• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul PKB 2017 PPKn SMP KK G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul PKB 2017 PPKn SMP KK G"

Copied!
294
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI G

Penulis:

Drs. Supandi, M.Pd.

Drs. H. Haryono Adi Purnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Dr. Sri Untari, M.Si.

Muthomimah, S.Pd., M.Pd Gatot Malady, S.I.P., M.Si. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Dr. Sutoyo, S.H.,M.Hum. Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Drs. AMZ Supardono

Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Siti Mulyani

Yudarini Probowati, S.Pd.

P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd. Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd.

Penyunting:

Nurul Qomariyah

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)

PPKn SMP KK G

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

(4)

Pendahuluan

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan

perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.

Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka

dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan

modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas

kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk

mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

Direktur Jenderal Guru

dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.

(5)

PPKn SMP KK G

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

(6)

Pendahuluan

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati

(7)

PPKn SMP KK G

vii

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xii

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 4

C. Peta Kompetensi ... 5

D. Ruang Lingkup ... 7

E. Cara Penggunaan Modul ... 8

Bagian I Kompetensi Profesional ... 17

Kegiatan Pembelajaran 1 Pendidikan Nilai Moral dan Karakter Dalam PPKn ... 19

A. Tujuan ... 19

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 19

C. Uraian Materi ... 19

D. Aktivitas Pembelajaran ... 25

E. Latihan/Kasus/Tugas ( LK.1 IN-ON-IN) ... 30

F. Rangkuman ... 32

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 32

Kegiatan Pembelajaran 2 Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh ... 33

A. Tujuan ... 33

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 33

C. Uraian Materi ... 33

D. Aktivitas Pembelajaran ... 46

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 51

F. Rangkuman ... 55

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 56

Kegiatan Pembelajaran 3 Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila ... 57

A. Tujuan ... 57

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 57

C. Uraian Materi ... 57

D. Aktivitas Pembelajaran ... 60

(8)

Pendahuluan

viii

F. Rangkuman ... 71

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 71

Kegiatan Pembelajaran 4 Permasalahan Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ... 73

A. Tujuan ... 73

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 73

C. Uraian Materi Pembelajaran 1 ... 73

D. Aktivitas Pembelajaran ... 78

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 81

F. Rangkuman ... 84

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 85

Kegiatan Pembelajaran 5 Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 ... 87

A. Tujuan ... 87

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 87

C. Uraian Materi ... 88

D. Aktivitas Pembelajaran ... 91

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 95

F. Rangkuman ... 99

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 100

Kegiatan Pembelajaran 6 Penerapan Tugas Lembaga-Lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 ... 101

A. Tujuan ... 101

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 101

C. Uraian Materi ... 101

D. Aktivitas Pembelajaran ... 110

E. Latihan/ Kasus/ Tugas ... 115

F. Rangkuman ... 118

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 120

Kegiatan Pembelajaran 7 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia di Indonesia ... 121

A. Tujuan ... 121

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 121

C. Uraian Materi ... 121

D. Aktivitas Pembelajaran ... 130

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 135

F. Rangkuman ... 139

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 139

Kegiatan Pembelajaran 8 Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara ... 141

A. Tujuan ... 141

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 141

C. Uraian Materi ... 141

(9)

PPKn SMP KK G

ix

E. Latihan/Kasus/tugas ... 150

F. Rangkuman ... 154

G. Umpan Balik dan Tindak lanjut ... 155

Kegiatan Pembelajaran 9 Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika ... 157

A. Tujuan ... 157

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 157

C. Uraian Materi ... 157

D. Aktivitas Pembelajaran ... 161

E. Latihan/ Kasus/ Tugas ... 164

F. Rangkuman ... 168

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 168

Kegiatan Pembelajaran 10 Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan ... 169

A. Tujuan ... 169

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 169

C. Uraian Materi ... 169

D. Aktivitas Pembelajaran ... 172

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 175

F. Rangkuman ... 181

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ... 181

Bagian II Kompetensi Pedagogik ... 183

Kegiatan Pembelajaran 11 Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP ... 185

A. Tujuan ... 185

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 185

C. Uraian Materi ... 186

D. Aktivitas Pembelajaran ... 192

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 197

F. Rangkuman ... 199

G. Umpan Balik dan tindak lanjut. ... 199

Kegiatan Pembelajaran 12 Permasalahan Penerapan Model Pembelajaran PPKn ... 201

A. Tujuan ... 201

B. Indikator Pencapaian Kompetensi. ... 201

C. Uraian Materi ... 202

D. Aktivitas Pembelajaran ... 207

E. Latihan/ Kasus/Tugas ... 212

F. Rangkuman ... 214

(10)

Pendahuluan

x

Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penerapan Penilaian Hasil Belajar

PPKn ... 215

A. Tujuan ... 215

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 215

C. Uraian Materi ... 216

D. Aktivitas Pembelajaran ... 217

E. Latihan / Kasus / Tugas. ... 219

F. Rangkuman ... 223

G. Umpan Balik dan tindak lanjut ... 223

Kegiatan Pembelajaran 14 Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran ... 225

A. Tujuan ... 225

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 225

C. Uraian Materi Pembelajaran ... 225

D. Aktivitas Pembelajaran ... 228

E. Latihan / Kasus / Tugas ... 230

F. Rangkuman ... 238

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 238

Kegiatan Pembelajaran 15 Permasalahan Relevansi Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP ... 239

A. Tujuan ... 239

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 239

C. Uraian Materi ... 240

D. Aktivitas Pembelajaran ... 242

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 244

F. Rangkuman ... 247

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 248

Kegiatan Pembelajaran 16 Permasalahan Penerapan Penelitian Tindakan Kelas ... 249

A. Tujuan ... 249

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 249

C. Uraian Materi ... 250

D. Aktivitas Pembelajaran ... 252

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 255

F. Rangkuman ... 257

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 257

Kunci Test Latihan/Kasus/Tugas ... 259

Evaluasi ... 263

Penutup ... 271

Daftar Pustaka ... 273

(11)

PPKn SMP KK G

xi

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Ruang Lingkup ... 7

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 8

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 9

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 11

Gambar 5. Perkelahian Pelajar ... 65

Gambar 6. Struktur Kekuasaan UUD NRI 1945 setelah amandemen ... 112

Gambar 7. Susunan Lembaga Negara Sesuai UUD NRI 1945 ... 115

Gambar 8. Mekanisme Sistem Peradilan Nasional ... 143

Gambar 9. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Saintifik ... 187

(12)

Pendahuluan

xii

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Peta Kompetensi ... 5

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 13

Tabel 3. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2006 ... 15

Tabel 4. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2013 ... 16

Tabel 5. Konsep Pendidikan Nilai dan Pendidikan Karakter ... 27

Tabel 6. Hasil Ketercapaian karakter/ nilai Gotong Royong... 28

Tabel 7. Tindak lanjut Penerapan Karakter.gotong royong ... 29

Tabel 8. Tindak lanjut penerapan karakter integritas anti korupsi di Sekolah ... 50

Tabel 10. Kekuasaan legeslatif, eksekutif dan yudikatif , tugas lembaga negara ... 113

(13)

PPKn SMP KK G

1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus kehidupan manusia mulai dari lahir sampai akhir hayat. Secara konsep, pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak terlepas dari adanya peran keluarga, sekolah dan masyarakt yang biasa dikenal istilah Tri Pusat Pendidikan, yang meliputi: keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga pusat pendidikan tersebut memiliki sifat-sifat fungsi serta peran masing-masing yang mana sangat berpengaruh terhadap perilaku dan sikap anak. Diharapkan ketika masing masing peran berjalan dengan baik maka anak akan memiliki tutur kata, perilaku dan sikap yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Pancasila adalah landasan ideologi bangsa Indonesia yang dijadikan acuan dalam berperilaku dan bersikap. Untuk itu materi yang berkenaan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila yakni permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap harus dikuasai oleh guru dan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian bangsa Indonesia. Pada abad 21 yang menuntut warga bangsa ini memeiliki kompetensi dan profesional untuk dapat bersanding dan bertanding secara global, maka materi ini merupakan materi strategis yang harus dikuasai guru PPKn agar semakin berkualitas atau guru semakin professional

(14)

Pendahuluan

2

Sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama GNRM (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas) ingin ditanamkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan.

Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan merupakan kewajiban bagi Guru dan tenaga kependidikan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK , salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul “Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila ”

Modul ini didesain sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP kelompok kompetensi G Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini antara lain :

1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

(15)

PPKn SMP KK G

3

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK.

6) Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

7) Permendikbud no 58 th 2014 tentang kurikulum 2013 SMP/ MTs

8) Permendikbud no 103 th 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah

9) Permendikbud no 160 th 2014 tentang pembelakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013

10) Permendikbud no 20 th 2016 tentang SKL pendidikan dasar dan Menengah 11) Permendikbud no 21 th 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan

menengah

12) Permendikbud no 22 th 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah

13) Permendikbud no 24 th 2016 tentang kompetensi Inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan menengah

14) Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 edisi revisi th 2016 yang terdiri Buku Siswa dan Buku Guru untuk masing-masing pelajaran.

(16)

Pendahuluan

4

B. Tujuan

(17)

PPKn SMP KK G

5

C. Peta Kompetensi

Melalui modul PKB diharapkan peserta diklat dapat meningkatkan kompetensi antara lain

Tabel 1. Peta Kompetensi

Tabel 1. Peta Kompetensi

Kegiatan Pembelajaran

ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

1. Pendidikan Nilai Moral dan Karakter

Menunjukkan Pendidikan Nilai dan Watak

2. Penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh

Menunjukkan Penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh 3. Permasalahan penerapan

bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Menunjukkan Permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

4. Permasalahan perubahan UUDNRI Tahun 1945

Menunjukkan Permasalahan perubahan UUDNRI Tahun 1945

5. Permasalahan penerapan pokok-pokok pikiran Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menunjukkan Permasalahan penerapan pokok-pokok pikiran Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 6. Penerapan tugas

Lembaga-lembaga Negara dalam

UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menunjukkan Penerapan tugas Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

7. Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesi

Menunjukkan Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesia

8. Penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Menunjukkan Penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

9. Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika

(18)

Pendahuluan

6

Kegiatan Pembelajaran

ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

Ika 10. Perwujudan Persatuan dan

Kesatuan dalam berbagai Lingkungan kehidupan

Menunjukkan Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam berbagai Lingkungan

kehidupan 11. Permasalahan Penerapan

Pendekatan Saintifik

Mengidentifikasi permasalahan penerapan mengamati,

menanya, mengumpulkan, mengasosiasi,

mengkomunikasikan dalam pendekatan Saintifik

12. Permasalahan Penerapan Model Pembelajaran

Menyusun Permasalahan Penerapan PJBL, PBL, DL dan model-model Pembelajaran 13. Permasalahan Penerapan

Penilaian Hasil Belajar

Mengidentifikasikan permasalahan penerapan penilaia sikap, pengetahuan, TerampilanKeterampilan 14. Permasalahan Pelaksanaan

Pembelajaran

Menunjukan Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, penutup 15. Permasalahan Relevansi

Penggunaan media Pembelajaran

Menjelaskan prinsip-prinsip, Mengidentifikasikan relevansi , Mengatasi permasalahan Media

16. Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas

(19)

PPKn SMP KK G

7

D. Ruang Lingkup

Gambar 1. Ruang Lingkup

M

a

te

ri

PPKn

SM

P

Profesional

Analisis Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa

Analisis hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka

Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945

Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia

Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia

Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia

Analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia

Analisis ancaman terhadap NKRI

Pedagogik

Analisis Penerapan Model Pembelajaran PPKn SMP

Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP

Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn SMP

Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(20)

Pendahuluan

8

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

(21)

PPKn SMP KK G

9

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi • tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. • ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

• langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

(22)

Pendahuluan

10

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang dilakukan oleh seluruh peserta setelah Kelompok Kompetensi G berakhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2

(23)

PPKn SMP KK G

11

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat

untuk mempelajari

• latar belakang yang memuat gambaran materi • tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. • ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

(24)

Pendahuluan

12

b. In Service Learning 1 (IN-1)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G Profesional dan Pedagogik fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui

Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G Profesional dan Pedagogik guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

(25)

PPKn SMP KK G

13

discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok

kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pembinaan Karier guru kelompok komptetansi G Profesional dan Pedagogik teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode

LK Nama LK Keterangan

1.

LK.1.1 Konsep Konsep pendidikan nilai dan pendidikan

karakter IN 1

(26)

Pendahuluan

14

No Kode

LK Nama LK Keterangan

Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh 5.

LK.2.2 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu

Kesatuan Tidak Yang Bulat dan Utuh ON 6.

LK.2.3 Tindak lanjut penerapan karakter integritas anti

korupsi di Sekolah IN 2

7.

LK.3.1

Identifikasi Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila

TM

8.

LK.3.2

Permasalahan Penerapan Bertutur Kata,

Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila di desa Bima

IN 1

9.

LK.3.3

Permasalahan Penerapan Bertutur Kata,

Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila di sekolah

ON

10

LK.4.1 Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun

1945 IN 1

11

LK 5.1

Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

TM

12

LK. 6.1 Tentang Tugas. penerapan Lembaga-lembaga

negara dalam UUD NRI 1945 secara Individual TM 13

LK. 6.2 Kekuasaan legeslatif, eksekutif dan yudikatif , tugas

lembaga negara IN 1

Keterangan :

(27)

PPKn SMP KK G

15

4.

Penilaian Berbasis Kelas / Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum

2006 dan Kurikulum 2013

Tabel 3. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2006

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI ATURAN DAN IDEOLOGI HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KEDAULATAN RAKYAT GLOBALISASI DDAN PRESTASI DIRI Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan Mendeskripsikan Peserta didik dapat memahami dan menguasai :

• Norma • Konstitusi

dan Proklamasi • Bahaya

Korupsi • Pancasila

Peserta didik dapat

memahami dan menguasai : • Hak Asasi

Manusia • Usaha Bela

Negara

Peserta didik dapat mema-hami dan menguasai :

• Demokrasi dan Kedaulatan • Kemerdekaan

mengemukakan pendapat • Otonomi daerah

Peserta didik dapat

memahami dan menguasai :

• Globalisasi • Prestasi diri

Aplikasi

• Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi Mengurutkan Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Norma • Konstitusi

dan Proklamasi • Bahaya

Korupsi • Pancasila

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Hak Asasi

Manusia • Usaha Bela

Negara

Peserta didik dapat mene-rapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Demokrasi dan Kedaulatan • Kemerdekaan

mengemukakan pendapat • Otonomi daerah

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Globalisasi • Prestasi diri

Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan

Peserta didik dapat

menganalisis : • Norma • Konstitusi

dan Proklamasi • Bahaya

Korupsi • Pancasila

Peserta didik dapat

menganalisis : • Hak Asasi

Manusia • Usaha Bela

Negara

Peserta didik dapat menganalisis: • Demokrasi dan

Kedaulatan • Kemerdekaan

mengemukakan pendapat • Otonomi daerah

Peserta didik dapat

(28)

Pendahuluan

16

Tabel 4. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2013

LEVEL KOGNITIF CAKUPAN MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi

• Menunjukkan

• Menjelaskan

• Mendeskripsikan

Peserta didik dapat memahami dan menguasai :

• Proses perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Peserta didik dapat memahami dan menguasai :

• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Peserta didik dapat memahami dan menguasai :

• Aspek-aspek pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan

Aplikasi

• Memberi contoh

• Menentukan

• Menerapkan

• Menginterpretasi

• Mengurutkan

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Proses perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Aspek-aspek pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan

Penalaran • Menganalisis

• Mengevaluasi

• Mengaitkan

• Menyimpulkan

Peserta didik dapat menganalisis :

• Proses perumusan Pancasila

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

Peserta didik dapat menganalisis :

• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma

• Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Peserta didik dapat menganalisis :

• Aspek-aspek pengokohan NKRI

• Keberagaman dalam masyarakat

(29)

PPKn SMP KK G

(30)

Pendahuluan

(31)

PPKn SMP KK G

19

Kegiatan Pembelajaran 1

Pendidikan Nilai Moral dan Karakter Dalam PPKn

A. Tujuan

1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan pendidikan nilai moral secara benar

2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan pendidikan karakter secara benar

3. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan kaitan pendidikan nilai moral dan karakter secara benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menunjukkan pendidikan nilai moral 2. Menunjukkan pendidikan karakter

3. Menunjukkan kaitan pendidikan nilai moral dan karakter

C. Uraian Materi

1. Pendidikan Nilai Moral

(32)

Kegiatan Pembelajaran 1

20

kehidupan seseorang atau kelompok; nilai/moral ditanamkan melalui sumber yang berbeda (keluarga, masyarakat, agama, media massa, tradisi atau kelompok sebaya).

Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik . Pelaksanaan pendidikan nilai selain dapat melalui taksonomi Bloom dkk, dapat juga menggunakan jenjang afektif (Kratzwoh, 1967), berupa penerimaan nilai (receiving), penaggapan nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasi nilai (organization), karakterisasi nilai (characterization).

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan pada dasarnya suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar tersebut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada terutama dari lingkungan budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan menyebabkan mereka tercabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukainya budayanya.

(33)

PPKn SMP KK G

21

Pendidkan karakter mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh dignity.

Berdasarkan Naskah Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010 – 2025, karakter yang dikembangkan harus berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa menerapkan Nilai karakter religius

1) Mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut

2) Menghargai perbedaan agama,

3) Menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,

4) Hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

b. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sikap dan perilaku menjunjung tinggi kemanusian yang adil dan beradab diwujudkan dalam perilaku hormat menghormati antarwarga negara Karakter integritas merupakan bagian dari Karakter humanis/ kemanusiaan : Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral tercermin dalam sikap :

1) pengakuan atas persamaan derajat, hak, dan kewajiban; 2) saling mencintai;

3) tenggang rasa;

(34)

Kegiatan Pembelajaran 1

22

6) menjunjung tinggi nilai kemanusiaan; 7) berani membela kebenaran dan keadilan;

8) merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia serta 9) mengembangkan sikap hormat-menghormati.

10) tanggung jawab sebagai warga negara, 11) aktif terlibat dalam kehidupan sosial

12) konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran c. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Komitmen

dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan salah satu karakteristik Nasionalis bangsa Indonesia . Karakter Kebangsaan / Nasionalis seseorang tecermin dalam sikap

1) menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan;

2) rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia serta menunjung tinggi bahasa Indonesia;

3) memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

4) Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa

5) Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. d. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia serta kemandirian

d. Sikap dan perilaku demokratis yang dilandasi nilai dan semangat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan merupakan karakteristik pribadi warga negara Indonesia. Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku:

1) mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; 2) tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;

(35)

PPKn SMP KK G

23

4) beritikad baik dan bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan

bersama;

5) menggunakan akal sehat dan nurani luhur dalam melakukan musyawarah;

6) berani mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

7) bersikap adil; menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban; 8) mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan

harapan, mimpi dan cita-cita

e. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan Kesejahteraan, dan Gotong royong Komitmen dan sikap untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan , Gotong Royong merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia., Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan

1) sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan; 2) hormat terhadap hak-hak orang lain;

3) suka menolong orang lain; menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain; tidak boros;

4) tidak bergaya hidup mewah; 5) suka bekerja keras;

6) menghargai karya orang lain.

7) menjalin komunikasi dan persahabatan,

8) memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

3. Kaitan antara pendidikan nilai moral dan karakter

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan moral dikaitkan dengan konsep pendidikan karakter kiranya dapat dimaknai sebagai berikut:

(36)

Kegiatan Pembelajaran 1

24

Nilai dan moral Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara sistematis dan sistemik dikembangkan dalam diri peserta didik melalui pengembangan konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral setiap rumusan butir nilai yang telah dipilih sebagai substansi/kontendan pengalaman belajar (learning experiences) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Didalam Pedoman Mata pelajaran PPKn SMP Kurikulum 2013 dinyatakan: 1) PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan kewarganegaraan

khas Indonesia yang tidak sama sebangun dengan civic education di USA, citizenship education di UK, talimatul muwatanah di negara-negara

Timur Tengah, education civicas di Amerika Latin.

2) PPKn sebagai wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat koheren (runut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam ketiga dimensi konseptualnya ( kurikuler, sosial kultural dan akademik) secara substantif merupakan pendidikan karakter kebangsaan yang bermuatan dan bermuara pada sistem nilai dan moral Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang bermuara pada terbentuknya watak/karakterdan peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat tersebut merupakan modal dasar dan determinan dalam memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu entitas utuh watak/karakterdan peradaban bangsa yang bermartabat ini memerlukan pembentukannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi keterpaduan konsep moral(moral reasoning), perasaan/sikap moral(moral feeling), dan perilaku moral(moral behavior)ber-Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.

(37)

PPKn SMP KK G

25

pendidikan yang memusatkan perhatian dan komit pada pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Karena itu pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan salah satu unsur perekat bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.

D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pendidikan nilai moral dan karakter bangsa dalam PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Saran Penggunaan Modul

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada No 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model IN1-ON-IN2 melakukan aktivitas pembelajaran pada No 2.

1. Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn”.”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Fasilitator memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn”. Serta menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang jadi target pada modul ini. b. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual mandiri atau kerjasama kelompok.

c. Mempersilahkan peserta diklat mengkaji secara mandiri membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul dengan panduan fasilitator d. Peserta diklat membagi diri secara mandiri ke dalam beberapa kelompok

(38)

Kegiatan Pembelajaran 1

26

e. Mempersilahkan kelompok untuk kerja sama dalam berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama dengan anggota kelompok, 1. Bedakan pengertian pendidikan nilai dan pendidikan karakter?

2 Mengapa pendidik perlu memahami konsep pendidikan nilai dan karakter?

3 Apa hubungan antara pendidikan nilai dan karakter

4. Bagaimana suatu nilai yang diyakini menjadi suatu karakter?

f. Mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok, kelompok lain memberi pertanyaan, saran dan komentar dengan tanggung Jawab.

g. Peserta dari kelompok lain dengan sopan memberikan klarifikasi dan konfirmasi untuk perbaikan berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok

h. Penyampaian laporan hasil kerja dan presentasi diskusi kelompok;

i. Menyimpulkan hasil pembelajaran , melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. ,memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, selesai pelatihan persiapan test akhir Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran IN-ON-IN

1) Aktivitas IN -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn”., maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn”. Serta menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang menjadi target pada modul ini.

(39)

PPKn SMP KK G

27

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

2) Kegiatan IN-ON-IN

a. Kegiatan IN 1

Peserta diklat mengkaji dan memperdalam materi Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn mengerjakan latihan/tugas ( LK.1.1) secara individu peserta diklat bekerja keras dengan berani mengemukakan pendapat, Tabel LK 1.1 Konsep pendidikan nilai dan pendidikan karakter Prosedur Kerja

[image:39.595.152.512.339.584.2]

1. Jawablah Permasalahan yang ada di tabel, dan diskusikan jawaban dengan anggota kelompok !

Tabel 5. Konsep Pendidikan Nilai dan Pendidikan Karakter

No

Permasalahan

Jawaban

1

Apa persamaan dan perbedaan pendidikan

nilai dengan pendidikan karakter?

1.

2.

3.

2

Mengapa guru perlu memahami konsep

pendidikan nilai dan karakter?

1.

2.

3.

3

Apa hubungan hubungan antara pendidikan

nilai dan karakter

1.

2.

3..

4.

Bagaimana suatu nilai yang diyakini menjadi

Karakter?

1.

2.

3.

2. Bandingkan hasil kerja kelompok anda dengan kelompok lainnya 3. Silahkan direvisi setelah mendapatkan masukan dari kelompok lain 4. Tuliskan kesimpulan akhir menurut kelompok Anda

b. Kegiatan ON

(40)

Kegiatan Pembelajaran 1

28

bekerja keras dalam mengerjakanLK.2 Petunjuk Kegiatan:

1) Amatilah peserta perilaku didik yang ada di kelas

2) Perkirakan perilaku apa yang belum terbentuk atau sering dilanggar oleh peserta didik dari 5 nilai ( Relegius, Nasionalisme, Integritas, Mandiri dan Gotong Royong)

3) Bahaslah Bersama peserta didik selama 15 Menit terkait karakter gotong royong yang menjadi target sekolah, sekolah mengharapkan

menjadi karakter brand sekolah kita

4) Membuat bersama peserta didik alat ukur/ ketercapaian karakter.gotong royong

5) Setelah 1 Minggu laksanakan penilaian ketercapaian karakter..gotong royong. di kelas tersebut

Dapat dilakukan dengan pengamatan/ penilaian antar teman

[image:40.595.86.478.412.650.2]

Tabel 6. Hasil Ketercapaian karakter/ nilai Gotong Royong

No

Kegiatan dan alat ukur Gotong Royong

Jumlah

% perkelas

1

Suka menolong

2

Kerja sama dalam Piket

3

Kerelawanan menolong teman yang sakit

4

Kerja sama menyelesaikan permasalahan kelas

5

(41)

PPKn SMP KK G

29

1

Kegiatan yang

belum Berhasil

Karakter Gotong

Royong

Solusi dari kelompok Anda

1

2

3

2

Kegiatan yang

belum Berhasil

Karakter Gotong

Royong

Solusi dari kelompok lain

1

2

3

Kesimpulan dari kelompok setelah

sharing

1.

2.

3.

c. Kegiatan IN 2

1. Peserta diklat mempresentasikan pengamatan perilaku perserta didik dikelasnya

2. Peserta diklat yang lain berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil presentasinya dan menghargai pendapat peserta lain

[image:41.595.118.508.139.482.2]

3. Peserta diklat menemukan formula yang tepat untuk tindak lanjut dari penanaman karakter gotong royong.. 1 Minggu kedepan setelah mendapat masukan dari peserta diklat yang lain.

Tabel 7. Tindak lanjut Penerapan Karakter.gotong royong

No

Kegiatan

Uraian

1

Konsep Tindak lanjut terkait

penanaman nilai gotong royong agar

menjadi karakter

1.

2.

3

2

Gerakan yang mau ditumbuhkan

terkait karakter gotong royong

(42)

Kegiatan Pembelajaran 1

30

E. Latihan/Kasus/Tugas ( LK.1 IN-ON-IN)

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara mandiri atau kerja sama dengan teman anda. Lakukan kegiatan sebagai berikut :

Jawablah dengan jujur pertanyaan dibawah ini :

1. Mengapa nilai kerukunan perlu ditanamkan dalam kehidupan keluarga? 2. Bagaimana menumbuhkan nilai kejujuran sehingga menjadi karakter di

sekolah?

3. Apa hubungan pendidikan nilai dengan pendidikan karakter ?

Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda dengan jujur. Jika anda menganggap hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis penyebabnya dan kemudian memperbaikinya dengan tanggung Jawab

1. Test Formatif

1) Pendidikan nilai/ moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia ... A. Bermoral , Manusiawi, beradab

B. Bernilai ,Manusiawi, Berperilaku C. Manusiawi, Beradab, Bernilai D. Bermoral, Bernilai dan Manusiawi

2) Moral seseorang dapat dilihat dari nilai- nilai yang dianut walaupun bersifat abstrak tetapi dapat dilacak melalui tiga realitas, pola : ... , tingkah laku, dan .... yang merupakan suatu kesatuan

(43)

PPKn SMP KK G

31

3) Penerimaan nilai (receiving), penaggapan nilai (responding), penghargaan

nilai (valuing), pengorganisasi nilai (organization), karakterisasi nilai (characterization), merupakan jenjang-jenjang afektif sebagai bagian dari pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik yang disampaikan oleh ....

A. Taksonomi Bloom B. Kratwoh

C. Ambroise D. Mulyana

4) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh dignity merupakan .... dari Pendidikan Karakter

A. Tujuan B. Fungsi C. Asas D. Prinsip

5) Hubungan pendidikan nilai dengan pendidikan karakter, untuk menjadi karakter ...

A. Secara konseptual nilai –nilai digali untuk mengetahui baik buruknya B. Secara konseptual nilai-nilai digali untuk mengetahui manfaat dan

akibatnya

C. Secara terapan karakter di evaluasi kekurangannya

(44)

Kegiatan Pembelajaran 1

32

F. Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

a. Pendidikan Nilai Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik

b. Pendidikan Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku c. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran memiliki

aspek utama sebagai pendidikan nilai dan moral pada akhirnya akan bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta didik sesuai dengan dan merujuk kepada nilai-nilai dan moral Pancasila dan UUD NRI 1945.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan test formatif Pendidikan nilai dan karakter, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai 80% dipersilakan mempelajari kembali,. (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya : Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1

Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai

(45)

PPKn SMP KK G

33

Kegiatan Pembelajaran 2

Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila

Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh

A. Tujuan

1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan tentang Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh dengan benar 2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan

penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila dengan benar

3. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh dengan benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh

2. Menunjukkan penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila

3. Menunjukkan permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh

C. Uraian Materi

1. Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat Dan Utuh

(46)

Kegiatan Pembelajaran 2

34

yang sejahtera.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi. Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila nerupakan satu kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat. Nilai-nilai itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang memberikan pola bagi sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.

Nilai dalam Pancasila memuat nilai-nilai tinggi dengan urutan sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang memiliki tingkatan tertinggi karena mengandung nilai religius. Pada tingkat bawahnya adalah keempat nilai manusiawi dasar. Apabila keempat nilai manusiawi dasar itu diberikan tingkat dan bobot, maka nilai kemanusiaan, tingkat dan bobotnya layak berada di bawah ke -Tuhanan. Nilai keadilan sebagai salah satu nilai manusiawi dasar diletakkan pada tempat ketiga dibawah nilai kemanusiaan. Namun sesuai dengan sifat dasar manusia yang sangat menekankan kerukunan, maka nilai persatuan mempunyai bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kerakyatan, karena nilai kerakyatan lebih merupakan sarana yang perlu untuk mencapai persatuan.

Suatu hal yang diberikan penekanan lebih dahulu bahwa walaupun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda yang berarti ada “keharusan” untuk menghormati nilai yang lebih tinggi, nilai-nilai yang berbeda tingkatan dan bobot nilainya itu tidak saling berlawanan atau bertentangan, melainkan saling melengkapi. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut :

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

(47)

PPKn SMP KK G

35

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi dasar bagi seluruh umat beragama di Indonesia dalam menjalankan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bermasyarakat, beribadah, bersosialisasi dan dalam aspek kehidupan lainnya. Dalam sila ini bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan Sang Pencipta dan mengakui bahwa seluruh alam semesta ini adalah ciptaan-Nya. Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai sila ketiga sila berikutnya.

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama.

Pelaksanaan sila ke dua dapat berwujud pelaksanaan Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral(integritas moral).Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan

c. Persatuan Indonesia

(48)

Kegiatan Pembelajaran 2

36

dilukiskan dengan adanya Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diperuncing menjadi sebuah konflik, tetapi untuk saling mewujudkan persatuan dalam kehidupan bersama membutuhkan nilai karakter nasionalis.

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaanyang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/ Perwakilan.

Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa hakikatnya negara merupakan sebuah penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Nilai tersebut bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam aspek moralitas, kenegaraan, aspek politik, maupun aspek hukum dan perundang-undangan.

Dalam sila keempat Pancasila ini menjelaskan tentang budaya demokrasi, bahwa perbedaan itu hal yang wajar dan tidak perlu diperdebatkan dan setiap warga negara Indonesia berhak dan diberi kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya baik pribadi maupun di muka umum. Sila keempat kerakyatan menerapkan juga nilai kegotong royongan.

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

(49)

PPKn SMP KK G

37

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh wilayahnya serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Nilai keadilan sosial juga diterapkan dalam pergaulan antar negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).

Seluruh manusia didunia ini memiliki keadilan yang sama tanpa membedakan status sosial atau ukuran apapun, yang artinya seluruh rakyat Indonesia memiliki keadilan dan derajat yang sama baik dimata pemerintah maupun didepan hukum. Bagian dari nilai keadilan adalah nilai Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidakbergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita

Permasalahan yang muncul, apakah kita sudah benar-benar menunjung tinggi keadilan? Bersikap adil terhadap sesama? Sudah menolong sesama manusia yang membutuhkan? Benarkah kita sudah menghargai dan menghormati orang lain tanpa memilih-milih? Dan sudah melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi orang lain?

2. Penerapan Nilai-Nilai Yang Menjiwai Dan Dijiwai Sila-Sila Pancasila

Pembiasaan sikap dan perilaku yang sesuai dengan pengamalan dan nilai-nilai dari setiap butir dalam Pancasila sangat penting dalam kehidupan bangsa dan bernegara, dikarenakan Pancasila merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

Membiasakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan antara lain dalam :

a. Lingkungan keluarga

Berikut ini merupakan perilaku-perilaku yang menerapkan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan keluarga :

(50)

Kegiatan Pembelajaran 2

38

(2) Bermusyawarah apabila ada permasalahan (3) Sopan santun terhadap seluruh anggota keluarga (4) Saling membantu dan menghormati

(5) Saling menghormati antar sesama anggota keluarga (6) Saling menyayangi satu sama lain

(7) Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap agama dan hukum

(8) Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat. (9) Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk

selalu berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling menghormati dll).

(10) Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih

(11) Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua, dan lain-lain

b. Lingkungan sekolah

Berikut adalah perilaku penerapan nilia-nilai pancasila dalam lingkungan sekolah :

(1) Mentaati tata tertib sekolah

(2) Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama (3) Aktif dalam organisasi sekolah

(4) Mengerjakan tugas sekolah dengan baik (5) Saling menghormati antar peserta didik (6) Menghormati guru dan karyawan

(7) Selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama peserta didik sekolah (8) Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama

sekolah

(9) Membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran (10) Selalu taat pada aturan sekolah (tata tertib sekolah) / Disiplin

(51)

PPKn SMP KK G

39

c. Lingkungan masyarakat

Berikut ini beberapa perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila dalam lingkungan masyarakat :

(1) Tidak mengganggu ibadah orang lain

(2) Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama (3) Rukun dengan tetangga yang berbeda agama.

(4) Melakukan kerja bakti

(5) Musyawarah untuk membantu lingkungan sekitar (6) Melakukan poskamling pada malam hari

(7) Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga. (8) Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.

(9) Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat. (10) Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll.

d. Lingkungan pergaulan

(1) Menghargai pendapat teman (2) Tidak menyakiti hati teman

(3) Tolong menolong terhadap teman yang sedang terkena musibah (4) Bekerjasama dengan teman

3. Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan

Yang Bulat Dan Utuh

Pancasila telah menjadi kesepakatan nasional bangsa Indonesia sebagai dasar negara namun dalam upaya implementasinya mengalami berbagai hambatan dari masa ke masa. Dalam praktek penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, penerapan nilai-nilai Pancasila belum sepenuhnya berjalan sesuai apa yang dicita-citakan. Hal mana tampak dari adanya sejumlah persoalan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila tersebut.

a. Nilai KeTuhanan (Religiusitas)

(52)

Kegiatan Pembelajaran 2

40

wilayah, ekonomi, politik serta kurangnya kesadaran antara masing-masing individu yang berlanjut kemasalah agama. Masalah ini sering kali mengatas namakan agama, karena agama memiliki tirai atau pembatas yang sangat tipis dengan masalaha-masalah di atas. Sehingga sedikit saja terjadi masalah tersebut maka agama akan di ikut sertakan.

Permasalahan yang berkaitan dengan agama, biasanya terjadi karena: 1) Masalah hubungan negara dengan agama

2) Masalah kebebasan beragama/berkeyakinan 3) Masalah hubungan intern umat beragama 4) Masalah hubungan antar umat beragama

Pertikaian ini sering kali menjatuhkan korban yang tidak sedikit, dan menyebabkan kerugian baik dari segi material, maupun spiritual. Jadi sebenarnya tidak ada gunanya kita melakukan suatu pertikaian, apalagi sesama umat beragama, karena seperti semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua, semboyan inilah yang harus benar-benar kita maknai dalam menghadapi perbedaan antar agama, apalagi Indonesia merupakan Negara kesatuan dan persatuan.

Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya terkandung dalam:

1. Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa….” dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara Indonesia bukan negara agama, yaitu negara yang didirikan atas landasan agama tertentu, melainkan sebagai negara yang didirikan atas landasan Pancasila atau negara Pancasila.

2. Pasal 29 UUD 1945

(53)

PPKn SMP KK G

41

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya

Jaminan kemerdekaan beragama yang secara yuridis konstitusional ini membawa konsekuensi pemerintah sebagai berikut:

1) Pemerintah wajib memberi dorongan dan kesempatan terhadap kehidupan keagamaan yang sehat.

2) Pemerintah memberi perlindungan dan jaminan bagi usaha-usaha penyebaran agama, baik penyebaran agama dalam arti kualitatif maupun kuantitatif.

3) Pemerintah melarang adanya paksaan memeluk/meninggalkan suatu agama.

4) Pemerintah melarang kebebasan untuk tidak memilih agama.

5) Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan beragama bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan sila-sila yang lain. Kehidupan beragama harus dapat membawa persatuan dan kesatuan bangsa, yang dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, harus dapat menyehatkan pertumbuhan demokrasi, sehingga membawa seluruh rakyat Indonesia menuju terwujudnya keadilan dan kemakmuran lahir dan batin. Dalam hal ini berarti bahwa sila pertama memberi pancaran keagamaan, memberi bimbingan pada pelaksanaan sila-sila yang lain.

b. Kemanusiaan (Humanisme)

Makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terha

Gambar

Tabel 1. Peta Kompetensi
Gambar 1. Ruang Lingkup
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih rinci dan mendalam mengenai derajat stres kerja yang tampak dalam bentuk gejala

[r]

Simpulan penelitian ini adalah pemberian Virgin Coconut Oil topikal dapat meningkatkan jumlah neovaskularisasi, fibroblas dan epitelisasi pada luka tikus jantan wistar

Kegiatan PPL merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai wujud pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, sekolah atau lembaga masyarakat sekaligus untuk

[r]

Dari grafik: 4 diatas dapat diketahui bahwa hasil minyak ikan pada ulangan pertama, ulangan kedua dan ulangan ketiga menunjukkan garis yang hampir sejajar dan berhimpitan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 5 diamanahkan bahwa Pemerintah Daerah perlu membuat

(1) Seksi Pemakaman mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pemakaman, pengadaan dan pengembangan, serta pemeliharaan atas sarana dan prasarana makam umum milik Pemerintah Daerah,