• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PARTISIPASI NASABAH PADA PROGRAM BANK SAMPAH DESA SIBIRUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN PARTISIPASI NASABAH PADA PROGRAM BANK SAMPAH DESA SIBIRUANG "

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PARTISIPASI NASABAH PADA PROGRAM BANK SAMPAH DESA SIBIRUANG

KECAMATAN KOTO KAMPAR HULU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Satu (S1) Sarjana Sosisal (S.Sos)

OLEH :

SILVIA ELIZA NIM. 11840120571

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK Nama : Silvia Eliza

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

Judul : Peran Pendampingan Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Nasabah Pada Program Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu

Penelitian ini dilakukan di bank sampah Desa Sibiruang, kegiatan pendampingan dilakukan dalam upaya mendorong partsipasi dan kemandirian masyarakat. Namun ditemukan permasalahan bahwa tidak seluruhnya nasabah ikut serta pada setiap kali penimbangan, penimbangan dilakukan satu kali dalam satu bulan setiap waktu penimbangan hanya beberapa dari nasabah saja yang aktif dan rutin mengumpulkan sampah kemudian disetorkan ke pengepul bank sampah.

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Peran Pendampingan Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Nasabah Pada Program Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap tujuh orang informannya. Pendampingan pemerintah Desa dalam meningkatkan partisipasi nasabah sebagai narasumber melakukan pengelompokkan kecil bersama nasabah yang aktif diadakannya pembinaan pada setiap kelompok dan berkolaborasi dengan ketua adiwiyata dan kepala puskesmas Sibiruang melakukan pelatihan berupa edukasi, pengetahuan, dorongan dan arahan terkait dengan mengelola sampah secara mandiri dan produktif dan memberikan reward atau penghargaan sekaligus informasi terkait dengan bank sampah. Sebagai mediator melakukan mediasi, penghubung dan mengotimalisasikan dalam menyelesaikan permasalahan antara pihak bank sampah dan nasabah. Dan memberikan fasilitas penjemputan kerumah nasabah, karena sebagian nasabah ada yang membawa sampahnya sendiri dan ada yang dijemput, sehingga dengan adanya fasilitas yang disediakan oleh pendamping dapat meningkatkan partisipasi nasabah.

Kata Kunci : Pendampingan Pemerintah Desa, Partisipasi, Bank Sampah

(7)

ii ABSTRACT Name : Silvia Eliza

Major : Islamic Community Development

Title : The Role of Village Government Assistance in Increasing Customer Participation in the Sibiruang Village Waste Bank Program, Koto Kampar Hulu District

This research was conducted at the Sibiruang Village waste bank, mentoring activities were carried out in an effort to encourage community participation and independence. However, a problem was found that not all customers participated in each weighing, weighing was carried out once a month at each weighing time, only a few of the customers were active and routinely collected waste and then deposited it in the waste bank collectors. This study aims to determine the role of village government assistance in increasing customer participation in the Sibiruang Village Garbage Bank Program, Koto Kampar Hulu District. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques in this study were observation, interviews, and documentation.

Interviews were conducted with seven informants. Village government assistance in increasing customer participation as resource persons conducting small groupings with customers who are actively holding coaching in each group and collaborating with the head of adiwiyata and the head of the Sibiruang health center conducting training in the form of education, knowledge, encouragement and direction related to managing waste independently and productively and providing rewards or awards as well as information related to the waste bank. As a mediator mediation, liaison and optimize in solving problems between the waste bank and customers. And provide pick-up facilities to customers' homes, because some customers bring their own trash and some are picked up, so that the facilities provided by the companion can increase customer participation.

Keywords: Village Government Assistance, Participation, Waste Bank

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Peran Pendampingan Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Nasabah Pada Program Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu” ini dapat tersusun hingga selesai. Shalawat berangkaikan salam tidak lupa kita hadiahkan kepada Junjungan Alam, Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan kita dalam berakhlakul karimah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada yang tercinta dan teristimewa untuk kedua orangtua penulis Ayahanda Alm.

Masdianto dan Ibunda Elyawati atas setiap linangan air mata dalam limpahan do’a dan tetesan keringat dalam mendukung ananda meraih cita-cita dan menyelesaikan studi perkuliahan ini. Tidak lupa juga untuk saudara kandung Aulia Dian Ningsih dan Abang Ipar Dodi Candra, S.E berserta Keponakan Nada dan Yumna. Semoga semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Terimakasih untuk seluruh keluarga besarku atas dorongan dan motivasi baik secara moral maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 ini.

Selain itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri SultanSyarif Kasim Riau bapak Prof. Dr.

Khairunnas, M.Ag, Ibu Dr. Hj. Helmiati M, Ag selaku wakil rektor I , Bapak Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd selaku wakil rektor II, dan Bapak Edi Erwan, S.

Pt, M.Se Ph.D selaku Wakil rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau bapak Dr.Imron Rosidi MA, Bapak Dr. Masduki, M.Ag

(9)

iv

selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Toni Hartono, M.Si selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. H. Arwan, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau yang selama ini telah memimpin dan mengelola Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan penuh tanggung jawab.

3. Ibu Dr. Titi Antin. M.Si Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau yang selama ini membantu mahasiswa/I khususnya penulis sehingga terealisasilah skripsi ini. Terimakasih atas semua arahan dan motivasinya.

4. Ibu Yefni. M.Si, Selaku Sekretaris Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau Sekaligus Pembimbing Akademik yang telah setia tanpa bosan memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ginda Harahap. M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam membimbing penulis dengan berbagai masukan, nasehat, motivasi dalam proses penelitian maupun penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

7. Karyawan/I Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan pelayanan yang baik dan kemudahan dalam administrasi.

8. Bapak Dodi Candra, S.E selaku Kepala Desa Sibiruang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian. Terimakasih kepada LPMdes Sibiruang, Ketua, Anggota Dan Nasabah Bank Sampah yang telah berkenan meluangkan waktu dari segala kepadatan aktivitasnya dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara dan memberikan kemudahan kepada penulis dalam pengumpulan data penelitian yang terkait guna terselesaikannya skripsi ini.

9. Terimakasih juga kepada Silo Candra, S.Pd, Daffit dan Resi Asari atas do’a,

(10)

v

dukungan, dan supportnya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.

10. Seluruh teman-teman yang sudah membantu dan menyemangati penulis serta teman-teman seperjuangan angkatan 2018 yang memotivasi dan membantu disaat kesulitan, sebagai alarm disetiap kebaikan, semoga senantiasa menjadi partner dalam hal apapun.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga semua bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi amal ibadah dan mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta berguna bagi penulis pribadi dan juga bagi pembaca sekalian.Aamiin Yaa Rabbal’alamiin

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Pekanbaru, 09 November2022 Penulis

Silvia Eliza

NIM:11840120571

(11)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Kegunaan Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ... 6

A. Kajian Teori... 6

B. Kajian Terdahulu ... 26

C. Konsep Operasional ... 28

D. Kerangka Pikir ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Sumber Data ... 31

D. Informan Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Validitas Data ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 33

(12)

vii

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 35

A. Sejarah Desa Sibiruang ... 35

B. Pejabat Kepala Desa ... 36

C. Kondisi Pemerintah Desa ... 37

D. Susunan Organisasi Pemerintah Desa ... 38

E. Keadaan Ekonomi ... 39

F. Pendidikan ... 39

G. Keagamaan ... 41

H. Sosial dan Budaya ... 42

I. Visi dan Misi ... 43

J. Sejarah Bank Sampah Desa Sibiruang ... 44

K. Visi dan misi Program Bank Sampah ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

B. Pembahasan ... 68

BAB VI PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan... 74

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ... 36

Tabel 3.2. ... 38

Tabel 3.3 ... 39

Tabel 3.4 ... 40

Tabel 3.5 ... 41

Tabel 3.6 ... 46

Tabel 3.7 ... 47

Tabel 3.8 ... 56

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 ... 60 Gambar 4.2 ... 66

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Lampiran 2 Pedoman Wawancara Lampiran 3 Hasil Wawancara Lamipran 4 Pedoman Observasi Lampiran 5 Hasil Observasi Lampiran 6 Reduksi Data Lampiran 7 Dokumentasi

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahakan nasional dan berada di daerah kabupaten. Desa juga dapat dikatakan sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari nperpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan dimuka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, politik dan kultural yang saling berinteraksi antara unsur tersebut dan juga dalam hubungan dengan daerah-daerah lain.1

Undang-undang No.32 Tahun 2004 mengartikan pemerintah daerah sebagai kepala daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. Daerah otonom menurut undang-undang ini adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Repbulik Indonesia.2 Salah satu desa yang mengaplikasikan Undang- undang No.32 Tahun 2004 adalah Desa Sibiruang.

Sampah dapat diartikan sebagai konsekuensi adanya aktivitas kehidupan manusia, tidak dapat dipungkiri sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan.. Sampah yang ada pada Desa Sibiruang merupakan hasil dari kegiatan sehari-hari dari masyarakat dan sebagiannya lagi hasil dari kegiatan pasar, sampah yang dihasilkan berupa sampah organik dan an-organik yang sudah tidak berguna lagi, tempat pembuangan akhir sampah pada bagian belakang pasar juga sudah tidak bisa menampung banyak

1 R. Bintarto,Desa-Kota,(Bandung:Alumni, 1986), hlm 11

2 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah dearah

(17)

sampah lagi. Maka untuk mengatasi volume sampah yang ada pada TPA, Desa Sibiruang mengadakan program bank sampah.

Bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajeman layaknya perbankan tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah, masyarakat yang menabung disebut juga nasabah dan memiliki buku tabungan. Dengan adanya program bank sampah dapat mengurangi volume sampah, mengajarkan masrayarakat dalam mengola sampah, memanfaatkan sampah, dan mengajarkan masyarakat lebih perduli lagi dengan lingkungan.

Dalam menjalankan program bank sampah, pemerintah Desa berperan melakukan pendampingan dalam mensukseskan program bank sampah, pendampingan merupakan suatu kegiatan yang menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pendampingan dilakukan dalam upaya mendorong partsipasi dan kemandirian masyarakat.

Bank sampah yang ada di Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu diresmikan tepatnya pada bulan april 2021. Adapun jumlah nasabah bank sampah beranggotakan 30 orang dan pengurus bank sampah yang terdiri dari ketua, bendahara, dan staf. Berdasarkan fenomena yang ditemui dilapangan tidak seluruhnya nasabah ikut serta pada setiap kali penimbangan, penimbangan dilakukan satu kali dalam satu bulan setiap waktu penimbangan hanya beberapa dari nasabah saja yang aktif dan rutin mengumpulkan sampah kemudian disetorkan ke pengepul bank sampah, hal ini menyebabkan turunnya kinerja bank sampah. Dalam permasalahan ini pemerintah desa bertanggung jawab dalam mendampingi nasabah agar tetap berpatisipasi pada program bank sampah agar program ini kedepannya lebih aktif dan bekerja dengan maksimal lagi.

Maka berdasarkan latar belekang dan fonomena yang terjadi dilapangan tersebut, penulis tertarik untuk menganalisa lebih lanjut melalui penelitian yang berjudul: ”PERAN PENDAMPINGAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI NASABAH PADA

(18)

PROGRAM BANK SAMPAH DESA SIBIRUANG KECAMATAN KOTO KAMPAR HULU”.

B. Penegasan Istilah

Untuk memberikan gambaran yang jelas serta menghindari kesalah pahaman dan penafsiran dalam memahami judul, maka penulis mengemukakan beberapa istilah antara lain:

1. Peran Pendampingan Pemerintah Desa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah tindakanyang dilakukan oleh seseorangdalam suatu peristiwa.3 Pendampingan menurut direktorat bantuan sosial adalah suatu proses pemberian kemudahan yang diberikan pendamping kepada masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan keputusan sehingga dapat diwujudkan.4 Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan Peran pendampingan pemerintah desa adalah bagaimana Pemerintah Desa berperan sebagai fasilitator dalam melaksanakan perannya dalam meningkatkan partisipasi nasabah pada program bank sampah desa sibiruang.

2. Partisipasi Nasabah

Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan.5 Dalam peneitian ini yang dimaksud dengan partisipasi nasabah adalah segala sesuatu baik berupa kontribusi dan juga sumbangsi yang dilakukan oleh nasabah terhadap peningkatan program bank sampah diDesa Sibiruang.

3. Bank Sampah

Bank Sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank

3 Tim redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Cer 1, Balai Pustaka, Jakarta, hlm 754

4 Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping Pada Tangga Dan Trauma Center, (Jakarta : Separtemen Sosial, 2007 ),hlm 4

5 Aprillia Theresia, Pembangunan Berbasis Masyarakat, (Jakarta: Alfabeta,2014), hlm 196

(19)

sampah. 6 Dalam penelitian ini Bank Sampah yang adalah tempat untuk menabung sampah yang bisa didaur ulang sebagaimana yang dijelaskan bab-bab berikutnya mengenai bank sampah.

C. Rumusan Permasalahan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, rumusan masalah dari penelitian ini : Bagaimana Peran Pendampingan Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Nasabah Pada Program Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas dari tujuan penelitian ini : Untuk Mengetahui Peran Pendampingan Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Nasabah Pada Program Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

E. Keguanaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

a. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar serjana Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau.

b. Hasil dari Penelitian ini diharapkan untuk dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya keilmuan Pengembangan Masyarakat Islam.

2. Kegunaan Praktis

a. Secara praktis hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran atau masukan mengenai Pengaruh Peran Pendampingan Pemerintah Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Menjadi Nasabah Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi program-program pemberdayaan masyarakat lainnya.

c. Menambah wawasan penulis khususnya dan masyarakat umumnya tentang Peran Pendampingan Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan

6 Bambang Suwerda, Bank Sampah Buku 1, (Yogyakarta:Werda Press,2010), hlm 33-34

(20)

Partisipasi Nasabah Pada Program Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami serta menelaah penelitian ini, maka penulis membagikan penelitian ini dalam 6 (enam) bab:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini mengisikan latar belakang masalah, penegasan istilah, permasalahan, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari landasan teori, kajian terdahulu dan kerangka fikir.

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Bab ini beriskan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas data, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum desa dan kemudian menjelaskan tentang Peran Pendampingan Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Nasabah Pada Program Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dilapangan beserta pembahasan terkait data tersebut.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan juga saran.

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.7 Agar permasalahan dalam penelitian ini mudah dipahami, maka perlu tinjauan menurut para ahli maupun teori-teori yang berkenaan dengan penelitian yang diteliti. Pembahasan kajian teoris ini bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan konsep-konsep teori yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

Maka dalam penelitian ini ada beberapa teori yang dipaparkan sebagai acuan terhadap permasalahan yang akan diteliti. Adapun teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peran Pendampingan Pemerintah Desa a. Pengertian Peran

Peran (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status), yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya maka sebenarnya ia telah menjalani suatu peran.8 Antara hak dan kewajiban, maka seseoramng tersebut telah melaksanakan suatu peran. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena suatu dengan yang lain saling bergantungan artinya tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Sebagaimana kedudukan, maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal dari cara pergaulan hidupnya. Hal tersebut berarti bahwa peran tersebut menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran lebih banyak

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2012), hlm.52

8 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto,Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan Edisi Ketiga,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), hlm 159

(22)

menunjukkan pada fungsi, artinya menjelaskan sesuatu peran tersebut, suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu:

1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

2) Peran adalah suatu konsep ikhawal apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat.

3) Peran dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang sangat penting bagi struktur sosial masyarakat.9

b. Jenis-Jenis Peran

Adapun pembagian peran menurut Soekanto dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Peran aktif

Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena kedudukannya didalam kelompok sebagai aktivitas kelompok.

2) Peran Partisipastif

Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok kepada kelompoknya yang memberikan sumbungan yang sangat berguna bagi kelompok itu sendiri.

3) Peran Pasif

Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota kelompok-kelompok menahan diri agar memberikan kesempatan dimana fungsi-fungsi lain dalam berkelompok sehingga berjalan dengan baik.10

Hakekat peran dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh jabatan tertentu bagi individu atau kelompok dalam melakukan dan menentukan sesuai dengan

9 Septiani Putri Winata, Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Dalam Memberdayakan Masyarakat Di Kelurahan Sungai Pagar,Jurnal FISIP, Vol.5, No.1, (Pekanbaru : Universitas Riau, 2018), hlm 5

10 Syaron Brigette Lantaeda dkk, Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Penyusunan Rpjmd Kota Tomohon, Jurnal Administrasi, Vol.4, No.48, 2019 hlm 2

(23)

kedudukan yang dimilikinya. Seseorang, kelompok atau lembaga dapat dikatakan telah melaksanakan peran atau berperan dalam suatu hal ketika ia telah menjalakan tugas dan tanggung jawabnnya sesuai dengan posisi atau kedudukannya.

c. Fungsi Peran

Mengenai peran, horoeputri,arimbi santoso dalam Soejono Soekanto mengemukakan beberapa bagaian peran sebagai berikut:

1) Peran sebagai strategi, penganut paham ini menyatakan bahwa peranan strategi untuk mendapatkan dukungan baik dari masyarakat ataupun pemerintah setempat. Pendapat ini berdasarkan suatu pemahaman yang mana pengambilan keputusan dan keperdulian masyarakat pada setiap keputusn didokumentasikan dengan baik, maka sebuah keputusan yang harus memiliki kreabilitas dalam inti keputusannya.

2) Peran sebagai kebijkan, dalam pemahaman ini menyatakan bahwa peran merupakan sebuah kebijakan yang tepat dan baik untuk dilaksanakan.

3) Peran sebagai alat komunikasi, peran mempunyai daya guna sebagai suatu instrument atau sebuah alat media untuk mendapatkan masukkan berupa informasi dalam proses pengambilan keputusan. Persepsi seperti ini dilandaskan oleh suatu pemikiran bahwa pemerintah dirancang untuk melayani, mengayomi dan mendengarkan aspirasi masyarakat, sehingga pandangan dan profesi dari masyarakat tersebut adalah masukan yang mempunyai nilai, guna mewujudkan keputusan yang responsive dan resmi.11

Adapun pengertian menutuit para ahli antara lain sebagai berikut :

11 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), Cet Ke-44, hlm 441

(24)

1) Menurut Wibowo Peran merupakan sebagai serangkaian pola prilaku yang diharapkan dihubungan pada seseorang yang mengusai posisi tertentu dalam unit sosial.12

2) Menururt Keith davis peran adalah pola yang diharapkan dari sesorang dalam tindakan yang melibatkan orang lain, peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang- orang memerlukan cara tertnetu guna mengantisipasi prilaku orang lain. Peran melalukan fungsi ini dalam sistem sosial.13

d. Pendampingan

Pendampingan merupakan suatu kegiatan yang menetukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat, sesuai dengan prinsipnya yakni membantu orang. Berkaitan dengan itu pendampingan berarti bantuan dari pihak baik peorangan maupun kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup mandiri.

Menurut Wiryasaputra, pendampingan adalah proses pertolongan antara pendamping dan orang yang didampingi.

Pertemuan itu bertujuan untuk menolong orang yang didampinginya agar dapat dihayati keberadaannya dan mengalami pengalamannya secara penuh dan utuh, sehingga dapat menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk berubah, bertumbuh dan berfungsi penuh secara fisik, mental, spiritual dan sosial. Karena pendampingan merupakan pertemuan, maka ada dinamika yang terus berkembang. Dinamika itu

12 Wiboqo, Prilaku dalam Organisasi, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 169-170

13 Kieth Davis, Jhon W. Newxtrom, Prilaku dalam Organisasi, ( Jakarta : Gelora Aksara Pratama), hlm 51

(25)

berubah waktu ke waktu, ada banyak irama dan warna. Pendampingan merupakan proses pertemuan yang dinamis.

Pendampingan sebagai suatu strategi yang umum digunakan oleh pemerintah dan lembaga non profit dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas dari sumber daya manusia, sehingga mampu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari permasalahan yang dialami dan berupaya untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Keterbatasan masyarakat belajar sebagai sumber daya manusia untuk memperdayakan dirinya, merupakan potensi untuk mencapai tujuan masyarakat, yaitu dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Selanjutnya di katakan bahwa pendampingan sebagai upaya menyertakan masyarakat belajar dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.

Menurut Sumodiningrat, pendampingan merupakan kegiuatan yang telah diyakini mampu mendorong terjainya pemberdayaan masyarakat. Perlunya pendampingan dilatar belakangi adanya kesenjangan antara masyarakat atau kelompok yang dibantu dengan pihak yang memberikan bantuan. Pendampingan dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat dapat dicapai melalui pendidikan dasar sedangkan masalah keterampilan bisa dikembangkan melalui cara-cara partisipatif. Sementara pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman pengalaman dan saling bertukar pikiran. Hal ini seperti membantu masyarakat dan kelompok masyarakat menciptakan sumber penghidupan mereka dan membantu meningkatkan keterampilan dan keahlian.14

e. Tujuan Pendampingan

Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan. Pemberdayaan berarti mengembangkan kekuatan atau kemampuan, potensi, sumber daya

14 Sumodiningrat, Pembangunan Daerah Dan Pemberdayaan Masyarakat, ( Jakarta: PT Bin Arena Pariwara, 1997) hlm 79

(26)

manusia yang ada pada diri manusia agar mampu membela dirinya sendiri, dengan kata lain bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk mendirikan dan memampukan masyarakat.15 Didalam kegiatan pendampingan perlu memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat dilihat dari hasilnya.

Menurut Juni Thamrin, yaitu banyak cara melakukan pendampingan dan salah satunya melalui kunjungan ke lapangan, tujuan kunjungan kelapangan ini adalah membina hubungan kedekatan dengan masyarakat, kedekatan dapat menimbulkan kepercayaan antara pendampingan dengan yang didampingi.

Menurut Deptan, tujuan dari pendampingan antara lain:

1) Memperkuat dan memperluas kelembagaan yang sedang dijalankan dimasyarakat

2) Menumbuhkan dan menciptakan strategi agar berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan yang dijalankan

3) Meningkatkan peran serta aparat maupun tokoh masyarakat dalam melaksanakan program pendampingan.

f. Prinsip-Prinsip Pendampingan

Prinsip-prinsip pendampingan upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat adalah program pendampingan.

Pendampingan dengan prinsip yang dapat digunakan sebagai panduan dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui program pendampingan yaitu16 :

1) Prinsip keswadayaan masyarakat yakni dengan memberikan motivasi dan mendorong unbtuk berusaha atas dasar kemauan dan kemampuan mereka sendiri serta tidak selalu tergantung pada bantuan luar

2) Prinsip berkelompok kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Melalui kerja-kerja yang dilakukan secara berkelompok, apa saja yang diinginkan akan lebih mudah untuk

15 Adon, Skripsi: pengembangan masyarakat islam

16 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama, 2005) hlm 200

(27)

diwujudkan. Selain itu sebuah kelompok dapat menjadi basis kekuatan baik untuk membangun jaringan, maupun untuk bernegosiasi

3) Prinsip kerja jaringan sekain menjalani dengan anggota kelompok sendiri, kerja sama juga dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya. Kerjasama itu diwujudkan dalam sebuah jaringan yang mempertemukan berbagai kepentingan antar kelompok. Jaringan kerja yang besar dan solid dengan sendirinya memberikan kekuatan pada masyarakat

4) Prinsip berkelanjutan kegiatan penumbuhan inisiatif, pengembangan diorientasikan pada terciptanya sistem dan mekanisme yang akan mendukung dalam pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Berbagai kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang berpotensi untuk berlanjut kemudian hari.

5) Prinsip belahjar menumkan sendiri kelompok masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar kemauan dan kemampuan mereka untuk belajar menemukan sendiri, apa saja yang mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan. Termasuk untuk mengubah penghidupan dan kehidupannya.17

Jadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan atau penyadaran yang dilakukan oleh pemerintah Desa dalam meingkatkan partisipasi nasabah terhadap program bank sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

g. Peran Pendampingan Pemerintah Desa

Peran pendampingan pemerintah desa sebagai fasilitator dapat mempermudah aktivitas dalam proses berjalannya program, dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dorongan, motivasi kepada nasabah agar tetap berpartipasi pada setiap program yang ada didesa salah satunya pada program bank sampah. Dalam buku Wahyudin Sumpeno dengan judul

“Menjadi Fasilitator Genuis” (2016) mengemukakan empat peran utama pendamping atau fasilitator kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu narasumber, pelatih, mediator dan penggerak.

17 Oos M. Aswan, Pemberdayaan Di Era Global, (Bandung: Alfabeta, 2014) hlm 75-76

(28)

1) Nasarumber

Narasumber merupakan orang yang berkompeten atau ahli dalam satu bidang yang dibutuhkan untuk menyemmpaikan pesan tertentu kepada masyarakat. Seseorang dijadikan narasumber karena keahliannya, profesionalitas atas wewenangnya tentang suatu bidang permasalahan yang sedang dibahas kelompok. Narasumber merupakan salah satu informasi yang dapat dimanfaatkan fasilitator sebagai jembatan, perangsang dan penguat kelompok sasaran. Fasilitator sebagai narasumber bertugas sebagai sumber informasi sekaligus mengelola menganalisis, mendesiminasikan dan ikut serta mensosialisasikan fungsi program.

2) Pelatih

Pembimbing yang baik ialah orang yang memenuhi kebutuhan anggota yang didampinginya dan pengembangan pribadi. Fasilitator bertugas sebagai pembimbing dalam mengerahkan pekerjaan dan mendorong partisipatif aktif masyarakat untuk mencapai tujuan.

3) Mediator

Mediator merupakan sebagai perantara ( penghubung, penengah). Mediator adalah pihak yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutuskan atau memaksa sebuah penyelesaian. Fasilitator sebagai mediaotor memiliki tugas melakukan mediasi dan mengoptimalisasikan agar terciptanya perdamaian.

4) Penggerak

Kemampuan mempengaruhi terkait dengan bagaimana motivasi orang lain atau seorang pemimpin mendorong anggotanya agar selalu melakukan kegiatan dengan semangat yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fasilitator memiliki peran sebagai penggerak bertugas mempengaruhi, memotivasi kelompok dan membangun kemandirian anggota.18

18 Wahyudin Sumpeno, Menjadi Fasilitator Genius, (Jakarta Selatan : Pimpinan Pusat Relawan Pembadayaan Desa Nusantara, 2016), hlm 06

(29)

2. Partisipasi

a. Pengertian Partisipasi

Menurut Aprillia Theresia partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan..19 Partisipasi dalam masyarakat sangat diperlukan untuk membuat suatu program menjadi sukses dan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, baik partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dalam suatu program. Partisipasi juga melibatkan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.

Partisipasi dalam pengertian ini sesuai dengan konsep pemberdayaan masyarakat, dimana dapat dilihat pemberdayaaan masyarakat bahwa secara bersama-sama mengidentifikasi kebutuhan dan masalahnya, bersama-sama mengupayakan jalan keluarnya dengan jalan memobilisasikan segala sumberdaya yang diperlukan serta secara bersama-sama merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang lama, dan mereka sadar bahwa mereka adalah suatu kesatuan, serta mereka merupakan suatu sistem yang hidup bersama-sama.20

Bornby mengartikan, partisipasi sebagai tindakan untik mengembil bagian yaitu kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari kegiatan dengan maksud memperoleh manfaat. Sedangkan didalam kamus sosiologi disebutkan bahwa, partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang didalam kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, diluar pekerjaan atau profesinya sendiri. keikutsertaan tersebut dilakukan sebagai akibat dari terjadinya

19 Aprillia Theresia, Pembangunan Berbasis Masyarakat, (Jakarta: Alfabeta,2014), hlm 196

20 Yasril Yazid, Dakwah dan Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2016), hlm 31

(30)

interaksi sosial antaranya individu yang bersangkutan dengan anggota masyarakat yang lain.

Beal menyatakan bahwa partisipasi, khususnya partisipasi yang tumbuh karena pengaruh atau karena tumbuh adanya ransangan dari luar, merupakan gejala yang dapat diidentifikasikan secara sebagai proses perubahan sosial. Karakteristik dari proses partisipasi ini adalah semakin mantapnya jaringan sosial bagi terwujudnya suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Karena itu partisipasi sebagai proses menciptakan jaringan sosial baru yang masing-masing berusaha untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan demi tercapainya tujuan akhir yang diinginkan masyarakat atau struktur sosial yang bersangkutan.21

Dari beberapa pengertian partisipasi menurut para ahli bahwa partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat pada identifikasi masalah dimana masyarakat bersama-sama dengan para perencana atau pemegang otoritas mengidentifikasi persoalan. Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan proyek, evaluasi, monitoring, yaitu terlibat dalam mengukur dan mengurangi dampak negatif. Yang diakibatkan oleh proyek yang sedang dilaksanakan.

Adapun bentuk tahapan partisipasi sebagai berikut:

1) Partisipasi dalam atau melalui kontak dengan pihak lain sebagai salah satu titik awal perubahan sosial. Partisipasi dalam memperhatikan atau menyerap dan memberikan informasi, baik dalam arti menerima, memenuhi, dan melaksanakan.

2) Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk dalam pengambilan keputusan.22

Mikkelsen, klarifikasi mengenai arti dari partisipasi sebagai berikut yakni: Pertama, partisipasi diartikan sebagai pemekaan atau membuat peka pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan

21 Totok Mardikanto, Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Alfabeta,2015),hlm 81

22Totok Mardikanto, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perperktif Kebijakan Publik,(Bandung:Alfabeta,2015), hlm 84

(31)

menerima dan kemampuan untuk menanggapi program. Pertemuan rapat dengan dalih partisipasi minta masukan dari warga masyarakat yang dilaksanakan tidal lebih sebagai ajang formalitas untuk menjalankan sebuah kebijakan yang telah dibuat. Hal demikian akan munculnya partisipasi yang sema karena masyarakat dalam merencanakan program dan ikut serta dalam suatu program yang telah di rancang sebelumnya.

Kedua, partisipasi diartikan sebagai kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. Pemaknaan ini hampir sama dengan pemaknaan yang pertama, yang membedakan adalah kontribusi sukarela masyarakat.

Masyarakat harus mendukung atau ikut program-program tersebut pada akhirnya digunakan untuk kepentingan masyarakat. Disini partisipasi masyarakat sebagai besarnya dana yang dapat dihemat atau dana yang dapat disediakan sebagai sumbangan atau kontribusi masyarakat kepada proyek pemerintah

Ketiga,partisipasi adalah suatu proses keterlibatan secara aktif mengawasi dan dalam pengambilan keputusan bersama dengan pemerintah. Pemaknaan seperti ini memberikan keterlibatan yang luas dalam tiap proses.

Keempat, partisipasi diartikan sebagai keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang di tentukannya sendiri. Inti dari partisipasi ini adalah sikap sukarela masyarakat untuk membantu keberhasilan program yang telah ditentukan sendiri. Keterlibatan sukarela itu bisa berupa keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan, terlibat dalam memikul beban dan tanggung jawab dalam pelaksanaan.

Kelima, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka, partisipasi dalam pengertian ini sesuai dengan konsep pemberdayaan masyarakat dimana, masyarakat secara bersama-sama mengindentifikasi

(32)

kebutuhan dan masalahnya, bersama-sama mengupayakan jalan keluarnya dengan jalan memobilitaskan segala sumber daya yang diperlukan serta secara bersama merencanakan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Selain itu, satu hal yang juga penting dalam konsep partisipasi menurut Suparjan adalah bahwa partsipasi tidak hanya sekedar dipandang dari sisi fisikal semata. Selama ini menurutnya ada kesan bahwa seseorang dikatakan sudah berpartsipasi apabila dia sudah terlibat secara fisik seperti ikut kerja bakti, ikut membantu material, ikut menghadiri pengajian, padahal esensi yang terkandung dalam partisipasi sebenarnya tidak sesempit itu. Pemikiran atau sumbangan saran dari masyarakat sebenarnya dapat di katakana sebagai wujud dari partisipasi.23

Menurut Suparjan menyebutkan alasan pentingnya partisipasi masyarakat dalam masyarakat sebagai berrikut .

1) Adanya keterlibatan masyarakat memungkin kan mereka memiliki rasa tangung jawab.

2) Dengan partisipasi masyarakat meningkatkan keikut sertaaan mereka dalam suatu program.

3) Dengan partisipasi masyarakat mampu mengambil kebijakan yg di ambil oleh ketua yang ada dalam suatu program.

Tumbuhnya interaksi dan komunitas tersebut, dilandasi oleh adanya kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengenai, 1) Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus diperbaiki.

2) Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan mansia atau masyarakat sendiri.

3) Kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan.

23Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat,(Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), hlm 46-49

(33)

4) Adanya kepercayaan diri, bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.

Mikkelsen membuat daftar atau klafikasi dara para praktis pembangunan mengenai arti pentingnya

1) Partisipasi diartikan sebagai pemekaan (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemuan penerima dan kemampuan untuk menghadapi usulan-usulan.

2) Partispasi diartikan sebagai kontribusi sukarela dari masyarakat kepada masyarakat tanpa ikut serta dalam pengambiolan keputusan yang ada.

Partisipasi adalah dapat diartikan keikut sertaan seseorang atau sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan. Pengertian partisipasi dalam masyarakat adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses satu alur tahapan program mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan dengan memberikan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materal. Adapun bentuk sebagai berikut:

1) Partisipasi dalam atau melalui kontak dengan pihak lain sebagai salah satu titik awal perubahan sosial masyarakat.

2) Partisipasi dalam memperhatikan atau menyerap dan memberikan informasi, baik dalam arti menerima, memenuhi dan menolaknya.

3) Partisipasi dalam perencanaan masyarakat termasuk dalam pengambilan keputusan yang ada.

4) Partisipasi dalam pelaksanaan program.

5) Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil yang ada dalam program.

6) Partisipasi dalam menilai masyarakat.24 b. Lingkup Partisipasi

Tentang pengertian “partisipasi” yang di kemukakan diatas, dapat di simpulkan bahwa partisipasi atau peran serta, pada dasarnya

24 Taliziduhu Ndraha, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Renika Cipat,1990), hlm 60

(34)

merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam maupun dari luar dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan, yang mencangkup:

pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, (pemantauan, evaluasi dan pengawasan).

1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan, lahirnya suatu keputusan tidak serta merta berlangsung secara sederhana begitu, sebab sebuah keputusan itu selalu saja lahir berdasarkan dari proses yang memakan waktu, tenaga dan pikiran hingga kahirnya terjadinya suatu pengkristalan dan lahirnya keputusan tersebut. Saat pengambilan keputusan adalah saat dimana kita sepenuhnya memilih kendali dalam bertindak sedangkan saat kejadian tak pasti adalah saat dimana sesuatu diluar kemampuan kita. Selanjutnya yang dianggap penting adalah pertanggung jawaban dari keputusan itu sendiri kepada pihak yang berkepentingan. yang dianggap penting adalah pertanggung jawaban dari keputusan itu sendiri kepada pihak yang berkepentingan.

2) Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan atau Implementasi merupakan proses pelaksanaan atau penerapan yang dinamis, dimana pelaksanaan kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran itu sendiri. Pelaksanaan atau Implementasi kebijakan bersangkut paut dengan ikhtiar untuk mencapai tujuan dari ditetapkanya suatu kebijakan tertentu. Tahap ini pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana Pemerintah bekerja atau proses yang dilakukan oleh pemerintah untuk memjadikan kebijakan menghasilkan keadaan yang direncanakannya. Dalam hal ini, pelaksanaan kebijakan dapat hanya berupa suatu proses sederhana untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.

(35)

3) Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi

Evaluasi dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari penilaian. Yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu Objek, keadaan, peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati. Pokok-pokok pengertian tentang evaluasi yang mencangkup:

a) Evaluasi adalah kegiatan pengamatan dan analisis terhadap sesuatu keadan, peristimewa, gejala alam, atau objek.

b) Membandingkan segala sesuatu yang kita amati dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah kita ketahui dan miliki.

c) Melakukan penelitian atas segala sesuatu yang diamati, berdasarkan hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan.

Pengertian seperti itu juga dikemukakan oleh Soumelis yang mengartikan evaluasi sebagai proses pengambilan keputusan melalui kegiatan membanding-bandingkan hasil pengamatan terhadap suatu objek. Sedangkan seepersed dan Henderson mengartikan evaluasi sebagai kegiatan sistematis yang dimaksudkan untuk melakukan pengukuran an penilaian terhadap suatu objek berdasarkan pedoman yang telah ada.

Pemantauan atau monitoring merupakan kegiatan evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan pelaksanaan program sedang dilakukan, oleh karena itu di dalam kegiatan pemantauan lebih banyak diperlukan data yang berupa laporan dari pelaksana kegiatan atau hasil pengamatan langsung terhadap proses kegiatan yang dilakukan dan atau hasil- hasil kegiatan yang sudah dapat dicapai. Pengawasan adalah aktivitas mengawasi atau mengamati suatu dengan teliti aktivitas lanjutan dari pengawasan adalah melaporkan hasil pengawasan tersebut.

(36)

Dalam ilmu manajemen, antara perencanaan dan pengawasan, pengendalian sering dikatakan sebagai dua sisi dari keeping uang yang sama. Dikatakan demikian karena sebelum pelaksanaan kegiatan di perlukan adanya perencanaan yang matang dan sebaliknya, agar proses dan hasil pelaksanaan sesuai yang di rencanakan, mutlak di perlukan adanya pengendalian kegiatan. Berkaitan dengan pengawasan dan pengendalian kegiatan pemberdayaan didalam manajemen program lebih dikenal sebagai kegiatan pemantauan dan evaluasi.25

c. Mendorong dan Mendukung Partisipasi

Mendorong partisipasi erat kaitannya dengan mewujudkan HAM. Kondisi-kondisi yang mendorong partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut:

Pertama, orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting. cara ini dapat secara aktif dicapai jika rakyat sendiri telah mampu menentukan isu atau aksi, dan telah menominasi kepentingannya, bukan berasal dari orang luar yang memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan.

Kedua,bagi partisipasi adalam bahwa orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan. Masyarakat mungkin telah melakukan pekerjaan sebagai perioritas utama, tetapi jika orang tidak percaya bahwa aksi masyarakat akan membuat perubahan terhadap program.

Ketiga, bagi partisipasi yaitu bahwa berbagai bentuk partisipasi harus di akui dan di hargai. Terlalu sering partisipasi masyarakat di pandang sebagai keterlibatan dalam kepengurusan.

Keempat, bagi partisipasi adalah bahwa orang harus bisa berpartisipasi dan didukung dalam pertisipasinya. Hal ini berarti bahwa isu-isu seperti tarnsportasi, penyediaan penitipan anak atau melibatkan anak-anak dalam kegiatan.

25 Aprillia Theresia,Op.Cit, 2014, hlm 198

(37)

d. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang berpartisipasi, yaitu:

1) Usia

Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.

Mereka dari kelompok usia menengah keatas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mentap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi dari pada mereka yang dari kelompok usia lainnya.

2) Jenis kelamin

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan “didapur”

yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut bergeser dengan adanya gerakan emanisipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.

3) Pendidikan

Pendidikan dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpertisipasi. Pendidikan dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhdap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

4) Pekerjaan dan penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya pekerjaan dan penghasilan yang baik mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.

(38)

5) Lamanya tinggal

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannay berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi sesorang. Semakin lama dia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.26

3. Bank Sampah

a. Pengertian Bank Sampah

Bank sampah merupakan salah satu strategi penerapan 3R dalam pengelolaan sampah ditingkat masyarakat. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial (social engineering) untuk mengajak masyarakt memilah sampah. Mengajak masyarakat memilah sampah adalah pekerjaan yang sangat sulit karena menyangkut kebiasaan, budaya dan keperdulian sebagian besar masyarakat yang sangat rendah.

Melalui bank sampah, akhirnya ditemukan satu solusi inovatif untuk “memaksa” masyarakat memilah sampah. Dengan menyamakan kedudukan sampah serupa dengan uang atau baran berharga yang dapat ditabung, masyarakat akhirnya terdidik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya sehingga mereka mau memilah sampah. Pembangunan bank sampah harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk mulai memilah, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah, kapanpun dan dimanapun agar pengelolaan sampah yang berkawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia.27

Menurut Unilever Bank Sampah adalah sisitem pengelolahan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan secara aktif didalamnya. Sistem ini akan menampung,

26 Muh. Firyal Akbar, “Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan DiDesa Jatimulya Kabupaten Boelemo”, Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. 6, No 2, (Universitas Muhammadiyah Gorontalo), hlm139

27 Panduan Bank Sampah Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru 2014, hlm 3-4

(39)

memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari menabung sampah.28

Bank sampah merupakan wadah untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipisahkan berdasarkan keteogrinya. Sampah-sampah yang terkumpul tersebut nantinya akan disetorkan ke pengepul Bank Sampah Bersih Sibiruang. Sampah yang dikumpulkan oleh nasabah kemudian ditimbang dan akan dicatat kemudian di konserfasikan kedalam jumlah rupiah berdasarkan nilai kategori sampah tersebut.

b. Manfaat Bank Sampah

Manfaat bank sampah ada 2 golongan yaitu:

1) Manfaat Bank Sampah terhadap masyarakat Dalam pengelolaan bank sampah terdapat faktor pendukung yang memudahkan dalam pengelolaan sampah dan ada kendala dalam menjalankan program Bank Sampah. Sistem pengelolaan di Bank Sampah yang mengutamakan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah secara nyata inilah yang dinilai mampu mengatasi masalah sampah.

Bank Sampah memberikan manfaat ekonomi yaitu masyarakat memproleh uang dari sampah yang ditabung pada Bank Sampah, yang dapat diambil dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan aturan ditiap Bank Sampah.

2) Manfaat Bank Sampah terhadap sosial Bank Sampah juga memberikan manfaat sosial yaitu pertama, melalui sosialisasi dari Bank Sampah, masyarakat diajarkan untuk memilah sampah antara sampah organik dan sampah on-organik. Kedua, masyarakat diarahkan pada Peran pikir kreatif dalam mengelola sampah dengan mengubahnya menjadi barang yang bisa dimanfaatkan ulang. Ketiga, Bank Sampah sebagai organisasi pemberdaya masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk lebih peka terhadap masalah lingkungan terutama sampah.

28 Unilever Indonesia, Buku Panduan Sistem Bank Sampah Dan 10 Kisah Sukses, (Jakarta:Unilever,2014), hlm 3

(40)

c. Pengelolaan Sampah

Menurut jenisnya sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah basah (mudah membusuk/ organik) dan sampah kering (sampah yang tidak dapat membusuk/ an-organik). Dan sampah ada yang membaginya berdasarkan zat pembentuk atau komposisi kimia.29 1) Pengertian sampah organik Sampah ini berasal dari bahan

penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari proses pertanian, perikanan atau yang lain yang termasuk jenis sampah organik antara lain sampah dapur yang berupa sisa sayuran, kulit buah, sampah kebun yang berupa ranting, bunga, daun, rumput. Ciri-ciri sampah ini mudah diuraikan dalam proses alami.

2) Sampah an-organik Sampah ini berasal dari sumber daya tak terbaharui (mineral, minyak bumi) dan sampah industri, yang termasuk sampah kering antara lain adalah plastik, alumunium, kaca, kaleng dan logam. Ciri-ciri sampah ini lambat terurai secara alami atau bahkan tidak terurai sama sekali. Adapun pembagian atas dasar sifatnya, yaitu:

a) Sampah yang secara alami mudah terurai (degradable wastle) atau sampah yang mudah membusuk.

b) Sampah yang susah terurai atau yang tidak mudah membusuk (non-degradable waste).

c) Sampah yang mudah terbakar (combustible)

d) Dan sampah yang sulit atau tidak mudah terbakar (noncobustible).30

d. Tujuan Bank Sampah

Tujuan utama pendiri Bank Sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah di Indonesia. Tujuan Bank Sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan

29 Azwar Asrul. Ilmu Kesehatan Lingkungan. (Jakarta: Mutiara Sumber Widya. 1997), hlm 5

30 Ibid, hlm 55

(41)

yang sehat, rapih dan bersih. Bank Sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk k erajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.31

B. Kajian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka ada beberapa kajian terdahulu yang telah diteliti oleh beberapa orang yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Maya Rizki Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau tahun 2019. Tentang “Manajemen Bank Sampah Berlian Labuai Kelurahan Tangkerang Labuai Kecamatan Bukit Raya Dalam Menambah Pendapatan Nasabah Ditinjau Menurut Ekonomi Islam”. Penelitian ini dilakukan di Bank Sampah Berlian Labuai Kelurahan Tangkerang Labuai Bukit Raya. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana manjemen bank sampah berlian labuai dalam menambah pendapatan nasabah. Perbedaan penelitian ini adalah membahas tentang manajemen atau pengelolaan bank sampah dalam menambah pendapatan nasabah melalui prinsip syariah.32 Sedangkan pada penelitian membahas bagaimana Peran pendampingan Desa dalam meningkatkan partisipasi nasabah pada program bank sampah Desa Sibiruang sebagai fasilitator sehingga program bank sampah kembali berjalan dengan efektif dan maskimal dan pentingnya berpartisipasi dalam menjaga lingkungan.

Penelitian ini dilakukan di bank sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

2. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Mita Novianty tahun 2013 dengan judul “ Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi diKelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, Kota Medan”. Penelitian ini dilakukan diKelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

31 Anisa Indah Kurnia dan Dandang Romansyah, Jurnal Akutansi dan Keuangan Islam 3, No. 1 (2015)

32 Maya Rizki, Skripsi : Manajemen Bank Sampah Berlian Labuai Kelurahan Tangkerang Labuai Kecamatan Bukit Raya Dalam Menambah Pendapatan Nasabah Ditinjau Menurut Ekonomi Islam, (Pekanbaru : Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau tahun 2019), hlm 22

(42)

Tujuan Penelitian ini adalah bagaimana dampak program bank sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Perbedaan penelitian ini adalah lebih difokuskan pada dampak positif dari program bank sampah terhadap ekonomi masyarakat dan memberi pengetahuan melalui program bank sampah kepada masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan dibuang begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga memiliki nilai dan harga.

Melalui bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah, yang kemudian dalam kurun waktu tertentu bisa menghasilkan uang.33 Sedangkan pada penelitian membahas bagaimana Peran pendampingan Desa dalam meningkatkan partisipasi nasabah pada program bank sampah Desa Sibiruang sebagai fasilitator sehingga program bank sampah kembali berjalan dengan efektif dan maskimal dan pentingnya berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Penelitian ini dilakukan di bank sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

3. Jurnal Penelitian yang dilakukan oleh Roza Linda tahun 2016 dengan judul “ Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Melalui daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Bank Sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai)”. Penelitian dilakukan di Bank Sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai dan bertujuan untuk melihat Peran kerjasama dalam bank sampah, dan bagaimana proses pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat melalui daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai.34 Selain itu tujuan dari penelitian ini juga untuk melihat apa saja dampak sosial dan dampak ekonomi terhadap masyarakat atas keberadaan Bank Sampah Berlian. Perbedaan penelitian ini difokuskan pada proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik dan kegiatan ini memberikan pengetahuan bagi masyarakat bagaimana mengolah sampah dengan baik. Sedangkan pada penelitian membahas bagaimana Peran pendampingan Desa dalam

33 Mita Novianty,Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Vol 9.No 3 (2013)

34 Roza Linda, Jurnal Al-Iqtishad, Vol 12.No 1 (2016)

(43)

meningkatkan partisipasi nasabah pada program bank sampah Desa Sibiruang sebagai fasilitator sehingga program bank sampah kembali berjalan dengan efektif dan maskimal dan pentingnya berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Penelitian ini dilakukan di bank sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu.

C. Konsep Operasional

Konsep operasional penelitian ini adalah Peran pendampingan Pemerintah Desa dalam meningkatkan partisipasi nasabah pada program bank sampah merupakan Pemerintah Desa berperan sebagai fasilitator dalam menjalankan tugasnya yaitu sebagai Narasumber, Pelatih, Mediator dan Penggerak. Teori yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan teori dari buku Wahyudin Sumpeno dengan judul “Menjadi Fasilitator Genius”(2016).35

D. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan teori tersebut dalam menjawab pertanyaan.36 Untuk menjelaskan jalannya penelitian yang dilaksanakan, maka penulis menyusun kerangka pemikiran mengenai konsep tahap-tahapan peneliti secara teoriti.

35 Wahyudin Sumpeno, Menjadi Fasilitator Genius, (Jakarta Selatan: Pimpinan Pusat Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, 2016), hlm 06

36 Hasan Basri, Penuntun Penyusun Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi,(Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2001), hlm 43

(44)

Skema Kerangka Pikir Penelitian Peran Pendampingan Pemerintah

Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Nasabah Pada Program

Bank Sampah Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu

Bank Sampah Bekerja Dengan Maksimal

Narasumber Mediator

Pembimbing, mengarahkan dan

mendorong Sumber

informasi, mendesiminas ikan, dan mensosialissi kan

Mediasi, mengoptima lisasikan dan

penghubung

Partisipasi Nasabah

Pelatih Penggerak

Mempengar uhi,

memotivasi kelompok dan

membangun kemandirian anggota

(45)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu serta melakukan penyebaran suatu gejala atau menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.37 Penelitian deksriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.38

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.

Artinya mengumpulkan data dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar.39 Yang mana data tersebut berasal dari naskah wawncara, catatan lapangan, dokumentasi, dan dokumentasi resmi lainnya, atau tatacara penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu, apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan prilaku nyata. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menemukan kategori-kategori dan hubungan yang relevan antar kategori, bukan menguji hubungan antar variabel.40

37 Cik Hasan Basri, Model Penelitian Fiqih Jilid I:Paradigma Penelitian Fiqih dan Fiqih Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 25

38 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm 11

39 Ibid,hlm 15

40 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, (Solo: Cakra Books,2014), hlm 14

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

4 Pendampingan Program Pilah Sampah Di Kelompok Pengelola Sampah Ngudi Resik Desa Potorono, Banguntapan, Bantul.

Sebagai konsekwensi yuridis dari ketentuan umur 21 tahun dan atau telah kawin adalah dewasa, maka orang yang belum memenuhi syarat tersebut, sesuai

Pengelolaan LPD dilakukan oleh pengurus, dimana pengurus bertanggung jawab kepada krama desa, dan di dalam melaksanakan dan mengelola LPD, pengurus dapat

Dalam rangka memperkaya substansi penguatan masyarakat di TNTC, pemangku jabatan bekerjasama dan berkonsultasi dengan Education for Sustainable Development Working Group,

Dari tabel diatas menunjukan hasil analisis antar pendidikan ibu dengan imunisasi MR di desa Sukadamai Barat tahun 2018 diperoleh bahwa dari 20 ibu yang mayoritas

Peubah pada level siswa yakni: kepemilikan kalkulator, persepsi siswa bahwa matematika itu sulit bila dibandingkan pelajaran yang lain, dan persepsi bahwa

Dari Bab III halaman 24 untuk isolasi minyak atsiri dari daun kayu putih segar dan kering.. Alat untuk Penetapan

 Jika mangsa berseorangan tanpa sebarang pembantu, ia boleh menjalankan beberapa kaedah bagi mengeluarkan benda asing yang tersekat dalam saluran pernafasan. Menggunakan