• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wiyana. SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten. Kata kunci: Pedagogik, RPP Kurikulum 2013 Revisi, Supervisi Akademik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wiyana. SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten. Kata kunci: Pedagogik, RPP Kurikulum 2013 Revisi, Supervisi Akademik."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMP NEGERI 1 WONOSARI KABUPATEN KLATEN

DALAM MENYUSUN RPP KURIKULUM 2013 MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Wiyana

SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Wonosari kabupaten Klaten dalam menyusun RPP kurikulum 2013 semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 melalui supervisi akademik. Penelitian Tindakan Sekolah ini berlangsung selama 2 siklus. Siklus I dan II terdiri dari 3 pertemuan masing-masing dalam waktu 60 menit. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 revisi dengan baik. Penelitian dianggap berhasil jika seluruh peserta (100%) mampu menyusun RPP Kurikulum 2013 revisi dengan nilai 100. Setelah dilaksanakan supervisi siklus I, diketahui belum ada guru yang mempu menyusun RPP kurikulum 2013 dengan baik. Kendala ini kemudian tindakan dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilaksanakan supervisi siklus II, semua guru yang dijadikan subjek penelitian telah mampu menyusun RPP kurikulum 2013 revisi dengan baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Wonosari kabupaten Klaten dalam menyusun RPP kurikuilum 2013. Semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.

Kata kunci: Pedagogik, RPP Kurikulum 2013 Revisi, Supervisi Akademik.

PENDAHULUAN

Para guru memandang bahwa yang disebut kurikulum adalah sejumlah daftar mata pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik. Kurikulum memuat seluruh materi pelajaran secara utuh. Kurikulum merupakan seperangkat pengalaman belajar terencana yang akan ditawarkan oleh para guru kepada peserta didik. Ralph Tylor dalam Syaodih (2008), menyatakan bahwa kurikulum adalah keseluruhan pembelajaran siswa yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Tahapan terpenting implementasi kurikulum adalah pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan di dalam dan/atau di luar kelas untuk membantu peserta didik mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa salah satu prinsip pembelajaran yang penting dalam Kurikulum 2013 adalah peserta didik mencari tahu bukan diberi tahu. Prinsip inimerujuk pada konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student active learning).

(2)

2

Peserta didik sendiri merupakan subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Agar peserta didik benar-benar dapat memahami dan menerapkan pengetahuan, maka peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Untuk menjamin terlaksananya prinsip tersebut, guru perlu mempersiapkan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini, guru harus merencanakan pengalaman belajar yang beragam. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dianjurkan untuk menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan.

Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi pembelajaran dan model-model pembelajaran yang mengembangkan pembelajaran peserta didik aktif. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya. Ada berbagai kegiatan persiapan yang wajib dilakukan guru sebelum memulai proses pembelajaran, mulai dari membaca buku-buku referensi untuk memperluas wawasan, mengidentifikasi sumber-sumber belajar yang relevan, dan menentukan langkah-langkah pembelajaran, sampai dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penyusunan RPP bukan hanya sekedar urusan persiapan administratif seperti yang diyakini sebagian guru, melainkan kegiatan yang melekat pada pembelajaran sebagai sebuah proses. Dalam perspektif manajemen, kegiatan perencanaan selalu mendahului kegiatan pencapaian tujuan. Penyusunan dan pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri maupun secara berkelompok. Acuan pertama dari penyusunan RPP adalah silabus dan standar isi. RPP dikembangkan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.

Selama ini, guru-guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten masih kebingungan beradaptasi dengan kurikulum 2013 yang selalu ada perbaikan. Sepanjang 2015, Kurikulum 2013 mengalami perbaikan. Perbaikan itu dilakukan karena dalam pelaksanaannya sejak pertama kali diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 dibeberapa sekolah percontohan masih terdapat sejumlah masalah yang memberatkan guru. Misalnya dalam hal penilaian, model pembelajaran, dan pembatasan taksonomi proses berpikir peserta didik. Guru-guru menganggap kurikulum 2013 ini sangat rumit dan sulit untuk membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini karena guru harus menyesuaikan antara buku guru dan buku peserta didik yang ada pada kurikulum terkait. Sebagian guru-guru mengandalkan jasa penyususnan RPP kurikulum 2013 untuk mempermudahnya. Guru memilih cara instan ini karena menganggap RPP tidak terlalu penting, bahkan tidak jarang RPP ini hanya digunakan untuk melengkapi administrasi sekolah saja. Dalam pelaksanaan pembelajaran pun menjadi tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Akibatnya, RPP milik sebagian guru selalu mendapat nilai kurang memuaskan dari tim pengawas.

Jika hasil penilaian RPP dari guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten selalu mendapat nilai yang kurang memuaskan, maka akan berdampak buruknya kualitas sekolah.

Imbas lain yang juga dikhawatirkan adalah menurunnya mutu pendidikan yang ada di sekolah. Berakar dari masalah tersebut, penulis sebagai kepala SMP Negeri 1 Wonosari

(3)

3

Kabupaten Klaten, berinisiatip membuat sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas guru- guru dalam penyusunan RPP kurikulum 2013.

Kegiatan ini merupakan salah satu pelaksanaan supervisi akademik yang bertujuan untuk memberikan evaluasi dan bimbingan kepada guru-guru agar kompetensi yang dimilki meningkat. Dengan demikian, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini meliputi peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik guru juga akan meningkat.

Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Kompetensi guru dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan kegiatan penilitian dengan judul “Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten dalam Menyusun RPP Kurikulum 2013 Melalui Supervisi Akademik Semester gasal Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul pada penelitian ini adalah “apakah kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten dalam menyusun RPP kurikulum 2013 Semester gasal Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat meningkat melalui supervisi akademik?”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Wonosari kabupaten Klaten dalam menyusun RPP kurikulum 2013 semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 melalui supervisi akademik.

KAJIAN TEORI Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen(commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.

(4)

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.

Kurikulum 2013 Revisi

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum biasanya dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum yang fungsional. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kurikulum yang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional (Nana Syaodih, 2009).

Mulyasa (2013) mengemukakan: Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya.

Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan global. Hal ini di mungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul- betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan panduan dari pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. (Mulyasa, 2008). Kompetensi adalah penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang mengarah kepada kinerja dan direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan profesinya. Wibowo (2007) menjelaskan bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Kerangka Berpikir

Selama ini, guru-guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten masih kebingungan beradaptasi dengan kurikulum 2013 yang selalu ada perbaikan. Guru-guru menganggap kurikulum 2013 ini sangat rumit dan sulit untuk membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini karena guru harus menyesuaikan antara buku guru dan buku peserta didik yang ada pada kurikulum terkait. Sebagian guru-guru mengandalkan jasa penyusunan RPP kurikulum 2013 untuk mempermudahnya. Guru memilih cara instan ini karena menganggap RPP tidak terlalu penting, bahkan tidak jarang RPP ini hanya digunakan untuk melengkapi administrasi sekolah saja. Dalam pelaksaan pembelajaran pun menjadi tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Akibatnya, RPP milik sebagian guru selalu mendapat nilai kurang memuaskan dari tim pengawas.

(5)

5

Jika hasil penilaian RPP dari guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten selalu mendapat nilai yang kurang memuaskan, maka akan berdampak buruknya kualitas sekolah.

Imbas lain yang juga dikhawatirkan adalah menurunnya mutu pendidikan yang ada di sekolah. Berakar dari masalah tersebut. Penulis sebagai kepala SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten, berinisiatip membuat sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas guru- guru dalam penyusunan RPP kurikulum 2013.

Kegiatan ini merupakan salah satu pelaksanaan supervisi akademik yang bertujuan untuk memberikan evaluasi dan bimbingan kepada guru-guru agar kompetensi yang dimilki meningkat. Kompetensi guru yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik. Karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang matang serta pengukuran seusai pembelajaran (proses penilaian).

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui supervisi akademik kemampuan pedagogik guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 dalam menyusun RPP kurikulum 2013 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Tempat, Waktu, dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten. Sekolah ini beralamat di Bantangan, kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten provinsi Jawa Tengah.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2018/2019. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari sampai Maret 2020.

Subyek Penelititan

Subjek penelitian ini adalah para guru di SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten yang berjumlah 6 guru. Pemilihan subyek berdasarkan rekomendasi dan berbagai pertimbangan.

Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan dalam 2 (dua) siklus, dan diharapkan setelah setelah siklus II indikator keberhasilan dapat tercapai. Namun apabila setelah dilakukan tindakan 2 (dua) siklus belum mencapai indikator keberhasilan, maka tindakan akan dilanjutkan pada siklus III.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan Observasi. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran sesuai dengan skenario atau tidak dan mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam pelatihan. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi tentang aktivitas peneliti dan lembar observasi tentang RPP Kurikulum 2013 yang ditugaskan kepada guru dan bersifat individual.

(6)

6 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013. Peningkatan kemampuan dilihat dari nilai hasil obervasi terhadap RPP yang disusun oleh guru. Penelitian dianggap berhasil jika seluruh guru (100%) telah mampu menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan nilai 100.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan supevisi siklus I, nilai rata-rata hasil observasi tentang RPP Kurikulum 2013 mencapai 75,9, artinya nilai rata-rata tersebut masih dibawah indikator keberhasilan yang ditetapkan. Karena belum mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus ke II. Hasil penilaian pada siklus II menunjukkan bahwa mayoritas guru sudah memahami bagaimana cara menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan tepat. Sehingga nilai rata-rata hasil observasi RPP kurikulum 2013 yang dikerjakan oleh guru, pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai mencapai 100. Dengan demikian setelah dilakukan tindakan siklus II indikator keberhasilan terlah tercapai. Karena sudah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dihentikan di siklus II.

Pembahasan

Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan berdasarkan masalah-masalah yang terjadi di lapanagan. Khususnya di SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten dalam menyusun RPP kurikulum 2013 semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 melalui supervisi akademik yang diukur berdasarkan nilai hasil pelaksanaan tugas guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013.

Penelitian Tindakan Sekolah ini berlangsung selama 2 siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan 3 (tiga) pertemuan guna memberikan pelatihan kepada guru untuk menyusun RPP kurikulum 2013 yang baik, setiap pertemuan dilaksanakan selama 60 menit. Selama pelatihan berlangsung, aktivitas peneliti diamati oleh observer guna menilai proses pelatihan, dan pada pertemuan ketiga observer memberikan kritik saran dalam lembar observasi aktivitas peneliti, aktivitas guru, serta manyampaikan refleksi dari hasil pengamatan tersebut.

Pelaksanaan siklus I berjalan dalam 3 pertemuan. Pada pertemuan 1 kegiatan supervisi difokuskan pada pemberian materi tentang RPP Kurikulum 2013 revisi kepada guru. Setelah menjelaskan materi, peneliti memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tanya jawab terkait dengan penyusunan RPP Kurikulum 2013. Pada pertemuan 2, kegiatan supervisi diawali dengan membentuk kelompok beranggota 2 orang, kemudian diberi tugas untuk mendiskusikan perbedaan RPP kurikulum 2013 lama dan kurikulum 2013 revisi. Pada pertemuan 3 kegiatan supervisi difokuskan pada evaluasi RPP yang telah disusun secara kelompok. Peneliti meminta guru untuk mempresentasikan RPP yang telah disusun. Di akhir pertemuan 3 peneliti memberikan tugas untuk menyusun RPP Kurikulum 2013 revisi secara individu.

Setelah supervisi dilaksanakan dalam bentuk pelatihan penyusunan RPP Kurikulum 2013 revisi siklus I, diketahui bahwa belum ada guru yang mampu menyusun RPP kurikulum 2013 dengan baik. berdasarkan indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu terjadinya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 revisi, yang dilihat dari

(7)

7

nilai tugas penyusunan RPP kurikulum 2013. Namun setelah dilakukan supervisi dengan teknik pelatihan ternyata indikator keberhasilan belum tercapai

Belum tercapainya indikator keberhasilan dalam siklus I ini disebabkan masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Ada Guru yang dijadikan subjek penelitian datang terlambat dan juga tidak membawa laptop saat dilaksanakana pelatihan.

2. Penjelasan materi oleh peneliti masih terlalu cepat, sehingga peserta kesulitan memahami.

3. Alokasi waktu untuk diskusi lebih panjang atau tidak sesuai dengan rencana.

4. Ketika presentasi masih ada guru yang tidak mendengarkan dengan baik penjelasan kelompok lain.

5. Beberapa guru masih malu dan ragu dalam memberikan pendapat dalam diskusi.

Setelah permasalahan tersebut didiskusikan dengan observer, peneliti memberbaiki rencana pelaksanaan supervisi yang akan dilaksanakan pada siklus II. Sama seperti pelaksanaan siklus I, Siklus II dilaksanakan dalam 3 (tiga) pertemuan (3x60 menit). Pada pertemuan 1 kegiatan difokuskan pada pendalaman materi. Peneliti juga memberitahukan hasil tugas individu peserta pada seklus I sebagai evaluasi. Pada pertemuan ke 2, kegiatan diawali dengan pembentukan kelompok. Anggota kelompok di siklus II ini berbeda dengan siklus I, agar guru dapat belajar bekerja sama dengan semua teman sejawat. Setelah itu semua kelompok saling mengevaluasi RPP yang telah disusun oleh kelompok lain, dilanjutkan dengan perbaikan RPP oleh masing-masing kelompok berdasarkan hasil evaluasi dari kelompok lain. Pada pertemuan ke 3, kegiatan difokuskan pada presentasi hasil RPP yang telah diperbaiki pada pertemuan sebelumnya. Hasil RPP yang telah diperbaiki selanjutnya dipresentasikan. Saat presentasi kelompok lain memperhatikan dan memberi saran atau masukan perbaikan. Di akhir kegiatan peneliti memberi tugas pada guru untuk menyusun RPP K13 secara individu. Tugas RPP dijadikan bahan evaluasi setiap guru dan sekaligus menjadi penentu keberhasilan guru dalam mengikuti supervisi.

Hasil penilaian terhadap RPP kurikulum 2013 yang disusun secara individu oleh guru, diketahui sebanyak 6 peserta (100%) telah mencapai nilai baik, dan telah mencapai nilai 100, dengan demikian setelah dilakukan supervisi siklus II kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP kurikulum 2013 dapat mencapai indikator keberhasilan yaitu semua guru telah mencapai nilai 100. Keberhasilan supervisi siklus II yang berupa pelatihan sebanyak 3 kali pertemuan ini karena telah diterapkannya beberapa saran dan kritik dari observer. Beberapa masukan tersebut diantaranya:

1. Kegiatan diskusi sudah baik, peserta telah aktif dan mampu mengungkapkan pendapatnya masing-masing.

2. Peneliti memberikan materi secara tepat dan telah mengguankan media power point, sehingga memudahkan peserta memahaminya.

3. Minta guru yang dijadikan subjek penelitian membagi ilmu pada teman sejawat, agar terjalin persamaan presepsi tentang penyusunan RPP kurikulum 2013.

(8)

8

4. Peneliti dan guru yang dijadikan subjek penelitian bekerjasama dengan baik selama kegiatan pelatihan. Peneliti memberikan bimbingan dan guru menyelesaikan tugasnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Wonosari kabupaten Klaten dalam menyusun RPP kurikulum 2013 semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik kompetensi pedagogik guru di SMKI Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten dalam menyusun RPP kurikulum 2013 semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 dapat meningkat.

Peningkatan kompetensi guru setelah dilakukan tindakan sebanyak 2 (dua) siklua.

Peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 ditandai dengan meningkatkan hasil observasi tugas penyusunan RPP kurikulum 2013 yang diberikan kepada guru secara individual.

Beberapa saran dalam upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 revisi melalui supervisi akademik adalah:

1. Kegiatan supervisi dalam bentuk pelatihan sangat baik dilakukan untuk membina guru meningkatkan kompetensinya, sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan.

2. Sebaiknya supervisi akademik ini juga dilakukan terhadap semua guru secara bergilir dan menyangkut seluruh aspek kompetensi guru seperti yang disyaratkan dalam permendiknas.

3. Metode ini lebih menekankan pada aspek praktik, sehingga dalam proses pembelajaran atau pelatihan kegiatan praktik diperbanyak dari pada kegiatan teori.

4. Penerapan metode ini membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama, oleh karena itu pengaturan waktu benar-benar harus efektif.

5. Metode ini dapat pula diterapkan untuk program pelatihan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.2007.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 / 2007 tanggal 17 April 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta:

BNSP.

Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007Tentang Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

(9)

9

Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:

Depdiknas.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdiknas.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada.

(10)

10

Referensi

Dokumen terkait

Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sum yang melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan yang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dalam rangka mendukung penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil yang akuntabel, perlu mengatur jabatan pelaksana pada

Tidak adanya Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dalam Pemberian Obat oleh perawat Angka kejadian pasien, penunggu pasien dan karyawan jatuh di pelayanan rumah

[r]

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 keluarga poligami (dalam hal ini suami yang memiliki dua istri), dengan demikian subyek dalam penelitian ini terdiri dari

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, peraturan Presiden Nomor 141 Tahun 2015 tentang T\.rnjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Desa,

(D) harga beras turun karena panen raya dan harga kambing dan sapi juga turun karena permintaannya sudah berkurang. Pengangguran merupakan masalah yang mendesak

Pada siklus kedua ini kegiatanpembelajaransudah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tahap pelaksanaan dengan model make a match adalah sebagai berikut: a) Guru