• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN ICE CREAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGOLAHAN ICE CREAM"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Tanggal: Senin /5 Mei 2013

M.K. TPPH PJP : Ir. Dewi Sarastani Msi.

Asisten : Danang Adihapsoro Amd

PENGOLAHAN ICE CREAM

Oleh: Kelompok 4/A-P2

Shafiyudin Shadiqin J3E111060 Martina Isnaini J3E111082

Dina Crownia J3E111087

Dewi Arfika J3E111098

Mentari Larashinda J3E111100 Devi Ratnaningrum J3E111109

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu adalah sekresi ambing hewan yang diproduksi dengan tujuan penyediaan makanan bagi anaknya yang baru dilahirkan. Karena berfungsi sebagai makanan tunggal bagi mahluk yang baru dilahirkan dan mulai tumbuh, susu mempunyai nilai gizi yang sempurna. Dalam susu terdapat semua zat gizi yang diperlukan bagi kebutuhan pertumbuhan anak. Pada umumnya yang disebut susu adalah susu sapi, yang berasal dari jenis sapi perah FH (Friesian Holstein), yang berwarna putih totol hitam, atau hitam totol putih. Secara alami susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air. Kadar air susu sangat tinggi yaitu ratarata 87.5 %, dan di dalamnya teremulsi berbagai zat gizi penting seperti protein, lemak, gula, vitamin dan mineral.

Banyak sekali produk olahan yang berasal dari susu, diantaranya adalah ice

cream. Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari produk

susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis (sweetener) (David, 1994). Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Secara umum, komposisi bahan-bahan pembuat es krim adalah sebagai berikut: 10-16% lemak susu (milkfat), 9-12% padatan susu bukan lemak (milk solids-non-fat, MSNF), 12-16% pemanis, 0,2-0,5% penstabil (stabilizer) dan pengemulsi (emulsifier), dan 55-64% air. Proses pembuatan es krim terdiri dari: pencampuran, pasteurisasi, homogenisasi, pendinginan, aging atau penuaan, freezing atau pembekuan, hardening atau pengerasan, dan penyimpanan.

1.2 Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahapan proses pembuatan ice cream dan mengetahui fungsi bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya.

(3)

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah piring, timbangan, teplon, alat es krim manual, ice cream maker, ice electric, spatula kayu, sendok dan panci. Bahan yang digunakan adalah susu segar, gula, maizena dan garam. Untuk pembuatan es krim formula 1 ditambahkan dengan CMC dan putih telur. Sedangkan pada pembuatan es krim formula 2 ditambahkan SKM dan daging buah.

2.2 Metode

2.2.1 Proses Pembuatan Es Krim Formula I Susu segar ditimbang

Disaring dengan kain saring disisihkan

Ditimbang : - Gula halus - CMC - Maizena

- Garam

Ditambah sedikit demi sedikit susu segar sampai rata

Dicampur busa putih telur

Dipanaskan

Disaring (ke dalam baskom yang telah didinginkan)

+ essence vanilla atau moka

Dimasukkan ke dalam ice cone maker

(4)

2.2.2 Prosedur Pembuatan Es Krim Formula II

Ditimbang susu segar Ditimbang daging buah

Disaring dengan kain saring disisihkan Diblender hingga halus

Ditimbang : - gula halus Disaring (ambil filtrate) - Maizena Diayak

- Garam

+ sedikit demi sedikit susu segar sampai rata

Dipanaskan perlahan ditambah dengan SKM

Disaring (ke dalam baskom yang telah didinginkan)

+ tambahkan sari buah

Es puter atau ice machine

Filling ke cup steril

(5)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.1.1 Uji hedonik es krim

Tabel 1. Hasil rekapitulasi data uji hedonik es krim

(6)

3.2 Pembahasan

Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis (sweetener) (David, 1994). Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Secara umum, komposisi bahan-bahan pembuat es krim adalah sebagai berikut: 10-16% lemak susu (milkfat), 9-12% padatan susu bukan lemak (milk solids-non-fat, MSNF), 12-16% pemanis, 0,2-0,5% penstabil (stabilizer) dan pengemulsi (emulsifier), dan 55-64% air. (Pearson, 1980).

Prinsip pembuatan ice cream adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim sehingga diperoleh pengembangan volume yang membuat

ice cream menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mempunyai tekstur yang

lembut (Padaga, 2005). Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengolahan es krim dengan menggunakan ice electric maker, ice cream maker dan alat pengolahan es krim secara manual.

3.2.1 Bahan Pengolahan Es Krim

Bahan yang digunakan dalam pengolahan es krim adalah susu segar, air, gula, maizena dan garam. Untuk pembuatan es krim formula 1 ditambahkan dengan CMC dan putih telur. Sedangkan pada pembuatan es krim formula 2 ditambahkan SKM dan daging buah.

3.2.1.1 Susu Segar

Susu yang digunakan untuk pembuatan mentega harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu berasal dari sapi yang sehat, ditangani dan disimpan pada kondisi yang bersih dan suhu rendah, serta tidak memiliki aroma yang menyimpang. Pada pengolahan es krim, lemak susu memiliki fungsi untuk meningkatkan cita rasa pada es krim, menghasilkan tekstur lembut pada eskrim, membantu dalam memberikan bentuk pada es krim,

(7)

membantu dalam pemberian sifat leleh yang baik pada es krim (Iin 2011). Namun, penggunaan lemak susu juga harus dibatasi karena dapat menghalangi kemampuan whipping dari campuran es krim. Selain itu, lemak susu yang berlebihan dapat menghasilkan rasa gurih yang berlebihan pada es krim sehingga dapat menurunkan konsumsi.

3.2.1.3 Air

Air merupakan komponen terbesar dalam campuran es krim, berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan lain dalam campuran. Komposisi air dalam campuran bahan es krim umumnya berkisar 55-64%. (Person, 1980)

3.2.1.3 Gula

Penambahan gula pada pengolahan es krim biasanya ditambahkan pada campuran es krim sebanyak 12-16%. Sukrosa atau gula merupakan sumber pemanis yang paling banyak digunakan karena memberi rasa yang kuat. Gula akan melembutkan tekstur, meningkatkan kecocokan pada es krim, memperkaya rasa, dan biasanya merupakan sumber termurah dari padatan es krim. Kegunaan lain dari pemanis atau gula adalah berperan pada penurunan titik beku sehingga pada temperatur yang sangat rendah, masih terdapat air yang tidak membeku (Iin 2011). Tanpa adanya air yang tidak beku tersebut, maka es krim akan menjadi sangat keras dan sangat sulit untuk disendok. 3.2.1.4 Tepung Maizena

Tepung Maizena ditambahkan ke dalam adonan es krim untuk memberi tesktur yang kental pada adonan es krim. Selain itu tepung maizena juga berfungsi untuk menstabilkan adonan es krim.

3.2.1.5 Garam

Garam yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah jenis garam dapur (NaCl). Garam merupakan komponen bahan makanan yang ditambahkan dan digunakan sebagai pengawet dan penegas cita rasa pada es krim.

Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme akan terpengaruh walau

(8)

dengan kadar garam yang rendah sekalipun (sampai 6%). Hal ini disebabkan garam akan meningkatkan tekanan osmotik substrat yang menyebabkan terjadinya penarikan air dari dalam bahan pangan sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh, ionisasi garam juga akan menghasilkan ion khlor yang bersifat racun bagi mikroorganisme.

3.2.1.6 CMC

Carboxymethil Cellulose (CMC) merupakan bahan penstabil berasal

dari sebagian besar bahan tanaman atau selulosa kayu yang diolah secara kimia agar dapat larut dalam air. Penstabil merupakan senyawa, biasanya getah polisakarida makanan, yang ditambahkan untuk menambah viskositas campuran dan fasa tak beku es krim. Tanpa adanya penstabil, es krim akan menjadi kasar dan proses pembentukan kristal es akan menjadi sangat cepat.

Selain itu, penstabil juga berfungsi untuk mencegah terjadinya proses heat shock, yaitu proses pelelehan dan pembekuan pada es krim yang terjadi selama distribusi sehingga menyebabkan es krim menjadi bersifat es (icy). Penstabil berfungsi sebagai menaikkan viskositas sehingga penggunaan penstabil harus dibatasi agar tidak memberikan viskositas yang terlalu tinggi pada campuran es krim. Jumlah penstabil yang ditambahkan biasanya berkisar 0,2%-0,5%.

3.2.1.7 Putih Telur

Putih telur merupakan cairan putih (albumen atau gelatin) yang terkandung di dalam sebuah telur. Putih telur terdiri dari 10% protein terlarut di air. Kegunaan putih telur adalah untuk membentuk tekstur dari ice cream, karena putih telur kaya akan protein dan rendah lemak. Selain itu putih telur memiliki fungsi sebagai bahan pengembang padahasil adonan ice cream. 3.2.1.8 Susu Kental Manis

Pada pengolahan es krim dengan formula II ditambahkan dengan Susu Kental Manis untuk memperkuat rasa dan aroma pada es krim sehingga membuat es krim lebih manis.

(9)

3.2.1.9 Essence

Essence merupakan Bahan Tambahan Pangan yang berfungsi untuk

menambah cita rasa dan aroma pada ice cream. Essence yang ditambahkan pada ice cream adalah essence strawberry, mocca dan vanilla. Essence mengandung senyawa organik yang memiliki rasa dan aroma yang mirip dengan buah aslinya.

3.2.1.10 Daging Buah

Daging buah ditambahkan dalam proses pengolahan es krim untuk menambah cita rasa dan aroma pada es krim yang sesuai dengan cirri khas masing-masing buah.

3.2.2 Proses Pengolahan Es Krim

Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis (sweetener) (David, 1994). Prinsip pembuatan ice cream adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim sehingga diperoleh pengembangan volume yang membuat ice cream menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mempunyai tekstur yang lembut (Padaga, 2005). Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengolahan es krim dengan menggunakan ice electric, ice cream maker dan ice

maker secara manual.

Pada proses pengolahan es krim dilakukan terlebih dahulu proses penyaringan susu segar dengan kain saring. Proses penyaringan susu bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu yang terbawa saat proses pemerahan. Penyaringan juga bertujuan untuk menghilangkan sebagian leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan susu selama penyimpanan. Pada formula es krim yang menggunakan buah segar, terlebih dahulu buah segar dikupas dan diblender sehingga membentuk cairan.

Setelah itu, bahan lain yaitu gula halus, maizena dan garam ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam susu segar sampai rata. Gula akan melembutkan tekstur, meningkatkan kecocokan pada es krim dan biasanya merupakan sumber termurah

(10)

dari padatan es krim. Kegunaan lain dari pemanis atau gula adalah berperan pada penurunan titik beku sehingga pada temperatur yang sangat rendah, masih terdapat air yang tidak membeku (Iin 2011). Sedangkan maizena berfungsi sebagai bahan pengental pada adonan es krim.

Setelah terbentuk campuran es krim (mix), campuran es krim kemudian dipasteurisasi pada suhu 80-900C. Pasteurisasi merupakan titik kontrol biologik (biological control point) pada sistem yang bertujuan untuk menghancurkan bakteri-bakteri patogen pada campuran. Selain itu, pasteurisasi juga dapat mengurangi jumlah spoilagebacteria. Pasteurisasi memerlukan pemanasan dan pendinginan. Temperatur minimal untuk melaksanakan pasteurisasi bergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pasteurisasi.

Pada proses es krim formula I ini ditambahkan putih telur yang telah dikocok dengan mixer sehingga membentuk busa. Gelatin dan albumin pada putih telur adalah protein telur yang bersifat sebagai emulsifier antara air dan lemak susu pada proses pengolahan es krim. Sedangkan pada pengolahan es krim formula II, sedikit demi sedikit Susu Kental Manis ditambahkan untuk mempertegas rasa manis pada es krim. Campuran es krim kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan padatan yang dapat menganggu tekstur es krim. Hal ini dilakukan untuk memperoleh tekstur es krim yang lembut. Proses penyaringan ini dilakukan pada baskom yang telah didinginkan.

Air murni yang digunakan pada proses pendinginan pada tekanan 1 atmosfer akan membeku pada suhu 0°C. Namun bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun. Pada proses membekukan adonan ice cream diperlukan suhu di bawah 0°C. Hal ini disebabkan agar campuran ice cream tidak membeku pada suhu 0°C akibat dari sifat koligatif penurunan titik beku.

Solusi agar suhu es tersebut tetap pada suhu 0°C yaitu dengan menaburkan garam ke campuran es dan air tersebut. Air lelehan es akan melarutkan garam yang ditaburkan, akibatnya gumpalan es akan terapung di larutan garam. Larutan garam mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 0°C menyebabkan gumpalan es akan

(11)

turun suhunya sampai titik beku larutan garam sehingga adonan ice cream itu akan dapat membeku.

Setelah proses penyaringan campuran es krim ditambahkan dengan essence

vanilla atau mocca untuk membentuk rasa dan aroma yang khas pada es krim. Setelah

itu es krim dimasukkan ke dalam ice cream maker. Prinsip kerja mesin ice cream

cone maker cukup sederhana, tidak berbeda jauh dengan freezer, hanya saja mesin ice cream maker ini memiliki pengaduk yang terus berputar secara perlahan dan konstan.

Pada dasarnya prinsipnya yaitu dinding ice cream maker bersifat dingin karena mendapat daya pendingin dari listrik yang dilanjutkan oleh kondensor. Dinding ice cream maker tersebut mendinginkan bahan-bahan yang menyentuhya, pengadukan bahan secara terus menerus menyebabkan seluruh adonan tersentuh dinding ice cream maker secara berulang-ulang sehingga seluruh adonan membeku secara merata, dengan pengadukan tersebut juga menyebabkan terhindarnya pembentukan kristal es besar dan kasar sehingga ice cream yang dihasilkan dapat bertekstur halus dan memiliki mouth feel yang baik ketika dikonsumsi.

Pengadukan yang dilakukan di dalam ice cream maker ini memiliki fungsi yaitu menjaga agar adonan tidak membentuk kristal karena adonan diam maka ada kemungkinan molekul air yang berdekatan bersatu membantu kristal tetapi jika adonan ice cream diaduk terus maka tidak akan terjadi pembentukan kristal. Selain itu juga pengadukan dalam ice cream maker memiliki fungsi lain yaitu memberi kesempatan semua bagian adonan bisa menyentuh dinding ice cream maker secara bergantian dan berkala, agar membeku maka adonan ice cream harus bersuhu antara -50C sampai -200C, dibawah -200C adonan akan terlalu keras, kurang dari -50C adonan akan cair.

Pada es krim dengan bahan baku daging buah, es krim diolah dengan menggunakan alat es puter dan ice electric maker. Alat pembuatan ice cream secara manual ini memiliki sistem kerja yang sangat sederhana, hanya menggunakan putaran tangan sebagai penggeraknya. Alat ini dibuat dalam dua pilihan jenis material, yaitu alumunim dan stainless steel.

(12)

Pada alat pembuatan ice cream secara manual ini tidak terdapat pengatur suhu agar rendah, oleh karena itu ditambahkan dengan garam dan es agar garam larut pada es sehingga gumpalan es akan terapung di larutan garam. Larutan garam mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 0°C menyebabkan gumpalan es akan turun suhunya sampai titik beku larutan garam sehingga adonan ice cream itu akan dapat membeku. Sedangkan pada alat ice electric maker, digunakan sistem waktu untuk mencapai kelembutan es krim yang diinginkan. Pada alat ini terdapat kompresor sehingga menghasilkan es krim yang bersuhu dingin.

Berdasarkan pengolahan dengan berbagai macam alat di atas, dapat diketahui bahwa prinsip pembekuan es krim adalah dengan adanya penambahan udara dingin akibat pengadukan. Pada pembekuan, air dalam campuran dibekukan menjadi kristal-kristal es untuk menghasilkan tekstur yang agak keras. Proses penambahan udara ke dalam campuran dilakukan pada tahap pendinginan ini. Jumlah udara yang ditambahkan menentukan tekstur es krim yang dihasilkan. Pebekuan dapat dilakukan secara partaian maupun kontinu. (Marshall, 2003).

Pembekuan secara partaian meliputi memasukan campuran es krim ke dalam sebuah silinder yang memiliki sebuah dasher dengan mata pisau pengikir. Dasher berputar-putar di dalam silinder sehingga udara dapat tergabung ke dalam campuran, gumpalan lemak menjadi teraduk, dan kristal-kristal es yang terbentuk pada dinding dalam silinder terkikis oleh mata pisau pada dasher. Viskositas campuran es krim meningkat karena air membeku membentuk padatan es. Gelembung udara terperangkap pada campuran yang viskos tersebut sehingga meningkatkan volum dan membentuk overrun.

Overrun adalah persentase pertambahan volume es krim yang dihasilkan

dibandingkan dengan volume campuran yang digunakan untuk memproduksi es krim tersebut. Maksimum overrun yang diperbolehkan sebesar 100%, namun overrun sebesar itu sulit dicapai oleh pembekuan secara partaian. Kapasitas yang dapat dicapai dengan menggunakan proses parataian ini adalah antara 1 L hingga 40 L (Marshall, 2003).

(13)

3.2.3 Uji Hedonik Es Krim

Menurut Gusfahmi (2011), uji hedonik merupakan suatu kegiatan pengujian yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang panelis dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan konsumen tersebut terhadap suatu produk tertentu.

Pada praktikum ini, dilakukan pengujian hedonik terhadap aroma, rasa dan kelembutan tekstur es krim yang berbeda. Kepada panelis disediakan enam sampel es krim yang telah dibuat oleh semua kelompok dan disajikan secara acak. Setelah itu panelis diminta untuk menyatakan kesukaaan parameter pada aroma, rasa dan kelembutan tekstur. Adapun skala hedonik atau skala numerik yang diberikan yaitu sangat suka [7], suka [6], agak suka [5], biasa [4], sedikit tidak suka [3], tidak suka [2], sangat tidak suka [1]. Hal ini bertujuan untuk melihat kesan pertama yang timbul saat panelis melakukan penilaian terhadap karakteristik mutu yang diujikan.

3.2.3.1 Uji Hedonik Aroma Es Krim

Aroma atau bau suatu makanan menentukan kelezatan makanan tersebut. Penilaian aroma suatu makanan tidak terlepas dari fungsi indera pembau. Menurut Winarno (1992), bau yang diterima oleh hidung dan otak umumnya merupakan campuran empat bau utama, yaitu harum, asam, tengik, dan hangus.

Aroma pada produk olahan susu sapi murni ini adalah faktor utama dalam proses pengolahan es krim dalam produk akhir. Berdasarkan pada Tabel 1 uji hedonik es krim pada parameter aroma terlihat bahwa panelis paling menyukai aroma es krim sampel 3 yang dibuat oleh kelompok 4 dengan rataan penilaian kesukaan yang diberikan sebesar 4.94 dengan skala penilaian antara [biasa] sampai [agak suka]. Hal ini dikarenakan bahan dasar yang digunakan memiliki aroma yang khas sehingga membuat panelis tertarik untuk mencicipinya. Bahan yang digunakan pada kelompok 3 ini menggunakan essence mocca yang memiliki aroma yang sangat khas sehingga paling disukai oleh panelis.

(14)

Aroma pada es krim yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan subtitusi yang digunakan seperti gula atau garam. Aroma pada suatu bahan pangan atau produk juga dapat dipengaruhi oleh bahan tambahan yang digunakan seperti penguat cita rasa. Akan tetapi apabila penambahan penguat rasa dilakukan secara berlebihan akan mengurangi aroma es krim itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Afrianti (2008), bahwa penguat cita rasa adalah suatu zat bahan tambahan yang ditambahkan kedalam makanan yang dapat memperkuat aroma dan rasa.

3.2.3.2 Uji Hedonik Rasa Es Krim

Rasa merupakan suatu komponen flavor dan merupakan kriteria penting dalam menilai suatu produk pangan yang banyak melibatkan indra pengecap yaitu lidah. Flavour adalah suatu yang halus dan rumit yang ditangkap indera yang merupakan kombinasi rasa (manis, asam, sepet), bau (zat-zat atsiri) dan terasa pada lidah. Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 1 uji hedonik es krim, dapat dikatakan bahwa rasa ice cream sampel berkode 3 paling disukai diantara rasa kamaboko yang lain dengan rataan penilaian sebesar 5.13 dengan skala [agak suka] sampai [suka]. Rasa pada produk ice

cream dipengaruhi oleh essence dan buah yang digunakan. Pada pratikum kali

ini terdapat essence rasa vanilla yang digunakan oleh kelompok 1 dan essence

mocca yang digunakan pada kelompok 4.

Setiap panelis memiliki kesukaan terhadap rasa yang berbeda-beda, dimana terdapat panelis yang menyukai rasa mocca, vanilla, buah mangga, jambu, nanas, nangka dll. Hal ini yang mempengaruhi uji hedonik rasa pada

ice cream. Pada uji hedonik ice cream parameter rasa, rasa pada es krim

kelompok 4 paling disukai. Mayoritas dimana pratikan menyukai rasa cappuccino ini dibanding rasa yang lain dipengaruhi juga oleh tekstur yang menimbulkan kesan yang sinergis dengan rasa dimana kelompok 4 juga memiliki tekstur paling baik diantara kelompok lain.

(15)

Rasa pada es krim selain dipengaruhi oleh buah dan essence juga dipengaruhi oleh penambahan gula dan garam. Selain sebagai pengawet, gula dan garam juga berfungsi sebagai pembangkit aroma dan citarasa padaes krim.

3.2.3.3 Uji Hedonik Kelembutan Tekstur Es Krim

Kelembutan adalah salah satu bagian dari sifat organoleptik produk pada makanan dan minuman. Lemak susu dan pengemulsi berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi es krim, menambah citarasa, menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut, membantu memberikan bentuk dan kepadatan, serta memberikan sifat meleleh yang baik. Kadar lemak dalam es krim yaitu antara 8% sampai 16% (Padaga dkk, 2005).

Susu segar mengandung lemak, lemak bisa dikatakan sebagai bahan baku es krim, lemak yang terdapat pada es krim berasal dari susu segar yang disebut krim. Lemak susu berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi es krim, menambah citarasa, menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut, membantu memberikan bentuk dan kepadatan, serta memberikan sifat meleleh yang baik. Kadar lemak dalam es krim yaitu antara 8% sampai 16% (Padaga

dkk, 2005). Selain karena adanya lemak pada susu, kelembutan tekstur pada es

krim juga dipengaruhi oleh penambahan gula. Hal ini disebabkan gula Gula akan melembutkan tekstur, meningkatkan kecocokan pada es krim, memperkaya rasa, dan biasanya merupakan sumber termurah dari padatan es krim.

Faktor yang terpenting dalam tingkat kelembutan dari produk es krim adalah hasil pencampuran bahan yang sempurna untuk menghasilkan es krim yang bertekstur lembut. Pada bahan yang tidak tercampur rata akan menyebabkan es krim bertekstur kasar seperti berpasir atau gumpalan saat dikunyah. Berdasarkan pada Tabel 1 uji hedonik es krim pada parameter kelembutan tekstur terlihat bahwa kelompok empat dengan nilai rataan 5.06 sangat disukai oleh panelis dengan rataan penilaian antara [suka] sampai [agak suka]. Hal ini disebabkan es krim yang dihasilkan lebih lembut

(16)

dibandingkan dengan es krim kelompok lain, tidak hanya itu tekstur dari es krim kelompok empat tidak cair dan tidak kasar. Hal ini dapat dipengaruhi dari pencampuran bahan saat proses pengolahan sehingga menghasilkan es krim yang lembut.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu kelompok satu dan empat. Pada proses pembuatannya ditambahkan putih telur sebagai emulsifier yang merupakan pengganti membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak, sehingga mencegah terbentuknya minyak akibat pendinginan yang disertai pengocokan dan putih telur juga sebagai pengembang adonan (Anonim, 2009).

Pada proses pemasakan juga tidak boleh terlalu lama dan tidak boleh terlalu cepat. Selain itu suhu dalam pemasakan juga harus dikontrol dengan thermometer sehingga suhu selalu 900C. proses yang terpenting adalah saat adonan es krim dibuproses menjadi es krim, masing-masing kelompok menggunakan alat yang berbeda. Pada kelompok satu dan empat menggunakan alat ice cone electric maker sehingga hasil yang dihasilkan seharusnya sama, tetapi dilihat dari kenyataanya kelompok satu es krim yang terbentuk terlihat cair.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur es krim adalah ukuran, bentuk dan distribusi dari kristal es dan partikel lainnya yang membentuk body es krim (Barraquia, 1978). Tekstur es krim yang disukai adalah halus, ditunjukkan oleh kelembutan seperti beludru dan terasa lembut di mulut (Webb et al., 1980). Tekstur yang lembut pada es krim sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran, pengolahan dan penyimpanan (Campbell and Marshall, 1975).

(17)
(18)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada pembuatan es krim diperlukan bahan dengan kombinasi yang tepat serta proses pengolahan yang baik untuk hasil akhir produk. Pada uji mutu hedonik es krim pada keseluruhan parameter yaitu rasa, aroma dan kelembutan tekstur pada es krim, es krim 3 (kelompok 4) memiliki mutu dan kualitas yang paling disukai. Pada pengolahan es krim, kelompok 4 menggunakan alat ice cream maker dengan penambahan essence rasa mocca.

4.2 Saran

Formula bahan yang akan digunakan harus dibuat dengan kombinasi yang tepat agar dihasilkan produk yang bermutu tinggi. Selain itu sebaiknya es krim diolah dengan menggunakan alat ice cream maker karena memiliki kelembutan, rasa dan aroma yang paling baik.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, L.H. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta Anonim.2009. Es Krim. http://www.halalguide.info [9 Mei 2013]

Barraquia, V . 1978. Milk Product Manufacture. Laguna: University of The Philippines at Los Banos College

Champbell, J.R and R.T Marshall. 1975. The Science of Providing Milk for Men. New York: Mc Graw-Hill Book Company

David, Elizabeth. 1994. Harvest of the Cold Months: the Social History of Ice and

Ices. London: Penguin

Gusfahmi. 2011. Uji Hedonik. http://achmadgusfahmi.blogspot.com [10 Mei 2013] Iin. 2011. Proses Pembuatan Es Krim. http://iinparlina.wordpress.com. [11 Mei 2013] Marshall RT, H Doouglas, Richard W Hartel. 2003. Ice Cream 6th Edition. USA:

Plenum Publisher

Padaga, M dan Sawitri, 2005. Es Krim yang Sehat. Surabaya: Trubus Arigana

Winarno. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Webb, B.H., A.H. Johnson, and J.A. Alford. 1980. Fundamental of Dairy Chemistry,

(20)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data bobot, rendemen dan overrun ice cream

Tabel 1. Rendemen dan overrun ice cream KELOMPO K RENDEMEN ICE CREAM OVERRUN ICE CREAM 1 89.51% 2.83% 2 83.80% 110.30% 3 70.89% 3.77% 4 87% 5.80% 5 89% 12.50% 6 77.20% 18.10%

Tabel 2. Bobot adonan es krim + cup

Perhitungan kelompok 4

Overrun = ((berat adonan sebanyak 54 ml – berat ice cream 50 ml) / berat ice cream 50 ml)) x 100%

= (54 gram –51 gram) / 51 gram)) x 100% = 5.80 %

Rendemen = (berat es krim/berat adonan) x 100% = (2196.2 gram/2520 gram) x 100% = 87% Bahan Bobot Rata-rata 5 cup 10.2 g Susu 2.5 L 2.475 kg telur 217 g adonan 2.520 kg

Bobot es krim total 2.196 kg Bobot es krim 50 ml 51 g Adonan 50 ml ke dalam gelas

(21)

Lampiran 2. Dokumentasi Pengolahan Ice Cream

Gambar 1. Proses pembuatan ice

cream dengan ice machine Gambar 2. Proses pembuatan ice cream dengan ice maker

Gambar 3 Saat ice cream sudah jadi

Gambar 4. Adonan ice cream sebelum masuk di ice cone maker

Gambar

Tabel 1. Hasil rekapitulasi data uji hedonik es krim
Tabel 2. Bobot adonan es krim + cup
Gambar 1. Proses pembuatan ice  cream dengan ice machine

Referensi

Dokumen terkait

Protokol routing OLSR ini termasuk dalam protokol routing proaktif untuk jaringan mobile ad hoc (MANET) yang memiliki keuntungan yaitu waktu tunda yang relatif kecil karena routing

: HUBUNGAN TINGXAT PENDAPATAN DENGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN DAN TINGXAT KONSUMSI GIZI KELUARGA PADA PETERNAK PEMILIK LAHAN DAN PETERNAK TANPA L?LHAN.. (Studi Kasus Di Desa

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Dari hasil deteksi keberadaan gen MHC-II tersebut dilakukan analisis lanjut berupa ekspresi MHC-II pada sampel ikan F-1 terseleksi sampel ikan populasi benih F-1 non-seleksi

Laporan Tugas Akhir ini digunakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata-1 Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan Avicel PH 102/SDL sebagai bahan filler-binder dan Ac-Di- Sol/Crospovidone sebagai bahan superdisintegrant