DAMPAK PARIWISATA TERHADAP GENERASI MUDA
OLEH:
DRA ANAK AGUNG PUTRI SRI, M.Si.
FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas berkat dan rahmatnya makalah ini bisa terselesaikan dengan judul “Dampak Pariwisata terhadap Generasi Muda
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
Denpasar, 26 Juli 2016 Penulis
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan Bali adalah suatu kebudayaan yang hidup, dihayati, dikembangkan, serta dibanggakan, karena berfungsi sangat mendasar bagi pemenuhan kebutuhan orang Bali dalam mendukung eksistensi mereka sebagai manusia sosial, religius, estetika, ekonomik, dan adaptatif terhadap lingkungan. Aktivitas kebudayaan Bali merupakan serangkaian aktivitas yang dinamik, berulang dan berlanjut dalam rangka menjaga keserasian hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan sesamanya. Aktivitas kebudayaan ini berorientasi kepada konsepsi Tri Hita Karana (Tri berarti tiga, Hita berarti kesejahteraan, dan Karana berarti penyebab), satu konsepsi pokok tentang kesejahteraan dalam kebudayaan Bali.
Perkembangan industri pariwisata telah memberi dampak terhadap kebudayaan Bali dalam dua kategori: positif dan negatif. Secara positif, masyarakat Bali memperoleh manfaat ekonomi serta kebudayaan Bali dirangsang secara lebih progresif, sehingga berkembang revitalisasi kebudayaan.
Secara ekonomis pembangunan kepariwisataan telah memberikan pendapatan kepada masyarakat Bali (eg. Narmada, 1992) maupun kepada pendapatan negara. Sumbangan dari industri pariwisata, khususnya dari pajak hotel dan restoran. Selain itu adalah pengayaan (enrichment) budaya Bali dengan berbagai masukan dari budaya lainnya. Secara negatif, unsur-unsur kebudayaan tertentu untuk konsumsi wisatawan terlihat produktif massa, komersialisasi dan orientasi materialisme, sehingga bergerak ke gejala distorsi dan beberapa bentuk masalah kebudayaan. Namun secara sadar, masyarakat Bali dapat membedakan kategori Budaya Bali dan Budaya Wisata, serta memfungsikan secara selektif dan adaptatif untuk kepentingan diri sendiri atau kepentingan wisatawan. Budaya Bali untuk kepentingan masyarakat Bali tetap halus dan bermutu tinggi.
Timbulnya perubahan pola masyarakat Bali dari masyarakat sosial-agraris ke masyarakat Industri menjadi masyarakat yang lebih konsumtif (Geriya, 1995: 125-132). Penerapan teknologi sudah dirasakan dan dampaknya mempengaruhi perkembangan baik jangka menengah maupun jangka panjang, seperti dalam bidang elektronika, komputer, informasi, komunikasi dan lain-lain.
Indonesia yang wilayahnya luas peran strategi dari teknologi di bidang transformasi, informatika dan komunikasi, juga pengembangan teknologi dalam hal pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengamanan kekayaan alam. Sebaliknya dalam proses pengembangan selalu menimbulkan dampak. Dampak itu
untuk sebagian sudah melekat dalam proses modernisasi, sedangkan yang lainnya disebabkan karena sering jenis-jenis teknologi yang dialihkan oleh negara industri dan diterapkan di negara berkembang kurang memperhatikan pertimbangan-pertimbangan keadaan yang bersifat khas dalam masyarakat negara berkembang. Hal tersebut dari psikologis menimbulkan keingintahuan di sebagian masyarakat terutama generasi muda di dalam memasuki abad baru ini. Salah satu fenomena global yang sudah pasti adalah mengecilnya bola dunia, sehingga apa yang terjadi di salah satu sudut dunia akan dapat diketahui pada saat yang hampir bersamaan di sudut dunia yang lainnya.
Dalam pengembangan pariwisata, generasi muda sangat berperan aktif kerena generasi muda merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, di sini Generasi muda memiliki potensi dan kreatif untuk menyukseskan pengembangan pariwisata. Dalam pengembangan pariwisata tentu saja mengalami berbagai permasalahan sehingga dampak terhadap generasi muda relevan untuk dikaji.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan dikaji seperti berikut.
1.Bagaimana dampak pariwisata terhadap terhadap generasi muda.
2.Bagaimana solusi untuk meminimalisasikan dampak negatif pariwisata terhadap generasi muda
1.3 Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui dampak positif dan negatif pariwisata terhadap generasi muda
2.Untuk mengetahui solusi untuk meminimalisasikan dampak negatif pariwisata terhadap generasi muda
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan kajian ini harapannya agar menambah pengetahuan pembaca tentang dampak pariwisata terhadap generasi muda, sehingga generasi muda tidak terjerumus oleh dampak negatif pariwisata
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dampak Positif Pariwisata terhadap Generasi Muda
1. Segi Ekonomi
Pariwisata menciptakan kesempatan kerja bagi generasi muda, sarana-sarana seperti hotel, villa, restoran, toko dan dan artshop dipandang sebagai usaha yang padat karya, mengenai tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan pariwisata. Generasi muda dapat mengambil peluang pekerjaan itu sehingga tingkat penggangguran berkurang dan taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat khususnya generasi muda lebih terjamin. Perkembangan pariwisata semakin pesat dapat menumbuhkan jiwa wirausaha bagi generasi muda yang ingin mengembangkan usaha di bidang industri pariwisata. Pariwisata menyangkut berbagai aspek kehidupan yang saling berkaitan sehingga
mudah bagi generasi muda untuk menuangkan ide kreatif dalam bentuk usaha baru. Dengan demikian akan bermunculan pengusaha muda yang berkecimpung di bidang pariwisata dan dapat menyerap tenaga kerja dan menambah pendapatan masyarakat.
2. Segi Nilai Pergaulan dan Iptek
Dikaji dari komunikasi lintas budaya, dengan semakin berkembangnya pariwisata, maka akan terjadi interaksi antara generasi muda dengan wisatawan manca negara. Generasi muda dapat belajar mengenai karakteristik wisatawan yang nantinya akan berguna dalam pengembangan pariwisata.
Selain itu generasi muda dapat mengetahui letak dan keunggulan dari sebuah destinasi wisata dan memperoleh ilmu, pengalaman dan mempelajari mengapa sebuah destinasi dapat terkenal serta selanjutnya mampu mengembangkan objek wisata yang belum berkembang menjadi lebih baik.
Pariwisata dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, sehingga secara otomatis ilmu pengetahuan dan teknologi pun akan semakin canggih dan modern. Hal ini akan memberi dampak baik bagi kalangan generasi muda karena mereka dapat belajar lebih banyak mengenai teknologi modern yang ada saat ini dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang lebih baik ke depannya sehingga gagap teknologi dapat diminimalkan.
3. Segi Kebudayaan
Kegiatan pariwisata meningkatkan interaksi antara generasi muda dengan wisatawan asing, hal ini akan memungkinkan terjadinya suatu cross culture atau akulturasi kebudayaan yang dapat menciptakan suatu kebudayaan baru yang unik. Kebudayaan baru ini akan menjadi daya tarik tambahan yng dapat digunakan untuk menarik wisatawan. Akulturasi budaya seperti terciptanya tari kontemporer merupakan perpaduan tari lokal (kebudayaan lokal) dengan tari modern.
Melalui pariwisata, budaya yang dimiliki oleh suatu daerah akan menjadi sebuah daya tarik wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Di sinilah generasi muda mempunyai peran aktif untuk mempromosikan sekaligus memperkenalkan kebudayaannya ke dunia luar baik nasional maupun internasional. Generasi muda menjadi elemen yang sangat penting dan tidak bisa digantikan dengan apapun dalam melestarikan kebudayaan dan sekaligus berkontribusi sangat besar dalam mengembangkan sector wisata. Selain itu, perkembangan pariwisata dari segi budaya juga menumbuhkan rasa cinta dan bangga generasi muda terhadap budaya lokal yang ada.
4. Segi Lingkungan Hidup
Melalui pariwisata generasi muda memiliki kesadaran diri untuk menjaga lingkungan hidupnya. Karena faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pariwisata di suatu daerah, Apabila lingkungan kurang terawat, maka minat wisatawan untuk berkunjung pun berkurang begitu pula sebaliknya. Para generasi muda kreatif yang memiliki kepedulian dan kelestarian lingkungan dapat melakukan hal-hal kecil berupa pengelolaan barang-barang yang sudah tidak layak pakai namun dengan kreativitas yang dimiliki generasi muda dapat memanfaatkan barang-barang tersebut menjadi sebuah produk yang bermutu misalnya kerajinan kulit telur dan pecahan kaca yang dijadikan sebagai pernak-pernik (souvenir). Dengan kreativitas tersebut para generasi muda juga akan mendapat keuntungan rupiah dari produk yang dihasilkan.
2.1.2 Dampak Negatif Pariwisata terhadap Generasi Muda
1. Segi Ekonomi
Perpindahan penduduk dari desa ke perkotaan sulit dikendalikan yang yang membawa dampak tidak baik bagi ekonomi pedesaan maupun perkotaan. Akan terjadi kesenjangan perekonomian yang signifikan. Wilayah perkotaan yang terkena dampak pariwisata laju perekonomiannya akan semakin cepat bertumbuh daripada masyarakat di pedesaan. Di samping itu berakibat pada adanya pergeseran minat kerja yang semula masyarakat bekerja pada sektor agrobisnis, nelayan, pabrik-pabrik, berpindah ke bidang pariwisata yang dianggap lebih mudah cara kerjanya, lebih halus dan berpenghasilan lebih cepat dengan nilai hasil yang lebih tinggi. Bahkan tragisnya secara perlahan bisa menyebabkan terjadinya penyingkatan keterampilan atau pendidikan karena terlalu cepat berkeinginan untuk bekerja, sehingga nilai jual dari tenaga kerja tersebut menjadi murah. Dengan kondisi ini akan berakibat pada penurunan pemasukan bagi negara yang mempekerjakan tenaga kerja yang memiliki keterbatasan ilmu dan keterampilan di bidang kepariwisataan. Selain itu pertambahan generasi muda yang secara terus menerus dengan jumlah yang besar ke suatu daerah perkotaan juga mengakibatkan terjadinya tekanan tambahan di perkotaan dan akibatnya terjadi kepadatan penduduk di perkotaan. Adapun akibat yang ditimbulkan dari kepadatan penduduk tersebut membuat wisatawan merasa tidak nyaman dengan lingkungan tersebut dan pada akhirnya wisatawan merindukan wisata yang tenang yakni pedesaan yang masih alami.
2. Segi Perilaku dan Pergaulan
Banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia akibat dari pariwisata membuat perilaku dan pergaulan generasi muda menjadi seperti pergaulan di budaya barat. Contohnya: cara berpakaian remaja yang berdandan seperti selebritis cenderung ke budaya barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakain tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Tidak ketinggalan gaya rambut yang diwarnai dengan berbagai warna. Singkat kata generasi muda sekarang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengankepribadian bangsa. Dengan perkembangan pariwisata dan banyaknya budaya dari luar yang masuk membuat generasi muda Indonesia secara tidak langsung mengikuti gaya hidup wisatawan asing yang dating dan tinggal di daerah tujuan wisata Indonesia. Seperti sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain padahal bangsa Indonesia dulu terkenal dengan gotong royong.
Dapat dilihat di dalam masyarakat bahwa generasi muda saat ini lebih bersikap individual tidak peduli dengan manusia lainnya, maka itu perlu adanya flterisasi guna menyaring budaya dari luar yang masuk ke daerah Indonesia.
3. Segi Kebudayaan
Dengan adanya pariwisata bisa menyebabkan pergeseran hingga hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan dari luar atau karena memang tidak ada generasi penerus yang melestarikan budaya tersebut. Fenomena pergeseran budaya yang terjadi belakangan ini di kalangan remaja seperti; saat bertemu dengan teman lama atau lama tidak ketemu mereka mengungkapkan perasaannya dengan cipika cipiki dan pelukan prilaku tersebut adalah budaya luar dan mulai melupakan identitasnya sebagai generasi muda bangsa Indonesia karena meniru budaya barat.Prilaku tersebut telah mentradisi di kalangan generasi muda. Padahal budaya orang Indonesia bertemu teman dengan berjabat tangan dari situ sudah terlihat terjadinya pergeseran tradisi yang terjadi di kalangan remaja
4. Segi Lingkungan
Dengan adanya pariwisata mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan. Bahkan Bali carryng capacity sudah diambang batas karena pendiriin fasilitas pariwisata yang kurang kendali, apalagi rencana reklamasi yang yang tentu saja lingkungan tidak seimbang. Selain itu masalah sampah yang belum terpecahkan.
2.2 Solusi untuk Meminimalisasikan Dampak Negatif Pariwisata terhadap Generasi Muda Mengatasi dampak negatif pariwisata dibutuhkan dukungan pemerintah, dukungan masyarakat, keluarga, dan agama untuk mengendalikan kondisi kepariwisataan terutama pada generasi muda agar tetap berada pada aturan yang telah ditetapkan.
2.2.1 Peran Agama
Dengan berkembangnya pariwisata, pengaruh yang dibawa oleh wisatawan ke daerah mengakibatkan munculnya tindakan generasi muda yang menyimpang, misalnya melakukan hal-hal yang tidak senonoh di depan umum, minum-minum keras, pergaulan bebas dan tindakan yang tidak mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Di sinilah peranan agama diperlukan melalui pembentukan moral dan akhlak yang mulia sehingga iman para generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang dibawa oleh turis asing. Apabila iman kuat, maka akan mampu menghindar dari pengaruh negatif walaupun dalam dunia kerja yang gemerlap (dunia malam).
2.2.2 Peran Keluarga
Di Era global ini, perkembangan pariwisata begitu pesat dan masuknya budaya asing yang sangat berbeda dengan kebudayaan Indonesia tentunya akan dapat memberi dampak negatif bagi prilaku generasi muda. Jika kurang pengawasan dan perhatian dari orang tua, rusaknya moral dan budaya generasi muda Indonesia. Karena kebanyakan generasi muda yang salah dalam pergaulan hingga terjadi pergeseran budaya disebabkan karena kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua. Sehingga untuk mencegah terjadinya pergeseran budayahingga menyebabkan rusaknya mental generasi muda dapat dilakukan dengan memberikan pengawasan, pengontrolan, menjalin pertemanan antara anak dan keluarga sehingga anak merasa nyaman dan aman saat bercerita dengan keluarganya tanpa ada perasaan takut serta memberikan nasihat yang bisa membentuk karakter atau watak anak.
2.2.3 Peran Masyarakat
Sadar wisata dan sapta pesona harus ditanamkan dalam pribadi generasi muda. Kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat berlandaskan Tri Hita Karana merupakan hal terbaik yang harus dilakukan untuk melestarikan pariwisata dan kearifan lokal. Sinergi antara budaya dan pariwisata juga sangat diperlukan untuk keberlanjutan pariwisata. Karena budaya merupakan penentu kemajuan dan kelancaran pariwisata serta kondisi pariwisata akan memberikan dampak pada pendapatan
wilayah secara ekonomi dengan harapan daerah wisata tetap asri lestari dan berkelanjutan pariwisata budayanya.
2.2.4 Peran Pemerintah
Pemerintah mengambil peranan penting dalam membuat peraturan atau kebijakan. Mengenai hubungannya dengan dampak pariwisata terhadap generasi muda, pemerintah dapat mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan pariwisata melalui peraturan yang ditetapkan. Peraturan yang ditetapkan menjadi batasan-batasan bagi para generasi muda terhadap sikap dan perilaku baik yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Dengan keluarnya kebijakan atau peraturan dari pemerintah berarti peraturan tersebut merupakan peraturan yang sah di mata hokum. Sehingga generasi muda harus mentaati peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah, seperti pemerintah menetapkan peraturan tentang batasan umur yang dapat memasuki tempat-tempat hiburan malam.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan, bahwa pariwisata menyebabkan dua dampak bagi perkembangan generasi muda yaitu dampak positif dan negatif.
1.1 Dampak positif dari pariwisata seperti berikut ini.
1. Segi ekonomi, generasi muda mendapatkan lapangan pekerjaan lebih lebih banyak sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
2. Segi pergaulan dan iptek generasi muda dapat mengembangkan diri bergaul dengan wisatawan asing sehingga dapat menambah pengetahuan baik dalam bidang bahasa maupun karakteristik mereka. Dengan adanya pariwisata ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi lebih maju, hal ini sangat baik bagi pembentukan karakter generasi muda yang lebih modern dan intelektual.
3. Segi budaya, berkembangnya pariwisata maka terjadi akulturasi kebudayaan sehingga terbentuk suatu kebudayaan baru yang dapat menjadi daya tarik.
4. Segi lingkungan hidup, pariwisata menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk menyadari pentingnya menjaga lingkungan hidup agar tercipta pariwisata yang berkelanjutan.
1.2 Sedangkan dampak negatif pariwisata seperti berikut ini
1. Segi ekonomi, terdapat kesenjangan social yang tinggi antara masyarakat miskin dan kaya.
2. Segi pergaulan, generasi muda terpengaruh oleh budaya barat dari segi berpakaian dan gaya rambut.
3. Segi budaya, percampuran budaya asing dan lokal dapat mengancam eksistensi budaya lokal generasi muda.
2.1 Solusi untuk Meminimalisasi Dampak Negatif dari Pariwisata terhadap Generasi Muda 1. Menguatkan iman generasi muda dengan memperdalam diri dengan ajaran-ajaran agama 2. Para orang tua, lebih memberikan perhatian kepada anak-anaknya.
3. Masyarakat juga ikut melakukan pengawasan terhadap generasi muda sehingga bilamana mereka bertindak salah dapat dibenahi
4. Pemerintah lebih memantapkan peraturan dan perundang-undangan agar dapat mencegah dampak negatif yang timbul dari pariwisata
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dikemukakan seperti berikut ini.
1. Perlu adanya pengendalian diri dalam meminimalisasikan dampak negative.
2. Para orang tua diharapkan memberikan pengawasan terhadap prilaku anak-anaknya namuntidak terlalu mengekang agar anak-anak atau generasi muda dapat berkreasi sesuai dengan bakat dan keinginannya.
3. Kepada pemerintah diharapkan untuk memperketat keamanan dan ketentraman daerah pariwisata
.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1986. “Indonesia di Tengah Bangkitnya Dunia Baru” dalam Transformasi Masyarakat Indonesia. Jakarta: Kelompok Studi Proklamasi.
Geriya, I Wayan. 1995. Konsep Pariwisata Budaya bagi Pembangunan Pariwisata dan Kebudayaan secara Berkelanjutan. Peper pada Konferensi Tahunan Society for Balinese Studies. Denpasar, 4 Agustus 1995.
Yoeti, Oka. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung:angkasa _________. 1990. Anatomi Pariwisata Indonesia. Bandung:Angkasa.
Mangun Wijaya, Y.B. (ed.). 1983. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta: Yayasan Obor.
Mulyana, Deddy. Dan Rahmat, Jalaluddin. (ed.). Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sanderson, Stephen K. 1993. Sosiologi Makro. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumitro, Djojohadikusumo. 1993. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pembangunan. Bandung:
Institut Teknologi Aditawarman.
a
31
dampak pariwisata terhadap generasi muda
ORIGINALITY REPORT
20%
SIMILARITY INDEX
20%
INTERNET SOURCES
0%
PUBLICATIONS
4%
STUDENT PAPERS PRIMARY SOURCES
purnamiap.blogspot.com Internet Source 4%
perubahan-tiada-henti.blogspot.com Internet Source3%
download.isi-dps.ac.id Internet Source2%
culturalstudiesbali.wordpress.com Internet Source2%
elib.pdii.lipi.go.id Internet Source 1%
anisannisasf.blogspot.com Internet Source1%
anjasnugrahaa.blogspot.com 1
2
3
4
5
6
7
32 Internet Source1%
blog.djarumbeasiswaplus.org Internet Source 1%
laodeimbabiologiunhalu.blogspot.com Internet Source1%
repository.unand.ac.id 10 Internet Source 1%
ebooktake.in 11 Internet Source
1%
www.slideshare.net 12 Internet Source
<1%
ikippgrimadiun.ac.id 13 Internet Source
<1%
susdamitasyaridomo.blogspot.com 14 Internet Source
<1%
www.jtanzilco.com 15 Internet Source
<1%
b2w.web.id 16 Internet Source
<1%
8
9
33 gafatarjabar.org 17
Internet Source
<1%
www.radjawarta.com 18 Internet Source
<1%
eprints.upnjatim.ac.id 19 Internet Source
<1%
asep250277.blogspot.com 20 Internet Source
<1%
EXCLUDE QUOTES OFF EXCLUDE MATCHES OFF EXCLUDE OFF
BIBLIOGRAPHY