• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN OBAT-OBATAN TERHADAP PENJUALAN PADA APOTEK 71 KEDIRI. Oleh: Endang Ririn Purwitosari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN OBAT-OBATAN TERHADAP PENJUALAN PADA APOTEK 71 KEDIRI. Oleh: Endang Ririn Purwitosari"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

53

Endang Ririn Purwitosari

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri Jl. Sersan Suharmaji No. 38 Kediri 64128

ABSTRAK

Sistem pengendalian intern persediaan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan tingkat dan komposisi persediaan komponen barang. Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjualan dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut, apabila persediaan barang dagang di gudang kurang, maka dapat mempengaruhi penjualannya.Data yang digunakan adalah data primer. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan alat analisis yang digunakan perputaran persediaan (inventory turno). Hasil analisis menunjukakan bahwa perputaran berbanding lurus dengan penjualan dan penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto secara “item by item” akan menghasilkan nilai persediaan Rp 2.296.000 berdasarkan “kelas usaha” dan “keseluruhan persediaan” nilai persediaan ditetapkan masing-masing sebesar Rp 2.215.440, dan Rp 2.317.715, persediaan akhir apotek 71 dilaporkan pada jumlah Rp 2.296.000.Dapat disimpulkan bahwa makin rendah nilai akhir persediaan pada apotek , maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi apabila penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi dapat mempengaruhi tingkat penjualan dan efisiensi operasionalnya.

Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern Persediaan Obat-Obatan Terhadap Penjualan ABSTRACT

Inventory internal control system is an activity that aims to determine the level and composition of component inventories of goods. Selling is an activity conducted by sales in selling goods or services in hopes of gaining a profit from the presence of suchtransactions, if the merchandise inventory in the warehouse is less, then it can affect sales.The data used is primary data. Analytical techniques used in this research is descriptive analysis method and analysis tool used is inventory turnover (inventory turno). Analysis results showed that the turnaround is directly proportional to sales and a decline in the value of inventories become value realization neto in "item by item" will yield the value of the inventory is Rp 2.296.000 based on "business class" and "overall stockpile".

Value assigned each inventory amounting to Rp 2.215.440, and Rp 2.317.715, the ending of inventory amount reported at 71 Pharmacies is Rp 2.296.000. It can be concluded that thelower the value of the inventory at the end of the Pharmacy , then the sale is automaticallyhigh, because if sales are high then the pharmacy does not get high profits.

If sales are high, it is not necessarily high profit, high profit is certainly the high sales and it could affect the level ofsales and operational efficiency.

Keywords :Internal Control System The Preparation Of Medicines Against Sale

(2)

54 Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang menjalankan usaha yang bersifat tetap, terus menerus didirikan dan berkedudukan di tempat tertentu dengan tujuan memperoleh laba. Dalam dunia bisnis perusahaan terbagi menjadi tiga yaitu perusahaan jasa, dagang, dan industri manufaktur (Kansil, 2001:2).

Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang membeli barang dagang dari pihak atau perusahaan lain, kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat.

Sistem pengendalian inern persediaan merupakan cara untuk mencatat transaksi kinerja perusahaan, dimana sejumlah barang yang diharapkan dapat diperoleh pada tepat waktu dan ongkos yang murah. Tujuan dari sistem pengendalian persediaan agar persediaan barang yang terdapat dalam suatu apotek tidak terlalu banyak, sehingga tidak menimbulkan keusangan dan tidak terlalu sedikit sehingga apotek tidak tidak kehilangan penjualan atau laba yang didapat.

Pengelolaan persediaan obat-obatan dimulai dari pembelian, penyimpanan (gudang), prosedur permintaan dan pengeluaran barang, sampai ke sistem perhitungan fisik dan prosedur pemusnahan persediaan obat. Dan karena aktivitas keluar masuk obat cukup tinggi frekuensinya, maka diperlukan sistem pengendalian intern persediaan, pemeriksaan persediaan secara periodik atas catatan suatu persediaan dengan perhitungan yang sebenarnya. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern persediaan yang bertujuan melindungi persediaan obat- obatan, menentukan tingkat penjualan, menentukan laba-rugi periodik dengan cara menjumlahkan harga pokok penjualan dengan hasil penjualan dalam satu periode akuntansi dan juga

Penjualan merupakan aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa dengan harapan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penjualan barang merupakan kegiatan menjual barang yang diproduksi sendiri atau dibeli dari pihak lain, penjualan akan menurun apabila tidak tersedianya barang yang diinginkan pelanggan, apabila jumlah barang yang melebihi dan tidak terjual maka akan membebani apotek, jadi penting bagi apotek untuk melakukan sistem pengendalian persediaan secara cermat untuk membatasi biaya penyimpanan yang besar, jika sistem pengendalian sudah efektif maka tingkat penjualan obat- obatan akan meningkat.

Apotek 71 merupakan tempat yang dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat, yang dimaksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pembuatan, pengendalian mutu persediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, distribusi obat, pelayanan resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat.

Persediaan obat-obatan dalam suatu apotek memiliki arti penting karena persediaan obat sangat rentan terhadap kerusakan dalam penyimpanan, ada berbagai macam jenis-jenis obat menurut kebutuhan pasien, dan kelalain dalam mencatat persediaannya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan penelitian sistem pengendalian persediaan obat-obatan dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Obat-Obatan Terhadap Penjualan”.

Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti menentukan pokok permasalahan agar tidak terlalu meluas maka peneliti menentukan batasan penelitian yaitu dengan menganalisis

(3)

55 sistem pengendalian persediaan obat- obatan yang dapat mempengaruhi penjualan pada apotek 71 kediri, adapun obat-obatan yang akan di jadikan sampel antara lain: obat hipertensi seperti amlodipin 5mg dan amlodipin 10mg, obat diabetes seperti amadiab 1mg, 2mg, 3mg dan 4mg, obat kolestrol seperti lipitor 10mg, 20mg, dan 40mg, pada per periode akuntansi selama Oktober- Desember 2014.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang peneliti merumuskan permasalahannya yaitu

“Bagaimana analisis sistem pengendalian intern persediaan obat-

obatan yang dapat

mempengaruhipenjualan”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka peneliti mempunyai tujuan dalam penelitiannya yaitu untuk mengetahui sistem pengendalian intern persediaan yang dapat mempengaruhi penjualan obat-obatan apotek.

Metode Penelitian.

Data dan teknik pengumpulannya Observasi; Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari apotek atau data yang terjadi dilapangan diperoleh dari staf bagian pengadaan hasilnya seperti kartu stok persediaan, yang ada di bagian gudang, dan menggunakan perputaran persediaan (inventory turnover) untuk sistem pengendalian intern persediaannya.

Teknik Analisis Data Perputaran persediaan

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan (HPP) : Rata-Rata

Persediaan

1.Pencatatan persediaan;Sistem persediaan periodik; nilai persediaan akhir ditentukan melalui pemeriksaan stok fisik, nilai barang dijual selama tahun berjalan dengan rumus:Harga Pokok Penjualan = Nilai Persediaan Awal+ Biaya Barang Yang Dibeli/Dibuat - Nilai Persediaan Akhir.

2.Penilaian Persediaan; Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO),

rumus:biaya persediaan akhir=jumlah pembelian.

Jumlah pembelian = (jumlah barang datang awal x harga per unit barang datang awal) +(jumlah barang datang akhir x harga per unit barang datang akhir).

3.penjurnalan persediaan;

Harga pokok penjulan Rp xx Persediaan barang Rpxx 4.penyajian persediaan

Penyajian menggunakan sebagai berikut:

a. Nilai Realisasi Neto merupakan estimasi harga jual dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Penentuan nilai realisasi neto persediaan tidak akan menimbulkan masalah besar, kecuali untuk barang yang pemakaiannya lambat.

b.Nilai Terendah Dari Biaya Dan Nilai Realisasi Neto, membandingkan keduanya sebagai nilai persediaan dengan cara mengklasifikasi persediaan sesuai jenisnya, seperti:

Biaya NRB Jenis barang 1

Barang A xxx xxx Barang B xxx xxx Barang C xxx xxx

(4)

56 Jenis barang 2

Barang A xxx xxx Barang B xxxxxx

Tabel berikut menunjukkan perhitungan nilai persediaan berdasarkan:

(i) Item by item (ii) Kelas usaha

(iii) Keseluruhan persediaan.

Biaya NRB Nilai Biaya Dan Terendah NRB

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Usaha I :

a. Barang A : b. Barang B : c. Barang C : Subtotal

Usaha 2

a. Barang D : b. Barang E : Subtotal :

Total : Dengan demikian penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto secara “item by item” akan menghasilkan nilai persediaan Rpxxx Berdasarkan “ sebesar Rp xxx dan Rp xxx. Berdasarkan PSAK 14, Persediaan akhir harus dilaporkan pada jumlah Rp xxx.

Dengan demikian penurunan nilai realisasi neto, jenis, abjad, dan jumlah persediaan telah sesuai.

Hasil dan Pembahasan

Dalam melakukan pencatatan, penilaian, penjurnalan, penyajian agar tidak terjadii kesalahan yang dilakukan dan untuk mengetahui berapa kali perputaran persediaan dalam satu periode tertentu untuk menjual persediaan obat-obatan serta untuk menilai efisiensi operasionalnya dengan cara sebagai berikut:

Pencatatan Persediaan

Dalam pencatatan persediaan menggunakan metode Sistem persediaan periodik (periodic invebtory system-berkala), nilai persediaan akhir

ditentukan melalui pemeriksaan stok fisik (physical stock-take). Beberapa Nilai barang dijual selama tahun berjalan, kemudian dihitung dengan rumus:

Harga pokok penjualan = nilai perrsediaan akhir+biaya barang yang dibeli/dibuat-nilai persediaan akhir.

Perputaran persediaan=harga pokok penjualan (HPP): rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2).

1) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat Diabetes Amadiab 1mg pada periode Oktober- Desember 2014. Berikut ini perhitungan berdasarkan tabel 4.3., 4.12.dan tabel 4.13. adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir

HppOktober 2014 = Rp 187.000+

Rp2.464.000– Rp 110.000= Rp 2.541.000

HppNopember 2014 = Rp 110.000 + Rp 2.255.000 – Rp 250.000 = Rp 2.115.000

Hpp Desember 2014 = Rp 250.000 + Rp 754.000- Rp 132.000 = Rp 872.000 Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobat Diabetes Amadiab 1mg padabulanOktober 2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobat diabetes amadiab 1 mg.

b) Perputaran persediaan = harga pokok penjualan (HPP) : rata-rata persediaan (nilaipersediaanawal + nilaipersediaanakhir : 2).

Perputaran persediaanOktober 2014 = Rp 2.541.000: Rp 148.500= 17kali PerputaranpersediaanNopember 2014=

Rp 2.115.000 : Rp 180.000 = 12 kali

(5)

57 Perputaran persediaan 2014 = Rp 872.000 : Rp 191.000= 5 kali

Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat diabetes amadiab 1mg pada bulan Oktober 2014 mengalami tingkat perputaran tinggi sebesar 17 kali, dibandingkan dengan bulan Nopember dan Desember 2014, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

2) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat Diabetes Amadiab 2mg pada periode Oktober- Desember 2014. Berikut ini perhitungan berdasarkan tabel 4.4., 4.12. dantabel 4.13. adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir

Hpp Oktober 2014 = Rp 900.000+ Rp 3.510.000– Rp 378.000 =Rp 4.032.000 Hpp Nopember 2014 = Rp 378.000 + Rp 3.024.000- Rp 945.000 = Rp 2.457.000

Hpp Desember 2014 = Rp 945.000 + Rp 1.039.500 – Rp 207.900 =Rp 1.776.600

Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobat Diabetes Amadiab 2mg padabulanOktober 2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobat Diabetes Amadiab 2mg.

b)Perputaran persediaan=harga pokok penjualan (HPP): rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2).

Perputaran persediaan Oktober 2014=

Rp 4.032.000: Rp 234.000= 17 kali Perputaran persediaan Nopember 2014

= Rp 2.457.000 : Rp 661.500 = 4 kali Perputaran persediaan Desember 2014

= Rp 1.776.000 : Rp 576.450 = 3 kali Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Diabetes Amadiab 2mg pada bulan Oktober 2014 mengalami tingkat perputaran tinggi sebesar 17 kali, dibandingkan dengan bulan Nopember dan Desember 2014, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

3) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat diabetest Amadiab 3mg pada periode oktober- desember 2014. Berikut ini perhitungan berdasarkan tabel 4.5., 4.12. dan tabel 4.13. adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir Hpp Oktober 2014 = Rp430.000 + Rp 3.440.000–Rp 430.000= Rp 3.440.000 Hpp Nopember 2014 = Rp 430.000 + Rp 3.225.000-430.000 = Rp 3.225.00 Hpp Desember 2014 = Rp 430.000+ Rp 1.161.000 –Rp 473.000 = Rp 1.118.00 Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobat Diabetes Amadiab 3mg padabulanOktober 2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput

(6)

58 aranpersediaanpadaobat diabetes amadiab 3 mg.

b)Perputaran persediaan=harga pokok penjualan (HPP) : rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2)

Perputaran persediaan Oktober 2014 = Rp 3.440.000 : Rp 430.000 = 8 kali Perputaran persediaan Nopember 2014

= Rp 3.225.000: Rp 430.000 = 7 kali Perputaran persediaan Desember 2014

= Rp 1.118.000: Rp 451.500 = 2 kali.

Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Diabetes Amadiab 3mg pada bulan Oktober 2014 mengalami tingkat perputaran tinggi sebesar 8 kali, dibandingkan dengan bulan Nopember dan Desember 2014, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

4) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat Diabetes Amadiab 4mg pada periode oktober- desember 2014. Brikut ini perhitungan berdasarkan tabel 4.6., 4.12. dantabel 4.13. adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir Hpp Oktober 2014 = Rp1.060.000+Rp 4.240.000–Rp 530.000 = Rp 4.770.000 Hpp Nopember 2014 = Rp 530.000+

Rp 4.664.000 – Rp 265.000 = Rp 4.929.000

Hpp Desember 2014 = Rp 265.000+

Rp 4.823.000- Rp 291.500 = Rp 4.796.500

Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobat Diabetes Amadiab 4mg padabulanOktober 2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobat diabetes amadiab 4mg.

b)Perputaran persediaan = harga pokok penjualan (HPP): rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2)

Perputaran persediaan Oktober 2014 = Rp 4.770.000 :Rp 795.000 = 6 kali Perputaran persediaan Nopember 2014

= Rp 4.929.000 : Rp 397.500= 12 kali Perputaran persediaan Desember 2014=

Rp 4.796.500: Rp 278.250 = 17 kali Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Diabetes Amadiab 4mg pada bulan Desember 2014 mengalami tingkat perputaran tinggi sebesar 17 kali, dibandingkan dengan bulan Oktober dan Nopember dan Desember 2014 dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

5) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat Hipertensi Amlodipin 5mg pada periode Oktober- Desember 2014.

Berikut ini perhitungan berdasarkan tabel 4.7., 4.12.dan tabel 4.13. adalah sebagai berikut:

(7)

59 a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir

Hpp Oktober 2014 = Rp 118.750 + Rp 106.125 – Rp 93.500= Rp 637.750 Hpp Nopember 2014 = Rp 93.500 + Rp 487.500 –Rp 84.000 = Rp 497.000 Hpp Desember 2014 = Rp 84.000 + Rp 500.000 – 65.000 = Rp 519.00

Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobatHipertensiAmlodipin 5mg padabulanOktober 2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobathipertensiamlod ipin 5mg.

b)Perputaran persediaan = harga pokok penjualan (HPP) : rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2)

Perputaran persediaan Oktober 2014 = Rp 637.750 : 106.125 = 6 kali

Perputaran persediaan Nopember 2014

= Rp 497.000 : Rp 88.750 = 6 kali Perputaran persediaan Desember 2014

= Rp 519.000 : Rp 745.000 = 7 kali Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Hipertensi Amlodipin 5mg pada bulan Desember 2014 mengalami tingkat perputaran tinggi sebesar 7 kali, dibandingkan dengan bulan Oktober dan Nopember 2014, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

6. Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat HipertensiAmlodipin 10mg pada

periode oktober- desember 2014.

Berikut ini perhitungan berdasarkan tabel 4.8., 4.12. dantabel4.13. adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir

Hpp Oktober 2014 = Rp 218.750 + Rp 662.500- Rp 45.000 = Rp 836.250 Hpp Nopember 2014 = Rp 45.000 + Rp 925.000 – Rp 231.250 = Rp 738.750 Hpp Desember 2014 = Rp 231.250 + Rp 943.750 – Rp 123.500 = Rp 1.051.500

Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobatHipertensiAmlodipin 10mg padabulanOktober 2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobathipertensiamlod ipin 10mg.

b) Perputaran persediaan = harga pokok penjualan (HPP) : rata-rata persediaan Perputaran persediaan Oktober 2014 = Rp 836.250 : Rp 131.875 = 6 kali Perputaran persediaan = Rp 738.750 : Rp 138.125 = 5 kali

Perputaran persediaan Desember 2014

= Rp 1.051.500 : Rp 177.375 = Rp 6 kali.

Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Hipertensi Amlodipin 10mg pada bulan Oktober dan Desember 2014 mengalami tingkat perputaran tinggi yaitu sama sebesar 6 kali, dibandingkan dengan bulan Nopember 2014 sebesar 5 kali, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau

(8)

60 keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

7) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat kolestrol lipitor 10mg pada periode oktober- desember 2014. Berikut ini perhitungan berdasarkan Berdasarkan tabel 4.9., 4.12. dantabel4.13. adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir

Hpp Oktober 2014 =Rp 1.440.000 + Rp5.544.000 –Rp 792.000=Rp 6.192.000

Hpp Nopember 2014 = Rp 792.000+

Rp 8.006.400 – Rp 435.000 = Rp 8.363.400

Hpp Desember 2014 = Rp 435.000+ Rp 6.681.800- Rp 510.000= Rp 6.606.800 Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobatKolestrol Lipitor 10mg padabulanOktober 2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobatkolestrollipitor 10mg.

b)Perputaran persediaan = harga pokok penjualan (HPP) : rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2)

Perputaran persediaan Oktober 2014 = Rp 6.192.000 : Rp 1.116.000 = 5 kali Perputaran persediaan Nopember 2014

= Rp 8.363.400 : Rp 613.500 = 14 kali Perputaran persediaan Desember 2014

= Rp 6.606.800: Rp 472.500 = 14 kali Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Kolestrol Lipitor 10mg bulan Nopember dan Desember 2014 mengalami tingkat perputaran tinggi sebesar 14 kali, dibandingkan dengan bulan Oktober 2014 sebesar 5 kali, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan

sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

8) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat Kolestrol Lipitor 20mg pada periode Oktober- Desember 2014. Berikut ini perhitungan persediaan berdasarkan tabel 4.10., 4.12. dan tabel 4.13. adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir

Hpp Oktober 2014 =Rp1.080.000+Rp 7.128.000– Rp 792.000=Rp 7.416.000 Hpp Nopember 2014 = Rp 792.000 + Rp 8.006.400 – Rp 435.600 = Rp 8.363.800

Hpp Desember 2014 = Rp 435.600 + Rp 6.682.800 – Rp 510.000 =Rp 6.608.400

Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobatKolestrol Lipitor 20mg padabulanOktober2014 –

Desember 2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobatkolestrollipitor 20mg .

b)Perputaran persediaan = harga pokok penjualan (HPP) : rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2)

Perputaran persediaan Oktober 2014=

Rp7.416.000 : Rp 936.000= 8 kali.

Perputaran persediaan Nopember 2014

= Rp 8.363.800 : Rp 613.800 = 14 kali.

Perputaran persediaan Desember 2014

= Rp 6.608.400 : Rp 472.800 = 14 kali Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Kolestrol Lipitor 20mg pada bulan Nopember

(9)

61 dan Desember 2014 mengalami kenaikan tingkat perputaran persediaan tinggi sebesar 14 kali, dibandingkan dengan bulan Oktober 2014 sebesar 8 kali, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

9) Menghitung harga pokok penjualan dan perputaran persediaan obat Kolestrol Lipitor 40mg pada periode Oktober- Desember 2014. Berikut perhitugan berdasarkan tabel 4.11., 412, dantabel 4.13.adalah sebagai berikut:

a) Harga pokok penjualan = nilai persediaan awal + biaya barang yang dibeli – nilai persediaan akhir

Hpp Oktober 2014 =Rp1.080.000+ Rp 7.920.000 –Rp1.188.000 =Rp 7.812.000

Hpp Nopember 2014 =Rp 1.188.000+

Rp 7.840.800 – Rp 435.600 = Rp8.593.200

Hpp Desember 2014 = Rp 435.600 + Rp 6.682.800 –Rp 510.000= Rp 6.608.400

Denganmenentukanhargapokokpenjual andiataspadaobatKolestrolLipitor 40mg padabulanOktober 2014 – Desember

2014, di

gunakanuntukmenghitungjumlahperput aranpersediaanpadaobatkolestrollipitor 40mg.

b)Perputaran persediaan = harga pokok penjualan (HPP) : rata-rata persediaan

(nilaipersediaanawal +

nilaipersediaanakhir : 2)

Perputaran persediaan Oktober 2014 = Rp7.812.000 :Rp 1.134.000 = 7 kali Perputaran persediaan Rp 8.593.200 : Rp 811.800 = 10 kali

Perputaran persediaan Desember 2014

= Rp 6.608.400: Rp 472.800 = 14 kali.

Dengan menggunakan perputaran persediaan diatas pada obat Kolestrol Lipitor 40mg pada bulan Desember 2014 mengalami kenaikan tingkat perputaran persediaan tinggi sebesar 14 kali, dibandingkan dengan bulan Oktober dan Nopember 2014 sebesar 7 kali dan 10 kali, dapat di simpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

Penilaian persediaan

Dari penilaian persediaan diatas pada obat diabetes, hipertensi, dan kolestrol menggunakan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO), untuk mencatat keluar masuknya barang dari gudang dan untuk mengasumsikan barang yang terjual dengan urutan serupa ketika dibeli, sehingga barang pertama kali di beli akan lebih dulu di jual, pengaruh terhadap penjualanya yaitu dengan metode ini menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih rendah , nilai perediaan akhir yang tinggi dan menghasilkan penjualan yang tinggi dan laba yang tinggi pula

bagi apotek.

Penjurnalan persediaan

Penjurnalan pada persediaan obat diabetes amadiab 1mg;

(10)

62 Hpp Rp7.146.000

Persediaan Rp 7.146.000 Penjurnalan pada persediaan obat diabetes amadiab 2mg;

Hpp Rp9.305.100

Persediaan Rp9.305.100 Penjurnalan pada persediaan obat diabetes amadiab 3mg;

Hpp Rp9.868.500

Persediaan Rp9.868.500 Penjurnalan pada persediaan obat diabetes amadiab 4mg;

Hpp Rp14.495.500 Persediaan Rp14.495.500 Penjurnalan pada persediaan obat hipertensi amlodipin 5mg;

Hpp Rp1.653.750 Persediaan Rp1.653.750 Penjurnalan pada persediaan obat hipertensi amlodipin 10mg;

Hpp Rp2.676.000

Persediaan Rp2.676.000 Penjurnalan pada persediaan obat kolestrol lipitor 10mg;

Hpp Rp21.088.800

Persediaan Rp21.088.800 Penjurnalan pada persediaan obat kolestrol lipitor 20mg;

Hpp Rp22.387.000 Persediaan Rp22.387.000 Penjurnalan pada persediaan obat kolestrol lipitor 40mg;

Hpp Rp22.387.200 Persediaan Rp22.387.200 Penyajian persediaan

Dengan demikian penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto secara “item by item” akan menghasilkan nilai persediaan Rp 2.194.000 Berdasarkan “kelasusaha”

dan “keseluruhanpersediaan”

nilaipersediaan di tetapkanmasing- masingsebesarRp 2.215.440 dan Rp 2.215.715. Berdasarkan PSAK 14,

Persediaan akhir apotek 71 harus dilaporkan pada jumlah Rp2.194.000.

Berdasarkan keterangan diatas hubungan sistem pengendalian intern persediaan terhadap penjualan dengan melakukan perputaran persediaan dengan pencatatan persediaan, penilaian persediaan, penjurnalan persediaan dan penyajian persediaan menghitung nilai persediaan akhir dengan cara mengklasifikasikan menurut “ item by item “, “kelas usaha

“ dan “ keseluruhan persediaan “ dan dapat disimpulkan bahwa semakin rendah nilai akhir persediaan pada apotek, maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggidapat mempengaruhi tingkat

penjualandanefisiensioperasionalpersed iaannya.

Rr Rp 22.387.200

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1.Aktivitas pencatatan persediaan dengan menggunakan perputaran persediaan (Inventory Turnover) dengan rumus; harga pokok penjualan:

rata-ata persediaan, dapat diketahui berapa kali perputaran persediaan dalam jangka waktu per perioe akuntansinya selama Oktober - Desember 2014 pada beberapa jenis obat. Dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berbanding lurus dengan penjualan sehingga semakin tinggi perputaran persediaan maka penjualan secara otomatis tinggi, sebab kalau penjualan tidak tinggi maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau

(11)

63 keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi.

2.Penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto secara “item by item” akan menghasilkan nilai persediaan Rp 2.296.000 Berdasarkan

“kelasusaha” dan

“keseluruhanpersediaan”

nilaipersediaan di tetapkanmasing- masingsebesarRp

2.215.440,Rp2.317.715. Berdasarkan PSAK 14, Persediaan akhir apotek 71 harus dilaporkan pada jumlah Rp2.296.000. Berdasarkan dari kesimpulan diatas hubungan sistem pengendalian intern persediaan terhadap penjualan dengan menghitung nilai persediaan akhir dengan cara mengklasifikasikan menurut “ item by item “, “kelas usaha “ dan “ keseluruhan persediaan “ dapat disimpulkan bahwa semakin rendah nilai akhir persediaan pada apotek, maka penjualan secara otomatis tinggi sebab kalau penjualan tidak tinggi, maka apotek tidak mendapatkan keuntungan yang tinggi, penjualan yang tinggi belum tentu keuntungan tinggi, kalau keuntungan tinggi sudah tentu penjualan tinggi dapat mempengaruhi tingkat penjualan dan efisiensi operasional persediaannya.

Saran

Dari kesimpulan diatas peneliti memberikan saran kepada pihk apotek 71 untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Seharusnya di apotek 71 di persediaan obat-obatan terutama di bagian gudang menggunakan sistem pengendalian intern persediaan dengan menggunkan perputaran persediaan yang telah dijelaskan di pembahasan.

2. Segera memenuhi kebutuhan kekurangan karyawan terutama

dibagian persediaan pengadaan obat- obatan yng masih ada rangkap jabatan, sehingga pelung resiko manipulasi data dan barang dapat dihindarkan.

3. Seharusnya di apotek 71 mempertegas peraturan untuk membatasi akses langsung di bagian gudang persediaan obat-obatan, sehingga kehilangan dan kerusakan atas persediaan obat-obatan dapat di hindarkan dan sistem pengendalian intern persediaan dapat ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin (2005), Sistem Pengendalian Intern Persediaan. Jurnal ilmiah.

Assauri, sofyan, (2004:177), manajemen produksi dan operasi. Edisi Empat.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Baridwan, Zaki (2004), Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE.

Baridwan, Zaki (2002), Sistem Akuntansi. Edisi Delapan.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hall, James A (2004), Sistem Informasi Akuntansi.

Edisi Satu, Jakarta : Salemba Empat.

Juang, Ng Eng (2013), Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Dua. Jakarta : Salemba Empat.

(12)

64 Kasmir, (2011), Pengantar

Manajemen Keuangan, Jakarta : Prenada Media Group.

Krismiaji, (2005), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Dua. AMP YKPN Yogyakarta.

La Midjan, (2001), Sistem Informasi Akuntansi I, Bandung : Lembaga Informasi Akuntansi

Mulyadi, (2008), Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta : Salemba Empat.

Swasth Basu, (2005), Manajemen Penjualan, Edisi Tiga, BPFE Yogyakarta.

Warren S.Carl, James M.Reeve, (2005), Pengantar Akuntansi, Edisi Duapuluh Satu, Jakarta : Salemba Empat.

Gambar

Tabel  berikut  menunjukkan  perhitungan  nilai persediaan berdasarkan:

Referensi

Dokumen terkait

Metode statistika yang digunakan untuk menganalisis data dalam tulisan ini adalah analisis diskriminan berganda dengan peubah bebas campuran antara kategorik dan kontinu,

KINESTETIK, ANDA HARUS BISA MEMBUAT MEREKA MERASAKAN APA YANG

Rencana cadangan $ang di"uat untuk %engantisipasi ke%ungkinan dari gagaln$a rencana inti dengan tujuan untuk %e%ini%alisasi "ia$a $ang dikeluarkan serta da%pak

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi: mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,

Pada dasarnya sistem yang dibangun merupakan sebuah perangkat lunak yang memiliki fungsi melakukan tracking wajah pada gambar sekuen dari video.. Algorithma yang digunakan

dengan menggunakan iklan TV dengan tujuan dari iklan tersebut adalah memberitahu khalayak mengenai produk PAS dengan cara mengedukasi masyarakat akan pentingnya asuransi

Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Jurusan Produksi Ternak Universitas Hasanuddin melalui seleksi berkas prestasi. Selama menjadi

Dari permasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Eidtorial Menggunakan