• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALSINTAN YANG DIKELOLA USAHA PELAYANAN JASA ALSINTAN (UPJA)

PADA USAHATANI PADI SAWAH

(Kasus : Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang )

SKRIPSI

OLEH:

DWI DELVI YANTHI 140304046 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

DWI DELVI YANTHI (140304046/AGRIBISNIS) dengan judul “ Analisis Efektivitas Peggunaan Alsintan Yang Dikeola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Pada Usahatani Padi Sawah (Kasus : Dsa Kota Datar Dan Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang). Dibimbing oleh Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT dan Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku anggota komisi pembimbing.

Salah satu upaya dalam meningkatkan produksi dan mutu produk padi sawah adalah dengan meningkatkan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), namun petani masih mengalami masalah permodalan untuk pembelian alsintan ini, pengelolaan yang kurang efisien dan keterampilan yang rendah bila petani mengelola secara perorangan. Solusi yang dibuat pemerintah dalam mengatasi kebutuhan alsintan ini adalah dengan membentuk organisasi kelompok petani yang mengelola penyewaan alsintan yakni Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA).

Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir-II di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang juga mengembangkan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), dengan tingkat perkembangan yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan pendapatan UPJA di kedua desa tersebut serta menganalisis efektivitas penggunaan alsintan dan hubungannya dengan produktivitas padi sawah. Metode Sampel penelitian ini adalah petani pengguna alsintan, yakni 55 petani di Desa Kota Datar dan 40 petani di Desa Tandem Hilir II. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menghitung biaya dan pendapatan serta analisis skoring untuk mengukur efektivitas penggunaan alsintan.

Menganalisis hubungan antara efektivitas penggunaan alsintan dengan produktivitas padi sawah digunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendapatan UPJA di Desa Kota Datar lebih tinggi dari UPJA Desa Tandem Hilir-II. Penggunaan alsintan yang dikelola oleh kedua UPJA ini sudah efektif, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efektivitas penggunaan alsintan ini dengan produktivitas padi sawah.

Kata kunci: UPJA, Efektivitas Penggunaan Alsintan, Peoduktivitas Padi Sawah

(5)

ABSTRACT

DWI DELVI YANTHI (140304046/AGRIBUSINESS) with title " Effectiveness Analysis of the Use of UPJA Managed Alsintan in Rice Field Farming (Case:

Kota Datar and Tandem Hilir II, Hamparan Perak, Deli Serdang)”. Guided by Mr. Ir. Thomson Sebayang, MT as the Chairman of the Advisory Committee and Mrs. Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA as Member of Supervising Commission.

One of the efforts to increase the production and product quality of lowland rice is by increasing the use of agricultural equipment and machinery (alsintan), but farmers still experience capital problems for the purchase of alsintan, less efficient management and low skills if farmers manage individually. The solution made by the government in overcoming the needs of the alsintan is by forming an organization of groups of farmers who manage alsintan rental, namely the Alsintan Service Business (UPJA).

Kota Datar Village and Tandem Hilir-II Village in Hamparan Perak Subdistrict, Deli Serdang District also developed Alsintan Service Business Services (UPJA), with varying levels of development. This study aims to analyze the costs and revenues of UPJA in the two villages and analyze the effectiveness of the use of alsintan and its relationship to the productivity of paddy rice. Method The sample of this study was farmers using alsintan, namely 55 farmers in Kota Datar Village and 40 farmers in Tandem Hilir Village II. Descriptive analysis method is used to calculate costs and income as well as scoring analysis to measure the effectiveness of using alsintan. Analyzing the relationship between the effectiveness of using alsintan and lowland rice productivity was used Pearson correlation. The results of the study concluded that UPJA's income in Kota Datar Village was higher than that of UPJA Tandem Hilir-II Village. The use of alsintan managed by both UPJA has been effective, but there is no significant relationship between the effectiveness of using this alsintan with the productivity of wet rice.

Keywords: UPJA, Effectiveness Of Using Alsintan, Productivity Of Wet Rice.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Dwi Delviyanthi, lahir di Binjai pada tanggal 24 Mei 1996. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Riadhi dan Ibu Suhayati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2002 masuk SD Negeri 020264 Binjai lulus tahun 2008.

2. Tahun 2008 masuk SMP Negeri 3 Binjai lulus tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk SMA Negeri 1 Binjai Lulus tahun 2014.

4. Tahun 2014 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian SNMPTN.

5. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Pematang Cengkering Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara dari bulan Juli 2017 - Agustus 2017.

6. Anggota Forum Mahasiswa Ilmuan (FORMILTAN) fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada Tahun 2016

7. Melaksanakan Penelitian di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara pada Bulan Maret 2018.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efektivitas Penggunaan Alsintan yang Dikelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Pada Usahatani Padi Sawah, di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi ini disusun dalam rangka memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skirpsi ini.

Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap bapak menjadi panutan bagi penulis. Juga kepada Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku anggota komisi pembimbing yang dengan kesediaan waktu dalam membimbing, memberikan motivasi, memberikan pengarahan dan memberi kemudahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Kesabaran dan keikhlasan ibu menjadi panutan bagi penulis.

(8)

Ungkapan rasa terima kasih yang sama juga disampaikan kepada :

1. Kepada Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, MSi selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang memberikan banyak kemudahan selama mengikuti masa perkuliahan.

2. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu - ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan serta kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

3. Kepada orang tua tercinta Alm. Ayahanda Riadhi dan Ibunda Suhayati, yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti-hentinya, juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini.

4. Kepada Kakanda tercinta Hasrika Ridhayanthi, S.sos dan Adik tercinta Aditya Tri Abdi Yoga yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan ini. Curahan kasih sayang dan dorongan semangat dari mereka yang selalu menguatkan penulis.

5. Kepada responden penelitian yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk diwawancarai oleh penulis demi kesempurnaan penelitian penulis serta kepada semua pihak yang terlibat yang telah mendukung.

(9)

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2018

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN……….…... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………. 5

1.3 Tujuan Penelitian……….… 5

1.4 Kegunaan Penelitian……….…... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat dan Mesin Pertanian 2.1.1 Pengertian Alsintan……….. 7

2.1.2 Arah Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) ……… 8

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Ukuran Efektivitas……… 10

2.2.2 Teori Pedapatan……… 11

2.2.3 Analisis Kelayakan……… 12

2.3 Penelitian Terdahulu………... 13

2.4 Kerangka Pemikiran……….……... 19

2.5 Hipotesis Penelitian……….…… 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian………...….. 21

3.2 Metode Penentuan Populasi dan Sampel……….... 23

3.3 Metode Pengumpulan Data………. 24

3.4 Metode Analisis Data……….. 25

3.5 Definisi Operasional dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi Operasional……….………..….. 31

3.5.2 Batasan Operasional……….………... 33

(11)

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis, Batas Dan Luas Wilayah Desa Kota Datar ... 34

4.2 Letak Geografis, Batas Dan Luas Wilayah Desa Tandem Hilir II ... 35

4.3 Keadaan Demografi Penduduk ... 36

4.4 Keadaan Ekonomi .... ………...………... 37

4.5 Karakteristik Masyarakat Sampel Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Perkembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) 5.1.1 Perkembangan UPJA Namora di Desa Kota Datar ... 44

5.1.2 Perkembangan UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II ... 47

5.2 Efektivitas Penggunaan Alsintan yang dikelola UPJA 5.2.1 Efektivitas Penggunaan Alsintan yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar ... 52

5.2.2 Efektivitas Penggunaan Alsintan Yang Dikelola UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II ... 57

5.3 Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Alsintan yang dikelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Dengan Produktivitas Padi Sawah 5.3.1 Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Alsintan yang dikelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Namora Dengan Produktivitas Padi Sawah Di Desa Kota Datar ... 60

5.3.2 Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Alsintan yang dikelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Berkat Rukun dengan Produktivitas Padi Sawah di Desa Tandem Hilir II ... 65

5.4 Pendapatan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) 5.4.1 Penerimaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) di Desa Kota Datar ... 67

5.4.2 Biaya Operasional Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Namora di Desa Kota Datar ... 68

5.4.3 Pendapatan dan Kelayakan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Namora di Desa Kota Datar ... 69

5.4.4 Penerimaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Berkat Rukun Tahun Di Desa Tandem Hilir II ... 70

5.4.5 Biaya Operasional Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II ... 71

5.4.6 Pendapatan dan kelayakan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II ... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………74

6.2 Saran ………..…... 75 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

3.1 Nama Kelompok Tani di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

22

3.2 Jumlah Populasi Petani di Daerah Penelitian 23

3.3 Matrik Klasifikasi Kelembagaan UPJA 25

4.1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

36 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Kota Datar dan desa Tandem Hilir II Tahun 2017

37 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di

Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

38 4.4 Ditribusi Sampel Menurut Usia di Desa Kota Datar dan

Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

39 4.5 Ditribusi Sampel Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Tahun 2017 40 4.6 Ditribusi Sampel Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di

Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

41 4.7 Ditribusi Sampel Menurut Luas Lahan Keluarga di Desa

Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

43 5.1 Perbandingan Antara Standar Klasifikasi Kelembagaan

UPJA dengan Kondisi UPJA Namora di Desa Kota Datar

45

5.2 Perbandingan Jumlah dan Jenis Alsintan UPJA Namora Tahun (2012 – 2017)

46 5.3 Perbandingan Antara Standar Klasifikasi Kelembagaan

UPJA dengan Kondisi UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II

48

5.4 Perkembangan Jumlah dan Jenis Alsintan UPJA Berkat Rukun Tahun (2017)

49

5.5 Skor Kumulatif Efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar (n=35)

52 5.6 Skor Setiap Indikator efektivitas Penggunaan Hand Tractor

yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar (n=35) 53 5.7 Skor Kumulatif Efektivitas Penggunaan Mesin Air yang 54

(13)

Tabel Judul Hal 5.8 Skor Setiap Indikator efektivitas Penggunaan Mesin Air

yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar (n=27)

55 5.9 Skor Kumulatif Efektivitas Penggunaan Sprayer Electric

yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar (n=33)

56 5.10 Skor Setiap Indikator efektivitas Penggunaan Sprayer

Electric yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar (n=33)

57

5.11 Skor Kumulatif Efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II (n=23)

58

5.12 Skor Setiap Indikator efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II (n=23)

59

5.13 Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Namora dengan Produktivitas Padi sawah di Desa Kota Datar (n=23)

61

5.14 Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Mesin Air yang dikelola UPJA Namora dengan Produktivitas Padi sawah di Desa Kota Datar (n=27)

63

5.15 Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Sprayer Electric yang dikelola UPJA Namora dengan Produktivitas Padi sawah di Desa Kota Datar (n=33)

64

5.16 Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Berkat Rukun dengan Produktivitas Padi sawah di Desa Tandem Hilir II (n=27)

66

5.17 Penerimaan Usaha Jasa Pelayanan Alsintan (UPJA) Namora di Desa Kota Datar Tahun 2016

68

5.18 Biaya Operasional Usaha Jasa Pelayanan Alsintan (UPJA) Namora di Desa Kota Datar Tahun 2016

69

5.19 Pendapatan Usaha Jasa Pelayanan Alsintan (UPJA) Namora di Desa Kota Datar

70

5.20 Penerimaan Usaha Pelayanan Jasan Alsintan (UPJA) Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

71

(14)

Tabel Judul Hal 5.21 Biaya Operasional Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA)

Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

71 5.22 Pendapatan Usaha Pelayanan Jasan Alsintan (UPJA)

Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

72

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1 Skema Kerangka Pemikiran 19

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Karakteristik Petani Sampel di Desa Kota Datar 2 Karakteristik Petani sampel di Desa Tandem Hilir II 3 Efektivitas penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA

Namora di Desa Kota Datar

4 Efektivitas Penggunaan Mesin Air yang dikelola UPJA NAmora di Desa Kota Datar

5 Efektivitas Penggunaan Sprayer Electric yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar

6 Efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hlir II

7 Hubungan Efektivitas penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Namora dengan Produktivitas Padi sawah.

8 Hubungan Efektivitas penggunaan Mesin Air yang dikelola UPJA Namora dengan Produktivitas Padi sawah

9 Hubungan Efektivitas penggunaan Sprayer Electric yang dikelola UPJA Namora dengan Produktivitas Padi sawah 10 Hubungan Efektivitas penggunaan Hand Tractor yang dikelola

UPJA Berkat Rukun dengan Produktivitas Padi sawah

11 Penerimaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintna (UPJA) Tahun 2017 12 Biaya Operasional Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA)

Namora di Desa Kota Datar

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak lama diakui bahwa peran sektor pertanian di Indonesia adalah penting, bukan saja sumbangannya terhadap penyerapan tenaga kerja, tetapi juga sebagai penghasil bahan pangan, pendorong munculnya industri lain, pendorong munculnya kesempatan berusaha di kegiatan yang lain, dan penghasil devisa yang relatif besar. Namun dalam perjalanannya, sektor pertanian dihadapkan pada sejumlah kendala, antara lain karena semakin menyempitnya penguasaan lahan, semakin terbatasnya penguasaan modal, kurangnya pemanfaatan teknologi dan sulitnya pemasaran. Akibatnya, tampilan (performance) sektor pertanian menjadi kurang seperti yang diharapkan (Soekartawi, 2007 ).

Alat dan mesin pertanian (alsintan) mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka mendukung pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya dukung lahan, rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan secara individu yang kurang menguntungkan (Departemen Pertanian, 2008).

Mekanisasi pertanian memiliki posisi strategis dengan makna yang kompleks.

Secara umum makna tersebut merupakan manfaat mekanisasi pertanian itu sendiri. Pertama, peningkatan produktivitas yang dapat dicapai dengan memberikan input yang dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Kedua, efisiensi proses yang berarti bahwa penggunaan mekanisasi dapat meningkatkan efektivitas proses yang berdampak pada penurunan biaya per unit. Secara ekonomi efektivitas akan menghasilkan usaha yang lebih efisien. Makna ketiga, peningkatan kualitas dan pembentukan nilai tambah. Keempat, peningkatan

(18)

pendapatan yang merupakan kontribusi penurunan biaya produksi, meningkatnya hasil dan berkurangnya susut hasil.

Dalam pengembangan mekanisasi pertanian yang diarahkan pada sistem alat dan mesin pertanian menuai kendala, baik teknis, sosial dan ekonomis. Secara teknis kondisi lahan sangat berpengaruh terhadap penerapan sistem alsintan yang sesuai, rendahnya tenaga terampil sehingga penggunaan alsintan masih terbatas, fasilitas perbengkelan dan suku cadang yang masih terbatas, pembiayaan pengembangan alsintan masih rendah karena tingkat kesulitan dalam akses, harga yang relative mahal yang berakibat pada skala usaha tertentu tidak layak, kurangnya pengembangan kelembagaan dan sarana penunjang lainnya (Handaka, 2002).

Menurut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014, alat – alat mesin pertanian sudah banyak digunakan seperti 3.459 unit, Traktor Roda 2, 68 unit Traktor Roda 4, 1.216 unit Pompa Air, 231 unit Transplanter, 37 unit Cultivator, 119 unit Combine Harvester, 95 unit Com Sheller, 11 unit Vertical Dryer Padi, 15 unit Vertical Dryer jagung, 51 unit Power Theser, 49 unit Rice Milling Unit.

Mengingat penggunaan alat dan mesin pertanian sangat ditentukan oleh jenis alat, kondisi sosial ekonomi petani dan kondisi fisik alam yang digarap, maka suatu perencanaan yang akurat merupakan gabungan antara bottom up dan top down planing sangatlah penting artinya dalam menunjang keberhasilan pengadaan dan penyaluran alat dan mesin pertanian.

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang setiap tahunnya memberikan bantuan alat dan mesin pertanian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 2015 ada 30 unit Traktor Roda 2, 7 unit Traktor Roda 4 dan

(19)

112 unit Pompa Air. Pada tahun 2016, 80 unit Traktor Roda 2, 8 unit Traktor Roda 4, dan 12 unit Pompa Air, Pada tahun 2017, 35 unit Traktor Roda 2, 6 unit Traktor Roda 4, 20 unit Pompa Air dan 2 unit Combine Harvester

Dengan adanya Usaha Pelayanan Jasa Alsintasn (UPJA) diharapkan pemanfaatan alsintan lebih maksimal, sehingga tidak akan ada lagi petani yang terlambat dalam berusaha taninya karena mengantri alsintan. Selain itu akan lebih banyak lagi petani yang merasakan manfaat dari alsintan. Salah satu solusi dalam mengatasi kebutuhan alsintan yang dibuat pemerintah adalah pembentukan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA). Dalam proses perkembangannya terdapat desa yang berhasil mengembangkan UPJA dengan baik dan adapula yang terhambat perkembangannya.

Hamparan Perak merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang dan terdiri dari 20 desa. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Hamparan menyebutkan produktivitas padi sawah di kecamatan Hamparan Perak rata-rata mencapai 60 Kw/Ha Gabah Padi Kering (GKP) dengan jumlah produksi sebesar 66.306 ton. Di Desa Kota Datar dengan luas tanam padi sawah 1.333 mencapai produktivitas rata-rata sebesar 65 Ton/Ha GKP dan untuk Desa Tandem Hilir II dengan luas tanam 1.230 mencapai produktivitas 68 Ton/Ha GKP. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dan mutu produk pertanian terutama padi sawah adalah dengan meningkatkan penggunaan sarana peralatan dan mesin pertanian.

Namun petani masih mengalami rendahnya permodalan, pengolahan yang kurang efisien,tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah bila dikelola secara perorangan.

(20)

Desa Kota Datar di kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang merupakan desa yang memiliki UPJA Namora. Pembentukan UPJA Namora dan sudah berdiri selama 6 tahun. UPJA Namora sudah mengelola 8 jenis alsintan yaitu 3 unit Hand Tractor, 1 unit Rice Transplanter, 3 unit Mesin Pompa Air, 1 unit Vertical Dryer, 1 unit Combine Harvester, 1 unit Rice Milling Unit (RMU), 1 unit Mini Tractor, dan 23 unit Sprayer Electric sehingga jumlah alsintan yang dikelola oleh UPJA Namora sebanyak 34 unit.

Selain itu Desa Tandem Hilir II merupakan desa yang terdekat dari Desa Kota Datar serta memiliki UPJA Berkat Rukun. Pendanaan UPJA Berkat Rukun masih ditanggung oleh gabungan kelompok tani (gapoktan). Bantuan alsintan dari pemerintah hanya ada 2 jenis yaitu 1 unit Rice Transplanter dan 1 unit Hand Tractor. Sehingga jumlah alsintan milik UPJA Berkat Rukun hanya ada 2 unit, namun hingga kini hanya Hand Tractor saja yang digunakan karena Rice Transplanter yang ada, tidak sesuai dengan kondisi lahan petani. Kemudian penggunaan alsintan tersebut belum terukur, karena belum ada kegiatan penelitian yang dilakukan utnuk mengetahui keefektivitasan penggunaan alsintan yang dikelola oleh UPJA Namora di Desa Kota Datar.dan UPJA Berkat Rukun Desa Tandem Hilir II.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik meneliti dengan judul

”Analisis Efektivitas Penggunaan Alsintan yang dikelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) pada Usahatani Padi Sawah di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

1.2 Identifikasi Masalah

(21)

Identifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat perkembangan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) di daerah penelitian ?

2. Bagaimana efektivitas penggunaan alsintan yang dikelola usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) di daerah penelitian ?

3. Bagaimana hubungan antara efektivitas penggunaan alsintan yang dikelola usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) dengan produktivitas padi sawah di daerah penelitian ?

4. Berapa biaya dan pendapatan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) didaerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis perkembangan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) di daerah penelitian.

2. Menganalisis efektivitas penggunaan alsintan yang dikelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) di daerah penelitian.

3. Menganalisis hubungan antara efektivitas penggunaan alsintan yang dikelola usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) dengan produktivitas padi sawah di daerah penelitian

4. Menganalisis biaya dan pendapatan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) didaerah penelitian.

(22)

1.4. Kegunaan penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi dan referensi mengenai penggunaan alsintan yang dikelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) baik untuk kepentingan akademis maupun non akademis yang membutuhkan.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan lembaga terkait lainnya untuk terus mengembangkan dan memperbaiki Usaha Pelayanan Jasa Alsintan.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi yang menambah dan memperkaya bahan kajian teori untuk pengembangan selanjutnya.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat dan Mesin Pertanian 2.1.1 Pengertian Alsintan

Alat dan mesin pertanian atau yang biasanya disingkat dengan alsintan merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang pertanian untuk melancarkan dan mempermudah petani dalam mengolah lahan dan hasil- hasil pertanian. Alat dan mesin pertanian berperan penting dalam berbagai kegiatan pertanian diantaranya adalah menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja. Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun, meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat, meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin, meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja, mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia dan memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian (Anonim, 2011).

Alat dan mesin pertanian digolongkan menjadi dua yakni alat dan mesin budidaya pertanian serta alat dan mesin pengolahan hasil pertanian. Alat dan mesin budidaya pertanian digunakan pada saat pra panen yakni pada saat pengolahan tanah, penanaman bibit dan pemberantasan hama dan penyakit tananaman. Alat yang dapat digunakan misalnya traktor, alat penananam biji-bijian, alat penyemprot hama, dan lain sebagainya.

Sedangkan alat pengolahan hasil pertanian digunakan pada musim pasca

(24)

panen yakni pada saat hasil-hasil pertanian yang sudah matang perlu untuk diolah lagi apakah proses penyimpanannya, pengeringannya atau proses peningkatan cita rasanya.

Alat-alat yang dapat digunakan misalnya alat pengering, alat pencacah, dan lain sebagainya. Untuk merawat dan memelihara alat dan mesin pertanian ini dengan biasanya dibangunkan bengkel pertanian yang khusus untuk merawat dan memelihara alat dan mesin pertanian agar dapat digunakan dengan baik dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Alat dan mesin pertanian sangat perlu perawatan dan pemeliharaan khususnya dalam penggunaannya perlu diefisienkan agar alat dan mesin tersebut tidak mengalami kerusakan dan kendala pada saat akan digunakan dilapangan (Anne, 2012).

2.1.2 Arah Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Secara teknis pengembangan UPJA di perdesaan diarahkan untuk :

1. Mengoptimalkan penggunaan alsintan dan mempercepat alih teknologi alsintan kepada masyarakat pertanian di perdesaan.

2. Mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan tanah, mutu hasil panen, dan pengolahan hasil pasca panen menuju pertanian modern.

3. Meningkatkan indeks pertanaman (IP) dalam satu satuan waktu pada luasan tertentu.

4. Mendukung pemanfaatan air irigasi bagi tanaman pangan.

5. Mengatasi kekurangan tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru di perdesaan guna menarik minat tenaga kerja muda.

(25)

6. Mendorong tumbuh kembangnya usaha ekonomi di perdesaan yang terkait dengan pengembangan system agribisnis di perdesaan.

7. Mempercepat alih teknologi di perdesaan khususnya penggunaan mekanisasi modern.

Pengembangan UPJA merupakan upaya dalam membangun UPJA yang belum berkembang ke arah mandiri dan profesional yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan usaha, dikelola berdasarkan skala ekonomi, berorientasi pasar dan didukung oleh sumberdaya manusia professional (Dirjen Tanaman Pangan, 2010).

Dengan kata lain, pengembangan UPJA difokuskan pada pengelolaan UPJA yang berorientasi bisnis. Untuk menjadi UPJA yang berorientasi bisnis, maka UPJA dimotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dengan memperhatikan aspek organisasi, teknis dan ekonomis. Secara organisasi, UPJA harus diperkuat dengan SDM terlatih, dilengkapi dengan AD/ART, Akta Notaris, badan usaha dan NPWP. Secara teknis, harus ada penambahan jumlah dan jenis alsintan yang dikelola UPJA, khususnya secara swadaya dari hasil usaha atau kemitraan dengan swasta/perorangan pemilik alsintan.

Sedangkan secara ekonomis, harus ada penambahan jumlah pelanggan dan jangkauan pelayanan UPJA (Dirjen Tanaman Pangan,2010).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Ukuran Efektivitas

Efektivitas juga merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang

(26)

telah direncanakan. Dengan demikian pada dasarnya efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau sasaran organisasional yang ditetapkan.

Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat diartikan, apabila suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif tanpa memperhatikan tenaga dan yang lain (Handayaningrat 2012).

Menurut Sondang (2008), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Dalam pelaksanaan usahatani, apapun bentuk kegiatannya akan memerlukan alat pertanian. Tanpa alat mustahil usahatani dapat diselenggarakan secara menguntungkan. Oleh karena itu alat dan mesin pertanian harus tersedia dengan prinsip 6 tepat, yaitu : tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepat waktu, tepat harga dan tepat mutu. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini terfokus pada semua indikator tepat yaitu jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepat waktu, tepat harga dan tepat mutu. Agar prinsip 6 tepat tersebut dapat tercapai maka perlu dilakukan perencanaan kebutuhan dan pengadaan alat dan mesin pertanian secara akurat (Departemen Pertanian Badan Pengendali Bimas, 1988).

(27)

2.2.2 Teori Pedapatan

Menurut Pahlevi (2007) Salah satu indikator utama ekonomi untuk mengukur kemampuan ekonomi masyarakat adalah tingkat pendapatan masyarakat. Indikator yang dimaksud hanya bersangkutan dengan pendapatan dan pengeluaran, akan tetapi yang lebih penting adalah mengetahui besarnya perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran.

Menurut Sukirno (2009) bahwa pendapatan adalah perolehan yang berasal dari biaya-biaya faktor produksi atau jasa-jasa produktif. Pengertian tersebut menunjukan bahwa pendapatan adalah seluruh perolehan baik yang berasal dari biaya faktor produksi maupun total output yang dihasilkan untuk seluruh produksi dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Boediono (2000) bahwa pendapatan atau income dari seorang warga masyarakat adalah hasil “penjualan”nya dari faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Secara singkat, pendapatan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang dimiliki dan harga per unit dari masing – masing faktor produksi. Harga – harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

2.2.3 Analisis Kelayakan 1. Biaya Operasional

Menurut Kasim (2004) biaya operasional merupakan pengeluaran untuk melaksanakan kegiatan pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan administrasi untuk memperoleh pendapatan, tidak termasuk pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan penyusutan.

(28)

Untuk menghitung biaya operasional UPJA digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

TC = Total Cost UPJA (Rp) FC = Fix Cost (Rp)

VC = Variable Cost (Rp) 2. Pendapatan

Menurut Kasim (2004) pendapatan adalah selisih antara penerimaan (output) dan biaya operasional (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam. Untuk menghitung pendapatan UPJA digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

I = Income UPJA (Rp) TR = Total Revenue (Rp) TC = Total Cost (Rp) 3. Analisis R/C

Menurut Kasim (2004) R/C merupakan efisiensi usaha, yaitu ukuran perbandingan antara penerimaan (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = TC). Dengan nilai R/C, dapat diketahui apakah suatu usaha

TC = FC+ VC

I = TR - TC

(29)

menguntungkan atau tidak menguntungkan. Untuk mengetahui tujuan kelayakan UPJA digunakan perhitungan R/C, dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

R/C = Return Cost Ratio

TR = Total Revenue UPJA (Rp) TC = Total Cost UPJA (Rp) Kriteria :

R/C > 1, usahatani layak diusahakan R/C < 1, usahatani tidak layak diusahakan R/C = 1, usahatani dikatakan impas 2.3 Penelitian Terdahulu

Menurut Penelitian Affandi Ahmad (2015) Yang Berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Dan Mesin Pertanian (UPJA) Di Kabupaten Sinjai” adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Dalam Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Dan Mesin Pertanian (UPJA) dan untuk mengetahui Formulasi Strategi Untuk Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Dan Mesin Pertanian (UPJA). Metode Analisa Data Yang digunakan adalah untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dalam pengembangan UPJA maka dilakukan analisis secara deskriptif.

Evaluasi hasil analisa SWOT yang dilakukan lebih dititik beratkan pada unsur-unsur strategi pengembangan unit usaha pelayanan jasa alat mesin

𝑹/𝑪 =𝑻𝑹 𝑻𝑪

(30)

pertanian (UPJA) semua informasi yang didapat dari analisis strategi faktor internal dan eksternal dimasukkan dalam model kuantitatif perumusan strategi. alat yang dipakai adalah matrik SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang menentukan pengambangan UPJA di Kabupaten Sinjai adalah kemampuan manajer dan pengalaman operator (kekuatan) serta administrasi pelayanan (kelemahan). Faktor eksternal adalah potensi lahan pengembangan yang masih cukup besar, jaminan dan kemudahan suku cadang serta minimnya angkatan kerja dari sektor pertanian. Sedangkan dari sisi ancaman, faktor yang perlu mendapat perhatian adalah kurangnya sarana infrastruktur dan kuatnya hubungan kekerabatan.Formulasi strategi pengembangan UPJA di Kabupaten Sinjai adalah melakukan sosialisasi dengan dukungan instansi terkait, mengembangkan kemitraan dengan petani, meningkatkan atau menciptakan peluang usaha agribisnis lainnya, serta meningkatkan ketersediaan alsintan.

Menurut Penelitian Boyma Togatorop (2017) yang berjudul

“Hubungan Teknologi Alsintan Terhadap Produktivitas Padi Sawah Di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”Adapun tujuan Untuk mengetahui hubungan pemberdayaan penggunaan Alsintan terhadap peningkatan produksi padi sawah di Desa Sri Agung dan untuk melihat perbandingan produksi padi antara petani yang menggunakan dan petani yang tidak menggunakan Alsintan yang ada di Desa Sri Agung. Metode analisa data yang digunakan untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama menggunakan alat analisis korelasi rank spearman. Selanjutnya untuk melihat perbandingan produksi padi petani

(31)

yang menggunakan dan petani yang tidak menggunakan alsintan dengan analisis uji t polled varians. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa,berdasarkan data yang diolah dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa hubungan pemberdayaan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang dilakukan di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, berhubungan nyata terhadap peningkatan produksi padi serta tingkat penggunaannya termasuk kedalam kategori tinggi. Berdasarkan data yang diolah dengan menggunakan analisis uji t menunjukkan bahwa perbandingan produksi padi antara petani yang menggunakan alsintan dengan petani yang tidak menggunakan alsintan adalah 12,77. Dimana produksi padi sawah petani yang menggunakan alsintan sebanyak 12,77 sedangkan produksi padi yang tidak menggunakan alsintan masih 1.

Menurut penelitian Mohammad Yayan Kurniawan, 2003 dengan judul penelitian Analisis Kinerja Operasional dan Keuangan Kelompok Tani Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian Penerimaan Bantuan Dana Bergulir di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kinerja usaha di tingkat kelompok tani UPJA, mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kelompok tani UPJA tidak dapat optimal mengelola usaha jasa sewa alsintan dan untuk mengetahui kelompok UPJA dapat meningkat kinerja usahanya. Pengolahan data sesuai dengan ruang lingkup penelitian yaitu analisis titik impas untuk kinerja operasional, analisis pendapatan dan pengeluaran untuk kinerja

(32)

keuangan, analisis matrix External Factor Evaluation(EFE), Internal Factor Evaluation (IFE) dan matrix SWOT untuk menyusun pilihan strategi perbaikan yang dapat dilaksanakan kelompok tani UPJA untuk meningkatkan kinerja pengolahan alsintan bantuan dana bergulir.

Menurut penelitian Ening Ariningsih dan Herlina Tarigan 2005 yang berjudul Keragaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) di Jawa Barat, Kasus di Kabupaten Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keragaan UPJA di Jawa Barat, dampak pemanfaatan alsintan UPJA dalam pelaksanaan serta pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.

Keragaan UPJA tingkat provinsi dan kabupaten diperoleh berdasarkan data sekunder dari instansi terkait dan data primer diambil menggunakan kuesioner terstruktur. Adapun hasil akhir dari penelitian tersebut yaitu program UPJA tidak didasari dengan persiapan matang, baik dalam hal SDM pengelolanya, kesesuaian antara jenis alat dengan mondisi lapangan, jumlah serta kualitas alsintan yang dibutuhkan untuk masing-masing wilayah, maupun sarana dan prasarana pendukungnya. Dampak pemanfaatan alsintan UPJA sulit diukur secara kuantitatif, dampak yang cukup signifikan adalah percepatan waktu pengolahan lahan karena tambahan Hand Tractor bantuan UPJA yang mendorong peningkatan produksi padi.

Menurut penelitian Sugiarto (2009) yang berjudul “Analisis Kinerja UPJA Menunjang Kegiatan Usaha Tani Padi” Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak keberadaan UPJA terhadap kinerja

(33)

usahatani dan memberikan masukan kepada penentu kebijakan didalam pengembangan UPJA Penelitian ini dilakukan dengan melalui dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Informasi dan data yang diperlukan mencakup informasi dan data kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan informasi dan data kuantatif dilakukan melalui wawancara terstruktur, sedangkan yang kualitatif dikumpulkan melalui strategi wawancara kelompok dan studi kasus dengan multimetode, wawancara mendalam, pengamatan langsung dan dilengkapi dengan informasi dari dokumen tertulis yang relevan. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ketersediaan alsintan bagi petani pengguna alsintan UPJA pada segmen usahatani padi berdampak positif dalam meningkatkan manfaat ekonomi, ditandai dengan B/C rasio lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang tidak menggunakan alsintan UPJA. Hal ini disebabkan karena kinerja alsintan UPJA memberikan jaminan keamanan dalam proses produksi dengan memperhitungkan skala ekonomi yang melekat pada masing-masing jenis alsintan. Ketersediaan alsintan sangat diperlukan pada kegiatan usahatani bagi petani, karena semua kegiatan usahatani mulai dari saat pengolahan tanah, tanam, pemeliharaan, pengairan, panen, hingga pasca panen memerlukan alsintan sesuai dengan tingkat kegiatannya. Dibandingkan dengan yang dibutuhkan, kemampuan pemerintah dalam penyediaan alsintan hingga saat ini relatif masih terbatas.

Oleh sebab itu, pemilihan pengadaan alsintan harus didasarkan pada prioritas kebutuhan petani. Pengembangan pengadaan alsintan melalui kerjasama industri kecil-menengah di wilayah pengguna alsintan perlu

(34)

segera dijadikan alternatif untuk mengatasi keterbatasan pemerintah. Upaya untuk mewujudkan UPJA ke arah profesional masih mengalami berbagai kendala. Kendala internal antara lain berupa: (a) lemahnya kemampuan manajerial kelembagaan UPJA, (b) adanya perbedaan tujuan individu anggota dengan tujuan kelompok UPJA, (c) aturan main tidak dilaksanakan sesuai dengan yang telah disepakati dan tidak ada sanksinya, (d) alsintan yang berasal dari bantuan ada yang tidak sesuai dengan kebutuhan, baik dalam jenis, spesifikasi, maupun jumlah, dan (e) kemampuan memelihara alsintan yang sudah tua. Kendala eksternal antara lain berupa: (a) lemahnya pembinaan dan pendampingan karena keterbatasan jumlah dan pengetahuan petugas, (b) aksesibilitas terhadap lembaga keuangan terbatas karena UPJA umumnya tidak bankable, (c) kelembagaan UPJA tidak berbadan hukum dan (d) dan intervensi pihak luar.

(35)

2.4 Kerangka Pemikiran

Penggunaan Alsintan saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok petani untuk mengelola usahataninya seperti mengolah tanah, penanaman, panen dan pascapanen.Penggunaan alsintan diharapkan menurunkan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

Gambar 1.Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= Menyatakan adanya hubungan

Pendapatan

Produktivitas Padi Sawah Efektivitas Penggunaan Alsintan

yang dikelola UPJA

Tempat Harga Sewa Alsintan Jumlah Waktu

Penerimaan Alsintan

Unit UPJA Perkembangan

Biaya Operasional Pemula Berkembang

fa

Profesional

Jenis Mutu

(36)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah dan landasan teori, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan ( UPJA ) di daerah penelitian termasuk dalam klasifikasi Berkembang.

2. Penggunaan Alsintan yang dikelola UPJA telah efektif.

3. Efektivitas penggunaan Alsintan yang dikelola UPJA berhubungan nyata dengan produktivitas padi sawah di daerah penelitian.

4. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) adalah usaha yang menguntungkan.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua Desa, yaitu Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II. Daerah penelitian ditentukan secara purposive artinya daerah penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Maka dari itu ditetapkan daerah penelitian adalah di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Pada Tabel 3.1 disajikan Nama Kelompok Tani di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

(38)

Tabel 3.1 Nama Kelompok Tani di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Desa Kelompok Tani

Kota Datar

1. Tani Subur 2. Karya Harapan 3. Tunas Karya 4. Tunas Baru 5. Karya Bakti II 6. Swadaya 7. Waringin 8. Satva Mandiri 9. Pelita Baru 10. Karya Bakti I 11. Anggrek 12. Karya Maju 13. Tunas Muda 14. Sumber Harapan 15. HarapanTani 16. Tunas Harapan Tandem Hilir II 1. Tanjung Sari

2. Mekar Tani 3. Pelita 4. Tegal Sari 5. Karya Maju 6. Unggul 7. Berkah 8. Bina Pakarian 9. Subur

10. Melati 11. Cempaka 12. Karya Bakti 13. BungaTanjung 14. Mekar Jaya 15. Tunas Muda

Sumber : RDKK Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II,2017

(39)

3.2. Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menggunakan alsintan yang dikelola oleh UPJA dalam pengelolaan lahan atau proses produksi dimasing- masing desa.

Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive, yaitu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan

cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Metode purposive ini ditujukan untuk pengurus UPJA Namora dan UPJA Berkat Rukun

sedangkan metode (Simple Random Sampling) adalah teknik pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Metode Simple Random Sampling ini ditujukan untuk petani padi sawah yang menggunakan alsintan yang dikelola oleh UPJA di daerah penelitian.

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Petani di Daerah Penelitian

No. Desa Jumlah Petani Padi Sawah

1.

2.

Kota Datar Tandem Hilir II

1.209 886

Total 2.095

Sumber : Data Sekunder (diolah), 2018

Untuk menentukan besar sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.

n

= N 1+N e2

(40)

Keterangan : n = Jumlah populasi N = Jumlah sampel

e = Kesalahan pengambilan sampel ditetapkan sebesar10%

Dari perhitungan dengan rumus Slovin, maka besar sampel dalam penelitian ini sebesar 95 sampel petani. Besar sampel di distribusikan ke 2 (dua) desa secara proporsional.

Desa Kota Datar = 1.209

2.095x 95= 55 petani

Desa Tandem Hilir II = 886

2.095

x

95 = 40 petani

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan manager dan bendahara pengelola UPJA Namora dan UPJA Berkat Rukun, penyuluh lapang di Desa Kota Datar dan Desa Tamdem Hilir II, Ketua Gapoktan Namora dan Gapoktan Berkat Rukun di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan substansi penelitian, seperti Sekretariat UPJA Namora dan UPJA Berkat Rukun, Badan Pusat Penelitian (BPS) Sumatera Utara, Kantor Dinas Pertanian Tanaman

n= N

1+N e2

=

1+ 2.095 . (0.1)2.095 2

=

95,44

(41)

Pangan dan Hortikultura Kabupaten Deli Serdang, Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Hamparan Perak dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Yaitu dengan membandingkan kondisi UPJA di daerah penelitian sesuai dengan Matrik Klasifikasi Kelembagaan UPJA yang bersumber dari Peraturan Menteri Pertanian dengan uraian sebagai berikut.

Tabel 3.3 Matrik Klasifikasi Kelembagaan UPJA

Uraian Pemula Berkembang Profesional Legalitas Organisasi :

 AD/ ART Belum

ada

Ada Ada

Struktur Organisasi :

 Manager

 Petugas administrasi

 Teknisi

 Operator

Belum Belum Ada Ada

Ada Ada Ada Ada

Ada Ada Ada Ada

Asosiasi UPJA Belum

jadi anggota

Anggota pasif Anggota aktif

Pertemuan UPJA Belum

ada

Sewaktu - waktu

Rutin Teknis

 Jenis alsintan yang dikelola

 Jumlah alsintan yang dikelola

 Gudang penyimpanan alsintan

 Kondisi alsintan

 Bengkel alsintan milik UPJA

1-2 jenis 1-4 unit Belum ada Terawat Belum ada

3-4 jenis 5-9 unit Ada Terawat Belum ada

≥ 5 jenis

≥ 10 unit Ada Terawat Ada, kemittaran

(42)

Uraian Pemula Berkembang Profesional Pelatihan – pelatihan

 Manager

 Petugas administrasi

 Operator

Belum Belum Belum

Sudah Belum Sudah

Sudah Sudah Sudah Ekonomi

 Penambahan alsintan

 Sumber biaya penambahan alsintan

 Penambahan pelanggan

Belum Swadaya Belum

Sudah Swadaya, bank Ada

Sudah

Swadaya, bank Ada

Sumber : Peraturan Kementerian Pertanian, 2008.

Berdasarkan matrik klasifikasi kelembagaan UPJA inilah nantinya peneliti mengetahui apakah UPJA Namora di Desa Kota Datar dan UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II masuk ke dalam klasifikasi Pemula,Berkembang ataupun Profesional.

Untuk menjawab identifikasi masalah kedua, metode analisis yang digunakan adalah metode skoring, yaitu untuk mengukur efektivitas penggunaan alsintan dari indikator kesesuaian jenis alsintan, ketersediaan jumlah alsintan, ketersediaan alsintan saat waktu penyewaan, akses ketempat penyewaan, kemampuan harga sewa alsintan, serta kesesuaian mutu alsintan.

Seperti pada contoh di bawah ini.

(43)

No Pernyataan Tanggapan Skor 1 Jenis peralatan yang tersedia sudah

sesuai dengan kebutuhan teknis usahatani padi sawah.

1. Sangat sesuai 2. Sesuai

3. Cukup 4. Tidak sesuai 5. Sangat tidak sesuai

5 4 3 2 1 2 Jumlah peralatan yang tersedia

sudah mencukupi kebutuhan usahatani padi sawah

1. Sangat cukup 2. Sesuai 3. Cukup 4. Tidak cukup 5. Sangat tidak cukup

5 4 3 2 1 3 Alsintan yang ingin disewa selalu

ada tepat waktu

1. Sangat tepat waktu 2. Tepat waktu 3. Cukup

4. Tidak tepat waktu 5. Sangat tidak tepat

waktu

5 4 3 2 1 4 Tempat penyewaan alsintan mudah

di akses/ tidak jauh dari tempat usahatani petani

1. Sangat mudah 2. mudah

3. Cukup 4. Tidak mudah 5. Sangattidak mudah

5 4 3 2 1 5 Harga sewa alsintan yang telah

ditetapkan sudah sesuai dengan kemampuan petani

1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Cukup 4. Tidak sesuai 5. Sangat tidak sesuai

5 4 3 2 1 6 Mutu Alsintan Sudah sesuai

dengan kebutuhan lahan petani

1. Sangat sesuai 2. Sesuai

3. Cukup 4. Tidak sesuai 5. Sangat tidak sesuai

5 4 3 2 1

Penentuan Skor

Secara sistematis menurut (Junaedi,2012) interval kelas pengkategorian efektivitas pengelolaan alsintan yang dikelola unit UPJA adalah sebagi berikut:

Keterangan :

i = 𝑎−𝑏

𝑘

(44)

i = Interval kelas

a = jumlah skor maksimum b = jumlah skor minimum k = jumlah kelas/kategori

1. Skor Komulatif Efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar (n=35)

S max = 35 x 30 = 1.050 S min = 35 x 6 = 210

2. Skor Setiap Indikator Efektivitas Penggunaan Hand Tractor yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar (n=35)

S max = 35 x 6 = 210 S min = 35 x 1 = 35

Skor Kategori Efektivitas

120 - 378 Sangat Tidak Efektif

378 – 546 Tidak Efektif

546 – 714 Cukup Efektif

714 – 882 Efektif

882 - 1050 Sangat Efektif

Skor Kategori Efektivitas

35 – 70 Sangat Tidak Efektif

70 – 105 Tidak Efektif

105 - 140 Cukup Efektif

140 – 175 Efektif

175 - 210 Sangat Efektif

i = 1.050 − 210

5 = 168

i = 115 − 23

5 = 18,4

(45)

Selanjutnya akan disesuaikan dengan banyaknya pengguna alsintan yang di kelola oleh UPJA Namora dan UPJA Berkat Rukun dimasing - masing desa.

Untuk menjawab identifikasi masalah ketiga dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Pada analisis korelasi hubungan X dan bukanlah sebuah hubungan kausalitas atau sebab akibat, melainkan hanya sebagai hubungan searah (linier) saja. Hubungan dua variabel tersebut ada yang positif dan ada yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umunya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Sebalikanya dikatakan negative bila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh penurunan (kenaikan) Y. Korelasi Pearson digunakan untuk menguji hubungan linier pada minimal dua variabel dengan skala data numerik (Interval maupun Rasio) (Setiawan B, 2003). Untuk mengetahui hubungan keeratan tersebut dibantu dengan software SPSS 24 .Adapun Rumus korelasi Pearson yaitu :

Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X

∑Y = Jumlah skor variabel Y

   

 

 

  

n y y n

x x

n y xy x

r 2

2 2 2

(46)

∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

Interpretasi terhadap koefisien korelasi secara konvensional diberikan oleh sebagai berikut:

Koefisien Korelasi r Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,80 Kuat

0,40 – 0,60 Cukup kuat

0,20 – 0,40 Lemah

0,00 – 0,20 Sangat lemah

Untuk menguji hipotesis :

H1 = Hubungan efektivitas penggunaan Alsintan yang dikelola UPJA dengan produktivitas padi sawah nyata.

H0 = Hubungan efektivitas penggunaan Alsintan yang dikelola UPJA dengan produktivitas padi sawah tidak nyata.

Besar signifikansi α = (0,05)

Untuk menjawab identifikasi masalah keempat metode analisis yang digunakan metode deskriptif. Yaitu dengan menanyakan langsung kepada pengurus UPJA untuk mengetahui manajemen keuangan UPJA Namora di Desa Kota Datar dan UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan menggunakan rumus pendapatan.

Menurut Soekartawi (2002), Pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC), sebagaimana rumus berikut :

I = TR – TC

(47)

Keterangan :

I = Income UPJA (Rp) TR = Total Revenue UPJA (Rp) TC = Total Cost UPJA (Rp)

Untuk menganalisis tingkat kelayakan suatu usaha menggunakan analisis R/C.

Menurut Darsono (2008) R/C adalah metode analisis untuk mengukur kelayakan usaha dengan menggunakan rasio penerimaan (Revenue) dan biaya (Cost).

Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian usaha dalam menetapkan suatu teknologi.

Keterangan :

R/C = Revenue Cost Ratio / Rasio Biaya Penerimaan (Rp) TR = Total Revenue (Total Penerimaan) ( Rp)

TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)

R/C < 1 Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) tidak layak diusahakan R/C > 1 Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) layak diusahakan 3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut.

3.5.1. Definisi

1. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) adalah unit sewa alsintan yang dibutuhkan petani untuk usahatani padi sawah berupa Hand Tractor,

R/C Ratio = 𝑻𝑹

𝑻𝑪

(48)

Mesin Pompa Air, dan Sprayer Electric di Desa Kota Datar dan Desa Tandem

Hilir II

2. Petani padi sawah adalah orang yang melakukan usahatani padi sawah dengan menggunakan alsintan yang dikelola UPJA Namora dan UPJA Berkat Rukun.

3. Penerimaan UPJA adalah pemasukaan yang diterima dari hasil penyewaan alsintan yang dikelola UPJA dalam satuan rupiah.

4. Biaya Operasional UPJA adalah semua pengeluaran yang dibelanjakan untuk keperluan pemeliharaan dan perawatan alsintan dalam satuan rupiah.

5. Pendapatan UPJA adalah hasil pengurangan dari penerimaan dan biaya sewa alsintan.dihitung dalam satuan rupiah.

6. Efektivitas penggunaan alsintan adalah untuk mengukur efektivitas alsintan yang terdiri dari indikator kesesuaian jenis alsintan, jumlah alsintan, ketersediaan alsintan saat waktu penyewaan, akses ketempat penyewaan, kemampuan harga sewa alsintan serta kesesuaian mutu alsintan.

7. Efektivitas kesesuaian jenis alsintan adalah kondisi dimana jenis alsintan tersebut tepat digunakan dilahan petani.

8. Efektivitas jumlah alsintan adalah jumlah alsintan yang tersedia mencukupi kebutuhan petani padi sawah.

9. Efektivitas alsintan saat waktu penyewaan adalah huntuk mengetahui Alsintan yang ingin disewa petani selalu ada tepat waktu atau tidak.

(49)

10. Efektivitas akses ketempat penyewaan adalah tempat penyewaan alsintan tidak terlalu jauh dari tempat usahatani petani padi sawah.

11. Efektivitas kemampuan harga sewa alsintan adalah kemampuan petani terhadap harga sewa alsintan yang ditetapkan oleh unit UPJA Namora dan UPJA Berkat Rukun.

12. Efektivitas kesesuaian mutu alsintan adalah kualitas/mutu alsintan sesuai dengan kebutuhan petani padi sawah.

13. UPJA Pemula adalah unit UPJA yang masih memiliki 1-2 jenis alsintan.

14. UPJA Berkembang adalah unit UPJA yang sudah memiliki 3-4 jenis alsintan.

15. UPJA Profesional adalah unit UPJA yang telah memiliki alsintan > 10 unit serta memiliki > 5 jenis alsintan.

16. Produktivitas padi sawah adalah hasil dari kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani padi sawah dihitung dalam satuan Ton/MT/ Ha.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

2. Waktu penelitian adalah Tahun 2018.

3. Sampel penelitian adalah petani yang menggunakan alsintan yang kelola oleh UPJA Namora di Desa Kota Datar dan UPJA Berkat Rukun di Desa Tandem Hilir II,Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

(50)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis, Batas Dan Luas Wilayah Desa Kota Datar

Desa Kota Datar adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Dengan luas wilayah 1.414 Km2 dan memiliki 15 (lima belas) dusun yang ada di Desa Kota Datar tersebut dengan letak geografis Desa Kota Datar 3⁰76’LU 98⁰55’BT. Nama Desa Kota Datar sendiri berasal dari keadaan kampung yang struktur tanahnya datar, sehingga dinamakan Kampung Datar yang kemudian di tahun 1970-an berubah nama menjadi Desa Kota Datar sesuai dengan undang – undang No.5 tahun 1979.

Keberadaan Etnis Banjar di Kecamatan Hamparan Perak awalnya dimulai dari perdagangan dari pulau ke pulau dan sampailah di pulau Sumatera Utara tepatnya di pelabuhan Belawan yang dahulu terkenal karena salah satu pelabuhan terbesar di Provinsi Sumatera Utara yang kemudian menyebar hingga sampai di Hamparan Perak. Pada akhirnya sekumpulan Etnis Banjar menetap di Hamparan Perak dan membuka hutan yang dijadikan tempat tinggal dan menetap hingga sekarang.

Seiring perkembangan zaman, Desa Kota Datar merupakan desa maju dengan terbentuknya pemerintahan desa. Desa Kota Datar mempunyai topografi dengan batas – batas wilayah secara administratif:

1. Sebelah Utara : Desa Telaga Tujuh Labuhan Deli dan Desa Batenan Kabupaten Langkat

2. Sebelah Timur : Desa Paluh Manan.

3. Sebelah Selatan : Desa Perkebunan PTPN. II Bulu Cina.

4. Sebelah Barat : Desa Tandem Hilir II.

(51)

Desa Kota Datar yang berjarak sekitar 16 km dari Ibu Kota Kecamatan Hamparan Perak dan berjarak sekitar 6,7 km dengan Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang (Lubuk Pakam), dan berjarak ± 90 km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan) dan berada pada ketinggian ± 150 M di atas permukaan laut.

4.2 Letak Geografis, Batas Dan Luas Wilayah Desa Tandem Hilir II

Desa Tandem Hilir II merupakan desa yang terletak antara 3⁰75’ LU 98⁰53’BT dengan ketinggian 5 M di atas permukaan laut dan beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata 30o C, dengan topografi dataran rendah dan banyaknya curah hujan sekitar 2000 mm/tahun. Keadaan Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karang Anyar dan Desa Perkotaan Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mangga Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.

Luas wilayah Desa Tandem Hilir II adalah 974 Ha dimana 65% berupa daratan yang bertopografi tanah rata, dan 35 % daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tadah hujan.

Iklim Desa Tandem Hilir II, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh

(52)

langsung terhadap pola tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

4.3 Keadaan Demografi Penduduk

Keadaan demografi di suatu wilayah dapat dilihat dari jumlah penduduk di wilayah tersebut. Jumlah penduduk di Desa Kota Datar ini yang terdata di Kantor Desa mencapai 7.364 jiwa dan Jumlah penduduk di Desa Tandem Hilir II yang terdata di Kantor Desa mencapai 10.364 jiwa dengan spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II Tahun 2017

Desa Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Kota Datar Laki-laki 3.736 22,65

Perempuan 3.628 22,02

Tandem Hilir II Laki-laki 4.406 26,72

Perempuan 4.718 28,61

Total 16.488 100

Sumber: Kantor Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, 2018

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa penduduk Desa Kota Datar yang paling banyak berjenis kelamin laki laki dengan jumlah Sebesar 3.736 jiwa atau sekitar 22,65 % dan di Desa Tandem Hilir II jumlah penduduk terbanyak pada jenis kelamin perempuan 4.718 jiwa atau sekitar 28,61%.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam menerima informasi. Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir II, disajikan pada tabel berikut ini.

Gambar

Tabel 3.1  Nama Kelompok Tani di Desa Kota Datar dan Desa Tandem Hilir  II  Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
Tabel  4.4.  Distribusi  Sampel  Menurut  Usia  di  Desa  Kota  Datar  dan  Desa  Tandem Hilir II Tahun 2017
Tabel  4.7.  Distribusi  Sampel  Menurut  Luas  Lahan  Keluarga  di  Desa  Kota  Datar dan Desa Tandem Hilir II Tahun 2017
Tabel  5.1  Perbandingan  Antara  Standar  Klasifikasi  Kelembagaan  UPJA   Dengan Kondisi UPJA Namora di Desa Kota Datar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Standart Kompetensi : Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial dengan mewjudkan bahwaremaja Kristen bertumbuh sebagai

Dari pasal tersebut memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi dalam rangka pelaksanaan kewenangan daerah yang diatur dalam Undang-Undang, Termasuk dalam

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi penerimaan informasi pengguna website DPMD dengen menggunakan pendekatan model penerimaan teknologi (Technology Acceptance

Hasil pengukuran kelelahan kerja pada pekerja di area kantor bawah atau kantor tambang dibandingkan dengan Lientje, (2011) mendapatkan kategori tingkat kelelahan

Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan oleh penulis adalah Saraswati, dkk 2013 melakukan analisis laporan keuangan sebagai alat penilaian kinerja keuangan

masih terdapat scene yang menggambarkan tingkah laku dan gaya hidup budaya lokal seperti cara makan Nagabonar dan kedua pembantu rumahnya yang masih menggunakan tangan.

Hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : Faktor Faktor variabel yang mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan petani dalam melakukan