• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

99 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan dan pengajaran merupakan salah satu dari Tri Darma perguruan tinggi, selain penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Pendidik dan pengajar di perguruan tinggi yang disebut dosen, adalah pelaku utama dalam melaksanakan terjadinya proses belajar mengajar.

Pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh dosen dalam rangka

ikut berkontribusi aktif dalam mensukseskan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Dosen sebagai pengajar dan pendidik di perguruan tinggi dituntut memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan tinggi di atas, khususnya dalam melaksanakan tri darma perguruan tinggi.

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI DOSEN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Oleh :

Zahruddin Hodsay

Dosen Tetap Yayasan FKIP Universitas PGRI Palembang

Abstract

The papers are the Students’ Perception on Lecturer Competence at Accounting Education Study Program FKIP PGRI University Palembang. This is a descriptive research. The population of this research are all the 7th grade students of Accounting Education Study Program FKIP PGRI University Palembang in academic year of 2012/2013. Purposive sampling technique was applied in choosing the 200 out 680 students as sample of this study. Questionnaire and documentation were used in collecting data which was analyzed qualitatively through descriptive and percentage analysis. The result of this study showed that 93% (36 out of 39 lecturers) have pedagogic competence while 7% (3 lecturers) had not had or did not have it. In addition, 92% (35 lecturers) have professional competence while 8% (4 lecturers) had not had or did not have it.

Keywords: Perception, Competence, Deskriptive, Pedagogic Competence,

(2)

100 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

Kompetensi yang dimiliki oleh dosen akan nampak dan dirasakan langsung oleh mahasiswa. Pada suatu ketika setelah berakhirnya proses belajar mengajar (kuliah) atau bahkan setelah beberapa pertemuan saja, mahasiswa dapat merasakan kompetensi dosen-dosen yang mengajar.

Program Studi Pendidikan Akuntansi merupakan salah satu program studi dalam lingkup Jurusan Pendidikan IPS di Fakultas Kegurauan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Palembang.

Dengan jumlah mahasiswa saat ini tahun akademik 2012-2013 sebanyak 680 orang tentu membutuhkan dosen-dosen yang kompeten di bidang keilmuan masing-masing. Pada semester ganjil tahun akademik 2012-2013 setidaknya terdapat 84 dosen yang mengajar pada semester 1, 3, 5 dan 7.

Dengan jumlah mahasiswa dan dosen yang cukup banyak tersebut, dalam proses belajar mengajar tentunya tidak dapat dipungkiri akan menimbulkan beragam persoalan. Salah satu persolan yang kerap muncul adalah seputar kompetensi dosen yang mengajar.

B. KAJIAN PUSTAKA

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio yang artinya menerima atau mengambil. Sedangkan persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luar ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt dalam Sobur, 2009 : 445).

Pareek (1996 : 13) memberikan defenisi yang lebih luas tentang persepsi, yaitu sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data. Persepsi juga diartikan proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, variable yang menghalangi atau ikut campur tangan yang berasal dari kemampuan organism untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang (Chaplin, 2009 : 358).

Dari beberapa pengertian dan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pendapat atau pandangan seseorang tentang sesuatu hal berdasarkan pengetahuan dan/atau pemahaman yang ia miliki berdasarkan rangsangan pancaindra dan

(3)

101 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

pengalaman empirik yang dialami dalam proses waktu tertentu.

Mulyasa (2003 : 37) berpendapat bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi yang dimaksud juga adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU Nomor 20 Tahun 2003).

McAshan (1981 : 45) mengemukan bahwa kompetensi : “…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactority perform particular cognitive, afektive, and psychomotor behaviors”.

Dari beberapa pengertian dan defenisi di atas dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi adalah gabungan atau peleburan dari pengetahuan, kemampuan, sikap, keterampilan, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang dimiliki oleh seseorang yang ditunjukkan dalam berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas dan/atau pekerjaannya untuk mencapai standar

kualitas tertentu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya.

Namun demikian, sebagai tenaga pendidik kompetensi guru dan dosen berbeda. Kompetensi guru terfokus pada kemampuan mendidik. Sementara itu, kompetensi dosen mencakup kemampuan mendidik, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat (tri darma perguruan tinggi).

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2006 : 239) mengatakan bahwa pada penelitian deskriptif, apabila datanya telah terkumpul maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.

Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dari angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrument yang digunakan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang tahun akademik

(4)

102 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

2012/2013 yang berjumlah 680 mahasiswa. Sedangkan sampel penelitian ini diambil dengan cara Sampel bertujuan (purposive sample).

Arikunto (2006 : 139) mengatakan bahwa sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waku, tenaga, dana dan sebagainya. Oleh karena itu subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 7 (tujuh) pada tahun akademik 2012/2013 yang berjumlah 200 orang.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptikf kualitatif dengan cara persentase yaitu data kualitatif yang ada dikuantifikasikan (diangkakan) untuk selanjutnya diproses dengan cara dijumlahkan, kemudian dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan. Setelah itu diperoleh persentase tertentu dan selanjutnya dikualifikasikan kembali.

D. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2012 di Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP

Universitas PGRI. Instrumen penelitian berupa angket disebarkan kepada 200 mahasiswa semester 7 (tujuh) tahun akademik 2012/2013.

Angket berisi 20 pernyataan tentang persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang yang terbagi dalam 2 lembar. Lembar pertama berisi 10 pernyataan tentang kompetensi pedagogik, sedangkan lembar kedua berisi 10 pernyataan tentang kompetensi professional.

Pernyataan pertama “Memahami karakteristik mahasiswa (fisik, moral, sosial, cultural, emosional dan intelektual)”, sebanyak 33 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 63 % mahasiswa menyatakan setuju, 4 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi memahami karakteristik mahasiswa, baik secara fisik, moral, sosial, kultural, emosional maupun intelektual.

Pernyataan kedua “Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran”, sebanyak 34 %

(5)

103 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

mahasiswa menyatakan sangat setuju, 62 % mahasiswa menyatakan setuju, 4 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran.

Pernyataan ketiga “menyampaikan pokok-pokok bahasan mata kuliah yang akan dipelajarai pada pertemuan pertama perkuliahan”, sebanyak 32 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 62 % mahasiswa menyatakan setuju, 6 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi menyampaikan pokok-pokok bahasan mata kuliah yang akan dipelajarai pada pertemuan pertama perkuliahan.

Pernyataan keempat “dosen tidak hanya mengajar materi kuliah, tapi memberikan teladan”, sebanyak 30 %

mahasiswa menyatakan sangat setuju, 65 % mahasiswa menyatakan setuju, 5 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi dosen tidak hanya mengajar materi kuliah, tapi memberikan teladan.

Pernyataan kelima “menggunakan sarana teknologi informasi dalam melakukan proses belajar mengajar (perkuliahan)”, sebanyak 26 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 64 % mahasiswa menyatakan setuju, 9 % menyatakan tidak setuju dan 1 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi menggunakan sarana teknologi informasi dalam melakukan proses belajar mengajar (perkuliahan).

Pernyataan keenam “memberikan waktu untuk tanya jawab, diskusi atau latihan soal dalam proses belajar mengajar (perkuliahan)”, sebanyak 32 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 64

(6)

104 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

% mahasiswa menyatakan setuju, 3 % menyatakan tidak setuju dan 1 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi memberikan waktu untuk tanya jawab, diskusi atau latihan soal dalam proses belajar mengajar (perkuliahan).

Pernyataan ketujuh “berkomunikasi secara efektif, empati dan santum dengan mahasiswa”, sebanyak 34 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 61 % mahasiswa menyatakan setuju, 5 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi berkomunikasi secara efektif, empati dan santum dengan mahasiswa.

Pernyataan kedelapan“melakukan evaluasi dan penilaian belajar, seperti mid, quis, semester, dsb”, sebanyak 39 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 57 % mahasiswa menyatakan setuju, 3 % menyatakan tidak setuju dan 1 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi melakukan evaluasi dan penilaian belajar, seperti mid, quis, semester, dsb.

Pernyataan kesembilan “tugas, quis, mid, dsb yang telah diperiksa dan dinilai oleh dosen dikembalikan kepada mahasiswa”, sebanyak 32 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 58 % mahasiswa menyatakan setuju, 9 % menyatakan tidak setuju dan 1 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi mengembalikan tugas, quis, mid, dsb yang telah diperiksa dan dinilai kepada mahasiswa.

Pernyataan kesepuluh “pada perkuliahan terakhir, dosen meminta saran/masukan/kritik kepada mahasiswa”, sebanyak 19 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 60 % mahasiswa menyatakan setuju, 18 % menyatakan tidak setuju dan 3 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa

(7)

105 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi pada perkuliahan terakhir, dosen meminta saran/masukan/kritik kepada mahasiswa.

Ternyata masih cukup banyak dosen yang tidak meminta saran/masukan/kritik pada pertemuan akhir perkuliahan (21%).

Berdasar hasil penelitian 10 kompetensi pedagogik dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang yang telah diungkapkan di atas, maka bila ditampilkan perbandingan dari masing-masing 10 kompetensi dimaksud dapat digambarkan seperti pada bagan berikut ini :

Untuk Persepsi Mahasiswa Terhadap Kompentensi Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang.:

Pernyataan pertama “menguasai materi perkuliahan pada mata kuliah yang diajarkan”, sebanyak 38 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 58 % mahasiswa menyatakan setuju, 4 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi menguasai materi

perkuliahan pada mata kuliah yang diajarkan.

Pernyataan kedua “mampu menjelaskan keterkaitan materi kuliah yang diajarkan dengan materi kuliah lainnya”, sebanyak 23 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 63 % mahasiswa menyatakan setuju, 5 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi mampu menjelaskan keterkaitan materi kuliah yang diajarkan dengan materi kuliah lainnya.

Pernyataan ketiga “menguasai tujuan dan manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi pada mata kuliah yang diajarkan”, sebanyak 34 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 64 % mahasiswa menyatakan setuju, 2 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi menguasai tujuan

(8)

106 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

dan manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi pada mata kuliah yang diajarkan.

Pernyataan keempat “menguasai pokok-pokok bahasan mata kuliah yang akan diajarkan”, sebanyak 36 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 60 % mahasiswa menyatakan setuju, 4 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi menguasai pokok-pokok bahasan mata kuliah yang akan diajarkan

Pernyataan kelima “mengembangkan materi perkuliahan yang diajarkan secara kreatif”, sebanyak 35 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 59 % mahasiswa menyatakan setuju, 6 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pernyataan keenam “mengajar dengan menggunakan beberapa metode dan model pembelajaran”, sebanyak 31 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 62 % mahasiswa menyatakan setuju, 7 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi mengajar dengan menggunakan beberapa metode dan model pembelajaran.

Pernyataan ketujuh “memberikan umpan balik yang tepat, berupa pujian atas keberhasilan dan hukuman atas kesalahan/pelanggaran”, sebanyak 30 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 61 % mahasiswa menyatakan setuju, 9 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada mahasiswa (0 %) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pernyataan kedelapan “memperbaiki metode dan/atau teknik mengajar setelah mendapat masukan, saran dan kritik yang diberikan mahasiswa”, sebanyak 31 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 60 % mahasiswa menyatakan setuju, 8 % menyatakan tidak setuju dan 1 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pernyataan kesembilan “menggunakan alat komunikasi seperti telepon, handphone, tab dan sejenisnya ketika berkomunikasi dengan orang lain”, sebanyak 27 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 58 % mahasiswa menyatakan setuju, 12 % menyatakan

(9)

107 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

tidak setuju dan 3 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pernyataan kesepuluh “menggunakan internet, website, email dan sejenisnya untuk kepentingan proses belajar mengajar”, sebanyak 34 % mahasiswa menyatakan sangat setuju, 54 % mahasiswa menyatakan setuju, 11 % menyatakan tidak setuju dan 1 % yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dosen-dosen pada Program Studi Pendidikan Akuntansi menggunakan internet, website, email dan sejenisnya untuk kepentingan proses belajar mengajar.

Selain itu, ternyata dosen-dosen prodi pendidikan akuntansi sebanyak 12 % tidak menggunakan internet, website, email dan sejenisnya untuk kepentingan proses belajar mengajar.

Kemudian, untuk persepsi mahasiswa tentang kompetensi professional dosen-dosen tetap yayasan yang menagajar di Program Studi Pendidikan Akuntansi dapat disimpulkan bahwa sebanyak 92% atau 35 dosen mempunyai kompetensi profesional.

Sedangkan sisanya 8% atau 4 dosen dipersepsikan mahasiswa sebagai dosen yang belum dan/atau tidak

memiliki kompetensi profesional. Selengkapnya sebagaimana yang ditampilkan pada bagan di bawah ini :

E. SIMPULAN DAN SARAN E.1. Simpulan

a. Persepsi mahasiswa terhadap kompetensi pedagogik dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi menyatakan bahwa sebanyak 93 % dosen mempunyai kompetensi pedagogik. Sedangkan 7 % dosen belum dan/atau tidak mempunyai kompetensi pedagogik.

b. Persepsi mahasiswa terhadap kompetensi profesional dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi menyatakan bahwa sebanyak 92 % dosen mempunyai kompetensi profesional. Sedangkan 8 % dosen belum dan/atau tidak mempunyai kompetensi professional.

E.2. Saran

a. Bagi mahasiswa, secara proaktif agar dapat menyampaikan masukan langsung tentang permasalahan kompetensi dosen

(10)

108 | (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2013: Hlm. 99-108)

melalui Program Studi Pendidikan Akuntansi.

b. Bagi dosen, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi masing-masing dalam proses belajar mengajar. Baik kompetensi pedagogik maupun kompetensi professional.

c. Bagi Program Studi, diharapkan dapat membantu menfasilitasi dosen-dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan professional. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijak di waktu-waktu mendatang.

PUSTAKA RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Chaplin, JP. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen. Edisi Lengkap 2009. Bandung : Nuansa Aulia

Mulyasa, Enco. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Jakarta : Bumi Aksara

Rivai, Vethzal. 2005. Manajeman Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Pendidkan.

Jakarta : Kencana Penada Media Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum.

Bandung : Pustaka Setia

Undang-Undang Guru dan Dosen.2006. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi

Referensi

Dokumen terkait

Catatan : Lokasi sebagian di penginapan: Yabina : Graha Bina Insani, MAN1 : Penginapan MAN 1 Jember, LPM : Gedunng LPM Univ.Jember di

Berdasarkan pemantauan kualitas air Saluran Tarum Barat di wilayah Kota Bekasi dari tahun 2007 sampai tahun 2011 (BPLHD) terlihat bahwa limbah organik (BOD) yang masuk

Data yang dikumpulkan meliputi data umum rumah tangga, data alokasi waktu kerja responden, data kontribusi ekonomi perempuan terhadap pendapatan rumah tangga, data peran

Mohon Hadir tepat waktu dan masing-masing Perusahaan agar membawa Dokumen Penawaran dan Dokumen Kualifikasi Asli + foto copy dokumen.. Demikian undangan kami sampaikan,

[r]

Tahun 2OI2 tentang Statuta Universitas Negeri Malang (Berita Negara Republik indonesia Tahun 2012 Nomor 1136);.. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 279 lKMK.os

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara nepuotit< lndonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5105)

Menurut Sanjaya (2007: 126) sistem pembelajaran MIPA adalah rangkaian kegiatan belajar matematika dan IPA dalam bentuk pendekatan strategi, metode, teknik dan model yang memiliki