• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS KOTA SALATIGA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA STRATEGIS KOTA SALATIGA TAHUN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

i

f

RENCANA STRATEGIS

DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PELINDUNGAN ANAK

KOTA SALATIGA TAHUN 2017 - 2022

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak

Jl. Hasanudin 110 B Salatiga

(2)
(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Landasan Hukum ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 7

1.4 Sistematika Penulisan ... 9

Bab II Gambaran Pelayanan ... 10

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 10

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah ... 22

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ... 27

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ... 35

Bab III Isu – isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi ... 37

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan ... 37

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ... 38

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi ... 40

3.4 Telaahan Rencana tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 44 3.5 Penentuan Isu – isu Strategis ... 45

Bab IV Tujuan dan Sasaran ... 46

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah ... 46

Bab V Strategi dan Arah kebijakan ... 48

5.1 Strategi ... 48

5.2 Kebijakan ... 48

Bab VI Rencana Program dan Kegiatan, Serta Pendanaan ... 51

Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan ... 62

Bab VIII Penutup ... 64

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana strategis (Renstra) Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang berisi tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Proses penyusunan renstra perangkat daerah meliputi: (1) Persiapan Penyusunan Renstra Perangkat Daerah; (2) Penyusunan rancangan Renstra Perangkat Daerah; (3) Penyusunan Rancangan Akhir Renstra Perangkat Daerah; dan (4) penetapan Renstra Perangkat Daerah.

Renstra perangkat daerah memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan baik ditingkat nasional, provinsi maupun Kabupaten/Kota. Keterkaitan Renstra perangkat daerah dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi, dan dengan Renja perangkat daerah diuraikan sebagai berikut. Penyusunan Renstra Perangkat Daerah mengacu pada tugas dan fungsi perangkat daerah sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tentang Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah, RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota, dan memperhatikan Renstra Kementerian/Lembaga, Renstra Perangkat Daerah Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.

Tahapan penyusunan rancangan Renstra Perangkat Daerah Provinsi dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:

Gambar 1.1

Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra Perangkat Daerah Provinsi

Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan

Isu-isu strategis berdasarkan

tusi

Perumusan Strategi dan kebijakan

Perumusan rencana kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan

indikatif berdasarkan rencana program

prioritas RPJMD

Pengolahan data dan informasi

Perumusan visi dan misi SKPD

Perumusan Tujuan

Perumusan sasaran

Rancangan Renstra-SKPD

· Pendahuluan

· Gambaran pelayanan SKPD

· isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi

· visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan

· rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Perumusan indikator kinerja

SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD

SPM

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota

Penelaahan RTRW

Rancangan Renstra-SKPD Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian

Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda

Penelaahan KLHS

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota Renstra-KL dan Renstra

SKPD Kab/

Kota

(5)

2

Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan

Isu-isu strategis berdasarkan

tusi

Perumusan Strategi dan kebijakan

Perumusan rencana kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan

indikatif berdasarkan rencana program

prioritas RPJMD

Pengolahan data dan informasi

Perumusan visi dan misi SKPD

Perumusan Tujuan

Perumusan sasaran

Rancangan Renstra-SKPD

· Pendahuluan

· Gambaran pelayanan SKPD

· isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi

· visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan

· rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Perumusan indikator kinerja

SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD

SPM

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota

Penelaahan RTRW

Rancangan Renstra-SKPD Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian

Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda

Penelaahan KLHS

Renstra-KL dan Renstra Kabupaten/

Kota Renstra-KL dan Renstra SKPD Provinsi

Tahapan penyusunan rancangan Renstra Perangkat Daerah Kabupaten/Kota dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:

Gambar 1.2

Bagan Alir Penyusunan Rancangan Renstra Perangkat Daerah Kabupaten/Kota

Renstra Perangkat Daerah memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat strategis.

Renstra Perangkat Daerah menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah yang disusun setiap tahun selama kurun waktu lima tahun. Selain itu Renstra Perangkat Daerah menjadi acuan dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan pada Perangkat Daerah, baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja Perangkat Daerah.

(6)

3

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra Perangkat Daerah tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 Tentang Pengesahan Ilo Convention No. 138 Concerning Minimum Age For Admission To Employment (Konvensi Ilo Mengenai Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 56; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3835)

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182 Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 3;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3941);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109), sebagaimana diubah dengan Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78; Tambahan Lembaran Negara Ri Nomor 4301);

(7)

4

10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419;

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

13. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

14. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

15. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

16. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana Pedagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

17. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

18. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928);

19. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisir (UNLA TOL) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4960 );

20. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Mencegah, Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4990);

21. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Menentang Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 54);

(8)

5

22. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

23. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

24. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

25. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332);

26. Undang-Undang Nomor Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

27. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

28. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

(9)

6

33. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2008 tentang Tatacara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818);

34. Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 162);

35. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

36. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);

40. Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539).

41. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);

42. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

43. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan

(10)

7

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

44. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).

45. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 65);

46. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

47. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005-2025;

48. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 - 2030 (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2011 Nomor 4);

49. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2016 Nomor 9).

50. Peraturan Walikota Salatiga Nomor 68 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program dan Kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga adalah menyediakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk kurun waktu lima tahun yang mencakup gambaran kinerja, permasalahan, isu strategis tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan perangkat daerah sebagai penjabaran dari RPJMD Kota Salatiga Tahun 2017 - 2022 sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah.

Tujuan dari penyusunan Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan selama kurun waktu lima tahun dalam pelaksanaan tugas pokok dan

(11)

8

fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga dalam mendukung Visi dan Misi kepala daerah

2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan perangkat daerah untuk kurun waktu tahun lima tahun dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan pengendalian dan evaluasi kinerja perangkat daerah.

3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur perangkat daerah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) perangkat daerah yang merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah tahunan dalam kurun waktu lima tahun.

(12)

9

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga tahun 2017 - 2022 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga.

Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga

Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga.

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah, telaahan Renstra Kementerian/lembaga, telaahan Renstra perangkat daerah Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan Penentuan Isu- isu Strategis.

Bab IV Tujuan dan Sasaran

Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah perangkat daerah Bab V Strategi dan Kebijakan

Bab ini berisi tentang strategi dan kebijakan jangka menengah perangkat daerah.

Bab VI Rencana Program Dan Kegiatan, Serta Pendanaan

Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif perangkat daerah.

Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan

Bab ini berisi tentang indikator kinerja perangkat daerah mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.

Bab VIII Penutup

Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra perangkat daerah

(13)

10 BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PELINDUNGAN ANAK

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga

2.1.1 Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga

Perangkat daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Salatiga, dan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 tahun 2016 Tentang Struktur organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Susunan organisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak adalah sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, yang membawahi:

1. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan 2. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pemberdayaan Perempuan, yang membawahi:

1. Seksi Pengarusutamaan Gender; dan

2. Seksi Pelindungan dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan.

d. Bidang Kesejahteraan dan Pelindungan Anak, yang membawahi:

1. Seksi Pelindungan Anak; dan

2. Seksi Pemenuhan Hak Anak dan Peningkatan Kualitas Hidup Anak.

(14)

11

Struktur organisasi organisasi perangkat daerah adalah sebagai berikut:

2.1.2 Uraian Tugas

Perangkat Daerah sesuai dengan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 tahun 2016 Tentang Struktur organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

b. pelaksanaan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

d. pelaksanaan administrasi Dinas; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.

Uraian tugas dan fungsi masing-masing jabatan sesuai Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 tahun 2016 Tentang Struktur organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai berikut:

Kepala Dinas

Bidang Pemberdayaan Perempuan Bidang Kesejahteraan dan Pelindungan Anak

Seksi Pengarusutamaan Gender

SeksiPelindungan dan Peningkatan Kualitas HidupPerempuan

SeksiPelindungan Anak

SeksiPemenuhan Hak Anak dan Peningkatan Kualitas Hidup Anak Sekretariat

Subag. Perencanaan dan Keuangan

Subag. Umum dan Kepegawaian

(15)

12

1. Kepala Dinas dalam menyelenggarakan fungsinya, mempunyai uraian tugas

sebagai berikut:

a. merumuskan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak melalui usulan Sekretariat dan Bidang sebagai bahan penetapan kebijakan Daerah;

b. merumuskan dan menetapkan dokumen perencanaan melalui usulan Sekretariat dan Bidang sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

c. merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis Dinas melalui usulan Sekretariat dan Bidang sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

d. merumuskan dan menetapkan indikator kinerja utama, standar pelayanan minimal, standar pelayanan dan standar operasional prosedur melalui usulan Sekretariat dan Bidang sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

e. merumuskan program Dinas sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

f. menyusun dan menandatangani perjanjian kinerja Dinas secara berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

g. merumuskan dan menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program melalui usulan Sekretariat dan Bidang sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

h. mengkoordinasikan pelaksanaan program berpedoman pada dokumen perencanaan agar terwujud sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan tugas;

i. mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak melalui koordinasi lintas sektor agar terwujud sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan tugas;

j. melaksanakan tugas selaku pengguna anggaran dan pengguna barang milik Daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pengelolaan keuangan Daerah dan barang milik Daerah;

k. mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan publik bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik;

l. memberikan rekomendasi perizinan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak melalui kajian sebagai dasar penerbitan izin;

m. menyelenggarakan kerja sama daerah sesuai dengan lingkup tugas dinas berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik;

(16)

13

n. menyelenggarakan monitoring pelaksanaan program secara berkala untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi sesuai rencana dan sasaran yang telah ditetapkan;

o. menyelenggarakan evaluasi program secara berkala untuk perbaikan kinerja yang akan datang;

p. melaksanakan administrasi dinas melalui koreksi secara berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

q. melaporkan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah, laporan keterangan pertanggungjawaban Walikota, laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, laporan keuangan Pemerintah Daerah dan pengendalian operasional kegiatan Dinas sesuai ketentuan yang berlaku agar terwujud tertib pelaporan;

r. melaporkan pelaksanaan program Dinas sesuai dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

s. mendelegasikan tugas kepada bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

t. melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahan secara berjenjang terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan yang berlaku sebagai cerminan kinerja bawahan; dan

u. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

(17)

14

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas serta administrasi kesekretariatan, keuangan dan kepegawaian Dinas.

Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. perencanaan program dan kegiatan sekretariat;

b. pengoordinasian perencanaan program dan kegiatan bidang;

c. penyelenggaraan program dan kegiatan sekretariat;

d. pengoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan bidang;

e. penyelenggaraan administrasi dinas;

f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan programdan kegiatan sekretariat;

g. pengoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan bidang; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

Sekretaris dalam menyelenggarakan fungsinya, mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merumuskan dokumen perencanaan sekretariat sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan perumusan dokumen perencanaan dinas;

b. mengkoordinasikan penyusunan dokumen perencanaan bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan perumusan dokumen perencanaan dinas;

c. mengkoordinasikan penyusunan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak melalui usulan bidang sebagai bahan perumusan;

d. menyusun kebijakan teknis sekretariat melalui usulan subbagian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

e. mengkoordinasikan penyusunan kebijakan teknis bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

f. menyusun indikator kinerja utama, standar pelayanan minimal, standar pelayanan dan standar operasional prosedur sekretariat melalui usulan subbagian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

(18)

15

g. mengkoordinasikan penyusunan indikator kinerja utama, standar pelayanan minimal, standar pelayanan dan standar operasional prosedur bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

h. merumuskan program dan kegiatan Sekretariat melalui usulan subbagian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

i. mengkoordinasikan perumusan program dan kegiatan bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

j. menyusun dan menandatangani perjanjian kinerja secretariat secara berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

k. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program dan kegiatan sekretariat melalui usulan subbagian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

l. mengkoordinasikan penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program dan kegiatan Bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

m. menyelenggarakan program dan kegiatan secretariat berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai rencana dan sasaran yang telah ditetapkan;

n. mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan bidang berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai rencana dan sasaran yang telah ditetapkan;

o. menyelenggarakan verifikasi, penatausahaan keuangan dan barang milik Daerah secara berjenjang sesuaiketentuan yang berlaku dalam rangka pengelolaan keuangan daerah dan barang milik daerah;

p. menyelenggarakan administrasi umum dan kepegawaian melalui koreksi berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku agar tercipta tertib prosedur dan tertib administrasi;

q. menyelenggarakan pelayanan informasi publik sesuai ketentuan yang berlaku untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik;

r. menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan perencanaan dan pelaporan;

s. menyelenggarakan pelayanan publik secretariat berpedoman pada ketentuan yang berlaku sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan;

(19)

16

t. mengkoordinasikan rekomendasi perizinan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan sebagai bahan penerbitan izin;

u. mengkoordinasikan penyelenggaraan kerja sama daerah sesuai dengan lingkup tugas Dinas melalui usulan bidang untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik;

v. menyelenggarakan e-government sesuai ketentuan yang berlaku untuk mewujudkan kinerja yang lebih efektif dan efisien;

w. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan perencanaan;

x. melaksanakan monitoring pelaksanaan program dan kegiatan sekretariat berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai rencana dansasaran yang telah ditetapkan beserta upaya pemecahan masalah;

y. melaksanakan monitoring pelaksanaan program dan kegiatan bidang berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai rencana dan sasaran yangtelah ditetapkan beserta upaya pemecahan masalah;

z. melaksanakan evaluasi program dan kegiatan secretariat secara berkala untuk perbaikan kinerja yang akan datang;

aa. melaksanakan evaluasi program dan kegiatan bidang secara berkala untuk perbaikan kinerja yang akan datang;

bb. menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, laporan keterangan pertanggungjawaban Walikota, laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan pengendalian operasional kegiatan sekretariat sesuai ketentuan yang berlaku agar terwujud tertib pelaporan;

cc. mengkoordinasikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Pengendalian Operasional Kegiatan Bidang sesuai ketentuan yang berlaku agar terwujud tertib pelaporan;

dd. melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan sekretariat sesuai dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

(20)

17

ee. membagi dan menyelia tugas bawahan sesuai ketentuan yang berlaku

untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

ff. melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahan secara berjenjang terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan yang berlaku sebagai cerminan kinerja bawahan; dan

gg. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Pemberdayaan Perempuan

Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sub urusan kualitas hidup perempuan, pelindungan perempuan, kualitas keluarga, dan sistem data gender dan anak.

Bidang Pemberdayaan Perempuan dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi:

a. perencanaan program dan kegiatan bidang;

b. penyusunan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai dengan lingkup tugas bidang;

c. penyelenggaraan program dan kegiatan bidang;

d. pelaksanaan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai denganlingkup tugas bidang;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan bidang; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dalam menyelenggarakan fungsinya, mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. merumuskan dokumen perencanaan bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan perumusan dokumen perencanaan dinas;

b. menyusun kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai dengan lingkup tugas bidang melalui usulan seksi sebagai bahan perumusan;

c. menyusun kebijakan teknis Bidang melalui usulan seksi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

(21)

18

d. menyusun indikator kinerja utama, standar pelayanan minimal, standar pelayanan dan standar operasional prosedur bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

e. merumuskan program dan kegiatan bidang melalui usulan seksi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

f. menyusun dan menandatangani perjanjian kinerja bidang secara berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

g. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program dan kegiatan bidang melalui usulan seksi sebagai pedoman penyusunan rencana kegiatan operasional;

h. menyelenggarakan program dan kegiatan bidang berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai rencana dan sasaran yang telah ditetapkan;

i. menyelenggarakan rekomendasi perizinan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai dengan lingkup tugas bidang berpedoman pada standar pelayanan yang telah ditetapkan sebagai bahan penerbitan izin;

j. menyelenggarakan pelembagaan pengarusutaman gender pada lembaga pemerintah tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka peningkatan kualitas perempuan;

k. menyelenggarakan pemberdayaan perempuan bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatan tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka peningkatan kualitas perempuan;

l. menyelenggarakan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan pemberdayaan perempuan tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka peningkatan kualitas perempuan;

m. menyelenggarakan pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang melibatkan para pihak lingkup daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pelindungan perempuan;

n. menyelenggarakan penyediaan layanan bagi perempuan korban kekerasan yang memerlukan koordinasi tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pelindungan perempuan;

o. menyelenggarakan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan pelindungan perempuan tingkat daerah sesuai ketentuan yang

(22)

19

berlaku dalam rangka pelindungan perempuan;

p. menyelenggarakan peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan gender dan hak anak tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka peningkatan kualitas keluarga;

q. menyelenggarakan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan gender dan hak anak yang wilayah kerjanya dalam daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka peningkatan kualitas keluarga;

r. menyelenggarakan penyediaan layanan bagi keluarga dalam mewujudkan kesetaraan gender dan hak anak yang wilayah kerjanya dalam daerah sesuai ketentuanyang berlaku dalam rangka peningkatan kualitas keluarga;

s. menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data gender dan anak dalam kelembagaan data ditingkat daerah sesuai ketentaun yang berlaku dalam rangka mendukung sistem data gender dan anak;

t. menyelenggarakan pelayanan publik Bidang berpedoman pada ketentuan yang berlaku sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan;

u. menyelenggarakan kerja sama daerah sesuai dengan lingkup tugas didang melalui usulan seksi untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik;

v. melaksanakan monitoring pelaksanaan program dan kegiatan bidang berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai rencana dan sasaran yang telah ditetapkan beserta upaya pemecahan masalah;

w. melaksanakan evaluasi program dan kegiatan bidang secara berkala untuk perbaikan kinerja yang akan datang;

x. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Pengendalian Operasional Kegiatan Bidang sesuai ketentuan yang berlaku agar terwujud tertib pelaporan;

y. melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan bidang sesuai dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

z. membagi dan menyelia tugas bawahan sesuai ketentuan yang berlaku

(23)

20

untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

aa. melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahan secara berjenjang terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan yang berlaku sebagai cerminan kinerja bawahan; dan

bb. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Kesejahteraan dan Pelindungan anak

Bidang kesejahteraan dan pelindungan anak mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sub urusan pemenuhan hak anak dan pelindungan khusus anak.

Bidang Kesejahteraan dan Pelindungan anak dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. perencanaan program dan kegiatan bidang;

b. penyusunan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai dengan lingkup tugas bidang;

c. penyelenggaraan program dan kegiatan bidang;

d. pelaksanaan kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai dengan lingkup tugas bidang;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan bidang; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasanterkait dengan tugas dan fungsinya.

Kepala Bidang Kesejahteraan dan Pelindungan Anak dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai uraian tugas:

a. merumuskan dokumen perencanaan bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai bahan perumusan dokumen perencanaan dinas;

b. menyusun kebijakan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai dengan lingkup tugas bidang melalui usulan seksi sebagai bahan perumusan;

c. menyusun kebijakan teknis bidang melalui usulan seksi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

d. menyusun indikator kinerja utama, standar pelayanan minimal, standar

(24)

21

pelayanan dan standar operasional prosedur bidang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

e. merumuskan program dan kegiatan bidang melalui usulan seksi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

f. menyusun dan menandatangani perjanjian kinerja bidang secara berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

g. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program dan kegiatan bidang melalui usulan seksi sebagai pedoman penyusunan rencana kegiatan operasional;

h. menyelenggarakan program dan kegiatan bidang berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai rencana dan sasaran yang telah ditetapkan;

i. menyelenggarakan rekomendasi perizinan bidang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak sesuai dengan lingkup tugas bidang berpedoman pada ketentuan yang berlaku sebagai bahan penerbitan izin;

j. menyelenggarakan pelembagaan pemenuhan hak anakpada lembaga Pemerintah, non Pemerintah, dan dunia usaha tingkat Daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pemenuhan hak anak;

k. menyelenggarakan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pemenuhan hak anak;

l. menyelenggarakan pencegahan kekerasan terhadap anak yang melibatkan para pihak lingkup daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pelindungan khusus anak;

m. menyelenggarakan penyediaan layanan bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus yang memerlukan koordinasi tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pelindungan khusus anak;

n. menyelenggarakan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan bagi anak yang memerlukan pelindungan khusus tingkat daerah sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka pelindungan khusus anak;

o. menyelenggarakan pelayanan publik bidang berpedoman pada ketentuan yang berlaku sesuai standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan;

p. menyelenggarakan kerja sama daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang melalui usulan seksi untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan

(25)

22

publik;

q. melaksanakan monitoring pelaksanaan program dan kegiatan bidang berpedoman pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sesuai dengan rencana dan sasaran yang telah ditetapkan beserta upaya pemecahan masalah;

r. melaksanakan evaluasi program dan kegiatan bidang secara berkala untuk perbaikan kinerja yang akan datang;

s. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Pengendalian Operasional Kegiatan bidang sesuai ketentuan yang berlaku agar terwujud tertib pelaporan;

t. melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan bidang sesuai dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

u. membagi dan menyelia tugas bawahan sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

v. melaksanakan penilaian prestasi kerja bawahan secara berjenjang terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan yang berlaku sebagai cerminan kinerja bawahan; dan

w. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah 2.2.1 Sumberdaya Manusia (Pegawai)

Dalam menyelesaikan tugas – tugas kedinasan di lingkungan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga di dukung oleh Sumberdaya Manusia (SDM) sebanyak 26 pegawai yang terdiri dari PNS dan Non PNS. Adapun klasifikasi jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak seperti terlihat dalam table di bawah ini.

(26)

23

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Tahun 2017

No Tingkat Pendidikan

PNS Non PNS Jumlah

L P L P

1 SMP Sederajat 1 - - - 1

2 SMA Sederajat 4 1 1 1 7

3 D3 1 2 - 1 4

4 S1 1 10 - 3 14

5 S2 1 2 - - 3

6 S3 - - - - -

Dengan terbatasnya jumlah sumberdaya manusia seperti yang terlihat dalam tabel diatas, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak belum bisa menjalankan tugas kedinasan dengan maksimal.

Sedangkan klasifikasi jumlah pegawai berdasarkan golongan di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan di Perangkat Daerah Tahun 2017 (tahun terakhir)

No Golongan L P Jumlah

1 Golongan II 2 3 5

2 Golongan III 5 9 14

3 Golongan IV 1 3 4

2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset)

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak adalah OPD baru yang di bentuk mulai tahun 2017 dan belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menyelenggarakan tugas – tugas kedinasan. Sarana dan prasarana yang dimiliki hanya berasal dari OPD induk Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, KB dan Ketahanan Pangan.

Sarana dan prasarana yang dimiliki seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini.

(27)

24

Tabel 2.3

Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi di Perangkat Daerah Tahun 2017

NO Jenis Sarna dan Prasarana Nama Barang Keadaan Barang (B/KB/ RB)

Jumlah Barang 1 Mini Bus ( Penumpang 14 Orang

Kebawah ) Toyota Kijang KB 1

2 Mini Bus ( Penumpang 14 Orang

Kebawah ) Daihatsu Xenia KB 1

3 Mini Bus ( Penumpang 14 Orang

Kebawah ) Toyota Rush B 1

4 Mini Bus ( Penumpang 14 Orang

Kebawah ) Toyota Avanza B 1

5 Mini Bus ( Penumpang 14 Orang

Kebawah ) Toyota Kijang KB 1

6 Sepeda Motor Suzuki B 1

7 Sepeda Motor Honda Revo B 1

8 Sepeda Motor Honda Revo B 1

9 Sepeda Motor HONDA NEW REVO SPOKE F1 B 1

10 Sepeda Motor HONDA NEW REVO SPOKE F1 B 1

11 Sepeda Motor Honda Revo NF11T11C01 M/T, 110C / MH1JBK211GK110550/JBK2E1110110/ H 9633 DB

B 1

12 Sepeda Motor Honda Revo NF11T11C01 M/T, 109C / MH1JBK211GK110547/JBK2E1110114/ H 9648 DB

B 1

13 Tabung Tempat Susu B 1

14 Mesin Ketik Manual Olympia B 2

15 Mesin Ketik Elektrik Brother B 1

16 Lemari Kayu B 6

17 Filing Cabinet Besi Brother 2 susun B 1

18 Filing Cabinet Besi Brother 4 susun B 1

19 Filing Cabinet Besi Ikimaru B 1

20 Filing Cabinet Besi Brother 4 susun B 1

21 Lemari Sorok B 2

22 LCD DAN SCREEN PANASONIC PT-LX@GHEA KB 1

23 Alat Perekam Suara (Voice Pen) GH 518 B 1

24 Meja Rapat B 3

25 Meja Telepon B 1

26 Meja 1/2 Biro B 5

27 Kursi Putar B 3

(28)

25

NO Jenis Sarna dan Prasarana Nama Barang Keadaan Barang (B/KB/ RB)

Jumlah Barang

28 Kursi Lipat Chitose B 23

29 Meja Komputer B 1

30 Meja Komputer B 1

31 Sofa Merah Maroon B 1

32 Sofa Coklat Muda B 1

33 Lemari Es Glacio B 1

34 Kipas Angin Kris B 1

35 Meja Kerja Pejabat Eselon II B 1

36 Meja Kerja Pejabat Eselon III B 2

37 Meja Kerja Pejabat Eselon IV B 8

38 Meja Kerja Pegawai Non Struktural B 4

39 Kursi Kerja Pejabat Eselon II B 1

40 Kursi Kerja Pejabat Eselon III B 2

41 Uninterruptible Power Supply (UPS) Ersys B 2

42 Mini elektrik Breastpump B 1

43 Kamera Digital Nikon Coolpix L28 B 1

44 P.C Unit Relion B 1

45 P.C Unit Relion B 1

46 P.C Unit HP B 1

47 P.C Unit Acer RB 1

48 P.C Unit Rakitan B 1

49 P.C Unit Lenovo B 1

50 P.C Unit HP COMPAQ PRO 4300AIO B 1

51 P.C Unit Rakitan B 1

52 Lap Top Toshiba Satellite L 310 B 1

53 Lap Top Toshiba Satellite L 510 B 1

54 Lap Top Toshiba Satellite L 510 RB 1

55 Net Book Asus Transformer T100 B 1

56 Serial Printer Epson LX 310 B 1

57 Printer (Peralatan Personal

Komputer) Canon MP145 RB 1

58 Printer (Peralatan Personal

Komputer) Canon IP 1980 B 1

59 Printer (Peralatan Personal

Komputer) Canon IP 1980 RB 1

60 Printer (Peralatan Personal

Komputer) BROTHER MFC-J625DW RB 1

61 Printer (Peralatan Personal

Komputer) HP Laser Jet P1102 B 1

(29)

26

NO Jenis Sarna dan Prasarana Nama Barang Keadaan Barang (B/KB/ RB)

Jumlah Barang 62 Printer (Peralatan Personal

Komputer) Canon LBP 6030 B 1

63 Printer (Peralatan Personal

Komputer) Canon LBP 6030 B 1

64 Printer (Peralatan Personal

Komputer) HP Laser Jet P1102 B 1

65 Public Address System B 1

66 Telepon Digital Panasonic KX-TSC11MX B 1

67 Kursi Rapat Chitose Biru B 10

JUMLAH 126

(30)

27

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Gambaran mengenai pencapaian kinerja Perangkat Daerah dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Kesetaraan dan Keadilan Gender

Pencapaian kesetaraan dan keadilan gender dapat dilihat dari indikator utama yaitu Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).

Secara khusus IPG telah berubah cara menghitung, yaitu selain tidak lagi digunakan angka melek huruf sebagai indikator pembentuk IPG, juga cara merumuskan IPG berubah yaitu memperbandingkan IPM perempuan dibagi IPM laki-laki kali 100. Cara membacanya juga berubah yaitu dengan cara membandingkan antara hasil IPG dengan angka 100. Semakin jauh atau semakin rendah dari angka 100 maka semakin tinggi kesenjangan.

Capaian IPG Kota Salatiga dalam periode tahun 2011 hingga tahun 2015 terus meningkat, yaitu dari sebesar 94,71 pada tahun 2010 menjadi sebesar 95,52 pada tahun 2015. IPG Kota Salatiga selama periode enam tahun terakhir relevan dengan capaian IPG Jawa Tengah dan Nasional yang terus mengalami kenaikan tiap tahun, selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar Grafik Persandingan capaian IPG Kota Salatiga dengan IPG Provinsi Jawa Tengah dan IPG Nasional Tahun 2011 - 2015

Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2016.

Posisi relatif IPG Kota Salatiga tahun 2015 sebesar 95,52 berada di atas Provinsi Jawa Tengah sebesar 92,21 dan Nasional sebesar 91,03, serta berada di urutan kedua tertinggi dibandingkan dengan kota lainnya di Jawa Tengah setelah Kota Surakarta sebesar 96,38, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :

90,92 91,12 91,5 91,89 92,21

89,52 90,07 90,19 90,34 91,03 94,71 94,83 95,17 95,43 95,52

86 88 90 92 94 96

2011 2012 2013 2014 2015

IPG

JAWA TENGAH Nasional Kota Salatiga

(31)

28

Gambar Grafik Persandingan capaian IPG Kabupaten Kota se Provinsi Jawa Tengah dengan IPG Provinsi dan IPG Nasional.

Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2016.

Selain IPG indikator yang harus dicapai adalah Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Indeks ini adalah indeks komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi.

Capaian IDG Kota Salatiga cukup baik, pada tahun 2015 berada diatas rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan nasional dengan selisih angka yang cukup besar, dengan pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini dapat dlihat pada grafik berikut :

Gambar IDG Kota Salatiga 2011-2015

Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2016.

Jika dilihat dari capaian IDG Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah, Indeks Pemberdayaan Gender tercapai secara merata. Kota Salatiga mencapai Indeks sebesar 80,38 diatas rata – rata Provinsi Jawa Tengah yang mencapai Indeks sebesar 70,83

(32)

29

dan rata – rata Nasional yang mencapai indeks sebesar 74,80. Data selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar IDG Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten / Kota Tahun 2015 Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2016.

2. Perlindungan Hak Perempuan dan Anak

Hak Asasi Manusia (HAM), adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Manha Esa dan merupakan anugerahnNya, yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, Hukum dan Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (Pasal 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia).

Penghargaan terhadap hak asasi manusia, perlu dijunjung tinggi, dihargai dan dihormati, tidak boleh adanya perbedaan SARA, ataupun kekerasan satu sama lain, justru mereka yang tergolong lemah harus dilindungi, dari tindakan apapun juga, yang bertentangan dengan hak asasi manusia mereka.

Anak dan perempuan sangat rentan terhadap kekerasan, dan diskriminasi, serta sering terabaikan akan hak-hak mereka, karena dianggap sebagai makhluk yang lemah, yang diharuskan untuk selalu menurut keinginan dari orang yang dewasa.

Fenomena yang sering terjadi, dalam hidup bermasyarakat, anak dan perempuan, akhirnya menjadi korban tindak pidsna, hal ini bisa saja diakibatkan karena pemahaman dan pengetahuan dari masyarakat luas yang tidak mengerti akan hak-hak dari anak dan perempuan tersebut.

(33)

30

Hak-hak anak yang harus dilindungi:

1. Hak untuk Hidup

2. Hak Untuk Mendapatkan Pendidikan dan Pengajaran 3. Hak Untuk Memperoleh Kesehatan

4. Hak untuk mendapatkan Identitas diri 5. Hak untuk mendapat perlindungan 6. Hak Untuk Berpartisipasi

7. Hak untuk Dihargai Pendapatnya Hak-hak perempuan yang harus dilindungi :

1. Hak-hak perempuan di bidang politik dan pemerintahan 2. Hak-hak perempuan di bidang kewarganegaraan

3. Hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pengajaran 4. Hak-hak perempuan di bidang ketenagakerjaan

5. Hak-hak perempuan di bidang kesehatan

6. Hak-hak perempuan untuk melakukan perbuatan hukum 7. Hak-hak perempuan dalam ikatan/ putusnya perkawinan

Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungii anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 2 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak)

Perlindungan Perempuan segala upaya yang ditujukan untuk melindungi perempuan dan memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis untuk mencapai kesetaraan gender. (Pasal 5, UU N0. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

Pasal 76 C UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak menyebutkan :

"bahwa setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan :

a. diskriminasi;

b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;

c. penelantaran;

(34)

31

d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;

e. ketidakadilan; dan f. perlakuan salah lainnya

(35)

32

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota SalatigaTahun 2012 - 2016 terlihat pada Tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga Tahun 2012 - 2016

NO Indikator Kinerja Satuan Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra Perangkat Daerah pada Tahun

Realisasi Capaian pada Tahun

Rasio Capaian pada Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 1 Hasil Evaluasi Kota Layak

Anak (KLA) Skor - - - 400 -

2 Prevalensi Kekerasan

Terhadap Anak Per

10.000 anak

- - 7,21 1,16 3,84

3 Persentase Kelembagaan Forum Anak Tingkat Kota, Kecamatan, Kelurahan

% 4 4 4 4 4

4 Persentase Kelembagaan Pusat Pelayanan

Terpadu/Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPT/P2TP2A)

% 100 100 100 100 100

5 Persentase kelembagaan PUG aktif

% 7,4 11,11 7,4 7,4 7,4

(36)

33

NO Indikator Kinerja Satuan Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra Perangkat Daerah pada Tahun

Realisasi Capaian pada Tahun

Rasio Capaian pada Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 6 Persentase perangkat

daerah yang melaksanakan PPRG

% 53,85 46,15 92,31 96,15 84,62

7 Persentase perempuan yang

menjadi anggota legislative % 20 28 28 28 28

8 Persentase sumbangan pendapatan perempuan dalam rumah tangga

% 41,09 41,47 41,86 41,34 TAD

9 Rasio Kekerasan Dalam

Rumah Tangga (KDRT) 0,08 0,08 0,14 0,04 0,05

10 Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapat Penanganan Sesuai Standar

% 100 100 100 100 100

(37)

34

Tabel 2.5

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kota Salatiga Tahun 2012 – 2016

Tabel 2.5

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

1 Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan

100.000.000 49.560.000 47.000.000 85.550.000 106.090.000 88.151.400 44.676.500 43.210.000 49.885.000 97.965.000 88,15 90,15 91,94 58,31 92,34

2 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

25.000.000 25.000.000 97.230.000 92.930.000 109.550.000 23.909.900 23.159.500 80.570.000 63.060.000 99.222.000 95,64 92,64 82,87 67,86 90,57

3 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

40.000.000 71.765.000 66.762.000 95.200.000 95.375.000 37.799.250 36.439.000 38.017.000 63.023.415 48.626.744 94,50 50,78 56,94 66,20 50,98 4 Program Peningkatan peran serta

dan kesetaraan jender dalam pembangunan

371.420.000 417.110.000 530.570.000 171.225.000 279.384.000 327.281.400 409.039.500 512.437.950 155.117.500 262.641.000 88,12 98,07 96,58 90,59 94,01

5 Program pelayanan administrasi perkantoran

242.176.000

230.350.000 363.250.000 497.900.000 760.715.000 234.934.702 214.743.939 336.880.719 410.557.050 646.503.688 97,01 93,23 92,74 82,46 84,99 6 Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur

125.500.000

252.656.000 877.115.000 366.770.000 219.600.000 106.071.005 245.766.329 651.541.707 256.551.166 124.121.669 84,52 97,27 74,28 69,95 56,52 7 Program peningkatan disiplin aparatur TAD 18.200.000 21.500.000 13.500.000 26.500.000 TAD 15.472.500 17.450.000 10.494.000 12.892.625 #VALUE! 85,01 81,16 77,73 48,65 8 Program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

TAD TAD 10.000.000 13.000.000 13.000.000 TAD TAD 9.879.000 12.620.000 11.985.000 #VALUE! #VALUE! 98,79 97,08 92,19

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Kota Salatiga Tahun 2012 - 2016

No Program Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun

Berdasarkan tabel 2.5 dapat diketahui bahwa pencapaian kinerja program secara umum sudah baik, sudah berada diatas 90%.

Gambar

Gambar  Grafik Persandingan capaian IPG Kota Salatiga dengan IPG Provinsi  Jawa Tengah dan IPG Nasional Tahun 2011 - 2015
Gambar  Grafik Persandingan capaian IPG Kabupaten Kota se Provinsi Jawa Tengah  dengan IPG Provinsi dan IPG Nasional
Gambar  IDG Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten / Kota Tahun 2015  Sumber  : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Argomulyo adalah menyediakan dokumen perencanaan Kecamatan Argomulyo untuk kurun waktu Tahun 2017 – 2022

Rencana strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Riau merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) ini adalah menyediakan dokumen perencanaan di Dinas Perumahan, Permukiman dan Perhubungan Kabupaten Blora untuk

Rencana strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bengkulu tahun 2019-2023 disusun

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Sidorejo adalah menyediakan dokumen perencanaan Kecamatan Sidorejo untuk kurun waktu Tahun 2017 – 2022 yang

Mendeskripsikan teknik/ kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan lagu Mempraktikkan beberapa lagu anak berbahasa Inggris Teaching Resources (Songs) Demonstrasi dan Diskusi 

Maksud dari penyusunan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pangandaran