• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK PERNAFASAN DALAM DENGAN SKALA NYERI IBU POST SECTIO CAESARIA 24 JAM PERTAMA DI RSUD dr. H. ANDI ABDURAHMAN NOOR TANAH BUMBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TEKNIK PERNAFASAN DALAM DENGAN SKALA NYERI IBU POST SECTIO CAESARIA 24 JAM PERTAMA DI RSUD dr. H. ANDI ABDURAHMAN NOOR TANAH BUMBU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA TEKNIK PERNAFASAN DALAM DENGAN

SKALA NYERI IBU POST SECTIO CAESARIA 24 JAM PERTAMA DI RSUD dr. H. ANDI ABDURAHMAN NOOR

TANAH BUMBU Sherly Erina

Lidia Widia

Email : Lidia_cantika30@yahoo.com RINGKASAN

Ibu yang bersalin secara caesar, akan merasakan beberapa ketidaknyamanan yaitu, rasa nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap Ibu, proses pemulihan cenderung berlangsung lebih lama dibanding persalinan normal. Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi. Nyeri akibat operasi biasanya membuat pasien merasa sangat kesakitan. Salah satu upaya untuk mengatasi nyeri post Sectio Caesaria adalah dengan mengkolaborasikan prosedur penanganan nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan Skala Nyeri Ibu Post Sectio Caesaria.

Metode Penelitian ini adalah penelitian analitik Quasi pra-eksperiment dan Desain penelitian One group pre and posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menjalani Sectio Caesaria dan sampel penelitian sebanyak 30 orang. Variabel independen dalam penelitian adalah teknik relaksasi pernapasan dalam serta variabel dependen adalah skala nyeri ibu yang diukur dengan lembar observasi dan NRS / skala numerik. Pengolahan data menggunakan uji statistik Simple paired t-test.

Skala nyeri ibu sebelumnya mengalami nyeri berat sebanyak 17 orang (56,7%), setelah dilakukan teknik pernapasan dalam skala nyeri berat berkurang menjadi 2 orang (6,7%). Dapat dilihat terjadi penurunan tingkatan nyeri yang signifikan. Ada hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan Skala Nyeri Ibu Post Sectio Caesaria.

Kata kunci: Teknik Pernapasan Dalam, Skala Nyeri, Post Sectio Caesaria

ABSTRACT

Mothers delivered by Caesarean section, will feel some discomfort that is, severe pain whose levels can vary on each mother, the recovery process is likely to take longer than normal delivery. Response to pain experienced by the patient are side effects that arise after undergoing an operation. Pain due to surgery usually makes the patient feel pain. One effort to overcome the pain of post Sectio Caesaria is to collaborate pain management procedures pharmacological and non-pharmacological. This study aims to determine the relationship between breathing techniques in the Pain Scale Mrs. Post Sectio Caesaria.

Methods This study is Quasi pre-analytical and experimental research design One group pre and posttest design. The population in this study were all women undergoing Sectio Caesaria and sample as many as 30 people. The independent variables are deep breathing relaxation techniques as well as the dependent variable is the mother pain scale as measured by observation and NRS / numerical scale. Processing data using statistical test Simple paired t-test.

Mother pain scale previously experienced severe pain as many as 17 people (56.7%), after breathing techniques in severe pain scale was reduced to 2 (6.7%). Can be seen a decline in the level of significant pain.

(2)

2

There is a relationship between breathing techniques in the Pain Scale Mrs. Post Sectio Caesaria.

Keywords: Breathing Technique In, Pain Scale, Post Sectio Caesarea

PENDAHULUAN

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Prawirohardjo, S. 2009).

Ibu yang bersalin secara caesar, akan merasakan beberapa ketidaknyamanan yaitu, rasa nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-beda pada setiap Ibu, proses pemulihan cenderung berlangsung lebih lama dibanding persalinan normal (Mia, 2006). Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi. Nyeri akibat operasi biasanya membuat pasien merasa sangat kesakitan.

Tujuan penelitian ini yaitu : 1) Mengidentifikasi Tingkatan Skala Nyeri Sebelum teknik pernapasan dalam; 2) Mengidentifikasi Tingkatan Skala Nyeri Sesudah teknik pernapasan dalam; 3) Menganalisa Hubungan antara Teknik Pernapasan Dalam dengan Skala Nyeri ibu post SC 24 jam Pertama di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu.

Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri merupakan suatu kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh stimulus tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik, maupun mental. Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon setiap orang tidak sama saat merasakan nyeri. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, misalnya dengan menggunakan pemeriksaan darah. Orang yang merasakan nyeri yang dapat mengukur tingkatan nyeri yang dialaminya.

Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri, antara lain: 1) Usia; 2)Jenis Kelamin; 3) Kebudayaan; 4) Makna nyeri; 5) Perhatian; 6) Ansietas; 7) Keletihan; 8) Pengalaman sebelumnya; 9) Gaya Koping (Potter & Perry, 2006).

Nyeri yang dirasakan oleh individu masing-masing sangatlah berbeda-beda, sesuai dengan persepsi individu dalam merasakan nyeri yang dialaminya, beradasarkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri itu sendiri (Lukman, 2009).

Kombinasi penatalaksanaan nyeri farmakologis dan penatalaksanaan nyeri secara non-farmakologis dapat digunakan untuk mengontrol nyeri agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang. Metode non-farmakologis bukan merupakan pengganti obat-obatan, tindakan ini diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Potter & Perry, 2006).

Dalam hal ini, terutama saat nyeri hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari, mengkombinasikan metode non-farmakologis dengan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol nyeri. Pengendalian nyeri non-farmakologis menjadi lebih murah, mudah, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Metode non-farmakologis yang dapat diberikan adalah teknik relaksasi pernapasan dalam.

Teknik relaksasi napas dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana melakukan pernapasan dalam, yaitu napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, tekhnik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenisasi darah (Dwixhikari, 2010).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1) Ada hubungan antara teknik relaksasi pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu post SC.

(3)

3

2) Tidak ada hubungan antara teknik

relaksasi pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu post SC.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini adalah di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu. Penelitian dilakukan dari tanggal 11 Juni sampai dengan 10 Juli 2015. Penelitian ini merupakan penelitian analitik Quasi pra-eksperiment. Desain penelitian One group pre and posttest design.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah semua ibu post sectio caesaria sejumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian dipilih secara Total Sampling (sampel jenuh). Jumlah sampel sebanyak 30 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa lembar observasi dan skala numerik untuk mengukur tingkatan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi pernapasan dalam.

Analisis penelitian menggunakan uji Paired Simple t-tes dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat

1. Hasil distribusi skala nyeri sebelum teknik relaksasi pernapasan dalam dilakukan dapat dilihat pada tabel:

Skala Nyeri Frekuensi %

Nyeri Sedang 13 43,3

Nyeri Berat 17 56,7

Total 30 100

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa hanya ada dua tingkatan nyeri dan sebagian besar (56,7%) ibu mengalami nyeri berat.

2. Hasil distribusi distribusi skala nyeri sesudah teknik relaksasi pernapasan dalam dilakukan dapat dilihat pada tabel:

Skala Nyeri Frekuensi %

Nyeri Ringan 20 66,7

Nyeri Sedang 8 26,7

Nyeri Berat 2 6,7

Total 30 100

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa ada perubahan terhadap tingkatan nyeri yaitu menjadi tiga tingkatan dan sebagian besar (66,7%) ibu mengalami nyeri ringan.

Analisa Bivariat

Hasil analisa bivariat pada penelitian dapat dilihat pada tabel:

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingan antara tingkatan skala nyeri ibu sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam bahwa sebagian besar (89,47%) skala nyeri ibu sebelum dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam adalah nyeri berat dan setelah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam kembali dilakukan pengukuran tingkatan skala nyeri ibu, sebelumnya tidak ada ibu yang mengalami tingkatan nyeri ringan

Tingkatan skala Nyeri

Sebelum Sesudah N Total ValueP

N % N % 0,001 < 0,05 Nyeri Ringan - - 20 100 20 100% Nyeri Sedang 13 61,9 8 38 21 100% Nyeri Berat 17 89,47 2 10,52 19 100% Total 30 100 30 100 Mean 2,57 1,40

(4)

4

didapatkan bahwa sebagian besar (66,7%)

ibu mengalami nyeri ringan. Hasil hitung uji statistik dengan Simple Paired t-test didapatkan P Value 0,001 < 0,05 artinya ada hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu post sectio caesaria. PEMBAHASAN

Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri merupakan suatu kondisi perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh stimulus tertentu. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik, maupun mental. Nyeri bersifat subjektif, sehingga respon setiap orang tidak sama saat merasakan nyeri.

Nyeri yang dirasakan oleh individu masing-masing sangatlah berbeda-beda, sesuai dengan persepsi individu dalam merasakan nyeri yang dialaminya, beradasarkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri itu sendiri (Lukman, 2009)

Menurut Potter & Perry (2006), Nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat.

Fungsi nyeri akut adalah memberi peringatan akan cedera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien, harus menjadi prioritas perawatan. Misalnya, nyeri pascaoperasi yang akut menghambat kemampuan klien untuk terlibat aktif dan meningkatkan risiko komplikasi akibat imobilisasi. Rehabilitasi dapat tertunda dan hospitalisasi menjadi lama jika nyeri akut tidak terkontrol.

Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Tapi pada penelitian ini yang digunakan adalah teknik relaksasi pernafasan dalam dan pada pelaksanaannya dilakukan dengan posisi yang nyaman, dengan lingkungan yang tenang. Relaksasi juga membantu

mengurangi cemas sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 12 tentang Perbandingan antara Skala Nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam, pada ibu post Sc skala nyeri ibu di analisa menggunakan teknik uji statistik Paired simple t-test dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Diperoleh hasil bahwa Nilai mean sebelum dilakukan teknik pernapasan dalam yaitu 2,57 sedangkan setelah dilakukan pernapasan dalam yaitu 1,40 sehingga terdapat perbedaan signifikan nilai mean sebelum dan sesudah teknik pernapasan dalam dilakukan. Hasil analisa diperoleh nilai p = 0,001 dengan kata lain p < 0,05, yang dapat diartikan bahwa teknik relaksasi pernapasan dalam berhubungan dalam menurunkan skala nyeri ibu Post sectio caesaria.

Penelitian ini sejalan dengan Lukman, T.V (2009) dimana nilai rataan intensitas nyeri sebelum intervensi (pre-test) diperoleh hasil 4,74% ±0,442, sedangkan nilai rataan intensitas nyeri sesudah intervensi (post-test) diperoleh hasil 2,28% ± 0,686. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa masing-masing intensitas skala nyeri mengalami penurunan dari sebelum dilakukan intervensi sampai setelah dilakukan intervensi. Dapat disimpulkan Ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio caesaria di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Ha. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Ayudianingsih dan Novarizki Galuh, dalam Suhartini (2013) menyatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan nyeri pada pasien post operasi fraktur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta dengan nilai signifikan p = 0,006 (p < 0,05).

Menurut Muttaqqin, A dan Kumala Sari (2009) teknik relaksasi pernapasan dalam merupakan bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana

(5)

5

melakukan pernapasan dalam, yaitu napas

lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenisasi darah.

Menurut Potter & Perry (2006), Kombinasi penatalaksanaan nyeri farmakologis dan penatalaksanaan nyeri secara non-farmakologis dapat digunakan untuk mengontrol nyeri agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihan tidak memanjang. Metode non-farmakologis bukan merupakan pengganti obat-obatan, tindakan ini diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit.

Dalam hal ini, terutama saat nyeri hebat yang berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari, mengkombinasikan metode non-farmakologis dengan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol nyeri. Pengendalian nyeri non-farmakologis menjadi lebih murah, mudah, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Metode non-farmakologis yang dapat diberikan adalah teknik relaksasi pernapasan dalam.

Dengan relaksasi pernapasan dalam diharapkan ventilasi paru bertambah baik, tubuh kaya akan oksigen, metabolisme dapat berjalan baik dan otak akan relaksasi, sehingga impuls nyeri yang diterima akan diolah dengan baik dan diinterpretasikan sehingga nyeri berkurang atau hilang (Dina, D dan Setyoadi 2009).

Dengan cara mengistirahatkan atau relaksasi otot-otot tubuh maka kebutuhan oksigen kejaringan lebih baik. Dengan demikian kebutuhan oksigen di daerah tersebut lebih optimal, maka metabolisme sel berubah dari anaerob menjadi aerob sehingga penimbunan asam laktat tidak terjadi (Dina, D dan Setyoadi, 2009).

Menurut Lukman, T.V (2009), Intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi

mengalami penurunan karena intervensi teknik relaksasi nafas dalam ini mampu mengontrol ataupun menghilangkan nyeri pada pasien section caesaria. Hal ini disebabkan oleh karena pemberian teknik relaksasi nafas dalam itu sendiri, jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan secara benar maka akan menimbulkan penurunan nyeri yang dirasakan sangat berkurang/optimal dan pasien sudah merasa nyaman dibanding sebelumnya. Sebaliknya jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan dengan tidak benar, maka nyeri yang dirasakan sedikit berkurang namun masih terasa nyeri dan pasien merasa tidak nyaman dengan keadaannya. Hal ini dapat mempengaruhi intensitas nyeri, karena jika teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan dapat menimbulkan rasa nyaman yang pada akhirnya akan meningkatkan toleransi persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami. Jika seseorang mampu meningkatkan toleransinya terhadap nyeri maka seseorang akan mampu beradaptasi dengan nyeri, dan juga akan memiliki pertahanan diri yang baik pula.

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang teknik relaksasi pernapasan dalam banyak yang menyatakan bahwa memang teknik pernapasan dalam memberikan pengaruh untuk menekan tingkatan nyeri. Hal ini dapat dibuktikan peneliti ketika melakukan penelitian di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor, sebelumnya banyak ibu yang mengalami tingkatan skala nyeri berat kemudian berkurang dan turun hingga ketingkatan nyeri ringan setelah diajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam.

Menurut Peneliti, teknik relaksasi pernapasan dalam sangat baik jika diajarkan kepada setiap pasien Post SC karena sangat membantu dalam meningkatkan toleransi nyeri menjadi lebih baik dan persepsi nyeri pasien akan menjadi baik pula. Teknik relaksasi pernapasan dalam ini sepenuhnya tergantung dari individu yang melakukan, artinya individu tersebut harus benar dalam melakukan teknik relaksasi pernapasan

(6)

6

dalam jika memang ingin mendapatkan

pengaruh yang maksimal.

Teknik relaksasi ini tidak membutuhkan banyak biaya dan konsentrasi yang tinggi, seperti halnya teknik relaksasi lainnya, karena teknik relaksasi ini adalah tergantung daripada individu sendiri dalam menjalankan teknik relaksasi tersebut.

KESIMPULAN

1. Sebagian besar (56%) tingkatan skala nyeri ibu Post Sectio Caesaria sebelum dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam adalah nyeri berat.

2. Sebagian besar (66,7%) tingkatan skala nyeri ibu Post Sectio Caesaria sesudah dilakukan teknik relaksasi pernapasan dalam adalah nyeri ringan.

3. Ada hubungan antara teknik pernapasan dalam dengan skala nyeri ibu Post Sectio Caesaria 24 jam pertama di RSUD dr. H. Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Dedi dan Ratna Muliawati. 2013. Pilar dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Nuha Medika. Jakarta. Artoflivingid.2013.

teknik-relaksasi-nafas-dalam. http://artoflivingid. wordpress. com (diakses 21 mei 2014).

Buku Register RSUD dr. H. Abdurrahman Noor Tanah Bumbu tahun 2013 dan 2014.

Dina, Dewi dan Setyoadi.2009. Internet. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) Vol.4,

No.1. Pdf.Universitas

Brawijaya.Malang. (diakses 29 Juli 2014).

Dwixhikari. 2010. Internet. Teknik Relaksasi Napas Dalam. http://rentalhikari. wordpress. com. (diakses 20 mei 2014).

Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika..

Ikhsan. 2012. Internet. Pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi di Rumah Sakit DR. M.Yunus Bengkulu. http://www.saptabakti.ac.id (diakses 20 mei 2014).

Kauffman, Elisabeth. 2006. Persalinan Normal Setelah Operasi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Lapau, Buchari. 2013. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan pustaka obor indonesia.

Lukman, Trullyen Vista. 2013. Internet. Jurnal Health Quality Vol. 4 No 1. Pdf.Poltekkes.Jakarta. (diakses 21 Mei 2014).

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2012. Tindakan Operatif Kebidanan. Jakarta: EGC. Mia. 2006. Internet. Kehamilan.

www.mediasehat.com. (di akses 20 mei 2014).

Muttaqin, A dan Kumala Sari. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif, Konsep, Proses, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

Oxorn, Harry . 2010. Human Labor And Birth. Jakarta: EGC.

Patasik, Chandra Kristianto. 2013. Internet. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. pdf SM. (diakses 21 Mei 2014).

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.

(7)

7

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Bedah

Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono.

Riduansyah, Agus. 2009. Internet. Teori Anastesi dalam dunia bedah. www.agus.blogspot.com. (diakses 29 Juli 2014).

Saryono dan Dwi Mekar Anggraeni. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suhartini, Nurdin dan Maykel Kiling. 2013. Internet. Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Pdf.Universitas Sam Ratulangi.Manado. (diakses 21 Mei 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan cangkang kemiri dan limbah beton sebagai pengganti agregat kasar pada campuran AC-BC, mengetahui

Terhadap Keakti fan Belajar Peserta Didik “ adalah penggunaan variasi mengajar oleh guru Pendidikan Agama Islam agar proses pembelajaran tidak monoton, menciptakan

Terkait dengan bagaimana nasib uang para nasabah yang telah terlanjur masuk terkumpul banyak pada BMT yang telah dilikuidasi apakah uang nasabaah itu dapat kembali

Proses yang terjadi dalam pembuatan sabun disebut. sebagai saponifikasi (Girgis,

Hal ini dikarenakan Flame velocity pada hydrogen jauh lebih besar dari pertamax terlihat pada table 1, sehingga menyebabkan rambatan pembakaran pada ruang bakar menjadi

Bagi para peserta yang keberatan atas penetapan pemenang tersebut diatas diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara online melalui aplikasi LPSE kepada

Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembelajaran yang baik berdasarkan buku atau kurikulum.. akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari

Dengan demikian perusahaan manufaktur di Indonesia rawan terhadap konsekuensi excess cash holdings maupun cash shortfall karena saldo kas akhir tahun perusahaan yang tidak