• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINASI KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS MELALUI PENYALURAN KREDIT DAN RISIKO KERTAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DETERMINASI KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS MELALUI PENYALURAN KREDIT DAN RISIKO KERTAS KERJA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

DETERMINASI KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS

MELALUI PENYALURAN KREDIT DAN RISIKO

Oleh:

RISKA LUKI NANDANI NIM: 212013178

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2017

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

HALAMAN MOTTO

“Buatlah orang tuamu bangga meskipun dia sudah tiada”

“Perjuanganmu sekarang nantinya akan menentukan masa depanmu”

“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan

waktu untuk menunggu inspirasi.”

(Ernest Newman)

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”

(Evelyn Underhill)

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”

(Confusius)

(7)

vii ABSTRACT

ROA is a ratio used to measure how big banking capabilities in obtaining the profit compared with the asset. There are several things that can affect ROA, including CAR, LDR, and NPL.

NPL can weaken the relation of LDR to ROA. This study aims to test CAR and LDR to find whether or not this variable affect ROA, and also to test LDR to ROA using NPL as a moderating variable. Population of this study are banking sector companies which registered in Bank Indonesia from 2011 until 2015. Method of analysis used in this study is a panel data regression. The result of this study indicate the affect of the CAR to LDR. Then, the LDR has affect on ROA when moderated by the NPL. In other words the capital adequacy can affect the resulting banking profit if the ability of banks in funneling credit that offset the low risk of nonperforming loans are disbursed.

Keywords: CAR, LDR, NPL, ROA.

(8)

viii SARIPATI

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perbankan dalam memperoleh laba dibandingkan dengan asset. Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi ROA diantaranya yaitu CAR, LDR dan NPL. Variabel NPL dapat memperlemah hubungan LDR terhadap ROA. Penelitian ini bertujuan untuk menguji CAR dan LDR untuk menemukan apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap ROA dan juga untuk menguji LDR terhadap ROA dengan NPL sebagai variabel moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia dengan periode tahun 2011 sampai 2015. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh CAR tehadap LDR. Selanjutnya LDR mempunyai pengaruh terhadap ROA saat dimoderasi oleh NPL. Dengan kata lain kecukupan modal dapat mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh perbankan jika kemampuan bank dalam menyalurkan kredit yang diimbangi rendahnya risiko kredit macet yang disalurkan.

Kata Kunci: CAR, LDR, NPL, ROA

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Peran perbankan yaitu sebagai salah satu lembaga perantara keuangan yang sudah banyak mengalami kemajuan untuk menggerakkan roda perekonomian nasional. Bank sebagai lembaga perantara keuangan harus mempunyai kinerja yang baik. Seiring dengan perkembangan bank di Indonesia menjadikan persaingan bisnis yang semakin ketat sehingga bank dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor. Kinerja bank dapat dilihat dari laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan.

Di dalam menilai kinerja perbankan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perbankan. Penelitian sudah cukup banyak membahas tentang faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan namun secara spesifik belum ada penelitian yang mengintegrasikan faktor CAR, kredit sebagai variabel intervening, profitabilitas dan risiko kredit sebagai variabel moderating. Keempat faktor tersebut menarik untuk diteliti karena dari penelitian terdahulu terdapat hubungan CAR terhadap Profitabilitas dan kredit terhadap profitabilitas sehingga kemungkinan terdapat hubungan CAR terhadap kredit dan kredit terhadap profitabilitas saat dimoderasi oleh risiko kredit.

Bagian-bagian yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi research gap yang disajikan pada bagian pendahuluan, teori CAR, kredit, risiko kredit, profitabilitas dan pengembangan hipotesis, metode penelitian, serta hasil penelitian dan pembahasan.

Kesimpulan, implikasi praktis dan keterbatasan penelitian diharapkan dapat menjadi agenda bagi penelitian mendatang. Semoga kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi perkembangan teori keuangan.

Salatiga, 4 Agustus 2017

Riska Luki Nandani

(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Bersamaan dengan terselesaikannya penyusunan tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung selama penulis menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada:

1. Alm. Bapak Sugito dan Ibuk Rukini, Kakak Ari Sutomi, Tante Maharani dan yang saya kasihi Ivan Margery terima kasih untuk doa, kasih sayang, dukungan, pengorbanan dan yang selalu menjadi sumber motivasi dan semangat selama penulis menyusun tugas akhir ini.

2. Prof. Supramono, SE, MBA, DBA selaku dosen pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran mengarahkan, membantu, memberikan masukan, semangat dan motivasi kepada penulis.

3. Bapak Arief Widodo, SE, MM dan Bapak Petrus Wijayanto, SE, MM selaku wali studi atas masukan dan pengarahan kepada penulis.

4. Seluruh Staff pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan banyak pelajaran berharga baik akademik dan nonakademik selama penulis menempuh studi.

5. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah membantu dalam pengurusan administrasi selama masa perkuliahan.

6. Sahabat-sahabatku tercinta Magdalena Kristina, Dina Widya, Ana Ristiana, Andreas, Noel, Yayang Pappilonnis, Wilis Widhiastuti, Nura Purfitasari, Seplin Lorenza Tamalanga, Ira Rahmadani, Ocseana Rusita Dewi, Suci, Ismail, Dina Putri, Desy, Anjar, dan Sharon yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, dan perhatian sampai tugas akhir ini bisa terselesaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat serta rahmatnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.

Salatiga, 4 Agustus 2017

Riska Luki Nandani

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pernyataan Tidak Plagiat ... ii

Pernyataan Persetujuan Akses ... iii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... iv

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Kertas Kerja ... v

Halaman Motto ... vi

Abstract ... vii

Saripati ... viii

Kata Pengantar ... ix

Ucapan Terima Kasih ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

Pendahuluan ... 1

Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis ... 3

Kinerja Perbankan ... 3

Pengembangan Hipotesis ... 5

Metode Penelitian ... 8

Populasi dan Sampel ... 8

Pengukuran Variabel ... 9

Jenis dan Sumber Data ... 9

Teknik Analisis Data ... 9

Hasil dan Pembahasan ... 13

Analisis Deskriptif Statistik ... 13

Uji Asumsi Klasik ... 14

Pengujian Model Regresi Data Panel ... 16

Persamaan Regresi Data Panel ... 17

Pengujian Hipotesis ... 18

Pembahasan ... 19

Penutup ... 21

Simpulan ... 21

Implikasi Manajerial ... 21

Keterbatasan dan Agenda Penelitian Mendatang ... 21

Daftar Pustaka ... 22

Lampiran ... 27

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif dan Matrix Correlation ... 13

Tabel 4.2. Hasil Uji Likehood Ratio dan Uji Haussman ... 16

Tabel 4.3. Model Random Effect ... 17

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 18

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ... 8

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data CAR, LDR, NPL, ROA ... 27

Lampiran 2 Deskriptif Statistik dan Matrix Correlations ... 32

Lampiran 3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 33

Lampiran 4 Hasil Pengujian Regresi Data Panel ... 38

Lampiran 5 Hasil Uji Haussman ... 39

(15)

1 Pendahuluan

Di dalam sistem perekonomian modern, bank mempunyai fungsi dan kedudukan yang penting untuk memanfaatkan potensi-potensi ekonomi menjadi sesuatu yang produktif (Kushariyadi dan Alim 2008). Selain itu menurut Lupa et al., (2016), Bank juga merupakan sektor yang sangat penting di dalam perekonomian suatu negara yang berperan sebagai lembaga perantara keuangan (intermediaries institution) yang menggerakkan roda perekonomian dengan mekanisme menghubungkan surplus di sektor financial dan defisit di sektor riil. Sudiyatno dan Suroso (2010) mengatakan bahwa lembaga perbankan memiliki fungsi intermediasi atau sebagai antara pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Fungsi utama bank sendiri adalah untuk menyimpan dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan bentuk lain.

Haryanto (2016) menyebutkan peran penting bank sebagai lembaga intermediasi, dimana dana masyarakat menjadi penopang utama sumber pendanaan bank, sehingga industri perbankan merupakan industri dengan tingkat regulasi yang tinggi (highly regulated). Perkembangan perbankan saat ini mengalami peningkatan, dimana banyak bank yang bermunculan dan menjadikan sektor perbankan menjadi lebih kompetitif. Kesehatan perbankan dapat dinilai dari kecukupan modal yang diberikan oleh bank dalam menjalankan aktivitas perbankan dan kemampuan bank dalam bersaing. Kecukupan modal juga menjadi salah satu tolak ukur Bank Indonesia dalam menilai kesehatan perbankan.

Menurut De Bondt dan Prast (2000); ketentuan kecukupan modal bank dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan deposan, ketentuan kecukupan modal juga dapat meningkatkan modal bank sehingga menciptakan persaingan yang sehat dalam pasar keuangan global. Saputra dan Budiasih (2016) berpendapat bahwa kecukupan modal perusahaan perbankan, dapat dilihat dari angka Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Sukarno dan Syaichu (2006) CAR merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.

Dengan begitu jika suatu perbankan mempunyai kecukupan modal, maka akan meningkatkan

(16)

2

kepercayaan masyarakat dan mampu mengontrol risiko yang timbul. Kecukupan modal perusahaan semakin tinggi maka semakin baik manajemen perusahaan dalam mengelolanya, karena suatu perusahaan didirikan yakni dengan tujuan untuk menghasilkan value yang tinggi, sehingga perusahaan dapat mengelola berbagai macam aktivitas perbankan secara efektif dan efisien.

Kinerja perbankan menjadi indikator penting untuk melihat manajemen bank kepada seluruh aktivitas organisasi yang terlibat. Kinerja perbankan dapat dianalisis melalui laporan keuangan. Menurut Sabir et al., (2012), tujuan dari pelaporan keuangan adalah menjadikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan yang pada akhirnya dijadikan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Salah satu ukuran perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut dengan melihat profitabilitas perusahaan, karena semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh maka semakin efektif dan efisien dalam mengelola aktivitas perusahaan. Untuk mengukur profitabilitas perusahaan, salah satunya dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Sohilauw (2016) berpendapat bahwa, ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan. Jika ROA semakin besar, maka semakin besar juga profit atau keuntungan yang di dapat bank.

Penelitian sudah cukup banyak membahas tentang faktor yang mempengaruhi ROA, tetapi dengan hasil yang tidak konsisten. Hasil penelitian Budi (2008), Tursidi (2017) dan Prasetyo (2017) menunjukkan CAR berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas bank. Hasil yang berbeda dilakukan oleh Sabir, M et al., (2012), Agustiningrum (2013), dan Fatimah (2014) dimana bahwa rasio kecukupan modal (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Hasil tersebut dimungkinkan karena kecukupan modal tidak senantiasa berpengaruh terhadap profitabilitas, kecukupan modal tinggi bergantung kemampuan bank dalam menyalurkan kredit. Seperti yang dikemukakan oleh Kalopo et al., (2012), penyaluran kredit memiliki peranan penting dalam tingkat profitabilitas yang diperoleh bank karena sumber pendapatan terbesar bank berasal dari penyaluran kredit. Oleh sebab itu penelitian ini ingin memasukkan kredit sebagai variabel intervening.

(17)

3

Adanya penyaluran kredit tinggi kemungkinan perbankan menghadapi risiko yang juga semakin tinggi. Risiko tersebut akibat banyaknya kredit bermasalah yang tidak membayar angsuran atau kewajibannya. Risiko dapat dicerminkan dengan rasio Non Performing Loan (NPL).

Jika NPL besar itu artinya bahwa risiko kredit macet yang dihadapi perbankan semakin besar. Dari uraian diatas penelitian ini selain meletakkan kredit sebagai variabel intervening, juga menempatkan NPL sebagai variabel modereting.

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini dan kontradiksi dari penelitian terdahulu adalah (1) Apakah terdapat pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas?, (2) Apakah kecukupan modal berpengaruh terhadap kredit?, (3) Apakah terdapat pengaruh Kredit terhadap profitabilitas?, (4) Apakah terdapat pengaruh kredit terhadap profitabilitas dengan risiko kredit sebagai variabel modereting negatif? Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi investor pemula yang ingin berinvestasi pada saham perbankan.

Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis Kinerja Perbankan

Menurut UU nomor 10 tahun 1998, bank merupakan suatu lembaga penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan disalurkan kembali dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat. Bank merupakan lembaga perantara keuangan untuk menggerakkan perekonomian suatu negara, sehingga bank harus menjaga kesehatan keuangannya. Dalam operasinya, bank lebih banyak menggunakan modal dari masyarakat dibanding modal sendiri atau dari pemilik saham, karena kegiatan bank adalah menimbun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali melalui pemberian pinjaman kepada masyarakat dalam bentuk kedit. Dalam memperoleh kepercayaan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank yaitu dengan meningkatkan kenerja perbankan. Kinerja perbankan dapat diartikan suatu hasil yang diperoleh suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Desfian 2005).

Di dalam penelitian ini, kinerja perbankan diukur dengan determinasi kecukupan modal, penyaluran kredit, risiko, dan profitabilitas.

Menurut Usman (2003), Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang mengukur kecukupan modal terhadap risiko dari aktiva bank. Kecukupan permodalan pada bank digunakan

(18)

4

untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam perkreditan. Kecukupan modal dapat diukur dengan CAR yang bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas yang dilakukan (Wahab 2015). Sedangkan menurut Sukarno dan Muhammad (2006), Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Semakin besar kecukupan modal yang dimiliki Bank, maka akan meningkat rasio kecukupan modalnya. Sebaliknya jika suatu bank mengalami kerugian, maka rasio kecukupan modal bank akan turun, karena kerugian bank akan menyerap modal yang dimiliki. Selain itu, menurut Siamat (2003) kecukupan modal memiliki beberapa fungsi diantara yaitu memberikan perlindungan kepada nasabah, mencegah terjadinya kejatuhan bank, memenuhi ketentuan modal minimum, meningkatkan kepercayaan masyarakat, menutupi kerugian aktiva produktif bank, sebagai indikator kekayaan bank.

Penyaluran kredit merupakan dana yang disediakan perbankan untuk kegiatan pinjam meminjam kepada masyarakat dengan persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank dengan pihak terkait yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu yang sudah ditentukan beserta bunganya (Undang-Undang No. 10 Tahun 1998). Pemberian kredit didasarkan pada kepercayaan pihak bank kepada debitur bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikan sesuai kesepakatan. Tetapi dalam pemberian pinjaman risiko yang mungkin timbul selama jangka waktu tertentu dalam pemberian atau pelusanan hutang mungkin saja terjadi. Jika bank meningkatkan tingkat suku bunga penyaluran kreditnya dan dalam menyaluran kredit kurang efisien, maka bukan tidak mungkin bahwa banyak kredit macet atau risiko yang timbul. Semakin besar piutang yang diberikan semakin besar risiko yang mungkin terjadi.

Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan (Anisa 2010). Di dunia perbankan risiko yang ditimbulkan yaitu risiko kredit. Risiko kredit adalah ketidakmampuan para debitur didalam memenuhi kewajiban membayar atau melunasi hutangnya. Menurut Siamat (2005) risiko kredit adalah kerugian yang

(19)

5

dialami yang disebabkan oleh peminjam yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Risiko kredit dapat dihitung dengan menggunakan rasio Non Performing Loan(NPL). Non Performing Loan(NPL) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur risiko kredit yang diberikan bank kepada pihak debitur. Meydianawati (2007) mengatakan bahwa, NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank.

Menurut Sartono (2010), profitabilitas adalah kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari aktivitas operasional. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja bank dan hasil dari profitabilitas dapat menjadi tolak ukur atau gambaran tentang efektifitas kinerja manajemen. Profitabilitas adalah ukuran tingkat efektifitas dari kinerja manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, mengobtimalkan tingkat return, dan dapat meminimalisir tingkat risiko yang dihadapi (Harahab, 2011). Rasio yang di gunakan dalam mengukur profitabilitas dalam penelitian ini berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 adalah Return on Assets (ROA). Aji (2016) mengatakan bahwa, Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Kecukupan modal terhadap Profitabilitas

Kecukupan modal mencerminkan kemampuan bank untuk menampung risiko kerugian dari aktivitas bank dan kemampuan bank di dalam mendanai kegiatan operasionalnya (Idroes, 2008:69). Kecukupan modal yang diproksikan dengan CAR juga mencerminkan modal sendiri yang dimiliki bank untuk menghasilkan laba. Semakin besar CAR, semakin besar kesempatan bank dalam memperoleh laba. Di dalam peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008, permodalan minimum yang harus dimiliki bank adalah 8%.CAR yang besar tersebut menjadikan manajemen Bank akan lebih leluasa dalam menempatkan dananya untuk aktivitas investasi yang menguntungkan. Modal yang besar akan memperlancar aktivitas operasional bank secara lebih efisien dengan mengalokasikan dana pada aset yang memberikan keuntungan besar. Rendahnya

(20)

6

CAR dikarenakan terdapat peningkatan ekspansi aset berisiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal sehingga akan menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada bank sehingga berdampak pada profitabilitas (Werdaningtyas, 2002). Ini berari bahwa semakin tinggi modal yang diinvestasikan di bank maka akan mempengaruhi profitabilitas bank (Hayat, 2008). Seperti dalam penelitian Sofriza (2003), Werdaningtyas (2002), Ali (2006), Polat dan Al-khalaf (2014), Irawan dan Anggono (2015) yang menyebutkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terdapat profitabilitas. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh pisitif dan signifikan kecukupan modal terhadap profitabilitas Pengaruh Kecukupan modal terhadap Kredit

CAR digunakan untuk menghitung kecukupan modal yang dimiliki bank dengan menyalurkannya kepada debitur dalam bentuk kredit. Modal ini terkait juga dengan aktivitas perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atas dana yang diterima nasabah. Perhitungan CAR pada prinsipnya adalah untuk setiap penanaman dalam bentuk kredit yang mengandung risiko maka harus disediakan sejumlah modal yang disesuaikan dengan persentase tertentu sesuai jumlah penanamannya tersebut (Budiawan, 2008). Arifianto, (2016) mengatakan bahwa CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang menghasilkan risiko, misalnya dalam penyaluran kredit. CAR yang semakin tinggi menunjukkan semakin kuat kemampuan bank di dalam menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif, sehingga akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Suhardjono dan Kuncoro, 2002: 573). Besarnya CAR tersebut dapat mengakibatkan bank lebih leluasa dalam menyalurkan dana yang dimiliki. Tetapi sebelum kredit diberikan, pihak bank harus merasa yakin atau percaya bahwa kredit yang diberikan akan kembali. Kepercayaan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum disalurkan. CAR sendiri digunakan untuk pengukur kecukupan modal yang dimiliki bank dalam penyediaan dana serta menampung kemungkinan risiko akibat dari aktivitas operasional bank. Bank dikatakan sehat apabila memilki CAR paling sedikit 8%, sebaliknya jika CAR kurang dari 8%, bank tersebut kurang sehat. CAR

(21)

7

yang sehat menunjukkan bahwa dalam penyaluran kredit yang diberikan memiliki risiko kecil.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecukupan modal terhadap penyaluran kredit Pengaruh Kredit terhadap Profitabilitas

Agustiningrum, (2013) berpendapat bahwa Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan meningkat.Suatu bank yang mampu menghasilkan profit yang besar berarti bank mampu menjalankan kegiatannya secara efisien. Kredit merupakan sumber terbesar bank, sehingga bank harus bijak dalam menentukan tingkat suku bunga yang ditetapkan.

Selain itu, jika dilihat dari struktur aset bank, pinjaman merupakan earning asset yang paling besar jika dibandingkan dengan golongan aset lainnya (Triasdini, 2010). Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Penggunaan ROA di tetapkan oleh Bank Indonesia dalam menilai profitabilitas yang diukur dengan aset yang mana sebagaian besar dana yang diperoleh bank didapat dari masyarakat dan bank akan menyalurkan kembali kepada masyarakat.

Standar ROA yang sudah ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 1,5%, tetapi ini tidak menjadi suatu keharusan. Hasil penelitian Merkusiwati (2007) dan Eng (2013) menunjukkan bahwa penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan paparan diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan penyaluran kredit terhadap Profitabilitas Pengaruh Risiko terhadap hubungan Kredit dengan Profitabilitas

Kelancaran para debitur membayar angsuran dan bunga merupakan suatu kewajiban, sehingga apabila kelancaran pembayaran dapat berjalan dengan baik maka kegiatan operasional bank dapat berjalan lancar. NPL merupakan indikator untuk menilai kinerja fungsi bank yang memiliki risiko kredit macet atau kredit bermasalah. Jika terdapat risiko penunggakan pembayaran kredit oleh debitur, maka bank tidak dapat meminta dana yang sudah dikeluarkan dan akibatnya akan mempengaruhi kesehatan bank dan tingkat kepercayaan masyarakat. Menurut Bank Indonesia (2015), rasio NPL total kredit bank dikatakan baik apabila kurang dari 5%. Tingginya NPL akan berdampak pada penyaluran kredit terhadap profitabilitas. Penyaluran kredit tinggi belum tentu akan meningkat profitabilitas, karena NPL yang tinggi. Surat Keputusan Direktur

(22)

8

Bank Indonesia Nomor 31/147/KEP/DIR tahun 1998 menyatakan bahwa kredit digolongkan menjadi lima, yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.

Tingginya NPL atau kredit macet disebabkan karena debitur yang mengalami kesulitan dalam pelunasan pinjaman. Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

H4 : risiko memperlemah pengaruh penyaluran kredit terhadap profitabilitas

Berdasarkan hipotesis yang sudah dirumuskan sebelumnya, maka kerangka pemikiran ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1

H2 H3

H4

Metode Penelitian Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode yang dijadikan amatan adalah data periode tahun 2011-2015. Pemilihan waktu tersebut didasarkan pada kebaharuan dan ketersediaan data. Jumlah populasi yang terdaftar di BEI selama periode tersebut adalah 30 perusahaan.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria diantaranya: (1) Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI antara tahun 2011-2015, (2) perusahaan yang menyediakan laporan keuangan tahunan secara lengkap selama periode 2011- 2015, (3) memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, (4) Perusahaan sektor perbankan yang mampu mendatangkan keuntungan selama

Kecukupan modal Penyauran Profitabilitas Kredit

Risiko

(23)

9

periode 2011-2015. Berdasarkan kriteria yang pertama yaitu Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI antara tahun 2011-2015 adalah 30 perusahaan, maka jumlah sampel tahap pertama adalah 30 perusahaan. Selanjutnya pada tahap kedua dan ketiga, dilakukan pemilihan sampel dengan kriteria perusahaan yang menyediakan laporan keuangan tahunan dan memiliki data secara lengkap dengan variabel CAR, ROA, LDR dan NPL. Sedangkan pada kriteria yang keempat bank yang mampu menghasilkan keuntungan selama periode 2011-2015 yaitu 25 perusahaan. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 perbankan.

Pengukuran Variabel

Ada empat variabel yang akan digunakan yaitu kecukupan modal yang diukur dengan CAR, rumus CAR sendiri adalah

𝐶𝐴𝑅 =Modal Bank

ATMR ... (1) Penyaluran kredit dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR), dengan rumus sebagai berikut:

LDR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡+𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 ... (2) Risiko perbankan diukur dengan menggunakan Non Performing Loan (NPL), dengan rumus sebagai berikut:

𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑜𝑎𝑛 =Kredit Bermasalah

Total Kredit ... (3) Profitablitas yang diukur dengan rasio Return On Asset (ROA). Rumus ROA sendiri yaitu:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = Laba Bersih

Rata−rata total aset ... (4) Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan sektor perbankan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk mencari nilai CAR, LDR, NPL dan ROA. Sumber penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara dengan rentang waktu selama 2011-2015.

Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran umum atau lukisan secara sistematika, faktual dan akurat tentang data yang telah diperoleh (Nazir, 2005).

(24)

10

Data deskriptif statistik meliputi nilai minimum, maximum, mean, dan standard deviation untuk merangkum dan menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud untuk menarik kesimpulan secara umum (Felix 2015). Teknik analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 23.0.

Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik berupa uji normalitas data yang dilakukan melalui Kolmogorov Smirnov. Jika hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa seluruh data terdistribusi normal maka uji asumsi klasik terpenuhi.

Sebaliknya, jika hasil pengujian normalitas menghasilkan data yang berdistribusi tidak normal maka data akan ditransformasikan dalam bentuk logaritma. Apabila hasil pengujian normalitas tetap menunjukkan hasil yang sama meskipun telah dilakukan transformasi data, selanjutnya data akan ditransformasikan lagi dalam bentuk akar kuadrat. Tetapi apabila hasilnya tetap tidak berubah atau sama meskipun sudah dilakukan tranformasi data dengan logaritma dan akar kuadrat, maka dilakukan dengan membuang data outlier. Teknik analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 20.0.

Uji Autokorelasi

Setelah melakukan pengujian normalitas dilakukan uji autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi ada 3 metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), Run-Test, Fist Difference.

Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu kepengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Heterokedastisitas tidak akan terjadi apabila nilai signifikansi > alfa. Ada beberapa metode

(25)

11

pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu uji koefisien korelasi Spearman, uji Park, melihat pola grafik regresi, dan uji Glesjer.

Regresi Data Panel

Regresi data panel merupakan sekumpulan teknik untuk memodelkan pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon pada data panel, dimana data panel adalah data yang merupakan hasil dari pengamatan pada beberapa individu atau unit cross section yang masing-masing diamati dalam beberapa periode waktu yang berurutan atau unit time series (Gujarati dan Porter, 2009:237). Terdapat 3 parameter penggabungan model regresi data panel yaitu: Koefisien Tetap Antar Waktu dan Individu (Common Effect), Model Efek Tetap (Fixed Effect), dan Efek Random (Random Effect).

Dalam metode Common Effect tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.

Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaaan sama dalam berbagai kurun waktu. Bila terdapat asumsi bahwa α dan β akan sama (konstan) untuk setiap data time series dan cross section, maka α dan β dapat diestimasi dengan model berikut menggunakan N x T dalam pengamatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yit = α + β1X1 + β2ŷ + γ ŷX2+ εit; i = 1,2,…,N; t = 1,2,…, T...(5) Ŷit = α + β1X1+ εit; i = 1,2,…,N; t = 1,2,…, T……..………..(6) Model Efek Tetap (Fixed Effect) terdapat variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model dan memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan. Individu atau perusahaan memiliki intersep yang sama besar untuk setiap perbedaan waktu demikian juga dengan koefisien regresinya yang tetap dari waktu ke waktu (time variant). Cara untuk membedakan antara individu atau perusahaan dengan perusahaan lainnya digunakan variabel dummy (D) sebagai variabel contoh atau semu sehingga metode ini sering disebut least square dummy variables (LSDV). Bila terdapat asumsi bahwa α akan sama (konstan) dan β tidak konstan untuk setiap data time series dan cross section, maka α dan β dapat diestimasi dengan model koefisien dummy (δ) berikut menggunakan N x T dalam pengamatan penelitian ini:

Yit = αi + β1X1+ β2i ŷit + γi ŷX2it + δi Di + εit; i = 1,2,…,N; t = 1,2,…, T...(5) Ŷit = α + β1X1+ δi Di + εit; i = 1,2,…,N; t = 1,2,…, T …….……..……….(6)

(26)

12

Model Efek Random (Random Effect) Teknik ini memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Model random effect juga sering disebut dengan error component model (ECM). Bila terdapat asumsi bahwa α akan sama (konstan) dan β bersifat random atau stokastik untuk setiap data time series dan cross section, maka α dan β dapat diestimasi dengan model error term (W) berikut menggunakan N x T dalam pengamatan penelitian ini:

Yit = α + β1X1+ β2i ŷit + γi ŷX2it + Wit; i = 1,2,…,N; t = 1,2,…, T.……...(5) Ŷit = α + β1X1+ Wit; i = 1,2,…,N; t = 1,2,…, T…….……….……….(6) Keterengan:

Y = variabel terikat (Profitabilitas)

α, β dan γ = Koefisian konstanta untuk variabel terikat, bebas dan moderat secara berturut- turut

ŷ = Nilai prediksi Kredit

X1 = Variabel CAR

ŷX2 = variabel moderator (Non Performing Loan terhadap Kredit) N = banyaknya data cross section yaiu 25 perusahaan Perbankan T = banyaknya data time series yaitu 5 tahun observasi (2011-2015) N x T = banyaknya data panel = 25 x 5 = 125 data panel

ε = error term (residual)

Wit = error term kombinasi (cross section dan time series)

Sementara itu, dalam pemilihan teknik mana yang seharusnya dipilih untuk regresi data panel dilakukan menggunakan bantuan eviews 9 dengan beberapa pengujian yaitu Uji Statistik F/Likehood Ratio, Uji Langrange Multiplier (LM), dan Uji Hausman. Uji Statistik F merupakan uji perbedaan dua regresi menggunakan uji chow dengan residual sum of squares(RSS). Uji statistik F digunakan untuk memilih antara metode Common Effect atau fixed effect. Uji LM digunakan untuk mengetahui apakah model random effect atau model common effect (OLS) yang paling tepat digunakan. Sedangkan Uji Hausman digunakan untuk memilih antara fixed effect atau random effect.

(27)

13 Hasil Dan Pembahasan

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif statistik dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis, karena untuk memberikan gambaran tentang data sampel yang digunakan dalam penelitian. Data sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 25 perbankan selama 5 tahun, sehingga jumlah observasinya 125 dengan variabel CAR, Kredit yang diukur dengan LDR, NPL dan Profitabilitas yang diukur dengan ROA. Gambaran mengenai hasil pengujian deskriptif statistik dan matrix correlation antar variabel yang sudah diolah berdasarkan SPSS disajikan dalam tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1

Statistik Deskriptif dan Matrix Correlation

MIN MAX MEAN Standar

Deviasi (1) (2) (3) (4)

(1) CAR 10,25 27,91 16,88 3,07 0,00 -0,07 0,19

(2) LDR 44,24 108,86 83,15 11,52 0,00 0,28 -0,03

(3) NPL 0,21 4,48 2,05 1,01 -0,07 0,28 -0,33

(4) ROA 0,20 5,15 2,19 1,13 0,19 0,03 -0,33

Dalam mengujian statistik deskriptif diatas menggunakan data panel dengan rentang waktu selama 2011 sampai 2015. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa modal tertinggi yang diproksikan dengan CAR yaitu sebesar 27,91 dimiliki oleh PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk dengan kode emiten SDRA, sedangkan modal terendah dimiliki oleh Bank Mayapada Internasional Tbk dengan kode emiten MAYA yaitu sebesar 10,25 yang artinya bahwa modal terendah cukup besar dan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8%.

Hasil statistik deskriptif variabel Kredit yang diproksikan dengan LDR memiliki nilai terendah sebesar 44,24yang dimiliki oleh Bank Capital Indonesia Tbk dengan kode emiten BACA dan nilai tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan Negara Tbk dengan kode emiten BBTN yaitu sebesar 108,86 yang artinya kredit yang disalurkan sangat rendah karena batas minimal LDR sebesar 78% dan batas maksimal LDR sebesar 92%.

(28)

14

Selanjutnya, nilai tertinggi NPL dimiliki oleh Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC) yaitu sebesar 4,48 yang artinya bahwa risiko penyaluran kredit atau kredit bermasalah memiliki risiko yang rendah, dimana peraturan Bank Indonesia yang menetapkan rasio NPL total kredit bank secara bruto (gross) dikatakan baik apabila kurang dari 5%. Sedangkan nilai minimal NPL sangat rendah yaitu sebesar 0,21yang dimiliki oleh Bank Bumi Arta Tbk (BNBA).

Variabel Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA tertinggi diwakilkan oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yakni sebesar 5,15dan nilai terendah ROA diwakilkan oleh Bank Permata Tbk (BNLI) yaitu sebesar 0,20 artinya bahwa perusahaan perbankan mampu menghasilkan keuntungan.

Hubungan korelasi antar variabel disajikan pada tabel 4.1. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio NPL dengan ROA mempunyai hubungan paling tinggi yaitu sebesar 0,33 dengan tanda negatif. Hasil tersebut bisa dijadikan indikasi bahwa NPL negatif akan mempengaruhi hubungan LDR terhadap ROA. Sedangkan rasio ROA mempunyai hubungan sangat lemah dengan nilai korelasi sebesar 0,19. Sisanya yaitu rasio LDR dan NPL tidak mempunyai hubungan karena nilai korelasinya sebesar 0,00 dan 0,07.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yaitu dengan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah variabel dependent dan independent berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih besar dari alfa yaitu 0,05. Untuk pengujian normalitas data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS dengan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Setelah dilakuakan pengujian normalitas diketahui bahwa hasil dari variabel CAR, LDR, NPL, dan ROA memiliki nilai signifikansi lebih besar dari alfa yaitu 0,512, 0,090, 0,612 dan 0,054. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat variabel tersebut bedistribusi secara normal.

Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu

(29)

15

berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan uji Durbin-Watson (DW). Dalam pengujian autokorelasi pada persamaan regresi pertama (CAR terhadap ROA), kedua (CAR Terhadap LDR), ketiga (LDR terhadap ROA), dan keempat (LDR terhadap ROA melalui NPL), diperoleh nilai DW dari hipotesis 1 sampai 4 adalah 0,683, 0,640, 0,684, dan 0,644. Nilai DW diperbandingkan kedalam nilai tabel dengan tingkat signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai batas bawah (DL) yaitu 1,6919 dan nilai batas atas (DU) yaitu 1,7241. Dapat dilihat bahwa nilai DW lebih kecil dari batas bawah (DL) yang berarti terdapat autokorelasi positif. Kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan Run-Test diperoleh signifikansi adalah 0 yang artinya belum memenuhi uji autokorelasi. Selanjutnya dilakukan pengujian dengan mengubah data kedalam bentuk fist difference terlebih dahulu. Setelah itu, dilakukan pengujian kembali dengan menggunakan uji DW dan diperoleh nilai DW adalah 1,903, 2,159, 1,903, dan 2,006, yang artinya bahwa nilai DW lebih besar dari batas atas (DU) dan kurang dari (4-DU) yaitu 4-1.7241 = 2.2759.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu kepengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu uji koefisien korelasi Spearman, uji Park, melihat pola grafik regresi, dan uji Glesjer. Dalam penelitian ini yang pertama dilakukan yaitu dengan menggunakan pengujian uji koefisien korelasi Spearman. Dari hasil uji yang dilakukan dengan tingkat signifikansi α = 0,05, menunjukan bahwa nilai signifikansi pada model regresi pertama sampai keempat adalah CAR terhadap ROA sebesar 0,129, CAR terhadap LDR sebesar 0,511, LDR terhadap ROA sebesar 0,121, dan LDR terhadap ROA melalui NPL sebesar 0,000.

Dapat dilihat bahwa pada model regresi pertama, kedua dan ketiga adalah 0,129 dan 0,511 dan 0,121 yang memiliki nilai lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak ada heteroskedastisitas. Pada pengujian model regresi keempat dengan menggunakan uji park melihat pola grafik regresi, dan uji Glesjer masih terdapat heteroskedastisitas. Selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan

(30)

16

White test memperoleh nilai signifikansi 0,85 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi keempat tidak ada heteroskedastisitas.

Pengujian Model Regresi Data Panel

Pengujian model regresi data panel dilakukan untuk melihat kesesuaian model yang baik dilakukan ketika menggunakan common effext, atau fixed effect atau random effect. Pengujian ini meggunakan uji Likehood Ratio dan uji Hausman. Uji Likehood Ratio dilakukan untuk melihat apakah model common effect atau fixed effect dengan hipotesis H0 untuk model common effect dan H1 untuk model fexed effect. Sedangkan uji Hausman dilakukan untuk melihat apakah model fixed effect atau random effect dengan hipotesis H0 untuk model random effect dan H1 untuk model fexed effect. Adapun hasil uji Likehood Ratio yang sudah dilakukan disajikan dalam tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Uji Likehood Ratio dan Uji Haussman

Uji Likehood Ratio (Effects Test) Statistic d.f. P(value)

Cross- Section F 16,68 (24,97) 0,00

Cross- Section Chi-square 204,32 24 0,00

Uji Haussman (Test Sammary) Chi-square Statistic Chi-square d.f. P(value)

Cross- Section random 4,56 3 0,21

Sumber: Data Sekunder yang diolah Eviews, 2016

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p-value cross section chi-square yaitu sebesar 0,00 dan nilai signifikansi cross section F sebesar 0,00 yang artinya tolak H0 terima H1, karena nilai p- value cross section chi-square lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa alternatif model data panel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed effect dan random effect. Berdasarkan tabel uji Haussman diatas dapat dilihat bahwa nilai Chi-square statistik sebesar 4,56 lebih kecil dari nilai df (3) adalah 7,81 dan nilai signifikansi sebasar 0,21 lebih besar dari 0,05 yang artinya terima H0 tolak H1. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model data panel yang sesuai dengan penelitian ini adalah model random effect.

(31)

17 Persamaan Regresi Data Panel

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh model yang sesuai dalam penelitian ini adalah random effect dengan persaman regresi sebagai berikut:

Tabel 3

Model Random Effect

Variabel Koefisien Random Effect (Cross) Intersep

C 1078, 727 BBKP -0,343

LDR Caping -12, 975 BBNI 0,986

CAR1 0,683 BBNP -0,896

CAR2 0,174 BBRI 2,410

NPL_LDR -0,003 BBTN 0,016

BJBR 0,283

BMRI 1,167

BNBA -0,711

BNGA 0,193

BNII -0,768

BSIM -0,659

BTPN 1,291

BVIC -0,346

INPC -1,326

MAYA 0,105

MCOR -0,809

MEGA -0,318

NISP 0,635

PNBN -0,209

BDMN -0,018

SDRA 0,862

BNLI -0,915

1 Dependent variable: ROA

2 Dependent variable: LDR

Sumber: Data Sekunder yang diolah Eviews, 2016

Pada tabel 4.4 terdapat konstanta sebesar 1078,727 yang menunjukkan bahwa apabila seluruh variabel bebas, intervening dan moderator yaitu CAR, LDR dan NPL bernilai nol, maka ROA bernilai postif 1078,727. Sedangkan nilai koefisien tetap LDR caping sebesar negatif 12,975 menunjukkan bahwa LDR caping memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Nilai koefisien tetap CAR yaitu 0,174 menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif terhadap ROA dan apabila nilai CAR meningkat setelah ditambah dengan intersep perbankan sampel sebesar 100%, maka ROA juga akan meningkat sebesar 0,174.

(32)

18 Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian model regresi data panel dan mengetahui model data panel yang sesuai dengan penelitian yaitu random effect, maka dilanjutkan pengujian hipotesis dengan koefisien determinasi, uji signifikansi simultan (uji statistik F), dan uji signifikansi parameter individual (uji t) yang disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil Pengujian Hipotesis

Model 1 Model 2 Model 3 Model 4

Variables β P-value β P-

value β P-

value β P-

value Uji t

Independent variables

CAR1 0,683 0,459

CAR2 0,174 0,002

LDR Caping -12,

975 0,474

NPL_LDR -

0,003 0,000

Uji Statistik F F P-value

CAR1, LDR Caping, NPL_LDR

17,769 0,000

CAR2 17,725 0,000

Koefisien Determinasi R- squared

Adjusted R- squared

CAR1, LDR Caping, NPL_LDR

0,832 0,785

CAR2 0,817 0,771

1 Dependent variable: ROA

2 Dependent variable: LDR

Sumber: Data Sekunder yang diolah Eviews, 2016

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi diatas diperoleh nilai R-squared sebesar 0,832 atau 83,2% yang artinya bahwa variabel CAR1, LDR caping, dan interaksi NPL_LDR mampu menjelaskan perubahan variabel ROA. Sedangkan nilai R-squared sebesar 0,817 atau 81,7% yang artinya bahwa variabel CAR2 mampu menjelaskan perubahan variabel LDR. Pengaruh

(33)

19

secara simultan variabel-variabel bebas juga ditunjukkan dengan hasil uji statistik F yang mempunyai nilai signifikansi 0,000 lebih kecil 0,05 yang artinya bahwa secara bersama-sama CAR1, CAR2, LDR caping , efek moderasi LDR caping dan NPL memberikan kontribusi peningkatan dan penurunan ROA dan LDR secara signifikan.

Selanjutnya untuk kepentingan pengujian hipotesis dapat dilihat dari uji t test. Pada model pertama menunjukkan adanya pengaruh positif CAR terhadap ROA yaitu nilai β sebesar 0,683, tetapi tidak signifikan karena nilai p-value sebesar 0,459 lebih besar dari alfa yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis null diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan CAR terhadap ROA.

Sementara itu, pengujian hipotesis pada model kedua menunjukkan adanya pengaruh positif CAR terhadap LDR yaitu nilai β sebesar 0,174 dan signifikan karena nilai p-value sebesar 0,002 lebih kecil dari alfa yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis null ditolak atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif dan signifikan antara CAR terhadap LDR.

Pada pengujian hipotesis ketiga menunjukkan adanya pengaruh negatif LDR terhadap ROA yaitu nilai β sebesar -12, 975dan tidak signifikan karena nilai p-value sebesar 0,474 lebih besar dari alfa yaitu 0,05. Penerimaan hipotesis null menggambarkan bahwa ternyata LDR perpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.

Pengujian hipotesis keempat yang dapat dilihat pada tabel 4 diatas menunjukkan adanya pengaruh negatif LDR terhadap ROA melalui NPL yaitu nilai β sebesar -0,003, akan tetapi berpengaruh signifikan karena nilai p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang merupakan nilai toleransi kesalahan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis null ditolak atau dengan kata lain terbukti bahwa NPL memperlemah pengaruh LDR terhadap ROA.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa kecukupan modal yang diproksikan dengan CAR tidak mempengaruhi laba yang yang diproksikan dengan ROA. Hal tersebut diduga disebabkan dua hal yaitu Pertama, adanya ketentuan Bank Indonesia yang mengharuskan setiap bank memiliki kecukupan modal minimal 8%, sehingga kemungkinan rasio kecukupan modal hanya sekedar memenuhi standar Bank Indonesia. Kedua, diduga disebabkan

(34)

20

karena modal yang dimiliki terlalu tinggi yang artinya terdapat dana yang menganggur (idle fund) sehingga kesempatan bank untuk memperoleh laba menjadi rendah. Menurut Mawardi (2005), tingginya CAR dapat disebabkan karena adanya penambahan modal dari pemilik yang berupa fresh money untuk mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa ekspansi kredit atau pinjaman yang diberikan. Namun, sampai saat ini fungsi intermediasi bank masih belum optimal, sehingga dana pihak ketiga dibelikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mempunyai bunga relative rendah. Oleh karena itu tingginya modal bank tidak mempengaruhi keuntungan yang dihasilkan. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eng (2013), Wibowo dan Syaichu (2013), Putri (2015), Putrianingsih dan Yulianto (2016) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

Penyaluran kredit sebagai salah satu kegiatan operasional bank dan sumber pendapatan terbesar bank diperoleh dengan menyalurkan kredit kepada masyarakat. Apabila bank memiliki kecukupan modal yang baik, maka pihak bank akan mampu menutup kemungkinan kerugian didalam menjalankan kegiatan perkreditan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Masyarakat akan tertarik untuk mengambil kredit, dan pihak bank memiliki dana cadangan jika sewaktu-waktu terjadi masalah kredit macet. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki bank maka akan meningkatkan kedit yang disalurkan atau semakin banyak kredit yang disalurkan.

Banyaknya penyaluran kredit yang diberikan kepada masyarakat menunjukkan kemampuan bank didalam menyediakan dananya dengan modal yang dimiliki. Penyaluran kredit juga menjadi tolak ukur didalam menilai likuiditas yang dimiliki suatu perbankan. Dari hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa penyaluran kredit tidak berpengaruh terhadap laba yang diperoleh bank. Hasil tersebut dimungkinkan karena meskipun banyaknya kredit yang diberikan tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank untuk memperolah laba yang tinggi. Hal tersebut diduga karena kurangnya kehati-hatian pihak bank dalam menyalurkan dananya dalam bentuk kredit kepada masyarakat sehingga menimbulkan tingginya risiko kredit macet yang dihadapi bank. Menurut Harlim dan Iskandar (2015) menyatakan bahwa semakin tinggi presentase LDR maka akan meningkatkan risiko tidak likuidnya suatu bank.

(35)

21

Sementara itu, pada hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit dan laba yang diperoleh. Semakin besar kredit yang disalurkan maka akan meningkatkan risiko kredit yang akan timbul. Timbulnya risiko kredit disebabkan karena banyaknya kredit macet atau kredit bermasalah yang tidak membayar angsuran.

Dengan banyaknya kredit bermasalah dapat berakibat pada kerugian yang dialami bank tersebut karena masyarakat yang meminjam dana dari bank dalam bentuk kredit tidak membayarkan kewajiban yang sudah disepakati, sehingga laba yang diperoleh bank akan mengalami penurunan.

Tingginya kredit bermasalah juga akan berpengaruh pada kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank.

Penutup Simpulan

Penelitian ini berusaha melakukan pengujian konsep permodalan, penyaluran kredit, risiko kredit dan profitabilitas. Dengan pemilihan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI antara tahun 2011-2015, penelitian ini tidak berhasil membuktikan kecukupan modal yang diproksikan dengan CAR dan penyaluran kredit yang diproksikan dengan LDR mempengaruhi ROA, namun terbukti LDR berpengaruh terhadap ROA saat dimoderasi oleh NPL. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa CAR berpengaruh terhadap LDR. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kecukupan modal dapat mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh perbankan jika kemampuan bank dalam menyalurkan kredit yang diimbangi dengan rendahnya risiko kredit macet yang disalurkan.

Implikasi Praktis

Investor yang berinvestasi pada saham perbankan yang mempertimbangkan laba perusahaan (ROA) sebagai keputusan transaksi, maka tidak bisa hanya memperhatikan kecukupan modal bank tetapi juga kemampuan bank dalam menyalurkan kredit dan rendahnya risiko didalam menyalurkan kredit (NPL). Investor dapat membeli saham perbankan ketika kinerjanya baik atau sebaliknya ketika kinerja bank buruk investor dapat menjual saham yang dimiliki.

Keterbatasan dan Agenda Penelitian Mendatang

Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan yang diharapkan dapat menjadi agenda bagi penelitian mendatang. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya melihat ROA

(36)

22

berdasarkan rasio NPL saja, padahal ketika panyaluran kredit tinggi dapat juga dipengaruhi oleh efisiensi operasional bank. Adapun penelitian yang akan datang diharapkan dapat menambah variabel lain seperti rasio BOPO yang diduga mampu mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan (ROA), dimana rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan perkreditan. Semakin kecil BOPO semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya, sehingga laba yang diperoleh akan semakin besar.

Daftar Pustaka

Agustiningrum, R. 2013. Analisis Pengaruh Car, Npl, Dan Ldr Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan. E-Journal Manajemen. Vol. 2 No. 8 : 885-902

Aji, A. 2016. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Loan (Npl), Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional (Bopo), Loan To Deposit Ratio (Ldr), Dan Net Interest Margin (Nim) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ali, M. 2006. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan

Globablisasi Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Almilia, L. S, dan W. Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No. 2.

Ananta, J, A. Nurhayati, dan K. Nurcholisa. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan modal, Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Umum Syariah Periode 2011-2014 . Prosiding Akuntansi. Vol.2 No. 1: 333-338.

Anisa, W. G And P. Andri. 2012. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko (Studi Empiris Pada Laporan Tahunan Perusahaan-Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010). Undergraduate Thesis, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.

Arif, A., dan A. N. Anees. 2012. Liquidity Risk And Performance Of Banking System. Journal of Financial Regulation and Compliance. Vol.20 No.2:182-195.

Bank Indonesia. 1998. Surat Keputusan Direksi Nomor 31/147/DIR/Tanggal 12 Nopember 1998 tentang Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan, Jakarta: BI.

Bank Indonesia. 1998. UU Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. (www.bi.go.id)

(37)

23

Desfian, B. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia Tahun 2001-2003. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

De Bondt, G.J, and Prast,.H.M. 2000. Bank Capital Ratios in the 1990s: Cross-country evidence. Banca Nazionale del Lavoro Quarterly Riview, Vol.53 No.212:71-97.

Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Eng, T. S. 2013. Pengaruh Nim, Bopo, Ldr, Npl & Car Terhadap Roa Bank Internasional Dan Bank Nasional Go Public Periode 2007 – 2011. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 1, No. 3.

Fatimah, S. 2014. Pengaruh rentabilitas, efisiensi dan likuiditas terhadap kecukupan modal bank umum syariah. Jurnal Al-Iqtishad. Vol.6 No.1.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. N. dan D. C. Porter. 2009. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi 5 Buku 1 (Basic Econometrics).

Diterjemahkan oleh: Raden Carlos Mangunsong. Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, S.S. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Haryanto, S. 2016. Determinan Permodalan Bank Melalui Profitabilitas, Risiko, Ukuran Perusahaan, Efisiensi Dan Struktur Aktiva. Jurnal Ekonomika dan Bisnis. Vol.XIX No.1: 117-138.

Hayat, A. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Rentabilitas Perusahaan Perbankan yang Go-Public di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi, Vol.7, No.1 April: 112-125.

Werdaningtyas, H. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. I No. 2, P : 24-50.

Idroes, F. N. 2008. Manajemen Risiko Perbankan, pemahaman pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaanya di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Indira, J. 2002. Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya untuk Mempredikasi Kebangkrutan Bank di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 10 No. 1: 1-26

(38)

24

Irawan, K., dan H. A. Anggono. 2015. A study of capital adequacy ratio and its determinants in indonesian banks: A panel data analysis. Proceedings of 31st The IIER International Conference. Bangkok, Thailand, 2nd Aug.

Kalopo, T. Funso, A. R. Kolade, O. M. Ojo. 2012. Credit Risk and Commercial Bank’s Performance In Nigeria: A Panel Model Approach. Australian Journal of Business and Management Research.

Vol. 2, No. 2: 31-38.

Korompis, V. E., O. R., Tri dan J. Sumarauw. 2015. Comparison Of Banking Soundness Level Analysis Based On Rgec Method. Jurnal EMBA. Vol.3 No.4: 433-442.

Kushariyadi, D, dan M. N. Alim. 2008. Analisa Pengaruh Car (Capital Adequacy Ratio) Terhadap Distribusi Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah. Jurnal investasi. Vol. 4 No.2: 167-191.

Limpaphayom, P. dan S. Polwitoon. 2004. Bank Relationship and Firm Performance: Evidence from Thailand before The Asian Financial Crisis. Journal of Bussiness Finance and Accounting. Vol.31 issue:9-10:1577-1600.

Lupa, W, Tommy, P, dan J. Sepang. 2016. Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Dengan Metode Camel. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol.16 No.1: 694-705.

Mawardi, W. 2005. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi. Vol.14 No.1:pp.83-94.

Merkusiwati, N. K. L, Aryani, 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan, Buletin Studi Ekonomi, Vol 12, No. 1.

Meydianawathi, L. G. 2007. Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM Di Indonesia (2002—2006). Buletin Studi ekonomi, Vol. 12, No. 2

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Statistik Perbankan Syariah Islamic Banking Statistics 2015.

Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008.

Polat, A., dan H. Al-khalaf. 2014. What determines capital adequacy in the banking system of kingdom of Saudi Arabia? A panel data analysis on tadawul banks. Journal of Applied Finance & Banking.

Vol.5

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum sistem informasi rekam medis dan resep obat berbasis web ini dapa berfungsi dengan baik dalam menangani proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru ke dalam sebuah

Berbagai metode perhitungan dan penelitian telah dilakukan berkaitan dengan penelitian kuat sumber, antara lain penggunaan kode program ORIGEN- 2 untuk menghitung inventori

a) Observasi/pengamatan, yaitu metode pengumpulan data dengan mengulas dan mencatat secara sistematis kejadian atau fenomena yang sedang diteliti. 26 Pengamatan ini

Kondisi kerja menurut Sedarmayanti (2001) “semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi karyawan baik secara langsung dan tidak langsung

[r]

Jenis bahan pemeriksaan yang dapat digunakan adalah serum atau plasma.Penelitian ini bahan yang digunakan adalah serum dimana dalam pembuatan serum,sampel darah mendapat

So if code comments, which at fi rst looked like a good idea, are actu- ally introducing a potentially more serious problem, what else can you do.. Think about the context of

Salah satu faktor yang menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan adalah .... nenek moyang