• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penolakan Pencairan Bank Garansi Oleh Bank Terkait Dengan Wanprestasi Pemilik Proyek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penolakan Pencairan Bank Garansi Oleh Bank Terkait Dengan Wanprestasi Pemilik Proyek."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENOLAKAN PENCAIRAN BANK GARANSI OLEH BANK TERKAIT DENGAN WANPRESTASI PEMILIK PROYEK

Oleh: Ref Fitri YentiZ

110120130011

Komisi Pembimbing : Dr. Tarsisius Murwadji, S.H.,M.H.

Dr. Etty Mulyati, S.H.,M.H.

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Hukum

Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Bisnis

PROGRAM MAGISTER (S2) ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

(2)

A. Latar Belakang

Lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dan

strategis untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian, disebabkan

salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara adalah kemajuan ekonominya

dan tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis, maka

bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan

kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Salah satu jasa lembaga perbankan adalah bank garansi yang

mendorong aktivitas dunia usaha, diamanatkan dalam Pasal 1 ayat 2

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (selanjutnya

disebut Undang-Undang Perbankan) disebutkan bahwa:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak”1

Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara.

Bank merupakan lembaga keuangan yang dapat memobilisasi dana

masyarakat secara efektif, yaitu sebagai penghimpun dana dan

menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk pembiayaan kegiatan yang

produktif bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut

1Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7

(3)

menunjukkan bahwa bank merupakan suatu lembaga keuangan yang

sangat penting dalam menjalankan perekonomian dan perdagangan.

Dengan semakin banyak di Indonesia, semakin banyak pula produk

atau jasa bank yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini merupakan

tanda persaingan antar bank semakin meluas, sehingga masyarakat harus

memilih berdasarkan kelebihan dari produk-produk terbaik yang

ditawarkan bank tersebut.

Bank garansi merupakan salah satu jasa bank yang ditawarkan oleh

bank disamping jasa-jasa lainnya. Penerbitan bank garansi oleh bank

merupakan salah satu cara untuk menunjang pembangunan yang dilakukan

oleh sektor swasta, khususnya di bidang konstruksi, dimana Bank Garansi

itu diterbitkan dengan tujuan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan

pembangunan suatu proyek dari mulai terjadinya tender sampai dengan

penyelesaian proyek tersebut.

Bank garansi merupakan perjanjian penanggungan yang diatur

dalam Pasal 1820 KUH Perdata. Istilah bank garansi berasal dari bahasa

inggris guarantee atau guaranty yang berarti menjamin atau jaminan.2

Menjamin atau jaminan dalam perjanjian garansi dimaksudkan sebagai

tindakan dari pihak garantor untuk menjamin jika seseorang tidak

melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dijanjikan, misalnya tidak

membayar hutang-hutangnya, si garantor tersebutlah yang akan

melaksanakan atau mengambil alih kewajiban tersebut, jadi apabila bank

2 H.R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti,

(4)

yang menjadi garantor, maka banklah yang akan melaksanakan atau

mengambil alih kewajiban tersebut.3

Bank garansi diberikan oleh bank kepada nasabahnya yang akan

melakukan suatu tugas yang sangat terbatas dan terpilih, namun tidak

membutuhkan fasilitas kredit secara langsung dari bank.4 Fasilitas

pemberian kredit yang dimaksudkan adalah semua fasilitas yang

disediakan oleh bank, baik yang langsung dapat digunakan maupun

fasilitas yang setiap saat dapat ditarik serta pemberian fasilitas pemberian

garansi dan penyertaan bank pada perusahaan yang bersangkutan.5

Secara sederhana bank garansi dapat diartikan sebagai jaminan

untuk memenuhi suatu kewajiban nasabah, apabila nasabah yang dijamin

oleh bank tersebut kemudian hari tidak memenuhi kewajiban kepada pihak

lain sebagaimana yang telah dijanjikan. Berdasarkan risiko pemberian

bank garansi, Bank Indonesia sebagai pembina perbankan nasional,

menggunakan ketentuan tentang Batas Minimun Pemberian Kredit

(BMPK) dan Kewajiban Pemenuhan Modal Maksimum (KPMM) kepada

bank penerbit bank garansi.6

Setiap pemberian bank garansi, bank terlebih dahulu meminta

kepada nasabah yang akan dijaminkannya untuk memberikan jaminan

lawan atau kontragaransi. Kontragaransi ini nilai tunainya

sekurang-3Ibid, Hlm 158

4Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, Gramedia Pusataka Utama, Jakarta, 1993,

Hlm.59

5Widjanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti,

1997, Hlm.78

(5)

kurangnya harus sama dengan jumlah yang ditetapkan sebagai jaminan

yang tercantum dalam perjanjian bank garansi. Jaminan ini dapat berupa

uang tunai atau simpanan giro, deposito, surat-surat berharga atau harta

kekayaan barang-barang bergerak atau tidak bergerak.7

Kasus yang terjadi dalam penolakan pencairan bank garansi adalah

sebagai berikut:

PT Arena Agro Utama (pemilik proyek) melakukan pertemuan

untuk rencana melakukan perjanjian kerjasama dengan PT.Pradipta Surya

Gemilang (Kontraktor) untuk pembuatan gudang pupuk PT.Arena Agro

Utama. Dalam perjanjian ini pemilik proyek mensyaratkan adanya bank

garansi. Dalam perjanjian bank garansi telah dijelaskan bahwa pengerjaan

proyek dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor. Akan tetapi pemilik proyek

meminta adanya penambahan daya listrik baru, kemudian pihak kontraktor

tidak memenuhi permintaan pemilik proyek, dikarenakan tidak ada

tercantum dalam perjanjian kerjasama. Pihak pemilik proyek mengajukan

pencairan bank garansi ke bank nagari dan bank nagari menolak untuk

mecairkan bank garansi tersebut.

Adapun mengenai penelitian dalam kaitannya dengan bank garansi

sebagai jaminan yang diberikan oleh bank telah diangkat dan dibahas

sebelumnya oleh Hapsari Putri mahasiswa Pasca Sarjana Universitas

Indonesia Jurusan Hukum dalam tesis yang berjudul Pelaksanaan Kontra

Bank Garansi (KBG) di PT. Asuransi Kredit Indonesia (Persero)

(6)

Berdasarkan Prinsip Hukum Asuransi dan Prinsip Hukum Perbankan

dengan fokus tentang varivikasi klaim/ pre claim treatment yang

dilakukan oleh Askrindo terhadap surat pemutusan kerjasama yang

menjadi dasar wanprestasi Principal dan menjadi hak Obligee dalam

mengajukan tuntutan klaim pencairan bank garansi kepada Bank BRI dan

I Putu Taruna Yoga Sanjaya, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Padjadjaran, dengan judul “Pelaksanaan Kontra Bank Garansi Sebagai

Jaminan Lawan Atas Diterbitkannya Bank Garansi yang diberikan

terhadap pemilik proyek (oblige) dikaji dengan prinsip-prinsip hukum

jaminan, perbankan, asuransi, dan hukum perjanjian

Adapun perbedaan dengan tesis penulis terletak pada objek

penelitian yang penulis angkat yaitu penolakan pencairan bank garansi

terkait dengan wanprestasinya pemilik proyek

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

dan mengangkat mengenai permasalahan pemberian bank garansi oleh

Bank Nagari dalam bentuk tesis yang berjudul:

PENOLAKAN PENCAIRAN BANK GARANSI OLEH BANK TERKAIT DENGAN WANPRESTASI PEMILIK PROYEK

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas

(7)

1. Bagaimana bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses

pencairan Bank Garansi terkait dengan wanprestasinya terlebih dahulu

dari pemilik proyek?

2. Bagaimana proses pencairan Bank Garansi yang menjamin kepastian

hukum dalam hal perjanjian kerjasama antara kontraktor dan pemilik

proyek , terkait dengan wanprestasi pemilik proyek?

Bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses pencairan

bank garansi adalah dengan penerapan kontra garansi atau jaminan lawan dari

nasabah dan bank juga harus mengetahu secara pasti dan jelas bagaimana

perjanjian kerjasama antara pihak kontraktor dengan pemilik proyek. Hal ini

dilakukan oleh bank, agar dalam pencairan klaim garansi tidak ada

kesalahpahaman atau kekeliruan yang terjadi dan pihak bank juga tidak dirugikan.

Pemberian bank garansi ini timbul karena adanya kehendak dari pihak yang

dituangkan dalam suatu perjanjian bank garansi. Akibat hokum dari perjanjian

tersebut bank berkewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan,

apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi). Dengan demikian

pemberian bank garansi tersebut terdiri dari tiga pihak, yaitu pihak bank, terjamin

dan penerima jaminan.

Metode yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah deskiriptif

analisis, dimana untuk menganalisis objek penelitian dengan memaparkan situasi

dan masalah untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan keberadaan objek

penelitian dengan cara pemaparan data yang diperoleh sebagaimana adanya, yang

(8)

pendekatan yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah yuridis normatif,

yaitu mengutamakan pencairan data sekunder dengan bahan hokum primer,

sekunder, tersier atau dititik beratkan pada data sekunder dibidang hokum

perbankan.

Proses pencairan bank garansi yang menjamin kepastian hukum bahwa

pihak penerima jaminan harus dapat melampirkan surat perjanjian kerjasama dan

surat yang menyatakan bahwa pihak kontraktor atau nasabah telah wanprestasi.

Sebelum adanya pernyataan wanprestasi ini, pihak penerima jaminan (pemilik

proyek) harus telah melakukan somasi sebanyak tiga kali kepada pihak

kontraktor. Apabila hal ini ini belum dilakukan oleh pemilik proyek, maka bank

Referensi

Dokumen terkait

Editing terdiri dari dua pengertian; editing produksi (proses pemilihan gambar serta penyambungan gambar yang telah diambil) dan editing paska produksi (teknik- teknik

Dengan demikian, implementasi penelitian ini menunjukan bahwa adanya sikap itsar, kepuasan diri dan perilaku penggunaan media sosial yang tepat dapat meningkatkan

Hasil belajar peserta didik juga masih banyak yang belum tuntas atau tidak masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika yaitu sebesar

pada varietas Jawa dan Brebes merupakan SYSV dan merupakan satu spesies yang sama dengan SYSV isolat lain (isolat SYSV dari Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam)

Kecamatan Maduran merupakan salah satu kecamatan yang ditetapkan sebagai desa sentra usaha kecil menengah, khususnya kerajinan pada bidang kreatifitas tenun. Hal ini

The Rietveld Refinements confirmed that the Fe-Cr microalloy could be obtained by applying an ultrasonic irradiation method to the solution Fe, Cr in a toluene liquid for

From a formal language description called a grammar , ANTLR generates a parser for that language that can automatically build parse trees, which are data

Hasil pengujian langsung oleh DKK-Banyumas menyatakan bahwa 90% jajanan anak terutama anak sekolah dasar di kabupaten Banyumas tidak sehat. Keberadaan kantin di