• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB VI HASIL PERANCANGAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1 Penjelasan Rencana tapak

Setelah melalui berbagai macam tahapan dalam proses perancangan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, berikut ini merupakan hasil rancangan desain site plan untuk kawasan hotel resort yang terealisasi ke dalam tapak.

Gambar 6. 1. Site plan Kawasan Hotel Resort

Hasil rencana tapak ini telah melalui banyak pertimbangan sehingga menjadi seperti gambar diatas. Penjelasan akan dibahas kembali pada poin-poin dibawah ini secara terperinci yang didukung dengan visualisasi gambar.

6.1.1 Peletakan Dan Orientasi Massa Bangunan

Peletakan massa bangunan menyesuaikan 3 zona utama dan 1 zonasi khusus berdasarkan pemrograman yang telah disusun pada bab sebelumnya. Pada bagian penerimaan yaitu bangunan lobi dibuat menghadap ke arah barat laut sejajar dengan pintu masuk, dimaksudkan sebagai bangunan penyambutan agar menimbulkan kesan pertama yang menakjubkan bagi pengunjung yang baru pertama memasuki kawasan ini.

(2)

34

Gambar 6. 2. Visualisasi Orientasi Massa Bangunan dalam Site plan

Selanjutnya bentuk melengkung diikuti oleh massa yang ada di belakangnya yaitu bangunan restoran yang langsung menghadap ke pantai. Massa bangunan yang menghadap langsung ke arah pantai yaitu massa Cottage 2: Standard (private pool, view sea), Cottage 3:

Suite Couple (private pool, view sea), bangunan hotel 2 lantai, serta Kamar Bilas dan Ganti.

Kemudian untuk bangunan yang menghadap ke taman dan perbukitan yaitu Cottage 2:

Standard (private pool, view garden) dan Cottage 1: Standard (view garden). Selebihnya seperti Bangunan Servis, Bangunan Spa dan Yoga serta Bangunan Masjid menyesuaikan menghadap taman dan bangunan lainnya.

6.1.2 Sirkulasi Manusia Dan Kendaraan

Gambar 6. 3. Visualisasi Sirkulasi Manusia dan Kendaraan dalam Site plan

(3)

35 Pembagian sirkulasi pada tapak yaitu berupa sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki pada sekitar kawasan serta jalan untuk menuju ke masing-masing penginapan. Sirkulasi pejalan kaki dimaksimalkan di area penginapan agar pengunjung yang berjalan dapat merasakan panorama alam di sekitarnya. Penambahan jalur sirkulasi dari daratan menuju ke arah pantai untuk mempermudah akses pengunjung yang ingin melakukan kegiatan di daerah pesisir pantai. Terdapat sirkulasi melalui dermaga dari area restoran menuju ke area penginapan.

6.1.3 Ruang terbuka hijau

Gambar 6. 4. Tampilan Site plan dari Atas

Kawasan ruang terbuka hijau pada hotel resort terdapat pada sekeliling lingkungan yang berupa taman dan rerumputan hijau yang ada di sekitar lahan. Tersedia juga taman bermain anak dan area berkemah untuk keluarga. Pada daerah penginapan yaitu cottage juga banyak ditumbuhi tanaman agar terasa asri.

6.2 Rancangan Bangunan 6.2.1 Bentuk Bangunan

Bangunan lobi berbentuk melengkung, begitu pula dengan bangunan restoran yang mengikuti bangunan lobi di depannya. Untuk bangunan hotel 2 lantai, bangunan servis berbentuk persegi panjang.

Bangunan restoran didukung dengan struktur kolom beton ekspos tanpa dinding di bagian pusat lengkung yang menghadap ke pantai. Namun bagi pengunjung yang tidak ingin terkena angin laut secara langsung maka dapat masuk ke ruangan café bar indoor yang memiliki kaca cukup lebar sehingga pengunjung tetap bisa menikmati pemandangan pantainya.

(4)

36

Gambar 6. 5. View Bangunan Resto Menghadap Pantai

Gambar diatas adalah tampilan bangunan restoran menghadap ke arah pantai dengan kolam renang yang bisa digunakan untuk pengunjung umum. Terdapat bangunan berupa shelter/gazebo yang terbangun di pinggir pantai sebagai tempat singgah. Disana sudah tersedia akses langsung untuk menuju ke arah pantai melalui ramp dan tangga yang menerus hingga ke pinggir pantai. Pada bangunan cottage yang terdiri dari 4 tipe kamar berbentuk panggung, hal tersebut sebagai respon pada lahan yang ber kontur.

6.2.2 Tata Letak Dan Bentuk Ruang

Gambar 6. 6. Tata Letak Ruang dari Ground Plan

Tata letak dan bentuk ruang dapat terlihat dari denah ground plan yang menunjukkan bentukan ruang pada masing-masing bangunan. Tata letaknya menyesuaikan dengan zonasi yang telah di konsepkan sebelumnya. Terutama pada bagian penginapan yang zona nya terpisah.

(5)

37

Gambar 6. 7. Denah Bangunan Lobi

Gambar diatas merupakan denah bangunan lobi yang digabung dengan ruang pendukung seperti ruang serba guna (conventional room) dan gallery shop. Peletakan ruang tersebut memperhatikan perilaku pengguna, yaitu apabila terdapat kegiatan pertemuan yang menggunakan ruangan ini, pengunjung langsung diarahkan setelah turun dari drop off.

Sedangkan untuk gallery shop berisi perlengkapan standar kebutuhan sehari-hari dan souvenir ciri khas hotel resort yang tersedia disana.

Gambar 6. 8. Denah Bangunan Restoran dan Café Bar

Gambar diatas merupakan bangunan restoran yang bergabung dengan dapur besar, café bar (indoor), dan klinik agar bangunan tidak terpisah-pisah dan terlalu banyak massa, karena hal tersebut juga dapat menyulitkan pengunjung yang akan menggunakannya. Bangunan tersebut melengkung menghadap ke arah pantai menyajikan pemandangan alam.

(6)

38 Pada bagian penginapan, perancang telah menentukan bahwa terdapat empat tipe jenis kamar yaitu sebagai berikut.

1 2 3

4

1. Cottage 1: Standard (4 unit) 2. Cottage 2: Standard + private pool

(12 unit)

3. Cottage 3: Suite Couple (private pool (2-unit x 2 kamar = 4 kamar) 4. Bangunan Hotel 2 lantai (10 unit)

Gambar 6. 9. Tipe Kamar yang Tersedia

Sedangkan untuk bangunan servis dan bangunan spa yoga terdiri dari dua lantai, bangunan servis diletakkan di dekat bangunan lobi agar mempermudah pegawai dan staf menjangkau nya dan mengontrol kawasan dari bangunan tersebut.

a b

Gambar 6. 10. Denah Bangunan Servis Lantai 1 (a) dan Lantai 2 (b)

Tata letak Lantai 1 bangunan servis merupakan ruang teknis yang memerlukan waktu singkat seperti ruang kebersihan, ruang mesin laundry dan pelayanan laundry bagi tamu yang menginap, ruang pemeliharaan, ruang manajer dan ruang arsip. Sedangkan untuk lantai 2 terdapat ruang untuk staf/pegawai dan ruang rapatnya. Selanjutnya terdapat ruang pengelola seperti ruang direktur, wakil direktur, dan sekretariat. Pada masing-masing lantai terdapat toilet laki-laki yang terpisah dengan toilet perempuan.

(7)

39 Pada bangunan spa dan yoga, tata letak ruangnya juga berbeda yaitu pada lantai 1 khusus untuk ruangan spa yang terdiri dari 4 kamar utk couple dan 4 kamar untuk single. sedangkan lantai 2 khusus untuk area yoga, tempat laki-laki dan perempuan terpisah agar tercipta kenyamanan antar pengguna dan bisa lebih leluasa.

a b

Gambar 6. 11. Denah Bangunan Spa dan Yoga - Lantai 1 (a) dan Lantai 2 (b)

Pada bangunan pendukung lainnya yaitu masjid dan ruang bilas dan ganti terdiri dari satu lantai dengan tata letak yang sederhana sebagai berikut.

masjid kamar bilas dan ganti

Gambar 6. 12. Denah Bangunan Masjid dan Kamar Bilas

Bangunan masjid dengan tata letak melingkar dan melengkung pada bagian tempat wudhu dan toilet sementara untuk bangunan kamar bilas tata letaknya persegi panjang dengan kamar ganti dan bilas yang terpisah.

6.2.3 Sirkulasi Dalam Bangunan

Sirkulasi dalam pada bangunan ini hotel resort ini beragam, karena dari lebarnya sendiri hanya memuat satu grid ruangan, sehingga sirkulasi yang terjadi ada keterkaitan nya langsung dengan luar bangunan sehingga harus memiliki selasar pada masing-masing bangunannya. Hal tersebut karena selasar menjadi ruang transisi bagi keduanya.

(8)

40

Gambar 6. 13. Perspektif Drop Off pada Bangunan Lobi

Gambar diatas menunjukkan bagian lobi pada area drop off menuju resepsionis, area drop off diberikan atap khusus sebagai bentuk penyambutan pengunjung setelah turun dari kendaraannya. Dengan adanya selasar yang lebarnya 2.5 m untuk bangunan lobi di kedua sisi bangunan (depan belakang), maka dapat berguna sebagai pelindung ruang yang ada di dalamnya ketika terjadi hujan sehingga tidak terjadi tempias dan juga sebagai sirkulasi penghubung antara ruang dalam dan ruang luar.

Pada bangunan lobi terdapat ruang serba guna atau conventional room yang berkapasitas 100 orang ini berada disebelah kanan dari perspektif tamu yang datang. Biasanya pengunjung menggunakan ini apabila memiliki acara resmi seperti pertemuan, seminar, workshop, pembukaan suatu acara, kegiatan dari kantor ataupun pemerintahan.

siang hari malam hari

Gambar 6. 14. Interior Conventional Room pada siang dan malam hari

Material yang digunakan yaitu dinding kayu dan plafond yang berwarna cokelat, didukung lantai yang telah dilapisi karpet sehingga menambah kesan hangat pada interior bangunan.

Pada bagian podium diberi dinding berupa gypsum berwarna putih agar menjadi fokus utama para pengguna yang memakai ruangan ini.

Menuju ke bangunan restoran, terdapat koridor beratap yang masih menyambung dari massa bangunan lobi agar dapat mengantarkan pengunjung hingga mencapai restoran dengan mudah. Bangunan restoran terdapat selasar selebar 2 m pada bangunan memanjangnya.

(9)

41 Sirkulasi pada area restoran yaitu terdapat beberapa set meja makan dan bar pada area semi outdoor.

Gambar 6. 15. View Restoran Semi-Outdoor dan Cafe Bar Indoor

Restoran disini tidak hanya menyediakan restoran semi outdoor melainkan terdapat bangunan indoor yang berupa café. Terdapat set meja kursi di dalamnya dan meja bar. Gambar 42 merupakan interior dari café bar, ditujukan untuk pengunjung yang tidak ingin terkena angin pantai namun tetap menikmati keindahannya karena terdapat jendela yang menghadap ke arah pantai. Kemudian berdasarkan pertimbangan desain serta menjawab respon angin yang ada di area pantai, perancang menambahkan atap tambahan pada selasar selebar 4m.

Hal tersebut dilakukan agar angin yang berasal dari laut/pantai tidak langsung mengarah ke massa utama bangunan restoran.

Gambar 6. 16. Perspektif Selasar Tambahan di Depan Resto

Sedangkan untuk bangunan dua lantai seperti hotel, bangunan servis dan bangunan spa yoga, untuk mendukung sirkulasi vertikal digunakan tangga dalam menghubungkan lantai 1 ke lantai 2 serta selasar pada kanan kiri bangunannya agar tidak terjadi tempias saat hujan.

Pada bangunan penginapan, material dindingnya terbuat dari kayu dengan material lantai juga kayu laminasi atau vinyl sesuai ketersediaan bahan, kecuali untuk bangunan hotel dua lantai yang menggunakan dinding pasangan bata finishing cat. Berikut ini bentuk sirkulasi ruang dalam pada bangunan hotel dan cottage.

(10)

42

Bangunan Hotel 2 lantai Cottage 1: Standard (only)

Cottage 3: Suite Couple + private pool Cottage 2: Standard + private pool Gambar 6. 17. Interior pada Kamar Hotel dan Cottage

Sirkulasi di dalam bangunan terlihat bersih apabila penempatan interior furnitur bisa dilakukan dengan tepat. Hampir semua kamar di hotel resort ini tidak menghilangkan kesan ciri khasnya, yaitu dengan adanya motif tapis Lampung pada dinding interior atau di papan tempat tidur. Hal tersebut agar pengunjung yang menginap dapat mengetahui bahwa motif tersebut berasal dari Provinsi Lampung yaitu motif tapis.

6.2.4 Rancangan Fasad Dan Atap

Bentuk fasad lobi terbilang sederhana yaitu dengan material finishing kayu atau vinyl, karena perancang lebih fokus kepada bentuk atapnya yang bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Material atap pada lobi dan restoran adalah atap ijuk atau alang-alang.

Gambar 6. 18. Tampilan Atap Lobi dan Restoran dari Perspektif Mata Burung

(11)

43 Penggunaan bentuk yang berbeda dari kebanyakan bangunan, menurut penulis menjadi keunikan dan ciri khas tersendiri untuk perancangan hotel resort ini, berlaku juga untuk bagian atapnya. Kemudian pada bangunan berlantai 2 yaitu bangunan servis, bangunan spa dan yoga, serta hotel dua lantai terdapat fasad kayu yang membentuk seperti motif tapis Lampung yaitu motif pucuk rebung.

Bangunan Hotel 2 lantai Bangunan Spa & Yoga

Gambar 6. 19. Perspektif Bangunan Pendukung

Pada bangunan cottage yaitu rancangan atapnya menggunakan kayu laminasi sebagai balok pengaku. Material dinding menggunakan kayu dan menggunakan atap ijuk atau alang- alang serta lengkap dengan material alam lainnya.

Gambar 6. 20. Cottage Standard 2 view Sea with Private Pool

6.2.5 Sistem Struktur dan Konstruksi

Sistem struktur: bangunan banyak menggunakan rangka kayu dengan kuda-kuda, rangka atap lamella kayu, space frame kayu dengan kayu laminasi sebagai balok penyokong atap.

Konstruksi: bangunan banyak menggunakan kolom kayu dan kolom beton pre-cast, batu bata, balok kayu asli dan kayu laminasi. Grid yang digunakan pada bangunan beragam yaitu mulai dari 3m x 3m 4m x 4m, dan 5m x 5m.

6.2.6 Sistem Utilitas

Pada masing-masing bangunan menggunakan sistem talang air yang kemudian mengalir menuju saluran drainase. Terdapat alur untuk pengolahan sistem air bersih dan sistem air kotor dan kotoran yaitu sebagai berikut.

(12)

44

Gambar 6. 21. Sistem Utilitas Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih yang digunakan adalah down feed system, yaitu sistem distribusi air dengan menggunakan gaya gravitasi yang memanfaatkan kondisi kontur pada lahan. Sedangkan untuk pengolahan sistem air kotor dan kotoran seperti pada gambar dibawah ini.

(a) (b)

Gambar 6. 22. Sistem Utilitas Air Kotor (a) dan Kotoran (b)

Pada bangunan berlantai 2, perancang tetap membuat tangka pompa dari bawah tanah.

Hal tersebut karena agar tidak begitu merubah desain fasad pada bangunannya. Yang terpenting, penyaluran air bersih perlu adanya alternatif tambahan seperti penyediaan saluran air yang mengarah ke PDAM lebih dari satu dan adanya genset tambahan.

6.3 Rekapitulasi Data Hasil Rancangan

Luas total bangunan hasil perancangan adalah 4208 m2, kemudian menghitung Building Coverage Ratio atau Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu dengan rumus sebagai berikut:

KDB Lahan = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ × 100 % = 50000 𝑚²4208 𝑚² × 100 % = 8.416 %

Apabila dibulatkan didapat KDB sebesar 8.416 % ≈ 10 % dari total luas tanah yang ada pada tapak, sisanya 90 % terdapat ruang luar berupa sarana parkir, area olahraga, kolam renang tanpa atap, taman, serta perbanyak ruang hijau pada kawasan tapak. Jumlah area parkir yang direncanakan untuk pengunjung yaitu mobil 60 mobil, 70 motor, dan 4 bus.

Sedangkan untuk parkir pengelola dan staf yaitu 5 mobil dan 20 motor.

Gambar

Gambar 6. 1. Site plan Kawasan Hotel Resort
Gambar 6. 2. Visualisasi Orientasi Massa Bangunan dalam Site plan
Gambar 6. 4. Tampilan Site plan dari Atas
Gambar 6. 5.  View Bangunan Resto Menghadap Pantai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan persentase kerusakan hepatosit mencit jantan setelah pemberian MSG sebagai radikal bebas dan vitamin C sebagai antioksidan jumlah rerata terdapat

Ketujuh sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan perekonomian tahun 2009 adalah 6,56 persen, kontribusi sektor ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya,

membantu dalam penerimaan CPNS dengan atau tidak dengan

Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Hari Besar Islam berpengaruh Terhadap Komoditas Utama

ditangani secara lanjut, akan menjadi momok sebuah pneumonia yang menyerang anak kecil dan balita apabila terdapat zat gizi yang kurang dan ditambah dengan keadaan

Rumah Sakit Sulawesi Utara Kota Manado 19. Ser Sriwijaya Ala$ ar Makanan dan Minuman Sumatera Selatan Kab. Hot Me el Garuda Plala Ian HOTEL Sumatera Utara Kota Medan 2t. Ind Smart

Batubara dalam Blaang (1986:5-6) menyatakan fungsi rumah dalam kehidupan manusia adalah sebagai tempat tinggal yang diperlukan oleh manusia untuk memasyarakatkan

Harga lebih berpengaruh terhadap volume penjualan dapat disebabkan karena konsumen beras premium Bulog Sub Divre Wilayah V Kedu mayoritas adalah pedagang dan