• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIII/15/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIII/15/2012"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 36381/PP/M.VIII/15/2012

Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan

Pokok Sengketa : koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2006 sebesar Rp15.103.759.488,00 dengan rincian sebagai berikut :

1. Kapitalisasi Biaya ke TBM Rp 4.683.872.409,00 2. Biaya Penyusutan fiscal Rp 7.143.314.857,00 3. Persediaan barang jadi Rp 1.855.387.280,00 4. Biaya lainnya Rp 394.202.076,00 5. Rugi Penghapusan aktiva

tetap

Rp 565.644.691,00 6. Rugi Penghapusan Material Rp 72.827.393,00 7. Penghasilan lainnya Rp 236.181.739,00 8. Biaya Luar Usaha Rp 152.329.043,00 Jumlah

Rp 15.103.759.488,00;

1. Koreksi Kapitalisasi Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sebesar Rp 4.683.872.409,00

Menurut Terbanding : bahwa koreksi Kapitalisasi Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sebesar Rp 4.683.872.409,00 karena Pemohon Banding menghitung secara langsung pada tahun 2006 yang seharusnya diamortisasi;

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi kapitalisasi TBM tersebut karena biaya-biaya yang dikapitalisasikan ke TBM adalah biaya-biaya yang berkaitan selama tanaman belum dapat menghasilkan berupa biaya persiapan lahan, penanaman bibit, pemupukan dan pemeliharaan, alokasi biaya tidak langsung berdasarkan luas hektar yang dikapitalisasi, dan biaya tak langsung Lainnya.

Kapitalisasi TBM dilakukan sampai dengan tanaman yang bersangkutan dinyatakan menghasilkan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : bahwa pada dasarnya penyusutan dimulai pada bulan pengeluaran sesuai dengan Pasal 11 ayat (3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2000 menyatakan “ Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut;

bahwa dari bukti berupa lampiran SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006, pada lampiran Khusus daftar penyusutan dan amortisasi fiscal diketahui bahwa biaya TBM yang disusutkan untuk harga perolehan tahun 2006 adalah sebesar Rp.11.163.985.167,00;

bahwa menurut Pemohon Banding telah menyusutkan sebesar Rp 22.719.090.958,00 dan selisihnya sebesar Rp 11.555.105.791,00 seharusnya juga sudah disusutkan sebagai TBM dan ada dalam lampiran penyusutan aktiva tersebut;

bahwa disamping Pemohon Banding menyerahkan bukti SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 dan lampirannya, Pemohon Banding juga menyerahkan SPT PPh Badan Tahun Pajak 2005 dan lampirannya;

bahwa dari penelitian Majelis untuk Tahun Pajak 2006 jumlah penyusutan kelompok 3 yaitu untuk TM dan TBM tertulis Rp 168.735.147.183,00 dan untuk Tahun Pajak 2005 tertulis Rp 110.366.492.416,00;

bahwa dengan demikian penambahan TM maupun TBM pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 58.368.654.767,00 (Rp 168.735.147.183,000 -110.366.492.416,00);

bahwa penambahan tersebut terdiri dari : - Perolehan TBM Tahun 2000

yang tidak dilaporkan di SPT PPh Badan Tahun Pajak 2005

Rp 38.604.900.000,00

- Perolehan TBM Tahun 2001 yang dilaporkan pada SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 sebesar Rp 13.181.424.389,00 dan dilaporkan pada SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 sebesar Rp 2.021.654.789,00

Rp 11.159.769.600,00

- Ex golongan III yang dilaporkan pada SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 sebesar

Rp 33.396.567.145,00 tetapi dilaporkan Di SPT PPh Tahun 2005 sebesar

Rp 35.956.5567.145,00

(Rp 2.560.000.000,00)

- Penambahan TBM yang diperoleh pada tahun 2006

Rp 11.163.985.167,00

Jumlah Rp 58.368.654.767,00

bahwa dari uraian tersebut di atas, terbukti bahwa perolehan TBM tahun 2006 yang disusutkan adalah sebesar Rp 11.163.985.167,00;

bahwa dalil Pemohon Banding yang menyatakan bahwa Pemohon Banding telah melakukan penyusutan atas TBM dengan total Rp 22.719.090.958,00, tetapi Pemohon Banding tidak menunjukkan /membuktikan angka-angka yang mana saja dalam daftar penyusutan tersebut;

bahwa demikian pula bahwa Terbanding mendalilkan bahwa terdapat kekeliruan pengetikan yang seharusnya TBM tetapi tertulisTM untuk perolehan 2006;

bahwa dari penelitian Majelis atas bukti Lampiran SPT PPh Badan Tahun 2006 pada daftar penyusutan dan amortisasi tidak terdapat TM 2006, yang ada adalah TM untuk tahun 1992, 1994, 1995, 1999, 2000 dan Tahun 2001;

bahwa dengan demikian Pemohon Banding tidak dapat membuktikan apa yang menjadi dalilnya , sehingga Majelis tidak dapat meyakini kebenaran dalil Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berpendapat koreksi Kapitalisasi Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sebesar Rp.4.683.872.409,00 tetap dipertahankan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Menurut Terbanding bahwa Terbanding melakukan koreksi biaya penyusutan fiscal sebesar Rp.7.143.314.857,00. Pada proses keberatan, kepada Pemohon Banding telah diminta data berupa Rekapitulasi biaya penyusutan fiskal dilengkapi tahun perolehan dan Bukti pembelian intern dan ekstern kas keluar, perjanjian jual beli, bukti pembayaran/transfer, tagihan/invoice/faktur pajak sehubungan perolehan harga yang dikoreksi. Namun pada saat keberatan dan proses persidangan, Pemohon Banding tidak menyampaikan dokumen dimaksud;

Menurut Pemohon Banding bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang dilakukan Terbanding karena Pemohon Banding sudah menghitung Biaya Penyusutan Fiskal dalam daftar aktiva tetap sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan demikian menurut Pemohon Banding koreksi Terbanding atas Biaya Penyusutan Fiskal sebesar Rp 7.143.314.857,00 seharusnya dibatalkan;

Pendapat Majelis bahwa dalam persidangan, Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding untuk menunjukkan bukti-bukti yang berupa rekapitulasi biaya penyusutan biaya penyusutan fiscal menurut tahun perolehan dan Bukti pembelian intern dan ekstern kas keluar, perjanjian jual beli, bukti pembayaran/transfer, tagihan/invoice/faktur pajak sehubungan perolehan harga yang dikoreksi namun Pemohon Banding hanya menunjukkan Putusan Pengadilan Pajak nomor : PUT-21913/PP/M.VI/15/2010;

bahwa Majelis telah meneliti putusan nomor : PUT-21913/PP/M.VI/15/2010;

bahwa pokok sengketa yang diperiksa dalam putusan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Koreksi peredaran usaha;

2. Koreksi Harga Pokok Penjualan yang terdiri dari :

a. Koreksi sehubungan Pasal 6 Keputusan Dirjen Pajak nomor : KEP- 213/PJ/2001 berkaitan dengan ketentuan daerah terpencil;

b. Koreksi sehubungan dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-undang Nomor : 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 16 Tahun 2000;

c. Koreksi sehubungan dengan Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Nomor : 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 16 Tahun 2000;

d. Koreksi negative Harga Pokok Penjualan sehubungan dengan koreksi positif peredaran usaha;

3. Koreksi penghasilan Bruto 4. Koreksi Biaya Luar Usaha 5. Koreksi penghasilan Luar Usaha 6. Koreksi penyesuaian fiscal positif

bahwa dari pokok sengketa yang diperiksa dalam putusan Pengadilan Pajak nomor : PUT-21913/PP/M.VI/15/2010 tersebut tidak terdapat sengketa mengenai penyusutan fiscal sehingga dalil Pemohon Banding yang menyatakan bahwa semua koreksi yang terkait dengan penyusutan fiscal telah dibatalkan dengan putusan Pengadilan Pajak nomor : nomor : PUT-21913/PP/M.VI/15/2010 tidak benar;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa atas koreksi positif atas Biaya Penyusutan Fiskal sebesar Rp 7.143.314.857,00,00 tetap dipertahankan;

3. Koreksi persediaan barang jadi sebesar Rp 1.855.387.280,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Terbanding bahwa koreksi persediaan barang jadi sebesar Rp 1.855.387.280,00 berdasarkan ekualisasi Harga Pokok Penjualan cfm Buku Besar dengan Harga Pokok Penjualan cfm Laporan Keuangan hasil audit, diketahui terdapat perbedaan penyajian Harga Pokok Penjualan yaitu pada buku besar Pemohon Banding nilai persediaan awal dan persediaan akhir tahun 2006 adalah nihil sedangkan di Laporan Keuangan (Audited), Wajib Pajak melaporkan adanya nilai persediaan awal dan persediaan akhir;

Menurut Pemohon Banding

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas persediaan barang jadi karena dianggap didalam buku besar Pemohon Banding tidak terdapat persediaan awal dan akhir tahun, sehingga dilakukan koreksi terhadap persediaan tersebut;

bahwa pendapat Terbanding tersebut jelas keliru karena dari audit report jelas-jelas bahwa persediaan awal dan akhir ada di buku besar neraca (Balance sheet) dan bukan di buku besar laporan laba rugi. Jadi pendapat Terbanding bahwa persediaan awal dan akhir tidak ada di buku besar adalah keliru dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya;

bahwa dari dokumen yang disampaikan berupa perincian saldo General Ledger HPP diketahui bahwa jumlah HPP menurut Buku Besar dan Lampiran II SPT 1771 adalah sama yaitu sebesar Rp 557.436.152.375 sehingga seharusnya dibatalkan,

Menurut Pemohon Banding bahwa pendapat Terbanding tersebut jelas keliru karena dari audit report jelas-jelas bahwa persediaan awal dan akhir ada di buku besar neraca (Balance sheet) dan bukan di buku besar laporan laba rugi. Jadi pendapat Terbanding bahwa persediaan awal dan akhir tidak ada di buku besar adalah keliru dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya;

Pendapat Majelis bahwa koreksi persediaan barang jadi sebesar Rp 1.855.387.280,00 yang dilakukan Terbanding diperoleh dari selisih antara persediaan awal yang tercantum dalam SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 sebesar Rp 44.069.189.075,00 dan persediaan akhir yang tercantum dalam SPT PPh Badan Tahun 2006 sebesar Rp 42.213.801.795,00 namun dalam buku besar, nilai persediaan awal maupun persediaan akhir adalah nihil;

bahwa Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding mengenai perbedaan antara general ledger dan laporan audit, namun Pemohon Banding tidak dapat mengajukan bukti/penjelasan dipersidangan mengenai perbedaan tersebut;

bahwa dari bukti yang diserahkan kepada Majelis berupa neraca PT. XXX per 31 Desember 2006 terdapat persediaan sebesar Rp 65.394.318.381.00 dan tidak terdapat keterangan mengenai persediaan tersebut apakah persediaan tersebut termasuk persediaan barang jadi;

bahwa dengan demikian, Majelis tidak dapat meyakini dalil-dalil Pemohon Banding yang menolak koreksi Terbanding;

bahwa demikian pula Pemohon Banding sudah menyatakan setuju atas koreksi persediaan yang tertuang dalam Berita Acara Pembahasan Akhir dan Pemohon Banding tidak pernah menyanggah dalam persidangan;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa koreksi persediaan barang jadi sebesar Rp 1.855.387.280,00 tetap dipertahankan;

4. Koreksi Biaya lainnya sebesar Rp 394.202.076,00

(5)

Menurut Terbanding bahwa sesuai dengan SPHP, LPP, dan KKP diketahui bahwa tidak ada biaya lainnya yang dikoreksi sebesar Rp 394.202.076. dengan demikian Terbanding berpendapat tidak ada sengketa pajak yang harus dibahas, sengketa ini tidak ada pada risalah pembahasan saat pemeriksaan,

Menurut Pemohon Banding bahwa Pemohon Banding tidak mengetahui perincian dari koreksi sebesar Rp 394.202.076 tersebut, dalam hal ini, Pemeriksa yang melakukan koreksi seharusnya dapat memberikan penjelasan dimana sebelumnya telah disepakati nilai total sengketanya. Dengan demikian jika Pemeriksa tidak dapat menunjukan koreksinya, maka koreksi seharusnya dibatalkan,

Pendapat Majelis bahwa hasil pemeriksaan dalam persidangan dan penelitian atas data yang terdapat dalam berkas banding, diketahui bahwa koreksi biaya lainnya sebesar Rp 394.202.076,00 tidak terdapat dalam LHP dan KKP, angka koreksi sebesar Rp 394.202.076,00 muncul dari pendapat Pemohon Banding dan Pemohon Banding mengajukan keberatan dan banding atas koreksi biaya lainnya sebesar Rp 394.202.076,00 sehingga Majelis berpendapat koreksi Biaya Lainnya sebesar Rp 394.202.076,00 tidak dilakukan pembahasan pada sidang pemeriksaan;

5. Koreksi Rugi Penghapusan aktiva tetap sebesar Rp 565.644.691,00

Menurut Terbanding bahwa koreksi dilakukan oleh Terbanding karena sampai dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan ditandatangani hari Rabu tanggal 18 Juni 2008, Pemohon Banding tidak memberikan bukti pendukung berupa daftar penghapusan aktiva atau bukti penjualan aktiva yang menyebabkan kerugian;

Menurut Pemohon Banding bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding, karena menurut Pemohon Banding Rugi Penjualan/Penghapusan Aktiva Tetap sebesar Rp.565.644.691,00 adalah berasal dari transaksi penjualan/penghapusan aktiva tetap yang sudah rusak dan tidak terpakai lagi;

Pendapat Majelis bahwa Koreksi Rugi Penghapusan aktiva tetap sebesar Rp 565.644.691,00 dilakukan Terbanding karena Pemohon Banding tidak memberikan data pendukung;

bahwa dalam uji bukti yang dilakukan dalam persidangan, Pemohon Banding menyerahkan rincian penghapusan aktiva tetap dan berita acara penghapusan aktiva tetap;

bahwa dalam uji bukti tersebut, Pemohon Banding hanya menyerahkan data-data yang berupa fotocopy dan tidak dapat menunjukkan aslinya;

bahwa karena bukti-bukti yang ditunjukkan hanya berupa fotocopy maka Majelis tidak dapat mempertimbangkan kebenaran bukti tersebut;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat koreksi Rugi Penghapusan aktiva tetap sebesar Rp 565.644.691,00 tetap dipertahankan;

6. Koreksi Rugi Penghapusan Material sebesar Rp 72.827.393,00

Menurut Terbanding bahwa koreksi dilakukan oleh Terbanding karena sampai dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan ditandatangani hari Rabu tanggal 18 Juni 2008, Pemohon Banding tidak memberikan bukti pendukung berupa daftar penghapusan material;

Menurut Pemohon Banding bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas Rugi Penghapusan Material sebesar Rp.72.827.393 karena transaksi tersebut adalah berasal dari transaksi penghapusan material yang sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Pendapat Majelis bahwa dari koreksi penghapusan Material sebesar Rp 72.827.393,00, Pemohon Banding hanya menyerahkan fotocopy Berita Acara Penghapusan bahan kimia sebesar Rp 25.989.624,00;

bahwa karena bukti yang diserahkan hanya berupa fotocopy, Majelis tidak dapat meyakini kebenaran dalil yang dikemukakan oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat koreksi penghapusan material sebesar Rp 72.827.393,00 tetap dipertahankan;

7. Koreksi Penghasilan lainnya sebesar Rp 236.181.739,00

Menurut Terbanding bahwa koreksi penghasilan lainnya sebesar Rp 236.181.739,00 diperoleh dari angka pendapatan lain-lain dalam buku besar Rp 1.512.198.250,00 dibandingkan dengan angka pendapatan lain-lain dalam SPT Pemohon Banding sebesar Rp.1.276.016.511,00;

Menurut Pemohon Banding bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Penghasilan lainnya sebesar Rp.236.181.739,00 karena seluruh penghasilan tersebut telah dilaporkan pada SPT PPh Badan, dari bukti yang disampaikan dapat dilihat bahwa atas semua transaksi tersebut di atas sudah dicatat di pembukuan Pemohon Banding, sehingga koreksi seharusnya dibatalkan,

Pendapat Majelis bahwa koreksi Terbanding atas penghasilan lainnya diperoleh dari selisih atas pendapatan lain-lain cfm buku besar sebesar Rp 1.512.198.250,00 dan pendapatan lain cfm SPT Pemohon Banding sebesar Rp 1.276.016.511,00;

bahwa dari penelitian Majelis diketahui bahwa memang benar penghasilan lainnya sebesar Rp 1.512.198.250,00 sudah dicatat pada pembukuan Pemohon Banding demikian pula Terbanding mengakui bahwa pendapatan lain-lain sebesar Rp 1.512.198.250,00 telah dicatat dibuku besar, tetapi yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 sebesar Rp 1.276.016.511,00;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyampaikan bahwa selisih Rp 236.181.739,00 telah diperhitungkan sebagai pengurang Harga Pokok Penjualan, namun dalam persidangan Pemohon Banding tidak menjelaskan selisih penghitungan dalam Harga Pokok Penjualan tersebut;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa koreksi pendapatan lain-lain sebesar Rp 236.181.739,00 tetap dipertahankan;

8. Koreksi Biaya Luar Usaha sebesar Rp 152.329.043

Menurut Terbanding bahwa koreksi biaya luar usaha sebesar Rp 152.329.043,00 karena Pemohon Banding tidak memberikan bukti pendukung berupa penghitungan bunga yang menjadi landasan Pemohon Banding;

Menurut Pemohon Banding bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi biaya luar usaha sebesar Rp.152.329.043,00 karena Pemohon banding telah melakukan perhitungan biaya bunga sesuai dengan rate yang dibebankan oleh Pihak Kreditur, sehingga koreksi seharusnya dibatalkan;

(7)

Pendapat Majelis bahwa hasil pemeriksaan Majelis diketahui bahwa menurut Terbanding koreksi biaya luar usaha sebesar Rp 152.329.043,00 karena Pemohon Banding tidak memberikan bukti pendukung berupa penghitungan bunga yang menjadi landasan Pemohon Banding;

bahwa dalam sidang yang diselenggarakan, Pemohon Banding memberikan data berupa penghitungan bunga dan perjanjian yang dilaksanakan dengan debitur (AAA Finance BV, PT BBB Tbk dan CCC);

bahwa hasil pemeriksaan dalam persidangan dan penelitian atas data-data yang dikemukakan oleh Pemohon Banding, diketahui bahwa dari bukti-bukti tersebut tidak dapat ditelusuri pembayaran bunga yang sebenarnya dibayarkan Pemohon Banding kepada kreditur, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding tidak dapat memberi keyakinan kepada Majelis tentang pembayaran bunga yang sebenarnya yang dilakukan oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa koreksi biaya luar usaha sebesar Rp 152.329.043,00 tetap dipertahankan;

Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding;

Mengingat : Undang-undang Nomor : 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menolak permohonan banding Pemohon Banding terhadap Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-766/PJ.07/2009 tanggal 16 September 2009 tentang SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2006 Nomor : 00018/206/06/073/08 tanggal 27 Juni 2008, atas Nama : PT. XXX;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

Persediaan Rp. 10.300.000,00,- persediaan barang dagang yang membuat persediaan akhir menjadi besar dan harga pokok penjuaaln akan menjadi kecil. Kecilnya harga pokok

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis berpendapat dan menilai sesuai dengan pembuktian yang diperlihatkan dalam persidangan oleh Pemohon Banding

Menurut Majelis : bahwa koreksi penjualan lokal adalah berdasarkan penghitungan kembali atas harga jual per quantity sesuai dengan Meeting of Memorandum antara Pemohon Banding dengan

Menurut Majelis : bahwa terkait koreksi positif Harga Pokok Penjualan, atas pembebanan Royalti sebesar Rp.281.265.233.549,00, berdasarkan pemeriksaan dan penilaian terhadap

• Jika harga pokok penjualan actual lebih besar dari standard ( budget ) harga pokok penjualan adalah tidak menguntungkan ( un favourable ).. • Jika harga pokok penjualan actual

bahwa karena tidak ada bukti pendukung yang dapat meyakinkan Majelis mengenai kebenaran jumlah Peredaran Usaha Tahun Pajak 2007 yang telah dilaporkan Pemohon Banding pada SPT

bahwa koreksi persediaan awal barang dagangan sebesar Rp 191.580.620,00 berdasarkan penghitungan dari kartu stock Pemohon Banding yang menurut Pemohon Banding adalah barang milik

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.36702/PP/M.I/16/2012 tanggal