M
B
USYAW B
P BADAN P
e‐mail : m
WARAH BIDANG
KA
BAPP
PEMERIN PERENC
Jl.
Telp/Fax.
mail@bapped
PETUN H PERE
(MUS G FISIK ABUPA
PEDA KA TAH
TAH KA CANAAN
WR. Supratm ( 0357 ) 8812 dapacitan.com
NJUK T NCANA SRENBA K DAN P ATEN P
BUPATEN HUN 2014
BUPATE PEMBA
man No.22 Pa 242, 882690 F m ; dan bapp
EKNIS AAN PE ANG)
PRASA ACITAN
N PACITA 4
N PACIT ANGUNAN
acitan Fax 881547
eda@pacitan
EMBAN ARANA
N
AN
TAN
N DAERA
nkab.go.id
NGUNA
35
AH
N
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
“PETUNJUK TEKNIS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG FISIK DAN PRASARANA KABUPATEN PACITAN” telah berhasil disusun melalui tahapan pembahasan dengan menyerap aspirasi dari berbagai stakeholders terkait, hasil evaluasi pelaksanaan musrenbang tahun yang lalu dan tentunya merujuk pada peraturan perundangan yang berlaku.
Petunjuk Teknis ini merupakan panduan untuk pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) khususnya di Bidang Fisik dan Prasarana mulai tahun 2015, dititik beratkan pada perbaikan proses dan optimalisasi hasil musrenbang tingkat Kecamatan sebagai tempat penyeleksian akhir usulan dari berbagai Desa / Kelurahan di wilayah kecamatan masing-masing sebelum masuk pada Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD), sehingga usulan program dan kegiatan yang dihimpun dapat terakomodir secara maksimal dalam APBD Kabupaten Pacitan.
Petunjuk Teknis ini masih perlu penyempurnaan, namun kami berharap dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya pada kegiatan Musrenbang khususnya Bidang Fisik dan Prasarana di Kabupaten Pacitan untuk melakukan perencanaan pembangunan dengan lebih baik, penuh kearifan, kecerdasan, improvisasi, dan inovasi dari semua pelaku pembangunan di Kabupaten Pacitan..
Wassalamu alaikum Wr. Wb
Pacitan, 5 Agustus 2014 KEPALA BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PACITAN
Ir. HERU WIWOHO, SP, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19670716 199202 1 002
37
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI : ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. KETENTUANUMUM ... 2
B. DASAR HUKUM ... 4
C. MAKSUD DAN TUJUAN ... 7
D. RUANG LINGKUP ... 7
BAB II PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) ... 8
A. TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANG .... 8
B. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA / KELURAHAN (MUSRENBANG DES / KEL) ... 11
C. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) ... 17
D. FORUM SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (FORUM SKPD) ... 25
E. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN (MUSRENBANG KABUPATEN) ... 28
BAB III ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ... 35
A. KAIDAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN ... 35
B. VISI DAN MISI KABUPATEN PACITAN ... 36
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH 37 D. PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS ... 40
BAB IV PENUTUP ... 54
LAMPIRAN A : FORM USULAN LAMPIRAN B : KODE USULAN
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah diwajibkan bagi Pemerintah Daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Tahunan yang lebih dikenal sebagai Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
Setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut memerlukan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) mulai dari Tingkat RT/RW, Desa/Kelurahan, Kecamatan sampai dengan Kabupaten. Musrenbang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan antara pelaku pembangunan tentang rancangan RKPD, yang menitikberatkan pada sinkronisasi rencana kerja antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat.
Kegiatan musrenbang ini merupakan salah satu wahana yang efektif untuk memaduserasikan perencanaan bottom up dengan perencanaan yang bersifat top down sehingga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya didalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha dapat terlibat secara bersama-sama dalam proses pembangunan mulai dari membuat konsep, merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan memelihara hasil-hasil pembangunan sesuai prinsip-prinsip pembangunan partisipatif.
Perencanaan partisipatif diintegrasikan dengan program-program kemiskinan khususnya grindulu mapan, PNPM Mandiri perdesaan maupun perkotaan yang diharapkan dapat menghasilkan dokumen perencanaan yang efisien, efektif dan akuntabel untuk mencapai Visi dan Misi daerah.
39 A. KETENTUAN UMUM
Guna memudahkan dalam penelaahan istilah, maka dalam ketentuan umum Petunjuk Teknis ini dijelaskan pengertian dan maksud dari kata yang digunakan sebagai berikut :
1. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
2. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
3. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
6. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
7. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
8. Rencana kerja-Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
9. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
10. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
11. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
12. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.
13. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah.
15. Forum SKPD merupakan wahana antar pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD
16. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.
17. Pagu indikatif adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan.
18. Anggaran pendapatan dan belanja daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
19. Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
20. Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.
41 21. Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
22. Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.
23. Kerangka regulasi, adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh.
24. Kerangka anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan daerah.
25. Kerangka pendanaan, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh.
26. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
27. Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta musrenbang untuk menghadiri musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi.
28. Rencana tata ruang wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/kepulauan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah.
B. DASAR HUKUM
Dalam penyusunan Juknis Musrenbang Bidang Fisik dan Prasarana ini, dasar hukum yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
43 16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
17. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014;
21. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 18 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Pacitan;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 19 Tahun 2007 tentang Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pacitan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 2011;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 22 Tahun 2007 tentang Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Pacitan;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan Tahun 2008-2028;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pacitan Tahun 2005-2025;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan.
29. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Petunjuk Teknis ini disusun dengan maksud sebagai panduan atau pedoman untuk menyusun rencana pembangunan, menyusun usulan program dan kegiatan bidang fisik dan prasarana agar lebih efektif, efisien, terpadu dan sinergis dengan dokumen perencanaan lainnya baik antar sektor maupun antar wilayah terutama dengan RPJMD Kabupaten Pacitan dan Renstra SKPD.
Tujuan :
1. Terlaksananya proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dari semua tahapan dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat sesuai dengan kaidah perencanaan partisipatif;
2. Membangun mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dengan mengedepankan kaidah musyawarah untuk mufakat 3. Terlaksananya proses pelaksanaan musrenbang dengan lebih terarah, tepat
sasaran, mempertimbangkan skala prioritas dan sumber daya yang ada sehingga hasilnya dapat terakomodir secara maksimal dalam APBD Kabupaten Pacitan
D. RUANG LINGKUP
Petunjuk Teknis ini digunakan untuk panduan atau pedoman teknis pelaksanaan musrenbang khususnya bidang fisik dan prasarana yaitu usulan program dan kegiatan di 5 (lima) SKPD :
a. Dinas Bina Marga dan Pengairan
b. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan c. Dinas Perhubungan, komunikasi dan Informatika d. Dinas Pertambangan dan Energi
e. Kantor Lingkungan Hidup
45
BAB II
PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)
Pelaksanaan Musrenbang mulai dari tingkat Desa / Kelurahan sampai tingkat Kabupaten adalah suatu keterpaduan dan kesinambungan proses. Masing-masing tahapan musrenbang tersebut mempunyai penekanan pada fungsi yang berbeda, saling melengkapi dan terintegrasi dalam satu kesatuan kegiatan. Secara diskriptif dapat disampaikan fungsi dan peranan serta kerangka waktu masing-masing tahapan Musrenbang Kabupaten Pacitan sebagai berikut :
a. Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan adalah tahapan penentuan prioritas usulan program/kegiatan hasil dari musyawarah di tingkat RT/RW serta pengklasifikasian usulan program/kegiatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (Minggu II s/d Minggu IV Bulan Januari)
b. Musrenbang Tingkat Kecamatan adalah tahapan pemantapan usulan program/kegiatan yang akan disampaikan pada forum SKPD. Pada tahap ini peranan tim pendamping sangat besar dalam membantu memformulasikan usulan program/kegiatan mereka. (Minggu I s/d Minggu II bulan Pebruari)
c. Forum SKPD adalah tahapan sinkronisasi usulan program/kegiatan SKPD dengan
usulan hasil Musrenbang Kecamatan. Pada tahap ini usulan-usulan program/kegiatan akan disinkronkan dengan usulan masing-masing SKPD sesuai misi dalam RPJMD Kabupaten Pacitan. (Minggu III s/d Minggu IV Bulan Pebruari)
d. Musrenbang Tingkat Kabupaten adalah puncak dari pelaksanaan Musrenbang di Kabupaten Pacitan, ini adalah tahapan finalisasi usulan program/kegiatan dari masyarakat yang akan diimplementasikan oleh masing-masing SKPD terkait. (Minggu II Bulan Maret)
Proses dan tahapan pelaksanaan Musrenbang di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
A. TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANG
1. Penyusunan Rancangan Awal RKPD
47 Perumusan rancangan awal (Ranwal) RKPD Kabupaten Pacitan merupakan awal
dari seluruh proses penyusunan rancangan RKPD untuk memberikan panduan kepada SKPD dalam menyusun rancangan Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif.
Perumusan Ranwal RKPD dilakukan dengan kegiatan berikut:
a. Pengolahan data dan informasi;
b. Analisis gambaran umum kondisi daerah, analisis ekonomi dan keuangan daerah;
d. Evaluasi kinerja tahun lalu;
e. Penelaahan terhadap kebijakan nasional dan provinsi;
f. Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD;
g. Perumusan permasalahan pembangunan daerah;
h. Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan Kebijakan Keuangan daerah, perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu indikatif, perumusan program prioritas beserta pagu indikatif;
i. Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif.
Siklus perencanaan pembangunan tergambar pada diagram berikut :
Ranc. Awal
RKPD Musrenbang Desa/ Kel.
Musrenbang Kecamatan BA dan Hasil Musrenbang Kecamatan Pagu Indikatif
Kecamatan Operator Kecamatan
Forum SKPD
Musrenbang Kabupaten
Pra Musrenbang Provinsi Musrenbang Provinsi Musrenbang Nasional Rancangan
RKPD Ranc. Akhir
RKPD
Penetapan RKPD
Ranc. Renja SKPD
& Ranc. RKPD Pagu Indikatif
SKPD
Perbup. RKPD
ALUR PENYUSUNAN RKPD
BA. Hasil Musrenbang Desa/Kel.
MASUK APLIKASI SIPPD
Ranc. Akhir RKPD
Mei Minggu IV
6 7
8
9
10
11 12 13
1 2 3
4 5
Pembahasan & Kesepakaan KUA antara KDH dgn DPRD (Juni)
Pembahasan dan Kesepakatan PPAS antara KDH dgn DPRD (Juni)
Penyusunan RKA‐SKPD &
RAPBD (Juli‐September)
Pembahasan dan persetujuan Rancangan
APBD dgn DPRD (Oktober‐November)
Penetapan Perda APBD (Desember) Penetapan RKPD
(Mei) Musrenbang Kab/Kota
(Maret)
Forum SKPD Penyusunan Renja SKPD
Kab/Kota (Maret)
Musrenbang Kecamatan (Februari)
Musrenbang Desa (Januari)
Penyusunan DPA SKPD (Desember) Pelaksanaan APBD
(Januari thn berikutnya)
Evaluasi Rancangan Perda APBD (Desember)
SIKLUS PERENCANAAN & PENGANGGARAN TAHUNAN
2. Kegiatan Persiapan musrenbang
a. Penetapan agenda pelaksanaan Musrenbang;
b. Sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan teknis pelaksanaan kegiatan oleh BAPPEDA untuk ditindaklanjuti oleh Camat, Kades / Lurah dan masyarakat;
c. Penyampaian Surat Edaran Kepala BAPPEDA kepada SKPD dan Pemangku Kepentingan Pembangunan tentang persiapan pelaksanaan
49 Musrenbang dan prioritas pembangunan serta arahan kegiatan prioritas tahun berikutnya.
d. Pembentukan Panitia Musrenbang (Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana) pada masing-masing tingkatan sebelum pelaksanaan tahapan Musrenbang, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pembentukan Panitia Musrenbang Kelurahan / Desa, difasilitasi oleh Pemerintah Kelurahan / Pemerintah Desa, ditetapkan dengan Keputusan Lurah / Kepala Desa ;
2) Pembentukan Panitia Musrenbang Kecamatan, difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan ditetapkan dengan Keputusan Camat;
3) Pembentukan Panitia Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten oleh BAPPEDA
e. Penyusunan Rancangan Awal Renja SKPD oleh masing-masing SKPD, mengacu pada Renstra SKPD
f. Pengiriman Rancangan Awal Renja SKPD kepada Bappeda sebagai bahan Musrenbang Kecamatan
3. Penyusunan Jadwal Kegiatan Musrenbang
Guna memperoleh kepastian dalam pengaturan maupun pengelolaan sumber daya, mengingat kegiatan Musrenbang merupakan sebuah rangkaian panjang dengan proses yang di dalamnya melibatkan berbagai pihak, maka perlu disusun dan disepakati jadwal kegiatan yang dibuat pentahapan, sejak persiapan, musrenbang desa/kelurahan, kecamatan, forum SKPD hingga musrenbang kabupaten.
B. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA / KELURAHAN (MUSRENBANG DES / KEL)
1. Pengertian
Musrenbang desa / kelurahan adalah forum musyawarah perencanaan tahunan di tingkat desa / kelurahan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) desa / keluahan untuk membahas dan
menyepakati usulan rencana kegiatan pembangunan pada tahun anggaran berikutnya.
Musrenbang desa / kelurahan diharapkan menghasilkan formulasi usulan kebutuhan pembangunan yang terpadu yang didalamnya tidak saja memvalidasi kebutuhan pembangunan hasil musrenbang tahun sebelumnya yang belum tertangani serta mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan pembangunan tahun yang akan datang dari masing-masing RT/RW di desa / kelurahan yang bersangkutan, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan lintas RW antar dua kelurahan yang berbeda yang harus diusulkan lebih lanjut ke Musrenbang tingkat Kecamatan.
Dalam musrenbang desa/kelurahan diharapkan dapat menyaring usulan dengan menetapkan prioritas program/kegiatan yang akan diusulkan melalui sumber- sumber pembiayaan swadaya masyarakat, Alokasi Dana Desa, APBD Kabupaten, APBD Propinsi maupun APBN per masing – masing bidang yaitu bidang Sosial Budaya, bidang Ekonomi dan tentunya bidang Fisik dan Prasarana sesuai kewenangannya dengan penentuan kriteria sebagai berikut :
a. Tingkat kebutuhan mendesak (kebutuhan tersebut tak dapat ditunda dan apabila tidak segera ditangani akan mengganggu aktivitas warga masyarakat);
b. Kebermanfaatannya tinggi (kebutuhan tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, jika tak dipenuhi akan mengakibatkan munculnya masalah lain);
c. Sumber daya (kemampuan sumberdaya yang tersedia dalam jumlah yang cukup);
d. Dampak lingkungan (kalau tidak segera diatasi akan mengakibatkan dampak yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya), baik lingkungan fisik maupun sosial.
Hasil dari musrenbang desa/kelurahan akan diusulkan di tingkat kecamatan sebagai usulan super prioritas dengan kriteria tersebut di atas maksimal untuk 3 (tiga) program / kegiatan per bidang per sumber dana yang akan dibahas dalam musrenbang tingkat kecamatan.
2. Tujuan
51 Tujuan umum : mendorong partisipasi masyarakat desa/kelurahan dalam
menyusun perencanaan pembangunan tahunan di tingkat desa /kelurahan.
Tujuan khusus : secara khusus Musrenbang desa/kelurahan bertujuan untuk :
a. Menampung dan membahas usulan Musyawarah di tingkat RT/RW;
b. Menampung dan membahas usulan Musyawarah di tingkat RT/RW;
c. Menetapkan usulan yang akan didanai oleh Alokasi Dana Desa;
d. Menetapkan usulan kegiatan yang akan diajukan pada musrenbang kecamatan;
e. Menetapkan delegasi Musrenbang des/kelurahan yang akan mengikuti musrenbang kecamatan.
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Musrenbang desa/kelurahan dilaksanakan pada minggu II-IV bulan Januari setiap tahun anggaran.
b. Pelaksanaan kegiatan Musrenbang desa/kelurahan dilaksanakan di wilayah desa/kelurahan (tempat yang disepakati).
4. Peserta
Peserta Musrenbang desa/kelurahan, terdiri dari unsur:
a) Unsur Pemerintahan desa/kelurahan
1) Kepala desa/lurah;
2) Sekretaris desa/kelurahan;
3) Para KAUR (kepala urusan) yang ada di desa/kelurahan;
4) Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD);
5) Perwakilan BPD (Badan Perwakilan Desa).
b) Unsur delegasi RT/RW dan organisasi masyarakat di desa/kelurahan
1) Delegasi dari utusan RT/RW yang berjumlah 5 orang (minimal 2 perempuan);
2) Organisasi masyarakat di tingkat desa/kelurahan (Karang Taruna, kader Posyandu, PKK, dll.);
3) Tokoh pemuda;
4) Tokoh/kelompok perempuan;
5) Tokoh Agama/Masyarakat;
5. Nara Sumber
Nara sumber dalam pelaksanaan Musrenbang desa/kelurahan dari : a. Camat/Aparat kecamatan;
b. Kepala Desa/Lurah.
6. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan
Pelaku dari kegiatan Musrenbang desa/kelurahan, yaitu : a. Camat
1) Melakukan monitoring pelaksanaan Musrenbang desa/kelurahan;
2) Menjadi nara sumber pelaksanaan Musrenbang desa/kelurahan;
3) Menerima BAP Musrenbang desa / kelurahan tentang kebutuhan prioritas pembangunan tahunan desa / kelurahan;
4) Merekapitulasi BAP Musrenbang desa / kelurahan sebagai bahan musrenbang kecamatan.
b. Kepala Desa/Kelurahan
1) Pada Persiapan Musrenbang Desa/Kelurahan
a) Penanggungjawab rangkaian pelaksanaan Musrenbang di Desa/Kelurahan;
b) Bersama Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan desa / kelurahan, melakukan kompilasi / penyusunan daftar permasalahan desa / kelurahan hasil kegiatan Musyawarah tingkat RT/RW sebagai bahan/materi pembahasan Musrenbang desa / kelurahan (penyiapan dokumen desa / kelurahan);
c) Membentuk tim penyelenggara Musrenbang desa/kelurahan, terdiri dari ketua/penanggungjawab, sekretaris, dan beberapa anggota.
53 2). Pada Proses Pelaksanaan
a) Membuka acara Musrenbang desa/kelurahan;
b) Memberikan pemaparan tentang pelaksanaan pembangunan tahun berjalan, dan rencana pembangunan desa untuk satu (1) tahun kedepan;
c) Menyampaikan daftar usulan kegiatan tahun lalu yang belum diakomodir;
d) Menandatangani berita acara hasil Musrenbang desa/kelurahan yang berisi :
Daftar usulan kegiatan yang akan diajukan dalam Musrenbang kecamatan
Daftar nama delegasi yang akan mengikuti musrenbang kecamatan
e) Menutup acara pelaksanaan Musrenbang desa/kelurahan.
c. Penyelenggara (Panitia Pelaksana)
a) Menyebarkan undangan ke seluruh peserta Musrenbang desa/kelurahan;
b) Menyiapkan dokumen pendukung (data-data) terkait dengan kondisi geografis, sosial, dan ekonomi di desa/kelurahan;
c) Menyiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Musrenbang desa/kelurahan;
d) Menyiapkan tempat/ruang rapat yang representatif;
e) Menyediakan konsumsi rapat;
f) Membuat daftar hadir dan mencatat jalannya diskusi;
g) Membuat BAP (Berita Acara Penetapan) Musrenbang.
7. Proses Pelaksanaan
a. Tahapan Persiapan
Persiapan dokumen dilakukan oleh penyelenggara kegiatan. Persiapan dokumen bertujuan untuk mengkompilasi hasil Musyawarah dan usulan kegiatan desa/kelurahan lainnya, meliputi:
1) Dokumen daftar permasalahan hasil Musyawarah;
2) Draft rencana kerja SKPD untuk tahun berikutnya. Jika belum ada bisa mengacu pada Renstra SKPD;
3) Data evaluasi program kegiatan yang sudah dan yang sedang dilaksanakan di desa/kelurahan bersangkutan;
4) Monografi desa/kelurahan (luas wilayah, struktur organisasi desa/kelurahan, jumlah penduduk, fasilitas sosial, fasilitas umum, sarana keagamaan);
5) Peta lingkungan RT/RW (potensi dan permasalahan);
6) Peta sebaran kelompok miskin;
7) Format-format isian Musrenbang desa/kelurahan.
b. Tahapan Pelaksanaan
1) Pendaftaran peserta;
2) Pembukaan dan penjelasan mekanisme Musrenbang;
3) Pengarahan camat tentang informasi rencana kegiatan pembangunan di kecamatan dan evaluasi program yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya;
4) Pemaparan oleh kepala desa/lurah untuk memberikan pemaparan tentang pelaksanaan pembangunan tahun berjalan, dan rencana pembangunan desa untuk satu (1) tahun kedepan .
5) Pemaparan kebutuhan usulan kegiatan prioritas;
6) Dilanjutkan dengan pembahasan yang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok bidang yaitu bidang ekonomi, bidang sosial budaya serta bidang fisik dan prasarana yang dipimpin oleh tenaga pendukung/fasilitator:
a) Masing-masing kelompok membahas setiap usulan hasil Musyawarah sesuai kelompok bidang;
b) Masing-masing kelompok menentukan prioritas usulan;
c) Masing-masing kelompok mengindentifikasi solusi atas masalah dalam usulan kegiatan dan potensi sumber pendanaannya yaitu :
55
Usulan kegiatan yang akan didanai/dikerjakan oleh swadaya masyarakat murni setempat;
Usulan kegiatan yang akan didanai Alokasi Dana Desa;
Usulan kegiatan yang akan didanai PNPM;
Usulan kegiatan yang akan didanai APBD Kabupaten.
d) Diskusi pleno secara bersama-sama mengidentifikasi prioritas utama yang akan diusulkan ke musrenbang tingkat kecamatan dan prioritas lanjutan dari masing-masing bidang yang akan dibiayai dari sumber dana yang lain.
7) Penentuan delegasi untuk mengikuti Musrenbang kecamatan, yang berasal dari unsur masyarakat dan pemerintah, dengan keterwakilan perempuan minimal 30 %;
8) Penandatanganan berita acara oleh perwakilan peserta dan kepala desa/kelurahan;
9) Pembacaan Berita Acara agar seluruh peserta musrenbang mengetahui hasil-hasil musrenbang desa;
10) Penutupan oleh Kepala desa/kelurahan.
8. Keluaran/Output Musrenbang Desa/Kelurahan
Musrenbang desa/kelurahan menghasilkan dokumen Berita Acara yang berisi : a) Usulan prioritas program / kegiatan per masing-masing bidang yang akan
diajukan di Musrenbang kecamatan;
b) Usulan program / kegiatan yang didanai dari Alokasi Dana Desa;
c) Usulan Prioritas yang akan didanai oleh PNPM;
d) Delegasi untuk mengikuti musrenbang kecamatan dengan 30 % keterwakilan perempuan.
C. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KECAMATAN MUSRENBANG KECAMATAN)
1. Pengertian
Musrenbang kecamatan adalah musyawarah tahunan di tingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan, konfirmasi, klarifikasi, berbagai prioritas kegiatan berdasarkan hasil Musrenbang desa/kelurahan, program lintas desa/kelurahan, serta program internal kecamatan.
2. Tujuan
Tujuan umum : mendorong peran dan partisipasi masyarakat dalam merumuskan dan pengambilan keputusan bersama-sama pemerintah dalam penyusunan perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kecamatan.
Tujuan khusus : secara khusus Musrenbang Kecamatan bertujuan untuk :
a. Membahas prioritas kegiatan hasil Musrenbang desa/kelurahan di wilayah kecamatan yang bersangkutan;
b. Melakukan koordinasi, konfirmasi, klarifikasi usulan program tingkat kecamatan;
c. Melakukan klasifikasi atas prioritas kegiatan pembangunan kecamatan sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);
d. Menetapkan urutan kegiatan dari yang paling super prioritas tingkat kecamatan yang akan diusulkan pada forum SKPD sesuai kewenangannya.
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Musrenbang Kecamatan dalam setiap tahun dilaksanakan pada minggu I – II bulan Februari setiap tahun anggaran, yang bertempat di wilayah kecamatan setempat.
4. Peserta
Peserta Musrenbang Kecamatan terdiri dari unsur-unsur yang dapat mewakili masyarakat dan organisasi kemasyarakatan serta pelaku pembangunan lainnya, yaitu:
57 a) Unsur Muspika :
1) Camat;
2) Danramil;
3) Kapolsek.
b) Unsur Pemerintah Kecamatan :
1) Sekretaris Camat;
2) Para Kasi yang ada di kecamatan;
3) KUPT kecamatan sebagai wakil dari SKPD kabupaten;
4) Instansi vertikal di kecamatan.
c) Unsur Desa/Kelurahan :
1) Kepala Desa/Kelurahan;
2) Delegasi yang ditunjuk pada saat Musrenbang Desa/Kelurahan yang terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah.
d) Unsur Masyarakat :
1) Organisasi masyarakat di tingkat kecamatan (MUI, KNPI, Karang Taruna, PKK);
2) Tokoh masyarakat;
3) Tokoh pemuda;
4) Tokoh/Kelompok perempuan;
5) LSM yang berdomisili dan beraktifitas di kecamatan tersebut.
5. Nara Sumber
Nara sumber dalam pelaksanaan Musrenbang Kecamatan, terdiri dari :
a) Bappeda dan PM;
b) Perwakilan SKPD Kabupaten Pacitan (Bapemas dan Pemdes);
c) Camat;
d) Anggota DPRD Kabupaten Pacitan yang berasal dari Daerah Pemilihan kecamatan bersangkutan.
6. Penyelenggara
Penyelenggara Musrenbang kecamatan adalah aparatur kecamatan dengan susunan sebagai berikut :
a) Camat sebagai penanggung-jawab, yang dibantu oleh Ketua, Sekretaris dan beberapa anggota.
b) Anggota penyelenggara musrenbang kecamatan bisa diambil dari warga masyarakat kecamatan yang komitmen dan sukarela untuk membantu penyelenggaraan musrenbang kecamatan.
7. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan a) Bappeda
1) Sebagai koordinator pelaksana kegiatan Musrenbang kecamatan;
2) Memberikan penjelasan tentang prioritas pembangunan yang sesuai dengan RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016;
3) Menerima BAP (Berita Acara Penetapan) Musrenbang kecamatan;
4) Menghimpun data hasil musrenbang kecamatan.
b) Bappemas dan Pemdes
1) Memberikan penjelasan tentang perencanaan PNPM Tahun berikutnya;
59 2) Keswadayaan dan pemberdayaan masyarakat.
c) DPRD
1) Menjaring aspirasi masyarakat di daerah pemilihan dengan mengoptimalkan masa reses;
2) Memaparkan hasil jaring aspirasi masyarakat yang didapat saat reses;
3) Mengawal usulan musrenbang kecamatan pada tahap perencanaan penganggaran selanjutnya.
d) Camat
1) Pada Persiapan Musrenbang Kecamatan
• Penanggung jawab rangkaian pelaksanaan musrenbang di kecamatan;
• Membentuk tim penyelenggara musrenbang kecamatan, terdiri dari ketua / penanggung jawab, sekretaris, dan beberapa anggota.
2) Pada Pelaksanaan
• Menyampaikan pengantar tentang pentingnya pelaksanaan musrenbang kecamatan, serta membuka acara;
• Memaparkan kegiatan pembangunan yang sedang berjalan di kecamatan dan evaluasi program yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya;
• Menandatangani berita acara dan menutup pelaksanaan musrenbang kecamatan;
• Bersama Kasi Pembangunan kecamatan, melakukan rekapitulasi hasil musrenbang kecamatan sebagai materi pembahasan forum SKPD.
e) Tim Penyelenggara
1) Merekapitulasi hasil dari seluruh musrenbang desa/kelurahan;
2) Menyusun jadwal kegiatan dan agenda acara musrenbang kecamatan;
3) Menyebarkan undangan ke seluruh peserta musrenbang kecamatan;
4) Membantu tim delegasi kecamatan dalam menjalankan tugasnya di musrenbang SKPD dan musrenbang kabupaten;
5) Menyiapkan tempat/ruang rapat yang representatif;
6) Membuat daftar hadir.
f) Tim Pendamping
1) Membantu memberikan penjelasan teknis tentang prioritas Pembangunan Daerah dan Prioritas SKPD sesuai tupoksinya saat diskusi / pembahasan usulan program / kegiatan untuk penentuan prioritas sesuai Petunjuk Teknis, serta sesuai dokumen perencanaan pembangunan daerah yang ada.
2) Membantu Tim Penyelenggara / tim kecamatan dalam melakukan verifikasi usulan program prioritas sesuai kewenangan bidang dan SKPD yang dituju
g) Delegasi Desa/Kelurahan
1) Memberikan penjelasan/klarifikasi mengenai usulan program dari desa/kelurahan;
2) Memberikan masukan/pendapat pada saat pembahasan.
h) Peserta Lainnya
Memberikan masukan/pendapat/saran pada saat pembahasan.
8. Proses Pelaksanaan a. Tahap Persiapan
Materi yang harus di siapkan pada musrenbang kecamatan adalah:
1) Data kegiatan usulan pelaksanaan pembangunan kecamatan tahun sebelumnya yang sudah terlaksana/belum terlaksana;
2) Dokumen hasil musrenbang desa/kelurahan;
3) Peta permasalahan terutama permasalahan lintas desa/kelurahan dan potensi yang dimiliki;
b. Batasan Pembahasan
61 Ruang lingkup aspek pembahasan dan batasan program dalam musrenbang kecamatan sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
c. Teknis Pelaksanaan
1) Tahap Persiapan
a) Persiapan Rapat
Persiapan rapat dilakukan oleh tim penyelenggara yang telah dibentuk sebelumnya oleh camat. Persiapan yang harus dilakukan antara lain penyebaran undangan, menyusun jadwal acara, penyiapan tempat/ruang rapat, serta penyiapan alat dan perlengkapan.
Semuanya dilaksanakan secara paralel oleh tim penyelenggara.
b) Persiapan Dokumen
• Persiapan dokumen dilakukan oleh tim penyelenggara Kecamatan, persiapan dokumen bertujuan untuk mengkompilasi hasil Musrenbang desa/kelurahan;
• Daftar usulan desa/kelurahan;
• Peta potensi dan permasalahan kecamatan;
• Data proyek yang telah dilaksanakan dan yang sedang dilaksanakan;
• Format-format isian musrenbangcam;
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pendaftaran Peserta Musrenbang Kecamatan pada saat hari pelaksanaan Musrenbang Kecamatan;
b) Pembukaan oleh Camat untuk memaparkan kegiatan pembangunan yang sedang berjalan di kecamatan dan evaluasi program yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya;
c) Pemaparan mengenai Prioritas Pembangunan tahun yang akan datang sesuai dengan RPJMD Kabupaten Pacitan Tahun 2011- 2016 oleh Bappeda;
d) Pemaparan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat oleh Bapemas dan Pemdes;
e) Pemaparan DPRD;
f) Dilanjutkan dengan pembahasan dalam bentuk sidang kelompok yang dibagi menjadi 3 (tiga) bidang yaitu bidang ekonomi, bidang social budaya serta bidang fisik dan prasarana yang dibantu tim pendamping / tenaga pendukung / fasilitator:
• Masing-masing kelompok membahas setiap usulan hasil musrenbang desa /kelurahan sesuai kelompok bidang;
• Masing-masing kelompok menentukan usulan program / kegiatan prioritas pada tingkat kecamatan yang harus dilaksanakan pada tahun bersangkutan serta kegiatan lain yang masih bisa ditangguhkan pelaksanaannya. Formulasi yang sudah terpilah secara rinci kemudian dibawa pada sidang pleno untuk disampaikan secara formal dalam forum SKPD agar terjadi sinkronisasi program/kegiatan dengan SKPD terkait.;
• Masing-masing kelompok mengindentifikasi solusi atas masalah dalam usulan kegiatan dan potensi sumber pendanaannya;
• Masing-masing kelompok bidang menentukan 1 (satu) usulan program / kegiatan prioritas dari desa / kelurahan yang akan dibawa ke diskusi pleno dengan urutan dari yang paling super prioritas;
h) Diskusi pleno untuk menyepakati hasil diskusi kelompok;
i) Penandatanganan berita acara oleh perwakilan peserta dan camat;
j) Pembacaan Berita Acara agar seluruh peserta musrenbang mengetahui hasil-hasil Musrenbang kecamatan;
k) Penutupan oleh camat.
9. Keluaran/Output Musrenbang Kecamatan
Musrenbang kecamatan menghasilkan dokumen Berita Acara yang berisi:
63 a. Usulan program/kegiatan yang disusun berdasarkan urutan dari yang
paling super prioritas tingkat kecamatan per masing-masing bidang;
b. Usulan Program / kegiatan prioritas PNPM;
c. Tim Delegasi untuk forum SKPD dan musrenbang kabupaten.
D. FORUM SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (FORUM SKPD) 1. Pengertian
Forum SKPD adalah forum musyawarah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang tahunan tingkat kecamatan dengan SKPD atau gabungan SKPD, yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi, program/kegiatan sektor atau lintas sektor yang tatacara penyelenggaraannya dilakukan oleh SKPD.
2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Forum SKPD adalah :
a. Menyusun daftar skala prioritas Rencana Kerja (Renja) SKPD melalui proses sinkronisasi prioritas pembangunan hasil musrenbangcam dengan memperhatikan RPJMD, prioritas pusat dan provinsi.
b. Memaduserasikan prioritas kegiatan pembangunan dengan pokok-pokok pikiran DPRD dan masukan dari stakeholders lain dengan tetap memperhatikan evaluasi kinerja SKPD tahun sebelumnya.
c. Memperhitungkan pagu indikatif SKPD dan prioritas usulan kecamatan setelah dilakukan verifikasi oleh SKPD yang terkait;
d. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan antar SKPD.
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu Forum SKPD dilaksanakan minggu II - III bulan Februari
b. Tempat pelaksanaan Forum SKPD di Kantor Bappeda
4. Peserta
Peserta Forum SKPD berasal dari unsur :
a. Kepala beserta bagian perencanaan program SKPD (Dinas, Badan, Kantor, dan Bagian);
b. Anggota DPRD
c. Camat beserta kepala urusan ekonomi pembangunan
d. Tim Pendamping musrenbang;
e. LSM yang peduli pada perencanaan pembangunan daerah
5. Nara Sumber
Nara sumber Forum SKPD, terdiri dari :
a. Bapeda Kabupaten;
b. Anggota DPRD
6. Penyelenggara
Penyelenggara Forum SKPD adalah Bappeda sebagai koordinator dan penanggungjawab penyelenggaraan Forum SKPD.
7. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan a. Bappeda
1) Sebagai koordinator atau penanggungjawab pelaksanaan Forum SKPD;
2) Menyiapkan bahan hasil cetak usulan dari musrenbang kecamatan yang sudah dimasukkan dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) oleh petugas dari kecamatan
65 3). Mengkompilasi dan mengidentifikasi prioritas kegiatan pembangunan
dari setiap kecamatan yang telah disesuaikan dengan kewenangan (tupoksi) SKPD
4). Sebagai nara sumber dalam pelaksanaan Forum SKPD.
5). Menyampaikan pengantar tentang pentingnya pelaksanaan Forum SKPD, serta membuka acara
6). Memaparkan kegiatan pembangunan yang sedang berjalan di kabupaten dan evaluasi program yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya
7). Menutup pelaksanaan Forum SKPD.
8). Melakukan rekapitulasi hasil Forum SKPD sebagai materi pembahasan forum SKPD.
b. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
1) Mempersiapkan bahan materi (usulan) Rencana Kerja SKPD masing- masing;
2) Mendengarkan paparan Camat untuk kegiatan prioritas untuk ditanggapi dan dikompilasi dengan usulan prioritas Rencana Kerja SKPD.
3) Menindaklanjuti dengan mempertimbangkan prioritas hasil musrenbang kecamatan untuk dijadikan bahan musrenbang kabupaten
c. Delegasi Kecamatan
1) Memberikan paparan dan penjelasan tentang usulan kegiatan prioritas pembangunan tingkat kecamatan di forum SKPD;
2) Melakukan pengawalan usulan program/kegiatan dari kecamatan di forum SKPD;
d. TIM Pendamping musrenbang
1) Merekap jumlah usulan kecamatan yang diadopsi oleh SKPD;
2) Rekapitulasi jumlah usulan SKPD yang berasal dari SKPD;
3) Kesesuaian anggaran Renja masing-masing SKPD disesuaikan dengan plafon anggaran sementara yang diberikan;
e. Peserta Lainnya
Memberikan masukan, pendapat dan saran pada saat forum SKPD.
8. Proses Pelaksanaan a. Tahap Persiapan
1) Persiapan yang harus dilakukan antara lain penyebaran undangan, menyusun jadwal acara, penyiapan tempat/ruang rapat, serta penyiapan alat dan perlengkapan. Semuanya dilaksanakan secara paralel oleh tim penyelenggara.
2) Penyiapan materi dengan menyiapkan bahan hasil cetak usulan dari musrenbang kecamatan yang sudah masuk dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD)
b. Tahap Pelaksanaan
1). Pembukaan oleh kepala Bappeda sekaligus pemaparan maksud dan tujuan serta kebijakan umum dalam Rancangan RKPD
2). Pemaparan hasil jaring aspirasi masyarakat oleh DPRD;
3). Pemaparan usulan kegiatan dari Kecamatan
4). Moderator / Tim Pendamping memandu diskusi forum untuk melakukan verifikasi usulan kegiatan masing-masing kecamatan untuk memastikan bahwa usulan tersebut diadopsi dalam renja SKPD.
6). Penetapan Berita Acara Penetapan hasil forum SKPD yang terdiri dari
a). Daftar usulan kecamatan yang di adopsi dalam Renja SKPD
b). Daftar usulan kecamatan yang ditolak SKPD serta alasannya.
7). Penutupan oleh Kepala Bappeda
9. Keluaran/output Forum SKPD
67 Keluaran Forum SKPD adalah :
a. Data dan informasi mengenai usulan prioritas dari kecamatan.
b. Rekapitulasi hasil usulan kegiatan yang jadi program Dinas / Badan / Bagian berdasarkan hasil Forum SKPD yang memuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran SKPD, diharapkan SKPD mengakomodasikan usulan prioritas kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan minimal sebesar 40% dari pagu anggaran masing-masing SKPD.
c. Berita Acara Penetapan hasil Forum SKPD yang terdiri dari :
1). Daftar usulan kecamatan yang di adopsi dalam Renja SKPD
2). Daftar usulan kecamatan yang ditolak SKPD serta alasannya.
10. Anggaran/Pendanaan
Pelaksanaan Forum SKPD didanai dari APBD Kabupaten Pacitan.
E. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN
(MUSRENBANGKAB) 1. Pengertian
Musrenbang Kabupaten adalah musyawarah pemangku kepentingan (stakeholder) di tingkat Kabupaten untuk memantapkan Rancangan-RKPD Kabupaten berdasarkan Renja-SKPD hasil Musrenbang SKPD, dalam rangka memantapkan keserasian antara Renja-SKPD dengan Rancangan Awal RKPD yang telah disusun oleh Bappeda berdasarkan masukan hasil Musrenbang desa/kelurahan, kecamatan, hingga SKPD.
Hasil Musrenbang Kabupaten adalah prioritas kegiatan yang telah dipilah menurut sumber pendanaan dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, dan APBN selanjutnya menjadi rujukan pada proses penyusunan anggaran tahunan daerah. RKPD adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang diprioritaskan kegiatannya menjadi rujukan utama penyusunan Rancangan Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (RAPBD).
2. Tujuan
Tujuan umum; mendapatkan masukan untuk penyempurnaan rancangan awal RKPD yang memuat prioritas pembangunan daerah, pagu indikatif pendanaan berdasarkan fungsi SKPD, termasuk informasi mengenai rencana kegiatan yang pendanaannya bersumber dari APBD II, APBD I, APBN dan sumber pendanaan lainnya.
Tujuan khusus:
a. Mendapatkan masukan terhadap rancangan awal RKPD;
b. Mendapatkan sinkronisasi hasil-hasil Musrenbang desa/kelurahan, kecamatan, dan forum SKPD untuk menjadi prioritas program/kegiatan pembangunan Kabupaten;
c. Memadukan perencanaan dan penganggaran di tingkat Kabupaten;
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Musrenbang Kabupaten dilaksanakan pada minggu III bulan Maret, bertempat di Pendopo Kabupaten.
4. Peserta
Peserta adalah pihak-pihak yang telah mengikuti proses Forum SKPD dan Unsur- unsur lainnya, terdiri dari :
a. Perwakilan Propinsi
1) Kepala Bapeda Propinsi 2) Kepala Bakorwil
b. Unsur MUSPIDA
1). Bupati 2). Wakil Bupati
3). Kepala Kejaksaan Negeri 4). Kepala Pengadilan Negeri 5). Komandan Kodim
69 6). Kapolres
c. Unsur DPRD Kabupaten Bandung
1). Pimpinan DPRD
2). Ketua-ketua Komisi DPRD (Komisi A, B, C dan D)
d. Unsur Pemerintah
1). Sekretaris Daerah 2). Staf Ahli Bupati 3). Asisten Sekda
4). Kepala Badan, Dinas, dan Kantor di lingkungan Pemkab 5). Kepala Bagian lingkup Pemkab
6). Kantor Departemen Agama Kabupaten 7). Kantor Biro Pusat Statistik (BPS) 8). Para Camat di wilayah Kabupaten
e. Unsur Masyarakat, Perguruan Tinggi, Perusahaan, Kelompok Profesi, LSM, dll
1). Ketua Kadinda Kabupaten
2). Akademisi/Perguruan Tinggi di Kabupaten 3). Ketua MUI Kabupaten
4). KNPI Kabupaten 5). LSM
6). Ketua Assosiasi Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Kabupaten 7). Kelompok Nelayan,Tani dan Pengrajin
8). Insan Pers
9). Tokoh masyarakat 10). Tokoh perempuan 11). Dan lain-lain 5. Narasumber
Narasumber dalam pelaksanaan Musrenbang Kabupaten, terdiri dari : a. Kepala Bapeda Provinsi
b. Kepala Bakorwil Madiun c). Bupati Pacitan d). Ketua DPRD e). Kepala DPPKA
f). Kepala Bappeda Kabupaten 6. Penyelenggara
Penyelenggara Musrenbang adalah Kepala Bappeda sebagai penanggungjawab;
7. Peran dan Fungsi Pelaku Kegiatan
a. Bappeda :
1) Pada persiapan Musrenbang Kabupaten
a). Membentuk tim penyelenggara Musrenbang Kabupaten;
b). Mengkompilasikan prioritas program/kegiatan hasil forum SKPD;
c). Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang kabupaten dan mengumumkan secara terbuka 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan Musrenbang Kabupaten;
2) Pada Pelaksanaan
71 a). Pemaparan draft RKPD dan prioritas kegiatan pembangunan serta
plafon anggaran;
b). Pemaparan hasil kompilasi prioritas kegiatan pembangunan dari Musrenbang SKPD berikut dengan pendanaannya;
b. DPRD Kabupaten
a). Menyampaikan Pokok-pokok pikiran DPRD berdasarkan hasil penyerapan aspirasi masyarakat;
b). Melakukan konfirmasi terhadap perencanaan dan penganggaran;
c). Melakukan pengawasan terhadap perencanaan pembangunan tahunan dikaitkan dengan Renstra/RPJM Daerah dan kinerja pelaksanaan tahun anggaran.
c. SKPD
Memberikan penjelasan dan komentar tentang program serta kegiatan perencanaan pada Musrenbang Kabupaten sesuai dengan masing-masing rencana kerja SKPD (bila dibutuhkan);
d. Peserta Lainnya
Memberikan masukan/pendapat/saran (bila dibutuhkan) 8. Mekanisme Pelaksanaan
a. Materi yang perlu disiapkan
1) Dokumen RPJMD kabupaten 2) Rancangan Awal RKPD
3) Dokumen program/kegiatan yang sedang berjalan dan program/kegiatan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya
4) Dokumem Rencana Kerja (Renja) SKPD yang sudah ditetapkan pada saat forum SKPD yang kegiatannya sudah dipilah berdasarkan sumber pendanaan dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pleno Awal (pembukaan)
a) Pendaftaran peserta pada hari pelaksanaan Musrenbang Kabupaten;
b) Sambutan Kepala Bapeda Kabupaten tentang laporan penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten;
c) Sambutan dari Provinsi
d) Penyampaian Pokok-pokok pikiran prioritas pembangunan Propinsi dan bantuan keuangan Propinsi oleh Bappeda Provinsi
e) Sambutan dan pembukaan oleh Bupati Kabupaten;
f) Penyampaian rancangan awal RKPD oleh Bapeda g) Pembagian kelompok diskusi perbidang;
9 Kelompok satu : Bidang Sosial Budaya
meliputi : Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, RSUD, BKBPP, Dinsosdukcasip, Disnaker, Dispopar, BAPPEDA, DPPK, BKPP, BAPAPSI, BPMPD, BPBD, Sekretaris Daerah, Sekretaris Dewan, Inspektorat, Kesbangpolinmas, Satpol PP, Kecamatan dan Kelurahan
9 Kelompok dua : Bidang Ekonomi
meliputi : Diskoperindag, Distanbunhut, Disnakan, BKP3, BPMP, Bagian Perekonomian, Pariwisata, Ketengalistrikan.
9 Kelompok tiga Bidang Fisik dan Prasarana, meliputi :
• Dinas Bina Marga dan Pengairan
• Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan
• Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
• Dinas Pertamabangan dan Energi
• Kantor Lingkungan Hidup
2. Diskusi Kelompok
73 Pemaparan Rancangan Renja setiap SKPD oleh Kepala SKPD yang
meliputi:
a) Isue-isue strategis SKPD yang berasal dari Renstra / RPJMD Kabupaten dan Renstra SKPD.
b) Tujuan, indikator pencapaian dan prioritas kegiatan pembangunan yang akan dimuat dalam Renja SKPD.
c) Penyampaian perkiraan kemampuan pendanaan terutama dana yang berasal dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi, APBN maupun sumber pendanaan lainnya.
d) Verifikasi Rancangan Renja SKPD oleh peserta ; e) Penyepakatan hasil-hasil Musrenbang Kabupaten
f) Penandatanganan Berita Acara Penetapan Usulan Prioritas Rencana Pembangunan setiap SKPD.
3. Pleno Akhir
a) Membahas pemutakhiran rancangan RKPD kabupaten b) Penyepakatan hasil musrenbang kabupaten
c) Penutupan oleh Kepala Bapeda 9. Keluaran/Out put Musrenbang Kabupaten
Musrenbang kabupaten menghasilkan dokumen : 1) Bahan masukan terhadap RKPD
2) Daftar prioritas kegiatan yang sudah dipilah berdasarkan sumber pembiayaannya dari APBD II, APBD I, APBN dan pendanaan lainnya.
10. Pendanaan
Musrenbang Kabupaten dilaksanakan dengan didanai oleh APBD Kabupaten
Dengan terlaksananya tahapan Musrenbang mulai dari tingkat Desa / Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD sampai Musrenbang Kabupaten, diharapkan dapat dihasilkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pacitan yang mampu menampung aspirasi seluruh kelompok masyarakat, dunia usaha serta mampu memberikan landasan yang kuat untuk mengimplementasikan visi dan misi Kabupaten Pacitan tahun 2011 - 2016.
RKPD Kabupaten Pacitan tahun 2016 hasil Musrenbang tahun 2015 adalah RKPD masa transisi yang sangat penting bagi keberlangsungan pembangunan di Kabupaten Pacitan dengan harapan mampu mengakomodasikan kebutuhan riil masyarakat serta dapat dijadikan pijakan bagi penyusunan RPJMD Kabupaten Pacitan tahun 2016 s/d 2021.
75 BAB III
ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
E. KAIDAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, yang terdiri atas RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD. RKPD sebagai penyempurnaan rancangan Renja SKPD memuat program, indikator kinerja, target capaian, capaian kinerja tahun lalu dan pagu indikatif. RKPD dijadikan pula sebagai dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) serta penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Kepala Daerah yang sekaligus menjadi tolok ukur kinerja kepala daerah.
Arah kebijakan perencanaan pembangunan di Kabupaten Pacitan di susun berdasarkan analisis berbagai isu-isu strategis yang diidentifikasi berdasarkan berbagai permasalahan yang mendesak, mempertimbangkan peluang dengan kekuatan dari sumberdaya dan sumber dana yang ada guna mengatasi berbagai ancaman. Arah kebijakan tersebut tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Pembangunan Jangka Pendek Daerah (RPJMD).
Sistem Perencanaan Pembangunan memiliki tujuan:
1) Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
2) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah;
3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
4) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
5) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Integrasi proses perencanaan kegiatan dan anggaran perlu disinergikan dan diintegrasikan, mulai dari proses Musrenbang, Penyusunan Renja SKPD, RKPD hingga KUA-PPAS
F. VISI DAN MISI KABUPATEN PACITAN
Dalam RPJMD periode 5 tahun mulai tahun 2011 - 2016 Kabupaten Pacitan mempunyai cita-cita bersama yang dilakukan dengan memadukan dan menyatukan gerak langkah semua sumber daya yang ada untuk mewujudkan satu tujuan dalam rumusan Visi:
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT PACITAN YANG SEJAHTERA”
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkan Visi tersebut ada 6 (enam) Misi yang ditetapkan yaitu :
Misi 1 : Profesional birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Misi 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Misi 3 : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat.
Misi 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan.
Misi 5 : Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar.
Misi 6 : Mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama.
Dari ke enam misi tersebut yang langsung berkaitan erat dengan bidang fisik dan prasarana adalah Misi ke 5 (lima). Misi ini dimaksudkan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur dasar sebagai sarana penunjang produksi barang atau jasa berupa jalan, jembatan, pasar, informasi dan telekomunikasi yang keseluruhannya akan menunjang akses perekonomian sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, pemerintah daerah harus menyediakan infrastruktur irigasi sebagai penunjang produksi pertanian, penyediaan air bersih maupun listrik guna terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
77 Selain Visi dan Misi, dalam RPJMD telah ditetapkannya pula tujuan dan sasaran yang harus menjadi acuan bagi SKPD dalam menetapkan Rencana Strategis dan Renjana Kerja tahunannya.
Untuk melaksanakan misi ke – 5 ditetapkan tujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar antara lain :
1. Tersedianya infrastruktur dasar sebagai sarana penunjang produksi barang atau jasa berupa jalan, jembatan, informasi dan telekomunikasi yang keseluruhannya akan menunjang akses perekonomian sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2. Tersedianya infrastruktur irigasi sebagai penunjang produksi pertanian 3. Tersedianya air bersih maupun listrik guna terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat.
G. STRATEGI DAN KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH
Strategi pembangunan jangka menengah Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016 bidang infrastruktur adalah Pemantapan Daya Dukung Infrastruktur Pembangunan Daerah. Infrastruktur memegang peranan sangat penting mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur yang memadai.
Strategi pemantapan daya dukung infrastruktur pembangunan daerah untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya aksesibilitas infrastruktur menuju sarana kesehatan, pendidikan dan perekonomian
2. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur dasar.
Sedangkan Kebijakan Umum untuk mendukung tercapainya strategi tersebut adalah :
1. Peningkatan listrik masuk desa dengan memprioritaskan dusun yang belum ada sambungan listrik
2. Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dasar, sentra perekonomian, pendidikan dan kesehatan
3. Peningkatan swadaya masyarakat dalam pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur.
Berikut gambaran perencanaan dalam RPJPD dan RPJMD Kabupaten Pacitan.
78
Tabel 3.1 : Sinergitas dan keterpaduan perencanaan pembangunan khusus bidang fisik dan prasarana dalam RPJPD
MISI ARAH KEBIJAKAN UPAYA
PERBAIKAN SECARA BERKESI - NAMBUNGAN
PERMASALAHAN ISU INTER - NASIONAL
ISU NASIONAL
dan REGIONAL
ISU STRATEGIS KABUPATEN
PACITAN a. Mewujudkan
Infrastruktur
Daerah yang berkualitas
dalam mewujudkan aktivitas
Ekonomi yang stabil
b. Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya
Alam yang Berwawasan
Lingkungan
a. Pembangunan transportasi
b. Pengelolaan Sumber Daya Air
c. Pembangunan
Perumahan dan Permukiman
d. Pengembangan Wilayah e. Penyelenggaraan
Penataan Ruang
f. Pembangunan Sistem
Informasi dan Komunikasi
a. Pendayagunaan Sumber Daya Alam Terbarukan b. Pemberdayaan Sumber
Alam Tak Terbarukan c. Pengembangan Energi
a. Pengelolaan Sumber Daya Alam
b. Peningkatan infrastruktur dasar c. Akses
masyarakat terhadap air bersih
a. Banyaknya jalan yang rusak b. Rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat
akan sanitasi dan lingkungan sehat
Komitmen MDG’s
a. Masih tingginya angka kemiskinan b. Kebijakan
Minapolitan c. Jalur Lintas
Selatan (JLS) d. Pelabuhan
barang dan niaga
a. Belum optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam
b. Masih kurang memadainya kondisi infrastruktur c. Masih
terbatasnya akses masyarakat terhadap air bersih
Sumber : Perda Kab. Pacitan No. 10 Th. 2013 tentang Perubahan atas Perda No. 11 Th. 2011Tentang RPJMD Th. 2011-2016
79
Tabel 3.2. : Sinergitas dan keterpaduan perencanaan pembangunan khusus bidang fisik dan prasarana dalam RPJMD
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN UMUM Pembangunan
Infrastruktur yang berkelanjutan
dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
infrastruktur dasar
a. Meningkatnya aksesibilitas infrastruktur menuju sarana kesehatan, pendidikan dan
perekonomian
b. Meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan infrastruktur dasar
a. Prosentase
jalan dan jembatan
dalam kondisi baik
b. Jumlah
terminal bis /sub terminal c. Jumlah rumah
tangga pengguna listrik a. Swadaya
masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat
Pemantapan daya Dukung Infrastruktur Pembangunan Daerah
Th. 2012 : Peningkatan
aksesibilitas infrastruktur
kesehatan serta infrastruktur
dasar lainnya Th. 2013 : Pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur dasar
Th. 2014, Th.
2015 dan Th.
2016 :
Melanjutkan fokus pembangunan tahun-tahun sebelumnya
a. Peningkatan listrik masuk desa dengan
memprioritaskan dusun yang belum ada sambungn listrik
b. Peningkatan
sarana dan prasarana
infrastruktur dasar, sentra
perekonomian,
pendidikan dan kesehatan
c. Peningkatan swadaya
masyarakat dalam pengadaan dan pemeliharaan
infrastruktur Sumber : Perda Kab. Pacitan No. 10 Th. 2013 tentang Perubahan atas Perda No. 11 Th. 2011Tentang RPJMD Th. 2011-2016
H.
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITASDengan kebijakan umum yang ada, maka program pembangunan daerah yang terpilih berdasarkan prioritas dan strategi pencapaian sasaran, dijabarkan dalam program prioritas per SKPD penanggungjawab.
Kriteria penentuan prioritas dan sasaran Rencana Kerja Pembangunan Daerah antara lain :
1. Ada korelasi terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional seperti MDGs, Standar Pelayanan Minimal, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja.
2. Ada korelasi terhadap pencapaian visi dan misi yang dituangkan dalam RPJMD.
3. Ada korelasi terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait keunggulan kompetitif daerah.
4. Ada korelasi terhadap isu strategis daerah.
Pembuatan skala prioritas yang berdasarkan kebutuhan dan berdampak luas sangat diperlukan untuk menyusun kerangka pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan yang bisa menunjang visi dan misi adalah pembangunan yang dilakukan secara bertahap dengan mengoptimalkan dana yang tersedia, berdasarkan pada kebutuhan yang paling mendesak dan utama untuk segera dilaksanakan.
RPJMD yang dijabarkan secara detail dalam Renstra SKPD sudah mempertimbangkan semua aspek penentuan skala prioritas pembangunan.
Untuk itu usulan program dan kegiatan dari Kecamatan sebagai hasil dari musrenbang desa / kelurahan harus mengacu pada prioritas tersebut di atas agar bisa komprehensif dan tepat sasaran untuk pencapaian visi Kabupaten Pacitan yaitu Terwujudnya masyarakat Pacitan yang sejahtera.
Tabel di bawah ini adalah ringkasan program dan kegiatan prioritas yang dapat diusulkan melalui musrenbang khusus bidang fisik dan prasarana untuk menjadi acuan atau panduan usulan dalam musrenbang agar hasilnya dapat terakomodir secara maksimal dalam APBD Kabupaten Pacitan.
81
Tabel 3.3 Program dan Kegiatan Prioritas SKPD
PROGRAM PRIORITAS OUTCOME PREDIKSI
KERANGKA PENDANAAN
PERUNTUKAN KEGIATAN DAN PENJELASAN
I. DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN
1. Pembangunan jalan dan jembatan;
2. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
• Prosentase jalan dan
jembatan yang dibangun
• Prosentase jalan dan jembatan dalam kondisi baik
• Rp. 7,9 M
• Rp. 26,1 M
• Kegiatan yang dapat diusulkan adalah kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan kabupaten
• Kegiatan yang dapat diusulkan adalah kegiatan Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan kabupaten
PENJELASAN :
• Yang dimaksud dengan jalan dan jembatan kabupaten adalah ruas-ruas jalan kabupaten dan jalan kota sebagaimana dalam SK Bupati No.
188.45/685/408.11/2007 tentang Penetapan Status Ruas – Ruas Jalan sebagai Jalan Kabupaten Pacitan.
• Terdapat 98 ruas jalan kabupaten dan 60 ruas jalan kota dengan panjang total 798 Km, kondisi baik masih kurang dari 50 %.
• Pengertian jalan kabupaten adalah jalan utama yang menghubungkan pusat administrasi antar kecamatan, jalan utama menuju pusat kota / kecamatan dan jalan utama menuju pusat pertumbuhan ekonomi, kesehatan serta pendidikan di pusat kota kecamatan.