• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Refrigerasi

Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau produk sehingga temperaturnya berada dibawah temperatur lingkungan. Kalor adalah suatu bentuk dari energi, sehingga mengambil kalor suatu benda ekuivalen dengan mengambil sebagian molekul-molekulnya. Karena kalor yang berada di sekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap sehingga temperatur disekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi mengingat penguapan memerlukan kalor. Pada aplikasi tata udara, kalor yang diambil berasal dari udara. Untuk mengambil kalor dari udara, maka udara harus bersentuhan dengan suatu bahan atau material yang memiliki temperatur yang lebih rendah (Darwis dan Robert, 2005).

Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan panas/kalor dari suatu benda/ruanga sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya. Sesuai dengan konsep kekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat dipindahkan kesuatu benda lain yang akan menyerap kalor, jadi refrigerasi akan selalu berhubungan aliran panas dan perpindahan panas.

Refrigerasi memanfaatkan sifat-sifat panas (thermal) dari bahan refrigeran selagi bahan itu berubah keadaan dari bentuk cair menjadi bentuk gas atau uap ataupun sebaliknya dari gas menjadi cair (ilyas, 1993)

2.1.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Sistem refrigerasi yang umum dan mudah di jumpai pada aplikasi sehari-

hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri, adalah sistem

(2)

refrigeran akan mengambil kalor (panas) dari lingkungan. Sebaliknya, saat berubah fase dari uap ke cair, refrigeran akan membuang kalor (panas) ke lingkungan sekelilinya (Anwar,2010).

Gambar 2.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Sederhana

Sistem pendingin ini terdiri dari beberapa alat utama yang pokok untuk dapat terjadinya proses kompresi uap, yaitu:

a. Kompresor, berfungsi untuk menaikan tekanan refrigeran.

b. Kondensor, berfungsi mendinginkan atau mengembunkan refrigeran berarti terjadi panas yang dibuang di dalam kondensor.

c. Pipa kapiler berfungsi merendahkan temperatur dan tekanan refrigeran dalam sistem.

d. Evaporator berfungsi memanaskan atau menguapkan refrigeran, berarti ada

panas yang diserap refrigeran sehingga terjadi efek pendinginan pada

lingkungan sekitarnya.

(3)

Gambar 2.2 Diagram p-h sistem refrigerasi

Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang memanfaatkan aliran perpindahan kalor melalui refrigeran.Proses utama kompresi uap adalah:

1. Proses kompresi 2. Peoses kondensasi 3. Proses ekspansi 4. Proses evaporasi

1) Proses kompresi

Proses kompresi yaitu proses penaikan tekanan refrigran. Refrigeran berfasa uap dengan tekanan rendah yang dari evaporator akan dikompresi atau ditekan di kompresor sehingga menghasilkan uap refrigeran bertekanan tinggi.

Kenaikan tekanan tersebut akan berbanding lurus dengan kenaikan temperatur

refrigran. Hail dari kompresi adalah uap refrigeran bertekanan dan

bertemperatur tinggi yang selanjutnya akan di alirkan ke kondensor melalui

(4)

Qw = ṁ.(h

2

– h

1

) ...2.1

Sedangkan besarnya kerja persatuan massa refrigeran yang dikompresikan adalah :

qw= h

2

-h

1

...2.2

Dimana:

Qw = Daya atau kerja kompresor yang dilakukan (kW) qw = besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg) h

1

= enthalpi saat masuk kompresor (kJ/kg)

h

2

= enthalpi saat keluar kompresor (kJ/kg) ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)

2. Proses kondensasi

Pada proses ini uap refrigeran bertekanan dan bertemperatur tinggi akan melepas kalor dilingkungan karena temperatur lingkungan lebih rendah daripada temperatur refrigeran. Proses kondensasi ini terjadi pada kondensor. Idealnya refrigeran akan berfasa cair jenuh (saturated liquid) di akhir kondensor.

Temperatur kondensor ini masih lebih tinggi dari temperatur lingkungan. Oleh karena itu refrigeran yang keluar dari kondensor menuju alat ekspansi melalui liquid line masih akan mengalami proses perpindahan kalor yang akan menurunkan suhu refrigeran lebih rendah lagi dari suhu cair jenuhnya(saturated liquid).

Besarnya kalor per satuan massa refrigeran yang dilepaskan kondensor dinyatakan sebagai berikut:

qc =.h

2

-h

3

...2.3

Kapasitas kondensasi Qc adalah:

Qc = ṁ x qc ...2.4

(5)

Dimana:

Qc = Besarnya kalor yang dilepaskan kondensor (kW) ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)

qc = besarnya kalor yang dibuang kondensor h

2

= entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg) h

3

= entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg) 3. Proses Ekspansi

Refrigeran berfasa cair dari kondensor akan melewati katup eksapansi yang memiliki diameter kecil sehingga akan menyebabkan penurunan tekanan refrigeran yang diikuti dengan penurunan temperatur refrigeran. Hasil dari proses ekspansi adalah refrigeran yang mayoritas cair. Pada proses ekspansi ini akan ada beberapa persen refrigeran cair yang berubah fasa menjadi uap.

h

3

-h

4

...2.5 Dimana:

h

3

= entalpi refrigeran masuk ekspansi (kJ/kg) h

4

= entalpi refrigeran keluar ekspansi (kJ/kg)

4. Proses Evaporasi

Proses evaporasi terjadi pada evaporator . Refrigeran keluaran ekspansi yang mayoritas cair memiliki temperatur yang rendah, lebih rendah dari temperatur produk yang akan didinginkan oleh evaporator. Sesuai hukum termodinamika dua, refrigeran cair bertemperatur rendah tersebut akan menyerap klaor dari produk yang didinginkan sehingga refrigeran tersebut berubah fasa menjadi uap jenuh bertekanan rendah yang selanjutnya dihisap dan masuk ke kompresor untuk mengalami proses kompresi dan bersirkulasi kembali.

Sedangkan produk yang didinginkan dalam evaporator setelah melepaskan kalor

(6)

Kapasitas refrigerasi atau beban pendinginan, Dapat dihitng dengan Rumus:

Qe = ṁ x h

1

-h

4

...2.7

Dimana:

Qe = Kapasitas pana yang diserap evaporator (kW) ṁ = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)

qe = kalor yang diserap evaporator (kJ/kg) h

4

= entalpi keluaran evaporator (kJ/kg) h

1

= entalpi masukan evaporator (Kj/kg) 2.1.2 Kinerja Sistem Refrigerasi

a. COP carnot adalah perbandingan temperatur evaporasi dibandingkan dengan selisih temperatur kondensasi dan evaporasi. Satuan temperatur yang digunakan dalam rumus COP carnot adalah Kelvin.

COP carnot =

𝑇𝑒

𝑇𝑐−𝑇𝑒

... 2.8 Dimana:

Te = Temperatur evaporator, K Tc = Temperatur kondensor, K

b. COP actual adalah perbadingan kalor yang diserap oleh evaporator dari lingkungan terhadap kerja yang dilakukan oleh kompresor. Dapat diketahui bahwa:

COP ideal =

𝑞𝑒

𝑞𝑤

...2.9 Dimana:

q

e

= efek refrigerasi, kJ/kg

q

w

= kerja kompresi, kJ/kg

(7)

c. Efisiensi refrigerasi adalah perbandingan antara COP actual dan COP carnot Ƞ refrigerasi =

𝐶𝑂𝑃𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

𝐶𝑂𝑃𝐶𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡

...2.10

d. Daya yang dipakai

Untuk pemakaian daya mesin refrigerasibiasanya tergantung dari daya kompresor, Mesin refrigerasi penyimpanan udang dinyalakan dalam sehari sehingga menghitung daya yang terpakai adalah:

P= V.I.COSθ ...2.11

Dimana:

P= Daya V= Tegangan.

I= Arus

COS θ = Faktor nilai yang sering digunakan adalah 0,8

Untuk konsumsi listrik setiap hari dapat dihitung dengan rumus:

Pemakaian per hari = (P/1000) x Waktu pemakaian ...2.12

Pemakaian per bulan = Pemakaian perhari x 30 hari ...2.13

Sehingga untuk menghitung biaya listrik yang digunakan selama 1 bulan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Biaya listrik = Pemakaian (kWH) x Tarif daftar listrik ...2.14

(8)

2.2 Pipa Kapiler

Gambar 2.3 Pipa kapiler ( Sumber:https://tiriztea.wordpress.com)

Pipa kapiler adalah salah satu jenis ekspansi yang paling banyak digunakan. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran agar dapat menguap di evaporator pada temperatur rendah. Tekanan refrigeran dapat diturunkan sebagai akibat adanya gesekan pada pipa kapiler yang panjang dan berdiameter kecil. Pipa kapiler akan membatasi alairan refrigeran cair dari kondensor ke evaporator dan akan mempertahankan perbedaan tekanan antara tekanan sisi tinggi dan sisi tekanan rendah sesuai dengan kebutuhan sistem.

Panjang dan diameter dari pipa kapiler adalah hal yang paling penting

dalam penggunaan pipa kapiler dalam sebuah sistem refrigerasi. Untuk setiap

pipa kapiler dengan panjang dan diameter tetentu akan menghasilkan hambatan

gesekan yang nilainya konstan sehingga laju aliran refrigeran cair pada pipa

kapier selalu proposional terhadap perbedaan tekakan. Perbedaan tekanan antara

sisi tekanan tinggi dan sisi tekakan rendah dipengaruhi oleh kapasitas kompresor

yang digunakan. Besarnya kapasitas aliran fluida dalam pipa kapiler harus

memiliki nilai sedekat mungkin dengan besarnya kapasitas pompa kompresor

ketika sistem bekrja (Dossat,1981).

(9)

2.3 Cara Kerja Pipa Kepiler

Pada saat refrigeran dipompa, oli yang telah bercampur kotoran akan ikut terbawa sirkulasi, kororan dengan ukuran besar akan tersaring oleh filter dyer sedangkan kotoran berukuran kecil akan terbawa melewati pipa kapiler, evaporator dan kembali masuk kompresor. Proses ini akan terjadi berulang-ulang sehingga mengakibatkan kotoran akan menempel pada dinding pipa kapiler dan menyebabkan mampet/mengalami keruakan.

Cara yang paling ampuh adalah dengan membersihlan seluruh sistem yang

terdiri dari kondensor, pipa kapiler, filter dyer, dan evaporator agar sistem tidak

rusak/ kapiler mampet.

Referensi

Dokumen terkait

budidaya tanaman perkebunan dengan luasan tanah tertentu dan/atau usaha industri pengolahan hasil perkebunan dengan kapasitas tertentu tidak memiliki izin usaha

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh penggunaan turbo elektrik diam dan berputar terhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda Supra X 125 tahun

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif, yang didukung dengan data-data yang diperoleh dari sumber kepustakaan dan data dari lapangan yaitu kantor

Berdasarkan penjelasan yang telah Penulis deskripsikan dapat diketahui bahwa pelaksanaan praktek gadai yang dilaksanakan oleh masyarakat di Dusun Penoh Kelurahan Gentan

Pembiayaan konsumen biaya diberikan oleh perusahaan pembiayaan (financing company), sedangkan kredit konsumen biaya diberikan oleh bank (Sunaryo, 2008, hlm.96)..

Korelasi data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi data ordinal, variabel yang pertama dalam penelitian ini adalah jenjang kepangkatan personil Polri, yaitu

Lalu bagaimana dengan pemanfaatan biji rambutan itu sendiri ? jika kita lihat di masyarakat sekitar khususnya di daerah Sekaran Gunungpati ini kebanyakan dari