Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi Pedagogik Guru SMK Saraswati Salatiga
Tugas Akhir
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Disusun Oleh: Yusach Nasadit
702011167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
LEMBAR PERSETUJUAN
Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi Pedagogik Guru SMK Saraswati Salatiga
Oleh: Yusach Nasadit
702011167
Tugas Akhir
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Telah disetujui untuk di-review: Tanggal:.. ...
Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi Pedagogik Guru SMK Saraswati Salatiga
1)
Yusach Nasadit, 2) Lina Sinatra Wijaya Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) [email protected], 2) [email protected].
Abstract
The strategic position for improving teacher’s quality of education is strongly influenced by their professional ability. Professional ability of teachers consists of two skills, namely educational skills and pedagogical skill. The aim of the study is to see how the expertise of information technology teachers in implementing the information technology and the performance of the teachers in pedagogical skill in multimedia program of SMK Saraswati Salatiga. This research was conducted with a qualitative approach with case study method. The object of this study is multimedia teachers of SMK Saraswati Salatiga
The results indicate that: (1) teacher pedagogical competence of SMK Saraswati especially multimedia study program is going well based on the standards of existing competencies. (2) Utilization of information technology in learning goes well, due to the number of the application programs used as a teaching material as well as the knowledge taught to students. (3) The application of information technology in pedagogical competence of the teachers in SMK Saraswati is maintained and unified, seen from the material taught and applied in the school which is based on the standard of competence. Keywords: Information Technology, Pedagogy of teacher teaching and learning.
Abstrak
Posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesionalnya. Kemampuan profesional guru sendiri terdiri dari dua kemampuan, yaitu bidang keahlianya dan keterampilan pedagogik pengajaranya. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana keahlian seorang guru teknologi informasi dalam penerapan teknologi informasi tersebut dan kinerjanya pada kompetensi pedagogik pengajaranya di program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus..Objek dalam penelitian ini ialah guru-guru program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Kompetensi pedagogik pada guru program studi multimedia SMK Saraswati berjalan baik dan sesuai dengan standar kompetensi yang ada. (2) Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran terlihat berjalan baik. Hal ini dilihat dari cukup banyaknya program aplikasi teknologi informasi yang digunakan sebagai bahan ajar juga sebagai ilmu pengetahuan yang hendak diajari kepada siswa. (3) Penerapan teknologi informasi pada kompetensi pedagogik guru program studi multimedia SMK Saraswati begitu kuat dan terpadu. Terlihat dari materi yang diajarkan berupa penggunaan dan penguasaan terhadap program aplikasi teknologi informasi yang juga telah tercantum pada standar kompetensinya.
Kata kunci: Teknologi Informasi, Pedagogik pengajaran guru
1. Pendahuluan
_______________________________________________________________ 1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana
2)
1. PENDAHULUAN
Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan saat ini sudah tidak bisa ditawar lagi karena telah menyatu dengan perkembangan setiap aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Penerapan teknologi informasi yang memadai dalam dunia pendidikan telah menjadi solusi bagi para pendidik untuk membuat proses pembelajaran menjadi menarik, efektif dan efisien [1]. Peran guru merupakan salah satu komponen utama bidang pendidikan yang menjadi faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa seorang guru harus memiliki empat kompetensi yakni pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi pedagogik sendiri adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya[2].
Untuk kepentingan tersebut, guru tidak hanya harus memiliki kualifikasi pendidikan yang tinggi, tetapi juga harus mampu menentukan secara tepat materi pembelajaran yang relevan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Dalam implementasi pembelajaran guru juga perlu menerapkan strategi yang terbaik dalam mengolah materi pembelajaran dengan menggunakan teknik, metode yang tepat sesuai dengan bahan ajar yang akan diberikan, sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa dengan sempurna.
Jelas bahwa posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesionalannya, kemampuan profesional guru merupakan keahliannya personal dan keterampilan pedagogik pengajaranya.
SMK Saraswati Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan swasta yang berada di Salatiga Jawa Tengah, yang berdasarkan observasi terlihat bahwa teknologi informasi telah diterapkan yang terlihat dari adanya Laboratorium komputer, internet, kelas multi media. Artinya sekolah memanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan mutu pendidikannya .
Pandangan ini akan terlihat sempurna jika kompetensi pedagogik guru dan peran teknologi informasi berjalan seimbang, maka penelitian perlu dilakukan. Penelitian dilakan di SMK Saraswati Salatiga dan terlebih khusus guru program studi keahlian Teknik Informasi dan Komunikasi Program Keahlian multimedia.
2. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu dilakukan oleh Ronny Mugara (2012), dengan judul “Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”, diperoleh hasil bahwa pengertian peningkatan kompetensi TIK pada guru adalah kemampuan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengajaran dalam bidang TIK [3].
mengelola kelas dan menguasai materi ajar, serta kemampuan dosen mengevaluasi hasil belajar mahasiswa [4].
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayu Ningsih (2012 ), dengan judul “Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Guru Tersertifikasi dan Implikasinya terhadap Kompetensi Pedagogik (Studi Pada Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Berkelanjutan), menyimpulkan bahwa: (1) Penguasaan TIK pada Guru PKn yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta masih belum maksimal. (2) Implikasi penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik Guru PKn yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta masih rendah atau belum cukup terlihat. (3) Peningkatan kualitas berkelanjutan pada Guru PKn yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta sudah cukup berjalan namun belum optimal sehingga masih perlu peningkatan lagi [5].
Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian diatas adalah dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui jenis apa saja teknologi informasi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di SMK Saraswati, dan bagaimana pemanfaatan teknologi informasi itu dalam pembelajaran, serta bagaimana kinerjanya terhadap kompetensi pedagogik guru di SMK Saraswati setelah menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran.
Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani paidagōgeō, dimana paǐs, genetif, paidos berarti “anak” dan àgô berarti “memimpin”, sehingga secara harfiah
pedagogik berarti “memimpin anak”. Disamping itu, dalam bahasa Inggris istilah
pedagogy digunakan merujuk kepada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mengenali siswa, dan menentukan cara mengajarnya[6].
Kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama [7]. Kompetensi juga didefinisikan sebagai perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya[8].
Kinerja
Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi serta mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang diambil[10]. Atau dalam hal ini untuk melihat kinerja kopetensi pedagogik guru.
Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses mendapatkan, menyusun, menyiapkan manipulasi data dalam pembagian cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pendidikan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi informasi dapat berupa internet, telekomunikasi, peralatan teknologi informasi, media dan penyiaran, perpustakaan dan pusat dokumen dan berbagai peralatan lain yang berhubungan dengan aktivitas komunikasi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah dan menyebarkan informasi [11]. Dalam pendidikan Teknologi informasi diterapkan sebagai media pengelolaan pengetahuan, media pembelajaran, media pengelolaan usaha (Kecepatan, ketepatan, dan kualitas), dan sebagai media pengkajian.
Hubungan kompetensi pedagogik pengajaran guru dalam pemanfaatan teknologi informasi seperti yang tercantum dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 pasal 3 ayat 2 bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik melingkupi pemanfaatan teknologi pembelajaran [12]. Artinya teknologi informasi telah menjadi bagian yang penting dalam peningkatan mutu pembelajaran.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMK Saraswati Salatiga Jawa Tengah khususnya untuk guru program studi multimedia. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran holistic lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar alamiah [13]. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sample. Purposive sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah guru Program studi multimedia dengan jumlah 3 orang guru.
Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan model Miles dan Huberman dalam Andy Prastowo (2012) [14] yaitu melalui proses reduksi data dengan cara mengkatagorikan data (Coding), dengan interpretasi data, penyajian data, penarikan simpulan serta triangulasi. Untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan, adalah bentuk teks naratif.
Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif, dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Triangulasi yang dianggap relevan untuk menguji keabsahan data adalah dengan melakukan triangulasi sumber dan triangualsi teknik. Triangulasi teknik, berarti untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data diperoleh melalui wawancara, lalu dicek dengan observasi, dan dokumentasi [15]. dalam triangulasi sumber, peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
[image:10.595.98.510.257.618.2]Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik triangulasi hanya supaya keobjektifan ditunjukan dalam penelitian. Pertama-tama mengamati pedagogik pengajaran guru multimedia. Hasil analisa kemudian akan diuji keabsahannya dengan menggunakan triangulasi sumber. Peneliti melakukan wawancara dengan pihak sekolah (kurikulum) dan siswa multimedia SMK Saraswati dan kemudian pengamatan terhadap pedagogik dilakukan melalaui triangulasi untuk menguji kebasahan data agar menjadi sumber informasi dengan melakukan cross check.
Gambar 2 Triangulasi Sumber
Data didapatkan berdasarkan observasi yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru, pihak sekolah, dan siswa. Sehingga dalam penelitian ini melibatkan triangulasi teknik, yaitu dengan observasi. wawancara, dan penggunaan dokumen.
Gambar 3. Triangulasi teknik Guru
multimedia
Sekolah
(Kurikulum)
Siswa
Observasi Wawancara
[image:10.595.154.493.643.746.2]4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Program studi Multimedia (MM) terdiri dari 4 pengajar yang menangani semua kelas multimedia yakni kelas X sampaai kelas XII. Terdapat 2 kelas untuk setiap angkatan, jadi untuk program studi Multimedia berjumlah 6 kelas terdiri dari kelas X sampai kelas XII.
Penelitian ini mengambil sampel 84 siswa yakni yang terdiri dari 4 kelas yakni kelas X dan XI, dan penanggung jawab kurikulum. Subjek penelitian ini adalah guru program studi Multimedia (MM) yang terdiri dari 4 orang guru dan Pihak sekolah (kurikulum) . Peneliti akan memaparkan data dan fakta subyek penelitian, terutama terkait rumusan masalah yang diajukan. Untuk itu peneliti mengawalinya dengan menunjukkan beberapa kompetensi pedagogik guru Multimedia SMK Saraswati Salatiga. Berikut penyajian data hasil wawancara mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi pedagogik.
HASIL
Kompetensi Pedagogik Guru
Mengacu pada Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan potensi guru diuraikan sebagai berikut.
a. Sekolah (Kurikulum)
Pemahaman karateristik peserta didik.
Dari hasil yang didapati lewat wawancara diketahui bahwa peran sekolah SMK Saraswati Salatiga dalam melihat kinerja guru dalam pemahaman terhadap siswa, berjalan dengan baik dan semua guru didayagunakan untuk berperan aktif dalam karakter pembinaan anak, baik pembinaan yang sifatnya kurikuler dan ektrakulikuler. Fungsi lembaga pendidikan (sekolah) adalah : 1) Mendidik calon warganegara yang dewasa, 2) Mempersiapkan calon warga masyarakat, 3) Mengembangkan cita-cita profesi atau kerja 4) Mempersiapkan calon pembentuk keluarga yang baru, 5) Pengembangan pribadi (realisasi pribadi) [16]. Hasil ini menunjukan bahwa peran sekolah ataupun kurikulum SMK Saraswati Salatiga telah menerapkan fungsi perannya dengan baik terlihat dari tidak adanya masalah dalam melaksanakan fungsinya.
pembinaan-pemninaan karakter pada silabus kurikulum tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan berjalan dengan baik.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
Dalam berkomunikasi di SMK Saraswati Salatiga berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya jabat tangan dan mencium tangan guru oleh siswa pada saat mennyapa di pagi atau siang hari. Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap [19]. Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum dan sikap yang dalam kehidupan sosial memainkan peranan yang amat penting.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
Begitu pun dalam hal penilaian dan evaluasi berjalan dengan baik ada masalah dan tantangan namun dapat diatasi dan tergantung pada guru yang menjalankan penilaian itu. Sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik. Dengan demikian guru tidak hanya mampu mengajar dengan baik tetapi perlu juga mampu dalam melakukan penilaian dan evaluasi dengan baik [20].
b. Siswa
Hasil yang diperoleh melalui angket wawancara responden dari sampel yang berjumlah 84 siswa terdiri dari empat kelas, X MMA berjumlah 16 siswa, X MMB berjumlah 24 siswa, XI MMA berjumlah 18 siswa, dan XI MMB berjumlah 26 siswa.
Memahami karateristik peserta didik
Diketahui bahwa sebanyak 73 (87%) siswa sepaham bahwa media teknologi yang digunakan mudah dipahami. Kemudian sebanyak 49 (59%) siswa sepaham bahwa penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru mudah dipahami.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Sebanyak 78 (93%) siswa sepaham bahwa guru melakukan pengarahan pada siswa yang bermasalah dan mendidik.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Sebanyak 81 (97%) Siswa sepaham bahwa guru selalu memberikan motivasi pembelajaran.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
Sebanyak 53 (64%) siswa sepaham bahwa guru berkomunikasi dengan baik.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki.
Sebanyak 69 (83%) siswa sepaham bahwa guru mengarahkan siswa untuk belajar mandiri.
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Sebanyak 55 (66%) siswa sepaham bahwa guru memberikan pemberitahuan mengenai perkembangan dalam pembelajaran.
Adapun saran atau pendapat yang diberi siswa yakni 30 (36%) siswa mengatakan bahwa guru terlalu cepat dalam pemberian materi. 10 (13%) siswa mengatakan bahwa materi yang diberikan oleh guru kurang detail, 7 (9%) siswa mengatakan bahwa guru kurang dekat dengan siswa. Juga 7 (9%) siswa mengatakan bahwa pengajaran guru baik. 7 (9%) siswa mengatakan bahwa guru tidak dekat dengan siswa. 3 (4%) siswa mengatakan guru harus lebih tegas. 11 (14%) siswa kelu karena banyaknya tugas. 20 (24%) siswa mengatakan kurangnya fasilitas, seperti penyediaan jaringan internet lab.
Hasil yang ditunjukan siswa tentang pedagogik pengajaran guru, hampir semua siswa tidak bermasalah tetang pedagogik pengajaran guru atau rata-rata 77% mengatakan baik. Hanya pada saran dan pendapat siswa banyak yang mengeluh bahwa pengajaran yang diberikan oleh guru terlalu cepat dan tidak mengimbangi daya tangkap siswa ini dilihat dari jumlah prosentasi yang lebih tinggi dari tanggapan yang lain yakni 36%.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika pembelajaran tersebut memperoleh hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan [21]. Selain itu dikatakan bahwa guru sukses dalam pelaksanaan pembelajaran apabila ia dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengertian, persiapan, dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Selain itu dapat juga dikatakan guru sukses dalam pelaksanaan pembelajaran apabila dapat merealisasikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan [22]. guru program studi multimedia dapat dikatakan cukup baik dalam memberikan pemahaman kepada siswa hal ini terlihat dari tingginya pemahan siswa pada pengajaran guru.
c. Guru Multimedia
Memahami karateristik peserta didik
tersebut, dapat dikatakan bahwa diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat mengenai bahan pengajaran yang diberikan guru kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat serta membuat kesimpulan guna memecahkan suatu masalah.
Kedua dengan penerapkan metode pembelajaran seperti PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Jigsaw. Dalam penerapan metode pembelajaran tidak dilakukan dengan cara dan metode pembelajaran yang sama karena di setiap kelas membutuhkan perhatian yang khusus dan berbeda pendekatannya dan disesuaikan dengan kondisinya. PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih terjadi [25]. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga, hasil belajar siswa meningkat [26]. Dengan demikian penelitian tindakan adalah bagaimana memperbaiki dasar pemikiran atau kelemahan-kelemahan kinerja maka dengan itu hasil belajar akan meningkat.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Dalam menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik, guru di program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga terus melakukan pengembangan melalui berbagai sumber seperti internet, buku dan lainnya. Adapun penerapan teori yang diterapkan di sekolah seperti teori pengembangan kognitif, behavioristik, konstruktivisme. Teori kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual, yaitu proses untuk membangun atau membimbing siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu objek. Teori behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia, pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka [28]. Sedangkan teori belajar kontruktivisme adalah pengetahuan secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya [29].
Dari pengetian diatas dapat dikatakan bahwa guru program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga terlihat melakukan pengembangan dalam melaksansan pemebejaran yang mendidik juga penerapan teori pembelajaran yang di antara untuk melatih kemampuan dan pengoptimalan pemahaman siswa, juga dalam melihat sikap dan tingka laku yang membentuk siswa, kemudian guru juga berperan dalam pengetahuan siswa berdasarakan pengalamannya secara aktif, membimbing dan mengembangkan potensinya.
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
sebagaimana tercantum pada Bab X pasal 36, pasal 37, dan pasal 38 [29]. Bahwa Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 36 ayat 1), lebih lanjut (pasal 36 ayat 2) dikatakan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Hal ini dapat dikatakan menjadi dasar program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga saat menyadari bahwa pengembangan kurikulum perlu dilakukan namun agar pembelajaran dan materi tidak tertinggal dengan tuntutan zaman.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik dilakukan di Program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga dapat dilihat dari berbagai tugas berupa yang diberikan poster, pembuatan kartu undangan, video film pendek dan siswa diarahkan untuk melibatkan lingkungannya yakni masyarakat dalam proyek yang dibuatnya dan kemudian projeknya bisa juga dijual. Menindak lanjuti temuan ini, dikatakan [30] bahwa pembelajaran yang mendidik adalah; (1)melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya, (2) melaksanakan aktivitas yang bertujuan membantu proses belajar peserta didik, (3) mengkomunikasikan informasi baru, (4) Guru menyikapi kesalahan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, (5) melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum dengan konteks kehidupan sehari‐hari, (6) melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi, (7) mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi, (8) mampu audio‐visual untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik,(9) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan berinteraksi dengan peserta didik lain, (10) mengatur pelaksanaan pembelajaran secara sistematis,(11) menggunakan alat bantu mengajar audio‐visual untuk meningkatkan motivasi belajar peserta.
Dari hasil temuan dan pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa penyelenggraraan pembelajaran yang mendidik di program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga dapat dikatakan sudah berjalan karena telah menerapkan beberapa prinsip mendidik seperti yang telah diuraikan diatas.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki.
diri siswa dapat di lakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja [32]. Jadi dapat dilihat bahwa guru dan sekolah SMK Saraswati Salatiga terus memberi tempat kepada siswa unuk dapat mengaktualisasi dirinya.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
Dalam hal berkomunikasi di program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga, terlihat dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku. Juga komunikasi yang terjadi tidak hanya dengan berkata-kata namun juga cara berpakaian dan sikap yang ditunjukan. Adapun dalam komunikasi dalam pembelajaran tidak dilakukan dengan menggunakan bahasa yang tinggi bagi siswa namun harus mudah dipahami dan perlu kreaktif dalam penyampaian atau berkomunkasi saat pembelajaran berlangsung. Guru yang mampu berkomunikasi mengartikan guru tersebut dapat memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada peserta didik yang antara lain: menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan tanpa menginterupsi peserta didik, menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat dan sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerjasama yang baik, mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik, memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap [27]. Hal ini menunjukan bahwa peran guru program studi multimedia dalam berkomunikasi dengan siswa dapat dikatakan masih dalam taraf yang baik.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar. Pelaksaan penilaian dan evaluasi di program studi multimedia SMK Saraswati terlihat berjalan dengan baik. Penilaan yang dilakukan dinilai dengan objetif hal ini terjadi dikarenakan adanya nilai seni dalam pembelajaranya. Penilaan siswa biasanya dilakukan lembar kerja (Jobsheet) siswa masing-masing dimana di dalamnya terdapat rincian setiap detail tugas yang diberikan. Penilaian sesuai rincian yang telah diselesaikan siswa. Dalam penilaian sendiri diutamakan proses pembelajarannya dari pada tugas diberikan. Kemudian semuanya Nilai dimasukin dalam jurnal yang berisi deskripsi dari kegiatan-kegiatan tersebut untuk keoentingan lebih kanjut.
Dari hasil rumusan diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru-guru program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga dalam melakukan penilaan berjalan dengan baik dan tetap menjungjung standar mutu penilaan yang baik.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Pemanfaatan teknologi informasi SMK Saraswati Salatiga program studi multimedia sebagai berikut.
a. Sekolah (Kurikulum)
disebut SIKUSA (Sistem Informasi Kurikulum Saraswati), digunakan untuk menginput nilai siswa, raport, sampai transkrip. Pihak kurikulum tidak sulit dalam melihat inputan-inputan yang dilakukan oleh guru, yang belum menginput dapat dilihat dan siswa yang nilainya masih remedi pun dapat dipantau melalui program tersebut. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan tujuan akhir pendidikan nasional yaitu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Gambaran tersebut memperlihatkan bagaimana teknologi informasi dimanfaatkan di SMK Saraswati Salatiga yang diperutukan bagi guru.
Pasal 30 UU No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) [31], dikatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah teknologi yang digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Teknologi ini digunakan untuk memecahkan masalah masalah pendidikan dan pembelajaran dan teknologi informasi di sekolah memiliki banyak manfaat untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa sekolah SMK Saraswati ikut serta dalam pengembangan ke arah yang lebih kreaktif dan efesien yakni dengan melibatkan teknologi informasi pada sistem pendidikan.
b. Siswa
Siswa yang dalam penelitian ini sebagai pengamat yang terlibat langsung dan mendapat dampak dari pengajaran guru menunjukan hasil melalui angket wawancara yang disebarkan di 4 kelas SMK Saraswati yakni kelas 1 A dan B, kelas 2 A dan B, dengan sampel 84 siswa khususnya program studi multimedia. 40 siswa kelas X dan 44 siswa kelas XI. Pemanfataan Teknologi Informasi atau aplikasi dalam pembelajaran berikut pada tabel 1 dan 2 berikut.
Tabel. 1
Penggunaan Aplikasi Kelas X Multimedia
No. Aplikasi Presentasi Kegunaan
1. CorelDraw 100% atau 40 siswa menyebut
menggunakan aplikasi ini
Rata-rata siswa menyebutkan aplikasi ini digunakan untuk mendesain produk, mendesain kartu undangan, membuat logo, desain label cover CD/DVD
2. Adobe Photoshop
100% atau 40 siswa menyebut
menggunakan aplikasi ini
Rata-rata siswa menyebutkan aplikasi dugunakan untu mengedit tampilan foto dan memberikan efek tertentu, mengedit foto cover CD/DVD, juga membuat poster.
3. Paint 2 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 5 %
Tidak ada komentar
Tabel. 2
Penggunaan Aplikasi Kelas XI Multimedia
No. Aplikasi Presentasi Kegunaan
1. CorelDraw 42 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 98%
Rata-rata siswa masih menyebutkan aplikasi ini digunakan untuk mendesain produk, mendesain kartu undangan, membuat logo, desain label cover CD/DVD
2. Adobe Photoshop
42 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 98%
Rata-rata siswa masih menyebutkan aplikasi dugunakan untu mengedit tampilan foto dan memberikan efek tertentu, mengedit foto cover CD/DVD, juga membuat poster. 3. Pinnecle 37 siswa menyebut
menggunakan aplikasi ini atau 85 %
Rata-rata digunakan untuk pengeditan rangkaian video dan memberikan efek-efek tertentu disitu.
4. Macromedia Flash
8 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 20 %
Rata-rata meyebutkan penggunaan aplikasi ini untuk pembuatan animasi 2 Dimensi
5. Adobe Flash
8 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 20 %
Rata-rata meyebutkan juga penggunaan aplikasi ini untuk pembuatan animasi 2 Dimensi
6. Nerosmart 3 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 8 %
Digunakan untuk membakar kaset CD/DVD
7. 3Dmax Seorang siswa menyebut
menggunakan aplikasi ini atau 4 %
Digunakan untuk membuat animasi 3 Dimensi
8. Notepad 2 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 5 %
Menggunakan HTML yang digunakan untuk membuat halaman web
9. Program C++
2 siswa menyebut menggunakan aplikasi ini atau 5 %
Bahasa pengograman untuk membuat sebuah program aplikasi
Sedangkan Aplikasi adobe Flash dan Macromedia Flash mempunyai kegunaan yang sama yakni untuk pembuatan animasi 2 Dimensi.
Hal ini menunjukan bahwa tingkat penggunaan dan pendalaman aplikasi dalam pembelajaran bagi siswa program studi multimedia cukup tinggi hal ini menunjukan bahwa guru cukup berperan aktif dalam penggunaan aplikasi teknologi informasi. Indikator penguasaan teknologi informasi yang adalah: 1) Dapat mengoperasikan komputer, 2) Software Aplikasi, 3) Miliki ketrampilan internet, 4) Ketrampilan Website [34]. Pendapat ini menunjukan bahwa siswa SMK Saraswati dapat dikatakan memiliki kemampuan dalam menguasai dan mengoperasikan media teknologi informasi terlebih khusus aplikasi multimedia. Teknologi tnformasi (TI) dalam kegiatan pembelajaran memilliki tiga fungsi utama, yaitu (1) Teknologi dimanfaatkan sebagai alat (tools). Dalam hal ini teknologi digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, (2) Teknologi Informasi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi informasi dimanfaatkan sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TI sebagai ilmu. (3) Teknologi Informasi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy) [33]. Dari gambaran ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran siswa Program Studi Multimedia teknologi dapat dikuasai dan dimaknai sebagai bahan pembelajaran atau ilmu pengetahuan sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi komputer.
c. Guru Multimedia
Guru-guru Multimedia sendiri merupakan objek dalam penelitian ini dan hasil wawancara (lihat lampiran 9) dengan guru-guru multimedia diperoleh hasil sebagai berikut. Jenis penggunaan aplikasi teknologi informasi yang banyak digunakan adalah aplikasi desain grafis, animasi, dan pengeditan video. Kelas satu penggunaan media teknologi informasi baru berupa pengenalan perangkat keras dan perangkat lunak. Aplikasi yang diajarkan terdiri dari CorelDraw dan Adobe Photoshop. Sedangkan kelas dua penggunaan aplikasi ditambah dengan aplikasi pembuatan animasi seperti Macromedia flash aplikasi pengeditan video seperti Pinnecle, adapun penambahan yang lain dikembangkan oleh guru sendiri untuk dipelajari yakni Tridimax dan Blunder yang digunakan untuk mendesain gambar 3 dimensi. Kelas tiga hampir menggunakan semua aplikasi yang telah dipelajari dari kelas satu dan kelas dua, juga penambahan aplikasi serupa untuk pengembangan yang lebih baik seperti Adobe Premiere untuk pengeditan video. Ini dilakukan sesuai dengan kurikulum dan standar kompetensi yang ada.
Hasil ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran, guru memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat bantu, pemacu siswa, juga sebagai proses dalam pembelajaran atau ilmu pengetahuan. Misi utama teknologi dalam pembelajaran adalah membantu, memicu dan memacu, proses belajar, serta memberikan kemudahan atau fasilitas belajar [35].
PEMBAHASAN
Dalam pembelajaran terdapat kolaborasi antara siswa dan guru, hal ini dilakukan agar pembelajaran berbasis komputer multimedia tidak hanya terpatok pada guru namun juga siswa, dikarenakan siswa bisa mempunyai pengalaman belajar di luar yang lebih dan hal itu dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bersama. Pembelajaran kolaboratif bermaksud melindungi siswa terhadap ketergantungan guru yang memegang otoritas bahan pelajaran [36]. Pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai kegiatan belajar dalam kelompok yang tidak selalu dimonitor oleh guru, tetapi guru lebih berperan dan bertanggung jawab sebagai anggota selama proses mencari pengetahuan oleh siswa sedang berlangsung. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa dan guru program studi multimedia menerapakan kolaborasi dalam pembelajaran ini agar siswa tidak hanya bergantung pada guru namun juga dapat mandiri dalam belajar.
Adapun dalam penggunaan aplikasi teknologi informasi dalam pembelajaran oleh guru tantangan pada guru, pertama adalah dalam hal pembuatan aplikasi untuk pembelajaran, hal ini mengharuskan guru untuk perlu mendalami sumber aplikasi dan menguasainya, ini sulit bagi serang guru. Kedua adalah dalam menghadapi teknologi informasi yang terus berkembang, dimana guru dituntut untuk uptodate, apalagi nantinya kompetensi kelulusan akan mengikuti perkembangan yang ada. Oleh karena itu peningkatan sumberdaya manusia memang perlu dilakukan untuk mengimbangi perkembangan teknologi informasi itu. Hal ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran dan penggunaan yang berbasis teknologi informasi ini memang perlu perkembangan sumberdaya manusia (guru), baik dalam hal pengembangan aplikasi maupun dalam pengejaran teknologi terbaru yang begitu cepat karena jika tidak maka akan sulit untuk mengikuti perkembangan yang terus berubah.
Hasil ini menunjukan bahwa guru-guru program studi mutimedia SMK Saraswati berperan aktif dalam melibatkan berbagai program aplikasi teknologi informasi agar diajarkan dan dikembangkan kepada siswa. Terlihat adanya kendala dalam pemanfaatan dan pengembangan pengajaran media teknologi informasi kepada siswa namun optimisme terus ditunjukan oleh para guru sehingga tantangan yang dialami tidak mempengaruh proses pembelajaran.
5. SIMPULAN
Berdasar analisis data penelitian dan pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:
Kompetensi pedagogik pada guru program studi multimedia SMK Saraswati berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar kompetensi yang ada. Hal ini terungkap juga dari danggapan siswa dan pihak sekolah (kurikulum) sebagaimana telah dijelaskan bahwa pedagogik pengajaran guru dalam pembelajaran berjalan baik dan siswa mudah memahami.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran terlihat berjalan dengan baik. Bagi sekolah sendiri teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana, dimana dilihat dari fasilitas yang ada seperti jaringan internet, komputer, juga program penilaan untuk guru yang berbasis website yang dinamakan SIKUSA (Sistem Kurikulum Saraswati). Bagi guru program studi multimedia SMK Saraswati, teknologi informasi terlihat jelas dimanfaatkan sebagai transformasi pendidikan dalam bentuk gudang ilmu pengetahuan atau sebagai kurikulum dan konten. Hal ini dilihat dari cukup banyaknya program aplikasi teknologi informasi yang digunakan sebagai bahan ajar juga sebagai ilmu pengetahuan yang hendak diajari kepada siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan teknologi informasi pada kompetensi pedagogik guru program studi multimedia SMK Saraswati terlihat begitu kuat dan terpadu, hal ini terlihat dari pembelajaran yang berbasis pada penggunaan media teknologi informasi. Dimana materi-materi yang diajarkan adalah berupa penggunaan dan penguasaan terhadap suatu program aplikasi teknologi informasi yang juga telah tercantum pada standar kompetensinya, terlebih khusus aplikasi multimedia yang dimana dipelajari untuk membuat suatu desain senigrafis, pembuatan dan pengeditan video/film, juga pembuatan gambar dan video animasi. Hal ini juga telah ditunjukan oleh siswa dari hasil angket wawancara yang disebarkan dan diperoleh hasil yang sama. Ini menunjukan bahwa hubungan antara pedagogik pengajaran dan teknologi informasi bagi guru program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga begitu tidak dapat dipisahkan yang artinya telah menjadi satu kesatuan dan telah masuk dalam pembelajaran.
6. Daftar Pustaka
[1] Jin-Ho Im, Hyun-Seok Lee, & Hyoung-Ju Kim, (2005). Analysis of the efectiveness of ICT use in education – focusing on affective domains. Korea Edication & Research Information Service. Diakses tanggal 11 Februari 2016 online http://a- research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0802963_chapter1.pdf
[2] Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. (online) http://sindiker.dikti.go.id/dok/UU/UUNo142005 (Guru%20&%20Dosen).pdf diakses pada 12 Februari 2016.
[4] Mawardi, Al, (2011). Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dosen di Jurusan Teknik Sipil Politeknik negeri Lhokseumawe. Jurnal BISSOTEK. Vol. 6, No. 1. ISSN.1412- 3800.
[5] Ningsih, Tri,Rahayu, (2012). Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Guru Tersertifikasi Dan Implikasinya terhadap Kompetensi Pedagogik (Studi Pada Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Berkelanjutan). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.
[6] Danim, Sudarwan, (2010). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
[7] Uno, Hamzah, B., ( 2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di BidangPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
[8] Mulyasa, (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Offset –
Bandung.
[9] Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. (online)
http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendiknas_16_2007.pdf diakses pada 12 Februari 2016.
[10] Ismail, Mohamad, (2004). Manajemen Operasional Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[11] Sutrisno, (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
[12] PP NO. 74 Tahun 2008 Tentang Guru. (online)
http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_74_2008.pdf diakses pada 05 Nopermber 2015
[13] Silalahi, Ulber, (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama. Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media.
[14] Prastowo, Andy, ( 2012). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR- RUZZ MEDIA.
[15] Moleong, Lexy J., (2005). Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung : remaja Rosda Karya.
[16] Atmodiwirio, Soebagio, (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Ardadizya Jaya.
[17] Departemen Pendidikan Nasional, (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta:
Depdiknas.
[18] Adisusilo, Sutarjo, J.R. (2010) dalam Jurnal Nasionalisme Demokrasi
Civil Society Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
[19] Hovland, C. I., Janis, I. L., & Kelley, H. H. (1953). Communication and persuasion: Psycho logical studies of opinion change. New Haven, CT: Yale University Press.
[20] Mardapi Djemari, dkk, ( 2003). Pedoman Umum Pengembangan Sistem Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Yogyakarta: Pascasarjana UNY. [21] Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen, Dikdasmen, Depdiknas, (2004). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian, Jilid 1 Program Studi IPS. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Agama Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2014 (online)
bdkmedan.kemenag.go.id. Diakses pada 6 Maret 2015. [23] Sagala, Syaiful, ( 2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
CV. Alfabeta
[24] Suryosubroto, (1997). Proses Belajar mengajar di Sekolah, Cetakan Pertama. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[25] Ridwan, Sa’adah, ( 2005). Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
[26] Wardani, IGK dan Wihardit Kuswaya, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
[27] Akhmad Sudrajat, (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan
Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
[28] W.W. Innecke Kartika, Vani Ikawati H.W. dan Samsul Arifin, (2011). Teori-Teori Pendidikan. Makalah tugas Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. [29] Sukmadinata, Nana Syaodih, (2004). Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Rosdakarya.
[30] Sudrajat, Akhmad, (2012). Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru.(online)
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi- pedagogilk-guru/ di akses pada tanggal 27 juni 2016.
[31] Depdiknasi. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
[32] Dede M. Riva, (2008). Mengenali dan Mengembangkan Berbagai Potensi Peserta Didik (online)
https://mgmpbindobogor.wordpress.com/2008/11/19/mengenali-dan- mengembangkan-berbagai-potensi-peserta-didik/ Diakses pada
tanggal 27 juni 2016.
[33] Riyana, Cepi , ( 2006). Peranan Teknologi Dalam Pembelajaran (online)
https://chepy.files.wordpress.com/2006/08/peran-teknologi.pdf diakses pada 27 tanggal juni 2016
[34] Herman, ( 2013). Wawasan TIK untuk Pendidik.
http://eprints.ums.ac.id/39395/10/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. Diakses tanggal 27 juni 2016
[35] Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., (1994). Teknologi Pembelajaran. Washington DC: Association for Educational Communications and Technology (AECT).