• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Disusun Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Disusun Oleh:"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)TUGAS AKHIR ANALISIS SPESIFIC GRAVITY UNTUK MELIHAT DAYA DUKUNG LERENG DISPOSAL PT. ALLIED INDO COAL JAYA(AICJ) PARAMBAHAN KEC. TALAWI, KOTA SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT. Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1). Disusun Oleh:. DARA RESKI 1510024427030. PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG 2020 ii.

(2) ii i.

(3) TESTING ANALYSIS OF GRAVITY AND WATER CONTENTSPESIFICATIONS LAND FOR SEEING SLOPESUPPORT POWER DISPOSAL PT. ALLIED INDO COAL JAYA SAWAHLUNTO-WEST SUMATERA. Name NPM Advisor I Advisor II. : DaraReski : 1510024427030 : RefkyAdi Nata, ST., MT : Rusnoviandi, ST., MM. ABSTRACK PT. Allied Indo Coal Jaya is a private mining company operating in Parambahan, Talawi District, Sawahlunto City, West Sumatra Province with an area of 372.40 Ha. Problems that occure in the field are not yet carried out tests of soildensity and soil water content, slope conditions that are vunerable to landslide and changes in groundwater content, this research wiil analyze the safety factor by conducting several tests in the laboratory and using the mogenstren-price method with geostudio 2012 software, from the result of the test data obtained the value of the density of soil sample1 (clay) 2.20 and sample 2 (sandstone) 2.28, the value of the watwr content of sample 1 (clay) 34% and sample 2 (sandstone) 39.9%.And by using geostudio2012 software with the mogenstren-price method, the safety factor value of 2.57 is obtained,. Keywords: Slope, safety factor,mogenstren-price. ii.

(4) ANALISISA PENGUJIAN SPESIFIK GRAFITY DAN KADAR AIR TANAH UNTUK MELIHAT DAYA DUKUNG LERENG DISPOSAL PT. ALLIED INDO COAL JAYA, SAWAHLUNTO-SUMATERA BARAT. Nama NPM Pembimbing 1 Pembimbing 2. : DaraReski : 1510024427030 : RefkyAdi Nata, ST., MT : Rusnoviandi, ST., MM. ABSTRAK PT. Allied Indo Coal Jaya merupakan perusahaan tambang batubara swasta yang beroperasi di Parambahan, Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat dengan luas daerah 372,40 Ha. Pemasalahan yang terjadi dilapangan yaitu belum dilakukannya pengujian berat jenis tanah dan kadar air tanah, kondisi lereng yang rentan akan longsoran dan perubahan kadar air tanah, penelitian ini akan menganalisis faktor keamanaan dengan melakukan beberapa pengujian di laboratorium dan menggunakan metode megenstren-price dengan softwaregeostudio 2012, dari hasil pengujian data didapatkan nilai berat jenis tanah sampel 1 (clay) 2,20 dansampel 2 (sandstone) 2,28, nilai kadar air sampel 1 (clay) 34% dan sampel 2 (sandstone) 39,9 %. Dan dengan menggunakan software geostudio 2012 dengan metode mogenstren-price didapatkan nilai faktor keamanaan 2,57.. Kata Kunci: Lereng, faktorkeamanaan, mogenstren-price. iii.

(5) KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Analisis Spesifik Gravity dan Kadar Air Tanah Untuk Melihat Daya Dukung Lereng Disposal PT. Allied Coal Jaya, Sawahlunto”. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dalam menyelesaikan jenjang perkuliahan Strata 1 Program Studi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa motivasi dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Penulis dengan setulus hati mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.. Kedua orang tua, ayahanda tercinta Afrizul (Alm) dan ibunda tersayang Mardiati, S.pd. dan kakak tercinta Lola Elvira, A.md. keb. Neneng primadona, elvina, feri dan adik tercinta raveldo, rivaldo, dan dinda reski senantiasa menemani, memberikan do‟a yang tiada henti-hentinya serta semangat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.. 2.. Segenap keluarga dan para sahabat yang telah menyemangati dan membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.. iv.

(6) 3.. Bapak H. Riko Ervil, M.T. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.. 4.. Bapak Dr. Murad, MS, MT selaku ketua Program Studi Teknik Pertambangan.. 5.. Bapak Refky Adi Nata, ST., MT selaku pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktunya dan memberikan ilmu serta solusi pada setiap permasalahan tugas akhir ini.. 6.. Bapak Rusnoviandi, ST., MM selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya dan memberikan tambahan ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan tugas akhir ini.. 7.. Bapak Andri Syaputra selaku Kepala Teknik Tambang PT. Allied Indo Coal Jaya.. 8.. Bapak Salmaedi selaku pembimbing lapangan PT. Allied Indo Coal Jaya.. 9.. Seluruh Karyawan/karyawati PT. Allied Indo Coal Jaya.. 10. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang. 11. Rekan-rekan Mahasiswa/i Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang, khususnya rekan-rekan dari jurusan Teknik Pertambangan. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan. v.

(7) semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Teknik Pertambangan. Padang, Juni 2020. Penulis. vi.

(8) DAFTAR ISI Judul Hal LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i ABSTRAK … .................................................................................................. ii KATA PENGANTAR………………………………………………………...iv DAFTAR ISI …………………………………………………………………vii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….x DAFTAR TABEL …………………………………………………………….xi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xii. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................2 1.3 Batasan Masalah......................................................................................2 1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................2 1.5 Tujuan Masalah .......................................................................................2 1.6 Manfaat Penelitian...................................................................................3. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Tinjauan Umum.......................................................................................4 2.2 Keadaan Geologi dan Endapan ...............................................................7 2.3 Landasan Teori ........................................................................................11 2.3.1 Defenisi dan Pengertian Tanah .................................11 2.3.2 Proses Pembentukan Tanah ......................................11 2.3.3 Tanah dan Jenis Tanah ..............................................12 2.3.4 Sifat-sifat Tanah ........................................................13 2.4 Pengujian Sifat Fisik Tanah di Laboratorium ....................................................13 2.5 Lereng .....................................................................................................16 2.6 Metode Mogestren-price .....................................................................................19 2.7 Kerangka Konseptual ..........................................................................................19. viiiii.

(9) BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian ............................................................................21 3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................21 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................22 3.3.1 Tempat Penelitiam .........................................................................22 3.3.2 Waktu Penelitian ............................................................................22 3.4 Data dan Sumber Data ..........................................................................22 3.4.1. Data .............................................................................................22. 3.4.2. Sumber Data ................................................................................22. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................22 3.5.1. Studi Lapangan ............................................................................22. 3.5.2. Studi Pustaka ...............................................................................27. 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...................................................27 3.6.1. Teknik Pengolahan Data .............................................................27. 3.6.2. Analisa Data ................................................................................32. 3.7 Diagram Aliran Penelitian.....................................................................34. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data…………………………………………………… .36 4.1.1 Data Primer. ...............................................................................................36 4.1.2 Data Sekunder. ...........................................................................................36 4.2 Pengolahan Data..................................................................................................37 4.2.1 Pengujian Sampel Tanah. ...........................................................................37 4.2.2 Perhitungan Nilai Cohesi. ..........................................................................41 4.2.3 Perhitungan Nilai Sudut Geser Dalam. ......................................................42 4.2.4 Perhitungan Faktor Keamanan (FK) . ........................................................42. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . ............................................................44 5.1 Kesimpulan. ............................................................................................44. iv viii.

(10) 5.2 Saran .......................................................................................................44. Lampiran DAFTAR KEPUSTAKAAN. ix v.

(11) x. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah PT. AIC Jaya ..................................... 6 Gambar 2.2 Peta Geologi PT. AIC Jaya ........................................................ 8 Gambar 2.3 Stratigrafi Cekungan Ombilin.............. ...................................... 10 Gambar 3.1 Pengaturan pada keyin analyses............ ..................................... 27 Gambar 3.2 Mengatur Metode……………………………… ....................... 28 Gambar 3.3 Mengatur Ukuran Halaman........................ ................................ 28 Gambar 3.4 Mengatur Skala................................. ......................................... 29 Gambar 3.5 Mengatur Grid.................................... ........................................ 29 Gambar 3.6 Menggambar Potongan Melintang Lereng. ................................ 30 Gambar 3.7 Memasukan Jenis Tanah......................... ................................... 30 Gambar 3.8 Memasukan Data Material di Menu Keyin Materials. ............... 31 Gambar 3.9 Menggambar Slip Surface....................... ................................... 31 Gambar 3.10 Hasil Akhir dari Penelitian.................... ................................... 32 Gambar 3.11 Diagram Alir Penelitian................... ........................................ 35 Gambar 4.1 Sampel Tanah Timbunan.......................... ................................. 36 Gambar 4.2 hasil Nilai FK dengan Metode Morgenstren-price. ................... 43. x.

(12) x. DAFTAR TABEL Judul Hal Tabel 3.1 Nilai Khas Gs Partikel Tanah ..............................................................32 Tabel 3.2 Harga Batas Atterberg Mineral Lempung ...........................................33 Tabel 3.3 Kriteria FK Pada Lereng Tambang .....................................................34 Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Data Pengujian Berat Jenis Tanah (Gs). ...............38 Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Data Pengujian Plastis limit. ................................40 Tabel 4.3 Nilai Indeks Plastisitas (IP). ...............................................................40 Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Data Perhitungan Cohesi. .....................................41 Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Data Perhitungan Sudut Geser Dalam. .................42. xi.

(13) x. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9. : Data Uji Spesifik Gravity (Gs) : Data Uji Batas Cair (Liquid Limit) : Data Uji Batas Plastis (Plastis limit) : Dokumentasi Lapangan : Dokumentasi Uji Laboratorium : Peta Geologi PT. Allied Indo Coal Jaya : Peta Kesampaian Daerah : Analisi Lereng Disposal PT. Allied Indo Coal Jaya : Peta Topografi PT. Allied Indo Coal Jaya. xii.

(14) 1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No 4 tahun 2009, industri pertambangan merupakan suatu industri yang mampu menggerakkan perekonomian suatu bangsa. Kegiatan industri ini mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan pemasukan bagi negara serta daerah, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terpenuhi. Salah satu komoditas tambang yang dapat diusahakan dalam bidang industri pertambangan adalah batubara. Batubara banyak digunakan untuk energi listrik karena merupakan sumber yang sangat diandalkan dan sangat terjangkau untuk digunakan pembangkitan listrik. Banyak keuntungan batubara selain untuk energi listrik, batubara juga digunakan dalam berbagai industri seperti bahan kimia, kertas, plastik, produk berbagai material logam, baja, keramik, pupuk. Penggunaan batubara juga dimanfaatkan sebagai sumber panas dan membantu dalam produksi batu bata dan semen. Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai dan kanal serta tambang terbuka. Suatu longsoran adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada sebuah lereng sehingga terjadi pergerakan massa tanah kebawah dan keluar. Longsoran dapat terjadi dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda yang terlihat. Pada industri pertambangan salah satu aspek teknis penambangan yang harus diperhatikan adalah kemantapan lereng di lokasi penambangan, dan dibutuhkan menganalisa spesifik gravity, kadar air tanah, cohesi, sudut geser dalam dan bobot isi untuk melihat daya dukung tanah, permasalahan yang sering terjadi yaitu. 1.

(15) 2. lereng yang mengalami penurunan secara signifikan, mengakibatkan bahaya bagi pekerja ditambang dan bisa menghabat proses penambangan analsis spesifik gravity dikakukan dengan memodelkan lereng menggunakan aplikasi geoslpe dan dari penelitian nanti akan diketahui spesifik gravity tanah, kadar air dan faktor keamanaan lereng pada disposal PT. Allied Indo Coal Jaya. Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “ Analisa Pengujian Spesifik Gravity dan Kadar Air Tanah Untuk Melihat Daya Dukung Tanah di disposal PT. AICJ, Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Belum dilakukan pengujian berat jenis tanah dan kadar air tanah terhadap daya dukung lereng. 2. Kondisi lereng yang masih rentan akan longsoran. 3. Perubahan kadar air tanah. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini mengarah kepada analisa berat jenis tanah, kadar air tanah penyusun lereng dan membahas faktor keamanan pada lereng disposal pada tahun 2019. 1.4 Rumusan Masalah 1. Bagaimana berat jenis tanah penyusun lereng di disposal PT. Allied Indo Coal Jaya? 2. Bagaimana kondisi kadar air di disposal PT. Allied Indo Coal Jaya? 3. Bagaimana faktor keamanaan lereng di disposal PT. Allied Indo Coal Jaya? 1.5 Tujuan Penelitian Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur maka memiliki tujuan penelitian yaitu: 1. Mengetahui berat jenis tanah penyusun lereng di disposal PT. Allied Indo Coal Jaya. 2. Mengetahui kadar air di disposal PT. Allied Indo Coal Jaya. 3. Mengetahui faktor keamanaan lereng di disposal PT. Allied Indo Coal Jaya..

(16) 3. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat di bagi menjadi 3 bagian: 1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi PT. Allied Indo Coal Jaya sebagai bahan masukan untuk perusahaan dalam melihat daya dukung tanah pada lereng disposal PT. Allied Indo Coal Jaya. 2. Bagi Peneliti Dapat mengaplikasikan ilmu dibangku perkuliahan kedalam bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam menyelesaikan suatu kasus. 3. Bagi Mahasiswa lain Dapat dijadikan referensi atau perbandingan oleh mahasiswa lain untuk melakukan penelitiannya..

(17) BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 TinjauanUmum 1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. Allied Indo Coal(AIC) merupakan perusahaan umum yang melakukan kegiatan penambangan batubara dengan jenis perusahaan PKP2B (perjanjian kerjasama. perusahaan. tambang. batubara). sesuai. dengan. kontrak. No.J2/Ji.Du/25/1985. Dengan luas area 844 Ha. Awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan swasta yang didukung oleh penanamaan modal asing. kerja sama antara Allied Queesland Coalfleds (AQS) limited. Dari Australia dengan PT. Mitra Abadi Sakti (MAS) dari Indonesia dengan komposisi saham masing masing 80% saham dan 20%. Pada tahun 1992 yang mengontrol seluruh manajemen perusahan. Pada awalnya kegiatan eksplorasi di Perambahan telah dilakukan oleh pemerintahan Indonesia pada tahun 1975 dan 1983. Kegiatan eksplorasi di lanjutkan oleh PT. AIC dalam tahun 1985 dan 1998 setelah kegiatan ekplorasi selesai dilaksanakan, maka PT.AIC melakukan tambang terbuka yang bekerjasama dengan devisi alat berat PT. United Traktor dalam pegembangan peralatan. penambangan. Pada tahun 1991 PT. AIC selaku pemilik kuasa. penambangan (KP) bekerjasama dengan kontraktor PT.Pama Persada Nusantara hingga tahun 1996. Selanjutnya PT. AICJ melakukan kerjasama berturut-turut dengan kontraktor PT. Berkelindo Jaya Pratama dan PT. Pasura Bina Tambang. Namun pada tahun 2008 PT. Allied Indo Coal Jaya ( PT. AICJ) yang merupakan izin walikota berupa kuasa penambangan dengan luas derah 372,40 Ha, kemudian pada tanggal 4 April 2010 Izin Usaha Penambangan (IUP) dengan luasa area 372,40 Ha.. 4.

(18) 5. 2. Lokasi dan Kesampaian Daerah PT.Allied Indo Coal Jaya Secara admitrasi lokasi penambangan PT. Allied Indo Coal Jaya berada di desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat. Wilayah tersebut terletak di sebelah Timur Laut Kota Padang. Secara geografis wilayah IUP PT. Allied indo coal jaya berada pada posisi E100˚46‟48‟‟–E100˚48‟47‟‟ dan S00˚35‟34‟‟-S00˚36‟59‟‟, dengan batas lokasi wilayah kegiatan sbagai berikut: a. Sebelah Utara: Wilayah Desa Batu Tanjung dan Desa Tumpuak Tangah Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. b. Sebelah Timur: Wilayah Jorong Bukit Bua dan Kota Panjang Nagari V Kota Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung . c. Sebelah Selatan: 1) Wilayah Jorong Panjang Nagari V Koto, Kecamatan Koto VII. Kabupaten Sijunjung. 2) Wilayah Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto . d. Sebelah barat: wilayah desa Salak dan desa Sijantang koto kecamatan Talawi, kota Sawahlunto. Untuk mencapai wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi PT. Allied Indo Coal Jaya dari ibu kota Sawahlunto dapat di tempuh dengan mengunakan jalur tranportasi sbagai berikut: a.. Padang – Sawahlunto dengan jalur tranportasi darat di tempuh dengan kendaraan roda 2 melalui jalan aspal sejauh ± 90 km dapat di tempuh dalam waktu ±3,5 jam.. b.. Sawahlunto – PT. Allied Indo Coal Jaya dapat di tempuh dengan kendraan roda 2 melalui aspal sejauh ± 12 km yang di tempuh dalam waktu ± 25 menit. Selengkapnya mengenai lokasi penambangan batubara PT. Allied Indo Coal Jaya dapat dilihat dengan gambar 2.1.

(19) 6. Sumber: PT. Allied Indo Coal Jaya (2018). Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah PT.AIC Jaya c.. Struktur Organisasi PT.Allied Indo Coal Jaya Struktur organisasi merupakan susunan dari fungsi-fungsi dan hubungan. yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk melaksanakan proyek penambangan PT. Allied Indo Coal Jaya mempunyai sistem organisasi dalam operasionalnya.Organisasi penambangan batubara dipimpin oleh seorang maneger operasional diikuti dengan kepala teknik tambang yang bertangung jawab secara langsung kepada direksi. Kepala Teknik Tambang merupakan pimpinan tertinggi dilokasi penambangan yang membawahi 6 (enam) devisi yaitu: divisi lingkungan dan k3 tambang, divisi umum, divisi operasional tambang, divisi produksi, divisi sipil dan divisi logistic dan maintenance. Staf yang tersusun pada PT. Allied Indo Coal Jaya untuk memperlancar kegiatan penambangan sebagai berikut: a.. Manager. b.. Kepala Teknik Tambang yang dibantu oleh: 1) Supervisior, mempunyai bagian-bagian yaitu: a) Planing Supervisor b) Prodution supervisior (1) Superveyor & geologist.

(20) 7. (2) Foremen c) Kepala mekanik yang bekerja disuatu tempat yaitu mekanik. 2) ADM & Keuangan 3) Bagian umum yang terdiri dari a) Security b) Humas eksternal c) Logistic 2.2 Keadaan Geologi dan Endapan 1. Kondisi Geologi Umum Area Perambanhan memiliki kondisi geologi yang cukup kompleks, dimana sturtur geologi berupa patahan atau sesar yang sangat mempengaruhi pola penyebaran lampisan batubara dan juga kualitas batubara . Cekungan Ombilin terbentuk sebagai akibat langsung darigerak mendatar sistem sesar Sumatera pada masa pleosen awal. Akibatnya terjadi tarikan yang membatasisistem sesar normal berarah utara–selatan. Daerah tarikan tersebut dijumpai dibagian utara cekungan pada daerah pengundakan mengiringi antara sesar setangkai dan sesar silungkang yaitu terban Talawi. Sedangkan bagian selatan cekungan merupakan daerah kompresi yang ditandai oleh terbentuknya sesar naik dan lipatan (sesar sinamar). Ketebalan batuan sendimen di cekungan Ombilin mencapai ±4.500 m terhitung sangat tebal untuk cekungan berurukuran panjang ±60 km dan lebar ±30 km. Dari hasil bebarapa penyelidikan yang telah dilakukan, daerah penelitian diyakini terletraka pada sub-cekungan kiliran yang merupakan bagian dari suatu sistem cekungan intramortana (cekungan pegunungan), yang merupakan bagian dari tengah pegunungan bukit barisan. Cekungan–cekungan tersebut mulai berkembang pada pertengahan tersier, sebagai akibat pengerakan ulang dari patahan-patahan yang menyebabkan terbentuknya, cekungan–cekungan tektonik di daerah tinggi (intra mountain basin) cekungan–cekungan yang terbentuk di antara pegunungan tersebut merupakan daerah pengendapan batuan-batuan tersier yang merupakan siklus sendimen tahap kedua..

(21) 8. Endapan-endapan sendimen yang terdapat didalamnya cekungan-cekungan Sumatera Timur nyaris tergangu oleh orogenesa yang membentuk punggung bukit barisan, sehingga dapat dijumpai urutan stratigrafi yang selaras, mulai dari formasi minas, sihapas, sampai formasi pemantang, yang memberi petunjuk bahwa hal endapan berlangsung terus menrus hingga kuater. Tidak demikian halnya dengan bagian sebelah barat. Pada bagian ini merupakan cekungan muka (foredeep) dimana sekarang daerah tersebut merupakan „busur luar, non-vulkanik (nonvulcanic outer arch), perlipatan–perlipatan dan pensesaran mempengaruhi sendimen-sendimen tersier bawah dan tengah. Gambaran peta geologi dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.. Sumber: PT. Allied Indo Coal Jaya (2018). Gambar 2.2 PetaGeologi PT. Allied Indo Coal Jaya 2. Litologi Daerah perambahan terdiri dari empat batuan yaitu batuan pasir (sandtone), batu lepung (claystone), batubara (coal) dan batua lanau (silstone). a.. Batu pasir ( sandstone ). Adalah batuan sedimen yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butir-butir batuam yang dapat bersal dari pecahan batuan-batuan lainnya. Batu pasir memiliki berbagai jenis warna di antaranya: coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih..

(22) 9. b.. Batu lempung ( claystone ) Adalah batuan yang memiliki stuktur padat dengan susunan mineral yang lebih banyak dari batu lanau. Tersusun dari hidrous. aluminium silikat. (mineral lempung) yang butirannya halus yakni tidak lebih dari 0,002 mm. c.. Batubara ( coal ). Adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah. sisa-sisa tunbuhan dan terbentuk melalui proses. pembatubaraan. d.. Batu lanau ( siltstone ). Adalah batuan sedimen klastik menengah dalam komposisi mineralnya antara batu pasir dan lempung. Batu lanau termasuk dalam sedimen, karena batu ini terbentuk akibat litifikasi bahan rombakan batuan asal atau denudasi. Batuan asal dari batuan beku, metamorf, dan sedimen. 3. Morfologi Secara umumnya morfologi daerah penyelidikan dapat digolongkan sebagai perbukitan yang rendah sampai terjal, dengan sudut kemiringan lereng berkisar antara 5˚ sampai 30˚, yang dikontrol oleh litologi berupa rijang, metagamping, lava, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung, serta stuktur sesar. Sedangkan pada kawasan yang berupa dataran mempunyai kemiringan sudutberkisar antara 0˚sampai 4˚. Dengan litologi batu pasir, batu lepung, serta rombakan dari batuan yang lebih tua. Ketinggian bukit berkisar antara 140 m hingga 300 m Dari permukaan laut (dpl). Puncak tertinggi lereng timur berupa bukit kapur dengan ketinggian 300 m dpl. Lereng-lereng perbukitan umunya cukup terjal dengan sudut kemiringan lereng berkisar anatara 30 ˚hingga 50˚. Pada umunya sungai yang mengalir pada daerah penelitian berada pada stadium muda dimana dasaranya relatif terbentuk “V” adanya erosi horizontal yang relatif lebih intensif dibandingan dengan erosi vertikal di beberapa tempat sehingga terlihat pada beberapa sungai mempunyai dasar telah berbentuk “U”. Secara umum pola aliran diwilayah ini dapat dikategorikan sebagai sistim pola.

(23) 10. aliran sub paralel. Kenaikan permukaan air sungai pada saat musim hujan antara 0,5 hingga 2,50 meter. 4. Stratigrafi regional Berdasar peta geologi lembak Solok Sumatera Barat oleh P.H Silitoga 1975 maka startigrafi daerah penyelidikan dan sekitarnya berurutan dari muda ke tua terdiri dari satuan aluvial (kuater) dan satuan batu lanau, batubara, serpih (tersier), serta satuan batuan Pra-Tersier. Sedangkan secara lokal berdasarkan hasil eksplorasi dan pengamatan lapangan, maka satuan satuan batuan yang ditemukan adalah sebagai berikut: a.. Aluvium: Terdapat disepanjang sungai dan muara sungai.. b.. Batu lanau: Menutupi hampir diseluruh daerah penilitian dengan sisipan batu pasir glaukonit, batu lempung, serpih dan batubara.. c.. Breksi: Umumnya berwarna coklat sampai kemerahan, befragmen andesit dan lempung sebagai matrik. Stratigrafi cekungan Ombilin yang terdiri dari satuan batu lanau, batubara. batu pasir dan breksi termasuk dalam anggota formasi telisa yang terendapkan tidak selaras diatas batuan metamorfik sebagai basement (batuan pra-tersier ).. Sumber: PT. Allied Indo Coal Jaya (2018). Gambar 2.3 Stratigrafi Cekungan Ombilin PT.Allied Indo Coal Jaya.

(24) 11. 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Defenisi dan pengertian tanah Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat makhluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman dan menjadi tempat makhluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupan. Manfaat tanah dalam kehidupan bukan saja untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Berbagai sudut pandang dari manfaat tanah tergantung kepentingan orang memanfaatkannya. Secara umum tanah di defenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasikan (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat), yang disertai zat cair dan gas mengisi ruang-ruang kosong antara partikelpartikel padat tersebut. Tanah bergunna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil. Disamping itu tanah berfungsi sebagai pendukung pondasi bangunan. 2.3.2 Proses pembentukan tanah Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari pelapukan ini, batuan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Cara tahap ini, batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukan stuktur batuan induk. Proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Pembentukan tanah di bagi menjadi 4 tahap yaitu: 1. Batuan tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi langsung dengan atmosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini, lingkungan memberi pengaruh terhadap konsisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi..

(25) 12. 2. Setelah mengalami pelapukan bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Selanjutnya, air masuk kadalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini, dilapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup. 3. Pada tahap ini batuan mulai ditumbuhi batuan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Disini terjadi pelapukan biologis. 4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang relatif besar. Faktor pendorong pelapukan yang juga berperan dalam pembentukan tanah adalah curah hujan dan sinar matahari. Kedua faktor tesebut adalah komponen iklim. Oleh karena itu, dapat disimpulkan salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Namun masih ada faktor lain mempengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. 2.3.3 Tanah dan jenis tanah Tanah terbentuk atas partikel besar dan kecil, yang tidak hanya terdiri atas partikel keras saja, tetapi mengandung air dan udara. Sebagaimana telah disampaikan di awal, secara umum tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan hasil pembusukan tumbuhan. Pada suatu lapisan tanah tertentu (lapisan tanah bawah) telah mengalami konsolidasi akibat beban lapisan tanah yang ada di atasnya, sehingga dalam kurun waktu yang cukup, tanah terkonsolidasi tersebut akan mengeras menjadi padas, dengan adanya proses geologi (erosi lapisan tanah atas dan sebagainya), maka tanah padas tersebut akan mengalami pelapukan, kemudian menjadi tanah kembali, begitu seterusnya. Membedakan antara tanah dan padas kadang-kadang sulit dilakukan. Secara umum, apabila material tanah tersebut dapat dipindahkan atau digali tanpa diawali dengan pemukulan atau peledakan disebut tanah. Tanah dapat digolongkan menjadi tiga jenis atau katagori, yaitu tanah non kohesif, tanah kohesif, dan tanah organik. Pada tanah kohesif, antara butirannya salin lepas (tidak ada ikatan), pada tanah kohesif butirannya sangat halus dan.

(26) 13. saling mengikat, sedangkan tanah organik punya ciri tanahnya lemah dan mudah ditekan (compresible). Tanah organik tidak baik untuk dasar bangunan. Yang termasuk tanah non kohesif, antara lain kerikil, pasir, dan lumpur. Kerikil mempunyai ukuran butiran lebih besar dari 5 mm, ukuran butiran pasir berkisar antara 0.1 mm – 5 mm. Baik pasir maupun kerikil dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kerikil/pasir kasar dan halus. Ukuran butiran lumpur berkisar antara 0.005 mm – 0.1 mm. Jenis tanah kohesif yang banyak ditemui adalah lempung (clay) dengan ukuran butir sekitar 0.005 mm. Butiran tanah sulit dipisahkan dengan ayakan/saringan, karena sampai saat ini belum dapat dibuat suatu saringan dengan diameter lubang 0.005 mm, untuk mengetahui ukuran butiran lempung. Ditentukan berdasarkan pengamatan kecepatanendap. 2.3.4 Sifat-sifat Tanah 1. Permeability ( permeabilitas tanah ) Diartikan sebagai kemampuan tanah untuk dapat menggalirkan air melalui pori-porinya. Sifat ini akan terasa penting pada proyek bendungan tanah (eart fill dam) dan juga pada proyek pekerjaan pengeringan suatu daerah. 2. Konsilidasi Konsilidasi adalah hal yang berhubungan dengan perubahan volume tanah akibattanah mendapat tekanan, sehingga air yang ada dalam pori-pori tanah akan keluar. Sifat tanah ini dipakai dalam perhitungan penurunan bangunan. 3. Kuat Geser Tanah Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan gaya geser tanpa mengalami retak-retak. Sifat ini sangat banyak gunanya, terutama dalam perhitungan fondasi telapak, dinding penahan tanah dan juga pada perhitunggan stabilitas tanggul. Sifat-sifat tanah lain lebih sederhana akan tetapi tidak kalah pentingnya antara lain batas atterberg, kadar air tanah, angka pori, kepadatan relatif, dan ukuran butir. 2.4. Pengujian sifat fisik tanah di laboratorium Untuk melakukan pengujian pada tanah terdapat banyak jenis pengujiannya,. pengujian dapat dilakukan di laboratorium dengan alat-alat khusus. Kegunaan dari.

(27) 14. pengujian ini untuk mendapatkan nilai kohesi, berat jenis tanah, dan sudut geser dalam. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berat jenis (Gs) Perbandingan (rasio) antara berat kering butiran tanah dan masa air suling pada volume yang sama dengan volume butiran tersebut. Nilai Gs ini dapat dipakai untuk mengetahui berat relatif tanah terhadap berat air yang mempunyai berat volume sebesar satu (Rosmiaty, 2015). Besarnya berat jenis tanah dapat dihitung dengan persamaan 2.1 sebagai berikut:. Gs =. –. ...............(2.1). Keterangan : Gs = Berat spesifik/berat jenis tanah M1 = Massa piknometer kosong (gr) M2 = Massa piknometer + tanah kering (gr) M3 = Massa piknometer + tanah kering + air (gr) M4 = Massa piknometer + air (gr) 2. Index plastisitas (IP) Selisih antara batas cair tanah dan batas plastis tanah. Untuk mendapatkan nilai index plastisitas (IP) digunakan persamaan 2.2 sebagai berikut: IP = LL-PL..............................(2.2) Keterangan: IP = Index plastisitas LL = Liquid limit (batas cair) PL = Plastis limit (batas plastis) Liquid limit (LL) adalah kandungan air minimum pada tanah, sehingga tanah atau butiran tanah tidak dapat bergerak didalamnya. Untuk mendapatkan nilai LL air 100 gram di campur dengan sampel tanah menggunakan spatula aduklah hingga homogen, kemudian letakan kedalam manggkok alat penguji batas cair (kasagrande) setelah itu buatlah dua alur dengan membagi dua.

(28) 15. sampel tanah tersebut menggunakan alat grooving tool kemudian putar alat penguji batas cair hingga 25 ketekuan, 25 ketukan tersebut merupakan batas cair dari sampel tanah tersebut. Plastis limit (PL) adalah kandungan air minimum pada tanah, saat tanah dapat di gulung hingga mencapai diameter 3 mm (1/8 inci) tanpa mengalami retak-retak. Untuk mendapatkan nilai plastis limit sampel tanah di giling/dibentuk bulat panjang menggunakan telapak tangan diatas kaca, setelah mengalami retakan mencapai 3 mm diambil untuk di ukur kadar airnya setelah diukur itulah nilai batas plastis tanah tersebut. 3. Cohesi Cohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam tanah/batuan, dinyatakan dalam satuan berat per satuan luas. Cohesi tanah/batuan akan semakin besar jika kekuatan gesernya semakin besar. Nilai cohesi di peroleh dari pengujian laboratorium. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan nilai cohesi menggunkan persamaan yang di dapat dari analisis regresi linier berganda. c= 0,105 +0,008 (IP)+ 0,009 (LL).....................(2.3) Keterangan : c = cohesi IP = Index plastisitas Gs = berat jenis 4.. Sudut geser dalam (φ) Sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan. antara tegangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan sudut geser dalam adalah sudut rekahan yang dibentuk jika suatu material dikenai tegangan atau gaya terhadapnya yang melebihi tegangan gesernya. Semakin besar sudut geser dalam suatu material maka material tersebut akan lebih tahan menerima tegangan luar yang dikenakan terhadapnya. Untuk mendapatkan nilai sudut geser dalam menggunakan persamaan yang di dapat dari analisis regresi linier berganda. φ = 3,857 – 1,487 (IP) + 0,064 (LL)..................(2.4).

(29) 16. Keterangan : φ = sudut geser dalam IP = index plastisitas Gs = berat jenis. 5. Kadar Air ( Water Content ) Kadar air (W) adalah perbandingan antara berat air yang dikandung dalam tanah dengan berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen (Hardiyatmo, 2006). Dihitung dengan persamaan 2.5 sebagai berikut: W=. ....................(2.5). Dengan : W = Kadar air (%) M1 = Massa cawan kosong (gr) M2 = Massa cawan + tanah basah (gr) M3 = Massa cawan + tanah kering (gr) 2.5 Lereng Bentuk dari permukaan bumi yang mempunyai bentuk sudut miring dengan bidang horizontal disebut dengan lereng. Lereng terbagi menjadi dua yaitu lereng alamiah dan lereng buatan, lereng alamiah adalah lereng yang terbentuk karena adanya proses geologi, misalnya tebing sungai dan lereng bukit. Lereng buatan adalah lereng yang terbentuk karena adanya proses timbunan dan galian. Didalam kegiatan pertambangan terutama kegiatan tambang terbuka faktor kestabilan lereng perlu diperhatikan karena lereng yang stabil akan menyebabkan lereng menjadi aman dan kecil kemungkinan akan terjadinya longsor. Masalah stabilitas lereng menjadi hal yang penting, karena berhubungan dengan kegiatan penambangan. Jika terdapat longsor pada lereng yang berdekatan dengan jalan angkut utama akan menyebabkan berbagai macam gangguan pada proses penambangan hal itu tentu akan membahayakan jiwa dan peralatan yang ada. Kestabilan lereng, baik lereng alami maupun lereng buatan (buatan manusia) serta lereng timbunan, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dinyatakan.

(30) 17. secara sederhana sebagai gaya-gaya penahanan dan gaya-gaya penggerak yang bertanggung jawab terhadap kestabilan lereng tersebut. Pada kondisi gaya penahan (terhadap longsoran) lebih besar dari gaya penggerak, lereng tersebut akan berada dalam kondisi stabil (aman). Namun, apabila gaya penahan lebih kecil dari gaya penggeraknya, lereng tersebut tidak stabil dan akan terjadi longsoran. Sebenarnya, longsoran merupakan suatu proses alami yang terjadi untuk mendapatkan kondisi kestabilan lereng yang baru (keseimbangan baru), dimana gaya penahan lebih besar dari gaya penggeraknya. Untuk. menyatakan. tingkat. kestabilan. suatu. lereng,. dikenal. istilah. faktorkeamanan (safety factor).Faktor keamanan diperlakukan untuk mengetahui kemantapan suatu lereng untuk mencegah bahaya longsoran diwaktu-waktu yang akan datang. Menurut Abramsom (2002), tujuan analisis kestabilan lereng antara lain: 1. Memahami pembentukan dan jenis-jenis lereng alami serta hal-hal yang mempengaruhi karakteristik lereng tersebut. 2. Menilai kestabilan lereng pada kondisi berdasarkan jangka waktu pendek (biasanya selama tahap konstruksi) dan panjang. 3. Menilai kemungkinan terjadinya longsoran yang melibatkan lereng alami dan lereng buatan. 4. Memahami mekanisme runtuhan dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan serta menganalisis longsoran yang terjadi. 5. Memungkinkan perencanaan ulang suatu lereng yang telah runtuh, dan jika perlu melakukan perencanaan untuk pengukuran ulang sebagai langkah preventif. 6. Mempelajari pengaruh beban seismik ( seismic loading ) pada lereng. Macam-macam longsoran yang sering terjadi pada lereng tambang diklasifikasi kedalam 4 jenis longsoran, antara lain sebagai berikut ( Irwandi Arif.2016 ): 1. Longsoran Bidang ( Plane Failure ) Longsoran bidang relatif jarang terjadi. Namun, jika ada kondisi yang menujang terjadinya longsoran bidang, longsoran yang terjadi mungkin akan.

(31) 18. lebih besar (sacara volume) dari pada longsoran lain. Longsoran ini disebabkan oleh adanya sturuktur geologi yang berkembang, seperti kekar (joint) ataupun patahan yang dapat menjadi bidang luncur. Untuk kasus longsoran bidang dengan bidang gelincir tunggal, persyaratan berikut ini harus terpenuhi (Wyllie dan Mah.2004): a. Bidang gelincir mempunyai strike sejajar atau hampir sejajar maksimal 20º. b. Jejak bagian bawah bidang lemah yang menjadi bidang gelincir lebih daripada kemiringan lereng. c. Kemiringan bidang gelincir lebih besar dari pada sudut geser dalamnya. d. Harus ada bidang release yang menjadi pembatas dikanan dan kiri blok yang menggelincir. 2.. Longsoran Baji (Wedge Failure) Longsoran baji merupakan jenis longsoran yang sering terjadi dilapangan.. Longsoran akan terjadi bila ada dua bidang lemah atau lebih yang saling berpotongan sedemikian rupa sehingga membentuk baji terhadap lereng. Persyaratan yang harus terpenuhi untuk terjadinya longsoran baji adalah bila sudut yang dibentuk garis potong kedua bidang lemah tersebut dengan bidang horizontal lebih kecil dari sudut lerengnya dan sudut garis potong kedua bidang lemah tersebut lebih besar dalamnya. 3. Longsoran Guling (Toppling Failure) Longsoran guling umumnya terjadi pada lereng yang terjal dan pada batuan yang keras dengan stuktur bidang lemahnya yang berbentuk kolom. Longsoran guling ini terjadi apabila bidang-bidang lemah yang hadir dilereng mempunyai kemiringan yang berlawanan dengan kemiringan lereng, 4. Longsoran Busur (Circular Failure) Longsoran busur banyak terjadi pada lereng batuan lapuk atau sangat terkekarkan dan di lereng-lereng timbunan. Bentuk bidang gelincir pada longsoran busur, akan menyerupai busur bila digambarkan pada penampang.

(32) 19. melintang. Longsoran jenis ini sering terjadi apabila ukuran fragmen tanah sangat kecil dibandingkan ukuran lereng. 2.6 Metode Morgenstern-Price Metode Morgenstren-Price adalah salah satu metode yang berdasarkan prinsip kesetimbangan batas, dimana proses analisanya merupakan hasil dari setiap gaya-gaya normal. 2.7. Kerangka Konseptual Input. Data terdiri dari: 1.Data primer a.. Sampel tanah. b.. Berat jenis. c.. Kadar air. d.. Uji atterberg. 2.Data sekunder a.. Peta kesampaian daerah. b.. Peta geologi. c.. Peta topografi. Proses 1. Pengujian sampel tanah di laboratorium dengan empat penggujian, penggujian berat jenis, kadar air, uji atterbeg dengan lima persamaan. 2. Dan penggolahan data dari hasil akhir laboratorium yaitu dengan menggunakan software geoslope.. Output 1. Mengetahui specific gravity tanah penyusun lereng disposal AICJ. 2. Mengetahui kadar air disposal AICJ. 3. Mengetahui faktor keamanan lereng disposal AICJ.. Berdasarkan kerangka konseptual di atas, selanjutnya dapat di uraikan sebagai berikut: 1.Masalah Adapun masalah yang ditemui adalah: a. Belum dilakukan pengujian berat jenis tanah dan kadar air tanah dalam terhadap daya dukung lereng. b. Kondisi lereng yang masih rentan akan longsoran..

(33) 20. c. Perubahan kadar air tanah. 2. Pemecahan masalah a. Pengujian sampel tanah di laboratorium mekanika tanah. b. Pengujian berat jenis tanah dan kadar air tanah. c. Pengujian batas atterberg. 3. Hasil a.Mengetahu ispesific gravity tanah penyusun lereng disposal PT. Allied Indo Coal Jaya. b. Mengetahui kadar air disposal PT. Allied Indo Coal Jaya. c. Mengetahui faktor keamanaan lereng disposal PT. Allied Indo Coal Jaya..

(34) BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodelogi Penelitian Adapun metodologi ataupun langkah-langkah pada penelitian ini yaitu: 1.. Tahapan awal yang melakukan studi literatur/studi pustaka dengan membaca karya ilmiah, buku ataupun penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.. 2. Tahap persiapan yaitu mempersiapakan segala keperluan yang dibutuhkan sebelum melakukan penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, persiapan proposal ke kampus dan keperusahaan yang akan dituju, serta data-data yang akan diambil saat penelitian berupa data primer dan data sekunder. 3. Tahap pengambilan data primer dan data sekunder keperusahaan dimana penelitian dilakukan serta pengambilan sampel tanah alat hand boring (bor tangan). 4. Pengujian sampel tanah di laboratorium kampus STTIND Padang 5. Tahap pengolahan data menggunakan software geoslope untuk mengetahui faktor keamanan lereng (safety factor) 6. Tahap penyusunan laporan dan kesimpulan. 3.2 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang peneliti lakukan nanti adalah penelitian yang bersifat terapan (applied research). Menurut Sugiyono (2009:9-11), penelitian terapan adalah menerapkan, menguji, mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Penelitian terapan ini digolongkan menurut tujuan, penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan penguatan suatu produk.. 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian. 21.

(35) 22. 3.3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Tepatnya Penelitian nanti dilakukan di disposl PT. Allied Indo Coal Jaya. 3.3.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada 13 september 2019 pada disposal. PT. Allied Indo Coal Jaya, Sawahlunto. 3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data 1. Data Primer Data primer yang dibutuhkan adalah: a. Sampel tanah b. Berat jenis c. Kadar air d. Pengujian batas atterberg 2. Data sekunder: Data sekunder yang dibutuhkan adalah: a.. Peta kesampaian daerah. b.. Peta geologi. c.. Peta topografi. 3.4.2 Sumber Data Sumber data yang didapatkan berasal dari hasil pengambilan sampel langsung dilapangan, pengujian sampel di laboratorium mekanika tanah, bukubuku, literatur dan dokumentasi dari PT. Allied Indo Coal Jaya. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu: 3.5.1 Studi Lapangan Yaitu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan atau tempat penelitian. 1. Melakukan pengambilan beberapa sampel tanah di lapangan dengan menggunakan alat handbor..

(36) 23. 2. Pengujian berat jenis Pengujian berat jenis (specific gravity) dilakukan dengan menggunakan standar uji ASTM D 854-72. Nilai specific gravity (Gs) yang diperoleh akan membantu dalam mengklasifikasikan jenis tanah yang diuji. 1) Alat dan Bahan a. Piknometer (3 buah) dengan kapasitas minimum 100 ml. b. Termometer c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. d. Tungku listrik. e. Handuk kering / sarung tangan. f.. Mortar + penumbuk.. g. Cawan h. Sampel tanah i.. Botol berisi air suling. 2) Prosedur a. Semua piknometer (3 buah), diberi nama, lalu dibersihkan, dikeringkan, lalu ditimbang. Catat piknometer tersebut termasuk tutupnya (M1) b. Piknometer tersebut dengan air suling, lalu timbang piknometer tersebut (M4) termasuk tutupnya. c. Ambil contoh tanah. Contoh tanah diremas dan dicampur dengan air suling di dalam suatu cawan sehingga menyerupai bubur yang homogen. d. Masukan contoh tanah tersebut kedalam piknometer lalu timbang berat piknometer + contoh tanah tadi (M2) e. Tambahkan air suling hingga 2/3 isi piknometer f. Panaskan piknometer + tanah + air tersebut hingga mendidih untuk mengeluarkan udara dari pori tanah +/- 10 menit g. Dinginkan piknometer + tanah + air tersebut hingga suhu ruangan h. Tambahkan air suling hingga penuh, pasang tutup piknometer, bersihkan, lalu timbang (M3).

(37) 24. i. Jika yang digunakan tanah kering maka pengujian berat jenis tanah selesai sampai tahap ini. Namun jika yang digunakan adalah sampel tanah basah maka harus dicari berat keringnya, dengan cara menumpahkan isi piknometer tersebut kedalam dish yang sudah ditimbang sebelumnya, lalu keringkan dalam oven selama 24 jam, lalu dicari berat keringnya. 3. Pengujian batas cair (LL) 1) Alat dan Bahan a. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm b. Sendok dempul c. Sendok plastik d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram e. Cawan untuk menentukan kadar air 3 buah f. Tempat air suling g. Air suling h. Oven i. Alat uji cassagrande j. Alat pembuat alur k. Sampel tanah kering yang telah lolos saringan. 2) Prosedur a. Ambil sampel tanah ±200 gram b. Masukan sampel tanah kedalam oven dengan suhu 110º c. Tumbuk tanah sehingga terpecah menjadi pecahan menjadi pecahan individu menggunakan mortar dan penumbuk. d. Saringlah sampel tanah yang melewati saringan. 4. Pengujian batas plastis (PL) 1) Alat dan bahan a.. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm. b. Sendok dempul c. Sendok plastik d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. ..

(38) 25. e. Cawan untuk menentukan kadar air 3 buah f. Tempat air suling g. Air suling h. Oven i. Sampel tanah kering yang telah lolos saringan. 2) Prosedur a. Ambil 20 gram tanah dari tanah yang tersisa untuk tes liquid limit. b. Ambil tanah, letakan di cawan. c. Atur kadar air tanah dengan menambahkan air setetes demi setetes. d. Gulung tanah tersebut menggunakan telapak tanagan di atas plat kaca dengan tekanan yang cukup sehingga membentuk gulungan tanah yang seragam dengan diameter 3,2 mm. e. Kumpulkan gulungan-gulungan tanah tersebut, lalu masukan kedalam cawan yang telah diketahui beratnya. f. Periksa kadar ar pada ketiganya. 5. Pengujian kadar air 1) Alat dan Bahan a. Oven b. Timbangan c. Cawan tempat benda uji d. Desikator e. Alat pemegang cawan (kaus tangan atau tang) f. Peralatan lain seperti pisau, spatula, sendok, kain pembersih dan lainnya. g. Bahan, sampel tanah. 2) Prosedur a. Siapkan 3 buah cawan yang bersih dan kering. Timbang dan catat berat cawan. b. Ambil sampel tanah sesuai dengan syarat minimum berat sampel. Lebihkan sampel yang diambil sehingga menghasilkan hasil yang.

(39) 26. lebih signifikan. Tempatkan sampel pada cawan yang sudah ditimbang dan catat beratnya. c. Timbang cawan beserta sampel tanah dan catat hasilnya. d. Lakukan pengeringan tanah dengan cara memasukan sampel beserta cawan kedalam oven dengan temperatur 110º±5º. e. Ambil cawan dengan sampel tanah yang sudah dikeringkan lalu dinginkan cawan sampai dapat dipegang dengan tangan. f. Timbang cawan beserta sampel kering. 6. Pengujian berat isi 1) Alat dan bahan a. Cincin uji dengan diameter 6 cm dan tinggi 2 cm b. Pisau pemotong contoh c. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram d. 100 gram tanah 2) Prosedur: 1. Timbang cincin dalam keadaan bersih (W1) 2. Benda uji disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh sampai cincin terisi penuh. 3. Ratakan kedua permukaan dan bersihkan cincin sebelah luar. 4. Timbang cincin dan contoh dengan ketelitian 0,01 gram (W2) 5. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin dengan ketelitian 0,01 cm.. 3.5.2 Studi Pustaka.

(40) 27. Yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan data-data serta arsip perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah yang akan dibahas nantinya 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan proses untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu: 1. Untuk pengujian berat jenis menggunakan persamaan (2.1). 2. Untuk pengujian kadar air menggunakan persamaan (2.5). 3. Untuk penggujian batas atterberg menggunakan persamaan (2.2) dan persamaan (2.3) 4. Untuk penggolahan data memperoleh faktor tunggal keamanan menggunakan software geoslope. Adapun langkah penggolahannya sebagai berikut: a. New project – creat – add – arah analisis lereng Membuka program geostudio 2012 dan memilih program SLOPE/W. Selanjutnya akan muncul keyin analyses yang digunakan untuk membuat analisis pada data.. Gambar 3.1 Pengaturan pada keyin analyses. e. Dipilih metode (mogestern price).

(41) 28. langkah selanjutnya yaitu memilih metode apa yang akan digunakan dalam penelitian, dalam software ini ada beberapa metode yaitu mogestern price, bishop, ordinary, dan janbu.. Gambar 3.2 Mengatur Metode. f. Langkah selanjutnya adalah mengatur bidang kerja gambar dengan mengatur ukuran halaman, mengatur scale, unit dan mengatur grid untuk mempermudah penggambaran/pemodelan bentuk geometri jalan yang ditunjukan pada gambar. Gambar 3.3 Mengatur Ukuran Halaman.. d. Tampilan menu set unit and scale pada program geostudio SLOPE/W 2012..

(42) 29. Gambar 3.4 Mengatur Skala.. Gambar 3.5 Mengatur Grid. e. Menggambar geometri penampang lereng seperti pada gambar 3.7. pada awal pengambaran kita menggunakan menu draw- polyline untuk membuat garis bantu agar memudahkan penggambaran lapisan tanah (region). Setelah selesai menggambar potong melintang lereng dan batas-batas lapisan tanah, selanjutnya menggambar wilayah lapisan tanah pada menu draw-regions dengan mengikuti garis yang telah dibuat sebelumnya..

(43) 30. Gambar 3.6 Menggambar Potongan Melintang Lereng. g. Memasukan jenis material sesuai regions/wilayah lapisan material tanah pada gambar geometri penampang lereng menggunakan menu draw-material.. Gambar 3.7 Memasukan Jenis Tanah. i.Memasukan data-data material pada masing-masing lapisan tanah yang dibutuhkan dari uji laboratorium pada menu keyin material, data yang diperlukan yaitu kohesi tanah (c), sudut geser dalam (φ), dan phi..

(44) 31. Gambar 3.8 Memasukan Data Material di Menu Keyin Materials.. j. Draw → slipe surface → entry and exit 14 tarik – 6.14. apply klik gambar .0 – 26,4 done difone → result → start buat nama save. Gambar 3.9 Menggambar Slip Surface.

(45) 32. i.Hasil akhir. Gambar 3.10 Hasil Akhir dari Penelitian.. 3.6.2 Analisa Data Setelah semua data di olah selanjutnya dilakukan analisa data. Analisa data dimulai dari : 1. Berat Jenis (Spesifik Gravity), Gs Salah satu fudamental dari sifat fisik tanah yaitu berat jenis (Gs) dan nilai khas dari berat jenis, antara lain: Butiran tanah : 2,65-2,72 Air raksa. : 13,6. Emas. : 19.3. Tabel 3.1 Nilai khas Gs Partikel Tanah Jenis Tanah. Gs. Kerikil, pasir dan lanau. 2,65. Lempung non organic. 2,70. Lempung organic. 2,60. Gambut. 1,50 – 2,00.

(46) 33. 2. Kadar Air (Water Content), W Kadar air merupakan variabel bebas karna ws konstant untuk kondisi tanah dalam keadaan tetap (steady state). Rentang nilai w : 0 ≤ w ( % ) « ∞ Kadar air alami untuk sebagian besar tanah di bawah 60%, persamaan untuk w, w=. ................................................................................ (3.1). 3. Batas-Batas Atterbeg Batas cair dan plastis setiap mineral bervariasi walaupun tipe mineral sama. 1. Tipe “kation tertarik” mempunyai pengaruh lebih besar pada moneral dengan plastis tinggi. 2. Kenaikan valensi kation menurunkan harga batas cair dari expansive clays tetapi berusaha menaikan batas cair dari non expansive mineral. 3. Hydrated halloysite mempunyai PI rendah (tidak umum) 4. Semakin besar plastis semakin besar susut pada waktu mengering.. Tabel 3.2 harga batas atterbeg mineral lempung (Mitchel, 1976) Mineral. Liquid Limit (%). Plastis Limit (%). Montmorillonite (1). 100 – 900. 50 -100. Nontronite (1)(2). 32 -72. 19 -27. Illite (3). 60 – 120. 35 -60. Kaolinite (3). 30 -110. 25 -60. Hydrated halloysite (1). 50 -70. 47 – 60. Dehydrated halloysite (3) Attapulgate (4). 35 -55. 30 – 40. 160 -230. 100 – 120. Clorite (5). 44 – 47. 36 – 40. Allophane ( undried ). 200 – 250. 130 -140. 4. Berat isi.

(47) 34. Sebagai alternatif untuk kerapatan massa yang dinyatakan dalam bentuk berat satuan isi (unit weight), hal itu di dapatkan berat per volume: W = ...............................................................(3.2) Atau di dapatkan kerapatan massa kali kecepatan gravitasi: W = ᵃᵍ.........................................................(3.3) ᵍ = 9,8 m/s2 5. Faktor keamanaan lereng Tabel 3.3 Kriteria FK Pada Lereng Tambang (SRK Consulting, 2010) Kriteria dapat diterima Jenis lereng. Keparahan. Faktor. Faktor. Probalitas. longsor. keamanaan. kemanaan. longsor. (fk) statis. (fk) dinamis. (maks) pof. (min). (min). (fk≤1). 1,1. Tidak ada. 25 – 50%. Lereng. Rendah s.d. tumggal. tinggi. Inter-ramp. Rendah. 1,15 – 1,2. 1,0. 25%. Menenggah. 1,2 – 1,3. 1,0. 20%. Tinggi. 1,2 – 1,3. 1,0. 10%. Rendah. 1,2 -1,3. 1,0. 15 – 20%. Menenggah. 1,3. 1,05. 10%. Tinggi. 1,3 – 1,5. 1,1. 5%. Lereng keseluruhan. 3.7 Diagram Alir Penelitian 1. 2. 3.. Identifikasi Masalah Belum dilakukan pengujian berat jenis tanah dan kadar air tanah dalam terhadap daya dukung lereng. Kondisi lereng yang masih rentan akan longsoran. Perubahan kadar air tanah..

(48) 35. 1. 2. 3.. Tujuan Penelitian Menganalisis spesifik graviti tanah penyusun lereng di disposal Aicj. Menganalisis kadar air di disposall Aicj. Menganalisis faktor keamanan lereng di disposal Aicj.. A Pengambilan Data. 1. 1. 2. 3. 4.. Primer Sampel tanah Berat jenis Kadar air Uji atterberg. Sekunder 1. Peta kesampaian daerah 2. Peta geologi 3. peta topografi. 5. Batas atterberg Pengolahan Data Penggujian sampel tanah di laboratorium dengan empat penggujian, penggujian berat jenis, kadar air, uji atterbeg dengan menggunakan lima persamaan. Dan penggolahan data dari hasil akhir laboratorium yaitu denggan menggunakan software geoslpe .. 1. 2.. Analisa Data Analisa data dimulai dari berat jenis, kadar air, uji atterbeg dan faktor keamanaan lereng menurut SRK Consulting, 2010 lereng tunggal dengan nilai 1,1 dinyatakan aman, nilai dibawah 1,1 di nyatakan tidak aman.. 1. 2. 3.. Hasil Berat jenis tanah penyusun lereng. Kadar air tanah penyusun lereng. Faktor keamanaan lereng.. Gambar 3.11 Diagram Alir Penelitian. 2..

(49) BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang didapatkan pada saat penelitian yang dilakukan di PT. Allied Indo Coal Jaya adalah: 4.1.1 Data Primer 1.. Sampel Tanah Timbunan Pengambilan sampel tanah di PT. Allied Indo Coal Jaya tepatnya di lereng. disposal area dengan metode sampling random menggunakan bor tangan (handboring) yang terdiri 2 sampel. Sampel tanah dapat dilihat pada gambar 4.1:. Gambar 4.1 Sampel Tanah Timbunan 4.1.2. Data Sekunder Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini berguna untuk. melengkapi data yang dibutuhkan dalam pengolahan data. Data sekunder didapat dari arsip perusahaan berupa:. 36.

(50) 37. 1. Peta topografi PT. Allied Indo Coal Jaya Peta Topografi PT. Allied Indo Coal Jaya didapatkan dari arsip-arsip perusahaan yang digunakan untuk melihat bentuk permukaan daerah penelitian di PT. Allied Indo Coal Jaya. 2. Peta geologi PT. Allied Indo Coal Jaya Peta geologi PT. Allied Indo Coal Jaya didapatkan dari arsip-arsip perusahaan yang digunakan untuk melihat formasi batuan yang ada pada daerah penelitian di PT.. Allied Indo Coal Jaya. 3. Peta situasi kesampaian daerah PT. Allied Indo Coal Jaya Peta kesampaian daerah PT. Allied Indo Coal Jaya didapatkan dari arsip-arsip perusahaan yang digunakan untuk melihat rute perjalanan yang dapat di lalui dari Kota Padang menuju kedaerah penelitian di PT. Allied Indo Coal Jaya 4.2. Pengolahan Data. 4.2.1. Pengujian Sampel Tanah Pada saat pengujian sampel tanah dilaboratorium dilakukan 3 kegiatan. pengujian, yaitu pengujian berat jenis (Gs), pengujian batas cair (LL), dan pengujian batas plastis (PL). pengolahan dari ketiga kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1.. Pengujian Berat jenis (Gs) Pada pengujian berat jenis tanah dilakukan langkah-langkah seperti yang telah. dijelaskan pada Bab 3, dan untuk pengolahan menggunakan persamaan 2.1. Hasil perhitungan pengujian berat jenis tanah dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sampel 1 (clay) Gs = = = =. –.

(51) 38. = 2.10 b. Sampel 2 (sandstone) = = = = 2.28. Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Data Pengujian Berat Jenis Tanah (Gs) Spesifik Gravity. 2.. Sampel 1 (clay). Sampel 2 (sandstone). 2.10. 2.28. Pengujian Indeks Plastisitas (IP) Untuk mendapatkan nilai indeks plastisitas (IP) menggunakan persamaan 2.4,. dan dilakukan 2 pengujian. kadar air, yaitu pengujian Liquid Limit (LL) dan Plastis Limit (PL). a. Pengujian Liquid Limit (LL) Pada pengujian Liquid Limit (LL) dilakukan langkah-langkah seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3, dan untuk pengolahan menggunakan persamaan 2.2. Data perhitungan pengujian Liquid Limit (LL) dapat dilihat pada gambar berikut:.

(52) 39. i. Sampel 1 (clay). ii. Sampel 2 (sandstone). 3.. Pada Pengujian Plastis Limit (PL) Pada pengujian Plastis Limit (PL) dilakukan langkah-langkah seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3, dan untuk pengolahan menggunakan persamaan 2.2. Data perhitungan pengujian Plastis Limit (PL) dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sampel 1 (clay) W=.

(53) 40. = = = 27,27 %. b. Sampel 2 (sandstone). = =. x 100%. = 4.65 %. Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Data Pengujian Plastis Limit Plastis Limit. Sampel 1 (clay). Sampel 2 (sandstone). 27.27 %. 4.65 %. Sehingga didapatkan nilai Indeks Plastisitas (IP) dapat dilihat pada tabel 4.3: Tabel 4.3 Nilai Indeks Plastisitas (IP) Sampel 1 (clay) Indeks Plastisitas (IP) LL. PL. 34. 24.33 9.67.

(54) 41. Sampel 2 (sandstone) Indeks Plastisitas (IP) LL. PL. 33.9. 26.69 4.21. 4.2.2 Perhitungan Nilai Cohesi Dari hasil pengujian sampel tanah yang telah dilakukan, dimasukkan ke persamaan 2.3 untuk mendapatkan nilai cohesi dapat diuraikan sebagai berikut: C = 0,105 + 0,008 (IP) + 0,009 (LL) Sampel 1(clay) = 0,105 + 0,008 ( 9.67) + 0,009 (34) = 0,105 + 0,08 + 0,30 = 0,48 ton/m2 (8,1kpa). Sampel 2 (sandstone) = 0,105 + 0,008 (4.21) + 0,009 (33.9) = 0,105 + 0,03 + 0,31 = 0,444 ton/m2 ( 4,45 kpa). Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Data Perhitungan Cohesi (C) Cohesi © Sampel 1 (clay). Sampel 2 (sandstone). 81 kpa. 4,45 kpa.

(55) 42. 4.2.3 Perhitungan Nilai Sudut Geser Dalam Dari hasil pengujian sampel tanah yang telah dilakukan, dimasukkan ke persamaan 2.4 untuk mendapatkan nilai sudut geser dalam diuraikan sebagai berikut: Φ = 3,857 – 1,415 (IP) + 0.064 (PL) Sampel 1(clay) Φ = 3,857 – 1,415 (9.67) + 0,064 (24.33) = 3,857 – 13,68 + 1,56 =11,38. Sampel 2 (sandstone) Φ = 3,857 – 1,415 (4.21) + 0.064 (33.9) = 3,857 – 6,27 + 2,17 = 4,58 Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Data Perhitungan Sudut Geser Dalam (φ) Sudut Geser Dalam (φ) Sampel 1 (clay). Sampel 2 (sandstone). 11.38. 4,58. 4.2.4 Perhitungan Faktor Keamanan (FK) 1.. Pengolahan Data Menggunakan Software Geostudio 2012 dengan Metode Mogenstren-orice. Untuk mendapatkan nilai faktor keamanan, peneliti menggunakan Software. Geostudio 2012 dengan Metode Mogenstren-price Langkah-langkah dan pengolahan data menggunakan Software Geostudio 2012 dapat dilihat pada bab 3. Software.

(56) 43. Geostudio 2012 dengan Metode Mogenstren-price digunakan untuk mencari nilai FK pada lereng disposal.. a. Lereng disposal . Diketahui tinggi lereng 6 m, kemiringan 40°. Diketahui hasil pengujian di laboratorium bahwa nilai berat jenis tanah sampel 1(clay) sebesar 2.10 dan sampel 2 (sandstone). sebesar 2.28, nilai cohesi sampel 1(clay) sebesar 81dan sampel 2. (sandstone) sebesar 4.45 dan nilai sudut geser dalam sampel 1(clay) sebesar 11.38 dan sampel 2 (sandstone). sebesar 4.58.. asil pengolahan data dengan metode. Morgenstren-price pada lereng disposal dapat dilihat pada gambar 4.2:. Gambar 4.2 Hasil Nilai FK dengan Metode Morgenstren-price Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software geostudio 2012 dengan metode Mogenstren-price di dapatkan nilai FK 2.571, maka bisa disimpulakan bahwa lereng tersebut di nyatakan aman karena menurut SRK Consulting , 2010 (tabel 3.3) tentang ketetapan kriteria FK pada lereng tambang dengan jenis lereng tunggal nilai FK yang aman adalah diatas 1.1..

(57) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian sampel di laboratorium didapatkan nilai berat jenis material (spesifik gravity ) tanah untuk lereng sandstone sebesar 2,28. 2. Berdasarkan pengujian sampel di laboratorium di dapatan nilai kadar air sampel 1 material clay sebesar 34% dan kadar air sampel 2 material sandstone sebesar 39,9% 3. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software geostudio 2012 dengan metode mogenstren-price didapatkan nilai faktor keamanaan untuk lereng disposal sebesar 2.571 dan dapat disimpulkan bahwa lereng tersebut disposal sampel 1 material clay sebesar 2,10 dan untuk sampel 2 material. 5.2 Saran Saran yang diberikan yaitu: 1. Sebaiknya kepada peneliti selanjutnya agar lebih teliti dalam pengambilan data di lapangan, dan lebih teliti dalam melakukan perhitungan hasil yang di dapat setelah melakukan pengujian sampel di laboratorium. 2. Perlu dilakukan perhitungan dan penanganan kelongsoran agar faktor keamaan lereng lebih aman/stabil.. 36.

(58) 37. Lampiran 1 DATA UJI SPESIFIK GRAVITY (Gs) DI LABORATORIUM MEKANIKA TANAH STTIND PADANG Pengujian : sampel 1 (clay) Alat : piknometer, tungku listrik, cawan. Tgl pengujian : 16 september 2019 Spesifik Gravity Satuan Pikno kosong (M1) 101.1 Gram Berat pikno + tanah kering (M2) 151.9 Gram Berat pikno + tanah kering + air (M3) 375.5 Gram Berat pikno + air (M4) 348.8 Gram Mengetahui : Pendamping Pengujian. (Refky Adi Nata, ST.,MT ).

(59) 38. Pengujian : sampel 2 (sandstone) Tgl pengujian : 16 september 2019. Alat : piknometer, tungku listrik, cawan. Spesifik Gravity. Pikno kosong (M1) Berat pikno + tanah kering (M2) Berat pikno + tanah kering + air (M3). Satuan Gram Gram Gram. Berat pikno + air (M4) Spesifik gravity. Gram %. 101.1 146.2 374.2 348.8. Mengetahui : Pendamping Pengujian. (Refky Adi Nata, ST.,MT ).

(60) 39 Lampiran II DATA UJI BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) DI LABORATORIUM MEKANIKA TANAH STTIND PADANG Pengujian : sampel 1 (clay) Alat : cassagrande, oven. Tgl pengujian :19 september 2019. Nomor cawan Banyaknya pukulan Berat cawan (M1) Berat cawan + tanah basah (M2) Berat cawan + tanah kering (M3). Batas cair (LL) Sampel 1 Sampel 2 30 21 14.1 14.0 19.9 19.3 18.6 17.9. Sampel 3 26 14.1 18.6 17.4. Satuan Gram Gram Gram. Mengetahui : Pendamping Pengujian. (Refky Adi Nata, ST.,MT).

(61) 40 Pengujian : sampel 2 (sandstone) Tgl pengujian : 19 september 2019. Alat : cassagrande, oven.. Batas cair (LL) Nomor cawan. Sampel 1. Sampel 2. Sampel 3. 34. 24. 28. Berat cawan (M1). 14.0. 14.1. 14.1. Gram. Berat cawan + tanah basah (M2). 18.6. 18.3. 18.5. Gram. Berat cawan + tanah kering (M3). 17.4. 17.4. 17.1. Gram. Banyaknya pukulan. Satuan. Mengetahui : Pendamping Pengujian. (Refky Adi Nata, ST.,MT).

(62) 41. Lampiran III DATA UJI BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT) DI LABORATORIUM MEKANIKA TANAH STTIND PADANG Pengujian : sampel 1 (clay) Alat : plat kaca, oven, neraca Tgl pengujian : 20 september 2019 Batas Plastis Nomor cawan. 1. 2. 3. Satuan. Berat cawan (M1). 14.1. 14.0. 14.1. Gram. Berat cawan + tanah basah (M2). 15.5. 18.5. 15.1. Gram. Berat cawan + tanah kering (M3). 15.2. 18.3. 14.8. Gram. Mengetahui : Pendamping Pengujian. (Refky Adi Nata, ST.,MT).

(63) 42 Pengujian : sampel 2 (sandstone) Tgl pengujian : 20 september 2019. Alat : plat kaca, oven, neraca. Batas Plastis Nomor cawan. 1. 2. 3. Satuan. Berat cawan (M1). 14.1. 14.0. 14.1. Gram. Berat cawan + tanah basah (M2). 18.9. 14.7. 14.8. Gram. Berat cawan + tanah kering (M3). 18.5. 14.5. 14.6. Gram. Mengetahui : Pendamping Pengujian. (Refky Adi Nata, ST.,MT).

(64) 43. Lampiran IV Dokumentasi Lapangan. Gambar.1. Kondisi lereng dilapangan.. Gambar.2. Pengambilan sampel dilapangan..

(65) 44. Lampiran VI Peta Geologi PT. AICJ.

(66) 45. Lampiran VII Peta Kesampaian daerah.

(67) 46 Lampiran VIII.

(68) 47.

(69) 48. DAFTAR PUSTAKA Agrifa H.V.D Sianipar dan Rudi Iskandar, 2014. Alternatif Perkuatan Lereng pada Ruas Jalan Medan – Berastagi Desa Sugo km 25±200. Jurnal Teknik Sipil, Volume 3, No 2. Pg 1-16. Bambang Surendro, 2015. Mekanika Tanah. E. Sutarrman, 2013. Konsep dan Aplikasi Mekanika Tanah. Heldys Nurul Siska dan Yuku Achmad Yakin, 2016. Karakteristik Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage. Jurnal Teknik Sipil Itenas, volume 2, No 4. Pg 44-55 Irwandy Arif, 2016. Geoteknik Tambang. Rama Indra K dkk, 2015. Analisis Stabilitas Lereng dan Perencanaan Soilnailing dengan Sofware Geostudio 2007. Jurnal Fondasi, Volume 4, No 1. Pg 1-12. Riko Ervil dkk, 2013. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi. Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang. Rosmiaty A Bella dkk, 2015. Identifikasi Kerusakan Konstruksi Akibat Potensi Pengembangan Tanah Lempung Ekspansi di Desa Oebelo. Jurnal Teknik Sipil, volume IV, No 2. Sueno Winduhotomo dkk, 2013. Analisis Geologi Teknik Kegagalan Lereng pada Pembangunan Embung di Kawasan Cagar Alam Geologi Karang Sambung. Proseding Geotrknologi. Pg 42-.

(70) 49. LEMBAR KONSULTASI Nama. : Dara Reski. NPM. : 1510024427030. Program Studi. : Teknik Pertambangan. Judul. :“Analisis specific gravity untuk melihat daya dukung lereng disposal PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ) Parambahan Kec. Talawi Kota Sawahlunto Sumatera Barat ”.. No. Tanggal. 1. 19 Februari 2019. Saran/Perbaikan 1.. Paraf. Periksa kembali relevansi jurnal dengan penelitian kita.. 2.. Gunakan. jurnal. tentang. geoslope untuk pengolahan data nanti. 3.. Rumus-rumus. pengujian. masukan dalam tinjau pustaka.. 2. 20 Februari 2019. 1.. Periksa kembali istilah asing.. 2.. Jurnal hubungan sudut geser dalam ditambahkan.. 3. 01 Maret 2019. 1.. Kutipan pada latar belakang diperbaiki.. 2.. Relevansi terhadap penelitian diperbaiki.. 3.. Cari keterangan lengkap jurnaljurnal.. 4. 04 Maret 2019. 1.. Acc seminar review jurnal..

(71) 50. 5. 13 Juni 2019. 1.. Lengkapi peta geologi, peta topografi dan peta kesampaian daerah.. 2.. Buat form pengambilan data lapangan dan pengujian labor.. 3.. Samakan bagan alir dengan kerangka konseptual.. 6. 14 Juni 2019. 1.. Form yang dibuat uji kadar air, uji plastis limit, uji liquid limit, uji spesifik grafity (GS) dan uji berat isi.. 2.. Masukan teori tentang uji berat isi.. 7. 21 Juni 2019. 3.. Masukan teori tentang geoslope.. 1.. Perbaiki teknik pengumpulan data.. 2.. Pada oengolahan data dijelaskan secara rinci.. 3.. Pada analisa data dijelaskan acuan analisanya apa.. 4.. Untuk faktor keamanaan, berat jenis dan kadar air tanah cari acuan / standarnya.. 8. 29 Juni 2019 1.. Cari acuan analisa data untuk 5 pengujian. 2.. Cari permen 1827 tentang Fk.. 3.. Periksa simbol rumus masingmasing dan samakan dengan form pengambilan data..

(72) 51. 9. 26 Juli 2019. 4.. Periksa kembali spasi penulisan.. 1.. Perbaiki simbol berat jenis.. 2.. Perbaiki langkah prosedur plastis limit dan liquid limit.. 3.. Perbaiki prosedur kadar air dan bobot isi tanah.. 4.. Periksa kembali alat dan bahan yang digunakan.. 5.. Masukan pada lampiran alat dan bahan yang digunakan.. 10. 11. 30 Juni 2019 1.. Acc seminar proposal. 1.. Perhitungan. 24 September 2019 masing-masing. diurutkan 13. a. Berat jenis. 4 Desember 2019. b. Liquid limit c. Plastis limit d. Kohesi e. Sudut geser dalam. 2.. Buang rumus yang ada dalam tabel.. 3.. Setelah. perhitungan. bab. pengolahan buat rekap tabel. 14. 27 September 2019 1.. Hindari halaman kosong.. 2.. Lampirkan. peta. geologi,. topografi dan peta iup PT.AICJ. 3.. Gambar pada lampiran diberi nomor masing-masing..

(73) 52. 15. 30 September 2019 1.. Perbaiki. faktor. keamanaan:. masukan material yang dibahas yaitu clay dan sandstone. 2.. Perbaiki. format. data. pada. lampiran (tabel-tabel). 3.. Perbaiki hasil geoslope buat keterangan. dan. legenda. lengkap. 4.. Samakan bahasa tujuan dengan kesimpulan.. 16. 09 Oktober 2019 1.. Buat. abstrak. berisi. pendahuluan,tujuan,. metode,. hasil, tidak lebih dari 200 kata. 2.. Buat juga abstrak dalam inggris.. 3.. Perbaiki kesimpulan untuk rata kiri kanan.. 17. 18 Oktober 2019. 18. 17 Maret 2020. 1.. Acc sidang komprehensif.. 1.. Perbaiki. kesimpulan. sesuai. tujuan poin 4 dihapus. 2.. Peta-peta di print full, pakai pembatas lampiran.. 3.. Periksa tanda baca dan istilah asing.. 4.. Judul. analisis. (pengujian. dibuang). 5.. Perbaiki bagan alir dan kerangka konseptual..

(74) 53. 9. 23 Maret 20120. 1.Acc jilid. Pembimbing 1. Refky Adi Nata, ST,.MT NIDN : 1028099002.

(75) 54.

(76) 55.

(77) 56. BIODATA WISUDAWAN No. Urut. : -. Nama. : Dara Reski, ST. Jenis Kelamin. : Perempuan. Tempat/Tgl Lahir. : Solok, / 14 Juni 1996. NPM. : 1510024427030. Program Studi. : Teknik Pertambangan. Tanggal Lulus. : 07 Desember 2019. IPK. : 3.36. Predikat Lulus. : Sangat Memuaskan. Judul Skripsi. :. Analisis Spesific Gravity untuk melihat. daya. dukung. lereng. disposal PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ) Parambahan Kec. Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Dosen Pembimbing :. 1. Refky Adi Nata, ST., MT 2. Rusnoviandi, ST., MM. Asal Sekolah. : SMA Swasta SDI Silungkang. Nama Orang Tua. :. 1.. Nama Ayah. 1. Afrizul (Alm). 2.. Nama Ibu. 2. Mardiati, S.Pd. Alamat. : Jr. Koto Baru, Kec: IX Koto, Kab: Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.. No. Hp / Telp. : 082386835195. Email. : Dara.reski@gmail.com.

(78)

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah PT.AIC Jaya
Gambar 2.2 PetaGeologi PT. Allied Indo Coal Jaya  2. Litologi
Gambar 2.3  Stratigrafi Cekungan Ombilin PT.Allied Indo Coal Jaya
Gambar 3.3 Mengatur Ukuran Halaman.
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Periksa lebih dahulu keadaan lubang. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan pantulan sinar dari sepotong cermin atau tongkat kayu yang cukup panjang. 2) Waktu

Dalam kumpulan cerpen Perempuan Bawang dan Lelaki Kayu ini, juga terdapat jenis-jenis konflik sosial yang berhubungan dengan kejahatan.. Dalam cerpen “ Seekor Anjing yang

Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Alur pemakaian dari sistem ini adalah admin melakukan input username dan password untuk login ke sistem, setelah masuk ke sistem admin dapat mengelola

Merujuk pada Panduan Prinsip-Prinsip Pengarusutamaan Gender, Dimensi dan Prioritas Untuk Mencegah Kekerasan Ekstremisme yang diterbitkan Komisi Perempuan PBB upaya

* Laporan Keuangan diatas disajikan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga atas Surat Edaran Bank Indonesia

Fasilitas parkir di dalam ruang milik jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 66 tanggal 19 September 2014, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan yang telah