• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Agama. Dosen Pengampu: Bahril Hidayat. Bahan Ajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Psikologi Agama. Dosen Pengampu: Bahril Hidayat. Bahan Ajar"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Psikologi Agama

Dosen Pengampu:

Bahril Hidayat

Bahan Ajar

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Riau

Agustus 2017

(2)

Tatap Muka I

O

Perkenalan, Kontrak Belajar, Tugas (Evaluasi

Awal)

O

Persiapan Administrasi dan Perlengkapan

Perkuliahan.

O

Standar Penilaian

O

Pengantar Mata Kuliah Psikologi Agama

O

Referensi Mata Kuliah Psikologi Agama

(3)

Pengertian Psikologi Agama

O Psikologi agama berasal dari dua suku kata, yaitu psikologi dan

agama, yang memiliki pengertian yang berbeda.

O Segi bahasa, istilah psikologi berasal dari perkataan psyche yang

diartikan jiwa dan kata logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Tohirin, 2006).

O Oleh karena itu, psikologi sering diterjemahkan dengan ilmu

pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa (Bimo Walgito, 2003)

O Psyche artinya jiwa logos artinya ilmu. Secara bahasa psikologi

agama diartikan Ilmu Jiwa Agama.

Menurut Bruno (dalam Syah,1996) membagi pengertian psikologi menjadi tiga bagian yang pada prinsipnya saling berkaitan

1. Psikologi adalah studi mengenai Ruh

2. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental. 3. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku organisme.

(4)

Pengertian Psikologi Agama

O

Sarwono (1976) juga mengemukakan

beberapa definisi psikologi.

1. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari

tingkah laku manusia dan hewan.

2. Psikologi adalah studi yang mempelajari

hakikat manusia.

3. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari

respon yang diberikan oleh makhluk hidup

terhadap lingkungannya.

(5)

Pengertian Psikologi Agama

O

Sujito (1985) menyatakan bahwa psikologi

adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki

pernyataan–pernyataan jiwa.

O

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat

dirumuskan bahwa psikologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku

individu (manusia) dalam interaksi dengan

lingkungannya. Psikologi secara umum

mempelajari gejala kejiwaan manusia yang

berkaitan dengan pikiran (kognisi), perasaan

(6)

Pengertian Psikologi Agama

O Psikologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal , dewasa, dan beradab ( Jalaluddin, 1998)

O Agama berasal dari bahasa Sanskerta a artinya tidak dan gama artinya kacau.

O Agama artinya tidak kacau atau adanya keteraturan

dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.

O Dalam bahasa latin agama disebut religere artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan seksama: agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan.

(7)

Pengertian Psikologi Agama

O Menurut sudut pandang Sosiologi, agama adalah

tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu (kekuatan supra natural) dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat keselamatan.

O Agama merupakan suatu sistem sosial yang

dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang dibuat manusia untuk berbakti dan menyembah Ilahi.

O Sistem sosial tersebut dipercayai merupakan perintah, hukum, kata-kata yang langsung datang dari Ilahi agar manusia mentaatinya.

O Perintah dan kata-kata tersebut mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat difungsikan untuk mencapai atau memperoleh keselamatan secara pribadi dan

(8)

Pengertian Psikologi Agama

O Menurut sudut kebudayaan, agama adalah salah satu

hasil budaya.

O Manusia membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta peradabannya.

O Semua bentuk penyembahan kepada Ilahi (misalnya nyanyian, pujian, tarian, mantra, dan lain-lain)

merupakan unsur-unsur kebudayaan.

O Oleh sebab itu jika manusia mengalami kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan

kebudayaan, maka agama pun mengalami hal yang sama sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ritus, nyanyian, cara penyembahan dalam agama-agama perlu diadaptasi sesuai dengan situasi dan kondisi dan perubahan sosio-kultural masyarakat.

(9)

Pengertian Psikologi Agama

O Menurut Harun Nasution agama adalah:

O 1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan

kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.

O 2. pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang

menguasai manusia.

O 3. mengikat dari ada suatu bentuk hidup yang mengandung

pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan–perbuatan manusia.

O 4. kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan

cara hidup tertentu

O 5. suatu sistem tingkah laku yang berasal dari sesuatu

kekuatan ghaib.

O 6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang

(10)

Pengertian Psikologi Agama

Menurut Harun Nasution agama adalah (lanjutan):

7. pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat pada alam sekitar manusia.

O 8. ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia

melalui seorang rasul.

O Islam mendefenisikan agama sebagai ajaran yang diturunkan

Allah kepada manusia. Agama berasal dari Allah. Allah

menurunkan agama agar manusia menyembah-Nya dengan baik dan benar. Namun dalam Islam, agama berasal dari kata yaitu al Din, bahasa Arab mengandung arti menundukkan, menguasai, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Adapun kata agama terdiri kata dari a = tidak, gam = pergi, mengandung arti tidak pergi atau diwarisi turun temurun (Nasution, 1974)

(11)

Pengertian Psikologi Agama

O Divisi Psikologi Agama dalam American Psychological

Association (APA) menyatakan agama sebagai

penyesuaian diri (coping) dapat memberi hasil positif dalam diri penganutnya, antara lain sebagai berikut. 1. Secara psikologis, memberi makna hidup,

memperjelas tujuan hidup, dan memberikan perasaan bahagia karena hidup menjadi lebih berarti.

2. secara sosiologis, menjadi lebih intim, dekat, dan akrab dengan keluarga, kelompok dan masyarakat karenanya timbul perasaan terlindungi dan saling memiliki.

3. menemukan identitas diri, menemukan kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan diri dalam

(12)

Tatap Muka II: Pengertian

Psikologi Agama

O Menurut Zakiah Daradjat, Psikologi Agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan

mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya.

O Psikologi Agama adalah studi mengenai aspek

psikologis dari agama, mengenai peran religius dari budi. Suatu cabang psikologi yang menyelidiki

sebab-sebab dari ciri-ciri psikologis dari sikap-sikap religius dan berbagai fenomena dalam individu yang muncul dari atau menyertai sikap dan pengalaman tersebut. (Drever, 1968)

(13)

Tatap Muka II: Pengertian

Psikologi Agama

O Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa

psikologi agama, adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku makhluk hidup mengenai kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan beragama serta keadaan hidup pada umumnya.

O Selain itu dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi

agama adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan kehendak yang bersifat abstrak yang menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan batin, manusia yang

mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia dan menimbulkan cara hidup manusia atau ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.

(14)

Sub Bahasan Berikutnya

Psikologi Agama sebagai disiplin ilmu (ruang

lingkup kajian/objek, metode, dan manfaat)

(15)

Ruang Lingkup Psikologi

Agama

O Ruang Lingkup kajian Psikologi Agama mencakup gejala-gejala

kejiwaan dalam kaitannya dengan realisasi keagamaan

(amaliah) dan mekanisme antara keduanya. Zakiah Daradjat membagi objek psikologi agama membahas tentang

kesadaran agama (religious counciousness) dan pengalaman agama (religious experience). Kesadaran agama, setiap aspek agama yang hadir dalam pikiran (aspek mental) dari aktivitas agama.

O Pengalaman agama berarti unsur perasaan dalam kesadaran

beragama, yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah)

O Dengan kata lain bahwa psikologi agama mempelajari

kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama yang dialami seseorang dalam hidupnya.

(16)

Ruang Lingkup Psikologi

Agama

Menurut Zakiyah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mencakup.

1. Berbagai macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama manusia. Contoh : perasaan tenang, pasrah dan menyerah.

2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contoh: kelegaan batin.

3. Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada setiap orang.

4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.

5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan

seseorang terhadap ayat-ayat suci. Semua itu tercakup dalam kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman agama (religious

(17)

Ruang Lingkup Psikologi Agama

O Tim peneliti Universitas California pada tahun 1997

menemukan God-Spot dalam otak manusia. God-Spot berisikan konsep tentang Tuhan, ruh, dan jiwa yang telah dialami manusia. Kesadaran beragama mencakup

kemampuan manusia mengenal Tuhan, mengakui Tuhan,

mengingkari Tuhan, taat dan tidak taat kepada ajaran agama.

O Kesadaran beragama pada manusia ada tiga golongan: 1)

Panteisme, menurutnya semesta alam, termasuk manusia

merupakan sebagian dari Allah, 2) Politeisme, menurutnya terdapat banyak Allah, di mana alam semesta mempunyai segi-segi yang berbeda yang kesemuanya mencerminkan kekuatan ilahi, dan 3) Monoteisme, Allah itu satu dan tidak dapat dibagi kemuliaannya, jangan dicampur dengan hal dunia. Pengalaman beragama adalah perasaan yang muncul dalam diri seseorang setelah menjalankan ajaran agama. Pengalaman beragama disebut juga pengalaman spiritual, pengalaman suci, atau pengalaman mistik. Pengalaman tersebut berisikan pengalaman individual yang dialami seseorang ketika dia berhubungan dengan Tuhan.

(18)

Ruang Lingkup Psikologi

Agama

O James menyatakan pengalaman beragama memiliki 4 (empat) karakteristik yaitu:

1) bersifat temporal dan terjadi dalam waktu yang singkat,

2) tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, 3) seseorang mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari pengalamannya, dan

4) terjadi tanpa kontrol individu ketika dia melakukan sebuah ajaran agama.

Para ahli Psikologi Agama menyatakan banyak kejadian yang dapat menghadirkan pengalaman agama antara lain: meditasi, shalat, berdoa, depresi,

(19)

Ruang Lingkup Psikologi Agama:

Menurut Islam

Di dalam ajaran Islam, khususnya Tasawuf, ada tiga hirarki pengalaman beragama Islam seseorang.

Pertama, tingkatan syariah. Syariah berarti aturan atau undang-undang, yakni aturan yang dibuat oleh pembuat aturan (Allah dan RasulNya) untuk mengatur kehidupan orang-orang mukallaf baik hubungannya dengan Allah (hablumin Allah) maupun hubungannya dengan sesama manusia (hablum min al-Nas).

Tataran syariat berarti kualitas amalan lahir formal yang ditetapkan dalam ajaran agama melalui al-Qur„an dan Sunnah. Amalan tersebut dijadikan beban/tanggung jawab yang harus dilaksanakan, sehingga amalan lebih didorong sebagai penggugur kewajiban. Dalam tataran ini, pengamalan agama bersifat top down yakni bukan sebagai kebutuhan tapi sebagai tuntutan dari atas (syari„) ke bawah (mukallaf). Tuntutan itu dapat berupa tuntutan untuk dilaksanakan atau tuntutan untuk

ditinggalkan. Seseorang dalam tataran ini, pengamalan agamanya karena didorong oleh kebutuhan berhubungan dengan Allah, bukan semata-mata karena mentaati perintah Tuhan.

(20)

Ruang Lingkup Psikologi Agama:

Menurut Islam

Kedua, tingkat tarikat yaitu pengamalan ajaran agama sebagai jalan atau alat untuk mengarahkan jiwa dan moral. Dalam tataran ini, seseorang menyadari bahwa ajaran agama yang dilaksanakannya bukan semata-mata sebagai tujuan tapi sebagai alat dan metode untuk meningkatkan moral. Contoh, Puasa Ramadan tidak hanya dipandang sebagai kewajiban tapi juga disadari sebagai media untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu sikap bertaqwa. Demikian juga

tuntutan-tuntutan syariah lainnya disadari sebagai proses untuk mencapai tujuan moral.

(21)

Ruang Lingkup Psikologi Agama:

Menurut Islam

Ketiga, tingkatan hakikat yang berarti realitas,

senyatanya, dan sebenarnya. Dalam tasawuf yang

nyata dan yang sebenarnya adalah Allah yang

Maha Benar (al-Haq). Pada tingkat hakikat berarti

dimana seseorang telah menyaksikan Allah swt

dengan mata hatinya. Pemahaman lain dari

hakikat adalah bahwa hakikat merupakan inti dari

setiap tuntutan syariat. Berbeda dengan syariat

yang menganggap perintah sebagai tuntutan dan

beban maka dalam tataran hakikat perintah tidak

lagi menjadi tuntutan dan beban tapi berubah

(22)

METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI AGAMA

O

Psikologi Agama sebagai sebuah disiplin

ilmu, melakukan pengumpulan data dan

konsep beragama melalui berbagai

penelitian dengan menggunakan berbagai

metode penelitian. Di antara

metode-metode penelitian yang digunakan dalam

mengkaji Psikologi Agama adalah sebagai

berikut.

(23)

METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI AGAMA

1. Dokumen Pribadi

Metode ini digunakan untuk mempelajari

bagaimana pengalaman dan kehidupan batin

seseorang dalam hubungannya dengan

agama. Untuk mengetahui informasi tentang

hal ini maka dikumpulkan dokumen pribadi

seseorang. Dokumen tersebut dapat berupa

autobiorafi, biografi atau catatan-catatan

yang dibuat mengenai kehidupan beragama

seseorang.

(24)

METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI AGAMA

2. Angket (Kuesioner)

Metode angket digunakan untuk meneliti

proses jiwa beragama pada orang yang masih

hidup dengan menggunakan angket sebagai

instrumen pengumpulan data. Metode Angket

dapat digunakan untuk mengetahui

persentase keyakinan orang pada umumnya

tentang sikap beragama, ketekunan

(25)

METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI AGAMA

3. Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk meneliti

proses jiwa beragama pada orang yang masih

hidup melalui wawancara langsung atau

wawancara tidak langsung. Metode ini

misalnya, dapat digunakan untuk mengetahui

kesadaran dan pengalaman beragama

seseorang yang dianggap memiliki ciri khusus

dalam keberagamaannya

(26)

METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI AGAMA

4. Eksperimen

Eksperimen digunakan untuk mempelajari

sikap dan tingkah laku keagamaan seseorang

melalui perlakuan khusus yang sengaja

dibuat. Misalnya eksprimen tentang pengaruh

pendidikan shalat yang khusyu‟ terhadap

(27)

METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI AGAMA

5. Pendekatan terhadap Perkembangan

Pendekatan ini digunakan guna meneliti asal-usul dan perkembangan aspek psikologi manusia dalam

hubungannya dengan agama yang dianut. Misalnya penelitian keagamaan pada usia dini, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

6. Metode Klinis dan Proyektivitas

Metode ini memanfaatkan cara kerja klinis.

Penyembuhan dilakukan dengan cara menyelaraskan hubungan antara jiwa dengan agama. Misalnya

menggunakan agama sebagai terapi bagi orang-orang mengalami tekanan jiwa atau orang-orang yang

(28)

METODE PENELITIAN

PSIKOLOGI AGAMA

7. Studi Kasus

Studi Kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen, catatan, hasil wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus tertentu. Misalnya kasus konversi agama di Kaliurang, Yogyakarta.

8. Survei

Metode ini biasanya digunakan untuk penelitian sosial yang bertujuan untuk penggolongan manusia dalam hubungannya dengan pembentukan organisasi dalam masyarakat. Misalnya penelitian tentang konsep Tuhan menurut Remaja di Pekanbaru, Riau.

(29)

Manfaat Psikologi Agama

O Manfaat psikologi agama memberi sumbangan

memecahkan persoalan kehidupan manusia kaitannya dengan agama yang dianut individu, bagaimana

perasaan keagamaan itu dapat mempengaruhi ketentraman batin, baik konflik itu terjadi pada diri seseorang sehingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya maupun tidak.

O Psikologi agama bermanfaat dalam berbagai lapangan kehidupan seperti dalam bidang pendidikan,

psikoterapi, dan dalam lapangan lain dalam kehidupan. O Di bidang industri, psikologi agama juga dapat

dimanfaatkan. Misalnya, adanya ceramah agama Islam guna untuk menyadarkan para buruh dari perbuatan yang tak terpuji dan merugikan perusahaan.

(30)

Manfaat Psikologi Agama

O

Dalam banyak kasus, pendekatan psikologi

agama, baik langsung maupun tidak

langsung dapat digunakan untuk

membangkitkan perasaan dan kesadaran

beragama.

O

Selain itu dalam pendidikan psikologi

agama dapat difungsikan pada pembinaan

moral dan mental keagamaan peserta didik.

Contoh: ….

(31)

Tugas:

O

Membuat desain judul penelitian

(32)

Materi Perkuliahan

O

Pandangan Dasar tentang Manusia

O

Sumber Jiwa Keberagamaan (Keagamaan)

O

Fitrah sebagai Sumber Jiwa Keagamaan

(33)

Pandangan Dasar tentang

Manusia (Hidayat, 2009 )

O

Al-Qur'an, menempatkan manusia sebagai

makhluk ciptaan Allah berupa jasmani dan

rohani. Al-Qur'an memberi acuan konseptual

yang sangat mapan dalam memberi pemenuhan

kebutuhan jasmani dan ruhani agar manusia

berkembang secara wajar dan baik.

O

Pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya

kepada manusia sebagai berikut : "Apakah

kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu

sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan

dikembalikan kepada Kami?"

(34)

Pandangan Dasar tentang

Manusia (Hidayat, 2009 )

O

Berdasarkan ayat tersebut menurut Ahmad

Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah,

yaitu

[1] manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan,

[2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi

berfungsi, dan

[3] manusia akhirnya akan dikembalikan kepada

Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua

perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di

dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah

realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.

(35)

Pandangan Dasar tentang

Manusia (Hidayat, 2009 )

O Dalam al-Qur'an, ada tiga kata yang digunakan untuk

menunjukkan arti manusia, yaitu kata insan, kata basyar dan kata Bani Adam.

O Kata insan dalam al-Qur'an dipakai untuk manusia yang

tunggal, sama seperti ins. Sedangkan untuk jamaknya dipakai kata an-nas, unasi, insiya, anasi. Adapun kata basyar dipakai untuk tunggal dan jamak. Kata insan yang berasal dari kata

al-uns, anisa, nasiya dan anasa, maka dapatlah dikatakan

bahwa kata insan menunjuk suatu pengertian adanya kaitan dengan sikap yang lahir dari adanya kesadaran penalaran (Musa Asy'arie dalam Hidayat, 2009).

O Kata insan digunakan al-Qur'an untuk menunjukkan kepada

manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang lain adalah akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan (Shihab, 1996)

(36)

Pandangan Dasar tentang

Manusia (Hidayat, 2009 )

O Kata insan jika dilihat dari asalnya nasiya yang artinya lupa,

menunjukkan adanya kaitan dengan kesadaran diri.

O Apabila manusia lupa terhadap sesuatu hal disebabkan

karena kehilangan kesadaran terhadap hal tersebut. Dalam kehidupan beragama, jika seseorang lupa sesuatu kewajiban yang seharusnya dilakukannya, maka ia tidak berdosa, karena ia kehilangan kesadaran terhadap kewajiban itu. Tetapi hal ini berbeda dengan seseorang yang sengaja lupa terhadap sesuatu kewajiban.

O Sedangkan kata insan untuk penyebutan manusia yang

terambil dari akar kata al-uns atau anisa yang berarti jinak dan harmonis (Musa Asy'arie, 1996) karena manusia pada dasarnya dapat menyesuaikan dengan realitas hidup dan lingkungannya.

(37)

Pandangan Dasar tentang

Manusia (Hidayat, 2009 )

O Kata basyar dipakai untuk menyebut semua makhluk baik laki-laki ataupun perempuan, baik satu ataupun banyak. Kata basyar adalah jamak dari kata

basyarah yang berarti kulit. "Manusia dinamai basyar

karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain". Di sisi lain diamati bahwa banyak ayat-ayat al-Qur'an yang menggunakan kata basyar yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia sebagai basyar, melalui tahapan-tahapan sehingga mencapai tahapan kedewasaan. Firman allah [QS.al-Rum (3) :20] "Dan di antara tanda-tanda

kekuasaan-Nya [Allah] menciptakan kamu dari tanah, ketika kamu menjadi basyar kamu bertebaran".

(38)

Pandangan Dasar tentang

Manusia (Hidayat, 2009 )

O

Musa Asy'arie mengatakan bahwa manusia

dalam

pengertian

basyar

tergantung

sepenuhnya pada alam, pertumbuhan dan

perkembangan fisiknya tergantung pada

apa yang dimakan. Sementara itu, manusia

dalam

pengertian

insan

mempunyai

pertumbuhan dan perkembangan yang

sepenuhnya tergantung pada kebudayaan,

pendidikan, penalaran, kesadaran, dan

sikap hidupnya.

(39)

Pandangan Dasar tentang

Manusia (Hidayat, 2009 )

O

Oleh karena itu, pemakaian kedua kata insan

dan

basyar

untuk

menyebut

manusia

mempunyai pengertian yang berbeda. Insan

dipakai untuk menunjuk pada kualitas

pemikiran dan kesadaran, sedangkan basyar

dipakai untuk menunjukkan pada dimensi

alamiahnya, yang menjadi ciri pokok manusia

pada umumnya, makan, minum dan mati.

O

Berdasarkan pengertian insan dan basyar

tersebut, manusia merupakan makhluk yang

dibekali Allah dengan potensi fisik maupun

psikis yang memiliki potensi untuk berkembang.

(40)

Sumber Jiwa Keberagamaan

(Keagamaan)

O Sumber jiwa keberagamaan merupakan proses interaksi antara kebutuhan dalam kehidupan dengan potensi bawaan manusia.

O Pandangan psikologi terhadap sumber jiwa keagamaan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok teori monistik dan kelompok teori fakulti. Kelompok teori monistik melihat sumber jiwa beragama manusia merupakan sebuah kesatuan dalam jiwa manusia. Sementara itu, kelompok teori fakulti melihat sumber jiwa beragama manusia merupakan gabungan dari berbagai unsur kejiwaan dalam diri manusia.

(41)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

(KEAGAMAAN) MENURUT PSIKOLOGI

O

Ahli/Tokoh Kelompok teori monistik antara

lain Thomas van Aquino, Frederick

Schleimacher, dan Sigmund Frued.

O

Menurut Thomas van Aquino yang menjadi

sumber kejiwaan agama ialah Berpikir.

Manusia

bertuhan

karena

manusia

menggunakan kemampuan berpikirnya.

Kehidupan beragama merupakan refleksi

dari kehidupan berpikir manusia itu sendiri.

(42)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT PSIKOLOGI

O Menurut Frederick Schleimacher yang menjadi sumber keagamaan adalah rasa ketergantungan yang mutlak. Rasa ketergantugan yang mutlak itu menjadikan manusia merasakan dirinya lemah. Kelemahan itu menyebabkan manusia selalu menggantungkan hidupnya dengan suatu kekuasaan yang berada di luar dirinya. Dari rasa ketergantungan itulah timbul konsep tentang Tuhan. Rasa tidak berdaya untuk menghilangkan tantangan alam yang selalu dialaminya, lalu timbullah upacara untuk meminta perlindungan kepada kekuasaan yang diyakini dapat melindungi mereka. Itulah realitas dari upacara keagamaan.

(43)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT PSIKOLOGI

O Sigmund Freud menyatakan yang menjadi sumber jiwa

keagamaan adalah libido sexual (naluri seksual). Berdasarkan lidido sexual timbulah ide tentang Tuhan dan upacara keagamaan, melalui proses:

1) Oedipus Complex, yaitu mitos Yunani kuno yang menceritakan

bahwa karena perasaan cinta kepada ibunya, maka Oedipus membunuh ayahnya. Setelah ayahnya mati timbullah rasa bersalah pada diri sendiri.

2) Father Image (cinta bapak): setelah membunuh bapaknya

Oedipus dihantui rasa bersalah, lalu timbul rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan ide untuk membuat suatu cara sebagai penebus kesalahan manusia yang mereka lakukan, mereka memuja alasannya karena dari pemujaan itulah menurut Freud sebagai asal dari upacara keagamaan. Agama muncul dari ilusi manusia.

(44)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT PSIKOLOGI

O Ahli/Tokoh Kelompok teori fakulti antara lain William Mc Dougall dan Zakiah Daradjat.

O Menurut William Mc Dougall, tidak ada instink khusus sebagai “sumber jiwa keagamaan”, tetapi dari beberapa instink yang ada pada diri manusia, maka agama timbul dari dorongan insting tersebut secara terintegrasi.

O Menurut Teori Fakulti perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi oleh 3 (tiga) fungsi, yaitu sebagai berikut.

a. Fungsi Cipta, yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat menilai dan membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu tindakan terhadap stimulus tertentu, termasuk dalam aspek agama.

(45)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT PSIKOLOGI

b. Fungsi Rasa, yaitu suatu tenaga dalam jiwa

manusia yang banyak berperan dalam membentuk

motivasi dalam corak tingkah laku seseorang

melalui

fungsi

rasa

dapat

menimbulkan

penghayatan dalam kehidupan beragama yang

selanjutnya akan memberi makna pada kehidupan

beragama.

c. Karsa merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa

manusia. Karsa berfungsi mendorong timbulnya

pelaksanaan doktrin serta ajaran agama

berdasarkan fungsi kejiwaan.

(46)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT PSIKOLOGI

O

Menurut Zakiah Daradjat, sumber jiwa

keberagamaan pada manusia merupakan

akumulasi dari 6 (enam) kebutuhan

manusia, yaitu sebagai berikut.

1) Kebutuhan akan rasa kasih sayang, 2)

Kebutuhan akan rasa aman, 3)Kebutuhan

akan harga diri, 4) Kebutuhan akan rasa

bebas, 5) Kebutuhan akan rasa sukses, dan

(47)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT ISLAM

O

Menurut Islam sumber jiwa keagamaan

disebut dengan fithrah.

O

Fitrah beragama dalam diri manusia

merupakan naluri yang menggerakkan

hatinya untuk melakukan perbuatan “suci”

yang diilhami oleh Tuhan Yang Maha Esa.

O

Fitrah manusia mempunyai sifat suci, yang

dengan nalurinya tersebut ia secara terbuka

menerima kehadiran Tuhan Yang Maha

Suci. Dalil Al Qur‟àn Surat Ar Rùm ayat 30:

(48)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT ISLAM

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

O Ayat tersebut menjelaskan manusia memiliki kesiapan untuk mengenal dan menyakini adanya

Tuhan. Dengan kata lain, pengetahuan dan pengakuan terhadap tuhan sebenarnya telah

tertanam secara kokoh dalam fitrah manusia. Tetapi, perpaduan dengan jasad telah membuat berbagai

kesibukan manusia untuk memenuhi berbagai tuntutan dan berbagai godaan serta tipu daya dunia.

(49)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN MENURUT

ISLAM: Makna Fitrah

(Hidayat, 2014)

O Ditinjau dari segi bahasa, kata fithrah terambil dari akar

kata al-fathr yang berarti belahan, dan dari makna ini lahir makna-makna lain antara lain "penciptaan" atau "kejadian". Quraish Shihab mengartikan fitrah sebagai unsur, sistem dan tata kerja yang diciptakan Allah pada makhluk sejak awal kejadiannya sehingga menjadi bawaannya. Sejak asal kejadiannya manusia telah membawa potensi keberagamaan yang benar yang diartikan para ulama dengan tauhid. Ini bisa dibaca pada QS Arrum:30 yang artinya:

”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (yang benar). Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya (fitrah itu). Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ”

O Imam Nawawi mendefinisikan fitrah sebagai kondisi yang

belum pasti (unconfirmed state) yang terjadi sampai seorang individu menyatakan secara sadar keimanannya.

(50)

SUMBER JIWA KEBERAGAMAAN

MENURUT ISLAM: Makna Fitrah

(Hidayat, 2014)

O

Sementara menurut Abu Haitam fitrah

berarti bahwa manusia yang dilahirkan

dengan

memiliki

kebaikan

atau

ketidakbaikan (prosperous or unprosperous)

yang berhubungan dengan jiwa. Ia

mendasarkannya pada hadits yang cukup

populer, “setiap orang dilahirkan dalam

keadaan fitrah. Maka orangtuanya yang

akan menjadikannya sebagai Yahudi,

Nasrani atau Majusi”.

(51)

Makna Fitrah Menurut Ulama

(dalam Sitorus, 2011)

Setidaknya ada sembilan (9) makna fitrah yang dikemukakan oleh para ulama, yaitu berikut ini. 1. Fitrah berarti suci.

Menurut Al-Auza‟ì, fitrah berarti kesucian dalam jasmani dan rohani. Bila dikaitkan dengan potensi beragama, kesucian tersebut dalam arti kesucian manusia dari dosa waris atau dosa asal, sebagaimana pendapat Ismail Raji Al-Faruqi yang mengatakan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan suci, bersih, dapat menyusun drama kehidupannya, tidak peduli dengan lingkungan keluarga, masyarakat macam apa pun ia dilahirkan.

(52)

Makna Fitrah Menurut Ulama

2. Fitrah berarti Islam.

Abu Hurairah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan fitrah adalah agama. Pendapat ini berdasar pada hadits Nabi yang artinya: “Bukankah aku telah menceritakan kepadamu pada sesuatu yang Allah menceritakan kepadaku dalam kitab-Nya bahwa Allah menciptakan Adam dan anak cucunya berpotensi menjadi orang- orang muslim”. Berangkat dari pemahaman hadits tersebut di atas, maka anak kecil yang meninggal ia akan masuk surga. Karena ia dilahirkan dengan dìn al-Islàm, walaupun ia terlahir dari keluarga non muslim.

(53)

Makna Fitrah Menurut Ulama

3. Fitrah berarti mengakui ke-Esaan Allah

(Tauhid)

Manusia lahir dengan membawa konsep

tauhid, atau paling tidak berkecenderungan

untuk mengesakan tuhannya dan berusaha

terus mencari untuk mencapai ketauhidan

tersebut. Jiwa tauhid adalah jiwa yang selaras

dengan akal manusia.

(54)

Makna Fitrah Menurut Ulama

4. Fitrah dalam arti murni (Al-Ikhlash).

Manusia lahir dengan membawa berbagai

sifat, salah satu di antaranya adalah

kemurnian (keikhlasan) dalam menjalankan

suatu aktivitas. Makna demikian didasarkan

pada hadits Nabi Saw yang artinya: “Tiga

perkara yang menjadikan selamat, yaitu ikhlas

berupa

fitrah

Allah

dimana

manusia

diciptakan dari-Nya, shalat berupa agama dan

taat berupa benteng penjagaan”.

(55)

Makna Fitrah Menurut Ulama

5. Fitrah berarti kondisi penciptaan manusia yang cenderung menerima kebenaran.

6. Fitrah dalam arti potensi dasar manusia sebagai alat untuk mengabdi dan ma‟rifatullah.

Sebagaimana firman Allah Surat Yasin ayat 22:

“Mengapa aku tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku”

7. Fitrah dalam arti ketetapan atau kejadian asal

manusia mengenai kebahagiaan dan kesesatannya. Manusia lahir dengan ketetapannya, apakah nanti ia akan menjadi orang bahagia atau menjadi orang yang sesat.

(56)

Makna Fitrah Menurut Ulama

8. Fitrah dalam arti tabiat alami manusia.

Manusia

lahir

dengan

membawa

tabi‟at

(perwatakan) yang berbeda-beda. Watak tersebut

dapat berupa jiwa pada anak atau hati sanubari

yang dapat mengantarkan untuk sampai pada

ma‟rifatullah. Sebelum usia baligh, anak belum

bisa membedakan antara iman dan kafir, karena

wujud fitrah terdapat dalam qalb yang dapat

mengantarkan pada pengenalan nilai kebenaran

tanpa terhalang apa pun.

(57)

Makna Fitrah Menurut Ulama

9. Fitrah dalam arti instink (garizah) dan wahyu dari Allah (al- munazalah)

Ibnu Taimiyah membagi fitrah dalam dua macam: a. Fitrah al-munazalah

Fitrah luar yang masuk dalam diri manusia. Fitrah ini dalam bentuk petunjuk al-Qur‟àn dan sunnah yang digunakan sebagai kendali dan pembimbing bagi Fitrah

al- garizah

b. Fitrah al-gharizah

Fitrah inheren dalam diri manusia yang memberi daya akal yang berguna untuk mengembangkan potensi dasar manusia.

(58)

Materi Perkuliahan

O

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keberagamaan

O

Ciri Jiwa Agama yang sakit (Sakit/Hambatan

Mental)

O

Ciri Jiwa Agama yang Sehat dan Matang

(Mental yang Tidak Terganggu/Tidak Sakit;

tidak ada Hambatan Mental)

(59)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keberagamaan

O Perilaku keberagamaan seseorang tidak selalu berlangsung secara baik, tetapi sering diwarnai perubahan-perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu,

O Perubahan tersebut dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas perilaku keberagamaannya.

O Perilaku keberagamaan manusia dipengaruhi oleh faktor intern berupa segala sesuatu yang telah dibawa manusia sejak dia lahir dan faktor ekstern berupa segala sesuatu yang ada di luar pribadi dan mempengaruhi perkembangan kepribadian dan keagamaan seseorang.

(60)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keberagamaan

O Sururin, Robert H. Thouless (dalam Sururin, 2004)

mengemukakan faktor-faktor yang menghasilkan perilaku keberagamaan antara lain: Pengaruh-pengaruh sosial, Berbagai

pengalaman, Kebutuhan-kebutuhan, Proses pemikiran.

1) Pengaruh-pengaruh sosial

Faktor sosial mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keberagamaan, seperti pendidikan orang tua, tradisi-tradisi dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkungan. 2) Berbagai pengalaman

Pada umumnya anggapan bahwa adanya suatu pengalaman tentang keindahan keselarasan, dan kebaikan yang dirasakan dalam dunia nyata memainkan peranan dalam pembentukan sifat keberagamaan.

(61)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keberagamaan

3) Kebutuhan

Faktor lain yang dianggap sebagai sumber

keyakinan agama adalah kebutuhan-kebutuhan

yang tidak dapat dipenuhi secara sempurna,

sehingga

mengakibatkan

terasa

adanya

kebutuhan akan kepuasan agama.

Kebutuhan tersebut dikategorikan menjadi empat

bagian, yaitu kebutuhan terhadap keselamatan,

kebutuhan terhadap cinta, kebutuhan untuk

memperoleh harga diri, dan kebutuhan akan

adanya kehidupan dan kematian.

(62)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keberagamaan

4) Proses Pemikiran

Manusia adalah makhluk berpikir, salah

satu akibat dari pemikiran manusia bahwa

ia membantu dirinya untuk menentukan

keyakinan-keyakinan

mana

yang

harus

(63)

Ciri-Ciri Sehat Mental Menurut

Psikologi Agama: Islam

(64)

Ciri-Ciri Sehat Mental Menurut

Psikologi Agama: Islam

O Ciri dan sikap kematangan kesadaran beragama (orang-orang mukmin yang beruntung) berdasarkan

ayat di atas, yaitu berikut ini.

1. Selalu memelihara shalat lima waktu dengan khusu’ dan ikhlas.

2. Selalu menjaga diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna.

3. Menunaikan zakat (membantu kepentingan sosial). 4. Selalu menjauhkan diri dari perbuatan keji dan kotor. 5. Selalu memegang amanat dan janji (tidak munafik)

(65)

Ciri-Ciri Sakit Mental Menurut

Psikologi Agama

O Menurut William James (dalam Jalaludin), secara garis besarnya ciri dan sikap atau perilaku keagamaan itu dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu tipe orang

yang sakit jiwa dan tipe orang yang sehat jiwa.

O Ciri-ciri perilaku keagamaan orang yang mengalami kelainan kejiwaan itu umumnya cenderung menampilkan sikap berikut ini.

1. Pesimis (Gairah dan Semangat Hidup Rendah)

Dalam mengamalkan ajaran agama mereka seringkali berpasrah diri kepada nasib yang telah mereka terima secara berlebihan. Mereka menjadi tahan menderita dari segala penderitaan yang menyebabkan ketaatannya. Penderitaan dan kenikmatan yang mereka terima sepenuhnya dipercayai sebagai adzab dan rahmat Tuhan.

(66)

Ciri-Ciri Sakit Mental Menurut

Psikologi Agama

2. Introvert

Sikap pesimis membawa mereka untuk bersikap

subjektif. Segala bahaya dan penderitaan selalu

dihubungkan dengan kesalahan diri dan dosa yang

telah diperbuatnya. Dengan demikian mereka

berusaha menebusnya dengan mendekatkan diri

kepada Tuhan melalui penyucian diri, cara

bermeditasi kadang-kadang merupakan cara

pilihan dalam memberikan kenikmatan yang dapat

dirasakan oleh jiwanya secara berlebihan dan

mengisolasi diri dari masyarakat.

(67)

Ciri-Ciri Sakit Mental Menurut

Psikologi Agama

3. Menyenangi paham yang ortodoks

Sebagai sifat yang pesimis dan introvert, maka kehidupan jiwanya menjadi pasif. Hal ini lebih mendorong mereka untuk menyenangi paham keagamaan yang lebih konservatif dan ortodoks.

4. Mengalami proses keagamaan secara non-graduasi

Mereka memahami bahwa proses timbulnya keyakinan terhadap ajaran agama umumnya tidak berlangsung melalui prosedur yang biasa, yaitu dari tidak tahu

menjadi tahu dan kemudian mengamalkannya dalam bentuk amalan rutin yang

wajar.

Tindak keagamaan yang mereka lakukandidapat dari proses pendekatan, mungkin karena rasa berdosa, ataupun perubahan keyakinan maupun petunjuk Tuhan.

Jadi timbulnya keyakinan beragama pada mereka ini berlangsung melalui proses mendadak/tiba-tiba, perubahan yang tiba-tiba tanpa proses dan tahapan ikhtiar sesuai ajaran agama yang dianut.

(68)

Ciri-Ciri Sehat Mental Menurut

Psikologi Agama

O Tipe atau ciri-ciri orang yang sehat jiwa (healthy

minded ness)

1. Optimis dan gembira

Orang yang sehat jiwa menghayati segala bentuk ajaran agama dengan perasaan optimis. Pahala menurut pandangannya adalah sebagai hasil jerih payahnya yang diberikan Tuhan.

Sebaliknya segala bentuk musibah dan penderitan dianggap sebagai keteledoran dan kesalahan yang dilakukannya. Mereka yakin bahwa Tuhan bersifat pengasih dan penyayang, meskipun nanti pada hari pembalasan Tuhan akan memberikan adzab secara adil.

(69)

Ciri-Ciri Sehat Mental Menurut

Psikologi Agama

2. Ekstrovet dan tak mendalam

Sikap optimis dan terbuka yang dimiliki orang yang sehat jiwa ini menyebabkan mereka mudah melupakan (menerima; memaafkan) kesan-kesan buruk dan luka hati yang tergores sebagai bentuk atas tindakannya.

Mereka selalu berpandangan ke depan dan keluar lalu membawa suasana hatinya lepas dari kungkungan ajaran keagamaan yang dianggapnya terlalu sukar.

Mereka senang kepada kemudahan (rukhsah) dalam melaksanakan ajaran agama, sebagai akibatnya mereka kurang senang mendalami ajaran agama yang menimbulkan perdebatan, permusuhan, atau bahkan meninggalkan perkara yang meragukannya.

Mereka menganggap dosa sebagai akibat dari perbuatan yang keliru, bukan azab dari Tuhan (kecuali durhaka kepada Rasul dan orang tua)

(70)

Ciri-Ciri Sehat Mental Menurut

Psikologi Agama

3. Menyenangi ajaran ketauhidan yang terbuka dan bijak Pengaruh kepribadian yang ekstrovet maka pada umumnya mereka cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Menyenangi teologi yang luwes dan tidak kaku. 2) Menunjukkan tingkah laku keagamaan yang lebih bijaksana

3) Menekankan ajaran cinta kasih dari pada kemurkaan dan dosa.

4) Rela berkorban untuk kepentingan agama. 6) Selalu berpandangan positif.

7) Berkembang secara graduasi; meyakini ajaran agama melalui proses yang wajar dan tidak melalui proses

(71)

Ciri-Ciri Sehat Mental

Menurut Psikologi Agama

4. Adanya differensi yang baik

Semua pengalaman, rasa dan kehidupan

beragama semakin lama semakin matang,

semakin kaya, semakin kompleks dan semakin

bersifat pribadi.

Pemikirannya semakin kritis dalam memecahkan

berbagai permasalahan yang dihadapi dengan

berlandaskan ke-Tuhanan.

Penghayatan hubungan dengan Tuhan semakin

dirasakan bervariasi, seperti mereka mencari dan

merasakan kerinduan dengan Tuhan tatkala

melihat kebesaran-Nya.

(72)

Ciri-Ciri Sehat Mental

Menurut Psikologi Agama

5. Motivasi kehidupan beragama yang dinamis

Perkembangan motivasi keagamaan itu semakin banyak cabangnya. Tiap fase perkembangan merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya dan setiap fase terjadi pemahaman, pemaknaan dan motif baru.

Kesadaran beragama dengan motif-motif beragama yang otonom merupakan energi dan semangat hidup yang mampu mematangkan dan memperkaya kepribadiannya serta mampu menafsirkan dan mengolah berbagai permasalahan dalam hidupnya.

Apabila kesadaran beragama telah menjadi pusat sistem mental kepribadian yang mantap, maka ia akan mendorong, mempengaruhi mengarahkan, mengolah serta mewarnai semua sikap dan tingkah laku seseorang.

(73)

Ciri-Ciri Sehat Mental

Menurut Psikologi Agama

6. Pelaksanaan ajaran agama secara kosisten

dan produktif

Orang yang memiliki kesadaran beragam yang

tinggi akan menunjukkan pribadi yang

konsisten, stabil, mantap, penuh tangggung

jawab dalam melaksanakan ajaran agama

sesuai denga kemampuan dan meninggalkan

larangannya.

(74)

Ciri-Ciri Sehat Mental

Menurut Psikologi Agama

7. Pandangan hidup yang komprehensif

Pribadi yang matang dalam beragama

memiliki filsafat hidup yang utuh dan selalu

diwarnai pandangan hidup yang luas.

Keanekaragaman kehidupan harus diarahkan

pada

keteraturan,

meliputi

perasaan,

pemikiran,

motivasi,

norma,

nilai-nilai

kemasyarakatan, dan nilai-nilai kehidupan

rohaniyah.

(75)

Ciri-Ciri Sehat Mental

Menurut Psikologi Agama

8. Pandangan hidup yang integral

Individu-individu yang mempunyai kesadaran beragama yang terintegrasi (menyatu) diwarnai pandangan yang selalu terbuka, berusaha mencari, menafsirkan dan menemukan nilai-nilai baru ajaran agamanya agar dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini ditunjukkan dengan usaha mengolah permasalahan dengan menganalisis kembali penafsiran ajaran agama dan meneliti norma penemuan baru dengan kritis, sehingga menghasilkan pandangan baru yang dapat dijadikan sebagai pegangan, dan pegangan tersebut mempunyai landasan yang kuat, tersusun secara terpadu dan harmonis.

(76)

Ciri-Ciri Sehat Mental

Menurut Psikologi Agama

9. Semangat pencarian dan pengabdian kepada

Tuhan

Orang yang matang dalam kesadaran beragama

ditandai adanya semangat mencari kebenaran,

keimanan, rasa ke-Tuhanan dan cara-cara terbaik

untuk berhubungan dengan manusia dan alam

sekitar.

Selalu mencari pengalaman keagamaan yang

belum diketahuinya dan pelaksanaan ajaran

agama demi meningkatkan rasa keimanan dan

pengabdian diri kepada Tuhan.

(77)

Daftar Pustaka

Daradjat, Zakiah. 1995. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung

Daradjat, Zakiah.1989. Psikologi Agama. Jakarta: Bulan Bintang

Daradjat, Zakiah. 1999. Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah bekerjasama dengan Logos Wacana Ilmu

Jalaluddin. 2001. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Hidayat, Bahril. 2009. Psikologi Islam. Buku Daras. Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim

Hidayat, Bahril. 2014. Psikologi Islam. Buku Daras. Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim

Lubis, Bahril, Hidayat. 2002. Dialektika Psikologi dan Pandangan Islam. Pekanbaru: Unri Press

Sitorus, M. 2011. Psikologi Agama. Medan: Perdana Publishing

Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas produk UMKM di kota Medan dilihat dari UMKM Mitra Binaan PTPN III Medan dengan Koperasi Kredit CU Cinta Kasih tidak ada perbedaan.. Chi-Square Hitung < Chi-Square

Mean abundances of Ephemeroptera, Plecoptera and Trichoptera (individuals/samples ± SE) collected in Tupah, Batu Hampar and Teroi rivers from Gunung Jerai Forest Reserve, Kedah..

The extraction technique using different solvent polarity (n- hexane, chloroform, ethyl acetate and buthanol, respectively) was applied for the isolation of the

Pupuk organik ini memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dengan kandungan bahan kimia maksimum lima persen sehingga dapat digunakan sebagai bahan tambahan media

Maksud dari penyusunan buku IHK dan Inflasi Kota Temanggung 2015 ini adalah untuk menghimpun dan menyajikan data Indeks Harga Konsumen (IHK) dan perkembangannya di Kota

Oleh sebab itulah, untuk tujuan penyimpanan karbon pada ekosistem pesisir, maka lahan yang tergenang dan ditumbuhi oleh vegetasi mangrove lebih baik dan stabil dibandingkan

Ada 30 variabel yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan manfaat dan kekurangan dalam penerapan SMM, ternyata responden menyatakan bahwa manfaat yang secara signifikan

Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan