• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

AMBAR SULISTYO WARDHANI K 3308001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

commit to user

(2)

ii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ambar Sulistyo Wardhani

NIM : K3308001

Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Kimia

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Ambar Sulistyo Wardhani

commit to user

(3)

iii

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

AMBAR SULISTYO WARDHANI K 3308001

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012 commit to user

(4)

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D.

NIP. 19680904 199403 1 001

Pembimbing II

Budi Utami, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19741015 200501 2 003 commit to user

(5)

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin Tanggal : 30 Juli 2012

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Bakti Mulyani, M.Si. ...

Sekretaris : Dra. Kus Sri Martini, M.Si. ...

Anggota I : Drs. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D. ...

Anggota II : Budi Utami, S.Pd., M.Pd. ...

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.

NIP. 19660415 199103 1 002 commit to user

(6)

vi MOTTO

Hidup adalah kesulitan, akan tetapi tidak ada kesulitan yang tidak dapat diatasi.

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang yang khusuk.

(Q.S. Al Baqoroh :45)

Dibalik kesusahan dan penderitaan maka terdapat kesenangan dan kemudahan maka bersabarlah atas penderitaan yang menimpa dirimu.

(Q. S. Alam Nasyroh : 3-4)

Jangan merasa bangga pada diri kita jika karena ditakuti oleh banyak orang tetapi berbanggalah jika karena disegani.

(Penulis)

Hormati dan sayangilah kedua orang tuamu karena mereka yang telah membesarkanmu hingga menjadi orang, ingatlah surga berada ditelapak kaki ibu.

(Penulis)

commit to user

(7)

vii PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Ibu dan Bapak yang telah memberikan nasehat, bimbingan, dan kasih sayang yang belum bisa terbalas.

 Adikku tersayang yang selalu memberi dukungan selama ini.

 Adhita Yoga Pratama yang tak pernah letih menyemangatiku.

 My Best Friends (Uland, Mey, Oka, Mira).

 Teman-teman seperjuanganku Kimia

‘08

 Almamater commit to user

(8)

viii ABSTRAK

Ambar Sulistyo Wardhani. K3308001. ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012.

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pencapaian pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar. (2) Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar. (3) Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian diperoleh melalui informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen atau arsip. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuisioner. Pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi data dan trianggulasi metode. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, dengan model evaluasi yang digunakan adalah evaluasi model CIPP.

Prosedur Penelitian meliputi: tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan.

Dari penelitian diperoleh: 1) Pencapaian pelaksanaan program imersi dari tahun 2006/2007 sampai saat ini kurang sesuai dengan tujuan penyelenggaraan imersi karena ada ketentuan dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi yang tidak terpenuhi, antara lain sistem administrasi, struktur organisasi, perekrutan guru, metode pembelajaran, mata pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris, serta proses belajar mengajar. 2) Faktor yang mendukung pelaksanaan imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar antara lain adanya sarana dan prasarana yang memadai dengan jumlah rombongan belajar yaitu 24 siswa per kelasnya.

Sedangkan faktor yang paling menghambat dari guru dan siswa yakni faktor bahasa. 3) Upaya yang dilakukan SMA Negeri 2 Karanganyar untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bahasa Inggris bagi guru- guru yang akan mengajar di kelas imersi.

Kata kunci : program imersi, mata pelajaran kimia, kelas XI IPA, CIPP

commit to user

(9)

ix ABSTRACT

Ambar Sulistyo Wardhani. K3308001. ANALYSIS ON THE IMPLEMENTATION OF IMMERSION PROGRAM IN CHEMISTRY SUBJECT CLASS XI SCIENCE OF SMA NEGERI 2 KARANGANYAR, ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July 2012.

The purposes of this research were to know: (1) the achievement of immersion program implementation in SMAN 2 Karanganyar, (2) the factors supporting and inhibiting the implementation of immersion program in SMAN 2 Karanganyar, (3) the attemps taken to minimize the obstacles in the implementation of immersion program in SMAN 2 Karanganyar.

This research was a descriptive qualitative research. The data source of research derived from informant place and event, as well as document or archive.

The sampling techniques werw used purposive sampling. Techniques of collecting data were used interview, observation, documentation, and questionnarie. The data validation was done using data and method triangulations. This research employed an interactive model of analysis, with CIPP model of evaluation. The procedure of research involved: pre-field, field activity, data analysis, and report writing stages.

From the research obtained, it can be seen: 1) The achievement of immersion program implementation from 2006/2007 to now has not been consistent completely with the objective of immersion implementation because some provisions included in the Immersion Class Implementation Guidelines are not fulfilled including administration system, organizational structure, teacher recruitment, learning method, subject using English and teaching-learing process.

2) The factors supporting the implementation of immersion in SMA Negeri 2 Karanganyar included adequate infrastructure by the number of classes is 24 students per class. Meanwhile, the factor most inhibiting the teacher and students is language factor. 3) Efforts SMA Negeri 2 Karanganyar to overcome these obstacles is to conduct English language training for teachers that will teach in immersion class.

Keywords: immersion program, chemistry subject, XI science class, CIPP

commit to user

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah menyetujui atas permohonan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si. selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang telah memberikan pengarahan dan izin penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Budi Utami, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah pula memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga memperlancar penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Sekretaris Tim Penguji Skripsi atas bimbingan dan semangat yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

7. Bapak Drs. Haryono, M.Pd. atas saran dan masukan yang telah diberikan kepada

penulis. commit to user

(11)

xi

8. Bapak Drs. Bambang Sugeng Maladi, M.M. selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

9. Ibu Sri Padmini S.Pd., M.Pd. selaku guru Kimia SMA Batik 2 Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

10. Bapak Drs. Sunardi, M.H selaku ketua imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan banyak informasi selama penulis melakukan penelitian.

11. Siswa-siswi kelas XI Imersi 1 dan XI Imersi 2. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERNYATAAN...

HALAMAN PENGAJUAN...

HALAMAN PERSETUJUAN...

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN MOTTO...

HALAMAN PERSEMBAHAN...

ABSTRAK...

ABSTRACT...

KATA PENGANTAR ……….………..

DAFTAR ISI ………..………..………..

DAFTAR TABEL………..………...

DAFTAR GAMBAR..………..…….…..……....

i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .………..…….. 1

B. Perumusan Masalah……….….……… 4

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian ……….…….…... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ……… 6

1. 2. 3. 4. Manajemen Pendidikan... Peningkatan Kualitas Pendidikan... Pengelolaan Kualitas Pembelajaran... Program Imersi...……….... 6 7 9 10 B. Hasil Penelitian yang Relevan... 21

C. Kerangka Berfikir ……… 23 commit to user

(13)

xiii BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 25

B. Tahap Pengumpulan Data………. 26

C. Sumber data... 26

D. Teknik Pengambilan Sampel... 28

E. Pengumpulan Data... 28

F. Validitas data... 30

G. Analisis Data... 31

H Prosedur Penelitian... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian……… 34

B. Deskripsi Temuan Penelitian……….. 36

C. Pembahasan 44 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan………..………. 55

B. Implikasi... 55

C. Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57

LAMPIRAN... 59

commit to user

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian...……... 25 Tabel 4.1 Tabulasi perbandingan Penyelenggaraan Imersi di SMA

Negeri 2 Karanganyar dengan Standar Depdiknas... 49 Tabel 4.2 Penerapan Model CIPP dalam Proses Pembelajaran Kimia

pada Program Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar... 54

commit to user

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran………... 24

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif... 31

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian…... 33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar... 35

commit to user

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Observasi………..……… 60

Lampiran 2 Hasil Wawancara………... 72

Lampiran 3 Silabus...……...………... 81

Lampiran 4 RPP...………... 82

Lampiran 5 Contoh Pamflet dan Soal ujian masuk...….... 88

Lampiran 6 Dokumentasi...………. 99

Lampiran 7 Trianggulasi Data dan Metode... 100

Lampiran 8 Perijinan... 104

commit to user

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebab pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian.

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan generasi yang akan datang, selain itu pendidikan diharapkan dapat membentuk serta menghasilkan manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing dalam pembangunan berkelanjutan. Pendidikan yang mengacu pada pembangunan berkelanjutan juga erat kaitannya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini karena kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut dunia pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan diarahkan pada peningkatan mutu pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Di era globalisasi seperti saat ini, penguasaan teknologi informasi menjadi sangat penting bagi keberadaan suatu negara. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek penting dalam penguasaan teknologi informasi. SDM berkualitas yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkesinambungan.

Pendidikan menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas SDM suatu negara untuk menghadapi globalisasi. Bidang pendidikan merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Menurut Mulyasa (2004 : 5), pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan SDM sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Tiga jenjang pendidikan di Indonesia, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenjang pendidikan tersebut memiliki ciri khusus yang berbeda satu sama lain dari segi tujuan, sasaran, bahan yang diajarkan, kurikulum dan lain-lain. Fase perkembangan individu secara didaktis commit to user

(18)

terbagi dalam masa usia pra sekolah (0-6 tahun), masa usia sekolah dasar (6-12 tahun), masa usia sekolah menengah (12-18 tahun), masa usia mahasiswa (18-25 tahun) (Syamsu Yusuf, 2004 : 23). Masa usia sekolah menegah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja adalah masa yang penting karena masa ini merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah mampu berpikir secara dewasa dan rasional serta memiliki pertimbangan yang lebih matang dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini merupakan tugas lembaga pendidikan menengah untuk membantu remaja mencapai tugas perkembangannya mengingat bahwa waktu yang mereka miliki lebih banyak digunakan di sekolah.

Melihat perkembangan zaman, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan menjadi suatu masalah yang tak dapat diabaikan dan harus segera dipenuhi. Oleh karena itu pendidikan harus melakukan sebuah inovasi dalam rangka peningkatan kualitas SDM. Sejalan dengan hal tersebut, Diknas Jateng telah berupaya menciptakan sebuah terobosan baru dalam usaha meningkatkan kualitas SDM di wilayah tersebut dengan menyelenggarakan program kelas imersi (immersion class). Hal ini tidak terlepas dari diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 sebagai revisi Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, dimana bidang pendidikan yang semula menjadi kewenangan pemerintah pusat ikut serta diotonomikan menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dengan demikian pemerintah daerah didorong untuk memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing.

Program imersi adalah program penyelenggaraan pendidikan yang dalam proses belajar mengajarnya menggunakan pengantar bahasa Inggris. Program tersebut saat ini baru diterapkan pada jenjang pendidikan menengah yaitu SMP dan SMA. Dalam program imersi, bahasa Inggris bukan sebagai mata pelajaran semata, tetapi sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran yang menggunakan pengantar bahasa Inggris yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Sejarah, Ekonomi pada jenjang pendidikan SMA (Dinas P dan K Jateng, 2008 : 10). Dalam jurnal karya Sanesac (2002 : 85) yang berjudul “Two-Way Bilingual Immersion : A Portrait of commit to user

(19)

Quality Schooling” menyatakan bahwa penyelenggaraan program imersi di Amerika dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis dan membaca dalam bahasa Inggris yang dulunya kurang dari 50%.

Dasar penerapan kelas imersi adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII pasal 33 ayat (3) yang berbunyi, “Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik”. Selain itu kelas Imersi merupakan pemberlakuan pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, “Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”.

Program imersi telah dimulai sejak tahun 2004/2005. Salah satu sekolah yang menyelenggarakan imersi di provinsi Jawa Tengah adalah SMA Negeri 2 Karanganyar. Sekolah tersebut membuka kelas imersi sejak tahun 2006/2007 dan merupakan pilot project penyelenggara kelas imersi di Kabupaten Karanganyar.

Siswa yang mengikuti kelas imersi sengaja dibatasi. Siswa sebelumnya telah lulus sejumlah tes dan penyaringan, baik tes potensi akademik, tes bahasa inggris maupun tes wawancara. Sarana dan prasarananya pun sedikit berbeda dengan kelas reguler. Dengan adanya program imersi diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan siswa dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta mengembangkan potensi sekolah yang dapat menghasilkan SDM yang memiliki potensi untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bulan Februari, menunjukkan bahwa pelaksanaan program imersi di SMA N 2 Karanganyar belum berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul, “ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012”.

commit to user

(20)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pencapaian pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar?

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan permasalahan, tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai :

1. Pencapaian pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar.

2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar.

3. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini penulis golongkan menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan mengenai pelaksanaan program imersi.

b. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian tentang pelaksanaan program imersi

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai sumbangan dalam rangka pelaksanaan dan usaha untuk memperbaiki dan peningkatan program imersi khususnya pada mata pelajaran kimia sehingga menghasilkan lulusan terbaik melalui peningkatan prestasi belajar siswa.

commit to user

(21)

b. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran kimia, menjadikan masukan apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya dalam pelaksanaan program imersi.

c. Bagi siswa sebagai masukan mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh agar dalam pelaksanaan program imersi dapat berjalan secara optimal.

d. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai konsep pelaksanaan program imersi sehingga nantinya dapat menerapkan ilmu yang telah didapat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

commit to user

(22)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Manajemen Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses dalam pembentukan manusia seutuhnya. Manusia diajarkan untuk tumbuh dan berkembang serta melakukan interaksi sosial lewat pendidikan. Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar agar peserta secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Sukmadinata (2011 : 24), Pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses pengendalian kegiatan kelompok tersebut mencakup perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi (Mulyasa, 2004 : 7). Menurut Engkoswara dalam Mulyasa (2004 : 8) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. Tujuan pendidikan yang produktif berupa prestasi yang efektif dan suasana atau proses yang efisien, sedangkan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan yang produktif dapat dilihat dari sudut administratif psikologis dan ekonomis.

commit to user

(23)

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan pada hakekatnya menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistemik dan sistematik, serta sumber-sumber yang didayagunakan. Manajemen pendidikan merupakan suatu cabang ilmu manajemen yang mempelajarai penataan SDM, kurikulum, fasilitas, sumber belajar dan dana serta upaya mencapai tujuan lembaga secara dinamis.

2. Kualitas Pendidikan

Pendidikan yang berkualitas adalah motto dari arus globalisasi.

Sementara itu kualitas pendidikan nasional di negara kita belum merata karena masih adanya kesenjangan kualitas dalam berbagai jenjang pendidikan. Dalam kehidupan global, yang berpikiran maju akan terpacu untuk lebih cepat maju, sedangkan yang terbelakang akan semakin ketinggalan. Peningkatan kualitas pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan kualitas SDM (Sucipta, 2005 : 2).

Total Quality Management (TQM) dapat diartikan sebagai pengelolaan kualitas semua komponen yang berkepentingan dengan visi dan misi organisasi.

Jadi, pada dasarnya TQM itu bukanlah pembebanan ataupun pemeriksaan. Tetapi, TQM adalah lebih dari usaha, untuk melakukan sesuatu yang benar setiap waktu, daripada melakukan pemeriksaan pada waktu tertentu ketika terjadi kesalahan.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : manajemen pendidikan, kualitas guru, sarana dan prasarana yang ada dan peran serta masyarakat. Oleh karena itu, guna meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan memfokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan yaitu dengan penerapan TQM (Widodo , 2008 : 20).

Prinsipnya, TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Karena itu, TQM memiliki beberapa karakteristik: 1) fokus pada pelanggan, 2) baik pelanggan internal maupun eksternal, 3) memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas, 4) mengggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan commit to user

(24)

pemecahan masalah, 5) memiliki komitmen jangka panjang, 6) membutuhkan kerja sama tim (teamwork), 7) memperbaiki proses secara berkesinambungan, 8) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, 9) memberikan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (Goetsch dan Davis dalam Rochaety, dkk., 2006 : 97).

TQM masuk dalam bidang pendidikan pada sekitar tahun 1980, utamanya dilaksanakan di perguruan tinggi pendidikan. Upaya itu terus menerus meningkat di Inggris dan Amerika pada tahun 1990. Fokus utamanya pada peningkatan kualitas pendidikan melalui reorganisasi praktek pendidikan.

Keberhasilan TQM ini dapat dilihat dari pernyataan bahwa jaminan kualitas pendidikan sangat diperlukan dan agar setiap lembaga pendidikan menetapkan sistem TQM-nya.

Menurut Bil Creech dalam Novania (2008 : 2) menyatakan bahwa implementasi TQM dapat mencapai kesuksesan apabila memenuhi 4 krieria, antara lain :

a. Pertama, program tersebut harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam aktivitasnya, termasuk dalam setiap proses dan produk/jasa.

b. Kedua, program tersebut harus memiliki sifat kemanusiaan yang kuat untuk menerjemahkan kualitas dalam cara memperlakukan karyawan, selalu diikutsertakan dan diberi inspirasi.

c. Ketiga, program TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang di semua tingkatan terutama pada lini depan sehingga antusias keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan dan bukan sekedar slogan.

d. Keempat, TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijakan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah-celah organisasi.

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berfokus pada peningkatan kualitas sekolah. TQM membantu sekolah dalam mengelola manajemen menjadi lebih terpadu dan terarah pada layanan pendidikan yang

bermutu. commit to user

(25)

3. Pengelolaan Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran tidak sekedar proses transfer of knowledge tetapi juga transfer of value, artinya proses yang dilakukan dalam pembelajaran tidak sekedar memindahkan ilmu antara guru dengan siswa tetapi sekaligus mendidik siswa bagaimana menjadi manusia yang memiliki moral dan tingkah laku yang baik dan benar. Menurut Sa’ud (2008 : 124), pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar siswa, dalam implikasinya bahwa pembelajaran sebagai suatu proses yang harus dirancang, dikembangkan, dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa.

Pengelolaan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi pengelolaan tempat belajar/ruang kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, dan pengelolaan strategi dan evaluasi pembelajaran. Menurut Martinis dan Maisah (2009 : 165), ada sembilan komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, antara lain : a. Siswa, meliputi : lingkungan sosial ekonomi, budaya dan geografis,

intelegensi, kepribadian, bakat dan minat.

b. Guru, meliputi : latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, beban mengajar, kondisi ekonomi, motivasi kerja, komitmen terhadap tugas, disiplin dan kreatif.

c. Kurikulum,

d. Sarana dan Prasarana Pendidikan, meliputi: alat peraga/ alat praktik, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang Bimbingan Konseling, ruang UKS dan ruang serba guna.

e. Pengelolaan Sekolah, meliputi: pengelolaan kelas, pengelolaan guru, pengelolaan siswa, srana dan prasarana, peningkatan tata tertib/disiplin, dan kepemimpinan.

commit to user

(26)

f. Pengelolaan proses pembelajaran, meliputi: penampilan guru, penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode/strategi pembelajaran, dan pemanfaatan fasilitas pembelajaran.

g. Pengelolaan Dana, meliputi : Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sumber dana, penggunaan dana, laporan dan pengawasan.

h. Monitoring dan Evaluasi, meliputi: Kepala Sekolah sebagai supervisor di sekolahnya, pengawas sekolah dan komite sekolah.

i. Kemitraan, meliputi: hubungan sekolah dengan instansi pemerintahan, hubungan dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat, lembaga pendidikan lainnya.

Komponen-komponen tersebut jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sebuah institusi sekolah. Oleh karena itu, sekolah yang memiliki kualitas yang baik tentunya komponen-komponen di dalamnya juga berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

4. Program Imersi

a. Pengertian Program Imersi

Imersi berasal dari bahasa Inggris to immerse yang artinya mencelupkan, menyerap atau melibatkan secara mendalam. Dalam kajian pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris), immersion class mengandung pemahaman bahwa siswa dapat belajar bahasa Inggris lebih efektif bila mereka menggunakan bahasa tersebut sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermakna dan kontekstual (Dinas P dan K, 2008 : 5).

Dalam konteks ini bahasa Inggris bukan sebagai mata pelajaran semata, tetapi sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran mata pelajaran lainnya. Dalam kelas imersi, siswa mempelajari materi pelajaran yang disampaikan oleh pengajar mereka menggunakan pengantar bahasa Inggris. Kelas imersi memungkinkan siswa mendapat kesempatan lebih banyak dalam menggunakan bahasa Inggris untuk melakukan interaksi pada saat proses belajar

commit to user

(27)

mengajar di kelas yang pada gilirannya mampu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa secara aktif baik lisan maupun tertulis.

Penyelenggaraan kelas imersi yang efektif memerlukan perencanaan yang seksama dan mendetail terkait dengan komponen mikro maupun makro.

Komponen mikro yang perlu disiapkan seperti kompetensi berbahasa Inggris guru, materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), evaluasi, strategi, dan teknik mengajar. Komponen makro yang perlu disiapkan meliputi kebijakan, kelembagaan, koordinasi, dukungan anggaran, dan dukungan dengan pihak terkait. Kedua komponen di atas harus benar benar disiapkan secara matang dan sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan kelas imersi yang matang dan terkoordinir perlu dilakukan agar sesuai maksud dan tujuan penyelenggaraan kelas imersi sebagai salah satu upaya mewujudkan pendidikan berkualitas di propinsi Jawa Tengah dapat diwujudkan (Dinas P dan K, 2008 : 6).

b. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Imersi 1). Maksud

a) Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah pada khususnya dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini.

b) Menghasilkan SDM yang berkualitas dan mempunyai daya saing global melalui penguasaan bahasa Inggris.

c) Melaksanakan amanah pemerintah daerah untuk menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang bertaraf internasional.

2). Tujuan

a) Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi para guru, tenaga kependidikan dan siswa.

b) Meningkatkan kompetensi lulusan siswa dalam penguasaan IPTEK.

c) Mengembangkan potensi sekolah beserta SDM yang dimiliki untuk menciptakan keunggulan kompetitif (Dinas P dan K, 2008 : 7-8).

commit to user

(28)

c. Desain Kelas Imersi 1) Rancangan Kelas

a) Jumlah rombongan belajar/ kelas imersi maksimal 24 0rang. Dengan jumlah yang kecil ini diharapkan guru dan siswa mempunyai banyak kesempatan untuk berinteraksi sehingga memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif yang akan mempercepat perolehan (acquisition) bahasa asing.

b) Kelas imersi didukung oleh berbagai fasilitas pendukung program imersi yang memadai, meliputi: kamus khusus, referensi yang sesuai, alat bantu ajar, dan sebagainya. Selain itu, kelas juga harus diatur agar mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien yang mengacu pada Pendekatan yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

2) Persyaratan penyelenggaraan kelas imersi

Persyaratan kelas imersi yaitu memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Rekomendasi tersebut merupakan penilaian terhadap :

a) Standar Kompetensi Kelulusan

Kompetensi kelulusan masing-masing mata pelajaran sekurang- kurangnya mencapai 7,00.

b) Standar Isi Proses Belajar Mengajar, meliputi :

(1) Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional sesuai standar nasional pendidikan.

(2) Telah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

(3) Mata pelajaran yang disiapkan menggunakan pengantar bahasa Inggris mencakup :

(a) SMP, meliputi : Matematika, Biologi, Fisika, Sejarah, Geografi, dan Kertangkes atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

commit to user

(29)

(b) SMA, meliputi : Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah,dan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

c) Proses Belajar Mengajar, meliputi :

(1) Pendekatan kelas imersi menggunakan pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

(2) Penggunaan metode belajar secara interaktif dan multi arah dengan siswa sebagai subjek belajar.

(3) Proses belajar kelas imersi sama dengan kelas reguler.

Perbedaannya terletak pada penggunaan bahasa asing (bahasa Inggris) sebagai bahasa pengantar.

(4) Waktu belajar sama dengan waktu belajar kelas reguler, apabila diperlukan sekolah dapat menambah jam pelajaran sesuai dengan kebutuhan.

(5) Jadwal pelajaran ketujuh mata pelajaran yang diimersikan disarankan agar diajarkan pada jam-jam awal dimana kondisi para siswa masih segar sehingga siswa bisa menangkap materi pelajaran yang diajarkan dengan baik, selain itu kelas imersi harus tetap mengikuti kalender pendidikan nasional.

(6) Buku pelajaran yang digunakan untuk kelas imersi adalah buku teks yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris maupun buku-buku lain yang belum diterjemahkan dalam bahasa Inggris.

d) Tenaga Pendidik dan Kependidikan, meliputi :

(1) Mampu menggunakan bahasa inggris yang aktif sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran yang dinilai oleh tim pengembang kelas imersi provinsi Jawa Tengah.

(2) Mampu menyusun rencana pengajaran dan silabus dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar.

(3) Mampu menyusun materi pelajaran dalam bahasa Inggris yang mudah dipahami oleh para siswa. commit to user

(30)

(4) Mampu menyusun instrument penilaian yang diperlukan dalam bahasa Inggris.

(5) Memiliki kualifikasi pendidikan S1/D4.

(6) Memiliki sertifikat pelatihan bahasa Inggris.

(7) Rasio guru berbanding siswa adalah 1:25.

(8) Tenaga kependidikan dalam jangka panjang mampu memberikan layanan dan informasi pendidikan bahasa Inggris.

e) Sarana dan Prasarana, meliputi :

(1) Memiliki ruang kelas yang memadai sesuai dengan standar nasional pendidikan.

(2) Memiliki sarana dan prasarana penunjang pembelajaran sesuai standar nasional pendidikan.

f) Standar Pengelolaan, meliputi :

(1) Terakreditasi A oleh badan akreditasi provinsi sekolah/madrasah (2) Memiliki perencanaan sekolah

(3) Didukung oleh masyarakat dibuktikan dengan surat dukungan komite sekolah.

g) Standar Pembiayaan, meliputi :

(1) Pembiayaan kelas imersi bersumber dari pemerintah/pemerintah daerah.

(2) Guna akselerasi peningkatan mutu, dimungkinkan dukungan dan partisipasi pembiayaan yang bersumber dari orang tua dan masyarakat.

h) Standar Penilaian

Penilaian kelas imersi menggunakan penilaian nasional sesuai standar nasional pendidikan (Dinas P dan K, 2008 : 9-12).

d. Manajemen Program Imersi

Penyelenggaraan kelas imersi juga memerlukan persiapan yang matang.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah guna mempersiapkan kelas imersi dengan baik termasuk dalam hal pengelolaannya ketika kelas imersi siap untuk dibuka agar dalam pelaksaan program imersi ini commit to user

(31)

bisa berlangsung dengan baik dan tidak menyimpang dari ketentuan. Adapun hal- hal yang perlu dilakukan sekolah, antara lain :

1) Perencanaan, meliputi :

a) Persiapan dan kelayakan sumber daya manusia (SDM)

(1) Siswa, guru, karyawan, wakil kepala sekolah dan kepala sekolah serta SDM yang terlibat dalam kelas imersi.

(2) Rapat-rapat pendahuluan untuk menentukan unsur-unsur SDM pendukung program kelas imersi yang merupakan persiapan- persiapan yang dilakukan oleh sekolah penyelenggara.

b) Administrasi

(1) Administrasi kelas imersi sama dengan kelas reguler

(2) Administrasi kelas imersi diusahakan oleh sekolah penyelenggara ditulis dalam bahasa Inggris, seperti daftar hadir dan satuan pelajaran.

c) Struktur organisasi

Struktur organisasi kelas imersi atau tim imersi berada dibawah struktur organisasi sekolah dan struktur kepala sekolah yang merupakan ketua tim imersi.

d) Perekrutan guru

(1) Pemilihan guru kelas imersi dilakukan oleh tim imersi sekolah penyelenggara.

(2) Guru kelas imersi diutamakan berasal dari sekolah penyelenggara dan apabila diperlukan sekolah dapat merekrut guru dari luar sekolah yang bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan.

e) Seleksi penerimaan siswa

(1) Calon siswa kelas imersi berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten/Kota tempat sekolah penyelenggara

(2) Siswa diseleksi oleh sekolah penyelenggara dan kriteria seleksi dapat ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan.

commit to user

(32)

2) Pengelolaan kelas imersi, kegiatannya meliputi : a) Pembentukan tim imersi

Kepala sekolah bekerja sama dengan dewan guru dan komite sekolah dari sekolah penyelenggara membutuhkan dan mengangkat tim imersi sebagai pelaksana kegiatan kelas imersi yang bertugas :

(1) Menyusun program imersi yang meliputi kurikulum, silabus, sistem pengujian, sarana dan prasarana serta pendanaan.

(2) Melaksanakan sosialisasi ke dalam dan kel luar sekolah (3) Menentukan dan memilih calon siswa kelas imersi

(4) Menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan standar kompetensi (5) Membangun kerjasama dengan lembaga lain pada tingkat lokal,

regional, nasional atau internasional

(6) Mengevaluasi program imersi dan mencari solusi masalah yang dihadapi

(7) Menyusun laporan kegiatan program kelas imersi.

b) Koordinasi tim imersi

Koordinasi tim dilaksanakan secara vertikal dan horizontal beserta kepala sekolah/wakilnya dan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, kepala Dinas P&K Provinsi bertugas sebagai pelaksana koordinasi vertikal. Sedangkan wakil kepala sekolah untuk urusan sarana dan prasarana beserta humas, kesiswaan, komite sekolah, MGMP, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah/instansi terkait dan stake holder nya bertugas sebagai pelaksana koordinasi horizontal.

c) Kegiatan kelas

(1) Kegiatan tambahan berupa pembelajaran dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia dapat dilaksanakan untuk semua mata pelajaran imersi.

(2) Evaluasi hasil belajar siswa pelaporannya ditulis dalam bahasa Inggris, sedangkan buku rapor tetap dalam bahasa Indonesia.

commit to user

(33)

3) Pelaksanaan kegiatan

Hal-hal yang menunjang pelaksanaan program imersi, antara lain : a) Sosialisasi kelas imersi

(1) Sekolah atau tim imersi melakukan sosialisasi secara internal melalui tatap muka langsung atau tidak langsung lewat media massa.

(2) Sosialisai internal ditujukan kepada semua warga sekolah dan komite sekolah, sedangkan sosialisai eksternal ditujukan kepada stake holder pendidikan, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat pendidikan, pemda dan lembaga atau instansi terkait lainnya.

b) Pelatihan bahasa Inggris

(1) Sekolah menyelenggarakan pelatihan bahasa Inggris bagi guru kelas imersi sekurang kurangnya dua kali seminggu selama 90 menit untuk setiap pertemuannya dibawah koordinasi tim imersi Provinsi, Kabupaten/Kota sebelum membuka kelas imersi.

(2) Pengajar dalam pelatihan bahasa Inggris bagi guru-guru kelas imersi berasal dari perguruan tinggi atau lembaga bahasa yang ditunjuk oleh tim imersi sekolah.

(3) Pada periode enam bulan berikutnya, sekolah menyelenggarakan peer dan micro teaching bagi guru yang telah mengikuti pelatihan bahasa Inggris.

4) Pengawasan

Hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan kelas imersi, antara lain : a) Pelaksanaan pengawasan

Pengawasan kegiatan kelas imersi dilaksanakan oleh satu tim yang terdiri dari unsur-unsur :

(1) Internal

Dinas P&K Provinsi Jawa Tengah membutuhkan tim khusus untuk melakukan pengawasan yang terdiri dari unsur-unsur :

(a) Dinas P&K Provinsi Jateng

(b) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota commit to user

(34)

(c) Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota (d) Perguruan Tinggi

(e) Lembaga bahasa asing

(f) Pengawas SMP/SMA Kabupaten/Kota (g) Komite sekolah penyelenggara kelas imersi (2) Eksternal

Pengawasan dilakukan secara langsung dan terus-menerus tanpa adanya tim khusus yang terdiri dari :

(a) Masyarakat sekitar (b) Orang tua/wali siswa

(c) Unsur legislatif Kabupaten/Kota b) Obyek pengawasan

Meliputi pelaksanaan belajar mengajar, kurikulum, personalia, evaluasi, keuangan, dan fasilitas.

c) Tujuan pengawasan

(1) Untuk mengetahui jalannya pelaksanaan kelas imersi

(2) Untuk mengukur keberhasilan dalam prlaksanaan kegiatan kelas imersi.

(3) Untuk memberikan masukan guna menungkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan kelas imersi.

d) Jenis pengawasan

Pengawasan dalam kegiatan kelas imersi dilaksanakan secara langsung baik secara internal maupun secara eksternal.

e) Metode pengawasan

Meliputi pengamatan, kuisioner dan wawancara.

f) Pelaporan hasil pengawasan

Kepada Dinas P&K Provinsi Jawa Tengah dengan tembusan kepada semua pihak yang terkait hasil pengawasan dilaporkan secara berkelanjutan sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu semester, yaitu awal semester, pertengahan, dan akhir semester.

commit to user

(35)

Penyelenggaraan kelas imersi membutuhkan banyak persiapan yang matang sehingga pencapaian hasil yang diharapkan dari adanya kelas imersi dapat optimal. Sekolah juga perlu melakukan evaluasi terus-menerus untuk meningkatkan kualitas kelas imersi karena kelas imersi bukan hanya fokus pada pengajaran bahasa Inggris, tetapi kompetensi dasar siswa juga harus terpenuhi (Dinas P dan K, 2008 : 15-25).

e. Komponen Pokok Pembelajaran Imersi

Pada dasarnya pembelajaran dalam bahasa Inggris menggunakan pendekatan sistem sehingga sekolah dipandang sebagai sistem. Sekolah sebagai sistem yang tersusun dari komponen-komponen baku dan saling terkait untuk mencapai tujuan, yaitu konteks, input, proses, output, dan outcome.

1) Konteks

Konteks adalah eksternalisasi sekolah yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus diinternalisasikan ke sekolah.

Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan membuat sekolah sebagai bagian dari konteks dan bukannya mengisolasi darinya.

Konteks meliputi kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, dukungan pemerintah, tuntutan globalisasi dan otonomi, tuntutan pengembangan diri dan sebagainya.

2) Input

Input adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses.

Input yang dimaksud meliputi harapan sekolah (visi, misi, tujuan), kurikulum, ketenagaan, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, peraturan perundang- undangan termasuk regulasi sekolah, struktur organisasi yang disertai deskripsi tugas dan fungsi, dan sistem administrasi.

3) Proses

Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.

Sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses disebut input dan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (sekolah), proses yang dimaksud meliputi proses belajar mengajar, manajemen sekolah dan kepemimpinan sekolah. commit to user

(36)

4) Output

Output merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan di sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari segi kualitas, efektivitas, produktivitas, efisiensi, dan inovasi dalam proses penyelenggaraan sekolah. Khusus yang berkaitan dengan kualitas dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta didik menunjukkkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi akademik dan prestasi non akademik.

5) Outcome

Outcome adalah dampak tamatan setelah kurun waktu agak lama.

Outcome pendidikan meliputi kesempatan melanjutkan sekolah, kesempatan kerja, pengembangan diri, dan pengembangan sosial-ekonomi masyarakat. Untuk mengetahui outcome, sekolah harus melakukan studi penelusuran pengamatan (Depdiknas dalam Handayani, 2007 : 22).

f. Tipe Pembelajaran dalam Imersi

Implementasi pembelajaran dalam bahasa Inggris harus menghindari dihasilkannya lulusan dengan bahasa Inggris kelas dua karena jeleknya tata bahasa dan ucapan. Perlu diperhatikan beberapa hal agar program pembelajaran dalam bahasa Inggris dapat diimplementasikan dengan tingkat pencapaian yang tinggi dalam kompetensi bidang studi maupun kompetensi dalam bahasa Inggris.

Tingkat pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bahasa Inggris ditandai dengan keterampilan berbahasa Inggris yang lancar dan akurat, baik dari segi tata bahasa maupun ucapan.

Beberapa negara yang telah mengimplementasikan program semacam ini (misalnya Kanada, Australia, Hongaria, Firlandia, dan Hongkong) dengan guru yang kompetensinya dalam bahasa target tinggi (bahkan dengan penutur asli) dan sarana pendukung yang memadai pada umumnya melaporkan hasil bahwa :

1) Capaian kompetensi dalam bidang studi di kelas tersebut sebanding dengan kelas reguler.

2) Penguasaan yang tinggi dan seimbang dalam bahasa target (bahasa yang hendak dikuasai) dan bidang studi biasanya sulit dicapai secara bersamaan. commit to user

(37)

Artinya, pencapaian yang tinggi dalam satu aspek cenderung disertai dengan pencapaian yang agak rendah dalam aspek lainnya. Apabila pencapaian dalam bahasa target tinggi, pencapaian kompetensi dalam bidang studi tidak setinggi pencapaiannya dalam bahasa target dan sebaliknya.

3) Penguasaan bahasa lulusan/siswa dalam bahasa target jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan/siswa yang mengikuti kelas reguler, tetapi tidak sepadan dengan kemampuan penutur asli karena diwarnai oleh sejumlah kesalahan tata bahasa dan ucapan.

Pembelajaran imersi menurut Lenker & Rhodes (2007) terdiri dari 2 tipe utama, yaitu:

a. Imersi parsial (partial immersion program)

Adalah suatu program dimana pembelajaran dilaksanakan kira-kira 50% dari kegiatan pembelajaran yang ada dengan menggunakan bahasa kedua atau bahasa target. Tujuan imersi parsial yaitu secara fungsional lancar dalam penggunaan bahasa kedua, untuk penguasaan (mastery) materi ajar mata pelajaran tertentu yang diajarkan dengan menggunakan bahasa asing.

b. Imersi total (total immersion program)

Adalah suatu program dimana semua mata pelajaran di tingkat yang lebih rendah (lower grade/grade 1-2) diajarkan dalam bahasa target. Instruksi dalam bahasa Inggris biasanya meningkat sekitar 20-50% pada tingkat sekolah dasar yang lebih tinggi (upper grade/grade 3-6), tergantung pada program yang akan dilaksanakan. Program ini biasanya disusun secara berurutan, kumulatif, berkesinambungan. Program ini mungkin berlanjut untuk jenjang SMP (middle school) dan SMA (high school) dengan kelas yang diajarkan dalam bahasa target.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sanesac (2002 : 85) dalam jurnalnya “ Two-Way Bilingual Immersion : A Portrait of Quality Schooling” menyatakan bahwa telah banyak sekolah yang menawarkan program imersi di Amerika. Variabilitas dalam desain program dan pelaksanaanya berguna untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang berpengaruh commit to user

(38)

terhadap efektivitas program tersebut. Prestasi siswa dalam membaca dan menulis dalam bahasa Inggris, studi matematika dan sains dalam bahasa Inggris yang dulunya tidak lebih dari 50% mengalami peningkatan.

Variability in program design and delivery of such programs, it is useful to identify factors that may contribute to the effectiveness of this model. Provides evidence that student consistently attan high level of achievement in english reading and writing, math, science, and social studies despite receiving instruction in english for no more than 50% of the time (Sanesac, 2002 : 85).

Dalam jurnal “The Astounding Effectiveness of Dual Language Education for All”, Collier dan Thomas (2004 : 1) menyatakan bahwa sekolah dual bahasa dapat mengubah pengalaman guru, administrator, dan orang tua menjadi komunitas sekolah inklusif dan mendukung bagi semua. Akan tetapi dengan adanya model dual bahasa maka akan timbul dwibudaya. Bagi siswa lulusan kelas bilingual maka cenderung akan lebih mahir berbahasa Inggris dari pada bahasa warisan mereka.

Dual language schooling also can transform the experience of teachers, administrators, and parents into an inclusive and supportive school community for all. Dual language models, including heritage language programs for students of bilingual and bicultural ancestry who are more proficient in English than in their heritage language (Collier and Thomas, 2004 : 1).

Fifin dan Sjahudi (2010 : 75) dalam jurnalnya yang berjudul “Perbedaan Self-Confidence dan Self-Regulated Learning antara Siswa Kelas Imersi dan Siswa Reguler” menyatakan bahwa, tujuan diselenggarakan program Imersi antara lain untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris bagi guru dan siswa. Siswa yang dapat mewujudkan tujuan diselenggarakannya program Imersi adalah siswa yang mempuyai self-confidence yang tinggi dan self- regulated learning yang baik. Dan dari penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan self-confidence dan self regulated learning yang sangat signifikan antara siswa kelas imersi dan kelas reguler. Self-confidence itu ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Seorang anak yang mempuyai self-confidence, umumnya akan lebih merasa tenang dan dapat berfikir positif. commit to user

(39)

Jika seorang siswa mempuyai self-confidence yang baik, maka tidak menutup kemungkinan self-regulated learning yang dimiliki akan ikut meningkat.

Dibanding dengan penelitian terdahulu mengenai pelaksanaan program imersi, penelitian ini tidak hanya berfokus kepada penelitian tentang penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar maupun meneliti kepercayaan diri dan belajar mandiri dari anak imersi. Akan tetapi, dalam penelitian ini nantinya akan diteliti mengenai seperti apa pencapaian pelaksanaan program imersi jika dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dari segala aspek yang ada, termasuk proses pembelajarannya.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah penelitian yang digambarkan dengan skema menyeluruh dan sistematis.

Setelah mempunyai teori yang mendukung penelitian ini, maka dapat dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut :

Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi menuntut dunia pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan diarahkan pada peningkatan mutu pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yanag memiliki kompetensi yang diisyaratkan, sedangkan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau terserap pada dunia kerja atau dunia industri. Aspek-aspek tersebut diimplementasikan ke dalam upaya peningkatan mutu di bidang pendidikan terutama sekolah. Salah satu bentuk implementasinya yaitu dengan penyelenggaraan program imersi.

Program imersi merupakan salah satu program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jateng. Penguasaan bahasa Inggris dan perkembangan iptek yang pesat merupakan latar belakang penyelenggaraan kelas imersi. Bahasa Inggris menjadi perantara komunikasi di dunia internasional serta iptek yang lebih banyak berasal dari mancanegara menuntut pemerintahan commit to user

(40)

menyelenggarakan program pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

SMAN 2 Karanganyar adalah salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara program kelas imersi.

Salah satu ukuran keberhasilan suatu program pendidikan dapat dilihat dari berlangsungnya proses belajar mengajar. Baik buruknya pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas Imersi menentukan berhasil tidaknya program tersebut. Dalam pelaksanaannya, program imersi tidak selalu berjalan mulus, terdapat kendala baik dari segi persiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Oleh karena itu, sekolah penyelenggara program imersi terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi berbagai kendala tersebut agar tercapai tujuan penyelenggaraan kelas imersi, yaitu mencetak siswa yang mahir berbahasa Inggris, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat melanjutkan studinya ke luar negeri.

Berdasarkan uraian di atas, penyelenggaraan program imersi oleh pemerintah provinsi Jawa Tengah terdapat mengalami berbagai kendala dalam segi persiapan maupun pelaksanaan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi untuk dapat diberikan saran demi keberhasilan program. Untuk mempermudah pemahaman diberikan ilustrasi kerangka pemikiran seperti pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Program imersi di SMA Negeri 2

Karanganyar

Persiapan Pelaksanaan

Saran untuk Keberhasilan Progam Imersi

Evaluasi Hasil evaluasi

commit to user

(41)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Karanganyar, Jl. Ronggowarsito, Bejen. Alasan pemilihan SMAN 2 Karanganyar sebagai tempat penelitian ini adalah karena merupakan salah satu SMA yang menyelenggarakan kelas imersi di daerah Karanganyar, mempunyai data atau informasi yang memadai untuk kepentingan penelitian, dan di SMA tersebut belum pernah dijadikan obyek penelitian mengenai penyelenggaraan imersi sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan manfaat pada sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan lamanya penelitian ini berlangsung, mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Dibawah ini disajikan tabel rincian kegiatan penelitian.

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian

Kegiatan 2012

Feb Mar Apr Mei Jun

a. Persiapan

1) Pengajuan Judul 2) Penyusunan Proposal 3) Ijin Penelitian

b. Pelaksanaan

1) Pengumpulan Data 2) Analisis Data 3) Penarikan

Kesimpulan c. Penyusunan Laporan

commit to user

(42)

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Dalam mengkaji sebuah permasalahan secara utuh dan lengkap diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat.

Penelitian ini menggunakan bentuk deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada dengan memperhatikan karakteristik, kualitas, serta keterkaitan antara kegiatan (Sukmadinata, 2011 : 72).

Pada penelitian ini, peneliti berusaha memecahkan masalah yang diselidiki mengenai penyelenggaraan kelas imersi dengan cara menggambarkan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ditemui sebagaimana adanya baik berupa kata-kata tertulis, lisan dari orang-orang maupun perilaku yang dapat diamati.

2. Strategi Penelitian

Agar penelitian dapat mencapai hasil yang optimal, diperlukan suatu strategi penelitian. Starategi penelitian dapat dikatakan sebagai cara seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Strategi-strategi yang digunakan seorang peneliti ini akan menentukan hasil dari apa yang ia teliti, dan juga mengenai sumber-sumber data yang dicari.

Penelitian ini menggunakan strategi tunggal terpancang. Tunggal dalam artian penelitian terarah pada sasaran dengan satu karakteristik. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi, atau satu subyek).

Sedangkan terpancang maksudnya adalah sudah terarah pada batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian (H.B Sutopo, 2006 : 114). Jadi penelitian ini terarah pada satu lokasi yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar dengan batasan penelitian tentang pelaksanaan kelas imersi pada mata pelajaran kimia.

C. Sumber data

Sumber data merupakan sumber dimana data diperoleh. Data tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data. Dalam memilih sumber data, peneliti harus commit to user

(43)

benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan juga validitasnya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil data atau informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip.

1. Informan

Dalam penelitian pada umumnya, jenis sumber data yang berupa manusia dikenal sebagai responden. Istilah ini digunakan karena peneliti dianggap memiliki posisi yang lebih penting dibanding dengan responden yang hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap apa yang diinginkan oleh peneliti. H.B Sutopo (2006 : 58) menyatakan bahwa di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut dengan informan daripada responden, karena posisi peneliti dan informan dipandang memiliki kedudukan yang sama pentingnya.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar, Ketua Bidang Imersi, Guru Kimia kelas XI imersi, dan Siswa kelas imersi.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah SMA Negeri 2 Karanganyar. Dari lokasi tersebut akan muncul beragam fenomena yang merupakan peristiwa yang ;akan digunakan sebagai data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu tentang pelaksanaan kelas imersi pada mata pelajaran kimia.

3. Dokumen dan Arsip

Sekolah merupakan lembaga formal. Oleh karena itu kerapian dalam administrasi menjadi bagian yang penting sehingga dokumen atau arsip yang telah tertata dapat dijadikan sebagai sumber data apabila terdapat hubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Dokumen dan arsip biasanya merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Bila ia merupakan catatan yang bersifat formal dan terencana dalam organisasi sebagai commit to user

(44)

bahan dari mekanisme kegiatannya, ia cenderung disebut arsip (H.B Sutopo, 2006 : 61).

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya (Sukmadinata, 2011 : 252).

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil tidak mutlak jumlahnya.

Artinya sampel yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memiliki tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Mardalis, 2007 : 58). Sampel juga diambil dari berbagai sumber dan dapat dipilih lagi untuk memperluas dan menambah informasi yang telah diperoleh sehingga dapat saling mengisi. Sampel penelitian ini adalah :

1. Guru kimia kelas XI imersi 2. Siswa kelas XI imersi

3. Proses belajar mengajar kimia di kelas imersi

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Untuk memecahkan permasalahan dengan tuntas, dalam penelitian ini diperlukan data yang valid dan reliabel. Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Menurut Sugiyono (2009 : 317), “wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk commit to user

(45)

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”. Sedangkan Mardalis (2007 : 64), menyatakan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si peneliti.

Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan percakapan atau dialog antara dua pihak sehingga diperoleh keterangan yang mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan terlebih dahulu menyusun kerangka pertanyaan yang relevan dengan permasalahan. Kerangka pertanyaan tersebut dimaksudkan sebagai pedoman sehingga dalam melaksanakan wawancara meskipun informan dibebaskan untuk menjawab tetapi tetap mengarah pada maksud pewawancara.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011 : 220). Sedangkan observasi menurut Mardalis (2007 : 63) merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik observasi berperan pasif dan terstruktur untuk mengamati perilaku yang muncul di lokasi penelitian.

Dalam observasi ini, peneliti telah merancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan di mana tempatnya, serta peneliti sifatnya hanya mengamati fenomena dan tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas yang sedang diamati.

commit to user

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Program imersi di SMA Negeri 2
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Proposal
+4

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat Desa Pulau Gemantung, dalam bidang agama memiliki keinginan yang sangat tinggi untuk mempelajarinya, seprti halnya kegiatan pengajian

Studi ini dimaksudkan untuk: (1) mengetahui faktor yang membuat siswa tertarik dengan show-and-tell, (2) mengidentifikasi faktor yang melatarbelakangi guru untuk menerapkan

Proyek Akhir yang penulis buat ini bertujuan untuk meningkatkan image dari kota Tegal,.. yaitu kota asal orang tua

Dilihat dari garis trend di atas, nasabah dengan tingkat suku bunga 2% yang melakukan keterlambatan dalam pembayaran dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 jumlahnya cenderung

Ada hubungan yang erat antara pariwisata (tourism), perjalanan (travel), rekreasi (recreation), waktu senggang (leisure) dan jika dikaitkan satu sama lain maka kita

siswa lain sesuai dengan intruksi dari guru. Siswa yang mendapatkan lemparan. pertanyaan dari siswa lain

Mempertimbangkan kondisi faktual bahwa sektor pertanian masih berkontribusi terhadap perekonomian Masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat, penelitian

Gambar 4.56 Presentase Jenis Kendaraan Di Jalan Bandara Jendral Ahmad Yani111 Gambar 4.57 Grafik Volume Lalu-lintas Di Bundaran