SKRIPSI
Oleh: Aan Aprianto 0513010352/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
Oleh: Aan Aprianto 0513010352/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)”.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
ii
6. Bapak Drs. Ec. Syafi’i, Msi selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan
dan nasihat.
7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini
sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
8. Keluarga, Sahabat-sahabatku dan ”ai” yang telah memberikan doa, semangat
dan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
9. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, April 2010
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Jalur Pendidikan Akuntansi di Indonesia ... 14
2.2.1.1. Sebelum Adanya Program PPAk ... 14
2.2.1.2. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) ... 17
2.2.2. Profesi Akuntansi ... 18
2.2.3. Pengertian Minat ... 19
2.2.4. Pengertian dan Jenis Motivasi ... 20
2.2.5.1. Motivasi Karir ... 22
2.2.5.2. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk ... 23
2.2.5.3. Motivasi Ekonomi ... 23
2.2.5.4. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk ... 24
2.2.5.5. Motivasi Kualitas ... 24
2.2.5.6. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk ... 25
2.2.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat ... 25
2.2.7. Teori Motivasi ... 26
2.2.7.1. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow ... 26
2.2.7.2. Teori Eksistensi-Keterkaitan-Pertumbuhan (ERG) ... 28
2.2.7.3. Teori X dan Y Mc Gregor ... 29
2.2.7.4. Teori Prestasi McClelland ... 30
2.3. Kerangka Pemikiran ... 30
2.4. Hipotesis ... 31
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 33
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1. Jenis Data ... 36
3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 36
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 37
3.4.1. Uji Validitas ... 37
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 38
3.4.3. Uji Normalitas ... 38
3.4.4. Uji Asumsi Klasik ... 38
3.4.5. Teknik Analisis ... 41
3.4.6. Uji Hipotesis ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 44
4.1.1. Sejarah Lembaga ... 44
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan ... 45
4.1.2.1. Falsafah ... 45
4.1.2.2. Visi ... 45
4.1.2.3. Misi ... 46
4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi ... 48
4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi ... 48
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
4.2.1. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Karir (X1) ... 49
4.2.2. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kualitas (X2) ... 51
4.2.3. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Ekonomi (X3) . 52 4.2.4. Distribusi Frekuensi Variabel Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk (Y) ... 53
4.3. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas ... 54
4.3.1. Uji Validitas ... 54
4.3.2. Uji Reliabilitas ... 57
4.3.3. Uji Normalitas ... 58
4.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 59
4.4.1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59
4.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 60
4.4.3. Uji Hipotesis ... 62
4.4.3.1. Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 62
4.4.3.2. Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji t) ... 63
4.5. Pembahasan ... 64
Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk ... 66
4.5.3. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Variabel Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk ... 67
4.6. Implikasi ... 68
4.7. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu .. 69
4.8. Keterbatasan Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1. Kesimpulan ... 72
5.2. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Sekarang ... 13
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Karir (X1) ... 50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kualitas (X2) ... 51
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Ekonomi (X3) ... 52
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk (Y) ... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Karir (X1) ... 55
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kualitas (X2) ... 55
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Ekonomi (X3) ... 56
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk (Y) ... 57
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 58
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 58
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 59
Tabel 4.12 Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ... 61
Tabel 4.13 Korelasi Rank Spearman ... 61
Tabel 4.14 Nilai Fhitung ... 62
Tabel 4.15 Nilai thitung ... 63
Tabel 4.16 Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 69
Gambar 2. Kerangka Pemikiran ... 30
x
Lampiran B Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Variabel Penelitian
Lampiran C Input Regresi dan Nilai Residual
Lampiran D Hasil Regresi Linier Berganda
Lampiran E Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
xi Oleh: Aan Aprianto
ABSTRAK
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa terhadap minat untuk mengikuti PPAk, yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan mahasiswa tersebut menjadi seorang akuntan. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris apakah motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di UPN untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Obyek penelitian ini adalah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan yang dijadikan sampel sebanyak 62 mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Untuk menjawab perumusan, tujuan dan hipotesis penelitian maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial motivasi karir dan motivasi kualitas terdapat pengaruh tetapi yang mampu berpengaruh secara signifikan dan dominan terhadap minat mahasiswa akuntansi Progdi Akuntansi untuk mengikuti PPAk adalah motivasi karir, sedangkan motivasi ekonomi tidak tidak berpengaruh secara signifikan.
1.1. Latar Belakang
Pendidikan memiliki tujuan untuk membentuk pribadi dan sumber
daya yang berkualitas dan profesional. Untuk mencapai hal tersebut
dibutuhkan kemampuan bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif.
Beberapa faktor yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan antara lain
: orientasi profesional, kualitas pengajaran, kesempatan pembelajaran
organisasi, dan partisipasi dari semua personil yang ada dalam lingkungan
pendidikan tersebut.
Mahasiswa yang berada pada jenjang perguruan tinggi mengenal
beberapa bidang kejuruan yang bertujuan profesionalisme, salah satu dari
bidang tersebut adalah akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu jurusan di
fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Akuntansi
banyak mengalami proses perkembangan baik dalam dunia pendidikan
maupun bisnis, hal ini wajar mengingat adanya interaksi terhadap nilai-nilai
politik, sosial maupun budaya disetiap lingkungan, tetapi hal yang banyak
mempengaruhi keragaman tersebut adalah kuantitas maupun kualitas opini,
solusi maupun ide atau gagasan yang dilontarkan pada scientist melalui
eksperimen terhadap akuntansi baik secara umum maupun khusus, artinya
eksperimen tersebut (riset empiris) dilakukan pada bidang akuntansi secara
total maupun parsial.
Menurut Sundem, 1993 (dalam Widyastuti, dkk, 2004)
mengkhawatirkan akan ketidakjelasan industri akuntansi yang dihasilkan
oleh pendidikan tinggi akuntansi. Menurut Sundem, pendidikan akuntansi
harus menghasilkan akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan
kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan tinggi
akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan
akan tidak laku di pasaran tenaga kerja. Saat ini berbagai sudut pandang
menyoroti sistem pendidikan nasional kita. Pro dan kontra muncul diantara
pemerintah, pengamat, pemerhati, atau bahkan guru sebagai pelaku
pendidikan di Indonesia tentang arah pendidikan Indonesia ini. Walaupun
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia sudah dengan tegas menerangkan
hal yang terkait dengan pendidikan, namun pada kenyataannya pemerintah
Indonesia belum memiliki orientasi yang jelas mengenai penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia. Faktanya adalah orientasi penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia masih belum dapat menciptakan pemerataan untuk
semua unsur masyarakat.
Namun belakangan ini muncul banyak kasus dalam profesi akuntan
yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan sehingga
timbul keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam
menghasilkan tenaga akuntan yang profesional di Indonesia (Benny dan
Yuskar, 2006:2). Oleh karena itu, pendidikan akuntansi harus menghasilkan
akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa
menghasilkan seorang yang profesionalisme sebagai akuntan akan tidak laku
di pasaran tenaga kerja.
Globalisasi dan era informasi merubah stuktur ekonomi menjadi lebih
kompleks dengan diwarnai era persaingan bebas yang menuntut daya saing
tinggi, untuk mengantisipasi perubahan struktur ekonomi tersebut, maka
profesi akuntansi semestinya mulai mempersiapkan langkah-langkah
konkret dalam mengantisipasi perubahan-perubahan tata ekonomi abad
mendatang, dalam hal ini profesi akuntan dituntut untuk dapat bekerja lebih
profesional dan senantiasa siap untuk mereview seluruh kandungan baik
visi, misi, dan strategi untuk menjaga kualitas jasa peningkatan kompetisi.
Untuk mencapai hal tersebut peranan institusi akuntan di Indonesia
disamping berfungsi sebagai proses pendidikan juga proses melahirkan
akuntan.
Untuk bisa bekerja sebagai akuntan publik, mahasiswa diharuskan
untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Pemberian gelar
akuntan di Indonesia didasarkan kepada Undang – Undang No.34 tahun
1954, yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan kepada lulusan
perguruan tinggi yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas
proses pendidikannya. Dengan demikian, terlihat adanya ketidakadilan
(diskriminatif) di antara perguruan tinggi, terutama di antara perguruan
tinggi negeri dan swasta di Indonesia.
Melalui Surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
dan Surat Keputusan Mendiknas No.180/P/2001 tentang pengangkatan
panitia ahli persamaan ijazah akuntan, serta ditandatanganinya Nota
Kesepahaman (MoU) pada tanggal 28 Maret 2002, antara Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dengan Dirjen Dikti Depdiknas atas pelaksanaan pendidikan
profesi akuntan, yang pada akhirnya Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) di
Indonesia dapat terealisasi setelah sekian lama ditunggu oleh berbagai
kalangan khususnya para penyelenggara pendidikan akuntansi yang
lulusannya tidak secara otomatis mendapatkan gelar dengan sebutan
akuntan.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) penting bagi mahasiswa jurusan
akuntansi sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang
akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa
akuntansi maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa terhadap
minat untuk mengikuti PPAk, yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan mahasiswa tersebut menjadi seorang akuntan.
Tabel 1.1 Laporan Hasil Survei Pendahuluan
No Item Pertanyaan Jumlah
1. Mengetahui PPAk
Tidak Mengetahui PPAk
2. Berminat Mengikuti PPAk
Tidak Berminat Mengikuti PPAk
3. Alasan Berminat Mengikuti PPAk : Motivasi Karir
Motivasi Kualitas Motivasi Ekonomi
Dari hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan terhadap 30
mahasiswa jurusan akuntansi khususnya konsentrasi keuangan,
menunjukkan bahwa terdapat ? mahasiswa mengetahui tentang PPAk,
sedangkan ? mahasiswa lainnya tidak mengetahui PPAk.
Dari 30 mahasiswa, ? diantaranya berminat untuk mengikuti PPAk,
sedangkan ? lainnya tidak berminat untuk mengikuti PPAk. Dari mahasiswa
yang berminat tersebut, terdapat ? mahasiswa yang termotivasi oleh karir, ?
lainnya karena ekonomi, sedangkan ? mahasiswa lainnya karena termotivasi
oleh kualitas.
Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Widyastuti, dkk (2004) dan
Benny dan Yuskar (2006). Pada Widyastuti, dkk (2004), meneliti pengaruh
motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk) yaitu motivasi kualitas, motivasi karir, dan
motivasi ekonomi, yang dilakukan pada enam perguruan tinggi yaitu UPN,
STIE YKPN, UII, UAJY, Sanata Dharma dan UGM. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi karir merupakan faktor yang signifikan
mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk, dan
adanya perbedaan minat untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat
awal dan mahasiswa tingkat akhir.
Pada penelitian kali ini akan dilakukan pengujian kembali tentang
pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Variabel yang diteliti adalah motivasi
mahasiswa akuntansi khususnya konsentrasi keuangan di UPN “Veteran”
Jawa Timur. Dengan mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk),
maka kalangan akademik diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam
upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka menambah
mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai dengan
kebutuhan pasar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
meneliti dengan judul “Pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa
akuntansi di UPN “VETERAN” Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”. Untuk itu dipandang perlu untuk meneliti guna mencari faktor-faktor motivasi yang paling dominan dalam
mempengaruhi minat mahasiswa progdi akuntansi di UPN Jatim yang
diharapkan akan menempuh pendidikan profesi akuntansi (PPAk), guna
memenuhi tuntutan profesi akuntansi agar dapat bekerja lebih profesional
dan mempunyai sense of entrepreneurship yang lebih responsive dengan
perubahan kondisi bisnis agar tetap survive.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
“Apakah motivasi karir, motivasi kualitas, dan motivasi ekonomi
berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di UPN untuk mengikuti
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah:
“Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris apakah motivasi
karir, motivasi kualitas, motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat
mahasiswa akuntansi di UPN untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk)”
1.4. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
terutama bagi :
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah perbendaharaan
kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,
khususnya Fakultas Ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai
referensi bagi penelitian yang lain.
2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana menerapkan ilmu pengetahuan dan teori-teori yang telah
diperoleh dibangku kuliah dan diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan peneliti akan ilmu akuntansi.
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti yang lain yang akan
2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan
penelitian, ada penelitian ini mengacu pada tiga penelitian yang dilakukan
oleh Widyastuti, Suryaningsum dan Juliana (2004), Beny dan Yuskar
(2006), dan Purnomo (2008).
1. Widyastuti, Suryaningsum, dan Juliana (2004) a. Judul
“Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)” (Studi Empiris
Pada Perguruan Tinggi di Yogyakarta)
b. Permasalahan
“Apakah motivasi mempengaruhi mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk dan apakah ada perbedaan minat antara mahasiswa
tungkat awal dan mahasiswa tingkat akhir terhadap minat untuk
mengikuti PPAk?”
c. Hipotesis
1. Motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
2. Motivasi kualitas mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti PPAk.
3. Motivasi karir mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
4. Motivasi ekonomi mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti PPAk.
5. Ada perbedaan signifikan antara mahasiswa tingkat awal dan
mahasiswa tingkat akhir terhadap minat untuk mengikuti PPAk.
d. Kesimpulan
1. Ada pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti PPAk.
2. Tidak ada pengaruh motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti PPAk.
3. Ada pengaruh motivasi karir terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti PPAk.
4. Tidak ada pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti PPAk.
5. Ada perbedaan minat antara mahasiswa akuntansi tingkat awal
dan mahasiswa tingkat akhir untuk mengikuti PPAk.
2. Benny dan Yuskar (2006) a. Judul
“Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).” (Studi Empiris
b. Permasalahan
“Apakah pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi dan untuk menguji
kemungkinan terjadinya perbedaan minat antara mahasiswa yang
belum mendapatkan atau mengikuti mata kuliah auditing dengan
mahasiswa yang sudah memperoleh mata kuliah auditing.”
c. Hipotesis
1. Motivasi kualitas mempengaruhi minat mahasiawa untuk
mengikuti PPAk.
2. Motivasi karir mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
3. Motivasi ekonomi mempengaruhi minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk.
4. Ada perbedaan signifikan antara mahasiswa yang belum
mengambil mata kuliah auditing dan mahasiswa yang sudah
mengambil mata kuliah auditing untuk mengikuti PPAk.
d. Kesimpulan
“Bahwa motivasi karir mempunyai pengaruh signifikan terhadap
minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, motivasi ekonomi tidak
berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk, motivasi kualitas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi
yang telah mengambil mata kuliah auditing terhadap minat untuk
mengikuti PPAk.”
3. Purnomo (2008) a. Judul
“Pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa Akuntansi di UPN
“Veteran” Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk)”.
b. Permasalahan
1. Apakah motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas
berpengaruh terhadap minat mahasiswa kosentrasi akuntansi dan
akuntansi manajemen di UPN “Veteran” Jawa Timur untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
2. Apakah terdapat perbedaan minat antara mahasiswa konsentrasi
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen di UPN “Veteran”
Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk).
c. Hipotesis
1. Diduga motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas
berpengaruh terhadap minat mahasiswa konsentrasi akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen untuk mengikuti PPAk
2. Diduga terdapat perbedaan minat antara mahasiswa konsentrasi
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen untuk mengikuti
PPAk (premis 2 dan 5).
d. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisa data yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
menyatakan terdapat pengaruh antara motivasi karir, motivasi
ekonomi dan motivasi kualitas terdapat minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti PPAk dan adanya perbedaan minat mahasiswa
akuntansi manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Table 2.1 Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
NAMA JUDUL VARIABEL RESPONDEN
1. Widyastuti,
Suryaningsum , dan Juliana (2004)
“Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa
Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)” (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Yogyakarta)
tingkat awal dan mahasiswa
tingkat akhir pada enam perguruan tinggi yaitu: UPN, STIE YKPN, UII, terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).” (Studi
Empiris Pada perguruan tinggi di Padang)
X1 = Motivasi yang terdiri dari: Universitas terhadap minat mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur
untuk mengikuti Terhadap Minat Mahasiswa
Akuntansi Di UPN “VETERAN” Jawa Timur
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Jalur Pendidikan Akuntan di Indonesia 2.2.1.1. Sebelum Adanya Program PPAk
Sebelum adanya PPAk, di Indonesia ada dua jalur untuk mendapat
gelar akuntan dengan nomor register, yaitu :
1. Fakultas Ekonomi Negeri
Bagi mereka yang ingin menjadi akuntan sekaligus berhak
memakai gelar Akuntan dapat memasuki jalur Fakultas Ekonomi
Negeri yang telah mempunyai jurusan akuntansi seperti UI Jakarta,
UGM Yogjakarta, UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, USU Medan,
UNBRAW Malang, UNSYIAH Aceh, dan lain-lain.
Untuk berhak memakai gelar Akuntan, mereka yang telah lulus
Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dapat membuat permohonan
tertulis kepada Panitia Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah
Sarjana dan pasfoto kepada BPKP di Jakarta.
Proses permohonan ini adalah untuk mendapatkan Nomor Register
Negara dari Panitia Persamaan Ijazah Akuntan. Dengan keluarnya
nomor register ini, maka otomatis Sarjana Ekonomi yang bersangkutan
berhak memakai gelar Akuntan dengan Nomor Register yang diberikan.
2. Fakultas Ekonomi Swasta
Untuk mendapat gelar Akuntan, seseorang yang kuliah di Fakultas
Ekonomi Swasta memiliki perbedaan dengan lulusan Fakultas Ekonomi
maka alumni FE Swasta harus melalui beberapa tahap sesuai dengan
SK Dirjen Pendidikan Tinggi No.28/Dikti Kep/1986 tanggal 6 Juli 1986
sebagai berikut :
a. Sarjana Ekonomi Negara
Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara maka seorang alumni
FE Swasta memiliki jalur yang berbeda yang didasarkan pada Status
Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah terdaftar, diakui atau
disamakan. Namun prinsipnya Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan telah memberikan kelonggaran bagi alumni Perguruan
Tinggi Swasta untuk lulus ujian negara seperti melalui ujian negara
cicilan.
Perbedaan antara status diatas sebenarnya hanya terletak pada
pengujiannya, jika status Perguruan Tinggi yang bersangkutan
terdaftar, pengujiannya 50% berasal dari Perguruan Tinggi yang
bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Jika statusnya diakui,
pengujiannya 75% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan,
selebihnya dari Kopertis. Jika statusnya disamakan, pengujiaanya
100% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Jika seseorang
sudah lulus ujian negara untuk Sarjana Ekonomi / Mudanya maka
yang bersangkutan berhak mengikuti Ujian Negara Akuntansi.
b. Ujian Negara Akuntansi
Ujian Negara Akuntansi (UNA) diselenggarakan oleh
dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntansi. UNA
ini dilakukan dua tingkat yaitu :
1. UNA Dasar
UNA Dasar dapat diikuti oleh mereka yang berpendidikan
Fakultas Ekonomi Swasta jurusan Akuntansi minimal terdaftar
pada Kopertis dengan kualifikasi minimal 110 sks dengan Indeks
Prestasi (IP) minimal 2 dan nilai rata-rata C untuk tiap mata kuliah
yang diujikan. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah sebagai
berikut :
a. Statistik Deskriptif dan Inferensial
b. Akuntansi Dasar, Intermediate dan Lanjutan
c. Akuntansi Biaya
d. Pembelanjaan (financial management)
2. UNA Profesi
UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka yang sudah lulus
UNA Dasar dan sudah lulus Ujian Negara Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah :
1. Auditing
2. Controllership
3. Teori Akuntansi
4. Akuntansi Pemerintahan
5. Sistem Akuntansi
2.2.1.2. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan bahwa
pendidikan profesi akuntansi adalah pendidikan tambahan pada
pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi. Pendidikan Profesi Akuntansi bertujuan menghasilkan
lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan
memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan pendidikan
profesi akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang
selanjutnya disingkat Ak.
Kurikulum dan silabus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) tahun
2006 telah dimutakhirkan sesuai dengan surat keputusan KERPA
Nomor: KEP-003/SK/ KERPA/IAI/II/2006 tanggal 14 Februari 2006
tentang penetapan dan pemutakhiran silabus dan kurikulum PPAk tahun
2006. Penyelenggaraan PPAk meliputi paling sedikit 21 SKS yang
ditempuh selama 2 sampai 6 semester.
Kurikulum nasional yang dimaksud adalah:
1. Etika Bisnis dan Profesi
2. Seminar Perpajakan
3. Praktik Audit
4. Lingkungan Bisnis
5. Pengetahuan Pasar Modal
6. Seminar Akuntansi Keuangan
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan
tambahan bagi lulusan sarjana ekonomi akuntansi yang ingin mendapatkan
sebutan Akuntan, sehingga dengan mendapat sebutan akuntan tersebut
yang bersangkutan dapat melanjutkan karier sebagai seorang akuntan
publik atau akuntan lainnya.
2.2.2. Profesi Akuntan
Menurut Carey (1970) dan Loeb (1978) dalam Regar (1993:8)
menyebutkan bahwa profesi menurut pengertian yang sempit adalah suatu
jenis pekerjaan yang dipangku untuk suatu jabatan khusus tertentu dalam
masyarakat dengan memenuhi syarat dan ciri tertentu, antara lain:
1. Pengetahuan yang diperlukan yang diperoleh dengan cara mengikuti
pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan tanda atau ijazah
keahlian dan memiliki kewenangan dan keahliannya.
2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki
monopoli dalam memberikan pelayanan.
3. Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat atau
pemerintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggotanya
serta memiliki budaya profesi.
4. Suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan yakni tidak
mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih
mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang bermutu
untuk semua profesi seperti kedokteran, pengacara, akuntan publik
dan lain-lain.
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan
keahlian dibidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik,
akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau
dagang, akuntan yang bekerja di pemerintahan, dan akuntan sebagai
pendidik (Regar, 1993:7-8).
Untuk menjadi akuntan harus lebih dulu mendapatkan izin kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Keuangan. Dan izin kerja hanya dapat
diberikan bila yang bersangkutan telah dianggap cakap untuk melakukan
fungsi akuntan publik dengan cara meneliti pengalaman yang
bersangkutan. Karena pengetahuan teori yang diperoleh selama proses
pendidikan dianggap tidak cukup untuk melakukan fungsinya sebagai
akuntan. Pengalaman yang relevan merupakan modal yang penting untuk
dapat melakukan fungsi sebagai akuntan.
2.2.3. Pengertian Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 744), minat adalah
kecenderungan hari yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.
Sedangkan menurut Widyastuti dkk (2004), minat adalah keinginan yang
didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Selanjutnya Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai
keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu.
Menurut Benny (2006) menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu:
a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang
mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukan seberapa keras seseorang berani mencoba
melakukan sesuatu.
c. Minat menunjukan seberapa banyak upaya yang direncanakan
seseorang untuk melakukan sesuatu.
2.2.4. Pengertian dan Jenis Motivasi 2.2.4.1. Pengertian Motivasi
Dalam Winardi (2002:24) menyebutkan bahwa istilah motivasi
(motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yakni movere yang berarti
“menggerakkan” (to move).
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau
motivasi adalah usaha – usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
Menurut (Siagian, 2004:137) motivasi merupakan akibat dari interaksi
seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya karena itulah terdapat
perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang
dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain
yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukkan
dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam yang
berlainan pula
2.2.4.2. Jenis Motivasi
Menurut Hasibuan (1999:150) ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi
positif dan motivasi negatif.
a. Motivasi Positif
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang)
bawahan dengan memberi hadiah (penghargaan) kepada mereka yang
berprestasi diatas prestasi standar, dengan motivasi positif, semangat
kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang
menerima yang baik-baik saja.
b. Motivasi Negatif
Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan
standar mereka akan mendapat hukuman, dengan motivasi negatif ini
semangat bekerja bawahan dalam jangka pendek akan meningkat
karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat
Dalam penggunaan masing-masing jenis motivasi ini dengan segala
bentuknya haruslah mempertimbangkan situasi karyawan, sebab pada
hakekatnya setiap karyawan secara individual berbeda satu dengan yang
lainnya. Suatu dorongan yang mungkin efektif bagi seseorang mungkin
tidak efektif bagi orang lain (Rivai 2005:461).
2.2.5. Karakteristik Motivasi
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam karakteristik motivasi
dibedakan menjadi tiga, adalah sebagai berikut:
2.2.5.1. Motivasi Karir
Karir merupakan keahlian atau profesional seseorang dibidang
ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan
memberikan kontribusi kepada organisasi (Ariani 2004 dalam Beny dan
Yuskar, 2006:10).
Motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan dalam rangka
mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Widyastuti (2004:10) mengemukakan bahwa karir sebagai
akuntan diminati oleh banyak mahasiswa akuntansi karena mereka ingin
memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik dibandingkan
dengan karir yang lain dan karir tersebut sesuai dengan latar belakang
2.2.5.2.Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Untuk mengikuti PPAk
Widyastuti, Suryaningsum, Juliana (2004) menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi karir
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan adanya kesempatan karir yang luas di bidang akuntansi
dibandingkan karir di bidang lain, serta ingin mendapat pengakuan atas
prestasi yang diraihnya.
2.2.5.3. Motivasi Ekonomi
Motivasi ekonomi merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka
untuk memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan.
Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung
dan penghargaan tidak langsung. Penghargaan finansial merupakan suatu
bentuk sistem pengendalian manajemen. Untuk memastikan segenap
elemen karyawan dapat mengarahkan tindakannya terhadap pencapaian
tujuan perusahaan, maka manajemen memberikan balas jasa atau reward
dalam berbagai bentuk, termasuk didalamnya finansial reward atau
penghargaan keuangan.
Imbalan finansial adalah imbalan yang diterima seseorang bagi
jasa-jasa yang diberikannya kepada organisasi, yang dapat berupa gaji/upah,
pendidikan anak, pembayaran dana pensiun, dan lain-lain (Siagian,
2004:138).
Widyastuti, dkk (2004:325) mengemukakan bahwa motivasi ekonomi
didorong oleh kemampuan mahasiswa untuk memperoleh gaji yang tinggi,
fasilitas yang memadai dan memperoleh bonus.
2.2.5.4. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk
Widyastuti, Suryaningsum, Juliana (2004) menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi ekonomi
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan ingin memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan
seperti gaji awal yang tinggi, fasilitas yang memadai, serta adanya
bonus-bonus.
2.2.5.5. Motivasi Kualitas
Motivasi kualitas merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya
dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik dan benar.
Dalam penelitian Widyastuti, dkk (2004:323) mengemukakan bahwa
motivasi kualitas didorong oleh kemauan mahasiswa ingin memiliki
mengambil keputusan untuk memberikan kontribusi terhadap organisasi
dan menguasai ilmu pengetahuan yang menyangkut bidang pekerjaannya.
2.2.5.6. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk
Widyastuti, Suryaningsum, Juliana (2004) menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi kualitas
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan ingin memiliki dan meningkatkan kualitas diri, kemampuan
serta keahlian pada bidang akuntansi agar menjadi seorang akuntan yang
profesional dan siap bersaing dengan akuntan belahan dunia lain.
2.2.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat
Pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti
pendidikan profesi akuntansi didasari oleh teori motivasi yang
dikemukakan oleh David McClelland (1961) yang mengemukakan bahwa
seorang memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung
pada dorongan motivasi, situasi dan peluang yang ada. Kebutuhan yang
dapat memotivasi gairah adalah (Hasibuan, 1999:111-112):
Kebutuhan akan prestasi Kebutuhan akan afiliasi Kebutuhan akan kekuasaan
Pengaruh motivasi dilandasi oleh teori penetapan tujuan yang
kearah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya,
tujuan memberitahu karyawan apa yang perlu dikerjakan dan betapa
banyak upaya akan dihabiskan. Bukti dengan kuatnya mendukung nilai
dari tujuan. Lebih tepatnya, ini dapat mengatakan bahwa tujuan-tujuan
khusus meningkatkan kinerja bahwa tujuan sulit, bila diterima baik,
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari pada tujuan mudah dan bahwa
umpan balik menghantar ke kinerja yang lebih tinggi daripada yang bukan
umpan balik.(Robbins, 2001:177).
2.2.7. Teori Motivasi
2.2.7.1. Teori Hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow
Teori Maslow menjelaskan suatu hirarki kebutuhan yang
menunjukkan adanya 5 tingkatan yang lebih tinggi akan mendorong
seseorang untuk mendapatkan kepuasan tersebut, setelah kebutuhan yang
lebih rendah (sebelumnya) telah dipuaskan. Hirarki 5 kebutuhan dasar
manusia menurut Maslow adalah: kebutuhan fisiologi, kebutuhan
keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargan dan kebutuhan
Gambar 1 : Hirarki Kebutuhan Maslow
Ak- tualisasi Diri
Penghargaan Diri
Kepemilikan Sosial
Rasa Aman
Kebutuhan Fisiologis
Sumber : Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak (2006)
Aktualisasi diri
Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi ,
kebutuhan untuk berpendapat dengan menggunakan ide-ide,
memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
Penghargaan diri
Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang
lain.
Kepemilikan Sosial
Kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam
kelompok berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai
dan dicintai.
Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman,
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik,
seksual sebagai kebutuhan terendah.
2.2.7.2. Teori Eksistensi – Keterkaitan – Pertumbuhan (ERG)
Menurut Gibson dkk (1997; 193) Teori motivasi ini dikenal sebagai
teori ERG sebagai singkatan dari Exsistence, Related dan Growth,
dikembangkan oleh Alderfer dan merupakan satu modifikasi dan
reformulasi dari teori hierarki kebutuhan dari Maslow. Alderfer
mengelompokkan kebutuhan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Kebutuhan Eksistensi : kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh
faktor-faktor seperti makanan, udara, air, gaji, dan kondisi
pekerjaan. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisik dan rasa
aman dari Maslow.
2. Kebutuhan Keterkaitan : kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan
adanya hubungan sosial dan interpersonal yang berarti kebutuhan
ini mencakup kebutuhan sosial dari Maslow.
3. Kebutuhan Pertumbuhan : kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan
oleh seorang individu yang menciptakan kontribusi yang kreatif
atau produktif. Kebutuhan ini serupa dengan kebutuhan
Beberapa dasar pemikiran tentang teori ERG ialah bahwa:
1. Makin lengkap satu kebutuhan yang lebih konkret terpuasi, makin
besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang kurang
konkret/ abstrak.
2. Makin kurang lengkap satu kebutuhan terpuasi, makin besar
keinginannya untuk memuaskannya.
Teori ERG ini sama dengan teori hierarki kebutuhan Maslow, tidak
mencerminkan adanya kebutuhan yang mengarah ke motivasi kerja yang
proaktif ataupun yang reaktif.
2.2.7.3. Teori X dan Y oleh Mc Gregor a. Teori X
Teori X yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung
berperilaku negatif. Bila dikaitkan dengan teori Maslow akan terlihat
gejala bahwa para pekerja yang tergolong pada kategori “X” akan
lebih mementingkan pemuasan kebutuhan tingkat rendah seperti
kebutuhan pokok dan kurang memberikan perhatian pada kebutuhan
pada anak tangga teratas yaitu aktualisasi diri (Siagian 2004: 162).
b. Teori Y
Teori Y yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung
berperilaku positif. Yang terjadi pada manusia yang tergolong pada
kategori “Y” dalam arti bahwa pemuasan kebutuhan yang sifatnya
psikologis dan non materiil lebih diutamakan ketimbang pemuasan
2.2.7.4. Teori Prestasi oleh McClelland
Teori ini mendasarkan pada anggapan bahwa orang berkeinginan
untuk menghadapi tantangan, berinovasi, dan menggunakan perilaku yang
berorientasi pada prestasi. Motivasi seseorang pada dasarnya ditentukan
oleh tiga kebutuhan: kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
berkuasa, dan kebutuhan untuk berafiliasi.
Seseorang yang mengutamakan pencapaian prestasi yang tinggi selalu
mempertimbangkan pekerjaan dengan langkah sebagai berikut:
1. Apakah pekerjaan yang dilakukan cukup menantang atau tidak.
2. Jika pekerjaan tersebut cukup menantang, maka orang tersebut
akan kendala-kendala, strategi-strategi, dan antisipasi strategi yang
akan dilakukan (Supriyono, 2000:253).
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan
diatas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Motivasi Karir (X1)
Motivasi Ekonomi (X3)
Minat Untuk Mengikuti
PPAk (Y) Motivasi Kualitas (X2)
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan
landasan teori serta kerangka pikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
“ Bahwa variabel motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi
berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sebuah ide dalam istilah yang dapat diukur
dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui penggambaran dimensi
dan elemennya.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain atau variabel yang diduga sebagai sebab
dari variabel dependen.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
motivasi, yang terdiri dari:
a. Motivasi karir (X1) yaitu merupakan dorongan yang timbul dari
dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya
dan dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang
lebih baik dari sebelumnya (Benny dan Yuskar, 2006).
b. Motivasi kualitas (X2) yaitu merupakan dorongan yang timbul
dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan
kualitas atau kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya
c. Motivasi ekonomi (X3) yaitu merupakan suatu dorongan yang
timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan
pribadinya dalam rangka untuk memperoleh penghargaan
finansial yang diinginkan (Benny dan Yuskar, 2006).
2. Variabel Dependen (variabel terikat) adalah tipe variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel
yang diduga sebagai akibat dari variabel independen. Dalam penelitian
ini variabel dependen adalah minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah
melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan
dengan kebutuhan yang diinginkan (Widyastuti dkk, 2004). Minat ini
diharapkan dapat merefleksikan mahasiswa dimasa yang akan datang
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran variabel
tersebut baik itu variabel terikat maupun variabel bebas adalah
menggunakan skala interval dengan teknik Semantic Deferensial. Skala ini
tersusun dalam suatu garis kontinum dengan jawaban sangat positif
terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatif di sebelah kiri atau
sebaliknya (Sumarsono, 2004: 25).
Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval.
Dengan pengukuran interval yang dimulai dengan angka 1 sampai 7
dimana angka 1 menunjukkan nilai nilai terendah, sedangkan angka 7
menunjukkan angka tertinggi.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Dimana:
Variabel terikat (Y) skor 1-3 sangat tidak setuju terhadap minat
untuk mengikuti PPAk, skor 4 setuju terhadap minat untuk
mengikuti PPAk, skor 5-7 sangat setuju terhadap minat untuk
mengikuti PPAk.
Variabel bebas (X1) skor 1-3 motivasi karir sangat tidak setuju
terhadap minat untuk mengikuti PPAk, skor 4 setuju terhadap minat
untuk mengikuti PPAk, skor 5-7 sangat setuju terhadap minat untuk
mengikuti PPAk.
Variabel bebas (X2) skor 1-3 motivasi kualitas sangat rendah
terhadap minat untuk mengikuti PPAk, skor 4 setuju terhadap minat
untuk mengikuti PPAk, 5-7 sangat setuju terhadap minat untuk
mengikuti PPAk.
Variabel bebas (X3) skor 1-3 motivasi ekonomi sangat tidak setuju
terhadap minat untuk mengikuti PPAk, skor 4 setuju terhadap minat
untuk mengikuti PPAk, 5-7 sangat setuju terhadap minat untuk
mengikuti PPAk.
3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Populasi
Populasi adalah merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian (Riduwan 2004:55).
Populasi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah mahasiswa
akuntansi konsentrasi keuangan kelas pagi angkatan tahun 2006, pada
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah
163 mahasiswa (ADMIK FE ‘09/10).
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti, karena tidak semua data dan informasi
akan diproses dan tidak semua orang akan diteliti melainkan cukup dengan
menggunakan sampel yang mewakilinya atau yang biasa disebut dengan
sampel yang representatif (Sumarsono, 2004:44).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel
dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan
strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2004:58).
Untuk ukuran sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang
dikutip oleh Rahmat dalam Riduwan (2004:65).
N n =
N.d2+1
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
N n =
N.d2+1
163
163 ( 0,1 )2 + 1
= 61,98 = 62 responden
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti, baik
langsung maupun melalui angket (kuesioner). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan peneliti.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
adalah:
Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan
(respons) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
(Sugiyono, 2008: 199).
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana kuesioner
mengukur yang diinginkan. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur atau
kuesioner tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor total
yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.
Menurut Azwar (2003 : 157-158) apabila koefisien validitas itu
kurang daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan.
Angka ini ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi
distribusi skor dari kelompok subjek yang berjumlah besar.
Untuk menentukan validitas menggunakan corrected item-total
corelation, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor total yang
diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan. Dari uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa :
- Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid
- Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke
waktu. Reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, yaitu teknik
pengujian reliabilitas suatu kuesioner yang jawaban atau tanggapannya
berupa pilihan. Cronbach’s Alpha diperoleh instrumen variabel
dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar 0,60 (Ghozali,
2001:140).
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode
Kolmogorov Smirnov. (Sumarsono, 2004: 40-43).
Pedoman suatu data berdistribusi normal adalah:
Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 %,
maka distribusi adalah tidak normal.
Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 %,
maka distribusi adalah normal.
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator) artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak
boleh bias. Untuk bias dikatakan sebagai alat ukur yang BLUE, maka
persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi sebagai berikut:
a. Tidak boleh terjadi Autokorelasi
b. Tidak boleh terjadi Multikolinieritas
c. Tidak boleh terjadi Heteroskedasitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
pengambilan keputusan uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian
singkat mengenai ketiga asumsi tersebut.
1. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi (Ghozali, 2001:61).
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi
relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda
berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Penelitian ini data yang digunakan bukan data time series tetapi
data cross section yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga
untuk uji autokorelasi tidak dilakukan, karena autokorelasi pada
sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series
(Santoso, 2000 : 216).
2. Heteroskedasitas
Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variansi dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual suatu pengamat ke
pengamat yang lain tetap, maka disebut Homoskedasitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali,
2001:69).
Jika nilai signifikan koefisien korelasi Rank Spearman untuk
semua variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar
5%, maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas (Ariyanto dkk,
2005:60).
3. Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2001:57), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas:
a. Nilai koefisien determinan berganda (R square) tinggi
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
c. Menghitung nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas manakah yang
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Apabila VIF lebih besar
dari 10 hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi
linier.
3.4.5. Teknik Analisis
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui bentuk
hubungan menyeluruh tentang hubungan antara variabel motivasi karir,
motivasi ekonomi, motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa untuk
mengikuti PPAk.
Untuk uji hipotesis dilakukan analisis regresi linear berganda.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah dapat digambarkan
sebagai berikut :
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
Y = Minat Mahasiswa
X1 = Motivasi Karir
X2 = Motivasi Kualitas
X3 = Motivasi Ekonomi
b0-b3 = Konstanta
E = Error term (Anonim, 2009: L-21)
3.4.6. Uji Hipotesis a. Uji F
Model persamaan dalam regresi dihasilkan dari hasil perhitungan
dengan menggunakan data masa lalu. Untuk menguji cocok atau
tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh
X1, X2, dan X3 terhadap Y digunakan uji F, dengan prosedur sebagai
berikut:
1. H0 : βj = 0 (model regresi yang dilakukan tidak cocok)
Ha: βj ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok)
Di mana j = 1,2, 3,..., k: variabel ke j sampai sampai ke k.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05
3. Dengan F hitung sebesar:
R2 / (k – 1) Fhit =
(1 – R2)/(n – k)
Keterangan:
Fhit = F hasil perhitungan
R2 = koefisien regresi
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel (Anonim, 2009: L-22)
Y)
b. Uji t
Untuk pengujian hipotesis penelitian guna menguji signifikan atau
tidaknya pengaruh parsial variabel X1, X2, atau X3 terhadap Y
digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berkut:
1. H0 : βj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, atau
X3 terhadap
H1 : βj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, atau X3
terhadap Y)
Di mana j = 1,2, 3,..., k: variabel ke j sampai sampai ke k.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan
derajat bebas [n-k], dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah
variabel.
3. Dengan nilai t hitung:
bj thit =
se(bj)
Keterangan:
thit = t hasil perhitungan
bj = koefisien regresi
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Lembaga
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan
salah satu lembaga tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli 1959.
Selama kurun waktu beberapa tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur telah
mengalami berbagai perubahan status yaitu:
1. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Administrasi Perusahaan “Veteran” Cabang
Surabaya.
2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN)
“Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi, Pertanian
dan Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian
Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No.
062/Kpts/MEN-TRANVED/68.
3. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang
Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen
Pertahanan Keamanan RI.
4. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang
Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Cabang Jawa Timur.
5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraan dilakukan secara
mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.
6. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah
memperoleh status terakreditasi penuh untuk semua Progdi (Program
Studi).
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan 4.1.2.1. Falsafah
Turut serta mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia melalui
wahana pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
adalah sebagian dari perbuatan mulia dan ibadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
4.1.2.2. Visi
UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita ke depan yang
dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan,
modern dan mandiri dalam mengembangkan Tridharma Perguruan
Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang
profesional, inovatif dan produktif, dilandasi moral Pancasila, jiwa
kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka
4.1.2.3. Misi
Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “Veteran” Jawa Timur
mempunyai misi yaitu:
a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang
didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman.
b. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, kreatif, inovatif, dan
produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga
kerja serta menciptakan lapangan kerja.
c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi
manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa
pengabdian dan tanggung jawab serta disiplin yang tinggi, cinta
kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang pembangunan
nasional.
4.1.2.4. Tujuan
Menunjang pembangunan nasional di bidang pendidikan tinggi
dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin,
tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian
4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi
Jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang berdiri pada
tahun 1974 merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) jurusan akuntansi di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan
pendirian Progdi Akuntansi adalah:
a. Mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.
b. Pada tahun 1974 belum banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa
Timur mendirikan progdi akuntansi.
c. Perkembangan industri, perdagangan, perbankan di propinsi Jawa Timur
khususnya kota Surabaya sangat pesat.
d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat yang semakin
tinggi.
Pada awalnya jurusan memiliki status negeri kedinasan di bawah
pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan
Keputusan bersama Mendikbud No: Kep/0307/U/1994 dan Menhamkam
No: Kep/10/XI/1994 status Progdi Akuntansi berubah menjadi swasta.
Pada tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan nilai
B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor:
00177/Ak-I.1/UPIAKT/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh akreditasi
kedua dengan nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti
Depdiknas Nomor: 06170/Ak-VII-S1-044/UPIAKT/2003. Selanjutnya pada
berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas
Nomor:039/BAN-PT/Ak-X1/S1/1/2009.
4.1.3.1. Visi Progdi Akuntansi
Sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) dalam proses
belajar mengajar bidang ilmu akuntansi, baik bagi dunia akademik
maupun praktis, dalam rangka menghasilkan lulusan sebagai pioner
pembangunan yang profesional, inovatif, produktif, bermoral Pancasila
dan memiliki nilai kejuangan dalam menghadapi dinamika ilmu
pengetahuan, teknologi dan ekonomi global.
4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi
Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang profesional
dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses
pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan
mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya,
saling memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam
menghasilkan lulusan yang profesional, kreatif, inovatif dan produktif.
4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi
Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang
intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang
ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Responden penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Akuntansi
angkatan 2006 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,
dengan jumlah responden sebanyak 62 mahasiswa. Pada deskripsi hasil
penelitian ini akan dibahas tentang jawaban responden atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel bebas yang
terdiri dari motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas, serta
minat untuk mengikuti PPAk sebagai variabel terikat.
4.2.1. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Karir (X1)
Motivasi karir (X1) yaitu merupakan dorongan yang timbul dari dalam
diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan dalam
rangka mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari
sebelumnya. Dibawah ini merupakan distribusi frekuensi pada variabel
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Karir (X1)
2 Pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan (X1.2)
3 Menyelesaikan beban
pekerjaan (X1.3)
5 Meningkatkan rasa
tanggung jawab (X1.5)
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa rata-rata prosentase
jawaban responden tertinggi yaitu sebesar 79,3% berada pada skor 5 – 7
(22,2% responden menjawab skor 5; 31,6% responden menjawab skor 6 dan
25,5% responden menjawab skor 7) yang artinya 79,3% responden
menyetujui pernyataan ; 13,9% jawaban responden berada pada skor 4 dan
6,7% berada pada skor 1 – 3 (2,6% responden menjawab skor 1; 1,3%
responden menjawab skor 2 dan 2,9% responden menjawab skor 3) yang
artinya 6,7% responden tidak menyetujui pernyataan.
Uraian tersebut menyimpulkan bahwa sebagian besar responden
memiliki motivasi karir yang tinggi dalam mencapai kedudukan, jabatan