• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sahabat Senandika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sahabat Senandika"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sahabat Senandika

Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Yayasan Spiritia

No. 45, Agustus 2006

Daftar Isi

Laporan Kegiatan

Konferensi AIDS

Internasional XVI, Toronto,

13-18 Agustus 2006

Oleh: Siradj Okta

Konferensi AIDS Internasional yang ke-16 telah dilaksanakan di Toronto, Kanada pada tanggal 13-18 Agustus 2006. Konferensi ini melibatkan lebih dari 26.000 peserta dari lebih dari 170 negara di dunia. Peserta berasal dari berbagai kalangan yang bergerak di bidang HIV/AIDS mulai dari Odha, Ohidha, aktivis, pemerintah, dokter, ahli hukum, peneliti, perawat, dan sebagainya. Semua berkumpul pada kegiatan itu untuk membahas berbagai aspek permasalahan HIV/AIDS di berbagai belahan dunia dari berbagai sudut pandang. Isu-isu yang diangkat beragam dari situasi di negara-negara berkembang maupun negara-negara maju. Selain itu juga diangkat mengenai hasil-hasil penelitian obat-obatan ARV terbaru, dan perkembangan penelitian vaksin dan mikrobisida pencegah HIV.

Lebih dari 60 delegasi dari Indonesia juga terlibat mengikuti konferensi tersebut. Semuanya berasal dari berbagai bidang dan berbagai tempat kerja yang berbeda di Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah bahwa banyak sekali perwakilan dari komunits Odha/Ohidha di Indonesia yang ikut serta. Sebagian mendapat beasiswa dari panitia konferensi, sebagaian mendapat dukungan dana dari penyandang dana, maupun pemerintah. Dengan banyaknya peserta dari Indonesia, harapannya semua dapat membagi dan

memanfaatkan pengalaman, ilmu, dan jaringan yang didapat dari konferensi tersebut kepada pergerakan penanggulangan AIDS di Indonesia, baik di tingkat lokal, maupun nasional.

Beberapa hal yang menjadi isu penting dari konferensi tersebut adalah mengenai penguatan akses kepada pengobatan ARV. Baik dari segi pengadaan obat, peningkatan keterampilan tenaga

dan masalah resistansi. Mengingat semakin banyak orang mengetahui statusnya dengan meluasnya layanan VCT, maka kesiapan dukungan

pengobatan, maupun dukungan psikososial dari teman sebaya menjadi vital, terutama di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dimana stigma dan diskriminasi masih tinggi, dan angka

peningkatan penyebaran HIV juga masih

meningkat terus. Menurut UNAIDS, sampai saat ini ada sekitar 40 juta orang di dunia hidup dengan HIV, dan baru 24% yang dapat mengakses

pengobatan. Persentase tersebut jauh lebih kecil lagi pada anak-anak yang HIV positif.

Untuk melihat lebih lengkap mengenai hasil dan pelaksanaan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto dapat dilihat langsung di websitenya:

www.aids2006.org

Selain itu, dari konferensi, didapat juga beberapa modul dan dokumen-dokumen baru. Sehubungan dengan banyaknya sesi pelatihan keterampilan disana, maka ada beberapa yang dapat diambil ilmunya untuk dapat diterapkan di Indonesia.

Masalah HIV dan TB juga terangkat sebagai isu utama, karena TB merupakan salah satu penyebab

Laporan Kegiatan 1

Konferensi AIDS Internasional XVI,

Toronto, 13-18 Agustus 2006 1 Pengetahuan adalah kekuatan 2

Revisi pada Pedoman WHO tentang

ART untuk Dewasa 2

Pedoman WHO tentang ART untuk Anak 3 Pedoman untuk profilaksis kotrimoksazol 4

Pojok Info 4

Lembaran Informasi Baru 4

Tips 5

Tips untuk Odha 5

Tanya Jawab 6

Tanya-Jawab 6

Positive Fund 6

(2)

Pengetahuan

adalah kekuatan

kematian pasien dengan AIDS. Oleh karena itu

sistem penanganan pasien TB dapat saling mendukung dengan sistem penanganan pasien Odha, sehingga dapat mendorong deteksi awal dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Pada konferensi itu juga ada kegiatan pemberian penghargaan Red Ribbon yang diadakan oleh UNDP, International AIDS Society, dan beberapa organisasi internasional pendukung lainnya. Yayasan Spiritia terpilih sebagai satu dari 25 organisasi yang terpilih dari lebih dari 500 organisasi yang bergerak di bidang HIV/AIDS di seluruh dunia. Yayasan Spiritia masuk dalam kategori Stigma dan Diskriminasi. Dari 25 organisasi tersebut kemudian dipilih lagi 5 organisasi yang meraih penghargaan utama. Dari kategori Stigma dan Diskriminasi, yang terpilih adalah Jaringan Odha/Ohidha Ukraina (All

Ukrainian Network of People Living with HIV/AIDS). Apa yang dilakukan oleh organisasi-organisasi semacam itu dapat memberi pelajaran, secara khusus kepada Spiritia dalam mengembangkan jaringan komunitas yang lebih kuat, dinamis, dan berdaya.

Konferensi AIDS Internasional dilakukan setiap 2 tahun sekali, pada tahun 2008 akan

diselenggarakan di Meksiko.

Revisi pada Pedoman

WHO tentang ART untuk

Dewasa

Terapi antiretroviral untuk infeksi

HIV pada orang dewasa dan

remaja di negara terbatas sumber

daya: menuju akses universal

Usulan untuk pendekatan kesehatan masyarakat

Terbitan ini bermaksud untuk menjadi alat referensi untuk negara terbatas sumber daya waktu mereka mengembangkan atau merevisikan

pedoman nasional untuk penggunaan terapi antiretroviral (ART) pada orang dewasa dan remaja pascapubertas - remaja prapubertas harus

mengikuti pedoman pediatrik WHO. Materi disediakan berdasarkan bukti terkini, termasuk pilihan pengobatan ART yang baru, dan

pengalaman dari program peningkatan ART yang sudah terbentuk. Pendekatan yang disederhanakan, dengan standar berdasarkan bukti (evidence-based), tetap menjadi dasar usulan WHO untuk mulai ART dan memantaunya.

Pedoman ini terutama bermaksud untuk dipakai oleh pimpinan program HIV nasional dan wilayah, pimpinan LSM yang menyediakan layanan

perawatan untuk HIV, dan para pembuat kebijakan lain yang terlibat dalam peningkatan perawatan HIV yang komprehensif dan ART di negara terbatas sumber daya. Namun, informasi teknis dan klinis yang komprehensif dan terkini mengenai penggunaan ART juga membuat pedoman ini berguna untuk para dokter di rangkaian terbatas sumber daya. Usulan yang disediakan dalam pedoman ini dibuat berdasarkan tingkat bukti yang berbeda dari uji coba klinis yang dilakukan secara acak, penelitian ilmiah mutu tinggi, data

(3)

dipertimbangkan oleh program nasional atau wilayah.

Efektif-biaya tidak dipertimbangkan sebagai bagian dari usulan, walaupun kenyataan sumber daya manusia, prasarana sistem kesehatan dan masalah sosioekonomis seharusnya

dipertimbangkan saat usulan disesuaikan untuk program wilayah dan nasional.

Pedoman ini dapat didownload dari:

http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/adult/en/index.html

Pedoman WHO tentang

ART untuk Anak

Terapi antiretroviral untuk infeksi

HIV pada bayi dan anak di negara

terbatas sumber daya: menuju

akses universal

Usulan untuk pendekatan kesehatan masyarakat

Cara yang paling efisien dan efektif-biaya untuk menangani HIV pediatrik secara global adalah untuk mengurangi penularan dari ibu-ke- bayi (MTCT). Namun, setiap hari terjadi hampir 1500 infeksi baru pada anak di bawah usia 15 tahun, lebih dari 90 persen di antaranya terjadi di negara berkembang, dan kebanyakan terkait dengan MTCT. Bayi terinfeksi HIV sering ditemukan dengan gejala klinis pada tahun pertama hidupnya, dan pada usia satu tahun diperkirakan sepertiga bayi terinfeksi HIV sudah meninggal dunia, sementara kurang lebih separo pada usia 2 tahun. Jadi ada kebutuhan penting untuk menyediakan terapi antiretroviral (ART) untuk anak yang

ternyata terinfeksi walau ada upaya untuk mencegah infeksi tersebut.

ART mengubah keadaan infeksi HIV secara bermakna di negara yang sudah menyediakannya. Bayi dan anak terinfeksi HIV sekarang bertahan hidup sampai masa remaja dan dewasa. Tantangan pemberian asuhan HIV sudah berubah untuk menjadi masalah pemberian asuhan kronis serta akut. Pada rangkaian terbatas sumber daya, banyak di antaranya negara yang paling terpukul oleh epidemi ini, upaya luar biasa yang dilakukan sejak dikembangkan tujuan ‘3 pada 5’ dan komitmen global untuk meningkatkan akses pada ART secara cepat mengakibatkan kemajuan yang hebat.

Namun, desakan dan kekuatan upaya ini kurang berhasil dalam meningkatkan penyediaan ART pada anak terinfeksi HIV. Hambatan yang bermakna terhadap peningkatan perawatan pediatrik tetap ada, termasuk skrining terbatas untuk HIV,

kekurangan teknologi tes diagnostik yang sederhana dan terjangkau, kelangkaan kemampuan SDM, advokasi dan pemahaman yang tidak cukup bahwa ART adalah efektif untuk anak, pengalaman terbatas dengan pedoman pengobatan baku yang disederhanakan, serta ketiadaan bentuk ARV pediatrik yang praktis dan mampu dibiayai. Lagi pula, kebutuhan untuk mengobati semakin banyak anak terinfeksi HIV menyoroti desakan utama untuk mencegah penularan virus dari ibu-ke-bayi pada awal.

Pedoman WHO untuk penggunaan ART pada anak dipertimbangkan dalam pedoman untuk orang dewasa yang diterbitkan pada 2004. Pedoman komprehensif ini yang direvisi dan berdiri sendiri berdasarkan pendekatan kesehatan masyarakat dikembangkan untuk mendukung dan

memudahakan penatalaksanaan dan peningkatan ART untuk bayi dan anak.

Pedoman ini dapat didownload dari:

(4)

Pojok Info

Pedoman untuk profilaksis

kotrimoksazol

Pedoman untuk profilaksis

kotrimoksazol untuk infeksi terkait

HIV di antara anak, remaja dan

orang dewasa dalam rangkaian

terbatas sumber daya

Usulan untuk pendekatan kesehatan masyarakat

Pada negara dengan keberhasilan tinggi, profilaksis kotrimoksazol di antara anak (baik terpajan HIV dan mereka yang hidup dengan HIV) serta orang dewasa dan remaja yang hidup dengan HIV sudah lama menjadi perawatan baku (standard of care). WHO dan UNAIDS belum membuat pedoman untuk program nasional dalam rangkaian terbatas sumber daya. Dalam ketiadaan pedoman yang jelas, negara dan program lambat menerapkan profilaksis kotrimoksazol, sebuah tindakan murah, sederhana, dan yang menyelamatkan jiwa.

Tujuan pedoman ini adalah untuk memberikan usulan teknik dan operasional secara global untuk penggunaan profilaksis kotrimoksazol pada anak terpajan HIV, anak yang hidup dengan HIV, serta remaja dan orang dewasa yang hidup dengan HIV dalam konteks peningkatan perawatan HIV dalam rangkaian terbatas sumber daya.

Pedoman ini dapat didownload dari:

http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/ctx/en/index.html

Lembaran Informasi Baru

Pada Agustus 2006, Yayasan Spiritia telah menerbitkan 12 lembaran informasi yang direvisi:

•Informasi Dasar

Lembaran Informasi 001—Daftar Lembaran Informasi

•Terapi Antiretroviral

Lembaran Informasi 401—Nama Obat Antiretroviral

Lembaran Informasi 410—Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 416—Kepatuhan terhadap Terapi

Lembaran Informasi 425—Abacavir

•Infeksi Oportunistik

Lembaran Informasi 511—Moluskum

•Efek Samping

Lembaran Informasi 550—Efek Samping Lembaran Informasi 553—Lipodistrofi Lembaran Informasi 554—Diare

Lembaran Informasi 555—Neuropati Perifer Lembaran Informasi 557—Masalah Tulang

•Topik Khusus

Lembaran Informasi 601—Vitamin dan Zat Mineral

Untuk memperoleh lembaran revisi ini atau seri Lembaran Informasi lengkap, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang atau browse ke situs web Spiritia:

(5)

Tips

Tips untuk Odha

Banyak orang bertanya dengan apakah kita bisa tetap hidup sehat dengan HIV. Selain dibantu dengan ARV, makanan yang sehat dan cukup, vitamin dan mineral yang seimbang, gaya hidup yang baik, tidur yang cukup, kita juga bisa mencoba cara yang menyenangkan untuk meningkatkan sistem imunitas kita. Mungkin masih sedikit orang yang sangsi akan fungsi dari pelukan adalah bagian dari terapi yang cukup menyenangkan untuk dilakukan. Kita bisa mencoba tips berikut karena selain menyenangkan, pelukan juga tidak merugikan siapapun.

Berikut ini adalah tips untuk berpelukan: Peluklah dengan perasaan ingin menghibur orang lain dan bukan dengan nafsu. Berilah kenyamanan dan rasa peduli. Jika kita ingin dipeluk, mintalah kepada orang yang kita rasa nyaman untuk mendapatkan dukungan. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda untuk merasa nyaman dengan sesuatu hal. Oleh karena itu, untuk meminta seseorang memeluk atau memberikan pelukan kepada seseorang, kita harus melihat situasi, kondisi dan kenyamanan orang tersebut.

Seseorang membutuhkan 4 pelukan per hari untuk menunjang kelangsungan hidup, 8 pelukan per hari untuk memelihara kehidupan, dan 12 pelukan untuk pertumbuhan. Pelukan bisa

membuat kita merasa lebih baik karena kulit adalah bagian tubuh yang terbesar dari tubuh manusia dan kulit manusia membutuhkan perhatian ekstra. Sebuah pelukan bisa mencakup hampir seluruh bagian kulit dan memberikan pesan bahwa kita peduli terhadap seseorang. Selain itu, pelukan juga adalah sebuah bentuk komunikasi. Kita bisa mengungkapkan sesuatu tanpa perlu berkata-kata hanya dengan sebuah pelukan.

Pelukan itu menyehatkan karena berfungsi untuk membantu meningkatkan sistem imunitas,

menyembuhkan depresi, mengurangi stress, membantu proses tidur, menyegarkan tubuh, meremajakan, dan tidak mempunyai efek samping. Pelukan tidak mengandung pestisida, tidak

(6)

Sahabat Senandika

Diterbitkan sekali sebulan oleh

Yayasan Spiritia

Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta Pusat 10560

Telp: (021) 422 5163 dan (021) 422 5168 Fax: (021) 4287 1866

E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Editor:

Caroline Thomas

Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar

untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum

Positive Fund

Tanya Jawab

Tanya-Jawab

T: Apakah fungsi vitamin C untuk Odha, terdapat dalam buah atau sayur apakah vitamin C, berapa dosis yang dianjurkan per hari dan apa akibatnya jika berlebihan mengkonsumsi vitamin C?

J: Vitamin C membantu kerja vitamin E dalam penyerapan zat besi di lambung. Selain itu, membantu produksi halogen yang sangat penting dalam proses pembentukan jaringan ikat untuk kekuatan tulang, tulang rawan, gigi, rambut, kulit, otak, pembuluh darah, dan proses penyembuhan luka, termasuk luka bakar. Vitamin C mudah larut dalam air dan hilang dalam pemanasan. Sebatang rokok mampu menghilangkan 25 gram vitamin C di dalam tubuh.

Dosis vitamin C sehari 250-1000 mg. Kelebihan vitamin C mengakibatkan perut mulas, diare, dan pusing. Suplemen vitamin C tidak dianjurkan bagi penderita talasemia dan anemia karena dapat memperkuat keracunan zat besi.

Fungsi vitamin C antara lain sebagai berikut: 1. Mengurangi replikasi virus HIV yang

menginfeksi T-helper (limfosit) secara kronis. 2. Membersihkan alkohol dalam tubuh.

3. Meningkatkan kekebalan tubuh.

4. Merangsang protein yang beraktivitas antivirus. 5. Menghambat perkembangan sel kangker. 6. Meningkatkan kerja paru-paru.

7. Memperbaiki kualitas sperma.

8. Mengurangi penumpukan lemak pada organ hati karena alcohol.

9. Mengobati dan mencegah hiperpigmentasi. 10. Mencegah radang gusi dan alergi

11. Meningkatkan kolesterol HDL.

Kekurangan vitamin C akan menyebabkan: Pertumbuhan jantung dan tubuh terganggu., gusi bengkak, mudah terserang encok, anemia, dan penyakit anak ginjal.

Vitamin C terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jeruk, tomat, jambu biji, cabai, paprika, pepaya, brokoli, stroberi, kiwi, ubi merah, buncis, sayuran hijau, kubis, labu merah, nanas, apel, mangga, belimbing, markisa dan sebagainya.

Sumber: Potensi Diri dan Alam untuk Pengobatan HIV/AIDS

Laporan Keuangan Positive Fund

Yayasan Spiritia Periode A gustus 2006

Saldo aw al 1 A gustus 2006 10,531,975

Penerimaan di bulan

A gustus 2006 300,000+

__________

Total penerimaan 10,831,975

Pengeluaran selama bulan A gustus :

Item Jumlah

Saldo akhir Positive Fund

Referensi

Dokumen terkait

Di pihak Universitas Muhammadiyah Malang, kehadiran mahasiswa asing dalam naungan BPKLN Kemendikbud RI yang bernama beasiswa program Darmasiswa adalah bukti dan tindak

Perangkaian (konjungsi), adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam

Skripsi dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar, Prisma dan Limas di SMPN 3 Kedungwaru” yang ditulis oleh Mokhamad Triyono

APBN Pemerintah..  ruas Batas Kota Brebes - Batas Kota Tegal melewati Kawasan Perkotaan Inti I.1 dan Kawasan Perkotaan Inti I.2;..  ruas Batas Kota Tegal – Batas Kota

Dari hasil analisis, diperoleh 5 atribut yang memiliki prioritas utama untuk meningkatkan kepuasan wisatawan Pantai Kuwaru, antara lain: kebersihan area pantai,

casturi menggunakan metanol dan fraksi n-heksana diperoleh dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksana terhadap ekstrak tersebut, sedangkan untuk

Implementasi manajemen pembelajaran berbasis afeksi pada penumbuhan budi pekerti peserta didik di SMA Negeri 5 Yogyakarta adalah sebagai hasil penajaman dari visi sekolah, yaitu:

Adalah didapati prestasi akademik mengikut jantina bagi pelajar Bumiputera amat ketara sekali iaitu pelajar perempuan mempunyai keputusan akademik yang lebih tinggi dengan