• Tidak ada hasil yang ditemukan

GRUP TERURUT PARSIAL PADA MATRIKS SIMETRI BERUKURAN 2 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GRUP TERURUT PARSIAL PADA MATRIKS SIMETRI BERUKURAN 2 2"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal “LOG!K@” , Jilid 7, No. 2, 2017, Hal. 146 - 151 ISSN 1978 – 8568

GRUP TERURUT PARSIAL PADA MATRIKS SIMETRI BERUKURAN 2×2

Irmatul Hasanah

Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten Email: [email protected]

Abstract: This paper deals with the partially ordered group of the 2 2 symmetric matrix. We show that there are two partially ordered group of the 2 2 symmetric matrix. We define a matrix to be positive when each entry of the matrix is positive. With the characterization of the 2 2 symmetric matrix, we construct the cone positive thus 2 2 symmetric matrix is partially ordered group.

Keywords: symmetric matrix, group-ordered, cone positive.

Abstrak: Artikel ini membahas grup terurut parsial pada matriks simetri berukuran 2 2 . Akan ditunjukkan bahwa terdapat dua grup terurut parsial dari matriks simetri berukuran 2 2 . Suatu matriks dikatakan positif jika setiap entri pada matriks bernilai positif. Melalui karakteristik dari matriks simetri, akan dikonstruksi sebuah positif cone sehingga matriks simetri berukuran 2 2 merupakan grup terurut parsial.

Kata kunci: matriks simetri, grup terurut, positif cone.

I. PENDAHULUAN

Himpunan matriks atas berukuran 2 2 atas himpunan bilangan real ,

1 2

2 1 2 3 4

3 4

( ) a a | , , ,

M a a a a

a a

  

 

   

  

 

merupakan grup dengan operasi penjumlahan matriks. Melalui urutan AB yang didefinisikan dengan aibi untuk setiap i1, 2,3, himpunan matriks M2

 

merupakan grup terurut parsial. Grup terurut parsial dapat didefinisikan melalui cone positif. Dengan mendefinisikan cone positif P dari M2( ), himpunan M2( ) membentuk grup terurut parsial dengan cone positif P . Selanjutnya, himpunan matriks simetri berukuran 2 2 atas

yang didefinisikan dengan

2( ) a b | , ,

S a b d

b d

  

   

 

 

juga membentuk grup dengan operasi penjumlahan matriks. Sembarang dua matriks A dan B pada S2

 

, AB jika dan hanya jika x B, ( A x) x BT( A x) 0 untuk setiap x2 [1]. Melalui urutan yang didefinisikan tersebut, matriks simetri S2

 

bersama dengan cone positif

(2)

Grup Terurut Parsial pada Matriks Simetri Berukuran 22

147

 

2

2 | , 0,

a b

P A S x Ax x

b d

   

       

 

 

membentuk grup terurut parsial.

LANDASAN TEORI

Suatu himpunan tak kosong G bersama dengan operasi  membentuk grup jika memenuhi:

(1) Sifat ketertutupan, yaitu untuk setiap ,a bG berlaku a b G .

(2) Sifat asosiatif, yaitu untuk setiap , ,a b cG berlaku (a b    ) c a (b c).

(3) Memiliki unsur identitas, yaitu terdapat eG yang memenuhi a e   e a a untuk setiap aG .

(4) Untuk setiap aG terdapat a1G yang memenuhi a a1a1 a e.[2]

Himpunan bilangan real membentuk grup dengan operasi penjumlahan. Sedangkan himpunan bilangan real dengan operasi perkalian tidak membentuk grup, sebab terdapat bilangan nol yang tidak memiliki invers perkalian di. .

Suatu relasi biner “ ” antara dua unsur a dan b pada sebuah himpunan tak kosong A didefinisikan dengan a berelasi dengan b jika ( , )a b merupakan unsur pada hasilkali kartesian A A . Salah satu contohnya relasi lebih kecil dari atau sama dengan “” pada himpunan bilangan real . Bilangan x dikatakan lebih kecil dari atau sama dengan y jika ( , )x y unsur pada  . Relasi biner “” pada himpunan tak kosong P dikatakan urutan parsial jika untuk setiap , , zx y berlaku:

(1) xx (sifat refleksif);

(2) Jika xy dan yx maka xy (sifat antisimetris);

(3) Jika xy dan yz maka xz (sifat transitif).

Pasangan ( , )P disebut himpunan terurut parsial dan selanjutnya ditulis P . Lebih lanjut, himpunan terurut parsial P dikatakan terurut total jika untuk setiap x y, P memenuhi xy atau yx [2].

Himpunan bilangan real dengan urutan lebih kecil dari atau sama dengan “” merupakan himpunan terurut parsial. Lebih lanjut merupakan himpunan terurut total sebab setiap dua unsur pada bilangan real x dan y selalu dapat diurutkan yaitu xy atau yx. Hasilkali kartesian dari himpunan ,

( , )| ,x y x y

  

merupakan urutan parsial dengan urutan yang didefinisikan dengan

1 1 2 2

( ,x y)( ,x y ) jika dan hanya jika x1x2 dan y1y2.

(3)

Irmatul Hasanah

Himpunan  bukan merupakan himpunan terurut total, sebab terdapat (1, 4) dan (2,3) pada  tetapi tidak berlaku baik (1, 4)(2,3) maupun (2,3)(1, 4).

Hasilkali Dalam

Misalkan x y,  n. Hasilkali dalam standar dari ,x y , yaitu

 

. , . : ,

n n n

x y y xT

   

dengan yT merupakan transpos dari y . Untuk setiap x y z, ,  n dan skalar  memenuhi:

(1) x y, y x,  .

(2) x x,  0 dan x x,  0 jika dan hanya jika x0. (3)  x y, z x z,   y z, .

(4) x y,   x y, .[4]

Himpunan matriks simetri berukuran 2 2 atas yang didefinisikan dengan

2( ) a b | , ,

S a b d

b d

  

   

 

 

Hasilkali dalam dari matriks AS2

 

, yaitu

, T

Ax x x Ax

  

Karena matriks simetri A memiliki sifat AAT, maka diperoleh

 

, T T T T ,

x Ax Ax x x A x x Ax Ax x

       

Selanjutnya, berikut ini teorema yang memberikan karakteristik dari suatu matriks simetri.

Teorema 1.

Misalkan ASn( n) matriks simetri, maka hasilkali dalam Ax x,  x AxT bilangan real untuk setiap xn [4].

Grup Terurut Parsial

Himpunan terurut parsial G yang juga merupakan suatu grup dikatakan grup terurut parsial jika. xy maka a  x a y dan x a  y a untuk setiap x y, G dan aR [5].

Menurut definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa operasi urutan pada G mempertahankan operasi penjumlahan.

(4)

Grup Terurut Parsial pada Matriks Simetri Berukuran 22

149

Himpunan semua unsur positif pada grup terurut parsial G disebut cone positif dari G , yaitu {g G|g 0}

G    dan G {g  G| g G}. Melalui cone positif, sembarang grup dapat dikonstruksi menjadi grup terurut parsial.

Teorema 2.

Misalkan G grup. Jika himpunan PG memenuhi:

(1) Untuk setiap ,a bP berlaku a b P, (2) P ( P)

 

0 .

Maka G dapat dibangun sebagai grup terurut parsial dengan urutan parsial pada G sebagai berikut: untuk setiap ,a bG,

ab jika dan hanya jika b a P

Lebih lanjut, P merupakan cone positif dari G . Grup G menjadi grup terurut parsial dengan cone positif P selanjutnya dinotasikan dengan ( , )G P [5].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Himpunan matriks simetri berukuran 2 2 atas yang didefinisikan dengan

 

2 a b | , ,

S a b d

b d

  

   

 

 

Membentuk grup dengan operasi penjumlahan matriks.

Lemma 1

Misalkan subhimpunanP dari 0 S2

 

didefinisikan dengan

 

2

0 a b 2 | , , 0,

P A S a b d x

b d

   

      

 

 .

Himpunan S2

 

bersama dengan P membentuk urutan parsial dengan urutan 0 AB jika dan hanya jika B A P0.

Bukti:

Akan ditunjukkan himpunan S2

 

bersama dengan P membentuk urutan parsial. 0 1. Ambil sembarang 1 1

1 1

a b

A b d

 

  

  dan 2 2

2 2

a b

B b d

 

  

  di P , maka A B, S2

 

dengan

1, ,1 1 0

a b d  dan a b d2, ,2 2 0. Perhatikan bahwa

1 1 2 2 1 2 1 2

0

1 1 2 2 1 2 1 2

a b a b a a b b

A B P

b d b d b b d d

 

     

          

(5)

Irmatul Hasanah

2. Ambil sembarang a b 0 0

A P P

b d

 

   

  , artinya a b 0

A P

b d

 

 

  dan

0

a b

A P

b d

 

 

  sehingga a b a b 0

A P

b d b d

 

   

         . Karena a b d, ,  dan

, , 0

a b d  maka    a, b, d 0. Jadi haruslah a  b d 0.

Berdasarkan uraian di atas, menurut Teorema 1, himpunan matriks simetri S2

 

dapat dibangun sebagai grup terurut parsial dengan urutan parsial pada S2

 

sebagai berikut:

untuk setiap A B, S2

 

,

AB jika dan hanya jika B A P0

Lebih lanjut, P merupakan cone positif dari0 S2

 

. Grup S2

 

menjadi grup terurut parsial dengan cone positif P dan ditulis

S2

 

,P . 0

Lemma 2

Misalkan subhimpunanP dari S2

 

didefinisikan dengan

 

2

1 a b 2 | , 0,

P A S x Ax x

b d

   

       

 

 .

Himpunan S2

 

bersama dengan P membentuk urutan parsial dengan urutan 1 AB jika dan hanya jika B A P1.

Bukti:

Akan ditunjukkan himpunan S2

 

bersama dengan P membentuk urutan parsial.

1. Ambil sembarang 1 1

1 1

a b

A b d

 

  

  dan 2 2

2 2

a b

B b d

 

  

  di P , maka A B, S2

 

dengan

, 0

x Ax dan x Bx, 0 untuk setiap x2.

a. Penjumlahan dua unsur A dan B merupakan unsur di S2

 

, A B S2

 

, sebab

 

S2 grup.

b. Dengan sifat hasilkali dalam, diperoleh

, ( ) ( ) ,

x A B x A B x x

    

, ,

Ax x Bx x

  

, ,

x Ax x Bx

  

0 Jadi, A B P1.

(6)

Grup Terurut Parsial pada Matriks Simetri Berukuran 22

151

2. Misalkan A P1 P1, maka AP1 dan AP1. Sehingga x Ax,  0 dan

, 0

x Ax  . Karena x Ax,  x AxT berupa bilangan real, maka x Ax,  0 dan x2 tak nol, maka A0.

Berdasarkan uraian di atas, menurut Teorema 1, himpunan matriks simetri S2

 

dapat dibangun sebagai grup terurut parsial dengan urutan parsial pada S2

 

sebagai berikut:

untuk setiap A B, S2

 

,

AB jika dan hanya jika B A P1.

Lebih lanjut, P merupakan cone positif dari1 S2

 

. Grup S2

 

menjadi grup terurut parsial dengan cone positif P dan ditulis 1

S2

 

,P . 1

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada pembahasan di atas, telah ditunjukkan bahwa terdapat dua urutan grup yang berbeda dari matriks simetri S2

 

. Dua urutan tersebut didefinisikan melalui cone positif

P dan 0 P . 1

Dalam artikel ini, penulis hanya meneliti matriks simetri berukuran 2 2 . Sehingga penulis mengharapkan kepada pembaca untuk meneliti matriks simetri berukuran n n dengan n3. Penulis juga mengharapak kepada pembaca untuk mencari cone positif yang lain sehingga dengan cone positif tersebut, himpunan matriks simetri berukuran 2 2 ,

 

2 ,

S membentuk grup terurut parsial.

REFERENSI

[1] Bhatia, R.. 1997. Matrix Analysis. New York: Springer.

[2] Herstein, I.N. 1975. Topics in Algebra. New York: John Willey & Sons, Inc.

[3] Horn, R.A. dan Johnson, C.R. 1990. Matrix Analysis. New York: Cambridge University Press

[4] Howard, A. dan Rorres, C. 2005. Elementary Linear Algebra, Ninth Edition. New York:

John Willey & Sons, Inc.

[5] Ma J., Lecture Notes On Algebraic Structure Of Lattice-Ordered Rings, World Scientific, 2014.

[6] Ma J. and W. Bradley, Lattice-ordered 2×2 triangular matrix algebras, Linear Algebra Appl. 404 (2005), 262-274.

[7] MacCluer, B. D. 2009. Elementary Functional Analysis. New York: Springer.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan JKN di Klinik Kota Tasikmalaya,

Pelaksanaan tender tersebut tidak sesuai dengan pandangan Ibnu Taimiyah yang melarang para pedagang atau pelaku usaha untuk berskonspirasi atau bekerjasama dalam menjual

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal barisan bilangan riil: (1) Kesulitan mentransfer

A kérdésre egy olyan, az egész napos iskola működését meghatározó nevelési-oktatási program kidolgozásával kívántunk válaszolni, amely lehetővé teszi, hogy az

Hasil penelitian dalam analisis BEP pada Holland Bakery yaitu membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, menghitung Break Even Point untuk ketiga produk

Menyoroti dari sudut pandang Kitab perjnjian Lama (PL), tepatnya didalam Imamat Sebelas Ayat ketujuh “Demikian juga babi hutan, karena memang berkukuh belah, yaitu

Meningkatkan Profesionalitas Kinerjanya, Uiversitas Atma Jaya Yogyakarta, Jurnal, Fakultas Hukum, 2014, hlm 1.. Jurnal USM Law Review Vol 3 No 2 Tahun 2020 458 Kepolisian

ambahan lagi, penggunaan dialek oleh guru dalam proses pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu juga merupakan penyebab berlakunya pencemaran bahasa ini. Mengikut amus 8ewan,