ABSTRAK
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN FISIK KELUARGA, DAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS XI
Studi Kasus: SMA Santa Maria, Jl Ireda no 19A, Yogyakarta
Frisca Rosecialine Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI; (2) pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI; (3) pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI; (4) pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XI yang berjumlah 80 siswa di SMA Santa Maria, Jl Ireda no 19A, Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga adalah product moment, dan untuk menguji hipotesis keempat digunakan analasis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (rx1y = -0,124; p = 0,136 > α =
0,05); (2) tidak ada pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (rx2y = 0,130; p = 0,125 > α = 0,05); (3) tidak ada pengaruh
lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (rx3y = 0,309; p =
0,309 > α = 0,05); (4) tidak ada pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (Ry123 = 0,25; Fhitung = 1,787; p = 0,157 > α = 0,05).
ABSTRACT
THE EFFECT OF LEARNING DISCIPLINE, FAMILY AND SCHOOL INFRASTRUCTURE ENVIRONMENT TOWARDS THE LEARNING
ACHIEVEMENT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS
A Case Study on Santa Maria Senior High School at 19 A Jl Ireda, Yogyakarta
Frisca Rosecialine Sanata Dharma University
2011
The purpose of the research are to identify : (1) the effect of learning discipline towards the learning achievement of the eleventh grade students; (2) the effect of infrastructure environment of the family towards the learning achievement of the eleventh grade students; (3) the effect of infrastructure environment of the school towards the learning achievement of the eleventh grade students; (4) the effects of the learning discipline, the family and the school infrastructure environment towards the learning achievement of the eleventh grade students.
The research is a case study on the 80 students of the eleventh grade of Santa Maria Senior High School at 19 A Jl Ireda, Yogyakarta. The methods of collecting the data were questionnaire and documentation. The technique of analysis to test the first, second, and third hypothesis was product moment and to test the fourth hypotesis was the multiple regression.
The results show that (1) there isn’t any effect of learning discipline towards the learning achievement of the eleventh grade students (rx1y = -0,124; p =
0,136 > α = 0,05); (2) there isn’t any effect of infrastructure environment of family towards the learning achievement of the eleventh grade students (rx2y =
0,130; p = 0,125 > α = 0,05); (3) there isn’t any effect of infrastructure environment of school towards the learning achievement of the eleventh grade students (rx3y = 0,309; p = 0,309 > α = 0,05); (4) there isn’t any effect of learning
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN FISIK KELUARGA
DAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS XI
SKRIPSI
Oleh:
Frisca Rosecialine NIM: 071334030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN FISIK KELUARGA
DAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI
SKRIPSI
Oleh:
Frisca Rosecialine NIM: 071334030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Fisik Keluarga, dan Lingkungan Fisik Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI
Studi Kasus: SMA Santa Maria, Jl. Ireda no 19A Yogyakarta
Oleh:
Frisca Rosecialine
NIM: 071334030
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
PERSEMBAHAN
KU PERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Papa ku Dendy Alfan Sentosa
Mama ku Esther
Cece ku Florence
MOTTO
Keberhasilan harus mendahului nasib baik. Tidak ada orang yang bisa disebut bernasib baik,
jika dia tidak lebih dulu berhasil. Untuk berhasil, dia harus melalui proses membangun nasib
baik, yaitu:
1. Berniat untuk membaikkan kehidupan.
2. Bersungguh-sungguh bekerja.
3. Mensyukuri hasil kerja.
4. Memperluas kemanfaatan bagi sesama.
5. Memelihara kerendahan hati.
Dan itu adalah cara membuktikan iman.
Teguh-PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2011
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Frisca Rosecialine
Nomor Mahasiswa : 071334030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh Disiplin
Belajar, Lingkungan Fisik Keluarga, dan Lingkungan Fisik Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI”. Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Agustus 2011
Yang menyatakan
ABSTRAK
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN FISIK KELUARGA, DAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS XI
Studi Kasus: SMA Santa Maria, Jl Ireda no 19A, Yogyakarta
Frisca Rosecialine Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI; (2) pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI; (3) pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI; (4) pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XI yang berjumlah 80 siswa di SMA Santa Maria, Jl Ireda no 19A, Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga adalah product moment, dan untuk menguji hipotesis keempat digunakan analasis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (rx1y = -0,124; p = 0,136 > α = 0,05); (2) tidak ada pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (rx2y = 0,130; p = 0,125 > α = 0,05); (3) tidak ada pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (rx3y = 0,309; p = 0,309 > α = 0,05); (4) tidak ada pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa kelas XI (Ry123 = 0,25; Fhitung = 1,787; p = 0,157 > α = 0,05).
ABSTRACT
THE EFFECT OF LEARNING DISCIPLINE, FAMILY AND SCHOOL INFRASTRUCTURE ENVIRONMENT TOWARDS THE LEARNING
ACHIEVEMENT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS
A Case Study on Santa Maria Senior High School at 19 A Jl Ireda, Yogyakarta
Frisca Rosecialine
Sanata Dharma University
2011
The purpose of the research are to identify : (1) the effect of learning discipline towards the learning achievement of the eleventh grade students; (2) the effect of infrastructure environment of the family towards the learning achievement of the eleventh grade students; (3) the effect of infrastructure environment of the school towards the learning achievement of the eleventh grade students; (4) the effects of the learning discipline, the family and the school infrastructure environment towards the learning achievement of the eleventh grade students.
The research is a case study on the 80 students of the eleventh grade of Santa Maria Senior High School at 19 A Jl Ireda, Yogyakarta. The methods of collecting the data were questionnaire and documentation. The technique of analysis to test the first, second, and third hypothesis was product moment and to test the fourth hypotesis was the multiple regression.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda
Maria atas Rahmat dan KaruniaNya yang telah dilimpahkan sehingga dengan
keterbatasan yang ada, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN FISIK KELUARGA,
DAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS XI”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, perhatian, dorongan,
dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan pada kesempatan
ini penulisa ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Bapak Rohandi, Ph.D.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Bapak Indra Darmawan,S.E., M.Si.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Drs. FX Muhadi, M. Pd. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah dan Wakil kepala Sekolah SMK YPKK 1 Yogyakarta yang
telah memberikan ijin validitas dan reliabilitas.
8. Siswa SMK YPKK 1 Yogyakarta kelas X AK yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas.
9. Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian
10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA Santa Maria Yogyakarta
kelas XI yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
11. Papa dan Mama yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, perhatian
dan dukungan doa.
12. Ce Floren yang memberikan motivasi, sehingga penulis bersemangat untuk
menyelesaikan kuliah.
13. Sayankq Budiman Susanto yang selalu memberikan cinta, kasih sayang,
14. Tiksna Purnamasari (Monox) dan Andreas Kuncoro (Andro), Ratri yang
membantu dalam proses menyusun skripsi.
15. Thatiana Umi, Apriliya Wahyuning Mega, Siwi Purnawati, Monica dan
semua teman angkatan 2007, terimakasih untuk kebersamaan selama kurang
lebih empat tahun di kampus Universitas Sanata Dharma.
16. Donny Jean Wahyudi Lie (Ko jean), Ko Ayin, Ko Deky yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan doa.
17. Cho-Cho yang selalu setia menemaniku dalam menyusun skripsi.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik ... 8
1. Disiplin Belajar ... 8
2. Lingkungan Fisik Keluarga ... 15
3. Lingkungan Fisik Sekolah... 17
4. Prestasi Belajar Siswa ... 19
B. Kerangka Berfikir ... 22
C. Model Penelitian ... 27
D. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ... 28
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 29
1. Variabel penelitian ... 29
2. Pengukuran Variabel ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
1. Jenis instrumen ... 31
2. Penyusunan Kuesioner ... 31
F. Pengujian Instrumen Penelitian... 33
2. Pengujian Reliabilitas ... 37
G. Teknik Analisis Data ... 38
1. Statistik Deskriptif ... 38
2. Uji Prasyarat Analisis ... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Sekolah ... 43
B. Visi dan Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 44
C. Organisasi ... 45
D. Kurikulum ... 46
E. Organisasi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 47
F. Keadaan Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 49
G. Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Belajar ... 53
H. Sumber Daya Manusia SMA Santa Maria ... 53
I. Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 57
J. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 57
K. Proses Belajar Mengajar SMA Santa Maria Yogyakarta ... 60
L. Fasilitas pendidikan dan Latihan ... 61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 62
B. Analisis Data ... 65
C. Pembahasan ... 70
B. Keterbatasan Penelitian ... 74
C. Saran ... 74
DATA TABEL
Tabel 3.1 Pemberian Skor Disiplin Belajar ... 30
Tabel 3.2 Pemberian Skor Lingkungan Fisik Keluarga ... 30
Tabel 3.3 Pemberian Skor Lingkungan Fisik Sekolah ... 31
Tabel 3.4 Operasional Variabel... 32
Tabel 3.5 Deskriptif Responden ... 38
Tabel 3.6 Standar Patokan Penilaian dengan PAP II ... 39
Tabel 5.1 Disiplin Belajar ... 62
Tabel 5.2 Lingkungan Fisik Keluarga ... 63
Tabel 5.3 Lingkungan Fisik Sekolah ... 64
Tabel 5.4 Prestasi Belajar Siswa ... 65
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 66
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian ... 77
LAMPIRAN II Data Induk Penelitian ... 86
LAMPIRAN III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 98
LAMPIRAN IV Data Mentah Uji Normalitas, Uji linieritas, dan Uji Hipotesis ... 115
LAMPIRAN V Uji Normalitas, Uji Normalitas, dan Uji Hipotesis ... 118
LAMPIRAN VI Daftar Distribusi Frekuensi ... 128
LAMPIRAN VII Interprestasi Terhadap Variabel Penelitian ... 136
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan jaman yang ditandai dengan arus globalisasi,
perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi seperti sekarang ini selain
membawa perubahan terhadap kualitas sumber daya manusia juga
memberikan perubahan pada berbagai bidang khususnya bidang pendidikan.
Untuk menghadapi perubahan tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan
mutu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan
kemajuan manusia baik jasmani maupun rohani. Pendidikan merupakan proses
budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Hasil pendidikan
dianggap tinggi mutunya apabila kemampuannya baik dalam lembaga
pendidikan yang lebih tinggi maupun dalam masyarakat.
Untuk mencapai mutu pendidikan yang di inginkan tidak mudah,
banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya: 1) disiplin belajar, dan
2) lingkungan. Menurut Rachman (1999:168), menyatakan disiplin sebagai
upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam
mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib
berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.
Kemudian Winkel (1987:36), menyebutkan belajar merupakan aktifitas
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan sikap. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin
belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau
keterikatan terhadap sesuatu peraturan tata tertib untuk menghasilkan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. Dengan keteraturan dan disiplin
belajar yang diterapkan dengan baik di dalam keluarga maupun di sekolah
akan membuat seorang peserta didik memiliki kecakapan mengenai cara
belajar yang baik dan merupakan suatu proses arah pembentukan watak yang
baik, sehingga disiplin belajar akan mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik, karena seorang yang memiliki disiplin yang tinggi dalam belajarnya
maka Ia mempunyai sikap yang positif akan hal tersebut.
Selain faktor disiplin belajar, mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Pendidikan sebagai usaha yang disengaja dan terencana
untuk membina potensi dan kemampuan anak tidak hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah saja, melainkan juga orangtua, sekolah, dan masyarakat.
Disini, lingkungan keluarga yaitu ayah dan ibu yang sebenarnya memiliki
tanggung jawab dan berperan sebagai pendidik paling utama dari
anak-anaknya, pemberi dukungan pertama untuk belajar di rumah, memperhatikan
kebutuhan sekolah anak, menyediakan peralatan dan fasilitas pendidikan anak
dan lain-lain. Namun menyadari bahwa orangtua tidak mungkin sanggup
mendidik dengan segala ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk bekal hidup
dengan hal ini, dirasakan perlu adanya suatu lembaga yang membantu
orangtua dalam usaha mendidik anak-anaknya.
Usaha untuk membantu pendidikan tersebut, akhirnya diusahakan
dengan membentuk suatu lembaga pendidikan. Pembentukan lembaga
pendidikan (sekolah-sekolah), ada yang diusahakan oleh pemerintah dan ada
juga yang diusahakan oleh swasta. Kegiatan-kegiatan di suatu lembaga
pendidikan (sekolah) ditujukan untuk mendidik dan membekali anak dengan
berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat bermanfaat untuk masa depannya.
Faktor guru, fasilitas sekolah, sarana dan prasarana yang memadai, sangat
mendukung pendidikan anak di lingkungan sekolah. Anak sebagai peserta
didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, di mana mereka
diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa
dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran, prestasi
belajar yang dicapai siswa, keterampilan dan kebenaran dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan guru dan lain-lain. Tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa yang menunjukkan tingkat keberhasilan belajarnya, dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Purwanto
(2004:102) berpendapat, Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dapat kita bedakan menjadi dua golongan yaitu: 1) Faktor yang ada pada diri
organisme itu sendiri, disebut faktor individual, dan 2) Faktor yang ada di
luar individu, yang disebut faktor sosial.
Yang termasuk ke dalam faktor individual adalah faktor
Sedang yang termasuk faktor sosial adalah faktor keluarga/keadaan rumah
tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar
mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Diantara dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, menurut
peneliti terdapat satu faktor yang sangat menarik untuk diteliti yaitu faktor
sosial khususnya lingkungan karena lingkungan mempunyai peranan yang
sangat besar dalam perkembangan prestasi belajar siswa itu sendiri, misalkan
lingkungan keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi siswa untuk
berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Dengan penjumpaan dan
interaksi tersebut diharapkan orangtua dapat memberikan perhatian dan
semangat belajar siswa. Selain lingkungan keluarga, juga terdapat lingkungan
sekolah. Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik ingin menganalisis tentang
pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga dan lingkungan fisik
sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Alasan peneliti mengangkat judul
tersebut karena disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang cukup
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang diperkuat dengan siswa
lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan keluarga dan sekolah.
B. Batasan Masalah
Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,
fokus penelitian penulis adalah disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga dan
lingkungan fisik sekolah siswa secara fisik, seperti: 1) disiplin belajar, yaitu
disiplin keluarga: tepat waktu dalam belajar, belajar secara teratur disiplin
dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah, belajar secara teratur; dan
disiplin di sekolah: disiplin siswa dalam masuk sekolah, disiplin siswa dalam
mengerjakan tugas, disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah,
disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah, 2) lingkungan fisik
keluarga, yaitu ruang belajar, meja dan kursi belajar, penerangan, ventilasi,
peralatan sekolah, media massa, dan buku bacaan, dan 3) lingkungan fisik
sekolah, yaitu: penerangan (cahaya), suhu udara, warna, suara, fasilitas
kesehatan, lantai dan gedung.
C. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang masalah di atas, maka atas dasar alasan
itulah kemudian dirumuskan pertanyaan permasalahannya sebagai berikut:
1. Apakah disiplin belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa
SMA Santa Maria kelas XI?
2. Apakah lingkungan fisik keluarga mempengaruhi prestasi belajar
siswa SMA Santa Maria kelas XI?
3. Apakah lingkungan fisik sekolah mempengaruhi prestasi belajar siswa
4. Apakah disiplin belajar siswa, lingkungan fisik keluarga dan
lingkungan fisik sekolah mempengaruhi prestasi belajar siswa SMA
Santa Maria kelas XI?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:
1. Pengaruh disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa SMA
Santa Maria kelas XI.
2. Pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar siswa
SMA Santa Maria kelas XI.
3. Pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa
SMA Santa Maria kelas XI.
4. Pengaruh disiplin belajar siswa, lingkungan fisik keluarga dan
lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa SMA Santa
Maria kelas XI.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi
penulis maupun bagi sekolah, antara lain:
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pengaruh lingkungan fisik internal dan eksternal terhadap prestasi
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
sekolah sebagai bahan informasi dan tinjauan dalam mengambil
kebijakan sekolah.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
menambah pengetahuan pembaca dan merupakan referensi yang dapat
membantu penelitian sejenis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
Perumusan tinjauan teoritik diambil dari buku-buku atau literatur yang
berhubungan dengan pokok masalah yang diteliti. Dalam tinjauan teoritik
penulisan ini, penulis menguraikan tentang; 1) disiplin belajar, 2) lingkungan
fisik dan 3) prestasi belajar.
1. Disiplin Belajar
a. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat di
berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya
beberapa istilah disiplin, yaitu: disiplin kerja, disiplin lalu lintas, dan
disiplin belajar. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini
hanya difokuskan mengenai disiplin belajar, berikut beberapa
pengertian menurut para ahli tentang disiplin belajar:
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1997:11),
menyebutkan makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya
dengan latihan yang memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali atau
terciptanya ketertiban dan keteraturan, dan sistem aturan tata laku.
Selanjutnya menurut Imam Bernadib (1986:26), disiplin adalah
menyangkut pengawasan diri (self control). Yang dimaksud dengan
tercapai kepercayaan terhadap diri sendiri. Dengan disiplin yang
dilandasi oleh rasa percaya diri akan dapat mengendalikan tingkah laku
sesuai dengan yang diharapkan sehingga tercapai hasil kerja yang
efektif.
Kemudian menurut pendapat J. Ravianto (dalam Suarman
1989:45), mengemukakan bahwa disiplin adalah sikap kejiwaan
seseorang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi
keputusan yang telah ditetapkan. Dengan disiplin akan terbentuk
kesadaran diri untuk mentaati nilai norma dan aturan yang berlaku di
lingkungannya.
Sedangkan menurut Maman Rachman (1999:168), menyatakan
disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu
atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan
terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran
yang muncul dari dalam hatinya.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat peneliti simpulkan disiplin
adalah sikap ketaatan seseorang dalam mengikuti atau mematuhi
peraturan, norma dan tata tertib yang berlaku di lingkungannya.
b. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan
oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil
belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi
(Purwanto, 1984:81).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:13) belajar dapat
diartikan sebagai berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
dan juga tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
Sedangkan menurut Slameto (1988:2), belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri. Sementara menurut Winkel (1987:36),
belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.
Dari pendapat para ahli di atas, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses aktifitas secara
mental atau psikis yang dilakukan individu untuk memperoleh dan
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan sikap.
c. Pengertian Disiplin Belajar
Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin
yang baik, seorang pelajar perlu meencanakan terlebih dulu dengan
sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.
Menurut The Liang Gie (1982:82), bahwa dalam usaha apapun
juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk
memperoleh hasil yang baik. Jadi menurut peneliti, pengertian disiplin
belajar adalah melaksanakan pedoman-pedoman yang baik agar
memperoleh keteraturan di dalam usaha belajar untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal.
d. Unsur-unsur disiplin belajar
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa.
Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata
kehidupan berdisiplin. Dalam penelitian ini disiplin belajar dibagi
menjadi dua (Hadisubrata, 1998:58-62), yaitu:
1) Disiplin belajar siswa di keluarga adalah suatu tingkat konsistensi
dan konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk
memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk
belajar dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya sebagai siswa di
rumah dengan dukungan orangtua yang mengawasi, mengarahkan,
serta berupaya untuk membuat anak menyadari kesadaran untuk
berdisiplin diri. Serta memberikan fasilitas belajar kepada anak agar
dapat belajar di rumah dengan lebih baik. Beberapa indikator yang
dapat dikemukakan agar disiplin belajar siswa di keluarga dapat
waktu dalam belajar, Belajar merupakan kewajiban bagi seorang
siswa karena untuk mengetahui dan mendapatkan berbagai
kecakapan disiplin dalam belajar akan membuat siswa memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Dengan disiplin siswa
akan dapat menghargai waktunya dengan sebaik baiknya. Untuk
membagi waktu belajar siswa harus membuat jadwal yang tepat
untuk membatasi kegiatan lain yang tidak berguna yang dapat
mengganggu kegiatan belajar. Orang tua mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menegakkan kedisiplinan belajar. Karena
sebagian besar waktu yang dimiliki siswa yaitu berada dirumah; b)
Disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah, Pemanfaatan
waktu secara efisien dan efektif merupakan salah satu cara terbaik
untuk melatih sikap disiplin terutama disiplin dirumah. Pekerjaan
rumah misalnya bila dikerjakan secara mendadak tidak banyak
menguntungkan karena pelatihan diri tercapai. Kalau anak di
biasakan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya khususnya
waktu belajar maka anak tersebut akan mampu melaksanakan tanpa
merasa berat dan tertekan; c) Belajar secara teratur, Keteraturan
dalam belajar merupakan usaha untuk menghasilkan atau untuk
memperoleh suatu prestasi yang maksimal, karena dengan
keteraturan kita akan lebih disiplin dalam belajar.
2) Disiplin belajar siswa di sekolah adalah keseluruhan sikap dan
dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai
kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai dengan peraturan yang ada.
Beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar disiplin belajar
siswa di keluarga dapat dibina dan dilaksanakan (Slameto, 1997:27),
yaitu: a) Disiplin siswa dalam masuk sekolah, Yang dimaksud
disiplin siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan
ketaatan dalam masuk sekolah. Artinya seorang siswa dikatakan
disiplin masuk sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada
waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak pernah membolos setiap
hari. Kebalikan dari tindakan tersebut yaitu yang sering datang
terlambat, tidak masuk sekolah, banyak melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib sekolah, dan hal ini menunjukkan bahwa siswa
yang bersangkutan kurang memiliki disiplin masuk sekolah yang
baik; b) Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, Mengerjakan tugas
merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan
dan pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan
penguasaan mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa
berhasil dalam belajarnya. Agar siswa berhasil dalam belajarnya
perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu
mencakup pengerjaan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal
dalam buku pegangan, ulangan harian, ulangan umum dan ujian; c)
memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan
belajarnya. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah
menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban
dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar; d)
Disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah, Disiplin siswa
dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuaian tindakan
siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan
dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata
tertib sekolah dengan penuh kesadaran.
2. Lingkungan fisik
a. Pengertian lingkungan fisik
Definisi lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:526), lingkungan adalah bulatan yang melingkari atau
melingkungi, dapat diartikan sebagai kawasan atau daerah yang
termasuk didalamnya. Sedangkan fisik menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1990:242), adalah jasmani atau badan, atau dapat diartikan
sesuatu yang nyata dan dapat dilihat. Berdasarkan pengertian tersebut
maka lingkungan fisik adalah kawasan atau daerah untuk melakukan
sesuatu (kegiatan belajar-mengajar) yang dapat dilihat atau nyata.
Yang termasuk dalam lingkungan fisik internal/keluarga adalah
kondisi fisik keluarga dan lingkungan fisik eksternal/sekolah adalah
b. Faktor lingkungan fisik keluarga
Lingkungan fisik keluarga yang dimaksud adalah lingkungan
fisik yang behubungan langsung secara fisik dengan para siswa di
dalam keluarga. Hal ini meliputi: ruang belajar, meja dan kursi belajar,
penerangan, ventilasi, peralatan sekolah, media massa, dan buku
bacaan. Dibawah ini akan dijelaskan hal mengenai lingkungan fisik
keluarga tersebut menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution
(1995): (1) ruang belajar, yaitu ruangan yang dapat digunakan untuk
belajar siswa, dimana sebaiknya ruang belajar jauh dari kebisingan
berbagai aktifitas di rumah. Akan lebih baik jika ruang belajar
disediakan tersendiri oleh orangtua anaknya dalam kegiatan belajar,
agar dengan ruang belajar sendiri anak dapat berkonsentrasi dalam
belajar, (2) meja dan kursi belajar, merupakan sarana belajar yang
diperlukan anak. Dengan adanya meja belajar sendiri, maka anak akan
lebih nyaman dalam belajar. Kenyamanan belajar anak akan
mempengaruhi konsentrasi belajar anak, (3) penerangan, merupakan
sarana penting yang dapat mendukung belajar anak. Sumber
penerangan yang baik adalah lampu meja pijar (bukan neon) yang
cukup terang (40-60 watt), dan posisi lampu sebaiknya diletakkan di
sisi kiri atas (kalau dapat dari arah belakang) anak, sehingga bayangan
tangan yang menulis tidak menghalangi pandangan dan anak dapat
merasa nyaman dalam belajar. Dengan penerangan yang cukup, maka
mata anak akan lebih jelas dalam membaca buku dan mata anak tidak
terganggu, (4) ventilasi, dengan adanya ventilasi, maka sirkulasi udara
dalam ruangan belajar tidak lembab dan siswa dapat merasa nyaman
dalam belajar, (5) peralatan sekolah, merupakan kebutuhan pokok
yang harus dimiliki siswa dalam kegiatan belajar. Peralatan sekolah ini
bisa berwujud buku pelajaran, buku tulis, pulpen, pensil, karet
penghapus. Siswa yang memiliki peralatan sekolah yang lengkap akan
cenderung dapat berkonsentrasi dalam belajarnya karena alat-alat yang
dimilikinya dapat menunjang belajarnya, (6) media massa, merupakan
salah satu alat untuk menambah pengetahuan anak, terutama
pengetahuan umum selain dari mata pelajaran yang di dapat dari
sekolah. Yang dimaksud media massa yaitu seperti surat kabar dan
majalah, sedangkan media elektronik adalah televisi dan radio, (7)
buku bacaan, orangtua hendaknya perlu menyadari bahwa anak-anak
perlu disediakan buku-buku yang dapat menunjang kegiatan
belajarnya. Hal ini dikarenakan anak juga memerlukan suatu selingan
dalam belajar, karena anak merasa bosan apabila ia hanya mempelajari
buku pelajaran saja. Oleh sebab itu orang tua jangan merasa enggan
mengeluarkan uang untuk membelikan buku bacaan ringan kepada
anaknya, karena hal ini akan menambah semangat anak dalam belajar.
c. Faktor lingkungan fisik sekolah
Lingkungan fisik sekolah yang dimaksud adalah lingkungan
sekolah. Hal ini meliputi: penerangan (cahaya), suhu udara, warna,
suara, fasilitas kesehatan, lantai dan gedung. Dibawah ini akan
dijelaskan hal mengenai lingkungan fisik sekolah tersebut (The Liang
Gie, 1984:160): (1) Penerangan (cahaya), merupakan faktor yang
penting karena hampir tiap kegiatan di sekolah itu merupakan
pekerjaan melihat, seperti membaca dan menulis yang membutuhkan
penerangan yang baik. Cahaya penerangan yang cukup dan memancar
dengan tepat akan menambah efisiensi belajar siswa. Pada umumnya,
sekolah-sekolah di Indonesia mengandalkan penerangan cahaya
matahari. Dalam merangsang pencahayaan tata ruang kelas, hendaknya
cahaya jatuh diatas meja siswa dari arah kiri meja, sebaiknya jangan
diatur/disusun menghadap jendela karena akan menyebabkan kesilauan
pada siswa. (2) Suhu udara/ventilasi, yang paling penting adalah suhu
udara dan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara tersebut.
Tubuh manusia secara terus menerus akan mengeluarkan panas agar
dapat hidup untuk dapat memancarkan panas, diperlukan udara yang
mempunyai suhu yang relatif rendah daripada suhu badan manusia.
Udara di Indonesia terlampau panas dan lembab sehingga orang tidak
dapat memancarkan panas dari tubuhnya dengan baik. Udara yang
panas membuat orang mudah mengantuk, cepat lelah dan kurang
bersemangat, (3) Warna, bersama dengan cahaya, warna merupakan
faktor yang tidak kalah penting untuk memperbesar efisiensi. Warna
memakai warna yang tepat pada dinding ruangan, akan memberikan
kegembiraan dan ketegangan belajar siswa terpelihara, (4) suara, suara
gaduh seringkali mengurangi efisiensi belajar siswa. Untuk mengatasi
hal tersebut, hendaknya dalam meletakkan alat-alat yang dapat
menimbulkan suara gaduh perlu diperhatikan dengan baik. Usaha yang
dapat dijalankan untuk menguasai hal ini dapat dilaksanakan dengan
memasang penyerap suara pada dinding ataun langit-langit, (5) fasilitas
kesehatan, kamar kecil, toilet dan sebangsanya harus disediakan untuk
para siswa, guru, karyawan serta dipeliharanya kebersihan. Dalam hal
ini yang perlu diperhatikan adalah kebersihan kamar kecil tidak bau,
jaraknya jangan terlalu jauh/dekat dengan ruang kelas, (6) lantai dan
tangga, lantai harus dijaga agar tidak mudah tergelincir, tangga diberi
pegangan untuk tangan dan bagian-bagian terbuka diberi pagar, (7)
sarana dan prasarana, meja, kursi dan alat-alat yang mendukung proses
pembelajaran harus diesediakan untuk keperluan belajar, (8) gedung,
bangunan menjadi sangat penting bagi pelaksanaan proses
pembelajaran. Jadi bangunan yang kurang memadai akan dapat
menjadi ancaman bagi para siswa, guru, dan karyawan.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan
seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Menurut Suryabrata
keterampilan yang telah dikembangkan dan dicapai oleh siswa pada
suatu mata pelajaran. Lazimnya prestasi belajar ditunjukkan dari nilai
tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dalam
wujud angka-angka tersebut diperoleh dari hasil pengukuran
berdasarkan ulangan, ujian, dan tugas-tugas. Menurut pengalaman,
tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa dalam mengikuti
pelajaran di sekolah dinyatakan dalam nilai rapor. Jadi, prestasi
belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar yang berupa nilai
tes/angka dan tercantum dalam rapor yang merupakan perumusan
terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa
selama masa tertentu.
Sedangkan menurut Poerwadarminta (1976:766), prestasi
belajar adalah suatu hasil yang dicapai, dilakukan, dan kerjakan.
Sementara menurut Nawawi (1981:100), prestasi belajar adalah
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dari pendapat para ahli di atas, pengertian prestasi belajar
merupakan suatu kemampuan siswa dalam menguasai pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dengan hasil
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada
faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong
maupun yang menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu adalah sebagai berikut
(Ahmadi, 1998:72):
a. Faktor Internal
Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini
dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu: (1) Intelegensi,
berperan penting bagi prestasi belajar siswa, dalam arti sempit
intelegensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah
yang didalamnya berpikir perasaan, (2) Minat, adalah
kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa tertarik
pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran
tertentu akan menghambat dalam belajar, (3) Keadaan fisik dan
psikis, keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan,
kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya.
Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental
siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif
terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.
b. Faktor eksternal
Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini
lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja,
bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat
penting. Karena sebagian besar pada waktu belajar dilaksanakan di
rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti
kericuhan keluarga, kurang perhatian orangtua, kurang
perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.
Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses
kegiatan belajar mengajar, karena sekolah menjadi wahan yang
sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku,
dan prestasi seorang siswa, (2) Guru, sebagai tenaga berpendidikan
memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
membimbing, melatih, mengelola, meneliti dan mengembangkan
serta memberikan pelajaran teknik karena itu setiap tugas guru
harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional,
kepribadian dan kemasyarakatan, (3) Sumber-Sumber Belajar,
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses
belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber
belajar itu dapat berupa media/alat bantu belajar serta bahan baku
penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan
belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret,
mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa SMA
Santa Maria kelas XI
Hasil belajar atau prestasi belajar siswa baik itu memperoleh hasil
yang memuaskan atau kurang memuaskan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: disiplin belajar siswa, lingkungan fisik keluarga dan
lingkungan fisik sekolah. Maman Rachman (1999:168), menyatakan
disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau
masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap
peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul
dari dalam hatinya.
Sesuatu hal yang dapat dikatakan ketika seorang siswa melanggar
disiplin baik di dalam keluarga maupun di sekolah, maka pertumbuhan,
pemahaman, dan prestasi belajarnya akan terhambat. Terhambatnya
prestasi belajarnya tersebut disebabkan karena seorang siswa tidak terbiasa
dengan tata tertib, peraturan, serta norma yang berlaku di dalam keluarga
maupun di sekolah. Sebaliknya jika seorang siswa yang berusaha menata
dirinya terbiasa dengan hidup tertib, teratur, menaati peraturan dan norma
yang berlaku disekolah, seperti: a) disiplin siswa dalam masuk sekolah, b)
disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, c) disiplin siswa dalam mengikuti
pelajaran di sekolah, dan 4) disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di
sekolah (Slameto, 1997:27). maupun di rumah, seperti: a) tepat waktu
c) belajar secara teratur (Wijaya, 1996:18-19), potensi dan prestasinya
akan bertumbuh dan berkembang optimal. maka disiplin yang diterapkan
dengan baik di sekolah maupun di rumah akan menjadi faktor dominan
dalam mempengaruhi dan mengembangkan prestasi belajar siswa.
2. Pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar siswa
SMA Santa Maria kelas XI
Pengaruh pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan
seseorang adalah pengaruh keluarga. Keluarga sebagai lingkungan belajar
pertama mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam menuntun
perkembangan anak untuk menjadi manusia dewasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:526), lingkungan
diartikan sebagai bulatan yang melingkari atau melingkungi, dapat
diartikan sebagai kawasan atau daerah yang termasuk di dalamnya.
Kemudian fisik diartikan sebagai jasmani atau badan, atau dapat diartikan
sesuatu yang nyata dan dapat dilihat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1990:242). Berdasarkan pengertian tersebut maka lingkungan fisik dapat
diartikan sebagai kawasan atau daerah untuk melakukan sesuatu (kegiatan
belajar-mengajar) yang dapat dilihat atau nyata. Lingkungan fisik keluarga
yang dimaksud adalah lingkungan fisik yang behubungan langsung secara
fisik dengan para siswa di dalam keluarga, hal ini meliputi (Nurhalijah
Nasution, 1995): ruang belajar, meja dan kursi belajar, penerangan,
ventilasi, peralatan sekolah, media massa, dan buku bacaan. Kondisi
respons yang baik dari anak sehingga prestasinya belajar siswa menjadi
baik. Sebaliknya, jika lingkungan fisik keluarga tidak baik, kecenderungan
besar akan berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan
prestasi belajar siswa.
3. Pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa
SMA Santa Maria kelas XI.
Lingkungan sekolah juga mempunyai peran yang sangat penting
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Keluarga tidak bisa hanya
mendidik anak di lingkungan keluarga saja. Karena anak membutuhkan
wadah untuk mengembangkan potensinya yaitu sekolah. Dengan adanya
sekolah, siswa akan lebih luas pengetahuannya. Walaupun tidak bisa lepas
dari dukungan keluarga. Sekolah dapat menciptakan suasana kondusif bagi
proses pendidikan asalkan manajemen sekolah dikembangkan dengan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa lingkungan adalah bulatan
yang melingkari atau melingkungi, dapat diartikan sebagai kawasan atau
daerah yang termasuk di dalamnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1990:526) dan fisik diartikan sebagai jasmani atau badan, atau dapat
diartikan sesuatu yang nyata dan dapat dilihat (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990:242). Maka lingkungan fisik dapat diartikan sebagai
kawasan atau daerah untuk melakukan sesuatu (kegiatan belajar-mengajar)
yang dapat dilihat atau nyata. Lingkungan fisik sekolah yang dimaksud
para siswa di dalam sekolah, hal ini meliputi (The Liang Gie, 1984:160):
penerangan (cahaya), suhu udara, warna, suara, fasilitas kesehatan, lantai
dan gedung. Oleh karena itu, lingkungan fisik sekolah yang baik akan
mendukung perkembangan dan pertumbuhan prestasi belajar siswa,
sebaliknya jika lingkungan fisik sekolah kurang baik akan menghambat
perkembangan dan pertumbuhan prestasi belajar siswa.
4. Pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga dan lingkungan
fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa SMA Santa Maria kelas
XI
Disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban baik di dalam keluarga
maupun di sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh The Liang Gie
(1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan
tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik sehingga
disiplin belajar pada siswa di keluarga, meliputi: tepat waktu dalam
belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah, dan belajar
secara teratur, maupun disiplin belajar pada siswa di sekolah, meliputi:
disiplin siswa dalam masuk sekolah, disiplin siswa dalam mengerjakan
tugas, disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah, dan disiplin
siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah sangat diperlukan tingkat
mengajar karena kedisiplinan yang diterapkan di keluarga maupun di
sekolah menjadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Kemudian diperkuat juga dengan pengaruh lingkungan fisik
keluarga yang berhubungan langsung secara fisik dengan siswa di
keluarga, seperti (Nurhalijah Nasution, 1995): ruang belajar, meja dan
kursi belajar, penerangan, ventilasi, peralatan sekolah, media massa, dan
buku bacaan. Maupun pengaruh lingkungan fisik sekolah yang
berhubungan langsung secara fisik dengan siswa di sekolah, seperti (The
Liang Gie, 1984:160): penerangan (cahaya), suhu udara, warna, suara,
fasilitas kesehatan, lantai dan gedung. Maka disiplin belajar, lingkungan
fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah menjadi faktor-faktor yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan prestasi belajar siswa
C. Model Penelitian
Keterangan:
X1 = Disiplin belajar Y = Prestasi belajar siswa X2 = Lingkungan fisik keluarga
X3 = Lingkungan fisik sekolah
X1
X2 Y
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa.
2. Ada pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar siswa.
3. Ada pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
4. Ada pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari rancangannya penelitian ini termasuk dalam penelitian
studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian dimana peneliti
menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku
(Arikunto, 1990:314). Penelitian ini mengambil objek tertentu sehingga
kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi
objek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian: SMA Santa Maria Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang direncanakan sekitar bulan Mei 2011.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
populasi adalah seluruh siswa SMA Santa Maria Yogyakarta yang
berjumlah 287 siswa yang terdiri dari kelas X (104 siswa), XI IPA (18
siswa), XI BAHASA (23 siswa), XI IPS 1 (22 siswa), XI IPS (21 siswa),
dan kelas XII IPA (23 siswa), XII BAHASA (20 siswa), XII IPS1 (28
siswa), dan XII IPS 2 (28 siswa).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa
SMA Santa Maria Yogyakarta kelas XI sebanyak 80 siswa.
3. Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:122).
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel disiplin belajar,
lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah. 1) disiplin
belajar: a) disiplin belajar siswa di keluarga, yaitu tepat waktu dalam
belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah, belajar
secara teratur, belajar secara mandiri, belajar secara kelompok; b)
sekolah, disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, disiplin siswa
dalam mengikuti pelajaran di sekolah, disiplin siswa dalam mentaati
tata tertib di sekolah, disiplin siswa dalam mengerjakan tugas; 3)
lingkungan fisik keluarga, yaitu meja dan kursi belajar, peralatan
sekolah, buku bacaan, ruang belajar, penerangan, ventilasi, media
massa; dan 4) lingkungan fisik sekolah, yaitu fasilitas sekolah, yaitu
lantai, tangga, sarana dan prasarana, dan gedung, penerangan,
ventilasi, warna, suara, dan fasilitas kesehatan.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel prestasi belajar.
Variabel prestasi belajar siswa diukur berdasarkan nilai raport SMA
kelas XI.
2. Pengukuran Variabel
Variabel disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan fisik
[image:51.612.72.536.239.695.2]sekolah diukur dengan menggunakan skala likert dengan 5 opsi.
Tabel 3.1
Pemberian Skor Disiplin Belajar
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Tidak Setuju Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
Tabel 3.2
Pemberian Skor Lingkungan Fisik Keluarga
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Tidak Setuju Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Tabel 3.3
Pemberian Skor Lingkungan Fisik Sekolah
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Tidak Setuju Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Instrumen
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Prof. Dr. Sugiyono, 2007:199).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner tertutup yang
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai disiplin belajar,
lingkungan fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Prof. Dr. Sugiyono, 2007:422). Teknik ini
digunakan untuk melengkapi data prestasi belajar.
2. Penyusunan kuesioner
Berikut ini disajikan kisi-kisi kuesioner dari disiplin belajar, lingkungan
fisik keluarga, dan lingkungan fisik sekolah dalam bentuk tabel.
Tabel 3.4 Operasional Variabel
Variabel penelitian
Dimensi Indikator No. item pertanyaan positif No. item pertanyaan negatif 1. Disiplin Belajar 1. mentaati peraturan 2. melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab 3. mentaati peraturan / tata tertib 4. melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab
1. tepat waktu dalam belajar 2. disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah
1. belajar secara teratur
2. belajar secara mandiri 3. belajar secara
kelompok
1. disiplin siswa dalam masuk sekolah 2. disiplin siswa
dalam mengikuti pelajaran di sekolah
3. disiplin siswa dalam
mentaati tata tertib di sekolah
2. Lingkungan Fisik keluarga
1. fasilitas belajar
2. fasilitas pendukung
1. meja dan kursi belajar
2. peralatan sekolah 3. buku bacaan
1. ruang belajar 2. penerangan 3. ventilasi 4. media massa
45,46,47 49 50,51 53 56 57 62 48 52,54 55 58,59,60 61 3. Lingkungan
Fisik Sekolah
1. fasilitas belajar
2. fasilitas pendukung
1. lantai 2. tangga
3. sarana dan prasarana 4. gedung 1. penerangan 2. ventilasi 3. warna 4. suara 5. fasilitas kesehatan 65,66 67, 69 71,72,73 78 86,88,89 63,64 68 70,74 75,76,77 79,80,81 82,83 85 87
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen dalam penelitian ini mencakup pengujian
validitas dan reliabilitas kuesioner.
1. Pengujian Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang
ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur
(Husein Umar, 2003:72). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan bisa mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas instrumen pada
penelitian ini menggunakan rumus Product Moment dari Pearson sebagai
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
N = jumlah subjek
= jumlah skor x
= jumlah skor y
= jumlah kuadrat skor x
= jumlah kuadrat skor y
= jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
Untuk mengetahui validitas butir digunakan taraf signifikan 5%
artinya suatu butir pernyataan dikatakan valid jika koefisien korelasi yang
diperoleh lebih besar atau sama dengan koefisien korelasi dalam taraf
signifikansi 5%.
Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas X SMK YPKK 1 Yogyakarta dengan jumlah responden 37 siswa.
Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 35 (37-2),
dengan harga kritik produk momen tabel (r tabel) sebsar 0,325 dengan
taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitin uji coba validitas
sebgai berikut:
Rangkuman Uji Validitas Disiplin Belajar
No Item rhitung rtabel Keterangan
6 0,415 0,325 Valid 7 0,518 0,325 Valid 8 0,365 0,325 Valid 9 0,480 0,325 Valid 10 0,355 0,325 Valid 11 0,577 0,325 Valid 12 0,397 0,325 Valid 13 0,410 0,325 Valid 14 0,650 0,325 Valid 15 0,349 0,325 Valid 16 0,586 0,325 Valid 17 0,694 0,325 Valid 18 0,349 0,325 Valid 19 0,347 0,325 Valid 20 0,520 0,325 Valid 21 0,341 0,325 Valid 22 0,759 0,325 Valid 23 0,690 0,325 Valid 24 0,419 0,325 Valid 25 0,555 0,325 Valid 26 0,602 0,325 Valid 27 0,575 0,325 Valid 28 0,549 0,325 Valid 29 0,670 0,325 Valid 30 0,567 0,325 Valid 31 0,342 0,325 Valid 32 0,598 0,325 Valid 33 0,642 0,325 Valid 34 0,531 0,325 Valid 35 0,480 0,325 Valid 36 0,703 0,325 Valid 37 0,461 0,325 Valid 38 0,337 0,325 Valid 39 0,843 0,325 Valid 40 0,756 0,325 Valid 41 0,530 0,325 Valid 42 0,801 0,325 Valid 43 0,732 0,325 Valid 44 0,598 0,325 Valid
Rangkuman Uji validitas Lingkungan Fisik Keluarga No Item rhitung rtabel Keterangan
4 0,492 0,325 Valid 5 0,471 0,325 Valid 6 0,353 0,325 Valid 7 0,591 0,325 Valid 8 0,347 0,325 Valid 9 0,490 0,325 Valid 10 0,504 0,325 Valid 11 0,477 0,325 Valid 12 0,342 0,325 Valid 13 0,698 0,325 Valid 14 0,523 0,325 Valid 15 0,570 0,325 Valid 16 0,335 0,325 Valid 17 0,341 0,325 Valid 18 0,356 0,325 Valid
Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Fisik Sekolah No Item rhitung rtabel Keterangan
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh
mana suatu suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur
digunakan berulangkali (Husein Umar, 2003:72). Pengujian reliabilitas
didasarkan pada perhitungan koefisien alpha dari Cronbach (Husein
Umar, 2003:90) yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
= reliabilitas instrumen = banyak butir pertanyaan = varian total
= jumlah varian
Selanjutnya harga dikonsultasikan dengan harga kategori nilai r
dengan pedoman sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167):
0,800-1,00 = sangat tinggi 0,600-0,799 = tinggi 0,400-0,599 = cukup 0,200-0,399 = rendah
<0,200 = sangat rendah
Jika nilai alpha lebih dari 0,60, maka instrumen penelitian
dinyatakan reliabel. Sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60, maka
instrumen penelitian dinyatakan tidak reliabel. Pengujian validitas dan
reabilitas tersebut dilakukan dngan bantuan komputer program SPSS versi
12.0 dengan koefisien r tabel pada n = 37. Hasil pengujian reliabilitas
Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Status Disiplin Belajar 0,947 0,60 Andal Lingkungan Fisik
Keluarga
0,866 0,60 Andal
Lingkungan Fisik Sekolah
0,897 0,60 Andal
G. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Prof. Dr.
Sugiyono, 2009: 207).
a. Deskriptif Responden
Untuk mendeskripsikan data responden, data disajikan berdasarkan
[image:59.612.69.540.102.653.2]jurusan, jenis kelamin, jumlah, dan persentase responden.
Tabel 3.5
Deskriptif Responden
Jurusan Jenis kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki
Persentase Wanita Persentase
IPA - - 18 100 18 100
IPS - - 43 100 43 100
BAHASA - - 23 100 23 100
b. Deskriptif Data
Untuk mendeskripsikan keadaan disiplin belajar, lingkungan fisik
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ditentukan
persentasenya, kemudian diketahui nilai-nilai statistiknya (mean, median,
modus, standar devisiasi) dan dibuat interprestasi berdasarkan pedoman
[image:60.612.71.539.178.636.2]penilaian patokan PAP II sebagai berikut:
Tabel 3.6
Standar Patokan Penilaian dengan PAP II
Skor Penilaian 81% - 100% Sangat Tinggi
66% - 80% Tinggi 56% - 65% Cukup 46% - 55% Kurang Dibawah 46% Sangat Kurang
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang
diteliti apakah data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian
normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample
Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:
Keterangan:
D : Deviasi maksimum
: Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Jika nilai > nilai pada taraf signifikansi 5%, maka
distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai < nilai
, maka distribusi data dikatakan tidak normal.
b. Uji Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan
variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan
regresi dengan menguji signifikansi nilai F. adapun rumus yang
digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,
1996:332):
Keterangan:
F : harga bilangan F untuk garis regresi S2TC : varian tuna cocok
S2e : varian kekeliruan
JK (TC) : jumlah kuadrat tuna cocok JK (E) : jumlah kuadrat kekeliruan
Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi
penyebut = (n-k). sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima jika
F < F(1-α) (k-2n-k) pada dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut (n-k).
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Rumusan hipotesis pertama
H0 : tidak ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar
H1 : ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar
b. Rumusan hipotesis kedua
H0 : tidak ada pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi
belajar
H2 : ada pengaruh lingkungan fisik keluarga terhadap prestasi belajar
c. Rumusan hipotesis ketiga
H0 : tidak ada pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi
belajar
H3 : ada pengaruh lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar
Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga digunakan rumus
Product Moment dari Pearson sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,
2000:225):
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y N = jumlah sampel
ΣX = jumlah skor variabel X
ΣY = jumlah skor variabel Y
ΣX2 = jumlah kuadrat skor variabel X
Σy2 = jumlah kuadrat skor variabel Y
Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis dapat diterima atau
tidak, maka dilakukan uji signifikansi dengan tingkat signifikansi 5%,
dengan bantuan komputer program SPSS 12.0
Pengujian hipotesis 4 disusun dengan langkah sebagai berikut:
d. Rumusan hipotesis keempat )
H0 : Tidak ada pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik
keluarga, dan lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar
siswa.
: Ada pengaruh disiplin belajar, lingkungan fisik keluarga,
dan lingkungan fisik sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
Pengujian hipotesis keempat digunakan analisis regresi ganda. Model
regresi sebagai berikut:
Dalam analisis regresi ini digunakan alat bantu komputer dengan
[image:63.612.71.534.210.633.2]program SPSS 12.0. Selanjutnya harga F hitung dibandingkan dengan
tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (db) adalah m
lawan N-m-1. kriteria pengambilan keputusan adalah apabila >
maka akan menunjukkan ada pengaruh variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel terikat.
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah Sekolah
Beralamat di Jalan Ireda No. 19 A Yo