KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH MELALUI
PENINGKATAN PERAN DAN KONTRIBUSI LEMBAGA IPTEK DAERAH
UNTUK
PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL DR. AFRIADI S. HASIBUAN, MPA; Mcom
Disampaikan dalam acara Workshop DRN dengan judul: Penguatan Kelembagaan IPTEK Daerah untuk Peningkatan Kemandirian dan
Daya Saing Nasional
Rabu, 25 Juni 2014
JAKARTA
PERTEMUAN INI ADALAH BERTUJUAN UNTUK MERUMUSKAN STRATEGI
DAN PROGRAM PENGUATAN
KELEMBAGAAN IPTEK DI DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING
DAN KEMANDIRIAN BANGSA MEMASUKI ERA
PERDAGANGAN BEBAS ASEAN AGAR LEBIH
BERKESINAMBUNGAN DAN BERKELANJUTAN.
DALAM MERUMUSKAN STRATEGI TERSEBUT
DIHARAPKAN AKAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH BERDASARKAN
PENGUATAN
KELEMBAGAAN IPTEK DI DAERAH UNTUK LEBIH
BERNILAI DAN BERMAKNA BAGI
PEMBANGUNAN DAERAH SEHINGGA
LEBIH
BERKESINAMBUNGAN DAN BERKELANJUTAN.
PENGANTAR
OUTLINE PAPARAN
PENGANTAR;
ARTI PEMERINTAHAN dan LITBANG;
KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH;
PENINGKATAN PERAN DAN KONTRIBUSI BALITBANG DAERAH;
PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL;
KESIMPULAN.
ADA 3 PERTANYAAN YANG PERLU DIJAWAB DARI TOPIK YANG DIBERIKAN TERSEBUT:
1. ARTI PEMERINTAHAN DAN LITBANG?
2. APAKAH YANG DIMAKSUD KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH?
3. D A R I J AWA B A N P O I N T D I ATA S ,
B A G A I M A N A K I TA M E M B A N G U N
PENGUATAN IPTEK DAERAH DALAM
MENDUKUNG KEMANDIRIAN DAN
D AYA S A I N G D A E R A H D A L A M
MEMASUKI ERA MASYARAKAT ASEAN?
Perpres No.24 thn 2010 ttg Kementerian Negara PP No.79 thn 2005 ttg BINWAS
dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah UU No.39 thn 2008 ttg Kementerian Negara UU No.32 thn 2004 ttg Pemerintahan Daerah
UU No.18 thn 2002, ttg Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dasar Hukum
Permendagri No.20 thn 2011 ttg Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kemendagri dan Pemerintahan Daerah
Perber Menristek & Mendagri No.03 & 36 thn 2012 ttg Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
“TERWUJUDNYA KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DALAM NEGERI YANG BERKUALITAS
BERDASARKAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN”
PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Pemerintahan dapat dipahami melalui dua
pengertian:
di satu pihak
dalam arti “fungsi pemerintahan” (ke giatan
pemerintahan);
Di lain pihak dalam arti “organisasi
pemerintahan” (ku mpulan dari
kesatuan-kesatuan pemerintahan);
EFISIENSI DAN
EFEKTIVITAS
(SEJAHTERA DAN CERDAS)
TUGAS DAN FUNGSI KEMENDAGRI
1. PERPRES NO.24 THN 2010 ttg Kementerian bahwa KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEMPUNYAI TUGAS MENYELENGGARAKAN URUSAN DI BIDANG “PEMERINTAHAN DALAM NEGERI” DALAM PEMERINTAHAN UNTUK MEMBANTU PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN NEGARA (PASAL 66);
2. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, MEMPUNYAI TUGAS “MELAKSANAKAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN D I B I D A N G P E M E R I N TA H A N D A L A M N E G E R I D A N MELAKSANAKAN “PEMBINAAN” KELITBANGAN” KE PEMDA DIBIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI.
Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan, mengurus kesejahteraan rakyat,
dan pembangunan masyarakat dengan melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan dalam negara
Peraturan Presiden no. 24 tahun 2010
Pasal 88
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87, Badan Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri; dan
4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan.
Peran Litbang
v Dikaitkan dengan berbagai persoalan dan perkembangan isu strategis, maka keberadaan dan peran penelitian dan pengembangan semestinya akan menjadi sangat penting dan strategis;
v Sudah saatnya peran berbagai institusi penelitian dan pengembangan segera dikedepankan sebagai sumber penyedia berbagai rekomendasi kebijakan atas dasar research policy yang akan ditetapkan oleh para penyelenggara pemerintahan;
v Dari berbagai institusi inilah diharapkan dapat lahir berbagai kebijakan strategis yang secara tepat mampu mengakomodir kepentingan dan aspirasi masyarakat berdasarkan penelitian kebijakan.
BaLitBang Kemendagri
Pentingnya Kegiatan Kelitbangan
1. Mengembangkan konsepsi pembaruan sistem agar seiring dengan perkembangan dan persaingan di era globalisasi;
2. Melakukan penelitian kebijakan pada tingkatan makro dan pengembangannya pada tingkat mikro serta
mengembangkan inovasi agar hasilnya dapat menjadi acuan bagi pengembangan kebijakan dan/atau
program pembangunan;
3. Mengembangkan model-model yang relevan dan pengembangan layanan yang profesional;
4. Mengevaluasi sistem dan pengendalian mutu.
BaLitBang Kemendagri
Litbang dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Agar penelitian/kajian menghasilkan kebijakan strategis yang berkualitas harus didukung metodologi yg sahih & valid è tantangan
Litbang untuk mendukung kemajuan Iptek: (UU No. 18/2002)
è Tingkatkan peran aktif masyarakat.
è Tingkatkan kapasitas SDM di daerah.
Kelembagaan litbang sebagai alternatif perampingan organisasi Pemda è membutuhkan Jabfung Peneliti.
Kemendagri melakukan langkah-langkah fasilitasi:
• Berdayakan daerah dengan membentuk balitbangda.
• Sistem rekruitmen SDM Jabfung Peneliti.
• Peningkatan kompetensi Jabfung Peneliti (bimtek, workshop, seminar, dll).
BaLitBang Kemendagri
Strategi Penguatan Fungsi Litbang
1. Memantapkan lembaga penelitian dan pengembangan;
2. Meningkatkan peran lembaga penelitian dan pengembangan sebagai dapur kebijakan (think tank) pemerintah;
3. Pemetaan kebutuhan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;
4. Memfokuskan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri sesuai dengan konstitusi nasional dan cita-cita pendiri bangsa;
5. Merumuskan sistem dan prosedur pengelolaan penelitian dan pengembangan satu pintu;
6. Memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan baik yang dikelola oleh lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah maupun lembaga sejenis di luar pemerintah;
BaLitBang Kemendagri
Strategi Penguatan Fungsi Litbang
7. Menjamin ketersediaan tenaga penelitian dan
pengembangan (tenaga inti dan tenaga pendukung lainnya) baik kualitas maupun kuantitasnya;
8. Menetapkan dan menerapkan standar profesionalisme, budaya kerja, dan etika;
9. Menjamin ketersediaan pembiayaan kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan;
10. Meningkatkan sarana dan prasarana;
11. Mengembangkan dan atau memaksimalkan sarana penunjang;
12. Melakukan analisis kebutuhan penelitian dan
pengembangan, menyusun grand design dan road map penelitian dan pengembangan.
BaLitBang Kemendagri
Lanjutan
PRIORITAS RPJMN 2010-2014
• Reformasi Birokrasi & Tata Kelola
(1)
• Pendidikan
(2)
• Kesehatan
(3)
• Penanggulangan Kemiskinan
(4)
• Ketahanan Pangan
(5)
• Infrastruktur
(6)
• Iklim Investasi & Iklim Usaha (7)
• Energi
(8)
• Lingkungan Hidup & Pengelolaan Bencana
(9)
• Daerah Tertinggal, Terdepan, Pascakon@lik
(10)
• Kebudayaan, Kreativitas & Inovasi Teknologi
(11)
• Bidang Polhukam
(12)
• Bidang Perekonomian (13)
• Bidang Kesejahteraan Rakyat
(14)
TEMA PEMBANGUNAN TAHUNAN & ISU STRATEGIS NASIONAL (RKP)
2
PENGERTIAN SISTEM INOVASI, MENUNJUKKAN EMPAT (4) HAL YANG SAMA:
1) Pertama, ada penekanan bahwa inovasi adalah proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa perubahan teknologi tidak banyak dipertimbangkan sebagai pengembangan material, tetapi lebih sebagai suatu rekombinasi dari pengetahuan (yang seringkali sudah ada) atau penciptaan kombinasi-kombinasi baru. Proses pembelajaran ini bergantung pada keterlibatan banyak aktor yang mempertukarkan pengetahuan, aktor-aktor ini terdiri dari berbagai organisasi, meliputi perusahaan, pemerintah, dan lembaga penelitian.
2) Kedua, ada penekanan pada peranan lembaga.
Lembaga dapat dianggap sebagai ketentuan, regulasi, dan rutinitas yang membentuk ruang kemungkinan bagi aktor- aktor. Dengan ini, lembaga merupakan penggerak maupun hambatan penting bagi inovasi (Suurs, 2009).
3) Ketiga, sistem inovasi menekankan hubungan antara aktor dan lembaga atau adanya gagasan tentang suatu sistem. Perspektif sistem menunjukkan adanya pendekatan holistik. Holistik dalam sistem inovasi berarti bahwa kinerja suatu sistem inovasi tidak dapat dianggap sebagai fungsi linear dari unsur- unsurnya. Sebaliknya, hal tersebut merupakan hasil dari 6 banyak hubungan di antara unsur-unsurnya.
4) Keempat, sistem inovasi menekankan pentingnya interaksi yang berkelanjutan di antara banyak proses dimana semua proses ini berjalan paralel dan memperkuat satu sama lain melalui mekanisme umpan balik positif. Jika umpan balik semacam ini diabaikan, apakah oleh pembuat kebijakan ataupun oleh pengusaha, maka hal ini kemungkinan besar menyebabkan kegagalan dalam proses inovasi di seluruh sistem (Suurs, 2009).
Dengan demikian sistem inovasi sebenarnya mencakup basis:
Basis ilmu pengetahuan dan teknologi (termasuk di dalamnya aktivitas pendidikan, aktivitas
penelitian dan pengembangan, dan rekayasa);
basis produksi (meliputi aktivitas-aktivitas nilai
tambah bagi pemenuhan kebutuhan bisnis dan non bisnis serta masyarakat umum); dan
Basis pemanfaatan dan difusinya dalam masyarakat;
serta
Basis proses pembelajaran yang berkembang.
I N O V A S I D A P A T M E N J A D I S U M B E R KEUNGGULAN KOMPETITIF (
Mc.Grath; Tsai; Venkataraman dan Mc. Millian, 1996);
DALAM HAL INI, TERDAPAT 2 ALASAN;
÷
PERTAMA: INOVASI YANG BERHASIL AKAN MENINGKATKAN NILAI PASAR DARI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN INOVATOR TERSEBUT;
÷
K E D U A : B E R D A S A R K A N T H E O R Y RESOURCE-BASED VIEW (RBV), DENGAN KEMAMPUAN INOVASI, PRODUK AKAN MENJADI LEBIH SULIT DITIRU.
DARI ARGUMENT DIATAS, MAKA:
SELANJUTNYA
DENGAN DEMIKIAN, INOVASI MERUPAKAN SALAH SATU
FAKTOR PELANCAR TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL YANG MERUPAKAN INTI DARI PEMBANGUNAN MASYARAKAT;
PERUBAHAN ITU TERJADI SEBAGAI WUJUD PENERAPAN INOVASI, OLEH KARENA ITU, SAATNYA UNTUK
DISOSIALISASIKAN DENGAN CARA:
1.
ANGGOTA SISTEM SOSIAL YANG MENERIMA INOVASI;
2.
AGEN PEMBAHARU YANG MEMBAWA IDE/
INOVASI;
3.
TOKOH MASYARAKAT YANG MENJADI SUMBER KEPUTUSAN PENGADOPSIAN INOVASI;
4.
SALURAN ATAU SISTEM KOMUNIKASI YANG
DIGUNAKAN DALAM PROSES SOSIALISASI
.1. Komitment politik melalui Peraturan Perundangan;
2. Komitment pendayagunaan penataan ekonomi daerah yang baik bagi pengembangan ekonomi lokal yang berkesinambungan ;
3. Komitment meningkatkan kecerdasan masyarakat melalui Pengembangan IPTEK untuk menjadi daerah yang berprestasi;
4. Komitment meningkatkan kerjasama baik nasional maupun regional untuk difusi dan alih teknologi dengan upaya mengikut sertakan partisipasi masyarakat;
5. Komitmen meningkatkan SDM yang terdidik, kreatif dan trampil;
6. Komitment meningkatkan pemanfaatan potensi/produk unggulan dgn memberikan nilai tambah bagi masyarakat yang berorientasi lingkungan hidup berkelanjutan;
7. Komitment meningkatkan kapasitas daerah untuk berdaya saing sehingga tercipta Investasi Daerah yang optimal.
3
24
Kapasitas Pemerintah dan Pemerintah Daerah perlu untuk dikembangkan pemahamannya tentang esensi dari hubungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang efisien dan efektif melalui penelitian dan pengembangan terkoordinatif;
Diperlukan adanya suatu pengembangan atau terobosan
baru dalam pola penyelenggaraan kebijakan pelayanan
publik untuk mengubah mindset dari pelaksana sektoral maupun regional, menjadi kebijakan yang berlandaskan
pada hasil penelitian dan pengembangan ( POLICY IS
BASED ON RESEARCH) ;
Penguatan kelembagaan litbang diperlukan
25Pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah untuk dilakukan dengan 3 (tiga) konsentrasi penting, yaitu:
Ø
1. Individu;
Ø
2. Lembaga;
Ø
3. Sistem.
(Diagram berikut)Dengan demikian, kebersamaan dituntut mulai d a r i p r o s e s f o r m u l a s i p e r e n c a n a a n , pelaksanaan sampai pada pembinaan dan pengawasan.
PENGUATAN LITBANGDA
26
Tataran INDIVIDU
Tataran
KELEMBAGAAN
Tataran SISTEM
- Pengetahuan - Kemampuan - Kompetensi - Etos Kerja
- Tata Cara - Sumberdaya
- Pengambil Keputusan - Struktur Organisasi - Budaya Kerja
- SIM
- Kerangka Aturan - Kebijakan Pendukung
KAPASITAS PEMERINTAH
DAERAH
EFEKTIVITAS KOORDINASI
TERCAPAI
visi, Tujuan
dan Sasaran
tercapai
Keterpaduan
PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH
Oleh karena itu, dalam rangka penguatan SIDa ke depan, sangat dibutuhkan antara
lain:
1.
Komitmen dan konsensus Pemda yang dituangkan dalam bentuk regulasi di Daerah;
2.
Membangun interaksi antar para pelaku di daerah;
3.
Memperkuat kapasitas Balitbangda/Terkait (level Provinsi/Kab/Kota);
4.
Jangka pendek Membuat pilot project (level kab/
kota);
5.
Jangka menengah – panjang konsentrasi pada
peningkatan kompetensi daerah untuk daya saing;
dan pertumbuhan perekonomian daerah.
4
Reposisi BALITBANG Kemendagri & Pemda
Dimensi Kini Akan Datang
Cakupan 1. Reaktif (sesuai permintaan dan kebutuhan komponen/daerah) 2. Memecahkan masalah secara
parsial
3. Statis (kurang kreatif dan inovatif)
4. Berpikir jangka pendek
1. Responsif (memahami tantangan yg d i h a d a p i & m e n j a w a b s e c a r a komprehensif)
2. Mencari dan memecahkan akar masalah (komprehensif)
3. Transformatif dari waktu ke waktu 4. Berpikir jangka panjang (mampu
menuliskan resep pemerintahan dalam negeri masa depan); (VISI/
ARAH)
5. Kreativitas dan inovatif
Kedalaman Menjawab operasionalisasi Kementerian Dalam Negeri saja
M e n c a r i p o n d a s i u n s u r -‐ u n s u r pemerintahan dalam negeri yang keindonesiaan
Hubungan Sistem dan Subsistem
Litbang sbg sebuah sistem an sich Litbang sbg sebuah sistem dan menjadi bagian dari sistem lain yg lbh besar
Budaya Organisasi Status quo Pro perubahan Perspektif 1. Melihat ke dalam (inward looking)
2. Sulit berkembang 3. Internal kelembagaan
1. Melihat ke luar (outward looking) 2. Elit dan membanggakan
3. E k s t e r n a l k e l e m b a g a a n d a n globalisasi
Inward looking Outward looking
KLHS
UU 39/2009
RPJMD RPJMD
RPJPN / D
UU 25/2004, UU 32/2004, PP 8/2008
RPJMN/D
RPJMD RPJMD
RKPD RKPD APBD
VISI MISI
26 / 2007 T R
INTEGRASI 4 DOKUMENT PENTING
Inovasi dan Teknologi
(Undang-Undang No.18 Thn 2002 tentang S N
P3 IPTEK)
stimu lant
stimulant
NEGARA
KE SA TU A N
diacu
mengacu
diacu mengacu
5 tahunan
tahunan
tahunan
Undang-Undang No.18 Thn 2002 tentang S N
P3 IPTEK
Undang-Undang No. 32 Thn 2004
tentang PEMDA
Keterpaduan
5 hal yang perlu dicermati:
1. Globalisasi
2. Perkembangan IPTEK
3. Perkembangan Ekonomi Jaringan 4. Kecenderungan ke arah
Ekonomi Pengetahuan
5. Kecenderungan Tumpuan atas
Ke-khas-an faktor Lokal (Potensi dan Produk Unggulan)
Dokumen Perencanaan Bangda:
1. RPJP Daerah 2. RPJM Daerah 3. Renstra SKPD
4. RKP Daerah 5. Renja SKPD
Ke lima dokumen perencanaan Bangda tersebut saling terkait dan mendukung
UU 18/2002:
SISNAS P3 IPTEK
UU 17/2007: RPJPN/D 2005-2025
RPJMN 2015-2019 RPJMN 2020-2024 Jakstranas Iptek
2010-2014 Jakstranas Iptek
2015-2019 Jakstranas Iptek
2020-2024 Jakstranas Iptek
2005-2009 Jakstranas Iptek
2000-2004
RPJMN 2010-2014 RPJMN 2004-2009
Renstra K/L dan RPJMD
Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah KETERPADUAN IPTEK DENGAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAN DI DAERAH
Integrasi dan Alur Sistem Inovasi Daerah dengan Perencanaan Pembangunan Daerah
RPJP NASIONAL
RPJP DAERAH
RENSTRA K/L (IPTEK)
RPJM NASIONAL
RPJM DAERAH
RENSTRA SKPD
RENJA K/L (IPTEK)
RKP
RKA-K/L
RAPBN
RAPBD
RKA SKPD
RINCIAN APBN
APBN
APBD
RINCIAN APBD
UU. No. 18 Thn 2002
IPTEK
PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PUSAT RKP
DAERAH
RENJA SKPD
UU. No. 3204 PEMDA Diserasikan melalui Musrenbang
Pedoman Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman Dijabarkan Dijabarkan Pedoman
Memperhatikan Acuan
Diacu
Diacu Pedoman
KEBIJ DAN KEPT PERENC K/
L/D/
DAN
PENGANGG R
Infrastructure K/L/D --- (DANA) SUMBERDAYA MANUSIA
PEMBINAAN UMUM DAN TEHNIS
Ak2vitas Pendukung
PENGKAJIAN DAN
PENGEMBAN GAN
TINDAK LANJUT HASIL
Input Ouput
Ak<vitas Utama
Gambar Mekanisme Rantai Nilai (Value Chain).
VISI
RKP RKPD
KOORDINASI KOORDINASI
ARAH
INTEGRASI POTENSI DAERAH BERBASIS SISTEM INOVASI UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH (KPE)
BERDAYA SAING
Potensi Daerah
UU No.
32/2004 psl 13 &
14 (2)
Perencanaan Daerah
Data Informasi
Perencanaan Daerah
Data Informasi
Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah (SDA,SDM
dan SDB)
UU 32/2004 psl 13 dan 14 (2)
Inovasi IPTEK
Inovasi IPTEK
KPE PU D
Attraktif
Technolg &
Socio institu.
inovasi
Harga Mutu Networking Pemasaran
Pasar
UU No.
32/2004 Psl 152 (1) UU No.
32/2004 Psl 152 (1)
OTDA
UU No.
32/2004 Psl 150 (1,2,3)
UU No.
32/2004 Psl 150 (1,2,3)
Networkin g Pelaku
Daya Saing
UU no 18/2002
UU no 18/2002 Taste &
Preference
TAHAPAN PEMBANGUNAN DAYA SAING NASIONAL
(lanjutan)
DAYA SAING BERBASIS FAKTOR INPUT
DAYA SAING BERBASIS EFISIENSI
DAYA SAING
BERBASIS INOVASI
• Infrstruktur
• Kelembagaan
• Stabilitas makro
• Pendidikan dasar
& kesehatan
• Pendidikan tinggi dan training
• Efisiensi pasar
• Efisiensi lembaga keuangan
• Ukuran pasar domestik
• Lembaga riset dan
pengembangan
• Industri
teknologi tinggi
Diadaptasi dari: The Global Compe44veness Report 2011-‐2012 (World Economic Forum)
Keunggulan Kompara-f
Keunggulan Kompe--f Keunggulan
Kompe--f
5
P e n a n d a t a n g a n a n Peraturan Bersama M e n r i s t e k d a n Mendagri No. 3 Tahun 2012 dan No. 36 Tahun 2 0 1 2 t e n t a n g P e n g u a t a n S i s t e m Inovasi Daerah (SIDa) tanggal 25 April 2012 p a d a h a r i p u n c a k peringatan
H A R I O T O N O M I DAERAH.
ROADMAP PENGUATAN SIDa
1.
KONDISI SIDa SAAT INI;
2.
TANTANGAN DAN PELUANG SIDa;
3.
KONDISI SIDa YANG AKAN DICAPAI;
4.
ARAH DAN KEBIJAKAN SERTA STRATEGI
PENGUATAN SIDa;
5.
FOKUS DAN PROGRAM PRIORITAS SIDa;
6.
RENCANA AKSI PENGUATAN SIDa.
Mengikuti peta berikut
Innovation roadmap
Innovation is a journey and there can be many routes taken to achieve the success that you are looking for. We have produced the innovation roadmap to illustrate our seven point process for successful innovation.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
Penataan Unsur SIDa
2
Pengembangan SIDa
3
SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, pemda, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan,
lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah
PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN
2012
RUANG LINGKUP Penguatan SIDa
Sinergi Kebijakan penguatan SIDa
1
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN 2012
BAB II. KEBIJAKAN PENGUATAN SIDa
Pasal 3 Ayat (1) Pasal 5 Ayat (1)
Pasal 3 Ayat (1) & (2) Pasal 5 Ayat (2) Menteri Negara Riset dan
Teknologi bersama Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan nasional penguatan SIDa.
Kebijakan penguatan SIDa tercantum dalam rencana strategis lima tahunan kementerian.
(1) Gubernur menetapkan
kebijakan penguatan SIDa di provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya.
(2) Bupati/Walikota menetapkan kebijakan penguatan SIDa di kabupaten/kota.
Kebijakan penguatan SIDa tercantum dalam:
• Roadmap penguatan SIDa;
• RPJMD; dan
• RKPD.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 &
36 TAHUN 2012
Pasal 7 Ayat (2) & (3)
Pasal 8 Ayat (2) & (3)
Dalam hal peraturan daerah tentang RPJMD sudah
ditetapkan, pemerintahan
daerah provinsi dan kabupaten/
kota melakukan perubahan peraturan daerah yang
mengatur tentang RPJMD.
Perubahan peraturan daerah harus mengintegrasikan
Roadmap penguatan SIDa.
Dalam hal peraturan kepala daerah tentang RKPD sudah ditetapkan, kepala daerah
melakukan perubahan peraturan kepala daerah yang mengatur tentang RKPD.
Perubahan peraturan harus mengintegrasikan rencana aksi penguatan SIDa
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
No Kemenristek Kemendagri Gubernur Walikota/Bupati
1. Menetapkan kebijakan teknis penguatan SIDa (road map, grand
design, dan action plan) berskala nasional
Menetapkan kebijakan umum penguatan SIDa (road map, grand
design, dan action plan) berskala nasional
Merumuskan kebijakan inovasi (road map, grand design, dan action plan) berskala provinsi
Merumuskan kebijakan inovasi (road map, grand design, dan action plan) berskala kab/kota
2. Menyusun program dan kegiatan penguatan SIDa secara nasional
Menyusun program dan kegiatan pendampingan penguatan SIDa secara nasional
Menyusun program dan kegiatan penguatan SIDa dlm RPJMD dan RKPD
Menyusun program dan kegiatan penguatan SIDa dlm RPJMD dan RKPD
3. Memfasilitasi
pendampingan teknis pengembangan iptek
Memfasilitasi pemda
dalam pelaksanaan SIDa Melaksanakan litbang, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan
pengoperasian dlm rangka penguatan SIDa provinsi
Melaksanakan litbang, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan pengoperasian dlm rangka penguatan SIDa kab/kota
4. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM, dan SD lainnya
Melakukan pembinaan kelembagaan,
ketatalaksanaan, SDM, dan SD lainnya
Melakukan kerja sama dgn pemda lainnya;
menyiapkan SDM, dan anggaran
Melakukan kerja sama dgn pemda kab/kota lainnya
5. Memberikan dukungan anggaran
Memberikan dukungan anggaran
Membina dan
memfasilitasi pemda kab/
kota dlm penguatan SIDa
Menyiapkan SDM, anggaran, sarana dan prasarana lainnya 6. Monitoring dan evaluasi
program dan kegiatan penguatan SIDa
Monitoring, supervisi, dan evaluasi program dan kegiatan
pendampingan penguatan SIDa
Monitoring, supervisi, dan evaluasi program dan kegiatan SIDa di provinsi
Monitoring, supervisi, dan evaluasi program dan kegiatan SIDa di kab/kota
Tugas dan Tanggung Jawab Bersama dalam SIDa
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
BAB III. PENATAAN UNSUR SIDa
PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN 2012
Penataan Kelembagaan SIDa Lembaga/
organisasi
Peraturan
Norma/etika/budaya
Kelembagaa n SIDa terdiri :
Pasal 14
a. institusi pemerintah, b. pemerintahan
daerah, c. lembaga
kelitbangan, d. lembaga
pendidikan, e. lembaga
penunjang inovasi, f. dunia usaha, dan g. ormas di daerah.
Pasal 15 Ayat (1)
Penataan terhadap pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b, dilakukan
dengan cara:
Pasal 16 Ayat (2)
a. membentuk BPPD; dan
b. meningkatkan kapasitas dan peran BPPD sebagai koordinator dalam penguatan SIDa;
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
BAB V. TIM KOORDINASI
PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN 2012
Pengarah : 1. Menteri Negara Riset dan Teknologi 2. Menteri Dalam Negeri
Ketua I : Deputi Bidang Jaringan Iptek Kemenristek Ketua II : Kepala BPP Kemendagri
Sekretaris I : Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kemenristek Sekretaris II : Sekretaris BPP Kemendagri
Anggota : Pejabat Struktural/Fungsional di lingkungan Kemenristek dan Kemendagri.
Pengarah : Kepala Daerah Ketua : Sekretaris Daerah Sekretaris : Kepala BPPD
Anggota : 1. Kepala Dinas/Badan/Kantor yang terkait 2. Lembaga/Organisasi lainnya yang terkait
Pasal 31 Tim Koordinasi Nasional terdiri dari:
Tim Koordinasi Nasional ditetapkan dengan Keputusan Menteri Riset dan Teknologi.
Pasal 34 Tim Koordinasi Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari:
Tim Koordinasi ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
Implikasi kebijakan (PerBer) penguatan SIDa di masing-
masing daerah berbeda berdasarkan lima kelompok tindakan, sebaga berikut:
1. Komitment: Daerah telah melengkapi semua dokumen kebijakan penguatan SIDa sesuai arahan dan amanat Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dengan Menteri Dalam Negeri.
2. Pemetaan terhadap potensi dan kebutuhan: Daerah memetakan potensi dan kebutuhan terhadap penguatan SIDa baik sumber daya, aktor, dan produk hukum kebijakan penguatan SIDa;
3. Karakteristik “Khas” Daerah: masing-masing daerah telah memasukkan produk-produk unggulan daerah sebagai kondisi SIDa yang ada, (Berdasarkan Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 050.05/30 Bangda tanggal 7 Januari 1999 produk unggulan suatu daerah);
4. Penyusunan Strategi: dokumen SIDa dapat dijadikan peningkatan kapasitas kelembagaan kelitbangan sebagai prioritas dalam dokumen penguatan SIDa; dan
5. Keberlanjutan: dokumen penguatan SIDa dapat memasukkan mekanisme proses pembinaan dan pengawasan atas keberlanjutan SIDa, integrasi inovasi daerah dengan kebijakan RPJMD dapat dipadukan sebagai rencana penguatan SiDa.
6
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMDA
UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 217
B
E
C
D A
Koordinasi Pemerintahan antarsusunan Pemerintahan
Pemberian Pedoman dan Standar Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
Bimbingan, Supervisi, dan
Konsultasi
Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
Perencanaan, Litbang, Pemantauan, dan Evaluasi Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
Pendidikan dan
Pelatihan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN KEMDAGRI DAN PEMDA
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMDA
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN KEMDAGRI DAN PEMDA
PP No 79/2005 Pasal 2 Ayat 1
Koordinasi Pemerintahan antarsusunan Pemerintahan
Pemberian Pedoman dan Standar Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
Pendidikan dan Pelatihan
Perencanaan, Litbang, Pemantauan, dan Evaluasi Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
SURAT EDARAN MENDAGRI NOMOR 070/38/SJ TERTANGGAL 5 JANUARI 2011 PERIHAL OPTIMALISASI PERAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIDANG PDN DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN
PEMDA
• MENGOPTIMALKAN DAN MENINGKATKAN KAPASITAS SKPD YANG MELAKUKAN FUNGSI LITBANG (SDM, PEMBIAYAAN, SARANA/PRASARANA DAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN)
• MEMBERDAYAKAN DAN MENINGKATKAN PERAN SKPD FUNGSI LITBANG;
(DAPUR KEBIJAKAN ATAU THIINK TANK)
PENGUATAN KELEMBAGAAN
• PEMETAAN KEBUTUHAN PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS PADA SETIAP ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD);
• MENFOKUSKAN KEGIATAN LITBANG DI BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DAN PEMDA;
• MERUMUSKAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN LITBANG SATU PINTU;
• MEMANFAATKAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN YANG DIKELOLA UNIT KERJA LITBANG DAN DAERAH DAN DILUAR PEMDA.
PERBAIKAN SUBSTANSI (PENYEMPURNAAN SISTEM DAN PROSEDUR)
• MENJAMIN KETERSEDIAAN TENAGA FUNGSIONAL PENELITI SECARA KUALITAS DAN KUANTITAS;
• MENETAPKAN DAN MENERAPKAN STANDARD PROFESIONALISME LITBANG;
• MENJAMIN KETERSEDIAAN PEMBIAYAAN KEGAITAN LITBANG;
• MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA;
• MEMAKSIMALKAN SARANA PENUJANG SEPERTI ONLINE SYSTEM TECHNOLOGI;
• MELAKUKAN ANALISIS KEBUTUHAN LITBANG/ MENYUSUN GRAND DESINGN DAN ROADMAP LITBANG.
PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA LITBANG
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
BPP KEMENDAGRI BPP PROVINSI BPP KAB/KOTA
Kelitbangan Pemerintahan Dalam Negeri di Lingkungan Kemendagri
Merupakan Kewenangan dan Tanggungjawab BPP Kemendagri
Kelitbangan Pemerintahan Daerah Provinsi merupakan kewenangan dan
tanggung jawab BPP Provinsi atau Sebutan Lainnya atau Lembaga yang menyelenggarakan fungsi Kelitbangan
Kelitbangan Pemerintahan Daerah Kab/Kota merupakan kewenangan dan tanggung jawab
BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau Lembaga yang menyelenggarakan fungsi
Kelitbangan a. Pemerintahan Umum
b. Desentralisasi & Otda
c. Adm. dan Manajemen Pemda serta desa
d. Kesbangpol
e. Penataan Daerah & Wilayah f. Kependudukan & Catatan Sipil g. Pemdes & Pemmas
h. Pengelolaan Pembangunan Daerah
i. Pengelolaan Keuangan Daerah j. Diklat Sumberdaya Manusia
Aparatur
k. Kebijakan Penyelenggaraan Pemdagri
l. Koordinasi Sektoral di daerah m. Binwas
n. Bidang Pemerintahan DN Lainnya
a. Pemerintahan Umum b. Otonomi Provinsi
c. Adm. dan Manajemen Pemprov d. Kesbangpol Lokal
e. Penataan Wilayah
f. Kependudukan & Catatan Sipil g. Pemdes & Pemmas
h. Pengelolaan Pembangunan Daerah i. Pengelolaan Keuangan Daerah
j. Diklat Sumberdaya Manusia Aparatur k. Kebijakan Penyelenggaraan Pemprov l. Koordinasi Sektoral di daerah
m. Binwas
n. Bidang Pemerintahan DN Lainnya
a. Pemerintahan Umum b. Otonomi Kab/Kota c. Adm. dan Manajemen
Pemerintah Kab/Kota d. Kesbangpol Lokal e. Penataan Wilayah
f. Kependudukan & Catatan Sipil g. Pemdes & Pemmas
h. Pengelolaan Pembangunan Daerah
i. Pengelolaan Keuangan Daerah j. Diklat Sumberdaya Manusia
Aparatur
k. Kebijakan Penyelenggaraan Pemkab/Kota
l. Koordinasi Sektoral di daerah m. Binwas
n. Bidang Pemerintahan DN Lainnya
BAB III Pasal 4 s/d 6
PERMENDAGRI NO. 20 TAHUN 2011
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
TUGAS
a. Menyusun Kebijakan Teknis, rencana, &
program kelitbangan di lingkungan Kemendagri &
Pemda
b. Melaksanakan Kelitbangan di
Lingkungan Kemendagri c. Mengkoordinasikan
Kelitbangan di lingkungan Kemendagri, Prov, dan Kab/Kota
d. Membina BPP Prov dan BPP Kab/Kota
e. Memberikan Fasiltasi BPP Prov dan BPP Kab/Kota f. Memberikan rekomendasi
regulasi dan kebijakan kpd Mendagri dan unit Es.
I di lingkungan Kemendagri
a. Menyusun Kebijakan Teknis, rencana, &
program kelitbangan di lingkungan Pemprov &
Pemkab/Kota b. Melaksanakan
Kelitbangan di
Lingkungan Provinsi c. Mengkoordinasikan
Kelitbangan di lingkungan Prov, dan Kab/Kota
d. Membina BPP Kab/Kota e. Memberikan Fasiltasi BPP
Kab/Kota
f. Memberikan rekomendasi regulasi dan kebijakan kpd Gubernur dan SKPD di lingkungan Provinsi
a. Menyusun Kebijakan Teknis, rencana, &
program kelitbangan di lingkungan Pemkab / Kota
b. Melaksanakan &
Mengkoordinasikan Kelitbangan di Kab/Kota c. Memberikan
rekomendasi regulasi dan kebijakan kpd Bupati/Walikota dan SKPD di lingkungan Provinsi
BAB IV
Pasal 7PERMENDAGRI NO. 20 TAHUN 2011
BPP KEMENDAGRI BPP PROVINSI BPP KAB/KOTA
MAJELIS PERTIMBANGAN 1. Bupati/Walikota
2. Pjbt. Struktural Es. II & Es III
3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
TIM PENGENDALI MUTU
1. Kepala BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg menyelenggarakan fungsi kelitbangan
2. Pejabat Struktural di Ling. BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg menyelenggarakan fungsi kelitbangan 3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang
lainnya TIM FASILITASI
1. Sekretaris BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg menyelenggarakan fungsi kelitbangan
2. Kabag Litbang di Ling. BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg
menyelenggarakan fungsi kelitbangan 3. Pejabat Struktural Es. IV di Ling. BPP Kab/
Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg mnylnggrkan fungsi kelitbangan
4. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
TIM PELAKSANA
1. Pejabat Fungsional Peneliti/Prkyasa 2. Pejabat Struktural
3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri
PENGORGANISASIAN
BAB V
Pasal 8 s/d 22PERMENDAGRI NO. 20 TAHUN 2011
BALITBANG KEMENDAGRI
MAJELIS PERTIMBANGAN 1. Menteri Dalam Negeri 2. Pejabat Struktural Es. I 3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi
bidang-bidang lainnya
TIM PENGENDALI MUTU 1. Kepala BPP Kemendagri 2. Pejabat Struktural Es. II di
Ling. BPP Kemendagri 3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi
bidang-bidang lainnya
TIM FASILITASI
1. Sekretaris BPP Kemendagri 2. Kepala Pusat Litbang
3. Pejabat Struktural Es. III dan Es. IV
4. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
TIM PELAKSANA
1. Pejabat Fungsional Peneliti/
Perekayasa 2. Pejabat Struktural
3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
MAJELIS PERTIMBANGAN 1. Gubernur
2. Pjbt. Struktural Es. I & Es II
3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
TIM PENGENDALI MUTU
1. Kepala atau sebutan lainnya
2. Pejabat Struktural di Ling. BPP Prov. atau lembaga sebutan lainnya yg
menyelenggarakan fungsi kelitbangan 3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang
lainnya TIM FASILITASI
1. Sekretaris BPP Prov. atau sebutan lainnya yg mnylnggrkan fungsi kelitbangan
2. Kabag Litbang di Ling. BPP Prov. atau lembaga sebutan lainnya yg
mnylnggrkan fungsi kelitbangan 3. Pejabat Struktural Es. IV di Ling. BPP
Prov. atau lembaga sebutan lainnya yg mnylnggrkan fungsi kelitbangan
4. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
TIM PELAKSANA
1. Pejabat Fungsional Peneliti/Prkyasa 2. Pejabat Struktural
3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya
BALITBANG PROVINSI
BALITBANG KAB/KOTA
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri
Kegiatan Kelitbangan Model
Satu Pintu
Kegiatan kelitbangan dari luar harus melibatkan BALITBANG/DA
BALITBANG mengoordinasikan progran kelitbangan di lingkungan pemda masing-masing
SKPD msh bisa melaksanakan kegiatan kelitbangan yg bersifat khusus dgn melibatkan lembaga litbang Kegiatan kelitbangan harus melibatkan lembaga
yg mempunyai tupoksi substansi tertentu
Kegiatan kelitbangan hanya di BALITBANG atau lembaga yg mempunyai tupoksi kelitbangan
KESIMPULAN
BAHWA SISTEM INOVASI DAERAH AKAN LEBIH SUSTAIN DAN BERKEMBANG BILAMANA TEKNOLOGI DAN SOCIO INSTITUTIONAL DALAM MASYARAKAT D A PAT S E C A R A T E R I N T E G R A S I , A R T I N YA MASYARAKAT IKUT SERTA SEBAGAI PELAKU DALAM PROSES SIDa DIMAKSUD;
BAHWA PENGUATAN BALITBANGDA DAPAT LEBIH EFEKTIF BILAMANA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM MELAKSANAKAN LITBANG DI LAPANGAN LEBIH KOORDINATIF UNTUK LANGKAH
“POLICY IS BASED ON RESEARCH”.
TERIMA KASIH
Badan LitBang Kemendagri
TERIMAKASIH DAN
MOHON MAAF
afriadi s hasibuan/paparanbangda/mei2011 58
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
JL. KRAMAT RAYA NO. 132, JAKARTA PUSAT
TELP : 021 - 3909262