• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN OPTIMASI PRODUKSI SEMEN PADA PLANT 11 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN OPTIMASI PRODUKSI SEMEN PADA PLANT 11 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI SEMEN PADA PLANT 11 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK

Oleh

OKTO PREDI HUTAJULU H24060054

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(2)

Optimasi Produksi Semen Pada Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis

Peramalan permintaan untuk masa mendatang merupakan dasar dalam perumusan perencanaan optimasi produksi. PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri semen yang merupakan market leader diurutan kedua setelah PT. Semen Gresik Group, Tbk.

Maka untuk mempertahankan posisi pangsa pasarnya perusahaan harus melakukan perencanaan optimasi produksi yang baik, agar dapat melakukan efisiensi biaya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pola permintaan semen pada plant 11 PT. Indocement, (2) mengkaji metode peramalan time series dan melakukan peramalan permintaan semen selama satu tahun mendatang, (3) mengkaji mengenai alokasi sumber daya dan faktor-faktor yang menjadi faktor kendala dalam melakukan perencanaan optimasi produksi pada plant 11 PT ITP Tbk serta (4) melakukan perencanaan jumlah produksi optimal selama periode perencanaan dan menganalisis pemecahan yang sesuai, jika terjadi perubahan-perubahan (Analisis Sensitivitas) pada fungsi kendala dan fungsi tujuan pada pemrograman linear.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, studi literatur dan dokumentasi yang dimiliki perusahaan serta observasi lapang untuk mengetahui proses produksi dan sistem perencanaan produksi pada Plant 11 PT ITP Tbk. Tahap selanjutnya melakukan peramalan permintaan selama satu tahun ke depan, berdasarkan hasil analisis peramalan time series metode peramalan terpilih adalah metode peramalan dekomposisi multiplikatif dengan nilai Mean Square Error (MSE) terkecil. Hasil tersebut dijadikan sebagai dasar penentuan perencanaan optimasi produksi.

Parameter-parameter yang mempengaruhi proses perencanaan optimasi produksi adalah jumlah permintaan, jam tenaga kerja reguler dan lembur, kapasitas gudang, tingkat persediaan produk jadi dan kecepatan produksi. Formulasi model optimasi dalam pemrograman linear dari fungsi tujuan adalah melakukan minimisasi biaya produksi. Hasil optimasi biaya pada plant 11 PT Indocement mencapai Rp 1.433.751.360.067 dengan rincian biaya produksi Rp 1.427.144.992.000, biaya jam tenaga kerja reguler Rp 215.604.000, biaya jam kerja lembur Rp 14.075.436 dan biaya penyimpanan Rp 6.376.688.640.

(3)

of Production Planning at Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Supervised by H. Musa Hubies

Forecasting demand for the future is the basis for formulating the optimization of production planning. PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk is one of the companies engaged in the cement industry which is the market leader in second place after PT Semen Gresik Group Tbk, so in order to maintain market share position is the company planning to do a good optimization of production so as to make cost efficiency

Methods of data collection in this study carried out by using the method of interviews, literature studies and the company's documentation and field observations to determine the production process and production planning system at Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. After that forecasting the demand for one year ahead, based on the results of forecasting the time series analysis forecasting method chosen is multiplicative decomposition method to forecast the value of MSE (Mean Square Error. After that, the forecast will serve as the basis in determining the optimization of production planning

The parameters that affect the optimization of production planning process is the number of requests, labor hours of regular and overtime, the capacity of the warehouse, finished product inventory levels and production rate. Formulation of optimization models in linear programming objective function is to perform minimization of production costs. Optimization results in the plant cost 11 PT. Indocement reached Rp 1,433,751,360,067 in detail, the production cost of Rp 1,427,144,992,000, the cost of regular labor hours Rp 215,604,000, the cost of overtime working hours Rp 14,075,436 and storage costs Rp 6,376,688,640.

(4)

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

OKTO PREDI HUTAJULU H24060054

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(5)

Judul : Kajian Peramalan Permintaan dan Perencanaan Optimasi Produksi Semen Pada Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Nama : Okto Predi Hutajulu

NIM : H24060054

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA) NIP. 195506261980031002

Mengetahui, Ketua Departemen

(Dr.Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP. 196101231986011002

Tanggal Lulus :

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Pematang Siantar pada tanggal 6 Oktober 1988.

Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Tuanggi Hutajulu dan Nargis Nainggolan. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 122378 Pematang Siantar Tahun 2000 dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Pematang Siantar pada tahun yang sama. Selanjutnya pada Tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pematang Siantar dan masuk dalam program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tahun 2005. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, pelatihan, kepanitiaan dan sebagai asisten dosen diantaranya UKM PMK IPB Komisi Pelayanan Siswa (2006-2009), Panitia Malam Suka Cita Paskah IPB (2008), Panitia Natal Civa IPB (2009), Pelatihan Kepemimpinan oleh Yayasan Goodwill International (2009-2010), Asisten dosen Agama Kristen Protestan (2007- 2009) dan Koordinator Asisten Agama Kristen Protestan (2009-2010). Penulis juga aktif didalam berbagai kegiatan seminar dan workshop serta pelatihan kepemimpinan dari beasiswa Yayasan Goodwill International.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunianya akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kajian Peramalan Permintaan dan Perencanaan Optimasi Produksi Semen Pada Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun material, maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl, Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr.Ir. Muhammad Syamsun, MSc dan Nurhadi Wijaya STP MM sebagai dosen penguji yang telah meluangkan waktu serta memberikan saran dan masukan kepada penulis

4. Bapak Ir. Eko Sugianto sebagai dosen pembimbing lapang pada Plant 11 PT ITP Tbk yang memberikan masukan dan informasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proses penelitian mengenai perencanaan optimasi produksi pada Plant 11 PT ITP Tbk

5. Bapak Deddy, Bapak Apep, Bapak Farhan, SE serta seluruh staff dan karyawan di PT ITP Tbk yang telah membantu dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian serta membantu dalam proses pengambilan data.

6. Kedua orang tua, adik-adikku, kakak-kakakku yang memberikan semangat, dukungan material kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya, curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan doa yang tulus.

(8)

v

7. Seluruh staff pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

8. Anas Mutakin sebagai teman satu tempat penelitian dan satu bimbingan yang banyak memberikan saran pada penulis

9. Aurora, Anas, Emma, Vita, Yuli, Iqbal, Brain, Viester, Juandi, Delon dan Triatmojo (Teman SePS)

10. Semua anak-anak Manajemen 43 yang telah memberikan banyak pelajaran hidup selama kuliah (Suharman, Cecil, Sisi, Angel, Radius, Yani, dll)

11. Teman-teman asisten Agama (Citra, Eka, Rara, Jesika, Eko, Rona, Santoni, Zeny, Nehemia, Nova, Gladies, Idho, Samuel, Liber, K’Morin, K’Maria, B’Agus, B’Dolly, dll)

12. Anak-anak KPS UKM PMK IPB (Sandro Lubis, Mada, Joel, Desna, Molly, Zega, Dimas, Sudi, Eka dll), terutama tim SMP Negri 2 (Sandro Lubis, Dimas, Ninis, Yenny, Erti dan Maju)

13. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan berkat atas orang-orang tersebut.

Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Maret 2010

Penulis

(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Industri Manufaktur ... 6

2.2. Teori Peramalan ... 7

2.3. Jenis-Jenis Peramalan ... 8

2.4. Tahapan Peramalan ... 9

2.5. Metode Peramalan ... 11

2.5.1. Peramalan Kualitatif ... 11

2.5.2. Peramalan Kuantitatif ... 12

2.6. Metode Peramalan Deret Waktu ... 13

2.6.1. Metode Trend ... 15

2.6.2. Metode Rataan Bergerak ... 15

2.6.3. Metode Pemulusan Eksponensial ... 16

2.6.4. Metode Dekomposisi ... 17

2.6.5. Metode Winter’s Multiplikatif ... 17

2.7. Metode Peremalan Kausal ... 18

2.8. Pemilihan Metode Peramalan Terbaik ... 18

2.9. Pengertian Produksi ... 22

2.10. Optimasi Produksi ... 23

2.10.1. Konsep Dasar Linear Programing ... 24

2.10.2. Model Linear Programing ... 25

2.10.3. Analisis Sensitivitas ... 27

2.10.4. Analisis Dual ... 28

2.11. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.3. Pengumpulan Data ... 33

3.3.1. Jenis Data ... 33

(10)

vii

3.3.2. Sumber Data ... 33

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 37

4.1.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 37

4.1.2. Lokasi Perusahaan ... 41

4.1.3. Kepegawaian ... 42

4.1.4. Fasilitas Karyawan ... 43

4.1.5. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 44

4.1.6. Struktur Organisasi Perusahaan ... 45

4.2. Gambaran Aktivitas Perusahaan ... 49

4.2.1. Produk yang Dihasilkan ... 49

4.2.2. Anak Perusahaan dan Investasi Lainnya ... 51

4.2.3. Bahan Baku ... 51

4.2.4. Pengelolaan di Bidang Lingkungan ... 52

4.2.5. Tanggungjawab Sosial ... 53

4.3. Proses Produksi Semen ... 54

4.3.1. Penambangan dan Penyediaan Bahan Baku ... 54

4.3.2. Pengeringan dan Penggilingan ... 56

4.3.3. Pembakaran dan Pendinginan ... 56

4.3.4. Proses Penggilingan Akhir ... 57

4.3.5. Pengemasan ... 58

4.4. Identifikasi Pola Data ... 59

4.5. Penerapan Metode Peramalan ... 60

4.6. Pemilihan Metode Peramalan ... 64

4.7. Peramalan Model Terpilih ... 65

4.8. Perumusan Model Pemrograman Linear ... 66

4.8.1. Perumusan Fungsi Tujuan ... 66

4.8.2. Perumusan Fungsi Kendala ... 68

4.9. Hasil Optimasi Fungsi Tujuan ... 73

4.10. Analisis Sensitivitas ... 75

4.10.1. Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi Tujuan ... 76

4.10.2. Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi Kendala ... 78

4.11. Analisis Dual ... 81

4.12. Implikasi Manajerial ... 82

KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

1. Kesimpulan ... 84

2. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 88

(11)

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Perkembangan industri dan permintaan semen domestik ... 2

2. Nilai dan perkembangan ekspor semen Indonesia ... 2

3. Perkembangan penjualan semen PT. ITP Tbk ... 3

4. Perkembangan pabrik semen di Indonesia ... 38

5. Perkembangan perusahaan PT. ITP Tbk ... 39

6. Jumlah tenaga kerja PT. ITP Tbk ... 42

7. Jam kerja normal untuk departemen mining dan packing ... 42

8. Jam kerja normal untuk departemen non mining dan packing ... 43

9. Jam kerja shift untuk departemen produksi ... 43

10. Anak perusahaan PT. ITP Tbk ... 51

11. Data permintaan semen pada plant 11 PT. ITP Tbk ... 59

12. Nilai akurasi kesalahan metode rataan bergerak ... 61

13. Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial ... 61

14. Nilai akurasi kesalahan metode dekomposisi ... 62

15. Nilai akurasi kesalahan metode Winter’s multiplikatif ... 63

16. Nilai akurasi kesalahan dari setiap metode peramalan ... 64

17. Peramalan jumlah permintaan semen pada plant 11 ... 65

18. Jumlah persediaan produk jadi selama periode perencanaan ... 69

19. Jumlah jan kerja reguler dan lembur ... 70

20. Koefisien fungsi kendala jam kerja lembur ... 72

21. Hasil perencanaan optimasi produksi pada plant 11 ... 73

22. Biaya perencanaan optimasi produksi ... 74

23. Hasil analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan ... 76

24. Hasil analisis sensitivitas koefisien fungsi kendala ... 78

25. Analisis nilai slack/surplus dan dual price ... 81

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Komposisi penguasaan pasar industri semen ... 3

2. Manufaktur sebagai proses input-output ... 6

3. Sistem produksi dan operasi ... 23

4. Kerangka pemikiran penelitian ... 32

5. Lokasi pabrik dan terminal PT. ITP Tbk ... 41

6. Struktur organisasi PT. ITP Tbk ... 49

7. Proses penambangan batu kapur ... 55

8. Proses penambangan tanah liat ... 55

9. Proses pembuatan semen ... 58

10. Grafik plot data permintaan semen pada plant 11 ... 59

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Daftar pertanyaan wawancara ... 89

2. Grafik ACF permintaan semen pada Plant 11 ... 91

3. Hasil peramalan metode trend ... 91

4. Hasil peramalan metode moving average ... 92

5. Hasil peramalan metode single eksponential smoothing ... 93

6. Hasil peramalan metode dekomposisi ... 94

7. Hasil peramalan permintaan dengan metode Winter’s multiplikatif . 98 8. Hasil Peramalan dengan metode regresi ... 99

8. Output LINDO untuk pemrograman linear ... 100

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih mengarah kepada pertumbuhan yang positif, sehingga hal ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat baik dari investor dalam maupun luar negeri. Persaingan yang semakin ketat antar perusahaan mendorong setiap perusahaan harus mengendalikan produksinya pada setiap lini produksi, sehingga tercapai efesiensi untuk mengurangi biaya produksi. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama, yaitu memiliki biaya produksi yang minimum, sehingga dapat memperoleh laba atau keuntungan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur. Dalam hal ini, masalah produksi merupakan masalah sangat penting yang harus diperhatikan setiap perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, karena apabila proses produksi dapat tercapai dengan baik, maka tujuan perusahaan dapat tercapai, sedangkan apabila proses produksi tidak berjalan sesuai dengan rencana, maka dapat mengakibatkan kerugiaan pada perusahaan. Kelancaran didalam proses produksi dipengaruhi oleh perencanaan jumlah barang dengan memperhatikan kombinasi dari setiap produksi barang yang akan diproduksi dengan memperhatikan keterbatasan sumber daya bahan baku yang dimiliki perusahaan.

Dampak krisis ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia, terutama pertumbuhan sektor industri, walaupun pada keadaan krisis ekonomi global perekonomian Indonesia masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pertumbuhan pada sektor properti.

Pertumbuhan sektor properti sangat mendukung pertumbuhan beberapa sektor industri, salah satu industri yang mendapatkan dampak positif dari perkembangan industri properti adalah industri semen. Permintaan semen baik dari dalam negeri maupun luar negeri mengalami peningkatan secara terus menerus, disebabkan semakin meningkatnya perhatian masyarakat

(15)

maupun pemerintah untuk meningkatkan perbaikan dan pembenahan terhadap infrastuktur yang menunjang kesejahteraan masyarakat secara luas.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa volume permintaan semen domestik dari tahun 2003-2008 mengalami peningkatan, dikarenakan oleh daya beli masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk semen.

Tabel 1. Perkembangan industri dan permintaan semen domestik (dalam juta ton)

No Tahun Kapasitas terpasang

Komsumsi Domestik

Pertumbuhan Komsumsi

1 2003 47,5 27,5 1,8%

2 2004 47,5 30,2 9,7%

3 2005 46,1 31,5 4,2%

4 2006 44,9 31,9 1,5%

5 2007 45,5 34,2 7,0%

6 2008 46,2 38,1 11,4%

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, 2008

Nilai ekspor semen di Indonesia dari tahun 2004-2008 mengalami fluktuasi perkembangan. Pada tahun 2004-2006 pertumbuhan ekspor semen masih berada pada tingkat pertumbuhan positif, tetapi pada tahun 2007-2008 ekspor semen berada pada tingkat pertumbuhan negatif. Perkembangan nilai ekspor semen Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai dan perkembangan ekspor semen Indonesia No Tahun Nilai Ekspor

( US $ Juta)

Perkembangan (US $ Juta)

1 2004 136,68

2 2005 144,49 7,81

3 2006 245,79 101,30

4 2007 218,12 (27,67)

5 2008 171,34 (46.78)

% Perkembangan : 0, 19

Sumber : Pusdatin Departemen Perindustrian, 2008

Kondisi pertumbuhan industri semen di Indonesia mengakibatkan terjadinya peningkatan persaingan, sehingga hal ini mengharuskan setiap perusahaan semen harus mampu melakukan efisiensi dalam proses produksinya yang terkait dengan perencanaan kapasitas produksi dan kombinasi produk. Saat ini ada tujuh perusahaan semen yang beroperasi di Indonesia yaitu, Semen Gresik Group (G) yang terdiri dari Semen Gresik,

(16)

Semen Tonasa dan Semen Padang menguasai pangsa pasar sekitar 44,93%, Indocement Tunggal Prakarsa (I) 31,07%, Holcim (H) Indonesia 13,80%

serta 10,20% dibagi kepada Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa dan Semen Kupang (Asosiasi Semen Indonesia, 2008).

Gambar 1. Komposisi penguasaan pangsa pasar industri semen di Indonesia (Asosiasi Semen Indonesia, 2008)

Berdasarkan penguasaan pasar tersebut, PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk merupakan market leader pada urutan kedua setelah PT Semen Gresik Group didalam industri Semen di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar 31,07%. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa volume penjualan domestik perusahaan ini terus mengalami peningkatan mulai dari tahun 2005-2008, sedangkan volume ekspor mengalami perkembangan positif pada tahun 2005-2007, tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan dari 3,8 juta ton pada tahun 2007 menjadi 2,3 juta ton, dikarenakan kebijakan perusahaan untuk lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan pasar domestik yang semakin meningkat.

Tabel 3. Perkembangan penjualan semen PT ITP Tbk (juta ton)

No Tahun Domestik Ekspor

1 2005 9,6 2,5

2 2006 10 3,2

3 2007 10,7 3,8

4 2008 12,3 2,3

Sumber. PT ITP Tbk, 2008 0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

I H G L

2006 2007 2008

(17)

Perusahaan ini mempunyai sistem pengoperasian pembuatan semen terintegrasi dengan kapasitas produksi total tahunannya mencapai 15,4 juta ton klinker. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 dan saat ini mengoperasikan 12 pabrik, 9 pabrik terletak di wilayah Citeureup, Bogor, Jawa Barat; 2 di wilayah Paliaman, Cirebon, Jawa Barat; 1 di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Produk utama perusahaan ini adalah Semen Abu-Abu yang terdiri dari Ordinary Portland Cement dan Portland Composite Cement, Oil Well Cement dan Semen Putih (White Cement).

Perusahaan semen ini memiliki keuntungan lokasi strategik yaitu terletak dekat dengan kota Jakarta yang merupakan pusat pembangunan di pulau Jawa dan juga merupakan pintu gerbang perdagangan ekspor impor Indonesia. Selain itu lokasi pabrik (plant) juga dekat dengan dengan wilayah bahan baku sehingga dapat memudahkan proses produksi dan distribusi barang jadi. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk mampu meramalkan permintaan pasar, sehingga dapat merencanakan jumlah barang yang akan diproduksi. Peramalan permintaan dibutuhkan oleh bagian perencanaan produksi untuk melihat permintaan konsumen di masa mendatang, serta prospeknya terhadap peningkatan penjualan perusahaan, sehingga dapat menentukan atau merumuskan tingkat produksi efektif dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, sehingga dengan adanya keterbatasan jumlah sumber daya ini membuat perusahaan perlu melakukan optimasi, yaitu mengefisiensikan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang banyak.

Berdasarkan latar belakang di atas dilakukan penelitian di PT ITP Tbk pada wilayah produksi Citeureup dengan topik “Kajian Peramalan Permintaan Dan Perencanaan Optimasi Produksi Semen Pada Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk”

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pola permintaan semen di Plant 11 PT ITP Tbk dan metode yang sesuai untuk peramalan permintaan semen di Plant 11 PT ITP Tbk, serta bagaimana proyeksi permintaan semen untuk satu tahun ke depan ?

(18)

2. Bagaimana perencanaan produksi optimum untuk memproduksi semen di Plant 11 dan seberapa banyak produksi yang harus dilakukan oleh PT ITP Tbk untuk memperoleh biaya produksi yang minimum ?

3. Bagaimana alokasi sumber daya yang dimiliki oleh Plant 11 PT ITP Tbk sebagai kendala produksi untuk mencapai kondisi optimal dan kendala apakah yang mengakibatkan perusahaan tidak mampu mencapai kondisi optimalnya ?

4. Bagaimana perubahan–perubahan (sensitivitas) yang terjadi, seperti peningkatan jam tenaga kerja, jumlah produksi dan ketersediaan, serta kapasitas gudang dapat mempengaruhi proses perencanaan optimasi produksi ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji dan menganalisis pola data permintaan semen di Plant 11 PT ITP Tbk yang selama ini berlangsung dan menentukan metode yang sesuai untuk peramalan permintaan semen di Plant 11 PT ITP Tbk.

2. Mendapatkan ramalan jumlah semen yang akan diminta oleh konsumen untuk satu tahun kedepan dan menganalisis jumlah produksi semen yang optimal pada plant 11 PT ITP Tbk mencapai kondisi optimal.

3. Mengkaji alokasi sumber daya yang diterapkan oleh PT ITP Tbk sebagai kendala produksi untuk mencapai kondisi yang optimal dan menganalisis faktor–faktor yang mengakibatkan perusahaan tidak mencapai keadaan optimal.

4. Menganalisis pemecahan masalah yang sesuai, jika terjadi perubahan- perubahan (sensitivitas) pada kombinasi awal produksi seperti peningkatan jam tenaga kerja, jumlah produksi dan tingkat persediaan barang jadi dalam perumusan pemrograman linear pada Plant 11 PT ITP Tbk.

(19)

2.1. Industri Manufaktur

Manufaktur berasal dari kata Manufacture yang berarti membuat dari tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang (Prawirosentono, 2007). Secara umum, manufaktur menurut Prawirosentono (2007) adalah kegiatan memproses suatu barang atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar atau kegiatan- kegiatan memproses pengolahan input menjadi output. Contoh industri manufaktur adalah industri semen, industri obat, industri tekstil, industri perkayuan dan industri makanan.

Proses manufaktur dapat digambarkan dalam kerangka masukan- masukan seperti terlihat pada Gambar 2. Masukannya berupa bahan baku yang selanjutnya bahan baku dikonversi (dengan bantuan peralatan, waktu, keahlian, uang, manajemen dan lain sebagainya) menjadi keluaran yang disebut sebagai produk akhir. Pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhkan, perencanaan dan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau konversi yang dibutuhkan

Gambar 2. Manufaktur sebagai proses input-output (Biegel dalam Kusuma, 2004)

Keluaran Produk Jadi Masukan

Bahan Baku

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Proses Operasi Manufaktur

(20)

2.2. Teori Peramalan

Menurut Mulyono (2000), peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematik tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar kesalahannya dapat diperkecil. Menurut Handoko (1994), peramalan adalah suatu penafsiran terhadap permintaan akan produk dan jasa di masa mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting didalam perencanaan dan pengawasan produksi. Peramalan yang baik adalah esensial untuk efisiensi operasi operasi manufacturing dan produksi jasa, hasil-hasil peramalan digunaka dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses, perencanaan kapasitas, dan tata letak fasilitas serta berbagai keputusan bersifat terus menerus dan berkenaan dengan perencanaan, penjadwalan dan persediaan.

Menurut Heizer dan Render (2005), peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan yang dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematik. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut dan untuk memperkirakan peluang, serta kesempatan yang ada dan ancaman yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Terkait dengan penelitian ini, aktivitas peramalan dimaksudkan agar perusahaan PT ITP Tbk sebagai pembuat keputusan dalam proses produksi menyiasati pola kemungkinan permintaan semen di masa mendatang, maka perlu dilakukan maksimalisasi produktivitas perusahaan dan untuk meningkatkan keuntungan.

Makridarkis, et al (1999) menyatakan bahwa komitmen telah tumbuh karena beberapa faktor, yaitu :

1. Meningkatnya kompleksitas organisasi dan lingkungannya.

2. Meningkatnya ukuran organisasi.

3. Lingkungan organisasi yang berubah dengan cepat.

(21)

4. Pengambilan keputusan yang semakin sistematis.

5. Metode peramalan dan pengetahuan semakin berkembang.

Beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam peramalan mencakup :

1. Jarak ke masa depan yang harus diramal.

2. Tenggang waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan.

3. Tingkat akurasi yang diperlukan.

4. Mutu data yang tersedia untuk analisis.

5. Sifat hubungan yang tercakup dalam masalah peramalan.

6. Biaya dan keuntungan yang berkaitan dengan masalah peramalan 2.3. Jenis–Jenis Peramalan

Menurut Assauri (1999), pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : 1. Peramalan subyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau

intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau judgement dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik, tidaknya hasil ramalan tersebut.

2. Peramalan obyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik–teknik dan metode- metode dalam penganalisaan data tersebut.

Menurut Heizer dan Render (2005), peramalan berdasarkan horizon waktu dibedakan atas beberapa kategori, yaitu :

1. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang mencakup jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari 3 (tiga) bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang mencakup hitungan bulanan hingga 3 (tiga) tahun. Peramalan ini berguna untuk

(22)

merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang mencakup perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan ni digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.

Menurut Assauri (1999), peramalan berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun peramalan dibedakan atas dua macam, yaitu :

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran bersifat intuitif, judgement, atau pendapat dan pengetahuan, serta pengalaman dari penyusunnya.

Biasanya peramalan secara kualitatif didasarkan atas hasil penyelidikan.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan dihasilkan data hasil peramalan berbeda. Baik tidaknya metode yang digunakan dalam peramalan ditentukan oleh penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi.

Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut :

a. Adanya informasi tentang keadaan yang lain

b. Informasi tersebut dapat dikuantifikasi dalam bentuk data

c. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa mendatang.

2.4. Tahapan Peramalan

Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu mendatang atas dasar pola-pola di

(23)

waktu yang lalu dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksi-proyeksi adalah fungsi mekanikal. Menurut Handoko (1994), proses peramalan terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

1. Penentuan Tujuan. Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada kebutuhan informasi para manajer. Analis membicarakannya dengan para pembuat keputusan untuk mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan dan menentukan : a. Peubah-peubah apa yang akan diestimasi.

b. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan.

c. Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakan.

d. Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan.

e. Derajat kepentingan estimasi yang diinginkan.

f. Kapan estimasi dibutuhkan.

g. Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.

2. Pengembangan Model. Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu model, yang merupakan penyajian secara lebih sederhana dari sistem yang dipelajari. Model adalah suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data masukan menghasilkan estimasi penjualan di masa mendatang. Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial, karena setiap model mempunyai asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunaannya. Validitas dan realiabilitas estimasi sangat tergantung pada model yang dipakai.

3. Pengujian Model. Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas dan reliabilitas yang diharapkan.

Hal ini sering mencakup penerapannya pada data historik dan penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia.

Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketetapan hasil peramalan dengan kenyataan. Dengan kata lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan prediksi secara logik suatu model.

(24)

4. Penerapan Model. Setelah pengujian, analis menerapkan model dan dalam tahap ini data historik dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan.

5. Revisi dan evaluasi. Ramalan–ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan, karena adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya seperti tingkat harga produk perusahaan, karakteristik- karakteristik produk, pengeluaran-pengeluaran periklanan, kebijaksanaan moneter dan kemajuan teknologi. Evaluasi merupakan perbandingan hasil ramalan dengan hasil nyata untuk menilai ketetapan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga mutu estimasi-estimasi di waktu mendatang.

2.5. Metode Peramalan

Terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.

Peramalan kuantitatif menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan peubah sebab akibat untuk meramalkan permintaan.

Peramalan subyektif atau kualitatif, yaitu peramalan yang menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi dan sistem nilai pengambilan keputusan untuk meramal (Handoko,1994).

2.5.1. Peramalan Kualitatif

Teknik peramalan kualitatif adalah subyektif atau judgmental atau berdasarkan pada estimasi-estimasi dan pendapat-pendapat. Empat teknik peramalan kualitatif adalah :

a. Keputusan dari pendapat juri eksekutif. Dalam metode ini, pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi, sering dikombinasikan dengan model statistik, lalu dikumpulkan untuk mendapatkan prediksi permintaan kelompok (Heizer dan Render, 2005).

b. Metode Delphi. Metode Delphi merupakan teknik yang mempergunakan suatu prosedur sistematik untuk mendapatkan suatu

(25)

proses konsensus-konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Teknik ini dilakukan dengan meminta kepada para anggota kelompok untuk memberikan serangkaian ramalan-ramalan melalui tanggapannya terhadap daftar pertanyaan, kemudian seorang moderator mengumpulkan data dan memformulasikan daftar pertanyaan baru, serta dibagikan lagi kepada kelompok (Handoko, 1994).

c. Gabungan dari tenaga penjualan. Dalam pendekatan, setiap tenaga penjualan memperkirakan berapa penjualan yang dilakukan didalam wilayahnya. Peramalan ini kemudian dikaji untuk memastikan apakah peramalan cukup realistis. Kemudian peramalan dikombinasikan pada tingkat wilayah nasional untuk mendapatkan peramalan secara keseluruhan.

d. Survei pasar konsumen. Metode ini meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelian di masa mendatang. Hal ini tidak hanya membantu dalam hal menyiapkan peramalan, tetapi juga memperbaiki desain produk dan perencanaan produk baru (Heizer dan Hender, 2005).

2.5.2. Metode Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan peubah sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Metode peramalan kuantitatif memerlukan data historis atau data empiris, mutu data dan pemilihan metode yang cocok akan menentukan hasil mutu peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi (Makridarkis, et al., 1999) berikut :

a. Terdapat informasi masa lalu.

b. Informasi tersebut bisa dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

c. Dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.

Dua asumsi pertama pertama merupakan syarat keharusan bagi penerapan metode peramalan kuantitatif, sedangkan asusmsi ketiga merupakan syarat kecukupan, artinya walaupun asumsi ketiga dilanggar model yang dirumuskan masih dapat digunakan. Hanya hal ini akan

(26)

memberikan kesalahan peramalan yang relatif besar, bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional tersebut terjadi secara sistematis.

Berdasarkan data masa lalu, metode peramalan kuantitatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu metode deret waktu (time series), yaitu model yang membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi masa lalu, dengan menggunakan data masa lalu dapat melakukan peramalan. Dalam metode deret waktu peramal hanya berusaha mencari pola-pola dari data suatu data, tanpa berusaha mencari apa penyebab dan mengapa polanya demikian. Bisa jadi pola data masa lalu tidak sama lagi dengan masa depan, karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sudah berubah. Metode peramalan yang kedua adalah metode peramalan asosiatif atau metode peramalan kausal (metode peramalan eksplanatori), yaitu metode peramalan yang menggabungkan peubah atau faktor yang mungkin mempengaruhi permintaan atas suatu produk (peubah bebas) terhadap permintaan suatu produk (peubah tidak bebas). Peramalan kuantitatif juga memiliki keterbatasan, jika terjadi perubahan pola data atau hubungan sebab akibat, maka hasil ramalan menjadi kurang akurat (Heizer dan Render, 2005).

2.6. Metode Peramalan Deret Waktu

Metode peramalan deret waktu merupakan suatu teknik peramalan yang menggunakan sekumpulan data yang dicatat selama periode tertentu yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan keadaan masa depan.

Komponen pola data deret berkala (time series) menurut Heizer dan Render (2005), yaitu :

1. Trend Sekuler yaitu arah data deret berkala jangka panjang yang cukup rata (smooth), atau pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau menurun.

2. Siklus adalah pola data yang terjadi setiap beberapa tahun, atau naik turunnya suatu deret waktu selama periode yang lebih panjang dari satu tahun.

(27)

3. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu seperti hari, minggu, bulan , atau kuartal.

4. Variasi acak adalah suatu titik khusus dalam data, yang disebabkan oleh peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak tidak memiliki pola khusus, jadi tidak dapat diprediksi.

Pola data permintaan diidentifikasi dengan mengamati secara visual plot data penjualan yang diperoleh dari program Microsoft Excel dan plot autokorelasinya. Dari hasil plot data akan diketahui pola datanya untuk sementara, apakah data tersebut memiliki unsur trend, siklus maupun musiman. Pola data ini akan membantu dalam penggunaan metode yang paling cocok yang akan digunakan dalam proses peramalan. Langkah- langkah yang dilakukan pada identifikasi pola data penjualan Semen adalah menentukan apakah serial data yang digunakan bersifat stasioner atau tidak.

Data stasioner dapat diketahui dengan melihat nilai-nilai autokorelasinya sesuai rumus berikut ;

= ( )

( ) ………. (1)

Keterangan :

rk : koefisien autokorelasi pada waktu lampau k Yt : penjualan semen pada periode ke t

Yt-k : penjualan semen periode t-k Y1 : rataan nilai dari deret waktu

Apabila nilainya turun dengan cepat atau mendekati nol sesudah nilai autokorelasi kedua atau ketiga, maka data tersebut bersifat stasioner.

Sedangkan apabila data tidak bersifat stasioner yang ditunjukkan oleh nilai- nilai autokorelasi yang tidak turun ke nol dan bernilai positif. Autokorelasi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan ketergantungan bersama antara nilai-nilai suatu deret berkala yang sama pada periode berlainan (Hanke et al., 2003).

(28)

2.6.1. Metode Trend

Metode ini menggambarkan hubungan antara periode dan peubah yang diramalkan dengan menggunakan analisis trend. Apabila pola data yang digunakan memiliki unsur musiman, maka komponen musiman dapat juga dicoba dalam metode ini (Heizer dan Render, 2005). Persamaan proyeksi trend adalah :

Model trend linear : Ŷ = a + bx ……….. (2)

Keterangan: Ŷ : nilai terhitung dari peubah yang akan diramalkan a : persilangan sumbu y

b : kemiringan garis x : peubah bebas (waktu) t : periode waktu

2.6.2. Metode Rataan Bergerak (Moving Average)

Metode rataan menggunakan rataan semua data untuk meramal, jika tersedia data baru, maka data tersebut dihitung dengan menambahkan nilai terkini dan mengeluarkan nilai terlama. Jumlah periode pada metode rataan bergerak sederhana adalah sama tetapi akan selalu bergerak ke depan dan menghilangkan periode yang sebelumnya sesuai dengan pergerakannya.

Metode ini tidak menangani trend atau musiman dengan baik, walaupun metode ini lebih baik daripada rataan sederhana. Istilah rataan bergerak digunakan karena setiap diperoleh data aktual baru, maka rataan yang baru dapat dihitung dengan meninggalkan data periode yang terlama dan memasukkan data periode terbaru.

Metode rataan bergerak menggunakan nilai terakhir untuk membuat peramalan.Trend ini melicinkan Metode rataan bergerak yang akan digunakan sebagai peramalan untuk periode mendatang, dan seterusnya, secara matematik bentuk umum metode rataan bergerak dapat dirumuskan sebagai (Makridakis et al. (1995) berikut :

Yt + 1 : ( ) ………. (3)

(29)

Y t + 1 : ………. (4)

Rataan bergerak : …. (5)

Keterangan : Yt +1 : Nilai peramalan untuk periode t+1 Yi : data permintaan ke-i

k : jumlah deret waktu yang digunakan t : periode waktu

2.6.3. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial

Metode peramalan merupakan metode rataan bergerak yang memberikan bobot yang lebih kuat pada data terakhir daripada data awal.

Hal ini menjadi sangat berguna jika perubahan terakhir pada data terlebih dahulu yang merupakan akibat dari perubahan aktual (seperti, pola musiman) daripada hanya fluktuasi acak (dimana suatu ramalan rataan bergerak sederhana sudah cukup). Metode ini juga menerangkan bahwa metode ini melakukan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai peubah atau observasi yang lalu. Setiap data pengamatan mempunyai kontribusi dalam penentuan nilai peramalan periode sebelumnya (Makridakis et al., 1999).

Rumusan penghalusan eksponensial secara umum dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Y t + 1 = ∝ + (1− ∝ )Y ……… (6)

Peramalan baru = peramalan periode baru + ∝ ( permintaan aktual periode lalu – peramalan periode baru)

Keterangan : Yt + 1 = nilai peramalan periode t + 1 Yt = data permintaan ke – t

∝ = konstanta penghalus ( 0 ≤∝ ≤ 1 ) Yt = nilai peramalan periode ke-t

(30)

2.6.4. Metode Dekomposisi

Makridakis et al, 1999, menjelaskan bahwa metode dekomposisi didasarkan pada asumsi bahwa data historis merupakan gabungan atau komposisi dari faktor musiman, komponen trend dan komponen siklus.

Secara matematik bentuk umum pendekatan dekomposisi dapat digambarkan sebagai berikut :

Yt = f(Trt, CIt, Snt, €t) ……….. (7) Keterangan : f : fungsi peramalan

Trt : komponen trend pada waktu t CIt : komponen siklus pada waktu t Snt : komponen musiman pada waktu t

t : komponen kesalahan pada waktu t 2.6.5. Metode Winter’s Multiplikatif

Metode ini cocok untuk deret data dengan pola stationer, pola trend konsisten dan pola musiman. Metode Winter memiliki tiga komponen dasar, yaitu faktor acak atau random (at), faktor trend (bt) dan faktor musiman (Snt). Dalam menginisialisasi metode ini diperlukan minimal satu data musiman lengkap (L periode). Namun untuk mendapatkan α, β dan γ yang optimal diperlukan banyak percobaan pada berbagai kombinasi, sehingga memerlukan banyak parameter.

Secara matematik metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Yt : a – (Yt / St-L) + ( 1-α) ( at-1 + bt-1) …………. (8) bt : β (at – at-1) + ( 1- β) bt-1 ………(9) Snt : γ (Yt/ at ) + ( 1- γ ) St-L ……… (10) Yt+m : ( at – mbt ) Snt-L+m ………(11) Keterangan : Yt = data aktual pada periode t

at = pemulusan terhadap deseasonalized data periode t bt = pemulusan terhadap dugaan trend pada periode t Snt = pemulusan terhadap dugaan musim pada periode t

(31)

Yt+m = ramalan m periode ke depan setelah periode t pada msing-masing produk

αβγ = pembobotan pemusulan

L = banyaknya periode dalam satu tahun 2.7. Metode Peramalan Kausal (Regresi)

Dalam metode kausal nilai suatu peubah yang akan diramalkan dipengaruhi oleh peubah lain. Makridakis et al. (1999) menyatakan bahwa permalan metode kausal mengasumsikan adanya hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen dari suatu model.

Metode kausal sering juga disebut sebagai metode regresi. Metode regresi terdiri dari metode regresi sederhana yang terdiri dari satu variabel independen dan regresi berganda yang terdiri dari lebih dari satu variabel independen.

2.8 . Pemilihan Metode Peramalan Terbaik

Pengunaan peramalan dalam pengambilan keputusan oleh setiap pimpinan, baik pimpinan perusahaan maupun pimpinan organisasi merupakan hal sangat penting. Dengan demikian seorang peneliti atau analis sering menggunakan peramalan dalam penelitiannya, dapat menentukan teknik dan metode peramalan yang tepat. Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan yang tepat perlu diketahui beberapa ciri-ciri penting yang sangat berpengaruh terhadap analisa dan pengambilan keputusan dalam mempersiapkan peramalan (Assauri, 1999).

Ciri utama yang perlu diperhatikan adalah :

1. Horison waktu. Periode waktu selama suatu keputusan atau analisa akan mempunyai pengaruh dan untuk ini manajer atau analis harus merencanakan dan pengaruh-pengruh pemilihan teknik dan metode peramalan yang tepat

2. Tingkat Perincian. Tugas-tugas dalam pengambilan keputusan dan analisa umumnya dibagi-bagi (untuk mempermudah penanganannya menurut tingkat perincian yang dibutuhkan). Dalam pemilihan teknik atau metode peramalan untuk suatu keadaan tertentu haruslah hati-hati,

(32)

karena harus disesuaikan dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dari peramalan tersebut untuk digunakan bagi pengambilan keputusan dan analisa.

3. Jumlah Produk. Dalam keadaan di mana keputusan atau analisa yang dibuat mengenai berbagai produk perusahaan, maka hendaklah ada usaha pengembangan secara efektif atas aturan-aturan pengambilan keputusan yang dapat diaplikasikan secara mekanis untuk masing- masing produk. Dalam keadaan ini hanya ada satu produk yang diramalkan, maka aturan-aturan yang digunakan dalam persiapan ramalan dapat lebih rinci dan lebih rumit dari keadaan di mana terdapat banyak ramalan yang harus dibuat.

4. Pengawasan Versus Perencanaan. Dalam metode peramalan yang dibutuhkan untuk pengawasan adalah metode peramalan yang mampu memperkirakan dan mengetahui sedini mungkin perubahan-perubahan yang terdapat dalam pola dasar. Sedangkan dalam bidang perencanaan umumnya dianggap bahwa pola yang ada akan berkelanjutan pada masa depan dan karena itu dasar-dasar utama yang penting adalah mengidentifikasi pola-pola tersebut, serta mengekstrapolasikannya untuk masa mendatang.

5. Stabilitas. Dalam keadaan stabil, metode peramalan dapat diterima dan diperiksa secara periodik untuk menentukan apakah hal tersebut masih berlaku. Sedangkan dalam keadaan yang tidak pasti, metode peramalan yang dibutuhkan adalah metode yang dapat sesuai dengan hasil-hasil yang terbaru secara terus menerus dan informasi-informasi terakhir.

6. Prosedur Perencanaan yang Ada. Suatu metode peramalan umumnya memasukkan proses perubahan-perubahan rencana perusahaan dan prosedur-prosedur pengambilan keputusan. Setiap prosedur-prosedur pengambilan keputusan membutuhkan metode peramalan yang berbeda dengan memilih metode yang berlaku pada saat dimulainya

Faktor-faktor utama yang dapat diidentifikasi sebagai teknik dan metode peramalan adalah :

(33)

1. Horison Waktu. Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu di masa mendatang. Aspek kedua adalah jumlah periode yang dibutuhkan untuk ramalan. Beberapa teknik dan metode hanya dapat sesuai untuk peramalan satu atau dua periode ke depan, sedangkan teknik dan metode yang lain dapat digunakan untuk peramalan periode di masa depan.

2. Pola dari Data. Dasar utama dari peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola data yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan, maka perbedaan kemampuan metode peramalan dalam mengidentifikasi pola-pola data, memerlukan usaha penyesuaian antara pola data yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan teknik dan metode peramalan yang digunakan.

3. Jenis dari Model. Banyak metode peramalan telah menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan. Model-model ini merupakan suatu deret di mana waktu digambarkan sebagai unsur yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi atau korelasi. Model yang lain adalah model sebab akibat atau “ causal model” yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat tergantung pada terjadinya sejumlah peristiwa yang lain atau sifatnya merupakan campuran dari model-model yang telah disebutkan di atas.

Model-model tersebut sangat penting diperhatikan, karena model-model tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan.

4. Biaya. Umumnya ada 4 (empat) unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu proses ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan data, operasi pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan metode-metode lainnya.

5. Ketepatan. Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.

Untuk beberapa pengambilan keputusan diharapkan variasi atau atas

(34)

ramalan yang dilakukan antara 10%-15% bagi maksud-maksud yang diharapkan, sedangkan untuk hal atau kasus lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan 5% adalah cukup berbahaya .

Ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kesalahan dalam peramalan (forecast error), yaitu :

1. Mean Absolute Error (MAE)

MAE merupakan suatu ukuran perbedaan atau selisih antara ramalan dengan aktual. MAE diperoleh dengan mengambil nilai absolut dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data. Umumnya, semakin kecil nilai MAE, semakin akuran suatu ramalan (Heizer dan Render, 2005). MAE dapat dihitung sebagai berikut :

MAE = ∑ | |

……… (12)

MAE = ∑ | | ……… (13)

Dimana : Dt-Ft : selisih antara nilai data aktual dan peramalan periode N : periode data

2. Mean Square Error (MSE)

MSE merupakan rataan selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati (Heizer dan Render, 2005). MSE dapat dihitung sebagai berikut :

MSE = ∑( ) ………..(14)

MSE = ∑( ) ……….(15)

3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

Menghitung dalam unsur yang diramal ribuan yang dihitung sebagai rataan diferensiasi absolut antara nilai yang diramalkan dan aktual untuk n periode (Heizer dan Render, 2005). MAPE dapat dihitung sebagai berikut :

MAPE =

∑ | |

……….. (16)

(35)

MAPE = | |/ ……….(17) 2.9. Pengertian Produksi

Produksi adalah serangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumber daya untuk menghasilkan barang dan jasa. Menurut Buffa dan Sarin (1996), sistem produksi sebagai alat yang digunakan untuk mengubah masukan sumber daya (input) guna menciptakan barang dan jasa yang berguna sebagai keluaran (output). Rangkaian masukan konversi–keluaran merupakan cara yang berguna untuk mengkonseptualisasikan suatu sistem produksi, dimulai dengan unit terkecil dari kegiatan produksi yang disebut operasi. Tujuan utama suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi suatu barang atau jasa adalah untuk memperoleh keuntungan maksimum.

Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara jumlah input dengan output. Hubungan antara input dan output ini dapat diformulasikan oleh sebuah fungsi produksi, yang dalam bentuk matematik dapat ditulis berikut : Q = f (K, T, M, n) ……… (18)

Dimana Q : output yang dihasilkan selama satu periode tertentu K : kapital

T : tenaga kerja M : material n : faktor lainya.

Dari input yang tersedia setiap perusahaan ingin memperoleh hasil maksimal sesuai dengan tingkat teknologi tertinggi (Nicholson, 2001).

Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran. Suatu sistem mempunyai banyak komponen yang terdapat dalam unsur, baik bahan maupun pentransformasiannya serta juga keluarannya. Sistem produksi mengkombinasikan atau menggabungkan dalam proses transformasi, komponen-komponen tersebut yang berupa bahan, tenaga kerja, modal dan lainnya (Assauri, 1999)

(36)

Gambar 3. Sistem produksi dan operasi (Assauri, 1999) 2.10. Optimasi Produksi

Persoalan optimasi adalah suatu persoalan untuk membuat nilai suatu fungsi(X) beberapa peubah menjadi maksimum atau minimum atau dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Biasanya pembatasan- pembatasan tersebut meliputi tenaga kerja (men), uang (money), material yang merupakan input, waktu dan ruang. Program linear (Linear Programing atau LP) adalah suatu metode yang digunakan didalam penentuan optimasi produksi suatu perusahaan. LP merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya langka untuk mencapai suatu tujuan seperti maksimum keuntungan atau meminimumkan biaya (Mulyono, 1991).

Menurut Siswanto (2007), LP adalah sebuah metode matematik berkarakteristik linear untuk menemukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimalkan atau meminimalkan fungsi tujuan terhadap satu susunan kendala. Soekartawi (1992) mengatakan bahwa optimasi adalah penggunaan faktor-faktor produksi seefisien mungkin. Faktor-faktor produksi tersebut adalah modal, mesin, bahan baku, bahan pembantu dan tenaga kerja.

Optimasi yang dilakukan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu :

1. Maksimisasi, yaitu menggunakan atau mengalokasikan input yang sudah tertentu untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Maksimisasi keuntungan ini dapat dilihat baik dari segi laba, sistem kerja yang efektif (rancangan penugasan), maksimisasi pangsa pasar dan lokasi perusahaan Masukan

Bahan, Tenaga kerja, Mesin, Energi, Modal

dan Infromasi

Transformasi Proses Konversi

Keluaran Barang dan Jasa

(37)

2. Minimisasi, yaitu untuk menghasilkan tingkat output tertentu dengan menggunakan input atau biaya paling minimal. Minimalisasi dapat berupa minimalisasi penggunaan sumber daya, biaya distribusi, biaya persediaan, biaya pengendalian mutu, jumlah tenaga kerja, waktu proses pelayanan dan fasilitas perusahaan.

2.10.1. Konsep Dasar Linear Programing

Mulyono (1991), mendefenisikan program linear sebagai suatu metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya langka untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Persoalan dalam program linear berusaha untuk mencari pemecahan optimal di dalam batasan sumber daya perusahaan. Agar program linear dapat diterapkan, maka asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan adalah : a. Linearity. Kata linear secara tidak langsung dapat diartikan sebagai hubungan proporsional yang berarti bahwa tingkat perubahan atau kemiringan hubungan fungsional itu adalah konstan dan karena itu perubahan nilai peubah mengakibatkan perubahan relatif nilai fungsi dalam jumlah yang sama.

b. Additivity. Hal ini dapat diartikan sebagai tak ada penyesuaian pada perhitungan peubah kriteria karena terjadinya interaksi. Additivitas mengharuskan bahwa fungsi tujuan adalah jumlah langsung dari kontribusi individual dari peubah-peubah yang berbeda. Dengan cara yang sama, dari sisi kiri dari setiap batasan hanya merupakan jumlah penggunaan individual dari setiap peubah dari sumber daya yang bersesuaian.

c. Divisibility. Suatu asumsi yang menyatakan bahwa nilai solusi yang diperoleh tidak harus merupakan bilangan bulat. Solusi dari hasil perhitungan dapat terjadi pada nilai pecahan manapun. Dalam hal ini peubah keputusan merupakan peubah kontinu, sebagai lawan dari peubah diskrit atau bilangan bulat.

d. Deterministic. Dalam LP semua parameter model diketahui konstan, maka secara tak langsung mengasumsikan bahwa suatu masalah

(38)

keputusan dalam suatu kerangka statis, dimana semua parameter diketahui dengan kepastian.

Program linear memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan, yaitu sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman kelebihan program linear antara lain mudah dilaksanakan, terutama jika menggunakan alat bantu komputer dan dapat menggunakan banyak peubah, sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya optimum yang dapat dicapai, fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia. Kekurangan dari pemrograman linear adalah jika komputer tidak tersedia, maka pemrograman linear dengan menggunakan banyak peubah akan menyulitkan dalam analisanya bahkan tidak dapat dikerjakan secara manual.

2.10.2. Model Linear Programing

Model merupakan suatu representasi dari suatu sistem yang sedang dipelajari dan digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol.

Fungsi utama dari suatu model adalah kemampuan untuk menjelaskan dan bukan hanya secara deskriptif. Selain itu, model merupakan suatu sistem dan model juga merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan.

Teknik di dalam program linear menggambarkan bahwa fungsi linear dalam model matematik adalah linear dan teknik pemecahan masalah terdiri dari langkah-langkah matematik yang telah ditetapkan disebut program.

Dalam hal ini, terdapat tiga tahapan dalam penggunaan program linear (Taylor III, 2001), yaitu ;

a. Masalah harus dapat diidentifikasikan sebagai sesuatu yang dapat diselesaikan dengan program linear.

b. Masalah yang tidak terstruktur harus dapat dirumuskan dalam model matematik, sehingga menjadi terstruktur.

c. Model harus diselesaikan dengan teknik matematik yang telah dibuat.

(39)

Model adalah sebuah tiruan terhadap realita. Langkah untuk membuat peralihan dari realita ke model kuantitatif dinamakan perumusan model yang merupakan salah satu teknik dasar didalam penentuan teknik optimasi produksi. Model pemrograman linear mempunyai tiga unsur utama (Siswanto, 2007) yaitu:

a. Peubah Keputusan. Peubah keputusan adalah peubah persoalan yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang hendak dicapai. Didalam proses pemodelan, penemuan peubah keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merumuskan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya.

b. Fungsi Tujuan. Dalam model pemrograman linear, tujuan yang hendak dicapai harus diwujudkan kedalam sebuah fungsi matematik linear dan selanjutnya dimaksimumkan atau diminimumkan terhadap kendala- kendala yang ada.

c. Fungsi Kendala. Kendala dapat didefinisikan sebagai suatu pembatas terhadap kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan kedalam fungsi matematik linear.

Secara umum model dari program linear adalah sebagai berikut : Maksimumkan/Minimumkan : Z = ∑ , dengan J = 1,2,…, n

Z = C1X1 + C2X2 + …+ CnXn …………(19) Fungsi Kendala : ∑ (≤, =, ≥) , dengan i = 1,2,..,m ; Xj ≥0

atau a11X1 + a12X2 + A1nXn (≤, =, ≥)b1 …………(20) a12X2 + a22X2 + A2nXn (≤, =, ≥)b2 ………...(22) am1X1 + am2X2 + AmnXn (≤, =, ≥)bm ……….(23) X1≥ 0, X2≥ 0, ….,Xn ≥ ………(24) Keterangan

Z : nilai fungsi tujuan

Cj : parameter yang dijadikan kriteria optimasi atau koefisien peubah pengambilan keputusan

Xj : peubah pengambil keputusan atau aktivitas ke-j

(40)

aij : sumber daya yang tersedia dari kendala ke-i 2.10.3. Analisis Sensitivitas

Menurut Soekartiwi (1992), analisis sensitivitas ini penting karena dalam kegiatan sehari-hari faktor ketidakpastian itu selalu ada. Faktor ketidakpastian ini sering terjadi pada perubahan harga dan produktivitas.

Pengertian sensitivitas adalah memberlakukannya parameter sumberdaya yang tersedia pada batas yang paling kecil (lower limit) dan batas yang paling besar (upper limit).

Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana jawaban optimal dapat diterapkan apabila terjadi perubahan parameter yang membangun model. Perubahan yang dapat terjadi adalah perubahan terhadap koefisien tujuan, perubahan koefisien fungsi kendala, perubahan nilai sebelah kanan model dan adanya tambahan peubah keputusan.

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pemecahan optimum baru yang memungkinkan sesuai dengan parameter perhitungan tambahan minimal. Analisis sensitivas sangat berguna untuk mengetahui seberapa jauh solusi optimal tidak akan berubah jika terjadi perubahan pada harga jual setiap produk, biaya persatuan produk, dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Apabila perubahan-perubahan yang terjadi masih dalam selang yang diperbolehkan, maka solusi optimal awal tidak akan berubah.

Selang dalam program linear terdiri atas batas penurunan (allowable decrease) dan batas peningkatan (allowable increase). Batas penurunan memperlihatkan nilai peningkatan yang tidak akan mengubah solusi optimal awal. Pada fungsi kendala, analisis sensitivitas dapat menilai ruas sebelah kanan kendala yang digunakan untuk menggunakan status kendala pembatas dan bukan pembatas pada optimasi produksi. Suatu kendala dikatakan pembatas apabila terdapat nilai batas penurunan dan peningkatan sebesar nilai tertentu. Sedangkan kendala dikatakan bukan pembatas, apabila tidak terdapat nilai sebesar nilai tertentu pada nilai batas penurunan dan peningkatan. Biasanya kendala bukan pembatas

Referensi

Dokumen terkait

- Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik yang belum mampu memahami arti lambang atau simbol pada lambang negara yaitu Garuda Pancasila. - Guru memberikan bimbingan

Pada aplikasi booking voucher game online berbasis android dan web service terdapat beberapa activity diagram, beberapa diantaranya adalah activity diagram login,

KaDep masing-masing mata ajar menyampaikan kepada tim pembuat soal ( Item Written ) pada mata ajar tersebut untuk membuat dan menyusun soal sesuai kebutuhan

Gejala yang klasik  yaitu terjadinya “trias malaria” secara berurutan  periode dingin ( 15  –  60 menit) yaitu penderita mulai menggigil, sering membungkus diri dengan

Dengan melihat beberapa rasionalitas di atas, nampak bahwa adanya “ disconnected ” antara aspek pembangunan ekonomi dan sosial dan lingkungan dalam konteks pembangunan di

Muntholi'ah, M.Pd L (Lulus); MA (Melengkapi Administrasi); MS (Melengkapi Substansi); Pembantu Dekan I/Ketua PSG MPLPG (Mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru);

Perusahaan dapat mengetahui apakah kebijakan tentang atmosfer tokonya sudah baik atau perlu diperbaiki dalam meningkatkan kepuasan pelanggannya dan perusahaan dapat

meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba bruto induk perusahaan tapi tidak mempengaruhi pendapatan anak perusahaan sampai barang dagang tersebut dijual kembali