• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Bagi Pekerja PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember (perspektif Undangundang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Hukum Islam).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perlindungan Bagi Pekerja PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember (perspektif Undangundang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Hukum Islam)."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Hukum (S.H)

Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Islam Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Mu’amalah)

Oleh :

DADANG KURNIAWAN NIM. 083 132 025

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS SYARIAH

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

NOVEMBER 2018

(2)
(3)
(4)





















Artinya : ” Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu meraja lela di muka bumi dengan membuat kerusakan”(QS. Asy Syu’ara [26]: 183)

(5)

1. Kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi (M. Hafid dan Jasa) dan Kakak yang saya banggakan (M. Juwarno, Holis Susanti, Rasuk, dan Rodiyah).

2. Bapak/ibu sepupu saya yang hormati (Umi Jamik, bapak Rasuk, ibu Rasuk, ibu Mos dan Almarhum bapak Asmad)

3. Saudara yang saya sayangi (Danik Anggasari, Hafizah, Aprilita Bintang Maulidia, Romadina Ayu Firnanda, Zam-zam).

4. Organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) IAIN Jember.

5. KUMAN (Kumpulan Mahasiswa Netral) “Kami beda dengan yang lain, tapi kami apa adanya. Salam Persaudaraan. Ahsan Min ma Yuro.

6. Teman Kelas I1 Muamalah IAIN Jember Angkatan Tahun 2013.

7. Almamater saya tercinta, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

(6)

Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayahNya skripsi ini terselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Terselesainya skripsi ini karena dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor IAIN Jember 2. Bapak Dr. H. Sutrisno RS, M.HI selaku Dekan Fakultas Syariah

3. Ibu Mahmudah, S.Ag., M.EI selaku ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.

4. Ibu Busriyanti, M.Ag selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah).

5. Bapak Dr. M. Ishaq, M.Ag selaku dosen pembimbing.

6. Bapak Ikhbal Agus Tri P selaku ketua PT.Indomarco Sumbersari Jember 7. Seluruh informan yang telah membantu melengkapi penelitian ini.

8. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada saya.

9. Seluruh civitas akademika Fakultas Syariah IAIN Jember.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari harapan yang sempurna. Namun, walaupun dengan waktu yang sangat terbatas penulis mencoba

(7)

ini nantinya bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Amin ya robbal alamin.

Jember, 01 November 2018.

Penulis

DADANG KURNIAWAN NIM. 083 132 025

(8)

Dadang Kurniawan, Dr. M. Ishaq, M.Ag, 2018 : Perlindungan Bagi Pekerja PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember (perspektif Undang- undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Hukum Islam).

Perlindungan bagi pekerja merupakan tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari berbagai jenis perbuatan yang melanggar hukum. PT.

Indomarco Prismatama Sumbersari Jember salah satu perusahaan yang menerapkan mengenai konsep perlindungan bagi pekerja terhadap pekerja dengan tujuan melindungi serta menjamin keselamatan dan kesehatan kerja:

Fokus masalah yang diangkat dalam penelitian ini diantaranya: 1) Bagaimana perlindungan yang di berikan perusahaan kepada pekerja di PT.

Indomarco Prismatama Sumbersari Jember? 2)Bagaimana perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam Perspektif Undang-undang nomor 13 Tahun 2003? 3)Bagaimana perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam perspektif Hukum Islam?

Tujuan penelitian ini adalah : 1). Untuk mendeskripsikan perlindungan yang di berikan perusahaan kepada pekerja di PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember.2). Untuk mendeskripsikan perlindungan bagi pekerja di PT.

Indomarco dalam perspektif Undang-undang nomor 13 Tahun 2003.3). Untuk mendeskripsikan perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam perspektif Hukum Islam.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian Kualitatif. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mendeskripsikan perlindungan yang di berikan perusahaan kepada pekerja di PT.

Indomarco Prismatama Sumbersari Jember berupa keselamatan dan kesehatan.

Perlindungan pekerja berupa keselamtan berupa perlindungan yang berkaitan langsung dengan fisik dan perlindungan kesehatan berupa adanya BPJS Ketenagakerjaan dimaksudkan agar supaya pekerja mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan. 2) Untuk mendeskripsikan perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam perspektif Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 perlindungan terhadap tenaga kerja berupa keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Di PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember perlindungan terhadap tenagakerja yang terealisasikan berupa keselamatan dan kesehatan. 3) Untuk mendeskripsikan perlindungan bagi pekerja di PT.

Indomarco dalam perspektif Hukum Islam perlindungan tenagakerja bagi pekerja dalam hukum islam berupa toleransi terhadap kewajiban beribadah sesuai dengan agamanya perusahaan PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember dalam penerapannya sebagaimana yang dianjurkan dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 86 huruf C yang berbunyi “ perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

(9)

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sitematika Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 17

(10)

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 42

B. Lokasi Penelitian ... 42

C. Data dan Sumber Data ... 43

D. Metode Pengumpulan Data ... 43

E. Metode Analisis Data ... 45

F. Keabsahan Data ... 46

G. Sistematika Pembahasan ... 46

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian ... 49

1. Gambaran Umum ... 49

2. Profil Perusahan Indomaret Sumbersari Jember ... 50

3. Sejarah Indomaret ... 57

B. Penyajian Data dan Analisis ... 59

C. Pembahasan Temuan ... 72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 15 Tabel 4.1 Profil Perusahaan Indomaret Sumbersari Jember ... 50

(12)

No. Keterangan Hal Bagan 4.1 Struktur Area Indomaret... 52 Bagan 4.2 Struktur Organisasi ... 53

(13)

A. Latar Belakang

Ketenagakerjaan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Tenaga kerja mempunyai peranan, kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan sasaran pembangunan Nasional. Hak-hak tenaga kerja yang diatur dalam peraturan ketenagakerjaan Indonesia, yang didalamnya termasuk perlindungan tenaga kerja merupakan hal yang harus diperjuangkan agar harkat dan kemanusian tenaga kerja ikut terangkat. Perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar karyawan dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha Nasional dan Internasional.

Sebagaimana disebutkan dalam pasal 28 Undang-Undang Dasar tahun 1945 bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.1

Karyawan dalam perseroan biasanya didefinisikan sebagai para pekerja yang memiliki jabatan struktur. Mereka bekerja di bawah komando para manager atau supervisor. Umumnya mereka mengenyam pendidikan yang sedang dan tinggi. Kendatipun posisinya dalam pengambilan keputusan tidak besar, karyawan mendominasi jumlah terbesar didalam perseroan. Umumnya

1 F. winarni, Administrasi Gaji dan Upah (Yogyakarta: Putaka Widyatama, 2006), 89.

(14)

karena struktural posisi mereka lemah, karyawan disuatu perseroan membentuk kelompok informasi atau serikat untuk membela kepentingan membela mereka menyatu, mereka akan sangat sensitif.2

Dalam perjalanannya, perseroan tidak selamanya mengalami pertumbuhan yang stabil dan bahkan sebuah perseroan dapat mengalami kebangkrutan atau kepailitan. Kepailitan menurut pasal 1 UU No 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang adalah sita umum atas kekayaan debitur pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan hakim. Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitur tidak mampu, untuk melakukan pembayaran- pembayaran terhadap utang-utang dari para kreditnya. Keadaan tidak mampu membayar lazimnya disebabkan karena kesulitan kondisi keuangan (Financial Distress) dari usaha debitur yang telah mengalami kemunduran. Dalam

kondisi ini, selain mengalami kesulitan mengembalikan utang pada kreditur, perseroan juga mengalami kesulitan dalam memenuhi hak-hak karyawan.3

Serikat karyawan ini bisa produktif dan bisa pula kontra produktif terhadap perseroan. Ketika managemen bisa besinergi dengan serikat, maka hampir bisa dipastikan kinerja karyawan akan positif. Kelompok karyawan yang dapat perhatian yang baik malah besar kemungkinan dapat meningkatkan kinerja perseroan bahkan membantu perseroan untuk mengatasi hal-hal yang tidak terduga atau destruktif. Namun sebaliknya bila mereka tidak mendapatkan perhatian managemen, mereka dapat melakukan tindakan yang

2 Hardijan, Hukum Ketenagakerjaan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 45.

3 Gator Supramono, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Djambatan, 2009), 17.

(15)

merugikan perseroan seperti mangkir, pemogokan, atau bahkan pengrusakan.

Karena umumnya, karyawan sangat mudah untuk disulut dengan isu. Teutama isu-isu yang terkait masalah gaji, tunjangan, pemutusan hubungan kerja dan lain-lain. Karyawan merupakan ujung tombak perseroan jasa. Dengan memberikan perhatian yang baik, perseroan dapat memperbaiki pelayanannya, terhadap karyawan yang merupakan suatu kekuatan dalam perseroan. Sesibuk apapun pihak managemen, komunikasi dengan karyawan tetap harus dilakukan. Tugas managemen adalah menciptakan iklim yang baik agar karyawan dapat bekerja dengan tenang dan aman. Rasa tidak aman pada karyawan didalam perseroan, dapat mengakibatkan mereka mencari perlindungan dari pihak-pihak diluarperseroan. Campur tangan yang dilakukan pihak luar, seperti Dinas Tenaga Kerja, Kepolisian dan lembaga- lembaga bantuan lainnya menunjukkan bahwa perseroan telah kehilangan kepercayaan dari karyawan.4

Tenaga kerja merupakan salah satu instrument dalam pembangunan Nasional. Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu. Dengan demikian perlu adanya perlindungan terhadap hak- haknya. Berbicara mengenai hak karyawan berarti membicarakan hak-hak asasi manusia yang berkaitan dengan kenutuhan dasar. Menurut Sudjana, kebutuhan dasar itu minimal adalah:

4 Ibid,. 48.

(16)

1. Kebutuhan dasar untuk hidup, meliputi pangan, sandang, papan, air udara, bahan bakar dan lain-lain.

2. Kebutuhan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kapasitas atau produktifitas individu meliputi pendidikan, pelayanan kesehatan, sarana komunikasi dan transportasi.

3. Kebutuhan untuk meningkatkan akses (peluang untuk memperoleh sesuatu) terhadap cara berproduksi dan peluang ekonomi, melupti tanah air, vegetasi, modal (termasuk teknologi), peluang bekerja dan berpenghasilan yang layak.

4. Kebutuhan untuk hidup dengan rasa aman dan kebebasan untuk membuat keputusan, partisipasi dalam politik, keamanan untuk membuat keputusan, partisipasi dalam politik, keamanan sosial, dan pertahanan sosial.5

Untuk memenuhi hajat hidup tersebut maka perlu adanya timbal balik dari pekerjaan terhadap apa yang telah dikerjakan. Karyawan memiliki hak untuk mendapatkan hasil atau upah dari pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan pemberi kerja perseroan berkewajiban membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Apabila salah satu pihak yang terikat dalam perjanjian kerja tersebut tidak melaksanakan kewajibannya, maka mungkin sekali terjadi sengketa antara dua belah pihak ksususnya sering terjadi dalam pemenuhan upah oleh perseroan kepada karyawan.

Hak karyawan dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan diatur dalam perlindungan hukum terhadap pekerja antara lain meliputi:

5 Ibid.,50.

(17)

1. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja atau buruh untuk berunding dengan perusahaan

2. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja 3. Perlindungan khusus bagi pekerja buruh perempuan

4. Perlindungan tenaga upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja.

Bab X paragraf 5 pasal 86 mengenai keselamatan dan kesehatan kerja antara lain meliputi:

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

a. Keselamatan dan kesehatan kerja;

b. Moral dan kesusilaan; dan

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai- nilai agama.

2. Untuk melindungi keselamtan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam bidang ketenagakerjaan Islam, hubungan antara pekerja dan pengusaha melahirkan konsep upah mengupah. Hubungan ini menempatkan pekerja sebagai mitra kerja, sehingga pengusaha wajib memperlakukan pekerjanya sebagaimana memperlakukan dirinya sendiri. Pengusaha tidak boleh mempekerjakan pekerja di luar kemampuannya. Hak dan kewajiban

(18)

juga harus diberikan secara berimbang sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur an Surat An-Nur ayat 33 yang berbunyi:























































 

...

Artinya: “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya sehingga Allah memampukan mereka dengan karunianya dan budak-budak yang kamu miliki menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka. Jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan kepadamu”.6 Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa ketika ada hubungan kerja antara perusahaan dan pekerja, keduanya berhak melakukan atau membuat suatu perikatan kerja dengan dilakukan berdasarkan asas etika baik. Semisal perusahaan mengetahui niat baik pekerja hendaknya perusahaan memberikan suatu imbalan berupa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bentuk perlindungan kerja bagi tenaga kerja.

Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan. Banyak ayat di dalam Alquran maupun hadis ditemukan referensi tentang kesehatan. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

6 Al-Qur’an. (QS. An-Nur. 33)

(19)

























Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS.Ibrahim (14) :7).7 Dalam konteks masyarakat muslim modern, masalah kesehatan telah menjadi urusan publik sehingga hal ini terkait dengan kebijakan Negara.

Negara dalam hal ini yang menerapkan syariat Islam- melalui politik ekonominya berpandangan bahwa:8

1. Manusia secara individual perlu dipenuhi berbagai kebutuhannya;

2. Kebutuhan-kebutuhan primer setiap manusia harus dipenuhi secara menyeluruh;

3. Hukum mencari rezeki adalah mubah, sehingga semua orang berhak bekerja dan diberlakukan sama;

4. Nilai-nilai luhur harus mendominasi semua interaksi yang terjadi antar individu di tengah-tengah masyarakat.

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Di kelola oleh PT indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaa indomaret di desa Sumbersari Jember. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai Waralaba pertama di Jember, setelah indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003 indomaret meraih

7 Al-Qur’an. (QS. Ibrahim (14) :7)

8 Abd Al-Rahman Al-Maliki. Politik Ekonomi Islam, 44.

(20)

penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003“ dari Presiden Megawati Sukarnoputri.

Hingga Desember 2010 Indomaret Mencapai 350 gerai. Dari total itu 300 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 50 gerai waralaba milik masyarakat. Indomaret berencana mengembangkan usahanya dengan cara membuka gerai baru yang lebih strategis sehingga pemanfaatan lahan yang terbatas di tiap daerah menjadi lebih maksimal. Indomaret menambahkan kriteria-kriteria lokasi gerai barunya seperti jarak antara gerai indomaret yang satu dan lainnya tidak boleh berdekatan, jarak gerai indomaret dengan jalan utama tidak boleh terlalu jauh, lokasi gerai indomaret harus disesuaikan dengan tingkat kepadatan penduduk.

Dalam rangka memberikan kepastian hukum dibidang ketenagakerjaan, pemerintah telah memperhatiakn kemajuan dunia usaha, yaitu dengan mengeluarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dimana dalam Undang-undang tersebut telah mengatur beberapa ketentuan diantaranya perlindungan bagi pekerja, perlindungan keselamatan kerja, perlindungan kesehatan kerja, perlindungan pengupahan dan kesejahteraan, hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja.

Pengaturan ini ditujukan agar kegiatan-kegiatan terkait ketenagakerjaan tidak merugikan kedua belah pihak, baik dari pihak perusahaan maupun pekerja, sehingga keduanya merasa sudah dilindungi oleh hukum. Dengan tidak ada sikap sewenang-wenang perusahaan dalam memberikan perintah terhadap para pekerjanya.

(21)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perlindungan Bagi Pekerja PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember (Perspektif Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Dan Hukum Islam”.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana perlindungan yang di berikan perusahaan kepada pekerja di PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember?

2. Bagaimana perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam Perspektif Undang-undang nomor 13 Tahun 2003?

3. Bagaimana perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam perspektif Hukum Islam?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang :

1. Untuk mendeskripsikan perlindungan yang di berikan perusahaan kepada pekerja di PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember.

2. Untuk mendeskripsikan perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam perspektif Undang-undang nomor 13 Tahun 2003.

3. Untuk mendeskripsikan perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco dalam perspektif Hukum Islam.

(22)

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan landasan teoritis bagi perkembangan hukum pada umumnya dan dapat memberikan informasi mengenai perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember dan menambah wawasan serta dijadikan rujukan penelitian yang selanjutnya, khususnya masalah perlindungan bagi pekerja.

2. Secara Praktis a. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas terhadap mekanisme perlindungan bagi pekerja, Sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat.

b. Untuk IAIN Jember

Dapat menjadi salah satu refrensi yang memberikan kontribusi dalam kajian akademik terkait bentuk perlindungan bagi pekerja di PT. Indomarco Prismatama Sumbersari Jember.

c. Bagi peneliti

Dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman bagi peneliti terkait dengan perlindungan bagi PT.

Indomarco Prismatama Sumbersari Jember (perspektif undang-undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan hukum Islam.

(23)

E. Definisi Istilah 1. Perlindungan

Perlindungan adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.9

2. Pekerja

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah dan imbalan dalam bentuk lain.10 Dalam definisi tersebut terdapat dua unsure yaitu orang yang bekerja dan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Hal tersebut berbeda dengan definisi dari tenaga kerja, dalam ketentuan pasal 1 UU no. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan disebut bahwa, “ Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”.

3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003

Undang-undang No. 13 Tahun 2003 adalah peraturan Negara yang dibuat oleh pemerintah yang disahkan oleh parlemen yang berisi tentang semua yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, sekarang dan sesudah masa kerja.11

9 Setiono, Rule of Law (Surakarta: Disertasi S2 Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret, 2004), 3.

10 Maimun, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2003), 13.

11 Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

(24)

4. Hukum Islam

Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengingat untuk semua orang yang beragama Islam.12

Jadi judul penelitian “perlindungan bagi pekerja menurut Undang- undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan hukum Islam” adalah kegiatan penelitian yang berusaha mencari tau tentang perlindungan bagi pekerja dalam sudut pandang Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan hukum Islam.

F. Sitematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman, maka pembahasannya akan disusun secara sistematis sesuai dangan permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab, dan setiap bab terbagi beberapa sub bab, untuk itu kami akan deskripsikan secara singkat keseluruhan pembahasan. Dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup.

BAB I Pendahuluan. Bab ini termuat dimulai dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Kepustakaan. yaitu penelitian terdahulu serta kajian teori.

Dalam bab ini berusaha menyajikan landasan dan kerangka teori tentang perlindungan bagi pekerja PT. Indomarco Prismatama

12 Alaidin koto, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 26.

(25)

Sumbersari Jember Perspektif Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan dan hukum Islam.

BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini akan mengupas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap- tahap penelitian.

BAB IV Penyajian Data dan Analisis. serta pembahasan temuan. Bagian ini mengupas data yang diperoleh dari lapangan serta menarik kesimpulan atas data yang telah dirumuskan.

BAB V Penutup. berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan ini berisi tentang analisa dari berbagai hasil temuan dari bab sebelumnya.

Sedangkan saran-saran merupakan tindak lanjut dari bab yang bersifat konstruktif.

Selanjutnya diakhiri dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran sebagai pendukung dan kelengkapan data.

(26)

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.

1. Skripsi milik Imam Muchtarom mahasiswa fakultas hukum di Universitas muhammadiyah Surakarta 2010 yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN TENAGA KERJA WANITA DITINJAU DARI UU NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN (Studi Kasus:

PT. Aksara Solo Pos Surakarta)” Perbedaan dengan peneliti adalah terletak pada lokasi dan perlindungan bagi pekerja secara umum sedangkan penelitian Imam Muchtarom perlindungan hukum khusus pekerja wanita.

Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang perlindungan terhadap tenaga kerja.13

2. Skripsi milik Nur Ramadani mahasiswi Fakultas hukum Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Surabaya Jawa timur yang berjudul

“PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DALAM MASA KONTRAK (Studi Kasus Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Nomor : 271/G/2009/PHI.Sby)”. Perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut lebih

13 Imam Muchtarom, 2010. Tinjauan Yuridis Perlindungan Tenaga Kerja Wanita ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ( Studi kasus: PT. Aksara Solo Pos Surakarta).

(Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

(27)

fokus kepada pekerja kontrak yang di PHK dalam masa kontraknya sedangkan penelitian ini fokus terhadap perlindungan bagi pekerja secara umum. Persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas perlindungan bagi pekerja.14

3. Skripsi milik Fadhlil Wafi Fauzi mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA TIDAK

TETAP (STUDI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA)”. Perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut fokus terhadap perlindungan hukum untuk pekerja yang tidak tetap sedangkan penelitian ini perlindungan bagi pekerja secara umum. Persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang perlindungan hukum terhadap pekerja.15

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Persamaan 1. Imam

Muchtarom

Tinjauan Yuridis Perlindungan tenaga kerja wanita ditinjau dari UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (studi kasus: PT.

Perbedaan dengan peneliti adalah terletak pada lokasi dan perlindungan bagi pekerja secara umum

Persamaannya adalah sama- sama

membahas tentang perlindungan terhadap

14 Nur Ramadani, 2011. Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Kontrak yang di PHK Dalam Masa Kontrak. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Nomor: 271/G/2009/PHI.sby), (Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur).

15 Fadhil Fauzi, 2015. Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Tidak Tetap (Studi di Universitas Muhammadiyah Surakarta), (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

(28)

Aksara Solo Pos Surakarta).

sedangkan penelitian Imam Muchtarom perlindungan hukum khusus pekerja wanita

tenaga kerja

2. Nur Ramadani

Perlindungan Hukum bagi Pekerja kontrak di PHK dalam masa kontrak (studi kasus putusan pengadilan hubungan Industrial Nomor:

271/G/2009/PHI.sby)

Perbedaan dari penelitian

tersebut dengan penelitian ini adalah

penelitian

tersebut lebih fokus kepada pekerja kontrak yang di PHK dalam masa kontraknya sedangkan penelitian ini fokus terhadap perlindungan bagi pekerja secara umum

Persamaan antara penelitian tersebut dengan

penelitian ini adalah sama- sama

membahas perlindungan hukum bagi pekerja

3. Fadhil Wafi Fauzi

Tinjauan Yuridis tentang Perlindungan hukum terhadap pekerja tidak tetap (studi di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Perbedaan dari penelitian

tersebut dengan penelitian ini adalah

penelitian

tersebut fokus terhadap

perlindungan hukum untuk pekerja yang tidak tetap sedangkan penelitian ini perlindungan bagi pekerja secara umum

Persamaan antara penelitian tersebut dengan

penelitian ini adalah sama- sama

membahas tentang perlindungan hukum terhadap pekerja.

(29)

B. Kajian Teori

1. Perlindungan Bagi Pekerja a. Pengertian Perlindungan

Perlindungan berasal dari kata dasar ”lindung” yang mempunyai arti mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan membentengi.16 Kata lindung yang mendapat awalan per-dan akhiran–

an menjadi suatu bentuk kerja, sehingga menjadi suatu perbuatan melindungi, mengayomi, mencegah, mempertahankan dan membentengi. Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, terror, dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di sidang pengadilan.

Sedangkan Pekerja/ tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.17 Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.18 Sementara pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau

16 Dendi Sugiyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1085.

17 Pasal 1 ayat 3 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

18 Pasal 1 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

(30)

badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.19

Adapun perlindungan pekerja/tenaga kerja menurut Yusuf Subkhi, dimaksudkan untuk menjamin berlangsungnya sistem hubungan kerja secara harmonis tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah.20 Artinya perlindungan tenaga kerja merupakan jaminan wajib bagi tiap pekerja yang bekerja untuk melindungi keselamatan dan kesehatan hidupnya selama bekerja.

Sementara menurut Agusmidah, membagi perlindungan pekerja/tenaga kerja menjadi 3 macam21;

1) Perlindungan Ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang cukup memenuhi keperluan sehari-hari baginya beserta keluarganya, termasuk dalam hal pekerja tersebut tidak mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya.

Perlindungan ini disebut jaminan sosial.

2) Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya memungkinkan pekerja itu mengenyam dan mengembangkan prikehidupannya

19 Pasal 1 ayat 4 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

20 Yusuf Subkhi, Perlindungan Tenaga Kerja Alih Daya (Outsourcing) Perspektif Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Hukum Islam. (Malang: Uin Maliki Malang, 2012), 36.

21 Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2010), 61.

(31)

sebagai manusia pada umumnya, dan sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarganya, atau yang biasa disebut kesehatan kerja.

3) Perlindungan Teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat kerja lainnya atau oleh bahan yang diolah atau dikerjakan perusahaan, perlindungan jenis ini disebut dengan keselamatan kerja.

Berdasarkan pemaparan diatas perlindungan pekerja/tenaga kerja adalah perlindungan yang diupayakan untuk menjaga hak-hak dasar dari pekerja serta untuk menunjang pembangunan ketenagakerjaan dan pembangunan Nasional.

b. Tujuan perlindungan pekerja/tenaga kerja

Perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk menjamin berlangsungnya hubungan kerja secara harmonis tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat. Untuk itu pengusaha wajib melaksanakan ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Didalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 telah diatur beberapa pasal untuk memberikan perlindungan para pekerja.

Perlindungan ini sebagai wujud pengakuan terhadap hak-hak pekerja sebagai manusia yang harus diberlakukan secara manusiawi dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan fisiknya.

(32)

Tujuan perlindungan pekerja/tenaga kerja dalam Undang- undang No. 13 Tahun 2003 pasal 4 adalah.

1) Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi,

2) Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan nasional dan daerah,

3) Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan,

4) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

c. Bentuk perlindungan bagi Pekerja

Bentuk perlindungan bagi pekerja dalam Undang-undang No.

13 Tahun 2003 termaktub dalam Bab X tentang Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejahteraan yang meliputi;

1) Penyandang Cacat.

pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya. (pasal 67 ayat 1)

2) Pengusaha dilarang mempekerjakan anak.

Yang mengecualikan bagi anak yang berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial, (pasal 68 ayat 1).

(33)

Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 mengatur tentang norma kerja dari pasal 68 sampai pasal 75. Yang mana maksud dari pasal ini pengusaha dilarang keras untuk mempekerjakan anak. Perlindungan terhadap larangan anak untuk dipekerjakan bertujuan agar anak dapat memperoleh hak-haknya untuk mengembangkan kepribadiannya serta untuk memperoleh pendidikan, karena anak merupakan generasi penerus bangsa.

Namun demikian ketentuan ini dikecualikan bagi anak yang berumur antara 13 tahun sampai 15 tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan mental, kesehatan fisik dan sosial.22

Sementara pengusaha yang mempekerjakan anak dalam kategori pekerjaan ringan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:23

a) Izin tertulis dari orang tua atau wali

b) Adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan orang tua wali c) Waktu kerja maksimal 3 jam

d) Pekerjaan dilakukan pada siang hari serta tidak mengganggu waktu sekolah

e) Keselamatan dan kesehatan kerja

f) Terdapat hubungan kerja yang jelas, serta

g) Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

22 Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 115.

23 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (pasal 69 ayat 2).

(34)

3) Pekerja Perempuan.

Secara kodrati seorang perempuan yang bekerja mempunyai kelemahan yang harus difikirkan, salah satunya ketika sedang hamil, melahirkan atau keguguran dan ketika mengalami haid (menstruasi).24

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan norma kerja perempuan adalah sebagai berikut:25

a) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

b) Pengusaha dilarang mempekerja pekerja perempuan yang sedang hamil yang menurut ketentuan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00

c) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00 wajib:

(1) Memberikan makanan dan minuman yang bergizi

(2) Menjaga kesusilaan dan keamanan selama berada di tempat kerja

d) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja perempuan yang berangkat dan bekerja antara pukul 23.00 sampai 05.00.

24 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja: Hukum KetenagakerjaanBidang Hubungan Kerja, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2007), 95.

25 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (pasal 76).

(35)

4) Waktu kerja.

Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja guna untuk menjaga kesehatan fisiknya.26 Adapun waktu kerja dalam ketentuan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagai berikut:

a) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

b) Waktu kerja sebagaimana dimaksud diatas (pasal 1) meliputi:

(1) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

(2) 8 (delapan) jam 1(satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1(satu) minggu.

(3) Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

(4) Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dengan keputusan menteri.

26 Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan, 117.

(36)

Sementara pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja harus memenuhi syarat:27 (1) Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan;

(2) Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak tiga jam dalam satu hari dan empat belas jam dalam satu minggu;

(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh untuk kerja lembur wajib membayar upah kerja lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian berdasarkan keterangan diatas apabila melanggar ketentuan yang dimaksud sebagimana dalam pasal 78 maka akan dikenakan sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 10.000.000, 00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 100.000.000, 00 (seratus juta rupiah). Tindak pidana tersebut merupakan tindak pidana pelanggaran.28

c) Keselamatan dan kesehatan kerja

Pengertian Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

27 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (pasal 78).

28 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (pasal 187 ayat 1-2).

(37)

(1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.

Pekerja sebagai sumber daya dalam lingkungan kerja perusahaan/industry harus dikelola dengan baik, sehingga dapat memacu produktivitas yang tinggi. Keinginan untuk mencapai produktivitas yang tinggi harus memperhatikan segi keselamatan kerja, seperti memastikan bahwa pekerja dalam kondisi kerja yang aman.

(2) Menjamin keselamatan orang lain yang berada ditempat kerja. Pelaksanaan Keselamatan adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi atau menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Perwujudan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan juga untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas sebagaimana ditulis dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan Keselamatan Kerja adalah melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

(38)

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup, meningkatkan produksi dan produktivitas perusahaan, memelihara dan menggunakan sumber produksi secara aman dan efisien, serta menjamin keselamatan setiap tenaga kerja lain yang berada di tempat kerja.

(3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien dengan kebijakan perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk mewujudkan ketenangan bekerja dan berusaha, sehingga tercipta hubungan industrial yang serasi antara pekerja dan pengusaha, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Diadakannya program keselamatan kerja menurut Suma’mur P.K,29 bertujuan untuk:

(1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.

(2) Menjamin keselamatan kerja setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

(3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

29 Suma’mur P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, (Penerbit CV Haji Masagung, Jakarta, 2003), 2.

(39)

Perusahaan disamping memperhatikan serta memprioritaskan pekerjaan terdapat hal ya ng harus diperhatikan sebelum itu yaitu mengenai keselamatan kerja sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang berbunyi” Dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk:

(1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

(2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

(3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

(4) Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

(5) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(6) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja.

(7) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi keselamatan pekerja atau buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, dengan cara pencegahan pada penyakit akibat kerja, pengendalian bahan di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan

(40)

rehabilitasi. Dengan demikian, tujuan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja adalah:30

(8) Melindungi pekerja dari resiko kecelakaan kerja;

(9) Meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh;

(10) Agar pekerja/buruh dan orang-orang di sekitarnya terjamin keselamatannya;

(11) Menjaga sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan berdaya guna.

d) Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera, Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja (perusahaan).

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja sama halnya dengan kehidupan manusia. Demikian juga kesehatan kerja dimulai sejak manusia bekerja. Manusia awalnya mengalami kecelakaan dan dari padanya berkembang pengetahuan untuk mencegah terulangnya kecelakaan.

30 Abdul Hakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003), 60.

(41)

Tempat kerja adalah setiap tempat yang didalamnya terdapat 3 (tiga unsur) yaitu:31

(1) Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial.

(2) Adanya sumber bahaya.

(3) Adanya tenaga kerja yang bekerja didalamnya, baik secara terus-menerus hanya sewaktu-waktu.

Keselamatan Kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman. Dan tempat kerja adalah aman, kalau bebas dari risiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati. Kesehatan Kerja dapat direalisasikan karena tempat kerja dalam kondisi sehat.

Tempat kerja bisa dianggap sehat, kalau bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai akibat kondisi kurang baik ditempat kerja.32 Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003, lingkup perlindungan terhadap pekerja antara lain meliputi:

1) Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja atau buruh untuk berunding dengan pengusaha.

2) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja

3) Perlindungan khusus bagi pekerja atau buruh perempuan

31 Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan, 132.

32 Requestartikel.com, “Pengenalan Keselamatan Di Tempat

Kerja”,http://Requestartkel.com/Pengenalan-keselamatan-di-tempat-kerja-20101057 html, diakses tanggal 20 September 2018, pkl:23.28 WIB.

(42)

4) Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja. 33

Dalam PP No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah disebutkan bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan, baik untuk buruh itu sendiri maupun keluarganya.34

Jadi maksud dari Perlindungan tenaga kerja yaitu bertujuan untuk menjamin berlangsungnya hubungan kerja secara harmonis tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat. Untuk itu pengusaha wajib melaksanakan ketentuan sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku. Didalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 telah diatur beberapa pasal untuk memberikan perlindungan para pekerja. Perlindungan ini sebagai wujud pengakuan terhadap hak-hak pekerja sebagai manusia yang harus diberlakukan secara manusiawi dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan fisiknya.

33 Sumantoro, Hukum Ekonomi, (Jakarta;UI-Press, 1986), 4.

34Adrian Sutedi, Hukum Perburuan, 150.

(43)

2. Perlindungan bagi pekerja/tenaga kerja dalam Hukum Islam a. Perintah bekerja

Kebolehan bekerja dalam firman Allah SWT diterangkan dalam surah Az-Zukhruf ayat 32 sebagai berikut:





















































Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Az-Zukhruf: 32).35

Maksud dari ayat diatas adalah bahwa Allah telah memberikan rahmat atau membagi bagi sarana serta penghidupan mereka dalam kehidupan dunia karena mereka atau manusia tidak dapat melakukannya sendiri dan Allah telah meninggikan sebagian mereka dalam harta benda, ilmu, kekuatan dan lain-lain, sehingga mereka dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Karena masing-masing saling membutuhkan dalam mencari dan mengatur kehidupannya.36 Dalam penjelasan ini tampak bahwasanya karunia dan rahmat Allah telah ditentukan bagi setiap manusia, namun dalam hal ini manusia harus berusaha untuk meraih dan mendapatkan

35 Al-Qur’an. (QS. Az-Zukhruf: 32)

36 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2004), 561.

(44)

karunia dan rahmat tersebut salah satunya dengan bekerja.

Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam surah Al-Jumuah ayat 10:

































Artinya : ”Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

(QS. Al-Jumu’ah: 10).37 b. Akad

Hukum Islam juga mengatur tentang syarat sahnya suatu perjanjian (aqad). Di dalam Al-Qur’an, terdapat 2 (dua) istilah yang berhubungan dengan perjanjian, yaitu al-‘aqdu (akad) dan al-‘ahdu (janji). Secara lughah, akad berarti sambungan (al-‘aqd), janji (al-

‘ahd) dan mengikat (al-rabith). Sedangkan secara istilah akad adalah

perkataan yang ditetapkan dengan Ijab Qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.38

Secara etimologi, akad berarti ikatan antara dua perkara, baik secara nyata maupun secara maknawi, dari satu segi maupun dua segi.

Adapun pengertian akad dalam arti khusus adalah perikatan yang ditetapkan dengan ijab kabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.39 Selanjutnya akad adalah ikatan antara ijab dan qabul dengan cara yang dibenarkan oleh syara’, menetapkan

37 Al-Qur’an. (QS. Al-Jumu’ah: 10)

38 M. Noor Harisudin, Fiqih Muamalah I (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), 19.

39 Neni Sri Imaniyati, “Asas dan Jenis Akad dalam Hukum Ekonomi Syariah:Implementasinya pada Usaha Bank Syariah”,Mimbar, 2 (Desember 2011), 153.

(45)

kerelaan antara dua pihak yang melakukan akad dan berdampak pada objek akad.40 Dari definisi tersebut dapat diperoleh 3 (tiga) tiga unsur yang terkandung dalam akad, diantaranya yaitu:

1) Pertalian ijab dan qabul, hal ini harus ada dalam melaksanakan suatu perikatan

2) Dibenarkan oleh syara’, yaitu akad tidak boleh bertentangan dengan syari’ah atau hal-hal yang diatur oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan oleh Nabi Muhammad dalam Hadits, baik dalam hal pelaksanaan akad, tujuan akad maupun objek akadnya.41

3) Mempunyai akibat hukum terhadap objeknya, artinya akad merupakan salah satu dari tindakan hukum (tasharruf). Adanya akad menimbulkan akibat hukum terhadap objek hukum yang diperjanjikan oleh para pihak dan juga memberikan konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat para pihak.

Istilah “perjanjian” dalam hukum Indonesia, disebut akad dalam hukum Islam kata aqad berasal dari kata al-‘aqad yang berarti mengikat, menyambung atau menghubungkan (ar-rabt) . Sebagai suatu istilah hukum Islam ada beberapa definisi yang diberikan pada akad (perjanjian) : Menurut pasal 262 Mursyid al-Hairan, akad merupakan,

“pertemuan ijab yang diajukan oleh salah satu pihak dengan Kabul dari pihak lain yang menimbulkan akibat hukum pada objek akad.”

40 Abdulah, Kaidah-kaidah Keabsahan Multi Akad (Hybrid Contract), (Yogyakarta: Trust Media, 2014), 26.

41 Gemala Dewi, dkk, Hukum perikatan Islam Indonesia, 48.

(46)

Akad merupakan keterkaitan atau pertemuan ijab dan Kabul yang berakibat timbulnya akibat hukum. Ijab adalah penawaran yang diajukan oleh salah satu pihak dan Kabul adalah jawaban persetujuan yang di berikan mitra akad sebagai tanggapan terhadap penawaran pihak yang pertama. Akad tidak terjadi apabila pertanyaan kehendak masing – masing pihak tidak terkait satu sama lain karna akad adalah keterkaitan kehendak kedua pihak yang tercermin dalam ijab dan Kabul.42

















































Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Maidah : 1)43 Maksud dari potongan ayat diatas menjelaskan tentang pemenuhan akad baik yang bersifat ilahi maupun manusiawi, hal itu menunjukan bahwa telah jelas hukum dari pada adanya akad dalam setiap kerjasama diantara manusia, terutama tentang sewa-menyewa (Ijarah) hingga dalam tataran wajib.

1) Rukun dan Syarat Akad

42 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (PT RajaGrafindo Persada, 2007), 68.

43 Al-Qur’an. (QS. Al-Maidah : 1)

(47)

Dalam hukum islam untuk terbentuknya akad (perjanjian) yang sah dan mengikat haruslah dipenuhi (1) rukun akad dan (2) syarat akad.

1) Rukun akad

Rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu, sehingga sesuatu itu terwujud karena adanya unsure-unsur tersebut yang membentuknya. Dalam konsep hukum Islam, unsur-unsur yang membentuknya itu disebut rukun. Menurut ahli-ahli hukum Islam kontemporer, rukun yang membentuk akad ada empat, yaitu :

a) Para pihak yang membuat akad (al-aqidan).44

Ulama fiqh memberikan dua syarat aqid. Yang pertama, ahliyyah (seorang mukallaf atau mumayyiz dan

berakal) yaitu kompetensi orang sehingga dia dianggap cakap melakukan transaksi. Dengan demikian, akad yang dilakukan oleh anak kecil dan orang gila tidak sah. Yang kedua, harus memiliki wilayah (kewenangan), yaitu hak

dan kewenangan seseorang yang mendapatkan legalitas syar’i untuk melakukan transaksi atas suatu objek tertentu.

Artinya orang yang berakal adalah pemilik asli, wali atau wakil sehingga ia memiliki hak dan otoritas untuk melakukan akad. Yang ketiga, wakalah (perwakilan), yaitu

44 Qamarul Huda, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Teras. 2011), 28-29.

(48)

pengalihan kewenangan perihal harta dan perbuatan tertentu dari seseorang kepada orang lain untuk mengambil tindakan tertentu dalam hidupnya.

b) Pernyataan kehendak para pihak (shigatul-‘aqd)

Terdiri dari ijab dan qabul, artinya ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakad. Sedangkan qabul adalah perkataan yang keluar dari pihak yang lain, yang diucapkan setelah adanya ijab.

c) Objek akad (mahallul-‘aqad)

Sesuatu yang diakadkan, baik berupa harga atau yang dihargakan.45

d) Tujuan akad (maudhu’ al-‘aqad)

Tujuan pokok dalam melakukan akad. Seseorang ketika melakukan akad, biasanya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Karena itu, berbeda dalam bentuk akadnya, maka berbeda pula tujuannya.

2) Syarat akad

Syarat terbentuknya akad, Dalam hukum Islam, syarat – syarat dimaksut dinamakan syarat-syarat terbentuknya akad (syuruh al -In’iqad) rukun pertama, yaitu para pihak harus memenuhi dua syarat terbentuknya akad, yaitu (1) tamyiz, dan (2) berbilang (at-at’ addud) rukun kedua, yaitu pernyatan

45 Harisudin, Fiqih Muamalah I, 19-20.

(49)

kehendak, harus memenuhi dua syarat juga , yaitu (1) adanya persesuaian ijab dan Kabul , dengan kata lain tercapainya kata sepakat , dan (2) kesatuan majelis akad rukun ketiga , yaitu objek akad , harus memenuhi tiga syara , yaitu (1) objek itu dapat diserahkan , (2) tertentu atau dapat ditentukan , dan (3) objek itu dapat ditransaksikan rukun keempatl memerlukan satu syarat , yaitu tidak bertentang dengan syarat.

c. Perlindungan bagi pekerja

Bekerja dalam hukum Islam kerap diistilahkan dengan istilah Ijarah atau sewa-menyewa jasa maupun benda. Ijarah yang disebut dengan sewa-menyewa jasa adalah Ijarah amal yang artinya ijarah terhadap perbuatan atau tenaga manusia yang diistilahkan dengan upah mengupah. Ijarah ini digunakan untuk memperoleh jasa dari seseorang dengan membayar upah atau jasa dari pekerjaan yang dilakukan.46 Istilah lain dalam hukum Islam pihak yang melakukan pekerjaan tersebut ajir (ajir ini terdiri dari ajir khas, yaitu seseorang atau beberapa orang yang bekerja pada seseorang tertentu dan ajir musytara, yaitu orang-orang yang bekerja untuk kepentingan orang

banyak). Sedangkan orang yang mendapatkan manfaat dari pekerjaan ajir disebut musta’jir.47

46 Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis (Dilengkapi Dengan Kajian Hukum Bisnis Syariah), (Bandung: Refika Aditama, 2017), 214.

47 Suhrawadi K Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 164.

(50)

Hal ini sesuai dengan firman Allah:48

….











 ….



Artinya : ”Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah mereka upahnya”. (QS. At-Talaq: 6)

Upah pekerja yaitu harga pekerja badannya sedangkan pekerja telah menyegerakan pemberian jasanya. Jika pekerja telah menyegerakannya maka pekerja berhak mendapatkan upah dengan segera. Diibaratkan dalam penjualan adalah penjual telah menyerahkan barang maka penjual mengambil harganya pada saat penyerahan barang. Seorang pekerja yang telah menunaikan pekerjaan lebih berhak dan lebih pantas mendapatkan upah dengan segera karena upahnya adalah harga kerja bukan harga barang dagangan. Oleh sebab itu haram mengulur-ulur dan menunda-nundanya bagi orang yang mampu membayarnya dengan segera. Semestinya seorang pekerja hanya berhak atas upah jika pekerja telah menunaikan pekerjaannya dengan maksimal dan sesuai dengan kesepakatan. Umat Islam terikat dengan syarat-syarat antara kedua belah pihak kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Selama pekerja mendapatkan upah secara penuh, maka kewajiban juga harus dipenuhi. Seharusnya hal ini di jelaskan secara detail dalam peraturan kerja yang menjelaskan hak dan kewajiban bagi masing-masing pekerja maupun perusahaan.49 Penentuan tentang upah rujukannya

48 Al-Qur’an, (Qs At-Talaq:6).

49 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid XIII (Bandung: Alma’arif, 1993), 17.

Referensi

Dokumen terkait

Ahmad Hariyanto, Selaku Pemilik UD. Finaldo Pati, Wawancara Pribadi, pada tanggal 30 Agustus 2017.. Berdasarkan hasil dokumentasi perusahaan, jumlah produksi dan jumlah produk

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu tentang penerapan model pembelajaran Every One Is a Teacher Here dalam meningkatkan

Dan juga berdasarkan aspek – aspek kebahagiaan yakni menjalin hubungan yang positif dengan orang lain, keterlibatan penuh, temukan makna dalam keseharian, optimis namun realistis,

inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera.. Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu

Namun, dalam penelitian ini kecerdasan spiritual difokuskan pada hasil belajar Bahasa Indonesia, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

yang signifikan pembelajaran target games terhadap pengembangan self concept. mahasiswa prodi PJKR FIK

Dari kesenjangan itu dapat disimpulkan bila Halaman Muka SKH KR memuaskan pembacanya dalam hal informasi, identitas pribadi, integrasi sosial dan hiburan.Dan

Bidang Ekomomi Produktif Potensi yang dimiliki oleh desa Caturtunggal yaitu banyaknya jumlah warga usia produktif yang terdidik akan tetapi dikarenakan terbatasnya