ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL
Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta
Junita Iklina NIM: 122114134 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan besarnya harga pokok kamar hotel dengan menggunakan perhitungan Hotel dan Activity Based Costing System pada Hotel UNY.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Hotel UNY Yogyakarta. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan metode perhitungan Harga Pokok kamar Hotel yang diterapkan oleh hotel selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing System.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara Harga Pokok Kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen hotel dan dengan penerapan Activity Based Costing System.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF ACTIVITY
BASED COSTING SYSTEM FOR DETERMINING
THE COST OF ROOM
Case Study at UNY Hotel Yogyakarta
Junita Iklina NIM: 122114134 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The purpose of this study was to compare the magnitude of the cost of a hotel room by using a calculation Hotel and Activity Based Costing System at Hotel UNY.
This research was a case study in UNY Hotel Yogyakarta. The data collection technique was interview and documentation. Data analysis technique used was a comparative descriptive analysis that showed and compared the method of calculation of Cost-room hotel was between the method that was being applied by the hotel and the method of Activity Based Costing System that used in this research.
The conclusion from the research was that there was a difference between the cost of rooms are determined by the hotel management and the implementation of Activity Based Costing System.
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL
(Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Junita Iklina NIM: 122114134
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL
(Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta)
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Junita Iklina NIM: 122114134
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”
-Pengkhotbah 3 :11a-
„ Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam sgala hal keinginanmu kepada Allah dalam
doa dan permohonan dengan ucapan syukur”
- Filipi 4:6 -
Skirpsi ini ku persembahkan untuk mereka yang selalu menyertaiku,
mendoakanku dan menyemangatiku:
1. Tuhan Yesus Kristus
2. Keluargaku Tercinta
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun skripsi yang
berjudul Analisis Penerapan Activity Based Costing System dalam Menentukan
Harga Pokok Kamar Hotel (Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta) ini disusun
sebagai salah satu persyaratan untuk meperoleh gelar sarjana pada Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari tanpa ada bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan semestinya. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak. QIA., CA selaku dosen
pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Tri Yulianto selaku Manager Operational Hotel UNY yang telah
memberikan ijin dan memberikan informasi data yang diperlukan dalam
penelitian penulis.
4. Para pegawai Hotel UNY yang telah memberikan informasi dan bantuan
viii
5. Orang tua penulis, Ayahku Yosias Sampe Tondok dan Ibuku Dina Tarappa
Pollo Pana yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materiil
serta doa yang tulus hingga skripsi ini dapat selesai.
6. Kakak ku Daniel, SE yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
7. Yosef Sigit Prasetya yang selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis.
8. Teman-teman tercinta, Elisabeth Ritria Dwilistya Paramita, Elvita Dearti
Tinambunan, Anggi Enno Hapsari, Cindy Fatresia, Rosalina Napitupulu,
Lasma Lamiatur, Adiutrix Maria Ira yanti Seran, Maria Anastasia Vyka
Pangudi Putri, Agnes Sandrawati, Christianti Pattiasina yang selalu
memberikan semangat dan masukan-masukan yang positif kepada penulis.
9. Teman–teman akuntansi 2012 khususnya kelas C atas kebersamaan yang
telah kita jalani bersama
10. Teman-teman seperjuanganku di kelas MPAT yang telah memberikan
semangat dan berbagi ide kepada penulis.
11. Podang 10 Fam Squad Jesty, Resi, Grace, Claudia, Sisca dan Tika yang
selalu memberikan semangat
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang sudah
banyak membantu dan memberikan dukungan selama penyusunan skripsi
ix
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis juga menyadari skripsi
ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 November 2016
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
C. Akuntansi Biya Konvensionl atau Trdisional ... 12
D. Activity Based Costing System ... 13
1. Pengertian Activity Based Costing System ... 13
2. Aktivitas ... 14
3. Jenis Aktivitas ... 14
4. Cost driver dan Cost Pool ... 15
5. Syarat-syarat penerapan Activity Based Costing System ... 16
6. Manfaat Activity Based Costing System ... 17
7. Kelebihan dan Kelemahan Activity Based Costing System ... 18
8. Activity Based Costing System Pada Perusahaan Jasa ... 19
xi
E. Perusahaan Jasa ... 23
1. Pengertian Perusahaan Jasa ... 23
2. Jasa Perhotelan ... 24
1. Perhitungan Harga Pokok Kamar Menurut Hotel UNY ... 36
2. Perhitungan Harga Pokok Kamar Hotel Menggunakan Activity Based Costing System ... 40
xii
Tabel 6. Pendapatan Penjualan Jasa Kamar Hotel UNT Tahun 2015... 39
Tabel 7. Harga Pokok Kamar Hotel UNY Tahun 2015 ... 40
Tabel 15. Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool V... 47
Tabel 16. Pemakaian Cost Driver Tahun 2015 ... 47
Tabel 22. Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Executive Suite ... 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rincian Biaya per Departemen Tahin 2015 ... 59
Lampiran 2 Pertanyaan Wawancara ... 61
xv
ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL
Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta
Junita Iklina NIM: 122114134 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan besarnya harga pokok kamar hotel dengan menggunakan perhitungan Hotel dan Activity Based Costing System pada Hotel UNY.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Hotel UNY Yogyakarta. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan metode perhitungan Harga Pokok kamar Hotel yang diterapkan oleh hotel selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing System.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara Harga Pokok Kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen hotel dan dengan penerapan Activity Based Costing System.
xvi
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF ACTIVITY
BASED COSTING SYSTEM FOR DETERMINING
THE COST OF ROOM
Case Study at UNY Hotel Yogyakarta
Junita Iklina NIM: 122114134 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The purpose of this study was to compare the magnitude of the cost of a hotel room by using a calculation Hotel and Activity Based Costing System at Hotel UNY.
This research was a case study in UNY Hotel Yogyakarta. The data collection technique was interview and documentation. Data analysis technique used was a comparative descriptive analysis that showed and compared the method of calculation of Cost-room hotel was between the method that was being applied by the hotel and the method of Activity Based Costing System that used in this research.
The conclusion from the research was that there was a difference between the cost of rooms are determined by the hotel management and the implementation of Activity Based Costing System.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan
perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang pariwisata dan
perhotelan yang saat ini sedang berkembang di Indonesia maka
sudah menjadi keharusan bagi perusahaan jasa yaitu Hotel di
Indonesia untuk terpacu berbenah diri untuk selalu meningkatkan
efisiensi dan efektifitas guna mewujudkan tata pengelolaan yang
baik serta dapat meningkatkan daya saing hotel tersebut.
Keberhasilan dalam memenangkan persaingan tersebut ditentukan
oleh beberapa hal antara lain quality, services dan price. Untuk
mencapai hal tersebut, maka perusahaan dituntut untuk bisa
menjalankan strategi manajemen perusahaan dengan baik.
Services merupakan kuantitas atau ragam pelayanan yang
diberikan pihak hotel terhadap tamunya misalnya fasilitas kolam
renang, restoran, fitness center, bar dan lain sebagainya. Quality
merupakan kualitas pelayanan terhadap tamu, hal ini lebih
menekankan pada kepuasan tamu terhadap suatu jenis pelayanan
(Kotler, 2009). Kebersihan kolam renang yang selalu terjamin, rasa
masakan yang sesuai dengan keinginan tamu, alat-alat kebugaran
hotel merupakan contoh dari kualitas pelayanan yang disediakan
pihak hotel untuk tamu atau konsumennya.
Selain quality dan services, price merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam menarik hati konsumen maupun calon
konsumen. Price merupakan jumlah nominal yang harus dibayarkan
oleh konsumen atas pelayanan yang diberikan pihak hotel atau
penyedia jasa. Jika ada perbandingan antara beberapa hotel dengan
quality dan service yang sama dalam hal penentuan harga dan
mengabaikan faktor loyalitas konsumen terhadap produsen atau
penyedia jasa, konsumen akan cenderung memilih hotel yang lebih
murah (Kotler, 2009).
Keadaan ini menuntut para pelaku usaha atau bisnin untuk
fokus memberikan dan menjamin kualitas serta pelayanan dengan
harga yang terjangkau. Perusahaan harus dapat secara efisien dan
efektif dalam menentukan harga yang sesuai dengan kualitas dan
pelayanan yang diberikan agar mampu bertahan dan bersaing dengan
pihak pesaing lainnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi-strategi
perusahaan yang bisa memenangkan perusahaan dalam persaingan.
Salah satu strategi yang digunakan untuk bisa memenangkannya
adalah penekanan harga jual produk. Dengan harga jual yang
semakin rendah, maka diharapkan tingkat penjualan produk menjadi
Harga pokok mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan harga jual produk. Penetapan biaya yang lebih tepat
akan menghasilkan harga pokok produk atau jasa yang lebih akurat
(Supriyono, 2002). Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar
serius dalam menangani harga pokok produksinya. Dalam
perhitungan biaya produk untuk menentukan harga pokok produk
atau jasa masih banyak perusahaan yang menggunakan metode
tradisional (Mulyadi, 2007: 49).
Penentuan biaya dengan metode tradisional kurang sesuai
dengan jenis produk jasa yang bervariatif, sehingga memberikan
informasi yang tidak akurat dalam pembebanan biaya nya. Dalam
sistem akuntansi tradisional, pembebanan biaya produksi dilakukan
atas biaya langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan
produk. Pembebanan atas biaya tidak langsung dilakukan dengan
menggunakan dasar pembebanan secara menyeluruh atau per
departemen. Hal ini dapat menimbulkan under costing atau over
costing pada produk yang dijual karena tidak mencerminkan biaya
yang sebenarnya dan hal ini akan berpengaruh pada laba perusahaan.
Distorsi biaya juga akan berdampak pada kesalahaan penentuan
biaya, pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian
perusahaan.
Dengan mengubah proses perhitungan biaya dari metode
melakukan pembebanan biaya lebih efektif dan efisien (Hansen dan
Mowen, 2009). Activity Based Costing System merupakan alternatif
solusi yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan
informasi akuntansi yang relevan dalam pengambilan keputusan atas
penetapan harga pokok dan penetapan harga jual yang lebih tepat
sehingga pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan yang lebih
besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,
maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: “Apakah terdapat
perbedaan besarnya harga pokok kamar hotel menurut Hotel UNY
dan menurut Activity Based Costing System?”.
C. Tujian Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan harga
pokok kamar hotel dengan menggunakan perhitungan Hotel dan Activity
Based Costing System pada Hotel UNY
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
kalangan yaitu, sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang
pastinya berguna di waktu yang akan datang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi hotel sebagai
masukan atau refrensi untuk meningkatkan kinerja dan menentukan
suatu strategi perusahaan khususnya dalam mengoptimalkan fungsi
dan peranan informasi pada periode selanjutnya.
3. Bagi pihak lain
hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan serta menjadi refrensi atau bahan masukan dalam
penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan gambaran
secara keseluruhan dalam penulisan skripsi. Adapun sistematika penulisan
adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang landasan teori sebagai
pedoman dalam pembahasan penulisan skripsi berupa
konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang dirumuskan.
Bab ini menjelaskan tentang pendekatan penelitian yang
digunakan, obyek penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis
dan sumber data, prosedur pengambilan data serta teknik
analisis yang digunakan oleh penulis dalam memecahkan
permasalahan yang telah dirumuskan
BAB IV Gambaran Umum Hotel UNY
Bab ini merupakan bab tentang gambaran umum Hotel
UNY yang terdiri dari sejarah singkat hotel, visi dan misi
hotel dan struktur organisasi.
BAB V Analisis data dan Pembahasan
Bab ini merupakan bab pembahasan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang
telah dijelaskan sebelumnya dan menggunakan data yang
telah diolah sesuai dengan metode penelitian yang
digunakan dan landasan teori yang ada.
BAB VI Penutup
Bab ini merupakan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran dari penulis yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya
1. Pengertian Biaya
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 47), biaya didefinisikan
sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat
saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Dikatakan
sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan
barang atau jasa yang diinginkan. Sebagai contoh, menukar peralatan
dengan bahan yang digunakan untuk produksi. Dalam usaha
menghasilkan manfaat saat ini dan di masa depan, manajemen suatu
organisasi harus melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan
biaya yang dibutuhkan dalam mencapai keuntungan tertentu.
Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu
memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Biaya tidak
harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis.
Menurut Carter (2009: 30), biaya sebagai suatu nilai tukar,
pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin
perolehan manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau
pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan
kas atau aset lain yang terjadi pada saat ini atau di masa yang akan
datang. Menurut Mulyadi (2007: 4), Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Dalam dunia bisnis, semua aktivitas dapat di ukur dengan
satuan uang yang lazim di sebut biaya. Aktivitas ini merupakan
pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran, material untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Tujuan bisnis adalah laba. Oleh sebab itu setiap
aktivitas harus diperhitungkan secara benefit cost ratio (perhitungan
keuntungan dan pengorbanan).
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk mengembangkan
data biaya yang dapat membantu pihak manajemen dalam mencapai
tujuannya. Untuk tujuan perhitungan biaya produk dan jasa, biaya
dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsi.
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 56), biaya dikelompokkan ke
dalam dua kategori fungsional utama, antara lain:
a. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan
dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi
dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:
1) Bahan langsung adalah bahan yang dapat di telusuri ke barang
dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat
digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh
setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud
atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada
umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.
2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat
ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat
digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang
digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa.
Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai
tenaga kerja langsung.
3) Overhead. Semua biaya produksi selain bahan langsung dan
tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam kategori biaya
overhead. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang
luas. Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja
langsung diperlukan untuk membuat produk. Bahan langsung
yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi
umumnya dimasukkan dalam kategori overhead sebagai jenis
khusus dari bahan tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar
biaya dan kepraktisan. Biaya penelusuran menjadi lebih besar
Biaya lembur tenaga kerja langsung biasanya dibebankan ke
overhead. Dasar pemikirannya adalah bahwa tidak semua
operasi produksi tertentu secara khusus dapat diidentifikasi
sebagai penyebab lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur adalah
hal yang umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan
biaya manufaktur tidak langsung.
b. Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah biaya yang
berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran,
distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Terdapat
dua kategori biaya nonproduksi yang lazim, antara lain:
1) Biaya penjualan atau pemasaran adalah biaya yang diperlukan
untuk memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk
atau jasa.
2) Biaya administrasi adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada
organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun
produksi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam
memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi
secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan
B. Harga Pokok Produksi
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 60), harga pokok produksi
(cost of good manufactured) mencerminkan total biaya barang yang
diselesaikan selama periode berjalan. Menurut Charles T. Horngren (2006:
45), harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya
barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun
selama periode akuntansi berjalan.
Menurut Garrison, Ray H (2006: 60), harga pokok produksi berupa
biaya produksi yang berkaitan dengan barang-barang yang diselesaikan
dalam satu periode. Harga pokok adalah nilai sesuatu yang dikorbankan
dan diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aset yang diimbangi
dengan aset berkurang atau utang/modal bertambah (Nafarin, 2013). Harga
pokok produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang
dijual (Supriyono, 2002).
Harga pokok produksi memiliki peranan dalam pengambilan
keputusan perusahaan untuk beberapa hal seperti menerima atau menolak
pesanan, membuat atau membeli bahan baku, dan lain-lain. Informasi
mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan harga jual produk yang bersangkutan. Oleh sebab
itu, biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu
C. Akuntansi Biaya Tradisional
Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari
(2009) metode akuntansi biaya tradisional adalah, “Perhitungan biaya
produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran
langsung. Biaya overhead di lain pihak dibebankan dengan menggunakan
penelusuran gerak dan alokasi”. Menurut Blocher (2007: 117), Sistem
tradisional adalah sistem penentuan harga pokok produksi dengan
mengukur sumber daya yang dikonsumsi dalam proporsi yang sesuai
dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Dalam sistem tradisional hanya menggunakan driver-driver
aktivitas berlevel unit untuk membebankan biaya overhead pabrik pada
produk. Driver aktivitas berlevel unit adalah faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan biaya sesuai dengan perubahan unit produk yang
diproduksi. Sistem tradisional akan menimbulkan distorsi biaya jika
digunakan dalam lingkungan perusahaan manufaktur maju dan dalam
persaingan tingkat global. Sistem penentuan harga pokok produksi harus
disesuaikan dengan sistem yang cocok dengan lingkungan perusahaannya.
Jika sistem penentuan harga pokok produksi tidak dirubah akan
D. Activity Based Costing System
1. Pengertian Activity Based Costing System
Menurut Hongren (2008), ABC System (Activity Based Costing
System) sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang
dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab
timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu
perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak
langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut. Menurut Carter
(2009), Activity-Based Costing (ABC) System sebagai suatu sistem
perhitungan biaya yang menerapkan penelusuran biaya-biaya aktivitas
yang diperlukan untuk memproduksi keluaran (output) secara lebih
menyeluruh.
Menurut Hansen dan Mowen (2009), ABC System “Activity
-Based Costing System(ABC) adalah sistem yang pertama kali
menelusuri biaya pada kegiatan/aktivitas kemudian pada produk.”
Menurut Blocher (2007), Activity Based Costing System (ABC System)
adalah pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya
sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan
berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk obyek biaya tersebut.
Menurut Mulyadi (2007: 50), Activity Based Costing System (ABC
unntuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya
dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.
Jadi, ABC System (Activity-Based Costing) System adalah
sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan
menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri biaya
dari aktivitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke produk.
2. Aktivitas
Menurut Hansen dan Mowen (2009), aktivitas merupakan suatu
tindakan, peristiwa, tugas atau pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan
tertentu yang menjadi pemicu biaya (cost driver) dan menjadi objek
biaya (cost object) untuk pengukuran dan pembebanan biaya dalam
suatu perusahaan.
3. Jenis Aktivitas
Menurut Hansen dan Mowen (2009:183), untuk tujuan
perhitungan biaya, aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis
yaitu :
a. Aktivitas Tingkat Unit
Aktivitas yang dikerjakan setiap kali sebuah unit diproduksi,
b. Aktivitas Tingkat Batch
Aktivitas yang dikerjakan setiap satu batch produk diproduksi,
seperti pengiriman konsumen, aktivitas inspeksi, aktivitas
pengelolaan dan aktivitas penjadwalan produksi. Gugus (batch)
adalah sekelompok produk yang diproduksi dalam satu kali proses.
c. Aktivitas Tingkat Produk
Aktivitas yang dikerjakan bila diperlukan untuk mendukung dan
mengembangkan berbagai produk yang diproduksi, seperti
merancang dan memasarkan produk.
d. Aktivitas Tingkat Fasilitas
Aktivitas yang mendukung proses produksi suatu perusahaan.
Sebagai contoh, kebersihan kantor, tata letak, dan sebagainya
4. Cost Driver dan Cost Pool
Menurut Horngren (2006), pemicu biaya adalah suatu variabel
seperti tingkat aktivitas atau volume, yang menjadi penyebab utama
timbulnya biaya selama rentang waktu tertentu. Pemicu biaya dari
suatu biaya variabel adalah tingkat aktivitas atau volume yang
perubahannya menyebabkan perubahan biaya variabel secara
proporsional. Pemicu biaya terdiri atas penelusuran akumulasi biaya
yang mempunyai hubungan langsung dengan obyek biaya dan
pengalokasian akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan
aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver
untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan
mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga
menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan
(Mulyadi,2007).
Cost Pool merupakan kelompok biaya yang disebabkan oleh
aktivitas yang sama dengan suatu dasar pembebanan (cost driver).
Semakin banyak aktivitas dalam suatu kegiatan menyebabkan semakin
bertambahnya biaya dalam cost pool. Aktivitas yang ada dalam
perusahaan dapat di gabung menjadi satu cost pool atau beberapa cost
pool. System biaya yang menggunakan cost pool akan lebih
menjelaskan hubungan sebab akibat antara biaya yang timbul dengan
produk/ jasa yang dikeluarkan (Supriyono, 2002).
5. Syarat-syarat Penerapan Activity Based Costing System
Supriyono (1999: 281) menyebutkan syarat-syarat penerapan
Activity-Based Costing System sebagai berikut:
a. Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk
Activity-Based Costing System tidak diperlukan untuk perusahaan
yang hanya menghasilkan satu jenis produk karena tidak ada
masalah dalam keakuratan pembebanan biaya. Jadi salah satu
syarat penerapan Activity-Based Costing System adalah perusahaan
b. Diversitas produk oleh perusahaan termasuk tinggi
Diversitas produk mengakibatkan rasio-rasio konsumsi antara
aktivitas-aktivitas berbasis unit dan nonunit berbeda-beda. Jika
dalam suatu perusahaan mempunyai diversitas produk maka
diperlukan penerapan Activity-Based Costing System. Namun, jika
berbagai jenis produk menggunakan aktivitas-aktivitas berbasis
unit dan nonunit dengan rasio yang relatif sama, berarti diversitas
produk relatif rendah sehingga tidak ada masalah jika digunakan
Sistem Tradisional.
c. Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat
Bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memproduksi produk
yang sama atau sejenis, maka masing-masing perusahaan akan
bersaing untuk memperbesar pangsa pasarnya. Dalam persaingan
yang ketat ini informasi tentang harga pokok produk yang akurat
akan lebih mendukung manajemen dalam mengambil keputusan.
6. Manfat Activity Based Costing System
Menurut Hansen dan Mowen (2009), manfaat dari Activity
Based Costing System adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan biaya produk lebih akurat dan informatif, yang
mengarahkan pengukuran profitabilitas produk lebih akurat
terhadap keputusan stratejik, tentang harga jual, lini produk,
2. Pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh
aktivitas, sehingga membantu manajemen meningkatkan nilai
produk (product value) dan nilai proses (process value).
3. Memudahkan memberikan informasi tentang biaya relevan untuk
pengambilan keputusan.
7. Kelebihan dan Kelemahan Activity Based Costing System
a. Keunggulan ABC System
Menurut Mulyadi (2007), keunggulan dan manfaat dari
Activity-Based Costing (ABC) System adalah sebagai berikut:
1) ABC System memperlakukan semua biaya sebagai biaya
variabel, sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan
dan pembuat keputusan strategis jangka panjang pada
perusahaan.
2) ABC System merupakan sistem informasi yang powerful untuk
meningkatkan kemampuan kinerja personel di setiap
perusahaan, baik perusahaan jasa, dagang, maupun perusahaan
manufaktur.
3) ABC System merupakan penentuan biaya berbasis aktivitas
yang sangat bermanfaat untuk mengurangi distorsi yang
disebabkan oleh alokasi biaya tradisional, serta penentuan kos
4) ABC System merupakan sistem unggulan dikarenakan
keakuratan dalam penghitungan biaya, baik itu dalam
perusahaan manufaktur ataupun jasa.
b. Kelemahan ABC System
Selain memiliki kelebihan, ABC System juga mempunyai
kelemahan atau keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manajer
sebelum menggunakan ABC System untuk menghitung biaya
produk. Menurut Hansen dan Mowen (2009), kelemahan dari
Activity Based Costing System adalah sebagai berikut:
1) Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan,
karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh:
pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.
2) Mengabaikan biaya-biaya tertentu yang diabaikan dari analisis.
Contoh: iklan, riset, pengembangan, dan sebagainya.
3) Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi. Selain memerlukan
biaya yang mahal juga memerlukan waktu yang cukup lama.
8. Activity Based Costing System Pada Perusahaan Jasa
Activity Based Costing System awalnya berkembang dan
diterapkan pada perusahaan manufaktur. Activity Based Costing
System menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi
tentang aktivitas diukur, dicatat, dan disediakan dalam shared
database. Activity Based Costing System tidak hanya berfokus ke
perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui
pengelolaan aktivitas. Namun ada beberapa perbedaan dasar antara
perusahaan jasa dan manufaktur. Kegiatan dalam perusahaan
manufaktur cenderung menjadi jenis yang sama dan dilaksanakan
dengan cara yang serupa. Hal ini berbeda untuk perusahaan jasa.
„Perbedaan dasar lainnya antara perusahaan jasa dan manufaktur
adalah pendefinisian output. Untuk perusahaan manufaktur, output
mudah ditentukan (produk-produk nyata yang diproduksi), tetapi untuk
perusahaan jasa, pendefinisian output lebih sulit. Output untuk
perusahaan jasa kurang nyata. Output harus didefinisikan agar dapat
dihitung harganya (Hansen dan Mowen, 2009).
Penerapan ABC System dalam perusahaan jasa sama halnya
dengan perusahaan manufaktur. Pada dasarnya ABC System dimulai
dengan mengidentifikasi aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya.
Pada perusahaan jasa terdapat berbagai macam aktivitas yang
dilakukan. Aktivitas-aktivitas ini semuanya mengkonsumsi sumber
daya. Setelah diidentifikasi aktivitas, maka dilakukan
pengidentifikaian cost driver selanjutnya melakukan kalkulasi per unit
cost driver, kemudian membebankannya pada produk jasa
bersangkutan.
Penerapan perhitungan Activity Based Costing System dalam
menentukan harga pokok kamar dapat menghasilkan perhitungan yang
dasar aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi dan juga mengelompokkan
aktivitas ke berbagai cost driver. Dengan menggunakan Activity Based
Costing System perusahaan dapat mengendalikan biaya lebih baik
karena ABC System merupakan sistem analisis biaya berbasis aktivitas
yang dapat membantu memenuhi kebutuhan manajemen dalam
pengambilan keputusan baik yang bersifat strategik maupun
operasional.
9. Tahapan Dalam Menerapkan Activity Based Costing System (ABC
System)
Menurut Hansen dan Mowen (2009:175\) proses penerapan
Activity Based Costing System (ABC System ) untuk menentukan harga
pokok produksi dapat dibagi menjadi dua prosedur, yaitu:
a. Prosedur Tahap Pertama
Prosedur tahap pertama penentuan harga pokok produksi
berdasarkan ABC System terdiri dari empat langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi Aktivitas
Langkah pertama untuk menerapkan ABC System adalah
mengidentifikasi aktivitas yang akan menjadi dasar sistem
tersebut.
2. Mengklasifikasi Berbagai Aktivitas
Mengklasifikasikan aktivitas yang akan menjadi dasar sistem
kelompok yang mempunyai suatu interprestasi yang mudah dan
jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang
dapat dikelola untuk menghasilkan produk atau jasa. Cara untuk
memahami aktivitas dan bagaimana aktivitas tersebut
digabungkan disusun dalam empat tingkat, yaitu : unit level
activities, batch level activities, product level activities, dan
facility level activities.
3. Mengidentifikasi Cost Driver
Mengidentifikasi cost driver dari aktivitas-aktivitas yang telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan. Langkah selanjutnya adalah
mengelompokkan jenis-jenis biaya yang sejenis atau homogen.
Syarat biaya homogen adalah aktivitas-aktivitas harus secara logis
berkaitan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua
produk.
4. Menentuan Tarif Kelompok (Pool Rate) Tarif kelompok adalah
tarif biaya overhead per unit cost driver yang dihitung untuk
suatu kelompok aktivitas Tarif kelompok dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
b. Prosedur Tahap Kedua
Setiap kelompok biaya overhead dibebankan kepada produk. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan tarif yang telah dihitung
sebelumnya dan nilai sumber daya aktivitas yang dikonsumsi setiap
jenis produk. Dengan demikian, overhead yang dibebankan dari
setiap kelompok biaya kepada setiap jenis produk dapat dihitung
sebagai berikut:
BOP dibebankan = Tarif kelompok × Unit Cost Driver
yang digunakan
Setelah menentukan tarif per unit cost driver dan membebankan
biaya ke produk dan jasa menggunakan tarif cost driver selanjutnya
yaitu:
1. Menyusun perhitungan barga pook produksi menurut Activity-
Based Costing System.
2. Membandingkan perhitungan harga pokok menurut prusahaan
dan menurut Activity Based Costing System.
3. Menarik kesimpulan dari perbandingan perhitungan yang
terjadi.
E. Perusahaan Jasa
1. Pengertian Perusahaan Jasa
Perusahaan Jasa merupakan perusahaan yang kegiatan
menghasilkan output atau keluaran berupa jasa atau pelayanan.
Perbedaan utama antara perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa
yaitu pada aktivitasnya dimana aktivitas dalam perusahaan manufaktur
cenderung mempunyai tipe yang sama dan dilakukan dengan cara yang
sama. Perbedaan yang lainnya adalah definisi dari output. Untuk
perusahaan manufaktur dapat dengan mudah didefinisikan karena hasil
dari produknya berwujud, sementara untuk perusahaan jasa sulit
didefinisikan karena hasil dari produknya tidak berwujud (Hansen dan
Mowen, 2009:53)
2. Jasa Perhotelan
Menurut Sulastiyono (2011: 5), hotel merupakan suatu
perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan
pelayanan, makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada
orang-orang yang melakukan perjalanan, dengan membayar sejumlah
uang yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima. Biaya dalam
hotel didefinisikan sebagai penggunaan kas atau terjadinya utang atau
kombinasi keduanya dalam rangka membeli barang atau jasa untuk
kegiatan operasional hotel (Darminto dan Suryo, 2002: 19). Beberapa
contoh biaya yaitu pembayaran gaji karyawan hotel, pembelian suplais
hotel secara tunai.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berfokus pada analisis penerapan Activity Based Costing
melakukan penelitian tentang analisis penerapan metode Activity Based
Costing System dalam penentuan harga pokok kamar hotel. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa penggunaan Activity Based Costing System
dalam perhitungan harga pokok kamar akan menghasilkan selisih harga
yang lebih rendah dari penetapan harga manajemen hotel yaitu, untuk
kamar standard, deluxe, suite dan untuk kamar family. Sedangkan harga
yang lebih tinggi menggunakan Activity Based Costing System pada kamar
executive suite/pent house.
Cindrawati dan Dzulkirom (2014) melakukan penelitian mengenai
penerapan Activity Based Costing System sebagai dasar menentukan harga
pokok kamar hotel. Hasil penelitian menjelaskan perhitungan harga pokok
sewa kamar dengan menggunakan Activity Based Costing System (ABC
System) memberikan hasil perhitungan kamar yang lebih besar
dibandingkan dengan metode yang telah ditetapkan pihak manajemen
hotel pada jenis kamar standard dan suite. Sedangkan menggunakan
Activity Based Costing System (ABC System) memberikan hasil
perhitungan lebih rendah dibandingkan metode yang telah ditetapkan
pihak manajemen hotel pada tipe kamar executive, deluxe dan superior.
Maulana dan Dwiatmanto (2016) melakukan penelitian mengenai
analisis Activity Based Costing System (ABC System) sebagai dasar
menentukan harga pokok kamar hotel. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
terdapat selisih perhitungan harga pokok sewa kamar antara perhitungan
Terdapat enam tipe kamar yaitu: family, deluxe, superior, executive, suite
dan exclusive yang menghasilkan perhitungan harga pokok sewa kamar
lebih tinggi apabila menggunakan Acivity Based Costing System (ABC
System). Sedangkan untuk tipe Cottage I dan Cottage VII menghasilkan
perhitungan harga pokok sewa kamar lebih rendah menggunakan Activity
Based Costing System dibandingkan dengan harga pokok kamar menurut
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian
Hotel UNY
Objek Penelitian
Pada peneliian ini yang menjadi objek penelitian adalah penerapan Activity
Based Costing System dalam penentuan harga pokok kamar hotel di Hotel
UNY.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang merupakan salah satu
Perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang perhotelan terletak Di
Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan juni 2016
sampa juli 2016.
D. Jenis dan Sumber Data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan, maka jenis data yang
digunakan dalam penulisan ini adalah:
1. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari dalam hotel yang bukan
seperti gambaran umum hotel, prosedur-prosedur hotel dan pembagian
tugas masing-masing departemen dalam hotel.
2. Data Kuantitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari hotel
dalam bentuk angka-angka, seperti laporan jumlah pelangga , laporan
biaya-biaya yang terkait, dan lain-lain.
Sedangkan sumber data yang digunakan penulis dalam penulisan
skripsi ini adalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan
pengamatan secara langsung pada hotel serta melakukan wawancara
langsung dengan pihak pimpinan dan beberapa staf yang ada kaitannya
dengan penelitian ini.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hotel dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen serta arsip-arsip hotel yang ada
kaitannya dengan penulisan ini.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara, yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan wawancara atau tanya-jawab dengan pihak hotel yang
ditunjuk atau pihak yang ada hubungannya dalam penelitian ini.
2. Dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data melalui dokumen–dokumen hotel mengenai data yang terkait
dengan masalah yang diteliti seperti kegiatan penentuan harga pokok
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan
metode perhitungan Harga Pokok Kamar Hotel yang diterapkan Hotel
selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing System. Adapun
langkahlangkah analisis data yang dilakukan adalah:
1. Mencantumkan harga pokok kamar hotel menurut Hotel UNY
2. Melakukan perhitungan harga pokok kamar hotel menggunakan
Activity-Based Costing System,
Langkah-langkah penerapan Activity Based Costing System
dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan aktivitas.
b. Mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas ke dalam berbagai
level aktivitas.
c. Mengidentifikasi cost driver.
d. Menentukan tarif per unit cost driver
Untuk menentukan tarif per unit dihitung dengan rumus:
e. Membebankan biaya ke produk dan jasa dengan menggunakan tarif
cost driver dan ukuran aktivitas. Pembebanan biaya overhead dari
tiap aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
f. Menyusun perhitungan barga pokok kamar hotel menurut Activity-
Based Costing System.
3. Membandingkan perhitungan harga pokok kamar hotel menurut hotel
UNY dan menurut Activity Based Costing System.
4. Menarik kesimpulan dari perbandingan perhitungan yang terjadi. BOP dibebankan = Tarif kelompok × Unit Cost Driver
31 BAB IV
GAMBARAN UMUM HOTEL UNY
A. Sejarah Hotel UNY
UNY Hotel diresmikan dengan nama Training Center pada tanggal
21 Juni 2009 oleh bapak Rektor Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. MA.
Yang kemudian dipunlikasikan dengan nama “UNY Hotel”. Dalam
perkembangannya, UNY Hotel menawarkan alternative core business
yang cukup berpotensi sehingga pada tahun 2011 UNY Hotel dibangun
kembali dengan kapasitas 130 kamar, 5 meeting room, 2 restoran, 1
lounge, 1 ballroom, dan 1 business center, kemudian UNY Hotel
diresmikan kembali pada tanggal 6 Maret 2012.
Konsep UNY Hotel yaitu modern minimalis, berpadu dengan
sedikit sentuhan tradisional yang dapat anda lihat di beberapa ornamen
batik yang menghiasi di hampir seluruh ruangan hotel. Hotel ini
didominasi warna natural seperti warna kayu dan tanah bercampur warna
krem lembut memperkuat kesan natural yang hangat pada hotel ini.
Lokasi yang sangat strategis berada di tengah kota Yogyakarta dan
Kampus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) berdekatan dengan
fasilitas penunjang lainnya berupa Masjid, Food Court, Mini Market,
Kolam Renang Internasional, berbagai sarana olahraga bertaraf
Internasional milik UNY, Rumah Sakit dan Pusat Perbelanjaan menjadi
pilihan utama bagi anda yang menginginkan tempat beristirahat sekaligus
Fasilitas UNY Hotel yang juga sebagai Convention Hotel, sangat
representatif untuk mengadakan kegiatan MICE, Wedding, Wisuda dan kegiatan
berskala besar lainnya karena telah didukung dengan 130 Kamar dengan 5 Type,
Standard, Superior, Deluxe, Executive dan Suite, Ballroom berkapasitas 600
orang, 5 Meeting Room dan 2 Restaurant yang dapat dimanfaatkan secara
bersama-sama, Business Centre, Butik, Drugstore dan ketersediaan lahan parkir
yang sangat memadai di dalam area hotel serta view kamar langsung ke Gunung
Merapi – Merbabu dan Sindoro-Sumbing memberikan sensasi tersendiri yang
dapat anda nikmati langsung dari tempat tidur anda. Fasilitas yang terdapat di tiap
kamar hotel UNY yaitu: AC, LCD, Coffee Maker, Bath Up, Hot Water, Magnetic
Card Door Lock System, Telephone, Laundry, Room Service 24 Hours
UNY Hotel berhasil menghadirkan Hotel berbintang di tengah kampus
yang memiliki imej bersih, ramah, sopan, aman dan nyaman dengan pelayanan
yang Smart dan Profesional sesuai dengan Slogan UNY Hotel ” Good Partner ,
Serve Better “.
Type Kamar yang tersedia di Hotel UNY
Standard Rp. 400.000,- Net/Room/Night (33 Room )
Superior Rp. 500.000,- Net/Room/Night (18 Room )
Deluxe Rp. 600.000,- Net/Room/Night (57 Room )
Executive Rp. 750.000,- Net/Room/Night (20 Room )
B. Visi dan Misi Hotel UNY
Adapun Visi dan Misi yang tertuang dalam Company Profile pada
UNY Hote Yogyakarta adalah menjadi hotel bintang tiga di Yogyakarta
yang paling diminati oleh para tamu selama-lamanya.
Visi
UNY Hotel Yogyakarta berusaha mempertahankan image-nya menjadi
pilihan utama hotel bintang tiga di Yogyakarta.
Misi
1. Meningkatkan Kualitas pelayanan dan produknya agar tetap bertahan
di Industri perhotelan dalam posisi yang baik.
2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan dengan melampaui
ekspektasi dari para tamu dan berbagai aspirasi dari pada Stakeholder.
3. Untuk membangun landasan yang kokoh, inovatif dan juga
keunggulan kompetitif yang berbasis pada pelanggan dengan
mendifinisikan ulng dan terus – menerus dilakukan peningkatan pada
bidang-bidang berikut:
a. Produk dan Layanan Hotel
b. Standarisasi kegiatan Operasional
c. Keputusan Manajemen dalam proses bisnis
d. Sistem Manajemen Property
4. Menjadikan Lingkungan Bisnis yang bersahabat dan komunitas sosial
C. Struktur Organisasi Hotel UNY
Agar suatu perusahaan dapat menjalankan manajemen dengan
baik, maka perlu ada struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi
menunjukkan ada tidaknya hubungan antara bagian-bagian organisasi serta
batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian.
Dengan demikian perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan
secara efektif dan efisien.
Struktur organisasi Hotel UNY adalah organisasi dengan siatem
sentralisasi, dimana semua kegatan perusahaan secara langsung ditangani
oleh General Manager. Pada struktur organisasi Hotel UNY pemilik
menjabat sebagai direktur utama, sedangkan general manager dipegang
oleh orang lain. Struktur organisasi hotel UNY dapat dilihat pada gambar
3
4
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel UNY General Manager
Dewi Asmarawati
Accounting Manager
Sidik Karmani
HOM
Tri Yulianto
Sales Manager
Ike Yuli P
Front Office Noviyani
Housekeeping Bawa Wisnu
FB Product
Suprapto HRM
FBS Lenno
Enginering Wahida
Security Maryono
36 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Harga Pokok Kamar Menurut Hotel UNY
Berdasarkan data yang diperoleh dari Hotel UNY terdapat 5
jenis kamar yang ada di Hotel UNY yaitu Standart, Superior, Deluxe,
Executive, Executive Suite dan untuk jenis kamar Deluxe dan
Executive terdiri dari tipe Twin dan Double. Jumlah kamar yang
terjual untuk setiap kamar yang ada di Hotel UNY pun berbeda beda.
Perhitungan harga pokok sewa kamar Hotel UNY masih menggunakan
metode tradisional yang hanya mempertimbangkan biaya yang bersifat
umum. Biaya-biaya dari kegiatan yang sifatnya umum ini proses
pembebanannya di lakukan dengan cara alokasi. Besarnya jumlah
alokasi biaya tersebut berdasarkan aktivitas per unit setiap produk dan
jasa kemudian membebankan biaya ke jasa kamar hotel dengan
menggunakan harga per unit Cost Driver terhadap total pendapatan
kamar hotel.
Tabel 5.1 Harga Kamar Hotel UNY Tahun 2015 Jenis Kamar Harga Kamar
Harga kamar hotel UNY tersebut sudah termasuk pajak dan service
yang di kenakan pihak hotel kepada pelanggan. Untuk Penambahan Extra
Bed dikenakan biaya Rp150.000.
Tabel 5.2 Luas Lantai Kamar Hotel UNY Jenis Kamar Luas Lantai
Standard 24
Superior 30
Deluxe 36
Executive 44
Executive Suite 60
Sumber: Hotel UNY
Jumlah kamar tersedia untuk dijual di setiap tipe kamar selama tahun 2015
pada Hotel UNY dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Jumlah Kamar Tersedia Untuk Dijual Jenis Kamar Jumlah Kamar
(1)
Jumlah Kamar setahun (1) x 365 hari
Standard 33 12.045
Superior 18 6.570
Deluxe 57 20.805
Executive 20 7.300
Executive Suite 2 730
Jumlah 130 47.450
Tabel 5.4 Jumlah Hari Tamu Menginap Hotel UNY Tahun 2015
Bulan
Lama Menginap
Standard Superior Deluxe Executive Executive
Suite
Jumlah
Januari 985 465 895 416 62 2.823 Febriari 924 454 876 355 56 2.665 Maret 440 350 525 297 20 1.632 April 552 308 483 240 17 1.600
Mei 418 416 621 273 18 1.746
Juni 702 405 885 325 52 2.369 Juli 756 425 856 348 54 2.439 Agustus 576 299 645 285 34 1.839 September 506 385 515 288 12 1.706 Oktober 504 312 498 324 24 1.662 November 812 375 647 347 32 2.213 Desember 870 448 876 365 56 2.615
Jumlah 8.045 4.642 8.322 3.863 437 25.309
Sumber: Hotel UNY
Berdasarkan tabel 5.4 perhitungan proses pembebanan biaya dan
penentuan harga jual jasa untuk masing-masing jenis kamar di Hotel UNY dapat
a. Tingkat hunian kamar masing-masing jenis kamar (occupancy rate) tahun
2015
Tabel 5.5 Occupancy Rate Hotel UNY Tahun 2015 Jenis Kamar Jumlah Kamar
Terjual
b. Penjualan jasa kamar hotel masing-masing jenis kamar hotel selama
Tahun 2015
Tabel 5.6 Pendapatan Penjualan jasa Kamar Hotel UNY Tahun 2015
Tabel 5.7 Harga Pokok Kamar Hotel UNY Tahun 2015 Jenis Kamar Harga Pokok kamar
per hari (Rp)
Standard 201.410
Superior 228.590
Deluxe 284.050
Executive 323.520
Executive Suite 641.550
Sumber: Hotel UNY
Perhitungan harga pokok kamar hotel UNY yang dilakukan pihak
manajemen hotel dihitung berdasarkan jumlah biaya penggunaan energi tiap
jenis kamar hotel selama setahun di bagi dengan jumlah kamar hotel yang
tersedia di setiap jenis kamar hotel di tambah dengan biaya-biaya yang
terkait langsung dengan aktivitas penginapan.
2. Perhitungan Harga Pokok Kamar Hotel Menggunakan Activity Based
Costing System (ABC System)
Langkah-Langkah yang digunakan dalam menentukan harga pokok
kamar Hotel dengan mengguakan ABC System:
a. Pengidentifikasian Aktivitas
Identifikasi aktivitas dilakukan dengan menentukan aktivitas-aktivitas
yang menimbulkan biaya pada hotel UNY. Pada tabel 5.8 akan
menampilkan daftar aktivitas-aktivitas yang ada pada hotel UNY
Tabel 5.8 Daftar Aktivitas No Aktivitas 1 Penginapan
2 Laundry
3 Pemberian Makan Pagi 4 Keadministrasian 5 Penggunaan Energi 6 Pemasaran
7 Pemeliharaan dan Perawatan 8 Penyusutan bangunan
9 Penggajian Sumber: Data diolah
b. Pengklasifikasian Biaya Berdasar Aktivitas ke dalam Berbagai
Level Aktivitas
Setelah daftar aktivitas disusun selanjutnya adalah
mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas tersebut dalam level. Aktivitas
dapat digolongkan dalam empat kategori yaitu: aktivitas tingkat unit,
aktivitas tingkat batch, aktivitas tingkat produk dan aktivitas tingkat
fasilitas. Dalam tabel 5.9 dapat dilihat klasifikasi aktivitas dari hotel
UNY.
Tabel 5.9 Klasifikasi Aktivitas
No Aktivitas Level Aktivitas 1 Penginapan Unit Level
2 Laundry Unit Level
c. Pengidentifikasian Cost Driver
Setelah aktivitas-aktivitas ini diidentifikasi sesuai dengan
kategorinya langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian cost driver
dari setiap aktivitas.
1) Aktivitas penginapan untuk cost driver dapat berdasarkan
jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar terjual. Tetapi
dengan mengingat bahwa biaya-biaya meningkat jika jumlah
kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost driver adalah
jumlah kamar terjual.
2) Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, seprai dan
selimut.
Untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah kamar tersedia dan
jumlah kamar terjual. Tetapi pencucian tersebut hanya dilakukan
setelah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost driver
adalah jumlah kamar terjual.
3) Aktivitas penggunaan energi meliputi penggunaan listrik, air
dan penggunaan energi lainnya. Untuk cost driver dapat
berdasarkan jumlah kamar terjual.
4) Aktivitas keadministrasian untuk cost driver dapat berdasarkan
jumlah kamar terjual.
5) Aktivitas pemberian makan pagi ditelusuri secara langsung
dengan tarif full breakfast buffet sebesar Rp. 40.000,-/orang.
menginap dan jumlah kamar yang terjual. Tapi peningkatan
biaya pada pemberian makan pagi tergantung pada jumlah tamu
yang menginap, maka yang dijadikan cost driver adalah jumlah
tamu yang menginap.
6) Aktivitas pemasaran dapat berdasarkan jumlah kamar tersedia
dan jumlah kamar terjual. Tetapi karena pemasaran dilakukan
dengan tujuan untuk menjual semua kamar yang tersedia, maka
cost driver yang tepat adalah jumlah kamar tersedia.
7) Aktivitas pemeliharaan dan perawatan meliputi pemeliharaan
dan perawatan peralatan hotel dan fasilitas hotel. Cost driver
dapat berdasarkan jumlah luas kamar tersedia dan jumlah luas
kamar terjual. Tetapi pemeliharaan dan perawatan peralatan dan
fasilitas hotel tidak hanya dilakukan pada luas kamar yang
terjual, maka cost driver yang tepat adalah jumlah luas kamar
yang tersedia.
8) Aktivitas penyusutan untuk dasar pengalokasian dapat
berdasarkan jumlah luas kamar tersedia dan jumlah luas kamar
terjual. Tetapi aktiva tetap yang disusutkan digunakan untuk
semua kamar yang ada, maka cost driver yang tepat adalah
jumlah luas kamar tersedia.
9) Aktivitas penggajian untuk cost driver yang tepat berdasarkan
Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan kelompok
aktivitas dan cost driver nya. Pengelompokan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut 5.10.
Tabel 5.10 Penentuan Cost Driver
No Aktivitas Level Aktivitas Cost Driver
1 Penginapan Unit Level Jumlah kamar terjual 2 Laundry Unit Level Jumlah kamar terjual 3 Penggunaan Energi Unit Level Jumlah kamar terjual 4 Keadministrasian Unit Level Jumlah kamar terjual 5 Pemberian Makan Pagi Unit Level Jumlah tamu menginap 6 Pemasaran Product Level Jumlah kamar tersedia 7 Pemeliharaan dan
Perawatan
Facility Level Luas lantai
8 Penyusutan Bangunan Facility Level Luas lantai 9 Penggajian Unit Level Jumlah jam kerja Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 5.10 terdapat beberapa aktivitas yang
memiliki rasio konsumsi dan level aktivitas yang sama sehingga dapat
dikelompokkan dalam biaya homogen. Biaya dari aktivitas yang
sudah dikelompokkan tersebut dijumlahkan untuk menentukan
kelompok-kelompok biaya homogen. Setelah pengelompokkan
aktivitas dilakukan maka selanjutnya biaya dari aktivitas yang sudah
Perhitungan biaya per aktivitas cost pool I yang telah dikelompokkan
tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.11.
Tabel 5.11 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool I
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
Penginapan Jumlah kamar terjual
Guest Supplies Rp 505.761.977 Cleaning Supplies Rp 66.352.885 Decoration Rp 69.518.990
Laundry Jumlah kamar terjual
Laundry & Dry
Cleaning Rp 98.870.041 Penggunaan Energi Jumlah kamar terjual
Electricity Rp 643.417.330 Fuel & Gas Rp 164.440.000 Water & Sewage Rp 82.965.850
Keadministrasian Jumlah kamar terjual
License & Pajak Rp 49.820.090
TOTAL Rp 1.681.147.163
Sumber: Data diolah
Perhitungan biaya per aktivitas cost pool II yang telah dikelompokkan
tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.12.
Tabel 5.12 Rincin Biaya per Aktivitas Cost Pool II
Perhitungan biaya per aktivitas cost pool III yang telah
dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.13.
Tabel 5.13 Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool III
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
Pemasaran Jumlah Kamar
dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.14.
Tabel 5.14 Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool IV
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Pemeliharaan &
Penyusutan Bangunan Jumlah luas Lantai Rp 66.985.000
Total Rp 520.713.127
Perhitungan biaya per aktivitas cost pool V yang telah dikelompokkan
tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.15.
Tabel 5.15 Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool V Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
Penggajian Jumlah jam kerja
Tabel 5.16 Pemakaian Cost driver Tahun 2015
No Cost Driver Jumlah
1 Jumlah Kamar Terjual Standard
2 Jumlah Tamu Menginap Standard
Tabel 5.16 Pemakaian Cost driver Tahun 2015 (lanjutan)
Sumber: Data diolah
d. Penentuan Tarif Kelompok per Unit
Setelah pengidentifikasian Cost Driver, langkah selanjutnya
menentukan cost pool rate dengan cost driver. Tarif kelompok merrupakan
tarif biaya overhead per unit cost driver yang di hitung untuk sekelompok
aktivitas. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 5.17 Tarif Per unit Cost Driver Cost Pool Tarif Cost Pool