• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH MELALUI PENINGKATAN PERAN DAN KONTRIBUSI LEMBAGA IPTEK DAERAH UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH MELALUI PENINGKATAN PERAN DAN KONTRIBUSI LEMBAGA IPTEK DAERAH UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH MELALUI

PENINGKATAN PERAN DAN KONTRIBUSI LEMBAGA IPTEK DAERAH

UNTUK

PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL DR. AFRIADI S. HASIBUAN, MPA; Mcom

Disampaikan dalam acara Workshop DRN dengan judul: Penguatan Kelembagaan IPTEK Daerah untuk Peningkatan Kemandirian dan

Daya Saing Nasional

Rabu, 25 Juni 2014

JAKARTA

(2)

—  PERTEMUAN INI ADALAH BERTUJUAN UNTUK MERUMUSKAN STRATEGI

DAN PROGRAM PENGUATAN

KELEMBAGAAN IPTEK DI DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN DAYA SAING

DAN KEMANDIRIAN BANGSA MEMASUKI ERA

PERDAGANGAN BEBAS ASEAN AGAR LEBIH

BERKESINAMBUNGAN DAN BERKELANJUTAN.

— DALAM MERUMUSKAN STRATEGI TERSEBUT

DIHARAPKAN AKAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH BERDASARKAN

PENGUATAN

KELEMBAGAAN IPTEK DI DAERAH UNTUK LEBIH

BERNILAI DAN BERMAKNA BAGI

PEMBANGUNAN DAERAH SEHINGGA

LEBIH

BERKESINAMBUNGAN DAN BERKELANJUTAN.

PENGANTAR

(3)

OUTLINE PAPARAN

—  PENGANTAR;

—  ARTI PEMERINTAHAN dan LITBANG;

—  KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH;

—  PENINGKATAN PERAN DAN KONTRIBUSI BALITBANG DAERAH;

—  PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL;

—  KESIMPULAN.

(4)

ADA 3 PERTANYAAN YANG PERLU DIJAWAB DARI TOPIK YANG DIBERIKAN TERSEBUT:

1.   ARTI PEMERINTAHAN DAN LITBANG?

2.  APAKAH YANG DIMAKSUD KERANGKA SISTEM INOVASI DAERAH?

3.  D A R I J AWA B A N P O I N T D I ATA S ,

B A G A I M A N A K I TA M E M B A N G U N

PENGUATAN IPTEK DAERAH DALAM

MENDUKUNG KEMANDIRIAN DAN

D AYA S A I N G D A E R A H D A L A M

MEMASUKI ERA MASYARAKAT ASEAN?

(5)

Perpres No.24 thn 2010 ttg Kementerian Negara PP No.79 thn 2005 ttg BINWAS

dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah UU No.39 thn 2008 ttg Kementerian Negara UU No.32 thn 2004 ttg Pemerintahan Daerah

UU No.18 thn 2002, ttg Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dasar     Hukum  

Permendagri No.20 thn 2011 ttg Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kemendagri dan Pemerintahan Daerah

Perber Menristek & Mendagri No.03 & 36 thn 2012 ttg Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

(6)

TERWUJUDNYA KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DALAM NEGERI YANG BERKUALITAS

BERDASARKAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(7)

PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

—  Pemerintahan dapat dipahami melalui dua

pengertian:

di satu pihak

dalam arti “fungsi pemerintahan” (ke giatan

pemerintahan);

—   Di lain pihak dalam arti “organisasi

pemerintahan” (ku mpulan dari

kesatuan-kesatuan pemerintahan);

EFISIENSI DAN

EFEKTIVITAS

(SEJAHTERA DAN CERDAS)

(8)

TUGAS DAN FUNGSI KEMENDAGRI

1. PERPRES NO.24 THN 2010 ttg Kementerian bahwa KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEMPUNYAI TUGAS MENYELENGGARAKAN URUSAN DI BIDANG “PEMERINTAHAN DALAM NEGERI” DALAM PEMERINTAHAN UNTUK MEMBANTU PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN NEGARA (PASAL 66);

2.  BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, MEMPUNYAI TUGAS “MELAKSANAKAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN D I B I D A N G P E M E R I N TA H A N D A L A M N E G E R I D A N MELAKSANAKAN “PEMBINAAN” KELITBANGAN” KE PEMDA DIBIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI.

Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan, mengurus kesejahteraan rakyat,

dan pembangunan masyarakat dengan melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan dalam negara

(9)

Peraturan Presiden no. 24 tahun 2010

Pasal 88

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87, Badan Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:

1.  Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;

2.  Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;

3.  Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri; dan

4.  Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan.

(10)

Peran Litbang

v  Dikaitkan dengan berbagai persoalan dan perkembangan isu strategis, maka keberadaan dan peran penelitian dan pengembangan semestinya akan menjadi sangat penting dan strategis;

v  Sudah saatnya peran berbagai institusi penelitian dan pengembangan segera dikedepankan sebagai sumber penyedia berbagai rekomendasi kebijakan atas dasar research policy yang akan ditetapkan oleh para penyelenggara pemerintahan;

v  Dari berbagai institusi inilah diharapkan dapat lahir berbagai kebijakan strategis yang secara tepat mampu mengakomodir kepentingan dan aspirasi masyarakat berdasarkan penelitian kebijakan.

BaLitBang Kemendagri

(11)

Pentingnya Kegiatan Kelitbangan

1.  Mengembangkan konsepsi pembaruan sistem agar seiring dengan perkembangan dan persaingan di era globalisasi;

2.  Melakukan penelitian kebijakan pada tingkatan makro dan pengembangannya pada tingkat mikro serta

mengembangkan inovasi agar hasilnya dapat menjadi acuan bagi pengembangan kebijakan dan/atau

program pembangunan;

3.  Mengembangkan model-model yang relevan dan pengembangan layanan yang profesional;

4.  Mengevaluasi sistem dan pengendalian mutu.

BaLitBang Kemendagri

(12)

Litbang dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

—  Agar penelitian/kajian menghasilkan kebijakan strategis yang berkualitas harus didukung metodologi yg sahih & valid è tantangan

—  Litbang untuk mendukung kemajuan Iptek: (UU No. 18/2002)

è  Tingkatkan peran aktif masyarakat.

è  Tingkatkan kapasitas SDM di daerah.

—  Kelembagaan litbang sebagai alternatif perampingan organisasi Pemda è membutuhkan Jabfung Peneliti.

Kemendagri melakukan langkah-langkah fasilitasi:

•  Berdayakan daerah dengan membentuk balitbangda.

•  Sistem rekruitmen SDM Jabfung Peneliti.

•  Peningkatan kompetensi Jabfung Peneliti (bimtek, workshop, seminar, dll).

BaLitBang Kemendagri

(13)

Strategi Penguatan Fungsi Litbang

1.  Memantapkan lembaga penelitian dan pengembangan;

2.  Meningkatkan peran lembaga penelitian dan pengembangan sebagai dapur kebijakan (think tank) pemerintah;

3.  Pemetaan kebutuhan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;

4.  Memfokuskan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri sesuai dengan konstitusi nasional dan cita-cita pendiri bangsa;

5.  Merumuskan sistem dan prosedur pengelolaan penelitian dan pengembangan satu pintu;

6.  Memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan baik yang dikelola oleh lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah maupun lembaga sejenis di luar pemerintah;

BaLitBang Kemendagri

(14)

Strategi Penguatan Fungsi Litbang

7.  Menjamin ketersediaan tenaga penelitian dan

pengembangan (tenaga inti dan tenaga pendukung lainnya) baik kualitas maupun kuantitasnya;

8.  Menetapkan dan menerapkan standar profesionalisme, budaya kerja, dan etika;

9.  Menjamin ketersediaan pembiayaan kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan;

10. Meningkatkan sarana dan prasarana;

11.  Mengembangkan dan atau memaksimalkan sarana penunjang;

12. Melakukan analisis kebutuhan penelitian dan

pengembangan, menyusun grand design dan road map penelitian dan pengembangan.

BaLitBang Kemendagri

Lanjutan

(15)

PRIORITAS RPJMN 2010-2014

• Reformasi  Birokrasi  &  Tata  Kelola  

(1)

• Pendidikan  

(2)

• Kesehatan  

(3)

• Penanggulangan  Kemiskinan  

(4)

• Ketahanan  Pangan  

(5)

• Infrastruktur  

(6)

•  Iklim Investasi & Iklim Usaha (7)

• Energi  

(8)

• Lingkungan  Hidup  &  Pengelolaan  Bencana  

(9)

• Daerah  Tertinggal,  Terdepan,  Pascakon@lik  

(10)

• Kebudayaan,  Kreativitas  &  Inovasi   Teknologi  

(11)

• Bidang  Polhukam  

(12)

•  Bidang Perekonomian (13)

• Bidang  Kesejahteraan  Rakyat  

(14)

TEMA  PEMBANGUNAN  TAHUNAN  &     ISU  STRATEGIS  NASIONAL  (RKP)  

(16)

2

(17)

PENGERTIAN SISTEM INOVASI, MENUNJUKKAN EMPAT (4) HAL YANG SAMA:

1) Pertama, ada penekanan bahwa inovasi adalah proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa perubahan teknologi tidak banyak dipertimbangkan sebagai pengembangan material, tetapi lebih sebagai suatu rekombinasi dari pengetahuan (yang seringkali sudah ada) atau penciptaan kombinasi-kombinasi baru. Proses pembelajaran ini bergantung pada keterlibatan banyak aktor yang mempertukarkan pengetahuan, aktor-aktor ini terdiri dari berbagai organisasi, meliputi perusahaan, pemerintah, dan lembaga penelitian.

2) Kedua, ada penekanan pada peranan lembaga.

Lembaga dapat dianggap sebagai ketentuan, regulasi, dan rutinitas yang membentuk ruang kemungkinan bagi aktor- aktor. Dengan ini, lembaga merupakan penggerak maupun hambatan penting bagi inovasi (Suurs, 2009).

(18)

3)  Ketiga, sistem inovasi menekankan hubungan antara aktor dan lembaga atau adanya gagasan tentang suatu sistem. Perspektif sistem menunjukkan adanya pendekatan holistik. Holistik dalam sistem inovasi berarti bahwa kinerja suatu sistem inovasi tidak dapat dianggap sebagai fungsi linear dari unsur- unsurnya. Sebaliknya, hal tersebut merupakan hasil dari 6 banyak hubungan di antara unsur-unsurnya.

4)  Keempat, sistem inovasi menekankan pentingnya interaksi yang berkelanjutan di antara banyak proses dimana semua proses ini berjalan paralel dan memperkuat satu sama lain melalui mekanisme umpan balik positif. Jika umpan balik semacam ini diabaikan, apakah oleh pembuat kebijakan ataupun oleh pengusaha, maka hal ini kemungkinan besar menyebabkan kegagalan dalam proses inovasi di seluruh sistem (Suurs, 2009).

(19)

Dengan demikian sistem inovasi sebenarnya mencakup basis:

— 

Basis ilmu pengetahuan dan teknologi (termasuk di dalamnya aktivitas pendidikan, aktivitas

penelitian dan pengembangan, dan rekayasa);

— 

basis produksi (meliputi aktivitas-aktivitas nilai

tambah bagi pemenuhan kebutuhan bisnis dan non bisnis serta masyarakat umum); dan

— 

Basis pemanfaatan dan difusinya dalam masyarakat;

serta

— 

Basis proses pembelajaran yang berkembang.

(20)

I N O V A S I D A P A T M E N J A D I S U M B E R KEUNGGULAN KOMPETITIF (

Mc.Grath; Tsai; Venkataraman dan Mc. Millian, 1996

);

DALAM HAL INI, TERDAPAT 2 ALASAN;

÷ 

PERTAMA: INOVASI YANG BERHASIL AKAN MENINGKATKAN NILAI PASAR DARI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN INOVATOR TERSEBUT;

÷ 

K E D U A : B E R D A S A R K A N T H E O R Y RESOURCE-BASED VIEW (RBV), DENGAN KEMAMPUAN INOVASI, PRODUK AKAN MENJADI LEBIH SULIT DITIRU.

DARI ARGUMENT DIATAS, MAKA:

(21)

SELANJUTNYA

—  DENGAN DEMIKIAN, INOVASI MERUPAKAN SALAH SATU

FAKTOR PELANCAR TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL YANG MERUPAKAN INTI DARI PEMBANGUNAN MASYARAKAT;

—  PERUBAHAN ITU TERJADI SEBAGAI WUJUD PENERAPAN INOVASI, OLEH KARENA ITU, SAATNYA UNTUK

DISOSIALISASIKAN DENGAN CARA:

1. 

ANGGOTA SISTEM SOSIAL YANG MENERIMA INOVASI;

2. 

AGEN PEMBAHARU YANG MEMBAWA IDE/

INOVASI;

3. 

TOKOH MASYARAKAT YANG MENJADI SUMBER KEPUTUSAN PENGADOPSIAN INOVASI;

4. 

SALURAN ATAU SISTEM KOMUNIKASI YANG

DIGUNAKAN DALAM PROSES SOSIALISASI

.

(22)

1. Komitment politik melalui Peraturan Perundangan;

2.  Komitment pendayagunaan penataan ekonomi daerah yang baik bagi pengembangan ekonomi lokal yang berkesinambungan ;

3.  Komitment meningkatkan kecerdasan masyarakat melalui Pengembangan IPTEK untuk menjadi daerah yang berprestasi;

4.  Komitment meningkatkan kerjasama baik nasional maupun regional untuk difusi dan alih teknologi dengan upaya mengikut sertakan partisipasi masyarakat;

5.  Komitmen meningkatkan SDM yang terdidik, kreatif dan trampil;

6.  Komitment meningkatkan pemanfaatan potensi/produk unggulan dgn memberikan nilai tambah bagi masyarakat yang berorientasi lingkungan hidup berkelanjutan;

7.  Komitment meningkatkan kapasitas daerah untuk berdaya saing sehingga tercipta Investasi Daerah yang optimal.

(23)

3

(24)

24

Kapasitas Pemerintah dan Pemerintah Daerah perlu untuk dikembangkan pemahamannya tentang esensi dari hubungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang efisien dan efektif melalui penelitian dan pengembangan terkoordinatif;

Diperlukan adanya suatu pengembangan atau terobosan

baru dalam pola penyelenggaraan kebijakan pelayanan

publik untuk mengubah mindset dari pelaksana sektoral maupun regional, menjadi kebijakan yang berlandaskan

pada hasil penelitian dan pengembangan ( POLICY IS

BASED ON RESEARCH) ;

(25)

Penguatan kelembagaan litbang diperlukan

25

Pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah untuk dilakukan dengan 3 (tiga) konsentrasi penting, yaitu:

Ø 

1. Individu;

Ø 

2. Lembaga;

Ø 

3. Sistem.

(Diagram berikut)

Dengan demikian, kebersamaan dituntut mulai d a r i p r o s e s f o r m u l a s i p e r e n c a n a a n , pelaksanaan sampai pada pembinaan dan pengawasan.

PENGUATAN LITBANGDA

(26)

26

Tataran INDIVIDU

Tataran

KELEMBAGAAN

Tataran SISTEM

- Pengetahuan -  Kemampuan -  Kompetensi -  Etos Kerja

-  Tata Cara -  Sumberdaya

-  Pengambil Keputusan -  Struktur Organisasi -  Budaya Kerja

-  SIM

-  Kerangka Aturan -  Kebijakan Pendukung

KAPASITAS PEMERINTAH

DAERAH

EFEKTIVITAS KOORDINASI

TERCAPAI

visi, Tujuan

dan Sasaran

tercapai

Keterpaduan

PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH

(27)

Oleh karena itu, dalam rangka penguatan SIDa ke depan, sangat dibutuhkan antara

lain:

1. 

Komitmen dan konsensus Pemda yang dituangkan dalam bentuk regulasi di Daerah;

2. 

Membangun interaksi antar para pelaku di daerah;

3. 

Memperkuat kapasitas Balitbangda/Terkait (level Provinsi/Kab/Kota);

4. 

Jangka pendek Membuat pilot project (level kab/

kota);

5. 

Jangka menengah – panjang konsentrasi pada

peningkatan kompetensi daerah untuk daya saing;

dan pertumbuhan perekonomian daerah.

(28)

4

(29)

Reposisi BALITBANG Kemendagri & Pemda

Dimensi Kini Akan Datang

Cakupan   1.  Reaktif (sesuai permintaan dan kebutuhan komponen/daerah) 2.  Memecahkan masalah secara

parsial

3.  Statis (kurang kreatif dan inovatif)

4.  Berpikir jangka pendek

1.  Responsif (memahami tantangan yg d i h a d a p i & m e n j a w a b s e c a r a komprehensif)

2.  Mencari dan memecahkan akar masalah (komprehensif)

3.  Transformatif dari waktu ke waktu 4.  Berpikir jangka panjang (mampu

menuliskan resep pemerintahan dalam negeri masa depan); (VISI/

ARAH)

5.  Kreativitas dan inovatif

Kedalaman   Menjawab  operasionalisasi   Kementerian  Dalam  Negeri  saja  

M e n c a r i   p o n d a s i   u n s u r -­‐ u n s u r   pemerintahan   dalam   negeri   yang   keindonesiaan  

Hubungan   Sistem   dan  Subsistem  

Litbang  sbg  sebuah  sistem  an  sich   Litbang   sbg   sebuah   sistem   dan   menjadi   bagian  dari  sistem  lain  yg  lbh  besar  

Budaya  Organisasi   Status  quo       Pro  perubahan   Perspektif   1.  Melihat  ke  dalam  (inward  looking)  

2.  Sulit  berkembang   3.  Internal    kelembagaan    

1.  Melihat ke luar (outward looking) 2.  Elit dan membanggakan

3.  E k s t e r n a l k e l e m b a g a a n d a n globalisasi

 

Inward looking Outward looking

(30)

KLHS

UU 39/2009

RPJMD   RPJMD  

RPJPN  /  D  

UU  25/2004,  UU   32/2004,  PP  8/2008  

RPJMN/D  

RPJMD   RPJMD  

RKPD RKPD APBD  

VISI   MISI  

26 / 2007 T R

INTEGRASI 4 DOKUMENT PENTING

Inovasi dan Teknologi

(Undang-Undang No.18 Thn 2002 tentang S N

P3 IPTEK)

stimu lant

stimulant

NEGARA

KE SA TU A N

diacu

mengacu

diacu mengacu

5 tahunan

tahunan

tahunan

(31)

Undang-Undang No.18 Thn 2002 tentang S N

P3 IPTEK

Undang-Undang No. 32 Thn 2004

tentang PEMDA

Keterpaduan

5 hal yang perlu dicermati:

1. Globalisasi

2. Perkembangan IPTEK

3. Perkembangan Ekonomi Jaringan 4. Kecenderungan ke arah

Ekonomi Pengetahuan

5. Kecenderungan Tumpuan atas

Ke-khas-an faktor Lokal (Potensi dan Produk Unggulan)

Dokumen Perencanaan Bangda:

1. RPJP Daerah 2. RPJM Daerah 3. Renstra SKPD

4. RKP Daerah 5. Renja SKPD

Ke lima dokumen perencanaan Bangda tersebut saling terkait dan mendukung

(32)

UU 18/2002:

SISNAS P3 IPTEK

UU 17/2007: RPJPN/D 2005-2025

RPJMN 2015-2019 RPJMN 2020-2024 Jakstranas Iptek

2010-2014 Jakstranas Iptek

2015-2019 Jakstranas Iptek

2020-2024 Jakstranas Iptek

2005-2009 Jakstranas Iptek

2000-2004

RPJMN 2010-2014 RPJMN 2004-2009

Renstra K/L dan RPJMD

Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah KETERPADUAN IPTEK DENGAN RENCANA

PEMBANGUNAN DAN DI DAERAH

(33)

Integrasi dan Alur Sistem Inovasi Daerah dengan Perencanaan Pembangunan Daerah

RPJP NASIONAL

RPJP DAERAH

RENSTRA K/L (IPTEK)

RPJM NASIONAL

RPJM DAERAH

RENSTRA SKPD

RENJA K/L (IPTEK)

RKP

RKA-K/L

RAPBN

RAPBD

RKA SKPD

RINCIAN APBN

APBN

APBD

RINCIAN APBD

UU. No. 18 Thn 2002

IPTEK

PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PUSAT RKP

DAERAH

RENJA SKPD

UU. No. 3204 PEMDA Diserasikan melalui Musrenbang

Pedoman Pedoman

Pedoman Pedoman

Pedoman Pedoman

Pedoman Dijabarkan Dijabarkan Pedoman

Memperhatikan Acuan

Diacu

Diacu Pedoman

(34)

KEBIJ   DAN   KEPT   PERENC  K/

L/D/  

DAN  

PENGANGG R  

Infrastructure K/L/D --- (DANA) SUMBERDAYA MANUSIA

PEMBINAAN UMUM DAN TEHNIS

Ak2vitas  Pendukung  

PENGKAJIAN DAN

PENGEMBAN GAN

TINDAK   LANJUT   HASIL  

Input   Ouput  

Ak<vitas    Utama  

Gambar  Mekanisme  Rantai  Nilai  (Value  Chain).  

VISI

RKP RKPD

KOORDINASI KOORDINASI

ARAH

(35)

INTEGRASI POTENSI DAERAH BERBASIS SISTEM INOVASI UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH (KPE)

BERDAYA SAING

Potensi Daerah

UU No.

32/2004 psl 13 &

14 (2)

Perencanaan Daerah

Data Informasi

Perencanaan Daerah

Data Informasi

Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah (SDA,SDM

dan SDB)

UU 32/2004 psl 13 dan 14 (2)

Inovasi IPTEK

Inovasi IPTEK

KPE PU D

Attraktif

Technolg &

Socio institu.

inovasi

Harga Mutu Networking Pemasaran

Pasar

UU No.

32/2004 Psl 152 (1) UU No.

32/2004 Psl 152 (1)

OTDA

UU No.

32/2004 Psl 150 (1,2,3)

UU No.

32/2004 Psl 150 (1,2,3)

Networkin g Pelaku

Daya Saing

UU no 18/2002

UU no 18/2002 Taste &

Preference

(36)

TAHAPAN PEMBANGUNAN DAYA SAING NASIONAL

(lanjutan)

DAYA SAING BERBASIS FAKTOR INPUT

DAYA SAING BERBASIS EFISIENSI

DAYA SAING

BERBASIS INOVASI

•  Infrstruktur

•  Kelembagaan

•  Stabilitas makro

•  Pendidikan dasar

& kesehatan

•  Pendidikan tinggi dan training

•  Efisiensi pasar

•  Efisiensi lembaga keuangan

•  Ukuran pasar domestik

•  Lembaga riset dan

pengembangan

•  Industri

teknologi tinggi

Diadaptasi  dari:  The  Global  Compe44veness  Report     2011-­‐2012  (World  Economic  Forum)  

Keunggulan   Kompara-f  

Keunggulan   Kompe--f   Keunggulan  

Kompe--f  

(37)

5

(38)

P e n a n d a t a n g a n a n Peraturan Bersama M e n r i s t e k d a n Mendagri No. 3 Tahun 2012 dan No. 36 Tahun 2 0 1 2 t e n t a n g P e n g u a t a n S i s t e m Inovasi Daerah (SIDa) tanggal 25 April 2012 p a d a h a r i p u n c a k peringatan

H A R I O T O N O M I DAERAH.

(39)

ROADMAP PENGUATAN SIDa

1. 

KONDISI SIDa SAAT INI;

2. 

TANTANGAN DAN PELUANG SIDa;

3. 

KONDISI SIDa YANG AKAN DICAPAI;

4. 

ARAH DAN KEBIJAKAN SERTA STRATEGI

PENGUATAN SIDa;

5. 

FOKUS DAN PROGRAM PRIORITAS SIDa;

6. 

RENCANA AKSI PENGUATAN SIDa.

Mengikuti peta berikut

(40)

Innovation roadmap

Innovation is a journey and there can be many routes taken to achieve the success that you are looking for. We have produced the innovation roadmap to illustrate our seven point process for successful innovation.

(41)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

Penataan Unsur SIDa

2

Pengembangan SIDa

3

SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, pemda, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan,

lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah

PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN

2012

RUANG LINGKUP Penguatan SIDa

Sinergi Kebijakan penguatan SIDa

1

(42)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN 2012

BAB II. KEBIJAKAN PENGUATAN SIDa

Pasal 3 Ayat (1) Pasal 5 Ayat (1)

Pasal 3 Ayat (1) & (2) Pasal 5 Ayat (2) Menteri Negara Riset dan

Teknologi bersama Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan nasional penguatan SIDa.

Kebijakan penguatan SIDa tercantum dalam rencana strategis lima tahunan kementerian.

(1)  Gubernur menetapkan

kebijakan penguatan SIDa di provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya.

(2)  Bupati/Walikota menetapkan kebijakan penguatan SIDa di kabupaten/kota.

Kebijakan penguatan SIDa tercantum dalam:

•  Roadmap penguatan SIDa;

•  RPJMD; dan

•  RKPD.

(43)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 &

36 TAHUN 2012

Pasal 7 Ayat (2) & (3)

Pasal 8 Ayat (2) & (3)

Dalam hal peraturan daerah tentang RPJMD sudah

ditetapkan, pemerintahan

daerah provinsi dan kabupaten/

kota melakukan perubahan peraturan daerah yang

mengatur tentang RPJMD.

Perubahan peraturan daerah harus mengintegrasikan

Roadmap penguatan SIDa.

Dalam hal peraturan kepala daerah tentang RKPD sudah ditetapkan, kepala daerah

melakukan perubahan peraturan kepala daerah yang mengatur tentang RKPD.

Perubahan peraturan harus mengintegrasikan rencana aksi penguatan SIDa

(44)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

No Kemenristek Kemendagri Gubernur Walikota/Bupati

1. Menetapkan kebijakan teknis penguatan SIDa (road map, grand

design, dan action plan) berskala nasional

Menetapkan kebijakan umum penguatan SIDa (road map, grand

design, dan action plan) berskala nasional

Merumuskan kebijakan inovasi (road map, grand design, dan action plan) berskala provinsi

Merumuskan kebijakan inovasi (road map, grand design, dan action plan) berskala kab/kota

2. Menyusun program dan kegiatan penguatan SIDa secara nasional

Menyusun program dan kegiatan pendampingan penguatan SIDa secara nasional

Menyusun program dan kegiatan penguatan SIDa dlm RPJMD dan RKPD

Menyusun program dan kegiatan penguatan SIDa dlm RPJMD dan RKPD

3. Memfasilitasi

pendampingan teknis pengembangan iptek

Memfasilitasi pemda

dalam pelaksanaan SIDa Melaksanakan litbang, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan

pengoperasian dlm rangka penguatan SIDa provinsi

Melaksanakan litbang, pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan pengoperasian dlm rangka penguatan SIDa kab/kota

4. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM, dan SD lainnya

Melakukan pembinaan kelembagaan,

ketatalaksanaan, SDM, dan SD lainnya

Melakukan kerja sama dgn pemda lainnya;

menyiapkan SDM, dan anggaran

Melakukan kerja sama dgn pemda kab/kota lainnya

5. Memberikan dukungan anggaran

Memberikan dukungan anggaran

Membina dan

memfasilitasi pemda kab/

kota dlm penguatan SIDa

Menyiapkan SDM, anggaran, sarana dan prasarana lainnya 6. Monitoring dan evaluasi

program dan kegiatan penguatan SIDa

Monitoring, supervisi, dan evaluasi program dan kegiatan

pendampingan penguatan SIDa

Monitoring, supervisi, dan evaluasi program dan kegiatan SIDa di provinsi

Monitoring, supervisi, dan evaluasi program dan kegiatan SIDa di kab/kota

Tugas dan Tanggung Jawab Bersama dalam SIDa

(45)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

BAB III. PENATAAN UNSUR SIDa

PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN 2012

Penataan Kelembagaan SIDa Lembaga/

organisasi

Peraturan

Norma/etika/budaya

Kelembagaa n SIDa terdiri :

Pasal 14

a.  institusi pemerintah, b.  pemerintahan

daerah, c.  lembaga

kelitbangan, d.  lembaga

pendidikan, e.  lembaga

penunjang inovasi, f.  dunia usaha, dan g.  ormas di daerah.

Pasal 15 Ayat (1)

Penataan terhadap pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b, dilakukan

dengan cara:

Pasal 16 Ayat (2)

a.  membentuk BPPD; dan

b.  meningkatkan kapasitas dan peran BPPD sebagai koordinator dalam penguatan SIDa;

(46)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

BAB V. TIM KOORDINASI

PERATURAN BERSAMA MENRISTEK DAN MENDAGRI NO. 03 TAHUN 2012 & 36 TAHUN 2012

Pengarah : 1. Menteri Negara Riset dan Teknologi 2. Menteri Dalam Negeri

Ketua I : Deputi Bidang Jaringan Iptek Kemenristek Ketua II : Kepala BPP Kemendagri

Sekretaris I : Asisten Deputi Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kemenristek Sekretaris II : Sekretaris BPP Kemendagri

Anggota : Pejabat Struktural/Fungsional di lingkungan Kemenristek dan Kemendagri.

Pengarah : Kepala Daerah Ketua : Sekretaris Daerah Sekretaris : Kepala BPPD

Anggota : 1. Kepala Dinas/Badan/Kantor yang terkait 2. Lembaga/Organisasi lainnya yang terkait

Pasal 31 Tim Koordinasi Nasional terdiri dari:

Tim Koordinasi Nasional ditetapkan dengan Keputusan Menteri Riset dan Teknologi.

Pasal 34 Tim Koordinasi Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari:

Tim Koordinasi ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

(47)

Implikasi kebijakan (PerBer) penguatan SIDa di masing-

masing daerah berbeda berdasarkan lima kelompok tindakan, sebaga berikut:

1.  Komitment: Daerah telah melengkapi semua dokumen kebijakan penguatan SIDa sesuai arahan dan amanat Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dengan Menteri Dalam Negeri.

2.  Pemetaan terhadap potensi dan kebutuhan: Daerah memetakan potensi dan kebutuhan terhadap penguatan SIDa baik sumber daya, aktor, dan produk hukum kebijakan penguatan SIDa;

3.  Karakteristik “Khas” Daerah: masing-masing daerah telah memasukkan produk-produk unggulan daerah sebagai kondisi SIDa yang ada, (Berdasarkan Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 050.05/30 Bangda tanggal 7 Januari 1999 produk unggulan suatu daerah);

4.  Penyusunan Strategi: dokumen SIDa dapat dijadikan peningkatan kapasitas kelembagaan kelitbangan sebagai prioritas dalam dokumen penguatan SIDa; dan

5.  Keberlanjutan: dokumen penguatan SIDa dapat memasukkan mekanisme proses pembinaan dan pengawasan atas keberlanjutan SIDa, integrasi inovasi daerah dengan kebijakan RPJMD dapat dipadukan sebagai rencana penguatan SiDa.

(48)

6

(49)

PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMDA

UU  No.  32  Tahun  2004     Pasal  217  

B

E

C

D A

Koordinasi Pemerintahan antarsusunan Pemerintahan

Pemberian Pedoman dan Standar Pelaksanaan Urusan Pemerintahan

Bimbingan, Supervisi, dan

Konsultasi

Pelaksanaan Urusan Pemerintahan

Perencanaan, Litbang, Pemantauan, dan Evaluasi Pelaksanaan Urusan Pemerintahan

Pendidikan dan

Pelatihan

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN KEMDAGRI DAN PEMDA

(50)

PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMDA

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN KEMDAGRI DAN PEMDA

PP No 79/2005 Pasal 2 Ayat 1

Koordinasi Pemerintahan antarsusunan Pemerintahan

Pemberian Pedoman dan Standar Pelaksanaan Urusan Pemerintahan

Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi Pelaksanaan Urusan Pemerintahan

Pendidikan dan Pelatihan

Perencanaan, Litbang, Pemantauan, dan Evaluasi Pelaksanaan Urusan Pemerintahan

(51)

SURAT EDARAN MENDAGRI NOMOR 070/38/SJ TERTANGGAL 5 JANUARI 2011 PERIHAL OPTIMALISASI PERAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIDANG PDN DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN

PEMDA

• MENGOPTIMALKAN DAN MENINGKATKAN KAPASITAS SKPD YANG MELAKUKAN FUNGSI LITBANG (SDM, PEMBIAYAAN, SARANA/PRASARANA DAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN)

• MEMBERDAYAKAN DAN MENINGKATKAN PERAN SKPD FUNGSI LITBANG;

(DAPUR KEBIJAKAN ATAU THIINK TANK)

PENGUATAN KELEMBAGAAN

• PEMETAAN KEBUTUHAN PERUMUSAN KEBIJAKAN TEKNIS PADA SETIAP ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD);

• MENFOKUSKAN KEGIATAN LITBANG DI BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DAN PEMDA;

• MERUMUSKAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN LITBANG SATU PINTU;

• MEMANFAATKAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN YANG DIKELOLA UNIT KERJA LITBANG DAN DAERAH DAN DILUAR PEMDA.

PERBAIKAN SUBSTANSI (PENYEMPURNAAN SISTEM DAN PROSEDUR)

• MENJAMIN KETERSEDIAAN TENAGA FUNGSIONAL PENELITI SECARA KUALITAS DAN KUANTITAS;

• MENETAPKAN DAN MENERAPKAN STANDARD PROFESIONALISME LITBANG;

• MENJAMIN KETERSEDIAAN PEMBIAYAAN KEGAITAN LITBANG;

• MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA;

• MEMAKSIMALKAN SARANA PENUJANG SEPERTI ONLINE SYSTEM TECHNOLOGI;

• MELAKUKAN ANALISIS KEBUTUHAN LITBANG/ MENYUSUN GRAND DESINGN DAN ROADMAP LITBANG.

PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA LITBANG

(52)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB

BPP KEMENDAGRI BPP PROVINSI BPP KAB/KOTA

Kelitbangan Pemerintahan Dalam Negeri di Lingkungan Kemendagri

Merupakan Kewenangan dan Tanggungjawab BPP Kemendagri

Kelitbangan Pemerintahan Daerah Provinsi merupakan kewenangan dan

tanggung jawab BPP Provinsi atau Sebutan Lainnya atau Lembaga yang menyelenggarakan fungsi Kelitbangan

Kelitbangan Pemerintahan Daerah Kab/Kota merupakan kewenangan dan tanggung jawab

BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau Lembaga yang menyelenggarakan fungsi

Kelitbangan a.  Pemerintahan Umum

b.  Desentralisasi & Otda

c.  Adm. dan Manajemen Pemda serta desa

d.  Kesbangpol

e.  Penataan Daerah & Wilayah f.  Kependudukan & Catatan Sipil g.  Pemdes & Pemmas

h.  Pengelolaan Pembangunan Daerah

i.  Pengelolaan Keuangan Daerah j.  Diklat Sumberdaya Manusia

Aparatur

k.  Kebijakan Penyelenggaraan Pemdagri

l.  Koordinasi Sektoral di daerah m.  Binwas

n.  Bidang Pemerintahan DN Lainnya

a.  Pemerintahan Umum b.  Otonomi Provinsi

c.  Adm. dan Manajemen Pemprov d.  Kesbangpol Lokal

e.  Penataan Wilayah

f.  Kependudukan & Catatan Sipil g.  Pemdes & Pemmas

h.  Pengelolaan Pembangunan Daerah i.  Pengelolaan Keuangan Daerah

j.  Diklat Sumberdaya Manusia Aparatur k.  Kebijakan Penyelenggaraan Pemprov l.  Koordinasi Sektoral di daerah

m.  Binwas

n.  Bidang Pemerintahan DN Lainnya

a.  Pemerintahan Umum b.  Otonomi Kab/Kota c.  Adm. dan Manajemen

Pemerintah Kab/Kota d.  Kesbangpol Lokal e.  Penataan Wilayah

f.  Kependudukan & Catatan Sipil g.  Pemdes & Pemmas

h.  Pengelolaan Pembangunan Daerah

i.  Pengelolaan Keuangan Daerah j.  Diklat Sumberdaya Manusia

Aparatur

k.  Kebijakan Penyelenggaraan Pemkab/Kota

l.  Koordinasi Sektoral di daerah m.  Binwas

n.  Bidang Pemerintahan DN Lainnya

BAB III Pasal 4 s/d 6

PERMENDAGRI NO. 20 TAHUN 2011

(53)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

TUGAS

a.  Menyusun Kebijakan Teknis, rencana, &

program kelitbangan di lingkungan Kemendagri &

Pemda

b.  Melaksanakan Kelitbangan di

Lingkungan Kemendagri c.  Mengkoordinasikan

Kelitbangan di lingkungan Kemendagri, Prov, dan Kab/Kota

d.  Membina BPP Prov dan BPP Kab/Kota

e.  Memberikan Fasiltasi BPP Prov dan BPP Kab/Kota f.  Memberikan rekomendasi

regulasi dan kebijakan kpd Mendagri dan unit Es.

I di lingkungan Kemendagri

a.  Menyusun Kebijakan Teknis, rencana, &

program kelitbangan di lingkungan Pemprov &

Pemkab/Kota b.  Melaksanakan

Kelitbangan di

Lingkungan Provinsi c.  Mengkoordinasikan

Kelitbangan di lingkungan Prov, dan Kab/Kota

d.  Membina BPP Kab/Kota e.  Memberikan Fasiltasi BPP

Kab/Kota

f.  Memberikan rekomendasi regulasi dan kebijakan kpd Gubernur dan SKPD di lingkungan Provinsi

a.  Menyusun Kebijakan Teknis, rencana, &

program kelitbangan di lingkungan Pemkab / Kota

b.  Melaksanakan &

Mengkoordinasikan Kelitbangan di Kab/Kota c.  Memberikan

rekomendasi regulasi dan kebijakan kpd Bupati/Walikota dan SKPD di lingkungan Provinsi

BAB IV

Pasal 7

PERMENDAGRI NO. 20 TAHUN 2011

BPP KEMENDAGRI BPP PROVINSI BPP KAB/KOTA

(54)

MAJELIS PERTIMBANGAN 1. Bupati/Walikota

2. Pjbt. Struktural Es. II & Es III

3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

TIM PENGENDALI MUTU

1.  Kepala BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg menyelenggarakan fungsi kelitbangan

2.  Pejabat Struktural di Ling. BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg menyelenggarakan fungsi kelitbangan 3.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang

lainnya TIM FASILITASI

1.  Sekretaris BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg menyelenggarakan fungsi kelitbangan

2.  Kabag Litbang di Ling. BPP Kab/Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg

menyelenggarakan fungsi kelitbangan 3.  Pejabat Struktural Es. IV di Ling. BPP Kab/

Kota atau sebutan lainnya atau lembaga yg mnylnggrkan fungsi kelitbangan

4.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

TIM PELAKSANA

1. Pejabat Fungsional Peneliti/Prkyasa 2. Pejabat Struktural

3. Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

PENGORGANISASIAN

BAB V

Pasal 8 s/d 22

PERMENDAGRI NO. 20 TAHUN 2011

BALITBANG KEMENDAGRI

MAJELIS PERTIMBANGAN 1.  Menteri Dalam Negeri 2.  Pejabat Struktural Es. I 3.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi

bidang-bidang lainnya

TIM PENGENDALI MUTU 1.  Kepala BPP Kemendagri 2.  Pejabat Struktural Es. II di

Ling. BPP Kemendagri 3.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi

bidang-bidang lainnya

TIM FASILITASI

1.  Sekretaris BPP Kemendagri 2.  Kepala Pusat Litbang

3.  Pejabat Struktural Es. III dan Es. IV

4.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

TIM PELAKSANA

1.  Pejabat Fungsional Peneliti/

Perekayasa 2.  Pejabat Struktural

3.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

MAJELIS PERTIMBANGAN 1.  Gubernur

2.  Pjbt. Struktural Es. I & Es II

3.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

TIM PENGENDALI MUTU

1.  Kepala atau sebutan lainnya

2.  Pejabat Struktural di Ling. BPP Prov. atau lembaga sebutan lainnya yg

menyelenggarakan fungsi kelitbangan 3.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang

lainnya TIM FASILITASI

1.  Sekretaris BPP Prov. atau sebutan lainnya yg mnylnggrkan fungsi kelitbangan

2.  Kabag Litbang di Ling. BPP Prov. atau lembaga sebutan lainnya yg

mnylnggrkan fungsi kelitbangan 3.  Pejabat Struktural Es. IV di Ling. BPP

Prov. atau lembaga sebutan lainnya yg mnylnggrkan fungsi kelitbangan

4.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

TIM PELAKSANA

1.  Pejabat Fungsional Peneliti/Prkyasa 2.  Pejabat Struktural

3.  Tenaga Ahli/Pakar/Profesi bidang-bidang lainnya

BALITBANG PROVINSI

BALITBANG KAB/KOTA

(55)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Dalam Negeri

Kegiatan Kelitbangan Model

Satu Pintu

Kegiatan kelitbangan dari luar harus melibatkan BALITBANG/DA

BALITBANG mengoordinasikan progran kelitbangan di lingkungan pemda masing-masing

SKPD msh bisa melaksanakan kegiatan kelitbangan yg bersifat khusus dgn melibatkan lembaga litbang Kegiatan kelitbangan harus melibatkan lembaga

yg mempunyai tupoksi substansi tertentu

Kegiatan kelitbangan hanya di BALITBANG atau lembaga yg mempunyai tupoksi kelitbangan

(56)

KESIMPULAN

—  BAHWA SISTEM INOVASI DAERAH AKAN LEBIH SUSTAIN DAN BERKEMBANG BILAMANA TEKNOLOGI DAN SOCIO INSTITUTIONAL DALAM MASYARAKAT D A PAT S E C A R A T E R I N T E G R A S I , A R T I N YA MASYARAKAT IKUT SERTA SEBAGAI PELAKU DALAM PROSES SIDa DIMAKSUD;

—  BAHWA PENGUATAN BALITBANGDA DAPAT LEBIH EFEKTIF BILAMANA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM MELAKSANAKAN LITBANG DI LAPANGAN LEBIH KOORDINATIF UNTUK LANGKAH

“POLICY IS BASED ON RESEARCH”.

(57)

TERIMA KASIH

Badan LitBang Kemendagri

(58)

TERIMAKASIH DAN

MOHON MAAF

afriadi  s  hasibuan/paparanbangda/mei2011   58  

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

JL. KRAMAT RAYA NO. 132, JAKARTA PUSAT

TELP : 021 - 3909262

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang di uji pada penelitian ini adalah hipotesis awal (H 0 ) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pengalihan Harta Wajib Pajak ke Dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesi dan Penempatan pada

Desain yang akan diterapkan untuk membentuk identitas sekolah harus memperhatikan beberapa aspek seperti penerapan visi dan misi SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo untuk

Dari hasil analisis terhadap kecambah normal di- ketahui bahwa metode pengujian yang diterapkan di lima laboratorium, yaitu menggunakan substrat tidak baku (kertas merang dan

Berdasarkan kondisi tersebut ditambah dengan isu pemanasan global yang terjadi saat ini serta masih tidak adanya informasi mengenai cadangan karbon yang terdapat

Apakah lebar jalur, bahu, median, dan pulau jalan (jika ada) pada persimpangan memadai untuk suatu jalan yang didesain sesuai dengan desain kecepatan yang direncanakan?.

Segmentasi pasar menurut !otler dan 7rmstrong $335 adalah Segmentasi pasar menurut !otler dan 7rmstrong $335 adalah membagi sebuah pasar ke dalam