswa.

Kesalahan yang didapat siswa dapat terjadi karena kesulitan siswa dalam O

T

E

D C

B A

(40)

22 menelaah soal atau hal-hal lainnya, atau dapat juga dikarenakan siswa sudah

berfikir terlebih dahulu ketika melihat soal yang memiliki perhitungan desimal

siswa beranggapan pasti soal tersebut sulit dan mengakibatkan kesalahan dalam

menjawab soal yang diberikan. Oleh karena itu perlu ditemukan jenis kesalahan

apa saja yang dilakukan siswa.

Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan jenis tes berupa pilihan

ganda-esai yang bertujuan agar siswa tidak terlalu kesulitan dalam mencari

jawaban dan peneliti mengetahui setiap langkah yang ada dipikiran siswa

dikarenakan siswa harus tetap menuliskan langkah pengerjaannya. Dari tes

tersebut, data yang berupa jawaban siswa dianalisis dan dicari tahu jenis

kesalahannya apakah termasuk jenis kesalahan yang berkaitan dengan konsep

bangun ruang sisi datar atau karena anggapan siswa bahwa soal yang memiliki

perhitungan desimal itu sulit. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan

wawancara langsung dengan siswa yang melakukan kesalahan untuk

mencocokkan jenis kesalahan yang telah dilakukan dan mengetahui faktor apa

(41)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian diskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis

kesalahan apa saja yang dilakukan oleh siswa, serta penyebabnya. Metode

penilaian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme (mengandalkan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti),

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya

adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi. Pada penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument

dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan

serta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka penelitian harus

berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian penelitian kualitatif harus

mengenal betul orang yang menjadi sumber data. Penelitian kualitatif yang

bersifat holistik (menyeluruh) dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian

kualitatif dalam melihat hubungan antara variabel pada obyek yang diteliti lebih

bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif), sehingga

(42)

24 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, mislanya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2006).

B.Subjek dan Objek penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII SMP Negeri 2

Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang jumlah siswanya 32 siswa yaitu

18 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.

2. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah jenis kesalahan yang dilakukan siswa

kelas VIII C SMP Negeri 2 Yogyakarta dalam menyelesaikan soal materi

bagun ruang sisi datar dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami

kesalahan dalam menyelesaikan soal materi bangun ruang sisi datar.

C.Bentuk Data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah data hasil tes dan data hasil

wawancara. Data dari hasil tes berupa kesalahan-kesalahan yang dilakukan

siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar yang memiliki

(43)

25 siswa dalam menyelesaikan soal tes bangun ruang sisi datar yang memiliki

perhitungan desimal.

D.Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua cara,

yaitu :

a. Tes

Menurut Arikunto (2013:46) tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakan yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Sedangkan menurut Sudjana (2009:35) tes

pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan bahan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan

pengajaran.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes subyektif

atau tes uraian yang dipadukan dengan tes pilihan ganda. Bentuk tes

uraian yang dipadukan dengan pilihan ganda dipilih dalam penelitian

ini dikarenakan soal yang memiliki perhitungan desimal sangat jarang

sekali dilakukan oleh guru, sehingga peneliti memberikan pilihan

ganda untuk memudahkan siswa dalam memilih jawaban, dan agar

(44)

26 menemukan jawaban yang tepat, peneliti memadukannya dengan

bentuk uraian.

b. Wawancara

Menurut Arikunto (2013:44) wawancara atau interview adalah

suatu metode atau cara yang digunakan utuk mendapatkan jawaban

dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak

karena dalam wawancara ini responden tidak diberikan kesempatan

sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan

oleh subjek evaluasi.

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan

memeperoleh informasi secara langsung dari subjek penelitian. Materi

wawancara berisiskan kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam

mengerjakan soal tes. Wawancara ini dilakukan terhadap beberapa

siswa yang melakukan kesalahan dan merepresentasikan kategori

kesalahan yang telah disusun dalam kajian teoritik. Pada tahap ini akan

dipilih beberapa siswa dengan pertimbangannya antara lain, siswa

melakukan kesalahan lebih banyak dari siswa lain, kesalahan yang

dilakukan bervariasi, dan menarik untuk diteliti.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006:160) Instrumen adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

(45)

27 dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan adalah :

a. Lembar Pekerjaan Siswa

Pada penelitian ini menggunakan lembar pekerjaan siswa berupa

tes uraian-pilihan ganda. Tipe tes tersebut dimaksudkan untuk

mempermudah siswa dalam mengerjakan soal tes yang diberikan dan

langkah yang siswa lakukan untuk menemukan hasil dari suatu soal

tes yang dikerjakan dapat dianalisis oleh peneliti. Tes uraian bertujuan

untuk mengetahui letak kesalahan yang siswa lakukan dalam langah

pengerjaan soal yang diberikan dan dengan tes piihan ganda yang

bertujuan agar membantu siswa dalam mencari jawaban dari soal yang

diberikan, mengingat soal yang diberikan peneliti kepada siswa

memiliki perhitungan desimal, yang tidak biasa siswa dapatkan.

Melalui tes ini, peneliti dapat mengetahui letak kesalahan siswa dalam

mengerjakan soal bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan

desimal dan faktor penyebabnya. Rancangan sebaran butir soal tes

bangun ruang sisi datar yang memiliki perhitungan desimal

disesuaikan dengan indikator pencapaian hasil belajar menurut

kurikulum 2006. Waktu yang dialokasikan untuk menyelesaikan soal

tes adalah 2 jam pelajaran (90 menit). Pada tabel berikut ini akan

disajikan kisi-kisi soal tes berdasarkan pokok bahasan dan kompetensi

dasar yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari pokok bahasan

(46)

28 Tabel 3.1

Kisi-Kisi Soal Tes Bangun Ruang Sisi Datar

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator

Bentuk

Soal

5.3 Menghitung luas

permukaan dan

volume kubus,balok,

prisma dan limas

A. Luas permukaan

kubus, balok,

prisma, limas

 Menghitung luas

permukaan

kubus, balok,

prisma dan limas

Pilihan

ganda-uraian

B. Volume kubus,

balok, prisma,

limas

 Menghitung

volume kubus, balok, prisma, limas. Pilihan ganda-uraian

Tabel 3.1 di atas, digunakan sebagai acuan dalam peneliti membuat soal

yang akan diberikan kepada siswa sebagai data yang nantinya akan dianalisis

menurut jenis kesalahannya

Tabel 3.2

Instrumen Tes Bangun Ruang Sisi Datar

No. Soal

1. Panjang rusuk suatu kubus A adalah seperempat panjang rusuk kubus B. Jika luas permukaan kubus B adalah 50,46 cm2, tentukan panjang rusuk kubus A tersebut!

[image:46.595.85.514.152.678.2]
(47)

29 3. Diketahui panjang kawat suatu kerangka kubus 166,8 cm. Volume

kubus tersebut adalah…

4.

Sebuah kerangka kubus memiliki panjang rusuk 0,5 m. Jika dari kubus tersebut dibuat kerangka kubus-kubus kecil dengan ukuran sama yaitu dengan panjang rusuk 2,5 dm, maka banyak kubus kecil-kecil itu adalah...

5. Luas permukaan kubus tanpa tutup adalah 180 dm2. Volume kubus itu adalah...

6. Sebuah balok memiliki panjang 1,2 cm, lebar 1 cm dan tinggi 2,3 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah...

7. Panjang kerangka suatu balok 145,2 cm. Jika balok tersebut memiliki panjang 16 cm dan lebar 13 cm, maka volume balok tersebut adalah…

8. Sebuah balok mempunyai panjang 8,7 cm, lebar 6,8 cm, dan tinggi 7,3 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah…

9. Diketahui luas permukaan sebuah balok adalah 1921,4 cm 2

. Tentukan volume balok tersebut jika panjang balok 26 cm, lebar balok seperempat panjangnya, dan tinggi balok sepertiga panjangnya!

10. Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring 10 cm dan salah satu sisi siku-sikunya 8 cm. Jika luas permukaan prisma tersebut 350,64 cm2, tentukan tinggi prisma tersebut!

11. Sebuah prisma tegak alasnya berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal-diagonalnya 24 cm dan 26 cm. Jika jika tinggi prisma 86,85 cm2, volume prisma adalah…

12. Limas T.ABCD alasnya berbentuk persegi. Keliling alas limas 13,2 cm dan tinggi sisi tegaknya adalah 4,2 cm. Luas permukaan limas tersebut adalah … cm2.

(48)

30 Tabel 3.2 di atas, merupakan soal instrumen tes yang akan diberikan

kepada siswa yang kemudian hasil dari pengerjaan yang siswa lakukan akan

di analisis menurut jenis kesalahannya.

Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan

khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat

penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau mater,

buku pelajaran (Arikunto, 2013). Uji validitas dilakukan dengan

pengkajian butir-butir soal tes oleh penguji ahli dalam bidang

matematika, yaitu dosen pendidikan matematika di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan guru bidang studi matematika di SMP Negeri

2 Yogyakarta.

b. Pedoman Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui

cara berfikir siswa dan faktor-faktor penyebab kesalahan yang

dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

Pedoman wawancara yang digunakan untuk melakukan wawancara

berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada hasil jawaban

siswa, antara lain :

1. Bagaimana cara anda mengerjakan soal?

[image:48.595.86.514.253.632.2]
(49)

31 3. Bagaimana menurut anda dengan soal yang memiliki

perhitungan desimal? Apakah sulit/ mudah/ biasa saja?

4. Apakah anda paham dengan materi bangun ruang sisi datar

yang guru sampaikan?

Pertanyaan yang diajukan peneliti dapat dikembangkan berdasarkan

tanggapan dari hasil wawancara siswa.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, maka analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif

atau hasil dari penelitian yang ada lebih kepada bentuk penjabaran data

dengan menggunakan kata-kata.

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Menurut Moelong (2006: 288), tahap-tahap analisis data yang sering

digunakan adalah sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah identifikasi bagian terkecil yang ditemukan

dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus masalah

penelitian.

b. Kategorisasi

Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam

bagian-bagian yang memiliki kesamaan dan setiap kategori diberi

(50)

32 c. Sintesisasi

Mensintesisasi berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan

kategori yang lain.

F. Rumusan Kategori Jenis Kesalahan

Rumusan kategori kesalahan ini disusun berdasarkan penggabungan

klasifikasi kesalahan yang dikemukakan oleh Hadar (1987) dan Robert

(1988).

1. Kesalahan Data (K1)

a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal.

b. Mengabaikan data penting yang diberikan.

c. Menguraikan syarat-syarat yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam

masalah.

d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks sebenarnya.

e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai.

2. Kesalahan menginterpertasikan bahasa (K2)

Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang

artinya berbeda.

3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan(K3)

4. Kesalahan definisi atau teorema (K4)

5. Penyelasian tidak diperiksa kembali (K5)

(51)

33 a. Kesalahan dalam memanipulasi simbol aljabar

b. Kesalahan dalam membuat algoritma

7. Penggunaan algoritma yang tidak sempurna (K7)

8. Jawaban acak (K8)

G. Prosedur pelaksanaan penelitian secara keseluruhan

1. Tahap Persiapan

- Meminta surat ijin di sekretariat JPMIPA untuk pihak SMP Negeri 2

Yogyakarta dan untuk pembuatan surat ijin dinas perijinan Kota

Yogyakarta.

- Meminta surat ijin dinas perijinan Kota Yogyakarta untuk melakukan

penelitian di SMP Negeri 2 Yogyakarta.

- Menyerahkan surat ijin dari dinas dan universitas ke SMP Negeri 2

Yogyakarta.

- Menyesuaikan jadwal pengambilan data.

- Membuat instrumenyang akan digunakan.

2. Tahap Observasi

Obeservasi dilakukan agar peneliti dapat menetahui keadaan guru,

kelas, dan siswa secara menyeluruh. Observasi pembelajaran dilaksanakan

pada bulan Maret hingga April.

3. Tahap Pengambilan Data

Tahap pertama yaitu memberikan tes soal esai-pilihan ganda

kepada siswa, tentang bangun ruang sisi datar yang berjumlah 13 soal

(52)

34 Tahap kedua yaitu menganalisis pekerjaan siswa dan kemudian

mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan

Hadar, dkk dan Robert.

Tahap ketiga yaitu wawancara. Siswa yang diwawancarai adalah 5

siswa yang memiliki jenis kesalahan sebagian besar sama dengan siswa

yang lainnya. Wawancara bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

(53)

35 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII C SMP Negeri 2 Yogyakarta pada

pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar. Siswa yang mengikuti penelitian

ini berjumlah 31 siswa. Intrumen tes dilaksanakan di kelas di kelas VIII C

SMP Negeri 2 Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa. Berikut ini akan

disajikan tabel 4.1 yang memuat pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

[image:53.595.89.513.247.632.2]

peneliti selama proses kegiatan mengumpulkan data.

Tabel 4.1 Pengambilan Data

Waktu Kegiatan

Jumat, 18 Maret 2016 Pukul 08.45 - 10.15

Observasi

Sabtu, 19 Maret 2016 Pukul 11.00 - 12.15

Uji instrumen penelitian di kelas VIII C

Sabtu, 30 April 2016

Pukul 11.00 – 12.15 Wawancara

B. Analisis Data

1. Reduksi dan Analisis Data Hasil Pekerjaan Siswa

Pada bagian reduksi data, data ditentukan jenis kesalahannya dan

dilihat kemungkinan penyebabnya untuk menghasilkan data deskripsi

jenis kesalahan pada jawaban siswa. Hasil pekerjaan siswa beserta jenis

kesalahan dan analisis dari kesalahan yang siswa lakukan dapat dilihat

(54)
[image:54.842.111.762.94.494.2]

36 (Keterangan : S1 adalah siswa dengan nomor urut 1, S2 adalah siswa dengan nomor urut 2, dst)

Tabel 4.2

Hasil Pekerjaan Siswa dalam Mengejakan Soal Bangun Ruang Sisi Datar yang Memiliki Perhitungan Desimal

No. Urut

Siswa

No.

Soal

Hasil Jawaban Siswa

Jenis Kesalahan (JK) dan Analisis Kesalahan

Siswa

S3 1

JK : Kesalahan menggunakan logika untuk

menarik kesimpulan (K3).

Analisis kesalahan :

Dalam mencari panjang rusuk kubus A,

pertama-tama siswa harus menemukan panjang

rusuk kubus B, yang telah diketahui luas

(55)

37 seperempat panjang rusuk kubus B.

S5

JK : Kesalahan menggunakan logika untuk

menarik kesimpulan (K3) dan kesalahan teknis

(K6)

Analisis kesalahan :

Langkah yang siswa tuliskan sudah benar,

namun siswa kurang tepat dalam mendapatkan

hasil untuk bilangan desimal. Siswa juga salah

dalam menentukan panjang rusuk kubus A,

seharusnya panjang rusuk kubus A adalah

, namun siswa

(56)

38

. Dan siswa melakukan kesalahan dalam menentukan hasil

dari √ , sehingga hasil dari perkalian yang siswa lakukan pun tidak tepat.

S6

JK : Jawaban Acak (K8).

Analisis kesalahan :

Siswa tidak memberikan cara pengerjaan yang

terperinci. Siswa hanya memberikan

bagaimana cara dia menghitung, namun pada

jawaban pilihan ganda siswa menjawab dengan

(57)

39 S12

JK : Penggunaan algoritma yang tidak

sempurna (K7).

Analisis Kesalahan :

Siswa tidak menunjukkan langkah mana yang

harus dikerjakan pertama kali, namun siswa

hanya menunjukkan cara perhitungan hingga

hasilnya. Penggunaan tanda sama dengan “=”

dalam perhitungan yang siswa lakukan juga

(58)

40

S18 2

JK : Kesalahan teknis (K6).

Analisis Kesalahan :

Siswa melakukan kesalahan teknis dalam

menentukan hasil dari √ dan langkah yang siswa gunakan sudah benar.

S5 3

JK : Kesalahan definisi atau teorema (K4) dan

kesalahan teknis (K6).

Analisis kesalahan :

Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan

(59)

41 kawat kerangka kubus. Siswa seharusnya

mengetahui bahwa rusuk kubus berjumlah 12

dan panjang kawat kubus dirumuskan dengan

12 x s, sehingga seharusnya 166,8 : 12 = 13,9.

S18

JK: Mengganti syarat yang ditentukan dengan

informasi lain yang tidak sesuai (K1/ e).

Analisis kesalahan:

Panjang kawat suatu kerangka kubus yang

termuat didalam soal adalah 166,8 cm. Namun

dalam cara pengerjaannya, siswa menuliskan

(60)

42 S19

JK: Kesalahan dalam membuat algoritma (K6/

b).

Analisis kesalahan:

Siswa melakukan kesalahan dalam menuliskan

bentuk perpangkatan berpangkat 3, yaitu

, seharusnya siswa memberikan tanda pangkat tiga di belakang angka 9, karena

artinya akan berbeda, dan siswa seharusnya

juga menuliskan pangkat tiga di belakang

(61)

43

S27 4

JK : Kesalahan teknis (K6).

Analisis kesalahan:

Ketika menghitung volume kubus yang

mempunyai panjang rusuk 2,5 dm, siswa

melakukan kesalahan dalam mencari hasil

2,5x2,5x2,5 dan salah dalam menempatkan

(62)

44

S6 5

JK : Kesalahan dalam membuat algoritma (K6/

b).

Analisis kesalahan:

Dalam melakukan kesalahan memindahkan

data dari dm2 menjadi cm2 dan siswa hanya

menuliskan rumus untuk mencari luas

permukaan kubus.

S5 6

JK : Kesalahan dalam membuat algoritma (K6/

b) dan penggunaan algoritma yang tidak

sempurna (K7).

Analisis kesalahan :

(63)

45 tanda kurung dimana

artinya berbeda dengan

dan siswa juga melakukan kesalahan karena tidak

memberikan penjelasan pada langkah

(64)

46 S6

JK : Penggunaan algoritma yang tidak

sempurna (K7) dan jawaban acak (K8).

Analisis kesalahan:

Langah pengerjaan yang siswa lakukan sudah

tepat namun ada satu langkah awal yang

dihilangkan dan pekerjaan yang siswa lakukan

belum terselesikan, namun siswa sudah dapat

(65)

47 S4

8

JK: Penggunaan algoritma yang tidak

sempurna (K8)

Analisis kesalahan:

Langkah yang diberikan siswa sudah tepat,

namun langkah awal yang seharusnya

diperlihatkan dilewati.

S5

JK: Kesalahan dalam memanipulasi simbol

aljabar (K6/ a), dan Kesalahan teknis (K6).

Analisis kesalahan:

Siswa tidak memberikan aturan awal untuk

mencari luas permukaan balok. Siswa juga

(66)

48 kurung dan hasil dari perkalian desimal. Siswa

juga melakukan kesalahan dalam hal

menghitung, yaitu kesalahan dalam

penempatan tanda koma dalam perkalian

bilangan desimal.

S6

JK: Kesalahan menginterpertasikan bahasa

(K2) dan Jawaban acak (K9).

Analisis kesalahan:

Siswa salah dalam mengartian perkalian

menjadi penjumlahan, namun siswa dapat

(67)

49

S6 9

JK: Kesalahan menginterpertasikan bahasa

(K2)

Analisis kesalahan:

Urutan pengerjaan yang dilakukan oleh siswa

sudah benar, tetapi siswa melakukan kesalahan

dalam menuliskan tanda penjumlahan yang

dimana seharusnya siswa menulisan tanda

(68)

50 S17

JK : Penggunaan algoritma yang tidak

sempurna (K7).

Analisis kesalahan :

Siswa tidak menunjukkan langkah mana yang

harus dikerjakan pertama kali, namun siswa

hanya menunjukkan cara perhitungan hingga

(69)

51 S23

JK: Penggunaan algoritma yang tidak

sempurna (K7) dan jawaban acak (K8)

Analisis kesalahan:

Siswa tidak menunjukkan langkah mana yang

harus dikerjakan pertama kali, namun siswa

hanya menunjukkan cara perhitungan hingga

hasilnya dan siswa tidak menuliskan cara

perhitungan hingga menemukan hasil yang

diinginkan namun, siswa sudah mengetahui

(70)

52

S13 10

JK: Penggunaan algoritma yang tidak

sempurna (K7).

Analisis kesalahan:

Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan

mana yang harus dihitung terlebih dahulu pada

dan siswa menuliskan hasil dari perhitungan tersebut adalah , yang dimana seharusnya siswa menuliskan

, dimana dikerjakan terlebih dahulu kemudian dijumlahkan dengan hasil dari

(71)

53 S23

JK : Kesalahan teknis (K6) dan penggunaan

algoritma yang tidak sempurna (K7)

Analisis kesalahan :

Sisa melakukan kesalahan dalam menentukan

nilai t, yaitu pada bagian

terbalik

sehingga hasil yang didapatkan pun kurang

tepat, seharusnya

.

S6 11

JK: Kesalahan teknis (K6).

Analisis kesalahan:

Langkah yang siswa gunakan sudah tepat,

(72)

54 didapatkan siswa kurang tepat.

S7

JK: Kesalahan teknis (K6) dan Penggunaan

algoritma yang tidak sempurna (K7).

Analisis kesalahan:

Siswa menuliskan langah pengerjaan yang

harus dilakukannya, namun siswa tidak

memberikan langah untuk mendapatkan luas

alas prisma yang diminta dalam soal dan

(73)

55

S7 12

JK: Kesalahan perhitungan (K7) dan

penggunaan algoritma yang tidak sempurna

(K8).

Analisis kesalahan:

Siswa menuliskan langkah pengerjaan dengan

benar, namun siswa tidak menunjukkan

bagaimana cara siswa

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Bangun Ruang Sisi Datar ..................................................
gambar 2.1.
Gambar 2.3 Kubus
Tabel 3.1 di atas, digunakan sebagai acuan dalam peneliti membuat soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di zaman sekarang ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian, ketrampilan dan juga kreatifitas sebagai nilai jual lebih pada dirinya untuk mendapatkan pekerjaan yang

Al hablar acerca de este principio es hablar de la creación de los ecosistemas en el planeta Tierra que como ya sabemos fue hace millones de años, hablamos también acerca de

PNcrLOtrmsN slsu eYL

dan nilai perbuatan 79. Para siswa dapat tertarik pada sajian Mata Pelajaran Mulok Bahasa Jawa .Hal ini dapat dilihat dari keseriusan para siswa ketika mengikuti jalannya

[r]

Ibu Agnes Arie MC.,SE,M.Si.,Akt.,BKP selaku Ketua Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang dan Dosen Pembimbing

The use of Light Detection and Ranging (LiDAR) to study agricultural crop traits is becoming popular. Wheat plant traits such as crop height, biomass fractions and plant

Hasil analisis dari ketiga metode tersebut menunjukkan bahwa indeks kualitas air yang dihasilkan dari metode CCME WQI mengindikasikan perairan dengan tingkat