• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Crowdsourcing: Strategi Branding Dalam Memaksimalkan Produk Pemasaran Emping Melinjo (Studi Pada Produk Emping di Kampung Tigamaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Crowdsourcing: Strategi Branding Dalam Memaksimalkan Produk Pemasaran Emping Melinjo (Studi Pada Produk Emping di Kampung Tigamaya)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Dedikasi Jurnal Pengabdian Masyarakat LPPM UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Vol. 15, No. 2, Bulan Juli-Desember, 2022, pp. 82-93

82

Crowdsourcing : Strategi Branding Dalam Memaksimalkan Produk Pemasaran Emping Melinjo (Studi Pada Produk Emping di

Kampung Tigamaya)

Fizly Aulia1*, Dhiza Yulia Sangkarini2, Kurotun Aini 3, Husnul Karomah4, Neta Ardiyanti5

1,2,3,4,5UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

*Corresponding author

E-mail: fizlyauliaa27@gmail.com

Abstract: This research focuses on economic empowerment in Tigamaya Village in maximizing the marketing of emping melinjo products. Along with the times, various business businesses are currently very diverse and have significant changes, especially in businesses originating from housewives. This study aims to find out how branding strategies are used in marketing emping melinjo products in Tigamaya Village, Telagaluhur Village, Waringinkurung District, Serang Regency. The method used in this study uses a qualitative descriptive research method by describing the analysis of objects, phenomena or findings that are included in narrative writing. Based on the research, it was found that the processed chips were sold to distributors. Sellers of emping in Tigamaya Village can actually compete with other competitors' products, but because emping marketing products do not yet have prominent characteristics such as a brand name which is an additional value in itself, emping melinjo craftsmen can only market them through distributors. It is hoped that using the Crowdsourcing Strategy in product marketing can increase branding competence and progress in processing home-made chips in Tigamaya Village.

Keywords: Crowdsourcing, Branding Strategy, Emping, Tigamaya Village.

Abstrak: Penelitian ini terfokuskan pada pemberdayaan ekonomi yang ada di Kampung Tigamaya dalam memaksimalkan produk pemasaran emping melinjo. Seiring dengan perkembangan zaman berbagai bisnis usaha saat ini sangat beragam dan memiliki perubahan yang signifikan khususnya dalam bisnis yang berasal dari para ibu rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi branding dalam pemasaran produk emping melinjo di Kampung Tigamaya, Desa Telagaluhur, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang. Motode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan analisa objek, fenomena atau temuan yang dicantumkan dalam tulisan bersifat naratif. Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa hasil pengolahan emping dijual kepada distributor. Penjual emping di Kampung Tigamaya sebenarnya dapat bersaing dengan produk kompetitor lainnya, namun karena produk pemasaran emping belum memiliki ciri khas yang menonjol seperti nama brand yang menjadi nilai tambahan tersendiri, para pengrajin emping melinjo hanya dapat memasarkan melalui distributor. Maka diharapkan dengan menggunakan Strategi Crowdsourcing dalam pemasaran produk dapat meningkatkan kompetensi branding dan kemajuan dalam pengolahan emping rumahan di Kampung Tigamaya.

Kata Kunci: Crowdsourcing, Strategi Branding, Emping, Kampung Tigamaya.

Pendahuluan

Berwirausaha merupakan suatu bentuk usaha yang dapat menghasilkan sebuah produk sehingga dapat menghasilkan pendapatan ekonomi. Sebagaimana menurut Penrose (1963)

(2)

83

dalam kegiatan kewirausahaan merupakan suatu hal yang berkaitan dengan mencari peluang di dalam sistem ekonomi (Andrian Noor, 2021). Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan zaman berbagai bisnis usaha saat ini sangat beragam dan memiliki perubahan yang signifikan khususnya dalam bisnis yang berasal dari para ibu rumah tangga. Dalam hal ini, ketika suatu keadaan ekonomi yang sulit membuat ibu rumah tangga ikut berpartisipasi untuk mencari penghasilan sendiri yang mana bertujuan dalam memenuhi suatu kebutuhan keluarga atau sekedar untuk memanfaatkan suatu waktu luang sebagai ibu rumah tangga dengan membuat suatu bisnis (Yanto, 2021).

Disamping itu, kemajuan dalam perkembangan bisnis melalui digitalisasi, strategi branding, maupun sentra-sentra industri ushaa produk makanan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan dalam bisnis yang dikelola oleh ibu rumah tangga. Sebagaimana yang telah kita ketahui, saat ini Indonesia telah memasuki era industry 4.0, maka hal ini berkaitan dengan strategi dalam membangun atau mengembangkan suatu branding usaha secara lebih luas baik secara nasional maupun internasional. Sebagaimana, menurut Mashuri strategi pemasaran melalui branding menggunakan media digital merupakan langkah yang efektif dan efisien karena dapat menjual produk secara langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara.

Inovasi dan strategi dalam mengembangkan suatu bisnis sangat penting dan dibutuhkan agar usaha berkembang secara pesat (Mashuri, 2019). Dengan demikian, usaha dalam bisnis rumah tangga yang berada di Kabupaten Serang khususnya di Kampung Tigamaya Desa Telagaluhur terdapat banyak potensi untuk dikembangkan menjadi sentra industry usaha produk makanan salah satunya adalah mengenai Emping Melinjo. Emping melinjo merupakan sejenis keripik terbuat dari biji melinjo yang sudah tua (Apriani, 2019). Dalam hal ini, terlebih dari penelitian secara langsung dan penelitian terdahulu menurut Nurjanah dalam penelitiannya tahun 2016 Provinsi Banten merupakan salah satu sentra industri Emping Melinjo yang relatif besar di Indonesia khususnya di daerah kabupaten Serang (Nurjanah, 2016).

Melalui distributor penjualan emping dapat mencapai harga Rp. 70.000/kg, akan tetapi jika penjualan melinjo sedang mengalami penurunan, penjualam emping mereka hanya bisa mencapai harga Rp. 45.000 atau Rp. 50.000/kg. Hasil olahan emping rumahan di Kampung Tigamaya melalui distributor terjual ke pasar- pasar, seperti Pasar Rau yang berada di daerah Kota Serang, bahkan penjualannya sudah sampai ke luar kota seperti Kota Jakarta dan Tanggerang.

Penjualan emping ini sudah bisa dikatakan meningkat atau maju, melihat pemasaran produksi emping ini sudah sampai keluar kota dan menjadi salah satu penstabil ekonomi masyarakat Kampung Tigamaya.

Oleh karena itu, potensi yang sangat besar ini harus dapat bisa dikembangkan terlebih di Kampung Tigamaya ini terdapat banyak pohon melinjo (tangkil) sehingga ada beberapa ibu rumah tangga yang menjalankan sebuah usaha Emping ini sebagai usaha dalam menambah ekonomi keluarga. Akan tetapi, ada berbagai permasalahan yang terjadi terutama dalam strategi branding dalam memaksimalkan produk pemasaran Emping Melinjo di era digitalisasi saat ini.

Selain itu, keterbatasan alat produksi yang masih konvensional sehingga dalam produksi sangat

(3)

84

terbatas sebab menggunakan tenaga manusia terlebih tidak adanya wadah atau komunitas yang dapat menjadi fasilitas untuk mengembangkan usaha nya tersebut sehingga usaha rumahan ini hanya bergantung pada Distributor saja. Oleh sebab itu, peneliti memiliki solusi dalam mengembangkan usaha produk Emping Melinjo ini menggunakan Strategi Crowdsourcing dalam pemasaran produk untuk meningkatkan kompetensi branding. Pada dasarnya, crowdsourcing bertujuan untuk mengumpulkan kecerdasan kolektif berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan adalah yang paling banyak terbentuk secara akurat ketika ide-ide dari populasi yang beragam digabungkan (Lastovka, 2015). Konsep crowdsourcing melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai latar belakang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan dalam memaksimalkan produk pemasaran dengan Crowdsourcing sebagai strategi branding pada produk Emping Melinjo di Kampung Tigamaya Desa Telagaluhur Kecamatan Waringinkurung Kabupaten Serang.

Dimana Crowdsourcing secara umum adalah model yang memungkinkan sejumlah besar orang berkontribusi dalam sebuah aktivitas secara online untuk menyelesaikan masalah atau menghasilkan ide inovatif. Crowdsourcing muncul berdasarkan paradigm bahwa diperlukan aplikasi dari kemampuan manusia untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh computer. Pada masa kini Crowdsourcing menjadi lebih mudah dilakukan karena didukung oleh informasi dan komunikasi sebagai hasil dari perkembangan teknologi. Definisi lain mengatakan Crowdsourcing adalah sebagai partisipasi online dimana individu, institusi atau perusahaan mengajukan kepada sekelompok individu dari berbagai kemampuan melalui panggilan bebas (open call) untuk secara sukarela melakukan sebuah tugas yang diinginkan.

Dalam aplikasinya, kegunaan Crowdsourcing adalah untuk memberikan solusi terhadap berbagai tugas seperti pengambilan keputusan atau proses pengolahan data yang umumnya berat untuk dilakukan computer tapi cukup mudah dikerjakan oleh manusia. Crowdsourcing juga berguna karena memanfaatkan perkembangan teknologi sehingga mampu mengurangi biaya pelatihan internal dan meningkatkan support terhadap proses-proses yang dikerjakan organisasi.

Berdasarkan fakta diatas lahirlah beberapa pertanyaan, bagaimana strategi branding dalam produk pemasaran emping melinjo di Kampung Tigamaya? Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan strategi branding pada produk pemasaran emping di kampung tigamaya? dengan timbulnya pertanyaan tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul “Crowdsourcing: Strategi Branding Dalam Memaksimalkan Produk Pemasaran Emping Melinjo (Studi Pada Produk Emping di Kampung Tigamaya)”, dengan harapan akan menemukan jawaban dan solusi atas permasalahan yang ada.

Metode

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan analisi objek, fenomena atau hasil temuan yang dicantumkan dalam tulisan bersifat naratif. Menurut Erickson Menyatakan bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak

(4)

85

dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka. Sedangkan menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi (Abdi Darmawan, 2022).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif ialah karena dalam penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui mengenai peristiwa yang ada dengan kondisi yang alami.

Selain itu, karena peneliti perlu melakukan terjun langsung ke lapangan untuk mengamati objek penelitian secara langsung sehingga dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dipandang lebih tepat dalam penelitian ini. Disamping itu sesuai dengan fokus permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai gambaran deskriptif mengenai pemberdayaan ekonomi dalam produk pemasaran masyarakat di Kampung Tigamaya Desa Telagaluhur melalui masyarakat pembuat emping. Penelitian dilaksanakan oleh penulis selama 4 hari dimulai sejak 22 – 25 Desember 2022. Adapun lokasi penelitian berada di Kampung Tigamaya Desa Telagaluhur Kecamatan Waringinkurung Kabupaten Serang Provinsi Banten. Dengan fokus dalam penelitian ini yaitu meliputi ekonomi masyarakat yang terlibat pada usaha pembuatan emping. Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ialah menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumbernya dengan mengamati dan mencatat hal yang ditemukan ditempat penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini ialah berupa hasil observasi peneliti ditempat penelitian yang didapatkan secara langsung dan juga menggunkan metode wawancara dengan pihak pembuat emping agar mendapatkan data-data yang konkret. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah terkumpulkan dengan baik., diolah dan disajikan pihak lain diantaranya buku, artikel, jurnal, pendapat para ahli, dan lain-lain sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi, adalah salah satu teknik yang digunakan dalam pengambilan data dengan cara mengamati secara langsung mengenai fenomena atau kejadian yang ada di lapangan.

Wawancara, proses pengambilan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai. Selain observasi dan wawancara dalam penelitian ini juga menggunakan dokumentasi sebagai bahan dalam pengumpulan data.

Dokumentasi tersebut dapat berupa foto, rekaman hasil wawancara, arsip, laporan kegiatan, anggaran dasar, dan lain sebagainya.

Gambar 1. Metode Pengumpulan Data

Mulai

(5)

86

Untuk menetukan strategi-strategi branding dalam memaksimalkan produk pemasaran emping melinjo, penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT ini meliputi 2 kategori, yakni analisis lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), serta analisis lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Upaya untuk menentukan strategi branding dengan analisis SWOT dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain: Perumusan IFAS (Internal Factor Analysis Sumary) dan EFAS (External Factor Analysis Sumary), pencarian data melalui analisis penyusunan matrik SWOT, dan penentuan strategi branding yang disesuaikan dengan hasil analisis. Dimana dapat dilihat analisis dengan menggunakan matriks factor internal dan eksternal.

Faktor Ekternal (External Factors)

Kekuatan (Strenght)

Kelemahan (Weakness)

Peluang (Opportunities) Strategi kekuatan-peluang (S- O)

Strategi Kelemahan-peluang (W-O)

Ancaman (Threats) Strategi Kekuatan-ancaman (S- Strategi kelemahan-

Survei Tempat Penelitian Fokus Penelitian

Pengumpulan Data Data Primer

Observasi

Wawancara

Data Skunder

Studi Pustaka

Analisis Data

Studi Literartur

Kesimpulan dan Saran

Faktor Intenal (Internal Factors)

(6)

87

T) ancaman (W-T)

Keterangan:

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan dengan menggunakan seluruh kekuatannya untuk memanfaatkan peluang.

b. Strategi ST

Strategi ini untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

Hasil

Kampung Tigamaya merupakan salah satu dari 5 kampung yang berada di Desa Tegaluhur Kecamatan Waringinkurung Kabupaten Serang. Secara geografis Kampung Tigamaya mempunyai ketinggian 20 Mdpl, dengan suhu minimum 20oC sedangkan suhu maksimum 30oC, dengan permukaan perbukitan yang didominasi area pesawahan dan perkebunan.

Kampung terdiri dari 1 Rw dan 4 Rt, yaitu Rt.005, Rt.006, Rt.007 dan Rt. 010, dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.300 jiwa.

Tabel. 1 Jumlah Penduduk Desa Telagaluhur

No Rukun Tetangga Laki- Laki Perempuan Jumlah

1. RT.001 172 130 302

2 RT.002 181 158 339

3. RT.003 150 130 280

4. RT.004 152 134 286

5. RT.005 154 182 336

6. RT.006 145 135 280

7. RT.007 178 145 323

8. RT.008 199 190 389

9. RT.009 66 52 118

10. RT.010 179 182 361

Jumlah 1576 1438 3014

Mata pencaharian masyarakat Kampung Tigamaya mayoritas petani untuk para orang tua

(7)

88

sedangkan untuk para pemuda kebanyakan mereka bekerja menjadi karyawan diluar kota dan untuk guru hanya ada 14 orang dalam satu desa (Desa Telagaluhur), sedangkan untuk ibu- ibu yang sudah berumah tangga sebagian dari mereka memproduksi emping melinjo untuk membantu pemasukan keuangan keluarganya.

Emping melinjo merupakan salah satu produk rumahan yang cara produksinya dirumah masing- masing. Mereka memproduksinya dengan cara menjualnya kepada distributor.

Distributor adalah pihak yang membeli produk secara langsung dari produsen dan menjualnya kembali ke retailer/ pengecer, atau bisa juga menjual langsung ke konsumen akhir (end user).

Dalam hal ini, distributor hanya mengambil produk yang sudah jadi dan siap digunakan tanpa perlu memodifikasi (Tegar, 2019). Sedangkan pengertian distributor menurut Black’s dikemukakan adalah any individual, partnership, corporation, association or other legal relationship which stand between the manufacturer and the retail seller in purchase, consighments or contract for sale of consumen goods a wholesaler (Thomas Abbon, 2017).

Melalui distributor tersebut mereka dapat menjualnya dengan mencapai harga Rp.

70.000/kg, akan tetapi jika penjualan melinjo sedang mengalami penurunan, penjualam emping mereka hanya bisa mencapai harga Rp. 45.000/kg atau Rp. 50.000/kg. Hasil olahan emping rumahan di Kampung Tigamaya melalui distributor terjual ke pasar- pasar, seperti Pasar Rau yang berada di daerah Kota Serang, bahkan penjualannya sudah sampai ke luar kota seperti Kota Jakarta dan Tanggerang. Penjualan emping ini sudah bisa dikatakan meningkat atau maju, melihat pemasaran produksi emping ini sudah sampai keluar kota dan menjadi salah satu penstabil ekonomi masyarakat Kampung Tigamaya.

Menurut Nick Wright “Kolaborasi masyarakat adalah masa depan dari bisnis yang kompetitif”. Memasuki era digital ada berbagai bentuk baru dalam pengembangan ide yang dimumgkinakan untuk hadir. Salah satunya adalah Crowdsourcing sebagai salah satu dari startegi branding. Menurut Daily Crowdsource, definisi Crowdsourcing adalah “the process of getting work or funding, usually online, from a crowd of people” atau proses mendapatkan pekerjaan atau pemasukan, biasanya dilakukan secara daring, dengan memanfaatkan keramaian atau partisipasi masyarakat (Akbar, 2018).

Salah satu hasil utama dalam strategi perusahaan adalah keterlibatan audiens. Untuk alasan ini, pemasar harus mencoba pemasaran crowdsourced. Hanya dengan satu taktik ini, pemasar dapat melibatkan audiens dan mempromosikan kesadaran dan pengetahuan. Melalui penggunaan pemasaran crowdsourcing, bisnis dapat memperoleh umpan balik yang jujur dari masyarakat umum dan menggunakannya untuk merencanakan kampanye. Oleh karena itu, Glints akan menjelaskan gagasan crowdsourcing dalam pemasaran dan bagaimana taktik ini dapat berguna bagi perusahaan.

Taktik pemasaran yang disebut "crowdsourcing" termasuk memperoleh data dari masyarakat umum. Audiens dapat dengan mudah memberikan pemikiran mereka pada bisnis dengan metode pemasaran ini. Biasanya, bisnis menggunakan taktik ini untuk mengumpulkan

(8)

89

umpan balik publik untuk proyek riset pasar, kampanye periklanan, dan peluncuran produk baru. Menurut HubSpot, bisnis biasanya menggunakan metode ini saat membuat aset pemasaran seperti logo, jingle, atau iklan.

Ada beberapa hal yang perlu ditentukan sebelum mulai mencoba strategi ini, yaitu:

1. Menentukan tujuan.

2. Memahami siapa targetnya.

3. Apa saja yang ingin dicapai dari strategi ini.

4. Setelah memutuskan hal-hal di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan apa platform terbaik yang akan digunakan.

5. Pastikan memilih platform yang sesuai dengan target audiens serta apa tujuan yang ingin dicapai oleh bisnis (Trias, 2022).

Perusahaan dengan masalah rumit dan anggaran terbatas dapat menemukan solusi melalui crowdsourcing. Selain itu, bisnis dapat memanfaatkan keterlibatan pelanggan melalui crowdsourcing untuk meningkatkan layanan.

Adapun manfaat dari crowdsourcing meliputi: Hemat waktu dan uang karena biasanya lebih mahal untuk mengumpulkan para profesional. Namun, mengumpulkan individu secara digital dapat meningkatkan parameter input sekaligus menurunkan biaya; Mampu mengembangkan advokat merek. Karena crowdsourcing mengumpulkan kritik konstruktif dari publik, di mana audiens dapat berpartisipasi sebagai advokat merek perusahaan; Terus libatkan pelanggan Anda. Dengan memberi mereka saluran untuk berbagi umpan balik sehingga kami dapat mengembangkan layanan dan produk yang bermanfaat bagi mereka mendorong inovasi Anda dapat melibatkan sekelompok orang dalam inovasi yang dikembangkan bisnis dengan menggunakan crowdsourcing; Liputan media dan iklan. Sumber pemasaran dan perhatian media yang baik dan terjangkau adalah crowdsourcing (Nur, 2021).

Crowdsourcing memiliki sejumlah keunggulan, tetapi tidak semua usaha perusahaan dapat menggunakan pendekatan ini. terutama jika proyek tersebut mengandung kekayaan intelektual dan sensitif bagi perusahaan. Selain itu, hindari berpartisipasi dalam aktivitas proyek jika perusahaan ingin menggunakan crowdsourcing karena hal tersebut dapat membahayakan reputasi merek.

Diskusi

Dari kegiatan pendampingan atau wawancara yang dilakukan peneliti semula ibu rumah tangga membeli melinjo yang dijual oleh agen atau mereka sebut dengan “Bos” setelah itu mereka memproduksi melinjo tersebut dirumah masing- masing dengan peralatan batu dan pemukul semacam palu, lalu mereka menjualnya ke distributor dalam bentuk emping basah (mentah belum digoreng), terkadang mereka menjual olahan emping matang kepada warga sekitar ataupun konsumen lain yang mendatangi rumah nya.

Berdasarkan hasil pengamatan penjualan emping di Kampung Tigamaya dapat bersaing

(9)

90

dengan produk kompetitor lainnya karena penjualannya sudah meluas. Akan tetapi ini sedikit disayangkan, karena pada produk pemasaran ini belum adanya sebutan atau ciri khas khusus, bisa disebut juga dengan brand. Dalam Komunikasi pemasaran brand atau yang dikenal dengan brand bukan sekedar nama dan logo, brand merupakan janji satu organisasi (satuan kerja) kepada pelanggan untuk memberikan apa yang menjadi prinsip brand tersebut. Tidak hanya manfaat fungsional melaikan manfaat emosional, ekspresi diri dan social. Namun brand juga bukan hanya sekedar memenuhi janji. Menurut Kotler brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi semua unsur yang digunakan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau sebuah kelompok penjual dari pesaingnya (Kotler Philip, 2000).

Dalam strategi branding tidak hanya perusahaan besar saja yang mampu dan perlu menarik minat perhatian konsumen tetapi perusahaan skala menengah bahkan skala rakyat pun perlu menerapkan strategi branding. Salah satu usaha skala rakyat yang perlu melakukan strategi branding adalah produksi emping di Kampung Tigamaya Desa Telagaluhur. Masyarakat Kampung Tigamaya banyak yang menekuni usaha membuat emping skala kecil/skala rakyat atau produk rumahan. Berbagai dinamika persaingan telah tercipta dengan berbagai keunggulan atribut, mulai dari kemasan, rasa, bentuk dan lain-lain.

Untuk mencapai kemajuan dalam pemasaran dengan optimal, maka peran merek/ brand menjadi sangat penting. Merek tidak hanya sekedar nama, simbol, atau kalimat, tetapi juga bagian dari atribut sebagai sarana komunikasi dan informasi tentang produk tersebut. Merek merupakan unsur penting yang mempengaruhi banyaknya permintaan konsumen dan banyaknya penjualan terhadap produk. Tinarbuko menyatakan bahwa branding merupakan usaha yang dilakukan suatu entitas dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand mereka. Bagi suatu entitas branding, bukanhanya sekedar merek tetapi juga sebagai image atau citra entitas tersebut secara keseluruhan serta bagaimana masyarakat merasa bahwa entitas tadi merupakan yang terbaik dari kompetitornya (Abdi Darmawan, 2022).

Strategi baranding dengan cara Crowdsourcing sangat berguna dan cocok diterapkan di Kampung Tigamaya melihat semangat mereka dalam terus mempertahankan keadaan ekonomi mereka sangat kuat. Masyarakat disana memilih untuk bekerja paruh waktu dibandingkan harus diam dirumah tidak mengerjakan kegiatan apaun. Adapun ketika mereka diam di rumah, mereka melakukan pekerjaan rumahan yang dapat menghasilkan seperti salah satunya produk rumahan emping. Jika branding ini diterapkan di Kampung Tigamaya maka akan menguntungkan usaha rakyat kecil atau produk rumahan seperti produk emping ini. Dengan memberikan brand/ merek/ logo pada produk emping, hal tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi usaha kecil rumahan, diantaranya:

1. Memiliki ciri khas yang khusus sehingga mudah diingat oleh konsumen.

2. Dapat melakukan penjualan secara online.

3. Memudahkan pemasaran.

4. Memberikan daya tarik bagi konsumen pada produk emping kampung tigamaya.

(10)

91

5. Meningkatkan brand awareness konsumen terhadap produk emping.

6. Menciptakan pembeda atau ciri khusus dengan produk kompetitor lainnya.

7. Meningkatkan target pasar dalam jangkauan yang lebih luas.

8. Menciptapkan loyalitas konsumen terhadap produk emping Kampung Tigamaya.

9. Membangun visibilitas sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian berulang.

Namun disisi lain terdapat beberapa faktor penghambat yang memungkinkan proses branding ini tidak diterima oleh masyarakat. Faktor pertama, masyarakat Kampung Tigamaya sebagian besar tidak paham megenai mengenai media sosial sehingga proses Crowdsourcing akan membutuhkan waktu yang lama, menurut mereka penjualan melalui media sosial ini akan sulit untuk dilakukan. Sebagaimana pernyataan dari salah satu distributor pengrajin emping, Ibu Sadiyah

“saya ingin penjualan emping ini berkembang, tapi saya bingung harus memulai dari mana, tidak ada yang memfasilitasi, jadi rata- rata warga disini menjualnya ke distributor, kalua hanya untuk memenuhi kehidupan sehari- hari ini sudah lebih dari cukup” (Ibu Sadiyah, 2022).

Faktor kedua, tidak ada wadah atau komunitas yang dapat memberikan pemahaman dan memfasilitasi agar produk emping ini dapat berkembang dalam jangkauan yang lebih luas dengan ciri khas, hal ini membuat mereka bingung untuk mengembangankan bisnis karena tidak adanya pengetahuan dan fasilitator di Kampung Tigamaya. Faktor tersebutlah yang menghambat kemajuan produk pemasaran emping di Kampung Tigamaya. Mengingat produk emping di Kampung Tigamaya adalah pekerjaan yang turun temurun yang artinya pekerjaan ini sudah lama dilakukan dengan cara menjual hasil pengolahannya kepada distributor hal ini membuat penjualan produk emping ini stuck dan nyaman untuk tidak melakukan suatu perubahan yang akan mengembangkan produk pemasaran emping.

Kesimpulan

Mengembangkan usaha produk Emping Melinjo dengan menggunakan Strategi Crowdsourcing dalam pemasaran produk untuk meningkatkan kompetensi branding menjadi salah satu solusi yang ditawarkan kepada masyarakat Kampung Tigamaya. Taktik pemasaran yang disebut "crowdsourcing" termasuk memperoleh data dari masyarakat umum. Audiens dapat dengan mudah memberikan pemikiran mereka pada bisnis dengan metode pemasaran ini.

Biasanya, bisnis menggunakan taktik ini untuk mengumpulkan umpan balik publik untuk proyek riset pasar, kampanye periklanan, dan peluncuran produk baru. hal tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi usaha kecil rumahan, diantaranya: Dapat melakukan penjualan secara online; Memudahkan pemasaran; Memberikan daya tarik bagi konsumen pada produk emping kampung tigamaya; Meningkatkan brand awareness konsumen terhadap produk emping;

Menciptakan pembeda atau ciri khusus dengan produk kompetitor lainnya; Meningkatkan target pasar dalam jangkauan yang lebih luas; Menciptapkan loyalitas konsumen terhadap produk emping Kampung Tigamaya; Membangun visibilitas sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian berulang.

(11)

92

Strategi baranding dengan cara Crowdsourcing sangat berguna dan cocok diterapkan di Kampung Tigamaya melihat semangat mereka dalam terus mempertahankan keadaan ekonomi mereka sangat kuat. Masyarakat disana memilih untuk bekerja paruh waktu dibandingkan harus diam dirumah tidak mengerjakan kegiatan apaun. Adapun beberapa faktor penghambat yang memungkinkan proses branding ini tidak diterima oleh masyarakat. Faktor pertama, masyarakat Kampung Tigamaya sebagian besar tidak paham megenai mengenai media sosial sehingga proses Crowdsourcing akan membutuhkan waktu yang lama. Faktor kedua, tidak ada wadah atau komunitas yang dapat memberikan pemahaman dan memfasilitasi agar produk emping ini dapat berkembang dalam jangkauan yang lebih luas, hal ini membuat mereka bingung untuk mengembangankan bisnis karena tidak adanya pengetahuan dan fasilitator di Kampung Tigamaya

Pengakuan

Terimakasih kepada civitas akademika dan Panitia Himpunan Mahasiswa BidikMisi (HMBM) UIN SMH Banten yang telah memberikan kesempatan untuk ikut serta dalam Pembinaan Mahasiswa BidikMisi (PMB) angkatan 2020 ditahun 2022 ini dengan kegiatan Study Kemasyarakatan. Terimakasih juga kami ucapkan kepada masyarakat Kampung Tigamaya Desa Telagaluhur Kecamatan Waringinkurung yang turut terlibat dalam mensukseskan kegiatan program pengabdian masyarakat ini, sehingga penelitian ini dapat dengan mudah diselesaikan.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat Kampung Tigamaya dapat bekerja sama dalam memajukan produk rumahan menjadi produk UMKM yang besar, hal inipun tidak terlepas dari peran pemerintahan desa yang harus ikut serta dalam mengoptimalkan kinerja masyarakat dalam memproduksi produk rumahan yaitu dengan membantu memfasilitasi baik sarana maupun prasarana, memberikan pelatihan pengetahuan teknologi hingga produk pemasaran yang dihasilkan oleh ibu rumah tangga pada produk rumahan/skala kecil dapat berkembang dengan baik.

Daftar Referensi

Abdi Darmawan, d. (2022). Pelatihan Branding Produk UMKM Bagi Warga Kelurahan Mulyo Jati Kota Metro. Publika Pengabdian Masyarakat. 4(01), 25–31.

https://doi.org/10.30873/jppm.v4i01.3155.

Akbar, A. (2018). Digital Ekosistem. Jakarta: Republika Penerbit.

Albi Anggito, J. S. (2018). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV Jejak.

Andriana Noor, A. (2021). Peran wirausaha. 76.

Apriani, F., Heryanti, E., & Aprida, D. (2019). Eksplorasi Prospek Usaha Mikro Rumahan Panganan Emping Melinjo Di Kabupaten Bengkulu Utara (Studi Kasus di Desa Selubuk Kecamatan Air Napal). PARETO : Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 2(1), 65.

https://doi.org/10.32663/pareto.v2i1.921

(12)

93

Mashuri, M. (2019). Analisis Strategi Pemasaran UMKM Di Era 4.0. IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 8(2), 215–224. https://doi.org/10.46367/iqtishaduna.v8i2.175 Musfiah Saidah. (2020). Crowdsourcing Partisipasi Publik Dalam Proses Menangkal Berita

Bohong. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 24(1), 46–55.

https://doi.org/10.33299/jpkop.24.1.2169

Nurjanah, S. D. (2016). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang-2016. 1–268.

Nur Lela Junaidi. 2021. "Mengenal crowdsourcing yang bermanfaat untuk bisnis”

https://www.ekrut.com/media/crowdsourcing-adalah diakses pada 25 Desember 2022.

Tegar, N. (2019). Panduan Lengkap Manajemen Distribusi. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

Thomas Abbon, L. E. (2017). Keabsahan Kegiatan Distributor Dalam Perspektif Hukum Perdata. Jurnal Hukum to-ra.https://doi.org/10.33541/tora.v3i3.1163

Trias Ismi. 2022. “Crowdsourcing marketing: Definisi, Jenis, dan manfaaatnya bagi perusahaan.

https://glints.com/id/lowongan/crowdsourcing-marketing-adalah/ diakses pada 25 Desember 2022.

Yanto. (2021). Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Desa Sungai Ringin Kabupaten Sekadau. Prosiding Seminar Nasional SATIESP, 978-602-53460- 8–8, 1–7. http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/3707/1/ELMIYANTI.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian rumusan masalahnya yaitu menyajikan pembahasan tentang DC dari perspektif keadilan (distribusi dosis individu) dengan mengandalkan pertimbangan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas layanan, hubungan pemasaran pelanggan, dan kepercayaan merek secara simultan dan parsial terhadap loyalitas

Kontribusi terhadap pengembangan Ipteks terutama dalam manfaatnya sebagai penyedia literatur ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan (bahan ajar), sekaligus guna memfasilitasi

ANALISA PERAN GEREJA DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI WARGA JEMAAT GMIT BETANIA OETAMAN DI DESA LINAMNUTU.. PANDANGAN WARGA JEMAAT TENTANG PERAN GEREJA DALAM

[r]

Contract Logistics EBITDA before specific items, on a constant currency basis, was US$43 million for the three months ended 30 September 2017 (three months ended 30 September

dari dua digit yang dijumlahkan adalah 2. Berikut adalah aturan dasar untuk penjumlahan pada sistem bilangan biner.. b) Pengurangan Biner. Pada bagian ini hanya

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan PU Negeri dan Balai Latihan Pendidikan Teknik pada perilaku belajar siswa