• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perusahaan berlomba-lomba untuk dapat mencapai suatu tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tersebut perusahaan berlomba-lomba untuk dapat mencapai suatu tujuan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan yang sangat pesat dalam persaingan usaha di zaman era

globalisasi, menjadikan persaingan usaha semakin ketat. Dengan adanya hal

tersebut perusahaan berlomba-lomba untuk dapat mencapai suatu tujuan

utamanya, yaitu dengan cara meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham

melalui peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat

dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dan mencapai keuntungan yang

ditargetkan (Sulistyowati, 2010). Untuk dapat mencapai keuntungan yang

ditargetkan diharapkan perusahaan dapat melakukan kinerja dengan baik dan

konsisten. Sehingga keuntungan tersebut dapat diperoleh dengan maksimal. Dari

keuntungan yang telah diperoleh diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan

perusahaan, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta membagikan

dividen kepada pemegang saham.

Para investor menanamkan dananya bertujuan untuk memperoleh

pendapatan yang dapat berupa selisih harga jual saham terhadap harga belinya

juga dapat berupa pendapatan dividen. Pembagian dividen baik dalam bentuk

dividen tunai maupun dividen saham tidak semuanya dilakukan perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini karena adanya pertimbangan dari

perusahaan tersebut dalam membuat keputusan kebijakan dan pembayaran

(2)

hasilnya sangat berpengaruh pada kelanjutan dan kehidupan perusahaan

kedepannya.

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau

akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa

datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen,

maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total

sumber dana intern atau internal financing (Sartono, 1996).

Sehingga kebijakan dividen harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara

seksama oleh perusahaan. Dalam kebijakan dividen ditentukan jumlah alokasi

laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham dan alokasi laba yang

dapat ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil dividen

yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Sebaliknya, apabila dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham semakin besar maka laba yang ditahan

perusahaan akan semakin kecil.

Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas, leverage, growth, dan

free cash flow untuk memprediksi kebijakan dividen. Variabel tersebut digunakan karena sebagai salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi

dan efisiensi operasi perusahaan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu

laba bersih. Menurut Wicaksana (2012) laba bersih perusahaan merupakan unsur

dasar kebijakan dividen perusahaan.

Profitabilitas atau Return On Asset menunjukkan kemampuan perusahaan

(3)

besar Return On Asset menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar. Selain itu, dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Leverage merupakan penggunaan biaya tetap dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas. Pengukuran rasio laverage yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang menggambarkan

perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan. Apabila suatu

perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi maka laba bersih yang tersedia

bagi para pemegang saham akan digunakan untuk membayar kewajiban hutang

dibandingkan membayarkan dividen kepada pemegang saham. Karena kewajiban

untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen.

Growth merupakan perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Saidi, 2004) dalam (Kusumajaya, 2011).

Pertumbuhan aset dapat dihitung sebagai presentase perubahan aset pada saat

tertentu terhadap tahun sebelumnya. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu

perusahaan, maka akan semakin besar pula kemungkinan dana perusahaan yang

dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan pada perusahaan tersebut. Jadi apabila

semakin besar dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membiayai tingkat

pertumbuhan maka cenderung perusahaan akan menahan labanya untuk

membiayai dana pertumbuhan perusahaan dibandingkan membayar dividen

(4)

Free cash flow adalah arus kas operasi perusahaan dikurangi investasi ekuitas yang diwajibkan (Brigham & Houston, 2001). Sehingga dapat diartikan

bahwa free cash flow merupakan kas yang berlebih diperusahaan yang nantinya

dapat dibagikan kepada pemegang saham. Apabila dalam suatu perusahaan

tersebut memiliki free cash flow yang besar maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan tersebut sehat. Sehingga dengan memiliki kas yang besar, perusahaan

akan membayar dividen kepada pemegang saham yang besar pula.

Menurut Prasetyorini (2013) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana

dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara

lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Semakin besar

ukuran perusahaan maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat yang

artinya masyarakat akan semakin mudah pula dalam memperoleh informasi

perusahaan dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan ukuran perusahaan

yang besar tentunya total asset yang dimiliki oleh perusahaan juga besar sehingga

investor tertarik untuk menanamkan dananya kedalam perusahaan yang nantinya

dengan sebagian laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan berupa dividen

kepada para pemegang saham.

Perusahaan yang sukses dalam menjalankan operasi bisnisnya akan

membagikan dividen dalam jumlah yang lebih besar sebagai bentuk imbal balik

kepada investor yang telah menginvestasikan dananya dalam bentuk saham.

Namun, apabila perusahaan yang menjalankan operasi bisnisnya kurang maksimal

maka akan membagikan dividen sesuai dengan kebijakan dividen yang berlaku

(5)

dimasa yang akan datang untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Menurut Suherli (2004) dalam Sulistyowati et,al (2010) menyatakan bahwa

umumnya dunia usaha didominasi oleh kelompok perusahaan milik keluarga

dimana seluruh dewan pengurus dan managemen dikelola secara kekeluargaan

dan juga kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh suatu keluarga tertentu.

Indonesia sebagai salah satunya, sekitar 90% perusahaan yang go public di Bursa

Efek Indonesia (BEI) dimiliki oleh keluarga tertentu.

Berdasarkan riset Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat indikasi bahwa

adanya conflict of interest dimana konflik kepentingan dalam pengelolaan antara

pemegang saham mayoritas dengan berbagai pihak ketiga seperti supplier, agen

dan sebagainya tidak menempatkan perusahaan dalam posisi yang

menguntungkan dimana pemegang saham mayoritas dan manajemen yang

dimiliki oleh anggota keluarga lebih dominan dalam keputusan manajemen

(Daniri, 2006) dalam (Sulistyowati et,al, 2010). Untuk menghindari terjadinya

penyalahgunaan wewenang antara pihak manajemen dengan kepentingan

pemegang saham, maka perusahaan menyepakati penerapan Good Corporate

Governance (GCG) sebagai suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik untuk mencapai tujuan dan mengawasi kinerja perusahaan.

Fenomena mengenai corporate governance telah menjadi isu hangat yang

sedang diperbicarakan. Selain itu, corporate governance juga memicu berbagai

penelitian yang membahas mengenai kualitas pelaksanaanya oleh perusahaan,

(6)

tingginya kesadaran pemegang saham mengenai pentingnya dari corporate

governance, karena hal ini merupakan suatu mekanisme agar dapat melindungi pemegang saham jika perusahaan terjadi sesuatu. Isu yang membahas mengenai

corporate governance perlu menjadi perhatian dalam dunia bisnis saat ini. Karena corporate governance sudah menjadi bagian dari konsep kesatuan usaha, maka dalam suatu perusahaan sudah menjadi keharusan untuk dapat menerapkan sistem

dan mekanisme corporate governance dengan baik serta menjalankan

prisnsip-prinsipnya.

Pentingnya corporate governance telah diatur dalam Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP – 117 / M – MBU / 2002 tentang

penerapan praktek good corporate governance pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Dengan demikian, good corporate governance (GCG) merupakan suatu

tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, bukan suatu konsep

yang sifatnya musiman (Erica purnama et,al.).

Penelitian ini dilandasi oleh berbagai hasil kajian teoritis dan empiris yang

berbeda-beda dari berbagai sumber penelitian. Meskipun penelitian tersebut sudah

sering dilakukan, akan tetapi dalam penelitian masih banyak ditemukan perbedaan

penelitian (research gap). Dari perbedaan tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai variabel-variabel yang dapat mempengaruhi

dividend payout ratio. Berikut ini adalah tabel research gap dari penelitian sebelumnya yang menjelaskan hasil dari dividend payout ratio :

(7)

Tabel 1.1

Research gap dari penelitian sebelumnya

No Variabel Hasil Penelitian

Independ en (X) Dependen (Y1) Sulistyow ati et.al (2010) Susanto et.al (2013) Adnan et.al (2014) Pradana et.al (2014) Laim, et.al (2015) 1. Profitabili tas Corporate Governan ce Tidak signifikan - Tidak signifikan - - 2. Leverage Tidak signifikan - Signifikan - - 3. Growth Tidak signifikan - Tidak signifikan - 4. Free Cash Flow - - Tidak signifikan - -

No Variabel Hasil Penelitian

Independ en (X) Dependen (Y2) Sulistyow ati et.al (2010) Susanto et.al (2013) Adnan et.al (2014) Pradana et.al (2014) Laim, et.al (2015) 1. Profitabili tas Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan 2. Leverage Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan - Signifikan 3. Growth Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan - Tidak signifikan 4. Free Cash Flow - - Signifikan Tidak signifikan - 5. Good Corporate Governan ce Tidak signifikan - Tidak signifikan - -

Sumber : Dari berbagai jurnal penelitian

Dapat dilihat pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa terdapat dua variabel

dependen yaitu Corporate Governance sebagai (Y1) dan Dividend Payout Ratio

sebagai (Y2). Dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa leverage terhadap

(8)

signifikan, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adnan et.al (2014)

mengatakan leverage berpengaruh signifikan terhadap Corporate Governance.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati et,al (2010), Susanto et,al (2013),

adnan et,al (2014) dan Laim et,al (2015) mengatakan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, namun menurut penilitian

Pradana et,al (2014) profitabilitas berpengaruh terhadap dividen payout ratio.

Dalam penelitian Laim et,al (2015) membuktikan bahwa leverage

berpengaruh terhadap dividend payout ratio, namun hasil penelitian Sulistyowati

et,al (2010), Susanto et,al (2013), Adnan et,al (2014) tidak dapat membuktikan

jika leverage berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Variabel

growth yang telah diteliti oleh Susanto et,al (2013) hasilnya berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio sedangkan menurut penelitian

Sulistyowati et,al (2010), Adnan et,al (2014), Laim et,al (2015) hasilnya tidak

signifikan. Hasil penelitian yang dilakukan Adnan et,al (2014) mengatakan bahwa

free cash flow berpengaruh terhadap dividend payout ratio sedangkan menurut Pradana et,al (2014) free cash flow tidak berpengaruh terhadap dividend payout

ratio.

Berdasarkan research gap yang telah dijelaskan tersebut, maka penelitian

ini merupakan pengembangan penelitian dari Adnan et,al (2014) yaitu pengujian

profitabilitas, leverage, growth, dan free cash flow terhadap dividen payout ratio

dengan mempertimbangkan Corporate Governance sebagai variabel intervening.

Sehubungan dengan ini, maka peneliti tertarik untuk mengkaji ulang mengenai

(9)

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti menambahkan firm size

sebagai variabel kontrol serta periode penelitian dari tahun 2011-2015.

Berdasarkan latar belakang diatas maka, peneliti mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT

RATIO DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Pemeringkatan CGPI Tahun 2011-2015)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dividend Payout Ratio yaitu perbandingan antara dividend per share dengan earning per share dan menghasilkan presentase pendapatan yang

dibayarkan pada pemegang saham dalam bentuk cash dividend (Riyanto,

2001:266) dalam (Mahaputra & Wirawati, 2014). Adapun manfaat dari dividend

payout ratio yaitu sebagai pemicu agar investor tertarik untuk menanamkan sahamnya diperusahaan tersebut. Selain itu dividen yang dibagikan akan memberi

kesejahteraan bagi para pemegang saham. Namun tidak menutup kemungkinan jika

keuntungan atau laba perusahaan yang diperoleh akan ditahan sebagai laba ditahan dan selanjutnya untuk diinvestasikan kembali dimasa yang akan datang yang bertujuan sebagai pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap dividend payout ratio ?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap dividend payout ratio ?

(10)

4. Apakah free cash flow berpengaruh terhadap dividend payout ratio ?

5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap corporate governance ?

6. Apakah leverage berpengaruh terhadap corporate governance ?

7. Apakah growth berpengaruh terhadap corporate governance ?

8. Apakah free cash flow berpengaruh terhadap corporate governance ?

9. Apakah corporate governance berpengaruh terhadap dividend payout ratio?

10. Apakah profitabilitas, leverage, growth, dan free cash flow berpengaruh

terhadap dividend payout ratio melalui corporate governance

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap dividend

payout ratio

2. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh leverage terhadap dividend

payout ratio

3. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh growth terhadap dividend

payout ratio

4. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh free cash flow terhadap dividend

payout ratio

5. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap corporate

(11)

6. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh leverage terhadap corporate

governance

7. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh growth terhadap corporate

governance

8. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh free cash flow terhadap

corporate governance

9. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh corporate governance terhadap

dividend payout ratio

10. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh profitabilitas, leverage, growth, dan free cash flow terhadap dividend payout ratio melalui corporate

governance

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

serta dampak yang positif dari berbagai pihak yang membutuhkan informasi

mengenai pengambilan keputusan dalam melakukan investasi. Adapun manfaat

yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividend payout ratio dengan

mempertimbangkan Corporate Governance sebagai variabel intervening.

(12)

penelitian selanjutnya dalam bidang ekonomi. Sehingga dapat sebagai sumber

bacaan atau referensi serta menambah sumber daftar pustaka.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai dividen payout ratio

yang akan dibayarkan oleh perusahaan.

b. Bagi Manajemen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen

perusahaan yang dapat digunakan sebagai masukan atau dasar untuk

meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari rasio keuangan

yang baik menunjukkan prospek bagus bagi perusahaan di masa yang akan

datang yang dapat menarik investor untuk menanamkan modal di

perusahaan sehingga memungkinkan dapat menambah modal untuk usaha

pengembangan perusahaan dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan informasi yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan terhadap kebijakan dividen agar dapat

memaksimalkan nilai perusahaan.

c. Bagi Investor

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi dividen payout ratio sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi serta dapat

(13)

perusahaan mana yang mempunyai rasio keuangan yang baik sehingga akan

mengurangi risiko kerugian.

d. Bagi akademis

Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan

(14)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau sering disebut dengan variabel terikat yaitu variabel

yang disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya variabel bebas.

2. Variabel Indenden

Variabel independen atau yang sering disebut dengan variabel bebas yaitu

variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi variabel terikat.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi

hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono,

2007 dalam (Daryadi, 2012).

4. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen

(15)

3.1.2 Definisi Operasional 1. Dividend Payout Ratio

Menurut Riyanto, 2001 dalam Mahaputra, 2014 Dividend Payout Ratio

yaitu perbandingan antara dividend per share dengan earning per share dan menghasilkan presentase pendapatan yang dibayarkan pada pemegang saham

dalam bentuk cash dividend. Rumus dividend payout ratio sebagai berikut (Hanafi

dan Halim, 2009) dalam (Aqsho, 2016).

Dividen Payout Ratio : Dividend per lembar Laba bersih per lembar

2. Profitabilitas

Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal tertentu. Return on Assets

adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam

menjalankan operasionalnya. Menurut Robert (1997) dalam Kusumajaya (2011)

rumus ROA dapat dijelaskan sebagai berikut :

ROA = Net Income After tax

Average total asset

3. Leverage

Menurut Karjono dan Matondang (2010) dalam Aqsho (2016) Debt to

Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage yang dihitung melalui perbandingan total kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan total modal.

Menurut (Ross, et al., 2010) dalam (Aqsho, 2016) rasio Debt to Equity Ratio

(16)

DER = Total Debt

Total Equity

4. Growth

Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan (Saidi, 2004) dalam (Kusumajaya, 2011). Pertumbuhan

aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun

sebelumnya. Growth asset dapat dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2006) dalam

(Aqsho, 2016) :

Asset Growth = Total Asset (t) – Total Asset (t-1) Total Asset (t-1)

5. Free Cash Flow

Menurut Purnama Sari et,al (2016) Free cash flow merupakan aliran kas

diskresioner dalam suatu perusahaan. Free cash flow juga dapat diartikan sebagai

kas yang diperoleh dari selisih aktivitas operasi dikurangi capital expenditures

oleh perusahaan dibelanjakan dengan tujuan memenuhi kapasitas produksi.

Menurut Pradana, 2014 rumus untuk dapat menghitung free cash flow adalah

sebagai berikut :

FCF = Cash Flow from Operations – Capital Expenditures Total Asset

(17)

6. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance didefinisikan sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh Dewan Komisaris dan Direksi guna memberikan nilai

tambah perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang (Laporan

CGPI, 2013). Perhitungan good corporate governance menggunakan hasil

program riset dan pemeringkatan CGPI berupa skor dan indeks persepsi

penerapan good corporate governance pada perusahaan berdasarkan penilaian

investor. Menurut laporan CGPI (2013) norma penilaian CGPI dapat dijelaskan

sebagai berikut:

 Skor 55,00 – 69,99 = Kategori Cukup Tepercaya

 Skor 70,00 – 84,99 = Kategori Tepercaya

 Skor 85,00 – 100 = Kategori Sangat Tepercaya

7. Firm Size

Ukuran perusahaan yaitu mengukur seberapa besar perusahaan dilihat

dengan jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Menurut Kulkanya

Napompech (2012) serta Samiloglu dan Demirgunes (2009) dalam Octavia (2015)

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan :

(18)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Rumus Sumber

Dividend Payout Ratio

Perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase

DPR = DPS EPS

Aqsho, 2016

Profitabilitas Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada tingkat penjualan

ROA = Net income after tax

Average total Asset

Kusumajaya ,2011

Leverage Kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang dilihat dar seberapa besar modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang

DER=Total kewajiban Total Ekuitas

Aqsho, 2016

Growth Perubahan melalui

penurunan atau

peningkatan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

Total Asset Growth = asset (t) – asset (t-1) Asset (t-1)

Aqsho, 2016

Free Cash

Flow

Kas yang diperoleh dari selisih aktivitas operasi dikurangi capital expenditure

FCF = Cash Flow from

Operating – Capital Expenditures Total Asset Pradana, 2014 Corporate Governance

Konsep Tata Kelola

Perusahaan dimaknakan

sebagai serangkaian

mekanisme yang

mengarahkan dan

mengendalikan suatu

perusahaan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan. 55 - 59,99 = Cukup terpercaya 70 - 84,99 = Terpercaya 85 - 100 = sangat terpercaya Laporan CGPI, 2013 Ukuran perusahaan

Mengukur seberapa besar suatu perusahaan berdasarkan jumlah asset yang dimiliki

Ln Total Asset Octavia, 2015

(19)

3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel

Objek penelitian merupakan variabel apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Dalam penelitian ini objek yang digunakan yaitu perusahaan

yang masuk dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index

(CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesain Institute for Corporate Governance

(IICG) pada tahun 2011-2015 serta menerbitkan laporan keuangan per 31

Desember.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk

dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI). Adapun

teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan penerapan corporate

governance yang dilakukan oleh IICG pada tahun 2011-2015 berupa skor pemeringkatan CGPI.

2. Perusahaan yang membagikan keuntungan berupa dividen kepada para

pemegang saham perusahaan pada tahun pemeringkatan CGPI.

3. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan

tahunan per 31 Desember serta dinyatakan dalam satuan mata uang rupiah.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu

data diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah

(20)

Data tersebut bersumber dari laporan program riset dan pemeringkatan corporate

governance perception index (CGPI), laporan keuangan perusahaan yang dipublikaskan di Bursa Efek Indonesia serta situs resmi perusahaan sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik pengumpulan

dokumenter yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data

sekunder. Sumber data yang digunakan yaitu laporan program riset pemeringkatan

corporate governance perception index (CGPI) serta laporan keuangan tahunan perusahaan yang dipublikaskan di Bursa Efek Indonesia.

3.5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

kuantitatif. Menurut Kuncoro (2007 : 3) metode kuantitatif adalah pendekatan

ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Pendekatan

analisis kantitatif terdiri atas perumusan masalah, menyusun model, mendapatkan

data, mencari solusi, menguji solusi, menganalisis hasil dan yang terakhir yaitu

mengimplementasikan hasil.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Data yang telah diperoleh kemudian diuji menggunakan alat statistik

deskriptif. Dalam analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau

deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian. Menurut Ghozali (2013)

(21)

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness. Model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu dengan residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji

normalitas data, dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis

statistik . Namun, analisis tersebut dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara

visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Untuk itu selain

menggunakan analisis grafik dan analisis statistik agar data yang ditampilkan

tidak menyesatkan, pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan

One Sample Kormogorov-Smirnov Test, bila probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik harusya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel-variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

(22)

VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas

(Ghozali, 2013).

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu periode t-2 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi akan

dilakukan pengujian Run test untuk mendeteksi data tersebut terjadi autokorelasi

atau tidak. Jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 berarti tidak terjadi autokorelasi

jika nilai signifikansi kurang dari 0.05 berarti terjadi autokorelasi (Ghozali, 2013).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda terjadi heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya gejala

heteroskedastisitas, maka akan digunakan uji glejser. Metode ini dilakukan

dengan meregresikan variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual. Model

regresi tidak mengandung heteroskedastisitas apabila nilai probabilitas

signifikansi variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual statistik di atas α =

(23)

3.5.3 Pengujian Regresi Linear Berganda

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

regresi linear berganda. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2013). Model ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

dengan persamaan sebagai berikut :

CG = β0 + β1ROA + β2DER + β3GROWTH + β4FCF + β5SIZE + e……….(1)

DPR = β0+β1ROA+β2DER+β3GROWTH+β4FCF+ β5SIZE + β5CG + e….…(2)

Keterangan :

DPR = Dividend Payout Ratio

CG = Corporate Governance Β0 = Nilai Y bila X = 0 Β1-β5 = Koefisien regresi ROA = Profitabilitas DER = Leverage GROWTH = Pertumbuhan

FCF = Free Cash Flow

e = error

a. Uji Hipotesis (t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

(24)

dependen (Ghozali, 2013). Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung

dengan nilai t tabel, bila t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol (Ho)

ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima, demikian sebaliknya. Atau dengan

melihat nilai probabilitas signifikasinya yang kurang 0,05 atau 5 persen maka

(Ha) diterima dan (Ho) ditolak.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013) Apabila nilai (R2) kecil

berarti kemampuan veraiabel-variabel independen dalam mejelaskan variabel

dependen amat terbatas. Sebaliknya, apabila Nilai (R2) tinggi maka variabel

independen mampu menjelaskan pengaruh yang dominan terhadap variabel

dependen

c. Uji F (Annova)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Dalam pengujian ini

nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau 5 persen (Ghozali, 2013).

3.5.4 Path Analysis (Analisis jalur)

Metode analisis jalur (path jalur) digunakan untuk menguji pengaruh

variabel intervening (Ghozali, 2013). Path analysis digunakan untuk

(25)

variabel terhadap variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung

melalui variabel lain sebagai variabel intervening (Adnan, 2014).

Jika dilihat dari kerangka berpikir yang telah digambarkan maka dapat

diajukan hubungan bahwa profitabilitas, leverage, growth dan free cash flow

mempunyai hubungan langsung dengan dividen payout ratio. Namun demikian

profitabilitas, leverage, growth dan free cash flow juga mempunyai hubungan

tidak langsung ke dividend payout ratio yaitu dari profitabilitas, leverage, growth,

dan free cash flow ke good corporate governance baru kemudian ke dividend payout ratio.

Referensi

Dokumen terkait

Using data from the “Monitoring the Future” surveys, this paper shows that from the 1980s to the 2000s, the mode of girls’ high school GPA distribution has shifted from “B”

PERSEPSI ORANG TUA MURID TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI RAUDHATUL ATFAL P.M SULTAN MAHMUD

In particular, two distinct metrics are explained in detail: the first one is based on the concept of global interference perceived by each node; the second one is based on the

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan bentuk transisi mahasiswa dari lingkungan akademik menuju lingkungan non- akademik. Pelaksanaan PPL tidak terlepas dari

4.1 Menyajikan hasil pengamatan mengenai aktivitas dan perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannya dalam kehidupan

Untuk melakukan peramalan permintaan di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :.. Gabungan pendapat

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul “Dampak Sosial Perubahan Tata Kelola Sumur Tua Dan

Ghufron are head of Public Health Division, Director of Gadjah Mada Medical Centre (health plan) department, and Director of health of Gadjah Mada Graduate Program