PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TINGKAH
LAKU REPRODUKSI MENCIT JANTAN DEWASA (Mus musculus L.) YANG DIPAPARI
OLEH MSG SECARA KRONIS
Oleh:
Lusia Lastioma Sihotang NIM 408241004 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-Nya yang senantiasa melindungi, menyertai, memimpin
dan membimbing penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan dan
penulisan skripsi penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak
Rosella Terhadap Tingkah Laku Reproduksi Mencit Jantan yang Dipapari dengan
MSG” dengan baik yang disusun untuk memperolah gelar sarjana biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus penulis
mengucapkan terima kasih kepada : Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS., M.Sc
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,
motivasi dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Melva Silitonga, MS, Bapak
Drs. Tri Harsono, M.Si., Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si., selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian
sampai dengan selesianya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada
Ibu Dra. Adriana Lumban Gaol, M. Kes. selaku dosen pembimbing akademik,
Bapak dan Ibu dosen serta pegawai di jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang
telah membantu penulis selama perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Laboran Kimia yaitu Kak Minda
yang membantu dalam perjalanan penelitian sehingga berlangsung dengan baik.
Teristimewa kepada Ayahanda terkasih N. Sihotang dan Ibunda tercinta L.
Tumanggor yang begitu baik, sabar dan memberikan motivasi dan membiayai
perkuliahan penulis. Seluruh Keluarga (Bang Rinal, Bang Rekson, Bang Arviju)
yang selalu berdoa, memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama
perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa dengan sahabat saya Ade
Irma, Atri Gultom, Herlina, dan seluruh kewan kelas Biologi NK 2008, teman-
Joni, Andika, Manahan, Kiki, Robles, dll.) dan orang yang paling sabar dan
membantu lewat doa dan tenaga yaitu Lindung Silaban dalam penyelesaian
perkuliahan dan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi,
penulisan, maupun kualitas. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan
kritik yeng bersifat membangun untuk sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pengetahuan pembaca sekalian.
Medan, Agustus 2012
Lusia Lastioma Sihotang
iii
iii PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR KELOPAK BUNGA
ROSELLA (hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TINGKAH LAKU REPRODUKSI MENCIT JANTAN DEWASA
(Mus musculus L.) YANG DIPAPARI OLEH MSG SECARA KRONIS Lusia Lastioma Sihotang ( NIM 408241004 )
ABSTRAK
Monosodiun Glutamat (MSG) atau ajinomoto digunakan sebagai tambahan penyedap masakan dapat menganggu hipotalamus yang mempengaruhi tingkah laku reproduksi. MSG menimbulkan terbentuknya radikal bebas. Antioksidan pada estrak air bunga rosella dengan cara menetralisir radikal bebas. Pemberian estrak air kelopak bunga rosella mencegah penurunan tingkah laku reproduksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bangaimana pengaruh pemberian ekstrak air kelopak bunga rosella terhadap tingkah laku reproduksi mencit jantan dewasa ( Mus musculus L. ) yang dipapari oleh MSG secara kronis.
Subjek penelitian adalah mencit jantan dewasa ( Mus musculus L. ) strain DD Webster dewasa yang berumur ± 3 bulan dengan berat rata-rata 30 gram, sebanyak 60 ekor yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 30 ekor mencit jantan dewasa. Kelompok pertama sebagai kontrol dan kelompok kedua diberi dengan dosis 4g/kg BB selama 30 hari kemudian.
iv
iv EFFECT OF AQUEOUS EKSTRACT OF CALIKS Hibiscus sabdariffa L.
TO SEXSUAL BEHAVIOR MICE ( Mus musculus L.) WHICH INDUCED BY MONOSODIUM GLUTAMAT
( MSG ) IN CRONICH
Lusia Lastioma Sihotang ( NIM 408241004 ) ABSTRACT
Monosodium glutamat (MSG) or ajinomoto used food additive and damaged hipotalamus to influence sexsual behavior. MSG caused stress oxidative by formation of free radicals. Antioxidant of aqueus ekstract of caliks Hibiscus sabdariffa L. neutralizing free radicals. Intake aqueus ekstract prevents decreased sexual behavior.
The aim of this study is to investigate the effect aqueous ekstract of caliks hibiscus sabdariffa L. to sexsual behavior of mice (Mus musculus L.) which induced by monosodium glutamate ( MSG ) in cronich.
Subject of this study was 60 adult male mice (Mus musculus L.) strain DD Webster, age ± 3 months old, body weight ± 30 gram and divided 2 groups. The first group is control and the secend group which given MSG 4g/kg for 30 days, then the next 30 days, the mice is given 1,6 g ekstract/kg BW of ektract caliks hibiscus sabdariffa L.
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Produksi Glutamat Per Tahun 6
Tabel 2.2. Komposisi kimia kelopak bunga rosella per 100 g bahan 11
Tabel 2.3. Data biologik normal mencit ( Mus Musculus L.) 16
Tabel 4.1. Rerata berat badan (mean ± SD) dan uji t terhadap berat badan
mencit kelompok kontrol (P1) dan kelompok perlakuan (P2) 29
Tabel 4.2. Uji t waktu (jam) (mean ±SD) yang dibutuhkan untuk
melakukan Kopulasi Mencit P1 dan P2 31
Tabel 4.3. Uji t terhadap data frekuensi Kissing vagina (mean ± SD)
mencit P1 dan P2 32
Tabel 4.4. Uji t terhadap data frekuensi mounting (mean ± SD) mencit
P1 dan P2 34
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Rumus bangun monosodium glutamate (MSG) 7
Gambar 2.2. Bunga rosella Hibiscus sabdariffa L. 12
Gambar 2.3. Struktur bangun asam ascorbat 15
Gambar 2.4. Spermatogenesis pada mencit 20
Gambar 3.1. Desain Penelitian 25
Gambar 4.1. Perkembangan berat badan mencit (rata-rata ± SD) g
selama periode perlakuan 30
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perkembangan Berat Badan Mecit ( mean ± SD) 40
Lampiran 2. Jumlah Kissing Vagina Mencit Kelompok Perlakuan 42
Lampiran 3. Jumlah Kissing Vagina Mencit Kelompok Kontrol 43
Lampiran 4. Jumlah Mounting Mencit Kelompok Perlakuan 44
Lampiran 5. Jumlah Mounting Mencit Kelompok Kontrol 45
Lampiran 6. Waktu yang Dibutuhkan Mencit Perlakuan untuk Kopulasi 46
Lampiran 7. Waktu yang Dibutuhkan Mencit Kontrol untuk Kopulasi 47
Lampiran 8. Analisis Data 48
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Produksi monosodium glutamate (MSG) di dunia tahun 2010 mencapai
2.100.000 MT (Patton, 2007), beberapa negara diantaranya: Jepang 65.000 ton per
tahun, Korea 40.000 ton per tahun, Amerika 20.000 ton per tahun (Sukawan, 2008)
dan Indonesia tahun 1977 sebanyak 254.900 ton pertahun (Ardiyanto, 2004).
Konsumsi MSG di Taiwan yang merupakan negara yang paling tinggi
konsumsi MSG perkapita 3 g per hari sedangkan Amerika adalah negara yang
paling rendah konsumsi MSG per kapita hanya 0,5 g dan Indonesia mencapai 0,6
g/hari (Setiawati, 2008).
Laporan FASEB (Federation of American Societes for Experimental
Biology), menyebutkan bahwa secara umum MSG aman dikonsumsi. Namun, ada
dua kelompok yang menunjukkan reaksi akibat konsumsi MSG. Pertama adalah
kelompok orang yang sensitif terhadap MSG yang berakibat muncul keluhan
berupa: rasa panas di leher, lengan dan dada, diikuti kaku di otot dari daerah
tersebut menyebar sampai ke punggung. Gejala ini dinamakan Chinese Restaurant
Syndrome (CRS) dan terjadi 30 menit setelah mengonsumsi makanan yang
mengandung MSG. Sedangkan kelompok kedua adalah penderita asma, yang
banyak mengeluh meningkatnya serangan setelah mengkonsumsi MSG sekitar
0,5-2,5 g MSG (Ardiyanto, 2004).
Pemberian MSG 4 mg/g berat badan secara intraperitoneal pada tikus yang
baru lahir selama 2 hari sampai usia 10 hari dan diperiksa pada usia pubertas dan
dewasa, memperlihatkan pada usia pubertas terjadi hiperleptinemia, hiperadiposit
dan peningkatan kadar kortikosteron, penurunan berat testis, jumlah sel Sertoli dan
sel Leydig per testis, serta penurunan kadar LH (Luteinizing Hormone), FSH
(Follicle Stimulating Hormone),T (Thiroid). Sementara pada saat dewasa
memperlihatkan hiperleptinemia yang lebih tinggi dan penurunan kadar FSH dan
LH lebih rendah tetapi kadar T normal, tanpa indikasi perubahan struktur testis
2
MSG bersifat neurotoksik karena dapat menyebabkan ablasi sumbu arcuate
nucleus hipotalamus sehingga dapat mengganggu fungsi sumbu hipotalamus–
pituitary–organ target (Legradi, dkk., 1998). Salah satu fungsi penting hipotalamus
adalah mensekresi hormon pelepas gonadotropin yang merangsang pengeluaran
hormon gonadotropin, yaitu LH dan FSH, dari hipofisis anterior. Kedua hormon ini
diperlukan untuk perkembangan gonad maupun gametogenesis, baik pada laki-laki
maupun wanita. Dengan demikian, terganggunya fungsi hipothalamus akan
mengakibatkan gangguan fungsi endokrin (endocrine disruption), termasuk
produksi dan pelepasan hormon reproduksi sehingga turut mempengaruhi fungsi
gonad dan menyebabkan penurunan libido (waktu reaksi) (Camihort, 2004).
Penelitian pada tikus jantan yang diberi 4g/kg BB MSG intraperitonial
selama 15 hari (paparan jangka pendek) dan 30 hari (paparan jangka panjang)
menyebabkan penurunan berat testis, produksi sperma, kadar asam askorbat, dan
peningkatan jumlah sperma dengan morfologi abnormal (Nayatara, 2008).
Pemberian MSG baik jangka panjang maupun jangka pendek tidak berpengaruh
terhadap kebiasaan makan tetapi menggangu fase diestrus, estrus dan metaestrus
pada minggu ke dua (Nayatara, 2009). Pemberian 0,04 mg/kg BB MSG setiap hari
selama 15 hari pada mencit betina dapat menekan pertumbuhan oosit dan zona
granulose sehingga pada akhirnya akan menurunkan fertilitas (Eweka,2010).
Dari hasil penelitian terhadap mencit jantan dewasa yang disuntikkan MSG
secara subkutan selama 6 hari dengan dosis 4 mg/g berat badan dan 8 mg/g berat
badan menyebabkan peningkatan kadar glukosa eritrosit, peningkatan kadar
peroksidasi, kadar total glutation dan protein yang terikat glutation serta
peningkatan kadar enzim glutathione reductase (GR), glutathione-S-transferase
(GST), glutathione peroxidase (GPX). Hal ini menggambarkan bahwa dengan
pemberian 4 mg/g berat badan mengakibatkan terjadinya stress oksidatif yang
diantisipasi tubuh dengan meningkatkan kadar glutation dengan cara meningkatkan
enzim metaboliknya ( Ahluwalia, 1996). MSG menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, misalnya dapat menurunkan fungsi hati, menimbulkan dilatasi
dari vena sentralis dan menyebabkan infertilitas pada mencit betina (Eweka, 2011),
3
mencit jantan yang diberi dosis tinggi (Egbuonu, 2010). MSG juga menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan manusia misalnya kerusakan otak, epilepsi,
Alzheimer, Huntington, Parkinson, kerusakan sel mata, obesitas, meningkatnya
sekresi insulin, mengurangi sekresi hormon pertubuhan (Jhon, 2006).
Penelitian yang dilakukan pada testis tikus yang dipapari Cadmium (Cd) 10
mg/g berat badan memperlihatkan bahwa pemberian vitamin C 10 mg/kg berat
badan secara intraperitoneal mampu mengurangi kadar malondialdehyde dalam
testis dan peningkatan produksi sperma disertai penurunan persentase sperma yang
abnormal, pada pemberian vitamin E 100 mg/kg berat badan secara intraperitoneal
memperlihatkan efek yang mirip pada pemberian vitamin C, akan tetapi efek dari
vitamin E lebih rendah (Acharya, dkk., 2006). Penelitian yang juga dilakukan pada
kelinci usia 5 bulan yang diberi suplemen vitamin C 1,5 g/L dan vitamin E 1 g/L
pada minumannya dan kombinasi vitamin C ditambah vitamin E (1,5 g/L + 1 g/L)
selama 12 minggu memperlihatkan penurunan kadar thiobarbituric acid-reative di
dalam cairan semen serta peningkatan libido (waktu reaksi), volume ejakulasi,
konsentrasi sperma, jumlah sperma yang dikeluarkan, indeks motilitas sperma,
total sperma yang bergerak, volume sperma, konsentrasi ion hydrogen dan
konsentrasi fruktosa semen serta penurunan jumlah sperma bentuk abnormal dan
sperma yang mati dan peningkatan kadar glutathione S-transferase (GST) di dalam
cairan semen (Yousef, dkk., 2003).
Penelitian terhadap pasien infertil dengan keadaan oligosperma, motilitas
sperma rendah dan jumlah bentuk normal yang rendah, setelah diberikan suplemen
vitamin C 1000 mg per hari selama 2 bulan, memperlihatkan peningkatan jumlah
sperma, motilitas sperma dan jumlah sperma yang morfologinya normal (Akmal,
dkk., 2006). Pemberian vitamin C 0,2 mg/g berat badan secara oral selama 36 hari
pada mencit jantan mampu berperan sebagai antioksidan untuk melindungi efek
senyawa radikal bebas yang ditimbulkan oleh senyawa Plumbum asetat 0,1% yang
ditandai oleh berkurangnya kadar malondialdehyde dalam sekresi epididimis
(Fauzi, 2008). Pemberian vitamin C secara oral dengan dosis 200-1000 mg/hari
4
merupakan antioksidan mampu menetralisir gugus hidroksil, superoksida, dan
radikal peroksidase hydrogen (Agarwal, dkk., 2005).
Vitamin C berfungsi untuk menyangkal radikal bebas seperti MSG banyak
ditemukan pada kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Kandungan
vitamin C yang terdapat dalam bunga rosella lebih banyak dibandingkan dengan
buah-buahan lainnya misalnya, 3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali dari
jeruk sitrus, 10 kali dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji. (Widyanto
dan Nelistya, 2008) dan pada kelopak bunga rosella mengandung vitamin C yang
tinggi, setiap 100 g bahan mengandung 214,68 mg. Maryani dan Kristiana (2005).
Penggunaan rosella sebagai obat-obatan herbal sudah sering digunakan masyarakat
sebagai minuman yang diseduh. Secara tradisional, kelopak bunga rosella
digunakan sebagai obat herbal antihipertensi, antikanker, diuretik, peluruh batu
ginjal, antikolesterol, antibakteri, dan sebagainya. Rosella mengandung protein,
vitamin, mineral, dan komponen bioaktif seperti asam organik, phytosterol,
polyphenol, antosianin dan flavonoid (Wulandari, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh Nayanatara (2008) akan
pengaruh pemberian MSG dapat menimbulkan terjadinya stress oksidatif pada
testis tikus Wistar dan penelitian-penelitian yang lain akan efek pemberian vitamin
C sebagai antioksidan terhadap testis. Dengan demikian, penelitian ini akan dikaji
lebih dalam lagi untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian ekstrak kelopak
rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap tingkah laku reproduksi mencit jantan
dewasa (Mus musculus L.) yang telah dipapari oleh MSG secara kronis.
1.2. Batasan masalah
Penelitian ini dibatasi tingkah laku reproduksi mencit jantan dewasa (Mus
musculus L.) setelah dilakukan pemberian ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus
5
1.3.Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) terhadap tingkah laku reproduksi mencit jantan dewasa (Mus
musculus L.) yang dipapari oleh MSG secara kronis.
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai pengaruh
pemberian ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap tingkah
laku reproduksi mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) yang dipapari oleh MSG
secara kronis.
1.5.Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
biologi.
2. Sebagai sumber informasi tentang pengaruh pemberian ekstrak kelopak
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap tingkah laku reproduksi
mencit jantan dewasa (Mus musculus L.) yang dipapari oleh MSG secara
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data secara statistik, dapat
diambil kesimpulan : Estrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
berpengaruh terhadap tingkah laku reproduksi mencit jantan dewasa (Mus
musculus L.) yang dipapari oleh MSG secara kronis.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, maka dapat diajukan saran yaitu:
adanya perlu penelitian lanjut pemberian ekstrak kelopak rosella terhadap kadar
116
Daftar Pustaka
Anonim (2008) Apa ada efek samping the rosella. 2008 [cited: 23 Februari 2012].
Available from: URL: http://www.rosella-online.net/2008/05/apa-ada-efek-
samping-tehrosella. Html
Agarwal, A., Prabakaran, S., dan Said, T. (2005), Prevention of Oxidative Stress Injury to Sperm. Journal of Andrology, 26: 654-660
Ahluwalia, P., Tewari K., dan Choudary, P. (1996), Studies on the Effect of Monosodium Glutamat (MSG) on Oxidative Stress in Erythrocytes of Adult Male Mice. Toxicol Letters, 84: 161-165
Akmal, M., Qadri, J. Q., Al-Waili, N. S., Thangal, S., Haq, A., dan Saloom, K. Y. (2006), Improvement in Human Semen QualityAfter Oral Supplementation of Vitamin C. Journal Med Food, 9: 440-442
Alturnas, I., Deliba, N., Demieri, M., Deliba., Deminic, M., Klinic, I., Tamer, N., (2002), The effect of methidation on lipid peroxidation and some liver enzymes role of vitamin E and C. Toxicology, 7: 470-3.
Almeida, S. A. dkk., (2000), Sexual Behavior and Fertility of Male Rats Submitted to Prolonged Immobilization Induced Stress. Brazilian Journal of Medical and Biological, 33 (9): 1105-1109
Ardiyanto, T. D. (2004), MSG dan Kesehatan : Sejarah, Efek dan Kontroversinya, Kesehatan, 1: 52-55
Camihort, G., Dumm, C. G., Luna, G., Ferese, C., Jurado, S., Moreno, G., Spinedi, E., dan Console, G. (2004), Relationship Between Pituitary and Adipse Tissue After Hypthalmic Denervatin in Female Rat, Cells Tissues Organs, 179: 192-201
117
Eweka, A. O., dan Om’ Iniabohs F. A. E. (2010). Histological of the Effect of
Monosodium Glutamate on the Ovaries of Adult Winstar Rats. Annals of Medical
and Health Sciences Research, 1(1): 37-44
Eweka, A. O., Igbigbi, P, S., dan Ucheya, R. E. ( 2011), Histochemical Studies of the Effects of Monosodium Glutamate on the Liver of Adult Wistar Rats. Annals of Medical and Health Sciences Research, 1(1): 21-30
FDA. (1995), FDA and Monosodium Glutamat (MSG)
http:www.fda.gov/opacom/backgrounders/msg.html, (diakses 3 Januari 2012)
Franca, L. R., Suescun, M. O., Miranda, J. R., Giovambattista, A., Perello, M., Spinedi, E., dan Calandra, R. S. (2006), Testis Structure and Funtion in a non Genetic Hyperadipose Rat Model at Prepubertal and Adult Ages. The Endocrine Society, 147 (3): 1556-1563
Garattini.S. (2000), Glutamic Acid, Twenty Years Later. Journal of Nutrition, 130: 901-909
Geha, R., Beiser, A., Ren, C., Patterson, R., Greenberger, P., Grammer, L., Ditto, A., Harris, K., Saughnessy, M., Yarnold, P., Corrent, J., dan Saxon, A. (2000), Review of Alleged Reaction to Monosodium Glutamat and Outcome of a Multicenter Double-blind Placebo-controlled Study. The Journal of Nutrition, 130: 1058S-1062S
Hamza, A. A. dan Amin, A. (2006), Effects of Roselle and Ginger on Cisplatin-Induced Reproductive Toxicity in Rats. Asian Journal of Andrology, 8: 607–612
Iyare, E. E., dan Nwagha,U.I. (2009), Postweaning Consumption of Aqueous Extract of Hibiscus sabdariffa May Predispose Rats to Obesity. Pakistan Journal of Nutrition, 8 (11): 1760-1765
Jhon, Erb. (2006), The Slow Poisoning of Mankind, Pesented to the WHO August 2006
118
Munro, M.N., (1979), Factors in the Regulation of Glutamate Metabolism, Raven Press 1979
Naidu, K., (2003), Vitamin C in Human Health and Disease is Still a Mystery ?, Nutrition Journal, 1: 1-10
Nainggolan O, Simanjuntak JW., (2005), Pengaruh Ekstrak etanol akar pasak bumi
(Eurycoma longifolia Jack) terhadap perilaku seksual mencit putih. Cermin Dunia Kedokteran. 146:55-7.
Nayatara, A. K., Vinodini, N. A., Damodar, G., Ahemed, B., Ramaswamy, C. R., Shabarianth, Ramesh Bhat, M. (2008), Role of ascorbic acid in monosodium glutamate mediated effect on testicular weight, sperm morphology and sperm count, in rat testis. Journal of Chinese Clinical Medicine, 3(1): 1-5
Nayatara, A. K., Shandhya, B., Harini, N., Ramaswamy, C., Vinodini, N. A., Sheila Pai,
R., Ramesh Bhat, M. (2009), Short Term and Long Term of Monosodium
Glutamate (Ajinomoto), on Ingenstive Behaviour and Estrous Cycle in Female Winstar Rats, Article 19-22
Santoso, S., (1989). Beberapa Data Metabolisme MSG dalam Tubuh dan Tinjauan
Manfaat Mudaratnya, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
Setiawati, F.S. N., (2008), Dampak Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) Terhadap
Kesehatan Lingkungan, FT UNDIP, Semarang
Smith, J. B. dan Mangkoewidjojo, S., (1988), Pemeliharaan, Pembiakan Hewan Di Daerah tropis, UI Press, Jakarta
Stegink, L., Filler, L., dan Bake, G. (1973), Monosodium Glutamate Metabolism in the Neonatal Pig: Effect of bad on Plasma, Brain, Muscle and Spinal Fluid Free Amino Acid Levels. Journal of Nutrition, 103: 1138-1145
119
Omotuyi, O. I ., dkk., (2010), Hibiscus sabdariffa L. Antocyanins alter Circulating Reproductive Hormones in Rabbits (Oryctolagus cuniculus). Journal of Diabetes and Endocrinologi, 1(3) : 36-45
Pizzi, W. J., Barnhart, J. E., dan Faslow, D. J. (1977), Monosodium Glutamat Administration to the Newborn Reduces Reproductive Ability in Female and Male Mice. Science, 196: 452-454
Rugh, R. (1976), The Mouse; Its Reproduction and Development, Minneapolis, Burgess Publishing Company
Vinodini, N., Nayatara, A., Damodara, G., Ahamed, B., Ramaswamy, C., Shabarinath, dan Bath, R. (2008), Effect of Monosodium Glutamat-induced Oxidative Damage on Rat Testis. Journal of Chinese Clinical Medicine, 3: 370-373
Yi, Li., dan Schellhorn H.E. (2007), New Developments and Novel Therapeutic Perspectives for Vitamin C. Journal Nutrition, 137: 2117-2184