• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PENERIMAAN PAJAK (STUDI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KISARAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PENERIMAAN PAJAK (STUDI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KISARAN)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

© 2021 The Author(s). Published by Patron Institute

This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Common Attribution License

(http://creativecommons.org/license/by/4.0/), which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PENERIMAAN PAJAK (STUDI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KISARAN)

Athirah*

Reza Hanafi Lubis

Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah, Indonesia

PENDAHULUAN

Pajak sebagai sumber penerimaan negara yang paling besar memiliki kecenderungan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu di sebabkan kebutuhan belanja negara dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan pajak sebagai sumber utamanya. Berbagai kebijakan pokok pemerintah di bidang penerimaan negara yang telah atau sedang dilakukan diarahkan pada upaya meningkatkan pemerintahan pajak. Peningkatan pajak lain diupayakan melalui pemeriksaan, penyidikan dan penagihan, dapat juga diperoleh dari tulang punggung self assessment system, yaitu meningkatkan kesedaran masyarakat dalam membayar pajak.

Dalam perkembangan, pajak terbagi menjadi dua yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung contohnya adalah pajak penghasilan (PPh), sedangkan pajak tidak langsung contohnya adalah pajak pertambahan nilai (PPN). Pajak Penghasilan (PPh) memegang peranan yang lebih menonjol dalam meningkatkan penerimaan negara jika dilihat dari sudut pandang keadilan, namun jika dilihat dari fleksibilitas kecendrungan peningkatan penerimaan pajak, pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih menonjol dalam meningkatkan penerimaan negara jika dibandingkan dengan Pajak Penghasilan (PPh). Pajak Penghasilan (PPh) hanya padat dikenakan kepada orang pribadi atau badan yang telah berpenghasilan tetapi tidak berlaku untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), karena Pajak Pertambahan Pilai (PPN) dapat dilimpahkan kepada orang lain, sehingga memungkinkan semua orang dapat dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa hampir seluruh barang-barang kebutuhan hidup rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang terkena PPN, dengan kata lain sebagaian besar transaksi di bidang

ABSTRACT

This study aims to determine the potential revenue target and realization of the Value Added Tax of Kisaran City. Effective tax collection is the right means to achieve the maximum tax revenue target. This research is a descriptive research with a case study approach. Data were collected through interviews and documentation. The results of the study indicate that the effectiveness of the target and the realization of the tax is still not 100% effective as desired. the level of effectiveness of tax audits in order to increase tax revenues at KPP Pratama Kisaran.

The target and realization of revenue in 2016-2020 fluctuated, which resulted in often not achieving the targets and realizations that had been set by the government. This indicates a lack of public awareness in fulfilling their obligations as taxpayers.

KEYWORDS

Efektivitas, Kontribusi dan Penerimaan Pajak

*CORRESPONDANCE AUTHOR

iraathirah1234567@gmail.com rezahanafilubis@gmail.com

(2)

perdangan, industri dan jasa yang termasuk dalam golongan barang kena pajak atau jasa kena pajak pada prinsipnya terkena PPN.

Suatu instansi tidak selalu berjalan dengan baik dalam pelaksanaan kegiatannya, begitu juga yang di kantor pelayanan pajak pratama kisaran dalam hal penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Permasalahan yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran pada tahun 2016 s/d 2020belum terealisasi sesuai dengan targetyang ditetapkan. Besarnya peranan penerimaan pajak dapat dilihat melalui tabel penerimaan negara dalam negeri tahun 2016-2020 berikut:

Tabel 1

Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2016 s/d 2020

2020 2019

2018 2017

2016 Sumber Penerimaan

No

809.315.250.212 807.564.959.989

850.287.742.667 620.277.075.510

863.190.857.498 Penerimaan Pajak

1

0 0

0 0

0 penerimaan Bukan Pajak

2

0 0

0 0

0 Hibah

3

809.315.250.212 807.564.959.989

850.287.742.667 620.277.075.510

863.190.857.498 Jumlah

REALISASI PENERIMAAN NEGARA TAHUN 2016-2020

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran Tahun 2016-2020

Dari tabel.1 di atas dapat dilihat pada akhir periode tahun 2016-2020 dapat kita lihat bahwa realisasi penerimaan negara terbesar adalah penerimaan dari sektor perpajakan yang merupakan penyumbang terbesar bagi pemasukan negara dibandingkan dengan sumber penerimaan negara lainnya baik itu penerimaan dalam negeri bukan pajak maupun hibah.

Karena memiliki komposisi yang sangat krusial bagi suatu negara, maka pemerintah harus bekerja secara maksimal untuk menambah pemasukan negarasehingga membuat tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan baik sesuai dengan rencana dan programyang dilakukan oleh setiap unit pemerintahan. Dalam upaya memaksimalkan penerimaan negara dari sektor pajak tersebut maka pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak terus memberikan pelayanan dan meningkatkan sistem kerja dengan membentuk kantor-kantor sesuai dengan tugas dan kewajibannya.

Dari uraian tersebut di atas, penulis menyadari bahwa betapa pentingnya pemahaman atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PENERIMAAN PAJAK (Studi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran”.

Landasan Teori Pajak

Menurut Waluyo (2011:2) pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleli yag wajib membayarnya menurut peraturan peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluatan pengeluaran mnum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan. menurut Prof. Edwin R. A. Seligman dalam buku Essay in Taxation yang diterbitkan di Amerika menyatakan: "Tax is compulsary contribution from the persuti, to the governanent to depray the expenses incurned in the common interest af all, withour refenettce to special benefit conferred" Dari definisi di atas terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan secara khusus pada seseorang, Memang demikian halnya bahwa bagaimanapun juga pajak itu ditujukan manfaatnya kepada masyarakat. menurut Philip E. Taylor dalam buku The Economtics of Puble Finance memberikan batasan pajak seperti di atas hanya mengeantikan without reference dengan little refenence. menurut Mr. Dr. NI. Feldmann dalam buku De Over Heidsrmidilelern Van Indonesta (terjemahan): Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada pengusaha (menurut nomunorma yang ditetapkannya secara umum). pa adanya komtraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran pengeluaran umum. Menurut Mardiasmo (2011:1-2) fungsi-fungsi dari pajak antara lain:

(3)

Pelayanan Pajak Pratama Kisaran| 3 a. Fungsi Penerimaan (Budgetair), Pungutan pajak memberikan sumbangan terbesar pada kas

negara yaitu kur Fungsi Mengatur (Regulerend)

b. Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. ang lebih 60%-70% pungutan pajak memenuhi postur APBN.

Pajak pertambahan nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai(PPN) merupakan pajak yang dipungut atas penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak di dalam negeri. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) memiliki karakteristik pajak tidak langsung yang beban pajaknya bisa digeser ke konsumen akhir. Menurut sudut pandang ilmu hukum pajak tidak langsung ialah pajak yang menempatkan kedudukan beban pajak dengan kedudukan penanggung jawab pembayaran pajak ke kas negara pada pihak-pihak yang berbeda yang bertujuan untuk melindungi pembeli atau penerima jasa dari tindakan sewenang-wenang pemerintahan dan apabila pengusaha tidak memungut pajak (PPN) dari penerima jasa atau konsumen maka pengusaha atau penjual yang akan bertanggung jawab penuh dalam pembayaran pajak (PPN). Pajak Pertambahan Nilai hanya akan dikenakan atas pertambahan nilai dari suatu barang atau jasa yang dikenakan di setiap rantai jalur produksi dan distribusi. Pertambahan nilai itu sendiri muncul karena digunakan faktor-faktor produksi barang atau pembelian pelayanan jasa kepada konsumen. Semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba, termasuk bunga, modal, sewa tanah, upah kerja, dan laba perusahaan merupakan unsur-unsur pertambahan nilai yang menjadi dasar pengenaan (PPN), (Sukardi,2010:1).

Penerima Pajak

Penerimaan pajak adalah sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun untuk pembangunan. Sedangkan menurut undang-undang Republik Indonesia NO. 4 tahun 2012 pasal 1 tentang anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2012, penerima pajak semua penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Realisasi penerimaan pajak adalah penerimaan yang berasal dari wajib pajak yang berhasil di himpun oleh KPP. Pajak ditinjau dari aspek ekonomi yang merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan pajaksebagai motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat, (Resmi, 2013:55).

Efektivitas

Menurut kamus besar bahasa Indonesiaefektivitas berasal dari kata dasar efektif yang merupakan suatu kata sifat. Pencapaikan efektivitas organisasi bukanlah tugas yang mudah, kunci untuk melakukan hal tersebut adalah memahami lingkungan dimana organisasi berfungsi. Efektivitas merupakan pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah yang secara sadar telah ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang dijalankan. Efektivitas jadi bisa diartikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan sebarapa jauh targat yang telah dicapai, semakin besar atau targat yang dicapai maka semakin tinggi tingkat efektivitasnya menurut (Nurlela, 2018:61). Kriteria Efektivitas

Tabel 2.

Indikator Kriteria Efektivitas

Persentase Kriteria

>100% Sangat efektif

90%-100% Efektif

80%-90% Cukup efektif

60%-80% Kurang efektif

<60% Tidak efektif

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 (Rima Adelina 2012)

Berdasarkan Indikator pengukuran di atas jika persentase pajak <60% maka termasuk dalam kriteria tidak efektif, pada persentase 60%-80% maka termasuk kurang efektif, pada persentase 80%-90% maka

(4)

termasuk kriteria cukup efektif, dan jika persentase pada 90%-100% maka termasuk dalam kriteria efektif sedsngkan >100%dinyatakan sangan efektif. Persentase tersebut di peroleh melalui perhitungan dari realisasi penerimaan (PPN) di bagi target penerimaan (PPN) di kali 100%. Semakin mendekat atau bahkan melebihi 100% maka penerimaan (PPN) akan dinyatakan semakin efektif.

Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribure, contribution, maknanya adalah ke ikut sertaan, ketertiban, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Kontribusi adalam pengertian sebagai tindakan yang berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sedangkan dalam sudut pandang perpajakan daerah kontribusi sejauh mana porsi atau hasil dan jumlah dana yang terkumpul dari sektor pajak di suatu daerah atau juga dapat dibandingkan porsinya dengan (APBD) atau (APBD). (Ahira, 2012:77).Kriteria Kontribusi

Tabel 3.

Indikator Kriteria Kontribusi

Persentase Kriteria

0.00-10% Sangat kurang

10,10-20% Kurang

20,10-30% Sedang

30,10-40% Cukup baik

>50% Sangat baik

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 (Rima Adelina 2012)

Berdasarkan tabel 3. di atas Indikator pengukuran dinyatakan jika dari hasil perhitung Pajak Pertambahan Nilai mendapatkan hasil dengan persentasenya 0-10% maka kriterianya sangat kurang, jika persentasenya 10%-20% maka kriterianya kurang, jika persentasenya 20%-30% maka kriterianya sedang, jika persentasenya 40%-50% maka kriterianya baik, dan jika persentasenya >50% maka kriterianya sangat baik.

Dengan analisis berdasarkan perhitungan dari kriteria-kriteria di atas akan didapatkan besar kontribusi Pajak Pertambahan Nilai terhadap penerimaan pajak dari tahun ke tahun selama tahun 2016-2020.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hal penelitian tetapi tidak digunakan untuk menbuat kesimpulan yang lebih luas. Teknik pengumpulan data Studi Kepustakaan (library research), wawancara, dan dokumentasi. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah “KPP

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran

Efektifitas Konrtibusi

Analisis dan Evaluasi

Kesimpulan

(5)

Pelayanan Pajak Pratama Kisaran| 5 Pratmma Kisaran”. Objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan penerimaan pajak pada seksi Pengelolaan Data dan Informasi (PDI) Kantor Pajak Pramata Kisaran.akan dikenakan tarif PPN yang sama, sesuai dengan harga barang atau transaksi BKP dan JKP yang terjadi.

Hasil dan Pembahasan Hasil Pengumpulan Data

Tabel 4.

Target Penerimaan Per Jenis Pajak KPP Pratama Kisaran 2016-2020 Penerimaan

Per jenis Pajak

2016 2017 2018 2019 2020

PPh OP

68,405,955,000

38,497,894,000

28,920,676,000

16,054,817,000

10,399,667,000 PPh 21

216,133,766,000

247,034,015,000

278,843,577,000

222,739,812,000

210,038,227,000 PPh Non

Migas Non PPh OP&PPh 21

418,966,846,777

221,156,709,551

212,978,492,000

389,532,202,000

225,850,985,000

PPh Migas 0 0 0 0 0 PPN & PPnBM

226,047,257,672

201,889,549,781

293,507,830,000

350,832,950,000

304,889,633,000 Pajak Lainnya

12,720,088,335

12,558,988,388

17,344,396,000

12,184,453,000

12,364,705,000

Total

942,273,913,784

721,137,156,720

831,585,971,000

991,344,234,000

763,543,217,000

Sumber: Saksi Pengelolahan Data dan Informasi tahun 2016-2020

Berdasarkan tabel 4.target untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran paling tinggi ditetapkan pada tahun 2016 yaitu sebesar RP 942,273,913,784 sedangkan target terendah berada di tahun 2017 yaitu sebesar RP. 721,137,156,720. . Dari tahun 2016-2020 target dari PPh Non Migas Non PPh OP & PPh 21 merupakan target yang ditetapkan paling tinggi diantara target penerimaan jenis pajak lainnya

.

Tabel 5.

Realisasi Penerimaan Per Jenis Pajak KPP Pratama kisaran 2016-2020 Penerimaan

Per jenis Pajak

2016 2017 2018 2019 2020

PPh OP

7,058,275,524

10,116,115,570

13,885,596,576

14,713,331,381

11,192,295,142 PPh 21

167,533,840,821

169,318,738,716

204,925,502,166

228,177,870,855

207,708,496,688 PPh Non

Migas Non PPh OP&PPh 21

334,256,932,884

102,594,250,055

297,494,404,701

226,210,428,906

243,593,995,992 PPh Migas

236,584,858

109,644,818

170,451,065

30,586,001

25,942,075,342 PPN&PPnBM

275,721,182,163

269,863,037,588

256,299,024,613

249,373,966,126

271,574,549,450 Pajak Lainnya

9,826,770,360

-

7,924,313,293

2,453,464,353

12,460,798,550

12,340,890,534

Total

794,633,586,610

544,077,473,454

755,228,443,474

730,966,981,819

720,468,152,464 Sumber: Saksi Pengelolahan Data dan Informasi Tahun 2016-2020

(6)

Berdasarkan data tabel 5. dapat kita lihat bahwa realisasi dan target penerimaan dari setiap jenis pajak KPP Pratama Kisaran sudah hampir mencapai target yang ditentukan. Dari data di atas juga dapat kita lihat bahwa penerimaan PPh Non Migas Non PPh OP & PPh 21 merupakan jenis penerimaan terbesar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kisaran. Dalam penelitian ini, penulis menyajikan bahwa menghasilan target yang unggul, dan diantaranya adalah hasil dari perkebunan, perternakan, perikanan, dan hasil pertambangan. Dari data di atas dapat kita lihat bahwa dari tahun 2016-2020 penerimaan pajak terus mengalami kenaikan dan mendominasi penerimaan di Kantor Pelayanan Pajak.

Tabel 6.

Sektor - Sektor Sumber Penerimaan pajak KPP Pratama Kisaran 2016-2020

Sektor 2016 2017 2018 2019 2020 Pengadaan Air,

Pengelalaan Sampah dan Daur Ulang, Pembuangan dan Perbersihan Limbah dan Sampah

21,469,523 25,445,643 154,725,717 521,883,091 818,393,105

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

4,445,591,985 3,113,380,218 4,874,145,661 5,004,914,150 4,924,839,289 Administrasi

Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib

113,444,376,464 98,642,594,363 109,519,362,089 112,138,038,755 95,646,758,837

Informasi dan Komunikasi

1,312,439,043 1,635,568,385 1,307,840,892 1,304,937,704 1,447,224,906 Kebudayaan, Hiburan

dan Hiburan

230,406,670 71,672,1554 97,520,735 156,484,187 39,504,143 Jasa Persewaan,

Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya

3,036,223,729 1,072,132,765 1,162,367,307 1,070,271,096 1,431,163,132

Wajib Pajak KLU Error

35,993,497,577 11,709,344,667 21,165,183,849 12,558,240,779 8,127,758,376 Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

134,902,076,389 121,114,353,468 142,107,300,808 142,727,997,892 167,090,114,886

Pertambangan dan Penggalian

4,400,000 8,040,250 2,190,000 2,249,690 8,438,725 Penyediaan

Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum

767,452,248 950,240,573 801,603,563 850,223,582 830,004,402

Transportasi dan Pergudangan

39,597,689,764 39,041,180,206 52,114,282,024 51,747,009,193 33,843,280,965 Industri Pengelohan 168,268,985,298 181,866,624,856 186,615,724,836 213,943,324,051 185,040,384,663 Jasa Pendidikan 2,037,549,988 1,068,072,683 1,078,530,783 1,536,501,444 1,020,489,630 Pengadaan Listrik,

Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin

1,076,062,994 1,768,343,149 2,688,073,108 2,977,864,836 2,251,050,692

Pertanian, Kehutanan, dan Prikanan

133,093,110,553 -61,488,003,618 88,078,001,048 21,688,910,128 82,194,693,081

Konstruksi 96,904,870,070 106,285,765,308 105,738,665,784 94,373,227,435 85,637,286,720 Real Estate 114,102,813 118,165,175 10,178,128,848 17,772,069,816 20,533,202,362 Jasa Profesional,

Ilmiah dan Teknis

417,579,216 818,874,390 1,595,434,33 1,434,018,223 840,515,230

(7)

Pelayanan Pajak Pratama Kisaran| 7

Berdasarkan penelitian dari Ajakaiye PPN telah menjadi sumber utama penerimaan di banyak negara berkembang. Beberapa negara Afrika seperti Guinea, Kenya, Madagaskar, Nigeria, Senegal, Cote d‟Ivoire, dan Togo telah diperkenalkan PPN. Bukti menunjukan bahwa di negara-negara ini, PPN telah menjadi kontributor penting untuk meningkatkan penerimaan pajak pemerintah. Karena memiliki potensi besar tersebut maka KPP Pratama kisaran memiliki rencana penerimaan PPN setiap tahunnya, dan pada realisasinya penerimaan PPN bisa saja tidak sesuai dengan target bisa jadi lebih rendah ataupun lebih tinggi dari rencana yang telah di tetapkan, terbukti dari menurunnya realisasi penerimaan pajak PPN pada tahun 2020.

Jika melihat data tingginya penerimaan dari sektor sumber penerimaan maka seharusnya hal ini juga mempengaruhi yang diperoleh Industri Pengelolahan KPP sehingga ketika dari sektor perternakan,perikanan dan pertambangan mengalami kenaikan maka penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan atas ekspor dan inpor juga mengalami kenaikan begitu pun sebaliknya. Pada dasarnya PPN dan PPnBM merupakan suatu hal yang berbeda karena PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai yang muncul karena pemakaian faktor-faktor produksi Industri Pengelolahan merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang di ekspor dan inpor.

Tabel 7.

Target dan Realisasi Pajak Pada Kantor Pratama Kisaran 2016-2020 Target dan Realisasi Penerimaan PPN KKP Pratama Kisaran 2016-2020

Tahun Target Realisasi

2016 226.007.642.528 275.490.805.223 2017 200.896.781.848 269.335.754.751 2018 292.485.969.000 255.513.100.879 2019 350.832.950.000 249.253.127.339 2020 304.763.728.000 271.465.775.457

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi Tahun 2016-2020

Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa target Pajak Pertambahan Nilai dari tahun 2016-2020 fluktuatif. Target terendah ditetapkan pada tahun 2017 yaitu sebesar RP. 200,896,781,848 sedangkan target tertinggi ditetapkan pada tahun 2019 yaitu sebesar RP. 350,832,950.000. kemudian, Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dari tahun 2016-2020 juga bergerak secara fluktuatif. Realisasi terendah ditetapkan pada tahun 2019 yaitu sebesar RP. 249,253,127,339 sedangkan realisasi tertinggi ditetapkan pada tahun 2016 yaitu sebesar RP. 275,490,805,223. Namun, berbeda hal nya di tahun 2020 yang mengalami peningkatan.

Kegiatan Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya

43,980,000 59,369,429 24,226,277 4,152,880 3,243,249

Kegiatan Jasa Lainnya 57,302,745,314 23,913,151,993 24,040,881,710 23,738,795,171 27,308,713,008 Jasa Keuangan dab

Asuransi

73,424,499,890 88,406,551,018 96,286,551,461 100,939,591,221 88,472,693,278 Jasa Perorangan yang

Melayani Rumah Tangga, Kegiatan yang Menghasilkan Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga yang Digunakan Sendiri Untuk Memenuhi Kebutuhan

0 0 0 113,238,692 184,405,811

TOTAL 866,449,109,528 620,200,867,075 849,630,740,833 806,604,736,016 807,649,158,526

(8)

SIMPULAN

kesimpulan yang bisa dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Potensi Penerimaan targat di Kantor Pratama Kisaran sering mengalami fluktusi dalam realisasi penerimaan pajaknya. Akibatnya potensi pajak dikategorikan kurang baik, yang mengakibatkan sering terjadi potensial loss yaitu merupakan belum tergalinya potensi penerimaan pajak secara optimal dalam meningkatnya.

2. Efektivitas Penerimaan realisasi di Kantor Pratama Kisaran dikategorikan kurang efektif, dikarenakan berdasarkan pada tingkat pencapaiannya belun sesuai dengan yang dialami. Adanya penurunan serta peningkatan tetapi sering tidak tercapainya target yang telah ditetapkan.

REFERENSI

Jamil, I. N., Husaini, A., & Moyawan, Y. (2016). Analisis Efektivitas Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Pajak Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Kota Mlang Periode 2011-2014)

Lubis, R. H. (2018). Pajak penghasilan. Yogjakarta

Anne Ahira, “TerminologiKosaKata”. (Jakarta: Aksara, 2012A).

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogjakarta Mardiasmo, (2013). Perpajakan Edisi Revisi. Yogjakarta Bustamar, Hukum Pajak Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017).

ChairilAnwar Pohan, (2013) manajemen perpajakkan,

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat (Jakarta:

Gramedia 2011)

Dwiarso Utomo, Yulita Setiawan,Agung Yulianti, Perpajakan,(Yogjakarta: Andi 2011).

Edi Slamet Irianti, Pajak Kepemimpian danMasa Depan, (Semarang:DJP Kanwil Jateng, 2014).

Edy Supriyanto, perpajakan di Indonesia, (Yogyakarta: Graha IImu, 2011).

Juli Ratnawati, RetnoIndah.H. Dasar-Dasar Perpajakan, (Yogyakarta: CV budi Utama, 2015}.

Juliyansyah Noor, Metode penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011)

Nurmayan, & Christina. (2015). Metologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis Teori dan Praktek. Bogor. Ghalia Indonesoia

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung M. Farouq, Hukum Pajak di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2018).

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Morissan, Metode Penelitian Surveu, (Jakarta: Kencana, 2012).

Resmi. S. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta Selatan

Raksaka, Sinto, sofia, Kebijakan Perpajakan (Jakarta: PT Gramedia, 2018), h.198.

Rimsky, Pajak dan Strategi Bisnis, (Jakarta: Gramedia pustaka, 2016).

Sugiono, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2016).

Suharismo Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rinekan Cipta,2016).

Supromono, Thersia, Perpajakan Indonesia, ( Yogyakarta: Andi 2010).

Tmbooks, Perpajakan, (Yogyakarta: ANDI, 2013).

Trisni Surya, Tarsis Tarmud, Pajak Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012).

Undang Sukardi,Pokok – pokok Pajak PPN Pertambahan Nilai Indonesia,(Jakarta: Rajawali Pers, 2010).

Untung Sukardji, Pokok – pokok PPN, ( Jakrta: PT Raja Grafindo, 2010).Waluyo,Perpajakan Indonesia, ( Jakarta, Selemba Empat;2010).

(9)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir  Metode Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

• Rencana untuk melaksanakan tindakan.. mencerminkan upaya tindakan yang akan dilakukan. c. singkat, jelas dan mudah dipahami 2. Latar

Juga dapat disimpulkan bahwa resonansi vortex-excited pada arah vertikal maupun torsional dengan ampiltudo yang lebih besar dari pada nilai yang diijinkan tidak

“Bagaimana membuat suatu bentu k game untuk menunjang cara befikir anak-anak serta sebagai sarana pembelajaran menggunakan bahasa pemrograman AS2?”. 1.4

Pada rumusan Mello (2011) tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam konteks perusahaan, titik berat seseorang menilai keadilan adalah dengan membanding hasil (outcomes) yang

Diamond Bur adalah mata bur yang digunakan untuk mempreparasi kavitas gigi dengan menggunakan contra angel yang terhubung pada Dental Unit.. Tujuan Sebagai acuan kerja

Hanya Anda yang tahu apa yang ingin Anda ciptakan, hanya Anda yang bisa benar-benar memvisikan apa yang Anda inginkan, hanya Anda yang bisa melibatkan semua indera Anda

PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa) TERHADAP TINGKAT.. KESEJAHTERAAN PETANI MENDONG DI KECAMATAN MANONJAYA

Untuk membangun sebuah fire hydrant supaya prinsip kerja fire hydrant dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan kontraktor dan engineering yang berpengalaman.