• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kemandirian belajar dalam menyelesaikan masalah matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis kemandirian belajar dalam menyelesaikan masalah matematika"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Awaludin NIM:1501030400

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2021

(2)

ii

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

Skripsi

Diajukan kepada Universitas islam Negeri Mataram untuk melengkapi Persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Awaludin NIM:1501030400

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2021

(3)

z

(4)
(5)
(6)

MOTTO

“sebaik-baik manusia adalah bermanfaat sesama manusia”

(Hadist Riwayat ath-thabrani, al-mu;jam al-ausath, juz VII, hal.588, dari jabir bin Abdullah R.A)

(7)

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Ibuku jamilah,dan kaka-kaka ku yang selalu memberikan semangat, dorongan, dukungan, motivasi, bimbingan, do’a, dan kasih sayang yang tak terhingga.

Semua keluargaku, guruku, dosenku, teman-temanku, dan almamaterku UIN Mataram.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, anugerah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.

Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Samsul Irpan M.Pd sebagai Pembimbing I dan Bapak Kamirsyah Wahyu, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan konsultasi secara terus menerus sehingga skripsi ini lebih matang dan dapat diselesaikan tepat waktu. Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Al Kusaeri, M.Pd selaku ketua jurusan Program Studi Tadris Matematika yang telah menyetujui judul penelitian ini sebagai bahan penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi berjalan dengan lancar.

2. Dr. Jumarim,M.H.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang telah memberikan rekomendasi penelitian kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian.

3. Bapak Moh. Darwan, S.Ag selaku kepala sekolah MA NW Mataram beserta guru-guru yang telah membantu dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

(9)

4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram yang telah memberikan motivasi kepada mahasiswa UIN Mataram dan khususnya kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Tadris Matematika atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.

6. Teman-teman Classic15 yang selalu memberikan semangat untuk berjuang bersama menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa sebagai hamba Allah, tidak akan lepas dari segala kekhilafan dan keterbatasan, dan untuk itu kritik dan saran yang positif sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya. Aamiin.

Mataram, 3 Juli 2019 Penulis,

Awaludin

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ...vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

ABSTRAK ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat ... 5

1. Tujuan ... 5

2. Manfaat ... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting penelitian ... 7

1. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

2. Setting Penelitian ... 7

E. Telaah Pustaka ... 7

F. Kerangka Teori... 10

1. Deskripsi Kemandirian ... 10

2. Indikator Kemandirian ... 12

G. Metode Penelitian... 25

1. Pendekatan Peneltian ... 25

(11)

2. Kehadiran Peneliti ... 26

3. Lokasi Penelitian ... 26

4. Sumber Data ... 26

5. Instrumen Penelitian... 28

6. Prosedur Pengumpulan Data ... 29

7. Teksnik Analisis Data ... 32

8. Pengecekan Keabsahan Data... 34

H. Sistematika Pembahasan ... 35

1. Pendahuluan ... 35

2. Paparan Data dan Temuan ... 35

3. Penutup ... 36

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 37

A. Waktu Pengumpulan Data... 37

B. Data Hasil Angket Kemandirian Belajar... 38

C. Paparan Data dan Analisis Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari Kemandirian Belajar ... 39

1. Paparan Data dan Analisis Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan kemandirian Belajar Rendah... 39

2. Paparan Data dan Analisis Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan kemandirian Belajar Sedang ... 49

3. Paparan Data dan Analisis Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan kemandirian Belajar Tinggi ... 61

4. Pemecahan Masalah Matematika siswa Kemandirian Belajar Rendah,Sedang dan Tinggi berdasarkan langkah Polya ... 67

BAB III PEMEBAHASAN ... 69

A. Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kemandirian Belajar Rendah Berdasarkan Langkah Polya ... 69

1. Tahap Memahami Masalah ... 69

2. Tahap merencanakan pemecahan masalah... 69

3. Tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah ... 70

(12)

4. Tahap memeriksa kembali solusi ... 70

B. Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kemandirian Belajar Sedang Berdasarkan Langkah Polya ... 71

1. Tahap Memahami Masalah ... 71

2. Tahap merencanakan pemecahan masalah ... 71

3. Tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah ... 72

4. Tahap memeriksa kembali solusi ... 72

C. Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kemandirian Belajar Tinggi Berdasarkan Langkah Polya ... 73

1. Tahap Memahami Masalh ... 73

2. Tahap merencanakan pemecahan masalah ... 74

3. Tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah ... 74

4. Tahap memeriksa kembali solusi ... 74

D. Deskripsi Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau dari Kemandirian Belajar ... 75

BAB IV PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

(13)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tebel 1.1 Indikator Kemandirian Belajar . 15 Table 1.2 Indikator Pemecahan Masalah Berdasarkan Langkah Polya 24 Table 2.1 Keterangan Waktu pengumpulan Data 37 Table 2.2 Perolehan Kemandirian Belajar Siwa Kelas XI 38 Table 2.3 Subjek Penelitian

Table 2.4 pemecahan masalah matematika subjek kemandirian rendah 48 Table 2.5 pemecahan masalah matematika subjek kemandirian sedang 60 Table 2.6 pemecahan masalah matematika subjek kemandirian

belajar tinggi 67

Table 2.7 pemecahan masalah matematika siswa kemandirian belajar

Sedang dan tinggi 67

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 petikan wawancara S.KR1 pada tahap memahami masalah 20 Gambar 2.2 hasil tes tertulis S.KR1 pada tahap merencanakan pemecahan

Masalah 41

Gambar 2.3 petikan wawancara S.KR1 dalam merencanakan pemecahan

Masalah 41

Gambar 2.4 hasil tes tertulis S.KR1 pada tahap melaksanakan rencana

pemecahan masalah 42

Gambar 2.5 petikan wawancara S.KR1 pada tahap melaksanakan rencana

pemecahan masalah 42

Gambar 2.6 hasil tes tertulis S.KR1 pada tahap memeriksa kembali solusi 43 Gambar 2.7 petikan wawancara S.KR2 pada tahap memahami masalah

masalah 44

Gambar 2.8 hasil tes tertulis S.KR2 pada tahap merencanakan masalah 44 Gambar 2.9 petikan wawancara S.KR2 pada tahap merencanakan

Pemecahan masalah 45

Gambar 2.10 hasil tes tertulis S.KR2 pada tahap melaksanakan rencana

Peyelesaian masalah 46

Gambar 2.11 petikan wawancara S.KR2 pada tahap melaksanakan rencana

Pemecahan masalah 47

Gambar 2.12 petikan wawancara S.KR2 pada tahap memeriksa kembali

Solusi 48

Gambar 2.13 petikan wawancara S.KS1 pada tahap memahami masalah 49 Gambar 2.14 hasil tes tertulis S.KS1 pada tahap merencanakan masalah 50 Gambar 2.15 petikan wawancara S.KS1 pada tahap merencanakan pemecahan

masalah 51

(16)

Gambar 2.16 hasil tes tertulis S.KS1 pada tahap melaksanakan rencana

Peyelesaian masalah 52

Gambar 2.17 petikan wawancara S.KS1 pada tahap , melaksanakan pemecahan

Masalah 53

Gambar 2.18 petikan wawancara S.KS1 pada memeriksa kembali solusi 54

Gambar 2.19 hasil tes tertulis S.KS2 pada tahap memahami masalah 54 Gambar 2.20 petikan wawancara S.KS2 pada tahap memahami masalah 55 Gambar 2.21 hasil tes tertulis S.KS2 pada tahap merencanakan pemecahan

Masalah 56

Gambar 2.22 petikan wawancara S.KS2 pada tahap merencanakan pemecahan

Masalah 57

Gambar 2.23 hasil tes tertulis S.KS2 pada tahap melaksanakan rencana

Pemecahan masalah 58

Gambar 2.24 petikan wawancara pada tahap melaksanakan pemecahan

Masalah 59

Gambar 2.25 hasil tes tertulis S.KS2 pada tahap memeriksa kembali solusi 59 Gambar 2.26 petikan wawancara S.KS2 pada tahap memeriksa kembali

solusi 60

Gambar 2.27 hasil tes tertulis S.KT pada tahap memahami masalah 61 Gambar 2.28 petikan wawancara S.KT pada tahap memahami masalah 62 Gambar 2.29 hasil tes tertulis S.KT pada tahap merencanakan pemecahan

Masalah 63

Gambar 2.30 petikan wawancara S.KT pada tahap merencanakan pemecahan

Masalah 64

Gambar 2.31 hasil tes tertulis S.KT pada tahap melaksankan rencana

Pemecahan masalah 65

(17)

Gambar 2.32 hasil tes tertulis S.KT pada tahap memeriksa kembali solusi 65 Gambar 2.33 petikan wawancara pada tahap memeriksa kembali solusi 66

(18)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi-kisi Kemandirian Belajar

Lampiran 2. Angket Kemandirian Belajar Lampiran 3. Hasil Angket Kemandirian Belajar Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Tes Pemecahan Masalah Lampiran 5. Soal Tes Pemecahan Masalah

Lampiran 6. Konci Jawaban Soal Tes Lampiran 7. Lembar Jawaban Subjek K.R1 Lampiran 8. Lembar Jawaban Subjek K.R2 Lampiran 9. Lembar Jawaban Subjek K.S1 Lampiran 10. Lembar Jawaban Subjek K.S2 Lampiran 11. Lembar Jawaban Subjek K.T Lampiran 12. Pedoman Wawancara

Lampiran 13. Data Hasil Wawancara Lampiran 14. Foto kegiatan Penelitian Lampiran 15. Suat Izin Penelitian Lampiran 16. Kartu Konsultasi

(19)

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

Oleh ꞉ Awaludin NIM. 1501030400

ABSTRAK

Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah kemandirian belajar. Peneliti ini bertujuan untuk menganalisis kemandirian belajar matematika siswa dalam meyelesaikan masalah matematika. Subjek penelitian berjumlah lima siswa yang terdiri dari 2 siswa yang kemandirianya sedang, 2 siswa yang kemandirian belajar rendah dan 1 siswa kemandirian belajar tinggi. Pengumpulan data dilakukan dengancara pemberian angket dan tes, melakukan wawancara terhadap informal, serta dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis data model miles dan huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data , dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan ( 1 ) subjek kemandirian belajar rendah mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal namun belum mampu menjelaskan langkah demi langkah penyelesaian yang diberikan (2)subjek kemandirian belajar sedang mampu menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal serta mampu memahami masalah dalam soal, namun belum mampu memperbaikinya.. (3) subjek kemandirian belajar tinggi mampu mendefinisiakan masalah,mampu menemukan solusi yang tepat sehingga perhitungan dan jawaban di peroleh tepat.

Kata kunci: Pemecahan Masalah Matematika, Polya, Kemandirian Belajar

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Dalam dunia pendidikan, pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa. Matematika mempunyai peranan yang cukup penting dalam kehidupan karena banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat peranan matematika yang sangat penting, maka diharapkan pembelajaran matematika di sekolah memberikan mutu yang baik dengan tercapainya tujuan pembelajaran.1

Mutu pendidikan sangat erat hubunganya dengan mutu siswa karena siswa merupakan titik pusat proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa.

Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya prestasi belajar siswa sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh besarnya minat belajar siswa dan kemandirian belajar siswa itu sendiri.2 Oleh karena itu, dibutuhkan kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri maupun bersama teman-temanya untuk mengembangkan potensinya masing-masing dalam belajar matematika.

1Jati Putri A.S, “Profil Penalaran Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Gender”, JRPM, Vol. 1, No. 2, 2016, hlm. 132-148.

2Erni Puji Astuti, “Kemadirian Belajar Matematika Siswa SMP/MTs di Kecamatan Prembun”, jpss, Fikip, Universitas Muhammadiyah Purworejo.ifdf.diakses pada tanggal 10 april 2019.

(21)

Belajar mandiri bukanlah belajar individual, akan tetapi belajar yang menuntut kemandirian seorang siswa untuk belajar. Belajar mandiri adalah upaya mengembangkan kebebasan kepada siswa dalam mendapat informasi dan pengetahuan yang tidak dikendalikan oleh orang lain. Kemandirian memerlukan tanggung jawab, mereka yang mandiri adalah mereka yang bertanggung jawab, berinisiatif, memiliki keberanian, dan sanggup menerima resiko serta mampu menjadi pembelajaran bagi dirinya sendiri.3

Kemandirian ini juga sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah matematika. Selaras dengan hasil penelitian terdahulu, yaitu semakin tinggi kemandirian belajar seseorang, maka akan semakin tinggi pula kemampuan pemecahan masalahnya. Selain itu kontribusi kemandirian belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis positif (baik).4Oleh karena itu, kemandirian belajar sangat penting dalam menyelesaikan masalah.

Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam mempelajari matematika, antara lain: kemauan, kemampuan, kecerdasan, kesiapan guru, kesiapan siswa, kurikulum, metode penyajianya dan lain-lain. Seperti yang di kemukakan Nenny Indrawati dan Nurpaidah Tasni mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan memiliki perbedaan dalam menyelesaikan masalah matematika terletak dari karekternya, dimana laki-laki cenderung menyelesaikan masalah dengan terburu-buru dan mengabaikan beberapa

3Ibid, hlm. 65

4Yudi Darma, Muhamad Firdaus, dan Rahman Haryadi, “Hubungan Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika”, Jurnal Edukasi, Vol. 14, No. 1, Juni 2016, hlm. 169.

(22)

langkah penyelesaian sedangkan mahasiswa perempuan lebih memperhatikan kerapian dan langkah-langkah penyelesaian yang lebih terstruktur.5Lebih lanjut, Nina Nurmasari mengungkapkan siswa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam menyelesaikan masalah yaitu siswa laki-laki memenuhi empat dari lima indikator berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan menilai, sedangkan siswa perempuan memenuhi tiga dari indikator berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, dan keaslian.6Berdasarkan paparan di atas diketahui bahwa siswa laki laki dan siswa perempuan memiiki banyak perbedaan dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa laki laki cenderung menyelesaikan permasalahan dengan terburu-buru beda halnya dengan siswa perempuan yang mengerjakan permasalah dengan teliti.

Peneliti telah melakukan pra penelitian di kelas XI MA NW Mataram, melalui metode wawancara tentang pendapat guru matematika terkait kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Hasil wawancara menunjukkan, bahwa di MA NW Mataram kelas XI, kebanyakan siswa masih terpaku pada aktifitas mendengarkan dan hanya mencatat materi yang disampaikan oleh guru, siswa masih ragu-ragu ketika diminta untuk menuliskan jawabanya di papan tulis, siswa juga masih menunjukkan rasa ketergantungan kepada temannya yang dianggap pintar, serta masih belum

5 Nenny Indra Wati dan Nurpaidah Tasni, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tingkat Kompleksitas Masalah dan Perbedaan Gender”,jurnal saintifik, Vol. 2, No. 1, Januari 2016, hlm. 24.

6 Nina Nurmasari, Tri Atmojo Kusmayadi, dan Riyadi, “Analisis Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika pada Materi Peluang ditinjau dari Gender Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kota Banjar Baru Kalimantan Selatan”,JEPM, Vol. 2, No. 4, Juni 2014, hlm. 356.

(23)

mampu menyelesaikan permasalahan matematika dengan potensi yang dimilikinya.7

Hasil penelitian Rostina Sundayana menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa mempengaruhi tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Selain itu, diketahui pula bahwa semakin tinggi tingkat kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.8Di samping itu, hasil penelitian Nina Nurmasari, Tri Atmojo dan Riyadi menunjukkan bahwa siswa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam menyelesaikan masalah matematika.9

Dengan demikian, perlu diketahui apakah terdapat perbedaan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan, dalam menyelesaikan masalah matematika yang diberikan. Dengan mengetahui perbedaan tersebut, tingkat kemandirian belajar dalam menyelesaikan masalah matematika siswa baik laki-laki maupun perempuan dapat dilihat. Ini memberikan penjelasan bahwa perbedaan penyelesaian masalah matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan menentukan tingkat kemandirian belajarnya.

Berdasarkan masalah di atas, jika kemandirian belajar siswa semakin tinggi maka akan tinggi kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa.

Kemandirian belajar siswa akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul analisis kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini perlu dilakukan mengingat tugas pokok pengajaran matematika di sekolah adalah untuk memacu aktivitas

7Dina Fahkrina, Wawancara, Mataram, 20 Maret 2019.

8 8 Rosita Sundayana, “Kaitan Antara Gaya Belajar, Kemandiarian Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP dalam Pelajaran Matematika”, Jurnal mushalafa, vol 5, No. 2, Mei 2016, hlm. 82.

99 Nina Nurmasari, Tri Atmojo Kusmayadi, Riyadi, Analisis, … ,hlm. 356.

(24)

dan kemandirian siswa dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dari rancangan penelitian ini adalah “Bagaimana kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika “?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari rancangan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi kajian yang bermanfaat, diantaranya sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis

Peneliti berharap penelitian yang dilakukan ini dapat mendeskripsikan kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah metematika, serta dapat dijadikan bahan evaluasi dalam pengajaran matematika khususnya pada materi program linear untuk lebih berkembang lagi pada kegiatan belajar mengajar selanjutnya, terlebih lagi agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan berpikir siswa khususnya dalam menyelesaikan permasalahan matematikan

2. Manfaat Praktis

(25)

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini hasilnya nanti akan dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan. Secara lebih jelas, manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah matematika

b. Bagi Guru

Sebagai masukan tentang analisis kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika sehingga secara umum sebagai acuan dalam menilai siswa.

c. Bagi Peserta Didik

Meningkatkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan memberikan pengalaman ketika hendak mengajar nantinya untuk dapat memaksimalkan kemampuan matematis pada peserta didiknya.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari yang diteliti, maka peneliti perlu membatasi penelitian pada masalah

(26)

mendeskripsikan kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan masalah program Linear matematika.

2. Setting Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di MA NW Mataram tahun pelajaran 2018/2019. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 laki-laki dan 2 perempuan.

E. Telaah Pustaka

Penelitian yang releven dengan penelitian ini antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan Sarah Isnaini, Lailatul Fajriah, dkk dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa Smp Pada Materi Persamaan Garis Lurus “. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan penalaran dan kemandirian belajar pada meteri persamaan garis lurus siswa SMP. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Cimahi pada kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2017-2018. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi pada meteri Persamaan Garil Lurus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E untuk memperoleh data penelitian digunakan instrument berupa tes soal uraian dan angket kemandirian belajar. Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) tingkat kemampuan penalaran matematis siswa dalam penyelesaian masih level rendah; (2)

(27)

kesulitan siswa pada umumnya belum memahami soal dan prakonsep masih rendah; (3) siswa belum tertanam rasa belajar secara mandiri.10 2. Penelitian yang dilakukan Sri Hartini, dkk dengan judul penelitian

“Kemandirian Dalam Pembelajaran Matematika di Madrasah Tsanawiyah”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemandirian dalam pembelajaran matematika MTs. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan desain penelitian holistik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah: Perencanaan kemandirian dalam pembelajaran matematika disusun oleh kepala madrasah bersama dewan guru pada waktu rapat pembagian tugas, penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan atau RKAT dengan memperhatikan kondisi siswa dan lingkungan sekitarnya.

Pelaksanaan kemandirian dalam pembelajaran matematika di MTs dengan mengintegrasikannya pada struktur dan muatan kurikulum, program kesiswaan. Pengintegrasian kemandirian belajar dalam pembelajaran matematika terlihat dalam kegiatan membuka dan menutup pelajaran dengan membaca do’a dengan artinya yang dipimpin ketua kelas.11

3. Penelitian yang dilakukan Yudi Darma, dkk, dengan judul penelitian

“Hubungan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan

10Sarah Isnaini, dkk“Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP pada Materi Persamaan Garis Lurus”, jurnal of medives vol. 2, No. 1, 2018, pp.

107-115

11Sutama, sri hartini, dkk “Kemandirian dalam Pembelajaran Metematika di Madrasah Tsanawiyah”, varia pendidikan, vol. 30, N. 2, Desember 2018, hlm. 7-14

(28)

Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika”. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi kemandirian belajar mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk korelasional. Adapun sampel yang digunakan berjumlah 98 mahasiswa yang terdistribusi dalam dua kelompok (kelas) yang diambil secara purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket kemandirian belajar dan tes yang berjumlah empat soal dan mengacu pada konsep pemecahan masalah. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis uji korelasi product moment dan koefisien determinasi untuk melihat kontribusi hubungan antar variabel.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disimpulkan bahwa: (1) semakin tinggi kemandirian belajar seseorang, maka akan semakin tinggi pula kemampuan pemecahan masalahnya. (2) konstribusi kemandirian belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa calon guru program studi pendidikan positif (baik).12

F. Kerangka Teori

1. Deskripsi Kemandirian

Kemandirian dalam belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya dengan dorongan kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri oleh siswa.Kemandirian dalam belajar sangat

12Yudi Darma, dkk “Hubungan Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika”, jurnal Edukasi, vol. 14, No. 1, Juni 2016

(29)

diperlukan untuk membentuk pribadi siswa yang percaya diri, bertanggung jawab dan mampu mengatasi masalah. Kemandirian belajar siswa akan mengantarkan siswa untuk belajar menganalisis dan mengembangkan pikiran kritis.13

Menurut Martinis Yamin dalam Anzora, belajar mandiri adalah upaya mengembangkan kebebasan kepada siswa dalam mendapat informasi dan pengetahuan yang tidak dikendalikan oleh orang lain.

Kemandirian memerlukan tanggung jawab, mereka yang mandiri adalah mereka yang bertanggung jawab, berinisiatif, memiliki keberanian, dan sanggup menerima resiko serta mampu menjadi pembelajaran bagi dirinya sendiri.14sugandi berpendapat bahwa kemandirian belajar yaitu suatu sikap peserta didik yang memiliki karakteristik berinisiatif belajar, memonitor, mengatur dan mengontrol kinerja atau belajar, memandang kesulitan sebagai tantangan, mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang relevan, memilih dan menerapkan strategi belajar, mengevaluasi proses dan hasil belajar, serta self-concept (konsep diri).15

Dengan demikian kemandirian belajar peserta didik akan mempunyai tujuan yang jelas, dapat menilai diri sendiri, memepertimbangkan kemajuan belajar, seperti pandangan dan kepercayaan yang tinggi tentang kemampuan dirinya, menilai

13Anzora. “Analisis Kemandirian Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dengan Menerapkan Teori Belajar Humanistik”, jurnal Gantang vol. 2, No. 2, September 2017

14Ibid, hlm. 65

15Nuridawi, Munzir, dan saiman, “Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) melalui pendekatan Contextual Teaching and learning (CTL).”

(30)

pembelajaran, faktor yang berpengaruh dalam belajar dan antisipasi dampak selama proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Ar-rad ayat 11 yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(Q.S Ar-rad:11)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa pencapaian hasil belajar juga bergantung pada diri sendiri, yang juga bergantung pada kemandirian belajar setiap individu.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar merupakan usaha siswa mencapai tujuan belajar dengan penuh tanggung jawab dan rasa tidak tergantung pada orang lain bahkan disertai rasa berani mengambil keputusan dengan mempertimbangkan konsekuiensi yang akan di perolah. Kemandirian dalam belajar bagi peserta didik merupakan suatu langkah yang efektif dan efisien dalam memaksimalkan kemampuan peserta didik tanmpa harus bergantung pada pendidik, sehingga proses belajar mengajar akan lebih optimal. Tingkat kemandirian belajar peserta didik dapat ditentukan berdasarkan seberapa besar inisiatif dan tanggung jawab peserta didik untuk berperan aktif dalam hal perencanaan belajar, proses belajar maupun evaluasi belajar.Semakin besar peran aktif peserta didik dalam berbagai

(31)

kegiatan tersebut, mengindikasikan bahwa peserta didik tersebut memeiliki kemandirian belajar.

2. Indikator Kemandirian Belajar

Menurut Sumarno tiga karakteristik kemandirian belajar, yaitu bahwa individu: merencanakan belajar sendiri sesusi dengan tujuanya, memilih strategi kemudian melaksankan rancangan belajarnya, dan memantau kemandirian belajar, mengevaluasi hasilnya dan dibandingkan dengan standar tertentu. 16 Jika penerapan tiga karakteristik kemandirian ini dapat dilaksanakan peserta didik dengan baik maka kesadaran dan kemandirian peserta didik dalam belajar matematika akan maksimal.

Menurut Desmita kemandirian belajar ditandai dengan beberapa ciri, antara lain : kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan sendiri, serta mampu memecahkan masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. 17

Adapun indikator kemandirian belajar menurut Mudjiman terdiri dari:

1) Percaya diri

Menurut hakim dalam Ade terdapat beberapa ciri-ciri tertentu dari orang-orang yang mempunyai rasa percaya diri yaitu:

16Dewi yuningrih, “Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika melalui Metode Jigsaw bagi siswa Kelas XII Ap semester Gasal SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten Tahun pelajaran 2016.”

17Huri Suhendri, “Pengaruh Metode Pembelajaran Prepblem Solving terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemandirian Belajar,” Formatif: Jurnal Ilmiah pendidikan MIPA 3, no. 2 (2015)

(32)

1. Bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.

2. Mampu menetralisai ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi.

3. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.

4. Selalu breaksi positif didalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar,sabar dan tabah menghadapi persoalan hidup.18

2) Aktif dalam belajar

Menurut Suryo Subroto aktif dalam belajar bila terdapat ciri- ciri sebagai berikut:

1. Siswa membuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran.

2. Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa.

3) Disiplin dalam belajar

Disiplin siswa pada proses pembelajaran dapat diamati berdasarkan:

1. Semangat dan antusias dalam kegiatan pembeljaran 2. Mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya 3. Komitmen yang tinggi terhadap tugas

4) Tanggung jawab dalam belajar

Menurut Zimmerer dalam Ade menggungkapkan ciri-ciri orang yang memiliki sifat tanggung jawab:

18Hafsah Salima,”Analisis Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Di Kelas 2 SDI AL-Azhar 17 Bintaro, tahun ajaran 2019.”

(33)

1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaanya.

2. Mau bertanggung jawab.

3. Mau belajar dari kegagalan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli, bahwa ciri-ciri dari kemandirian belajar memiliki perbedaan dalam tingkatannya. Maka dari itu, peneliti disini berusaha membuat indikator kemandirian belajar yang akan peneliti gunakan. Sehingga dengan indikator kemandirian belajar yang nantinya bisa menggambarkan kemandirian belajar peserta didik.

Indikator kemandirian belajar yang peneliti gunakan:

1. Percaya diri

2. Aktif dalam belajar 3. Disiplin dalam belajar

4. Bertanggung jawab dalam belajar

Lebih jelasnya akan dijelaskan pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Indikator kemandirian Belajar

No Indikator Deskripsi umum Deskripsi khusus

1 Percaya diri 1. Bersikap tenang dalam pembelajaran matematika

2. Mampu menetralisasikan ketegangan

1. Saat pembelajaran matematika di dalam kelas saya sangat tenang dalam memperhatikan

(34)

yang muncul saat pembelajaran matematika

3. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi saat pembelajaran matematika

penjelasan yang diberikan guru 2. Saat guru mengajukan

pertanyaan materi matematika yang diajarkan saya dengan tenang berusaha menjawab pertanya tersebut

3. Saya mencoba menetralisasikan ketegangan ketika guru menyuruh saya maju kedepan untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis 4. Saya mampu menetralisasikan

ketegangan saya saat guru menyuruh saya menjelesakan tentang jawaban yang saya tulis 5. Saat guru memberikan tugas kelompok saya berusaha menyesuaikan diri dan berkomunikasi terhadap tugas yang diberikan

6. Saya berusaha membuat kelompok saya berkomunikasi dengan baik

(35)

2 Aktif dalam belajar

1. Siswa membuat materi program linear untuk memahami materi pelajaran matematika

2. Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa saat pembelajaran matematika

1. Ketika guru menyuruh membuat materi program linear saya berusaha untuk memahami isi dari materi tersebut

2. Saat guru menjelaskan materi program linear tersebut saya berusaha mempelajari dan mengamati sehingga saya bisa menemukan apa inti dari materi tersebut

3 Disiplin dalam belajar

1. Semangat dan antusias dalam kegiatan pembeljaran matematika

2. Mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya saat belajar matematika

1. Ketika pembelajaran

matematika akan dimulai saya sangat semangat dan atusias dalam mempelajari materi yang akan diajarkan oleh guru 2. Pada pembelajaran matematika

ketika guru menjelaskan materi program linear saya berusaha mengatasi kesulitan tersebut semampu dan sebisa mungkin jika materi belum saya pahami saya berusaha untuk

(36)

memahaminya

4 Tanggung jawab dalam belajar

1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas ataupun pekerjaannya dalam konstek matematika

2. Mau belajar dari kegagalan saat mempelajari matematika

3. Mau bertanggung jawab terhadap pembelajaran matematika

1. Ketika guru memberikan tugas ataupun pekerjaan matematika saya merasa mampu dan tetap memiliki komitmen yang tinggi

bahwa saya bisa

menyelesaikanya

2. Ketika soal saya kerjakan saya sadar bahwa pekerjaan yang saya lakukan itu salah namun saya belajar dari kegagalan tersebut

3. Saya menyadari jika saya memiliki kelemahan dalam penguasaan materi tertentu yang menurut saya sulit

4. Ketika saya diberikan materi program linear saya akan berusaha untuk mengingatnya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pembelajaran

(37)

matematika

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah menunjukkan rasa bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Dengan demikian, sebagai bahan peneliti indikator kemandirian belajar yaitu; percaya diri, aktif dalam belajar, disiplin dalam belajar, dan bertanggung jawab dalam belajar.

3. Penyelesaian masalah

Masalah sebenarnya sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Masalah tidak dapat dipandang sebagai hal yang hanya membebani manusia saja, akan tetapi justru dipandang sebagai sarana untuk memunculkan penemuan-penemuan baru. Lahirnya penemuan-penemuan dari para ahli yang kini dinikmati manusia karena adanya suatu masalah.19

Peserta didik membutuhkan lingkungan kelas dimana mereka ditantang untuk memecahkan masalah kehidupan dunia nyata. Peserta didik dapat mengenal matematika sebagai mata pelajaran yang tidak terisolasi melainkan dikaitkan dengan disiplin ilmu yang lain dan semua yang ada di sekelilingnya. Menurut Gagne dalam Aries Yuwono seorang

19Aries Yuwono “Profil Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian”, Tesis, hlm. 32.

(38)

peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, maka pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru.20

Dengan melihat pentingnya pemecahan masalah dalam kehidupan manusia inilah yang mendasari mengapa pemecahan masalah menjadi sentral dalam pembelajaran matematika di tingkat manapun.Pemecahan masalah memegang peranan penting terutama agar pembelajaran dapat berjalan dengan fleksibel.Sedangkan Gagne dalam Aries Yuwono menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah tipe belajar yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya.21

Ada banyak definisi tentang pemecahan masalah dalam kehidupan manusia. Salah satunya ada yang menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Untuk dapat memberikan batasan terntang definisi pemecahan masalah khususnya dalam bidang matematika, berikut pendapat beberapa ahli.Menurut Polya dalam Aries Yuwono pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera. Atau dengan kata lain pemecahan masalah merupakan proses bagaimana mengatasi suatu persoalan atau pertanyaan yang bersifat menantang yang tidak dapat diselesaikan dengan prosedur

20 Ibid.

21Ibid., hlm. 32-33.

(39)

rutin yang sudah biasa dilakukan/sudah diketahui. Menurut Slavin, pemecahan masalah merupakan penerapan dari pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan dengan tepat. Menurut Hudoyo pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan atau masalah yang tidak rutin sehingga masalah tersebut tidak lagi menjadi masalah lagi.

Polya mengemukakan bahwa terdapat empat tahap utama dalam proses pemecahan masalah yaitu (1) memahami masalah (understanding the problem), (2) merencanakan suatu penyelesaian (devising a plan), (3) melaksanakan rencana penyelesaian (carrying out the plan), (4) memeriksa kembali.

Secara ringkas langkah penyelesaian masalah Polya dapat dijelaskan berikut ini.

a. Pemahaman masalah (Understanding The Problem)

Dalam memahami masalah ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

1) Apakah yang tidak diketahui?

2) Data apakah yang diberikan?

3) Bagaimana kondisi soal?

(40)

4) Mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan lainnya?

5) Apakah kondisi yang diberikan cukup untuk mencari apa yang ditanyakan?

6) Apakah kondisi tersebut tidak cukup?

7) Apakah kondisi itu berlebihan atau itu saling bertentangan 8) Buatlah gambar atau tuliskan notasi yang sesuai

b. Perencanaan penyelesaian (Devising A Plan)

Pada proses perencanaan beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

1) Pernahkah Anda menemukan soal seperti ini sebelumnya?

2) Pernahkah ada soal yang serupa dalam bentuk lain?

3) Teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini?

4) Perhatikan apa yang ditanyakan atau coba pikirkan soal yang pernah diketahui dengan pertanyaan yang sama atau yang serupa.

Andaikan ada soal yang mirip dengan soal yang pernah diselesaikan, dapatkah pengalaman itu digunakan dalam masalah yang sekarang?

5) Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan disini?

6) Apakah harus dicari unsur lain agar dapat memanfatkan soal semula, mengulang soal tadi atau menyatakan dalam bentuk lain?

Kembalilah pada definisi. Andaikan soal baru, belum dapat

(41)

diselesaikan, coba pikirkan soal serupa dan selesaikan. Bagaimana bentuk soal tersebut?

7) Bagaimana bentuk soal yang lebih khusus?

8) Misalkan sebagian kondisi dibuang, sejauh mana yang ditanyakan dalam soal dapat dicari?

9) Manfaat apa yang dapat diperoleh dengan kondisi sekarang?

10) Dapatkah apa yang ditanyakan, data atau keduanya diubah sehingga menjadi saling berkaitan satu dengan yang lainnya?

Apakah semua data dan kondisi sudah digunakan? Sudahkah diperhitungkan ide-ide penting yang ada dalam soal tersebut?

c. Melaksanakan Perencanaan (carrying out the plan)

Hal yang harus diperhatikan pada langkah ketiga adalah:

1) Memeriksa setiap langkah apakah sudah benar atau belum?

2) Bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar?

d. Pemeriksaan kembali proses dan hasil (looking back)

Pada bagian akhir, Polya menekankan pada bagaimana cara memeriksa kebenaran jawaban yang telah diperoleh. Langkah yang harus diperhatikan adalah:

1) Dapatkah diperiksa sanggahannya?

2) Dapatkah jawaban tersebut dicari dengan cara lain?

3) Dapatkah Anda melihatnya secara sekilas?

(42)

4) Dapatkah cara atau jawaban tersebut digunakan untuk soal-soal lain?22

Berdasarkan langkah pemecahan masalah menurut Polya di atas, maka indikator pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Indikator Pemecahan Masalah Berdasarkan Langkah Polya

No Aspek Indikator

1. Memahami masalah

(understanding problem)

- Siswa dapat menentukan informasi apa yang diketahui

- Siswa dapat menentukan informasi apa yang ditanyakan

- Siswa dapat menyatakan kembali masalah asli ke dalam bahasanya sendiri

2. Merencanakan pemecahan

masalah (devising plan)

- Pada tahap ini siswa dapat menggunakan strategi yang dapat membantunya menyelesaiakan masalah

22 Wahyudi Dan Indri Anugraheni, …., hlm. 2-20

(43)

3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan)

- pada tahap ini siswa melakukan rencana yang telah ditetapkan pada tahap merencanakan pemecahan masalah di atas

- siswa mampu menyelesaikan soal program linear dengan percaya diri - pada tahap ini juga akan menguji

kemandirian siswa dalam memahami substansi materi dan keterampilan siswa dalam melakukan perhitungan metematika akan sangat membantu siswa dalam menyelesaikan setiap langkah penyelesaian program linear 4. Memeriksa

kembali solusi yang diperoleh (looking back)

- Siswa mengecek jawaban yang diperoleh

- Siswa melakukan uji coba terhadap solusi yang diperoleh, apakah solusi yang diperoleh sudah benar/salah - Siswa memeriksa/mengecek kembali

pekerjaannya.23

23 Sutarto & Syarifuddin, “Desain Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Samudra Baru, 2013), hlm. 100.

(44)

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus diskriptif. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data deskriptif yang dimaksud adalah deskripsi kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen utama sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaan peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan.Subjek penelitian yang berada di lokasi penelitian mengetahui kehadiran peneliti sebagai peneliti.

3. Lokasi Penelitian dan subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan di MA NW Mataram. Di sekolah ini juga terdapat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan bangunan yang cukup memadai serta warna sekolah semuanya hijau karena identik dengan konsep alam dan memang mengikuti warna institusi dari sebuah lembaga/departement yakni departement agama.24

4. Sumber Data

24Gambaran umum MA NW Mataram.

(45)

Metode penentuan subyek dalam penelitian ini adalah usaha penentuan sumber data, artinya darimana data diperoleh. Subyek penelitian ini adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, yaitu subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian.Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas XI MA NW Mataram. Data yang di kumpukan berupa (1) data angket kemandirian belajar matematika siswa, (2) data penyelesaian soal masalah matematika terkait materi program linear, dan (3) data dokumentasi peneliti dengan siswa.

Subjek penelitian ini terdiri dari siswa yang memiliki kecendrungan pada kemandirian belajar. Adapun pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam pemilihan subjek penelitian, peneliti juga berkordinasi dengan guru matematika di lokasi peneliti untuk mengetahui karaktristik siswa yang akan diteliti. Lebih jelasnya, subjek akan digunakan yaitu 3 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.

(46)

Alur pemilihan subjek dalm penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Siswa kelas XI

5. Instrument penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Sedangkan instrumen pendukungnya terdiri dari kuisioner (angket) kemandirian, soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika, dan pedoman wawancara.

a. Angket

Angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mengkatagorikan tingkat kemandirian belajar matematika siswa. Adapun angket kemandirian belajar matematika yang peneliti gunakan adalah hasil

Sedang

Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemandirian Belajar Pemberian Angket Kemandirian Belajar

Analisis Hasil Angket

Rendah Tinggi

Pemilihan Sampel dengan Teknik Purposive Sampling

Pemberian Tes Penyelesaian Masalah Matematika

Analisis Hasil Tes

(47)

pengembangan sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator kemandirian belajar matematika.

Angket terdiri dari 30 butir pernyataan yang dimana pertanyaan ada yang bernilai positif. Tugas siswa adalah menandai pernyataan- pernyataan yang terdapat dari angket tersebut untuk memilih jawaban yang dianggap ada dalam dirinya.

b. Tes penyelesaian masalah matematika

Jenis tes yang dilakukan yaitu tes tertulis dengan soal berbentuk esai berjumlah satu (1) dengan materi program linear. Tes ini bertujuan untuk melihat kemandirian belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya.

c. Pedoman wawancara

Penyusunan pedoman wawancara dilakukan dengan mengacu pada langkah-langkah pemecahan masalah Polya. Pertanyaan wawancara bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah matematika siswa.

6. Prosedur pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan untuk menemukan data berupa fakta atau informasi kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pegumpulkan data dengan cara pemberian angket dan tes, melakukan wawancara terhadap informan, serta dokumentasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

(48)

a. Angket

Untuk mendapatkan data kemandirian belajar siswa, peneliti menggunakan angket kemandirian belajar, agar siswa-siswa tersebut diklasifikasikan menjadi tiga macam kemandirian belajar yaitu kemandirian belajar rendah, sedang dan tinggi.

b. Tes

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis dengan soal berbentuk uraian berjumlah satu nomor. Pada metode ini siswa kelas XI diberi soal tes pemecahan masalah matematika materi program linear. Tes ini bertujuan untuk melihat langkah-langkah pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan langkah Polya.

Data hasil jawaban siswa digunakan sebagai data utama dalam analisis data.

c. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Tujuanya adalah untuk menentukan fokus permasalahan secara lebih terbuka dan fleksibel. Oleh karena itu, peneliti tidak hanya terfokus pada pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, tetapi dapat mengajukan beberapa pertanyaan lain yang mendukung dan releven dengan topik wawancara.

Wawancara dilakukan terhadap lima orang siswa yang dipilih berdasarkan kemandirian belajarnya. Kegiatan wawancara dilakukan setelah siswa menyelesaikan soal tes pemecahan masalah matematika.

(49)

Informasi yang diperoleh dari kegiatan wawancara ini adalah mengenai langkah-langkah pemecahan masalah matematika. Data yang diperoleh dari hasil wawancara adalah sebagai data utama dalam analisis data.

d. Dokumentasi

Dokumentasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa foto- foto siswa yang sedang menyelesaikan soal tes pemecahan masalah maupunketika dilakukan wawancara terkait penyelesaian soal pemecahan masalah matematika. Data yang ditemukan dari dokumen tersebut digunakan sebagai data tambahan dalam melakukan analisis data.

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Siswa kelas XI diberi angket kemandrian belajar untuk mengkatagorikan siswa berdasarkan kemandirian belajarnya.

b. Penentuan kemandirian belajar siswa berdasarkan perolehan skor pada angket kemandirian belajar yang ketentuannya telah ditetapkan sebelumnya.

c. Selanjutnya, siswa kelas XI diberi soal tes pemecahan masalah matematika untuk mendapatkan data pemecahan masalah matematika.

d. Siswa yang dikatagorikan kedalam kemandirian belajar rendah,sedang dan tinggi kemudian dipilih masing-masing dua

(50)

orang dari setiap kemandirian belajar rendah,sedang dan 1 orang kemandrian belajar tinggi sehingga berjumlah lima siswa . lima siswa tersebut sebagai subjek penelitian. \

e. Setelah mengerjakan soal, subjek penelitian kemudian diwawancarai terkait pemecahan masalah matematika.

f. Kegiatan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika maupun ketika diwawancarai kemudian di dokumentasikan.

7. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model milles dan Huberman yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) verifikasi data.25

a. Reduksi data (Data Reduksi)

Reduksi data dalam penelitian ini artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pokoknya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Data yang akan direduksi dalam penelitian ini berupa data hasil tes pemecahan masalah matematika oleh lima orang siswa dengan kemandirian belajar rendah, sedang dan tinggi. Pada tahapan ini

25 Sugiono, memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 20120, hlm. 92-99

(51)

peneliti akan memfokuskan pada langkah-langkah pemecahan masalah matematika menurut Polya berdasarkan indikator yang dibuat oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti membuang bagian-bagian yang tidak releven, dan mengambil bangian yang terkait dengan indikator yang telah dibuat.

Selain data hasil tes pemecahan masalah matematikam, peneliti juga mereduksi data hasil wawancara semi-terstruktur pada lima siswa dengan kemandirian belajar rendah, sedang dan tinggi mengenai pemecahan masalah matematika. Kalimat-kalimat

Reduksi Data dari jawaban responden yang tidak berkaitan dengan hal yang diteliti akan dibuang.

b. Penyajian Data (Data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyajikan data.Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar katagori, dan sejenisnya.

Dalam penelitian ini, data-data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi data temuan. Data-data tersebut antara lain data kemandirian belajar siswa, data pemecahan masalah matematika berdasarkan hasil tes, dan data pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan wawancara.

c. Penarikan kesimpulan(verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Data-data temuan yang telah direduksi dan

(52)

disajikan dalam bentuk deskripsi dan tabel akan diproses lebih lanjut dengan memperhatikan tingkat kebenaranya melalui pengecekan kembali data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian.

Kesimpulan akhir yang diperoleh dari hasil analisis adalah deskripsi pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan langkah Polya ditinjau dari kemandirian belajar siswa.

8. Pengecekan Keabsahan Data a. Keabsahan Data

1) Kesesuaian Metode Dengan Data

Data yang diperoleh adalah data yang dikumpulkan dengan beberapa metode yakni metode tes berbasis wawancara dan dokumentasi. Metode tersebut dipilih sesuai dengan bentuk data yang diperoleh

Metode tes berbasis wawancara dilakukan dalam rangka untuk mengetagui sejauh mana kemandirian siswa.Metode dokumentasi juga digunakan dengan alasan bahwa data tersebut memang benar diteliti.sehingga peneliti dapat menemukan data atau informasi kemandrian belajar siswa dengan meninjau dokumen hasil penelitian sebelumnya atau dari beberapa sumber lainnya.

2) Keabsahan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data selama penelitian adalah angket kemandirian dan tes berbasis wawancara.

Aspek yang ingin diteliti yaitu mengenai Analisis kemandirian

(53)

belajar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Dalam penyusunan instrumen disusun berdasarkan bimbingan dari dosen pembimbing sehingga data yang dikumpulkan sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian

H. Sistematika Pembahasan 1. Pendahuluan

Pada bagian ini peneliti mengungkapkan latar belakang penelitian yang berisi penjelasan mengenai alasan akademik dilakukannya penelitian.

Setelah latar belakang, peneliti merumuskan masalah, serta tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian. Selanjutnya, peneliti merumuskan ruang lingkup dan setting penelitian yang berisi batasan dan fokus masalah dari penelitian yang dilakukan serta rencana waktu dan tempat dilakukannya penelitian. Kemudian peneliti merumuskan telaah pustaka, kerangka teori, dan terakhir metode penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini.

2. Paparan Data dan Temuan

Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan.Peneliti berusaha mengungkapkan seluruh data dan hasil temuan di lokasi penelitian.Dalam hal ini, peneliti berusaha menahan diri untuk tidak mencampuri fakta terlebih dahulu.

3. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti mengungkapkan proses analisis terhadap temuan penelitian pada bagian sebelumnya. Analisis data dilakukan

(54)

berdasarkan metode penelitian yang digunakan dan berpedoman pada kerangka teori yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya.

4. Penutup

Pada bagian ini berisi simpulan akhir dari hasil analisis pada bagian sebelumnya.Selain itu, peneliti mengajukan berbagai saran untuk berbagai pihak terkait dalam rangka perbaikan terhadap kekurangan- kekurangan yang ditemukan peneliti.

(55)

36 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Waktu Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui beberapa metode/teknik, yakni angket, tes, wawancara, dan dokumentasi. Adapun waktu pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diuraikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Keterangan Waktu Pengumpulan Data

No Metode

Pengumpulan Data

Sumber Data Pelaksanaan Pengumpulan Data 1 Angket Siwa kelas XI 27 januari 2021

2 Tes Siswa kelas XI 29 januari 2021

3 Wawancara

Subjek K.R 1

2 februari 2021 Subjek K.R 2

Subjek K.S 1 Subjek K.S 2 Subjek K.T

4 Dokumentasi 2 7 – 2 februari 2021

B. Data Hasil Angket Kemandirian Belajar

Kegiatan pengumpulan data berdasarkan angket kemandirian belajar di lakukan di kelas XI. Angket kemandirian belajar diberikan kepada 15 siswa .sebelum mengisi angket, siswa terlebih dahulu diberikan arahan mengenai tata

(56)

cara pengisian angket. Siswa mengerjakan angket selama 15 menit. Setelah selesai, siswa diminta untuk mengumpulkan kembali angket yang telah diisi.

Adapun hasil angket kemandirian belajar siswa kelas XI dapat dilihat pada lampiran 3.

Berdasarkan hasil analisis angket kemandirian belajar yang telah diberikan, maka perolehan kemandirian belajar siswa kelas XI dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Perolehan kemandirian belajar siswa kelas XI

Kelas Kemandirian belajar Total

Rendah Sedang Tinggi

XI 3 10 2 15

Berdasarkan tebel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas XI yang memiliki kemandirian belajar rendah sebanyak 3 orang, kemandirian belajar sedang sebanyak 10 orang dan yang memiliki kemandirian belajar tinggi sebanyak 2 orang, dari tebel kemandirian belajar di atas dapat kita perhatikan bahwa kemandirian belajar siswa yang akan diberikan soal penyelesaian masalah matematika.

Selanjutnya, dari hasil angket tersebut dipilih lima siswa sebagai subjek penelitian yang terdiri dari 2 subjek dengan kemandirian rendah, 2 subjek dengan kemandirian sedang, dan 1 subjek dengan kemandirian tinggi.

Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan pertimbangan kelengkapan jawaban siswa dan kemudahan mendapatkan informasi saat diwawancarai. Peneliti juga bekerja sama dengan

(57)

guru matematika kelas XI dalam menentukan subjek yang mampu memberikan informasi secara jelas ketika diwawancarai.

Adapun siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tebel 2.3 Subjek Penelitian

No Inisial Subjek kelas Jenis

kelamin

Kemandirian belajar 1 AP Subjek K. rendah1 (SV1)

XI

L Rendah

2 WB Subjek K.rendah 2(SV2) L Rendah

3 AM Subjek K. sedang 1(SV1) P Sedang

4 MJ Subjek K. sedang 2(SV2) P Sedang

5 YD Subjek K. tinggi L Tinggi

C. Paparan Data dan Analisis pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari kemandirian Belajar

Bagian ini akan menunjukkan paparan data dan proses analisis pemecahan masalah matematika berdasarkan hasil tes, wawancara, dan dokumentasi.

Analisis dilakukan pada masisng-masing kemandirian belajar berdasarkan langkah penyelesaian masalah Polya. Adapun paparan data dan analisis pemecahan masalah matematika siswa dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Paparan Data dan Analisis Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan kemandirian Belajar Rendah

(58)

a. Subjek K.Rendah 1 (S.KR1) 1) Tahap memahami masalah

Pada tahapan ini, S.KR1 merasa kesulitan dengan soal yang ditandai dengan berpikir panjang. Ketika dihadapkan dengan soal, subjek tidak langsung menuliskan jawaban, tetapi terlebih dahulu membaca soal dalam hati beberapa kali. Langkah awal S.KR1 yaitu menyimpulkan apa yang dipahami hal tersebut dilihat dari hasil.

Hal tersebut sesuai degan petikan hasil wawancara subjek yang dapat dilihat pada gambar 2.1

P : Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami soal tersebut?

S.KR1 : Ya, cukup sulit

P:berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam memahami soal tersebut?

S.KR1 : Lumayan lama, sekitar 15 menit.

P : Bagaimana cara anda agar dapat memahami soal tersebut?

S,KR1 : Dengan membaca dalam hati sambil mikir-mikir berulang kali dalam hati.

Gambar 2.1 petikan wawancara S.KR1 pada tahap memahami masalah

2) Tahap merencanakan pemecahan masalah

Langkah selajutnya yang dilakukan S.KR1 pada tahapan merencanakan pemecahan masalah adalah dengan membuat persamaan no 1 dan no 2 diperoleh persamaan 4. Adapun hasil tes merencanakan pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar 2.2

(59)

Gambar 2.2 Hasil Tes Tertulis S.KR1 pada Tahapan Merencanakan Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara, S.KR1mampu menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Hal ini sesuai degan petikan wawancara S.KR1 pada tahapan merencanakan pemecahan masalah yang dapat dilihat pada Gambar 2.3 Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa subjek sepenuhnya memenuhi indikator pada tahapan merencanakan pemecahan masalah.

P : Apa yang diketahui dari soal tersebut ?

S.KR1 : aini membeli 2 kg apel,2 kg anggur dan 1 kg jeruk harga 67.000

Nia membeli 3kg apel, 1 kg amggur, dan 1 kg jeruk harga 61.000 P : Apa yang ditanya dari soal itu?

S.KR1 : harga 1 kg apel 1 kg anggur dan 4 kg jeruk

P : strategi apa yang akan kamu lakukan untuk soal tersebut ? S.KR1 : membuat system persamaan no 1 dan 2 untuk memperoleh persamaan berikutnya.

Gambar 2.3 petikan wawancara S.KR1 dalam merencanakan pemecahan masalah

3) Tahap Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah

Pada tahapan ini, S.KR1 tidak menemukan rencana untuk langkah selanjunya persamaan yang didapat dari persaman 1 dan 2 tidak sesuai degan apa yang diharapkan . Hal ini sesuai dengan hasil tes pemecahan masalah S.KR1 yang dapat dilihat dari Gambar 2.4

(60)

Gambar 2.4 Hasil Tes tertuluis S.KR1 pada tahapan melaksanakan rencana pemecahan masalah

persamaan yang diperoleh tidak logis sehingga tidak menemukan hasil dari persamaan tersebut. Hal ini sesuai dengan petikan hasil wawancara subjek yang dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa subjek tidak memenuhi indikator pada tahapan melaksakan rencana pemecahan masalah.

P : bagaimana kamu menyelesaikan masalah tersebut?

S.KR1 : pertama, saya mencari terlebih dahulu langkah demi langkah dari persamaan tersebut, setelah saya menemukan persamaan yang dibutuhkan maka dengan sendirinya nanti saya akan dibawa ke jawaban yang akan dicari

P : apa kamu yakin dengan strategi yang kamu lakuka?

S.KR1 : saya kurang yakin

Gambar 2.5 petikan wawancara S.KR1 pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah 4) Tahap Memeriksa kembali solusi yang diperoleh

Pada tahapan ini, S.KR1 melaksanakan solusi yang di peroleh namun belum sesuai. Hal ini, dapat dilihat pada hasil tes pemecahan masalah yang di sajikan pada gambar 2.6

Referensi

Dokumen terkait

Pada setiap tingkat kemandirian belajar siswa baik tinggi, sedang maupun rendah, prestasi belajar matematika siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang pembelajarannya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemandirian belajar, kecemasan matematika dan prokrastinasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi matematika dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika

menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dengan benar, pada indikator merencanakan penyelesaian subjek dapat memahami keterkaitan antara apa yang diketahui dan

Adapun indikator berpikir aljabar berdasarkan hasil modifikasi dari Herbert & Brown Amalliyah et al., 2022 yaitu: 1 menuliskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal, 2 menentukan

Berdasarkan indikator analisis kemampuan pemecahan masalah diperoleh hasil penelitian dengan 1 Subjek Visual, yaitu membaca soal satu kali dalam hati, menuliskan kembali yang diketahui

Tabel Kesalahan Subjek Terpilih Subjek Letak Kesalahan Jumlah S1 Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal 2 S2 Siswa tidak

Berdasarkan hasil tes dan wawancara dapat dilihat bahwa subjek S pada soal nomor 1 mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep karena tidak menuliskan apa yang ditanyakan dan diketahui