• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATS PEMBERIAN KREDIT INVESTASI PADA PT.BANK SULSELBAR CABANG MAKASSAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATS PEMBERIAN KREDIT INVESTASI PADA PT.BANK SULSELBAR CABANG MAKASSAR."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATS PEMBERIAN KREDIT

INVESTASI PADA PT.BANK SULSELBAR CABANG MAKASSAR.

MARDAWIAH 10573 01845 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

ii

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBERIAN KREDIT

INVESTASI PADA PT.BANK SULSELBAR CABANG MAKASSAR

MARDAWIAH 10573 01845 10

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBERIAN KREDIT INVESTASI PADA PT. BANK SULSELBAR.CABANG MAKASSAR.

Nama Mahasiswa : MARDAWIAH No. Stambuk/Nim : 10573 01845 10

Fakultas/Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS/AKUNTANSI

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Makassar, Juli 2014

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

MUH. AMIR, SE. M. Si. AK SAMSUL RISAL, S.E. MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. H. Nuhung Mahmud, S.E., MA. Ismail Badollahi, S.E., M.Si., Ak.

(4)

v

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur tak terhingga penulis panjatkan Kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun di dalamnya masih bersifat sederhana. Dan tak lupa pula penulis mengucapkan salawat dan taslim semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya dan pengikutnya. Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesatu yang tidak terbatas.

Ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua tercinta, Ibunda dan Ayahanda (Syahaya dan Martani) yang telah melahirkan, mengasuh, memelihara, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan yang tak terhitung sejak dalam kandungan hingga dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini, serta kakak dan adik-adikku (Mardianti, Fhardy, Mahdis, dan Marnianti) yang selalu memberikan motivasi kepada saya.

Serta tidak lupa, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan dan dukungan baik moril maupun materil. Sehingga hambatan yang ada dapat dilalui dan dihadapi dengan penuh rasa sabar. Oleh karena itu,

vi

(5)

dengan penuh kerendahan hati penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Muh.Amir, SE. M. Si. Ak., dan Bapak Samsul Risal, SE. MM., dan masing-masing selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, S.E., M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Pimpinan dan karyawan PT. Bank Sulselbar cabang Makassar. yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data dalam rangka merampungkan tugas penelitian penulis.

5. Sahabatku tercinta Sukma dan Rahmat Anugrah yang tidak hentinya memberikan semangat dan doanya untuk kelancaran dalam menyusun skripsi ini.

6. Teman- teman yang selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan khususnya kelas AK. 5 angkatan 2010.

(6)

vii

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Dan semoga Allah SWT membalas semua amal dan kebaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Aamiin.

Wassalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Juli 2014 Penulis

Mardawiah

(7)

ABSTRAK

MARDAWIAH. 2014. Peranan audit internal dalam menunjang efektifitas pengendalian internal atas pemberian kredit investasi pada PT. Bank Sulselbar cabang makassar. dibimbing oleh Bpk Muh. Amir dan Bpk Samsul Risal.

Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif, dimana data yang di dapatkan oleh penulis di analisis dan dibandingkan dengan sejumlah teori yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan analisis statistic bahwa efektifitas audit internal kredit investasi dan efektifitas pengendalian internal kredit investasi pada PT. Bank Sulselbar cabang Makassar telah efektif sebesar 77,42 % dan 76,77 % sehingga peranan audit internal kredit investasi telah berperan sebesar 82 % maka hipotesis yang dikemukakan oleh penulis yaitu apabila audit internal dilaksanakan dengan memadai, maka akan berperan didalam menunjang efektifitas pengendalian internal kredit investasi dapat diterima.

Adapun kekurangan yang terlihat yaitu masih perlu pembinaan terhadap objek yang diaudit khususnya bagian yang berkaitan dengan pengelolaan kredit investasi tentang pentingnya pemeriksaan yang dilakukan oleh SKAI, Sehingga dapat membantu di dalam audit.

Kata kunci : Audit internal, efektifitas pengendalian internal dan kredit investasi.

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Audit Internal ... 7

B. Pengendalian Internal ... 9

C. Kredit Investasi ... 17

D. Kerangka Pikir ... 20

E. Hipotesis ... 34

(9)

ix

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode Pengumpulan Data ... 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 36

D. Defenisi Operasional Variabel ... 37

E. Metode Analisis ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 41

A. Sejarah Singkat PT. Bank SulSelbar. ... 41

B. Visi, Misi dan Nilai Budaya ... 43

C. Struktur Organisasi... 45

D. Tugas Pokok ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

B. Pembahasan ... 59

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rekapitulasi Laporan Keuangan Tahun 2009 – 2013 ... 55

2. Koefisien Determinasi ... 56

3. Uji F ... 57

4. Uji t... 57

5. Pengujian Hipotesis ... 59

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Kerangka Pikir ... 34 2. Struktur Organisasi PT. Bank SulSelbar. ... 45

(12)

35 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam usaha mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat, maka pemerintah mengarahkan khususnya pada bidang ekonomi, dimana pemerintah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan di dunia usaha yang dilaksanakan melalui langkah- langkah dan kebijaksanaan untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan yang diharapkan. Diantara berbagai kebijakan ekonomi yang dilaksanakan, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sehingga bank dituntut peransertanya untuk mensukseskan pembangunan melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Pemberian kredit sangat berguna bagi masyarakat karena dapat meningkatkan perekonomian mereka dalam daya guna suatu barang atau jasa.

Salah satu jenis kredit yang diberikan bank adalah kredit investasi. Dalam hal ini kredit investasi merupakan bantuan dari pihak bank yang diberikan pada para pengusaha untuk keperluan investasi yaitu untuk kegiatan yang erat hubungannya dengan investasi misalnya untuk mendirikan suatu proyek baru, membangun pabrik, membeli mesin-mesin, rehabilitasi serta perluasan usaha.

(13)

Pemberian kredit investasi mengandung resiko tertentu, sehingga pihak bank tidak begitu saja memberikannya. Kredit investasi akan diberikan apabila manajemen bank merasa yakin bahwa nasabahnya dapat mengembalikan kredit investasi tersebut sesuai dengan waktu yang telah disepakati, baik pokok ataupun bunga pinjaman yang ditetapkan, sehingga bank dapat menghindari diri dari tidak tertagihnya kredit tersebut, yang nantinya akan menimbulkan masalah kredit macet. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor penguasaan kredit yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak cermat dan kompetensi dari sumber daya manusia yang masih lemah.

Sehubungan dengan banyaknya kasus-kasus kredit macet yang disebabkan karena ketidak-mampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya, maka timbul permasalahan yang tidak diinginkan seperti kekurangmampuan masing-masing bank menilai mutu kredit yang telah mereka berikan. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan pemberian kredit dari semestinya, bank harus menyusunkebijakan kredit yang komprehensif dan jelas dengan memperhitungkan berbagai macam faktor dan kriteria yang menentukan mutu kebijakan tersebut. Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan dalam menilai efisiensi dan efektivitas prosedur pemberian kredit adalah dengan adanya audit internal yang memadai.

Kredit macet dalam jumlah yang sangat besar akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut operasional bank

(14)

dan dampak psikologis yang terjadi. Dengan adanya kredit macet, kegiatan bank akan terhambat sebab keuntungan utama bank diperoleh dari selisih bunga simpanan bank kepada nasabah dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Selain itu, dampak psikologis yang akan terjadi adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank.

Masalah tingginya jumlah kredit macet sangat meresahkan masyarakat terutama masyarakat perbankan, karena hal tersebut berkaitan dengan kredibilitas bank. Sebagian dari kredit macet yang diserahkan bank-bank terutama milik pemerintah kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) tidak jelas statusnya. Disamping tidak didukung dokumen-dokumen legal yang kuat dan lengkap, jaminan assetnya juga tidak cukup dan nilainya pun tidak cocok. Tingkat persaingan antar bank dan risiko perkreditan yang tinggi menyebabkan pihak manajemen bank perlu menerapkan suatu pengendalian internal yang memadai.

Pengendalian internal yang memadai pada dasarnya bertujuan untuk melindungi harta milik perusahaan dengan meminimalkan kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan, kemacetan kredit, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Dengan pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat menjamin proses pemberian kredit tersebut akan dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang akan terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap pengendalian internal, yaitu dengan melakukan pemeriksaan internal atau audit internal.

Audit internal adalah fungsi penilaian yang independen yang ditetapkan oleh

(15)

organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi secara obyektif aktivitas- aktivitas organisasi, yang hasil penelitiannya berupa saran, rekomendasi, analisis, dan informasi akan bermanfaat bagi manajemen dalam mengusahakan agar perusahaan berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian diperlukan suatu penilaian yang independen dalam perusahaan yang bersangkutan untuk menilai dan mengevaluasi aktivitas pemberian kredit agar pengendalian internal tersebut dapat memadai.Fungsi yang melakukan pengendalian ini dilakukan oleh audit internal.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk menyusun proposal yang berjudul: ” Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Atas pemberian Kredit Investasi pada PT.

Bank Sulselbar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah-masalah yang akan diidentifikasi adalah:

“Apakah audit internal dan pengendalian internal atas pemberian kredit investasi yang dilaksanakan pada PT. Bank Sulselbar telah efektif ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai peran audit internal dalam menunjang efektifitas pengendalian internal terhadap masalah atas pemberian kredit investasi pada PT. Bank Sulselbar.

(16)

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Selain menjadi bahan dalam proposal ini juga memberikan pengalaman yang berharga yang dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai audit internal dalam menun jang efektifitas pengendalian internal atas pemberian kredit investasi.

2. Bagi bank

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi bank untuk lebih waspada dalam memberikan kredit investasi pada para nasabahnya.

3. Bagi pembaca

Diharpkan dapat men jadi bahan referensi dan informasi yang berkaitan dengan bidang kredit investasi.

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Audit internal

1. Pengertian Audit Internal

Audit internal adalah aktivitas pemberian keyakinan objektif yang independen dan aktivitas konsultasi yang dilakukan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja operasi organisasi. Aktivitas tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melaksanakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, kecukupan control, dan proses tata kelola. Aktifitas audit internal dilakukan dalam kondisi hokum dan budaya yang beragam, dalam organisasi-organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran maupun struktur; dan oleh oang di dalam atau di luar organisasi. Perbedaan-perbedaan ini bias jadi memengaruhi praktik audit internal di setiap kondisi. Namun, kerpatuhan terhadap standards for the professional practice of internal auditing (standar) merupakan hal yang

penting untu tanggung jawab auditor internal. Tujuan standar tersebut adalah untuk:

a. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang mencerminkan praktik audit internal yang seharusnya dilakukan.

b. Memberikan kerangkakerja untuk melaksanakan dan meningkatkan lingkup aktivitas audit internal yang bernilai tambah.

c. Menetapkan dasar pengukuran kinerja audit internal.

d. Membantu perkembangan proses organisasional dan operasi.

(18)

Sedangkan pengertian audit internal menurut Mulyadi (2005 : 202) adalah kegiatan penilaian bebas yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi keuangan dan kegiatan lain untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen. Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa audit internal adalah suatu fungsi atau kegiatan penilaian yang bebas dalam suatu organisasi dan sebagai pelayanan jasa terhadap organisasi tersebut.

2. Fungsi audit internal

Fungsi audit internal adalah menyediakan jasa analisis dan evaluasi juga memberikan keyakinan dan rekomendasi serta informasi lain kepada manajemen dan dewan komisaris serta pihak lain yang memiliki wewenang dan tanggungjawab yang setara. Fungsi audit yang terperinci dan relatif lengkap menunjukkan bahwa aktivitas audit internal harus diterapkan secara menyeluruh terhadap seluruh aktivitas perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan-catatan akuntansi.

Divisi audit internal merupakan divisi audit internal merupakan bagian integral dari organisasi dan berfungsi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior dan atau dewan. Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab divisi audit internal harus dinyatakan dalam dokumen tertulis yang formal, misalnya dalam anggaran organisasi.

Anggaran organisasi harus menerangkan tentang tujuan divisi audit

(19)

internal, menegaskan lingkup pekerjaan yang tidak dibatasi, dan menyatakan bahwa divisi audit internal tidak memiliki kewenangan atau tanggung jawab dalam kegiatanyang mereka periksa.

3. Tujuan dan ruang lingkup

Audit internal bertujuan untuk membantu semua bagian dalam perusahaan agar dapat melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien.

Audit internal akan memberikan penilaian, pandangan ataupun saran-saran yang akan dapat membantu semua bagian dalam perusahaan untuk melaksanakan aktivitasnya dengan baik. Tujuan dasar audit internal adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif, untuk tujuan tersebut, pengawasan internal menyediakan bagi mereka berbagai analisis, penilaian, rekosmendasi, nasihat dan informasi sehubungan dengan aktifitas yang diperiksa.

Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:

a. Menelaah dan menilai kebaikan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian internal dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana-rencana, dan prosedur-prosedur telah ditetapkan manajemen.

(20)

c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.

d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.

e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas- tugas yang diberikan oleh manajemen.

f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

4. Wewenang dan tanggung jawab audit internal

a. Wewenang yang dapat ditetapkan bagi auditor internal

1) Menyusun program audit internal secara menyeluruh atas semua aktifitas dalam perusahaan.

2) Menguji keandalan pengendalian manajemen.

3) Tanpa batasan untuk memasuki semua bagian perusahaan, meeliti catatan, pelaporan serta harta milik perusahaa.

b. Tanggung jawab audit internal

1) Memantau kinerja pengendalian internal dalamperusahaan.

2) Mengidentifikasi aktivitas audit internal yang relevan dengan perencanaan audit.

3) Menyediakan jasa analisis dan evaluasi, Memberikan keyakinan dan rekomendasi dan informasi lain kepada manajemen entitas dan

(21)

bagian komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya.

5. Program audit internal

Dalam program audit internal, untuk dapat melakukan audit yang sistematis dan terarah maka pada saat audit dimulai, audit internal terlebih dahulu menyusun suatu perencanaan atau program audit yang akan dilakukan.Program audit ini dapat dipergunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan yang efektif atas pekerjaan audit secara keseluruhan.

6. Tahap-tahap audit

Tahap-tahap audit internal diantaranya:

a. Tahap perencanaan

Perencanaan audit internal harus didokumentasikan yang meliputi hal-hal berikut ini:

1) Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaannya.

2) Memperoleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan yang diaudit.

3) Penentuan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit.

4) Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu.

b. Pengujian dan pengevaluasian informasi

Audit internal harus mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasi dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.

(22)

c. Pemberian hasil

Auditor internal harus melaporkan hasil audit yang dilakukannya setelah audit selesai dilaksanakan. Suatu laporan harus obyektif, jelas, singkat,konstruktif dan tepat waktu. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil pelaksanaan pemeriksaan, bila dipandang perlu dapat pula dicantumkan pernyataan tentang pendapat pemeriksa.

d. Tindak lanjut (follow up)

Auditor internal harus terus meninjau dan melakukan tindak lanjut(follow up) untuk memastikan bahwa temuan audit yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.

B. Pengendalian internal

1. Pengertian Pengendalian internal

Pengedalian internal menurut IAPI; (2006 : 319) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas-yang didesain untuk ,memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu kendala pelaporan keuangan, efektifitas dan efesiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.Konsep yang terkandung dalam definisi ini adalah:

a. Pengendalian intern diharapkan memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan penuh. Yaitu bagi manajemen dan komisaris satuan usaha karena adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada

(23)

seluruh sistem pengendalian intern dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat.

b. Pengendalian intern adalah alat untuk mencapai tujuan, yaitu pelaporan keuangan, kesesuaian dan operasi.

c. Pengendalian intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir- formulir, tetapi juga orang-orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan komisaris, manajemen, serta personel lainnya.

2. Tujuan pengendalian internal

Menurut COSO (Commite of sponsoring organization), Internal control merupakan suatu proses yang dilaksanakan oleh komisaris, manajemen dan pegawai lainnya, dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) dalam pencapaian tujuan sebagai berikut :

a. Operasional : Berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber-sumber daya.Usaha penjagaan asset merupakan bagian dari tujuan ini.

b. Ketaatan : Berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum, aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pelaporan keuangan : Berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu.

3. Komponen pengendalian internal

(24)

Pengendalian internal (internal control) menurut COSO (Commite Of Sponsoring Organization) terdiri ats lima komponen, yaitu:

a. Lingkungan pengendalian

Inti dari setiap perusahaan adalah factor manusia yang meliputi integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi, filosofi dan gaya manajemen; cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung jawabnya, pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia, dan perhatian dan arahan yang dilakukan oleh direksi.

b. Penilaian Risiko

Perusahaan harus menyadari dan menghadapi risiko. Perusahaan harus menetapkan tujuannya dipadukan dengan kegiatan keuangan serta kegiatanlainnya agar dapat beroperasi secara terkoordinasi Perusahaan juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko terkait.

c. Aktivitas Pengendalian

Kebijakan pengendalian dan prosedur harus ditetapkan dan dilaksanakan. Hal ini akan memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diidentifikasi manajemen untuk menghadapi risiko, yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan, dilaksanakan secara efektif.

Aktifitas pengendalian merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses.pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi BUMN, antara lain

(25)

mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap asset perusahaan.

d. Informasi dan Komunikasi

Merupakan sistem informasi dan komunikasi yang memberikan informasi yang diperlukan kepada para pegawai, dalam melaksanakan, mengelola dan mengendalikan operasinya. Sistem informasi dan komunikasi merupakan suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, financial, dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku.

e. Monitoring

Seluruh proses harus dipantau dan dimodifikasi sesuai kebutuhan. Dengan demikian sistem yang ada dapat secara dinamis berubah sesuai keadaan yang dihadapi. Monitoring merupakan proses penilaian terhadap kualitas sistem internal control termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada direksi dan tembusannya disampaikan kepada komite Audit. Aktifitas monitoring berkaitan dengan penilaian efektifitas rancangan dan operasi struktur pengendalian internal secara periodic dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan.

(26)

C. Kredit investasi

1. Pengertian Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pebrik baru atau keperluan rehabilitas.

Ciri-ciri kredit investasi adalah :

a. Diperlukan untuk penanaman modal.

b. Mempunyai perencanaan yang terarah.

c. Waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan panjang.

Sehubungan dengan ciri-ciri diatas, maka pada umumnya jumlah uang dalam kredit investasi relatif besar dan jangka panjang relative lama.

Hal ini atau menyangkut resiko pada pihak bank, untuk menghindari atau memperkecil resiko atas pemberikan kredit maka bank harus menetapkan suatu prosedur tertentu dalam pemberian kredit. Kredsit investasi diberikan oleh bank dengan tujuan membantu para investor untuk mendanai pembangunan proyek baru atau perluasan proyek yang sudah ada. Jadi, sebagian besar kredit investasi dipergunakan untuk mendanai pengadaan tanah, gedung, infrasruktur, mesin, peralatan, kendaraan, inventaris kantor, dan modal kerja awal.

Hal tersebut berbeda dengan kredit korporasi jangka pendek, yang sebagian besar penggunaannya untuk mendanai peningkatan kebutuhan perusahaan akan persediaan dan piutang dagang. Karena sasaran utamanya

(27)

adalah membantu pendanaan proyek, maka kredit investasi sering kali juga disebut fasilitas pendanaan proyek atau project financing facility.

Kredit investasi merupakan sebagian dari seluruh sumber dana pembangunan dan pengoperasian proyek. Adapun sumber utama dana pembiayaan yang lain datang dari para investor, dalam bentuk penyertaan dana modal sendiri (equity financing) dan pinjaman pemegang saham.

Dalam sebagian besar kasus, kredit investasi merupakan bagian terbesar dari seluruh dana pembangunan proyek. Kredit investasi diberikan dalam jangka menengah atau panjang, berkisar antara lima sampai sepuluh tahun.

Jangka waktu tersebut disesuaikan dengan tujuan penggunaan kredit, yaitu untuk pengadaan harta tetap perusahaan, yang oleh investornya tidak akan diuangkan kembali dalam jangka pendek. Hampir dalam semua kasus, bank memberikan masa tengggang pembayaran kembali kredit.

Jangka waktu masa tenggang tersebut biasanya disesuaikann dengan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi proyek dan mengadakan produksi percobaan.Selama masa konstruksi proyek, seringkali bank juga memberikan masa tenggang pembayaran bunga kredit. Pembayaran kembali kredit investasi dilakukan dengan cara mengangsur, dimulai sejak masa tenggang pembayaran angsur berakhir.

Jadwal pembayaran angsuran dapat berbeda-beda, dimulai dari bulanan, kwartalan, enam bulanan, sampai dengan tahunan. Jumlah kredit investasi yang dibutuhkan oleh investor berbeda-beda, sesuai dengan sektor usaha

(28)

yang akan dimasuki proyek. Jumlah kredit investasi yang diperlukan untuk membangun proyek industri petrokimia misalnya, biayanya cukup besar.

Jumlah kredit investasi yang diperlukan untuk membangun berbagai macam proyek di sektor industri kerajinan rakyat, biasanya tidak begitu besar. Bisa dimengerti bahwa semakin besar jumlah kredit investasi yang diberikan bank, akan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung.

Apalagi mengingat jangka waktu kredit investasinya adalah menengah dan panjang.Namun, bila sebelumnya telah dianalisa secara professional, dan kemudian setelah proyek beroperasi dimonitor dengan baik, kredit investasi dapat menjadi salah satu sumber penghasilan yang menguntungkan bagi bank. Penghasilan (berupa bunga) yang dipetik bank dari usaha mereka membiayai proyek yang sehat tersebut, dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lama pula.Sebelum memutuskan untuk meluluskan permintaan kredit investasi, bank akan meneliti tiga hal yaitu faktor intern bank, kredibilitas investor, dan prospek masa depan proyek yang akan dibangun. Kredibilitas investor dan tim manajemen mereka menjadi penting sekali peranannya dalam kasus kredit investasi.

Hal tersebut disebabkan karena bank yang selain bertindak sebagai kreditur, juga sebagai mitra usaha. Bank bekerja sama dalam jangka waktu lama dengan investor dan tim manajemennya, minimal selama jangka waktu kredit. Agar dapat bekerja sama dengan baik, sudah barang tentu bank akan menuntut kredibilitas tinggi dari para investor. Untuk menghindari kekeliruan pengertian kiranya perlu ditegaskan bahwa jangka

(29)

waktu suatu kredit dikaitkan dengan perjanjian yang pertama kali dibuat, jadi dihubungkan dengan sekali perjanjian saja.

Perbedaan menurut jangka waktu kredit di Indonesia, disesuaikan dengan pengertian menurut peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut :

a) Kredi jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu saelama- lamanya satu tahun. Jadi pemakaian itu tidak melebihi satu tahun.

b) Kredit jangka menengah, adalah kredit yang jangka waktunya antara satu s/d tiga tahun.

c) Kredit jangka panjang, adalah kredit jangka waktunya melebihi tiga tahun.

Ragam dan jenis yang banyak dipergunakan di Indonesia adalah kredit jangka pendek yang masa pemakainya tidak melebihi satu tahun.

2. Tujuan Pemeriksaan substansi kredit investasi

Tujuan pemeriksaan substantive kredit investasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk menyakini bahwa penilaian dan keputusan kredit telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (termasuk struktur pengendalian intern dan perhitungan risiko kredit yang build- in dalam prosedur).

b. Untuk menyakini bahwa penetapan besarnya limit kredit sudah sesuai dengan kebutuhan dan dalam batas ketentuan yang berlaku.

(30)

c. Untuk meyakini bahwa pencairan kredit dilakukan setelah semua persyaratan legal dan persyaratan jaminan dipenuhi oleh nasabah.

d. Untuk meyakini bahwa fasilitas kredit investasi yang diberikan telahdigunakan sesuai peruntukannya dan penarikan atau pemakaian kredit sebanding dengan realisasi investasi yang bersangkutan.

3. Prinsip-prinsip pemberian kredit

Penilaian kredit oleh bank dilakukan untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Adapun bentuk penilaian pemberian kredit secara umum dilakukan dengan analisis 5 C sebagai berikut :

a. Caracter merupakan sifat atau watak seseorang yang harus benar-

benar dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur maka dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan dan sifat pribadinya seperti gaya hidup yang dianutnya.

b. Capacity merupakan analisis yang menunjukkan untuk mengetahui

kemampuan nasabah dalam membayar kreditnya. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam mengelola bidang usahanya.

c. Capital merupakan Analisis yang dilakukan untuk mengetahui

efektivitas penggunaan modal yang dapat dilihat dari laporan keuangannya (neraca dan laporan laba rugi) yang disajikan dengan pengukuran likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya.Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal diperoleh sekarang ini, berapa prosentase modal kerja yang digunakan untuk

(31)

membiayai proyek yang dijalankan, berapa modal sendiri dan beberapa alokasi modal pinjaman.

d. Condition of economic atau kondisi perekonomian pada umumnya dan

bidang usaha pemohon kredit khususnya. Jika baik dan memiliki prospek yang baik maka permohonannya akan disetujui, Sebaliknya jika jelek, permohonan kredit nya dirtolak.

e. Collateral (agungan) yang diberikan pemohon kredit mutlak harus

dianalisis secara yuridis dan ekonomis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Jika jawabannya yam aka kredit dapat diberikan, tetapi jika jawabannya tidak maka kredit tidak dapat diberikan.

4. Prosedur audit di bidang perkreditan

Salah satu tujuan audit bidang perkreditan adalah mengurangi terjadinya kegagalan atau debitur macet yang akan merupakan pukulan berat bagi bank yang bersangkutan. Berbagai sebab kegagalan perkreditan tersebut salain diakibatkan faktor-faktor intern bank itu sendiri. Oleh karena itu dalam melaksanakan auditnya, auditor juga harus memusatkan perhatiannya pada sebab-sebabterjadinya kegagalan atau kemacetan kredit yang mungkin akan menimpa bank yang bersangkutan.

Didalam upaya menekan atau menghindarkan sedari dini kegagalan didalam pemberian kredit, maka hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (KPB) tersebut yaitu:

(32)

a. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan

Untuk menghindarkan kegagalan dalam pemberian kredit maka dalam pemberian kredit tersebut setiap bank wajib memiliki pokok- pokok peraturan mengenai tata cara pemberian kredit yang sehat, pokok-pokok pengaturan pemberian kredit kepada pihak yang terkait dengan bank dan debitur besar tertentu, kredit yang mengandung risiko yang tinggi serta kredit yang perlu dihindari, untuk memantau kualitas kredit yang diberikan tersebut, bank juga diharuskan melakukan penilaian kolektabilitas kredit sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia.

b. Organisasi dalam manajemen perkreditan

Untuk lebih mendukung pemberian kredit yang sehat dan telah mengandung unsur pengendalian intern mulai tahap awal proses kegiatan perkreditan, maka setiap bank juga wajib memiliki Komite Kebijaksanaan Perkreditan (credit policycommitte) dan komite ini mempunyai tugas membantu direksi bank dalam merumuskan kebijaksanaan, mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan, memantau perkembangan dan kondisi portfolio perkreditan serta memberikan saran-saran langkah perbankan.

c. Kebijaksanaan persetujuan kredit

Persetujuan pemberian kredit merupakan langkah yang kritis dalam proses perkreditan oleh karena itu bank diwajibkan memiliki kebijaksanaan persetujuan kredit yang sekurang-kurangnya mencakup

(33)

konsep hubungan total permohonan kredit (Total Credit Relationship Concept), penetapan batas wewenang kredit, tanggungjawab pejabat

pemutus kredit, proses persetujuan kredit, perjanjian kredit dan proses persetujuan pencairan kredit.

d. Dokumentasi dan administrasi kredit

Bank harus menetapkan jenis-jenis dokumen yang diperlukan sesuai dengan jenis kredit yang diberikan, serta harus memastikan keabsahan dan legalitas setiap dokumen kredit yang diterbitkan oleh bank maupun yang diterima dari nasabah. Selanjutnya dokumen kredit tersebut harus disimpan dengan aman dan tertib. Tata cara penggunaan atau pengambilan dokumen kredit dari tempat penyimpanan harus mengandung unsur pengamanan ganda.

e. Pengawasan kredit

Mengingat perkreditan merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang mengandung kerawanan yang dapat merugikan bank yang pada gilirannya dapat berakibat pada kepentingan masyarakat penyimpan dana dan pengguna jasa perbankan, maka setiap bank wajib menerapkan dan melaksanakan fungsi pengawasan kredit yang menyeluruh. Setiap bank harus mempunyai struktur pengendalian intern yang memadai dalam perkreditan yang mampu menjamin bahwa dalam pelaksanaan perkreditan dapat dicegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak yang dapat merugikan bank dan terjadinya praktik pemberian kredit yang tidak sehat.

(34)

5. Penerapan audit internal pemberian kredit

Salah satu syarat agar audit internal dapat dilakukan secara efektif dan memadai adalah dengan adanya kualifikasi audit internal. Dalam kualifikasi audit internal ini terdapat dua sikap yang harus dimiliki oleh seorang auditor, yaitu sikap kompeten dan independen. Kompeten disini berarti seorang auditor harus memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis yang memadai dalam melaksanakan audit dan juga memiliki ketegasan sikap, teliti serta bertanggungjawab atas hasil audit yang dilakukannya. Sedangkan dengan adanya sikap independen, diharapkan seorang auditor dapat memberikan hasil audit yang optimal.Independen berarti seorang auditor harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksanya.

Sebelum melaksanakan tahapan-tahapan audit, maka perlu disusun program terlebih dahulu program audit harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:

a. Merupakan dokumentasi prosedur bagi auditor intern dalam mengumpulkan,menganalisis, menginterprestasi, dan mendokumentasi informasi selama pelaksanaan audit, termasuk catatan untuk audit yang akan datang.

b. Menyatakan tujuan audit

c. Menetapkan luas, tingkat dan metodologi pengujian yang diperlukan guna mencapai tujuan audit untuk tiap tahapan audit.

d. Menetapkan jngk wktu audit.

(35)

e. Mengidentifikasi aspek-aspek teknis,resiko, proses, dan transaksiyang harus diuji, termasuk pengolahan data elektronik.

6. Hubungan audit internal dengan efektifitas pengendalian internal kredit investasi

Pengendalian internal pemberian kredit memerlukan laporan untuk menganalisis jumlah kredit yang diberikan serta ketepatan jangka waktu pengembaliannya sehingga menguntungkan bagi pihak bank sebagai kreditur.Laporan tersebut juga harus mengungkapkan perkembangan yang tidakdiinginkan atau penyimpangan-penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Fungsi audit internal meliputi penilaian dan pemeriksaan kelayakan dan efektivitas pengendalian internal yang telah ditetapkan, serta penilaian mengenai petugas yang melaksanakan pengendalian internal. Hal tersebut diarahkan untuk menunjang efektivitas pengendalian internal pemberian kredit. Selanjutnya, manasjemen akan mengandalkan hasil audit internal ini sebagai alat analisis yang obyektif atas pengendalian internal yang sedang dijalankan perusahaan.

Untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan pada pemberian kredit, maka auditor internal dan manajemen terus menerus mengevaluasi dan menilai pelaksanaan pemberian kredit pada Bank Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Agar tujuan audit internal tercapai maka kegiatan audit internal yang dijalankan pada dasarnya harus mencakup verifikasi, compliance, dan evaluasi.

(36)

Tujuan audit bagi suatu perusahaan tidak hanya sekedar untuk mengamati dan mengecek kegiatan secara fisik saja, tetapi juga untuk melaksanakan suatu fungsi yang sangat berguna dalam melakukan pengecekan secara perioditerhadap catatan-catatan dan untuk menetapkan kebenaran catatan tersebut mengevaluasi pengendalian internal dan mengecek adanya ketaatan pada prosedur yang telah ditetapkan. Audit internal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu pengendalian disuatu perusahaan. Audit internal membantu manajemen dalam menjalankan pengendalian di perusahaan, sehingga bila ada penyelewengan- penyelewengan dapat dideteksi lebih dini. Dapatlah dipahami bahwa audit internal mempunyai peranan penting didalam mengefektifkan pengendalian internal atas kredit investasi, karena melalui fungsi ini kesepadanan serta keefektifan pengendalian internal selalu dikaji atau dinilai secara kontinyu dan tidak memihak (independent), sehingga pengendalian internal atas kredit investasi dapat dijaga agar tetap memadai dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

D. Kerangka Pikir

PT. Bank Sulselbar merupakan perusahaan yang bergerak dibidang keuangan. Selai itu, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi kegiatan-kegiatan seperti menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, meyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kedit, serta memberikan jasa bank lainya.

(37)

Audit internal mempunyai peranan penting didalam mengefektifkan pengendalian internal atas kredit investasi, karena melalui fungsi ini kesepadanan serta keefektifan pengendalian internal selalu dikaji atau dinilai secara kontinyu dan tidak memihak (independent), sehingga pengendalian internal atas kredit investasi dapat dijaga agar tetap memadai dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Pengendalian internal dirancang dengan memperhatikan kepentingan manajemen perusahaan dalam menyelenggarakan operasi usahanya dan juga harus memperhatikan aspek biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang diharapkan. Dalam rangka merancang suatu pengedalian intern yang baik, perlu melihat tujuan pengendalian Pemberian kredit investasi mengandung resiko tertentu, sehingga pihak bank tidak begitu saja memberikannya. Kredit investasi akan diberikan apabila manajemen bank merasa yakin bahwa nasabahnya dapat mengembalikan kredit investasi tersebut sesuai dengan waktu yang telah disepakati, baik pokok ataupun bunga pinjaman yang ditetapkan, sehingga bank dapat menghindari diri dari tidak tertagihnya kredit tersebut, yang nantinya akan menimbulkan masalah kredit macet. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor penguasaan kredit yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak cermat dan kompetensi dari sumber daya manusia yang masih lemah.

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, digambarkan dalam bentuk bagan alur .

(38)

Gambar: Kerangka pikir

E. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dikemukakan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan ini ialah ‟‟Pelaksanaan audit internal yang dilaksanakan dengan memadai dapat mendukung tercapainya efektifitas pengendalian internal dalam proses pemberian kredit investasi pada PT. Bank SulSelbar Cabang Makassar.

PT. Bank BRI

Audit Internal

Pengedalian Internal

Kredit Investasi

(39)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Makassar, dimana PT. Bank Sulselar dijadikan sebagai objek penelitian yang beralamat di jl. Dr.samratulangi No. 7 Makassar, sedangkan jangka waktu penelitian hingga perampungannya diperkirakan selama dua bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (Library Research) yaitu pengumpulan data teoritis dengan cara menelaah berbagai buku literature dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapang (field Research) yaitu pengumpulan data lapang dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian dan mengumpulkan data yang diperlukan.

b. Wawancara, yaitu melakukan Tanya jawab dengan pimpinan dan karyawan perusahaan yang diteliti, dalam mendapatkan data yang diperlukan.

c. Kuesioner, yaitu dengan mengajukan dengan serangkaian yang dibuat dalam suatu pertanyaan penelitian, yang berkaitan dengan hal-hal yang

(40)

berhubungan dengan objek yang diteliti, dengan tujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan penulis adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari survey lapangan yg berupa dokumen, penjelasan dan keterangan-keterangan. Data kualitatif meliputi sejarah pendirian perusahaan, lokasi perusahaan, bidang usaha perusahaa, struktur orgaisasi, prosedur pelaksanaan audit internal atas pemberian kredit investasi.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan.

b. Data sekuder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan berupa laporan tertulis yang dibuat secara berkala.

D. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variable adalah suatu cara untuk megatur suatu cara untuk mengatur suatu konsep dan bagaimana caranya sebuah konsep harus diukur sehingga terdapat variable-variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dari suatu variable yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variable

(41)

lain. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variable yang berhubungan dengan objek yang diteliti,variable tersebut yaitu:

1. Variabel efektifitas audit internal

Audit internal yang efektif akan tecipta bila auditor memiliki independensi dan objektifitas yang tinggi serta kecukupan professional yang dapat diandalkan, jika audit internal efektif maka akan membantu manajemen di dalam pengembalian keputusan.

2. Variabel efektifitas pengendalian internal kredit investasi yang efektif akan dapat mengurangi penyimpangan dan bukan menghilangkan penyimpangan.

3. Variabel peranan audit internal di dalam menunjang efektifitas pengendalian internal kredit investasi. Keberadaan audit internal dapat menentukan keandalan pengendalian internal yang menyangkut kebijakan pemberian kredit investasi yang di tetapkan sehingga efektifitas dapat tercapai apabila terdapat indicator sebagai berikut:

a. Compliance

b. Vertifikasi c. Evaluasi

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif komparatif, Dimana data yang didapatkan oleh penulis dianalisis dan dibandingkan dengan sejumlah teori yang ada.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam menganalisis data adalah:

(42)

1. Memisahkan jawaban responden sesuai dengan jawaban yang diberikan yaitu: Ya=3, Ragu-ragu = 2, dan Tidak = 1

2. Menjumlahkan semua jawaban “Ya”, “Ragu-ragu”, dan “Tidak”,

3. Membagi jumlah Jawaban “ Ya “ dengan jumlah seluruh pertanyaan dari kuesioner audit internal yang mmadai

4. Hasil pembagian kemudian dikalikan dengan 100%..

Jumlah Jawaban “ Ya ”

Persentase = X 100 % Jumlah Jawaban kuesioner

(43)

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT. Bank Sul-Selbar cabang Makassar .

Didirikan dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara, berkedudukan di Makassar, berdasarkan Akte Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Setelah mengalami beberapa kali perubahan Anggaran Dasar dan penambahan modal disetor dan setelah perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) lahirlah Perda No,13 tahun 2003 tanggal 20 Agustus tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari. Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan, dengan modal dasar Rp.650 Milyar.

Akta pendirian PT berdasarkan Akta Notaris Mestariani Habie, SH No.19 tanggal 27 Mei tahun 2004 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan ( disingkat PT Bank Sul-Sel) telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. 13 tertanggal 15 Februari 2005. Perubahan status Bank Sul-Sel dari PD Menjadi PT juga diikuti dengan perubahan logo pada tanggal 22 Desember 2005.

Sejak saat itu dimulailah lembaran baru perjalanan Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan yang menampilkan wajah baru dengan call name Bank Sul-Sel beserta logo baru berupa imajinatif layar terkembang yang sarat makna dan dinamis dalam mengiringi setiap langkah Bank Sul-Sel untuk

(44)

senantiasa menjadi Bank kebanggaan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Bank Sul-Sel memiliki 1 kantor Pusat , 3 Kantor Cabang Utama , 24 Kantor Cabang, 2 Kantor Cabang Pembantu, 3 Kantor Cabang Syariah yaitu :

1. Cabang Syariah Sengkang yang didirikan pada bulan April 2006 2. Cabang Syariah Maros yang didirikan pada tanggal 27 November 2007 3. Cabang Syariah Makassar yang didirikan pada tanggal 30 Desember 2008 4. Office Chanelling Syariah pada PT. Bank Sulsel Cabang Utama Bone, PT.

Bank Sulsel Cabang Bulukumba, dan PT. Bank Sulsel Cabang Palopo, Didirikan pada awal tahun 2010.

Kantor Kas 27 unit, serta Payment Point/Kas Keliling 6 unit. Dan di tahun 2011 ini direncanakan untuk menambah beberapa lagi jaringan kantor yaitu pembukaan Cabang Jakarta. Dan dari 65 kantor termasuk cabang syariah dengan di dukung oleh 100 orang karyawan yang terdiri dari level pendidikan S2, S1, Sarjana, SMP, SMA, Dan SD yang tersebar di Kantor Pusat dan seluruh cabang.

Pada tanggal 26 Mei 2011, Bank Sulsel resmi berganti nama menjadi Bank Sulselbar sehingga Bank SulSel Cab. Syariah Makassar ikut berganti nama menjadi Bank Sulselbar Cab. Syariah Makassar. Perubahan nama ini melalui keputusan Kementerian Hukum dan HAM. Persetujuan perubahan Anggaran Dasar (AD) Bank Sulsel menjadi Sulselbar ditandatangani Dirjen Administrasi Umum Aidir Amin Daud. Keputusan itu dituangkan dalam surat

(45)

bernomor AHU-11765. A.A.01.02 Tahun 2011 tertanggal 8 Maret 2011.

Penerbitan surat keputusan itu dikeluarkan berdasarkan akta notaris yang disampaikan notaris Rakhmawati Laica Marzuki pada 2 Mei 2009. Dengan terbitnya SK tersebut, bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel resmi menjadi Sulselbar dengan masuknya Pemprov Sulbar sebagai pemilik saham.

B. Visi dan Misi Perusahaan Visi

“Menjadi bank yang terbaik di Kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen yang professional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat .

Misi

a. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah

b. Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah.

c. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

Motto

Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dunia perbankan saat ini dan akan datang serta persaingan global, Bank Sulsel Syariah memiliki motto

“MAJU BERSAMA MERAIH BERKAH” artinya Bank Sulsel memiliki tekad untuk secara terus menerus meningkatkan kinerja dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan stakeholder dengan penuh rasa tanggung jawab dan di dedikasi yang tinggi dalam upaya mencapai keberhasilan bersama-sama.

(46)

C. Struktur Organisasi dan Pembagian tugas

PT. BANK SULSELBAR CABANG SYARIAH MAKASSAR

Sumber : PT. Bank SulSelbar Cabang Makassar PEMIMPIN CABANG

HARTANI DJURNIE

PINSIE UMUM SIFA INTAN DJ.

PINSIE AKT. & PELAP ANDI YUDIARTI PINSIE PEMASARAN

SAMURIA FIRMANSYAH FFIRMANSYAHFIRMANSYAH

SECURITY M.ZAIN BATTOLA

SUARDI M. ARFAN

BACK OFFICE/TELLER PB SHELYA SYAFITRI ACCOUNT OFFICER

MUH. KAFRAWI

ADMIN PEMBIAYAAN

IRFAN HIDAYAT

DRIVER MUSTAMIR K.

RAHMAT CHULAFAURASYIDIN

TELLER TUNAI AYU KARTINI

STAF PEMASARAN

GADAI EMAS

AGUS FITRAWAN CUSTOMER SERVICE

RIZKI GEMALA R.

ACCOUNT OFFICER AHYANI

NURSAMSU

OFFICE BOY/ GIRL SUPARDI M.IKHSAN GITA WAHYUNI

SUTRISNO KLIRING/ ATM

(47)

D. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab

Pimpinan Cabang

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas operasional cabang, dengan melakukan supervisi terhadap setiap unit/seksi di cabang demi pencapaian target pemasaran dan operasional sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan melalui cabang juga melakukan monitoring dan pengawasan agar tetap comply-with dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM.

5. Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.

6. Bertanggungjawab atas monitoring dan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan.

Kasie Umum dan Personalia

1. Memonitoring pegawai, membuat daftar gaji, membuat daftar uang makan, membuat surat-surat keluar, mengangenda surat masuk.

2. Menjaga barang inventaris kantor dan membuat daftar penyusutan ATI (Aktiva Tetap dan Inventaris).

3. Melaksanakan taksasi jaminan juga melaksanakan penagihan.

4. Memonitoring kebutuhan ATC (Alat Tulis dan Cetak).

(48)

5. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan

1. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi.

2. Melakukan review transaksi teller dan berkoordinasi dengan teller.

3. Memonitoring angsuran bulanan nasabah.

4. Melakukan edukasi dan sosialisasi perbankan syariah.

5. Melakukan pemeriksaan data-data untuk pencarian pembiayaan dan penanggung jawab VBS (Virtual Banking System) secara langsung.

6. Melakukan konsolidasi RAK ataupun Giro antar Bank dengan divisi UUS (Unit Usaha Syariah)

7. Melakukan koordinasi dengan kasie umum, kasie pemasaran perihal putusan pembiayaan.

8. Menjaga stabilitas cabang yaitu menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.

9. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke Bank Indonesia juga anggota komite kantor cabang.

10. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang, kasie akuntansi dan pelaporan, SA supervisor , head teller, penanggung jawab kunci brankas.

(49)

Teller

1. Melakukan transaksi tunai dan non tunai, membuat laporan kas, memonitoring posisi saldo kas untuk fungsi kontrol maka ditugaskan untuk melakukan transaksi Back Office.

2. Melayani nasabah yang akan membuka rekening,.

3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

4. Penanggung jawab kunci kombinasi lemari brankas.

Customer service (CS).

1. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima juga menjelaskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada nasabah secara efisien dan efektif namun tetap menjaga kerahasiaan bank.

2. Memonitoring pembukaan rekening simpanan secara reguler,.

3. Melakukan koordinasi dengan kasie keuangan dan teller perihal aktivasi rekening simpanan.

4. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.

5. Mengupdate pengetahuan mengenai produk perbankan syariah, menguasai materi KYC (Know Your Customer) pada saat melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan.

6. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

7. Petugas taksasi jaminan pembiayaan.

(50)

8. Memonitoring penggunaan materai.

Penanggung jawab VBS dan Teller Pemindah Bukuan /Back Office

1. Bertanggung jawab atas : transaksi non tunai/Back Office, monitoring dan pemeliharaan ATI (Alat Tulis dan Inventaris), jaringan VBS (Virtual Banking System) dan pemeliharaan komputer termasuk up date anti virus.

2. Bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman laporan : LBUS (Laporan Bank Umum Syariah), SID (Sistem Informasi Debitur), mingguan, pajak-pajak termasuk mengadministrasikan file pajak, petugas transaksi jaminan.

3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan, tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung.

SA. Administrasi Pembiayaan

1. Bertanggung jawab atas supporting pembiayaan : administrasi pembiayaan/pencairan pembiayaan, dokumentasi pembiayaan (legal file dan file pembiayaan), asuransi pembiayaan.

2. Bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman laporan : SID (Sistem Informasi Debitur), LBUS (Laporan Bank Umum Syariah), mingguan.

3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan, tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung.

(51)

Kasie Pemasaran

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target unit sebesar Rp. 38.100 milyar untuk DP3 dan Rp. 33.25 milyar untuk pembiayaan. Laba Rp. 1 M dan target-target operasional lainnya yang telah ditetapkan, memonitoring angsuran nasabah.

2. Bertanggung jawab memantau dan melaporkan pelaksanaan pembiayaan (monitoring).

3. Bertanggung jawab dalam memastikan perikatan hukum (akad, hak tanggungan dan FEO) secara sempurna dan memastikan kesempurnaan penutupan asuransi terhadap debitur, sosialisasi nasabah funding, sosialisasi nasabah lending, monitoring target agar tepat waktu, mengontrol kerja dan tugas AO.

4. Melakukan penagihan ke nasabah juga menjaga hubungan baik antara Bank Sul-Sel Syariah dan nasabah maupun anggota komite.

Account officer

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

2. Menerima berkas permohonan pembiayaan, melakukan sosialitas terhadap permohonan yang masuk, membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan,.

3. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah disalurkan.

(52)

4. Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding,

5. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sul-Selbar.

Staf Pemasaran

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target- target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

2. Melakukan pencairan nasabah pembiayaan dan melakukan pelunasan cepat pada VBS (Virtual Bank System ).

3. Bertanggungjawab terhadap penyimpanan file pembiayaan dan dokumentasi taksasi jaminan, menerima berkas permohonan pembiayaan, melakukan sosialitas terhadap permohonan yang masuk.

4. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.

5. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah disalurkan.

6. Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding.

7. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sul-Selbar.

(53)

55 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PenelitianS

Berikut ini data yang diperoleh dari PT. Bank SulSelbar selama penelitian sebagai berikut :

1. Analisis Data

Adapun model analisis yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

A. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat diketahui bahwa aktiva tetap mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap laporan keuangan. Aktiva tetap mempunyai pengaruh yang positif terhadap laporan keuangan sehingga apabila aktiva tetap menigkat maka laporan keuangan juga akan meningkat sebaliknya apabila aktiva tetap menurun maka laporan keuangan juga akan menurun. Sedangkan penyusutan mempunyai pengaruh negative terhadap laporan keuangan sehingga apabila penyusutan meningkat maka laporan keuangan akan menurun sebaliknya apabila penyusutan menurun maka laporan keuangan akan meningkat.

(54)
(55)

61 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cab. Somba Opu, Unit Karuwisi Makassar serta pembahasan yang dilakukan dengan berdasarkan teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas, maka penulis menyimpulkan bahwa :

Peranan audit internal dalam menunjang efektifitan pengendalian internal atas pemberian kredit Investasi yang dilaksanakan pada PT Bank SulSelbar Cab. Makassar telah memadai.

B. Saran

Berdasarkan hasil evaluasi Prosedur Audit Internal atas pemberian Kredit Investasi pada Bank SulSelbar Cab. Makassar, maka penulis memberikan masukan berupa :

1. Perlunya ditingkatkan dalam penyebarluasan informasi dan kebijaksanaan yang berhubungan dengan fasilitas kredit sebatas hal yang perlu diketahui debitur agar nantinya timbul rasa kebersamaan dan saling membutuhkan sehingga kredit yang diterima benar-benar dipergunakan sebagai mana mestinya.

2. Agar dapat meningkatkan penyaluran kredit maka ketentuan penyaluran kredit yang ditetapkan oleh bank dapat disederhanakan.

(56)

3. Pengawasan internal harus dilaksanakan secera efektif dan efisien serta diarahkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan Malayun. 2005. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyadi. 2004. Auditing, Salemba empat, Jakarta.

Sukrisno Agoes. 2011. Auditing, Salemba empat, Jakarta.

Marsuki. 2005. Analisis Sektor Perbankan Moneter dan Keuangan Indonesia, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sawyer„s. 2005. Internal Auditing, Salemba empat, Jakarta.

Ismail. 2010., Akuntansi Bank, kencana, Jakarta.

Cahill, Edward. 2006. “Audit Committee And Internal Audit Effectiveness In A Multinational Bank Subsidiary: A Case Study. Journal Of Banking

Regulation” (Online),

(Http://www.PalgraveJournals.Com/Jbr/Journal/V7/N1/Abs/2340011a.Ht ml ).

Ihsan Kusumah. 2008. “Peranan Audit Internal Dalam Pencegahan Fraud”.

Skripsi Sarjana (Online). Bandung. Universitas Widyatama.

(Http://Hdl.Handle.Net/10364/1048).

Kasmir. 2005. Dasar-Dasar Dan Teknik Management Kredit, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Palfi, Cristina. 2007. “Globalization - a challage for internal control and audit in banking system”. Globalization, Risks, Internal control system, Internal audit, Banking supervision Journal (Jurnal SSRN). Romania. Babes-Bolyai University of Cluj-Napoca.

Sugiono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Alfabeta BRI Unit Karuwisi, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan TanggungJawab BRI

Unit Karuwisi Makassar.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

not pronounce English well. As the result, some students who have lack of confidence discourage them to participate.. There are some pedagogical implications related

Puji syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat kelulusan dari Fakultas Teknik Elektronika

[r]

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V SD 1 Tumpangkrasak dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran think talk write

Hasil yang diperoleh adalah ketika smart card dihubungkan dengan smart card reader dan saldo mencukupi serta data keberangkatan sesuai dengan kondisi pada saat itu, maka

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan remaja putri tentanng vulva hygiene terhadap tindakan pencegahan keputihan di SMK Kansai Pekanbaru tahun

Mahasiswa seharusnya dapat membangun pengetahuan baru dari prosedur penelitian (Suchada & Siriphan, 2001). PBR bersifat multifaset yang mengacu kepada berbagai

Sedangkan yang disebut pengangkut dalam Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ) ini dipersamakan dengan pengertian Perusahaan Angkutan Umum yakni di sebutkan