• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga berbagai kegiatan operasional perkantoran dan perkarantinaan pertanian lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak selama setahun terakhir bisa terlaksana dengan baik dan penyusunan dokumentasi dan laporan tahunan dari kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Laporan Tahunan 2012 ini mencakup gambaran yang lebih lengkap dan terperinci tentang pelaksanaan kegiatan operasional perkantoran, perkarantinaan pertanian dan kegiatan lainnya di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak selama tahun 2012. Laporan ini juga bisa menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh terhadap kegiatan-kegiatan tersebut sehingga bisa menjadi bahan acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun berikutnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pegawai, terutama Tim Pembuat Laporan Kegiatan Tahun 2012, yang telah berpartisipasi, berkoordinasi dan bekerja sama dengan baik dalam proses penyelesaian laporan ini. Saran dan kritik yang kreatif, konstruktif dan inovatif dalam upaya penyempurnaan laporan tahunan ini sangat kami harapkan dari semua pihak. Semoga pencapaian kinerja selama setahun berlalu ini mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa dan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Biak, Januari 2013 Kepala Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Biak

drh. Suwarno Triwidodo

NIP.19800310 200501 1 001

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN vi

RINGKASAN viii

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang 1

B.Tujuan 1

C.Keadaan Umum UPT 2

BAB II. KEGIATAN UMUM (3M)

A. Perencanaan dan Keuangan 6

B. Kepegawaian dan Tata Usaha 10

C. Perlengkapan Sarana dan Prasarana 16

BAB III. KEGIATAN OPERASIONAL

A. Karantina Hewan 18

a. Tindakan Karantina Hewan Impor 18

b. Tindakan Karantina Hewan Ekspor 18

c. Tindakan Karantina Hewan Antar Area 18

d. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan 23

e. Kegiatan Pemantauan Daerah sebar HPH/HPHK 24

f. Kegiatan Koleksi HPH/HPHK 25

g. Kegiatan Intersepsi HPH/HPHK 26

h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Hewani 26

B. Karantina Tumbuhan 27

a. Tindakan Karantina Tumbuhan Impor 27

b. Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor 27

c. Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area 27 d. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan 33 e. Kegiatan Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK 35

f. Kegiatan koleksi OPT/OPTK 36

g. Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK 36

h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Nabati 37 C. Pengawasan Dan Penindakan Tindak Pidana Karantina 38 BAB IV. KEGIATAN LAIN-LAIN

A. Koordinasi/Kerjasama 39

B. Sosialisasi/Seminar/Pelatihan 41

(4)

C. Kegiatan Public Awareness 44 D. Implementasi Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Pengendalian Intern 45 BAB V. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan 47

B. Solusi 48

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 49

B. Saran 50

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pagu Anggaran TA 2012 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 6 2. DIPA Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (2008 – 2012) 8 3. Kegiatan Surat Menyurat Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012 14 4. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Selama Tahun 2012 24 5. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan Selama Tahun 2012 32 6. Hasil Penilaian Pelaksanaan SPI di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak

oleh Tim Satlak PI Barantan Tahun 2012 37

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 3

2. Realisasi Anggaran Stasiun Karantina Kelas I Biak (2010 – 2012) 8 3. Target dan Realisasi PNBP Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak selama 5

(lima) tahun terakhir (2008 – 2012) 9

4. Distribusi Jabatan Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 10 5. Distribusi Kepangkatan Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 12 6. Distribusi Lokasi Kerja Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 12 7. Fluktuasi Nilai IKM dan IPNBK di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 16 8. Rekapitulasi Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa HPHK Lingkup

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (2010 – 2012) 20 9. Rekapitulasi Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa OPTK Lingkup

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (2010 – 2012) 30

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Realisasi Anggaran Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak per Kegiatan/Sub Kegiatan Tahun 2012

Lampiran 2. Target dan Realisasi PNBP Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 3. Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 4. Jenis Diklat/Rapat/Workshop/Seminar yang diikuti Pegawai Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 5. Nilai IKM dan Nilai Kualitas Budaya Kerja Unit Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 6. Realisasi Belanja Modal Unit Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 7. Data Posisi dan Persediaan Aset Barang Milik Negara (BMN) Menurut Jenis Transaksi di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 8. Rekapitulasi Kegiatan Lalu Lintas Media Pembawa HPHK Secara Keseluruhan dan Per Wilker Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 9. Rekapitulasi Tindakan Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Media Pembawa HPHK di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 10. Rekapitulasi Kegiatan Lalu Lintas Media Pembawa OPTK Secara Keseluruhan dan Per Wilker Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 11. Rekapitulasi Tindakan Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Media Pembawa OPTK di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 12. Daftar Koleksi Media Pembawa HPH/HPHK di Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 13. Daftar Koleksi OPT/OPTK di Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012

Lampiran 14. Foto-Foto Kegiatan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Selama Tahun 2012

(8)

Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Selama Tahun 2012 di Media Cetak

(9)

Ringkasan :

Pada tahun 2012 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak diberikan Pagu Anggaran sebesar Rp. 5.213.303.000,- untuk penyelenggaraan Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Adapun realisasi anggaran tersebut sebesar Rp. 4.954.009.179,- atau mencapai 95,03%, yaitu naik sebesar 1,42% dari tahun sebelumnya. Rincian realisasi tersebut adalah 96,83%

belanja pegawai, 94,15% belanja barang dan 94,33% belanja modal. Perolehan tagihan PNBP untuk tahun 2012 ini sangat melebihi target dengan peningkatan yang sangat tinggi sebesar Rp. 165.206.880,- atau mencapai 165,20% dari target PNBP yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 100.000.000,- (meningkat hampir satu seperempat kali lipat dari target PNPB tahun 2012). Ada 2 (dua) paket kerja pembangunan fisik sarana dan prasarana pendukung gedung kantor dari realisasi anggaran tahun 2012 ini, yaitu pembuatan Sumur Bor di Wilayah Kerja Biak dan pembangunan Pagar di Wilayah Kerja Nabire. Pengadaan barang inventaris penunjang kegiatan operasional perkantoran yaitu kendaraan roda dua (4 unit), pendingin ruangan/AC Split (4 unit), alat pengolah data (13 unit), alat laboratorium (14 unit), dan meubeleir (22 paket).

Tindakan pengasingan dan pengamatan juga telah dilaksanakan pada tahun ini baik untuk media pembawa HPHK maupun OPTK. Untuk tindakan karantina 8 P strategis seperti tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, dilaksanakan terhadap sejumlah media pembawa HPHK seperti daging babi, daging anjing, kelinci, hamster, daging ayam beku, anjing, ayam buras ketawa, ayam bangkok, ayam jantan Filipina, dan beberapa spesies burung unggas; dan beberapa media pembawa OPTK seperti bibit tanaman jeruk dan umbi kentang. Mulai tahun ini juga website http://skp1biak.karantina.deptan.go.id telah dioptimalkan.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Tahunan merupakan laporan data kegiatan operasional tindak karantina pertanian, kegiatan ketatausahaan dan kegiatan lainnnya beserta permasalahan dan alternatif solusi permasalahan yang diimplementasikan, yang telah dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam waktu kurun waktu satu tahun berlalu. Laporan ini disajikan dalam bentuk narasi, tabel, gambar, grafik dan diagram sehingga memudahkan dan lebih menjelaskan bagi para pembaca untuk dapat dijadikan suatu bahan informasi, referensi dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Karantina Pertanian di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak di masa yang akan datang.

B. Tujuan

Penyusunan Laporan Tahunan 2012 ini mempunyai tujuan yang antara lain adalah:

a. sebagai bahan informasi perkembangan pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati selama tahun 2012;

b. sebagai bentuk tanggung jawab pelaksanaan kegiatan operasional perkantoran, administrasi, dan kegiatan lainnya;

c. sebagai bahan referensi dan evaluasi bagi instansi terkait,

d. untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada tahun anggaran 2012 beserta alternatif solusi permasalahannya; serta

(11)

e. sebagai bahan pertimbangan untuk penentuan dan pelaksanaan program di tahun yang akan datang.

C. Keadaan Umum UPT

Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Biak berdasarkan Permentan Nomor: 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian adalah merupakan salah UPT dari 51 (lima puluh satu) UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. Struktur organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak yaitu Kepala UPT dibantu oleh Kepala Urusan Tata Usaha yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi, dan pelaporan, serta urusan tata usaha.

Sementara itu, tugas pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati, sarana teknis, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundangan di bidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati hewani dan nabati diemban oleh Kepala Subseksi Pelayanan Operasional Karantina Pertanian. Jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)/Medik Veteriner/Paramedik Veteriner difungsikan untuk melaksanakan tindakan karantina 8 P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, Pemusnahan, dan Pelepasan), pemantauan daerah sebar HPH/HPHK dan OPT/OPTK, pembuatan koleksi HPH/HPHK dan OPT/OPTK, dan melakukan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati (Gambar 1).

(12)

Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak terdiri dari 7 (tujuh) Wilayah Kerja (Wilker) yaitu Bandar Udara Frans Kaisiepo Biak, Pelabuhan Laut Biak, Nabire, Serui, Supiori, Waropen dan Kantor Pos Biak. Namun sejauh ini pengawasan di Wilker Supiori, Waropen dan Kantor Pos Biak belum dioptimalkan karena kurangnya lalu lintas media pembawa melalui wilayah- wilayah tersebut.

Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perkantoran sudah cukup memadai dengan bangunan kantor yang representatif bagi peningkatan dan kenyamanan kerja pegawai, ditunjang sarana lainnya seperti laboratorium, incenerator, rumah jaga, mess pegawai, sarana informasi dan pengolahan data seperti komputer, laptop, mesin perekam kehadiran, jaringan internet dan jaringan pengaman data.

Kantor dekat Bandar Udara Frans Kaisiepo Biak yang sebelumnya merupakan eks Wilker Karantina Hewan Biak dijadikan Kantor Pelayanan jasa karantina pertanian untuk memudahkan pelaksanaan pelayanan terhadap

Kepala

Kelompok Jabatan Fungsional Kepala Subseksi Pelayanan

dan Operasional Operasional

Kepala Urusan Tata Usaha

(13)

pengguna jasa karantina. Kantor ini juga yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kerja seperti jaringan internet, jaringan pengiriman dan pengamanan data, komputer, ruangan operator E-Plaq dan Sikawan, ruangan Penanggung Jawab Wilker Pelabuhan Laut Biak dan Bandar Udara Frans Kaisiepo Biak, kandang penahanan, ruangan fungsional dan rumah jaga.

 Wilker Serui

Wilayah kerja Serui terletak di Kabupaten Kepulauan Yapen dengan jumlah pegawai 4 (empat) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 (satu) orang Penanggung Jawab Wilker Serui, dengan jabatan POPT Terampil Pelaksana, 1 (satu) orang POPT Terampil Pelaksana yang sedang ijin belajar di Manokwari (Papua Barat), 1 (satu) orang Calon POPT Terampil Pelaksana yang sedang tugas belajar Diploma II Karantina Pertanian di STPP Gowa (Sulawesi Selatan), 1 (satu) orang Paramedik Veteriner Pelaksana, dan dibantu oleh 2 (dua) orang tenaga kontrak tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sarjana Pertanian (SP Jurusan Ilmu Tanah). Sarana dan prasarana kantor yang ada di Wilker Serui berupa 2 (dua) unit bangunan kantor permanen yang telah dipagar dengan status tanah Hak Milik Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dan bersertifikat, 2 (dua) unit kendaraan roda dua, dilengkapi dengan meja kerja, kursi, jaringan internet, dan kelengkapan alat perkantoran lainnya.

Di Pelabuhan Laut Serui juga terdapat kantor semi permanen yang dipergunakan sebagai kantor pelayanan operasional karantina pertanian.

Anggaran rutin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) karantina pertanian di Wilker Serui telah dianggarkan pada tahun ini, antara lain untuk belanja alat tulis kantor (ATK), pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan kantor, langganan daya dan jasa.

(14)

 Wilker Nabire

Kabupeten Nabire adalah merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Papua yang memiliki keunggulan di bidang pertanian dengan 6 (enam) daerah pemekaran di sekitarnya. Jumlah pegawai di Wilker Nabire sebanyak 6 (enam) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang Paramedik Veteriner Pelaksana yang juga merupakan Penanggung Jawab Wilker Nabire, 1 (satu) orang Calon Medik Veteriner, 1 (satu) Calon Paramedik Veteriner yang sedang ijin belajar di Manokwari (Papua Barat), 1 (satu) orang Calon POPT Terampil Pelaksana yang sedang tugas belajar Diploma II Karantina Pertanian di STPP Gowa (Sulawesi Selatan), 1 (satu) Calon POPT Terampil Pelaksana, 1 (satu) orang Calon Paramedik Veteriner Pelaksana dan dibantu oleh 1 (satu) orang tenaga kontrak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sarana dan prasarana yang dimiliki antara lain 3 (tiga) unit kantor dan 1 (satu) unit bangunan rumah jaga dengan status status tanah Hak Milik Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dan bersertifikat, 3 (tiga) unit kendaraan operasional roda dua, dan sarana perkantoran lainnya. Pelaksanaan tupoksi karantina pertanian di Wilker Nabire juga didukung dari dana DIPA Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak tahun 2012.

(15)

BAB II. KEGIATAN UMUM (3M)

A. Perencanaan dan Keuangan

Pada Tahun Anggaran (TA) 2012 ini, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak memperoleh dana sebesar Rp. 5.213.303.000,- yang pembagiannya lebih diutamakan pada belanja pegawai sebesar 31,95%, kemudian belanja barang sebesar 56,87% dan belanja modal sebesar 11,17% dari total anggaran yang dikucurkan. Rincian penggunaan anggaran selama satu tahun ini dijabarkan pada Lampiran 1, sedangkan total besaran anggaran dan realisasinya selama TA 2012 ini dijabarkan dalam Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Pagu Anggaran TA 2012 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak No. Nama Perkiraan Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp)

Pencapaian (%) 1

2 3

Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal

1.666.048.000 2.964.805.000 582.450.000

1.613.180.570 2.791.374.629 549.453.980

96,83 94,15 94,33 Jumlah 5.213.303.000 4.954.009.179 95,03

Berbeda dengan tahun sebelumnya, semua pencapaian realisasi penggunaan anggaran tahun ini mengalami kenaikan, yaitu sekitar 1,42%.

Realisasi belanja pegawai mengalamai kenaikan walaupun secara persentase pencapaian menunjukkan penurunan dari 2 (dua) tahun sebelumnya (Gambar 2a).

Hal ini sangat berbeda dengan belanja barang dan belanja modal yang mengalami kenaikan realisasi dan persentase pencapaian dari tahun 2011 (Gambar 2b & 2c).

Secara umum, pengalokasian anggaran untuk ketiga belanja tersebut tetap meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sehingga angka nominal realisasi anggaran belanja-belanja tersebut juga terus meningkat.

(16)

a

b

(17)

c

Gambar 2. Realisasi Anggaran Stasiun Karantina Kelas I Biak (2010 – 2012)

Jumlah Pagu Anggaran dalam DIPA tahun ini sedikit lebih besar (sekitar 27,20%) daripada Pagu Anggaran DIPA tahun lalu. Selama 5 (lima) tahun terakhir ini, Pagu Anggaran yang dialokasikan untuk Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak hanya menurun pada tahun 2010 (Tabel 2).

Tabel 2. DIPA Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (2008 – 2012) No Uraian Belanja Pegawai

(Rp)

Belanja Barang (Rp)

Belanja Modal (Rp)

Jumlah (Rp) 1. DIPA TA

2008

678.971.000 937.658.000 1.123.452.000 2.738.145.773 2. DIPA TA

2009

858.476.000 1.651.170.000 717.041.000 3.226.687.000 3. DIPA TA

2010

899.497.000 1.917.220.000 398.970.000 3.215.687.000 4. DIPA TA

2011

1.248.084.000 2.333.382.000 516.903.000 4.098.369.000 5. DIPA TA

2012

1.666.048.000 2.964.805.000 582.450.000 5.213.303.000

(18)

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2012 untuk Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak hanya berasal dari pendapatan sensor/karantina, pengawasan/pemeriksaan yang berhasil diakumulasikan dari 4 (empat) Wilker yang telah dioptimalkan fungsi pengawasannya, yaitu sebesar Rp. 165.206.880,- atau mencapai 165,20% dari target PNBP yang ditetapkan sebesar Rp.

100.000.000,- (Lampiran 2). Sejak 5 (lima) tahun terakhir target selalu naik, kecuali pada tahun 2010 yang tetap, kemudian meningkat tajam pada tahun 2011 dan 2012; sedangkan realisasinya senantiasa mengalami kenaikan. Persentase pencapaiannya mulai meningkat secara signifikan sampai tahun 2010 dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012 karena peningkatan target PNBP yang masing-masing hampir lebih dari tiga kali lipat dari tahun 2010 dan lebih dari satu seperempat dari tahun 2011 (Gambar 3).

Gambar 3. Target dan Realisasi PNBP Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak selama 5 (lima) tahun terakhir (2008 – 2012)

(19)

B. Kepegawaian dan Tata Usaha

 Kepegawaian

Keadaan pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak sampai dengan Desember 2012 berjumlah 34 (tiga puluh empat) orang, yang pendistribusiannya berdasarkan jabatan dapat digambarkan pada diagram berikut ini (Gambar 4):

Gambar 4. Distribusi Jabatan Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak

Keterangan lengkap dan rinci tentang pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak tercantum dalam Daftar Nominatif pegawai Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak pada Lampiran 3. Komposisi tenaga kontrak yang berjumlah 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang tenaga kebersihan kantor, 3 (dua) orang tenaga yang diperbantukan di wilker, 2 (dua) orang tenaga keamanan kantor, 1 (satu) orang sopir operasional

(20)

kantor, 1 (satu) orang tenaga yang diperbantukan untuk kegiatan teknis lainnya, serta 1 (satu) orang tenaga dapur.

Pada tahun 2012 ini, ada 5 (lima) orang pegawai yang memperoleh kenaikan pangkat terhitung mulai periode 01 April 2012, yaitu Tunik dan Maemunah dari Pengatur Muda Tingkat I (II b) ke Pengatur (II c), Aan Riyanto, A.Md. dari Pengatur (II c) menjadi Pengatur TK I (II d), serta periode 01 Oktober 2012, yaitu Mardi Riyanto, A.Md dan Dwi Widyanto, A.Md. dari Pengatur (II c) menjadi Pengatur TK I (II d).

Sebanyak 10 (sepuluh) orang pegawai juga mendapatkan Kenaikan Gaji Berkala (KGB) terhitung sejak periode 01 Januari 2012 (Isnawati, S.Kom, Marlin dan Mardin), 01 Pebruari 2012 (Muhammad Albir, S.P. dan Feri Tamembe), 01 Maret 2012 (Maritti), 01 April 2012 (Makdin Panjaitan), 01 Juli 2012 (Aser Pawarrangan), 01 Agustus 2012 (Spelman Suweny, S.AN), 01 Desember 2012 (Mahyudin dan Tunik). KGB ini dialami oleh pegawai dengan kisaran masa kerja 7 hingga 12 tahun.

Distribusi kepangkatan pegawai lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak terperinci dalam diagram di bawah ini.

(21)

Gambar 5. Distribusi Kepangkatan Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak

Berdasarkan lokasi kerja, distribusi pegawai lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dijabarkan dalam diagram di bawah ini.

Gambar 6. Distribusi Lokasi Kerja Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak

(22)

Dalam rangka peningkatan kualitas manajerial dan teknis Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak telah mengikutsertakan para pegawainya (termasuk kepala kantor, pejabat struktural, pejabat fungsional dan pegawai lainnya) pada kegiatan pendidikan dan latihan (diklat), seminar, pelatihan/workshop, magang, dan rapat baik teknis, fungsional maupun administrasi yang diselenggarakan oleh Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Balai Besar Veteriner Maros, beberapa UPT lingkup Barantan, serta Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Papua, Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) lingkup Kabupaten Biak Numfor.

Pada tahun ini ada 4 (empat) orang pegawai telah lulus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dasar dan dasar fungsional karantina pertanian, yaitu 1 (satu) orang Medik Veteriner, 1 (satu) orang POPT Ahli, 1 (satu) orang POPT Terampil Pelaksana dan 1 (satu) orang Paramedik Veteriner Pelaksana. Selain itu, Kepala UPT juga telah dilantik sebagai Atasan PPNS setelah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Ada pula 1 (satu) orang POPT Ahli telah lulus mengikuti pelatihan penilaian Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT). Seorang tenaga pengadaan barang dan jasa yang bersertifikat juga baru lulus ujian sehingga menambah komposisi tenaga pengadaan barang dan jasa di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak. Penjabaran jenis diklat, seminar, pelatihan/workshop, dan rapat yang diikuti oleh para pegawai dapat dilihat pada Lampiran 4.

(23)

 Tata Usaha

Pada tahun 2012 ini tercatat sebanyak 2075 lembar kegiatan surat menyurat. Jumlah ini meningkat sebesar 171,34% dan 299,85% berturut-turut dari kegiatan surat menyurat tahun 2011 lalu (1211 lembar) dan tahun 2010 (692 lembar). Adapun perincian dari kegiatan surat menyurat Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak pada tahun ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kegiatan Surat Menyurat SKP Kelas I Biak Tahun 2012

No. Jenis Surat Jumlah (Lembar)

1. Surat Masuk dari Badan Karantina Pertanian 248

2. Surat Masuk dari KPKNL dan KPPN 18

3. Surat Masuk Umum 175

4. Surat Keluar Umum 1125

5. Hasil Pengujian Laboratorium 509

Total 2075

Kegiatan penilaian kinerja UPT telah dilakukan dengan penyebaran Lembaran Kuisioner Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk penilaian eksternal dari pengguna jasa karantina dan Lembaran Kuisioner Indeks Pengukuran Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) untuk penilaian internal dari pegawai Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak.

Dari 100 (seratus) lembar Kuisioner IKM yang dibagikan kepada masyarakat pengguna jasa karantina pertanian baik di Kabupaten Biak Numfor maupun di Wilayah Kerja Serui dan Nabire, diperoleh hasil penghitungan nilai rata-rata dari keempat belas unsur pelayanan yang disurvei, dengan nilai IKM Unit Pelayanan sebesar 78,72 dengan kategori

(24)

”Baik”. Nilai ini lebih tinggi daripada nilai yang dicapai pada tahun 2011 (77,48) walaupun sama-sama dalam kategori ”Baik”, tetapi lebih rendah daripada nilai yang dicapai pada tahun 2010 (83,07) yang berkategori ”Sangat Baik”.

Sementara itu, hasil survei IPNBK dari 34 (tiga puluh empat) orang pegawai yang mengisi Lembaran Kuisioner IPNBK didapati Nilai Kualitas Budaya Kerja Unit Kerja sebesar 73,67 (Nilai Persepsi Budaya Kerja sebesar 3,68) dengan Klasifikasi Kualitas Budaya Kerja ”Baik” (Lampiran 5). Nilai ini juga merupakan Nilai Kualitas Budaya Kerja Unit Kerja yang lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh pada tahun 2011, yaitu 68,4 (Baik, dengan Nilai Persepsi Budaya Kerja sebesar 3,42); tetapi lebih rendah dibandingkan dengan nilai yang didapat pada tahun 2010, yaitu 85,4 (Sangat Baik, dengan Nilai Persepsi Budaya Kerja sebesar 4,27). Fluktuasi nilai-nilai IKM dan Kualitas Budaya Kerja Unit Kerja digambarkan pada grafik di bawah ini (Gambar 7).

(25)

Gambar 7. Fluktuasi Nilai IKM dan IPNBK di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak

C. Perlengkapan Sarana dan Prasarana

Pada tahun 2012 ini telah dilakukan 2 (dua) paket kegiatan pembangunan fisik, yaitu pembuatan sumur bor di Wilayah Kerja Biak (1 paket) dan pembangunan pagar di Wilayah Kerja Nabire (1 paket). Sementara itu, telah diadakan juga barang inventaris penunjang kegiatan operasional perkantoran, yaitu kendaraan bermotor roda-2 (4 unit), pendingin ruangan/AC Split (4 unit), terali besi (21 unit), alat laboratorium (14 unit), alat pengolah data (13 unit), serta meubelier (22 paket). Dua dari 4 (empat) unit kendaraan roda-2 yang diadakan tahun ini adalah berasal dari realisasi dana PNBP.

Penghapusan barang inventaris pada tahun 2012 merupakan tindak lanjut dari terbitnya Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor

(26)

1165/Kpts/OT.160/L.1/06/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Negara pada Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, SK Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Nomor 614/Kpts/KP.330/L.37.D/8/2011 tanggal 16 Agustus 2011 tentang Pemberhentian Pemakaian Inventaris Barang Milik Negara Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, SK Menteri Pertanian Nomor 363/Kpts/PL.420/2/2012 tanggal 7 Pebruari 2012 tentang Penghapusan Sejumlah Barang Inventaris Kantor Milik Kementerian Pertanian cq. Badan Karantina Pertanian pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, SK Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Nomor 240/Kpts/OT.160/L.37.D/2/2012 tanggal 16 Pebruari 2012 tentang Pembentukan Tim Penghapusan Barang Milik Negara Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak Tahun 2012.

Sejumlah barang inventaris yang dihapus dan dilelang tersebut adalah beberapa unit alat pengolah data dan dokumentasi, peralatan laboratorium dan meubelair serta berbagai barang inventaris lainnya. Hasil lelang sebesar Rp.

1.930.000,- disetorkan ke Kas Negara melalui PNBP Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Data Posisi dan Persediaan Aset Barang Milik Negara menurut jenis transaksi di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dapat dilihat pada Lampiran 7.

(27)

III. KEGIATAN OPERASIONAL

A. Karantina Hewan

a. Tindakan Karantina Hewan Impor

Selama tahun 2012 ini tidak ada kegiatan perkarantinaan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak karena memang tidak ada kegiatan impor media pembawa HPHK dari luar negeri ke Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya.

b. Tindakan Karantina Hewan Ekspor

Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK dari komoditi yang diekspor juga tidak ada karena memang tidak ada aktivitas ekspor media pembawa HPHK dari Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya ke luar negeri.

c. Tindakan Karantina Hewan Antar Area

Tindakan karantina hewan 8 P terhadap media pembawa antar area mengalami peningkatan pada tahun 2012 ini. Hanya volume media pembawa HPHK jenis media hasil bahan asal hewan (HBAH) yang mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya (Gambar 8c). Frekuensi jenis media pembawa HPHK lainnya cukup tinggi dibandingkan 2 (dua) tahun sebelumnya (Gambar 8a, b, d). Rincian jenis media pembawa HPHK beserta area asal atau tujuan, frekuensi, dan volumenya (secara umum dan per Wilker) dijabarkan lebih jelas dalam Lampiran 8.

(28)

a

b

(29)

c

d

Gambar 8. Rekapitulasi Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa HPHK Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (2010 – 2012)

(30)

Tindakan pemeriksaan fisik kebanyakan dilakukan di luar tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan dengan SK Kepala UPT sebagai tempat lain pemeriksaan karantina hewan. Sampai pada tahun 2012 ini ada sebanyak 34 (tiga puluh empat) tempat lain pemeriksaan karantina hewan yang telah ditetapkan di wilayah layanan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak. Di awal bulan Nopember tahun 2012 ditetapkan 1 (satu) Instalasi Karantina Hewan (IKH) oleh Kepala Barantan dengan SK Kepala Barantan Nomor 1673/Kpts/KH.040/L/11/2012 tentang Penetapan Instalasi Karantina Hewan (IKH) Sapi milik P.T. Asrah Jaya Pribumi tanggal 8 Nopember 2012 yang berlokasi di wilayah kerja Nabire.

Pada tahun 2012 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak melakukan tindakan pengasingan dan pengamatan terhadap media pembawa HPHK (berupa bakal induk sapi) yang dimasukkan ke wilayah Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Nabire, yaitu masing-masing sebanyak 204 ekor melalui Pelabuhan Laut Biak pada tanggal 18 September 2012 dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dan 35 pada tanggal 16 Desember 2012 dari Sorong (Papua Barat); sekitar 42 ekor melalui pelabuhan laut Dawai (Kabupaten Kepulauan Yapen) pada tanggal 27 September 2012 dari Sorong (Papua Barat); serta sejumlah 320 ekor melalui Pelabuhan Laut Nabire pada tanggal 12 Nopember 2012 dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Pemasukan bakal induk sapi ini merupakan program pengadaan bagi masyarakat setempat oleh Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Nabire yang dilakukan oleh pihak ketiga, P.T. Asrah

(31)

Jaya Pribumi. Untuk di Kabupaten Kepulauan Yapen, pemasukan bakal induk sapi dilakukan oleh perseorangan untuk kepentingan usaha.

Petugas karantina hewan lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak yang dibantu oleh medik veteriner dan paramedik veteriner dari dinas terkait melakukan tindakan perlakuan pada instalasi karantina hewan sementara, yaitu disinfeksi kandang sebelum bakal induk sapi dikandangkan.

Selain itu, sampel darah bakal induk sapi juga diambil untuk dilakukan pemeriksaan laboratoris terhadap kemungkinan adanya penyakit-penyakit berbahaya seperti Brucellosis.

Tindakan penahanan yang kemudian disertai dengan tindakan penolakan atau pemusnahan dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang tidak dilengkapi dengan dokumen karantina hewan (seperti daging babi, daging anjing, kelinci dan hamster), sudah mengalami pembusukan sehingga tidak layak dikonsumsi (daging ayam beku) dan media pembawa HPHK yang memang dilarang pemasukan atau pengeluarannya oleh undang-undang atau peraturan perkarantinaan dan peraturan daerah (seperti anjing, ayam buras ketawa, ayam bangkok, ayam jantan Filipina, dan beberapa spesies burung).

Beberapa peraturan daerah yang melarang pemasukan media pembawa HPHK tertentu dari luar Papua antara lain adalah Keputusan Gubernur Papua Nomor 158 Tahun 2004 Tentang Pemasukan Unggas dan Produknya ke Propinsi Papua tertanggal 24 Juni 2004; Keputusan Bupati Kabupaten Biak Numfor Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Pembentukan Tim Satgas Kewaspadaan Terhadap Penyakit Flu Burung; Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Jaya Nomor 11/INSTR-GIJ/1997 Tentang Larangan Pemasukan Ternak Babi, Hasil Bahan Asal Ternak Babi dan

(32)

Vaksin/Antigen Sampar Babi ke Wilayah Propinsi Irian Jaya tanggal 22 Nopember 1997; Keputusan Gubernur Propinsi Papua Nomor 130 Tahun 2003 Tentang Larangan Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan Hewan Sebangsanya ke Wilayah Propinsi Papua, Keputusan Gubernur Irian Jaya Barat Nomor 86 Tahun 2004 Tentang Larangan Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan Hewan Sebangsanya ke Wilayah Propinsi Irian Jaya Barat; serta Peraturan Daerah Propinsi Papua Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Larangan Pemasukan Hewan Penular Rabies ke Wilayah Propinsi Papua tertanggal 26 April 2006. Rincian tindakan-tindakan strategis karantina hewan tersebut terjabar dalam Lampiran 9.

Kronologis pelaksanaan tindakan-tindakan tersebut selalu dikomunikasikan dan disaksikan oleh instansi terkait, seperti pihak Administrator Pelabuhan (Adpel) atau Kantor Pelabuhan Laut di Biak, Nabire dan Serui; kantor polisi pengamanan pelabuhan (KPPP) di Pelabuhan Laut Biak, Nabire dan Serui; Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Kepulauan Yapen; serta wartawan media cetak dan media elektronik setempat. Selama tahun ini ada 5 (lima) kali tindakan penolakan dan 26 (dua puluh enam) kali tindakan pemusnahan terhadap media pembawa HPHK tersebut yang didatangkan dari daerah seperti Bitung, Makassar, dan Surabaya.

d. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan

Penggunaan dokumen karantina hewan selama tahun 2012 ini paling banyak adalah KH-1 (Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan) dan KH-2 (Surat Penugasan) yang memang diterbitkan bersamaan ketika ada laporan

(33)

pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK, kemudian KH-12 (Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan) yang menggambarkan banyaknya frekuensi masuknya media pembawa HPHK yang memenuhi kelengkapan persyaratan dokumen karantina hewan serta tidak dilarang pemasukannya di dalam wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya, diikuti KH-10 (Sertifikat Sanitasi Produk Hewan), KH-9 (Sertifikat Kesehatan Hewan), KH- 5 (Persetujuan Bongkar), KH-8a (Berita Acara Penahanan) dan KH-8c (Berita Acara Pemusnahan).

Sementara itu, jenis media pembawa HPHK yang paling sedikit dipakai berturut-turut adalah KH-8b (Berita Acara Penolakan), KP-1 (Segel Karantina Pertanian) dan KH-11 (Surat Keterangan untuk Benda Lain).

Rincian penggunaan dokumen karantina hewan selama tahun 2012 telihat di dalam Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Selama Tahun 2012 No. Jenis dokumen

Karantina Hewan

Jumlah Awal (Persediaan Tahun 2011)

Jumlah pemakaian

Persediaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10 11.

KH-1 KH-2 KH-5 KH-8a KH-8b KH-8c KH-9 KH-10 KH-11 KH-12 KP-1

3392 6335 3201 264 350 249 1623 1723 1485 3285 150

2866 2866 206

27 5 26 358 686 3 1819

4

526 3469 2995 237 345 223 1265 1037 1482 1466 146

e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPH/HPHK

Kegiatan pemantauan daerah sebar HPH/HPHK pada tahun 2012 ini telah ditetapkan dari Badan Karantina Pertanian (Barantan) melalui Surat

(34)

Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 1882/KH.110/L/03/2012 Tanggal 7 Maret 2012 Tentang Koordinasi Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2012, untuk melakukan pemantauan penyakit Brucellosis (keguguran) dan Bovine Viral Disease (BVD) pada hewan sapi di seluruh Indonesia sebagai program pemantauan prioritas nasional untuk mendukung Program Swasembada Daging Sapi (PSDS).

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak melakukan pengambilan darah dari 410 ekor hewan sapi yang dijadikan sampel yang terdiri dari 159 sampel di Kabupaten Biak Numfor, 179 sampel di Kabupaten Nabire dan 72 sampel di Kabupaten Kepulauan Yapen selama Bulan Maret – April 2012.

Pengujian dilakukan selama Bulan Juli – Agustus 2012 di Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (untuk Brucellosis) dengan metode Rose Bengal Test (RBT) dan Complement Fixation Test (CFT) dan Balai

Besar Veteriner Maros (Sulawesi Selatan) (untuk BVD) dengan metode ELISA (Enzyme Linked Immuno-Sorbent Assay) Antibody.

Hasil pengujian dari 410 spesimen menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) spesimen serum yang positif RBT dan kemudian setelah dilanjutkan dengan uji CFT hanya ada 1 (satu) sampel yang positif. Adapun hasil pengujian 160 sampel menunjukkan bahwa ada 2 (dua) spesimen serum yang seropositif antibodi BVD. Hasil-hasil positif ini ditemukan pada sampel sapi yang dipantau di wilayah Kabupaten Nabire.

f. Kegiatan Koleksi HPH/HPHK

Pada tahun ini kegiatan koleksi HPH/HPHK adalah dalam bentuk koleksi caplak Boophilus sp. yang merupakan parasit darah pada hewan sapi,

(35)

5 (lima) spesimen koleksi serum positif RBT (Rose Bengal Test) dari darah sapi hasil pemantauan Brucellosis dan pemeriksaan pemasukan bakal induk sapi; 2 (dua) spesimen koleksi serum positif ELISA antibodi BVD (Bovine Viral Diarrhea) dari darah sapi hasil pemantauan BVD. Daftar koleksi media pembawa HPH/HPHK ini secara rinci terdapat pada Lampiran 12.

g. Kegiatan intersepsi HPH/HPHK.

Intersepsi HPH/HPHK di wilayah kerja lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, tidak ada, karena tidak ditemukan HPH ataupun HPHK.

h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Hewani

Kegiatan ini diwujudkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap komoditi daging ayam, daging babi, daging sapi, dan telur ayam ras yang masuk ke wilayah Kabupaten Biak Numfor, terutama pemeriksaan kenampakan fisik (uji organoleptik), uji kimia sederhana (uji postma), serta uji pembusukan dan pemeriksaan cemaran mikroba dengan metode Total Plate Count (TPC). Selama setahun ini, komoditas telur ayam ras yang paling

banyak dilakukan pemeriksaan, yaitu 175 kali, kemudian daging ayam (78 kali), daging sapi (2 kali), dan daging babi (49 kali). Pemeriksaan- pemeriksaan tersebut cukup efektif untuk menumbuhkan kepercayaan pengguna jasa karantina terhadap kerja dan kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak sehingga mereka senantiasa melaporkan pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK ke dalam dan ke luar wilayah Kabupaten Biak Numfor.

(36)

B. Karantina Tumbuhan

a. Tindakan Karantina Tumbuhan Impor

Berbeda dengan 2 (dua) tahun sebelumnya, pada tahun 2012 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak tidak melakukan pemeriksaan terhadap media pembawa OPTK dari komoditi impor karena memang tidak ada pemasukan komoditas media pembawa OPTK dari luar negeri ke wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya.

b. Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor

Begitu pula dengan tindakan karantina tumbuhan ekspor, pada tahun 2012 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak juga tidak melakukan pemeriksaan terhadap pengeluaran media pembawa OPTK ke luar negeri melalui wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya seperti pada 2 (dua) tahun sebelumnya.

c. Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area

Secara umum, tindakan karantina 8 P terhadap media pembawa OPTK juga mengalami peningkatan selama tahun 2012 ini dibandingkan 2 (dua) tahun sebelumnya. Hanya volume media pembawa OPTK jenis hasil tanaman mati yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi tetap lebih tinggi daripada tahun 2009 (Gambar 9e). Sementara itu, 4 (empat) jenis media pembawa OPTK yang lainnya selalu lebih tinggi daripada tahun 2010 dan 2011 (Gambar 9a, b, c, d).

(37)

a b

(38)

c d

(39)

e

Gambar 9. Rekapitulasi Tindakan Karantina terhadap Media Pembawa OPTK Lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (2010 – 2012)

Adapun jenis media pembawa OPTK lainnya yang mengalami peningkatan pada tahun ini adalah hasil olahan tumbuhan, yaitu meningkat dari 515.060 kg (pada tahun 2011) menjadi 515.060 kg (pada tahun 2012). Hasil olahan tumbuhan ini tidak hanya meningkat dalam segi volume, tetapi juga frekuensi dan macamnya, seperti asam jawa, dedak, getah damar, kayu gaharu, kulit kayu manis dan sarang semut. Secara terperinci rekapitulasi jenis media pembawa OPTK beserta negara/area asal dan negara/area tujuan, frekuensi dan volumenya (secara umum dan per Wilker) dijelaskan dalam Lampiran 10.

Kegiatan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan lebih banyak terhadap komoditas bawang merah (49 kali) dan bawang putih (40 kali), kemudian disusul kacang hijau (32 kali), kacang tanah (29 kali), dan bawang Bombay (15 kali). Beberapa komoditas lainnya adalah buah sayuran buah segar serta kopra. Sebagian besar komoditas-komoditas tersebut berasal dari Surabaya, Makassar, Bitung dan daerah lain di Papua dan Papua Barat.

(40)

Tindakan pemeriksaan fisik kebanyakan dilakukan di luar tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan dengan SK Ka UPT sebagai tempat lain pemeriksaan karantina tumbuhan. Sampai pada tahun 2012 ini ada sebanyak 28 (dua puluh delapan) tempat lain pemeriksaan karantina tumbuhan yang telah ditetapkan di wilayah layanan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak.

Kegiatan pengasingan dan pengamatan dilakukan terhadap media pembawa OPTK berupa bibit tanaman kelapa yang dimasukkan dari Manado (Sulawesi Utara) oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Biak Numfor sebanyak 30.000 bibit. Bibit-bibit tersebut didistribusikan kepada 20 (dua puluh) kelompok tani yang tersebar di 20 (dua puluh) kampung pada 4 (empat) distrik. Lokasi-lokasi tersebut antara lain adalah Distrik Kepulauan Padaido (meliputi Kampung Pai, Kampung Samber Pasi, Kampung Sasari, Kampung Mbromsi, Kampung Nyansoren, Kampung Yeri, Kampung Supraima, Kampung Saribra, Kampung Meos Mangaundi, dan Kampung Inbeyomi), Distrik Biak Utara (meliputi Kampung Yobdi, Kampung Aman, Kampung Sansundi, dan Kampung Syabes), Distrik Biak Barat (Kampung Mamoribo), serta Distrik Swandiwe (meliputi Kampung Farusi, Kampung Swaipak, Kampung Sarwa, Kampung Wombrisauw, dan Kampung Yenbepioper).

Pemasukan bibit kelapa ini dilakukan secara bertahap sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu pada tanggal 5 Juni 2012 sebanyak 12.000 bibit, pada tanggal 15 Agustus 2012 sebanyak 6.000 bibit dan terakhir pada tanggal 10 Oktober 2012 sebanyak 12.000 bibit. Ketiga pemasukan ini melalui Pelabuhan Laut Biak dengan K.M. Sinabung. Bibit dibeli dari Balit Palma Manado dan sebelum dilalulintaskan ke Biak, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kemungkinan

(41)

ada tidaknya infestasi OPT/OPTK serta pengujian mutu bibit oleh Dinas Perkebunan Propinsi Sulawesi Utara. Setelah itu dilakukan sertifikasi oleh petugas karantina Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado wilayah kerja Pelabuhan Bitung.

Oleh karena belum tersedianya fasilitas instalasi karantina tumbuhan yang memadai untuk menampung bibit sebanyak itu, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak berkoordinasi dengan pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Biak Numfor untuk penanganan pemasukannya. Pihak Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak melakukan pemantauan dan pengambilan sampel secara berkala di lokasi penyebaran bibit kelapa untuk mengetahui perkembangan OPT/OPTK selama pertumbuhannya di lapangan selama 6 (enam) bulan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 93/Permentan/OT.140/12/2011 Tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, ada beberapa jenis serangga [Altha alastor (Tams), Chrysamphalus aonidum (L), Sexava karnyi (Lfs)] dan cendawan

[Phytophthora citrophthora (R.H Sm & E. Sm)] yang sudah tersebar di Sulawesi tetapi belum ditemukan di Biak.

Dari hasil pengamatan dan pengambilan sampel yang dilakukan, ditemui gejala serangan daun yang dimakan belalang beserta spesimennya, serta gejala penyakit bercak kelabu (grayspot) atau hawan daun (leaf blight) yang disebabkan oleh cendawan Pestalotiopsis palmarum. Serangga dan cendawan ini merupakan OPT sudah secara kosmopolitan terdapat di pertanaman kelapa di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2012 ini, hanya ada beberapa kali tindakan penahanan media pembawa OPTK yang disertai dengan tindakan penolakan dan tindakan

(42)

pemusnahan terhadap media pembawa OPTK, yaitu jenis bibit tanaman berupa bibit jeruk dari Ambon (Maluku) dan Bitung (Sulawesi Utara) sebanyak 5 (lima) batang dan hasil tanaman hidup berupa umbi kentang dari Surabaya sebanyak 1.000 kg dengan alasan tidak dilengkapi dokumen karantina tumbuhan yang dipersyaratkan dan yang memang dilarang pemasukannya ke dalam wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya. Rincian tindakan- tindakan strategis karantina tumbuhan tersebut terjabar dalam Lampiran 11.

Kronologis pelaksanaan tindakan-tindakan tersebut juga senantiasa diinformasikan dalam website Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dan disaksikan oleh instansi terkait, seperti pihak Administrasi Pelabuhan (Adpel), keamanan pelabuhan (KPPP), Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Biak Numfor, serta wartawan media harian Cendrawasih Pos dan media elektronik setempat.

d. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan

Penggunaaan dokumen karantina tumbuhan selama tahun 2012 ini paling banyak adalah KT-9 (Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan atau Pangan Segar Asal Tumbuhan) yang menggambarkan tingginya frekuensi pemasukan media pembawa OPTK yang memenuhi persyaratan dan diperbolehkan ke dalam wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya.

Sementara itu, penggunaan dokumen karantina tumbuhan yang paling sedikit adalah KT-7 (Surat Penolakan), KT-6 (Surat Penahanan) dan KT-8 (Berita Acara Pemusnahan).

Dari penerimaan sebanyak masing-masing 250 (dua ratus lima puluh) lembar KT-4.a (Fumigation Certificates untuk media pembawa OPTK ekspor)

(43)

dan KT-4.b (Sertifikat Fumigasi untuk media pembawa OPTK antar area), serta KT-5.a (Certificates of Desinfectation untuk media pembawa OPTK ekspor) dan KT-5.b (Sertifikat Perlakuan untuk media pembawa OPTK antar area) dari Barantan, hanya ada 15 (lima belas) lembar KT-5.a yang dipergunakan untuk disinfestasi media pembawa OPTK yang akan diekspor ke luar negeri, yaitu kayu lapis. Adapun dokumen karantina tumbuhan seperti SP-1 (Laporan Pemasukan/Pengeluaran/Transit Media Pembawa/Kemasan Kayu/Pangan Segar Asal Tumbuhan), DP-1 (Surat Tugas), DP-5 (Laporan Hasil Pemeriksaan

Administratif), dan DP-7 (Laporan Hasil

Pelaksanaan/Pengawasan/Pemeriksaan Fisik/Kesehatan Media Pembawa/Kemasan Kayu/Pangan Segar Asal Tumbuhan) dipakai dengan jumlah yang sama sebanyak 1178 lembar. Persediaan keempat jenis dokumen ini masih sangat banyak dan bisa dimanfaatkan untuk pelaporan pelaksaanaan tindakan operasional karantina tumbuhan pada tahun berikutnya. Rincian penggunaan dokumen karantina tumbuhan selama tahun 2012 telihat di dalam Tabel 5 di bawah ini.

. Tabel 5. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan Selama Tahun 2012 No. Jenis dokumen

Karantina Tumbuhan

Jumlah Awal

Jumlah Penerimaan

Jumlah pemakaian

Persediaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

KT-4.a KT-4.b KT-5.a KT-5.b KT-6 KT-7 KT-8 KT-9 KT-10 KT-12 SP-1 DP-1 DP-5

- - - - 50 50 50 1781

250 910 2028 1978 2128

250 250 250 250 - - - - - - - - -

- - 15

- 3 2 3 940

85 314 1178 1178 1178

250 250 235 250 47 48 47 841 165 596 850 800 950

(44)

14. DP-7 2128 - 1178 950

e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK

Oleh karena disinyalir adanya OPTK A1 Pantoea stewartii pada pertanaman jagung di Sumatera Barat dan Jawa Barat yang disampaikan pada Seminar Internasional dan Kongres Nasional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia yang ke-21 di Solo (Jawa Tengah) pada tanggal 3 – 5 Desember 2011 serta dari hasil-hasil pemantauan daerah sebar OPT/OPTK pada tahun 2011 oleh UPT-UPT lingkup Badan Karantina Pertanian, maka Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati menetapkannya sebagai target utama kegiatan pemantauan daerah sebar OPT/OPTK pada tahun ini melalui Surat Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Nomor 131/KT.210/L3/1/2012 perihal Pelaksanaan Pemantauan OPTK Tahun Anggaran 2012. Selain itu, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak memilih Fusarium oxysporum f.sp. cubense dan Ralstonia solanacearum pada tanaman

pisang sebagai target lainnya untuk mengklarifikasi Instruktur Gubernur Propinsi Irian Jaya Nomor 3/INSTR-GIJ/2000 tanggal 18 Juli 2000 tentang Larangan Peredaran Benih Tanaman Pisang Dalam Rangka Pengendalian Penyebaran Penyakit Layu di Wilayah Propinsi Irian Jaya yang diterbitkan lebih dari sepuluh tahun yang lalu.

Pengambilan sampel tanaman jagung dan kelapa yang bergejala dilakukan pada Bulan Pebruari dan Maret 2012 di 12 (dua belas) distrik yang tersebar di Kabupaten Biak Numfor (6 distrik), Kabupaten Nabire (3 distrik) dan Kabupaten Kepulauan Yapen (3 distrik). Pengujian sampel-sampel tersebut dengan metode pengamatan morfologi (warna, bentuk koloni, hifa, miselum,

(45)

spora dan konidium), pengujian Gram, uji katalase, pertumbuhan aerob dan anaerob, serta pengujian agar diagnostik lainnya yang dilakukan di Laboratorium Pengujian Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dan Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) menunjukkan hasil yang negatif.

f. Kegiatan Koleksi OPT/OPTK

Sebagai kelanjutan dari kegiatan koleksi OPT/OPTK pada tahun sebelumnya, pada tahun 2012 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak telah mengoleksi herbarium basah yang teridri dari 7 (tujuh) spesimen dari tanaman jagung, 4 (empat) spesimen dari tanaman pisang dan 1 (satu) spesimen dari tanaman kelapa. Koleksi-koleksi ini diperoleh dari kegiatan pemantauan daerah sebar OPT/OPTK dan hasil pemeriksaan (intersepsi). Selain itu, ada pula beberapa koleksi media pembawa OPT/OPTK yang memang rutin pemasukannya di wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya. Daftar koleksi OPT di Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak lebih rinci dijelaskan dalam Lampiran 13.

g. Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK

Kegiatan intersepsi yang dilakukan pada komoditas tumbuhan pada tahun 2012 ini, khususnya pada media pembawa OPTK antara area dengan ditemukannya beberapa spesies OPT pada saat pemeriksaan laboratorium terhadap komoditi bawang bombay, bawang merah, bawang putih, kacang hijau, dan tomat. Spesies OPT yang ditemukan tersebut antara lain adalah

(46)

beberapa cendawan seperti Alternaria porii dan Aspergillus niger dan spesies tungau yaitu Rhizoglypus sp.

h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Pangan Nabati

Sejauh ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak baru melakukan kegiatan pengawasan keamanan pangan nabati dengan melakukan pengujian standar mutu pada bawang-bawangan, kacang hijau dan kacang tanah;

kandungan klorin pada komoditi beras dan pengujian cemaran bahan pengawet seperti formalin pada buah-buahan yang dimasukkan ke wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya. Selain mencantumkan hasil pengujian, pada lembar hasil pengujian yang disampaikan ke pengguna jasa juga disertai dengan saran pencucian beras, sayuran dan buah-buahan sebelum dimasak dan dikonsumsi. Pengujian keamanan hayati lainnya akan terus dkembangkan terhadap komoditas lainnya di tahun mendatang secara bertahap.

(47)

C. Pengawasan dan Penindakan Tindak Pidana Karantina

Tidak ada kegiatan pengawasan dan penindakan tindak pidana karantina pertanian yang dilakukan pada tahun 2012 ini karena memang tidak ada kasus pelanggaran aturan perkarantinaan yang terjadi. Penindakan yang dilakukan adalah tindakan penolakan dan pemusnahan media pembawa HPHK dan OPTK yang tidak dilengkapi dokumen persyaratan karantina pertanian, rusak atau busuk dan/atau yang memang dilarang pemasukannya ke dalam wilayah Papua berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor dan Pemerintah Propinsi Papua.

Pada tahun 2012 ini ada penambahan jumlah perangkat pengawasan dan penindakan sehingga sampai akhir tahun ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak memiliki 1 (satu) orang Atasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), 2 (dua) orang PPNS, 2 (dua) orang Intelejen Karantina, 1 (satu) orang Polisi Khusus (Polsus) Karantina, 1 (satu) orang Auditor ISPM #15 dan 1 (satu) orang Auditor Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT).

(48)

IV. KEGIATAN LAIN-LAIN

A. Koordinasi/Kerjasama

Koordinasi dan kerjasama dengan instansi-instansi terkait pada tahun 2012 ini sudah berjalan cukup baik dengan keterlibatan instansi-instansi seperti P.T. (Persero) Angkasa Pura I Biak, KPPP Laut Biak, Administrator Pelabuhan Laut (Adpel) Biak, P.T. Pelindo Cabang Biak, Kantor Pelabuhan Laut Nabire, Kantor Pelabuhan Laut Serui, Kantor Karantina Ikan Satuan Kerja Biak dan Nabire, P.T. Akses (Persero) Cabang Biak, LPP RRI Biak, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Biak, Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) dan Porter Biak, Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Biak Numfor, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Biak Numfor, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Supiori, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Nabire, Dinas Peternakan Kabupaten Nabire, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kepulauan Yapen, Batalyon 468 Paskhas Biak, Pangkalan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Manuhua Biak, Pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) Biak, Korem PVB 173 Biak dan Kepolisian Resor (Polres) Biak Numfor dalam pelaksaanaan tupoksi karantina pertanian.

Keterlibatan instansi-instansi tersebut dapat berupa pemberian keleluasaan dan kenyamanan pegawai Stasiun Karantian Pertanian Kelas I Biak dalam melaksanakan kegiatan operasional pengawasan dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK di pintu-pintu masuk bandar udara dan pelabuhan laut, membantu dalam pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK, serta kegiatan penyebarluasan informasi perkarantinaan pertanian.

Bahkan, di pembuka tahun ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak bersama-

(49)

sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Biak Numfor serta Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Supiori mengendalikan permasalahan tanaman kelapa di Kepulauan Mapia, Distrik Supiori Barat (Kabupaten Supiori) dengan sanitasi, pemberian nutrisi hara, pelepasan musuh alami dan penyemprotan insektisida.

Selama tahun 2012 ini pula kegiatan pengawasan lalu lintas media pembawa HPHK dan OPTK melalui Lanud Manuhua Biak sudah rutin berjalan berdasarkan jadwal yang diinformasikan oleh pihak Lanud Manuhua. Sementara itu, instansi-instansi terkait juga selalu diundang untuk menjadi saksi pada pelaksanaan tindakan strategis karantina seperti penolakan dan pemusnahan media pembawa HPHK atau OPTK yang tidak dilengkapi persyaratan dokumen karantina, yang tidak layak konsumsi, rusak atau busuk, serta yang memang dilarang pemasukannya ke dalam wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya.

(50)

B. Sosialisasi/Seminar/Pelatihan

Dalam rangka kegiatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi karantina, selama tahun 2012 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak selalu aktif melakukan kegiatan sosialisasi yang dikemas dalam bentuk yang beragam.

Kegiatan Penyebarluasan Informasi Karantina Pertanian pada tahun ini dilaksanakan mulai akhir Bulan Mei hingga akhir Bulan Juni 2012 di Kabupaten Biak Numfor, yang bekerja sama dengan Pangkalan TNI AU Manuhua Biak, Pangkalan TNI AL Biak, Batalyon 468 Paskhas Biak, Korem PVB 173 Biak, Polres Biak Numfor, dan Koperasi TKBM dan Porter Biak.

Materi sosialisasi disampaikan langsung oleh Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, drh. Suwarano Triwidodo dengan tema ”Karantina Pertanian Menjaga Kedaulatan Indonesia Melalui Ketahanan Pangan Nasional”

untuk di Instansi TNI Polri; serta tema yang disampaikan di kalangan TKBM dan Porter adalah ”Meningkatkan Peran Masyarakat dalam Pengawasan dan Penindakan Perkarantinaan” yang disampaikan oleh Kepala Urusan Tata Usaha, Syamsul Alam, S.Sos. Selain bahan materi sosialisasi yang disampaikan, kepada peserta juga dibagikan brosur yang memuat informasi profil singkat Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak serta tupoksi dan prosedur pelayanan jasa karantina pertanian dan diberikan sejumlah doorprize menarik bagi peserta yang aktif berpartisipasi.

Perubahan ketentuan pungutan resmi jasa karantina pertanian yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2012 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di Kementerian Pertanian juga disosialisasikan langsung kepada pengguna jasa. Sosialisasi PP Nomor 48 Tahun 2012 ini dilakukan dengan mendatangi langsung para pengguna

(51)

jasa yang rutin memasukkan dan mengeluarkan media pembawa ke dalam dan ke luar Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya, serta dengan menyelenggarakan dialog interaktif di media radio dan televisi lokal.

Bentuk sosialisasi lainnya adalah dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan gerak jalan dan karnaval kendaraan dalam rangka memeriahkan peringatan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67 di Kabupaten Biak Numfor. Spanduk-spanduk yang bernuansa ajakan dan himbauan juga dipasang di pelabuhan-pelabuhan di Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Nabire. Khusus di Bandar Udara Frans Kaisiepo Biak, dipasang pula neon box di ruang tunggu kedatangan dan keberangkatan.

Paket sosialisasi melalui media massa seperti radio juga ditingkatkan pada tahun 2012 ini. Ada 10 (sepuluh) paket spot penyuluhan dan penyebarluasan informasi karantina pertanian melalui radio yang terlaksana, yaitu di RRI Biak (4 spot), RRI Nabire (2 spot), RRI Serui (1 spot) dan Radio Perkasa FM Biak (3 spot). Kebanyakan tema yang disiarkan adalah tentang pencegahan masuk dan tersebarnya penyakit-penyakit zoonosis ke Papua, tupoksi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak serta jasa pelayanan karantina pertanian.

Selain itu, ada juga beberapa kegiatan dialog interaktif di radio, baik yang dikemas bersamaan dengan Kegiatan Penyebarluasan Informasi Karantina Pertanian dalam rangka kegiatan Bulan Bhakti Karantina Pertanian di RRI Biak (dengan tema ” Karantina Pertanian Menjaga Kedaulatan Indonesia Melalui Ketahanan Pangan Nasional”), memenuhi undangan Radio Perkasa FM Biak sebagai Nara Sumber pada Program Dialog Layanan Publik (dengan tema”

Pogram Kerja Stasiun Karantina Pertanian Tahun Anggaran 2012” dan ”Tarif

(52)

Jasa Pelayanan Karantina Pertanian sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012”), undangan RRI Biak sebagai Nara Sumber pada Program Bincang Udara (dengan tema ”Pencegahan Masuk dan Tersebarnya Penyakit Zoonosis serta Menjaga Keamanan Pangan Asal Hewan”), serta undangan dari Biak TV sebagai Nara Sumber pada Program Siaran Langsung Dialog Interaktif (dengan tema ” Tarif Atas Jenis Penerimaa Negara Bukan Pajak dan Biaya Pemeriksaan serta Biaya Penerbitan Sertifikat”).

Kegiatan Penyebarluasan Informasi Karantina Pertanian sudah semakin optimal dengan telah diseragamkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian menjadi http://skp1biak.karantina.deptan.go.id. Setiap kegiatan operasional tindakan perkarantinaan yang strategis dan kegiatan lainnya selalu dimuat di dalam website tersebut selain diliput juga oleh wartawan media cetak harian lokal dan media elektronik setempat. Ada 2 (dua) kegiatan seminar yang dilaksanakan pada tahun 2012 ini, yaitu seminar hasil pemantauan daerah sebar HPH/HPHK dan OPT/OPTK di Ruang Rapat Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak dengan mengundang instansi terkait setempat, seperti Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Biak Numfor dan Kantor Karantina Ikan Satuan Kerja Biak.

Sementara itu, hanya ada 1 (satu) kegiatan pengembangan SDM yang terlaksana pada tahun 2012 ini, yaitu Pembinaan Mental Pegawai dan Pengambilan Sumpah Pegawai dengan mendatangkan pembicara, yaitu Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian Pertanian (Ir. Winarhadi, M.M.) dan Kepala Bagian Umum Badan Karantina Pertanian (Drs. Sunandi, M.M.) selama 1 (satu) hari pada tanggal 16 Nopember 2012. Peserta kegiatan ini tidak hanya para pegawai dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, tetapi juga peserta undangan dari Karantina Ikan Satuan Kerja Biak.

(53)

C. Kegiatan Public Awareness

Kegiatan ini diwujudkan dalam serangkaian Kegiatan Bulan Bhakti Karantina Pertanian Tahun 2012 yang mengangkat tema sentral ” Meningkatkan Peran Masyarakat Dalam Pengawasan dan Penindakan Perkarantinaan” dengan Slogan Penyelenggaraan: ”135 Tahun Bersama Anda Melindungi Negeri”.

Berbagai rangkaian kegiatan yang diselenggarakan antara lain adalah Sosialisasi Penyebarluasan Informasi Perkarantinaan di Instansi-Instansi TNI/Polri dan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) pelabuhan serta porter bandar udara;

Kegiatan Senam Sehat dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Bersama P.T. Akses (Persero) Cabang Biak; Aksi Sosial Donor Darah Bersama PMI Cabang Biak;

Dialog Interaktif di Radio; Pemasangan Pengumuman dan Iklan Layanan Masyarakat di Kapal Penumpang milik P.T. Pelni; Pemasangan Spanduk Karantina Pertanian selama Kompetisi Futsal dalam rangka Hari Bakti TNI AU;

Sosialisasi PP Nomor 48 Tahun 2012 langsung ke pengguna jasa karantina pertanian; serta Kerja Bakti di Pelabuhan Laut Biak

(54)

D. Implementasi Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Pengendalian Intern Upaya pengembangan implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) pada tahun ini ditandai dengan pengutusan Kepala Sub Seksi Pelayanan dan Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak pada kegiatan Workshop SMM, ISO 9001-2008 dan ISO/EIC 17025:2005 pada Bulan Oktober 2012 di Yogyakarta. Draft SMM Pelayanan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak sudah disempurnakan bersamaan dengan penyempurnaan Standar Operasional Prosedur (SOP) per 10 April 2012 sehingga diupayakan akan dioptimalkan implementasinya pada tahun depan untuk kemudian menuju akreditasi dan sertifikasi.

Sementara itu, sosialisasi dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak telah diimplementasikan baik di lingkup Kantor Induk Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, maupun di wilayah kerja Kabupaten Nabire. Audit SPI yang dilakukan meliputi kegiatan pengelolaan BMN, kegiatan pemantauan daerah sebar OPTK, serta kegiatan operasional perkantoran dan perkarantinaan pertanian di wilayah kerja Kabupaten Nabire. Selain itu, pada akhir Bulan Agustus 2012 ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak mengutus Sekretaris Satuan Pelaksana (Satlak) SPI untuk magang di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang (Jawa Timur) sebagai peraih penghargaan SPI Handal lingkup Kementerian Pertanian pada tahun 2011.

Pembinaan terhadap pelaksanaan SPI lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak juga dilakukan langsung oleh Tim Satlak PI Barantan, yaitu Ir.

Hendrawan Samodra, M.Sc dan drh. R. Nurcahyo Nugroho, M.Si. Hasil penilaian Tim Satlak PI Barantan tersebut adalah seperti pada tabel di bawah ini.

(55)

Tabel 6. Hasil Penilaian Pelaksanaan SPI di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak oleh Tim Satlak PI Barantan Tahun 2012

No. Aspek yang Dinilai Skor yang Diperoleh

Skor Optimal Penilaian

1. Aspek Kelembagaan 300 300

2. Aspek Kinerja 550 600

3. Lingkungan Pengendalian 100 100

4. Penilaian Risiko 83,33 100

5. Kegiatan Pengendalian 50 100

6. Informasi dan Komunikasi 83,33 100

7. Pemantauan Pengendalian Intern 83,33 100

Atas usaha dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) atau Good Government and Good Governance, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak menerima penghargaan

dari Kementerian Pertanian sebagai Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) untuk Tahun 2011. Penghargaan ini disampaikan langsung kepada Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak, drh. Suwarno Triwidodo, pada saat kegiatan Rapat Kerja Nasional Badan Karantina Pertanian Tahun Anggaran 2012 pada tanggal 9 – 11 Januari 2012, di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian, Rawa Banteng, Cibitung – Bekasi (Jawa Barat).

(56)

V. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan

 Belum adanya legalitas hukum yang lebih jelas dan bersifat mengikat untuk mengatur tentang pengawasan keamanan pangan hayati hewani dan nabati yang diantar-areakan;

 Adanya pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran milik TNI AU (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara) yang disinyalir adanya lalu lintas media pembawa HPHK dan OPTK;

 Masih adanya dinas terkait yang belum memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi) karantina pertanian disebabkan adanya pergantian pejabat di dinas tersebut;

 Masih kurangnya keterampilan pejabat fungsional dalam pelaksanaan identifikasi HPHK dan OPTK;

 Masih terhambatnya sinkronisasi data E-Plaq dan Si-Kawan khususnya di wilayah kerja Serui dan Nabire yang disebabkan oleh akses jaringan internet di kedua kabupaten tersebut belum lancar;

 Masih adanya pemasukan media pembawa HPHK dan OPTK yang tidak terpantau dari área asal sehingga tindakan penolakan dan pemusnahan di daerah tujuan harus dilakukan;

 Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada tahun 2012 sudah berjalan namun masih perlu dilakukan perumusan sasaran dan penentuan titik kritis suatu kegiatan sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan;

 Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah dibuat, namun sebagian kegiatan belum diimplementasikan secara utuh.

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak
Tabel 1. Pagu Anggaran TA 2012 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak  No.  Nama Perkiraan  Anggaran
Tabel 2. DIPA Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak (2008 – 2012)  No  Uraian  Belanja Pegawai
Gambar 3. Target dan Realisasi PNBP Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak  selama 5 (lima) tahun terakhir (2008 – 2012)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penalaahan usulan program pada sub bab ini menguraikan kajian usulan program dan kegiatan dari masyarakat yang merupakan kegiatan jaring aspirasi masyarakat terkait kebutuhan

Guna mewujudkan harapan stakeholder maupun masyarakat tersebut, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan seluruh

Proses pengolahannya sendiri melibatkan tiga fase utama, yaitu fase Image Preprocessing (tahap pemrosesan video menjadi sekumpulan frame yang menggambarkan

Value Chain merupakan rantai nilai yang dapat mengetahui kekuatan perusahaan, keuntungan dan kesuksesan dari rantai aktivitas dalam perusahaan atau industri

Dengan rate of discount yang lebih kecil berarti kita akan memperoleh nilai sekarang dari arus kas bersih yang lebih besar, sehingga jika nilai ini dikurangi dengan pengeluaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai metode pemasakan terhadap sifat fisik, kimia, dan sensoris kerupuk ikan.. Penelitian ini

Penelitian ini dilakukan guna mencari tahu bagaimana pengaruh kadar air terhadap penurunan pada uji konsolidasi menggunakan tanah lempung khususnya tanah yang ada di

Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat mayor karena menyebabkan fungsi produk menjadi berkurang sehingga akan mempengaruhi nilai jual yang rendah.Cacat ini dapat