• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari Redaksi. Edisi WARTA EKAYANA. Namo Sanghyang Adi Buddhaya Namo Buddhaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dari Redaksi. Edisi WARTA EKAYANA. Namo Sanghyang Adi Buddhaya Namo Buddhaya."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Redaksi

Edisi 22 2021

WARTA EKAYANA Dewan Redaksi

Bachtiar Ismail, Budi Hartono, Febrian Themansjah, Berinah Bong, Hasan Anny, Djani Efendi,

Evendi, Yogie Tandana, Himawan Santoso, Darwin Xie

Fotografer

William Santoso, Andy Wu, Brian, Reinhard

Kontributor

B. Dharmavimala, B. Nyanabhadra, B. Bhadrasurya, B. Nyanabodhi, B. Bhadrakhema, Jenty Siswanto B.Com., Dendy Setiady, S.Pd., M.Pd., Firman Lie, Victor Osman, Upasaka Pandita Hendwi Wijaya, Randy Tunggeleng, Ferdi Kawi, Yasa Singgih, Sidharta Adi Gautama M.Pd., Samanta, Selvia, Wirawan, Fanny, Devi Elvina, Effi Marsella, Junarsih, Cinthya Tania

Artistik & Desain

Stefanie & Indra Ari Wibowo Foto Sampul

Baktisala Ekayana Ehipassiko Namo Sanghyang Adi Buddhaya

Namo Buddhaya.

Sahabat terkasih dalam Dharma, berjumpa lagi di Warta Ekayana Edisi ke- 22. Redaksi merangkum beberapa acara penting dari bulan Juli sampai September 2021 serta perkembangan terakhir di lingkungan Ekayana.

Menengok kembali beberapa acara maupun hari besar yang terjadi dalam tiga bulan terakhir ini yaitu Hari Asadha 2565 TB, Hari Besar Bodhisattwa Avalokitesvara, Ullambana, Hari Besar Bodhisattwa Ksitigarbha.

Kita bersyukur sekali kepada semesta alam yang mendukung kehidupan kita di bumi, sehingga kita memiliki kesempatan yang sangat baik memperingati hari-hari suci serta melaksanakan praktik sila dan samadhi.

Pada peringatan Hari Besar Bodhisattwa, umat mendapat kesempatan berdana serta melaksanakan persembahan pelita dan bunga baik secara daring (online) maupun luring (offline) di wihara.

Kita semua juga berkesempatan melaksanakan bakti dan pelimpahan jasa kepada seluruh leluhur di Hari Ullambana. Sungguh suatu kondisi yang penuh berkah, kita dapat melaksanakan ini semua.

Berita baik lainnya adalah bahwa dunia pendidikan di lingkungan Ekayana juga berkembang pesat, dengan dimulainya penerimaan siswa baru di Sekolah Ekayana Dharma Budi Bhakti menandakan komitmen yang tinggi dari pendiri Yayasan beserta jajaran dan donatur yang budiman. Komitmen menghadirkan fasilitas pendidikan yang berkualitas dan nilai pendidikan yang berdasarkan praktik sadar-penuh. Sungguh ini semua adalah praktik yang sangat mulia.

Di bulan Oktober ini kita kembali akan memperingati Hari Besar Bodhisattwa Avalokitesvara dan Hari Kathina 2565 TB. Mari kita laksanakan kesempatan ini sebagai bentuk bakti dan rasa syukur atas segala yang kita miliki saat ini.

Semoga kita semuanya selalu berada dalam lindungan Triratna.

Semoga kita semua bebas dari mara bahaya.

Semoga kita semua bebas dari wabah.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Redaksi.

(3)

MINDFUL LEARNING

Hidup Berkesadaran

SOCIAL ACTIVITIES

Kegiatan Sosial

DAFTAR ISI

DHARMA TEACHING

Pembabaran Dharma

BUDDHIST CEREMONY

Upacara

FRIENDSHIP

Persahabatan

Momentum Rajin Kembali

Biksu Nyanabhadra - hlm. 4

Harga dari Sebuah Pilihan

Biksu Bhadrasurya - hlm. 6

Peran Sekolah Triratna:

Memahami Diri, Menggali Potensi Siswa Sejak Dini

Jenty Siswanto, B.Com. dan Dendy Setiady, S.Pd., M.Pd. - hlm. 8

Jadikanlah Rumahmu Tempat yang Penuh Cinta

Firman Lie - hlm. 10

Sila, Kunci Hidup Bahagia

Biksu Nyanabodhi - hlm. 14

Pengurus Wihara Ekayana Adakan Doa Kesehatan

dan Keselamatan Bangsa

- hlm. 16

Meriahnya HUT RI ke-76

dan Ekayana School Family Gift 2021

- hlm. 24

No Mud No Lotus

- hlm. 17

Menumbuhkan Welas Asih

Biksuni Bhadrakhema - hlm. 18

Pelatihan Public Speaking

Randy Tunggeleng - hlm. 19

How to Accelerate Your Personal Growth

Yasa Singgih - hlm. 20

Manfaat Melatih Kesabaran

Sidharta Adi Gautama M.Pd.- hlm. 21

Ekayana Peduli

Berbagi dengan Sesama

- hlm. 22

Info Wisudhi Tisarana/Upasaka Upasika Info Ekayana Ehipassiko School BSD Info Sekolah Ekayana Dharma Budhi Bhakti

Pustaka Terbaru Karaniya:

* Gapai Damai | Master Zen Thich Nhat Hanh

Pustaka Terbaru Dian Dharma:

* Sutra Ksitigarbha | Sramana Siksananda

Jadwal Kegiatan Rutin Ekayana

Victor Osman - hlm. 11

100% No Kaleng-Kaleng

Upasaka Pandita Hendwi Wijaya - hlm. 12

I Can See Your Personality

Ferdi Kawi - hlm. 13

(4)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

Momentum Rajin Kembali

Biksu Nyanabhadra

A

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

da sebuah fakta unik. Semua manusia memiliki benih kemalasan. Ini gejala unik yang semua manusia pernah mengalaminya. Lantas, kenapa banyak orang cenderung melihat kemalasan itu sebagai sesuatu yang negatif atau nonproduktif? Dunia ini penuh dengan nuansa kompetitif, jadi tidak heran jika kemalasan dianggap problema.

Ada begitu banyak penelitian yang menyatakan betapa buruknya kemalasan. Tentu saja kita anguk- anguk kepala menyatakan setuju. Namun fakta sesungguhnya masihlah belum komplet. Mereka hanya melihat dari satu sisi saja. Jadi, kesimpulan mereka hanyalah kebenaran parsial.

Alasan kemalasan

Ada 1001 alasan seseorang bermalas-malasan ria.

Anda boleh membuat daftar yang panjang sekali.

Saking panjangnya, mungkin daftar itu tidak akan pernah selesai. Ada banyak manusia yang ahli dalam mencari alasan. Terserah apakah alasannya benar, tidak nyambung, atau disambung-sambungkan juga ada.

Gejala kemalasan tampaknya berkawan baik dengan sikap menunda. Terdorong oleh kemalasan sehingga seseorang menunda. Atau karena sudah punya kebiasaan menunda akhirnya dia bermalas-

malasan. Apa saja yang bisa ditunda? Ini sangat situasional kasus per kasus. Ada saja manuver untuk meloloskan skenario penundaan dan kemalasannya.

Ada orang yang sudah kepepet, maka semua pekerjaan bisa beres. Semua keputusan bisa langsung ditetapkan, bak orang mengambil undian.

Tinggal tutup mata lalu lakukan saja, apa pun itu hasilnya, itulah hasilnya. Barangkali inilah yang disebut The power of kepepet! All can be done! Lantas kenapa masih mau menunda? Apakah karena masih ada sisa tenggat waktu yang harus dihabiskan?

Tidak mutlak

Menunda bukanlah sesuatu yang mutlak baik atau buruk. Ketika menunda ditempatkan di situasi yang tepat, maka menunda akan menjadi hal baik.

Berarti kemalasan juga tidak mutlak baik atau buruk, namun Anda boleh menempatkannya pada posisi yang tepat sehingga kemalasan memberi manfaat besar. Ini bukanlah alibi pembenaran untuk tindakan menunda atau kemalasan.

Ada prinsip universal dalam agama Buddha yang hakiki, yaitu ketidakabadian. Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang eternal alias tidak ada yang abadi selamanya. Ini bukanlah hukum, namun ini adalah gejala universal, bahkan boleh disebut sebagai gejala nyata apa adanya. Sama persis dengan fakta bahwa kita hidup maka saat bersamaan mengandung potensi mati.

Baiklah, mari menarik napas panjang; sadari dan terima bahwa ada kemalasan dalam diriku. Mari mengembuskan napas panjang; sadari dan terima bahwa kemalasan juga tidak kekal abadi.

Kalimat kontemplasi yang dibarengi dengan napas masuk dan napas keluar memiliki kekuatan besar.

Kekuatan itu yang mampu membawa pesan inti masuk jauh ke dalam lubuk hatimu. Anda mungkin

(5)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

ingin mencobanya dalam meditasi duduk. Anda boleh menggunakan kalimat-kalimat seperti itu.

Melihat sisi lain

Merenungkan kemalasan melalui cara demikian akan membuka mata untuk melihat sisi lainnya. Itulah kerajinan. Mengapa demikian? Karena, sesungguhnya kemalasan dan kerajinan itu satu kesatuan.

Anda terlalu fokus melihat satu sisi saja sehingga mengabaikan sisi lainnya. Meditasi sesungguhnya membantu Anda melihat The bigger picture.

Barangkali inilah momen yang disebut sebagai The moment of U-turn. Sebuah momen besar yang menimbulkan momentum untuk berbalik arah, dari kemalasan berbalik arah menjadi kerajinan. Bukan berarti Anda mengalahkan kemalasan loh, karena ini bukan urusan siapa menang siapa kalah. Itu terlalu cetek dan naif.

Kemalasan dan kerajinan walaupun seolah-olah berlawanan tapi mereka tidak bermusuhan, karena kemalasan adalah dirimu, kerajinan juga adalah dirimu. Jangan membuat perperangan dalam dirimu, karena nanti akan menyebabkan luka-luka yang tidak perlu dalam dirimu. Itu sama saja dengan menyiksa diri sendiri.

Selalu ada sebabnya

Segala sesuatu selalu ada penyebabnya. Kemalasan ada penyebabnya. Kerajinan juga ada penyebabnya.

Kita perlu menciptakan kondisi-kondisi untuk

mendukung hadirnya kerajinan. Namun perlu diingat, bahwa kondisi-kondisi kemalasan sering tidak perlu kita siapkan, karena entah kenapa kok banyak sekali kondisi pendukung kemalasan.

Contoh, ada waktunya saya malas mempraktikkan meditasi duduk. Ada waktunya saya mengizinkan kemalasan merajalela. Contoh selama enam hari sebelumnya saya rutin praktik meditasi duduk, jadi saya mengambil alasan untuk istirahat sehari, saya membiarkan kemalasan menjadi raja sehari saja.

Ada kebahagiaan di balik kemalasan itu. Sekaligus memberitahu diri sendiri bahwa tidak harus sempurna dalam meditasi duduk.

Kita perlu memberi tempat kepada kemalasan.

Namun jangan banyak-banyak. Setelah kemalasan kemarin, hari ini kerajinan mengambil alih lagi.

Bahkan kemalasan kemarin seolah-olah menjadi nutrisi besar bagi kerajinan hari ini. Alih-alih menyesal dan merasa bersalah atas kemalasan kemarin, saya justru berterima kasih kepadanya.

Berbaik hati

Saya memperlakukan kemalasan dan kerajinan dengan hati ekuanimitas. Ini istilah yang belum ada di KBBI, jadi tidak perlu repot-repot membuka KBBI. Ekuanimitas adalah istilah serapan dari bahasa Inggris ‘Equanimity’ untuk menerjemahkan upeksha atau upekkha. Saya merasa terjemahan

‘keseimbangan batin’ tidak hit the target. Kita sudah punya ekualitas, lalu kenapa kita tidak punya ekuanimitas?

Semoga Anda selalu bisa meng-u-turn-kan kemalasan dan kerajinan. Bukan membunuh atau perang melawan kemalasan. Anda butuh kesadaran penuh (mindfulness, eling) dan kewaspadaan (awareness, wasapada) untuk merangkul dua-duanya.

Dengan demikian Anda berbaik hati kepada dirimu sendiri. Anda tidak berbuat kekejaman pada diri sendiri. Anda bersukacita karena kemalasan dan kerajinan juga memiliki sisi baiknya jika ditempatkan di posisinya yang tepat. Anda mulai bisa melihat dengan mata ekuanimitas terhadap dua sekawan itu, yang sesungguhnya adalah manunggal.

(6)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

Harga dari Sebuah Pilihan

Biksu Bhadrasurya

I

nilah rangkuman kebaktian pada Minggu pagi yang cerah (8/8), ceramah Dharma disampaikan oleh Biksu Bhadrasurya. Beliau menyampaikan, “Dalam kehidupan sehari-hari, sudah tertanam di dalam diri kita bahwa ketika memilih sesuatu, kita akan mempertimbangkan harganya.

“Ada sesuatu yang dihargai di dalam objek-objek di luar diri kita, oleh karena itu ketika kita memilih sesuatu untuk diri kita, biasanya kita akan memberi harga di dalam pilihan kita,” beliau mengawali sesi ceramahnya.

Biksu melanjutkan, “Ketika kita memilih hidup untuk kebahagiaan maka yang perlu kita tanamkan dalam suatu kehidupan ini adalah bagaimana kita memilih kebahagiaan yang tepat sesuai dengan diri kita.

(7)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

“Dalam mengambil sebuah pilihan, terkadang dipengaruhi lingkungan, teman, atau keluarga.

Akhirnya kita memilih satu tujuan dari kehidupan kita untuk masa depan, ada campur tangan dari pihak lain. Tapi ingat keputusan terakhir tetap ada di dalam diri kita sendiri.”

Tak lupa Biksu juga menasihatkan, “Agar tidak salah, ketika menentukan sebuah pilihan yang pertama, harus kita lakukan dalam memilih adalah pastikan bahwa tujuan kehidupan kita bukan hanya kebahagiaan di kehidupan saat

ini, tetapi juga kebahagiaan di masa yang akan datang sehingga kebahagiaan- kebahagiaan yang kita munculkan saat ini akan terus

berlangsung

“Sebagai siswa Buddha, tujuan terakhir kita adalah bagaimana kita m e n g h i l a n g k a n lobha (keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (kotoran batin).

Sehingga ketika kotoran batin di dalam diri kita ini sudah lenyap, kita akan mampu

melihat seberapa berharganya kehidupan kita, sehingga menentukan

pilihan yang tepat menjadi sangat penting di dalam kehidupan ketika kita memilih sesuatu yang sesuai dengan Dharma,” terangnya.

Cara menikmati kehidupan

Dengan penuh ketenangan, Biksu melanjutkan pesan Dharmanya, “Kehidupan ini adalah milik kita sepenuhnya. Kita yang akan menentukan bagaimana

cara kita menikmati kehidupan ini. Kesedihan, kegagalan, kekecewaan, rasa sakit, kekhawatiran selalu membayangi kita di setiap waktu karena kita ingin merasakan dan mengetahui apa itu bahagia.

“Ketika dihadapkan dengan sesuatu yang tidak menyenangkan, responsnya adalah melihat apakah ini membahagiakan atau ini menyedihkan.

Tinggal bagaimana cara kita berdamai dengan rasa sakit yang dihadapi. Biasanya kita sulit berdamai

dengan rasa sakit atau kegagalan karena kita tidak mempersiapkan harga-harga yang

harus kita bayar,” jelasnya.

Biksu kemudian menutupnya dengan

sebuah pesan, “Saat ini kita perlu bersyukur

masih terlahir menjadi manusia, kita masih

bisa mendengarkan Dharma, kita masih bisa mempraktikkan Dharma, kita juga masih mampu saling berbagi kebahagiaan.

Jangan sampai dengan pikiran-pikiran yang buruk dan kondisi batin yang buruk yang terjadi pada kehidupan kita menggoreskan luka atau satu catatan yang buruk untuk kehidupan kita di masa yang akan datang.

“Maka semasa kehidupan kita saat ini perbanyak berbuat kebajikan, perbanyak kualitas-kualitas praktik yang baik sehingga di kehidupan yang akan datang kita memperoleh kebahagiaan dari kehidupan kita saat ini,” tutupnya.

(8)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

D

Peran Sekolah Tri Ratna:

Memahami Diri,

Menggali Potensi Siswa Sejak Dini

Jenty Siswanto, B.Com. dan Dendy Setiady, S.Pd., M.Pd.

“Memahami diri ialah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan serta menggunakannya untuk pengambilan keputusan diri sendiri,” Goleman.

i antara sekian banyak pilihan sekolah yang ada di Jakarta Barat, kenapa Anda sebaiknya memilih Sekolah Tri Ratna? Ada beragam jawaban, ada juga testimoni dari orang tua yang kami upload ke Instagram @sekolahtriratna.

Sebagai sekolah berciri khas Buddhis, di Sekolah Tri Ratna, kami mengintegrasikan Dharma dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Ajaran Buddha kami terapkan antara lain untuk mendidik para siswa untuk memiliki kemampuan menyelesaikan masalah (“Problem Solving”).

Sebagai contoh: Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Mulia untuk membantu menyelesaikan masalah dalam hidup kita. Sebagai aplikasinya kami menerapkan ajaran tersebut ke dalam bentuk

“Project-Based Learning” pada semua jenjang dari TK, SD, SMP, SMA, dan SMK.

Para siswa diajarkan tahapan-tahapan dari identifikasi adanya masalah, penyebab masalah, jalan untuk menyelesaikan masalah dan

melaksanakan jalan tersebut, serta terakhir, masalah terselesaikan. Khusus di SMA dan SMK Tri Ratna metode pendidikan di atas dikemas dalam program Entrepreneurship dengan tujuan akhir para siswa dapat menghasilkan buah karya kreativitas mereka yang dipadukan dengan ilmu-ilmu yang diperoleh di bangku sekolah dalam menjawab permasalahan yang mereka temukan.

Program unggulan lain adalah kurikulum Mindfulness yang kami kembangkan sendiri, yaitu pendidikan meditasi terapan sadar-penuh digabungkan dengan bimbingan konseling sehingga dapat membantu mereka sebagai anak dan remaja yang sedang bertumbuh dan sedang mencari jati diri agar dapat mengontrol emosi serta berkonsentrasi untuk introspeksi, mengenal dan memahami diri serta menggali potensi agar dapat dengan percaya diri melangkah maju, mencapai cita-citanya.

Kita sebagai orangtua, terkadang memiliki masalah dalam berkomunikasi dengan anak karena jarak usia yang cukup jauh antara kita dan mereka. Kita

(9)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

memerlukan jembatan. Kita memerlukan bantuan.

Karena kita tidak bisa mengerjakan semuanya sendiri. Sekolah Tri Ratna adalah salah satu sekolah nasional yang memiliki konselor dan juga guru BK, untuk berkomunikasi dengan murid-murid.

Ciri khas sesi sharing di Sekolah Tri Ratna adalah konseling, sesi yang membantu anak-anak mengenal dirinya sendiri dan menggali potensi diri agar dapat dengan percaya diri melangkah maju, mencapai cita- citanya.

Perenungan, “Siapa saya” adalah sebuah kalimat refleksi untuk diri anak-anak yang merupakan bagian dari proses introspeksi. Hal ini dilakukan dengan cara melihat dan merenungkan kembali berbagai hal dalam hidup mereka. Introspeksi memahami

diri merupakan cara memahami diri bagi anak-anak, sebagai tolok ukur untuk menggali potensi dan cara mereka berkaca, supaya dapat memahami diri sendiri dengan tepat.

Kemandirian

Individu mempunyai kesadaran tentang pikiran, perasaan, dan evaluasi diri. Dengan kesadaran diri yang baik, mereka akan memiliki kemampuan mengontrol diri; mampu membaca situasi sosial, mampu memahami dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya.

Selain itu, kesadaran diri juga tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri. Stein &

Book (2003) menyampaikan bahwa kesadaran diri

merupakan kemampuan mengenali perasaan dan menyadari pengaruh perilaku individu terhadap orang lain.

Kemampuan ini meliputi, menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan mempertahankan pendapat (asertif), mengarahkan dan mengendalikan diri, kemampuan untuk mandiri, mengenali dan menerima kekurangan atau kelebihan diri, mewujudkan potensi yang dimiliki hingga puas dengan potensinya tersebut.

Berdasarkan referensi di atas, kegiatan memahami diri di Sekolah Tri Ratna Jakarta diberikan kepada anak-anak dari mulai jenjang SD kelas 6, kemudian kepada semua siswa di jenjang SMP, SMA dan SMK.

Para siswa Sekolah Tri Ratna diajak untuk memahami dirinya dengan mengenal sifat-sifat positif yang dimilikinya.

Anak-anak juga diajak untuk mengenali potensi yang dimiliki melalui Multiple Intelegence Test, yang ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, yang terdiri dari spatial-visual intelligence, musical intelligence, intrapersonal, interpersonal, body kinesthetic, natural intelligence, logical intelligence, dan linguistic intelligence.

Kegiatan tersebut di atas merupakan rangkaian dari program bimbingan konseling Sekolah Tri Ratna yang dipadukan dalam kurikulum Mindfulness kami.

Hal ini dimulai dari mengenali diri sendiri sampai mengenali potensi yang dimiliki, serta khusus untuk jenjang SMP, SMA, SMK diberikan pendampingan untuk mempersiapkan diri baik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi maupun masuk ke dunia kerja.

Selain dua program unggulan di atas, masih banyak lagi program atau metode pendidikan yang kami kembangkan untuk memastikan Sekolah Tri Ratna sebagai sekolah bermutu dengan biaya terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Sekolah Tri Ratna, silakan hubungi Customer Service kami:

Telp: 021-63854385 WA: 0878-8043-1982

Email: contactus@triratnaschool.com

(10)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

B

erikut rangkuman kebaktian pada Minggu pagi (1/8) yang dipaparkan oleh Bapak Firman Lie, “Rumah kita harus dijadikan sebagai tempat yang penuh dengan cinta, karena kita masih ingat ketika masih kecil sampai sekarang, kita selalu di rumah, baik itu di rumah kontrakan ataupun di rumah tinggal, di sinilah kita tumbuh dan berkembang,” terangnya.

Beliau menyampaikan, “Pada zaman dahulu ada sebuah kisah yang menceritakan tentang Siddhartha Gautama ketika masih kecil juga punya istana, gedung, dan rumah.

“Seperti apa yang dialami oleh Siddhartha kecil, yang tinggal di istana, bahkan oleh raja didirikan tiga istana dengan tiga musim khusus untuk-Nya.

Siddhartha tumbuh dan berkembang di sana. Setelah berkeluarga, Siddhartha mencari pengetahuan yang

Jadikanlah Rumahmu

Tempat

yang Penuh Cinta

Firman Lie

hakiki yang disebut melakukan pelepasan duniawi dan pergi bertapa.

“Setelah menjadi Buddha, Siddhartha kembali ke rumah-Nya dengan penuh cinta. Siddhartha menemukan jalan yang begitu indah dan tahu bagaimana jalan menuju pembebasan yaitu lepas dari penderitaan. Istri Siddhartha pun menjadi petapa, biksuni. Siddhartha melakukan ini dengan penuh cinta kasih agar semua anggota keluarga-Nya pun terbebas dari penderitaan.

“Kesimpulan yang bisa didapatkan yakni jadikanlah rumahmu tempat yang penuh cinta, karena kita paling banyak menghabiskan waktu di rumah kita, bertemu dengan anggota keluarga kita. Penuhilah setiap momen, setiap detik ketika kita berada di rumah dengan suasana penuh cinta kasih,”

pungkasnya.

(11)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

Our Life

is Our Choice

Victor Osman

D

hammadesana pada 7 Agustus 2021 yang diisi oleh CEO Dreamaxtion, Victor Osman, menjelaskan tentang kehidupan yang dipenuhi dengan pilihan. Ia berkata “Life is a matter of choice, choose it wisely. Dalam hidup itu pasti selalu ada pilihan walaupun kita bilang tidak itu pun juga merupakan suatu pilihan.”

Sebuah keputusan kecil yang kita pilih dapat membuat kita semakin mantap untuk bisa membuat

“People don’t care what you know, Until they know what you can do with what you know ” - Victor Osman

keputusan besar di kemudian hari, yang terpenting kita menyadari adanya konsekuensi dari setiap pilihan yang kita pilih, sama juga dengan keputusan yang lebih besar. Kita harus melangkah sedikit demi sedikit untuk menuju ke keputusan besar tersebut.

Mengapa? karena langkah kecil merupakan awal dari sebuah langkah yang besar.

Lalu dengan begitu banyak pilihan dalam hidup, bagaimana cara kita untuk maximize hal positif and minimize hal negatif? Pertama kita harus menanamkan Hiri dan Ottapa, yaitu malu akan berbuat jahat dan takut akan akibat dari perbuatan jahat, selain itu Victor juga menjelaskan tentang 4 Noble Truth, yaitu symptoms (Dukkha), cause/

diagnosis (Dukkha Samudaya), cure/prognosis (Dukkha Nirodha), prescription (Dukkha Nirodha Gamini Patipada Mangga), karena apa pun yang terjadi pada kita pada saat ini pasti ada penyebabnya.

Kemudian Victor menjelaskan tentang Happiness is a choice, terkadang Happiness equals Expectation.

Sehingga kita sebaiknya mengurangi/menurunkan ekspektasi kita dan lebih mementingkan untuk mengapresiasi diri kita. Selain ekspektasi, kita juga harus bisa menguasai emosi, karena filosofi untuk sukses adalah tanpa gelisah, kecemasan berlebihan dan depresi berat.

Kita juga harus dapat mengatur ekspektasi kita, karena jika ekspektasi lebih besar dari realita maka kita dapat merasa kecewa sedangkan, jika ekspektasi kita tidak terlalu tinggi maka saat realita menghadang, kita akan tetap bahagia.

(12)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

100% No Kaleng-Kaleng

Upasaka Pandita Hendwi Wijaya

B

erikut rangkuman Kebaktian Minggu (29/8) yang dibawakan oleh Upasaka Pandita Hendwi Wijaya.

Dikutip dari Sutta Dhammacakkappavattana (Empat Kenyataan Para Arya)

1. Mengenai Dukkha

Kita akan mengalami lahir, tua, sakit, dan mati.

Hidup ini tidak pasti tetapi dari keempat peristiwa ini sudah menjadi proses. Dalam hidup pun kita selalu bertemu dengan suatu hal yang tidak kita sukai. Singkatnya hidup adalah dukkha karena di hidup kita ini tidak ada yang seratus persen sesuai dengan yang kita bayangkan.

2. Timbulnya Dukkha

Ini harus ditinggalkan dan telah ditinggalkan.

Bagaimana caranya? yaitu dengan bersyukur, bermurah hati, merasa cukup terhadap hal yang dimiliki saat ini, dan mengerti bahwa sesuatu hal yang terjadi meskipun tidak enak itu bukan karena sesuatu yang dibuat tetapi memang inilah hidup, inilah yang harus dialami. Hidup bukan untuk menyulitkan orang lain tetapi hidup untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

3. Menanggulangi Dukkha

Dikatakan harus berani mengalami dukkha itu sendiri, dan yang lebih lagi telah dialami. Di sini sikap sadar-penuh dibutuhkan. Contoh: jika ada sesuatu yang tidak nyaman pada diri kita lalu muncul kemarahan, cara menanggulanginya ada yang dengan diam meredakan emosi, langsung meluapkan emosi dengan marah dan lain sebagainya. Dukkha dapat ditanggulangi jika kita dapat menumbuh kembangkan hati yang lebih bermurah, menumbuhkan sikap lebih peduli pada yang lain disitulah akan muncul yang mana kita akan merasakan “oh ini yang tidak enak” “ini yang dinamakan kesenangan” jika kita melakukan ini secara terus menerus bisa dikatakan delapan jalan kebenaran ini sudah bertumbuh.

4. Jalan Berunsur Delapan Menuju Lenyapnya Dukkha

Ini dapat bertumbuh kembang kembang dengan sendirinya jika kita telah mampu melakukan yang ketiganya tadi dan kita telah menjadikan delapan jalan kebenaran ini sebagai andalaan bukan lagi hanya sebagai intelektual.

(13)

DHARMA TEACHING | Pembabaran Dharma

I Can See Your

Personality

T

“Keberagaman kepribadian dalam suatu kelompok bermanfaat untuk saling melengkapi satu sama lain,” Ferdi Kawi.

erdapat empat kepribadian pada manusia yaitu dominan, intim, stabil, dan cermat.

Sifat yang paling menonjol dari masing- masing kepribadian: keras (dominan), tebar pesona (intim), pasif (stabil), dan berpaku pada data (cermat).

Selain sifat yang paling menonjol ada pula cara empat kepribadian tersebut menanggapi suatu hal: fokus pada apa (dominan), fokus pada siapa (intim), fokus pada bagaimana (stabil), dan fokus pada mengapa (cermat). Demikianlah yang dipaparkan oleh Ko Ferdi Kawi pada Dhammadesana hari Sabtu (26/6), pada kebaktian Komisi Remaja Wihara Ekayana Arama dan Wihara Ekayana Serpong.

Tidak hanya sampai di situ saja, sesi Dhammadesana kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan tentunya terdapat banyak pertanyaan-pertanyaan menarik dari para umat. Salah satu pertanyaannya adalah, “Dari keempat karakter tersebut, karakter mana yang paling baik?” Kemudian, Ko Ferdi menjawab kalau semua karakter itu baik dan unik juga memiliki karakteristik masing-masing.

Dominan memiliki semangat untuk mencapai tujuan yang jelas. Intim membuat hari kita menjadi semakin

berwarna dan penuh keceriaan. Stabil dapat mendengarkan dan memberi saran atas masalah yang sedang kita hadapi. Cermat dapat membuat strategi yang baik dan teratur. Jadi, pada dasarnya semua kepribadian itu baik adanya hanya kita saja yang harus memaksimalkan kepribadian tersebut dan saling melengkapi.

Sebisa mungkin kita juga jangan melabel diri kita dan menganggap wajar kesalahan-kesalahan kecil yang kita alami seperti lupa akan suatu hal. Hal ini tidak benar karena ketika kita mulai melabel diri kita demikian, maka di situlah kita tidak bertumbuh dan tidak mau memperbaiki diri. Di saat itulah ilmu kepribadian ini kita pahami, tingkatkan, dan perbaiki.

Manusia dapat berubah kepribadian dengan catatan bisa sementara atau bisa permanen. Sementara adalah kepribadian yang dibuat-buat dan tidak bertahan lama yang muncul karena kondisi tertentu yang mengakibatkan kita membuat kepribadian itu.

Tapi kalau ada kepribadian yang kita latih secara terus- menerus, maka kita bisa berubah secara permanen menuju kepribadian tersebut.

(14)

BUDDHIST CEREMONY | Upacara

Sila,

Kunci Hidup Bahagia

Disarikan dari Dharmadesana

Biksu Nyanabodhi pada Puja-bhakti Asadha 25 Juli 2021

S

etiap puja-bhakti, umat Buddha selalu mengulang kembali bacaan lima latihan moral atau yang biasanya disebut Pancasila Buddhis. Apabila puja-bhakti dihadiri anggota Sangha, maka pembacaan Pancasila akan dituntun oleh mereka. Namun, pernahkah Anda bertanya, mengapa pembacaan ini harus diulang-ulang setiap minggunya? Seberapa pentingkah Pancasila Buddhis bagi seorang umat Buddha?

Pada Puja-bhakti Asadha yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Wihara Ekayana Arama, Biksu Nyanabodhi memberikan penjelasan yang rinci dan komprehensif mengenai sila dan kaitannya dengan upaya mengaktualisasikan hidup yang bahagia.

“Wujud dari sila itu tidak ada lagi yang lain. Wujud dari sila adalah kesucian karena itu adalah tingkat yang tertinggi. Kalau itu bisa kita pegang, maka hidup akan menjadi luar biasa,” ujar Biksu Nyanabodhi.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa sila membuat setiap individu menjaga setiap perbuatan, tutur kata, perilaku, dan segala macam bentuk pikiran sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Hidup tanpa sila membuat manusia mudah terjerumus melakukan keburukan. Ini tidak dapat mendukung terwujudnya hidup yang bahagia.

“Buddha mengatakan bahwa sila itu adalah akar dari segala kebaikan. Sila adalah akar dari segala berkah.

(15)

BUDDHIST CEREMONY | Upacara

Sila adalah akar dari segala kebajikan,” jelas biksu yang saat ini sedang menempuh studi di Australia.

Pondasi

Dalam penjelasannya, beliau mengumpamakan sila sebagai fondasi bangunan. Suatu bangunan akan kukuh apabila memiliki fondasi yang kuat. Sebaliknya, bangunan yang megah dan indah menjadi tidak berarti apabila memiliki fondasi yang lemah.

Bangunan tersebut akan mudah runtuh. Demikian halnya dengan kehidupan manusia. Supaya mampu membangun kehidupan yang berkualitas, manusia perlu memahami dan mempraktikkan latihan moral.

Sebagai contoh, Biksu Nyanabodhi menceritakan kisah siswa Buddha yang bernama Anuruddha. Pada kehidupannya di zaman Buddha, Anuruddha terlahir sebagai sepupu Pangeran Siddhartha. Bahkan, pada kehidupan-kehidupan sebelumnya, Anuruddha selalu terlahir di dalam kondisi yang nyaman dan makmur. Hal ini merupakan buah dari perbuatan beliau di kehidupan sebelumnya yang selalu tekun mempraktikkan sila. Dengan kata lain, seseorang pasti akan menuai benih yang telah ia tanam sebelumnya.

Oleh karena itu, selagi masih memiliki kesempatan, tanamlah benih kebajikan sebanyak mungkin.

Praktikkanlah sila dengan tekun. Sebab, sebelum Buddha parinibbana, Beliau mengingatkan murid- murid-Nya untuk senantiasa menjaga sila. Mereka yang memegang teguh sila akan memperoleh kesejahteraan, rasa percaya dari banyak orang, menghadapi kematian dengan penuh ketenangan, serta akan terlahir di alam-alam bahagia.

Umat Buddha perlu memahami bahwa bertekad mempraktikkan sila tak selalu harus dipahami secara ekstrem. Banyak orang beranggapan bahwa membaca Pancasila Buddhis berarti bersumpah untuk tidak melakukan sedikit pun pelanggaran sila. Padahal, yang perlu dilakukan umat awam saat membaca Pancasila Buddhis adalah secara bertahap melatih dirinya supaya menjadi pribadi yang lebih berkualitas.

“Semuanya harus bertahap. Pelan-pelan. Satu-satu.

Semua orang punya kesempatan untuk hidup bahagia dan damai. Namun, kebahagiaan dan kedamaian tidak berasal dari luar. Semua muncul dari dalam diri sendiri, dan itu muncul dari praktik menjalankan sila,”

pungkas Biksu.

(16)

BUDDHIST CEREMONY | Upacara

Pengurus

Wihara Ekayana

Adakan

Doa Kesehatan Keselamatan dan

Bangsa

K

egiatan “Doa Kesehatan dan Keselamatan Bangsa” diadakan oleh pengurus Wihara Ekayana Arama dan Wihara Ekayana Serpong dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2021. Kegiatan ini dilakukan melalui media Zoom dan ditayangkan secara live melalui beberapa media seperti YouTube, Facebook, Instagram, dan RCTI+.

Dimulai pukul 15.00 WIB, kegiatan doa bersama ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan membacakan paritta suci dan merapal mantra-mantra. Tak lupa partisipan yang hadir secara daring diajak melakukan meditasi pengembangan cinta kasih.

Biksu Nyanabhadra turut hadir dalam acara ini. Dalam pesan-pesannya, mengaitkan hari penting bagi Indonesia ini dengan semangat dan kewaspadaan selama pandemi berlangsung.

“Biasanya acara kemerdekaan diisi dengan perayaan acara-acara yang merakyat seperti lomba tarik tambang, panjat pinang, dan lainnya. Namun kini kita isi dengan doa bersama agar Indonesia cepat pulih dari pandemi Covid-19, terutama Pulau Jawa yang sedang mengalami kenaikan angka COVID-19,”

ujarnya.

Lebih lanjut, Biksu mengulas mengenai empat kebaikan yang harus diperhatikan umat Buddha. Empat kebaikan ini adalah kebaikan orang tua, kebaikan semua makhluk, kebaikan negara dan pemimpin negara, serta kebaikan Triratna, yakni Buddha, Dharma, dan Sangha.

Acara dilanjutkan dengan pelimpahan jasa kemudian, sesi foto bersama, dan juga ditutup dengan persembahan lagu “Kita Satu Indonesia”. (Devi Elvina)

(17)

MINDFUL LEARNING | Hidup Berkesadaran

No Mud No Lotus

berkesadaran. Sesi gerak badan ini dilakukan agar peserta punya kesempatan untuk merilekskan tubuh setelah duduk untuk waktu yang cukup lama. Tak lupa, seluruh peserta mengakhiri latihan bersama dengan melakukan pelimpahan jasa.

Latihan mindfulness secara daring ini diadakan rutin setiap satu bulan sekali melalui Zoom dan disiarkan live melalui YouTube Wihara Ekayana Arama. Latihan ini terbuka untuk semua kalangan. Diharapkan latihan bersama ini bisa membawa manfaat bagi seluruh peserta. (Cinthya Tania)

K

omunitas mindfulness Wihara Ekayana kembali melakukan Latihan Hidup Sadar Penuh secara daring (Moment of Mindfulness) (21/8) dibimbing oleh Biksu Nyanabhadra, Dharma Acarya, tradisi Plum Village.

Diawali dengan meditasi bernyanyi, peserta diajak untuk mengawali latihan bersama dengan menyirami benih-benih kebahagiaan melalui lagu-lagu bernuansa berkesadaran. Setelahnya peserta diajak untuk praktik meditasi duduk dipandu (guided sitting meditation) yang dibimbing oleh volunteer sebagai fasilitator. Sesi berikutnya adalah mendengarkan ceramah Dharma dari Biksu Nyanabhadra yang sore hari itu membawakan tema “Tiada Lumpur, Tiada Teratai” (No Mud No Lotus).

Melalui ceramah Dharma yang disampaikan, Biksu menjelaskan bahwa teratai dan lumpur, keduanya saling berkaitan. Teratai mengibaratkan kebahagiaan dan keberuntungan, sementara lumpur dapat diibaratkan sebagai penderitaan. Keduanya saling berlawanan, tetapi saling membutuhkan.

Sesungguhnya mereka adalah satu paket. Tanpa lumpur, teratai tidak bisa hidup. Begitu pula manusia yang bisa bertumbuh menjadi lebih dewasa melalui penderitaan yang dihadapinya.

Melalui pesan Dharma ini, Biksu juga mengajak kita untuk melihat lebih jelas bahwa dalam hidup ini, kebahagiaan dan penderitaan, keduanya eksis, dan bisa saling bertukar posisi. Kita sebagai manusia, punya kendali untuk menentukan apakah kita ingin fokus pada penderitaan atau justru berbahagia.

Sekalipun ketika kita harus mengalami penderitaan, kita bisa berlatih melihat secara mendalam, untuk melihat bagaimana penderitaan bisa menjadi guru untuk kita bertumbuh menjadi lebih indah. “Jadikanlah lumpur sebagai pupuk untuk menumbuhkan teratai kebahagiaan,” pesan Biksu menutup sesi ceramah Dharma.

Setelah mendengarkan ceramah Dharma, peserta dibimbing untuk melakukan gerak badan

(18)

MINDFUL LEARNING | Hidup Berkesadaran

B

Biksuni Bhadrakhema

erikut rangkuman kebaktian pada Minggu pagi (22/8) yang disampaikan oleh Biksuni Bhadrakhema, “Welas asih merupakan suatu ekspresi dari diri kita yang kita ungkapkan ke makhluk lain berupa kepedulian kita terhadap sesama,” ungkapnya.

Ada sebuah empat peristiwa agung yang bisa kita teladani;

Peristiwa ketika Pangeran Siddharta melihat ada orang tua renta, muncul perasaan sedih ketika melihat seseorang bisa menjadi tua. Suatu saat nanti, kita yang sekarang muda, segar, dan kuat akan menjadi tua dan lemah.

merupakan hal yang. Hal ini juga membuat Pangeran Siddharta menjadi sedih.

Peristiwa ketika Pangeran Siddharta melihat ada orang meninggal, tidak seorang pun dapat mencegah kematian. Semua orang akan meninggal pada suatu hari. Kita juga akan demikian.

Peristiwa ketika Pangeran Siddharta melihat seorang petapa, petapa adalah seseorang yang telah meninggalkan rumah, meninggalkan harta benda.

Seorang petapa bertujuan untuk mencari sumber penderitaan dan tujuan dari semua makhluk hidup.

Biksuni Bhadrakhema menyampaikan, “Sikap welas asih membuat kita ikut merasakan penderitaan orang lain dan tergerak untuk memberi bantuan.

Tak hanya membuat hubungan dengan orang lain menjadi semakin baik, penerapan sikap ini juga memberi manfaat untuk kesehatan.”

Peristiwa ketika Pangeran Siddharta melihat ada orang sakit, sakit bisa menimpa siapa saja tanpa mengenal waktu, tidak ada seorang pun yang akan terus menerus sehat. Kita juga bisa sakit, ini

Beliau menutupnya dengan beberapa patah kalimat,

“Buddha mengajarkan adanya penderitaan dalam hidup adalah sebagai sarana untuk mengembangkan welas asih, melakukan praktik welas asih sehingga kita menjadi terbebas dari penderitaan dan kita juga bisa membantu makhluk lainnya agar terlepas dari penderitaan.”

(19)

MINDFUL LEARNING | Hidup Berkesadaran

P

ada Minggu (25/7), Komisi Pemuda Ekayana mengadakan Pelatihan Public Speaking melalui zoom. Pelatihan Public Speaking ini adalah acara yang diadakan oleh tim divisi SDM (Sumber Daya Manusia) yang bertujuan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan seputar public speaking. 

Materi dari training tersebut dibawakan oleh Randy Tunggeleng dengan format materi, praktik, evaluasi, dan diskusi. Dalam praktiknya, para peserta akan diberi waktu untuk persiapan dan setelah itu peserta akan langsung menampilkan. Setelah peserta menampilkan perform-nya langsung dievaluasi oleh pelatih dan diberikan masukan.

Pelatihan Public Speaking

Randy Tunggeleng

Tujuan diadakan pelatihan ini, peserta diharakan dapat mengerti mengenai public speaking dan dapat berlatih dan menerapkan ilmu yang dipelajari dengan menjadi MC atau moderator. Sehingga, salah satu  kriteria pelatihan ini yaitu komitmen untuk menjadi moderator atau MC acara-acara ke depannya

(20)

MINDFUL LEARNING | Hidup Berkesadaran

How to Accelerate Your Personal

Growth

K

orempals merupakan acara kolaborasi antara Komisi Remaja Wihara Ekayana Arama dan Wihara Ekayana Serpong yang bertujuan sebagai media untuk membangun relasi antarremaja buddhis di seluruh Indonesia. Acara diadakan pada Sabtu (28/8) mengundang CEO Men’s Republic, Yasa Singgih dengan topik yang dibawakan sebagai pembicara yaitu, “How to Accelerate Your Personal Growth”.

Ko Yasa mengatakan bahwa kita memiliki keuntungan hidup di masa kini, mengapa? Karena dengan perkembangan teknologi dan informasi, kita lebih mudah meraih sesuatu dibanding masa lalu. Namun dengan kemudahan itu, muncul juga dampak negatif, kita menjadi terbiasa untuk serba instan yang mana kita tidak ingin menikmati proses dan hanya ingin menikmati langsung hasil akhirnya.

Bagaimana cara agar kita bisa menikmati proses?

Kita harus memiliki purpose dan passion. Purpose atau tujuan merupakan alasan dibalik hal yang ingin kita kejar, dengan purpose kita menjadi lebih fokus dan terarah pada tujuan akhir kita, ditemani dengan passion/semangat dalam suatu hal yang kita minati, serta ditemani oleh perseverance/ketekunan yang melatih passion kita hingga lebih berkembang dan baik dari sebelumnya. Ketiga hal ini saling bersangkutan satu sama lain hingga kita dapat menikmati proses.

“Find a good mentor, invest your self, be a volunteer,” Yasa Singgih.

Bagaimana kita dapat mempercepat perkembangan diri kita? Ko Yasa memberikan tiga langkah untuk mempercepat perkembangan diri kita. Langkah pertama adalah untuk mencari mentor yang dapat membawa kita kepada kesuksesan, tidak perlu mentor yang terkenal tetapi mentor bisa juga dari lingkup terdekat kita seperti guru/kakak kita.

Langkah kedua adalah untuk menginvestasi pada diri sendiri, seperti mengikuti suatu organisasi/menjadi volunteer sehingga kita mendapatkan pengalaman dalam berorganisasi. Langkah ketiga adalah jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena setiap orang memiliki jalur perlombaan dan garis finish yang berbeda-beda.

Setelah sharing Dharma oleh Ko Yasa Singgih, Korempals juga mengadakan games seru yang bertujuan untuk mengenalkan dan mempererat hubungan para peserta Korempals. Puncak acara terdapat pembagian doorprize yang disponsori oleh Onassis untuk para peserta beruntung yang telah menghadiri acara Korempals.

(21)

MINDFUL LEARNING | Hidup Berkesadaran

Manfaat Melatih Kesabaran

Sidharta Adi Gautama M.Pd.

I

nilah rangkuman kebaktian Minggu sore (5/9) yang dibawakan oleh Bapak Sidharta Adi Gautama M.Pd.

Kesabaran perlu dilatih agar kita terbiasa untuk tidak marah, tidak putus asa ataupun tidak patah hati.

Mengutip perkataan Pak Sidharta bahwa, “Kebencian janganlah dibalas dengan kebencian, kebencian akan berakhir jika dibalas dengan cinta”. Oleh karena itu janganlah kita membalas perbuatan jahat orang lain terhadap kita, jika begitu apalah bedanya kita dengan mereka.

Melatih kesabaran bisa dilakukan yang pertama dengan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak kekal (annica). Segala kondisi yang kita rasakan dapat berubah. Menyadari kesulitan apa pun yang kita hadapi tidaklah kekal dan tidak selamanya.

Yang kedua adalah dengan berpikir secara Dharma;

bahwa kesulitan yang kita alami adalah buah dari perbuatan kita sendiri. Kesulitan dan segala macam kesalahan bukan dibuat oleh orang lain, tetapi oleh akibat dari perbuatan diri sendiri. Kalau tidak dari kita, tidak mungkin masalah menimpa kita. Kalau kita berpikir seperti itu, kita tidak akan berpikir untuk membalas dendam.

Dengan dua cara tersebut kita dapat membangun kesabaran kita, memperkuat daya tahan mental kita dalam menghadapi kesulitan yang mengganggu kita. Kita berusaha tenang, batin tidak tergoyahkan meskipun masalah yang datang silih berganti.

Terus menerus meningkatkan kesabaran dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga kita memiliki ketahanan mental yang cukup untuk tidak terpengaruh melakukan perbuatan buruk.

Kesabaran dalam pandangan agama Buddha terbagi menjadi dua yaitu kesabaran paling sederhana (Adhikarana Khanti) dan kesabaran paling tinggi (Titika Khanti).

Kesabaran paling sederhana adalah bersabar dengan hal yang sederhana, dengan kondisi yang kecil, seperti: menghadapi udara yang panas, makanan yang tidak sesuai, menunggu agak lama, bersabar bila fisik sedang sakit dan bersabar ketika sedang mengemudikan mobil di jalan. Sedangkan kesabaran paling tinggi adalah bersabar terhadap masalah yang lebih besar. Dalam Dhammapada (1:4) Buddha bersabda:

”Mereka yang tidak memendam di dalam dirinya (dan tidak berpikir): ’Ia telah menyiksa diriku, ia telah memukuli tubuhku, ia telah mengalahkan aku dan merampas barang-barangku’, maka kebencian akan lenyap dari batinnya.” Inilah kesabaran yang paling tinggi.

Marilah kita mengisi dengan hal-hal yang berguna dengan selalu berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk serta bersihkan kotoran batin yang ada pada batin kita. Dengan demikian, kita akan menemukan kebahagiaan dalam kondisi apa pun yang datang menyongsong kita dengan ketahanan mental. Hiduplah dengan penuh kesabaran, sehingga hidup kita akan selalu aman, damai, dan bahagia.

(22)

SOCIAL ACTIVITIES | Kegiatan Sosial

Ekayana Peduli

Berbagi dengan Sesama

D

idukung oleh Ekayana Peduli, para peserta didik, guru, anggota OSIS , PTMC (Parent Teacher Mindful Community) serta seluruh warga sekolah Ekayana Ehipassiko School BSD mengadakan kegiatan Bakti Sosial pada tanggal 25 September 2021 di Teluk Naga.

Praktik kasih melalui kegiatan Bakti Sosial ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang bertujuan untuk menanamkan dan menumbuhkan benih- benih kebaikan dalam diri peserta didik dan lingkungannya beserta seluruh warga sekolah.

(23)

SOCIAL ACTIVITIES | Kegiatan Sosial

(24)

FRIENDSHIP | Persahabatan

Meriahnya HUT RI ke-76

dan Ekayana School Family Gift 2021

P

eringatan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia yang diselenggarakan pada 17 Agustus 2021 secara virtual berlangsung dengan khidmat. Demikian juga dengan unit TK - SMA mengadakan kegiatan lomba 17-an untuk merayakan HUT kemerdekaan RI ke-76.

Adapun jenis lomba yang diadakan secara virtual seperti lomba foto, joget balon, lomba memasak, lomba video kreatif, lomba kolase, yel-yel, kontes foto TK, lomba karya grafis dan masih banyak lagi. Untuk lebih tahu mengenai lomba peserta didik bisa di cek melalui instagram @ekayanaehipassiko.

Selain lomba 17 Agustus, Ekayana Ehipassiko School BSD dalam menyambut tahun ajaran baru 2021-2022, sekolah mengadakan acara khusus bagi peserta didik Ekayana Ehipassiko School BSD.

Acara dilaksanakan pada Kamis (21/8), pukul 08.30- 14.30 secara virtual melalui aplikasi zoom yang mengusung tema “Best Choice for Best Future” dengan konsep talkshow.

Melalui acara tersebut, orang tua peserta didik dibekali informasi mengenai jenjang tingkatan pendidikan

yang lebih tinggi di Ekayana Ehipassiko School BSD.

Menariknya, acara ini menginformasikan special promo, gift, dan doorprize pada akhir acara sehingga semakin meriah. Setiap peserta mendapatkan voucher senilai lima ratus ribu rupiah, yang menambah semangat antusias.

Ekayana Ehipassiko School mengucapkan terima kasih atas partisipasi orang tua peserta didik yang sudah hadir pada acara kali ini. Orang tua peserta didik dapat cek informasi terbaru sekolah melalui instagram @ekayanaehipassiko dan dapat juga menghubungi Humas Ehipassiko School BSD melalui nomor 0838 910 666 88 (whatsapp).

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian komposit serat tangkai ilalang menunjukkan bahwa, kekuatan bending yang paling optimal pada fraksi volume 40% (serat) dan 60% (matrik) yaitu dengan

Stieltjes mengidentifikasikan dua rute jalan kereta api yang menghubungkan Semarang dengan daerah-daerah kerajaan di pedalaman selatan Jawa Tengah, yang disebut sebagai rute

Penggunaan pewarna pada pangan telah diatur oleh pemerintah mengenai pewarna yang dilarang digunakan dalam makanan, pewarna yang diizinkan serta batas penggunaanya, termasuk

Beberapa laporan berita menunjukkan bahwa munculnya fenomena seperti ini berkaitan dengan warga-warga yang kehilangan pekerjaan atau sumber pendapatan dam tidak mendapatkan

Daftar Cek Masalah (DCM) adalah seperangkat pertanyaan yang menggambarkan jenis-jenis masalah yang mungkin dihadapi klien. Dengan kata lain diartikan

Cara penulisan pustaka yang berupa bab atau artikel yang dimuat dalam sebuah buku dapat dilihat pada lampiran 12 buku pedoman ini, yaitu dengan nomor urut 3 dan

Tidak ada perbedaan pengaruh efektivas pelatihan public speaking dengan pendekatan perilaku kognitif antara laki-laki dan perempuan, yang artinya tidak ada perbedaan

pendistribusian zakat sekaligus menyelenggarakan event-event yang sifatnya sosial, seperti: acara khitan masal, bazar, santunan anak yatim, pengajian maulid Nabi