• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ringkasan Eksekutif RINGKASAN EKSEKUTIF"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang i

Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

A. PENDAHULUAN

Program PPSP merupakan program pembangunan sanitasi yang terintegrasi dari pusat hingga daerah, melibatkan seluruh stakeholder dari kalangan pemerintah dan non pemerintah di seluruh tingkatan. Program ini setidaknya melibatkan 330 kota/kabupaten di 33 provinsi yang termasuk dalam kategori rawan sanitasi, yang mencakup kota metropolitan besar dan sedang, ibukota provinsi, kota-kota yang berstatus otonom, serta kawasan perkotaan di wilayah kabupaten/kota. Dengan demikian, pelaksanaan program PPSP membutuhkan sumber daya yang sangat besar, dan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2010 hingga tahun 2014.

Selanjutnya untuk menjawab tantangan pembangunan sanitasi dalam RPJMN 2015 – 2019 yaitu universal access tahun 2019 maka diperlukan tindak lanjut pelaksanaan PPSP 2015 – 2019 dan untuk mendorong percepatan implementasi pembangunan sanitasi sebagaimana direncanakan. Salah satu titik berat kegiatan PPSP 2015-2019 adalah pemantapan rencana pembangunan sanitasi yang disesuaikan dengan target pembangunan sanitasi nasional 2019 salah satunya melalui kegiatan Pemutakhiran SSK.

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang berisi tentang pemetaan sanitasi skala kabupaten/kota, kerangka pengembangan dan pentahapan pembangunan sanitasi dan strategi, serta kebutuhan program/kegiatan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota hingga 5 (lima) tahun kedepan. Oleh karenanya, dalam rangka menjamin terselenggaranya pelayanan sanitasi yang berkelanjutan, yang melibatkan berbagai sektor dan instansi terkait di Kabupaten Batang serta untuk efektif dan efisien penggunaan berbagai sumber pendanaan maka perlu dilakukan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan sanitasi, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang merupakan suatu rencana strategi berjangka waktu menengah (3-5 tahun) yang dibuat khusus untuk mengarahkan pembangunan sector sanitasi ,Serta untuk memastiakn suatu program pembenahan layanan sanitasi akan bersinergi dengan program-program lainnya guna mencapai sasaran pembangunan yang disekapati serta mensinergikan upaya-upaya yang akan dilakukan sector swasta,Kelompok masyarakat atau Lembaga Swadaya Masyarakat sekaligus sebagai fungsi untuk mengakses pendanaan dari beberpa sumber pendanaan yang ada baik dari pemerintah ,swasta maupun masyarakat serta mengikatSatuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan semua pihak untuk bersinergi dan mengikat Komitmen. Adapun Kondisi sanitasi disusun berdasarkan data primer dan sekunder yang tersedia pada masing-masing SKPD dan stakeholders terkait.

Untuk melengkapi data tersebut dilakukan beberapa survey antara lain: Study Environmental Healt Risk Assesment (EHRA), Survey kelembagaan, Survey Keterlibatan Pihak Swasta dalam pengelolaan Sanitasi dan Survey keterlibatan Media.

Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Batang memuat visi misi sanitasi, tahapan pengembangan sanitasi, strategi percepatan pembangunan sanitasi berikut program dan

RE

(2)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang ii

kegiatan percepatan pembangunan sanitasi. SSK Kabupaten Batang tersebut memuat gambaran tentang kebijakan pembangunan sanitasi kabupaten Batang jangka menengah (3- 5 Tahun) sebagai dasar penyusunan rencana operasional tahapan pembangunan serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sector sanitasi serta pedoman bagi semua pihak (instansi,masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Batang.

Kegiatan pemutakhiran SSK pada dasarnya adalah proses pemutakhiran data terkait profil sanitasi serta mengidentifikasi sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan sanitasi dari rencana yang telah disusun di dalam SSK sebelumnya sekaligus sebagai sarana untuk mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi sehingga mampu mendorong pembangunan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kabutuhan nyata khususnya dalam sector sanitasi.

Dalam hal ini diharapkan dapat menghasilkan informasi terhadap kemajuan yang dicapai Kabupaten/Kota dalam pembangunan sanitasi berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya.

B. PROFIL SANITASI KABUPATEN BATANG Air Limbah Domestik

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan satu salah tolak ukur dari Kualitas pelayanan kesehatan yang wajib dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Batang untuk selalu di upayakan kearah perbaikan sehingga akan memberikan kesejahteraan masyarakatnya khususnya masyarakat miskin dan tidak mampu. Hal ini tentunya tidak hanya mengendalakn dari pemerintah saja, namun peran serta swasta dan masyarakat juga diperlukan baik dari sisi perencanaan, penyediaan sarana prasarana maupun pengelolaan pemeliharannya agar tercapai kehidupan yang sehat dan berkualitas.

Secara umum Air limbah domestik terdiri dari 2 jenis, yaitu grey water (air bekas mandi dan cuci) serta black water (tinja). Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Batang terdapat 2 sistem, yaitu sistem individu dan sistem komunal. Sistem individu adalah sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat di rumah masing-masing, baik menggunakan septik tank maupun cubluk. Sedangkan sistem komunal adalah sistem pengelolaan air limbah yang dikelola secara kelompok (KSM), baik berupa sistem perpipaan maupun MCK komunal.

Secara umum limbah tinja di Kabupaten Batang belum dikelola dengan baik, banyak masyarakat yang masih membuang air limbah langsung ke saluran drainase, perkebunan, lading maupun tempat lain yang dirasa memungkinkan. Masyarakat bahkan masih ada yang melakukan BABs di sungai secara langsung. Beberapa desa sudah telayani dengan sistem ipal komunal, MCK, septiktank individu maupun jamban bersama, namun demikian Sarana dan Prasarana pengelolaan masih terbatas pada skala rumah tangga saja dan masih belum tersebar secara merata. Sistem IPAL kawasan skala besar juga belum terdapat di Kabupaten Batang hal ini karena keterbatasan lahan.sedangkan untuk pengelolaan lumpur tinja Kabupaten Batang belum memiliki IPLT sehingga cenderung mengandalkan pembuangan melalui resapan tanah.

Secara umum pengelolaaan air limbah di Kabupaten Batang tidak jauh berbeda dengan wilayah yang lainnya yaitu sebagai berikut:

(3)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang iii Diagram Sistem Sanitasi Air limbah Domestik

Input User Interface Penampungan

Awal Pengaliran Pengolahan

Akhir Pembuangan/

Daur Ulang Kode/Nama

Aliran Black

Water WC Sentor Tangki Septik Truk Tinja IPLT Tanah/Penggunaan

Ulang AL1

Black

Water WC Sentor Tangki Septik Truk Tinja --- Sungai AL2

Black

Water WC Sentor Tangki Septik ---- Bidang

Resapan Tanah AL3

Black

Water WC Sentor ---- ---- ---- ---- AL4

Black

Water Cubluk ---- ---- ---- Tanah AL5

Black

Water WC Helikopter ---- ---- ---- Sungai/Kolam AL7

Grey

Water MCK ---- Selokan ---- Sungai/Kolam AL8

Grey

Water MCK Ipal Komunal Truk Tinja IPLT Tanah/Penggunaan

Ulang AL 9

Grey

Water MCK Ipal Komunal MCK ---- Sungai/Selokan AL 10

Sumber: Hasil Review, 2016

Sumber: Hasil Review, 2016

Diagram Sistem Sanitasi Air Limbah

(4)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang iv Sumber: Analisa, 2016

Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Air Limbah

Persampahan

Pengelolaan sampah di Kabupaten Batang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan. Cakupan pelayanan pengelolaan sampah Kabupaten Batang sampai saat ini masih melayani 12 kecamatan terutama di Kecamatan Batang, Warungasem, Bandar, Blado, Bawang, Limpung, Tersono, Subah, Banyuputi, Gringsing, Kandeman dan Wonotunggal. Hal ini pun persebarannya tidak merata di semua desa. Pelayanan difokuskan pada area pusat perkotaan IKK maupun perkotaan. Cakupan layanan terbanyak berada di Kecamatan Batang karena kecamatan ini merupakan Ibukota Kabupaten batang yang merupakan pusat CBD dan pusat aktivitas permukiman, perdagangan dll. Selebihnya dikelola secara partisipasi masyarakat baik secara dibakar, ditimbun, maupun dikelola dengan membentuk kelembgaan pengelolaan sampah.

Secara umum pengelolaaan persampahan di Kabupaten Batang tidak jauh berbeda dengan wilayah yang lainnya yaitu sebagai berikut:

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

Input User

Interface Pengumpulan

Setempat Penampungan

Sementara (TPS) Pengangkutan Semi

Pengolahan Akhir terpusat

Pembuangan akhir/ Daur

Ulang

Kode /Nama

Aliran Sampah

rumah tangga/Pe rkantoran/

Pertokoan

Tong Sampah /Kantong Plastik Sampah

Gerobak

Sampah Tempat

Penampungan Sementara (TPS),

Kontainer

Dump Truck Sampah, Arm roll truck

--- Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA)

P1

Sampah rumah tangga/Pe rkantoran/

Pertokoan

Tong Sampah /Kantong Plastik Sampah

Pick Up

Sampah __ Pick Up Sampah ___ Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA)

P2

Sampah Tong ---- Tempat Dump Truck ___ Tempat P3

(5)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang v

Input User

Interface Pengumpulan

Setempat Penampungan

Sementara (TPS) Pengangkutan Semi

Pengolahan Akhir terpusat

Pembuangan akhir/ Daur

Ulang

Kode /Nama

Aliran rumah

tangga/Pe rkantoran/

Pertokoan

Sampah /Kantong Plastik Sampah

Penampungan Sementara (TPS),

Kontainer

Sampah,

Arm roll truck Pemrosesan

Akhir (TPA)

Sampah rumah tangga/Pe rkantoran/

Pertokoan

Tong Sampah /Kantong Plastik Sampah

---- ---- ---- --- Dibakar P4

Sampah rumah tangga/Pe rkantoran/

Pertokoan

Tong Sampah /Kantong Plastik Sampah

---- ---- --- ---- Sungai/Saluran

drainase P5

Sampah rumah tangga/Pe rkantoran/

Pertokoan

Tong Sampah /Kantong Plastik Sampah

Pemulung ___ ____ ___ Perusahaan

Pengumbul Barang Bekas

P6

Sampah Jalan

Tong Sampah

Gerobak Sampah

Tempat Penampungan Sementara (TPS),

Kontainer

Dump Truck Sampah, Arm roll truck

--- Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA)

P7

Sumber : Hasil Review, 2016

Sumber: Hasil Review, 2016

Gambar Diagram SIstem Sanitasi Persampahan

Secara umum pengelolaan sampah di Kabupaten Batang diolah mulai dari dari sumber sampai pemrosesan akhir. Dari sumber, sampah dimasukkan ke wadah kemudian dikumpulkan dengan gerobak/motor sampah atau dump truck atau pick up menuju TPS atau KONTAINER. Selanjutnya sampah dibuang ke TPA dengan dump truck dan arm roll truck. Berdasarkan jenis kegiatannya, aspek teknis operasional ini dapat dibedakan atas sub-aspek pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pemrosesan akhir.

(6)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang vi 1. Pewadahan

Pewadahan merupakan kegiatan memasukkan sampah dalam tempat sampah. Kegiatan pewadahan ini sebagai langkah awal dari upaya pengelolaan sampah yang penting dalam rangka memudahkan pengumpulan dan pengambilan. Jenis wadah yang digunakan di Kabupaten Batang adalah tong plastik. Wadah sampah berupa tong plastik, kranjang, tempat sampah karet ban, beton susun dll biasanya ditempatkan di tepi jalan dan di daerah dekat pemukiman warga.

Sumber : Dokumentasi, 2016

Tempat Sampah 2. Pengumpulan

Pengumpulan adalah proses pengambilan sampah dari pewadahan sampah pada sumber timbulan sampah ke tempat pengumpulan sementara atau stasiun pemindah ataupun pengangkutan langsung ke lokasi pembuangan akhir. Termasuk dalam pekerjaan pengumpulan adalah penyapuan jalan. Berdasarkan lokasi pengumpulan yang dituju, pola pengumpulan dibedakan atas pengumpulan langsung dan pengumpulan tidak langsung.

Pengumpulan langsung adalah sampah dikumpulkan secara langsung dari tempat sampah untuk diangkut ke lokasi pembuangan akhir. Pengumpulan tak langsung adalah kegiatan pengumpulan dari tempat sampah untuk kemudian dibawa ke TPS atau KONTAINER.

Kegiatan pengumpulan langsung di Kabupaten Batang dilakukan dengan mobil pick up sampah. Mobil sampah ini melayani sampah permukiman dan sebagai penyisir kebersihan sampah jalan. Sedangkan kegiatan pengumpulan tidak langsung dilayani dengan gerobak dan motor sampah. Kendaraan-kendaraan tersebut melayani objek-objek seperti pasar, pertokoan, jalan, dan permukiman.

(7)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang vii Sumber : Dokumentasi, 2016

Kendaraan Pengumpul 3. Pemindahan

Pemindahan adalah kegiatan menampung sementara sampah dari kendaraan- kendaraan pengumpul. Jenis bangunan pemindah yang ada di Kabupaten Batang antara lain adalah TPS (tempat penampungan sementara) dan KONTAINER. TPS adalah jenis bangunan pemindahan sampah berupa alas lantai yang dikelilingi tembok, tanpa dilengkapi dengan kontainer. Ukuran TPS bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan.

Di Kabupaten Batang ada 88 lokasi TPS yang tersebar di 12 Kecamatan. Unit pemindah berupa kontainer dan bangunan dengan jumlah tertentu dan pengaturan penjadwalan.

Sumber : Dokumentasi, 2016

TPS dan Kontainer 4. Pengangkutan

Pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari wadah sampah atau unit pemindah menuju ke lokasi pembuangan. Kegiatan yang mengambil sampah dari wadah sampah menuju lokasi pembuangan disebut pengangkutan langsung. Jenis kendaraan yang dipakai berupa dump truk, atau pick up sampah. Kegiatan mengambil sampah dari unit pemindah (TPS atau KONTAINER) disebut pengangkutan tak langsung. Armada yang digunakan biasanya berupa arm roll.

Jenis kendaraan yang digunakan untuk pelayanan sampah di Kabupaten Batang berupa dump truck, arm roll truck, dan pick up.

(8)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang viii Sumber : Dokumentasi, 2016

Kendaraan Pengangkut 5. Pemrosesan Akhir

Setelah proses pewadahan dan pengumpulan, sampah perlu diangkut ke tempat pemrosesan akhir yang aman serta tidak mengganggu lingkungan, baik setelah dilakukan pengolahan antara (pembuangan residu) maupun tanpa diolah terlebih dahulu.

Dengan demikian tujuan pemrosesan akhir sampah adalah untuk memproses sampah domestik atau yang diklasifikasikan sejenis ke suatu tempat pemrosesan terakhir, jauh dari permukiman serta tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan.

Upaya pengelolaan yang dimaksud berupa penimbunan dengan tanah, pemasangan pipa gas, pengolahan air lindi, beserta penyemprotan insektisida untuk mengendalikan populasi serangga. Penimbunan tanah dimaksudkan untuk mengendalikan populasi tikus dan serangga serta mencegah penyebaran bau. Semakin sering frekuensi penimbunan sampah semakin baik. Pemasangan pipa gas ditujukan untuk mencegah akumulasi gas metan (CH4 ) dalam lapisan sampah. Gas metan perlu dikendalikan karena gas ini memacu ledakan. Pengolahan lindi dilakukan upaya air lindi yang terbentuk tidak mencemari air tanah dan badan air terdekat. Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di Kabupaten Batang diberi nama TPA Pasuruhan dan TPA Klegen

Sumber : Dokumentasi, 2016

TPA Randukuning Kabupaten Batang

(9)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang ix Keterangan TPA Randukuning

 Di desa tegalsari, kandeman, luas 2,5 Ha beroperasi 1995

 Metode open dumping, dengan kapasitas TPA 56109 M3, Max 200 M3/Hari

 44,62% Penimbunan sampah

 14,51% IPLT

 1,12% lindi

 18,15% jalan parkir

 7,64 komposting

 11,79% kantor dan garasi

 2,17% pemulung

 Ketinggian 25M dpl

 Kota Kabupaten 1,3 Km, Permukiman dan sekolah 300 m, Sungai 1Km, Pantai 5 Km Sedangkan untuk TPS di Kabupaten Batang memiliki 88 TPS yang tersebar di 12 kecamatan, sedangkan untuk TPS 3R hanya ada dua lokasi tepatnya di Desa Kalipucang Wetan dan Proyonanggan Selatan Kec Batang (APBN), disamping itu juga terdapat kegiatan 3R yang dilakukan skala rumah tangga dan kegiatan rumah kompos. Secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut:

Daftar Sumber Pendanaan Kegiatan 3R

Kecamatan Desa/ Kelurahan Sumber Pendanaan Jumlah

Kandeman Tegalsari APBD/ Masyarakat 2

Kandeman Depok APBD/ Masyarakat 1

Batang Pasekaran APBD/ Masyarakat 1

Batang Kalisalak APBD/ Masyarakat 2

Batang Kalipucang Wetan APBN 1

Batang Proyonanggan Utara APBN 1

Warungasem Pesaren APBD/ Masyarakat 1

Sumber : DPU ESDM, diolah 2016

Jumlah TPS Kabupaten Batang

Lokasi Jumlah Jenis Baik Rusak Rusak berat

Batang 58 Kontainer dan Bak 32 22 4

Warungasem 18 Kontainer dan Bak 10 8

Bandar 1 Bak 1

Blado 1 Bak 1

Bawang 2 TPA 1 1

Limpung 1 Bak 1

Tersono 1 Bak 1

Subah 1 Bak 1

Banyuputih 1 Bak 1

Gringsing 1 Bak 1

Kandeman 1 TPA 1

Wonotunggal 2 Bak 1 1

88 50 33 5

Sumber: DCKTR ESDM, 2015

(10)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang x Sumber : Hasil Review, 2016

Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Persampahan Drainase Perkotaan

Dengan asumsi teknis wilayah dapat dikategorikan wilayah genangan dengan asumsi genangan terjadi selama 2 jam, setinggi 30 cm, terjadi dalam dua kali selama musim hujan dan diwilayah permukiman. Berdasarkan hal tersebut, Wilayah Kabupaten Batang hampir seluruhnya tidak pernah terjadi genangan berdasarkan kaegori tersebut. Jika terjadi musim hujan saat terjadi gengangan lebih diakibatkan karena tersumbat sampah selebihnya dapat surut dalam waktu kurang dari tiga jam. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan sampah warga secara pribadi masih rendah dan kurangnya kesadaran dalam dalam membuang sampah pada tempatnya. Secara umum panjang total drainase di Kabupaten Batang yaitu 710Km dengan berbagai komdisi yang bervariasi, secara rinci adalah sebagai berikut:

• Sistem drainase tercampur oleh air hujan dan air buangan rumah tangga sehingga menimbulkan pencemaran air

• Sebagian besar saluran drainase dalam keadaan kurang memadai akibat dari sedimentasi dan pencemaran air limbah

• Banyak saluran yang tidak berfungsi baik karena penyumbatan saluran drainase

• Perencanaan saluran drainase kurang sesuai (evelasi atau bahu jalan lebih tinggi dari muka jalan) sehingga menimbulkan genangan setiap kali hujan

• Terdapat beberapa kawasan jalan yang belum memiliki saluran drainase yang memadai

• Kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan saluran masih rendah

(11)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xi

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan

Input User Interface Penampungan

Awal Pengaliran Pengolahan

Akhir Pembuangan/

Daur Ulang Kode/Nama

Aliran Air Cucian

dari Dapur

Dapur/ Tempat cuci

piring - Selokan - Sungai D1

- - - Sungai D2

Air Untuk Mandi

Pembungan kamar

mandi - Selokan - Sungai D3

- - - Sungai D4

Air Cucian

Pakaian Cucian - Selokan - Sungai D5

- - - Sungai D6

Sumber : Hasil Review, 2016

Sumber: Hasil Review, 2016

Diagaram Sistem Sanitasi Drainase

Jaringan drainase lingkungan di wilayah Kabupaten Batang dapat dilihat pada kondisi jaringan drainase di setiap kecamatan, antara lain :

 Jaringan Drainase di Kecamatan Bandar

Sistem drainase di wilayah Kecamatan bandar umumnya mengikuti jaringan jalan raya yang ada selanjutnya dialirkan ke badan air yang ada. Di wilayah Kecamatan bandar umumnya jaringan drainase dapat dibagi menjadi tiga sistem jaringan yaitu jaringan Kali Kitiran, Jaringan Kali Lojahan dan Jaringan Kali Tinap

 Jaringan Drainase di Kecamatan Warungasem

Kecamatan Warungasem pada umumnya belom memiliki sistem drainase yang terpola, saluran drainase berupa saluran yang mengikuti jalan protokol yang dibuang ke badan air. Di wilayah Kecamatan Warungasem umumnya jaringan drainase dapat dibagi menjadi dua sistem jaringan yaitu jaringan Kali Gabus dan Jaringan Kali Larangan.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Kandeman

Jaringan drainase di wilayah Kecamatan Kandeman pada dasarnya belom terpola dengan benar, saluran drainase berupa saluran yang mengikuti jalan protokol yang dibuang ke badan air yang selanjutnya di buang ke laut. Wilayah Kecamatan Kandeman umumnya jaringan drainase dapat dibagi menjadi dua buah jaringan, yaitu Jaringan Kali Sono dan Jaringan Kali Karangseneng.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Tulis

Jaringan drainase pada wilayah Kecamatan Tulis terbagi menjadi dua jaringan yaitu jaringan Kali Jamban dan Jaringan Kali Boyo.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Subah

Jaringan drainase Kecamatan Subah dibagi menjadi tiga buah jaringan, yaitu Jaringan Kali Boyo, Jaringan Kali Urang dan Jaringan Kali Kadungguling. Wilayah Kecamatan

(12)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xii

subah sendiri umumnya belum memiliki jaringan yang terpola dengan baik dan drainasenya mengikuti jaringan jalan raya yang ada dan dialirkan ke badan air kemudian dialirkan ke laut.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Banyuputih

Wilayah Kecamatan Banyuputih terdiri dari satu jaringan drainase pembuangan yaitu jaringan drainase Kali Banyuputih.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Wonotunggal

Wilayah Kecamatan Wonotunggal jaringan drainasenya dibagi menjadi tiga sistem jaringan pembuang yaitu jaringan Kali Kupang, jaringan Kali Lojahan dan jaringan Kali Watu.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Pecalungan

Jaringan saluran di Kecamatan Pecalungan terbagi menjadi dua sistem yaitu jaringan Kali Tinap dan jaringan Kali Pecalungan

 Jaringan Drainase di Kecamatan Blado

Saluran pembuangan di wilayah Kecamatan Blado yang arah kekanan bersatu dengan saluran pembuangan Kali Langsean sedangkan sebelah kiri bersatu dengan pembuangan Kali Kitiran. Untuk wilayah Kecamatan Blado sebelah Utara sendiri sistem pembuangannya masuk ke Kali Tinap.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Reban

Wilayah Kecamatan Reban terbagi atas empat sistem drainase pembuangan yaitu Kali Langsean, Kali Jabon Kali Waron dan Kali Suruan.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Bawang

Saluran pembuangan diwilayah Kecamatan Bawang umumnya belum terpola dengan baik, namun karena wilayahnya belum banyak penduduk dan kondisi topografinya yang berada pada daerah pegunungan maka kecamatan ini memiliki banyak permasalahan drainase.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Limpung

Wilayah Kecamatan Limpung terbagi atas dua sistem drainase pembuangan yaitu sistem drainase/pembuangan Kali Gambuan dan sistem drainase/pembuangan Kali Petung.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Tersono

Wilayah Kecamatan Limpung terbagi atas tiga sistem drainase pembuangan yaitu sistem drainase/pembuangan Kali Petung, sistem drainase/pembuangan Kali Bele dan sistem drainase/pembuangan Kali Lampir.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Gringsing

Wilayah Kecamatan Gringsing terbagi atas lima sistem drainase pembuangan yaitu sistem drainase/pembuangan Kali Kuto, sistem drainase/pembuangan Kali Segan, sistem drainase/pembuangan Kali Blimbing, sistem drainase/pembuangan Kali Anyar dan sistem drainase/pembuangan Kali Balik.

 Jaringan Drainase di Kecamatan Batang

Sistem drainase di Kecamatan Batang terdiri dari 3 daerah pengaliran yaitu daerah pengaliran bagian timur, bagian tengah dan bagian daerah pengaliran bagian barat.

a. Daerah pengaliran bagian timur meliputi daerah pengaliran Kali Sambong yang bermuara langsung ke laut

b. Daerah pengaliran bagian tengah meliputi daerah pengaliran Kali Mati, pada bagian hulu Kali Mati yang bermuara ke laut

c. Daerah pengaliran bagian tengah meliputi daerah pengaliran Kali Gabus.

Cakupan layanan pengelolaan drainase di Kabupaten Batang meliputi : 1. Cakupan layanan pengelolaan drainase lingkungan pemukiman

2. Cakupan layanan pengelolaan drainase lingkungan kawasan perkotaan 3. Cakupan layanan pengelolaan drainase lingkungan kawasan perdesaan

(13)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xiii Sumber: Review RTRW 2011-2031

Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Drainase Area berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi

Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai pemetaan area berisiko untuk air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan saat ini berdasarkan hasil instrumen profil serta permasalahan mendesak yang dihadapi. Secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

A. Area Berisiko Dan Permasalahan Air Limbah Domestik

Daftar Permasalahan Mendesak Sektor Air Limbah

NO PERMASALAHAN MENDESAK KETERANGAN

1 Belum beroperasinya IPLT Sampai saat ini Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) belum beroperasi karena baru selesai tahap optimalisasi / vitalisasi (tes kebocoran).

2 Belum ada masterplan pengelolaan air limbah domestik

Saat ini arah pengembangan pengelolaan air limbah domestik masih tumpang tindih sehingga diperlukan master plan pengelolaan air limbah domestik.

3 Belum ada peraturan secara khusus tentang penanganan lumpur tinja

Peraturan tentang pengolahan lumpur tinja dan pengoperasian IPLT baik retribusi maupun sistem penyedotan belum tersedia

4 Perilaku masyarakat yang masih membuang tinjanya ke sungai, Kebun

Ketiadaan saluran penyaluran limbah sehingga limbah rumah tangga memanfaatkan saluran drainase maupun sungai sehingga menjadi kotor, penuh dan berbau.

Sumber: Hasil Review, 2016

(14)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xiv Sumber: Instrumen Profil, 2016

Peta Area Beresiko Air Limbah

B. Area Berisiko Dan Permasalahan Persampahan

Daftar Permasalahan Mendesak Sektor Persampahan

NO PERMASALAHAN MENDESAK KETERANGAN

1 Belum adanya master plan pengelolaan

persampahan Arah pengembangan pengelolaan persampahan belum mempunyai arahan yang jelas karena belum memiliki master plan pengelolaan persampahan.

2 Belum adanya dukungan kebijakan daerah dalam pengelolaan sampah

Belum tersedianya design perencanaan pengelolaan sampah yang dapat mengatasi masalah persampahan di Kabupaten Batang termasuk perda persampahan

3 Cakupan pelayanan pengangkutan dan

pengelolaan persampahan masih terbatas Dengan anggaran yang terbatas maka pengelolaan persampahan hanya menjangkau di beberapa wilayah dan pada daerah IKK maupun perkotaan

4 Sarana dan prasarana pengelolaan sampah belum memadai pada daerah pelayanan (TPS dan armada)

Sarana TPS dan pengangkutan masih terbatas sehingga kurang mampu menjangkau ke seluruh wilayah Wilayah Kabupaten Batang 5 TPA Masih Open dumping. Dengan minimnya penganggaran maka operasionalisasi TPA masih bersifat open dumping bukan sanitary landfill Serta Kapasitas TPA mempunyai daya tampung terbatas yang sudah overload.

6 Perilaku masyarakat yang masih

membuang sampah sembarangan Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya

Sumber: Hasil Review, 2016

(15)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xv Sumber: Instrumen Profil, 2016

Peta Area Beresiko Persampahan

C. Area Berisiko Dan Permasalahan Drainase

Daftar Permasalahan Mendesak Sektor Drainase

NO PERMASALAHAN MENDESAK KETERANGAN

1 Masterplan drainase belum

update Masterplan DED drainase per kecamatan belum tersedia sehingga terdapat potensi pekerjaan yang masih cukup besar untuk dikerjakan di Pemerintah Kabupaten Batang.

2 Alokasi Biaya yang terbatas

untuk Pembangunan Alokasi anggaran pembangunan drainase di Kabupaten Batang masih minim karena keterbatasan anggaran APBD. Diperlukan tambahan anggaran dari Pusat maupun Provinsi untuk membangun jaringan drainase yang ada di Kabupaten Batang terutama untuk drainase primer

3 Kapasitas Jaringan Sudah Overload (topografi, sampah, teknis)

Dengan jaringan drainase yang sudah ada untuk melayani wilayah yang luas dan pengembangan jaringan yang terbatas maka jaringan yang ada sekarang kurang mampu menampung kapasitas yang semakin bertambah sehingga di beberapa daerah terjadi genangan walaupun cuma beberapa jam saja.

4 Banyak Drainase yang

tersumbat Jaringan drainase Kabupaten Batang pada saat ini di beberapa tempat mengalami sumbatan-sumbatan diakibatkan banyaknya kotoran-kotoran hasil pembangunan karena kurangnya kesadaran membuang sampah pada tempat yang disediakan. Sehingga diperlukan pengawasan yang meluas terhadap jaringan yang sudah terbangun.

5 Jaringan Drainase di tutup

Bangunan Jaringan drainase yang dibangun dekat bangunan perumahan ditutup, sehingga dengan semakin berkembangnya penduduk dan pemukimannya maka akan bisa menutupi jaringan drainase yang sudah ada serta perilaku masyarakat yang belum berubah yaitu buang sampah sembarangan terutama di saluran drainase

6 Perilaku masyarakat yang masih memanfaatkan

drainase sebagai

pembuangan sampah dan limbah

Kurangnya kesadaran masyarakat yang masih banyak menggunakan drainase untuk tujuan akhir pembuangan tanpa adanya pengelolaan sehingga mencemari drainase bahkan tersumbat akibat sampah

Sumber: Hasil Review, 2016

(16)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xvi Sumber: Instrumen Profil, 2016

Peta Area Beresiko Drainase C. SKENARIO PENCAPAIAN SASARAN

Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Batang

VISI KAB BATANG MISI KAB BATANG VISI SANITASI KABUPATEN

BATANG

MISI SANITASI KABUPATEN BATANG

“TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF, EFISIEN, DAN PROFESIONAL, UNTUK PENGUATAN EKONOMI DAERAH DAN

PENCAPAIANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT BATANG”.

Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik prima.

Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha pengembangan ekonomi yang berorientasi pada peningkatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah;

Meningkatkan pembangunan Infrastruktur untuk menunjang peningkatan ekonomi daerah dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat;

Meningkatkan kualitas

sumberdaya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

TERWUJUDNYA KABUPATEN BATANG YANG BERSIH DAN SEHAT MELALUI

PENINGKATAN LAYANAN SANITASI YANG RAMAH LINGKUNGAN MENUJU PENINGKATAN EKONOMI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

MISI AIR LIMBAH

Meningkatkan Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana Pengelolaan air limbah rumah yang berwawasan lingkungan

 Meningkatkan sosialisasi

pemanfaatan IPLT,mmeningkatan pengetahuan masyarakat tentang perda retribusi penyedotanan tinja

 Mengalokasikan anggaran untuk sosialisasi akan pentingnya membangun jamban rumah tangga dan septic tank yang sesuai kriteria

 Meningkatkan cakupan layanan sarana prasarana pengelolaan air limbah skala lingkungan maupun kawasan

Mewujudkan Regulasi dan Standart Teknis Pengolahan Air Limbah

 Penyediaan dokumen Masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang air limbah

 Mengundangkan peraturan daerah terkait air limbah

Sosialisasi dan kampanye kesehatan lingkungan

 Kampanye/ promosi dan sosialisasi pembangunan dan penggunaan sarana sanitasi air limbah kepada masyarakat

 Meningkatkan kesadaran

masyarakat terkait dampak limbah domestik yang menimbulkan penyakit

MISI PERSAMPAHAN

Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas

(17)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xvii

VISI KAB BATANG MISI KAB BATANG VISI SANITASI KABUPATEN

BATANG

MISI SANITASI KABUPATEN BATANG

Pelayanan Persampahan.

 Peningkatan sistem TPA dari open dumping menjadi sanitary landfill serta prasarana pendukung

 Meningkatkan sarana prasarana persampahan dan kerjasama dengan pemerintah pusat terkait anggaran

 Mengoptimalkan proses pewadahan dan pengangkutan sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan

 Mengembangkan Fasilitas Pengelolaan dan Pengolahan sampah

 Mengurangi tempat pembuangan sampah sementara liar di lingkungan permukiman

Mewujudkan Regulasi dan Standart Teknis Pengolahan Persampahan

 Penyediaan dokumen Masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang persampahan

 Mengundangkan peraturan daerah terkait persampahan

Sosialisasi dan kampanye kesehatan lingkungan

 Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri MISI DRAINASE

Mewujudkan Sistem/ Tata Kelola Drainase Yang Ramah Lingkungan.

 Menambah kapasitas drainase yang

 Menganggarkan sektor drainase ada dalam penganggaran di masing- masing SKPD terkait

 Meningkatkan Sarana Prasarana Drainase yang berwawasan lingkungan

 Memperbaiki Sarana Prasarana Drainase

Mewujudkan Regulasi dan Standart Teknis Pengolahan Drainase

 Penyediaan dokumen Masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang drainase

 Mengundangkan peraturan daerah terkait drainase

Sosialisasi dan kampanye kesehatan lingkungan

 Meningkatkan Kesadaran

Masyarakat Tentang Keikut Sertaan Dalam Pembangunan dan

Pemeliharaan Infrastruktur Drainase Yang Ramah Lingkungan

 Kampanye Kebersihan lingkungan

Sumber: Hasil Review, 2016

Dalam rangka peningkatan akses sanitasi selama jangka menengah di Kabupaten Batang maka dperlukan scenario pencaiapain sasaran yang dirinci selama 5 tahun yang mencakup sektor air limbah, persampahan dan draiase yaitu sebagai berikut:

Skenario Pencapaian Sasaran Sanitasi Kabupaten Batang

(18)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xviii

Komponen Tahun

2015 2017 2018 2019 2020 2021

Air Limbah Domestik 65.64 72.51 79.38 86.26 93.13 100.00

Persampahan 4.63 23.70 42.78 61.85 80.93 100.00

Drainase Perkotaan 20.96 36.77 52.58 68.38 84.19 100.00 Sumber: Analisis, 2016

Berdasarkan hal diatas, dapat diuraikan bahwa pencapaian sasaran sampai akhir tahun perencanaan diharapkan dapat mencapai 100% yang dirinci dalam setiap tahunnya yang sesuai dengan target pencapaian sanitasi di Kabupaten Batang dalam pemenuhan target 100-0-100. Terlihat bahwa cakupan eksisting layanan air limbah 65,64%, persampahan 4,63% dan drainase perkotaan 20,96%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diuraian bahwa untuk mencapai target tersebut, maka capaian layanan per tahun harus ditingkatkan yaitu untuk layanan air limbah 6,87%, persampahan 19,07% dan drainase perkotaan 15,81%.

D. STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH

STRATEGI PENJELASAN

 Meningkatkan sosialisasi pemanfaatan IPLT,mmeningkatan pengetahuan masyarakat tentang perda retribusi penyedotanan tinja

 Mengalokasikan anggaran untuk sosialisasi akan pentingnya membangun jamban rumah tangga dan septic tank yang sesuai kriteria

 Meningkatkan cakupan layanan sarana prasarana pengelolaan air limbah skala lingkungan maupun kawasan

 Penyediaan dokumen Masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang air limbah

 Mengundangkan peraturan daerah terkait air limbah

 Kampanye/ promosi dan sosialisasi pembangunan dan penggunaan sarana sanitasi air limbah kepada mesyarakat

 Meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dampak limbah domestik yang menimbulkan penyakit

 Mengoptimalkan pemanfaatn IPLT yang sudah selesai direhabilitasi secara maksimal

 Menambah armada dan peningkatan sarana prasarana pengelolaan air limbah

 Mengembangkan system pengelolaan air limbah secara komunal sesuai dengan karakteristik geografis yang ada baik secara on site aupun komunal

 Penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan

 Mengoptimalkan anggaran yang ada dalam APBD untuk mengatasi permasalahan limbah domestik akibat pertumbuhan dan persebaran penduduk yang tinggi dan miskin serta sinkronisasi dan koordinasi secara rutin bersama seluruh SKPD dalam rangka sinergi program khususnya sanitasi

 Membentuk kelompok pengelola di lokasi lokasi sasaran agar prasarana yang ada dapat lestari dan terpelihara serta dimanfaatkan secara optimal sedangkan kelompok pengelola sanitasi yang sudah terbentuk perlu dilakukan pembinan secara rutin

 Peningkatan sosialiasai dan promosi secara berkelanjutan kepada semua pihak terkait dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan kebersihan lingkungan untuk menjaga kualitas hidup yang lebih baik

(19)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xix STRATEGI PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN

STRATEGI PENJELASAN

 Peningkatan sistem TPA dari open dumping menjadi sanitary landfill serta prasarana pendukung

 Meningkatkan sarana prasarana persampahan dan kerjasama dengan pemerintah pusat terkait anggaran

 Mengoptimalkan proses pewadahan dan pengangkutan sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan

 Mengembangkan Fasilitas Pengelolaan dan Pengolahan sampah

 Mengurangi tempat pembuangan sampah sementara liar di lingkungan permukiman

 Penyediaan dokumen Masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang persampahan

 Mengundangkan peraturan daerah terkait persampahan

 Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri

 Melakukan usaha-usaha diversifikasi akibat terbatasnya jumlah dan kapasitas TPA serta teknologi yang masih open dumping sehingga pengelolaan sampah menjadi terpadu, diperlukan lokasi baru dalam pengelolaan sampah dan penerapan teknologi yang tepat untuk meminimalkan samapah yang ada

 TPA mengarah pada system sanitary landfill serta prasarana pendukung yang memadai

 Perlunya peningkatan kinerja pengelolaan sampah dengan menambah jumlah personal operator dan fasilitas pendukung dan peralatan

 Pengoptimalan anggaran yang ada serta menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat maupun provinsi dalam penganggaran persampahan

 Mengembangkan teknologi tepat guna dalam penegelolaan sampah

 Penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan

 Penyediaan TPS pada lokasi lokasi yang belum ada tempat penampungannya agar pembuangan tidak liar dan sembarangan

 Meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga SDM yang ada mampu melakukan diversifikasi meskipun dalam keterbatasan personil dan sarana prasarana sehingga mampu melayani masyarakat secara optimal

 Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi pengendalian dan pelaporan terhadap program dan kegiatan pengelolaan persampahan

 Melakukan pengelolaan persampahan secara terpadu agar berjalan secara sitematis dan terstruktur mulai dari perencanaan pelaksanaan dan pemantauan

 Meningkatkan kapasitas dan kinerja kelembagaan secara optimal untuk mengoptimalkan

STRATEGI PENGEMBANGAN DRAINASE

STRATEGI PENJELASAN

 Menambah kapasitas drainase yang ada

 Menganggarkan sektor drainase dalam penganggaran di masing-masing SKPD terkait

 Meningkatkan Sarana Prasarana Drainase yang berwawasan lingkungan

 Memperbaiki Sarana Prasarana Drainase

 Penyediaan dokumen Masterplan dan advokasi kebijakan PERDA bidang drainase

 Mengundangkan peraturan daerah terkait drainase

 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Keikut Sertaan Dalam Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Drainase Yang Ramah Lingkungan

 Kampanye Kebersihan lingkungan

 Menambah volume kapasitas / ukuran melalui perencanaan teknik yang sesuai kondisi lapangan

 Pengoptimalan pendanaan yang ada melalui pemilahan program prioritas dan urgen khususnya pada lokasi lokasi yang menjadi lokasi genanagan baik malalui pemerintah maupun partisipasi serta memperioritaskan anggaran untuk drainase di masing masing SKPD

 Merabilitasi srana prasarana drainase yang kondisinya kurang optimal/ buruk

 Perlunya penyusunan masterpan skala

(20)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xx

STRATEGI PENJELASAN

lingkungan bagi lokasi yang belum memiliki sebagai panduan dalam perencanaan system drainase dalam rangka pencegahan terjadinya genangan beserta prioritas penannganannya sheingga akan mempermudah dalam perencanaannya

 Penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan drainase

 Pengelolaan system drainase secara terpadu dari system primer sekunder maupun tersier sehingga akan terkoneksi secara teratur dan pengaliaran dapat berjalan optimal

 Bangunan bangunan liar yang berdiri diatas saluran perlu dilakukan penertiban dengan pendekatan personal agar saluran yang ada dapat berfungsi secara optimal dnegan melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada warga secara berkelanjutan

 Peningkatakan kapasitas SDM melalui pembinaan secara teratur dan berkelanjutan agar terjadi sinergi

 Melakukan pengelolaan drainase secara terpadu agar berjalan secara sitematis dan terstruktur mulai dari perencanaan pelaksanaan dan pemantauan

 Membentuk kelompok pengelola di lokasi lokasi sasaran agar prasarana yang ada dapat lestari dan terpelihara serta dimanfaatkan secara optimal sedangkan yang sudah terbentuk perlu dilakukan pembinan secara rutin Melakukan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan serta pemeliharaan drianase secara berkelanjutan

E. PENDANAAN SANITASI

Proses penyusunan rencana program investasi ini telah melalui aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan sanitasi.

Dengan tersusunnya program inverstasi ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 yang telah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Batang, sekaligus dapat memberikan gambaran sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi bagi bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Batang.

(21)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xxi

Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun

No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total

Anggaran

2017 2018 2019 2020 2021

1 Air Limbah Domestik 27,782.50 29,312.50 48,547.50 48,762.50 29,037.50 183,442.50 2 Persampahan 13,960.00 27,530.00 15,755.00 31,625.00 52,593.75 141,463.75 3 Drainase 5,065.00 4,615.00 5,215.00 5,265.00 6,915.00 27,075.00

Jumlah 46,807.50 61,457.50 69,517.50 85,652.50 88,546.25 351,981.250 Sumber: Hasil Analisis, 2016

Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun Per Sumber Anggaran

No. Sumber

Anggaran

Tahun Anggaran Total

Anggaran

2017 2018 2019 2020 2021

A. Pemerintah

1 APBD Kab/Kota 12,257.50 26,477.50 10,107.50 9,772.50 12,246.25 70,861.25 2 APBD Provinsi 4,100.00 4,230.00 8,860.00 5,030.00 6,650.00 28,870.00 3 APBN 20,600.00 20,900.00 40,700.00 61,000.00 59,800.00 203,000.00

4 DAK 9,300.00 9,300.00 9,300.00 9,300.00 9,300.00 46,500.00

Jumlah A 46,257.50 60,907.50 68,967.50 85,102.50 87,996.25 349,231.25 B.

1 CSR Swasta 0 0 0 0 0.00

2 Masyarakat 550.00 550.00 550.00 550.00 550.00 2,750.00

Jumlah B 550 550 550 550 550 2,750.00

Total (A + B) 46,807.50 61,457.50 69,517.50 85,652.50 88,546.25 351,981.25 Sumber: Hasil Analisis, 2016

Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota

No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total

Anggaran

2017 2018 2019 2020 2021

1 Air Limbah Domestik 3,307.50 4,187.50 3,522.50 3,437.50 3,412.50 17,867.50 2 Persampahan 8,335.00 21,175.00 5,370.00 5,070.00 7,418.75 47,368.75 3 Drainase 1,565.00 1,115.00 1,215.00 1,265.00 1,415.00 6,575.00

Jumlah 13,207.50 26,477.50 10,107.50 9,772.50 12,246.25 71,811.25 Sumber: Hasil Analisis, 2016

(22)

Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang xxii Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi

No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total

Anggaran

2017 2018 2019 2020 2021

1 Air Limbah Domestik 2,100.00 2,100.00 2,100.00 2,100.00 2,100.00 10,500.00 2 Persampahan 500.00 630.00 5,260.00 1,430.00 3,050.00 10,870.00 3 Drainase 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 7,500.00

Jumlah 4,100.00 4,230.00 8,860.00 5,030.00 6,650.00 28,870.00 Sumber: Hasil Analisis, 2016

Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan APBN

No. Uraian Kegiatan

Tahun Anggaran Total

Anggaran

2017 2018 2019 2020 2021

1 Air Limbah

Domestik 12,650.00 13,300.00 33,200.00 33,500.00 13,800.00 106,450.00 2 Persampahan 5,000.00 5,600.00 5,000.00 5,000.00 2,000.00 82,600.00 3 Drainase 2,000.00 2,000.00 2,500.00 2,500.00 4,000.00 13,000.00 Jumlah 19,650.00 20,900.00 40,700.00 61,000.00 59,800.00 202,050.00 Sumber: Hasil Analisis, 2016

Rekapitulasi Dengan Sumber Pendanaan DAK

No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total

Anggaran

2017 2018 2019 2020 2021

1 Air Limbah Domestik 9,300.00 9,300.00 9,300.00 9,300.00 9,300.00 46,500.00

2 Persampahan 0 0 0 0 0 0.00

3 Drainase 0 0 0 0 0 0.00

Jumlah 9,300.00 9,300.00 9,300.00 9,300.00 9,300.00 46,500.00 Sumber: Hasil Analisis, 2016

Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat

No. Uraian Kegiatan Tahun Anggaran Total

Anggaran

2017 2018 2019 2020 2021

1 Air Limbah Domestik 425.00 425.00 425.00 425.00 425.00 2,125.00

2 Persampahan 125.00 125.00 125.00 125.00 125.00 625.00

3 Drainase 0 0 0 0 0 0.00

Jumlah 550.00 550.00 550.00 550.00 550.00 2,750.00

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Sistem tenaga dengan PSOPSS dan GAPSS mampu menggeser nilai eigen kearah kiri sumbu imajiner sehingga nilainya semakin negatif sehingga dihasilkan peredaman yang

• Prinsipnya adalah membuat gambar-gambar tersebut (edit & hapus) menjadi link, yang kalau di klik akan mengirim kolom id data ke halaman lain (mis editData.php

Sejumlah 100 gram daun sirih merah kering yang telah halus direndam dalam pelarut organik (n-heksana) sampai terendam selama tiga hari, kemudian disaring. Filtrat yang

Dengan adanya asumsi seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa game yang mengimplementasikan kecerdasan buatan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sehingga

Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun yang

MDF menyumbang 10% dari keseluruhan dana rekonstruksi, dan kontribusi tersebut telah mendukung upaya Pemerintah Indonesia dan memberikan forum dialog dengan pemerintah pusat,

Sementara itu, seiring dengan intermediasi perbankan secara industri, penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga tumbuh melambat disertai

 Metode penyimpulan : Jika nilai indikator yang diperoleh dari hasil pemantauan termasuk sedang dan buruk, maka kegiatan pengelolaan di kawasan yang memiliki NKT1.2 yang