• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702011132 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702011132 Full text"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANCANGAN DESAIN PEMBELAJARAN

DENGAN KONSEP ROLEPLAY UNTUK

MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

AFRIANA PUTRI ARUM SARI NIM: 702011132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)

ii

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1

Perancangan Desain Pembelajaran Dengan Konsep

Roleplay

Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Mata Pelajaran

Bahasa Inggris

1)

Afriana Putri Arum Sari, 2)Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., M.LIS.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

e-mail: 1)702011132@student.uksw.edu, 2)elizabeth@staff.uksw.edu

Abstract

English is one of the lessons that considered tough by some students. Based on observations has been done in SMA N 1 Grabag, the usage of learning concept that less attractive, makes the student participation in the class in a low grade. Through this research, the reseacher used a learning design with roleplay concept to increase the student participation. The research was conducted in XI IPS 2 SMA N 1 Grabag. The objectives of this research is to find out how the learning design with roleplay concept increase the XI IPS 2 SMA N 1 Grabag student participation in learning English. The research and development (R&D) method is used in this research. The final conclusion of this research is learning design with roleplay concept can increase the student participation in learning English.

Keywords: learning design, roleplay, student participation

Abstrak

Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian siswa. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di SMA N 1 Grabag, penggunaan konsep pembelajaran yang kurang menarik membuat partisipasi siswa di dalam kelas rendah. Melalui penelitian ini, peneliti menggunakan desain pembelajaran dengan konsep roleplay untuk meningkatkan partisipasi siswa. Penelitian dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana desain pembelajaran dengan konsep roleplay dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D). Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah desain pembelajaran dengan konsep roleplay dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

(8)

2

1. Pendahuluan

Partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah salah satu syarat sebuah pembelajaran dapat berlangsung. Partisipasi siswa dalam hal ini adalah keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Seperti yang dijelaskan oleh Nana Sudjana, bahwa keaktifan siswa mendasari terjadinya proses belajar, karena itu hakikat dari pengajaran yang sebenarnya, namun tinggi rendahnya tingkat atau kadar keaktifan siswa itulah yang menjadi pokok permasalahan [1]. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang dianggap sulit oleh sebagian siswa, partisipasi siswa di dalam kelas sangat rendah. Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag pada saat pembelajaran Bahasa Inggris, dari 25 siswa di dalam kelas tersebut, 36.67% siswa tergolong sebagai siswa yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan sisanya adalah siswa yang kurang aktif berpartisipasi.

Seorang guru hendaknya mengajar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga siswa menyadari bahwa dia dapat belajar efektif bila memiliki tanggung jawab dan aktif di dalam proses belajar mengajar [2]. Penggunaan konsep pembelajaran yang tergolong biasa, tidak akan meningkatkan partisipasi siswa dalam sebuah pembelajaran. Salah satu konsep yang dapat dipakai guru untuk meningkatkan partisipasi siswa terutama dalam mata pelajaran Bahasa Inggris adalah roleplay. Roleplay adalah salah satu metode yang sangat berguna untuk menggali sikap dan untuk melatih kemampuan [3]. Siswa diajak untuk aktif memerankan suatu tokoh atau mendemonstrasikan suatu situasi, dimana dalam proses pembuatannya, antara satu aspek dengan aspek lain akan terhubung. Van Ments menyatakan bahwa pemeran, pembuat skenario, dan semua individu di dalam kelas itu sama-sama belajar tentang seseorang atau situasi tertentu dalam bidang studi yang sedang mereka pelajari [4].

2. Tinjauan Pustaka

Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan; keikut sertaan; peran serta [5]. Jadi partisipasi siswa adalah keikut sertaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi di dalam sekolah. Partisipasi siswa yang sering terjadi dalam sebuah pembelajaran adalah keaktifan siswa merespon guru di dalam pembelajaran tersebut. Siswa aktif menurut Nana Sudjana adalah siswa yang berperan sebagai inti dalam kegiatan belajar sehingga siswa tersebut akan mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien [1]. Partisipasi aktif siswa di dalam kelas ditandai dengan: siswa ditempatkan sebagai inti pembelajaran; siswa menjalin hubungan baik dengan guru dan siswa lain; siswa bertanggungjawab dengan tugas; dan adanya keberanian siswa mengajukan pendapat [1].

(9)

3

Hisyam Zaini dan kawan-kawan menyebutkan tiga aspek utama yang mendasari roleplay, yaitu role-taking dalam arti bagaimana sebuah peran harus dimainkan sesuai dengan kenyataan, role-making yaitu bagaimana seseorang mampu memeran banyak peran dan bisa berimprovisasi sesuai kebutuhan dan role-negotiation yaitu peran-peran yang ada didiskusikan dengan pemegang peran lain untuk mengetahui hubungannya dalam kenyataan [4]. Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan roleplay adalah mempersiapkan situasi, menentukan tujuan drama, membagi peran, konsultasi dan koordinasi antar peran, pelaksanaan drama, dan penilaian bersama oleh pemeran dan penonton [8].

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mohammad Aliakbari dan Behroz Jamalvandi dari Universitas Ilam Iran yang berjudul “The Impact of ‘Role

Play’ on Fostering EFL Learners’ Speaking Ability: A Task-Based Approach”, Aliakbari dan Jamalvandi menjabarkan bagaimana roleplay dan pembelajaran berbasis tugas disatukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Berbekal sebuah kartu bertuliskan suatu situasi, siswa diminta untuk memerankannya. Hasilnya, kemampuan berbicara siswa yang menggunakan roleplay lebih tinggi daripada siswa yang belajar berbicara secara konvensional [9].

Penelitian yang dilakukan oleh Adolfo Cobo dan kawan-kawan, kelompok Photonics Teknik di Universitas Cantabria Santander, Spanyol dengan judul “ On-line Role-play as A Teaching Method in Engineering Studies”, pengajar memberikan sebuah kasus tertulis yang dikirim melalui e-mail ke mahasiswa yang berperan sebagai teknisi. Mereka mendapatkan hasil bahwa kasus cepat selesai bila ditangani perorangan namun tingkat keberhasilan lebih besar saat dikerjakan dalam kelompok. Di dalam kelompok, mahasiswa yang berperan sebagai teknisi akan saling memberikan pendapat bagaimana cara menyelesaikan kasus tersebut, sehingga mahasiswa dalam kelompok akan menjadi lebih aktif dan memahami benar peran seorang teknisi [10].

3. Metode Penelitian

(10)

4

Gambar 3.1 Langkah-langkah Metode R&D

Variabel penelitian terdiri dari dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan desain pembelajaran dengan konsep roleplay dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Sedangkan variabel terikatnya adalah partisipasi siswa. Kedua variabel ini saling berhubungan dan mempengaruhi yaitu penggunaan desain pembelajaran dengan konsep roleplay akan berdampak pada meningkatnya partisipasi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA N 1 Grabag yang berjumlah 10 kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 25 30 siswa. Sampel yang digunakan adalah 25 siswa kelas XI IPS 2 yang memiliki tingkat partisipasi terendah dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dibandingkan kelas lainnya.

Metode pengumpulan data yang digunakan ada dua macam, yaitu observasi dan dokumentasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi [13]. Observasi digunakan untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan sesudah desain pembelajaran dengan konsep roleplay diterapkan. Tabel observasi yang dirancang mencakup berbagai sikap dan kegiatan siswa di dalam pembelajaran yang terkait dengan setiap aspek penilaian dalam mata pelajaran Bahasa Inggris menurut Nana Sudjana [1].

Pendahuluan - Pengolahan hasil uji

(11)

5

Tabel 3.1 Indikator Partisipasi Siswa

No. Indikator Partisipasi

1 Siswa mendominasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas 2 Siswa menentukan cara belajarnya sendiri

3 Siswa menjaga hubungan baik dengan guru dan teman di dalam kelas 4 Siswa menjaga situasi kelas agar tetap terkendali

5 Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru 6 Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru 7 Siswa berani mengajukan pendapat

8 Siswa berani menyangkal pendapat siswa lain yang tidak sesuai/tidak benar 9 Siswa bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan

10 Siswa berani mencalonkan diri menjadi ketua dalam kelompok 11 Siswa berani berbicara di depan kelas

12 Siswa berani mengkoreksi kesalahan guru atau teman

Dokumen (dokumentasi) adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis [14]. Sugiyono menyatakan bahwa studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi atau wawancara [10]. Data yang diperoleh dari observasi tingkat partisipasi siswa yang didapat melalui rating scale angka dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus berikut [15]:

Persentase % = N ×n

Keterangan:

n = jumlah yang diperoleh siswa dalam sekali observasi

N = jumlah maksimal yang diperoleh siswa dalam sekali observasi

Kriteria partisipasi siswa menurut Lingga adalah sebagai berikut [16]: >75% : partisipasi tinggi (A)

61% - 75% : partisipasi baik (B) 55% - 60% : partisipasi cukup (C) <55% : partisipasi kurang (D)

4. Perancangan Desain Pembelajaran dan Hasil Penelitian

(12)

6

Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Awal Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag

Partisipasi Awal N = 100

No. Indikator n (%) Tingkat

Partisipasi

1 Siswa mendominasi kegiatan

pembelajaran di dalam kelas 33 33 Kurang

2 Siswa menentukan cara belajarnya

sendiri 35 35 Kurang

3 Siswa menjaga hubungan baik dengan

guru dan teman di dalam kelas 46 46 Kurang

4 Siswa menjaga situasi kelas agar tetap

terkendali 30 30 Kurang

5 Siswa menjawab setiap pertanyaan yang

diberikan guru 38 38 Kurang

6 Siswa berani mengajukan pertanyaan

kepada guru 32 32 Kurang

7 Siswa berani mengajukan pendapat 37 37 Kurang 8 Siswa berani menyangkal pendapat siswa

lain yang tidak sesuai/tidak benar 34 34 Kurang 9 Siswa bertanggungjawab dengan tugas

yang diberikan 46 46 Kurang

10 Siswa berani mencalonkan diri menjadi

ketua dalam kelompok 30 30 Kurang

11 Siswa berani berbicara di depan kelas 40 40 Kurang 12 Siswa berani mengkoreksi kesalahan

guru atau teman 39 39 Kurang

Rata-rata Keaktifan Kelas 36,67 36,67 Kurang

Tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan. Tujuan dari dikembangkannya desain pembelajaran ini, dirumuskan pada tahap ini. Desain pembelajaran dengan konsep roleplay dikembangkan dengan mempertimbangkan hasil dari observasi awal. Setelah itu, peneliti mulai membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Di dalam RPP tersebut, dijelaskan bagaimana desain penelitian dengan konsep roleplay digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris. Indikator partisipasi yang sudah dirancang dimasukkan ke dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa.

Setelah tahap pengembangan selesai, dilakukan tahap uji lapangan. Instrumen pembelajaran yang sudah dibuat peneliti pada tahap pengembangan, diteliti oleh guru mata pelajaran untuk mengetahui apa instrumen tersebut layak dan bisa digunakan. Penelitian dilakukan selama empat kali pertemuan dengan acuan RPP yang telah diperiksa oleh guru mata pelajaran.

(13)

7

Pada pertemuan pertama ini, peneliti yang juga bertindak sebagai pengajar memberikan materi pelajaran dan tugas reading agar dikerjakan siswa di rumah. Tugas ini akan dikoreksi pada pertemuan selanjutnya. Materi yang diajarkan adalah Analytical Exposition Text. Pertemuan pertama lebih banyak digunakan untuk mengenalkan desain pembelajaran yang dipakai dan materi yang diajarkan.

Pertemuan kedua dimulai dengan mengkoreksi hasil pekerjaan dari tugas reading yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Jawaban dikoreksi dengan membiarkan siswa membaca dan menjawab pertanyaan secara bergantian. Dalam kegiatan ini, partisipasi siswa dalam mendominasi kegiatan di dalam kelas diamati. Seberapa banyak siswa tersebut merespon kata-kata guru. Bagaimana siswa tersebut merespon saat salah seorang siswa menjawab dengan salah/benar, bagaimana siswa tersebut berusaha menonjolkan dirinya di dalam kelas. Setelah soal selesai dikoreksi, guru memberikan tugas writing yang nantinya akan berlanjut menjadi tugas proyek yang berhubungan dengan roleplay. Guru meminta siswa untuk menyusun sebuah analytical exposition text sesuai dengan topik yang sudah diberikan.

Selanjutnya pada pertemuan ketiga, sebagai salah satu tugas writing, guru meminta siswa untuk membuat skenario drama pendek sesuai dengan topik. Pada pertemuan ini, sebagian langkah-langkah pelaksanaan roleplay sudah diterapkan, antara lain mempersiapkan situasi, menentukan tujuan roleplay, membagi peran serta konsultasi dan koordinasi antar peran. Situasi dan tujuan dari roleplay ditentukan oleh guru dengan menimbang tujuan pembelajaran yang sudah tercantum di RPP. Selanjutnya, guru akan menyerahkan pembelajaran hari itu kepada siswa untuk menyelesaikan tugas writing dan skenario tersebut. Dalam tugas writing ini, beberapa indikator partisipasi terjadi, diantaranya: siswa dapat menentukan cara belajarnya sendiri dengan mengembangkan tugas writing ke dalam skenario drama yang menurut mereka cocok untuk mempelajari sebuah analytical exposition text; siswa bisa menjaga ketertiban kelas disaat guru memberikan tugas diskusi dan guru hanya mendampingi mereka dalam belajar; siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru terkait dengan skenario drama yang mereka buat, apa alur yang mereka buat sudah benar, apa tata bahasa mereka benar, dan lain sebagainya; serta keberanian siswa untuk menjadi ketua kelompok bisa dilihat pada pertemuan ketiga ini.

(14)

8

dihubungkan dengan peran lainnya. Setelah itu, siswa mulai membuat video roleplay dengan merekam adegan drama mereka dan diedit ke dalam sebuah video cerita pendek.

Gambar 4.1 Video roleplay yang dibuat siswa

Pada pertemuan terakhir, guru meminta siswa untuk menjelaskan ulang tentang video roleplay yang sudah dibuat di depan kelas. Penjelasan harus menggunakan Bahasa Inggris dan sesuai dengan isi video. Reka ulang adegan video juga kadang dilakukan di depan kelas untuk mencairkan suasana tegang dan melatih siswa agar tidak malu berakting di depan kelas. Hubungan baik yang terjalin antara satu siswa dengan guru atau siswa lainnya, bisa dilihat pada pertemuan ini. Bagaimana seorang siswa menanggapi pertanyaan, komentar, bahkan kritik dari guru atau siswa dengan lapang dada tanpa emosi. Tanggungjawab siswa akan tugas yang diberikan akan terlihat dari bagaimana siswa tersebut berkontribusi dalam proses pengerjaan tugas secara kelompok.

(15)

9

Gambar 4.2 Salah satu kelompok sedang presentasi

Ketika satu kelompok mempresentasikan videonya, kelompok lain akan melakukan penilaian listening dengan menuliskan laporan tentang video yang baru saja dipresentasikan. Pada pertemuan ini, dilakukan tahap akhir pelaksanaan roleplay yaitu penilaian bersama oleh pemeran dan penonton dengan melakukan diskusi bersama untuk mengkoreksi struktur penulisan serta pengucapan yang dilakukan oleh kelompok presentasi. Pada tahap ini, partisipasi siswa dalam keberaniannya mengajukan pendapat, menyangkal pendapat yang salah dan mengoreksinya, bisa diamati. Misalkan, ketika salah satu kelompok memiliki kesalahan dalam pengucapan suatu kata dalam Bahasa Inggris, siswa lain akan menyalahkannya dan mengoreksi bagaimana seharusnya kata tersebut diucapkan.

(16)

10

Tabel 4.2 Tingkat Partisipasi Akhir Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag

Partisipasi Akhir N = 100

No. Indikator n (%) Tingkat

Partisipasi

1 Siswa mendominasi kegiatan

pembelajaran di dalam kelas 84 84 Tinggi

2 Siswa menentukan cara belajarnya

sendiri 75 75 Baik

3 Siswa menjaga hubungan baik dengan

guru dan teman di dalam kelas 84 84 Tinggi

4 Siswa menjaga situasi kelas agar tetap

terkendali 80 80 Tinggi

5 Siswa menjawab setiap pertanyaan yang

diberikan guru 80 80 Tinggi

6 Siswa berani mengajukan pertanyaan

kepada guru 80 80 Tinggi

7 Siswa berani mengajukan pendapat 77 77 Tinggi 8 Siswa berani menyangkal pendapat siswa

lain yang tidak sesuai/tidak benar 75 75 Baik 9 Siswa bertanggungjawab dengan tugas

yang diberikan 79 79 Tinggi

10 Siswa berani mencalonkan diri menjadi

ketua dalam kelompok 76 76 Tinggi

11 Siswa berani berbicara di depan kelas 78 78 Tinggi 12 Siswa berani mengkoreksi kesalahan

guru atau teman 65 65 Baik

Rata-rata Keaktifan Kelas 77,75 77,75 Tinggi

Partisipasi siswa secara keseluruhan dari observasi awal, penelitian ke-1, penelitian ke-2, penelitian ke-3, penelitian ke-4 dan observasi akhir dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 4.1 Grafik Keaktifan Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag 36,67 37,83 42,50 56,50 66,50

Partisipasi Siswa Kelas XI IPS

2

SMA N 1 Grabag

(17)

11

Setelah itu, ditarik kesimpulan berdasarkan dari hasil analisa dan dikaitkan dengan masalah serta tujuan dari penelitian. Desain pembelajaran, proses dan hasil akhir penelitian dituliskan ke dalam sebuah laporan penelitian agar bisa disosialisasikan. Tahap ini adalah tahap diseminasi yang merupakan tahap akhir dalam metode R&D.

5. Simpulan

Pada observasi awal, partisipasi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag berada pada kriteria kurang dengan persentase 36,67%. Siswa masih diam di dalam kelas, tidak berani berpendapat ataupun berbicara di depan kelas. Setelah penerapan desain pembelajaran dengan konsep roleplay selama empat kali pertemuan, didapat hasil bahwa partisipasi siswa meningkat menjadi 77,75% dan masuk ke dalam kriteria tinggi. Siswa menjadi lebih berani mengeluarkan pendapat, bertanya kepada guru jika ada hal yang belum diketahui, berani berbicara di depan kelas, dan bahkan berakting. Dari perbandingan dua hasil observasi, disimpulkan bahwa desain pembelajaran dengan konsep roleplay dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.

6. Saran

a. Bagi Sekolah

Sebuah sekolah diharapkan untuk memaksimalkan sarana prasarana yang ada dengan menyediakan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, misalkan LCD Proyektor, jaringan internet, buku-buku paket, dan peralatan komputer. Selain itu, sekolah disarankan dapat memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi seperti video, animasi dan penggunaan situs e-learning untuk pembelajaran.

b. Bagi Guru

Penggunaan konsep yang menarik bisa menjadi pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam belajar di dalam kelas. Penggunaan media berbasis multimedia seperti video roleplay juga bisa meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran.

c. Bagi Siswa

Dengan penggunaan konsep pembelajaran yang berbeda, siswa diharapkan dapat berpartisipasi lebih aktif. Mengikuti petunjuk yang diberikan guru agar pembelajaran terasa menyenangkan serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

(18)

12

7. Daftar Pustaka

[1] Sudjana, N. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

[2] Surjadi, A. (1989). Membuat Siswa Aktif Belajar (65 Cara Belajar Mengajar Dalam Kelompok. Bandung: Mandar Maju.

[3] Silberman, J. M. (2010). 101 Cara Pelatihan dan Pembelajaran Aktif. Jakarta: Indeks.

[4] Zaini, H., Munthe, B., & Aryani, S. A. (2007). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.

[5] Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[6] Dananjaya, U. (2012). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.

[7] Hollingsworth, P, & Lewis, G. (2008). Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta: Indeks.

[8] Asnawir & Usman, M. Basyiruddin. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.

[9] Aliakbari, M, & Jamalvandi, B. (2010). Pan-Pacific Association of Applied Linguistics. The Impact of 'Role Play' on Fostering EFL Learners' Speaking Ability: A Task-Based Approach, 14 (1), 15-29.

[10] Cobo, A, Conde, O, Quintela, Ã, Mirapéix, J, & López-Higuera, J. M. (2011). Journal of Technology and Science Education. On-line Role-play as A Teaching Method in Engineering Studies, 1 (1), 49-58.

[11] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[12] Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[13] Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

[14] Gottschalk, Louis. (1986). Understanding History: A Primer of Historical Method. Jakarta: UI Press.

[15] Majid, Abdul. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(19)

13

Lampiran 1

(20)

14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Pertemuan 1 dan 2)

SEKOLAH : SMA Negeri 1 Grabag

MAPEL : Bahasa Inggris

KELAS / SMT : XI IPS / 1

WAKTU : 4 x 45 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Siswa mampu memahami makna teks fungsional pendek dan esay sederhana berbentuk analytical exposition dalam kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan

B. KOMPETENSI DASAR

Siswa mampu merespon makna dan langkah retorika dalam teks analytical

exposition yang menggunakan ragam bahasa tulis yang akurat dan lancar dalam kehidupan sehari-hari

C. INDIKATOR

1. Siswa mampu merespon makna gagasan dan informasi faktual dalam teks meliputi main idea, supporting ideas, dan details

2. Siswa mampu mengidentifikasi langkah-langkah retorika teks analytical exposition

D. MATERI POKOK

1. Definition of analytical exposition text

2. Social function of analytical exposition text

3. Generic structure of analytical exposition text

(21)

15

E. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa mampu mengidentifikasi informasi tertentu dan langkah-langkah retorika dari analytical exposition text

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran : Student Active Learning

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

No. Kegiatan Waktu

1 Pendahuluan

a. Guru memimpin doa pembuka

b. Guru menjelaskan tentang desain pembelajaran dengan konsep roleplay yang akan dipakai

c. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

15 menit

2 Kegiatan Inti a. Eksplorasi

 Guru mengajak siswa untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang analytical exposition text

 Guru menjelaskan pengertian analytical exposition text

b. Elaborasi

 Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi social function dari analytical exposition text

 Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi langkah retorika dari analytical exposition text

 Guru mengajak siswa untuk mengindentifikasi penggunaan bahasa dalam analytical exposition text

 Siswa berdiskusi tentang contoh analytical exposition text

c. Konfirmasi

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

 Guru menjawab setiap pertanyaan siswa

 Guru mengevaluasi siswa dengan post-test

10 menit

35 menit

(22)

16

Pertemuan 2

3 Penutup

a. Guru menyampaikan tugas reading kepada siswa untuk dibahas di pertemuan berikutnya

b. Guru menyampaikan ringkasan materi yang telah dipelajari

c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya

d. Guru memimpin doa penutup

15 menit

No. Kegiatan Waktu

1 Pendahuluan

a. Guru memimpin doa pembuka

b. Guru menjelaskan tentang pembelajaran pertemuan sebelumnya

c. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

15 menit

2 Kegiatan Inti a. Eksplorasi

 Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pembelajaran sebelumnya tentang analytical exposition text

b. Elaborasi

 Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang soal reading yang diberikan pertemuan sebelumnya

 Guru mengajak siswa untuk bersama-sama mencari jawaban terbaik dari soal reading yang mereka kerjakan

 Siswa berdiskusi tentang bagaimana menyusun analytical exposition text

c. Konfirmasi

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

 Guru menjawab setiap pertanyaan siswa

 Guru mengevaluasi siswa dengan post-test

10 menit

45 menit

10 menit

3 Penutup

a. Guru menyampaikan tugas pertemuan selanjutnya yaitu membuat analytical exposition text yang dijabarkan

(23)

17

H. PENILAIAN

menjadi sebuah skenario drama, membuat drama roleplay yang akan dipresentasikan di pertemuan selanjutnya.

b. Guru menyampaikan ringkasan materi yang telah dipelajari

c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya

d. Guru memimpin doa penutup

Indikator penilaian Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Siswa mampu mengidentifikasi informasi tertentu dan langkah-langkag retorika dari analytical exposition text

(24)

18

Materi

1. Analytical exposition text is a kind of text that presents one side of an issue in a form of arguments

2. Social function of analytical exposition text is to persuade the listeners or readers that something is the case

3. Generic structure

a. Thesis : Introduces the topic and shows speaker or writer’s position

b. Arguments : Explaining the arguments to support the writer’s position. This part is significant to support about the thesis

c. Reiteration : Conclusion (restatement), restates speaker or writer’s position

4. Language Features

a. Use of simple present tense

 We use the present simple tense when : i. The action is general

ii. The action happens all the time, or habitually, in the past, present and future

iii. The action is not only happening now iv. The statement is always true

 How do we make the Present Simple Tense?

(+) S+V1 (es/s)+O

(-) S+ do/Does + O For Ajective we add present to be (Am, Are, Is) and remove do/ does then follow by adjective (?) Do/does+ S+O

(25)

19 The example of Analytical Exposition

Cars should be banned

Thesis

Cars should be banned in the city. As we all know, cars create pollution, and cause a lot of road deaths and other accidents.

Argument

Firstly, cars, as we all know, give contribution to the most of the pollution in the world. Cars emit deadly gas that causes illness such as bronchritis, lung cancer, and ‘triggers’ off asthma. Some of these illnesses are so bad that people can die from them.

Secondly, the city is very busy. Pedestrians wander everywhere and cars commonly hit pedestrains in the city, which causes them to die. Cars today are our roads biggest killers.

Thirdly, cars are very noisy. If you live in the city, you may find it hard to sleep at night, or to concentrate on your homework, and especially when you talk to someone.

Reiteration

(26)

20

Instrumen

Choose A, B, C, D, E for the correct answer!

Smoking in Restaurant

Smoking in restaurants is just not on. It must not be allowed because it is rude, harmful to others and dangerous for the smokers.

Firstly, smoking in a restaurant is impolite. The smell of the smoke affects all people and can turn them off their food. People pay to taste good food and not to be put off by foul smelling smoke.

Another reason smoking should not be allowed in restaurant is the harm it can do to others. Passive smoking that is breathing in smoke made by a smoker can lead to asthma attacks and even cancer.

Finally, smoking is dangerous and a health risk to the smokers. Cigarettes cause heart and lung disease and people should not smoke anywhere, not just in restaurants.

Therefore, smoking in restaurants is impolite, harmful to others and a health risk to the smokers and should not be allowed in any restaurants.

1. Smoking in the restaurants must be avoided because…… a) It is harmful to others

b) It is impolite

c) It’s dangerous to the smokers d) It can cause heart and lung disease e) All answers are correct

2. We have many reasons to say that smoking must be avoided. The word reasons mean…..

(27)

21 c) argument

d) reinforcement e) statement

3. Since we can find a thesis, arguments and reiteration in the text, so we can conclude that this text belongs to…..

a) description b) narration c) anecdote d) procedure

e) analytical exposition

4. What is the purpose of the text?

a) To inform the readers to the readers b) To persuade to the readers

c) To describe to the readers d) To tell a story to the readers

e) To argue about smoking to the readers

5. The synonym of the word dangerous in the text is…… a) rude

b) impolite c) health risk d) harmful e) disease

6. Smoking in restaurants is just not on. It must not be allowed because it is rude, harmful to others and dangerous for the smokers.

The sentence above characterize as….. of the text. a) thesis

(28)

22 c) reiteration

d) topic sentence e) supporting details

Learning English

Learning English through music and songs can be very enjoyable. You can mix pleasure with learning when you listen to a song and exploit the song as a means to your English progress. Some underlying reason can be drawn to support the

idea why we use songs in language learning.

Firstly, “the song stuck in my head” Phenomenon (the echoing in our minds of the last song we heard after leaving a restaurant, shopping malls, etc.) can be both enjoyable and sometimes unnerving. This phenomenon also seems to reinforce the idea that songs work on our short-and-long term memory.

Secondly, songs in general also use simple conversational language, with a lot of repetition, which is just what many learners look for sample text. The fact that they are effective makes them many times more motivating than other text. Although usually simple, some songs can be quite complex syntactically, lexically and poetically, and can be analyzed in the same way as any other literary sample.

Furthermore, song can be appropriated by listener for their own purpose. Most pop songs and probably many other types don’t have precise people, place or time reference.

In addition, songs are relaxing. They provide variety and fun, and encourage harmony within oneself and within one group. Little wonder they are important tools in sustaining culture, religion, patriotism and yeas, even revolution.

Last but not least, there are many learning activities we can do with songs such as studying grammar, practicing selective listening comprehension, translating songs, learning vocabulary, spelling and culture.

(29)

23 7. The type of the text above is …

a) Analytical exposition b) Hortatory exposition c) Narrative

d) Discussion e) Explanation

8. What is the communicative purpose of the text? a) To tell the reader about the songs b) To entertain the reader with the songs c) To show the reader the use of songs d) To explain above the songs

e) To persuade the reader to use songs in learning language

9. The generic structures of the text are …. a) Thesis – arguments – recommendation b) General statement – sequential explanation

c) Newsworthy events – background events – sources d) Thesis – arguments – reiteration

e) General statement – arguments

10. What is the text about …. a) Learning songs b) Very enjoyable music c) The phenomenon d) Music listeners

e) Using songs in language learning

(30)

24

Easy Modern

Information Secondly

Desk Study

Because Student

Laptop Shopping

Students Need Laptop

Conventionally, 11 need book, pen, eraser, drawing book, ruler and such other stuff. Additionally, in this multimedia era, students need more to reach their progressive development. Students need mobile keyboards to record every presented subject easily. Of course it will need more cost but it will deserve for its function.

First, 12 schools tend to apply fast transferring knowledge 13 the school needs to catch the target of curriculum. Every subject will tend to be given in demonstrative method. Consequently students need extra media cover the subject. Since there is a laptop on every student’s 14 , this method will help student to get better understanding.

15 , finding an appropriate laptop is not difficult as it was. Recently there is an online shop which provides comprehensive 16 . The best is that the shop has service of online 17 . The students just need to brows that online shop, decide which computer or laptop they need, then complete the transaction. After that the 18 will be delivered to the students' houses. That is really 19 and save time and money.

(31)

25

Decide whether the statement is TRUE (T) or FALSE (F) based on the Text above!

21. (T –F) Students needn’t book, pen, eraser, drawing book, ruler and such other stuff.

22. (T F) Having mobile computer is absolutely unuseful for students who want to catch the best result for their study

23. (T – F) Buying laptop online is advisable because it will cut the price 24. (T – F) If there is a laptop on every student’s desk, it will help student to get

better understanding

(32)

26

E. All answers are correct C. Argument

E. Analytical exposition B. To persuade to the readers C. Health risk

A. Thesis

A. Analytical exposition

E. To persuade the reader to use songs in learning language D. Thesis arguments reiteration

E. Using songs in language learning

Complete the following text with suitable answer that provided!

Decide whether the statement is TRUE (T) or FALSE (F) based on the Text above!

Jumlah Skor Maksimal 25

(33)

27

Grabag, 1 September 2015

(34)

28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Pertemuan 3 dan 4)

SEKOLAH : SMA Negeri 1 Grabag

MAPEL : Bahasa Inggris

KELAS / SMT : XI IPS / 1

WAKTU : 4 x 45 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Siswa mampu memahami makna teks fungsional pendek dan esay sederhana berbentuk analytical exposition dalam kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan

B. KOMPETENSI DASAR

Siswa mampu memahami langkah retorika analytical exposition text

C. INDIKATOR

1. Siswa mampu memahami langkah-langkah retorika analytical exposition text

2. Siswa mampu menyusun sebuah analytical exposition text 3. Siswa mampu menyampaikan isi analytical exposition text

4. Siswa mampu memperoleh informasi dari analytical exposition text yang dibaca atau didengar

D. MATERI POKOK

1. Generic structure of analytical exposition text 2. Language features

(35)

29

Siswa mampu menyusun sebuah analytical exposition text dan mampu memperoleh informasi yang terkandung di dalamnya

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran : Student Active Learning, Project-based Learning

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 3

No. Kegiatan Waktu

1 Pendahuluan

a. Guru memimpin doa pembuka

b. Guru menjelaskan tentang pembelajaran pertemuan sebelumnya

c. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

10 menit

2 Kegiatan Inti a. Eksplorasi

 Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pembelajaran sebelumnya tentang analytical exposition text

 Guru memberikan sejumlah topik kepada siswa agar topik tersebut dapat dibuat menjadi analytical exposition text

 Guru menjelaskan tugas drama untuk pertemuan selanjutnya dengan topik yang sudah diberikan b. Elaborasi

 Guru mengajak siswa untuk membuat analytical exposition text dari topik yang sudah diberikan

 Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi langkah-langkah retorika dalam analytical exposition text yang mereka buat

 Guru mengajak siswa untuk membuat naskah drama dari analytical exposition text yang sudah dibuat

 Guru mengajak siswa untuk membagi peran dari naskah drama yang dibuat

 Siswa melakukan konsultasi dan koordinasi antar

10 menit

(36)

30

Pertemuan 4

peran dengan guru dan siswa lainnya c. Konfirmasi

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

 Guru menjawab setiap pertanyaan siswa

5 menit

3 Penutup

a. Guru menyampaikan ringkasan kegiatan yang telah dilakukan

b. Guru menyampaikan agenda kegiatan yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya

c. Guru memimpin doa penutup

5 menit

No. Kegiatan Waktu

1 Pendahuluan

a. Guru memimpin doa pembuka

b. Guru menjelaskan tentang pembelajaran pertemuan sebelumnya

c. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

10 menit

2 Kegiatan Inti a. Eksplorasi

 Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pembelajaran sebelumnya tentang analytical exposition text

 Guru membagikan lembar diskusi kelompok untuk diisi setiap kelompok dalam menanggapi drama yang akan dipresentasikan kelompok lain

b. Elaborasi

 Siswa mempresentasikan drama yang dibuat berdasarkan analytical exposition text dari topik yang sudah diberikan

 Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi langkah-langkah retorika dalam analytical exposition text yang mereka presentasikan lewat drama

 Guru mengajak siswa untuk mengkoreksi pelafalan dari kelompok presentasi

5 menit

(37)

31

H. PENILAIAN

c. Konfirmasi

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

 Guru menjawab setiap pertanyaan siswa

5 menit

3 Penutup

a. Guru menyampaikan ringkasan kegiatan yang telah dilakukan

b. Guru menyampaikan agenda kegiatan yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya

c. Guru memimpin doa penutup

5 menit

Indikator penilaian Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Siswa mampu menyusun sebuah analytical

exposition text dan mampu memperoleh informasi yang terkandung di dalamnya

(38)

32

Instrumen

Write an analytical exposition text according to your topic! Berikut topik yang tersedia :

1. An individual vs a group task : which one is more effective? 2. Smartphone for Elementary School’s Student

3. Five days vs Six days : which one is better? 4. Let students make their own uniform style! 5. Educational Television Show

Make a video roleplay about your analytical exposition text! Ketentuan :

1. Isi video roleplay adalah drama yang menceritakan analytical exposition text yang dibuat masing-masing kelompok!

2. Durasi minimal 5 menit maksimal 15menit!

(39)

33

Diskusi Kelompok

Kelompok : ………

Make a report abaout your friend’s analytical exposition video!

1. Title

2. Arguments

(40)

34

Kriteria Penilaian

Grabag, 15 September 2015

Afriana Putri Arum Sari NIM. 702011132

Write an analytical exposition text according to your topic!

Jumlah Skor Maksimal 100

NILAI = Jumlah Skor Perolehan x 1

1

Jumlah Skor Maksimal 100

NILAI = Jumlah Skor Perolehan x 1

1

Jumlah Skor Maksimal 100

(41)

35

(42)

36

No. Nama Observasi ke-…. tanggal …. / …. / ….

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Abi Dzar Al Ghifari 2 Afan Rif'at Murat 3 Afifatun Nur Khasanah 4 Ahmad Hisam Masruri 5 Alfian Fintarto

6 Anggita Rizqi Choirunnisa 7 Ayu Sulistyorini

8 Deni Saputro

9 Denok Oktavia Listyorini 10 Erwin Yudianto

11 Fajar Dikiyan 12 Febryanna Savitri 13 Hidayatul Fitriyah 14 Ibnu Mas'ud 15 Indah Novianti

16 Kevin Maulana Firdauz 17 Lisa Anjas Marti Yuliani 18 Maya Triasworo Dewi 19 Muhamad Tsalistudin 20 Priyono

21 Rendy Pradipta Rahayu 22 Rinaldi Agil Saputro 23 Safitri Adelia Sanggarwati 24 Widi Astuti

(43)

37 Keterangan Indikator Keaktifan :

1 = Siswa mendominasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas 2 = Siswa menentukan cara belajarnya sendiri

3 = Siswa menjaga hubungan baik dengan guru dan teman di dalam kelas 4 = Siswa menjaga situasi kelas agar tetap terkendali

5 = Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru 6 = Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru 7 = Siswa berani mengajukan pendapat

8 = Siswa berani menyangkal pendapat siswa lain yang tidak sesuai/tidak benar 9 = Siswa bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan

10 = Siswa berani mencalonkan diri menjadi ketua dalam kelompok 11 = Siswa berani berbicara di depan kelas

12 = Siswa berani mengkoreksi kesalahan guru atau teman

Kriteria Penilaian

(44)
(45)

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah Metode R&D
Tabel 3.1 Indikator Partisipasi Siswa
Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Awal Siswa Kelas XI IPS 2 SMA N 1 Grabag
Gambar 4.1 Video roleplay yang dibuat siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan Desa dalam undang- undang ini bertujuan untuk memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi kriteria : a.. menyelesaikan seluruh program

dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus.. merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti

MENYATAKAN BAHWA RINCIAN YANG DIPERLIHATKAN DALAM FORMULIR INI DAN DOKUMEN - DOKUMEN YANG MENYERTAI TEPAT DAN BENAR RINCIANNYA DAN MENGUNGKAPKAN PERNYATAAN YANG PENUH DAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kemangi ( Ocimum basilicum Linn ) pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas Streptococcus mutans

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak karunia dan nikmat-Nya, sehingga penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan

Pemberian tugas terstruktur dalam pembelajaran fisika dengan tingkat kesukaran soal berjenjang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.. Populasi dalam penelitian

Algoritma K-Means mengelompokan satu set vektor kedalam sejumlah K kelompok atau dikenal dengan istilah clustering. K-Means digunakan pada proses pelatihan untuk