• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 9. Aplikasi Kampanye Public Relations

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Modul 9. Aplikasi Kampanye Public Relations"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 9

Aplikasi Kampanye Public Relations

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami

1. Perencanaan Kampanye Public Relations, yang meliputi program kampanye terpadu yakni : Perencanaan kampanye, pelaksanaan kampanya, evaluasi kampanye

2. Etos kerja PR

3. Propaganda dalam kampanye PR 4. Perbedaan propaganda dan kampanye

1. KAMPANYE PUBLIC RELATIONS

Ketika berfikir tentang PR dan perencanaan, ada baiknya kita mulai dengan melihat definisi PR berikut :

“praktik PR adalah usaha yang direncanakan serta dilakukan secara kontinyu untuk menciptakan dan menjaga nama baik (goodwill) dan kesepahaman bersama antara suatu organisasi dengan publiknya.”

Inti dari definisi tersebut adalah bahwa PR harus direncanakan. Merupakan proses yang dipikirkan secara matang dan hati-hati. Proses tersebut juga memerlukan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus. Dalam kaitannya dengan praktek kampanye PR, setidaknya ada beberapa alasan mengapa sebuah perencanaan harus dilakukan dalam kampanye, yaitu :

(2)

1. Memfokuskan usaha. Perencanaan membuat tim kampanye dapat mengidentifikasi dan menyusun tujuan yang akan dicapai dengan benar hingga akhirnya pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, karena berkonsentrasi pada prioritas dan alur kerja yang jelas.

2. Mengembangkan sudut pandang berjangka waktu panjang. Perencanaan membuat tim kampanye melihat semua komponen secara menyeluruh. Ini akan membuat tim kampanye tidak berpikir mengenai efek kampanye dalam jangka waktu yang pendek tapi juga ke masa depan, hingga mendorong dihasilkannya program yang terstruktur dalam menghadapi kebutuhan masa depan.

3. Meminimalisi kegagalan. Perencanaan yang cermat dan teliti akan menghasilkan alur serta tahapan kerja yang jelas, terukur, dan spesifik serta lengkap dengan langkah- langkah alternatif, sehingga bila ada kegagalan bisa langsung diambil alternatif penyelesaian.

4. Mengurangi konflik. Konflik kepentingan dan prioritas merupakan hal yang sering terjadi dalam sebuah kerja tim. Perencanaan yang matang akan mengurangi potensi munculnya konflik, karena sudah ada bentuk tertulis mengenai alur serta prioritas pekerjaan untuk tiap-tiap anggota tim.

5. Memperlancar kerja sama dengan pihak lain. Sebuah rencana yang matang akan

memunculkan rasa percaya para pendukung potensial serta media yang akan digunakan sebagai saluran kampanye, hingga pada akhirnya akan terjalin kerjasama yang baik dan lancar. (Gregory dalam Venus 2007:144)

2. APLIKASI PROGRAM KAMPANYE DALAM PUBLIC RELATIONS

Aplikasi program kampanye dalam public relations merupakan publikasi atau penerapan program kampanye terpadu antara teknik propaganda dan periklanan. Selain memberikan informasi mengenai “apa” yang ingin dikomunikasikan hingga “bagaimana” untuk mengiring audensi, sasaran khalayak, dan public agar tetap loyal dan tidak menoleh produk saingan. Public relations dalam situasi krisis dan pemulihan citra yang positif dan sekalius memenangkan persaingan melalui komunikasi efektif merupakan peranan public relations. Salah satunya adalah

(3)

melalui teknik berkampanye dan berkomunikasi yang efektif untuk keperluan publikasi atau tujuan promosi tertentu.

Oleh karena itu, penampilan dan sikap dapat menciptakan kesan yang baik atau buruk dapat melekat atau mempengaruhi citra intasnis atau partai politik yang mereka wakili.

Penampilan dan perilaku tersebut harus sesuai dengan “aturan permainan” yang di tuangkan dalam kode etik public relations (code of ethics of public relations, dan mental attitude) yang didukung dengan semangat etos kerja yang prima, serta integritas pribadi dan professional yang tinggi dalam menjalankan funsi dan tugasnya. Khususnya dalam kampanye atau propaganda yang berkaitan dengan sesuatu komunikasi tertentu untuk menyampaikan informasi berupa ide, gagasan, buah pikiran serta aktivitas dan bisnis perusahan, politik.

Public Relations are power yakni peran public relations sama dengan jurnalistik yang memiliki kekuatan dan kekuaasaanya untuk membentuk opini merupakan konsekuensi yang logis jika kampanye public relations yang dilancarkan pada publik sasarannya itu tidak terlepas dari pengabdian demi kepentingan umum (it should serve the public). Olehnya itu, tugas dan tanggungjawab public relations pejabat/humas adalah menciptakan kepercayaan, kejujuran, dan dapat memberikan informasi atau publikasi yang baik kepada masyarakat tentunya untuk didukung dengan kiat dan strategi atau teknik-teknik tertentu.

3.TEORI PROGRAM KAMPANYE

Fungsi dan tugas public relations, menurut Scoot M. Cutliff dan allen H. centre bahwa program kerja didalam suatu kampanye yaitu sebagai merencanakan dan melaksanakan program- program yang dapat menumbuhkan penafsiran yang menyenagkan terhadap suatu kebijaksanan dan mengenal operasional kampanye. Sementara itu, pendapat pakar lainnya dari prof. Duyker (Belanda) yang menyatakan kampanye tersebut menggunakan berbagai lambing untuk mempoengaruhi manusia sedemikian rupa, sehingga tingkah laku yang timbul karena pengaruh tersebut sesuai dengan keingginan komunikator.

Dari kedua teori diatas dianalisa bahwa sebelum melakukan atau menggalakan suatu program kampanye dan peniggiatan aktivitas public relations terlebih dahulu pihak partai politik harus membangun kredibilitas dan citra parpol yang positif pada masyarakat. Keberhasilan

(4)

mengkampanyekan kandidat dari masing-masing partai politik dalam arti luas (Corporate image and identity) melalui kampanye PR nya terlebih dahulu membangun kredibilitas nama partai atau lembaga yang pada ahirnya akan memayungi masyarakat dan menimbulkan kesan baik, sebelumnya telah dibangun suatu konsep internal relations or employe relations (hubungan kedalam atau hubungan lembaga/perusahan) melalui program corporate culture dengan mengutamakan pelayanan prima (escellent service).

a) Teori Kampanye Terpadu

Menurut Cutlip dan center dalam peraan PR ketika berkomunikasi dikenal dengan “ the 7 C’s of Comunniction antara lain sebagai berikut:

Credibility merupakan komunikasi tersebut dimulai dengan membangun suatu kepercayaan.

Contes yaitu suatu program komunikasi mestinya beerkaitan dengan lingkungan atau keadaan sosial.

Contetn adalah pesan yang disampaikan itu mempunyai arti bagi audensnyayang memiliki kecocoksan dengan sistem.

Clarity pesan dalam berkomunikais itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh public.

Continuitty and consistency merupakan suatu proses yang tidak ada ahirnya yang memrlukan pergaulan-pergaulan untuk mencapai tujuan dan bervariasi yang merupoakan kontribusi bagi fakta yang ada denagn sikap penyesuaian melalui proses belajar.

Channels menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampaiakn pesan yang dimaksud.

Capability of audience yaitu komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audensinya.

b) Teori Etos Kerja Komunikasi Dalam kampanye PR

Robert S. Cole dalam bukunya The practical Handbook of public relations, (New York Prentice, Inc, 1992) mengungkapkan ada beberapa persyaratan kemampuan (skill and expert)

(5)

yang harus dimiliki oleh seorang pejabat dalam etos kerja komunikasi dalam kampanye public relations sebagai berikut :

1. Komunikator

2. Back up management (pendukung manajemen)

3. Mampu menciptakan citra bagi lembaga/partai politik yang diwakilinya.

Sedangkan menurut Bertrand R Cafiel dalam bukunya public relations principles and problem, ada tiga tiga macam fungsi public relations yaitu sebagai berikut:

1. Mengabdi kepentingan umum (it should serve the public’s interest)

2. Memelihara komunikasi yang baik (maintaingood communication)

3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik )good moral and manners)

Dari paparan dua teori diatas, modul ini menjelaskan bahwa public relations dalam etos kerja dalam kampanye public relations untuk mengatasi setiap kemungkinan yang dapat merugikan atau tidak menguntungkan citra, sehingga komunikator harus terampil dalam membaca terhadap aspirasi yang muncul didalam masyarakat. Etos kerja sebagai persyaratan utama bagi komunikator (public Relations officer) ketika menjalankan perannya dalam berkampanye propaganda pada prinsipnya “etos yang dapat dipercaya”.

c) Teori Propaganda Dalam Praktik PR

Istilah propaganda pertama kali dipakai pada agama katolit oleh paus gregorius XV di Roma pada tahun 1622, yaitu dikenal dengan Sacra de propaganda fide. Artinya melakukan propaganda untuk tujuan yang positif dalam menyebarkan keagamaan di Roma, Italia, dan di Negara-negara lain.

Propaganda untuk tujuan negative (menghancurkan lawanya), pernah dipergunakan dalam perang Dunia ke II oleh pihak fase Jerman, Italia, dan jepang melalui pembentukan tim khusus “propaganda” untuk melancarkan perekayasan atau teknik komunikasi massa, baik media elektronik canggih maupun media cetak yang ditujukan untuk mempengaruhi, provokasi, perang, urat sarafr yang dapat melemahkan atau membangkitkan semangat dari pihak pendukung atau lawan, denagn pidato-pidato (retorika) yang berapi-api, menayangkan berita, media visual, siaral

(6)

langsung, yang dilancarkan melalui stasiun TV Negara bersangkutan yang dikemas untuk tujuan politisi tertentu dapat ditangkap oleh Negara lain yang menjadi sasarannya.

Propaganda politik untuk tujuan mempengaruhi atau provokasi (negative) tersebut melalui siaran televise lewat satelit itu dimanfaatkan oleh Portugal untuk maksud di tangkap oleh masyarakat. Teknik atau cara persuasive, paksaan, dan imbauan dalam propaganda tersebut, dalam dunia atau aktivitas public relations kini masih banyak dipakai atau dimanfaatkan dalam prkatik kepentingan, promosi, perikjlanan, dan publikasi lainya.

Dari paparan diatas, maka kesimpulan startegi propaganda periklanan dalam kampanye merupakan bagian darin strategi kampanye pemasaran (hard salling) yang dikhusukan untuk memupuk citra (image) atau daya ingat suatu cap produk (brand ewarentes) di benak konsumen.

Iklan selain menampilkan informasi atau pesan tentang suatu produk yang diiklankan juga merupakan proses komunikasi persuasif dan terdapat Corsif (unsur paksaan) untuk mengajak calon kandidat atau konsumen sebagaimana ditayangkan di berbagai media massa.

d) Teori Strategi propaganda PR Dalam Periklanan .

Para pakar komunikasi mengatakan bahwa cirri khas propagandis tersebut menurut Rusel H. kasey sebagai berikut:

1. Propagandis dalam peranannya hanya melayani para produser atau narasumber berita, bukan untuk audensi atau konsumennya.

2. Propagandis merupakan orang-orang pilihan, berdidikasi, pintar, cerdas, disiplin, memiliki, keahlian khususnya bidang komunikasi maupun menyeleksi informasi, pesan, dan sebagainya termasuk menentukan saluran media massanya dengan tepat dan mengguntungkan pihaak propaganda dan tujuannya.

Strategi atau kiat untuk melancarkan propaganda dengan kekuatannya (power of opinion) mempengaruhi opini atau dukungan dari khalayak sasaranya (target audience) di kenal dengan berikut ini:

 The name Calling device merupakan strategi untuk menjatuhkan reputasi seseorang (competitor) melalui statement, ucapan-ucapan atau pendapatan yang meremehkan.

(7)

 Transfer Device adalah mentransferkan atau mengalihkan karakter atau charisma dan wibawa tertentu kepihak lain. Misalnya seorang pengusaha memanjang foto bersama pejabat tinggi (militer) dikantornya dengan maksud agar wibawa pejabat tersebut berpindah kepada dirinya.

 Testimonial device atau mencari dukungan dari tokoh atau public figure yang terkenal untuk merngesahkan dan memperkuat produk atau pesan yang ingin disampaikan itu melalui statement atau ucapan hingga sosok tokoh yang ditampilkan dalam iklan atau gambar dan sebagaianya.

 Card stoking device merupakan startegi berisikan fakta yajng mendukung poendapat seseorang dengan menyampingkan semua fakta yang berlawanan walaupun hal itu benar.

 Bandwagon device merupakan strategi tertentu untuk menarik perhatian khalayak ramai, misalnya satu kelompok kuat setuju, maka kelompok nlain akan mengikutnya karena terpengaruh.

e) Teori Tipe Kampanye PR

Newson, Scott & Turk (1997: 476) mengungkapkan berdasarkan model kampanye organissasi secara sukses dalam menetapkan program-program aktivitas perusahan secara efektif, dengan melalui tahap-tahapannya.

Kegiatan proses perencanaan program kampanye yang dilaksanakan oleh public relations harus terkordinasi, memiliki, sasaran jelas dalam rancanagn program untuk mencapai tujuan program yang spesifik dan meiliki dukungan seperangkat interaksi, berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan utama suatu organisasi (grand organization objective) dalam waktu jangka panjang (tujuan strategis) atau pendek (taktik pelaksanaannya) yang disesuaikan dengan maksud dan pernyataan misi perusahan (corporate mission).

Dalam kampanye PR yang diperlu diperhatikan adalah mmeperkirakan berapa besarnya anggaran atau budget yang akan dialokasikan; Misalnya biaya ini sangat menentukan untuk mendukung sukses atau tidaknya penggiatan kampanye tersebut dijalankan. Tanpa dukungan dana, maka program kampanye tersebut akan menemui kegagalan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

(8)

Disini diperlukan komitmen pimpinan puncak untuk ikut terlihat sebagai pendukung dalam menenntukan besar kecilnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan kampanye dalam jangka waktu panjang, secara berkesinambungan dan terarah serta penyusunan programnya harus sistematis dan jelas tujunan yang akan dicapai dalam kampanye melalui komunikasi yang efektif serta efesien baik penggunaan dana maupun pemanfaatan waktunya secara tepat. Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan public relations , seperti public exposure, go public dipasar bursa saham dan efek, promosi, publikasi advertising campaign, acara sponsorship, serimonial, hingga pemberian cendramata dan sebagaimana membutuhkan dana yang tidak kecil (high cost).

4. PROGRAM KAMPANYE TERPADU

Sebelum melangkah untuk pelaksanaan atau pengiatan perencanaan kampanye PR terpadu (Integralistik), mulai dari awal selama kegiatan kampanye berlangsung kemudian masuk (in during) hingga cara penyelesaian serta pemantauan atas pengevaluassian (evaluation) dari hasil-hasil program tersebut yang telah dicapai dalam kampanye PR terpadu, maka pihak public relations, baik sebagai komunikator maupun PR organizen perlu menjawab beberapa point pertanyaan berikut ini:

a) Where are we now? Dimana posisi kini berada, apaakah program jangka panjang atau pendek, untuk tujuan komersial atau nonkomersial, perusahan atau partai politik besar kecil, apakah produk khusus atau tidak.

b) What business characteristic we are in? apakah karakteristik yang kita hadapi atau dikelola sekarang ini.

c) Where are we heading for? Hendak kemana kampanye ini kita arahkan.

d) Who support us? Siapa dan bagaimana yang akan mendukung kita.

e) Who and how our public? Siapa dan bagaimana public yang akan menjadi sassaran program kampanye.

f) How to motifated action? Bagaimana motivasikan suatu kegiatan dan pelaksanaan dari kampanye PR tersebut agar bisa berhasil dan sukses

g) Kemudian menurut Cutlip dan Center, dalam peranan PR ketika berkomunikasi di kenal dengan “The 7C’s of Communicatoin’, antara lain sebagai berikut:

(9)

a. Credibility. Komunikasi tersebut dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karenaitu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikatordan pihak komunikan akan menerima pesan tersebut bberdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.

b. Contex. Suatu program komunikais mestinya berkaitan dnegan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihatkan sikap partisipatif.

c. Content. Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audensinya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyakdan bermanfaat

d. Clarity. Pesan dalam berkomunikais itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikannya.

e. Continuity and consistency. Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang meruopakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar, dan isi materi pesan harus konsisten dan tidak membingunkan audensinya.

f. Channel. Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampaiakn pesan yang di maksud.

g. Capabality of audience. Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinna suatu kemampuan dari audensiny, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebiasaan.

Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagianya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan suatu kampanye PR.

5. ETOS KERJA KOMUNIKATOR DALAM KAMPANYE

Etos kerja sebagai persyaratan utama bagi komunikator (public relations officer) kita menjalankan perannya dalam berkampanye atau propaganda pada prinsipnya “ etos yang dapat dipercaya”. Oleh karena itu, nilai pribadi komunikator merupakan perpaduan sebagai berikut:

(10)

Memiliki kemampuan (skill)

Memiliki kejujuran dan integritas pribadi;

Memiliki standar moral yang tingg

Iktikad yang baik (good will)

Dapat dipercaya dan diandalkan (credibility dan fafourable).

Dengan perpaduan etos kerja yang tinggi tersebut, bagi komunikator akan menunjang fungsi dan tugasnya sebagai seorang professional (by professwional), organisator (by organizer), dan seorang yang bertanggungjawab atas tujuannya (accountability of communication object) sehingga bermanfaat berbagai pihak yang terkait, lembaga atau produk yang diwakillinya serta opini dan public yang menjadi sasarannya.

6. PROPAGANDA DALAM PRAKTEK PR

Istilah propaganda pertama kali dipakai pada agama katolit oleh paus gregorius XV di Roma pada tahun 1622, yaitu dikenal dengan Sacra de propaganda fide. Artinya melakukan propaganda untuk tujuan yang positif dalam menyebarkan keagamaan di Roma, Italia, dan di Negara-negara lain.

Propaganda politik untuk tujuan mempengaruhi atau provokasi (negative) tersebut melalui siaran televise lewat satelit itu dimanfaatkan oleh Portugal untuk maksud di tangkap oleh masyarakat. Teknik atau cara persuasive, paksaan, dan imbauan dalam propaganda tersebut, dalam dunia atau aktivitas public relations kini masih banyak dipakai atau dimanfaatkan dalam prkatik kepentingan, promosi, perikjlanan, dan publikasi lainya.

Dari paparan diatas, maka kesimpulan startegi propaganda periklanan dalam kampanye merupakan bagian darin strategi kampanye pemasaran (hard salling) yang dikhusukan untuk memupuk citra (image) atau daya ingat suatu cap produk (brand ewarentes) di benak konsumen.

Iklan selain menampilkan informasi atau pesan tentang suatu produk yang diiklankan juga merupakan proses komunikasi persuasif dan terdapat Corsif (unsur paksaan) untuk mengajak calon kandidat atau konsumen sebagaimana ditayangkan di berbagai media massa.

(11)

a. Strategi Propaganda PR Dalam Periklanan

Para pakar komunikasi mengatakan bahwa cirri khas propagandis tersebut menurut Rusel H. kasey sebagai berikut:

 Propagandis dalam peranannya hanya melayani para produser atau narasumber berita, bukan untuk audensi atau konsumennya.

 Propagandis merupakan orang-orang pilihan, berdidikasi, pintar, cerdas, disiplin, memiliki, keahlian khususnya bidang komunikasi maupun menyeleksi informasi, pesan, dan sebagainya termasuk menentukan saluran media massanya dengan tepat dan mengguntungkan pihaak propaganda dan tujuannya.

Strategi atau kiat untuk melancarkan propaganda dengan kekuatannya (power of opinion) mempengaruhi opini atau dukungan dari khalayak sasaranya (target audience) di kenal dengan berikut ini:

 The name Calling device merupakan strategi untuk menjatuhkan reputasi seseorang (competitor) melalui statement, ucapan-ucapan atau pendapatan yang meremehkan.

 Transfer Device adalah mentransferkan atau mengalihkan karakter atau charisma dan wibawa tertentu kepihak lain. Misalnya seorang pengusaha memanjang foto bersama pejabat tinggi (militer) dikantornya dengan maksud agar wibawa pejabat tersebut berpindah kepada dirinya.

 Testimonial device atau mencari dukungan dari tokoh atau public figure yang terkenal untuk merngesahkan dan memperkuat produk atau pesan yang ingin disampaikan itu melalui statement atau ucapan hingga sosok tokoh yang ditampilkan dalam iklan atau gambar dan sebagaianya.

 Card stoking device merupakan startegi berisikan fakta yajng mendukung poendapat seseorang dengan menyampingkan semua fakta yang berlawanan walaupun hal itu benar.

 Bandwagon device merupakan strategi tertentu untuk menarik perhatian khalayak ramai, misalnya satu kelompok kuat setuju, maka kelompok nlain akan mengikutnya karena terpengaruh.

(12)

b. Tipe Kampanye PR

Newson, Scott & Turk (1997: 476) mengungkapkan berdasarkan model kampanye organisdasi secara sukses dalam menetapkan program-program aktivitas perusahan secara efektif, dengan melalui tahap-tahapannya.

Kegiatan proses perencanaan program kampanye yang dilaksanakan oleh public relations harus terkordinasi, memiliki, sasaran jelas dalam rancanagn program untuk mencapai tujuan program yang spesifik dan meiliki dukungan seperangkat interaksi, berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan utama suatu organisasi (grand organization objective) dalam waktu jangka panjang (tujuan strategis) atau pendek (taktik pelaksanaannya) yang disesuaikan dengan maksud dan pernyataan misi perusahan (corporate mission).

Berdasarkan model kampanye organisasi secara sukses dalam menetapkan program- program perusahan secara efektif melaui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Campaign Model Of Successful Organization (Model kampanye Organisasi Yang Sukses) merupakan kepentingan utama untuk mengkomunikasikan pesan-pesan tentang keberadaan suatu organisasi melalui kegiatan operasional perusahan yang mampu memengaruhi persepsi publiknya.

2. Memmbangun Hubungan politik Yang positif merupakan menekan nilai-nilai kepercayaan, kredibilitas, akuntabilitas dan tanggungjawab yang tinggi dengan mempertahankan pelayanan terbaiknya, demi membangun hubungan public secara positif yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

3. Positioning Statement (Pernyataan Posisi) yaitu kegiatan kampanye PR tersebut deapat menciptakan kontruksi mengenai positioning statement pada suatu tujuan kegiatan operasional organisasi atau kelembagaan yang bersangkutan melalui strategi komunikasi dalam penyampaian pesan-pesan yang berkaitan dengan nilai, manfaat dan tujuan mengubah persepsi tertentu agar muda di terima oleh publiknya. Model kampanye melalui positioning statement yang sesungguhynya sama dengan apa yang telah dilakukan oleh pihak praktisi pemasaran untuk tujuan startegi bersaing khususnya dalam hal kegiatan strategi komunikasi

(13)

pemasaran melalui pesan-pesan secara menarik perhatian, kreatif, dan menggungkapkan suatu inovasi tertentu dalam menyampaiakan pesan-pesan atas produknya (brand massage) hingga mampu masuk kebenak konsumennya atau program jasa pelayaanan melalui identifikasi peluang celah pasar yang ada. Dalam hal inilah diperlukan peran public relations sebagai pendukung positioning melalui strategi kampanye komunikasin pemasran (marketing communication) secara efektif,menarik, dan kreatif untuk pencapaian pesan- pesan komunikasi demi tujuan utama strategi pemasaran perusahan.

4. Public awareness merupakan kamoanye secara umumyang dilakukan public relations berupaya untuk menciptakan “kesadaran public” terhadap suatu yang berkaitan dengan kepentingan sosial.

5. Offer information yaitu menawarkan informasi yang lebih mendalam tentang sesuatu program kampoanye tertentu kepada public yang lebih tertarik atau ingin peduli, dan berbeda jika dibandingkan dengan kampanye kesadaran secara umum.

6. Public education adalah kemampuan praktisi kampanye PR untuk mendidik public secara emosional yang tetap bersikap etis dan wajar dalam mengekspresikan opininya yang dikampanyekan terhadap masyarakat.

7. Reinforce the attitudes and behavior merupakan kegiatan program kampanye yang dilakukan tersebut harus mampu memprkuat nilai-nilai atau ingin mengubah perilaku publik yang berkaitan melalui persetujuan dengan positioning statement pihak nara sumber . 8. Behavior modification yakni tahapan kemmampuan melaksanakan kemampuan kampanye

dan modifikasi untuk meyakinkan public mengenai program keselamatan sosial tertentu.

(14)

Tes formatif :

Narasikanlah cerita kampanye PR yang pernah dilakukan di perusahaan tempat anda bekerja !

(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ardianto, Elvinaro dan Soleh Soemirat . 2012. Dasar-Dasar Public Relations, Bandung : Penerbit: PT Remaja Rosdakarya

2. Anggoro, M.L. 202. Teori dan profesi kehumasan, serta aplikasinya di Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta

3. Ardianto, Elvinaro dan Soleh Soemirat . 2012. Dasar-Dasar Public Relations, Bandung : Penerbit: PT Remaja Rosdakarya .

4. Mulyana, Deddy.2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Jakarta : Penerbit Rosda Karya 5. Mc.Nair, Brian.2011. An Introduction To Political Communication, Fifth edition, London and

New York : Routledge - Taylor and Francis

6. Nimmo, Dan .2006.Political Communication and Public Opinion in America, atau Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan dan Media, Cetakan kedua, terjemahan Tjun Surjaman,

Bandung : Remaja Rosda Karya

7. Rosady Ruslan. 2009. Manajemen public relations dan media komunikasi, konsepsi dan aplikasi.

Rajawali Press, Jakarta.

8. Rosady Ruslan, S.H., M.H, Kiat Dan Strategi Kampanye Public relations, PT. raja Garafindo Persada, Jakarta, 1997.

9. Surbakti, Ramlan. 1992 Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Penerbit Gramedia Widya Sarana 10. Seitel, Fraser P. 2013. The Practice of Public Relations (12th Edition), USA : Prentice Hall 11. Giddens, Anthony.1986. Capitalism And Social Modern Theory : An Analysis of Writing of

Marx, Durkheim and Max Weber, terjemahan Soeheba Kramadibrata. Jakarta : UI Press 12. Ruben, Brent D .1992. Communication and Human Behaviour, ThirdEdition, Englewood

Cliffs, New Jersey : Prentice Hall

13. Seitel, Fraser P. 2013. The Practice of Public Relations (12th Edition), USA : Prentice Hall 14. Suseno, FransM. 1987. Etika Politik : Prinsip - Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern,

Jakarta : Penerbit Gramedia.

15. Strömbäck, Jesper & Spiro Kiousis. 2013. Political Public Relations: Old Practice, New Theory-Building, Public Relations Journal Vol. 7, Public Relations Society of America 16. Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss .2006. Human Communication; Konteks – Konteks

Komunikasi, Buku I, terjemahan Deddy Mulyana dan Gembirasari, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

17. http://www.gastongazette.com/entertainment/20161024/public-relations-behind-politics 18. http:// okezone,com.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

undang'undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana tetah diubah dengan

men III ~d. Khususnya dalam Pasal 1 paragrap 2 Amandemen III, COGEMA dianggap sebagai pe - rusahaan yang ditunjuk.. COGEMA akan membuat laporan lengkap seperti

1. Hubungan antara stabilitas dan kadar peremaja adalah berbanding terbalik, dimana semakin banyak peremaja yang diberikan akan menghasilkan nilai stabilitas yang

profil peserta dan point akan bertambah secara otomatis 5 Tampilan halaman transaksi lelang Menguji untuk dapat mengikuti transaksi lelang dengan menggunakan point

Tugas akhir dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Menggunakan Model Concept Sentence pada Materi Bahasa Indonesia Kelas 1 Tema “ Kegemaranku”

[r]

Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting utnuk membantu mahasiswa dalam memahami dan

kolektif Kepala Sekolah/Guru Penerima Kuasa membawa Surat Keterangan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga Kepala Sekolah/Guru Penerima Kuasa membawa buku tabungan Simpel Kepala Sekolah/